Anda di halaman 1dari 33

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

DIUNIT PELAKSANA TEKNIS PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA


DAN

LABORATORIUM PENGAMATAN HAMA PENYAKIT PANGAN DAN HORTIKULTURA

DISUSUN OLEH :

SINTA

ANALISIS PENGUJIAN LABORATURIUM (APL)

SMK NEGERI 4 PONTIANAK BARAT

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya Laporan praktek kerja lapangan (PKL) ini dapat terselesaikan.

Terselesainya Laporan PKL ini tidak terlepas dari terlepas dari partisipasi, dukungan serta
bantuan dan berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan banyak terimakasih
pada :

1. Bapak Drs. Rohmadi Suhariyanto, Selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 4 Pontianak
2. Bapak Didin Jaenudin,S.Pd, Selaku Ketua Kepala Jurusan Analisis Pengujian
Laboraturium, SMK Negeri 4 Pontianak.
3. Suyatno,S.P., M.Sos Selaku Kepala Unit Proteksi Tanaman Pangan Hortikultura
(UPTPHP), Pontianak.
4. Ibu Dewita Erika, S.Pt selaku KASUBAG Tata Usaha Unit Pelaksana Teknis
Perlindungan Tanaman Pangan Hortikultura (UPTPTPH)
5. Bapak Januarius Odillo, S.P selaku Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Bapak
Gunawan Haryono, S.P selaku Seksi Perlindungan Hortikultura Unit Pelaksana Teknis
Perlindungan Tanaman Pangan Hortikultura (UPTPTPH)
6. Bapak M. H.Rawi,S.P , selaku Pengelola Pelaksana Teknis LPHP/LAB Sungai Kakap
7. Bapak Iswandi, S.P Selaku Pembimbing Lapangan
8. Seluruh staf dan pegawai di UPTPTPH dan LPHP yang telah membantu serta
membimbing pelaksanaan PKL

Penyusunan laporan ini jauh dari Kesempurnaan karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penyusun harapkan. Semoga laporan PKL ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pontianak, Februari 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ................................................................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................

DAFTAR TABEL ......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................

A. Latar Belakang .....................................................................................................

B. Rumusan Masalah ................................................................................................

C. Tujuan PKL .........................................................................................................

D. Manfaat PKL .......................................................................................................

BAB II GAMBARAN UMUM LPHP.......................................................................................

A. Sejarah Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman Pangan dan

Hortikultura ...........................................................................................................

B. Struktur Organisasi ................................................................................................

C. Kegiatan/Program UPTPTPH Provinsi Kalimantan Barat ...................................

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ...............................................

A. Waktu dan Tempat ................................................................................................

B. Jenis Kegiatan .......................................................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................................

A. Pembuatan Trichoderma sp ...................................................................................

B. Tujuan Penggunaan Mikroskop .............................................................................

C. Pembuatan Pestisida Nabati Buah Pinang .............................................................

D. Pembuatan Media PDA ........................................................................................

E. Pembuatan Simplisia Daun papaya,serai,sirsak,mengkudu,lengkuas,dan

daun salam ...........................................................................................................

F. Pembuatan Trichoderma Kompos ........................................................................

G. Pembuatan Koleksi Kering Hama Perusak Tanaman dan Musuh Alami .............
BAB V PENUTUP .....................................................................................................................

A. Hasil .......................................................................................................................

B. Pembahasan ............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................


BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya, salah satu
nya adalah tanah yang subur dan Indonesia berada iklim tropis menjadikan Indonesia sangat
cocok bergerak dalam bidang pertanian (Kusneadi,199).

Pada dasarnya pengendalian hama merupakan setiap usaha atau tindakan manusia
baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mengusir, menghindari dan membunuh
spesies hama agar populasi tidak mencapai aras yang secara ekonomi merugikan.
Pengendalian hama tidak dimaksudkan untuk menghilangkan spesies hama sampai tuntas,
melainkan hanya menekan populasinya sampai pada aras tertentu yang secara ekonomi tidak
merugikan. Oleh karena itu, taktik pengendalian apapun yang diterapkan dalam pengendalian
hama harus tetap dapat dipertanggung jawabkan secara ekonomi dan secara ekologi dan
secara (Sudarmo,2005).

Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan


Barat mempunyai tugas melaksanakan pengamatan, peramalan,peramalan, penerapan teknik
pengendalian operasional dan pengendalian OPT serta pengawasan pestisida pada tanaman
pangan dan hortikultura berdasarkan peraturan perundang- undang yang berlaku.

Oleh karna itu peserta PKL ingin mengalami Pelaksana Teknis Perlindungan lebih
jauh pengetahunan di bidang Pelaksana Teknis Perlindungan hama dan penyakit tanaman
pangan dan hortikultura,terutama dalam bidang pengendalian OPT (Organisme peganggu
Tanaman ).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana metode pembuatan thicoderma sp ?

2. Bagaimana cara mempelajari mikroskop ?

3. Bagaimana cara pembuatan pestisida nabati dari buah pinang ?

4. Bagaimana cara pembuatan media PDA ?


5. Bagaimana cara pembuatan Simplisia dari daun papaya,serai,sirsak,mengkudu,lengkuas

dan daun salam?

6. Bagaimana cara membuat trichoderma kompos?

7. Bagaimana cara membuat koleksi kering hama perusak tanaman?

C. Tujuan PKL

1. Menambahkan pengetahuan praktis secara langsung

2. Melatih mahasiswa agar dapat menanggapi permasalahan pertanian yang terdapat

dilapangan, dan dapat memecahkan permasalahan lapangan

3. Mengetahui perbandingan yang jelas antara pengetahuan yang di peroleh dibangku

sekolah dengan kenyataan yang ada di lapangan

D. Manfaat

Peserta PKL dapat memahami pengetahuan lebih jauh dibidang Pelaksana Teknis Hama

penyakit tanaman pangan dan hortikultura.


BAB II

GAMBARAN UMUM LPHP

A. Sejarah Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura

Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPTPTPH)

Kalimantan Barat merupakan insransi Unit Pelaksanaan Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Kalimantan Barat yang di bentuk berdasarkan SK Gubenur Kalimantan Barat Nomor

263 Tahun 2001 Tanggal 20 September 2001.

Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Barat

mempunyai tugas melaksanakan pengamtan, permalan, penerapan, teknik pengendalian

operasional dan pengendalian OPT serta pengawasan pestisida pada tanaman pangan dan

hortikultura berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman dan Hortikultura Kalimantan Barat dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya didukung personil serta sarana prasarana seperti instalasi

laboraturium PHP (Pengamatan Hama dan Penyakit), luas wilayah kerjanya meliputi seluruh

provinsi Kalimantan Barat.

Biaya Operasional mendukung Krgiatan UPTPTPH Kalimantan Barat berasal dari

anggaran rutin yang digunakan untuk urusan ketata lasanaan dan rumah tangga UPTPTPH

yang meliputi biaya pegawai, belanja barang, belanja pemeliharaan dan belanja

perjalanaan.disamping itu juga diperoleh dari anggaran pembangunan yang dialokasikan

melalui bagian Proyek Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Barat untuk

mendukung kegiatan teknis pengamatan peramalan,pengendalian OPT, peningkatan SDM,

dan pengawasan peredaran pestisida

Sarana penunjang untuk kelancaran pelaksanaan tugas UPTPTPH Kalimantan Barat

memilki gedung seluas 200 M2, 2 unit gedung laboraturium PHP (pengamatan hama dan

penyakit) masing-masing di semelangi Besar Kabupaten Sambas seluas 209M2 dan


Kabupaten Kuburaya seluas 70M2 peralatan teknis dan laboraturium serta 2 buah kendaraan

roda empat dan 98 kendaraan roda dua.

B. Struktur Organisasi
Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPTPTPH)
Provinsi Kalimantan Barat memiliki Pengawai Negeri Sipil sebanyak 20 orang dengan rincian
sebagai berikut :
1. Satu orang kepala UPTPTPH Eselon III.Mempunyai tugas
memimpin,pembina,mengkoordinasikan,menyelenggaran mengawasi dan
mengendalikan UPTPTPH bersasarkan kebijakan teknis dan petunjuk dari kepala
dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
2. Satu orang Kepala Sub Bagian (Kasubag)Tata usaha Eselon IV: Mempunyai tugas
melaksanakan penyusun rencana keuangan, adminstrasi kepegawaian, organisasi dan
tatalaksana serta adminstrasi umum.
3. Dua orang Kepala Seksi (Kasi) Eselon IV terdiri dari :
a) Seksi Perlindungan Tanaman Pangan : mempunyai tugas pelaksana teknis
kegiatan penyebaan informasi dan pelaporan.
b) Seksi Perlindungan Hortikultura : mempunyai tugas penyiapan bahan
,perumusan ,bimbingan teknis dan pengawasan mutu dan residu serta
pemantauan dampak penggunaan pestisida
4. Kelompok jabatan Fungsional : didasarkan pada keahlian dan keterampilan di bidang
proteksi tanaman pangan dan hortikultura. Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit
Pangan Pontianak(LPHP) memiliki Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut:
C. Kegiatan/Program UPT PTPH Provinsi Kalimantan Barat dan LPHP Pontianak

Dalam melaksanakan tugasnya UPTPTPH Provinsi Kalimantan Barat dan LPHP

Pontianak mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Kegiatan di UPT PTPH


 Mengantar surat dan berkas ke Dinas
 Menyusun dan mengarsipkan surat
 Menjadi moderator rapat serta mengambil dokumentasi
 Memilah laporan POPT se-Kalbar
 Membuat biosaka
 Mencatat surat masuk dan keluar
 Mengscan SKP, Perjankin, data Tata Usaha, data Tata Fungsional, dsb.
b. Kegiatan di LPHP Pontianak
 Membuat Tricoderma sp. Padat
 Membuat media PDA
 Membuat pestisida nabati dari buah pinang
 Membuat tricokompos
 Membuat simplisia dari daun pepaya, daun sirsak, daun mengkudu, daun salam,
lengkuas, dan daun serai
 Mengidentifikasi penyakit pada pohon alpukat menggunakan mikroskop
 Mengoleksi hama
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dimulai dari tanggal 9 oktober dan berakhir 9
februari 2024, atau kurang lebih selama 6 bulan. Sedangkan tempat atau lokasi kegiatan magang
adalah di Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman Pangan Hortikultura (UPTPTPH) pontianak,
Provinsi Kalimantan Barat, yang beralamat di jln Alianyang Gg.Kurnia Nomor 12c, Kelurahan
Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak, dan Laboraturium Pengamatan Hama Penyakit Tanaman
Pangan dan Hortikultura (LPHP), yang beralamat di jalan Raya KM.13 Sungai Kakap- Kubu Raya.

B. Jenis kegiatan
1. Pembuatan Trichoderma padat
Pengertian Pupuk Trichoderma
Salah satu mikro organisme fungsional yang dikenal luas sebagai pupuk biologis
tanah dan bio fungsi adalah jamur trichoderma SP. Mikro organisme ini adalah jamur pada
tanah yang dapat di isolasi dari perakaran tanaman lapangan,Pengertian tricoderma yang
digunakan untuk melawan patogen tanaman dan meningkatkan kesehatan tanah serta
pertumbuhan tanaman. Trichoderma bermanfaat sebagai agen hayati dalam mengendalikan
serangan pathogen tanaman seperti Regidoporus lignosus, fusarium oxysporum, Rhizoctinia
solania, selerotium rolf sii dan fungsi pathogen lainnya.
a. Alat dan bahan
Alat
1) Timbangan 5) Plastik hampar
2) Ember 6) Kompor dan gas
3) Spatula 7) Dandang
4) Penyaring 8) Kain

Bahan
1) Beras 200kg dan 250kg
2) Starter trichoderma
3) Air/aquadest
b. Cara kerja
- Menimbang beras sebanyak 200kg
- Mencuci beras hingga air rendaman beras menjadi bening
- Mengukus 15 menit dan diaduk lalu didiamkan 15 menit
- Setelah beras setengah matang(lembut dibagian luar tetapi didalam masih agak
keras) angkat lalu masukkan kedalam baskom
- Menghamparkan plastik hampar lalu
- Menghamparkan beras dan diratakan menggunakan spatula dan buat jarak
dengan membentuk kotak-kotak berukuran sedang
- Blender starter & agar suspensi lebih homogen
- Menyemprotkan starter ke beras yang sudah dihamparkan lalu tutup dengan
plastik,diamkan selama 1 minggu
2. Menguji daun menguning menggunakan mikroskop (daun alpukat)
Dalam proses menanam dan merawat tanaman hias, memang selalu ada saja
permasalahan yang tak diduga, salah satunya daun tanaman yang jadi menguning. Daun
tanaman yang menguning merupakan salah satu permasalahan atau penyakit pada tanaman yang
umum terjadi.
a. Alat dan bahan
Alat Bahan
1) mikroskop 1) Alkohol
2) kaca preparat 2) Aquades
3) spatula 3) Daun alpukat
4) tisu
b. Cara Kerja
Mengambil daun alpukat dari pohonya, memotong daun kecil-kecil, membersihkan kaca
preparat, meletakkan sampel pada kaca preparat, kemudian kita amati menggunakan
mikroskop, ketika kutu terlihat lalu difoto.

3. Pembuatan pestisida nabati dari buah pinang


1. Alat dan bahan
a. Alat Bahan
1)Baskom 3 buah 1)Buah pinang
2)Pisau 2)Garam
3)Lesung dan alu 3)Sabun cuci piring
4)Sendok

b. Cara kerja
- Pertama -tama kupas buah pinang
- Kemudian tumbuk buah pinang yang sudah dikupas (tidak perlu sampai halus)
- Setelah ditumbuk masukan kedalam galon
- Tambahkan air, garam, dan sabun cuci piring
- Goyangkan galon agar garam dan sabun cuci piring larut
- Fermentasikan selama satu malam
- Pestisida nabati dari pinang sudah siap digunakan

4. Pembuatan media PDA

1. Alat dan Bahan

a. Alat b. Bahan

1. Pisau 1. Kentang
2. Baskom 2. Dexstrose
3. Panci 3. Agar
4. Talenan 4. Aquadest
5. Cawan Petri
6. Tabung Reaksi
7. Rak Tabung Reaksi

1. Cara Kerja
- Kupas kentang hingga bersih
- Lalu cuci kentang dengan air bersih
- Potong kentang berbentuk dadu
- Ambil air sebanyak 1 liter
- Masukkan kentang ke dalam panci, lalu masukkan air 1 liter ke dalam panci
- Tunggu hingga mendidih, lalu ambil air sari kentang
- Masukkan sari kentang kedalam panci kemudian tambahkan dexstrose kedalam
panci lalu tambahkan agar-agar kedalam panci dan diaduk hingga semua
tercampur dan tunggu hingga mendidih
- Setelah mendidih tunggu sampai dingin, kemudian masukkan kedalam cawan
petri dan tabung reaksi dan tutup menggunakan kapas

1. Membuat simplisia dari daun pepaya, serai, sirsak, mengkudu, lengkuas, dan daun salam
a. Alat dan Bahan:
1. Alat
1) Baskom 6 buah
2) Gunting
3) Koran secukupnya
4) Pisau
5) Talenan
2. Bahan
1) Daun pepaya
2) Daun serai
3) Daun sirsak
4) Daun mengkudu
5) Daun lengkuas
6) Daun Salam
7) Air
b. Cara kerja:
- Pertama mengambil daun yang kita perlukan untuk membuat simplisia, masing-
masing satu baskom
- Selanjutnya memcuci daun yang sudah di ambil sampai bersih
- Setelah itu, gunting daun yang akan digunakan dengan ukuran 2 cm, untuk daun
yang tulangnya keras gunakan pisau untuk memisahkan daunnya ( hanya
mengambil daunnya saja)
- Bentangkan koran lalu hamparkan daun yang sudah dipisahkan tulangnya
- Biarkan daun selama beberapa minggu hingga mengering tergantung ketebalan
daunnya

2. Membuat tricokompos
a. Alat dan Bahan
1. Alat
1) Baskom
2) Arko
3) Ember
4) Parang / aret

2. Bahan
1) Rumput
2) Air gula merah
3) Pupuk kandang 25 kg
4) Tanah (bukan tanah liat)
5) Sekam padi
6) Tricoderma padat 1 kg
7) Air secukupnya

b. Cara pembuatan:
- Pertama kita mengumpulkan rumput yang sudah ditebas
- Selanjutnya menggali tanah untuk dasar pembuatan tricokompos
- Taruh rumput secukupnya di atas tanah yang sudah digali
- Timpa tumpukan rumput menggunakan pupuk kandang secukupnya
- Setelah itu taruh sekam padi di atas pupuk kandang
- Tambahkan tricoderma di atas pupuk kandang
- Setelah itu siram menggunakan air gula merah
- Ulangi langkah-langkah tersebut sebanyak 3 kali
- Setelah selesai tutup tricokompos menggunakan terpal, biarkan selama 7-14 hari

3. Mengoleksi hama perusak tanaman dan musuh alami

a. Alat dan Bahan


1. Alat
1) Jaring
2) Kotak ganda
3) Insect pining
4) Spuit
5) Botol sprai
6) Plastik koleksi
2. Bahan
1) Alkohol 70%
2) Kapur barus
b. Langkah kerja:
- Menangkap serangga yang akan diawetkan menggunakan jaring
- Setelah dapat masukkan ke dalam plastik koleksi
- Selanjutnya suntik serangga menggunakan spuit yang sudah terisi alkohol
70% secukupnya
- Setelah serangga tersebut mati simpan ke dalam kotak ganda yang sudah terisi
busa dengan cara menusukkan insect pining ke bagian tubuh serangga
- Lalu semprotkan alkohol secukupnya menggunakan botol spray, selanjutnya
jemur serangga di bawah terik matahari selama beberapa jam
- Setelah dijemur masukkan kapur barus kedalam kotak serangga, untuk hewan
yang berukuran besar taburkan kapur barus yang sudah dihaluskan
- Tutup kotak serangga lalu simpan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan trichoderma sp
Trichoderma sp, dapat menghambat pertumbuhan serta penyebaran racun jamur
penyebab penyakit bagi tanaman seperti cendawan Rigdiforus lignosus, Fusarium oxysporum,
Rizoctonia solani, Fusarium monilifome, Sclerotium rolfsii, dan cendawan Sclerotium rilfisil
Kelebihannya cara pengaplikasiannya ditabur merata diantara barisan tanaman umur 3-6
bulan hingga kepangkal batang. Kemudian tutup dengan tanah menggunakan kaki. Faktor
terkonta minasi karena meniup nasi yang masih panas, terkena tempias hujan, terkena spora
jamur lain.

B. Tujuan penggunaan mikroskop


Meningkatkan daya pisah objek mikroskopis sehingga objek yang sangat halus (renik)
pun dapat diamati strukturnya dengan jelas.

C. Pembuatan pestisida dari pinang


Beberapa kelebihannya yaitu pertama ramah lingkungan karena bahan pestisida nabati
mudah terurai. Kedua, dapat dibuat sendiri oleh petani karena bahan bakunya tersedia di
sekitar lokasi ketiga, biaya pembuatanya terjangkau. Kelemahan pestisida nabati ini adalah
daya tahannya singkat karena mudah berubah dan terurai. Tujuan penggunaan pesnab
dimaksudkan agar serangan keong mas pada tanaman ini berkurang. Cara pengaplikasiaannya
penyemprotan yang diulangi setiap minggu sekali. Kombinasi bahan pesnab sebaiknya
berganti-ganti atau bervariasi.

D. Pembuatan media PDA


Media PDA adalah media yang serbaguna dan dapat digunakan untuk berbagai
aplikasi dibidang mikrobiologi. Media ini memiliki kelebihan, yaitu dapat menumbuhkan
berbagai macam kapang dan jamur, mudah dibuat dan digunakan, serta dapat digunakan untuk
berbagai tujuan. Namun, media ini juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu dapat
mendukung pertumbuhan jamur pathogen (jamur penyebab penyakit) sehingga perlu
dilakukan sterilisasi yang ketat, serta mudah terkontaminasi.

E. Pembuatan simplisia dari daun papaya, serai, sirsak, mengkudu, lengkuas dan daun
salam
Tujuan dari pembuatan adalah memperpanjang umur simpan bahan baku tanpa
mengurangi kualitasnya sehingga kontinuitas produk terjamin. Kelebihan dari simplisia
adalah efek sampingya relative kecil daripada obat-obatan kimia karena berasal dari alam,
adanya komposisi yang saling mendukung untuk mencapai efektivitas pengobatan, lebih
sesuai untuk penyakit metabolic dan degenerative.

Manfaat :
 Simplisia daun pepaya
1. Pupuk organic: Daun papaya yang dijadikan simplisia dapat diolah menjadi pupuk organik
yang kaya akan nutrisi seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Pupuk ini dapat meningkatkan
kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman.
2. Pengendali hama dan penyakit :
Senyawa – senyawa dalam daun papaya memiliki sifat antimikroba dan insektisida, sehingga
dapat membantu mengendalikan pertumbuhan hama dan penyakit tanaman.
3. Pengendali gulma:Menggunakan simplisia daun papaya sebagai mulsa dapat membantu
mengendalikan pertumbuhan gulma di sekitar tanaman, karena daunnya dapat menghambat
pertumbuhan gulma di sekitar tanaman.
 Simplisia daun serai
Manfaat dari simplisia daun serai sebagai antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan
streptococcus mutans 14,3 mm dan 15,46 mm serta candida albicans sebesar 14,28 dan 15,8
mm dapat menjadi bahan aktif antimikroba dalam sediaan obat kumur.
 Simplisia sirsak
Berkhasiat untuk antibakteri, astrigen, dan antikejang.
 Simplisia daun mengkudu
Simplisia daun mengkudu dapat memiliki beberapa manfaat untuk tanaman, termasuk sebagai
bahan organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan pertumbuhan akar,
dan melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit. Selain itu, ekstrak daun mengkudu
juga dapat digunakan sebagai bahan penghasil pupuk organik dan pestisida nabati yang ramah
lingkungan.
 Simplisia daun lengkuas
Simplisia daun mengkudu dapat memiliki beberapa manfaat untuk tanaman, termasuk sebagai
bahan organik untuk pupuk kompos atau sebagai bahan untuk pembuatan pestisida organik.
Daun lengkuas juga dapat digunakan sebagai penolak serangga alami, membantu mengurangi
populasi hama tanaman secara alami tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya.
 Simplisia daun salam
Manfaat dari daun salam adalah mengurangi displimedia, khususnya hipertrigliseridemia,
Menurunkan kadar LDL,potensi menurunkan asam urat dan dapat dijadikan penyedap
makanan

F. Trichoderma kompos
Keunggulan yang dimiliki kompos. Trichoderma SP. antara lain mudah diaplikasikan,
tidak menghasilkan racun atau toksin, ramah lingkungan. Sedangkan kekurangannya adalah
jika jumlah pupuk yang diberikan lebih tinggi daripada pupuk organik maka respon tanaman
akan lebih lambat dan dapat menjadi sumber hama dan penyakit bagi tanaman. Cara
pengaplikasiaanya cukup di tabur dipermukaan tanah setebal 5cm-10cm sehingga nutrisi
yang terkandung akan terserap secara perlahan dan ideal bagi tanaman.

G. Pembuatan koleksi kering hama perusak tanaman dan musuh alami


Tujuan dibuatnya koleksi kering mencangkup beberapa aspek, yaitu, sebagai referensi
ilmiah, sumber pendidikan,penelitian evolusi, konversi data. Kajian anatomis dan fisiologis
dan pemantauan perubahan lingkungan. Beberapa contoh koleksi kering melibatkan bahan-
bahan dari tumbuhan dan hewan. Kelebihan dari koleksi kering ini yaitu dapat memberikan
informasi struktual, tahan lama dan dapat menjadi sumber data yang konsisten dan dapat
diakses untuk studi. Sedangkan kekurangannya adalah kurangnya repersentasi warna dan
struktur yang sebenarnya

DAFTAR PUSTAKA

- https://sib3pop.menlhk.go.id/index.php/articles/view?slug=potensi-lengkuas-untuk-
fungisida

- https://disbun.kaltimprov.go.id/artikel/manfaat-trichoderma-sp-cara-
pembiakkannya - :~:text=Taburkan%20Trichoderma%2C%20sp%20secara
%20merata,Penaburan%20diulangi%20setiap%20enam%20bulan.

- https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/BIOL444102-M1S.pdf

- Profil UPTPTPH Prov Kalbar

- Profil LPHP Pontianak

- Juklak dan Juknis POPT


DOKUMENTASI

MEMBUNGKUS/MENGEMAS TRICODERMA
PENYAMPAIAN MATERI FITOPATOLOGI DAN PEMBERIAN TUGAS

PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DARI PINANG


MENAMBAHKAN TANAH KE POT

SENAM PAGI BERSAMA


MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT PADA TANAH DAN DAUN ALPUKAT
PEMBUATAN TRICODERMA SP
PEMBUATAN SIMPLISIA
KUNJUNGAN DARI PEMBIMBING

MENGOLEKSI HAMA PERUSAK TANAMAN DAN MUSUH ALAMI


MENYALIN SURAT MASUK KE BUKU AGENDA
MENGANTAR BERKAS KE DINAS

MENSCEN DOKUMEN

PRESENTASI
MENJADI MODERATOR KOMPUTER SAAT RAPAT

KOORDINASI PEMINDAHAAN TEMPAT


PEMBUATAN BIOSAKA

Anda mungkin juga menyukai