Anda di halaman 1dari 74

IDENTIFIKASI HAMA ULAT PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L)

DI KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN SEBAGAI


SUMBER BELAJAR BIOLOGI DENGAN BENTUK POSTER

SKRIPSI

OLEH
MUIZZUDIN FELIAWAN
NPM. 09.431.124

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

IKIP PGRI MADIUN


2014

IDENTIFIKASI HAMA ULAT PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L)


DI KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN SEBAGAI
SUMBER BELAJAR BIOLOGI DENGAN BENTUK POSTER

SKRIPSI
Diajukan kepada IKIP PGRI Madiun untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata 1
Pendidikan Biologi

Oleh
MUIZZUDIN FELIAWAN
NPM. 09.431.124

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI MADIUN
Februari 2014

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Skripsi oleh Muizzudin Feliawan ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Madiun, 27 Januari 2014


Pembimbing I

Ir. Ani Sulistyarsi, S.Pd., M.M., M.Si.


NIDN 0713076202

Madiun, 27 Januari 2014


Pembimbing II

Marheny Lukitasari, SP., S.Pd., M.Pd.


NIDN. 0714057401

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi oleh Muizzudin Feliawan ini telah dipertahankan di depan panitia penguji
pada hari Selasa tanggal 4 Februari 2014.

Panitia Penguji

Ir. Ani Sulistyarsi, S.Pd., M.M., M.Si.


NIDN 0713076202

Ketua

Sri Utami, S.Pd., M.Pd.


NIDN 0708127401

Sekretaris

Ir. Ani Sulistyarsi, S.Pd., M.M., M.Si.


NIDN 0713076202

Penguji I

Marheny Lukitasari, SP., S.Pd., M.Pd.


NIDN. 0714057401

Penguji II

Drs. R. Bekti Kiswardianta, M.Pd.


NIDN 0707016501

Penguji III

Mengetahui,
Dekan FMIPA,

Mengesahkan,
Kaprodi Pendidikan Biologi,

Ir. Ani Sulistyarsi, S.Pd., M.M., M.Si.


NIDN 0713076202

Sri Utami, S.Pd., M.Pd.


NIDN 0708127401

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN


Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama

: Muizzudin Feliawan

NPM

: 09.431.124

Program Studi

: Pendidikan Biologi

Fakultas

: Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan pikiran saya sendiri.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini plagiat, maka
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Madiun, 17 Januari 2014


Yang membuat pernyataan,

Muizzudin Feliawan
NPM. 09.431.124

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:
Sesungguhnya di antara ilmu itu ada yang laksana mutiara tersembunyi, ia
tidak diketahui kecuali hanya oleh orang-orang yang mengenal Allah
(Nabi Muhammad SAW)
Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena
persiapan, kerja keras, dan mau belajar dari kegagalan
(Collin Powell)
Manusia tidak dirancang untuk gagal, tapi manusialah yang gagal untuk
merancang
(William J. Siegel)
Jangan pernah menyerah dengan keadaan yang ada. Kelak, keadaan yang
akan menyerah dengan kegigihan kita.
(Muizzudin Feliawan)

SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK:

Bapak dan ibuku terkasih, terimakasih atas bimbingan, kesabaran, kasih sayang,
serta dukungan moril maupun materi yang diberikan,
Kakak dan adikku, terima kasih atas dukungan dan semangat yang diberikan,
Semangatku, Susanti Pratiwi, yang selama ini mampu memahami setiap
perbedaan yang ada,
Teman-teman di Resimen Mahasiswa Sat 853 IKIP PGRI Madiun, terimakasih
atas dukungan dan kebersamaan yang telah terjalin selama ini,
Fans Club Barcelona Madiun, bravo untuk semuanya,
Sahabat-sahabat terbaik, Petung, Henry, Kukuh, Huda, Trias, Ayik, Aris, Sugeng,
Bagus, serta anggota Kontrakan Belakang Akper, terimakasih atas kebersamaan
kita selama ini,

Almamater kebanggaanku, Prodi Biologi IKIP PGRI Madiun.

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah menganugerahkan rakhmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: Identifikasi Hama Ulat Pada
Tanaman Kubis (Brassica oleracea L) di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan
Sebagai Sumber Belajar Biologi dengan Bentuk Poster. Penulisan skripsi ini
ditujukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi di
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi
Pendidikan Biologi, IKIP PGRI Madiun.
Terima kasih yang tidak terhingga, penulis sampaikan kepada berbagai
pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi, terutama kepada:
1. Dr. H. Parji, M.Pd., Rektor IKIP PGRI Madiun.
2. Ir. Ani Sulistyarsi, M.M., M.Si., Dekan Fakultas Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, IKIP PGRI Madiun sekaligus Dosen Pembimbing I
yang telah banyak membimbing penulis selama ini.
3. Sri Utami, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, IKIP PGRI
Madiun.
4. Marheny Lukitasari, SP., S.Pd., M.Pd., Dosen Pembimbing II yang juga telah
banyak membimbing penulis selama ini.
5. Semua dosen dan segenap civitas akademika IKIP PGRI Madiun Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi

Pendidikan Biologi yang telah banyak memberikan pengajaran dan bimbingan


selama perkuliahan ini.
6. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
dukungan dan semangat yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu segala kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan. Selanjutnya,
penulis berharap penelitian ini mampu memberikan manfaat kepada semua pihak.
Terima kasih.
Madiun, 27 Januari 2014
Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...............................

ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI ......................

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................

iv

MOTTO DAN KATA PERSEMBAHAN ..................................................

KATA PENGANTAR ................................................................................

vi

DAFTAR ISI ...............................................................................................

viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

xii

ABSTRAK ..................................................................................................

xiii

BAB I

PENDAHULUAN .......................................................................

A. Latar Belakang Masalah .........................................................

B. Batasan Masalah.....................................................................

C. Rumusan Masalah ..................................................................

D. Tujuan Penelitian ...................................................................

E. Kegunaan Penelitian...............................................................

F. Definisi Istilah ........................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................

10

A. Deskripsi Tanaman Kubis (Brassica oleracea var.


capitata L) ..............................................................................

10

B. Deskripsi Hama Ulat Tanaman Kubis (Brassica


oleracea var. capitata L) ........................................................

11

C. Identifikasi Hama Ulat ...........................................................

21

D. Poster sebagai Media Pembelajaran .......................................

22

E. Kerangka Berpikir ..................................................................

25

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................

27

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................

27

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian.............................................

27

C. Sumber Data ...........................................................................

28

D. Teknik Pengumpulan Data .....................................................

29

E. Prosedur Penelitian.................................................................

30

F. Teknik Keabsahan Data .........................................................

31

G. Teknik Analisis Data ..............................................................

32

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ...................

35

A. Paparan Data ..........................................................................

35

B. Temuan Penelitian ..................................................................

37

C. Media Poster ..........................................................................

46

BAB V PEMBAHASAN ..........................................................................

48

BAB VI PENUTUP ....................................................................................

53

A. Simpulan ................................................................................

53

B. Saran .......................................................................................

53

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

55

LAMPIRAN-LAMPIRAN..........................................................................

57

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
3.1. Tabel untuk Keperluan Identifikasi Hama Tanaman Kubis ..............

28

3.2. Prosedur Pengambilan Data ..............................................................

31

4.1. Beberapa Jenis Hama Tanaman Kubis (Brassica oleracea L) yang


Ditemukan di Kebun Sarangan Kecamatan Plaosan Kabupaten
Magetan .............................................................................................

36

4.2. Tabel untuk Keperluan Identifikasi Hama Ulat Pada Tanaman


Kubis .................................................................................................

46

DAFTAR GAMBAR

Gambar
2.1. Tanaman Kubis (Brassica oleracea var. capitata L) .........................

10

2.2. Plutella xylostella ...............................................................................

14

2.3. Crocidolomia binotalis ......................................................................

15

2.4. Hellula undalis F ................................................................................

17

2.5. Agritis ipsilon .....................................................................................

18

2.6. Spodoptera litura F ............................................................................

19

2.7. Chrysodeixis chalcites (Esp.) .............................................................

21

3.1. Desain Poster......................................................................................

34

4.1. A. Ulat tritip (Plutella xylostella L) ..................................................

38

B. Sketsa anatomi ulat tritip (Plutella xylostella L) .........................

38

4.2. A. Ulat krop (Crocidolomia binotalis)..............................................

40

B. Sketsa anatomi ulat krop (Crocidolomia binotalis) .....................

40

4.3. A. Ulat Krop Bergaris (Hellula undalis F.) ......................................

42

B. Sketsa anatomi ulat krop bergaris (Hellula undalis F.) ...............

42

4.4. A. Ulat grayak (Spodoptera litura F.) ...............................................

44

B. Sketsa anatomi ulat grayak (Spodoptera litura F.) ......................

44

4.5. Ilustrasi Media Pembelajaran Poster tentang Hama Ulat pada


Tanaman Kubis di Kebun Kubis Desa Dadi, Desa Simolangu,
dan Desa Ngancar Kecamatan Plaosan Magetan ...............................

47

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Hasil Inventarisasi Hama Ulat Tanaman Kubis (Brassica oleracea L)


Di Desa Dadi, Desa Simolangu, dan Desa Ngancar Kecamatan Plaosan
Kabupaten Magetan
2. Outline Penelitian .......................................................................................
3. Poster Biologi Hama Ulat Pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea L)
4. Dokumentasi Penelitian

ABSTRAK
Muizzudin Feliawan. 2013. Identifikasi Hama Ulat Pada Tanaman Kubis
(Brassica oleracea L) di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Sebagai
Sumber Belajar Biologi dengan Bentuk Poster. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Biologi, FPMIPA IKIP PGRI Madiun. Pembimbing (I) Ir. Ani
Sulistyarsi, M.M., (II) Marheny Lukitasari, SP., S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci:

identifikasi hama ulat, tanaman kubis (Brassica oleracea L.),


poster, sumber belajar biologi siswa SMP

Berbagai jenis hama ulat pada tanaman kubis dapat menjadi sumber
belajar Biologi berupa media poster untuk pembelajaran siswa sekolah menengah
pertama (SMP). Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis
hama ulat pada tanaman kubis di perkebunan di Plaosan Kabupaten Magetan serta
memanfaatkan sebagian hasil penelitian tentang jenis hama ulat pada tanaman
kubis hasil identifikasi di perkebunan di Plaosan Kabupaten Magetan sebagai
sumber belajar berbasis lokal materi hama dan penyakit pada tumbuhan.
Penelitian dengan pengambilan data dilaksanakan di 3 kebun yang berada
di tiga desa Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, yaitu Desa Ngancar, Desa
Dadi, dan Desa Simolangu. Identifikasi hama yang ditemukan dilakukan di
Laboratorium Biologi Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI
Madiun. Penelitian ini akan dilaksanakan mulai awal bulan September 2013
sampai dengan Februari 2014. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif,
menggunakan metode eksplorasi. Data yang digunakan berupa data primer, yaitu
data-data hasil pengamatan tentang identifikasi hama ulat pada tanaman kubis
Brassica oleracea L serta data sekunder dengan buku kunci determinasi serangga.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan teknik observasi,
analisis data dilakukan dengan data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification.
Hasil penelitian identifikasi hama ulat tanaman kubis (Brassica oleracea
L) di tiga desa Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, yaitu Desa Dadi, Desa
Simolangu, dan Desa Ngancar. Plaosan Magetan telah ditemukan beberapa
spesies hama ulat tanaman kubis (Brassica oleracea L), yaitu ulat tritip (Plutella
xylostella L), ulat krop (Crocidolomia binotalis), ulat krop bergaris (Hellula
undalis F), dan ulat grayak (Spodoptera litura F.). Poster Biologi yang berisi hasil
identifikasi hama ulat pada tanaman kubis dicetak ke dalam kertas foto ukuran A3
dengan teknik digital printing dengan ukuran 50 x 100 cm dengan didesain dan
penampilan yang menarik. Poster yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat
dijadikan sebagai sumber belajar pada mata pelajaran Biologi bagi siswa kelas
VIII semester 2.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai
karakteristik tersendiri dibandingkan dengan ilmu alam lainnya (Rustaman, 2003:
3). Karakteristik dari belajar Biologi yaitu berupaya untuk mengenal makhluk
hidup dan proses kehidupannya di lingkungan, sehingga memerlukan pendekatan
dan metode yang memberi ciri dan dasar kerja. Pembelajaran biologi menekankan
pada pemberian pengalaman belajar secara langsung untuk dapat memahami
konsep dan proses sains. Pemberian pengalaman secara langsung dilakukan
dengan mengembangkan keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains
dalam kegiatan belajar mengajar dapat membantu siswa dalam mengembangkan
pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan. Semakin aktif siswa secara
intelektual, mental dan sosial, maka pengalaman belajar siswa akan semakin
bermakna (Rustaman, et. al., 2005:72).
Pembentukan pengalaman belajar dapat dimulai dari penyusunan sumber
belajar yang sesuai dengan permasalahan atau materi pembelajaran. Menurut
Mulyasa (2009: 42) sumber belajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang
dapat memberikan kemudahan kepada siswa dalam memperoleh sejumlah
informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar
mengajar.

Sumber belajar dapat dimulai dengan eksplorasi lingkungan yang ada di


sekitar sekolah. Dalam pembelajaran biologi, lingkungan alam sekitar merupakan
laboratorium yang mempunyai peranan penting karena adanya gejala-gejala alam
yang dapat memunculkan persoalan-persoalan sains. Untuk mendapatkan obyek
biologi, alam dengan segenap fenomenanya telah menyediakan informasi yang
dapat digunakan dalam kehidupan manusia.
Salah satu lingkungan alam yang dapat digunakan untuk sumber belajar
Biologi adalah perkebunan dan tanaman serta seluruh unsur yang ada di
dalamnya. Berkaitan dengan keberadaan perkebunan sebagai sumber belajar,
diketahui bahwa di Magetan terdapat salah satu wilayah yang terkenal dengan
kebun sayurnya. Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan merupakan daerah yang
sebagian besar penduduknya membudidayakan sayuran untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Salah satu jenis sayur yang banyak ditanam masyarakat di
wilayah tersebut adalah kubis (Brassica oleracea var. capitata L). Menurut
Pracaya (2011: 1), kubis dikenal sebagai sumber vitamin (A, B dan C), mineral,
karbohidrat, protein dan lemak yang berguna bagi kesehatan. Di Indonesia kubis
merupakan sayuran yang digemari oleh seluruh masyarakat.
Kubis (Brassica oleracea var. capitata L) termasuk salah satu sayuran yang
rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Hama yang menyerang tanaman
kubis yang masih muda dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman kubis menjadi
rendah bahkan bisa menyebabkan tanaman kubis mati. (Dantje, 2012: 2).
Terdapat beberapa penelitian untuk mengidentifikasi hama pada tanaman
kubis. Penelitian Nenet, dkk. (2005: 29-32) tentang bahan ajar ilmu hama

tumbuhan, terdapat beberapa hama penting pada tanaman kubis, yaitu ulat daun
atau diamond back moth (Plutella xylostella L.), ulat krop kubis atau large
cabbage heart caterpillar (Crocidololia binotalis Zell), ulat krop bergaris atau
striped cabbage heart caterpillar (Hellula undalis F), kumbang anjing atau leaf
beetle (Phyllotreta vittata F), ulat grayak atau army worm (Spodoptera litura F.),
ulat jengkal atau green semilooper (Chrysodeixis chalcites Esp.), penggerek
tongkol jagung atau corn earworm (Helicoverpa armigera Hubn), kutu daun
persik atau tobacco aphid (Myzus persicae (Sulz), dan thrips bawang atau oni on
Thrips (Thrins tabaci Lind) yang merusak daun kubis. Sedangkan hama yang
merusak batang kubis adalah ulat tanah atau black cutworm (Agrotis ipsilon
Hufn).
Penelitian lainnya dilakukan Ni Wayan Asriani, dkk. (2013: 158) tentang
komunitas hama-hama pada pertanaman kubis dikelompokkan ke dalam fitofag
atau serangga pemakan tanaman kubis komunitas hama-hama pada pertanaman
kubis. Serangga fitofag yang banyak ditemukan pada pertanaman kubis adalah
anggota dari Famili Aphidoidae (Aphis brassicae), Pyralidae (Crocidolomia
binotalis), Plutellidae (Plutella xylostella), dan Noctuidae (Spodoptera litura,
Helicoverpa armigera, dan Chrysodeixis orichalcea). Selain itu, penelitian
Widiana dan Zewita (2012) menemukan bahwa hama yang potensial pada
tanaman kubis adalah hama ulat krop (Crocidolomia binotalis).
Hasil pengamatan awal terhadap tanaman kubis di salah satu kebun di
Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan

kebanyakan adalah ulat krop

(Crocidolomia binotalis). Populasi C. binotalis mulai menyerang tanaman kubis

pada minggu ke tujuh pada masa tanam, kemudian kepadatan larva meningkat
sejalan dengan umur tanaman kubis. Masa tanam hingga panen tanaman kubis
sendiri adalah berkisar antara 60 90 hari.
Berkaitan dengan keberadaan tanaman kubis di kebun-kebun Kecamatan
Plaosan Kabupaten Magetan sebagai kekayaan lokal daerah setempat serta adanya
hasil penelitian tentang sepuluh jenis hama pada tanaman kubis, dapat
dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran Biologi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Rustaman (2005: 4) yang menyatakan bahwa penelitian Biologi
diupayakan yang bermanfaat bagi pendidikan. Penelitian pendidikan Biologi tidak
terbatas pada penelitian di dalam kelas. Banyak aspek lain yang dapat diangkat
menjadi penelitian pendidikan Biologi. Misalnya, kekayaaan daerah dan
lingkungan alam setempat yang digunakan sebagai materi pembelajaran
mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari.
Tanaman kubis dan berbagai jenis hama ulat tanaman tersebut dapat menjadi
sumber belajar Biologi berupa media poster untuk pembelajaran siswa sekolah
menengah pertama (SMP), yaitu kelas VIII semester 2 dengan kompetensi 2.4.
Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Poster yang disusun berisi jenis hama ulat pada tanaman
kubis yang ditemukan di kebun-kebun di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan
dan cara identifikasinya akan dapat digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa.
Sumber belajar berbentuk poster yang dapat merangsang siswa mempelajari lebih
jauh tentang jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis melalui gambar-gambar

informatif yang lebih mudah dipahami siswa. Gambar dan penggunaan warna
yang cerah pada poster dapat menarik perhatian siswa. Berdasarkan uraian di atas
maka perlu diadakan penelitian tentang Identifikasi Hama Ulat Pada Tanaman
Kubis (Brassica oleracea L) di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Sebagai
Sumber Belajar Biologi dengan Bentuk Poster.

B. Batasan Masalah
Batasan masalah yang ditetapkan dalam penelitian dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Permasalahan yang akan dibahas adalah identifikasi hama ulat tanaman kubis
(Brassica oleracea L) di kebun Plaosan Kabupaten Magetan. Lokasi ini
berada di ketinggian 1287 - 2000 meter dpl, dengan suhu udara antara 10 25
derajat Celcius. Kebun kubis sebagai lokasi pengamatan meliputi 3 kebun
yang tersebar di tiga desa Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, yaitu Desa
Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu.
2. Identifikasi hama dan penyakit dibatasi dengan hanya melakukan identifikasi
terhadap berbagai jenis hama ulat yang menyerang tanaman kubis, sedangkan
hama yang bukan ulat dan penyakit yang menyerang tanaman ini tidak
diidentifikasi.
3. Mengingat banyaknya lokasi perkebunan di Plaosan Kabupaten Magetan,
maka tidak semua lahan perkebunan dijadikan lokasi penelitian, namun
diambil sampel dari masing-masing kebun secara acak. Hasil pengumpulan
sampel diidentifikasi dan dianalisis untuk diketahui keberagaman jenisnya.
Identifikasi dilakukan di laboratorium.

4. Identifikasi hama ulat dibatasi pada jenis hama, ciri-ciri dan klasifikasinya
berdasarkan bagian tubuh yang bisa diamati.
5. Sumber belajar Biologi pada penelitian ini berupa poster dengan materi hama
ulat pada tanaman kubis.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah:
1. Jenis hama ulat apa saja yang ditemukan pada tanaman kubis di perkebunan di
Plaosan Kabupaten Magetan?
2. Bagaimanakah sebagian hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber
belajar berbasis lokal pada materi hama dan penyakit pada tumbuhan?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian
ini untuk:
1. Mengklasifikasikan jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis di perkebunan di
Plaosan Kabupaten Magetan.
2. Memanfaatkan sebagian hasil penelitian tentang jenis hama ulat pada tanaman
kubis hasil identifikasi di perkebunan di Plaosan Kabupaten Magetan sebagai
sumber belajar berbasis lokal materi hama dan penyakit pada tumbuhan.

E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai
berikut.

1. Teoritis/ilmu pengetahuan
Secara teoretis penelitian ini dapat dijadikan sebagai wacana ilmiah dalam
pengembangan pendidikan. Media poster sebagai sumber belajar yang dihasilkan
dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan media pembelajaran
dalam bidang biologi.
2. Praktis
a. Bagi guru
Hasil penelitian dapat dijadikan sumber belajar pembelajaran Biologi materi
hama dan penyakit pada tumbuhan berbentuk poster. Kelebihan poster sebagai
sumber belajar Biologi adalah memuat informasi yang lebih mudah diipahami
siswa karena gambar dan warna yang cerah dapat menarik perhatian siswa.
Penggunaan poster yang berukuran besar dapat dilihat langsung tanpa dibalik
karena terdapat satu halaman besar yang dapat memuat keseluruhan materi
sehingga membantu siswa dalam memahami materi.
b. Bagi siswa
Media poster tentang jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis hasil
identifikasi yang dikembangkan membuat siswa mengetahui berbagai jenis hama
ulat pada tanaman kubis yang ada di daerahnya. Penelitian ini juga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan siswa tentang proses identifikasi hama dan
penyakit pada tumbuhan kubis lokal yang ada serta sebagai sarana untuk meneliti
lingkungan dengan mengenal secara langsung berbagai jenis hama ulat pada
tanaman kubis.

c. Bagi peneliti
Sebagai masukan dan acuan dalam pengembangan penelitian mendatang,
seperti tentang penyakit pada tanaman kubis serta cara perawatan tanaman
budidaya. Penelitian juga dapat menjadi referensi sebagai calon pendidik dalam
menyampaikan materi tentang hama dan penyakit pada tumbuhan.
d. Bagi sekolah
Hasil penelitian dapat digunakan untuk pengembangan pembelajaran biologi
di sekolah, khususnya sebagai sumber belajar mata pelajaran Biologi materi hama
dan penyakit pada tumbuhan.

F. Definisi Istilah
Definisi istilah dipergunakan untuk menyamakan pandangan mengenai
beberapa istilah utama yang digunakan. Adapun batasan istilah yang digunakan
adalah:
1. Identifikasi hama
Langkah-langkah dalam identifikasi yaitu dengan melakukan pengamatan
langsung terhadap hama yang telah ditemukan berdasarkan ciri-ciri morfologi,
seperti panjang tubuh, bentuk tubuh, dan warna tubuh (Christina, dkk., 2012).
Hasil identifikasi hama berupa ciri-ciri morfologi digunakan untuk mengetahui
taksonomi atau klasifikasi hama, yang dilakukan berdasarkan buku kunci
determinasi dan buku hama dan penyakit tanaman.
2. Kubis (Brassica oleracea L.)
Kubis (Brassica oleracea L.) yang ditanam di perkebunan di Plaosan
Kabupaten Magetan memiliki daun berbentuk bulat telur sampai lonjong, lebar

dan berwarna hijau. Daun-daun atas pada fase generatif akan saling menutupi satu
sama lain membentuk krop. Bentuk krop bervariasi, bulat telur, gepeng dan
kerucut. Tanaman kubis yang dibudidayakan umumnya berhabitus perdu dan
tumbuh semusim (annual) ataupun dwi musim (biennual). Sistem perakaran
relatif dangkal (20-30 cm), dengan batang pendek dan banyak mengandung air
(herbaceous).
3. Hama pada tanaman kubis
Hama pada tanaman kubis adalah semua hewan yang hidup dan ditemukan
pada tanaman kubis yang memakan atau merusak organ kubis, baik akar, batang,
daun, dan bunga. Pada penelitian ini, hama pada tanaman kubis dibatasi pada jenis
ulat yang ditangkap menggunakan sarung tangan atau penangkapan langsung
dengan tangan.
4. Poster
Poster merupakan informasi yang dicetuskan dalam bentuk ilustrasi gambar
yang disederhanakan yang dibuat dalam ukuran 50 x 100 cm, bertujuan untuk
menarik perhatian, memotivasi atau memperlihatkan pada gagasan pokok, fakta
tertentu. Poster dalam penelitian ini berisi gambar-gambar berbagai jenis ulat yang
ditemukan pada tanaman kubis serta penjelasannya sebagai hasil identifikasi yang
dilakukan dari kebun-kebun di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Tanaman Kubis (Brassica oleracea var. capitata L)


Kol atau kubis merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae berupa
tumbuhan berbatang lunak yang dikenal sejak jaman purbakala (2500-2000 SM).
Daun-daun tanaman kubis berbentuk bulat telur sampai lonjong, lebar dan
berwarna hijau. Daun-daun atas pada fase generatif akan saling menutupi satu
sama lain membentuk krop. Bentuk krop bervariasi, bulat telur, gepeng dan
kerucut. Tanaman kubis yang dibudidayakan umumnya berhabitus perdu dan
tumbuh semusim (annual) ataupun dwi musim (biennual). Sistem perakaran
relatif dangkal (20-30 cm). Batang tanaman kubis pendek dan banyak mengadung
air (herbaceous). Disekeliling batang hingga titik tumbuh, terdapat helaian daun
yang bertangkai (Rukmana dalam Rina dan Armein, 2012: 1).

Gambar 2.1. Tanaman Kubis (Brassica oleracea var. capitata L)


(Deptan, 2012:7)

Berdasarkan klasifikasinya, kol/kubis termasuk dalam:


Divisi

Spermatophyta

Sub Divisi :

Angiospermae

Kelas

Dicotyledonae

Famili

Cruciferae

Genus

Brassica

Spesies

Brassica oleracea

Tanaman kubis yang banyak dibudidayakan di Plaosan Kabupaten


Magetan adalah tanaman kubis dari varietas Brassica oleracea L. var capitata L
atau biasa dikenal dengan kubis krop. Jenis kubis ini memiliki ciri-ciri daunnya
dapat saling menutup satu sama lain membentuk krop (telur). Petani kubis di
Plaosan Kabupaten Magetan menanam kubis dengan sub-varietas Brassica
oleracea L var capitata forma Alba DC yang kropnya berwarna putih.

B. Deskripsi Hama Tanaman Kubis (Brassica oleracea var. capitata L)


Setiap jenis tanaman berkaitan dalam ekosistem seringkali mengalami
gangguan di antaranya berupa serangan hama. Menurut Pracaya (2011: 23) hama
adalah binatang perusak tanaman yang dibudidayakan manusia. Sama halnya
dengan Dantje (2012: 5), hama adalah setiap organisme yang dapat mengganggu,
merusak ataupun mematikan organisme lain. Sedangkan Nur (2003:27)
menyatakan bahwa hama adalah organisme yang merusak tanaman dan secara
ekonomik merugikan manusia. Hama pada tanaman dapat dimaksud dengan
parasit karena hidupnya menumpang atau menempel pada tanaman yang
mengakibatkan gangguan dan kerugian pada tanaman yang ditumpangi.

Menurut Reny (2012:3), beberapa filum yang anggotanya diketahui


berpotensi sebagai hama tanaman adalah Aschelminthes (Nematoda), Mollusca
(Siput), Chordata (binatang bertulang belakang), dan Arthopoda (serangga,
tungau, dan lain-lain). Ni Wayan (2013: 158) menggolongkan hama pada
pertanaman kubis ke dalam fitofag atau serangga pemakan tanaman kubis.
Serangga fitofag yang banyak ditemukan pada pertanaman kubis adalah anggota
Famili Aphidoidae (Aphis brassicae), Pyralidae (Crocidolomia binotalis),
Plutellidae (Plutella xylostella), dan Noctuidae (Spodoptera litura, Helicoverpa
armigera, dan Chrysodeixis orichalcea).
Selain fitofag, menurut Nenet, dkk. (2005: 29-32) beberapa hama penting
pada tanaman kubis, yaitu ulat daun atau diamond back moth (Plutella xylostella
L.), ulat krop kubis atau large cabbage heart caterpillar (Crocidololia binotalis
Zell), ulat krop bergaris atau striped cabbage heart caterpillar (Hellula undalis
F), kumbang anjing atau leaf beetle (Phyllotreta vittata F), ulat grayak atau army
worm (Spodoptera litura F.), ulat jengkal atau green semilooper (Chrysodeixis
chalcites Esp.), penggerek tongkol jagung atau corn earworm (Helicoverpa
armigera Hubn), kutu daun persik atau tobacco aphid (Myzus persicae (Sulz), dan
thrips bawang atau oni on Thrips (Thrins tabaci Lind) yang merusak daun kubis.
Sedangkan hama yang merusak batang kubis adalah ulat tanah atau black
cutworm (Agrotis ipsilon Hufn).
Berdasarkan hasil penelitian Ni Wayan (2013) dan Nenet, dkk. (2005)
dapat diindikasikan bahwa jenis hama yang paling dominan ditemukan pada
tanaman kubis adalah hama yang berupa ulat. Mengacu pada hasil beberapa

penelitian sebelumnya, berikut ini deskripsi beberapa jenis ulat yang terdapat
pada tanaman kubis.

1. Ulat Tritip (Plutella xylostella L)


Ulat daun/ulat tritip atau diamond back moth (Plutella xylostella L)
termasuk ordo Lepidoptera, famili Plutellidae dan mernpunyai daerah penyebaran
di Indonesia. Ngengat P. xylostella kecil berwarna coklat kelabu, pada sayap
depan terdapat tanda tiga berlian. Ngengat aktif pada senja dan malam hari
dengan meletakkan telur tersebar pada daun. Stadium telur 3-5 hari. Larva instar
pertama berukuran 1,2 mm berwarna hijau cerah dengan kepala tampak hitam.
Stadium larva 7-11 hari. Pupanya tertutup oleh kokon, berwarna kuning pucat.
Daur hidupnya berkisar 21 hari. Daun yang terserang P. xylostella berlubanglubang kecil dan bila serangan berat, tinggal tulang daun. Serangan berat terjadi
pada musim kemarau, saat tanaman berumur 5-8 minggu. Tanaman inang P.
xylostella adalah petsai, brokoli, dan kubis-kubisan lainnya (Nenet, dkk., 2005:
29).
Imago dari hama ini memiliki warna sayap yang abu-abu kecoklatan.
Namun sayap betina berwarna lebih pucat. Saat istirahat, empat sayapnya
menutupi tubuh dan seakan-akan terdapat gambar seperti jajaran genjang yang
warnanya putih seperti berlian. Oleh karena itu, hama ini disebut ngengat
punggung berlian (Sastrosiswojo, dkk., 2005: 7).
Berikut ini deskripsi ulat tritip (Plutella xylostella L) yang meliputi fase
telur, larva, imago, dan pupa.

Gambar 2.2. Plutella xylostella (Sastrosiswojo, dkk., 2005: 9)


Plutella xylostella merusak tanaman dari stadia larva atau ketika masih
menjadi ulat. Larva Plutella xylostella memakan bagian bawah daun sehingga
tinggal epidermis bagian atas saja (Reni, 2013: 153). Gejala serangan hama ini
yang terlihat pada daun sangat khas dan tergantung dari instar larva yang
menyerang. Larva instar I memakan daun kubis dengan jalan membuat lubang ke
dalam permukaan bawah daun. Setelah itu larva membuat liang-liang korok ke
dalam jaringan parenkim sambil memakan daun (Liliek, 2010: 96).

2. Ulat Krop (Crocidololia binotalis Zell)


Serangga hama ini dikenal dengan ulat krop kubis atau large cabbage
heart caterpillar, termasuk ordo Lepidoptera, famili Pyralidae dan mempunyai
daerah penyebaran di Indonesia. Dada C. binotalis dewasa berwarna hitam,

sedangkan perutnya berwarna coklat kemerahan, panjang tubuhnya kira-kira 1,1


cm. Ngengat aktif pada malam hari. Sayap depan ngengat jantan mempunyai
rumbai dari rambut halus yang berwarna gelap pada bagian tepi-depan (anterior).
Panjang tubuh rata-rata untuk serangga jantan 10,4 mm dan serangga betina 9,6
mm. Larva berwarna hijau muda kecoklatan dan terdiri atas lima instar. Pada
bagian sisi dan bagian atas tubuh larva terdapat garis-garis putih sepanjang
tubuhnya. Larva muda bergerombol pada permukaan bawah daun kubis. Larva
tua (instar ke-4 dan ke-5) panjangnya kira-kira 2 cm, bersifat malas, dan selalu
menghindari cahaya matahari. Masa larva 11-17 hari dengan rata-rata 14 hari pada
o

suhu udara 26-33,2 C (Sastrosiswojo, dkk., 2005: 12).

Gambar 2.3. Crocidolomia binotalis (Sastrosiswojo, dkk., 2005: 13)


Larva C. binotalis merusak kubis yang sedang membentuk krop, sehingga
daun kubis berlubang-lubang. Kerusakan ringan berakibat menurunnya kualitas
kubis sedang kerusakan berat menyebabkan tanaman kubis tidak dapat dipanen.
Tanaman inang C. binotalis adalah petsai dan kubis-kubisan. Telurnya diletakkan
di balik daun secara berkelompok, jumlah tiap kelompok sekitar 11 - 18, dan
setiap kelompok berisi sekitar 30 - 80 butir telur. Telur berbentuk pipih dan

menyerupai genteng rumah, berwarna jernih. Diameter telur berkisar antara 1-2
mm. Stadium telur berlangsung selama 3 hari (Rina dan Armein, 2012: 2).
Larva C. binotalis muda bergerombol pada permukaan bawah daun kubis
dan meninggalkan bercak putih pada daun yang dimakan. Larva inster ke-3
sampai ke-5 memencar dan menyerang pucuk tanaman kubis, sehingga
menghancurkan titik tumbuh. Akibatnya, tanaman mati atau batang kubis
membentuk cabang dan beberapa krop berukuran kecil. Serangan hama C.
binotalis pada tanaman kubis yang sudah membentuk krop akan menghancurkan
krop atau menurunkan kualitas krop, sehingga kubis tidak laku dijual
(Sastrosiswojo, dkk., 2005: 13-14).

3. Ulat Krop Bergaris (Hellula undalis F.)


Menurut Sivapragasam & Abdul Azis (1992: 75-76) ulat krop bergaris
(cabbage webworm atau striped cabbage heart caterpillar) merupakan salah satu
hama penting pada tanaman kubis dataran rendah. Sayap dengan ngengat
berwarna abu-abu, panjang sayap terentang 14-15 mm dan panjang tubuh 6-7 mm.
Pada sayap depan terdapat tanda yang menyerupai ginjal. Tanda tersebut berwarna
lebih gelap pada ngengat betina daripada serangga jantan. Longevitas ngengat,
baik yang jantan maupun yang betina kira-kira 7 hari.
Larva merusak pucuk tanaman dengan jalan mengebor, sehingga
menyebabkan matinya tanaman muda atau mengakibatkan terbentuknya tunastunas baru yang tidak laku dijual. Di lapangan, populasi larva H. undalis yang
rendah dapat mengakibatkan kehilangan hasil panen yang besar (Sivapragasam &
Abdul Azis dalam Sastrosiswojo, dkk., 2005: 24-25).

Gambar 2.4. Hellula undalis F. (Ellya, dkk., 2011: 3)


Serangga hama ini dikenal dengan ulat krop bergaris atau striped cabbage
heart caterpillar, termasuk ordo Lepidoptera, famili Pyralidae dan mempunyai
daerah penyebaran di Indonesia. Ngengat H undalis berwarna kelabu dan pada
sayap depan terdapat garis-garis pucat serta titik-titik. Larvanya berwarna kuning
kecoklatan dengan kepala hitam dan pada badannya terdapat enam garis yang
memanjang berwarna coklat. Pupanya di tanah terbungkus kokon, tertutup oleh
partikel tanah. Daur hidupnya 23-25 hari (Nenet, dkk., 2005: 30).

4. Ulat Tanah (Agritis ipsilon)


Serangga hama ini dikenal dengan ulat tanah atau black cutworm,
termasuk ordo Lepidoptera, famili Noctuidae dan mempunyai daerah penyebaran
di Indonesia. A. ipsilon menimbulkan kerusakan pada tanaman muda. Larvanya
memotong tanaman muda dengan stadium larva 19-20 hari. Pupanya berada
dalam tanah dengan stadium pupa 11 hari. Daur hidupnya 6-8 minggu
(Lahmuddin, 2004: 4).

Larva A. ipsilon memotong pangkal tanaman dan berada tidak jauh dari
tanaman yang dipotong. Bila dikorek-korek, biasanya ditemukan larva tersebut
dekat dengan tanaman yang diserangnya. Ulat tanah (Agritis ipsilon) menyerang
pangkal batang tanaman kubis. Gejala serangan aktif pada malam hari, menggigit
pangkal batang kubis. Pangkal batang yang digigit akan mudah patah dan mati.
Larva yang baru menetas, sehari kemudian juga dapat mengigit permukaan daun
(Nenet, dkk., 2005: 32).

Gambar 2.5. Agritis ipsilon (Sastrosiswojo, dkk., 2005: 7)


Menurut Sastrosiswojo, dkk. (2005: 5) stadium larva Agritis ipsilon terdiri
atas empat sampai lima instar. Larva instar pertama berwarna kuning sampai
kelabu kekuning-kuningan. Kepala, pronotum, dan ujung abdomen berwarna
hitam. Larva dewasa berwarna coklat tua sampai coklat kehitam-hitaman,
biasanya dengan garis coklat pada dua sisi tubuh dan bercak berwarna coklat
muda pada sisi dorsal. Tubuh larva selalu tampak berkilau. Panjang larva tua
sekitar 30-35 mm. Larva aktif pada senja dan malam hari.
Pada siang hari, larva bersembunyi di permukaan tanah di sekitar batang
tanaman muda, pada celah-celah atau bongkahan tanah kering. Pada saat istirahat,

posisi tubuh larva sering melingkar. Ulat tanah dapat berpindah-pindah sampai
sejauh 20 m. Masa larva lamanya 18 hari, dengan larva tua bersifat kanibalistik
(saling membunuh). Daur hidup A. ipsilon dari telur sampai dewasa sekitar 36-42
hari. Lamanya daur hidup A. ipsilon tergantung pada tinggi rendahnya suhu udara,
semakin rendah suhu udara semakin lama daur hidupnya dan sebaliknya
(Kalshoven dalam Sastrosiswojo, dkk., 2005: 6).

5. Ulat grayak (Spodoptera litura F.)


Ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan salah satu jenis hama penting
yang menyerang tanaman palawija dan sayuran di Indonesia. S. litura bersifat
polifag (Trizelia, dkk., 2011: 46). Ulat grayak atau army worm, termasuk ordo
Lepidoptera, merupakan hama yang menyebabkan kerusakan yang serius pada
tanaman budidaya di daerah tropis dan sub tropis (Alfian, 2009: 41). Telur S
litura diletakkan secara berkelompok pada permukaan bawah daun. Stadium telur
2-8 hari. Larva berwarna keabu-abuan dengan panjang larva instar akhir 50 mm.
Pupa berwarna coklat berada dalam tanah. Stadium pupa 9-10 hari. Ngengat
berwarna agak keabu-abuan (Nenet, dkk., 2005: 30).

Gambar 2.6. Spodoptera litura F (Ellya, dkk., 2011: 5)

Ulat grayak (S. litura) menyerang tanaman secara beramai-ramai dalam


jumlah yang sangat banyak. Ciri khas ulat grayak adalah memiliki bintik-bintik
segi tiga berwarna hitam dan bergaris-garis kekuning-kuningan pada sisinya.
Siklus hidupnya berlangsung 30 61 hari. Kupu-kupunya berwarna agak gelap
dengan garis agak putih pada sayap depan. Telurnya diletakkan secara
berkelompok di atas tanaman dan ditutup oleh bulu-bulu (Rahmat, 2005: 48).
Spodoptera litura merusak tanaman dari stadia larva atau ketika masih
menjadi ulat.Larva yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa
epidermis bagian atas/transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Larva instar
lanjut merusak tulang daun dan kadang-kadang menyerang buah. Biasanya larva
berada di permukaan bawah daun menyerang secara serentak berkelompok,
serangan berat dapat menyebabkan tanaman gundul karena daun dan buah habis
dimakan ulat. Serangan berat umumnya terjadi pada musim kemarau (Ellya, dkk.,
2011: 6).

6. Ulat Jengkal (Chrysodeixis chalcites Esp.)


Serangga hama ini dikenal dengan ulat jengkal atau green semilooper,
termasuk ordo Lepidoptera, famili Noctuidae dan mempunyai daerah penyebaran
di Indonesia. Telur C. chalcites diletakkan pada daun, berwarna keputihan.
Stadium telur 3-4 hari. Larvanya berwarna hijau dengan stadium larva 14-19 hari.
Pupanya di daun dengan stadium 6-11 hari. Ngengat berwarna coklat tua (Nenet,
dkk., 2005: 31).

Gambar 2.7. Chrysodeixis chalcites (Esp.) (Sartono, 2007: 5)


Ciri-ciri ulat jengkal adalah ngengat berwarna gelap dan terdapat bintikbintik keemasan berbentuk Y pada sayap depan. Telurnya berukuran kecil
berwarna keputih-putihan dan diletakkan secara tunggal ataupun berkelompok
pada daun tanaman inang. Larva berwarna hijau dan garis-garis putih di sisinya.
Ciri khas ulat jengkal adalah cara jalannya seperti sedang menjengkal. Daur
(siklus) hidup dari telur menjadi kupu-kupu berlangsung selama 18 24 hari
(Rahmat, 2005: 44). Gejala serangannya dapat diamati pada daun kubis yang
terserang C. chalcites akan tampak tinggal epidermis dan tulang daunnya.
B. Identifikasi Hama Ulat
Menurut Nugroho (2011: 1) identifikasi adalah proses (cara) pemberian
nama pada individu atau sekelompok individu. Penamaan spesies mengacu pada
sistem pemberian nama ilmiah (scientific name) berupa Binominal name, yaitu
penggabungan dua kata yang mencirikan sifat dari individu yang diberi nama.
Melakukan identifikasi hama berarti mengungkapkan atau menetapkan
identitas (jati diri) suatu jenis hama, yang dalam hal ini tidak lain dari pada

menentukan nama yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.
Untuk istilah identifikasi sering juga digunakan istilah determinasi (yang diambil
dari bahasa Belanda: determinate= penentuan).
Dasar pemberian nama sebuah organisme menurut Nugroho (2011: 2)
dapat dilakukan dengan dua dasar, yaitu:
1. Dasar ciri tubuh (morfologi, anatomi, fisiologi, dan perilaku)
2. Molekuler (genetika).
Dasar ciri tubuh menjadi dasar yang paling disukai karena lebih murah,
meskipun tidak selalu lebih mudah, dibandingkan dasar molekuler (menggunakan
sidik DNA). Langkah-langkah dalam identifikasi yaitu dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap hama yang telah ditemukan berdasarkan ciri-ciri
morfologi, seperti panjang tubuh, bentuk tubuh, dan warna tubuh (Christina, dkk.,
2012). Hasil identifikasi hama berupa ciri-ciri morfologi digunakan untuk
mengetahui taksonomi atau klasifikasi hama, yang dilakukan berdasarkan buku
kunci determinasi serangga karangan Christina, dkk. (2006) dan buku hama dan
penyakit tanaman karangan Pracaya (2011).

C. Poster sebagai Media Pembelajaran


Sudjana dan Rivai (2011: 51) mendefinisikan poster sebagai kombinasi
visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk
menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan
yang berarti di dalam ingatannya. Sudjana dan Rivai (2011: 54), kemudian
menambahkan bahwa pada prinsipnya poster itu merupakan gagasan yang
dicetuskan dalam bentuk ilustrasi gambar yang disederhanakan yang dibuat dalam

ukuran besar, bertujuan untuk menarik perhatian, membujuk, memotivasi atau


memperlihatkan pada gagasan pokok, fakta atau peristiwa tertentu. Poster
bertumpu pada luasnya kata-kata untuk menyampaikan gagasan khusus atau pesan
khusus.
Poster dengan media gambar yang memiliki sifat persuasif tinggi akan
menampilkan suatu persoalan (tema) yang menimbulkan perasaan kuat terhadap
khalayak. Biasanya dipasang di tempat umum dan berupa pengumuman atau
iklan, sehingga dapat dilihat oleh banyak orang.
Menurut Nana Sudjana dan Rivai (2011:51), poster yang baik memiliki
karakteristik dinamis dan menonjolkan kualitas. Poster harus sederhana tidak
memerlukan pemikiran bagi pengamat secara terinci, cukup kuat untuk menarik
perhatian karena bila tidak akan hilang kegunaannya.
Desain sebuah poster merupakan perpaduan antara kesederhanaan serta
dinamika. Berbagai warna yang mencolok dan kontras sering kali dipakai dalam
poster. Kebanyakan poster bertumpu pada luasnya kata-kata menyampaikan
gagasan khusus atau pesan khusus. Pada umumnya dipergunakan sedikit kata dan
hanya kata-kata kunci yang ditonjolkan dengan cara menempatkan kedudukan
huruf atau besarnya ukuran huruf.
Poster-poster yang efektif pada umumnya enak dipandang walaupun tidak
perlu nyata dalam kejadian yang sangat dramatik seperti perang, keselamatan lalu
lintas, bahaya kebakaran dan semacamnya.
Pendapat lain dikemukakan Arief, dkk (2010:47) bahwa poster yang baik
memiliki karakteristik antara lain: (1) sederhana, (2) menyajikan, (3) berwarna,

(4) slogannya ringkas dan jitu, (5) tulisannya jelas, (6) motif dan disain bervariasi.
Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, seng, dan semacamnya.
Pemasangannya bisa di kelas, di luar kelas, di pohon, di tepi jalan, dan di majalah.
Ukurannya bermacam-macam, bergantung kebutuhan. Poster berupa gambar yang
menyampaikan suatu pesan atau ide tertentu, dan dibuat dalam ukuran besar,
menggunakan kata-kata efektif, sugestif, dan mudah diingat, menggunakan variasi
bentuk huruf dan variasi warna yang menarik, dan sederhana, akan mempunyai
daya tarik dan daya guna yang maksimal.
Poster memiliki kekuatan dramatik yang begitu tinggi memikat dan menarik
perhatian. Beberapa kegunaan poster menurut Nana Sudjana dan Rivai (2011: 56)
antara lain: (1) sebagai motivasi; (2) sebagai peringatan; (3) sebagai pengalaman
yang kreatif. Di pihak lain poster dapat merangsang anak untuk mempelajari lebih
jauh dan atau ingin lebih tahu hakikat dari pesan yang disampaikan melalui poster
tersebut. Pesan melalui poster yang tepat, akan membantu menyadarkan siswa,
sehingga diharapkan bisa mengubah perilakunya dalam praktik sehari-hari,
sehingga menjadi kebiasaan. Sebagai alat bantu mengajar poster memberi
kemungkinan belajar kreatif dan partisipasi. Dengan kata lain, poster memberikan
pengalaman baru sehingga menumbuhkan kreativitas siswa dalam cara belajarnya.
Dari beberapa kegunaan poster yang telah dikemukakan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa poster sebagai sumber belajar Biologi memiliki kegunaan
untuk merangsang siswa mempelajari lebih jauh dan atau ingin lebih tahu hakikat
dari jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis melalui poster. Poster yang disusun
berisi jenis hama ulat pada tanaman kubis yang ditemukan di kebun-kebun di

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan dan cara identifikasinya akan dapat


digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa. Sumber belajar berbentuk poster
dapat digunakan sebagai media untuk mempelajari lebih jauh tentang jenis-jenis
hama ulat pada tanaman kubis melalui gambar-gambar informatif yang menarik
dan lebih mudah dipahami siswa.

E. Kerangka Berpikir
Hama adalah semua organisme hidup, seperti serangga, hewan, dan tanaman
yang menyebabkan kerusakan pada tanaman budidaya, misalnya tanaman kubis.
Penanggulangan hama salah satunya adalah dengan melakukan tindakan
identifikasi agar mengetahui jenis hama yang menyerang dan tingkat serangannya,
sehingga ditemukan metode penanggulangan dan pengendaliannya. Salah satu
hama yang menyerang tanaman kubis adalah ulat.
Langkah-langkah identifikasi terhadap hama ulat pada tanaman kubis adalah
dengan melakukan pengamatan langsung terhadap hama yang telah ditemukan
berdasarkan ciri-ciri morfologi, seperti panjang tubuh, bentuk tubuh, dan warna
tubuh. Hasil identifikasi hama berupa ciri-ciri morfologi digunakan untuk
mengetahui taksonomi atau klasifikasi hama, yang dilakukan berdasarkan buku
kunci determinasi dan buku hama dan penyakit tanaman.
Tanaman kubis dan berbagai jenis hama tanaman tersebut dapat menjadi
sumber belajar Biologi berupa media poster untuk pembelajaran siswa sekolah
menengah pertama (SMP), yaitu kelas VIII semester 2 dengan kompetensi 2.4.
Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Identifikasi hama pada tanaman kubis dilakukan untuk

mengetahui tingkat keanekaragaman jenis hama tanaman kubis yang ada pada
kebun di Kecamatan Plaosan Kabupaten Kabupaten Magetan. Artinya, hasil
identifikasi hama pada tanaman kubis dapat digunakan sebagai sumber belajar
Biologi materi Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sumber belajar yang dapat digunakan
dalam pembelajaran Biologi tersebut adalah media poster yang menjelaskan
tentang berbagai jenis hama pada tanaman kubis. Hasil identifikasi hama yang
ditampilkan dalam bentuk poster dapat digunakan sebagai sumber belajar yang
lengkap dan bermanfaat dalam pembelajaran Biologi di sekolah.
Media poster tentang jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis hasil
identifikasi pada kebun di Plaosan Kabupaten Magetan yang dikembangkan dalam
penelitian ini dapat digunakan siswa untuk mengetahui berbagai jenis hama pada
tanaman kubis. Penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
siswa tentang proses identifikasi hama dan penyakit pada tumbuhan kubis lokal
yang ada serta sebagai sarana untuk meneliti lingkungan dengan mengenal secara
langsung berbagai jenis hama pada tanaman kubis.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian dengan pengambilan data dilaksanakan di 3 kebun yang berada di
tiga desa Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, yaitu Desa Ngancar, Desa
Dadi, dan Desa Simolangu. Identifikasi hama dilakukan di Laboratorium Biologi
FPMIPA IKIP PGRI Madiun, Jl. Setiabudi No. 85, Kota Madiun. Identifikasi
dilakukan dengan membawa hama ulat yang diperoleh di kebun Plaosan ke
laboratorium Biologi FPMIPA IKIP PGRI Madiun.

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan September 2013 sampai
dengan Februari 2014.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, menggunakan metode eksplorasi,
dengan mengadakan pengamatan dan identifikasi terhadap jenis hama ulat, ciri
morfologi, dan klasifikasi hama ulat tanaman kubis yang ada di wilayah Plaosan.
Menurut Hutabarat dan Evans (1986: 6) langkah-langkah identifikasi adalah
sebagai berikut.
1) Memahami sifat-sifat dari setiap filum yang terdapat dalam animal kingdom.

Selanjutnya, mengelompokkan spesies yang telah didapat ke dalam filumfilum tersebut.


2) Membuka bab yang berkaitan dengan spesies dan kelompokan spesies yang
ditemukan ke dalam subfilum yang tepat.
3) Mengidentifikasi ulat yang telah ditemukan dengan membandingkan secara
berurutan setiap gambaran yang tercantum dalam teks dengan kunci
determinasi. Langkah-langkah dalam identifikasi yaitu dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap hama yang telah ditemukan berdasarkan ciriciri morfologi, seperti panjang tubuh, bentuk tubuh, dan warna tubuh hama
ulat (Christina, dkk., 2012).
4) Identifikasi dilakukan sampai tingkat spesies (Hutabarat dan Evans, 1986: 6).
Data hasil pengamatan disajikan dalam bentuk deskriptif untuk mengetahui
keanekaragaman jenis dan identifikasi hama ulat pada tanaman kubis, selain itu
data disajikan dalam bentuk tabel keanekaragaman jenis hama ulat tanaman kubis.
Tabel identifikasi dapat dilihat pada tabel 3.1, yang digunakan untuk
mendeskripsikan hama ulat hasil temuan penelitian berdasarkan klasifikasinya.
Table 3.1. Tabel untuk Keperluan Identifikasi Hama Tanaman Kubis
No

Phylum

Kelas

Ordo

Family

Genus

Spesies

C. Sumber Data
Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
dalam penelitian ini berupa data-data hasil pengamatan tentang identifikasi hama

ulat pada tanaman kubis Brassica oleracea L. Data tersebut berupa data ciri-ciri
morfologi, meliputi bentuk, ukuran, dan warna tubuh. Data sekunder merupakan
data yang sudah diarsipkan, peneliti tinggal mengakses. Dalam penelitian ini, data
sekunder yang digunakan adalah buku kunci determinasi serangga yang
digunakan untuk mengidentifikasi klasifikasi dan kunci determinasi hama ulat
yang ditemukan. Sumber-sumber data yang digunakan dalam penelitian meliputi
hama ulat pada tanaman kubis Brassica oleracea L. Data tersebut berupa data ciriciri morfologi, yang meliputi bentuk, ukuran, dan warna tubuh serta klasifikasinya
dan dibandingkan dengan buku-buku referensi kunci determinasi karangan
Christina, dkk. (2012) dan Pracaya (2011).

D. Teknik Pengumpulan Data


Sampel penelitian diambil dari 3 kebun tanaman kubis yang masing-masing
berlokasi di Desa Dadi, Desa Simolangu, dan Desa Ngancar Kecamatan Plaosan
Kabupaten Magetan. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan
bahwa pada saat penelitian di Kecamatan Plaosan hanya di Desa Dadi, Simolangu,
dan Ngancar yang masih ditemukan banyak ditemukan kebun kubis, sedangkan
desa-desa lainnya sudah panen.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan pengambilan hama ulat
secara langsung dari kebun-kebun yang diamati. Pada setiap kebun dilakukan
pengambilan sampel dengan area yang berbeda, misalnya pada pojok, tengah, atau
samping area kebun. Pengambilan sampel pada masing-masing kebun yang
diamati dilakukan sebanyak 3 kali dengan pertimbangan agar memperoleh sampel
dengan pasti sesuai kebutuhan identifikasi.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara observasi dan


dokumentasi jenis hama ulat.
1. Observasi
Menurut Arikunto (2010: 231) observasi atau pengamatan sebagai alat
penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun
proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Pengumpulan data secara objektif
sesuai dengan hasil temuan langsung yang ada di lapangan. Selain itu, dilakukan
juga deskripsi hasil temuan dengan melakukan crosscheck antara hasil temuan
dengan teori-teori kunci determinasi.
2. Dokumentasi
Dokumentasi terhadap objek yang ditemukan diperoleh melalui fakta yang
tersimpan dalam bentuk catatan, arsip, dan foto. Hal ini dilakukan karena tujuan
penelitian kualitatif adalah untuk memahami kejadian yang benar-benar terjadi di
lapangan.

E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara bertahap untuk mendapatkan hama ulat pada
tanaman kubis yang dilakukan dengan alat-alat sebagai berikut:
a. Sarung tangan: untuk menjaga kebersihan telapak tangan dan melindungi
tangan dari infeksi hama ulat yang diteliti.
b. Buku: untuk mencatat hasil penemuan dalam penelitian.
c. Bolpoin: alat untuk menulis hasil dari penelitian hama.
d. Kamera: untuk dokumentasi hasil penemuan yang didapatkan di lapangan.

e. Toples: untuk wadah penemuan hama ulat dalam penelitian, agar dapat diteliti
lebih lanjut.
f. Plastik: untuk wadah penemuan hama ulat sebelum diletakkan dalam toples.
g. Pinset: untuk mengambil hama yang ditemukan.
Cara kerja identifikasi hama pada tanaman kubis (Brassica oleracea var.
capitata L) adalah sebagai berikut: hama ulat ditangkap langsung menggunakan
tangan dengan sarung tangan. Hama ulat yang ditemukan diletakkan dalam
kantong plastik, dan dimasukkan dalam toples. Hama ulat yang akan diidentifikasi
diambil dari dalam toples dengan menggunakan pinset, kemudian dari identifikasi
dicatat sesuai tabel hama ulat tanaman kubis yang ditemukan di lapangan.
Tabel 3.2. Prosedur Pengambilan Data
Pengamatan
Ke...
1
2
...

K1
(Kebun 1)
K1-1
K1-2
K1-...

K2
(Kebun 2)
K2-1
K2-2
K2-...

K3
(Kebun 3)
K3-1
K3-2
K3-...

Jumlah

Keterangan:
K1
: Kebun kubis di Desa Dadi
K2
: Kebun kubis di Desa Simolangu
K3
: Kebun kubis di Desa Ngancar
(Ketiga desa tersebut berada di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan)

F. Teknik Keabsahan Data


Kriteria keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu derajat
kepercayaan (credibility) dan kebergantungan (dependability).
1. Derajat kepercayaan (credibility)
Derajat kepercayaaan dilakukan menggunakan uji kredibilitas data dengan
melakukan pengamatan terhadap hama ulat pada tanaman kubis secara cermat dan

berkesinambungan berdasarkan bentuk morfologi ulat. Tujuan dilakukan cara ini


adalah agar kepastian data akan dapat diperoleh secara pasti dan tepat sesuai
pengamatan.
2. Kebergantungan (dependability)
Uji dependability dilakukan dengan mengevaluasi keseluruhan proses
penelitian.

Dilakukan

dengan

penentuan

masalah,

memasuki

lapangan,

menentukan sumber data, melakukan analisis data, menguji keabsahan data,


sampai membuat kesimpulan.

G. Teknik Analisis Data


Analisis data dilakukan dengan data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification.
1. Data Reduction (Data Reduksi)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data dilakukan dengan memilih halhal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mengklasifikasikan
data ulat yang ditemukan.
2. Data Display (penyajian data)
Display data bertujuan uuntuk memudahkan dalam memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut. Setelah data/jenis hama terpisah dilakukan indentifikasi terhadap struktur
luar dan taksonominya.

3.

Conclusion Drawing/verification
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh data-data yang valid dan konsisten
saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Hasil analisis data tentang jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis yang
diteliti selanjutnya ditampilkan dalam poster. Adapun susunan poster pada
penelitian ini meliputi:
1. Hama ulat, yang dideskripsikan dalam bentuk foto dengan ukuran kertas A4
dan ditempel pada kertas manila dengan warna background hijau muda.
2. Ilustrasi gambar dan keterangan bagian-bagian tubuh ulat
3. Keterangan-keterangan yang berisi ciri-ciri morfologi ulat, kunci determinasi,
serta klasifikasi hama ulat.
Poster Biologi yang berisi hasil identifikasi hama ulat pada tanaman kubis
selanjutnya

didesain

dengan

penampilan

yang

menarik.

Poster

yang

dikembangkan dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi
siswa kelas VIII semester 2 pada pelajaran Biologi dengan kompetensi 2.4.
Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Berikut ini dideskripsikan desain poster yang akan disusun
dalam penelitian ini.

Gambar 3.1. Desain Poster

BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data
Penelitian dilakukan di kebun-kebun yang berada di tiga desa Kecamatan
Plaosan Kabupaten Magetan, yaitu Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa
Simolangu. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa di
Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu Kecamatan Plaosan Kabupaten
Magetan banyak ditemukan kebun kubis dengan karakteristik lingkungan yang
berbeda, yaitu tingkat ketinggian yang berbeda dengan suhu yang berbeda serta
lingkungan sekitar kebun yang berbeda pula. Hal ini dilakukan agar dapat
dilakukan pembandingan jenis-jenis hama ulat yang ditemukan pada tanaman
kubis di kebun dengan karakteristik yang berbeda. Ketiga kebun tersebut
dibedakan berdasarkan ketinggian, suhu udara, dan kondisi geografis. Kebun
pertama berada di Desa Ngancar dengan letak ketinggian sekitar 1500 meter dpl,
suhu udara 10 20 derajat Celcius. Sedangkan pada kebun di Desa Dadi berada di
ketinggian 1287 meter dpl, suhu udara 18 25 derajat Celcius, serta Desa
Simolangu berada di ketinggian 1122 meter dpl dengan suhu udara 20 25 derajat
Celcius.
Berikut adalah tabel hasil pengamatan identifikasi hama ulat pada tanaman
kubis (Brassica oleracea L) di kebun-kebun yang ada di Desa Ngancar, Desa
Dadi, dan Desa Simolangu Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

Tabel 4.1 Beberapa Jenis Hama Tanaman Kubis (Brassica oleracea L) yang
Ditemukan di Kebun Sarangan Kecamatan Plaosan Kabupaten
Magetan
Lokasi
No.
Penemuan
Hama
1. Desa Ngancar

2.

Desa Dadi

3.

Desa
Simolangu

Hama yang ditemukan

Jumlah

Ulat daun/ulat tritip (Plutella xylostella L), ulat


krop (Crocidolomia binotalis), ulat krop bergaris
(Hellula undalis F), ulat grayak (Spodoptera
litura F.)
Ulat daun/ulat tritip (Plutella xylostella L), ulat
krop (Crocidolomia binotalis), ulat krop bergaris
(Hellula undalis F), ulat grayak (Spodoptera
litura F.)
Ulat daun/ulat tritip (Plutella xylostella L), ulat
krop (Crocidolomia binotalis), ulat krop bergaris
(Hellula undalis F)

Hasil identifikasi hama ulat pada tanaman kubis (Brassica oleracea L) di 3


kebun di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan semuanya termasuk dalam kelas
serangga (insecta). Serangga (insecta) dalam taksonomi adalah salah satu kelas di
dalam filum Arthropoda. Arthropoda adalah salah satu filum dalam kerajaan
binatang. Serangga (insecta) ialah benda hidup dari kelompok hewan invertebrata,
kelas insecta, yang mempunyai bilangan spesies terbanyak. Di habitat daratan,
serangga paling luas tersebar berbanding dengan kelas-kelas yang lain dalam
filum Arthropoda. Insekta memiliki beberapa ciri antara lain:
1.

Tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kaput (kepala), toraks (dada), dan
abdomen (perut).

2.

Memiliki sepasang kaki pada setiap segmen toraks, sehingga jumlah kakinya
tiga pasang dan berfungsi untuk berjalan.

3.

Kebanyakan insekta memiliki sayap pada segmen kedua dan segmen ketiga di
daerah dada, pada jenis lain sayapnya tereduksi bahkan ada yang tidak
memiliki sayap.

4.

Makanan insekta ada yang berupa sisa organisme lain, ada yang hidup
sebagai parasit dalam tubuh (tumbuhan, hewan bahkan manusia), serta
bersimbiosis dengan organisme lain.

5.

Alat pernapasan insekta berupa trakea.

6.

Alat ekresi berupa tubulus malpighi yang terletak melekat pada bagian
posterior saluran pencernaan.

7.

Sistem sirkulasinya terbuka.

8.

Organ kelamin insekta berumah dua artinya insekta jantan dan insekta betina
terpisah, alat kelaminnya terletak pada segmen terakhir dari abodemen.

9.

Fertilasi terjadi secara internal.

10. Insekta mengalami ekdisis pada tahap tertentu selama perkembangan


hidupnya.

B. Temuan Penelitian
Hasil identifikasi hama tanaman kubis (Brassica oleracea L) di Desa
Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu Kecamatan Plaosan Kabupaten
Magetan, adalah sebagai berikut.

1. Ulat daun/ulat tritip (Plutella xylostella L)


Preparat 1
1
2

3
4

5
A

Gambar 4.1. A. Ulat tritip (Plutella xylostella L) (Sumber: hasil observasi,


2013)
B. Sketsa anatomi ulat tritip (Plutella xylostella L)
Keterangan gambar sketsa:
1 : Mulut
2 : Kepala
3 : Abdomen
4 : Proleg
5 : Anus
Ciri-ciri:
a. Tubuh berbentuk silindris, berwarna hijau muda, relatif tidak berbulu,
mempunyai lima pasang proleg.
b. Terdiri atas empat instar. Panjang larva dewasa (instar ke-3 dan 4) kirakira 1 cm. Larva lincah dan jika tersentuh akan menjatuhkan diri serta
menggantungkan diri dengan benang halus. Larva jantan dapat dibedakan

dari larva betina karena memiliki sepasang calon testis yang berwarna
kuning.
c. Rata-rata lamanya stadium larva instar kesatu 3,7 hari, larva instar kedua
2,1 hari, larva instar ketiga 2,7 hari, dan larva instar keempat 3,7 hari.
d. Ngengat P. xylostella tidak kuat terbang jauh dan mudah terbawa oleh
angin.
Berdasarkan ciri-ciri yang disampaikan, kunci determinasi yang sesuai
dengan ulat tritip (Plutella xylostella L) dapat dilihat dari ngengat P. xylostella
dengan ciri-ciri 1(a) ada sayap (pada ngengat), 5(a) Vena anal-3 sayap
belakang tidak ada, antenna berbulu, 4(b) kaki depan normal, 7(a) sayap depan
berbentuk segitiga, sayap belakang dengan vena humeral yang memanjang ke
depan atau membengkok, sel diskal atau membuka atau menutup dengan vena
tipis (termasuk ordo Lepidoptera).
Klasifikasi ulat tritip (Plutella xylostella L):
Kingdom
Phylum
Class
Ordo
Family
Genus
Species

:
:
:
:
:
:
:

Animalia
Arthropoda
Insecta
Lepidoptera
Plutellidae
Plutella
Plutella xylostella
(Sumber: Christina, dkk. 2010).

P. xylostella merupakan hama utama tanaman kubis putih dan jenis kubis
lainnya seperti kubis merah, petsai, kubis bunga, kaelan, selada air, sawi
jabung, radis, turnip, dan lain-lain. Selain itu, gulma kubis-kubisan yang juga
dapat menjadi inang P. xylostella adalah Capsella bursapastoris (rumput

dompet gembala), Cardamine hirsuta (rumput selada pahit berbulu), Brassica


pachypoda, Nasturtium officinale, dan Lepidium sp. Biasanya hama P.
xylostella merusak tanaman kubis muda. Meskipun demikian hama P.
xylostella seringkali juga merusak tanaman kubis yang sedang membentuk
krop jika tidak terdapat hama pesaingnya, yaitu C. binotalis. Larva P.
xylostella instar ketiga dan keempat makan permukaan bawah daun kubis dan
meninggalkan lapisan epidermis bagian atas. Setelah jaringan daun membesar,
lapisan epidermis pecah, sehingga terjadi lubang-lubang pada daun. Jika
tingkat populasi larva tinggi, akan terjadi kerusakan berat pada tanaman kubis,
sehingga yang tinggal hanya tulang-tulang daun kubis. Serangan P. xylostella
yang berat pada tanaman kubis dapat menggagalkan panen.

2. Ulat krop (Crocidolomia binotalis)


Preparat 2
5

4
3

2
1

Gambar 4.2. A. Ulat krop (Crocidolomia binotalis) Sumber: hasil observasi,


2013)
B. Sketsa anatomi ulat krop (Crocidolomia binotalis)

Keterangan gambar sketsa:


1 : Mulut
2 : Kepala
3 : Abdomen
4 : Proleg
5 : Anus
Ciri-ciri:
a. Larva berwarna hijau muda kecoklatan dan terdiri atas lima instar.
b. Pada bagian sisi dan bagian atas tubuh larva terdapat garis-garis putih
sepanjang tubuhnya.
c. Larva muda bergerombol pada permukaan bawah daun kubis. Larva tua
(instar ke-4 dan ke-5) panjangnya kira-kira 2 cm, bersifat malas, dan selalu
menghindari cahaya matahari.
d. Masa larva 11-17 hari dengan rata-rata 14 hari pada suhu udara 26 - 33,2
o

C.

e. Sering menyerang titik tumbuh sehingga disebut sebagai ulat jantung


kubis. Ulatnya kecil berwarna hijau lebih besar dari ulat tritip, jika sudah
besar garis-garis coklat. Jika diganggu agak malas untuk bergerak.
Berbeda dengan ulat tritip yang telurnya diletakkan secara menyebar, ulat
jantung kubis meletakkan telurnya dalam satu kelompok.
Berdasarkan ciri-ciri yang disampaikan, kunci determinasi yang sesuai
dengan ulat ulat krop (Crocidolomia binotalis) dapat dilihat dari ngengat
Crocidolomia binotalis dengan ciri-ciri 22(a) proboscis (struktur mulut
memanjang) absen atau vestigial, sayap sangat kecil, termasuk ordo
Lepidoptera dan famili Pyralidae.
Klasifikasi ulat krop (Crocidolomia binotalis):

Kingdom
Phylum
Class
Ordo
Family
Genus
Species

:
:
:
:
:
:
:

Animalia
Arthropoda
Insecta
Lepidoptera
Pyralidae
Crocidolomia
Crocidolomia binotalis
(Sumber: Christina, dkk. 2010)

Gejala: Larva muda bergerombol pada permukaan bawah daun kubis dan
meninggalkan bercak putih pada daun yang dimakan. Larva inster ke-3 sampai
ke-5

memencar

dan

menyerang

pucuk

tanaman

kubis,

sehingga

menghancurkan titik tumbuh. Akibatnya, tanaman mati atau batang kubis


membentuk cabang dan beberapa krop berukuran kecil. Serangan C. binotalis
pada tanaman kubis yang sudah membentuk krop akan menghancurkan krop
atau menurunkan kualitas krop, sehingga kubis tidak laku dijual.
3. Ulat Krop Bergaris (Hellula undalis F.)
Preparat 3
1
2
3
4

Gambar 4.3. A. Ulat Krop Bergaris (Hellula undalis F.) Sumber: hasil
observasi, 2013)
B. Sketsa anatomi ulat krop bergaris (Hellula undalis F.)

Keterangan gambar sketsa:


1 : Mulut
2 : Kepala
3 : Abdomen
4 : Kaki
5 : Anus

Ciri-ciri:
a. Berwarna kuning kecoklatan dengan kepala hitam dan pada badannya
terdapat enam garis yang memanjang berwarna coklat.
b. Pupanya di tanah terbungkus kokon, tertutup oleh partikel tanah.
c. Daur hidupnya 23-25 hari.
Berdasarkan ciri-ciri yang disampaikan, kunci determinasi yang sesuai
dengan ulat krop bergaris (Hellula undalis F.) dapat dilihat dari ngengat
Crocidolomia binotalis dengan ciri-ciri 1(a) ada sayap (pada ngengat), 2(b)
antenna dengan beragam bentuk, tetapi biasanya tidak dengan ujung yang
berbentuk bongol, apabila antena berbentuk bongol biasanya dapat ditemukan
frenulum, 5(a) vena anal tiga sayap belakang tidak ada, 4(b kaki depan
normal), a) sayap depan berbentuk segitiga, dan 22 (a) antenna seperti tali dan
menebal atau berbentuk bongol pada puncaknya, tidak mempunyai duri pada
sayap belakang (frnulum) tidak ada okeli (kupu-kupu dan skippers (famili
Pyralidae).
Klasifikasi ulat krop bergaris (Hellula undalis F.):
Kingdom
Phylum
Class
Ordo
Family

:
:
:
:
:

Animalia
Arthropoda
Insecta
Lepidoptera
Pyralidae

Genus
Species

: Hellula
: Hellula undalis
(Sumber: Christina, dkk. 2010)

4. Ulat grayak (Spodoptera litura F.)


Preparat 4
1

2
3

Gambar 4.4. A. Ulat grayak (Spodoptera litura F.) Sumber: hasil observasi,
2013)
B. Sketsa anatomi ulat grayak (Spodoptera litura F.)
Keterangan gambar sketsa:
1 : Mulut
2 : Kepala
3 : Abdomen
Ciri-ciri:

4
5

: Kaki
: Anus

a. Larva mempunyai warna yang bervariasi, mempunyai kalung/bulan sabit


berwarna hitam pada segmen abdomen yang keempat dan kesepuluh. Pada sisi
lateral dorsal terdapat garis kuning.

b. Ulat yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam
kecoklatan dan hidup berkelompok. Beberapa hari kemudian tergantung
ketersediaan makanan, larva menyebar dengan menggunakan benang sutera
dari mulutnya. Siang hari bersembunyi dalam tanah (tempat yang lembab) dan
menyerang tanaman pada malam hari.

c. Biasanya ulat berpindah ke tanaman lain secara bergerombol dalam jumlah


besar. Warna dan perilaku ulat instar terakhir mirip ulat tanah perbedaan hanya
pada tanda bulan sabit, berwarna hijau gelap dengan garis punggung warna
gelap memanjang. Umur 2 minggu panjang ulat sekitar 5 cm.

Berdasarkan ciri-ciri yang disampaikan, kunci determinasi yang sesuai


dengan ulat krop bergaris (Hellula undalis F.) dapat dilihat dari ngengat
Crocidolomia binotalis dengan ciri-ciri 1(a), 2(b), 5(a), 4(b), 6(b), 7(a)
(termasuk ordo Lepidoptera) dan 16 (a) ukuran sedang, badan gemuk, sayap
depan agak sempit, berwarna suram atau kesan, dikenal secara umum, terbang
malam hari dam tertarik pada cahaya (famili Noctuidae). Ciri yang lebih tepat
adalah sc dan r sayap belakang.
Klasifikasi ulat grayak (Spodoptera litura F.)
Kingdom
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

:
:
:
:
:
:
:

Animalia
Arthropoda
Insecta
Lepidotera
Noctuidae
Spodoptera
Spodoptera litura
(Sumber: Christina, dkk. 2010)

Gejala: Larva yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa
epidermis bagian atas/transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Larva

instar lanjut merusak tulang daun dan kadang-kadang menyerang buah.


Biasanya larva berada di permukaan bawah daun menyerang secara serentak
berkelompok, serangan berat dapat menyebabkan tanaman gundul karena daun
dan buah habis dimakan ulat. Serangan berat umumnya terjadi pada musim
kemarau.
Hasil identifikasi hama tanaman kubis di atas dirangkum dalam Tabel 4.2.
tabel identifikasi.
Table 4.2. Tabel untuk Keperluan Identifikasi Hama Ulat Pada Tanaman Kubis
No

Phylum

Kelas

1.
2.

Arthopoda
Arthopoda

Ordo
Family
Insecta Lepidoptera Plutellidae
Insecta Lepidoptera Pyralidae

3.
4.

Arthopoda
Arthopoda

Insecta Lepidoptera Pyralidae


Insecta Lepidoptera Noctuidae

Genus
Spesies
Plutella
Plutella xylostella
Crocidolomia Crocidolomia
binotalis
Hellula
Hellula undalis
Spodoptera
Spodoptera litura

Menurut tabel 4.2. hama ulat tanaman kubis yang ditemukan di kebun
kubis Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu Kecamatan Plaosan
Magetan adalah ulat tritip (Plutella xylostella L), ulat krop (Crocidolomia
binotalis), ulat krop bergaris (Hellula undalis F), dan ulat grayak (Spodoptera
litura F.).

C. Media Poster
Hasil analisis data tentang jenis-jenis hama ulat pada tanaman kubis yang
diteliti selanjutnya ditampilkan dalam poster. Adapun susunan poster pada
penelitian ini meliputi:

4. Hama ulat, yang dideskripsikan dalam bentuk foto dan ilustrasi gambar
bagian-bagian tubuh hama ulat dengan format poster berukuran A3 dalam
kertas foto dengan teknik digital printing.
5. Keterangan-keterangan yang berisi ciri-ciri morfologi ulat, kunci determinasi,
serta klasifikasi hama ulat.
Berikut deskripsi media poster yang dihasilkan dari penelitian ini, dengan
menampilkan jenis-jenis hama ulat tanaman kubis yang ditemukan di kebun kubis
Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa Simolangu Kecamatan Plaosan Magetan.

Gambar 4.5. Ilustrasi Media Pembelajaran Poster tentang Hama Ulat pada
Tanaman Kubis di Kebun Kubis Desa Ngancar, Desa Dadi, dan Desa
Simolangu Kecamatan Plaosan Magetan (Gambar Poster pada
Lampiran 3)

BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kebun kubis yang berada
di tiga desa Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, yaitu Desa Dadi, Desa
Simolangu, dan Desa Ngancar, Plaosan Magetan telah ditemukan beberapa
spesies hama ulat tanaman kubis (Brassica oleracea L), yaitu ulat tritip (Plutella
xylostella L), ulat krop (Crocidolomia binotalis), ulat krop bergaris (Hellula
undalis F), dan ulat grayak (Spodoptera litura F.).
Susunan poster pada penelitian ini meliputi: gambar jenis hama ulat,
ilustrasi gambar dan keterangan bagian-bagian tubuh ulat, serta keteranganketerangan yang berisi ciri-ciri morfologi ulat, kunci determinasi, serta klasifikasi
hama ulat. Poster Biologi yang berisi hasil identifikasi hama ulat pada tanaman
kubis dicetak ke dalam kertas foto ukuran A3 dengan teknik digital printing
dengan ukuran 50 x 100 cm dengan didesain dan penampilan yang menarik.
Poster yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber
belajar pada mata pelajaran Biologi bagi siswa kelas VIII semester 2.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disampaikan beberapa
saran sebagai berikut.
1.

Siswa sebaiknya memanfaatkan hasil penelitian ini untuk menambah


pengetahuan dan wawasan siswa tentang proses identifikasi hama dan

penyakit pada tumbuhan kubis lokal yang ada serta sebagai sarana untuk
meneliti lingkungan dengan mengenal secara langsung berbagai jenis hama
ulat pada tanaman kubis..
2.

Hasil penelitian ini sebaiknya dapat dimanfaatkan guru Biologi untuk


mengembangkan pembelajaran Biologi di sekolah, khususnya sebagai sumber
belajar mata pelajaran Biologi materi hama dan penyakit pada tumbuhan.

3.

Bagi peneliti lain, sebaiknya ada penelitian lanjutan dari penelitian ini dengan
pengembangan media poster pada materi pelajaran lain selain materi
identifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari.

4. Hasil penelitian ini perlu divalidasi oleh ahli, yaitu ahli pembelajaran Biologi,
ahli bahasa, dan ahli desain agar poster yang dihasilkan dapat benar-benar
layak sebagai salah satu penunjang dalam pembelajaran Biologi.

DAFTAR PUSTAKA

Alfian Rusdy. 2009. Efektivitas Ekstrak Nimba dalam Pengendalian Ulat Grayak
(Spodoptera litura F) Pada Tanaman Selada. Jurnal Floratek. 4: 41-54.
Arief S. Sadiman, dkk. 2010. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Christina Lilies S, Subyanto, Achmad Sulthoni, dan Sri Suharni Siswi. 2012.
Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta: Kanisius.
Dantje T. Sembel. 2012. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Yogyakarta:
ANDI.
Departemen Pertanian. 2012. Budidaya Tanaman Kubis. Jakarta: Deptan RI.
Ellya Husnul Salamah, dkk. 2011. Hama-Hama Penting Tanaman Sayuran Famili
Brassicaceae dan Cucurbitaceae. www.LifeToAdventureScience:
phytopathology adventure.com. Diakses September 2013.
Hutabarat dan Evans. 1986. Kunci Identifikasi Plankton. Jakarta: UI.
Lahmuddin Lubis. 2004. Pengendalian Hama Terpadu Pada Tanaman Kubis
(Brassica oleracca) dan Kentang (Solanum tuberosum). Jurnal Biologi.
Vol. 1. Nomor 1. hal. 1-5. www.USU.digitallibrary. Diakses September
2013.
Liliek Mulyaningsih. 2010. Aplikasi Agensia Hayati atau Insektisida dalam
Pengendalian Hama Plutella xylostella Linn dan Crocidolomia binotalis
Zell Untuk Peningkatan Produksi Kubis (Brassica oleracea L.). Media
Soerjo. Vol. 7. No. 2. Oktober 2010: 91-111.
Mulyasa, Enco. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nana Sudjana dan Achmad Rivai. 2011. Teknologi Pembelajaran. Bandung: Sinar
Baru Algesindo.
Nenet Susniahti, Sumeno, dan Sudarjat. 2005. Bahan Ajar Ilmu Tumbuhan.
Bandung: Universitas Padjajaran.
Ni Wayan Asriani, I Gusti Ngurah Bagus dan Ni Nengah Darmiati. 2013.
Keragaman dan Kepadatan Populasi Predator yang Berasosiasi dengan
Hama Penting pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea L.). E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika. Vol. 2. No.3. Juli 2013: 155-164.
http://ojs.unud.ac.id. Diakses Oktober 2013.

Nugroho Susetya Putra. 2011. Pengantar Kuliah Identifikasi Hama Tanaman.


www.ilmuserangga.wordpress.com. Diakses September 2013.
Nur Tjahjadi. 2003. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Kanisius.
Pracaya. 2011. Hama dan Penyakit Tanaman Edisi Revisi. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Reny Rahmawati. 2012. Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Rina Widiana dan Armein Lusi Zeswita. 2012. Kepadatan Populasi Ulat Krop
(Crocidololia binotalis Zell) pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea L.)
di Kenagarian Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten
Solok. Jurnal Ekotrans. Vol. 12. No. 1. Januari 2012: 1-5.
Rustaman Nuryani, Rahman, Taufik, Nana Syaodih, dan Anna Poedjiadi. 2005.
Peran Praktikum dalam Membekali Kemampuan Generik Pada Calon
Guru (Studi Kasus pada Praktikum Reguler Fisiologi Tumbuhan di
LPTK). ejurnal UPI. http://file.upi.edu/Direktori/SPS/. Diakses September
2013.
Rustaman, Nuryani Y. 2003. Pendidikan Biologi dan Trend Penelitiannya. Artikel
Jurusan Pendidikan Biologi. Tidak Diterbitkan. Bandung: FMIPA UPI.
Sastrosiswojo Sudarwohadi, Tinny S. Uhan, dan Rachmat Sutarya. 2005.
Monografi No. 21: Penerapan Teknologi PHT Pada Tanaman Kubis.
Bandung: Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Sivapragasam, A. and Abdul Azis, A. M. 1992. Cabbage Webworm on Crucifers
in Malaysia. Basic Research Division, MARDI. Kuala Lumpur, Malaysia.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi. Cetakan Kedelapan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Trizelia, My Syahrawati, dan Aina Mardiah. 2011. Patogenisitas Beberapa Isolat
Cendawan Entomopatogen Metarhizium spp. terhadap Telur Spodoptera
litura Fabricius (Lepidoptera: Noctuidae). Jurnal Entomol Indonesia. Vol.
8. No. I. April 2011: 45-54.
Widiana, Rina dan Zewita, Armein Lusi. 2012. Kepadatan Populasi Ulat Krop
(Crocidolomia binotalis Zell) pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea L.)
di Kenagarian Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten
Solok. Jurnal Ekotrans. Vol, 12. No. 1. hal. 1-5.

Lampiran 1
Data Hasil Inventarisasi Hama Tanaman kubis (Brassica oleracea L) di Desa Dadi, Desa Simolangu, dan Desa Ngancar Kecamatan Plaosan
Kabupaten Magetan
Genus
Spesies
No
Dokumentasi Foto
Phylum
Kelas
Ordo
Family
Deskripsi Singkat
Ulat daun/ulat tritip (Plutella
xylostella L) Tubuh berbentuk
silindris, berwarna hijau muda,
relatif tidak berbulu,
mempunyai lima pasang proleg.
Terdiri atas empat instar.
Panjang larva dewasa (instar ke3 dan 4) kira-kira 1 cm. Larva
lincah dan jika tersentuh akan
menjatuhkan diri serta
Plutella
Arthopoda Insecta Lepidoptera Plutellidae
Plutella
menggantungkan diri dengan
1
xylostella
benang halus. Larva jantan
dapat dibedakan dari larva
betina karena memiliki
sepasang calon testis yang
berwarna kuning. Rata-rata
lamanya stadium larva instar
kesatu 3,7 hari, larva instar
kedua 2,1 hari, larva instar
ketiga 2,7 hari, dan larva instar
keempat 3,7 hari.

No

2.

Dokumentasi Foto

Phylum

Arthopoda

Kelas

Ordo

Insecta Lepidoptera

Family

Genus

Spesies

Pyralidae

Crocidolomia

Crocidolomia
binotalis

Deskripsi Singkat
Ulat krop (Crocidolomia
binotalis). Larva berwarna
hijau muda kecoklatan dan
terdiri atas lima instar.
Pada bagian sisi dan bagian
atas tubuh larva terdapat
garis-garis putih sepanjang
tubuhnya.
Larva muda bergerombol
pada permukaan bawah
daun kubis. Larva tua
(instar ke-4 dan ke-5)
panjangnya kira-kira 2 cm,
bersifat malas, dan selalu
menghindari
cahaya
matahari.
Sering menyerang titik
tumbuh sehingga disebut
sebagai ulat jantung kubis.
Ulatnya kecil berwarna
hijau lebih besar dari ulat
tritip, jika sudah besar garisgaris coklat. Jika diganggu
agak malas untuk bergerak.

No

3.

4.

Dokumentasi Foto

Phylum

Arthopoda

Arthopoda

Kelas

Ordo

Insecta Lepidoptera

Insecta Lepidoptera

Family

Genus

Spesies

Pyralidae

Hellula

Hellula
undalis

Noctuidae

Spodoptera

Spodoptera
litura

Deskripsi Singkat
Ulat Krop Bergaris (Hellula
undalis F.). Berwarna kuning
kecoklatan dengan kepala hitam
dan pada badannya terdapat
enam garis yang memanjang
berwarna coklat.
Pupanya di tanah terbungkus
kokon, tertutup oleh partikel
tanah. Daur hidupnya 23-25
hari
Ulat grayak (Spodoptera litura
F.). Larva mempunyai warna
yang bervariasi, mempunyai
kalung/bulan sabit berwarna
hitam pada segmen abdomen
yang keempat dan kesepuluh.
Pada sisi lateral dorsal terdapat
garis kuning. Ulat yang baru
menetas berwarna hijau muda,
bagian sisi coklat tua atau hitam
kecoklatan
dan
hidup
berkelompok. Umur 2 minggu
panjang ulat sekitar 5 cm.

Lampiran 2
Nama
NPM
Prodi
Judul
Jenis
Penelitian

Deskriptif
Kualitatif

:
:
:
:

Outline Penelitian
Muizzudin Feliawan
09.431.124
Pendidikan Biologi
Identifikasi Hama Ulat Pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea L) di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Berbentuk
Poster sebagai Sumber Belajar Biologi Siswa SMP
Instrumen Data
yang diamati
Variabel Terikat:
Hama ulat tanaman
Hama Tanaman
Kubis kubis
(Brassica oleracea L)
(Brassica
oleracea L) yang
Variabel Bebas:
tertangkap
pada
Tanaman kubis
masing-masing
(Brassica oleracea L)
kebun
sampel
penelitian dibawa ke
laboratorium untuk
diidentifikasi
Variabel

Perolehan Data

Analisis Data

Out put

Data yang diambil dan


diamati adalah data jenis
hama ulat tanaman kubis
(Brassica oleracea L)
yang telah tertangkap.
Pengambilan jenis hama
ulat
tanaman
kubis
dilakukan di tiga tempat,
yaitu kebun kubis yang
ada di Desa Dadi, Desa
Simolangu, dan Desa
Ngancar
Kecamatan
Plaosan Magetan.
Adapun data didapat
dari:
1. Observasi
Pengamatan terhadap
ciri-ciri
serangga
sesuai dengan kunci
determinasi
dan
identifikasi

Analisis
data
kualitatif
berlangsung selama proses
pengumpulan data. Peneliti
akan mengambil kesimpulan
data yang diperoleh melalui
pemikiran peneliti, kemudian
dilanjutkan pada data yang
telah
terkumpul
dideskripsikan,
disusun,
dikatagorikan
secara
sistematik,
ditafsirkan
berdasarkan pengalaman dan
persepsi
penelitian
tanpa
prasangka dan kecenderungankecenderungan tertentu pada
bahasa verbal dan mudah di
pahami.

Hama tanaman
kubis (Brassica
oleracea L)

Jenis
Penelitian

Variabel

Instrumen Data
yang diamati

Perolehan Data

Analisis Data

2. Data jenis hama


tanaman
kubis
(Brassica oleracea
L) dicatat dalam tabel
agar dapat dilakukan
analisis data.

Mengetahui,
Dosen Pembimbing I

Ir. Ani Sulistyarsi, S.Pd., M.M., M.Si.


NIDN 0713076202

Mengetahui,
Dosen Pembimbing II

Marheny Lukitasari, SP., S.Pd., M.Pd.


NIDN. 0714057401

Out put

Lampiran 3
Poster Biologi Hama Ulat Pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea L)

57

Lampiran 4
Dokumentasi Penelitian

Gambar 1.
Pengambilan Sampel Penelitian

Gambar 2.
Pengukuran Sampel yang Ditemukan

58

Gambar 3.
Pengamatan Sampel Penelitian di Laboratorium

Gambar 4.
Peralatan Kerja

59

Anda mungkin juga menyukai