OLEH :
NI PUTU NITA SUARDIANTINI
NPM : 10.8.03.51.30.2.5.0915
Skripsi ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan Strata Satu ( S-1 ) Program Studi
Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Mahasaraswati Denpasar.
ABSTRAK
Suardiantini, Ni Putu, Nita. 2014. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Divariasikan Dengan Media Mind
Mapping Terhadap Minat Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP PGRI 4
Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi, Program Studi Pendidikan
Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Mahasaraswati Denpasar. Pembimbing : (I) Dra. Dewa Ayu Sri Ratnani,
MP, (II) Dra. Desak Nyoman Budiningsih, M.Si.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
atau Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nyalah, penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya dengan judul : Pengaruh
Penerapan
Model
Penbelajaran
Inkuiri
Terbimbing
(Guided
Inquiry)
2.
Bapak Prof. Dr Wayan Maba, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar yang telah memberikan
sarana dan prasarana selama penulis mengikuti pendidikan di Program Studi
Pendidikan Biologi.
3.
Bapak Dr. Drs. Cornelius Sri Murdo Yuwono, M.Si, selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Biologi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran,
arahan dan petunjuk, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
4.
Ibu Dra. Dewa Ayu Sri Ratnani, MP. Selaku Pembimbing I, yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan masukan kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Ibu Dra. Desak Nyoman Budiningsih, M.Si. selaku Pembimbing II, yang
telah banyak memberikan bimbingan, saran, motivasi dan masukan bagi
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Bapak Drs. I Made Musna Prarabda, M.Pd selaku Kepala SMP PGRI 4
Denpasar bersama staf atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk
melakukan penelitian disekolah tersebut.
8.
Ibu Ni Kadek Ayu Sartika Dewi, S.Pd selaku guru mata pelajaran Biologi di
kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar atas ijin, kesabaran serta petunjuk, saran
yang diberikan kepada penulis selama melakukan penelitian di sekolah.
9.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ....................................................................................................
PERSYARATAN ...................................................................................
ii
iii
iv
vi
ABSTRAK .............................................................................................
vii
viii
xi
iv
xv
xvi
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................
11
13
14
18
20
20
23
24
24
24
24
25
25
28
29
30
31
34
34
34
37
38
44
44
44
46
LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................
49
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1
12
2.2
17
3.1
31
4.1
35
4.3
37
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1
17
4.2
36
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
50
51
52
56
59
60
62
63
Hasil Analisis Aspek Minat Uji Wilcoxon Macth Pairs Test ...................
64
68
69
73
BAB I
PENDAHULUAN
pengetahuan
atau
informasi,
atau
mempelajari
suatu
gejala.
inkuiri
adalah
menggunakan
pendekatan
induktif
dalam
Mind Mapping Berpengaruh Terhadap Minat Belajar Biologi Siswa Kelas VII
SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014?.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
dijabarkan, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut : Untuk
mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided
inquiry) divariasikan dengan media mind mapping terhadap minat belajar biologi
siswa kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014.
yang
dalam
pelaksanaannya
guru
menyediakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri. Pembelajaran menggunakan metode inkuiri (inquiry training)
pertama kali dikembangkan oleh Richard Suchman yang menginginkan agar
siswa bertanya mengapa suatu peristiwa terjadi, kemudian siswa melakukan
kegiatan, mengumpulkan dan menganalisis data, sampai akhirnya siswa
menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut. Pembelajaran inkuiri merupakan
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis
dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah
yang dipertanyakan (Sudrajat, 2011).
Ciri-ciri pembelajaran inkuiri yaitu pertama, menekankan kepada
aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, kedua, seluruh
aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri dan ketiga, tujuan dari pembelajaran inkuiri
adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis,
atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental
(Herdian, 2010).
Menurut Sudrajat (2011), pembelajaran inkuiri dapat dibedakan menjadi :
inkuiri terbimbing (guided inquiry), inkuiri yang dimodifikasi (modified
inquiry), inkuiri bebas (free inquiry), mengundang ke dalam inkuiri (invitation
into inquiry), inkuiri pendekatan peranan (inquiry role approach), teka-teki
lainnya,
seperti
mengajukan
pertanyaan
dan
berdasarkan pengalaman, (2) Siswa belajar dengan aktif membangun apa yang
telah diketahuinya, (3) Siswa mengembangkan daya pikir yang lebih tinggi
melalui petunjuk atau bimbingan pada proses belajar, (4) Perkembangan siswa
terjadi pada serangkaian tahap, (5) Siswa memiliki cara belajar yang berbeda
satu sama lainnya dan (6) Siswa belajar melalui interaksi sosial dengan lainnya
(Riadi, 2012). Adapun tahapan/sintaks dari pembelajaran inkuiri terbimbing
(guided inquiry) dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut :
Tabel 2.1 Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided
Inquiry) :
Fase
ke1
indikator
Perumusan masalah
Membuat Hipotesis
Merancang percobaan
Melakukan percobaan
untuk
memperoleh
data
Mengumpulkan data
dan menganalisis data
Membuat kesimpulan
Kegiatan Kegiatan
Guru
guru
kata-kata tertulis dan lisan, (2) Mengatasi keterbatasan antar ruang, waktu dan
daya indera, (3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didik dan (4) Dengan sifat yang unik pada setiap
siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda,
sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa,
maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semua harus diatasi sendiri.
Hal ini akan lebih sulit apabila latar belakang lingkungan guru dengan siswa
berbeda (Sadiman, 2005).
2.5 Media Mind Mapping
Media Mind mapping merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang
digunakan melatih kemampuan menyajikan isi materi pelajaran dengan
pemetaan pikiran (mind mapping). Mind map dikembangkan oleh Buzan (2002)
sejak akhir tahun 1960-an sebagai cara untuk mendorong peserta didik mencatat
hanya dengan menggunakan kata kunci dan gambar.
Pemetaan pikiran (mind mapping) adalah teknik meringkas bahan yang
perlu dipelajari, dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk
peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya (Sugiarto, 2004).
Kegiatan ini sebagai upaya yang dapat mengoptimalkan fungsi otak kiri dan
kanan, yang kemudian dalam aplikasinya sangat membantu untuk memahami
masalah dengan cepat karena telah terpetakan. Hasil mind mapping berupa mind
map.
Mind
map
merupakan
suatu
diagram
yang
digunakan
untuk
Berwarna-warni
Statis
apa-apa. Unsur kognisi maksudnya adalah minat itu didahului oleh pengetahuan
dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut, ada unsur emosi
karena dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai oleh perasaan tertentu,
seperti rasa senang. Dari ketiga unsur inilah yang diwujudkan dalam suatu
bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan, termasuk kegiatan
yang ada di sekolah seperti belajar ( Sadirman, 1988 ).
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan
terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih
lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan pengertian belajar dapat
dikemukakan sebagai berikut: Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
hasil pengalaman kecuali perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses
menjadi matangnya seseorang atau perubahan yang intensif atau bersifat
temporer (Riadi, 2012).
Minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri
dalam beberapa gejala, seperti : gairah, kemauan, perasaan suka untuk
melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang
meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat belajar
itu mempunyai ketergantungan pada faktor internal seseorang (siswa) seperti
perhatian, kemauan dan kebutuhan terhadap belajar yang ditunjukkan melalui
keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar (Sadirman, 2008). Dari
beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa minat belajar itu ialah
kondisi kejiwaan yang dialami oleh siswa untuk menerima atau melakukan suatu
aktivitas belajar.
2.7 Hasil Penelitian Yang Relevan
Menurut Kencanawati (2013), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajarn inkuiri terbimbing dapat meningkatkan minat
belajar siswa dan model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh positif
terhadap hasil belajar IPA siswa. Menurut Putri (2013), dalam dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing
(guided inquiry) menjadikan siswa lebih terarah dalam kegiatan pembelajaran
sehingga membantu siswa memperoleh pengetahuan secara utuh.
2.8 Kerangka Berpikir
Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan secara sistematis dan
terarah pada terjadinya proses belajar. Metode ceramah sering dipandang sudah
biasa bahkan cenderung membuat siswa merasa bosan dalam mengikuti proses
pembelajaran, dan berdampak pada siswa terutama dalam hal keaktifan dimana
siswa menjadi pasif (Maheni, 2011).
Oleh karena itu, perlu adanya penggunaan metode pembelajaran yang
dapat menjadikan siswa menjadi lebih aktif dan kreatif. Berdasarkan hasil
observasi terhadap proses pembelajaran dikelas VIIA SMP PGRI 4 Denpasar
ada beberapa hal yang ditemui yaitu model pembelajaran masih didominasi
dengan metode ceramah dan proses pembelajaran lebih banyak mendengarkan
apa yang disampaikan oleh guru sehingga keterlibatan siswa kurang dan hanya
di dominasi oleh siswa tertentu. Hal ini menyebabkan kebosanan pada diri siswa
sehingga minat belajar siswa menurun.
Oleh sebab itu diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan
minat belajar siswa yaitu peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran
inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) merupakan suatu model
pembelajaran yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan/
petunjuk yang cukup luas untuk siswa (Thohiron, 2012). Media mind mapping
merupakan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari ke dalam bentuk peta
atau grafis dengan cara membuat pengelompokan setiap materi yang dipelajari
sehingga lebih mudah memahaminya dan tidak membosankan.
Data minat belajar diukur dengan angket, kemudian setelah didapatkan
data dari hasil angket dianalisis. Sehingga dapat diketahui bahwa dengan
menerapkan
model
pembelajaran
inkuiri
terbimbing
(guided
inquiry)
Hasil Observasi
Tahap persiapan
Pretest
Posttest
BAB III
METODE PENELITIAN
pembelajaran
dengan
menerapkan
model
membimbing
siswa
mengidentifikasi
Merancang Percobaan
a. Guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk
menentukan
langkah-langkah
yang
Tahap 4 :
5)
Tahap 5 :
6)
Tahap 6 :
Membuat Kesimpulan
a. Guru membimbing siswa dalam membuat
suatu kesimpulan berdasarkan hasil data yang
Aspek
No Pernyataan Negatif
Perhatian
4, 10, 26
Relevansi
8, 25
Percaya Diri
3, 6, 11, 27, 30
9, 17
Kepuasan
31
Max
Min
: Lebar Kelas
: Kelas
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
mencapai 123,36. Data mengenai hasil analisis secara rinci dapat dilihat pada
Lampiran 6. Peningkatan nilai rata-rata yang terjadi karena pada saat diberikan
posttest siswa sudah dapat memahami model pembelajaran yang diterapkan
dibandingkan pada saat diberikan pretest dimana siswa belum paham mengenai
model pembelajaran yang akan diterapkan hanya mengetahui metode ceramah
saja, sehingga pada saat diberikan posttest rata-rata skor minat belajar siswa
meningkat dibandingkan sebelum diberikan model pembelajaran. Berdasarkan
hasil analisis data dapat diketahui mengenai kategori minat belajar biologi siswa
pada Tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Kategori Minat Belajar Biologi Siswa Sebelum(Pretest) dan Sesudah
(Posttest) Diberikan Perlakuan :
No
1
2
3
Interval
34-79
80-125
126-175
Klasifikasi
Rendah
Sedang
Tinggi
Pretest
0
29
2
Frekuensi Siswa
%
Posttest
0%
0
93,55%
21
6,45%
10
%
0%
67,75%
32,25%
Sumber: Lampiran 7
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat frekuensi minat belajar biologi siswa
sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan sesudah diberikan perlakuan
(posttest). Pada pretest frekuensi terbanyak berada dalam kategori sedang
sebanyak 29 orang (93,55%) dan pada posttest mengalami penurunan menjadi
21 orang ( 67,75%) tetapi kategori tinggi pada pretest 2 orang (6,45%) pada saat
posttest meningkat menjadi 10 orang (32,25%). Hal ini menunjukkan terjadinya
peningkatan minat belajar siswa dari pretest ke posttest. Setelah diberikan model
pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media
36,81
34,84
34,55
31,71
26,23
24,97
25,77
23,45
20
Pretest
15
Posttest
10
5
0
Perhatian
Relevansi
Percaya Diri
Kepuasan
Z
-4,868
Sig.
0,000
model
pembelajaran
inkuiri
terbimbing
(guided
inquiry)
divariasikan dengan media mind mapping, siswa dapat belajar dalam kelompok
lebih
karena dalam proses pembuatan mind mapping, siswa sebelumnya membaca dan
memahami materi yang dituangkan ke dalam mind mapping. Dengan belajar
kelompok untuk membuat mind mapping, siswa dapat saling bertukar pikiran,
dapat saling memberi dan menerima. Siswa saling berinteraksi dimana siswa
yang lebih pintar membantu siswa yang kurang pintar. Semua anggota dalam
kelompok bekerja sama dan bertanggung jawab terhadap mind mapping yang
dibuat. Sehingga semua anggota kelompok memahami isi dari mind mapping
yang dibuat.
Rasa percaya diri secara tidak langsung muncul setelah siswa memahami
materi yang dipresentasikan melalui mind mapping ini terlihat dengan kesiapan
siswa dalam mempresentasikannya. Beberapa siswa yakin dengan mind mapping
yang mereka buat adalah yang terbaik namun ada beberapa siswa masih dan
kurang percaya diri saat mempresentasikan dan melihat hasil mind mapping.
Pada saat pembuatan media mind mapping siswa juga merasa kurang percaya
diri dengan hasil mind mapping yang dibuat. Selain itu pada saat proses
pembelajaran berlangsung rasa percaya diri siswa untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diajukan sangat kurang. Hal tersebut yang menyebabkan
percaya diri siswa mengalami peningkatan yang paling rendah yaitu pada saat
pretest sebesar 23,45 dan pada saat posttest meningkat menjadi 25,77 dengan
presentase peningkatan sebesar 9,90%.
Pada aspek perhatian mengalami peningkatan yaitu pada saat pretest
sebesar 24,97 dan pada saat posttest meningkat menjadir 26,23 dengan
presentase peningkatan sebesar 5%. Hal ini dikarenakan pada saat proses
pembelajaran berlangsung semua siswa dapat memperhatikan penjelasan dari
guru, yang mudah diterima oleh siswa serta penggunaan media pembelajaran
yang menarik sangat membantu siswa dalam memusatkan perhatian pada
kegiatan pembelajaran.
penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa yang berani bertanya dan siswa
yang bisa menjawab pertanyaan. Evaluasi-evaluasi yang bersifat membangun
dan masukan yang positif selalu diberikan setelah akhir presentasi. Hal ini yang
menyebabkan siswa merasa puas dan merasa dihargai.
Dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) siswa
diberi
kesempatan
yang
luas
untuk
melakukan
eksperimen,
diskusi,
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan
paparan
hasil
penelitian
dan
pembahasan
dapat
mind
mengembangkan
mapping
sebagai
pembelajaran
di
sumber
sekolah
informasi
sehingga
untuk
kualitas
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S. (2010). Prosedur penelitian. Jakarta:Penerbit Rineka Cipta.
Busan,T. (2007). Buku pintar mind map untuk anak agar anak pintar disekolah.
Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama
Ceisar,M. (2011).Pembelajaran biologi menggunakan inkuiri terbimbing
melalui media animasi dan modul ilustratif. Pendidikan Sains Program
Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Diunduh dari
Jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/prosbio/article/view/976. Diakses tanggal
30 Nopember 2013.
Dewi,E.P. (2013). Pengaruh model pembelajaran NHT divariasikan dengan
mind mapping terhadap minat belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Abiansemal (Skripsi Tidak Dipublikasikan). Universitas Mahasaraswati,
Denpasar
Hariyanto. (2012). Pengertian media pembelajaran. Tersedia pada
http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/.Diakses
tanggal 2 Mei 2014.
Herdian. (2010). Model pembelajaran inkuiri. Tersedia pada
http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-inkuiri/.
Diakses pada tanggal 23 Desember 2013.
Hermawati,N.W.M. (2012). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap
penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa SMA ditinjau dari
minat belajar siswa. Dipublikasikan pada Jurnal Pendidikan Pascasarjana
Undiksha. Tersedia pada http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_ipa/article/ view/488. Diakses tanggal 23 Mei
2014.
Kencanawati, D. (2013). Pengaruh model pembelajaran inquiri terbimbing
(guided inquiry) melalui story mapping berbasis subak terhadap minat
belajar IPA biologi siswa kelas VII SMP Wisata Sanur. (Skripsi Tidak
Dipublikasikan) Denpasar: Program Studi Pendidikan Biologi FKIP
Universitas Mahasaraswati Denpasar 2013.
Maheni. (2011). Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar biologi pokok bahasan
ekosistem dan pelestarian sumber daya hayati siswa kelas viib SMP
Negeri 2 Blahbatuh (Skripsi Tidak Dipublikasikan). Universitas
Mahasaraswati, Denpasar
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. PETUNJUK
1. Tulislah nama dan kelas Anda
2. Pada angket ini terdapat 34 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap
pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran biologi yang baru
selesai kamu pelajari, dan tentukan kebenaranya. Pilihlah jawaban yang
paling sesuai dengan pendapat anda dan berilah tanda () pada kolom yang
telah disediakan!
3. Jawablah dengan sejujurnya
4. Jawaban anda akan dirahasiakan
5. Hasil angket ini tidak akan mempengaruhi nilai mata pelajaran biologi Anda
6. Keterangan jawaban :
1. = sangat tidak setuju
2. = tidak setuju
3. = ragu-ragu
4. = setuju
5. = sangat setuju
B. IDENTITAS
Nama
: ..
JenisKelamin
: ..
Mata Pelajaran
: ..............................................
Kelas/ Semester
: ..............................................
Hari/tanggal
: ..
Lanjutan Lampiran 3.
NO
1.
PERNYATAAN
Guru benar-benar mengetahui bagaimana membuat
kami menjadi antuasias terhadap materi pelajaran.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13
14.
1 2 3 4 5
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
NAMA SISWA
Alip Yunita Dewi
Ayu Intan Febryanti Putu
Andi Setiawan
A.A.Putu Putra Mahendra
Agif Wijaya Kusuma
Ayu Sri Devi Ni Putu
Bagus Sainul Fuad
Candra Adi Amerta I Gede
Chintia Dewi Permata
Dwi Retno Ning Apsari
Dini Anisyah Aktavia Karim
Devi Safitra Sari
Dwiki Fernando Putra
Friska Yuniar Kusnaini
Fadilah Indah Cahyani
Gusti Ayu Sofi Savira Devanti
Gustina Ronalin
Giovani Sofyan
Harta I Putu
Juliani Ni Kadek Luh
Lutfi Eka Fiani
Moch. Dwi Nur Azizin
Muhamad Yasin
Maria Milianti Sri Ayu Vanesa Gung
Merinda Nila Rambu Niga
Pande Eka Putra I Gede
Sinta Ayu Wulandari Ni Kadek
Widyastana I Kadek
Dewik Ayu Susanti Ni Komang
George Andreas Saragih.S.
IluhYuni Sri Utami
L/P
P
P
L
L
L
P
L
L
P
P
P
P
L
P
P
P
P
L
L
P
P
L
L
P
P
L
P
L
P
L
P
Lampiran 7. Hasil Analisis Kategori Minat Belajar Biologi Siswa Pada Saat
Pretest dan Posttest.
Pretest
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Posttest
Nama Siswa
Kriteria
Nilai
Klasifikasi
Kriteria
Nilai
Klasifikasi
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
sedang
Sedang
Sedang
sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
2
2
3
2
3
3
3
3
2
3
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
Aspek
Perhatian
Pretest
27
27
26
26
28
26
27
24
18
27
28
28
27
28
21
26
28
22
26
24
22
28
21
23
23
25
26
25
20
22
25
774
Posttest
27
28
28
26
23
30
27
28
22
28
26
30
27
28
27
26
24
24
28
28
23
29
24
23
25
28
27
26
25
23
25
813
Aspek
Relevansi
Pretest
24
29
32
32
33
36
33
37
30
29
30
37
34
31
34
28
33
34
36
31
35
34
31
35
29
33
30
26
30
25
32
983
Posttest
36
35
36
33
40
35
37
36
33
32
32
34
34
32
30
29
41
34
33
34
34
38
37
35
31
32
34
34
38
35
37
1071
Aspek
Percaya Diri
Pretest
20
26
24
24
26
27
25
23
20
18
22
23
25
25
24
23
24
23
26
20
25
24
22
25
25
26
21
20
24
22
25
727
Posttest
24
29
25
27
26
29
28
26
25
29
28
27
25
26
24
24
28
30
25
23
24
28
27
25
23
22
25
24
23
24
26
799
Aspek
Kepuasan
Pretest
31
36
38
34
37
35
38
37
31
33
37
40
37
39
34
31
31
29
34
34
31
40
38
39
32
30
35
32
40
29
38
1080
Posttest
37
33
38
35
40
32
40
40
38
38
36
40
38
38
34
31
42
37
38
37
34
41
36
41
34
34
36
34
37
32
40
1141
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Pretest
31
24.97
2.726
18
28
Posttest
31
26.23
2.186
22
30
Ranks
Posttest - Pretest
a.
b.
c.
Mean Rank
a
16.67
50.00
11.30
226.00
Negative Ranks
Positive Ranks
20
Ties
Total
31
Test Statistics
Posttest - Pretest
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
-2.694
.007
Sum of Ranks
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Pretest
31
31.71
3.309
24
37
Posttest
31
34.55
2.706
29
41
Ranks
Posttest - Pretest
Mean Rank
a
8.14
57.00
16.62
349.00
Negative Ranks
Positive Ranks
21
Ties
Total
31
a.
b.
c.
Posttest = Pretest
Test Statistics
Posttest - Pretest
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Sum of Ranks
-3.336
.001
Descriptive Statistics
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Pretest
31
23.45
2.219
18
27
Posttest
31
25.77
2.109
22
30
Ranks
Posttest - Pretest
Mean Rank
a
8.00
40.00
15.36
338.00
Negative Ranks
Positive Ranks
22
Ties
Total
31
a.
b.
c.
Posttest = Pretest
Test Statistics
Posttest - Pretest
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
-3.598
.000
Sum of Ranks
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Pretest
31
34.84
3.475
29
40
Posttest
31
36.81
2.949
31
42
Ranks
Posttest - Pretest
Mean Rank
a
11.00
66.00
14.86
312.00
Negative Ranks
Positive Ranks
21
Ties
Total
31
a.
b.
c.
Posttest = Pretest
b
Test Statistics
Posttest - Pretest
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
-2.972
.003
Sum of Ranks
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Pretest
31
114.97
8.089
98
128
Posttest
31
123.35
6.333
110
136
Ranks
Posttest - Pretest
Mean Rank
a
.00
.00
16.00
496.00
Negative Ranks
Positive Ranks
31
Ties
Total
31
a.
b.
c.
Posttest = Pretest
b
Test Statistics
Posttest - Pretest
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
-4.868
.000
Sum of Ranks
Foto 8. Siswa saat mengerjakan soal posttest berupa angket minat belajar
RIWAYAT HIDUP