Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS JURNAL

1. Judul Artikel
“Comprehensive nursing intervention on negative emotions, quality of life, and
cardiopulmonary function in patients with coronary heart disease”
“Intervensi Keperawatan Komprehensif terhadap Emosi Negatif, Kualitas Hidup
dan Fungsi Kardiopulmoner pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner”
2. Kata Kunci (Keywords)
Coronary heart disease, nursing intervention, depression, anxiety, quality of life,
cardiopulmonary function
3. Penulis
Chunxia Zhou, Xiuguo Zhang, Shujian Zhao
4. Instansi Terkait
Departemen Kedokteran Kardiovaskular, 2 Keperawatan, Rumah Sakit Third
Hebei Universitas Kedokteran, Shijiazhuang,Provinsi Hebei, Tiongkok
5. ISSN
ISSN:1940-5901/IJCEM0093267
6. Nama Jurnal dan Tahun Terbit
International Jornal of Clinical Experiment Medical
Tahun terbit 2019
Volume: 12 No: 8: Hal: 10730-10738
7. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi efek intervensi
keperawatan yang komprehensif terhadap kecemasan dan depresi, kualitas hidup
dan fungsi kardiopulmoner pada pasien dengan penyakit jantung koroner.

1
8. Format Isi Artikel
P Orang dewasa yang menderita PJK >18 - < 75 Tahun

I Comprehensive Nursing Intervention

C Perawatan kesehatan biasa (usual care)

O Emosi negatif (depresi dan ansietas, kualitas hidup dan fungsi


kardiopulmoner tubuh)

9. Telaah Step 1 (Fokus Penelitian)


Problems Dalam 40 tahun terakhir, tingkat morbiditas dan
mortalitas penyakit kardiovaskular telah meningkat. Ini
mungkin karena pencemaran lingkungan, populasi yang
menua dan perubahan dalam gaya hidup. Pada tahun 2014,
sebanyak 44,60% dan 42,51% dari total kematian penduduk
pedesaan dan perkotaan di Cina disebabkan oleh penyakit
kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular menjadi penyebab
kematian pertama di antara penduduk di Cina (Chen et al,
2017). Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit
jantung dan pembuluh darah yang utama. Penyakit jantung
dan pembuluh darah menyebababkan hampir setengah dari
kematian dapat dikaitkan dengan PJK. Jadi, sudah menjadi
masalah kesehatan masyarakat yang serius (Li & Ge, 2015).
Penyakit jantung koroner adalah penyakit seumur
hidup. Dengan perkembangan penyakit, insiden depresi dan
kecemasan secara signifikan lebih tinggi dari pada populasi
umum (Konrad et al, 2016). Satu hasil meta-analisis
menemukan bahwa prevalens depresi di antara pasien PJK di
Cina meningkat 51% (Ren et al, 2014). Emosi negatif,
seperti depresi dan kegelisahan, selanjutnya bisa merugikan

2
dan mempengaruhi prognosis dan kualitas hidup pasien
dengan penyakit jantung koroner (Lichtman et al, 2014).
Intervensi keperawatan komprehensif mengacu pada
penggunaan beberapa metode keperawatan berbeda aspek
atau beragam terkait masalah penyakit. Metode yang umum
digunakan termasuk psychological intervensi dan perawatan
berkelanjutan (Cope, 2015) (Le Berre, 2017). Apalagi
intervensi tersebut sudah terbukti memperbaiki emosi
negatif, meningkatkan skor kualitas hidup dan prognosis
dalam asuhan keperawatan pada berbagai penyakit (Connolly
et al, 2017).
Banyak penelitian menunjukkan psychological
intervensi dapat mengurangi emosi negatif,seperti depresi
dan kecemasan, pada pasien dengan penyakit jantung
koroner, meningkatkan kualitas hidup dan fungsi
kardiopulmoner. Namun, hasil belum konsisten karena
perbedaan dalam desain penelitian dan indikator evaluasi
(Sun YH et al, 2010). Satu meta-analisis yang dilaporkan
oleh Sun Yuhua di Cina termasuk 7 artikel dan 9 artikel
tentang efek psychological intervensi pada kecemasan dan
depresi, aktif mempengaruhi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa psychological intervensi dapat mengurangi
kecemasan dan depresi pada pasien PJK (Sun YH et al,
2010).
Hasil meta-analisis lain menunjukkan, psychological
intervensi tidak memiliki efek signifikan terhadap emosi
negatif pada pasien dengan penyakit jantung koroner. Selain
itu, penelitian lain menunjukkan asuhan keperawatan

3
komprehensif dapat memperbaiki emosi negatif dan
meningkatkan fungsi kardiopulmoner (Jiang et al, 2018).
Studi saat ini mengevaluasi peran intervensi keperawatan
komprehensif dalam asuhan keperawatan pasien dengan
PJK, bertujuan untuk memahami dampaknya terhadap
kecemasan, depresi, dan emosi negatif lainnya, kualitas
hidup, serta fungsi kardiopulmonal. Penelitian saat ini
bertujuan untuk memberikan dasar ilmiah untuk
meningkatkan efek perawatan penyakit jantung coroner.
Intervention Dalam penelitian ini intervensi yang diberikan adalah
intervensi keperawatan komprehensif (Comprehensive
nursing intervention)
Comparison Perawatan biasa (usual care)
Intervention
Outcome Sebelum dan sesudah intervensi, skor SAS (Self
Rating Anxiety Scale) dan SDS (Self Rating Depression
Scale) pada kelompok intervensi keperawatan
komprehensif secara signifikan lebih rendah daripada
kelompok keperawatan konvensional (keduanya P <0,05).
Tambahan,skor kualitas hidup, indeks Tei, dan hasil tes
berjalan 6 menit pada kelompok keperawatan
komprehensif terutama meningkat, dibandingkan dengan
mereka yang di kelompok kontrol (semua P <0,05).
Time Penelitian ini dilakukan pada pasien mengalami stable
angina di Rumah Sakit Ketiga Universitas Kedokteran
Hebei, Taiwan dari Januari 2017 hingga Juni 2017.
10. Telaah Step 2 (Validitas)
Recruitment 1. Penentuan Sampel
Menurut metode keperawatan yang berbeda,

129 pasien dengan penyakit jantung koroner

4
secara acak dibagi ke dalam kelompok

keperawatan konvensional dan kelompok

keperawatan komprehensif. Kelompok

keperawatan komprehensif menerima intervensi

psikologis dan perawatan yang berkelanjutan

berdasarkan terapi perilaku kognitif dan

berdasarkan perawatan konvensional.


2. Drop Out Sampel
Selama masa studi, total 140 pasien dengan PJK

dirawat, termasuk 1 pasien yang menolak

penelitian dan 1 pasien dengan tumor ganas.

Dua pasien dikeluarkan. Sebanyak 138 pasien

dilibatkan dan secara acak dibagi ke dalam

kelompok perawatan komprehensif dan

kelompok keperawatan konvensional, menurut

tabel nomor meja acak (a random number

table). Didapatkan 69 kasus di masing-masing

kelompok. Setelah dikelompokkan, masuk ke

kelompok keperawatan komprehensif, 2 pasien

mangkir dan 3 pasien menarik diri dari

penelitian. Pada akhirnya, 64 pasien dalam

perawatan komprehensif kelompok dan 65

5
pasien di ruang perawatan konvensional grup.
3. Kriteria Inklusi-Eksklusi:

a. Kriteria inklusi: Semua pasien memenuhi

kriteria diagnostik untuk angina pectoris

stabil kronis; Setelah masuk pasien diberikan

terapi obat serta intervensi Percutaneous

Coronary Intervention (PCI); Usia pasien

adalah ≥ 18 dan <75 tahun; Pasien dapat

bekerja sama dengan kuesioner dantes terkait

tanpa ada penyakit lain, gangguan mental

atau gangguan kesadaran.

b. Kriteria Eksklusi: Pasien dengan syok

kardiogenik; Pasien dengan aritmia berat;

Pasien membutuhkan operasi cangkok bypass

arteri koroner; Pasien dengan riwayat

penyakit mental sebelumnya;


Maintenance Intervensi yng digunakan dalam penelitian ini adalah
intervensi keperawatan komprehensif
(Comprehensive nursing intervention):

Kelompok intervensi menerima layanan


psychological intervensi dan tindak lanjut pelayanan
keperawatan, termasuk kondisi pasien berdasarkan
tingkat perawatan, obat-obatan yang didapatkan, dan

6
intervensi keperawatan khusus berdasarkan metode
perawatan, seperti asuhan keperawatan pra operasi
dan pasca operasi untuk intervensi, operasi serta
panduan untuk diet dan jadwal kunjungan kembali
sebelum pulang. Berdasarkan keperawatan rutin,
kelompok intervensi menerima intervensi
keperawatan yang komprehensif berdasarkan
intervensi psychological, termasuk:
(1) Pendidikan kesehatan teratur :Setelah rawat inap,.
dokter dan perawat didepartemen tersebut secara
teratur melakukan yang hal-hal yang berhubungan
dengan pendidikan kesehatan terkait PJK, satu
atau dua kali 1 minggu, dan menjawab pertanyaan
pasien selama pengobatan.
(2) Intervensi psikologis: Setelah masuk RS, tekanan
psikologis pasien dikategorikan di tingkat
keparahan risiko depresi ditentukan melalui
komunikasi dengan pasien dan keluarga .
Psikologi perilaku kognitif individu kemudian
dilakukan dua kali seminggu selama 30 menit
setiap kali. Berdasarkan status psikologis pasien
yang berbeda, perawat membimbing pasien secara
bertahap belajar merespons secara wajar, benar,
dan tidak di pahami diri mereka sendiri, berjuang
untuk dukungan sosial,membangun kembali harga
diri, dan memobilisasi inisiatif subjektiftiative.
Selain itu, mereka juga memandu pasien masuk
melakukan pelatihan relaksasi

7
progresif,mengoreksi kesalahan dengan kognisi
rasional yang benar,dan membangun kembali
struktur kognitif
(3) Perawatan kesehatan berkelanjutan: Setelah
keluar, pasien menerima intervensi keperawatan
yang diberikan selama 6 bulan. Pasien
ditindaklanjuti seminggu sekali melalui telepon,
WeChat, atau sarana komunikasi lainnya. Mereka
menerima bimbingan yang ditargetkan untuk
latihan keperawatan dan fungsional, disediakan
sesuai dengan kondisi pasien. Bimbingannya
termasuk mengajarkan pasien untuk melakukan
perawatan diri, seperti olahraga tungkai,
penggunaan obat yang rasional, dan bimbingan
nutrisi, serta terus mengajarpasien dalam pelatihan
relaksasi.
Measurement
Pengukuran dilakukan pada pasien sejak 2 hari

setelah masuk RS dan 6 bulan setelah ke luar dari

RS. Adapun yang diukur meliputi:

a. Kondisi Psikologis (Emosi negatif)

Sebelum dan sesudah intervensi, skor SAS (Self

Rating Anxiety Scale) dan SDS (Self Rating

Depression Scale), masing-masing, dalam 2 hari

setelah masuk dan 6 bulan setelah keluar. Skor

SDS <50 menunjukkan tidak ada depresi. Skor

antara 50 dan 59 mengindikasikan depresi ringan,

skor antara 60 dan 69 individu menyatakan

8
depresi sedang, dan skor ≥ 70menunjukkan

depresi berat. Skor SAS <50 diklasifikasikan

sebagai normal, skor antara 50dan 59

diklasifikasikan sebagai kecemasan ringan,

skorantara 60 dan 69 diklasifikasikan sebagai

sedangmakan kecemasan, dan skor ≥ 70

diklasifikasikan sebagaikecemasan berat

b. Kualitas hidup

Kualitas hidup diukur dengan skala SF-36 dalam

waktu 2 hari setelah masuk dan 6 bulan setelah

keluar .Skala ini berisi 36 entri dan dibagi menjadi

8 item, termasuk fungsi peran fisik, fungsi fisik,

tubuh yang sakit, persepsi kesehatan umum,

vitalitas, fungsi peran sosial, fungsi emosi peran

nasional, dan kesehatan mental. Skor total setiap

item adalah 100 poin. Makin tinggi skor

menunjukkan kualitas hidup yang lebih baik.

c. Fungsi kardiopulmonary

Dalam 2 hari setelah masuk RS dan 6 bulan

setelah keluar, car-prosedur ultrasonografi diac

dilakukanterbentuk pada pasien dengan diagnosis

ultrasonik-instrumen tic. Ini mengukur nilai

Teidari ventrikel kiri. Dengan menandai

diastolikspektrum aliran darah dari lubang katup

9
mitral diperoleh dengan ultrasonografi Doppler

berdenyut, keduanya periode dan fase waktu

pemompaan adalah langsung membaca dari angka

dan dihitung. Di bawah kondisi Doppler

berdenyut, darah spektrum aliran lubang katup

mitral dan aorta diperoleh dari empat kamar apical

tampilan dan tampilan lima kamar apika

10
6. Telaah Step 3 (Aplikabilitas)
a. Adanya Sumber Daya Manusia

Aplikasi intervensi ini sangat memungkinkan untuk dilakukan sebab di ruangan Pusat

Jantung Terpadu sudah sering dilakukan pendidikan kesehatan untuk pasien namun masih

belum bersifat komprehensi, dalam hal ini melalui pendekatan psychological intervensi

dan pemantauan via telepon selama 6 bulan. Seluruh perawat kardio memiliki

kemampuan untuk menjadi terapis dan konselor, jurnal ini bisa menjadi bahan referensi.

b. Biaya

Pemberian intervensi jika ditinjau dari segi biaya juga sangat memungkinkan. Karena

hanya membutuhkan perawat itu sendiri dalam memebrikan intervensi keperawatan

komprehensif. Setidaknya membutuhkan usaha yang lebih keras untuk memfollow up

kondisi pasien hingga 6 bulan setelah di rawat di RS.

c. Kebijakan

Intervensi keperawatan komprehensif sesuai memenuhi syarat sesuai kebijakan RS, dan

tidak ada peraturan khusus yang membatasi hal ini. Penerapan comprehensive nursing

intervention memerlukan SOP yang jelas agar dapat di aplikasikan dalam pelayanan.

d. Hasil

Dibandingkan dengan perawatan konvensional, intervensi keperawatan yang

komprehensif dapat secara efektif menghilangkan kecemasan dan depresi, meningkatkan

kualitashidup, dan memperkuat fungsi kardiopulmoner pada pasien

Kelebihan :
1. Penelitian ini mampu menjelaskan intervensi dan pengukuran yang dinilai di setiap
item dengan jelas
2. Menampilkan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya
Kekurangan :
1. Tidak ada SOP yang jelas
2. Metode penelitian kurang dijelaskan dengan rinci

11
LAMPIRAN ALUR PELAKSANAAN INTERVENSI

1. Pendidikan Kesehatan Teratur : Setelah rawat inap,. dokter dan perawat didepartemen
tersebut secara teratur melakukan yang hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan
kesehatan terkait PJK, satu atau dua kali 1 minggu, dan menjawab pertanyaan pasien
selama pengobatan.
2. Intervensi Psikologis: Setelah masuk RS, tekanan psikologis pasien dikategorikan di
tingkat keparahan risiko depresi ditentukan melalui komunikasi dengan pasien dan
keluarga . Psikologi perilaku kognitif individu kemudian dilakukan dua kali seminggu
selama 30 menit setiap kali. Berdasarkan status psikologis pasien yang berbeda, perawat
membimbing pasien secara bertahap belajar merespons secara wajar, benar, dan tidak di
pahami diri mereka sendiri, berjuang untuk dukungan sosial,membangun kembali harga
diri, dan memobilisasi inisiatif subjektiftiative. Selain itu, mereka juga memandu pasien
masuk melakukan pelatihan relaksasi progresif,mengoreksi kesalahan dengan kognisi
rasional yang benar,dan membangun kembali struktur kognitif
3. Perawatan Kesehatan Berkelanjutan: Setelah keluar, pasien menerima intervensi
keperawatan yang diberikan selama 6 bulan. Pasien ditindaklanjuti seminggu sekali
melalui telepon, WeChat, atau sarana komunikasi lainnya. Mereka menerima bimbingan
yang ditargetkan untuk latihan keperawatan dan fungsional, disediakan sesuai dengan
kondisi pasien. Bimbingannya termasuk mengajarkan pasien untuk melakukan perawatan
diri, seperti olahraga tungkai, penggunaan obat yang rasional, dan bimbingan nutrisi,
serta terus mengajarpasien dalam pelatihan relaksasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Chen et al. (2017). China cardiovascular diseases report 2015: a summary. J Geriatr Cardiol;
14: 1-10.
Connolly et al. (2017). Outcomes of an integrated community-based nurse-led cardiovascular
disease prevention programme. Heart; 103: 840-847.
Cope DG. (2015). Case study research methodology in nursing research. Oncol Nurs Forum;
42: 681-2.
Jiang et al. 2018. The effectiveness of psychological interventions on self-care, psychological
and health outcomes in patients with chronic heart failure-A systematic review
and meta-analysis. Int J Nurs Stud; 78: 16-25.
Le Berre M. (2017). Impact of transitional care services for chronically Ill older patients:
a systematic evidence review. J Am Geriatr Soc; 65: 1597-1608.
Lichtman et al. (2014). American Heart Association Statistics Committee of the Council on
Epidemiology and Prevention and the Council on Cardiovascular and Stroke
Nursing. Depression as a risk factor for poor prognosis among patients with acute
coronary syndrome: systematic review and recommendations: a scientific
statement from the American Heart Association. Circulation; 129: 1350-69.
Li H and Ge J. (2015). Cardiovascular diseases in China: current status and future
perspectives. Int J Cardiol Heart Vasc; 6: 25-31.
Konrad et al. (2016). Depression risk in patients with coronary heart disease in Germany.
World J Cardiol; 8: 547-552.
Ren et al. (2014). Prevalence of depression in coronary heart disease in China: a systematic
review and meta-analysis. Chin Med J (Engl); 127: 2991-2998.
Sun YH et al. (2010). The psychological impact of psychological intervention on patients
with coronary heart disease: a meta-analysis. Nursing Research; 24: 2243-
2245.

13

Anda mungkin juga menyukai