Anda di halaman 1dari 75

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PENCEMARAN LINGKUNGAN

BERBASIS PENGOLAHAN LIMBAH DI MADRASAH TSANAWIYAH


SABILUL ULUM MAYONG JEPARA

skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh
ALIF MAHBUB ZAINAL FAJERI
4401409064

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya Menyatakan Dengan Sebenar-Benarnya Bahwa Skripsi Saya Yang Berjudul


“ Pengembangan Bahan Ajar Pencemaran Lingkungan Berbasis Pengolahan
Limbah Di Madrasah Tsanawiyah Sabilul Ulum Mayong Jepara” disusun
berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber
informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir
skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam
program sejenis di perguruan tinggi manapun.

Semarang, November 2014

Alif Mahbub Zainal Fajeri


4401409064

ii
ABSTRAK

Fajeri, A.M.Z. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Pencemaran Lingkungan


Berbasis Pengolahan Limbah Di Madrasah Tsanawiyah Sabilul Ulum
Mayong Jepara. Andin Irsadi, S.Pd.,M.Si. dan Ir. Kuntoro Budiyanto, M.Pd

Pembelajaran IPA khususnya biologi membutuhkan adanya interaksi


antara siswa dengan lingkungan karena pembelajaran biologi bukan sekedar
kumpulan fakta dan konsep melainkan juga kumpulan proses dan nilai yang dapat
diterapkan dalam kehidupan. Bahan ajar dengan memanfaatkan limbah akan
memberikan kesempatan kepada guru untuk menanamkan pengetahuan pada
siswa yang lebih bersifat kongkrit sehingga siswa dapat lebih memahami materi
yang diajarkan, selain itu dapat mengatasi keterbatasan waktu belajar di dalam
kelas.
Penelitian ini merupakan penelitian research and development (R & D)
dengan tujuan untuk mengobservasi dan menganalisis kebutuhan bahan ajar,
mengembangkan dan mengetahui kelayakan bahan ajar, serta mengetahui
keterbacaan bahan ajar dan keefektifan bahan ajar pencemaran lingkungan
berbasis pengolahan limbah di Madrasah Tsanawiyah Sabilul Ulum Mayong
Jepara. Keefektifan bahan ajar diuji melalui eksperimen dengan desain penelitian
Control Group Pre-test Post-test untuk melihat pengaruhnya terhadap hasil
belajar siswa Sampel pada penelitian ini diambil dengan teknik purposive
sampling. Uji coba pemakaian produk dilakukan oleh kelompok eksperimen,
sedangkan kelompok kontrol tanpa menggunakan produk. Data yang diambil
adalah kelayakan bahan ajar dari pakar, efektifitas hasil belajar siswa, dan
tanggapan siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian hasil pengembangan bahan
ajar berbasis pengolahan limbah oleh pakar media 78,8% dengan kriteria layak
dan pakar materi 94,6% dengan kriteria sangat layak. Berdasarkan uji coba
pemakaian bahan ajar menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen
berbeda daripada kelas kontrol yaitu ketuntasan kelas eksperimen mencapai
100%, sedangkan kelas kontrol 97,5% dengan rata-rata nilai akhir kelas
eksperimen 79,5 dan kelas kontrol 73,03. Tanggapan siswa dan guru terhadap
bahan ajar berbasis pengolahan limbah sangat baik.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa telah dihasilkan
Bahan Ajar Pencemaran Lingkungan Berbasis Pengolahan Limbah yang layak
digunakan dan efektif diterapkan pada pembelajaran materi pencemaran di MTs
Sabilul Ulum Mayong Jepara.

Kata kunci : bahan ajar ,berbasis pengolahan limbah,


Pencemaran, efektivitas

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan segala kemudahan,
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Pencemaran Lingkungan
Berbasis Pengolahan Limbah Di Madrasah Tsanawiyah Sabilul Ulum Mayong
Jepara” tanpa suatu halangan apapun. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya
skripsi ini tidak lepas dari peran serta berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di
UNNES.
2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNNES yang telah memberikan ijin penelitian dan kemudahan dalam
penyusunan skripsi.
3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA UNNES yang telah
memberikan kemudahan dan kelancaran administrasi dalam penyusunan
skripsi.
4. Bapak Andin Irsadi, S.Pd.,M.Si.. selaku dosen pembimbing
I dan Bapak Ir. Kuntoro Budiyanto, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang
penuh kesabaran dalam membimbing dan memberikan arahan serta motivasi
sehingga skripsi ini dapat selesai.
5. Ibu Dr. Sri Ngabekti, M.S. selaku dosen penguji yang telah
memberikan petunjuk dan masukan untuk perbaikan dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Kepala Sekolah MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara yang
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

iv
7. Anis Muawanah S.Thi. selaku guru pengampu mata
pelajaran Biologi di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, atas bantuan dan
kerja samanya selama penelitian.
8. Ayahanda Kasno untuk motivasi tak bertepi dan Ibunda
Sholihatun untuk doa tiada henti.
9. Saudaraku Alifatun Nida Ul Jannah, Annisa Lailatun
Hidayah, Aliful Ahmad Nuril Chakim yang senantiasa memberikan semangat
dan dukungan.
10. Maizzatun Nida yang memberikan cinta, motivasi, doa dan
dukungan.
11. Teman-teman Rombel 3 Pendidikan Biologi Angkatan
2009 atas persahabatan, perjuangan dan semua kenangan indah yang dialami
bersama.
12. Teman-teman teman-teman kos Trihaha yang selalu
memberikan motivasi, doa dan dukungan
13. Semua pihak dan instansi terkait yang telah membantu
selama dilaksanakannya penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu dengan penuh rendah hati penulis akan menerima saran
dan kritik untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Agustus 2014


Penulis

Alif Mahbub Zainal Fajeri

v
vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...................................................... ii
ABSTRAK.................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 3
C. Penegasan Istilah......................................................................... 4
D. Tujuan......................................................................................... 5
E. Manfaat....................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Pustaka......................................................................... 7
B. Hipotesis..................................................................................... 17

BAB III METODE PENELITIAN


A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 18
B. Rancangan Penelitian................................................................. 18
C. Prosedur Penelitian..................................................................... 19
D. Data dan Cara Pengumpulan Data.............................................. 25
E. Metode Analisis Data................................................................. 26
F. Kriteria Keberhasilan.................................................................. 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian........................................................................... 33
B. Pembahasan................................................................................ 51
vii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan..................................................................................... 61
B. Saran........................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 62
LAMPIRAN................................................................................................. 64

viii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Hasil uji validitas soal uji coba............................................................... 20
2. Kriteria reliabilitas instrumen.................................................................. 21
3. Tingkat kesukaran soal uji coba.............................................................. 22
4. Daya pembeda soal uji coba.................................................................... 23
5. Data dan cara pengumpulan data............................................................ 25
6. Tanggapan siswa terhadap bahan ajar sebelum dikembangkan.............. 34
7. Hasil penilaian modul berbasis pengolahan limbah tahap I.................... 36
8. Hasil penilaian modul berbasis pengolahan limbah tahap II................... 37
9. Hasil tanggapan siswa terhadap modul berbasis pengolahan limbah...... 40
10. Uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol................................. 42
11. Uji homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol............................. 43
12. Rekapitulasi hasil uji t pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol....... 43
13. Rekapitulasi hasil uji t post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol..... 44
14. Rekapitulasi hasil pengukuran Normalitas gain (N-gain)....................... 44
15. Rekapitulasi hasil uji t perbandingan N-gain kelas eksperimen dan
kelas kontrol............................................................................................ 45
16. Rekapitulasi nilai akhir siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol......... 45
17. Rekapitulasi hasil uji t nilai akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol. . 46
18. Rekapitulasi nilai psikomotosik siswa pada saat pembelajaran.............. 47
19. Rekapitulasi kriteria psikomotorik siswa pada saat pembelajaran
berlangsung............................................................................................. 47
20. Hasil angket tanggapan siswa kelas eksperimen( VII A)........................ 48
21. Hasil wawancara tanggapan guru............................................................ 50

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Kerangka Berpikir................................................................................... 16
2. Desain penelitian Research and Development........................................ 18
3. Tahapan studi penelitian R n D............................................................... 23
4. Desain Penelitian Control Group Pre-test Post-test............................... 24

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Silabus..................................................................................................... 65
2. RPP.......................................................................................................... 69
3. Analisis uji coba soal............................................................................... 88
4. Perhitungan validitas soal........................................................................ 91
5. Perhitungan reliabilitas soal.................................................................... 92
6. Perhitungan tingkat kesukaran soal......................................................... 93
7. Perhitungan daya pembeda soal.............................................................. 94
8. Kisi-kisi soal pre-test dan post-test......................................................... 95
9. Soal pre-test............................................................................................. 97
10. Kunci jawaban pre-test/ pos-test............................................................. 102
11. Contoh jawaban pre-test/ post-test siswa................................................ 103
12. Rekapitulasi tanggapan siswa terhadap bahan ajar sebelum
dikembangkan......................................................................................... 105
13. Angket tanggapan siswa siswa terhadap bahan ajar sebelum
dikembangkan......................................................................................... 106
14. Hasil wawancara guru terhadap bahan ajar sebelum dikembangkan...... 107
15. Rekapitulasi penilaian tahap I................................................................. 109
16. Lembar penilaian tahap I......................................................................... 110
17. Rekapitulasi penilaian tahap II................................................................ 117
18. Lembar penilaian tahap II....................................................................... 118
19. Rekapitulasi tanggapan siswa terhadap bahan ajar tahap I.................... 125
20. Angket tanggapan siswa terhadap bahan ajar tahap I............................. 127
21. Daftar nama siswa kelas eksperimen (VII A)......................................... 128
22. Daftar nama siswa kelas kontrol (VII D)................................................ 129
23. Uji normalitas nilai pre-test kelas kontrol............................................... 130
24. Uji normalitas nilai pre-test kelas eksperimen........................................ 131
25. Uji homogenitas nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol........ 132

xi
Lampiran Halaman
26. Uji perbedaan dua rata-rata nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol..................................................................................................... 133
27. Uji perbedaan dua rata-rata nilai post-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol..................................................................................................... 134
28. Hasil pengukuran N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol............... 135
29. Uji kesamaan dua rata-rata data (N-gain) kelas eksperimen dan
kelas kontrol............................................................................................ 139
30. Data nilai akhir siswa kelas eksperimen dan kontrol.............................. 140
31. Uji kesamaan rata-rata nilai akhir kelas eksperimen dan kelas
kontrol..................................................................................................... 142
32. Rekapitulasi nilai psikomotorik siswa kelas kontrol............................... 143
33. Rekapitulasi nilai psikomotorik siswa kelas eksperimen........................ 144
34. Rekapitulasi kriteria psikomotorik siswa pada saat pembelajaran.......... 145
35. Lembar penilaian psikomotorik siswa..................................................... 146
36. Rekapitulasi tanggapan siswa terhadap bahan ajar................................. 148
37. Angket tanggapan siswa terhadap bahan ajar ........................................ 149
38. Hasil wawancara tanggapan guru terhadap bahan ajar.......................... 150
39. Foto penelitian......................................................................................... 151
40. Surat keputusan dosen pembimbing........................................................ 152
41. Surat permohonan ijin penelitian............................................................ 153
42. Surat keterangan selesai penelitian......................................................... 154
43. Lembar kuesioner pelaksanaan penelitian mahasiswa di sekolah mitra. 155
44. Contoh bagian bahan ajar yang direvisi.................................................. 157
45. Contoh bagian bahan ajar setelah direvisi............................................... 162

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki tujuan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup
mandiri bagi para peserta didiknya.Keberhasilan seorang peserta didik
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain guru, kurikulum, strategi belajar,
lingkungan belajar, dan lainnya.
Dalam kegiatan belajar mengajar, model pembelajaran dan sumber
belajar merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran. Penentuan metode pembelajaran yang tepat
oleh guru sangat diperlukan agar sesuai dengan materi pelajaran yang akan
diajarkan kepada siswa. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan
digunakan karena dari sumber belajar dapat diperoleh berbagai pengetahuan
untuk kepentingan belajar, baik sumber belajar yang langsung maupun
sumber belajar yang tidak langsung.
Untuk mengatasi keterbatasan waktu pembelajaran di dalam kelas
dapat ditutupi dengan proses pembelajaran yang dilakukan secara mandiri
oleh siswa masing-masing. Belajar secara mandiri, disamping belajar didalam
kelas, dapat memenuhi tujuan pembelajaran. Siswa dapat memahami materi
dengan memanfaatkan bahan ajar yang dapat mereka pejalari di luar jam
pelajaran. Dengan demikian diperlukan lebih dari buku untuk membimbing
siswa untuk menjadi aktif. Bahan ajar dengan memanfaatkan limbah akan
memberikan kesempatan kepada guru untuk menanamkan pengetahuan pada
siswa yang lebih bersifat kongkrit sehingga siswa dapat lebih memahami
materi yang diajarkan, selain itu dapat mengatasi keterbatasan waktu belajar
di dalam kelas karena siswa dapat belajar secara mandiri melalui bahan ajar
di luar kelas.
Biologi sebagai bagian dari IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
mempunyai karakteristik tersendiri berbeda dengan mata pelajaran lainnya,
karena obyek biologi nyata dan ada di sekitar kita bahkan pada diri kita

1
2

sendiri. Oleh sebab itu, pembelajaran IPA khususnya biologi membutuhkan


adanya interaksi antara siswa dengan kehidupan sehari-harinya karena
pembelajaran biologi bukan sekedar kumpulan fakta dan konsep melainkan
juga kumpulan proses dan nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Akan tetapi pembelajaran biologi yang sering dilaksanakan di
sekolah-sekolah hanya mempelajari tentang teori-teori saja tanpa
menghubungkan dengan obyeknya secara nyata, sehingga pemikiran siswa
tentang materi biologi masih terkesan abstrak.
Materi pencemaran merupakan salah satu materi dalam pembelajaran
IPA biologi SMP kelas VII semester genap. Materi pencemaran termasuk
dalam Kompetensi Inti memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Dengan kompetensi
dasar mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup.
Oleh karena itu, agar siswa lebih berperan aktif dalam materi pencemaran ini
maka dalam pembelajaranya menggunakan obyek nyata. Salah satunya
dengan memanfaatkan pencemaran dan limbah sekitar sekolah sebagai
sumber belajarnya untuk menarik minat belajar siswa. Sehingga diharapkan
siswa mengetahui dampak pencemaran secara langsung dan bagaiman peran
siswa dalam mengatasi pencemaran di lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan hasil observasi awal, MTs Sabilul Ulum terletak di
Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara memiliki 13 ruang kelas,
laboratorium, ruang guru, ruang kepala sekolah,. Hasil wawancara dengan
guru pengampu mata pelajaran biologi menunjukkan bahwa kegiatan proses
pembelajaran berpusat pada guru (Teacher center learning), minat belajar
siswa rendah, suasana belajar kurang menyenangkan, siswa kurang aktif
dalam pembelajaran, kegiatan laboratorium jarang dilakukan. Siswa tidak
mendapat pengalaman belajar secara langsung sehingga pengetahuan baru
dan perhatian siswa terhadap pelajaran biologi menjadi berkurang.
Hasil wawancara guru juga diperoleh informasi masih kurang
optimalnya partisipasi aktif siswa. Akibat kurang optimalnya proses
pembelajaran ini adalah penguasaan konsep siswa yang cenderung rendah.
3

Hal ini tentu saja berakibat pada rendahnya hasil belajar. Selain rendahnya
partisipasi dari siswa, kemampuan siwa yang berbeda-beda juga menghambat
proses belajar didalam kelas. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah solusi untuk
dapat mengatasi permasalahan tersebut dan solusi yang dirasa tepat adalah
dengan bahan ajar berbasis pengolahan limbah yang diharapkan dapat
meningkatkan minat dan aktivitas siswa dalam pembelajaran biologi, karena
bahan ajar ini lebih menekankan bagaimana siswa belajar dengan lingkungan
sekitarnya sehingga akan meningkatkan kemandirian belajar siswa dan
diharapkan akan terjadi peningkatan hasil belajar siswa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana bahan ajar yang digunakan selama ini dan apakah
dibutuhkan bahan ajar bahan ajar pencemaran lingkungan berbasis
pengolahan limbah di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara?
2. Bagaimana pengembangkan bahan ajar bahan ajar pencemaran
lingkungan berbasis pengolahan limbah di MTs Sabilul Ulum
Mayong Jepara?
3. Bagaimana kelayakan bahan ajar bahan ajar pencemaran lingkungan
berbasis pengolahan limbah di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara?
4. Bagaimana keterbacaan bahan ajar bahan ajar pencemaran lingkungan
berbasis pengolahan limbah di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara
5. Bagaimana efektivitas bahan ajar bahan ajar pencemaran lingkungan
berbasis pengolahan limbah di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara?
4

C. Penegasan Istilah
Penegasan istilah dalam penelitian bertujuan untuk memperoleh
pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian dantidak
menimbulkan persepsi yang berbeda dari pembaca.
1. Bahan ajar
Bahan ajar adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi,
metode, batasan-batasan materi pembelajaran, petunjuk kegiatan belajar,
latihan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Secara terperinci, jenis-jenis
bahan ajar terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur),
keterampilan, dan sikap atau nilai.
Pada penelitian ini bahan ajar yang dikembangkan adalah bahan ajar
pada materi pencemaran materi kelas VII semester genap. Bahan ajar ini
dikembangkan menggunakan microsoft publisher salah satu program pada
microsoft office yang digunakan penulis untuk mengembangkan bahan ajar
pengolahan limbah, setelah bahan ajar jadi print out bahan ajar digunakan
untuk diteliti kelayakan dan keefektifannya dalam pembelajaran. Didalam
bahan ajar terdapat materi, penugasan baik individu maupun kelompok, serta
soal- soal evaluasi untuk mengukur kepahaman siswa. Diharapkan dengan
bahan ajar ini siswa lebih aktif dalam pembelajaran baik secara indidu
maupun bersama kelompoknya.
2. Karakteristik materi pencemaran
Acuan utama pengembangan bahan ajar pembelajaran berbasis
pengolahan limbah sebagai sumber belajar materi pencemaran dalam
penelitian ini,berdasarkan kurikulum 2013 SMP dengan kompetensi inti
memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata. Kompetensi dasar yang harus dicapai
adalah mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup.
5

3. Pengolahan limbah
Pengolahan limbah ditujukan untuk mengurangi dampak negatif dari
limbah sekaligus menambah nilai ekonomis dari limbah tersebut. Limbah
dalam penelitian ini adalah limbah dari sampah rumah tangga, sampah
organik seperti ranting, dedaunan, kulit buah, air sisa pembuatan tempe
maupun limbah industri gerabah. yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan
kompos, pupuk cair organik, dan olahan limbah industri gerabah sehingga
menambah nilai ekonomis dari limbah tersebut serta dapat menciptakan
lingkungan yang asri.
4. Desa Mayong Jepara
Mayong merupakan salah satu desa di Kabupaten Jepara. Mayong
dikenal sebagai salah satu sentra industri gerabah dan genteng tanah liat,
dalam kerajinan gerabah dan genteng tanah liat di desa Mayong banyak
dihasilkan polutan baik berupa pecahan gerabah dan genteng ataupun
pencemaran udara yang dihasilkan saat proses pembakaran gerabah. Dengan
memanfaatkan fenomena yang terjadi pada industri gerabah dan genteng
Desa Mayong diharapkan siswa menjadi lebih paham materi pencemaran
karena siswa mengalaminya dalam kehidupan sehari-harinya.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
1. Melakukan observasi dan analisis kebutuhan bahan ajar bahan ajar
pencemaran lingkungan berbasis pengolahan limbah di MTs Sabilul Ulum
Mayong Jepara
2. Mengembangkan bahan ajar bahan ajar pencemaran lingkungan berbasis
pengolahan limbah di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara
3. Menguji kelayakan bahan ajar bahan ajar pencemaran lingkungan berbasis
pengolahan limbah di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara
4. Mengetahui keterbacaan bahan ajar bahan ajar pencemaran lingkungan
berbasis pengolahan limbah di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara
5. Mengetahui efektivitas bahan ajar bahan ajar pencemaran lingkungan
berbasis pengolahan limbah di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara.
6

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
1. Siswa lebih aktif dan termotivasi dalam proses pembelajaran
2. Meningkatkan kreatifitas dalam diri siswa
3. Meningkatkan kesadaran lingkungan siswa.
2. Bagi Guru
1. Menambah inovasi baru dalam pembelajaran
2. Sebagai bahan ajar pembelajaran yang merangsang interaksi aktif
antara guru dan siswa.
3. Bagi Sekolah
Memberi masukan kepada sekolah tentang pengajaran yang efektif
digunakan dalam pembelajaraan, sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran disekolah tersebut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Bahan ajar
Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran
yang disusun secara sistematis, berisikan kompetensi yang akan dikuasai siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat
mempelajari suatu kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis sehingga
siswa secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi yang
diharapkan. Bahan ajar merupakan salah satu sumber belajar yang penting bagi
peserta didik. Bahan ajar seharusnya dirancang sedemikian rupa sehingga
menarik untuk dibaca, dipahami dan digunakan sebagai sumber belajar yang
utama (Depdiknas 2008).
Mulyasa (2006a) dalam bukunya menyebutkan bahwa bentuk bahan
ajar atau materi pembelajaran sebagai berikut.
1. Macam-macam bentuk bahan ajar.
a. Bahan cetak seperti: handout, buku, bahan ajar, lembar kerja peserta
didik (LKS), brosur, leaflet, wallchart.
b. Audio visual seperti: video/film, VCD.
c. Audio seperti: radio, kaset,CD audio, PH.
d. Visual: foto, gambar, model/maket.
e. Multimedia: CD interaktif, Computer Based, internet.
2. Bahan ajar berfungsi sebagai:
a. pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya diajarkan pada peserta didik,
b. pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan
substansi, sekaligus merupakan subtansi kompetensi yang harus
dikuasainya, dan
c. alat evaluasi pencapaian/pengusaan hasil pembelajaran.

7
8

3. Bahan ajar disusun dengan tujuan sebagai berikut.


a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum
dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar
yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial
siswa.
b. Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di
samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Menurut Depdiknas (2008) ada sejumlah manfaat yang dapat


diperoleh apabila seorang guru mengembangkan bahan ajar sendiri, yakni
antara lain; 1) diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan
sesuai dengan kebutuhan belajar siswa; 2) tidak lagi tergantung kepada
buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh; 3) bahan ajar menjadi
lebih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi;
4) menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis
bahan ajar; 5) bahan ajar akan mampu membangun komunikasi
pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa karena siswa akan
merasa lebih percaya kepada gurunya.

Bahan ajar yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut.


a. Subtansi yang dibahas harus mencakup sosok tubuh kompetensi/
subkompetensi yang relevan dengan profil kemampuan tamatan.
b. Subtansi yang dibahas harus benar, lengkap dan aktual meliputi
konsep fakta, prosedur, istilah dan notasi serta disusun berdasarkan
hirearki/step penguasaan kompetensi.
c. Tingkat keterbacaan, baik dari segi kesulitan bahasa subtansi dengan
tingkat kemampuan peserta didik.
d. Sistematika penyusunan bahan ajar harus jelas, runtut, lengkap dan
mudah dipahami.

Dengan bahan ajar tersebut memungkinkan peserta didik dapat


mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga
secara akumulatif mampu menguasahi kompetensi secara utuh dan
9

terpadu pula. Sebuah bahan ajar yang baik harus mencakup: 1) petunjuk
belajar (petunjuk guru dan pesert didik); 2) kompetensi yang akan
dicapai; 3) informasi pendukung; 4) latihan-latihan; 5) petunjuk kerja,
dapat berupa lembar kerja (LK); 6) evaluasi (Depdiknas 2008). Bahan
ajar yang layak diterapkan adalah bahan ajar yang telah memenuhi
kriteria kelayakan dari tiga komponen yaitu komponen kelayakan isi,
komponen bahasa dan komponen penyajian telah terpenuhi maka bahan
ajar tersebut dapat dikatakan layak untuk diterapkan dalam
pembelajaran. Bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari
suatu kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga secara
akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan
terpadu pula. Materi yang disajikan dalam suatu bahan ajar harus sesuai
dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan BSNP. Kesesuaian
materi dengan kompetensi dasar sesuai dengan prinsip relevansi,
konsistensi dan kecukupan (Wahidin 2008).

Penilaian untuk unsur-unsur dalam penyusunan sebuah bahan


ajar mengacu pada deskripsi butir instrument penelitian tahap II buku
teks pelajaran Biologi SMP/MTs tahun 2006 yang dikeluarkan oleh
BSNP yang meliputi komponen kelayakan isi, komponen kelayakan
bahasa dan komponen kelayakan penyajian (BSNP 2006).
a. Komponen kelayakan isi
1. Keluasan materi
2. Akurasi materi
3. Kemutakhiran
4. Merangsang keingintahuan
b. Komponen kelayakan bahasa
1. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik
2. Komunikatif
3. Dialogis dan interaktif
4. Lugas
5. Koherensi dan keruntutan alur pikir
6. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar
10

7. Penggunaan istilah dan simbol/lambang


c. Komponen kelayakan penyajian
1. Teknik penyajian
2. Penyajian pembelajaran
3. Kelengkapan penyajian
Dalam penyusunan bahan ajar ini digunakan butir-butir
penilaian tersebut sebagai acuan umum, sehingga dalam pembuatan
angket untuk pengambilan data pada sampel nanti peneliti juga akan
menyertakan poin-poin angket berdasarkan butir-butir penilaian buku
ajar dari BSNP tersebut.

2. Pengolahan limbah
Pengolahan limbah ditujukan untuk mengurangi dampak negatif dari
limbah sekaligus menambah nilai ekonomis dari limbah tersebut. Limbah
dalam hal ini adalah limbah dari sampah rumah tangga, sampah organik
seperti ranting, dedaunan, kulit buah maupun limbah lain yang dapat
dimanfaatkan untuk menambah nilai ekonomis dari limbah tersebut serta
dapat menciptakan lingkungan yang asri.
Beberapa limbah organik dapat dimanfaatkan secara langsung tanpa
memerlukan daur ulang namun ada juga yang melalui daur ulang.
Pemanfaatan limbah organik tanpa daur ulang bisa dimanfaatkan sebagai
campuran  ransum bagi ternak, penggunaan feses sapi untuk media hidup
cacing tanah, kotoran ayam, sekam hasil pengolahan padi, dan cangkang
telur. Sedangkan Pengolahan limbah organik melalui proses daur ulang
limbah padat dan eair yang dihasilkan dari kegiatan peternakan, limbah
kelapa sawit, pemanfaatan limbah organik untuk kerajinan tangan.
Untuk produk barang hasil daur ulang ini tidak kalah nilainya dari
bahan primer (bukan limbah). Berbagai macam produk dapat dihasilkan dari
pengolahan limbah diantaranya sebagai berikut
1. Kulit jagung yang dibentuk menjadi bunga mawar.
2. Biogas.
3. Kompos dan bokhasi.
4. Nata de coco atau sari kelapa.
11

Daur ulang limbah organik erat hubungannya dengan kelestarian


lingkungan. Pengelolaan limbah bukanlah sekedar usaha menghilangkan
sampah dari pandangan mata, namun pengolahan limbah merupakan upaya
meminimalisir, memanfaatan, dan mengolah limbah sehingga menjadi
bahan yang bermanfaat serta tidak berbahaya bagi lingkungan. Agar tidak
berdampak buruk bagi lingkungan, maka upaya pengolahan limbah
memerlukan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Memilah atau memisahkan sampah organik dari sampah anorganik.
2. Memanfaatkan sampah organik sesuai dengan jenisnya.
3. Sampah anorganik seperti kaca, kaleng, dan plastik bekas didaur
ulang untuk memperoleh produk baru yang bermanfaat.
4. Bahan-bahan berbahaya dan beraeun yang terkandung dalam
limbah dikemas rapat dan dibuang ditempat yang telah ditentukan.
5. Pemanfaatan barang atau produkhasil daur ulang harus telah
mengalami uji coba.

3. Karakteristik materi pencemaran.


Berdasarkan kurikulum 2013 SMP/ MTs disebutkan bahwa
kompetensi inti dari materi pencemaran adalah memahami pengetahuan
(faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahu tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata. Dengan kompetensi dasar mendeskripsikan pencemaran dan
dampaknya bagi makhluk hidup.
Pada kompetensi dasar ini menekankan pada siswa untuk
menganalisa pencemaran yang terjadi di lingkungan serta cara
mengatasinya. Pada materi ini siswa diharapkan mampu:
a) menjelaskan penyebab dan efek polusi air serta tanah;
b) menjelaskan penyebab dan efek polusi udara;
c) memberikan solusi penanggulangan pencemaran;
d) memberikan contoh peran individu dan masyarakat dalam
mencegah pencemaran lingkungan
12

Supaya kompetensi dasar tersebut tercapai maka dalam proses


belajar perlu diterapkan bagaimana siswa mampu melakukan suatu
percobaan sederhana dengan fokus pada pengembangan praktis dengan
fokus pada pengembangan keterampilan proses, sikap ilmiah dengan
tujuan untuk memahami materi pencemaran, dan mampu memecahkan
masalah serta menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari.
13

B. KERANGKA BERFIKIR
Gambar 1 adalah skema kerangka berpikir dari penelitian yang akan
dilakukan.

1. Sumber belajar yang ada selama ini adalah buku teks/paket,


LKS cetakan penerbit
2. Kehadiran guru di kelas menjadi kunci berlangsungnya
Fakta kegiatan pembelajaran
3. Kurangnya minat belajar dan kemampuan belajar siswa
yang berbeda
4. Belum adanya adanya bahan ajar pembelajaran yang
memotivasi aktifitas dan kemandirian siswa dalam belajar.

Validasi oleh Mengembangkan bahan ajar pembelajaran berbasis


ahli dan revisi pengolahan limbah

Uji coba skala


Uji coba skala kecil Revisi luas

Indikator :
- Hasil analisis uji kelayakan oleh pakar media dan pakar materi memperlihatkan kriteria
layak atau sangat layak
- Penilaian tanggapan siswa mendapat skor >75% dengan kriteria baik dan sangat baik.
- Tanggapan guru menyatakan bahwa bahan ajar pemb. berbasis pengolahan limbah layak
diterapkan dalam pembelajaran biologi.
- . Hasil uji t menunjukkan adanya pebedaan hasil belajar kelas eksperimen
- dengan kelas kontrol.
- Ketuntasan klasikal menunjukkan ≥ 85% dari jumlah siswa mencapai standar KKM
≥65.

Ketercapaian indikator

Produk bahan ajar berbasis pengolahan limbah yang


efektif

Gambar 1. Kerangka berpikir


14

C. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
1) Belum ada Pengembangan Bahan Ajar Pencemaran Lingkungan Berbasis
Pengolahan Limbah yang dibutuhkan sebagai sumber belajar di MTs
Sabilul Ulum Mayong Jepara
2) Diperoleh hasil pengembangan bahan ajar pencemaran lingkungan
berbasispengolahan limbah di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara
3) Bahan ajar pencemaran lingkungan berbasis pengolahan limbah di MTs
Sabilul Ulum Mayong Jepara valid berdasarkan penilaian pakar media
dan materi
4) Bahan ajar pencemaran lingkungan berbasis pengolahan limbah di MTs
Sabilul Ulum Mayong Jepara layak uji coba skala luas setelah melalui uji
keterbacaan.
5) Bahan ajar pencemaran lingkungan berbasis pengolahan limbah di MTs
Sabilul Ulum Mayong Jepara efektif terhadap hasil belajar siswa.

.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Pelaksanaan studi pendahuluan dan uji coba bahan ajar berbasis
pengolahan limbah dan potensi pencemaran di desa Mayong Jepara sebagai
sumber belajar materi pencemaran akan dilakukan di MTs Sabilul Ulum ,
sedangkan proses pengembangan bahan ajar akan dilaksanakan di kampus
Universitas Negeri Semarang. Studi pendahuluan, penyusunan proposal
hingga uji coba bahan ajar akan dilaksanakan pada semester genap tahun
ajaran 2013 /2014.
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan
(Research and Developmnet/R&D). Menurut Sugiyono (2009: 297) metode
penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang bertujuan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektivan produk tersebut.
Selanjutnya dalam bidang pendidikan Borg and Gall, yang dikutip oleh
Sugiyono (2009 : 4) menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau
memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan
pembelajaran. Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk “menemukan,
mengembangkan dan memvalidasi suatu produk” (Sugiyono, 2009: 5).
Menurut Borg and Gall, sebagaimana dikutip oleh Sugiyono
(2009: 5), menyatakan one way to bridge the gap between research and
practice in education is to Research & Development.

Basic Research & Applied


Research Developmen Research
t
Penemuan Penemuan, Menerapkan
Gambar 2. Penelitian
. Untuk uji cobadan pengembangan
skala merupakan
kecil dilakukan jembatan
pada siswa antara
kelas VIII
ilmu baru pengembangan ilmu/produk
basic research dan applied research (Sugiyono, 2009: 6)
berjumlah 20 orang yang sudah
danpernah mempelajari materi tersebut untuk
pengujian
diminta memberikan tanggapanproduk
dan komentar terhadap tampilan/desain

18
19

bahan ajar. Untuk menguji keefektivan produk bahan ajar, digunakan


siswa kelas VII di MTs Sabilul Ulum, yang terbagi menjadi dua kelas dan
masing-masing kelas berjumlah 40 orang
C. Prosedur Penelitian
1. Persiapan penelitian
a) Melakukan observasi awal di sekolah.

Wawancara kepada guru untuk mengumpulkan informasi mengenai


keadaan sekolah. Sedangkan sumber data untuk menggali informasi
tentang kebutuhan bahan ajar siswa yaitu guru IPA dengan pedoman
wawancara dan siswa kelas VIII menggunakan angket.
b) Membuat perangkat pembelajaran berupa silabus dan RPP.
c) Membuat instrumen penelitian, yaitu soal-soal yang akan diujikan,
lembar penilaian kelayakan bahan ajar, lembar observasi perilaku
siswa, lembar angket tanggapan siswa, dan lembar pedoman
wawancara tanggapan guru.
d) Melaksanakan tes uji coba instrumen.

Uji coba dilakukan di luar sampel penelitian, yaitu siswa kelas VIII
yang telah mendapat materi pencemaran.
e) Menganalisis hasil uji coba instrumen.
1) Analisis validitas soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-


tingkat kevalidan atau kesahihan butir soal. Butir soal yang valid
atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Validitas dihitung
dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut:

N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
√{N ∑ X 2−( ∑ X )2 }{N ∑ Y 2−(∑ Y )2}
Keterangan :
r xy = koefisien korelasi
N = jumlah peserta
ΣY = jumlah skor total
ΣX = jumlah skor item
ΣXY = jumlah perkalian skor item dengan skor total
20

ΣX² = jumlah kuadrat skor item


ΣY² = jumlah kuadrat skor total

Setelah diperoleh harga rxy kemudian dikonsultasikan dengan harga rtabel


product moment dengan taraf signifikansi 5%. Apabila harga r xy >
harga rtabel maka butir soal tersebut valid (Arikunto 2006).
Hasil perhitungan validitas dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 Hasil uji validitas soal uji coba*


Uji Juml
Valid Nomor Soal ah
itas Soal
Valid 1,3,4,5,6,8,10,12,15,19,24,25,27,29,31,32,33,34,35,37,38,39, 32
40,41,42,43,44,45,46,47,49,50
Tidak 2,7,9,11,13,14,16,17,18,20,21,22,23,26,28,,30,36,48 18
Valid
Total 50
* Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran. 3

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa, soal yang valid sebanyak


32 dan soal yang tidak valid 18 soal. Dari 32 soal yang valid hanya 30
soal yang digunakan dengan pertimbangan sudah mencakup indikator
dan memudahkan dalam perhitungan skor. Soal yang tidak valid tidak
digunakan dalam penelitian.

2) Analisis reliabilitas soal

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu


instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen
yang sudah dapat dipercaya, yang reliable akan menghasilkan data
yang dapat dipercaya juga (Arikunto 2006). Reabilitas dapat diukur
dengan rumus K – R 21 sebagai berikut.

r11=
K
( K−1 )(1− M K( K−M )
.Vt )
Keterangan :
r 11 = reliabilitas instrumen
K = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
M = skor rata-rata
21

Vt = varians total

Suatu instrumen yang reliabel atau yang sahih mempunyai reliabilitas


tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang reliabel berarti memiliki
reliabilitas rendah.
Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Kriteria Reliabilitas Instrumen


Interval Kriteria
r11 < 0,2 Reliabilitas sangat rendah
0,2 < r11 < 0,4 Reliabilitas rendah
0,4 < r11 < 0,6 Reliabilitas sedang
0,6 < r11 < 0,8 Reliabilitas tinggi
0,8 < r11 < 1,0 Reliabilitas sangat tinggi
Diadopsi dari Rudyatmi dan Ani (2009)
Kemudian hasil r11 dikonsultasikan dengan kriteria reliabilitas yang
tersaji pada Tabel 1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes
(mendekati 1), makin tinggi pula keajegan atau ketepatannnya
(Arikunto 2006).
3) Analisis tingkat kesukaran soal

Taraf kesukaran didefinisikan sebagai proporsi peserta tes yang


menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang
biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks kesukaran ini pada
umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang berkisar antara 0,00
sampai 1,00. Semakin besar indeks kesukaran maka semakin mudah
soal itu. Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran butir soal
(Arikunto 2006).

B
TK=
N
Keterangan :
TK : tingkat kesukaran.
B : banyaknya siswa yang menjawab benar butir soal.
N : jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi tingkat kesukaran soal (Rudyatmi dan Ani 2009):


0,00 – 0,30 = soal tergolong sukar
0,31 – 0,70 = soal tergolong sedang
22

0,71 – 1,00 = soal tergolong mudah

Tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3 Tingkat kesukaran soal uji coba*


Tingkat Jumlah
Nomor Soal
Kesukaran Soal
Mudah 2,8,9,16,17,26,27,28,34,35,36,39,44,46, 16
47,48
Sedang 1,3,4,5,7,10,12,13,14,15,18,19,20,21,22,23,2 31
4,25,29,31,32,33,37,38,40,41,42,43,45,49,50
Sukar 6,11,30 3
Total 50
* Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 6
Tabel 4 tingkat kesukaran soal pre/post-test*
Tingkat Jumlah
Nomor Soal
Kesukaran Soal
Mudah 6,13,18, 19, 22, 27, 29,30 8
Sedang 1,2,3,4,7,8,9,10,11,12,14,15,16,17,20,21,23,2 21
4,25,26,28
Sukar 5 1
Total 30
* Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 6

4) Analisis daya pembeda soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan


antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Untuk
mengetahui daya beda tiap soal dapat menghitungnya dengan
menggunakan rumus:
BA BB
D= − = PA − PB
JA JB
Keterangan:
D : daya beda soal
BA : banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA : banyak peserta kelompok atas
JB : banyak peserta kelompok bawah
PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
23

Setelah perhitungan daya beda sudah diketahui kemudian


dimasukkan dalam klasifikasi daya pembeda, dimana daya
beda dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Arikunto 2006).

0,71-1,00 : baik sekali


0,41-0,70 : baik
0,21-0,40 : cukup
0,01-0,20 : jelek
≤ 0,00 : sangat jelek
Daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 5 Daya pembeda soal uji coba*


Daya Pembeda Nomor Soal Jumlah Soal
Baik 1,3,4,5,6,8,10,12,15,19,24,25,27,29,31 33
,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,
44,45,46,47,49,50
Cukup 28 1
Jelek 2,7,9,11,13,14,16,17,18,20,21,22,23,26, 16
30,48
Total 50
* Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 7
Berdasarkan Tabel 5, penelitian ini menggunakan soal dengan daya
pembeda baik , dari 33 soal dengan daya pembeda baik diambil 30 soal
setelah dipertimbangkan validitas dan tingkat kesukarannya, untuk soal
dengan daya pembeda cukup dan jelek tidak dipakai.
24

2. Pengembangan bahan ajar


Berikut merupakan langkah-lankah pengembangan bahan ajar yang
dilaksanakan dalam penelitian ini sesuai penelitian R & D menurut
Sugiyono (2009:314)

1. TAHAP PENDAHULUAN

Deskripsi dan analisis bahan ajar


Studi literatur Studi lapangan

2. TAHAP STUDI PENGEMBANGAN


desain bahan ajar pencemaran lingkungan
Uji coba produk skala berbasis pengolahan limbah
kecil Penyusunan Perangkat dan Media

Evaluasi dan penyempurnaan Uji coba skala luas dan Uji Hipotesis

3. TAHAP EVALUASI

Control Group Pre-test Post-test


FINAL revisi

Gambar 3. Tahapan studi penelitian Research & Development (Sugiyono, 2009)


dengan modifikasi

Langkah – langkah kegiatan pada Gambar 3 dijelaskan sebagai berikut.


1) Tahap studi pendahuluan, dilakukan dengan menerapkan pendekatan
deskriptif kualitatif, merupakan tahapan awal meliputi; pengkajian
teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu, studi lapangan untuk
mengetahui gambaran umum terkait bahan ajar pembelajaran
berbasis pengolahan limbah organik pada materi Ekosistem
25

2) Tahap pengembangan desain bahan ajar dengan menerapkan


pendekatan deskriptif, dilanjutkan dengan penerapan ujicoba
terbatas. Setelah ada perbaikan dari uji terbatas, maka dilanjutkan
dengan uji yang lebih luas. Pada tahapan ini, meliputi; perencanaan
bahan ajar, pengembangan media dan perangkat pembelajaran, uji
kelayakan bahan ajar, evaluasi dan perbaikan.
3) Tahap uji efektivitas bahan ajar dengan desain Control Group Pre-
test Post-test dimana hasil pencapaian kelas eksperimen (O2 - O1)
akan dibandingkan dengan kelas kontrol (O4 – O3) setelah diberikan
perlakuan (Arikunto 2006). Desain penelitian Control Group Pre-
test Post-test mempunyai pola yang disajikan pada Gambar 4.

EO1XO2
KO3O4

Gambar 4. Desain Penelitian Control Group Pre-test Post-test


Keterangan:
E : kelas eksperimen (kelas yang diberikan pembelajaran dengan
menggunakan bahan ajar pencemaran lingkungan berbasis
pengolahan limbah)
K : kelas kontrol (kelas yang diberikan pembelajaran dengan bahan
ajar menggunakan buku IPA Terpadu BSE)
O1 : hasil pre-test kelas eksperimen
O2 : hasil post-test kelas eksperimen
O3 : hasil pre-test kelas kontrol
O4 : hasil post-test kelas kontrol
X : Perlakuan (penerapan bahan ajar berbasis pengolahan limbah)

Langakah-langkahnya meliputi:
a) Pretest, tes awal yang dilakukan untuk mengetahui prestasi
belajar peserta didik sebelum produk baru diterapkan.
b) Implementasi produk yang telah dikembangkan dalam
kegiatan pembelajaran.
c) Post test, tes akhir yang dilakukan untuk mengetahui hasil
belajar peserta didik setelah produk baru dikembangkan.
d) Revisi produk setelah uji skala luas.
26

e) Setelah dilakukan eksperimen, dapat diketahui keefektivan


bahan ajar berbasis pengolahan limbah yang diuji cobakan
pada skala luas. Dalam uji coba produk ini, data yang
dikumpulkan meliputi penilaian pakar, hasil belajar kognitif
siswa, hasil observasi perilaku siswa serta tanggapan guru
dan siswa terhadap penggunaan bahan ajar pencemaran
lingkungan berbasis pengolahan limbah di MTs Sabilul
Ulum Mayong Jepara.

D. Data dan Metode Pengumpulan Data


Tabel 5 berikut adalah data yang diperoleh dan cara pengumpulan data.
Metode
Alat pengumpulan
No Data Sumber data pengumpulan
data
data
1 Hasil analisis kebutuhan Guru Pedoman Wawancara
bahan ajar siswa wawancara
Siswa Lembar angket Angket
2 Penilaian pakar/validasi Pakar Lembar validasi Angket
materi/medi
a, guru
3 Hasil belajar kognitif siswa Siswa Soal evaluasi Tes
4 Hasil pengamatan perilaku Siswa Lembar observasi Observasi
siswa

5 Tanggapan guru dan siswa Guru Lembar Wawancara


terhadap hasil wawancara
pengembangan bahan ajar Siswa Lembar angket Angket

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data menggunakan angket


dan pengamatan:
1. Angket, digunakan untuk memperoleh informasi tentang 2 aspek,
yaitu:
a) Aspek media, meliputi: kejelasan petunjuk penggunaan bahan
ajar, keterbacaan teks.
b) Aspek instruksional, meliputi: kompetensi Inti (KI) dan
kompetensi dasar (KD) yang akan dicapai, kemudahan
27

memahami materi, keluasan dan kedalaman materi, kemudahan


memahami kalimat yang digunakan, ketepatan urutan penyajian,
kecukupan latihan, interaktivitas, ketepatan evaluasi, serta
kejelasan umpan balik.
Data angket diperoleh dari validitas pakar, validitas guru, dan
lembar isian peserta didik.
2. Data hasil belajar siswa diukur menggunakan tes. Data berasal dari
nilai pre-test, post-test, nilai tugas. Untuk psikomotorik siswa
menggunakan lembar obsevasi
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Analisis data hasil uji kelayakan bahan ajar

Data hasil uji kelayakan bahan ajar oleh pakar ahli dan guru dianalisis
dengan deskriptif persentase dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono
2009):
k
N= x 100 %
Nk

Keterangan:
N = persentase aspek
k = skor yang dicapai
Nk = skor maksimal

Hasil perhitungan dimasukan dalam tabel persentase sesuai dengan


kriteria penerapan. Cara menentukan kriteria penerapan adalah dengan
menentukan persentase tertinggi dan terendah terlebih dahulu
menggunakan rumus sebagai berikut:
Persentase tertinggi
skor maksimal
N= x 100 %
skor maksimal
52
¿ x 100 %
52
¿ 100 %
Persentase terendah
skor minimal
N= x 100 %
skor maksimal
28

13
¿ x 100 %
52
¿ 25 %
Setelah memperoleh persentase tertinggi dan terendah, langkah
selanjutnya adalah menentukan interval kelas dengan rumus:
% tertinggi−% terendah
interval kelas=
kelas yang dikehendaki
100−25
¿
4
¿ 18,75
Kriteria yang diterapkan untuk kuesioner adalah :
83,5%-100% = sangat layak
64%-83% = layak
44,5%-63% = cukup layak
25%-44% = tidak layak

2. Analisis tanggapan siswa dan guru terhadap kelayakan bahan ajar


a. Data tanggapan siswa terhadap kelayakan bahan ajar dianalisis
dengan rumus (Sudijono 2005):

f
P= x 100 %
n
Keterangan:
P = persentase
f = banyaknya responden yang memiliki jawaban ya
n = banyaknya responden yang menjawab kuesioner

Kriteria yang digunakan sebagai berikut.


0% < % skor ≤ 20% = sangat tidak baik
21% < % skor ≤ 40% = tidak baik
41% < % skor ≤ 60% = cukup baik
61% < % skor ≤ 80% = baik
81% < % skor ≤ 100%= sangat baik
b. Data hasil wawancara tanggapan guru dianalisis secara deskriptif
kualitatif.
3. Analisis terhadap hasil belajar siswa
a. Analisis data pre-test
1). Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data nilai
evaluasi sampel berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan
menggunakan chi-khuadrat.
29

Rumus yang digunakan adalah :


Keterangan : k 2
χ
2 2 ( Oi −Ei )
χ =
: Chi-kuadrat ∑
hitung Oi i =1 Ei
: frekuensi pengamatan
Ei : frekuensi yang diharapkan
K : banyaknya kelas interval

Hasil perhitungan dibandingkan dengan harga Chi-kuadrat Tabel


2 2
dengan dk = n-1 dan taraf signifikan 5%. Jika χ hitung < χ ,
Tabel

maka data berdistribusi normal (Sudjana 2005).


2). Uji kesamaan dua varians
Uji kesamaan dua varians digunakan untuk mengetahui kesamaan
dua varians antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
(Sudjana 2005). Dua kelompok dikatakan homogen jika kedua
kelompok mempunyai varians yang sama. Hipotesis yang akan
diuji:
H 0 :σ 12=σ 22 , artinya kedua varians kelompok sama
H 1 : σ 12 ≠ σ 22, artinya varians kedua kelompok tidak sama
Untuk menguji kesamaan dua varians rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Vb
Fhitung =
Vk
Keterangan:
Vb : Varians yang lebih besar
Vk : Varians yang lebih kecil
Untuk menguji apakah kedua varians tersebut sama atau tidak,
maka Fhitung dikonsultasikan dengan Ftabel dengan α = 5%
dengan
dk pembilang adalah banyaknya data terbesar dikurangi satu dan
dk penyebut adalah banyaknya data yang terkecil dikurangi satu.
Jika F hitung < F Tabel α = 5%, maka Ho diterima yang berarti
kedua kelas tersebut mempunyai varians yang sama atau dikatakan
30

homogen (Sudjana 2005).


b. Menguji hasil post-test dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Hipotesis yang diajukan yaitu :
H0 : µ1 = µ2, artinya tidak ada perbedaan hasil post-test kelas
eksperimen dengan hasil pre-test kelas kontrol.
Ha : µ1 ≠ µ2, artinya ada perbedaan hasil post-test kelas
eksperimen dengan hasil pre-test kelas kontrol.
Rumus yang digunakan yaitu:

x̄1 − x̄ 2
( n1 −1 ) s 21 + ( n2 −1 ) s 22
t hitung = Dengan
s
1
+

n1 n2
1 s=
√ n1 + n2 −2

Keterangan :
X 1 = rata-rata kelas eksperimen
X 2 = rata-rata kelas kontrol
n 1 = jumlah siswa kelas eksperimen
n 2 = jumlah siswa kelas kontrol
2
s 1 = varians eksperimen
2
s 2 = varians kontrol

Dari thitung dikonsultasikan dengan tabel dk = ¿) dengan peluang (1-


1/2α) dan taraf signifikan α=5%. Dengan kriteria pengujian H 0
diterima jika t hitung <t tabel artinya tidak ada perbedaan nilai hasil
belajar yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Ha diterima jika t hitung > t tabel artinya nilai hasil belajar kelas
eksperimen lebih besar dari nilai hasil belajar kelas kontrol
( Sudjana 2005).
c. Uji Beda Satu Pihak

Pengaruh pemberian perlakuan (nilai akhir) pada kelas eksperimen


dan kelas kontrol dianalisis dengan uji beda, menggunakan uji t
satu pihak.
Dengan:
31

H0 : µ1 = µ2, artinya tidak ada perbedaan hasil belajar siswa kelas


eksperimen dengan hasil belajar kelas kontrol
Ha : µ1 > µ2, artinya hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi
dari hasil belajar kelas kontrol

x́1 −x́2
¿
thitung S 21 S22
√ +
n 1 n2

Keterangan :
x1 = rata-rata gain kelas perlakuan
x2 = rata-rata gain kelas kontrol
S1 = Simpangan baku kelas perlakuan
S2 = Simpangan baku kelas kontrol
S21= Varian baku kelas perlakuan
S22= Varian baku kelas kontrol
n1 = jumlah anggota kelas perlakuan
n2= jumlah anggota kelas kotrol

Harga thitung dibandingkan ttabel dengan dk = (n1+n2)-2, α = 5 %.


Kriteria pengujian Ha di terima jika thitung > ttabel Maka Ho ditolak
dan Ha diterima. (Sudjana 2005).
d. Analisis peningkatan hasil pre-test ke post-test siswa

Setelah semua data terkumpul, untuk mengetahui signifikasi


peningkatan hasil belajar siswa (pre-test dan post-test) diolah
secara kuantitatif dengan menggunakan rumus Normalitas Gain.
N-gain adalah selisih antara nilai pre-test dan post-test. Uji N-gain
digunakan untuk menghindari bias pada penelitian dan
menggunakan rumus:
Skor post test - skor pre test
N-gain: Skor maksimum - skor pre test
Tingkat perolehan skor dikategorikan atas tiga kategori (Hake
dalam Ikhsanuddin dan Widhiyanti 2007), yaitu :
Tinggi : g > 0,7
Sedang : 0,3 < g < 0,7
Rendah : g < 0,3
32

e. Menghitung nilai post-test, hasil diskusi dan tugas rumah dengan


cara:

Nilai=
∑ skor yang diperoleh ×100 %
∑ skor maksimal
f. Menghitung Nilai Akhir (NA) dengan cara:

2 A + B+C
NA =
4
Keterangan:
NA = nilai akhir
A = nilai post test
B = nilai diskusi
C = nilai tugas

g. Menentukan ketuntasan klasikal

Batas ketuntasan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimum


(KKM) yang telah ditetapkan pada mata pelajaran IPA MTs Sabilul
Ulum yaitu ≥ 65. Untuk menentukan ketuntasan secara klasikal
dengan rumus berikut (Ghofur et al. 2005):
P=∑ ∋ ¿ x 100 % ¿
∑n
Keterangan:
P = ketuntasan secara klasikal
∑∋¿ = jumlah siswa yang tuntas secara individual (nilai ≥65)
∑ n = jumlah total siswa

4. Analisis data hasil observasi psikomotorik siswa


Data hasil observasi perilaku siswa dianalisis secara deskriptif kualitatif,
sedangkan data perilaku peserta didik dengan angket dianalisis dengan
rumus:

N=
∑ skor yang diperoleh ×100 %
∑ skor maksimal

Kriteria persentase perilaku siswa secara individual (Arikunto, 2006):


Sangat aktif : bila 81% < % skor ≤ 100%
Aktif : bila 61% < % skor ≤ 80%
Cukup aktif : bila 41% < % skor ≤ 60%
Kurang aktif : bila 21% < % skor ≤ 40%
33

Tidak aktif : bila 0% < % skor ≤ 20%


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian dan Pengembangan


Data hasil pengembangan berupa bahan ajar berbasis pengolahan limbah
dan potensi pencemaran di Desa Mayong Jepara sebagai sumber belajar materi
pencemaran yang dikembangkan telah mendapat penilaian dari pakar. Sesuai
dengan tujuan dalam penelitian ini, yaitu melakukan observasi terhadap bahan
ajar, melakukan analisis kebutuhan bahan ajar, mengembangkan bahan ajar,
menguji kelayakan bahan ajar, serta mengetahui efektivitas bahan ajar berbasis
pengolahan limbah dan potensi pencemaran di Desa Mayong Jepara sebagai
sumber belajar pada materi pencemaran di MTs Sabilul Ulum dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
Pengembangan bahan ajar berbasis pengolahan limbah dan potensi
pencemaran di Desa Mayong Jepara sebagai sumber belajar mpada materi
pencemaran di MTs Sabilul Ulum ini mengikuti metode Research and
Development menurut Sugiyono (2008), Hasil Pengembangan dari setiap tahap
dalam pengembangan bahan ajar ini sebagai berikut.
1. Hasil observasi penggunaan bahan ajar di MTs Sabilul Ulum Mayong
Jepara
Pada tahap ini diperoleh data bahwa bahan ajar yang digunakan di MTs
Sabilul Ulum Mayong Jepara kelas VII materi pencemaran adalah buku paket IPA
terpadu dari BSE. Hasil wawancara dengan guru IPA menunjukkan bahwa
bahan ajar yang digunakan kurang bervariasi, belum dapat mendorong siswa
untuk menerapkan konsep biologi dalam kehidupan sehari-hari, belum dapat
meningkatkan minat belajar siswa, serta belum dapat membuat siswa mempelajari
materi secara langsung memanfaatkan limbah disekitarnya untuk di olah dan
dipelajari sebagai sumber belajar. Guru belum pernah mengembangkan bahan ajar
yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar. Guru juga setuju bila bahan ajar
berbasis pengolahan limbah dapat dikembangkan untuk pembelajaran materi
pencemaran. Hasil wawancara guru selengkapnya pada lampiran 14

33
34

Selain itu, data juga diperoleh dari angket tanggapan siswa mengenai
bahan ajar sebelum dikembangkan. Hasil angket tanggapan siswa dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 6 Tanggapan siswa terhadap bahan ajar sebelum dikembangkan*

Menjawab Persentas
No Pernyataan ∑ responden
ya e (%)
.
1. Pembelajaran biologi hanya meng- 20 20 100
gunakan bahan ajar satu bahan ajar.
2. Bahan ajar mudah dipahami 20 14 70
3. Bahan ajar menarik untuk dipelajari 20 10 50
4. Bahan ajar dapat menumbuhkan minat 20 11 55
belajar
5. Bahan ajar dapat mengajak siswa untuk 20 11 55
menerapkan materi dalam kehidupan
sehari-hari
6. Bahan ajar dari sekolah dapat 20 5 25
menambah wawasan siswa untuk
melakukan pengolahan limbah
7. Siswa sudah pernah melakukan 20 10 50
pengolahan limbah
8. Setuju bila ada bahan ajar lain yang 20 18 90
menunjang pembelajaran materi
pencemaran
9. Setuju bila ada bahan ajar berbasis 20 20 100
pengolahan limbah sebagai sumber
belajar materi pencemaran di MTs SU.
*Data selengkapnya pada lampiran 12
Berdasarkan hasil observasi pada tabel 6 diketahui bahwa menurut
responden pada poin pertama yaitu pernyataan pembelajaran biologi hanya
menggunakan satu bahan ajar memperoleh persentase sebesar 90%. Pada poin
bahan ajar mudah dipahami mendapatkan skor 70%. Pada poin bahan ajar
menarik untuk dipelajari dan dapat menumbuhkan minat belajar memperoleh
persentase sebesar 50% dan 55%. Pada poin 5 yaitu Bahan ajar dapat mengajak
siswa untuk menerapkan materi dalam kehidupan sehari-hari memdapatkan 55%.
Pada poin 6 Bahan ajar dari sekolah dapat menambah wawasan siswa untuk
melakukan pengolahan limbah memperoleh 25%. Pada poin 7 Siswa sudah pernah
melakukan pengolahan limbah mendapatkan 50%. Pada poin 8 dan 9 siswa setuju
bila ada bahan ajar lain yang menunjang pembelajaran biologi dan setuju bila ada
bahan ajar pengolahan limbah dan potensi pencemaran di desa Mayong Jepara
35

sebagai sumber belajar materi pencemaran di MTs Sabilul Ulum .masing-masing


memperoleh 90% dan 100%.
2. Analisis kebutuhan bahan ajar berbasis pengolahan limbah dan potensi
pencemaran di Desa Mayong Jepara Sebagai Sumber Belajar Pada Materi
pencemaran di MTs Sabilul Ulum
Pada tahap ini diperoleh data bahwa bahan ajar yang digunakan di MTs
Sabilul Ulum Mayong Jepara kelas VII materi pencemaran masih kurang menarik
minat belajar siswa. Hasil wawancara dengan guru IPA dan tanggapan siswa
menunjukkan bahwa bahan ajar yang selama ini digunakan belum mengajak
siswa pada kehidupannya sehari-hari, selain itu juga siswa selama ini belum
pernah diajak untuk memanfaatkan limbah disekitarnya untuk dijadikan sumber
belajar dan diolah untuk mengurangi dampak limbah tersebut.
Berdasarkan hasil observasi pada tabel 6 diketahui bahwa menurut
responden pada poin pertama yaitu pernyataan pembelajaran biologi hanya
menggunakan satu bahan ajar memperoleh persentase sebesar 90%. Pada poin
bahan ajar mudah dipahami mendapatkan 70%. Pada poin bahan ajar menarik
untuk dipelajari dan dapat menumbuhkan minat belajar memperoleh persentase
sebesar 50% dan 55%. Pada poin 5 yaitu Bahan ajar dapat mengajak siswa untuk
menerapkan materi dalam kehidupan sehari-hari memdapatkan 55%. Pada poin 6
Bahan ajar dari sekolah dapat menambah wawasan siswa untuk melakukan
pengolahan limbah memperoleh 25%. Pada poin 7 Siswa sudah pernah melakukan
pengolahan limbah mendapatkan 50%. Pada poin 8 dan 9 siswa setuju bila ada
bahan ajar lain yang menunjang pembelajaran biologi dan setuju bila ada bahan
ajar pengolahan limbah dan potensi pencemaran di desa Mayong Jepara sebagai
sumber belajar materi pencemaran di MTs Sabilul Ulum masing-masing
memperoleh 90% dan 100%.
Hasil observasi tersebut memberikan gagasan bagi penulis untuk
mengembangkan bahan ajar yang menarik dan dapat mengajak siswa mengolah
limbah dan memanfaatkan limbah sebagai sumber belajar, yaitu dibuat bahan ajar
pengolahan limbah dan potensi pencemaran di desa Mayong Jepara sebagai
sumber belajar materi pencemaran di MTs Sabilul Ulum. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan motivasi siswa agar lebih antusias dalam belajar. Selain itu
36

diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi siswa tentang pengolahan limbah


secara sederhana serta diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Hasil pengembangan bahan ajar
Bahan ajar didesain sesuai materi dengan mengacu silabus dan kriteria
bahan ajar yang baik. Bahan ajar ini berisi ringkasan materi yang dijabarkan dari
pokok bahasan materi pencemaran, yang dikemas secara menarik disertai dengan
gambar dan ilustrasi serta contoh pengolahan limbah yang dapat dilakukan siswa
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Rancangan bahan ajar dibuat berdasarkan analisis data-data yang
terkumpul saat penelitian awal, penelitian-penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya, aturan pengembangan bahan ajar oleh Depdiknas tahun 2008, dan
jurnal-jurnal yang relevan berkaitan dengan pengolahan limbah. Bahan ajar
disusun dengan bimbigan dari pakar materi dan pakar media. Bahan ajar
kemudian mendapatkan penilaian kelayakan oleh pakar dalam proses validasi.
Desain bahan ajar selengkapnya dapat dilihat di lampiran 45.

4. Hasil validasi dan revisi bahan ajar


Tahap ini merupakan tahap validasi dan revisi bahan ajar pengolahan
limbah oleh pakar materi dan pakar media. Validator terdiri dari dua orang dosen
dan dua orang guru. Sebagai pakar media yaitu Dr. Siti Alimah, S.Pd.,M.Pd
untuk sebagai pakar materi yaitu Dr. Sri Ngabekti, M.S, Anis
37

Muawanah,S.Th.I.guru IPA kelas VII dan Nailul Muna S.Pd guru IPA kelas VIII
di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara. Hasil penilaian bahan ajar pengolahan
limbah diperoleh dari data penilaian tahap I dan tahap II. Hasil penilaian tahap I
disajikan pada Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7 Hasil penilaian bahan ajar pengolahan limbah tahap I*
N Komponen Penilai
o Pakar .media Guru 1 Guru II
A. Aspek Kelayakan Isi 12 12 12
B. Aspek Penyajian 22 23 23
C. Aspek Kegrafikan 19 19 17
Jumlah 53 54 52
Skor maksimal 56 56 56
Persentase 94,6 % 96,4 % 92,9 %
Rata-rata 93,8 %
Berdasarkan penilaian tahap I pada tabel 7, pada komponen aspek
*Data selengkapnya disajikan pada lampiran 15
kelayakan isi pakar media, guru I, dan guru II memberikan skor 12.. Pada
komponen aspek penyajian pakar media memberikan skor 22,dan penilai guru I
dan II memberikan skor 23. Pada komponen aspek kegrafikan, pakar media dan
guru I memberikan skor 19, dan guru II memberikan skor 17. Hasil penilaian
tahap I memperoleh skor rata-rata dari semua pakar adalah 93,8 %, jumlah skor
rata-rata lebih dari 65% sehingga bahan ajar berbasis pengolahan limbah dan
potensi pencemaran di desa mayong jepara sebagai sumber belajar materi
pencemaran di mts sabilul ulum.dinyatakan lolos penilaian tahap I. Kemudian
dilanjutkan dengan penilaian tahap II. Masukan dari pakar media dan guru I dan II
dianalisis oleh peneliti untuk mengadakan perbaikan pada bahan ajar yang
dikembangkan. Hasil perbaikan bahan ajar dilanjutkan untuk penilaian tahap II.
Penilaian tahap II diberikan oleh pakar materi dan guru di MTs Sabilul Ulum.
Hasil rekapitulasi penilaian bahan ajar tahap II disajikan pada Tabel 8 berikut ini.
Tabel 8 Hasil penilaian bahan ajar pengolahan limbah tahap II*
N Komponen Penilai
o Pakar .materi Guru 1 Guru II
1. Kesesuaian dengan KI dan KD 6 8 8
2 Keakuratan materi 6 7 7
3. Materi pendukung pembelajaran 11 11 11
4 Wawasan produktivitas 6 8 8
5 Merangsang keingintahuan 6 8 8
6 Mengembangkan Kecakapan Hidup 6 7 6
dan Wawasan Kebhinekaan
Jumlah 41 49 48
Skor maksimal 52 52 52
38

Persentase 78,8 % 94,2 % 92,3 %


Rata-rata 85,6 %
*Data selengkapnya disajikan pada lampiran 17
Berdasarkan penilaian tahap I pada tabel 8, pada komponen kesesuaian KI
dan KD pakar materi memberikan skor 6 sedangkan guru I, dan guru II
memberikan skor 8. Pada komponen keakuratan materi pakar materi memberikan
skor 6 dan penilai guru I dan II memberikan skor masing-masing 7. Pada
komponen materi pendukung pembelajaran pakar materi, guru I, dan guru II
memberikan skor 11. Pada komponen wawasan produktivitas pakar materi
memberikan skor 6, pada guru I dan guru II memberikan skor 8. Pada komponen
merangsang keingintahuan pakar materi memberikan skor 6, pada guru I dan
guru II memberikan skor 8. Pada komponen Mengembangkan Kecakapan Hidup
dan Wawasan Kebhinekaan pakar materi memberikan skor 6, guru I memberikan
skor 7, dan guru II memberikan skor 6. Hasil penilaian tahap I I memperoleh skor
rata-rata dari semua pakar adalah 85,6 %, jumlah skor rata-rata lebih dari 65%
sehingga bahan ajar berbasis pengolahan limbah dan potensi pencemaran di desa
mayong jepara sebagai sumber belajar materi pencemaran di MTs Sabilul
Ulum.dinyatakan layak untuk diterapkan berdasarkan penilaian tahap II.
Hasil penilaian bahan ajar pengolahan limbah pada tahap I dan tahap II oleh
pakar meliputi aspek materi dan aspek media yang dijabarkan sebagai berikut.
a. Hasil penilaian pakar media
Sebelum memberikan penilaian pada bahan ajar penyusun meminta
bimbingan dari pakar media untuk menyusun bahan ajar berbasis pengolahan
limbah. Dalam setiap bimbingan ada beberape bagian yang di revisi.
Berikut beberapa tampilan revisi yang dilakukan:
1) Pada bagian sampul agar ditata ulang lagi posisi gambar dan judul
2) Gambar yang kurang sesuai untuk diganti.
3) Beberapa gambar ukurannya diperbesar agar lebih mudah dibaca.
4) Kesalahan penulisan yang harus diperhatikan kembali

Pada penilaian bahan ajar pengolahan limbah , setelah melalui beberapa


kali bimbingan pakar media dalam penilaian tahap I memberikan penilaian
bahan ajar dengan skor 94,6% yaitu kriteria sangat layak digunakan dan
39

memberikan masukan agar bahan ajar pengolahan limbah yang dikembangkan


direvisi dari aspek desain dan teks
b. Hasil penilaian pakar materi
Bahan ajar dinilai oleh pakar materi setelah melalui beberapa kali
bimbingan . Hasil penilaian tahap II oleh pakar materi memberikan masukan agar
materi dalam bahan ajar yang dikembangkan direvisi dari segi aspek KI, KD,
materi dan penyajiannya. Berikut ini beberapa revisi yang dilakukan mengenai
bahan ajar berbasis pengolahan limbah dan potensi pencemaran di desa Mayong
Jepara sebagai sumber belajar materi pencemaran di MTs Sabilul Ulum oleh
pakar materi

1). revisi pada bagian KI dan KD


Sebelum revisi bagian KI dan KD semula berisikan standar kompetennsi:
memahami saling ketergantungan dalam ekosistem, kompetensi dasar:
mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk
mengatasi pencemaran dan kerusakan alam; setelah direvisi diubah menjadi
Kompetensi inti: memahami pengetahuan (faktual,konseptual, dan prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata; dan Kompetensi Dasar:
mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup.
Perubahan KI dan KD ini disesuaikan dengan penggunaan kurikulum 2013.
2) perbaikan peta konsep dengan penambahan pembagian macam-macam
pencemaran.
3). Revisi pada bagian tugas kelompok 2 yaitu dengan penambahan tugas mandiri
bagi siswa.

Setelah mengadakan perbaikan pada bahan ajar yang dikembangkan, hasil


perbaikan diberikan kepada pakar materi untuk penilaian tahap II. Hasil penilaian
tahap II oleh pakar materi yaitu, 78,8 % hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar
berbasis pengolahan limbah dan potensi pencemaran di Desa Mayong Jepara
sebagai sumber belajar materi pencemaran layak diterapkan di MTs Sabilul Ulum
Berdasarkan hasil penilaian dari pakar media, pakar materi dan guru di
MTs sabilul Ulum, bahan ajar yang dikembangkan masuk dalam kriteria "sangat
40

layak" karena memenuhi kelayakan dari aspek media maupun materi. Kelayakan
aspek media menunjukkan bahwa bahan ajar pengolahan limbah yang
dikembangkan dapat memenuhi aspek kriteria kelayakan media pembelajaran
dengan nilai 93,8 %. Kelayakan materi menunjukkan bahwa materi yang
dikembangkan dapat memenuhi aspek kriteria kelayakan materi pembelajaran
dengan nilai rata-rata 85,6 %. Nilai tersebut menunjukkan bahwa bahan ajar
berbasis pengolahan limbah yang yang dikembangkan telah memenuhi kelayakan
media dan kelayakan materi.

5. Efektivitas bahan ajar berbasis pengolahan limbah dan potensi


pencemaran di desa Mayong Jepara sebagai sumber belajar pada materi
pencemaran di MTs Sabilul Ulum
a. Uji coba skala terbatas
Uji coba bahan ajar tahap I dilakukan untuk memperoleh respon dan
komentar dari siswa yang bertujuan untuk penyempurnaan bahan ajar pengolahan
limbah sebelum digunakan dalam uji coba produk. Uji coba bahan ajar tahap I ini
dilakukan dengan subjek 20 orang siswa kelas VIII. Instrumen yang digunakan
adalah bahan ajar yang sudah valid dan lembar tanggapan yang diberikan kepada
subjek yaitu siswa. Hasil tanggapan siswa disajikan pada Tabel 9 berikut ini.
Tabel 9. Hasil tanggapan siswa terhadap bahan ajar berbasis pengolahan limbah*
∑ Menjawab Persentase
Pernyataan
No. responden ya (%)
1. Desain bahan ajar berbasis 20 20 100
pengolahan limbah menarik perhatian
siswa
2. Petunjuk penggunaan bahan ajar 20 20 100
berbasis pengolahan limbah jelas

3. Teks/tulisan pada bahan ajar berbasis 20 18 90


pengolahan limbah terbaca jelas
4. Bahasa yang digunakan pada bahan 20 15 75
ajar berbasis pengolahan limbah
menarik dan mudah dipahami.
5. Gambar yang digunakan pada bahan 20 18 90
ajar berbasis pengolahan limbah
menarik dan mudah dipahami.
6. Kompetensi inti dan kompetensi 20 19 95
dasar pada bahan ajar bebasis
pengolahan limbah jelas.
41

7. Materi dalam bahan ajar berbasis 20 18 90


pengolahan limbah mudah dipahami.
8. Informasi-informasi tambahan yang 20 16 80
terdapat dalam bahan ajar sesuai
dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan bersifat up to date.
9. Soal evaluasi dalam bahan ajar jelas 20 19 95
dan sesuai dengan materi bahan ajar
berbasis pengolahan limbah.
10. Anda setuju dengan bahan ajar 20 20 100
berbasis pengolahan limbah sebagai
sumber belajar materi pencemaran
Rata-rata 92%
*Data selengkapnya pada lampiran 19

Berdasarkan tabel 9, dapat diketahui bahwa desain bahan ajar berbasis


pengolahan limbah menarik perhatian siswa mendapatkan skor 100 %. Petunjuk
penggunaan bahan ajar berbasis pengolahan limbah jelas mendapatkan tanggapan
dari siswa dengan skor 100 %. Teks/tulisan pada bahan ajar berbasis pengolahan
limbah terbaca jelas mendapat tanggapan dari siswa dengan skor 90%. Bahasa
yang digunakan pada bahan ajar berbasis pengolahan limbah menarik dan mudah
dipahami mendapat skor 75%. Gambar yang digunakan pada bahan ajar berbasis
pengolahan limbah menarik dan mudah dipahami mendapatkan tanggapan dari
siswa dengan mendapat skor 90%. Kompetensi inti dan kompetensi dasar pada
bahan ajar bebasis pengolahan limbah jelas mendapatkan tanggapan dari siswa
dan mendapatkan skor 95%. Materi dalam bahan ajar berbasis pengolahan limbah
mudah dipahami mendapatkan tanggapan dari siswa dengan mendapatkan skor
90%. Informasi-informasi tambahan yang terdapat dalam bahan ajar sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan bersifat up to date mendapatkan
tanggapan dari siswa dan mendapatkan skor 80%. Soal evaluasi dalam bahan ajar
jelas dan sesuai dengan materi bahan ajar berbasis pengolahan limbah
mendapatkan tanggapan dari siswa dengan skor 95%. Siswa setuju dengan bahan
ajar berbasis pengolahan limbah sebagai sumber belajar materi pencemaran
mendapatkan skor 100%.
Berdasarkan hasil uji coba skala terbatas diperoleh rata-rata persentase
sebesar 92%. Hampir semua siswa setuju terhadap penggunaan bahan ajar
berbasis pengolahan limbah. Berdasarkan hasil uji coba tersebut dapat diketahui
bahwa bahan ajar telah lolos uji coba tahap I. Produk bahan ajar pengolahan
42

limbah yang sedang dikembangkan dapat digunakan dalam uji coba produk di
lapangan.
b. uji coba skala luas
Setelah dilakukan uji coba skala terbatas dan revisi produk, kemudian
dilanjutkan dengan uji coba produk di lapangan dengan jumlah siswa yang lebih
banyak. Uji coba produk dilakukan untuk memperoleh data efektivitas bahan ajar
berbasis pengolahan limbah yang dikembangkan dalam menunjang hasil belajar
kognitif siswa. Selain itu pada uji coba produk ini juga dilakukan pengambilan
data tanggapan siswa terhadap penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran.
Uji coba skala luas menggunakan dua kelas, satu kelas sebagai kelas
eksperimen (VII A) dan satu kelas sebagai kelas kontrol (VII D). kelas
eksperimen diberikan pembelajaran menggunakan bahan ajar pengolahan limbah,
sementara kelas kontrol diberikan pembelajaran menggunakan buku IPA terpadu
dari BSE. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan 3 kali pertemuan. Instrumen
yang digunakan antara lain produk bahan ajar berbasis pengolahan limbah yang
telah direvisii, soal evaluasi untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa, angket
tanggapan siswa terhadap bahan ajar, dan lembar observasi psikomotorik siswa.
Data hasil uji coba skala luas berupa data hasil belajar dan psikomotorik siswa
serta tanggapan guru dan siswa terhadap bahan ajar berbasis pengolahan limbah.
a. Hasil belajar siswa
Hasil belajar siswa dalam penelitian ini meliputi nilai pre-test, LDS , tugas
dan nilai post-test pada akhir pertemuan. Hasil rekapitulasi nilai akhir (NA) siswa
yang diambil dari nilai post-test, LDS dan nilai tugas akan dibandingkan dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar ≥ 65. Nilai akhir yang diperoleh
akan digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Selain
itu akan dianalisis peningkatan hasil tes evaluasi berupa pre-test dan post-test.
Nilai tersebut kemudian di analisis dan diperoleh nilai hasil belajar siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
1) Uji normalitas dan homogenitas
Uji normalitas dan homogenitas dilakukan sebelum di uji-t, yang bertujuan untuk
mengetahui homogen serta normal distribusi data hasil penelitian. Uji
homogenitas dan normalitas dengan menggunakan nilai pre-test, kedua uji
43

tersebut dilakukan untuk mengetahui bahwa kedua sampel mempunyai varian


yang sama (homogen). Tabel 10 ini adalah tabel uji normalitas dan homogenitas
Tabel 10 Uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol*
Kelas x x2hitung x2tabel (α=0,05) Keterangan
Eksperimen 47,93 4,65 9,49 distribusi normal
Kontrol 45,58 7,33
*Data selengkapnya pada lampiran 23 dan 24
Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa x2hitung < x2tabel dengan taraf
signifikan 5%, yaitu data nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih
kecil dari x2 tabel = 9,49, maka nilai pre-test kedua kelas tersebut berdistribusi
normal. Kemudian dilakukan uji homogenitas, berikut ini disajikan uji
homogenitas pada Tabel 11.
Tabel 11 Uji homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol*
Kelas x Varians x2hitung x2tabel (α = 0,05) Keterangan
Eksperimen 47,93 55,66 1,41 1,70 Homogen
Kontrol 45,58 78,35
*Data selengkapnya pada lampiran 25
Berdasarkan Tabel 11 didapatkan data bahwa x2hitung < x2tabel, maka menunjukkan
bahwa kedua populasi kelas tersebut mempunyai varian yang sama atau berasal
dari populasi yang homogen.
2) Hasil uji t rerata pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
Hasil belajar yang akan di uji t adalah hasil rata-rata pre-test dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis yang diajukan yaitu : H 0 : µ1 = µ2,
artinya hasil rata-rata pre-test kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol. Ha :
µ1 ≠ µ2, artinya hasil rata-rata pre-test kelas eksperimen berbeda dengan kelas
kontrol. Hasil uji t dari rerata pre-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12 Rekapitulasi hasil uji t pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol*
Kelas x dk t hitung ttabel (α = 0,05) Keterangan
Eksperimen 47,93 78 1,284 1,67 Tidak
Kontrol 45,58 Signifikan
*Data selengkapnya pada lampiran 26
Hasil perhitungan uji t rerata pre-test menunjukkan harga thitung sebesar
1,284. Harga ttabel untuk dk = 78 dengan taraf signifikansi 5% adalah 1,991. Harga
thitung lebih kecil dari harga ttabel maka hipotesis Ho diterima, sehingga dapat
44

disimpulkan bahwa hasil rata-rata pre-test kelas eksperimen tidak berbeda secara
signifikan dengan kelas kontrol.
Hipotesis rerata post-test yang diajukan yaitu : H0 : µ1 = µ2, artinya hasil
rata-rata post-test kelas eksperimen tidak berbeda dengan kelas kontrol. Ha : µ1 >
µ2, artinya hasil rata-rata post-test kelas eksperimen berbeda dari kelas kontrol.
Hasil uji t dari rerata post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada
Tabel 13.

Tabel 13.Rekapitulasi hasil uji t post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol*
Kelas x dk thitung ttabel (α = 0,05) Keterangan
Eksperimen 75,53 78 4,103 1,67 Signifikan
Kontrol 68,93
*Data selengkapnya pada lampiran 27
Hasil perhitungan uji t rerata post-test menunjukkan harga thitung sebesar
4,103. Harga ttabel untuk dk = 78 dengan taraf signifikansi 5% adalah 1,991. Harga
thitung lebih besar dari harga ttabel maka hipotesis Ho ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil rata-rata post-test kelas eksperimen lebih baik dari kelas
kontrol.
3) Pengukuran normalitas gain (N-gain)
Hasil belajar siswa dalam penelitian ini selanjutnya diukur dengan selisih
skor yang peroleh siswa dari hasil tes evaluasi berupa pre-test dan post-test.
Peningkatan hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai pre test dan post test
dapat diukur menggunakan Normalitas gain (N-gain). Hasil rekapitulasi
pengukuran N-gain disajikan dalam Tabel 14 berikut ini.
Tabel 14 Rekapitulasi hasil pengukuran Normalitas gain (N-gain)*
Kelas
Kategori Kriteria Eksperimen Kontrol
Jumlah % Jumlah %
g > 0,7 Tinggi 6 15 1 2,5
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang 34 85 34 85
g < 0,3 Rendah 0 0 5 12,5
*Data selengkapnya pada lampiran. 28
Berdasarkan hasil rekapitulasi pengukuran Normalitas gain (N-gain) pada
Tabel 14, dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen terdapat 15% siswa yang
45

mendapat N-gain dengan kriteria tinggi, 85% mendapat N-gain sedang dan tidak
terdapat siswa yang mendapat N-gain rendah, sedangkan pada kelas kontrol
terdapat 2,5% siswa yang mendapat N-gain dengan kriteria tinggi, 85% siswa
mendapat N-gain sedang dan 12,5% siswa yang mendapat N-gain dengan kriteria
rendah. Hasil N-gain ini juga di uji t untuk mengetahui bahwa hasil N-gain kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Hipotesis N-gain yang diajukan yaitu : H 0 : µ1 = µ2, artinya hasil N-gain
kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol. Ha : µ1 > µ2, artinya hasil N-gain
kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Hasil perbandingan N-gain
disajikan pada Tabel 15 sebagai berikut.
Tabel 15 Rekapitulasi hasil uji t perbandingan N-gain kelas eksperimen dan kelas
kontrol*
Kelas x dk t hitung ttabel (α = 0,05) Keterangan
Eksperimen 0,53 78 3,585 1,67 Signifikan
Kontrol 0,42
*Data selengkapnya pada lampiran 29
Hasil perhitungan uji t N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol
menunjukkan harga thitung sebesar 3,585. Harga tTabel untuk dk = 78 dengan taraf
signifikansi 5% adalah 1,67. Harga thitung lebih besar dari harga ttabel maka hipotesis
Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata N-gain kelas eksperimen
lebih baik daripada kelas kontrol.
4) Pengukuran nilai akhir (NA) hasil belajar
Hasil belajar materi pencemaran berhasil apabila siswa yang mencapai
KKM ≥ 65 dengan persentase 85%. Hasil rekapitulasi analisis nilai akhir kelas
eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam Tabel 16.
Tabel 16 Rekapitulasi nilai akhir siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol*
Kelas
Data
Eksperimen Kontrol
Nilai tertinggi 91 81
Nilai terendah 66 64
Rata-rata kelas 79,55 73,10
Jumlah seluruh siswa 40 40
Jumlah siswa yang tuntas 40 39
Jumlah siswa yang tidak tuntas 0 1
Ketuntasan klasikal 100% 97,5%
*Data selengkapnya pada lampiran 30
46

Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan


menggunakan bahan ajar berbasis pengolahan limbah pada kelas eksperimen
(VIIA) menunjukkan hasil yang positif. Hal tersebut terlihat dari jumlah siswa
yang tuntas secara klasikal 100% dan rata-rata nilai 79,55 lebih baik
dibandingkan Pembelajaran tanpa menggunakan bahan ajar berbasis pengolahan
limbah pada kelas kontrol (VII D) menunjukkan hasil ketuntasan belajar secara
klasikal 97,5% dan rata-rata 73,10.
Untuk mengetahui perbedaan nilai akhir kelas eksperimen dan kontrol
yaitu dengan uji t. Hipotesis rerata nilai akhir yang diajukan yaitu H0 : µ1 = µ2,
artinya hasil rata-rata nilai akhir kelas eksperimen tidak berbeda dengan kelas
kontrol. Ha : µ1 > µ2, artinya hasil rata-rata nilai akhir kelas eksperimen lebih
tinggi dari kelas kontrol. Hasil uji t dari rerata nilai akhir kelas eksperimen dan
kelas kontrol disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17 Rekapitulasi hasil uji t nilai akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol*
Kelas x dk t hitung ttabel (α = 0,05) Keterangan
Eksperimen 79,55 78 6,20 1,67 Signifikan
Kontrol 73,10
*Data selengkapnya pada lampiran 31
Hasil perhitungan uji t kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan
harga thitung sebesar 6,20. Harga ttabel untuk dk = 78 dengan taraf signifikansi 5%
adalah 1,67. Harga thitung lebih besar dari harga ttabel maka hipotesis Ho ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata
nilai akhir kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
5). Hasil analisis data nilai psikomotorik siswa
Pengukuran aktivitas siswa baik pada saat penyelidikan maupun diskusi
kelas dilakukan dengan pengamatan langsung oleh observer untuk menjaga
obyektifitas dalam menilai aktivitas siswa. Analisis data hasil observasi aktivitas
siswa selengkapnya ditunjukkan pada Tabel 18 dan 19
47

Tabel 18 Rekapitulasi nilai psikomotorik siswa pada saat pembelajaran


VII-A VII-D
Pertemuan
No. Aspek yang diamati Rata Rata
1 2 3 2 1 2 3 2
% % % % % % % %
1 Siswa mendengarkan penjelasan 76 89 98 88 78 73 98 83
guru
2 Siswa mengajukan pertanyaan 68 79 90 79 53 61 72 62
3 Siswa menjawab pertanyaan 78 87 93 86 55 64 79 66
4 Diskusi menjawab soal LDS 93 94 99 95 68 72 89 76
dengan kelompok
5 Mengamati kegiatan presentasi 79 84 97 87 72 76 91 79
6 Mengemukakan pendapat 78 82 94 84 68 73 83 74
7 Aktivitas siswa dalam kelompok 84 89 95 89 71 76 90 79
8 Menyimpulkan kegiatan 69 78 88 78 68 73 85 75
pembelajaran
Rata-rata keaktifan (%) 86 74
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 32 dan 33

Tabel 19 Rekapitulasi kriteria psikomotorik siswa pada saat pembelajaran


kriteria keaktifan
No
siswa Kelas VII-A (%) Kelas VII-D (%) Kriteria
1 85% - 100% 52,50 10,00 Sangat aktif
2 62% - 84% 45,00 80,00 Aktif
3 59% - 71% 2,50 10,00 Cukup aktif
4 46% - 58% 0 0 Kurang aktif
5 33% - 45% 0 0 Tidak aktif
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.34

Berdasarkan Tabel 18 dan 19, ditunjukkan bahwa nilai psikomotorik sesuai


kriteria persentase perilaku siswa secara individual (Arikunto, 2006). Dalam
kegiatan pembelajaran kelas VII-A siswa yang termasuk kriteria sangat aktif
sebanyak 52,50%, kriteria aktif sebanyak 45% , untuk kriteria cukup aktif
48

sebanyak 2,5%. Kelas VII-D siswa yang termasuk masuk dalam kriteria sangat
aktif sebanyak 10%, kriteria aktif sebanyak 80%, dan kriteria cukup aktif
sebanyak 10%.
b. Data hasil tanggapan siswa terhadap bahan ajar pengolahan limbah
Data ini untuk mengetahui pendapat siswa tentang kelayakan bahan ajar
pengolahan limbah yang telah digunakan dalam pembelajaran. Hasil analisis
angket ditampilkan pada Tabel 20.
Tabel 20 Hasil angket tanggapan siswa kelas eksperimen (VII A)*
N ∑ Menjawab Persentase
Pernyataan
o. responden ya (%)
1. Bahan ajar berbasis pengolahan 40 40 100
limbah cocok untuk mempelajari
materi sistem pencemaran.
2. Anda tertarik untuk mempelajari 40 39 98
materi pencemaran yang disajikan
oleh bahan ajar berbasis pengolahan
limbah.
3. Anda lebih paham tentang materi 40 35 88
pencemaran dengan menggunakan
bahan ajar berbasis pengolahan
limbah.
4. Kalimat/bahasa dalam bahan ajar 40 31 78
berbasis pengolahan limbah mudah
dipahami oleh anda.
5. Materi yang disajikan dengan 40 39 98
menggunakan bahan ajar berbasis
pengolahan limbah jelas.
6. Materi yang disampaikan melalui 40 36 90
bahan ajar berbasis pengolahan
limbah dapat tersampaikan secara
keseluruhan.
7. Sistematika penyajian materi dengan 40 32 80
bahan ajar berbasis pengolahan
limbah terstruktur.
8. Tampilan dalam bahan ajar berbasis 40 37 93
pengolahan limbah sesuai dengan
materi pencemaran.
9. Anda menyukai suasana kelas pada 40 38 95
saat pembelajaran menggunakan
bahan ajar berbasis pengolahan
limbah.
10. Anda senang dengan model 40 34 85
pengajaran dengan menggunakan
bahan ajar berbasis pengolahan
limbah.
11. Pembelajaran menggunakan bahan 40 38 95
ajar berbasis pengolahan limbah
dapat meningkatkan aktivitas anda
49

di kelas.
12. Anda tidak mengalami kesulitan 40 30 75
saat menggunakan bahan ajar
berbasis pengolahan limbah
Rata-rata 89%
*Data selengkapnya pada lampiran 36

Berdasarkan Tabel 20 dapat diketahui bahwa bahan ajar berbasis


pengolahan limbah sesuai diterapkan pada materi pencemaran memperoleh
persentase 100%. Bahan ajar dirasa menarik bagi siswa dan memudahkan dalam
mempelajari materi dengan persentase pada point 2,dan 3 sebesar 98%, dan 88%.
Kalimat pada bahan ajar cukup mudah dipahami dengan memperoleh persentae
78%. Kejelasan materi pada bahan ajar memperoleh persentase 98%.
Penyampaian materi secara keseluruhan dari bahan ajar mendapat tanggapan darii
siswa sebesar 90%. sistematika penyajian materi pada bahan ajar berbasis
pengolahan limbah terstruktur dengan baik dan mendapat persentase 80%. Untuk
tampilan bahan ajar berbasis pengolahan limbah sesuai dengan materi pencemaran
mendapat tanggapan sebesar 93%. Hampir semua siswa menyukai suasana belajar
di kelas dan mnyukai pembelajaran dengan bahan ajar berbasis pengolahan
limbah yang mendapat persentase pada point 9, dan 10 sebesar 95%, dam 85%.
Bahan ajar juga meningkatkan aktivitas siswa dengan mendapat tanggapan
sebesar 95%. Sebagian besar siswa juga tidak mengalami kesulitan dalam
mempelajari bahan ajar dengan mendapat persentase tanggapan sebesar 75%.
Hasil tanggapan siswa tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan
bahan ajar berbasis pengolahan limbah dan potensi pencemaran di desa Mayong
Jepara mendapatkan respon positif sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan bahan ajar berbasis pengolahan limbah memudahkan siswa
memahami materi pencemaran.
c. Data tanggapan guru terhadap bahan ajar berbasis pengolahan limbah
Selain mengetahui tanggapan siswa melalui angket, pendapat guru juga
diperlukan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap bahan ajar pengolahan
50

limbah yaitu melalui wawancara. Hasil analisis dari wawancara tanggapan guru
disajikan pada Tabel 21.

Tabel 21 Hasil wawancara tanggapan guru


No. Pernyataan Jawaban
1. Tanggapan dan kesan guru terhadap proses Cukup menarik karena mampu
pembelajaran Bahan ajar berbasis pengolahan meningkatkan semangat
limbah keingintahuan peserta didik.
2. Kendala atau kesulitan apa yang dialami selama Keterbatasan waktu dan media..
proses belajar mengajar menggunakan Bahan
ajar berbasis pengolahan limbah?
3 Pendapat guru terhadap pembelajaran Ya, materi ini lebih mudah
menggunakan Bahan ajar berbasis pengolahan untuk dipelajari.
limbah pada materi pencemaran
4. Pendapat guru tentang materi pencemaran yang Sudah sesuai kompetensi yang
tercantum dalam pembelajaran menggunakan harus dicapai.
Bahan ajar berbasis pengolahan limbah sudah
mencakup semua indikator
5. Kekurangan dari pembelajaran menggunakan Pembelajaran menggunakan
Bahan ajar berbasis pengolahan limbah menurut bahan ajar berbasis pengolahan
guru limbah membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk
menunjukkan pengolahan
limbah tersebut.
6. Kondisi kelas selama proses belajar mengajar Kondisi kelas cukup kondusif
menggunakan Bahan ajar berbasis pengolahan
limbah

7. Ketertarikan guru untuk menerapkan Ya saya tertarik.


pembelajaran menggunakan Bahan ajar berbasis
pengolahan limbah pada materi pencemaran
8. Pendapat guru mengenai bahan ajar berbasis Ya, karena anak/ peserta didik
pengolahan limbah dapat menarik perhatian danmampu mengkritisi keadaan
motivasi siswa dalam pembelajaran lingkungan yang ada di
sekitarnya.
9. Pendapat guru mengenai gambar pendukung Sangat membantu siswa
dalam Bahan ajar berbasis pengolahan limbah
ini membantu pemahaman siswa
10. Pemanfaatan Bahan ajar berbasis pengolahan Sesuai karena dengan adaya
limbah sesuai diterapkan di MTs Sabilul Ulum pengolahan limbah baik siswa
Mayong Jepara atau guru bisa lebih kreatif dan
inovatif terhadap sampah yang
51

di daur ulang sehingga


menciptakan dan memajukan
produktivitas sekolah.
*Data selengkapnya pada lampiran 38
Berdasarkan wawancara guru memberikan tanggapan yang positif, yaitu
Bahan ajar dinilai mampu meningkatkan semangat keingintahuan peserta didik,
materi pada bahan ajar lebih mudah dipelajari oleh siswa dan sudah sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan. Kondisi kelas juga cukup kondusif selama
pembelajaran karena bahan ajar mampu memotivasi siswa untuk mengkritisi
keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya. Bahan ajar juga membantu
meningkatkan pemahaman siswa. Tetapi menurut guru ada kekurangan saat
menggunakan bahan ajar berbasis pengolahan limbah yaitu pembelajaran
menggunakan bahan ajar berbasis pengolahan limbah membutuhkan waktu yang
lama untuk menunjukkan pengolahan limbah tersebut. Guru tertarik menerapkan
bahan ajar inidan guru juga berpendapat bahwa bahan ajar berbasis pengolahan
limbah sesuai diterapkan di MTs Sabilul Ulum karena dengan pengolahan limbah
baik siswa maupun guru bisa lebih kreatif dan inovatif terhadap sampah yang
didaur ulang sehingga menciptakan dan memajukan produktivitas sekolah.
B. Pembahasan
1. Kondisi awal bahan ajar biologi di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara.
Berdasarkan hasil wawancara guru dan angket siswa tentang bahan ajar
yang digunakan dalam pembelajaran biologi dapat diketahui bahan ajar yang
digunakan kurang bervariasi, belum dapat mendorong siswa untuk menerapkan
konsep biologi dalam kehidupan sehari-hari, belum dapat meningkatkan minat
belajar siswa, serta belum dapat membuat siswa mempelajari materi secara
langsung memanfaatkan limbah disekitarnya untuk di olah dan dipelajari sebagai
sumber belajar. Padahal pembelajaran biologi lebih dari sekadar kumpulan fakta
atau konsep, tetapi juga terdapat kumpulan proses dan nilai yang dapat
diaplikasikan dalam kehidupan nyata (Saptono 2008).
Bahan ajar yang digunakan juga belum dapat menumbuhkan minat belajar
siswa. Selain pembelajaran konvensional dan belum mengajak partisipasi aktif
siswa, hal itu juga terjadi karena bahan ajar yang digunakan hanya berisi materi
dan tidak disertai dengan kegiatan belajar yang melibatkan siswa dengan
lingkungannya. Bahan ajar merupakan salah satu sumber belajar yang penting
52

bagi peserta didik. Bahan ajar seharusnya dirancang sedemikian rupa sehingga
menarik untuk dibaca, dipahami dan digunakan sebagai sumber belajar yang
utama (Depdiknas, 2008).
Selain itu guru belum pernah mengembangkan bahan ajar seperti membuat
bahan ajar atau LKS yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar disebabkan
karena keterbatasan waktu yang dimiliki guru. Padahal guru sebagai pendidik
sebaiknya perlu mengembangkan bahan ajar dalam mendukung kegiatan
pembelajaran karena ketersediaan bahan ajar harus sesuai dengan tuntutan
kurikulum, karakteristik sasaran serta tuntutan pemecahan masalah belajar. Selain
itu menurut Depdiknas (2008) menyatakan bahwa ada sejumlah manfaat yang
dapat diperoleh apabila seorang guru mengembangkan bahan ajar sendiri, yakni
antara lain; 1) diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai
dengan kebutuhan belajar siswa; 2) tidak lagi tergantung kepada buku teks yang
terkadang sulit untuk diperoleh; 3) bahan ajar menjadi lebih kaya karena
dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi; 4) menambah khasanah
pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar; 5) bahan ajar akan
mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan
siswa karena siswa akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
2. Hasil analisis kebutuhan bahan ajar berbasis pengolahan limbah dan
potensi pencemaran di Desa Mayong Jepara Sebagai Sumber Belajar
Pada Materi pencemaran di MTs Sabilul Ulum
Berdasarkan hasil observasi bahan ajar dapat diketahui bahwa bahan ajar
yang digunakan di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara kelas VII materi
pencemaran masih kurang menarik minat belajar siswa. Hasil wawancara dengan
guru IPA dan tanggapan siswa menunjukkan bahwa bahan ajar yang selama ini
digunakan belum mengajak siswa pada kehidupannya sehari-hari, selain itu juga
siswa selama ini belum pernah diajak untuk memanfaatkan limbah disekitarnya
untuk dijadikan sumber belajar dan diolah untuk mengurangi dampak limbah
tersebut.
Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang tertarik
dengan proses pembelajaran yang dirasa membosankan. Suasana pembelajaran ini
sesuai dengan pernyataan (Kristanti et al. 2012) bahwa selama ini guru hanya
berfokus pada peningkatan prestasi belajar siswa dan kurang memperhatikan
53

aspek aktivitas belajar siswa. Guru dan siswa selama ini hanya terpaku pada satu
bahan ajar, sehingga aktivitas belajar di kelas dirasa membosankan. Sehingga
diperoleh gagasan untuk mengembangkan bahan ajar yang menarik dan dapat
mengajak siswa mengolah limbah dan memanfaatkan limbah sebagai sumber
belajar, yaitu dibuat bahan ajar pengolahan limbah dan potensi pencemaran di
desa mayong jepara sebagai sumber belajar materi pencemaran di MTs Sabilul
Ulum. Tujuannya adalah untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar
siswa. Selain itu diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi siswa tentang
pengolahan limbah secara sederhana serta diharapkan mampu meningkatkan hasil
belajar siswa.
3. Hasil validasi bahan ajar
Penilaian kelayakan bahan ajar dilakukan melalui metode angket yang
diberikan kepada pakar dan guru IPA kelas VII. Penilaian meliputi tiga komponen
yaitu komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan dan komponen penyajian
(BSNP 2006). Penilaian pakar dilakukan oleh dosen biologi yang mencakup pakar
materi dan pakar media (bahan ajar). Adapun hasil penilaian oleh pakar materi
mendapatkan skor rata-rata 78,8 % termasuk dalam kriteria “layak”. Masukan
yang diperoleh dari pakar materi diantaranya adalah perbaikan pada peta konsep
sehingga siswa lebih mengetahui gambaran materi yang akan dipelajari. Terdapat
pula kesalahan penulisan istilah maupun gambar ilustrasi yang kurang sesuai yang
perlu diperbaik`i lagi.
Penilaian pakar media (bahan ajar) mendapatkan skor rata-rata 94,6%
termasuk dalam kriteria “sangat layak”. Masukan yang diperoleh dari pakar media
diantaranya adalah perbaikan pada bagian sampul, pendahuluan, tata letak gambar
dan tulisan. Hal ini dilakukan agar bahan ajar lebih menarik dan dapat memotivasi
siswa dalam belajar yaitu dengan disajikan gambar yang menarik dan informasi
yang up to date sesuai dengan pernyataan Ibrahim & Syaodih (2006) tentang
prinsip belajar yaitu bahwa upaya yang dapat dilakukan guru untuk
membangkitkan belajar para siswa, yaitu menggunakan metode dan media belajar
yang bervariasi, memilih bahan yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan siswa,
serta menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
54

Penilaian dari guru mendapatkan skor 96%, dan 92% pada penilaian tahap
I yang meliputi penilaian dari segi media yang masuk dalam kriteria “sangat
layak”. Sedangkan pada penilaian materi oleh guru mendapat skor 94% dan 92 %
yang masuk dalam kriteria “sangat layak” Masukan dari guru adalah perbaikan
pada bagian daftar isi dan penggunaan kata disesuaikan dengan bahasa anak kelas
VII. Perbaikan dilakukan agar siswa tidak kesulitan dalam menggunakan bahan
ajar. Sesuai dengan pernyataan Mulyasa (2006b) tentang karakteristik bahan ajar
yaitu setiap bahan ajar harus memberikan informasi dan memberikan petunjuk
pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang siswa,
bagaimana melakukannya dan sumber belajar apa yang harus digunakan.
Berdasarkan hasil rata-rata penilaian bahan ajar dari dosen dan guru
memperoleh nilai sebesar 91,5% dan masuk dalam kriteria “sangat layak” dan
mencapai ≥ 65% sehingga bahan ajar yang dikembangkan telah memenuhi standar
kelayakan bahan ajar yang ditetapkan oleh BSNP. Bahan ajar yang layak
diterapkan adalah bahan ajar yang telah memenuhi kelayakan baik dari segi isi
maupun materi. penyajian telah terpenuhi maka bahan ajar tersebut dapat
dikatakan layak untuk diterapkan dalam pembelajaran (Wahidin 2008).
Pada komponen kelayakan isi dapat diketahui bahwa kegiatan belajar yang
disajikan dalam bahan ajar mampu menumbuhkan keingintahuan siswa untuk
berpikir kritis, kreatif dan mendorong untuk melakukan upaya pengolahan limbah
yang ada di sekitarnya. Bahan ajar berbasis pengolahan limbah ini juga mengajak
guru dan siswa terlibat dalam kegiatan pengolahan limbah, seperti daur ulang
limbah plastik,kertas, maupun pengolahan kompos secara sederhana. Bahan ajar
ini pada akhirnya diharapkan mampu menumbuhkan sikap dan perilaku sadar
lingkungan siswa dengan memanfaatkan limbah disekitarnya menjadi sesuatu
yang berguna.
Pada komponen kebahasaan, menurut penilaian dosen terdapat kekurangan
pada ketepatan struktur kalimat dan istilah, tata bahasa dan ejaan, serta konsistensi
penggunaan istilah. Hal ini terjadi karena peneliti kurang pandai menyusun
kalimat yang komunikatif dan kurang teliti dalam pengetikan sehingga masih ada
tata tulis yang salah. Kekurangan tersebut direvisi peneliti dengan memperbaiki
tata tulis yang salah dan mengganti kalimat-kalimat yang sulit dipahami siswa
55

agar penggunaan bahan ajar lebih efektif dan siswa tidak mengalami kesulitan
dalam mempelajarinya. Karena bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang
memiliki tingkat keterbacaan, baik dari segi kesulitan bahasa subtansi dengan
tingkat kemampuan peserta didik dan sistematika penyusunan bahan ajar harus
jelas, runtut, lengkap dan mudah dipahami (Depdiknas, 2008). Walaupun sudah
masuk kriteria “sangat layak”, bahan ajar masih perlu mengalami perbaikan tata
tulis pada bagian pendahuluan dan daftar pustaka serta pemilihan kata yang sesuai
dengan pola pikir anak kelas VII.
4. Hasil uji coba bahan ajar
a. Uji coba tahap I
Hasil uji coba tahap I meliputi hasil tanggapan siswa tentang bahan ajar
berbasis berbasis pengolahan limbah. Berdasarkan data yang diperoleh dapat
diketahui bahwa bahan ajar yang dikembangkan perlu diadakan perbaikan dalam
penggunaan kalimat dan tata bahasa, masih ada 25% siswa berpendapat bahwa
kalimat dan tata bahasa yang digunakan masih sulit dipahami karena ada beberapa
istilah dan kalimat menggunakan bahasa asing. Walaupun di dalam bahan ajar
sudah dicantumkan penjelasan dari istilah tersebut, tetapi siswa masih
memerlukan bimbingan dari guru untuk memahaminya. Solusi adalah dengan
mengganti kalimat-kalimat yang menggunakan bahasa yang sulit dimengerti siswa
diubah menjadi kalimat-kalimat yang lebih ringan sehingga mudah dipahami
siswa.
Berdasarkan uji coba tahap I ini dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang
dikembangkan dapat diterapkan dalam proses kegiatan pembelajaran dengan
perbaikan dari segi penulisan kalimat. Sehingga diharapkan bahan ajar menarik
untuk dibaca, dengan sistematika penyusunan bahan ajar yang jelas, runtut
lengkap, dengan bahasa yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik
sehingga mudah dipahami dan menarik minat belajat peserta didik (Depdiknas
2008).
b. Uji coba tahap II
Hasil uji coba tahap II meliputi data hasil belajar siswa, data psikomotorik
siswa, serta tanggapan siswa dan guru terhadap pengembangan bahan ajar.
1) Hasil belajar siswa
56

Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
sama, yaitu diajar oleh guru yang sama, mendapatkan materi yang sama,. Yang
membedakan adalah bahan ajar yang digunakan. Kelas eksperimen menggunakan
bahan ajar berbasis pengolahan limbah, sedangkan kelas kontrol menggunakan
buku BSE.
Proses belajar mengajar akan berjalan efektif dan efisien bila didukung
dengan tersedianya bahan ajar atau alat bantu yang menunjang. Bahan ajar harus
disesuaikan dengan mata pelajaran atau cabang ilmu yang dipelajari (Wena 2009).
Bahan ajar yang dikembangkan peneliti adalah bahan ajar berbasis pengolahan
limbah. Materi pencemaran berhubungan erat dengan masalah lingkungan sekitar
sehingga bahan ajar ini sesuai dengan materi yang dipelajari. Bahan ajar ini juga
sudah melalui penilaian pakar sebagai bahan ajar yang baik dan layak digunakan
dalam pembelajaran.
Pembelajaran dengan bahan ajar berbasis pengolahan limbah membuat
siswa lebih aktif dan mandiri dalam mempelajari materi pencemaran sehingga
pembelajaran akan lebih terpusat kepada siswa. Bahan ajar ini juga disertai
dengan tugas baik individu maupun secara kelompok sehingga siswa diajak
mampu belajar secara mandiri dan mampu berkomunikasi dan bekerjasama
dengan kelompoknya dalam menyelasikan tugas mereka. Bahan ajar juga
mengajak siswa memanfaatkan lingkungan sekitar mereka sebagai sumber belajar
melaluii pengamatan limbah di lingkungan serta pengolahan limbah organik
menjadi kompos ataupun dengan mendaur ulang limbah anorganik di sekitar
mereka. Bahan ajar berbasis pengolahan limbah disertai dengan soal-soal dan
evaluasi yang dapat mengukur tingkat kepahaman dan kemampuan siswa dalam
menguasai materi sehingga dengan semua kegiatan dan evaluasi dalam bahan ajar
akan meningkatkan kepahaman dan hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan
bahan ajar berbasis pengolahan limbah diperoleh hasil belajar kelas eksperimen
terdapat peningkatan nilai pre-test ke post-test siswa yang signifikan, rata-rata
nilai akhir kelas eksperimen yang lebih tinggi daripada kelas kontrol, dan
ketuntasan klasikal kelas eksperimen yang lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal
ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis
pengolahan limbah berpengaruh terhadap hasil belajar. Dengan bahan ajar
57

berbasis pengolahan limbah siswa lebih mudah memahami materi dan lebih
antusias dalam belajar sehingga hasil belajar meningkat. Bahan ajar ini juga
memberikan pengalaman belajar untuk membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran, serta memungkinkan siswa untuk melakukan pembelajaran secara
aktif, tidak sekedar membaca dan mendengar saja tetapi memberikan kesempatan
lain, seperti berdiskusi dan melakukan tindakan berbasis pengolahan limbah
(Kristanti et al. 2012). Peneltian dari Purnomo (2012) juga menyatakan bahwa
adanya perubahan nilai kognitif secara signifikan kelas eksperimen dibandingkan
kelas kontrol setelah penggunaan modul hasil penelitian pencemaran di sungai
pepe Surakarta. Peningkatan hasil belajar ini juga sependapat menurut Ramados
dan Poyyamoli (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat
peningkatan nilai post-test pada aspek pengetahuan, ketertarikan dan kemampuan
siswa dalam pembelajaran setelah penerapan bahan ajar pendidikan lingkungan
hidup.
2) Psikomotorik siswa
Berdasarkan hasil data aktivitas siswa baik pada saat pembelajaran
maupun diskusi kelas yang dilakukan dengan pengamatan langsung oleh observer
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat diketahui bahwa tingkat keaktifan
psikomotor dari kelas kontrol rata-rata lebih tinggi dibandingkan kelas
eksperimen. Tingkat keaktifan psikomotor yang diamati pada penelitian ini
meliputi delapan aspek. Pada aspek pertama siswa mendengarkan penjelasan dari
guru pada kelas eksperimen memperoleh rata-rata keaktifan 88%, sedangkan pada
kelas kontrol memperoleh skor 83%. Pada aspek kedua siswa mengajukan
pertanyaan pada kelas eksperimen memperoleh rata-rata keaktifan 79%,
sedangkan pada kelas kontrol memperoleh skor 62%. Pada aspek ketiga siswa
menjawab pertanyaan pada kelas eksperiman memperoleh rata-rata keaktifan
86%, sedangkan pada kelas kontrol mendapat skor 66%. Pada aspek keempat
diskusi dalam menjawab soal LDS dengan kelompok pada kelas eksperimen
memperoleh rata-rata keaktifan 95%, sedangkan pada kelas kontrol memperoleh
skor 76%. Pada aspek kelima mengamati kegiatan presentasi pada kelas
eksperimen memperoleh rata-rata keaktifan 87%, sedangkan pada kelas kontrol
memperoleh skor 79%. Pada aspek keenam dalam mengemukakan pendapat kelas
58

eksperimen mendapatkan rata-rata keaktifan 84%, sedangkan pada kelas kontrol


memperoleh skor sebesar 74%. Pada aspek ketujuh aktivitas siswa dalam
kelompok kelas eksperimen memperoleh rata-rata keaktifan 89%, sedangkan pada
kelas kontrol memperoleh skor 79%. Pada aspek kedelapan menyimpulkan
kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen memperoleh rata-rata keaktifan
78%, sedangkan pada kelas eksperimen memperoleh skor 78%. Berdasarkan
pengamatan kedelapan aspek yang diamati dalam penilaian psikomotorik dapat
diketahui bahwa keaktifan kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol dengan rata-rata penilaian psikomotorik untuk kelas eksperimen sebesar
86% dan 74% untuk kelas kontrol.
Berdasarkan rekapitulasi kriteria psikomotorik siswa pada saat
pembelajaran pada tabel 19 dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen siswa
yang sangat aktif sebanyak 52,50 %, siswa yang aktif sebanyak 45 % sedangkan
siswa yang cukup aktif sebanyak 2,50 %. Untuk kelas kontrol persentase siswa
yang sangat aktif tidak sebanyak pada kelas eksperimen yaitu 10 %, dan
didominasi siswa yang aktif sebanyak 80% sedangkan siswa yang cukup aktif
sebanyak 10 %. Peningkatan aktivitas psikomotorik siswa ini juga sependapat
dengan Purnomo (2012) yang mengungkapkan adanya peningkatan aktivitas
psikomotorik kelas eksperiman lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol pada
penggunaan modul hasil penelitian pencemaran di sungai pepe Surakarta.
Peningkatan hasil psikomotorik juga sesuai dengan penelitian pengembangan
perangkat pembelajaran bioentrepreneurship pembuatan makanan dari limbah
cair pengolahan kedelai (Kristanti et al. 2012) yang menunjukkan hasill
perhitungan terhadap penilaian aktivitas siswa kelas eksperimen lebih baik
daripada kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian
bahan ajar berbasis pengolahan limbah lebih memberikan efek terhadap
psikomotik siswa pada saat proses pembelajaran, dengan lebih tingginya keaktifan
dan minat belajar pada kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol.
3) Tanggapan siswa terhadap bahan ajar

Berdasarkan analisis angket yang diberikan kepada siswa kelas


eksperimen terhadap penggunaan bahan ajar berbasis pengolahan limbah pada
pembelajaran materi pencemaran diperoleh respon yang positif, dengan
59

memperoleh skor rata-rata 89% siswa setuju, tetapi pada aspek nomor 4
memperoleh 78% siswa setuju dan pada aspek nomor 12 memperoleh 75% siswa
setuju yaitu yang menyatakan bahwa bahan ajar berbasis pengolahan limbah
menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami dan siswa
tidak mengalami kesulitan saat mempelajari bahan ajar berbasis pengolahan
limbah. Hal ini kemungkinan terjadi karena siswa belum terbiasa dengan
pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis pengolahan limbah. Sehingga
sebagian kecil siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami bahan ajar.
Tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi ketertarikan siswa terhadap pembelajaran
menggunakan bahan ajar berbasis pengolahan limbah, karena pada aspek yang
lain lebih dari 80% siswa telah menyatakan respon yang positif. Hal ini sejalan
dengan penelitian Purwatiningsih (2009) tentang pembelajaran dengan
menggunakan daur ulang limbah meningkatkan minat, afeksi, dan psikomotor
siswa.
Banyak usaha yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan minat
belajar para siswa, yaitu menggunakan metode dan media belajar yang bervariasi,
memilih bahan ajar yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan bahan ajar yang
menarik dan sesuai dengan karakeristik materi. Salah satunya dengan
mengembangkan bahan ajar berbasis pengolahan limbah sehingga bila siswa
sudah termotivasi dan tertarik untuk belajar maka diharapkan akan mencapai hasil
pembelajaran yang optimal dan hasil belajar akan meningkat. Motivasi merupakan
faktor penyebab belajaryang memperlancar belajar dan pembelajaran yang diikuti
oleh peserta didik yang termotivasi akan benar-banar menyenangkan (Anni dan
Riva’i 2009). Dengan demikian ketertarikan siswa terhadap bahan ajar dapat
memotivasi siswa untuk belajar, sehingga hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen ketuntasan klasikalnya mencapai 100% dan peningkatan hasil pre-test
ke post-test lebih baik daripada kelas kontrol.
4) Tanggapan guru terhadap bahan ajar berbasis pengolahan limbah
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yang
bersangkutan diperoleh respon yang positif. Guru sangat tertarik dan mendukung
pelaksanaan pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis pengolahan limbah
60

dan potensi pencemaran di desa Mayong Jepara sebagai sumber belajar materi
pencemaran di MTs Sabilul Ulum Mayong. Menurut pendapat guru, bahan ajar ini
dapat menarik minat siswa karena pembelajaran memanfaatkan limbah pada
kehidupan sehari-hari sehingga membantu siswa lebih memahami materi yang
diajarkan karena siswa mengalaminya pada kehidupan nyata. Selain itu materi
pada bahan ajar juga sudah sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Penyataan
ini sesuai dengan manfaat pengembangan bahan ajar yaitu akan diperoleh bahan
ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa
(Depdiknas 2008). Namun penggunaan bahan ajar berbasis pengolahan limbah
pada pembelajaran pencemaran ini juga memiliki kendala, yaitu: keterbatasan
waktu penelitian karena dibutuhkan waktu yang lama dan berbeda-beda saat
praktikum pengomposan karena menggunakan tingkat starter yang berbeda-beda
sehingga pada praktikum ini baru dapat diamati data awal saat praktikum. Selain
itu juga siswa belum terbiasa dengan adanya peneliti dan observer saat
pembelajaran. Dengan demikian peneliti berusaha mengatasi kendala tersebut
dengan mengatur waktu sebaik mungkin, agar penelitian dapat berjalan sesuai
rencana dan mendapatkan hasil yang maksimal serta tidak menggangu kegiatan
belajar mengajar sebelum maupun setelah penelitian ini berlangsung.
61
62

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa:
1. Bahan ajar pencemaran lingkungan berbasis pengolahan limbah dibutuhkan di
MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara
2. Hasil pengembangan bahan ajar pencemaran lingkungan berbasis pengolahan
limbah di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara sesuai karakteristik materi
pencemaran
3. Bahan ajar pencemaran lingkungan berbasis pengolahan limbah layak
diterapkan di MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara
4. Bahan ajar pencemaran lingkungan berbasis pengolahan limbah di MTs
Sabilul Ulum Mayong Jepara layak diuji skala luas setelah melalui uji coba
keterbacaan bahan ajar.
5. Bahan ajar berbasis pengolahan limbah efektif terhadap hasil belajar siswa
MTs Sabilul Ulum Mayong, dibuktikan dengan ketuntasan klasikal yang
mencapai ≥ 85% pada KKM 65.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas maka saran yang diajukan adalah sebagai
berikut.
1. Pembelajaran dengan bahan ajar berbasis pengolahan limbah dapat digunakan
sebagai upaya untuk meningkatkan aktifitas belajar dan hasil belajar siswa.
2. Sebaiknya pada kegiatan praktikum dilakukan di luar jam pelajaran karena
membutuhkan waktu yang cukup lama.
3. Sebaiknya penelitian pengembangan ini dilanjutkan pada materi lain misalkan
materi bioteknologi dan pemberian skala yang lebih luas, karena dalam
penelitian ini hanya menggunakan dua kelas sebagai sampel.

61
63

DAFTAR PUSTAKA

Anni CT. & Riva’i A. 2009. Psikologi pendidikan. Semarang: Universitas Negeri
Semarang Press

Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT


Rineka cipta.

________ 2009. Dasar-dasar evaluasi pendidikan (Ed. Revisi). Jakarta: Bumi


Aksara

[BSNP] Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Instrumen Penilaian Tahap II


Buku Teks Pelajaran Pedidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: On line at
http://www.bsnp.indonesia. Org. [diakses tanggal 13 Maret 2014].

[DEPDIKNAS] Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pedoman Memilih dan


Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

__________. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen


Pendidikan Nasional.

Ghofur A, Mardapi dan Tim Pengembang. 2005. Pedoman Umum Pengembangan


Penilaian. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Hartatik, W., D. Setyorini, L.R. Widowati, & S. Widati. 2005. Laporan Akhir
Penelitian Teknologi pengelolaan hara pada budidaya pertanian organik.
Laporan bagian proyek penelitian Sumberdaya tanah dan Proyek
Pengkajian Teknologi Pertanian Partisipatif( Tidak dipublikasikan)

Ibrahim R & Syaodih N. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Kristanti E.A, Bintari S.H. & Ridlo S.2012. Pengembangan perangkat


pembelajaran bioentrepreneurshippembuatan makanan dari limbah cair
pengolahan kedelai. Journal of Innovative Science Education 1 (2):112-118.

Mulyasa E. 2006a. Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

__________. 2006b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Nasrullah. 2012. Desain Portabel Composter Sebagai Solusi Alternatif Sampah


Organik Rumah Tangga. Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 9 (1) :50-58

Parmin, Peniati E. 2012. Pengembangan Modul Mata Kuliah Strategi Belajar


Mengajar Ipa Berbasis Hasil Penelitian Pembelajaran. Jurnal Pendidikan
IPA Indonesia 1(1):8-15

Purnomo D 2012. Pengaruh penggunaan modul hasil penelitianpencemaran di


sungai Pepe Surakarta sebagai sumber belajar biologi pokok bahasan

62
64

pencemaran lingkungan terhadap hasil belajar siswa (Skripsi). Surakarta:


Universitas Sebelas Maret.

Purwanto. A. Rahadi, & S. Lasmono. 2007. Pengembangan Modul. Jakarta: Pusat


Teknologi Informasi dan Komunikasi Departemen Pendidikan Nasional.

Purwatiningsih S. 2009. Peningkatan prestasi belajar biologi siswa kelas x.1


SMAN 2 Salatiga melalui metode proyek dengan penilaian presentasi dan
poster Lembaran Ilmu Kependidikan 38 (1):40-52

Ramados A & G Poyyamoli. 2011. Biodiversity Conservation through


Environmental Education for Sustainable Development. International
Electronic Journal of Environmental Education. 1(2): 97-111.

Rudyatmi E & A Rusilowati. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Semarang: FMIPA


UNNES.

Saptono, S. 2008. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: Jurusan Biologi


Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri
Semarang

Sudijono A. 2005. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta
. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suratsih, M. Si. 2010. Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis


Potensi Lokal Dalam Kerangka Implementasi KTSP SMA Di Yogyakarta.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Wahidin A. 2008. Teknik Pengelolaan Kelas: Pengembangan Bahan Ajar. On line


at http//www.makalahmumakalahku.wordpress.com [diakses tanggal 3
april 2014

Wallis RL and DOUGLAS. 2005. Changes in Attitudes to Nature in University


Students. The Asian Journal of Biology Education 3(1):3-10

Wena M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif kontempoter: Suatu Tinjauan


Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
65

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai