Anda di halaman 1dari 89

SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NKUIRI


TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) DIVARIASIKAN
DENGAN MEDIA MIND MAPPING TERHADAP
MINATBELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS
VII SMP PGRI 4 DENPASAR
TAHUN AJARAN 2013/2014

OLEH :
NI PUTU NITA SUARDIANTINI
NPM : 10.8.03.51.30.2.5.0915

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2014

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI


TERBIMBING(GUIDED INQUIRY) DIVARIASIKAN
DENGAN MEDIA MIND MAPPING TERHADAP
MINAT BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS
VII SMP PGRI 4 DENPASAR
TAHUN AJARAN 2013/2014

Skripsi ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan Strata Satu ( S-1 ) Program Studi
Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Mahasaraswati Denpasar.

NAMA : NI PUTU NITA SUARDIANTINI


NPM : 10.8.03.51.30.2.5.0915

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2014

ABSTRAK
Suardiantini, Ni Putu, Nita. 2014. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Divariasikan Dengan Media Mind
Mapping Terhadap Minat Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP PGRI 4
Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi, Program Studi Pendidikan
Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Mahasaraswati Denpasar. Pembimbing : (I) Dra. Dewa Ayu Sri Ratnani,
MP, (II) Dra. Desak Nyoman Budiningsih, M.Si.

Kata Kunci : Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry), Mind Mapping, Minat


Belajar
Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Banyak fenomena yang terjadi dilapangan selama ini
menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran masih banyak terjadi
permasalahan didalamnya. Di antaranya yaitu sebagian siswa cenderung
kurang aktif saat proses pembelajaran berlangsung sehingga menyebabkan
kurangnya minat belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, salah
satu usaha untuk mengatasi persoalan tersebut adalah dengan mengembangkan
model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan
media mind mapping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan
dengan media mind mapping terhadap minat belajar biologi siswa kelas VII
SMP PGRI 4 Denpasar. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 08 sampai
dengan 30 April 2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian Pre- Eksperimental
Design, rancangan penelitian yang digunakan adalah One-group PretestPosttest Design. Populasi penelitian seluruh siswa kelas VII SMP PGRI 4
Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014, pengambilan sampel dilakukan dengan
sampling jenuh dengan jumlah sampel sebanyak 31 siswa. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah minat belajar biologi siswa dengan
menggunakan angket sebagai instrumen penelitian. Data dianalisis
menggunakan statistik deskriftif dan Wilcoxon Macth Pairs Test dengan hasil
rata-rata skor yang diperoleh pada saat Pretest = 114,97, sedangkan untuk
Posttest = 123,36. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Macth Pairs Test (Z) yang di
dapat yaitu sebesar -4,868 dengan (Sig. 0,000<0,05). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping terhadap
minat belajar biologi siswa.

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
atau Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nyalah, penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya dengan judul : Pengaruh
Penerapan

Model

Penbelajaran

Inkuiri

Terbimbing

(Guided

Inquiry)

Divariasikan Dengan Media Mind Mapping Terhadap Minat Belajar Biologi


Siswa Kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014
Dalam Penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1.

Bapak Dr. Drs. I Made Sukamerta, M.Pd, selaku Rektor Universitas


Mahasaraswati Denpasar yang telah menyediakan fasilitas selama penulis
mengikuti studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Mahasaraswati Denpasar.

2.

Bapak Prof. Dr Wayan Maba, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar yang telah memberikan
sarana dan prasarana selama penulis mengikuti pendidikan di Program Studi
Pendidikan Biologi.

3.

Bapak Dr. Drs. Cornelius Sri Murdo Yuwono, M.Si, selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Biologi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran,
arahan dan petunjuk, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4.

Ibu Dra. Dewa Ayu Sri Ratnani, MP. Selaku Pembimbing I, yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan masukan kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5.

Ibu Dra. Desak Nyoman Budiningsih, M.Si. selaku Pembimbing II, yang
telah banyak memberikan bimbingan, saran, motivasi dan masukan bagi
penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Biologi pada Fakultas


Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar,
selaku staf pengajar yang telah membimbing dan membina saya selama
mengikuti kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Mahasaraswati Denpasar.
7.

Bapak Drs. I Made Musna Prarabda, M.Pd selaku Kepala SMP PGRI 4
Denpasar bersama staf atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk
melakukan penelitian disekolah tersebut.

8.

Ibu Ni Kadek Ayu Sartika Dewi, S.Pd selaku guru mata pelajaran Biologi di
kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar atas ijin, kesabaran serta petunjuk, saran
yang diberikan kepada penulis selama melakukan penelitian di sekolah.

9.

Bapak serta Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar,
karena telah sabar membimbing dan membekali dengan segala pengetahuan
serta memberikan petunjuk yang tidak ternilai harganya selama penulis
mengikuti perkuliahan.

10. Rekan- rekan mahasiswa khususnya Program Studi Pendidikan Biologi


Angkatan Tahun 2010 yang telah banyak memberikan bantuan dalam usaha
menyelesaikan skripsi ini.
11. Seluruh siswa kelas VIIA Semester Genap SMP PGRI 4 Denpasar Tahun
Ajaran 2013/2014 yang telah bekerjasama secara positif selama kegiatan
penelitian.
12. Semua keluarga tercinta terutama bapak, ibu, kakak, adik tercinta yang telah
memberikan semangat, dorongan baik secara moral dan materi sehingga
skripsi ini selesai tepat pada waktunya.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut
memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan berkah dan
rahmatNya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan
penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kelemahannya, untuk
itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penyusunan selanjutnya serta semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Denpasar, Agustus 2014

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ....................................................................................................

PERSYARATAN ...................................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................................

iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ............................................................

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ........................................................

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..............................................

vi

ABSTRAK .............................................................................................

vii

KATA PENGANTAR ............................................................................

viii

DAFTAR ISI ..........................................................................................

xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................

iv

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................

xv

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................

xvi

BAB I

PENDAHULUAN..................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................

1.2 Rumusan Masalah ...........................................................

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................

1.4 Manfaat Penelitian ..........................................................

1.5 Definisi Operasional........................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................

2.1 Belajar dan Pembelajaran ................................................

2.2 Model Pembelajaran Inkuiri ............................................

2.3 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ........................

11

2.4 Media Pembelajaran ........................................................

13

2.5 Media Mind Mapping ......................................................

14

2.6 Minat Belajar ...................................................................

18

2.7 Hasil Penelitian Yang Relevan ........................................

20

2.8 Kerangka Berfikir ............................................................

20

2.9 Hipotesis Penelitian .........................................................

23

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................

24

3.1 Jenis Penelitian .................................................................

24

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................

24

3.3 Populasi dan Sampel ........................................................

24

3.4 Variabel Penelitian ...........................................................

25

3.5 Prosedur Penelitian...........................................................

25

3.6 Pengembangan Perangkat Pembelajaran ..........................

28

3.7 Validitas Perangkat Pembelajaran....................................

29

3.8 Teknik Pengumpulan Data ...............................................

30

3.9 Analisis Data Minat Belajar .............................................

31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................

34

4.1 Hasil Penelitian ................................................................

34

4.1.1 Deskripsi Umum Minat Belajar Siswa ....................

34

4.1.2 Pengujian Hipotesis ................................................

37

4.2 Pembahasan ......................................................................

38

BAB V PENUTUP ..............................................................................

44

5.1 Simpulan ..........................................................................

44

5.2 Saran .................................................................................

44

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

46

LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................

49

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

2.1

Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing.......................

12

2.2

Perbedaan Catatan Biasa dan Media Mind Mapping ..................

17

3.1

Penggolongan Pernyataan Angket Minat Belajar Siswa .............

31

4.1

Kategori Minat Belajar Siswa ......................................................

35

4.3

Hasil Analisis Hipotesis Uji Wilcoxon Macth Pairs Test ............

37

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1

Contoh Aplikasi Media Mind Mappig .............................................

17

4.2

Histogram Nilai Rata-Rata Aspek Minat Belajar Siawa..................

36

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

Surat Ijin Penelitian ..................................................................................

50

Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ................................................

51

Angket Minat Belajar Siswa .....................................................................

52

Validasi Angket Minat Belajar Siswa .......................................................

56

Daftar Nama Siswa Kelas VII A SMP PGRI 4 Denpasar ........................

59

Hasil Analisis Angket Minat Belajar Siswa .............................................

60

Hasil Analisis Kategori Minat Belajar Siswa ...........................................

62

Hasil Analisis Aspek Minat Belajar Siswa ...............................................

63

Hasil Analisis Aspek Minat Uji Wilcoxon Macth Pairs Test ...................

64

10 Hasil Analisis Hipotesis Uji Wilcoxon Macth Pairs Test .........................

68

11 Dokumentasi Penelitian ............................................................................

69

12 Riwayat Hidup ..........................................................................................

73

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah suatu usaha menumbuh kembangkan potensi sumber
daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Pendidikan bukanlah sesuatu yang
bersifat statis melainkan sesuatu yang bersifat dinamis sehingga selalu menuntut
adanya perbaikan yang dilangsungkan terus menerus. Pendidikan dapat
dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi
manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat
dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada ( Sagala, 2005 ).
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan oleh guru agar dapat
terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan
baik. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar siswa dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan
(aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta
keterampilan (aspek psikomotor) seorang siswa, namun proses pengajaran ini
memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja.
Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan siswa
(Robbins,2007).

Pembelajaran biologi di sekolah dituntut efektif agar anak didik mampu


menguasai materi pelajaran dengan optimal. Supaya pembelajaran di kelas
efektif, guru harus menggunakan model pembelajaran dan media pembelajaran
yang bervariasi, sehingga siswa tidak cepat merasa bosan dalam mengikuti
pelajaran. Penggunaan model pembelajaran dan media pembelajaran yang
bervariasi juga dapat memotivasi dan menumbuhkan minat belajar siswa untuk
lebih aktif dan berprestasi dalam pelajaran sains khususnya biologi, yang mana
biologi merupakan ilmu yang diperoleh melalui eksperimen. Dengan model
pembelajaran dan media pembelajaran yang bervariasi diharapkan siswa tidak
mengalami kejenuhan dan merasa senang dalam mengikuti pelajaran sehingga
prestasi belajarnya meningkat (Ceisar, 2011).
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari minat siswa dan
kreatifitas guru. Siswa yang memiliki minat tinggi ditunjang dengan guru yang
mampu memfasilitasi minat siswa tersebut akan membawa pada keberhasilan
pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap
dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik
ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan
membuat siswa lebih mudah mencapai target belajar (Robbins, 2007).
Permasalahan yang timbul adalah fakta bahwa guru menguasai suatu
materi pembelajaran dengan baik tetapi tidak dapat melaksanakan suatu kegiatan
pembelajaran dengan baik. Dengan adanya permasalahan tersebut kegiatan
pembelajaran di SMP PGRI 4 Denpasar terutama di kelas VII, yaitu sebagian
siswa cenderung kurang aktif dalam pembelajaran dan jarang sekali siswa

mengajukan pertanyaan serta memberikan respon dalam proses pembelajaran


berlangsung, sehingga menyebabkan kurangnya minat belajar siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Seperti yang terlihat dimana guru lebih banyak menggunakan metode
ceramah dalam proses pembelajaran dan kurangnya penggunaan media secara
efektif. Metode ceramah dianggap sebagai penyebab utama dari rendahnya
minat belajar siswa terhadap pelajaran. Pembelajaran dengan metode ceramah
dan kurangnya penggunaan media cenderung membuat siswa pasif, dan apabila
hal itu dilakukan secara terus menerus siswa akan selalu bosan setiap mengikuti
pelajaran dan tentunya hal itu akan berpangaruh terhadap prestasi belajar siswa
(Setyawan, 2008).
Untuk mencegah hal tersebut secara terus menerus pembelajaran dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan, strategi, metode dan
model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan
adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry). Pembelajaran
inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah suatu model pembelajaran yang
dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang sangat
luas untuk siswa. Petunjuk tersebut dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang
membimbing agar siswa mampu menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan
yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang diberikan guru
(Thohiron, 2012). Metode pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry)
merupakan suatu metode yang mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan,
mencari

pengetahuan

atau

informasi,

atau

mempelajari

suatu

gejala.

Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil


mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Inti
pembelajaran

inkuiri

adalah

menggunakan

pendekatan

induktif

dalam

menemukan pengetahuan dan berpusat pada keaktifan siswa. Jadi inkuiri


terbimbing (guided inquiry) adalah metode pembelajaran di mana siswa terlibat
aktif dalam menemukan prinsip-prinsip atau jawaban atas permasalahan yang
dihadapinya.
Untuk mengembangkan suatu inovasi baru dalam model pembelajaran
inkuiri terbimbing (guided inquiry) ini divariasikan dengan media mind mapping
sebagai media belajar siswa. Sugiarto (2004), mengemukakan bahwa media
mind mapping merupakan teknik meringkas bahan yang perlu dipelajari dan
memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik
sehingga lebih mudah memahaminya.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing (Guided Inquiry) Divariasikan Dengan Media Mind Mapping
Terhadap Minat Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar Tahun
Ajaran 2013/2014.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah Penerapan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Divariasikan Dengan Media

Mind Mapping Berpengaruh Terhadap Minat Belajar Biologi Siswa Kelas VII
SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014?.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
dijabarkan, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut : Untuk
mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided
inquiry) divariasikan dengan media mind mapping terhadap minat belajar biologi
siswa kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1.4.1 Bagi Siswa
Siswa mendapatkan pengalaman baru dalam pembelajaran biologi
setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided
inquiry) divariasikan dengan media mind mapping pada materi
ekosistem sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat belajar
siswa.
1.4.2 Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam menentukan metode
dan model pembelajaran yang inovatif untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan lagi selama proses
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa.

1.4.3 Bagi Sekolah


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk
mengembangkan model pembelajaran di sekolah agar kualitas
pembelajaran semakin meningkat.
1.4.4 Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengalaman serta terampil dalam
memilih dan melaksanakan model pembelajaran yang efektif bagi
peserta didik.
1.5 Definisi Operasional
Untuk menghindari salah persepsi dan untuk menyamakan prinsip
terhadap istilah yang digunakan, maka di berikan beberapa definisi operasional
sebagai berikut :
1.5.1 Model Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan (Sudrajat, 2011).
1.5.2 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
Pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah suatu model
pembelajaran

yang

dalam

pelaksanaannya

guru

menyediakan

bimbingan/petunjuk yang cukup luas untuk siswa (Thohiron, 2012).

1.5.3 Media Mind Mapping


Sugiarto (2004), mengemukakan media mind mapping merupakan
teknik meringkas bahan yang perlu dipelajari, dan memproyeksikan
masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik
sehingga lebih mudah memahaminya.
1.5.4 Minat Belajar
Minat belajar merupakan salah satu alat motivasi atau alasan bagi
siswa untuk melakukan aktivitas belajar (Santi, 2013). Minat belajar
adalah suatu kerangka mental yang terdiri dari kombinasi gerak
perpaduan dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas dan
kecendrungan- kecendrungan yang biasa mengarahkan individu ke
suatu pilihan tertentu (Riadi, 2012).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belajar Dan Pembelajaran


Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses
pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan
penting dalam keseluruhan proses pendidikan. Pengertian lain belajar yaitu suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara
peserta didik dan pendidik. Peserta didik atau anak didik adalah salah satu
komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajarmengajar, sedang pendidik adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses
belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya
manusia yang potensial dibidang pembangunan. Dalam melaksanakan suatu
kegiatan belajar mengajar tentunya banyak faktor yang mempengaruhi berhasil
atau tidaknya kegiatan belajar mengajar ( Slameto, 2003 ).
Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku,
yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Belajar merupakan
kegiatan orang sehari-hari kegiatan belajar tersebut dapat dihayati atau dialami
oleh orang yang sedang belajar ( Purwanto, 1995 ).

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan


sengaja. Tujuan pembelajaran adalah membantu siswa agar memperoleh
berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku yang dimaksud
meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai
pengendali sikap dan prilaku siswa. Tujuan pembelajaran menggambarkan
kemampuan atau tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai oleh siswa setelah
mereka mengikuti suatu proses pembelajaran dan perubahan prilaku dan tingkah
laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar,
seperti : perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku yang
dapat diamati melalui alat indera oleh orang lain baik tutur katanya, motorik dan
gaya hidupnya.
Menurut Mulyasa (2003) dalam Maheni (2011), Pembelajaran adalah
proses interaksi antar siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses dimana
melibatkan guru dengan semua komponen yaitu : tujuan, bahan, metode dan alat
serta penilaian. Jadi proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling
terkait antar komponennya di dalam mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan.
2.2 Model Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki

sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri. Pembelajaran menggunakan metode inkuiri (inquiry training)
pertama kali dikembangkan oleh Richard Suchman yang menginginkan agar
siswa bertanya mengapa suatu peristiwa terjadi, kemudian siswa melakukan
kegiatan, mengumpulkan dan menganalisis data, sampai akhirnya siswa
menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut. Pembelajaran inkuiri merupakan
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis
dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah
yang dipertanyakan (Sudrajat, 2011).
Ciri-ciri pembelajaran inkuiri yaitu pertama, menekankan kepada
aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, kedua, seluruh
aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri dan ketiga, tujuan dari pembelajaran inkuiri
adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis,
atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental
(Herdian, 2010).
Menurut Sudrajat (2011), pembelajaran inkuiri dapat dibedakan menjadi :
inkuiri terbimbing (guided inquiry), inkuiri yang dimodifikasi (modified
inquiry), inkuiri bebas (free inquiry), mengundang ke dalam inkuiri (invitation
into inquiry), inkuiri pendekatan peranan (inquiry role approach), teka-teki

bergambar (pictorial riddle), pembelajaran sinektik (synectics lesson) dan


kejelasan nilai-nilai (value clarification).

2.3 Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ( Guided Inquiry )


Thohiron (2012), mengemukakan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing
(guided inquiry) adalah suatu model pembelajaran yang dalam pelaksanaannya
guru menyediakan bimbingan/petunjuk yang cukup luas untuk siswa. Pada
umumnya, model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) terdiri atas:
(1) Pernyataan masalah, (2) Prinsip atau konsep yang ditemukan, (3) Alat/bahan,
(4) Diskusi pengarahan, (5) Kegiatan penemuan oleh siswa, (6) Proses berpikir
kritis dan ilmiah, (7) Pertanyaan yang bersifat terbuka dan (8) Catatan guru.
Pada model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) ini, guru
memberikan petunjuk-petunjuk kepada siswa seperlunya. Petunjuk tersebut
dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing agar siswa mampu
menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk
memecahkan permasalahan yang diberikan guru. Pengerjaannya dapat dilakukan
sendiri atau dapat diatur secara kelompok.
Tujuan umun dari model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided
inquiry) adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan intelektual dan
keterampilan-keterampilan

lainnya,

seperti

mengajukan

pertanyaan

dan

menemukan (mencari) jawaban yang berasal dari keingintahuan mereka


(Tangkas, 2012). Pembelajaran inkuiri terbimbing (giuded inquiry) memiliki 6
karakteristik yaitu : (1) Siswa belajar dengan aktif dan memikirkan sesuatu

berdasarkan pengalaman, (2) Siswa belajar dengan aktif membangun apa yang
telah diketahuinya, (3) Siswa mengembangkan daya pikir yang lebih tinggi
melalui petunjuk atau bimbingan pada proses belajar, (4) Perkembangan siswa
terjadi pada serangkaian tahap, (5) Siswa memiliki cara belajar yang berbeda
satu sama lainnya dan (6) Siswa belajar melalui interaksi sosial dengan lainnya
(Riadi, 2012). Adapun tahapan/sintaks dari pembelajaran inkuiri terbimbing
(guided inquiry) dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut :
Tabel 2.1 Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided
Inquiry) :
Fase
ke1

indikator
Perumusan masalah

Guru membimbing siswa mengidentifikasi


masalah dan dituliskan di papan tulis.
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.

Membuat Hipotesis

Guru meminta siswa untuk mengajukan jawaban


sementara tentang masalah itu.
Guru membimbing siswa dalam menentukan
hipotesis.

Merancang percobaan

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk


menentukan langkah-langkah yang sesuai
dengan hipotesis yang akan dilakukan.
Guru membimbing siswa dalam menentukan
langkah-langkah percobaan.

Melakukan percobaan
untuk
memperoleh
data

Guru membimbing siswa mendapatkan data


melalui percobaan dan pengamatan langsung.

Mengumpulkan data
dan menganalisis data

Guru memberikan kesempatan kepada tiap


kelompok untuk menuliskan percobaan ke dalam
sebuah media mind mapping dan menyampaikan
hasil pengolahan datayang terkumpul.

Membuat kesimpulan

Guru membimbing siswa dalam membuat


kesimpulan berdasarkan data yang telah
diperoleh.

Sumber : (Tangkas, 2012)

Kegiatan Kegiatan
Guru
guru

2.4 Media Pembelajaran


Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan
untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses
komunikasi antara pelajar, pengajar, dan bahan ajar. Bentuk-bentuk stimulus
dapat digunakan sebagai media, diantaranya adalah hubungan atau interaksi
antar manusia, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang direkam
(Sanaky, 2009).
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting
adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling
berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi
jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain
yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran,
jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran
berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun
demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran
adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Dari pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan dan kemauan peserta
didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta
didik (Hariyanto, 2012).
Secara umum kegunaan media pembelajaran sebagai berikut : (1)
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik dalam bentuk

kata-kata tertulis dan lisan, (2) Mengatasi keterbatasan antar ruang, waktu dan
daya indera, (3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didik dan (4) Dengan sifat yang unik pada setiap
siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda,
sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa,
maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semua harus diatasi sendiri.
Hal ini akan lebih sulit apabila latar belakang lingkungan guru dengan siswa
berbeda (Sadiman, 2005).
2.5 Media Mind Mapping
Media Mind mapping merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang
digunakan melatih kemampuan menyajikan isi materi pelajaran dengan
pemetaan pikiran (mind mapping). Mind map dikembangkan oleh Buzan (2002)
sejak akhir tahun 1960-an sebagai cara untuk mendorong peserta didik mencatat
hanya dengan menggunakan kata kunci dan gambar.
Pemetaan pikiran (mind mapping) adalah teknik meringkas bahan yang
perlu dipelajari, dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk
peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya (Sugiarto, 2004).
Kegiatan ini sebagai upaya yang dapat mengoptimalkan fungsi otak kiri dan
kanan, yang kemudian dalam aplikasinya sangat membantu untuk memahami
masalah dengan cepat karena telah terpetakan. Hasil mind mapping berupa mind
map.

Mind

map

merupakan

suatu

diagram

yang

digunakan

untuk

mempresentasikan kata-kata, ide-ide, tugas-tugas, ataupun suatu yang lainnya


dikaitkan dan disusun mengelilingi kata kunci ide utama.
Media mind mapping bisa disebut sebuah peta rute dengan
menggunakan ingatan, membuat kita bisa menyusun fakta dan fikiran
sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita yang alami akan dilibatkan sejak
awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan dari
pada menggunakan teknik mencatat biasa. Media mind mapping disebut
pemetaan pikiran atau peta pikiran, adalah salah satu cara mencatat materi
pelajaran yang memudahkan siswa untuk belajar. Media mind mapping bisa juga
dikategorikan sebagai teknik mencatat kreatif. Dikategorikan ke dalam teknik
kreatif karena pembuatan media mind mapping ini membutuhkan pemanfaatan
imajinasi dari si pembuatnya. Siswa yang kreatif akan lebih mudah membuat
media mind mapping ini.
Langkah-langkah pembelajaran dengan media mind mapping: (1) Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, (2) Guru mengemukakan
konsep/masalah yang akan ditanggapi oleh siswa. Permasalahan sebaiknya
dipilih yang mempunyai banyak alternatif jawaban, (3) Peserta didik
mengidentifikasi alternatife jawaban dalam bentuk peta pikiran atau diagram, (4)
Beberapa peserta didik diberi kesempatan untuk menjelaskan ide pemetaan
konsep berfikirnya dan (5) Dari data hasil diskusi, peserta didik diminta
membuat kesimpulan dan guru memberi peta konsep yang telah disediakan
sebagai pembanding.

Menurut Mulyatiningsih (2012), Pembelajaran dengan media mind


mapping bertujuan membuat materi berpola secara visual dan grafis yang
akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali
informasi yang telah dipelajari. Media mind mapping memadukan dan
mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat didalam diri seseorang.
Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan
seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara
tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk, dan
sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.
Media mind mapping yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi pada setiap
materi. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat
dalam diri siswa setiap saat. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika
berada diruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan
pemetaan pikiran. Dengan demikian, guru diharapkan dapat menciptakan
suasana yang mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses
pembuatan media mind mapping.
Membuat media mind mapping membutuhkan imajinasi atau pemikiran,
adapun cara pembuatan media mind mapping adalah: (1) Mulailah dari tengah
kertas kosong, (2) Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama, (3) Gunakan
berbagai warna, (4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat, (5)
Buatlah garis hubung yang melengkung, (6) Gunakan satu kata kunci untuk
setiap garis dan (7) Gunakan gambar. Adapun contoh aplikasi media mind
mapping dapat dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut :

Gambar 2.1 Contoh Aplikasi Media Mind Mapping


Berdasarkan penelitian Sapitri (2010), menunjukkan dengan penerapan
strategi pembelajaran mind mapping, minat belajar siswa meningkat dan
aktivitas perilaku yang tidak sesuai mengalami penurunan. Berikut ini disajikan
perbedaan antara catatan tradisional (catatan biasa) dengan catatan pemetaan
pikiran (mind mapping), seperti dapat dilihat pada Tabel 2.2 sebagai berikut :
Tabel 2.2 Perbedaan Catatan Biasa dan Media Mind Mapping
Catatan Biasa

Media Mind Mapping

Hanya berupa tulisan-tulisan saja

Berupa tulisan, simbol dan gambar

Hanya dalam satu warna

Berwarna-warni

Untuk mereview ulang memerlukan


waktu yang lama

Untuk mereview ulang diperlukan waktu


yang pendek

Waktu yang diperlukan untuk belajar


lebih lama

Waktu yang diperlukan untuk belajar


lebih cepat dan efektif

Statis

Membuat individu menjadi lebih kreatif

Sumber: Rostikawati (2008)

2.6 Minat Belajar


Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan
mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang
berminat terhadap suatu kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan
siswa yang kurang berminat. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar
minatnya (Slameto, 2003).
Menurut pendapat Hermawati (2012), yang mengemukakan bahwa
dengan pembelajaran inkuiri yang menuntut siswa untuk mengembangkan
proses pembelajarannya sangat didukung oleh minat siswa terhadap pelajaran,
dan terlihat bahwa minat sangat berkontribusi dalam aktivitas atau keberhasilan
belajar siswa. Menurut Dewi (2013), minat tersebut akan timbul dalam diri siswa
apabila siswa tertarik akan sesuatu karena sesuatu tersebut merupakan kebutuhan
yang sangat penting bagi dirinya atau merasa bahwa sesuatu tersebut merupakan
hal yang harus dipelajari dan ketika ia sudah mempelajari maka akan timbul
kebermaknaan dan berguna bagi dirinya.
Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap obyek atau sesuatu
kegiatan yang digemari yang disertai dengan perasaan senang, adanya perhatian,
dan keaktifan berbuat. Minat mengandung unsur kognisi (mengenal), emosi
(perasaan), dan konasi (kehendak). Oleh sebab itu, minat dianggap sebagai
respon yang sadar, sebab jika tidak demikian, minat tidak akan mempunyai arti

apa-apa. Unsur kognisi maksudnya adalah minat itu didahului oleh pengetahuan
dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut, ada unsur emosi
karena dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai oleh perasaan tertentu,
seperti rasa senang. Dari ketiga unsur inilah yang diwujudkan dalam suatu
bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan, termasuk kegiatan
yang ada di sekolah seperti belajar ( Sadirman, 1988 ).
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan
terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih
lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan pengertian belajar dapat
dikemukakan sebagai berikut: Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
hasil pengalaman kecuali perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses
menjadi matangnya seseorang atau perubahan yang intensif atau bersifat
temporer (Riadi, 2012).
Minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri
dalam beberapa gejala, seperti : gairah, kemauan, perasaan suka untuk
melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang
meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat belajar
itu mempunyai ketergantungan pada faktor internal seseorang (siswa) seperti
perhatian, kemauan dan kebutuhan terhadap belajar yang ditunjukkan melalui
keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar (Sadirman, 2008). Dari
beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa minat belajar itu ialah

kondisi kejiwaan yang dialami oleh siswa untuk menerima atau melakukan suatu
aktivitas belajar.
2.7 Hasil Penelitian Yang Relevan
Menurut Kencanawati (2013), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajarn inkuiri terbimbing dapat meningkatkan minat
belajar siswa dan model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh positif
terhadap hasil belajar IPA siswa. Menurut Putri (2013), dalam dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing
(guided inquiry) menjadikan siswa lebih terarah dalam kegiatan pembelajaran
sehingga membantu siswa memperoleh pengetahuan secara utuh.
2.8 Kerangka Berpikir
Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan secara sistematis dan
terarah pada terjadinya proses belajar. Metode ceramah sering dipandang sudah
biasa bahkan cenderung membuat siswa merasa bosan dalam mengikuti proses
pembelajaran, dan berdampak pada siswa terutama dalam hal keaktifan dimana
siswa menjadi pasif (Maheni, 2011).
Oleh karena itu, perlu adanya penggunaan metode pembelajaran yang
dapat menjadikan siswa menjadi lebih aktif dan kreatif. Berdasarkan hasil
observasi terhadap proses pembelajaran dikelas VIIA SMP PGRI 4 Denpasar
ada beberapa hal yang ditemui yaitu model pembelajaran masih didominasi
dengan metode ceramah dan proses pembelajaran lebih banyak mendengarkan
apa yang disampaikan oleh guru sehingga keterlibatan siswa kurang dan hanya

di dominasi oleh siswa tertentu. Hal ini menyebabkan kebosanan pada diri siswa
sehingga minat belajar siswa menurun.
Oleh sebab itu diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan
minat belajar siswa yaitu peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran
inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) merupakan suatu model
pembelajaran yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan/
petunjuk yang cukup luas untuk siswa (Thohiron, 2012). Media mind mapping
merupakan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari ke dalam bentuk peta
atau grafis dengan cara membuat pengelompokan setiap materi yang dipelajari
sehingga lebih mudah memahaminya dan tidak membosankan.
Data minat belajar diukur dengan angket, kemudian setelah didapatkan
data dari hasil angket dianalisis. Sehingga dapat diketahui bahwa dengan
menerapkan

model

pembelajaran

inkuiri

divariasikan dengan media mind mapping

terbimbing

(guided

inquiry)

minat belajar biologi siswa

meningkat. Penerapan model pembelajaran yang baru ini diharapkan dapat


meningkatkan minat belajar siswa dan merubah perilaku peserta didik dikelas
yang tadinya pasif dan tidak berfokus pada satu sumber belajar yang nantinya
siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Bagan alur kerangka
berpikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.2 sebagai berikut :

Hasil Observasi

Rendahnya mutu pendidikan dilihat dari penggunaan metode ceramah dan


penggunaan media yang kurang efektif

Kurangnya minat belajar siswa

Tahap persiapan

Pretest

Penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing


( Guided Inquiry ) divariasikan dengan media Mind Mapping

Posttest

Analisis Data Wilcoxon


Macth Pairs Test

Minat Belajar Siswa Meningkat

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian

2.8 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut : Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing (Guided Inquiry) Divariasikan Dengan Media Mind Mapping
Berpengaruh Terhadap Minat Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP PGRI 4
Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian Pre-Eksperimental
Designs, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara
random. Rancangan penelitian yang digunakan adalah One-group PretestPosttest Designs. Sebelum diberikan perlakuan, diberikan pretest dan setelah
diberikan perlakuan siswa diberikan posttest , dari hasil pretest - posttest dapat
dibandingkan keadaan sebelum diberi perlakuan dengan sesudah diberi
perlakuan ( Sugiyono, 2011).
3.2 Tempat dan waktu penelitian
Pelaksanaan penelitian ini mengambil lokasi di SMP PGRI 4 Denpasar
Kelurahan Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar Tahun Ajaran
2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 08 sampai dengan 30 April
2014.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIA SMP
PGRI 4 Denpasar. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan teknik Sampling jenuh karena populasi relatif
kecil, maka semua anggota populasi dijadikan sampel yang jumlahnya 31
siswa (Sugiyono, 2011).

3.4 Variabel Penelitian


Variabel dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable)
(Sugiyono, 2011). Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran
inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping.
Model pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sudrajat,
2011). Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat belajar
biologi siswa.
3.5 Prosedur Penelitian
Adapun rincian dari masing-masing langkah dalam prosedur penelitian
adalah sebagai berikut :
3.5.1 Observasi terhadap rancangan dan pelaksanaan pembelajaran di kelas
dan interview dengan guru mata pelajaran biologi.
3.5.2 Merancang perangkat pembelajaran, yaitu rancangan pengajaran
dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry)
dengan media mind mapping. Perangkat pembelajaran yang digunakan
pada penelitian ini meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Angket Minat Belajar.
3.5.3 Merancang instrumen penelitian yaitu Angket Minat Belajar.
3.5.4 Validasi isi perangkat pembelajaran dan Angket Minat Belajar.

Sebelum digunakan dalam penelitian, perangkat pembelajaran dan


angket minat belajar divalidasi oleh ahli dan praktisi. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan kebenaran isi perangkat pembelajaran dan
angket minat belajar tersebut. Perangkat pembelajaran dan angket
minat belajar divalidasi oleh seorang ahli (dosen), guru pamong.
3.5.5 Mengimplementasikan model pembelajaran :
1. Melaksanakan pretest, test yang digunakan pada pretest ini adalah
angket minat belajar siswa.
2. Melaksanakan

pembelajaran

dengan

menerapkan

model

pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan


dengan media mind mapping pada kelas eksperimen. Langkahlangkah pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) melalui
media mind mapping pada kelas eksperimen secara rinci dapat
diuraikan sebagai berikut.
1) Tahap 1 : Menyajikan Pertanyaan atau Masalah
a. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.
b. Guru

membimbing

siswa

mengidentifikasi

masalah dan di tuliskan di papan tulis.


2) Tahap 2 : Membuat Hipotesis
a. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
curah pendapat dalam membentuk hipotesis.
b. Guru membimbing siswa dalam menentukan
hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan

memprioritaskan hipotesis yang akan digunakan


untuk dijadikan prioritas penyelidikan.
3) Tahap 3 :

Merancang Percobaan
a. Guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk

menentukan

langkah-langkah

yang

sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan


sekaligus siswa menuliskan alat dan bahan
yang digunakan.
b. Guru membimbing siswa dalam menentukan
langkah-langkah percobaan.
4)

Tahap 4 :

Melakukan Percobaan untuk Memperoleh Data.


a. Guru membimbing siswa mendapatkan data
melalui percobaan dan melakukan pengamatan
langsung.

5)

Tahap 5 :

Mengumpulkan dan Menganalisis Data


a. Guru memberikan kesempatan kepada tiap
kelompok untuk menuliskan percobaan ke
dalam mind mapping dan menyampaikan hasil
pengolahan data yang terkumpul.

6)

Tahap 6 :

Membuat Kesimpulan
a. Guru membimbing siswa dalam membuat
suatu kesimpulan berdasarkan hasil data yang

telah diperoleh dan mempresentasikan mind


mapping ke depan kelas.
3.5.6 Melaksanakan posttest, yang digunakan pada posttest ini sama dengan
tes yang digunakan pada pretest yaitu hanya berupa angket minat
belajar siswa.
3.5.7 Peneliti melakukan analisis dan evaluasi terhadap efektivitas
pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan
media mind mapping ditinjau dari ketercapaian tujuan, yaitu
peningkatan minat belajar siswa.
3.6 Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian
ini meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa
(LKS), dan Angket Minat Belajar Siswa.
3.6.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa
dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Silabus dan RPP
yang digunakan pada penelitian ini disesuaikan dengan silabus yang
digunakan di SMP PGRI 4 Denpasar.
3.6.2 Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS dibuat untuk mengaplikasikan RPP yang digunakan. LKS
tersebut akan menuntun siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Isi
dari LKS tersebut meliputi SK, KD, Indikator dan Materi ajar. Dalam

LKS terdapat beberapa masalah yang harus di diskusikan oleh siswa


dalam diskusi kelompok yang dikembangkan sesuai dengan
pembelajaran inkuiri terbimbing.
3.6.3 Angket Minat Belajar Siswa
Minat belajar merupakan data kuantitatif. Data minat belajar
menggunakan angket yang disebarkan kepada seluruh siswa. Pada
angket minat terdapat beberapa aspek yang digunakan untuk
mengukur minat belajar siswa meliputi perhatian, relevansi, percaya
diri, dan kepuasan. Rekap skor yang diberikan siswa terhadap
pernyataan-pernyataan dalam angket minat siswa dibuat dengan
ketentuan sangat setuju (5), setuju (4), ragu-ragu (3), tidak setuju (2),
dan sangat tidak setuju (1).
3.7 Validitas Perangkat Pembelajaran
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah RPP, LKS, dan
Angket Minat Belajar Siswa.
3.7.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP yang digunakan dalam penelitian ini, divalidasi oleh Dosen
Pembimbing I yaitu Ibu Dra. Dewa Ayu Sri Ratnani, MP dan Dosen
Pembimbing II yaitu Ibu Dra. Desak Nyoman Budiningsih, M.Si, dan
seorang praktisi (guru pamong ) yaitu Ibu Ni Kadek Ayu Sartika
Dewi, S.Pd. Jenis validasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
validasi isi.

3.7.2 Lembar Kerja Siswa (LKS)


LKS yang digunakan dalam penelitian ini, divalidasi oleh Dosen
Pembimbing I yaitu Ibu Dra. Dewa Ayu Sri Ratnani, MP dan Dosen
Pembimbing II yaitu Ibu Dra. Desak Nyoman Budiningsih, M.Si, dan
seorang praktisi (guru pamong) yaitu Ibu Ni Kadek Ayu Sartika Dewi,
S.Pd.
3.7.3 Angket Minat Belajar
Untuk mengetahui kelayakan dari instrumen maka perlu dilakukan uji
coba validitas isi instrumen. Pengujian validitas isi dilakukan oleh
dosen yaitu sebagai validator ahli yang memberikan pendapatnya dan
keputusan bahwa angket dapat digunakan dalam penelitian. Guru
pamong dari SMP PGRI 4 Denpasar yang juga ikut memberikan
pendapat dan saran tentang instrumen yang digunakan. Angket yang
digunakan dalam penelitian ini, divalidasi oleh Dosen Pembimbing I
yaitu Ibu Dra. Dewa Ayu Sri Ratnani, MP dan Dosen Pembimbing II
yaitu Ibu Dra. Desak Nyoman Budiningsih, M.Si, dan seorang praktisi
(guru pamong) yaitu Ibu Ni Kadek Ayu Sartika Dewi, S.Pd.
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data secara empiris mengenai variabel yang diteliti
teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan data yang
digunakan dalam penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

meliputi minat belajar biologi siswa terhadap model pembelajaran inkuiri


terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping.
Data mengenai minat belajar biologi siswa dikumpulkan dengan
menggunakan Kuesioner (Angket). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuisioner merupakan
teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui pasti mengenai
variabel yang diukur dan mengetahui apa yang bias diharapkan dari responden
(Sugiyono, 2011). Dan variabel yang akan diteliti adalah minat belajar biologi
siswa. Kuisioner (Angket) dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu
angket yang telah dilengkapi dengan pilihan jawaban sehingga responden hanya
memberi jawaban pada jawaban yang telah dipilih. Angket yang digunakan
dapat dilihat pada Lampiran 3. Adapun penggolongan pernyataan dari angket
minat belajar siswa terhadap pertanyaan butir positif dan pertanyaan butir
negatif yang disajikan pada Tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1 Penggolongan Pernyataan Angket Minat Belajar Siswa
No

Aspek

Angket Minat Belajar


No Pernyataan Positif

No Pernyataan Negatif

Perhatian

1, 15, 21, 24, 29

4, 10, 26

Relevansi

2, 5, 13, 20, 22, 23, 28

8, 25

Percaya Diri

3, 6, 11, 27, 30

9, 17

Kepuasan

7, 12, 14, 16, 18, 19, 32, 33, 34

31

Sumber : Angket Minat ARCS

3.9 Analisis Data Minat Belajar


Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kuantitatif.
Minat belajar biologi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian
ini berupa derajat ekspresi siswa yang dikategorikan atas : sangat setuju (SS),
setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Item
pernyataan berjumlah 34 item. Pemberian item pada setiap pertanyaan yaitu :
sangat setuju (SS) = 5, setuju (S) = 4, ragu-ragu (R) = 3, tidak setuju (TS) = 2,
dan sangat tidak setuju (STS) = 1. Hasil data dari angket minat belajar siswa
ditabulasi terlebih dahulu. Analisis minat belajar biologi siswa pada pretest dan
posttest dianalisis menggunakan statistik deskriptif berdasarkan nilai rata-rata
dan standar deviasi. Data minat dianalisis dengan mencari kriteria penggolongan
minat belajar siswa. Secara umum mencari kriteria penggolongan minat belajar
siswa dapat dihitung dengan rumus:
Range = Max Min
i = Range
k
Sumber : Sudrajat dan Achyar (2010 )
Keterangan :
Range

: Nilai minat belajar siswa

Max

: Skor tertinggi minat belajar siswa

Min

: Skor terendah minat belajar siswa

: Lebar Kelas

: Kelas

Kriteria penggolongan minat belajar siswa dari skor yang diperoleh,


terdapat 3 penggolongan dengan rentang skor dari 34-79 dikategorikan Rendah,
skor 80-125 dikategorikan Sedang dan rentang skor dari 126-175 dikategorikan
Tinggi.
Untuk menentukan kategori dari masing-masing aspek minat diuji
menggunakan Wilcoxon Macth Pairs Test sedangkan untuk menguji hipotesis
untuk mengetahui signifikansi minat belajar terhadap model pembelajaran juga
menggunakan statistik nonparametrik test juga digunakan uji Wilcoxon Macth
Pairs Test dengan bantuan program komputer SPSS 16.0 for Windows untuk
mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing
(guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping terhadap minat
belajar biologi siswa.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dikelas VIIA SMP PGRI 4 Denpasar pada
semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah sampel 31 orang.
Adapun hasil penelitian ini meliputi minat belajar biologi siswa terhadap
pelaksanaan model pembelajaran yang diterapkan. Adapun hasil-hasil penelitian
yang dipaparkan meliputi : 1) deskripsi umum hasil penelitian, 2) analisis data,
dan 3) pengujian hipotesis. Data hasil penelitian disajikan sebagai berikut .
4.1.1 Deskripsi Umum Minat Belajar Biologi Siswa
Dalam penelitian ini, penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing
(guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping terhadap minat
belajar biologi siswa diukur dengan angket tertutup yang terdiri atas 34 item
pernyataan. Angket tersebut disebarkan pada kelas sebelum (pretest) dan
sesudah (posttest) mengikuti kegiatan pembelajaran.
Deskripsi umum hasil penelitian ini yang dipaparkan mencakup nilai
rata-rata skor dan standar deviasi. Rekapitulasi nilai hasil minat belajar biologi
siswa dapat diketahui bahwa adanya perbedaan rekapitulasi hasil minat belajar
biologi siswa, sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) dimana terdapat
peningkatan terhadap minat belajar biologi siswa setelah diberikan model
pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) yang divariasikan dengan
media mind mapping. Hasil rata-rata sebelum (pretest) yaitu dengan nilai ratarata mencapai 114,97 dan sesudah (posttest) yaitu dengan nilai rata-rata

mencapai 123,36. Data mengenai hasil analisis secara rinci dapat dilihat pada
Lampiran 6. Peningkatan nilai rata-rata yang terjadi karena pada saat diberikan
posttest siswa sudah dapat memahami model pembelajaran yang diterapkan
dibandingkan pada saat diberikan pretest dimana siswa belum paham mengenai
model pembelajaran yang akan diterapkan hanya mengetahui metode ceramah
saja, sehingga pada saat diberikan posttest rata-rata skor minat belajar siswa
meningkat dibandingkan sebelum diberikan model pembelajaran. Berdasarkan
hasil analisis data dapat diketahui mengenai kategori minat belajar biologi siswa
pada Tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Kategori Minat Belajar Biologi Siswa Sebelum(Pretest) dan Sesudah
(Posttest) Diberikan Perlakuan :

No
1
2
3

Interval
34-79
80-125
126-175

Klasifikasi
Rendah
Sedang
Tinggi

Pretest
0
29
2

Frekuensi Siswa
%
Posttest
0%
0
93,55%
21
6,45%
10

%
0%
67,75%
32,25%

Sumber: Lampiran 7
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat frekuensi minat belajar biologi siswa
sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan sesudah diberikan perlakuan
(posttest). Pada pretest frekuensi terbanyak berada dalam kategori sedang
sebanyak 29 orang (93,55%) dan pada posttest mengalami penurunan menjadi
21 orang ( 67,75%) tetapi kategori tinggi pada pretest 2 orang (6,45%) pada saat
posttest meningkat menjadi 10 orang (32,25%). Hal ini menunjukkan terjadinya
peningkatan minat belajar siswa dari pretest ke posttest. Setelah diberikan model
pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media

mind mapping siswa menjadi paham tentang model pembelajaran yang


diterapkan sehingga frekuensi tinggi diperoleh 10 orang.
Penilaian minat belajar berdasarkan angket yang digunakan meliputi
empat aspek, yaitu perhatian, relevansi, percaya diri, dan kepuasan. Hasil
perhitungan rata-rata berdasarkan aspek minat belajar biologi siswa antara
pretest dan posttest dapat dibuat histogram seperti pada Gambar 4.2 sebagai
berikut :
40
35
30
25

36,81
34,84

34,55
31,71
26,23
24,97

25,77
23,45

20

Pretest

15

Posttest

10
5
0
Perhatian

Relevansi

Percaya Diri

Kepuasan

Gambar 4.2 Histogram nilai rata-rata berdasarkan penggolongan aspek minat


belajar biologi siswa.
Berdasarkan Gambar 4.2 hasil pengamatan setiap siswa terdapat
perbedaan skor sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Terlihat bahwa secara
keseluruhan minat belajar biologi siswa mengalami peningkatan. Pada aspek
kepuasan memiliki nilai rata-rata yang paling tinggi dibandingkan dengan aspek
perhatian, relevansi, percaya diri. Pada aspek kepuasan memiliki nilai rata-rata
pada saat pretest sebesar 34,84 sedangkan pada saat posttest sebesar 36,81

dengan presentase peningkatan 5,65%. Aspek yang memiliki nilai rata-rata


terendah yaitu pada aspek percaya diri, yaitu pada pretest nilai rata-rata sebesar
23,45 sedangkan pada posttest meningkat sebesar 25,77 dengan presentase
peningkatan 9,90%. Dan aspek perhatian memiliki nilai rata-rata yaitu pada
pretest sebesar 24,97 pada posttest meningkat sebesar 26,23 dengan presentase
peningkatan sebesar 5%. Aspek relevansi memiliki nilai rata-rata pada pretest
sebesar 31,71 pada posttest meningkat sebesar 34,55 dengan presentase
peningkatan sebesar 8,95%.

Jadi total keseluruhan presentase peningkatan

berdasarkan penggolongan aspek minat belajar yaitu 29,5%. Hasil analisis


berdasarkan penggolongan aspek minat belajar biologi siswa dapat dilihat pada
Lampiran 8 dan hasil analisis aspek minat belajar biologi siswa di uji
menggunakan Wilcoxon Macth Pairs Test dapat dilihat pada Lampiran 9.
4.1.2 Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, yaitu ingin mengetahui apakah
Ada Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided
Inquiry) Divariasikan Dengan Media Mind Mapping Terhadap Minat Belajar
Biologi Siswa Kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014, maka
digunakan analisis uji Wilcoxon Macth Pairs Test. Hasil Analisis Hipotesis Uji
Wilcoxon Macth Pairs Test dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3 Analisis Hipotesis Uji Wilcoxon Macth Pairs Test
No
1

Wilcoxon Macth Pairs Test


Pretest-Posttest

Z
-4,868

Sig.
0,000

Berdasarkan Tabel 4.3 hasil uji menggunakan Wilcoxon Macth Pairs


Test, didapatkan nilai yang signifikansi berada dibawah taraf signifikansi 0,05.
Berdasarkan nilai Wilcoxon Macth Pairs Test (Z) nilai yang didapat yaitu
sebesar -4,868 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya Ada Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Divariasikan Dengan Media
Mind Mapping Terhadap Minat Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP PGRI 4
Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014. Hasil uji hipotesis menggunakan Wilcoxon
Match Pairs Test dapat dilihat pada Lampiran 10.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh, diketahui
terjadi peningkatan nilai rata-rata minat belajar biologi siswa kelas VIIA SMP
PGRI 4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014 yang menunjukkan nilai rata-rata
pada pretest sebesar 114,97 dan pada saat posttest mengalami peningkatan yaitu
sebesar 123,36. Peningkatan ini disebabkan karena adanya pengaruh penerapan
model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan
media mind mapping terhadap minat belajar biologi siswa kelas VII SMP PGRI
4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014. Penerapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing (guided inquiry) dapat meningkatkan minat belajar siswa secara
keseluruhan yang tergolong tinggi dengan presentase 32,25%. Keberhasilan ini
dikarenakan

model

pembelajaran

inkuiri

terbimbing

(guided

inquiry)

divariasikan dengan media mind mapping, siswa dapat belajar dalam kelompok

untuk bereksperimen, berdiskusi dan menjawab hipotesis dari permasalahan


yang diberikan sehingga siswa menjadi lebih aktif serta minat belajar siswa
untuk mengikuti proses pembelajaran menjadi lebih baik tergolong tinggi
dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan metode ceramah akibatnya
minat belajar siswa menjadi berkurang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Kencanawati (2013),
dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing (guided inquiry) dapat meningkatkan minat belajar siswa dan model
pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) berpengaruh positif terhadap
hasil belajar IPA, dalam penelitiannya didapatkan hasil (p=0,000<0,01) dengan
presentase peningkatan dari pretes ke postest yaitu sebesar 62,5%. Pendapat ini
didukung oleh penelitian

yang dilakukan Putri (2013), dalam model

pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) menjadikan siswa

lebih

terarah dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat membantu siswa


memperoleh pengetahuan secara utuh, dalam penelitiannya didapatkan hasil
pada saat pretest 52,11 dan pada saat posttest 87,24 dengan peningkatan 67%.
Minat belajar yang tinggi juga diperkuat dengan adanya respon atau tanggapan
yang positif dari siswa terhadap penerapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing (guided inquiry) yang divariasikan dengan media mind mapping .
Dari hasil perhitungan skor setiap aspek minat belajar siswa terlihat
bahwa peningkatan skor tertinggi terdapat pada aspek kepuasan yaitu nilai ratarata saat pretest mencapai 34,84 dan pada posttest nilai rata-rata mencapai
36,81 dengan presentase peningkatan sebanyak 5,56%. Hal ini dikarenakan

dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak hanya mendengarkan ceramah dan


mencatat, tetapi siswa memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi kemampuan
yang dimiliki baik individu maupun dalam kelompok. Rasa keingintahuan siswa
dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan
dengan media mind mapping siswa diberi kesempatan untuk belajar aktif dengan
membangun apa yang telah diketahuinya. Serta diberikan kebebasan untuk
menuangkan ide-ide yang kreatif yang dihubungkan dalam penyelesaian
masalah dan dituangkan ke dalam media mind mapping.
Penggunaan media mind mapping juga sangat berpengaruh dalam
menciptakan suasana belajar yang bermakna bagi siswa sehingga siswa menjadi
lebih aktif dalam belajar. Jadi pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media
mind mapping memudahkan siswa untuk mengingat materi yang dipelajari
secara cepat karena sudah dituangkan kedalam catatan mind mapping sehingga
mudah untuk dipelajari.
Minat belajar biologi siswa yang sangat baik juga diperkuat dengan
adanya peningkatan dari aspek perhatian, relevansi, dan percaya diri.
Keseluruhan dari semua aspek mengalami peningkatan.

Hal ini disebabkan

karena dalam proses pembuatan mind mapping, siswa sebelumnya membaca dan
memahami materi yang dituangkan ke dalam mind mapping. Dengan belajar
kelompok untuk membuat mind mapping, siswa dapat saling bertukar pikiran,
dapat saling memberi dan menerima. Siswa saling berinteraksi dimana siswa
yang lebih pintar membantu siswa yang kurang pintar. Semua anggota dalam

kelompok bekerja sama dan bertanggung jawab terhadap mind mapping yang
dibuat. Sehingga semua anggota kelompok memahami isi dari mind mapping
yang dibuat.
Rasa percaya diri secara tidak langsung muncul setelah siswa memahami
materi yang dipresentasikan melalui mind mapping ini terlihat dengan kesiapan
siswa dalam mempresentasikannya. Beberapa siswa yakin dengan mind mapping
yang mereka buat adalah yang terbaik namun ada beberapa siswa masih dan
kurang percaya diri saat mempresentasikan dan melihat hasil mind mapping.
Pada saat pembuatan media mind mapping siswa juga merasa kurang percaya
diri dengan hasil mind mapping yang dibuat. Selain itu pada saat proses
pembelajaran berlangsung rasa percaya diri siswa untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diajukan sangat kurang. Hal tersebut yang menyebabkan
percaya diri siswa mengalami peningkatan yang paling rendah yaitu pada saat
pretest sebesar 23,45 dan pada saat posttest meningkat menjadi 25,77 dengan
presentase peningkatan sebesar 9,90%.
Pada aspek perhatian mengalami peningkatan yaitu pada saat pretest
sebesar 24,97 dan pada saat posttest meningkat menjadir 26,23 dengan
presentase peningkatan sebesar 5%. Hal ini dikarenakan pada saat proses
pembelajaran berlangsung semua siswa dapat memperhatikan penjelasan dari
guru, yang mudah diterima oleh siswa serta penggunaan media pembelajaran
yang menarik sangat membantu siswa dalam memusatkan perhatian pada
kegiatan pembelajaran.

Ditinjau dari skor yang diperoleh aspek relevansi mengalami peningkatan


yaitu pada saat pretest sebesar 31,71 dan pada posttest meningkat menjadi 34,55
dengan presentase peningkatan sebesar 8,95%. Dari skor tersebut dapat
diketahui bahwa inovasi pembelajaran yang diterapkan relevan dengan kondisi
siswa. Setelah siswa memahami materi tersebut siswa menjadi paham dengan
manfaat dari mempelajari materi tersebut. Dengan memahami dan mengerti
materi pelajaran secara tidak langsung berdampak pada hasil belajar siswa.
Aspek kepuasan mengalami peningkatan yang paling tinggi yaitu pada
saat pretest sebesar 34,84 dan posttest mengalami peningkatan 36,81 dengan
presentase peningkatan sebesar 5,65% dan menunjukkan perbedaan yang sangat
nyata

(0,003<0,05). Dikarenakan setiap kesempatan selalu diberikan

penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa yang berani bertanya dan siswa
yang bisa menjawab pertanyaan. Evaluasi-evaluasi yang bersifat membangun
dan masukan yang positif selalu diberikan setelah akhir presentasi. Hal ini yang
menyebabkan siswa merasa puas dan merasa dihargai.
Dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) siswa
diberi

kesempatan

yang

luas

untuk

melakukan

eksperimen,

diskusi,

mengemukakan gagasan-gagasan untuk membangun atau mengkonstruksi


pengetahuan dalam pikirannya. Penelitian ini akan lebih lama diingat karena
siswa melakukan sendiri pengalaman belajarnya. Penelitian ini didukung oleh
penelitian Hermawati (2012), yang mengemukakan bahwa dengan pembelajaran
inkuiri yang menuntut siswa untuk mengembangkan proses pembelajarannya
sangat didukung oleh minat siswa terhadap pelajaran, dan terlihat bahwa minat

sangat berkontribusi dalam aktifitas atau keberhasilan belajar siswa, dalam


penelitiannya didapatkan hasil yaitu ( F=25,652, p=0,001<0,05).
Hal ini sesuai dengan pendapat Dewi (2013), minat tersebut akan timbul
dalam diri siswa apabila siswa tertarik akan sesuatu karena sesuatu tersebut
merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi dirinya atau merasa bahwa
sesuatu tersebut merupakan hal yang harus dipelajari dan ketika ia sudah
mempelajari maka akan timbul kebermaknaaan dan berguna bagi dirinya. Selain
itu minat belajar memang merupakan salah satu faktor yang patut
dipertimbangkan karena minat belajar turut menentukan keberhasilan peserta
didik dalam melakukan aktivitas belajarnya.

BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan

paparan

hasil

penelitian

dan

pembahasan

dapat

dikemukakan simpulan sebagai berikut : Pengaruh Penerapan Model


Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ( Guided Inquiry ) Divariasikan Dengan Media
Mind Mapping berpengaruh sangat nyata (0,000<0,05) terhadap minat belajar
biologi siswa kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014 ini
terlihat dari perolehan skor minat belajar siswa dimana nilai rata-rata minat
belajar biologi yang dicapai siswa pada saat diberikan posttest yaitu 123,36
dimana nilai rata-rata lebih tinggi bila dibandingkan pada saat diberikan pretest
yaitu 114,97.
5.2 Saran
Bedasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
saran yang diberikan sebagai berikut :
5.2.1 Siswa hendaknya berperan aktif dalam membangun pengetahuannya
dan menuangkan ide dalam proses pembuatan mind mapping.
5.2.2 Guru hendaknya menerapkan dan menjadikan model pembelajaran
ini sebagai acuan dalam menentukan model pembelajaran yang
inovatif sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa.
5.2.3 Diharapkan dapat menjadi acuan bagi sekolah untuk memperbaiki
kualitas pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan pada saat proses
pembelajaran dan sekolah diharapkan untuk menerapkan model

pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan


media

mind

mengembangkan

mapping

sebagai

pembelajaran

di

sumber
sekolah

informasi
sehingga

untuk
kualitas

pembelajaran disekolah semakin meningkat.


5.2.4 Diharapkan peneliti dapat menambah wawasan dan pengalaman serta
terampil dalam memilih dan melaksanakan model pembelajaran yang
efektif bagi peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S. (2010). Prosedur penelitian. Jakarta:Penerbit Rineka Cipta.
Busan,T. (2007). Buku pintar mind map untuk anak agar anak pintar disekolah.
Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama
Ceisar,M. (2011).Pembelajaran biologi menggunakan inkuiri terbimbing
melalui media animasi dan modul ilustratif. Pendidikan Sains Program
Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Diunduh dari
Jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/prosbio/article/view/976. Diakses tanggal
30 Nopember 2013.
Dewi,E.P. (2013). Pengaruh model pembelajaran NHT divariasikan dengan
mind mapping terhadap minat belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Abiansemal (Skripsi Tidak Dipublikasikan). Universitas Mahasaraswati,
Denpasar
Hariyanto. (2012). Pengertian media pembelajaran. Tersedia pada
http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/.Diakses
tanggal 2 Mei 2014.
Herdian. (2010). Model pembelajaran inkuiri. Tersedia pada
http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-inkuiri/.
Diakses pada tanggal 23 Desember 2013.
Hermawati,N.W.M. (2012). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap
penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa SMA ditinjau dari
minat belajar siswa. Dipublikasikan pada Jurnal Pendidikan Pascasarjana
Undiksha. Tersedia pada http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_ipa/article/ view/488. Diakses tanggal 23 Mei
2014.
Kencanawati, D. (2013). Pengaruh model pembelajaran inquiri terbimbing
(guided inquiry) melalui story mapping berbasis subak terhadap minat
belajar IPA biologi siswa kelas VII SMP Wisata Sanur. (Skripsi Tidak
Dipublikasikan) Denpasar: Program Studi Pendidikan Biologi FKIP
Universitas Mahasaraswati Denpasar 2013.
Maheni. (2011). Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar biologi pokok bahasan
ekosistem dan pelestarian sumber daya hayati siswa kelas viib SMP
Negeri 2 Blahbatuh (Skripsi Tidak Dipublikasikan). Universitas
Mahasaraswati, Denpasar

Mulyasa, E. (2003). Kurikulum berbasis kompetensi: konsep, karakteristik, dan


implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulyatiningsih, E. (2012). Metode penelitian terapan bidang pendidikan.
Bandung: Alfabeta
Purwanti, D (2013) Penerapan model pembelajaran inquiri terbimbing untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya.
S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia. Diunduh dari
http://respository.upi.edu/id/Eprint/1432. Diakses tanggal 23 Desember
2013
Purwanto, N. (1995). Psikologi pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya
Putri, Y.E. (2013). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui
story mapping berbasis subak terhadap hasil belajar ipa biologi siswa
SMP Wisata Sanur pada materi ekosistem (Skripsi Tidak
Dipublikasikan). Universitas Mahasaraswati, Denpasar
Riadi, M. (2012). Pengertian minat belajar. Tersedia pada http://www.
Kajianpustaka.com//2012/10/minat -belaja.html. Diakses tanggal 23 Mei
2014.
Robbins, S. P. (2007). Perilaku organisasi buku1. Jakarta: Salemba Empat
Rostikawati,T.(2008). Mind mapping dalam metode quantum learning. diunduh
dari http://pkab. wordpress. com/2008/04/03/petakan - pikiranmu mindmap virtual - earth . Diakses pada tanggal 25 Mei 2014
Sadiman, A. S. (2005). Media pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Sadirman, A. M. (1988). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: CV
Rajawali.
Sadirman. (2008). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sagala, S. (2006). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sanaky, H. (2009). Media pembelajaran. Yogyakarta: Safania Insania
Santi, N. (2013). Pengaruh penerapam model pembelajaran kooperatif tipe
STAD berbasis peta konsep fishbone terhadap minat belajar biologi
dengan menggunakan lingkungan pura Taman Ayun sebagai sumber
belajar siswa kelas X SMA Widya Brata Mengwi (Skripsi Tidak
Dipublikasikan). Universitas Mahasaraswati, Denpasar.

Sapitri, A. (2010). Peningkatan aktivitas belajar siswa dengan penggunaan


strategi belajar mind mapping (peta pikiran) kelas vii semester ii SMP
swasta taman pendidikan medan tahun pelajaran 2009/2010.
Skripsi(S1). Universitas Negeri Medan. Diunduh dari
http://alfimetamorfosis.blogspot.com/2011/03/skripsi-mind-map.html.
Diakses tanggal 09 Juni 2014.
Setyawan, H. (2008). Pengertian, kelebihan, dan kekurangn metode ceramah.
Tersedia pada http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/pengertiankelebihan-dan-kekurangan.html. Diunduh pada tanggal 3 januari 2014
Slameto. (2003). Definisi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Tersedia pada http://id.shvoong.com/writing-and-speking/2011/06/08definisi-belajar/. Diunduh pada tanggal 23 Mei 2014.
Sudrajat, M & Anchyar, S. (2010). Statistika konsep dasar pengumpulan dan
pengolahan data. Bandung: Widya Padjajaran
Sugiarto,I. (2004). Mengoptimalkan daya kerja otak dengan berpikir holistik
dan kreatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sugiyono. (2011). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta
Tangkas, I. M. (2012). Pengaruh implementasi model pembelajaran inkuiri
terbimbing terhadap kemampuan pemahaman konsep dan keterampilan
proses sains siswa kelas X SMAN 3 Amlapura. Dipublikasikan pada
Jurnal Penelitian Pascasarjana Undiksha. Tersedia pada
http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index. php/jirnal_ipa/ article/ view/
410. Diakses tanggal 25 Mei 2014
Thohiron, D. (2012). Model pembelajaran inkuiri terbimbing. Tersedia pada
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2269336-model
-pembelajaran-inkuiri-terbimbing/. Diakses tanggal 23 Mei 2014

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah

Lampiran 3. Angket Minat Belajar Siswa

ANGKET MINAT SISWA


TERHADAP PEMBELAJARAN

A. PETUNJUK
1. Tulislah nama dan kelas Anda
2. Pada angket ini terdapat 34 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap
pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran biologi yang baru
selesai kamu pelajari, dan tentukan kebenaranya. Pilihlah jawaban yang
paling sesuai dengan pendapat anda dan berilah tanda () pada kolom yang
telah disediakan!
3. Jawablah dengan sejujurnya
4. Jawaban anda akan dirahasiakan
5. Hasil angket ini tidak akan mempengaruhi nilai mata pelajaran biologi Anda
6. Keterangan jawaban :
1. = sangat tidak setuju
2. = tidak setuju
3. = ragu-ragu
4. = setuju
5. = sangat setuju

B. IDENTITAS
Nama

: ..

JenisKelamin

: ..

Mata Pelajaran

: ..............................................

Kelas/ Semester

: ..............................................

Hari/tanggal

: ..

Lanjutan Lampiran 3.
NO
1.

PERNYATAAN
Guru benar-benar mengetahui bagaimana membuat
kami menjadi antuasias terhadap materi pelajaran.

2.

Hal-hal yang saya pelajari dalam pembelajaran ini akan


bermanfaat bagi saya.

3.

Saya yakin bahwa saya akan berhasil dalam


pembelajaran ini.

4.

Pembelajaran ini kurang menarikbagi saya.

5.

Guru membuat materi pelajaran ini menjadi penting.

6.

Saya perlu beruntung agar mendapat nilai yang baik


dalam pembelajaran ini.

7.

Saya harus bekerja sangat keras agar berhasil dalam


pembelajaran ini.

8.

Saya tidak melihat bagaimana hubungan antara isi


pelajaran ini dengan sesuatu yang telah saya ketahui.

9.

Guru membuat suasana menjadi tegang apabila


membangun sesuatu pengertian.

10.

Materi pembelajaran ini terlalu sulit bagi saya.

11.

Apakah saya akan berhasil/tidak berhasil dalam


pembelajaran ini, hal itu tergantung pada saya.

12.

Saya merasa bahwa pembelajaran ini memberikan


banyak kepuasan kepada saya.

13

Dalam pembelajaran ini, saya mencoba menentukan


standar keberhasilan yang sempurna.

14.

Saya berpendapat bahwa nilai dan penghargaan lain


yang saya terima adalah adil jika dibandingkan dengan
yang diterima oleh siswa lain.

1 2 3 4 5

15.

Siswa di dalam pembelajaran ini tampak rasa ingin


tahunya terhadap materi pelajaran.

16.

Saya senang bekerja dalam pembelajaran ini.

17.

Sulit untuk memprediksi berapa nilai yang akan


diberikan oleh guru untuk tugas-tugas yang diberikan
kepada saya.

18.

Saya puas dengan evaluasi yang dilakukan oleh guru


dibandingkan dengan penilaian saya sendiri terhadap
kinerja saya.

19.

Saya merasa puas dengan apa yang saya peroleh dari


pembelajaran ini.

20.

Isi pembelajaran ini sesuai dengan harapan dan tujuan


saya.

21.

Guru melakukan hal-hal yang tidak lazim dan


menakjubkan yang menarik.

22.

Para siswa berperan aktif di dalam pembelajaran.

23.

Untuk mencapai tujuan saya, penting bagi saya untuk


berhasil dalam pembelajaran ini.

24.

Guru menggunakan bermacam-macam teknik mengajar


yang menarik.

25.

Saya tidak berpendapat bahwa saya akan memperoleh


banyak keuntungan daripembelajaran ini.

26.

Saya sering melamun di dalam kelas.

27.

Pada saat saya mengikuti pembelajaran ini, saya


percaya bahwa saya dapat berhasil jika saya berupaya
cukup keras.

28.

Manfaat pribadi dari pembelajaran ini jelas bagi saya.

29.

Rasa ingin tahu saya sering kali tergerak oleh


pertanyaan yang dikemukakan dan masalah yang
diberikan guru pada materi pembelajaran ini.

30.

Saya berpendapat bahwa tingkat tantangan dalam


pembelajaran ini tepat, tidak terlalu gampang dan tidak
terlalu sulit.

31.

Saya merasa agak kecewa dengan pembelajaran ini.

32.

Saya merasa memperoleh cukup penghargaan terhadap


hasil kerja saya dalam pembelajaran ini, baik dalam
bentuk nilai, komentar atau masukan lain

33.

Jumlah tugas yang harus saya lakukan adalah memadai


untuk pembelajaran semacam ini.

34.

Saya memperoleh masukan yang cukup untuk


mengetahui tingkat keberhasilan kinerja saya.

Sumber : http:/www.generalfile.org/download/gs4bc4b1f8h32i0/angket-modelarc- untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1.Pdf .


html

Lampiran 5. Daftar Nama Siswa Kelas VII A SMP PGRI 4 Denpasar

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

NAMA SISWA
Alip Yunita Dewi
Ayu Intan Febryanti Putu
Andi Setiawan
A.A.Putu Putra Mahendra
Agif Wijaya Kusuma
Ayu Sri Devi Ni Putu
Bagus Sainul Fuad
Candra Adi Amerta I Gede
Chintia Dewi Permata
Dwi Retno Ning Apsari
Dini Anisyah Aktavia Karim
Devi Safitra Sari
Dwiki Fernando Putra
Friska Yuniar Kusnaini
Fadilah Indah Cahyani
Gusti Ayu Sofi Savira Devanti
Gustina Ronalin
Giovani Sofyan
Harta I Putu
Juliani Ni Kadek Luh
Lutfi Eka Fiani
Moch. Dwi Nur Azizin
Muhamad Yasin
Maria Milianti Sri Ayu Vanesa Gung
Merinda Nila Rambu Niga
Pande Eka Putra I Gede
Sinta Ayu Wulandari Ni Kadek
Widyastana I Kadek
Dewik Ayu Susanti Ni Komang
George Andreas Saragih.S.
IluhYuni Sri Utami

L/P
P
P
L
L
L
P
L
L
P
P
P
P
L
P
P
P
P
L
L
P
P
L
L
P
P
L
P
L
P
L
P

Lampiran 6. Hasil Analisis Pretest Angket Minat Belajar Siswa

Lanjutan Lampiran 6. Hasil Analisis Posttest Angket Minat Belajar Siswa

Lampiran 7. Hasil Analisis Kategori Minat Belajar Biologi Siswa Pada Saat
Pretest dan Posttest.

Pretest
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Posttest

Nama Siswa

Alip Yunita Dewi


Ayu Intan Febryanti Putu
Andi Setiawan
A.A.Putu Putra Mahendra
Agif Wijaya Kusuma
Ayu Sri Devi Ni Putu
Bagus Sainul Fuad
Candra Adi Amerta I Gede
Chintia Dewi Permata
Dwi Retno Ning Apsari
Dini Anisyah Aktavia Karim
Devi Safitra Sari
Dwiki Fernando Putra
Friska Yuniar Kusnaini
Fadilah Indah Cahyani
Gusti Ayu Sofi Savira Devanti
Gustina Ronalin
Giovani Sofyan
Harta I Putu
Juliani Ni Kadek Luh
Lutfi Eka Fiani
Moch. Dwi Nur Azizin
Muhamad Yasin
Maria Milianti Sri Ayu Vanesa
Merinda Nila Rambu Niga
Pande Eka Putra I Gede
Sinta Ayu Wulandari Ni Kd.
Widyastana I Kadek
Dewik Ayu Susanti Ni Kmg.
George Andreas Saragih.S.
Iluh Yuni Sri Utami

Kriteria
Nilai

Klasifikasi

Kriteria
Nilai

Klasifikasi

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2

Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
sedang
Sedang
Sedang
sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang

2
2
3
2
3
3
3
3
2
3
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3

Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi

Lampiran 8. Hasil Analisis Aspek Minat Belajar Biologi Siswa


No
Siswa

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah

Aspek
Perhatian
Pretest
27
27
26
26
28
26
27
24
18
27
28
28
27
28
21
26
28
22
26
24
22
28
21
23
23
25
26
25
20
22
25
774

Posttest
27
28
28
26
23
30
27
28
22
28
26
30
27
28
27
26
24
24
28
28
23
29
24
23
25
28
27
26
25
23
25
813

Aspek
Relevansi
Pretest
24
29
32
32
33
36
33
37
30
29
30
37
34
31
34
28
33
34
36
31
35
34
31
35
29
33
30
26
30
25
32
983

Posttest
36
35
36
33
40
35
37
36
33
32
32
34
34
32
30
29
41
34
33
34
34
38
37
35
31
32
34
34
38
35
37
1071

Aspek
Percaya Diri
Pretest
20
26
24
24
26
27
25
23
20
18
22
23
25
25
24
23
24
23
26
20
25
24
22
25
25
26
21
20
24
22
25
727

Posttest
24
29
25
27
26
29
28
26
25
29
28
27
25
26
24
24
28
30
25
23
24
28
27
25
23
22
25
24
23
24
26
799

Aspek
Kepuasan
Pretest
31
36
38
34
37
35
38
37
31
33
37
40
37
39
34
31
31
29
34
34
31
40
38
39
32
30
35
32
40
29
38
1080

Posttest
37
33
38
35
40
32
40
40
38
38
36
40
38
38
34
31
42
37
38
37
34
41
36
41
34
34
36
34
37
32
40
1141

Lampiran 9. Hasil Analisis Aspek Minat Belajar Dengan Menggunakan Uji


Wilcoxon Macth Pairs Test
1. Analisis Aspek Perhatian
Descriptive Statistics

Mean

Std. Deviation

Minimum

Maximum

Pretest

31

24.97

2.726

18

28

Posttest

31

26.23

2.186

22

30

Ranks

Posttest - Pretest

a.
b.
c.

Mean Rank
a

16.67

50.00

11.30

226.00

Negative Ranks

Positive Ranks

20

Ties

Total

31

Posttest < Pretest


Posttest > Pretest
Posttest = Pretest
b

Test Statistics

Posttest - Pretest

Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

-2.694

.007

Sum of Ranks

2. Analisis Aspek Relevansi


Descriptive Statistics

Mean

Std. Deviation

Minimum

Maximum

Pretest

31

31.71

3.309

24

37

Posttest

31

34.55

2.706

29

41

Ranks

Posttest - Pretest

Mean Rank
a

8.14

57.00

16.62

349.00

Negative Ranks

Positive Ranks

21

Ties

Total

31

a.

Posttest < Pretest

b.

Posttest > Pretest

c.

Posttest = Pretest

Test Statistics

Posttest - Pretest

Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Sum of Ranks

-3.336

.001

3. Analisis Aspek Percaya Diri

Descriptive Statistics

Mean

Std. Deviation

Minimum

Maximum

Pretest

31

23.45

2.219

18

27

Posttest

31

25.77

2.109

22

30

Ranks

Posttest - Pretest

Mean Rank
a

8.00

40.00

15.36

338.00

Negative Ranks

Positive Ranks

22

Ties

Total

31

a.

Posttest < Pretest

b.

Posttest > Pretest

c.

Posttest = Pretest
Test Statistics

Posttest - Pretest

Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

-3.598

.000

Sum of Ranks

4. Analisis Aspek Kepuasan


Descriptive Statistics

Mean

Std. Deviation

Minimum

Maximum

Pretest

31

34.84

3.475

29

40

Posttest

31

36.81

2.949

31

42

Ranks

Posttest - Pretest

Mean Rank
a

11.00

66.00

14.86

312.00

Negative Ranks

Positive Ranks

21

Ties

Total

31

a.

Posttest < Pretest

b.

Posttest > Pretest

c.

Posttest = Pretest
b

Test Statistics

Posttest - Pretest

Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

-2.972

.003

Sum of Ranks

Lamapiran 10. Hasil Analisis Hipotesis Dengan Menggunakan Uji Wilcoxon


Macth Pairs Test
Descriptive Statistics

Mean

Std. Deviation

Minimum

Maximum

Pretest

31

114.97

8.089

98

128

Posttest

31

123.35

6.333

110

136

Ranks

Posttest - Pretest

Mean Rank
a

.00

.00

16.00

496.00

Negative Ranks

Positive Ranks

31

Ties

Total

31

a.

Posttest < Pretest

b.

Posttest > Pretest

c.

Posttest = Pretest
b

Test Statistics

Posttest - Pretest

Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

-4.868

.000

Sum of Ranks

Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian

Foto 1. Tampak Depan Sekolah

Foto 2. Siswa saat mengerjakan soal pretest

Foto 3. Siswa saat membuat media mind mapping secara berkelompok

Foto 4. Siswa saat berdiskusi dalam pembuatan mind mapping

Foto 5. Siswa saat membuat mind mapping

Foto 6. Siswa mempresentasikan mind mapping yang dibuat secara berkelompok

Foto 7. Siswa saat menanggapi pertanyaan dari temannya.

Foto 8. Siswa saat mengerjakan soal posttest berupa angket minat belajar

Lampiran 12. Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Ni Putu Nita Suardiantini, lahir di Badung tanggal 09


Juni 1992, anak pertama dari pasangan Bapak I Wayan
Suardika dan Ibu Ni Luh Siani. Ayah dan Ibu bekerja
sebagai Pegawai Swasta. Pada Tahun 2004 menamatkan
pendidikan dasar di SD Negeri 1 Canggu, Kecamatan
Kuta Utara, Kabupaten Badung.
Kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama selama Tiga Tahun di
SMP Negeri 3 Mengwi dan berhasil menamatkan studi pada Tahun 2007.
Dilanjutkan dengan menempuh pendidikan menengah atas di SMA Negeri 2
Mengwi yang diselesaikan pada Tahun 2010.
Dari Tahun 2010 hingga Tahun 2014 melanjutkan studi di Program Studi
Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Universitas
Mahasaraswati Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai