USULAN
TIM PENGUSUL
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
JUNI 2017
1
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN DASAR UNGGULAN PERGURUAN TINGGI
(DOWNLOAD)
Malang, 20-06-2017
Mengetahui, Ketua Peneliti
Dekan FAPET UB
2
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM (DOWNLOAD)
3. Obyek Penelitian (jenis meterial yang akan diteliti dan segi penelitian) :
Sapi PO dan semen
4. Masa Pelaksanaan :
Mulai : bulan Juni tahun 2018
Berakhir : bulan September tahun 2020
5. Usulan Biaya DRPM Ditjen Penguatan Risbang
Tahun ke-1 : Rp. 220.000.000
Tahun ke-2 : Rp. 225.000.000
Tahun ke-3 : Rp. 195.000.000
6. Lokasi penelitian (lab/studio/lapangan) : Biosains UB, Malang, BBIB Singosari,
Grati Pasuruan, Peternakan Rakyat Kota Malang
7. Instasi yang terlibat(jika ada, dan uraikan apa kontribusinya)
BBIB Singosari, Grati Pasuruan
8. Temuan yang ditargetkan (produk atau masukan untuk kebijakan)
Marker gen fertilitas pada sapi pejantan unggul
9. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu :
Menemukan marker gen fertilitas pada sapi PO yang telah dibuktikan memiliki
kualitas semen yang bagus sehingga dapat digunakan sebagai standar pemeriksaan
pada calon pejantan unggul sapi lokal yang akan digunakan sebagai sumber semen
beku.
10. Kontribusi pada pencapaian renstra perguruan tinggi Anda (uraikan sedikitnya 2
paragraf)
Renstra UB mencakup beberapa bidang diantaranya Pendidikan; Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat; Kemahasiswaan dan Alumni; serta Kelembagaan dan
Kerjasama. Penelitian ini dilakukan untuk mendukung renstra bagian Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat dimana salah satu dari kebijakan strategis yang
dicanangkan adalah memperbanyak jumlah penelitian serta publikasi dalam jurnal
3
nasional dan internasional bereputasi. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
mendukung renstra UB dengan:
- dipublikasikan dalam seminar internasional, jurnal nasional dan jurnal
internasional bereputasi sehingga diharapkan dapat mendukung pencapaian target
indikator capaian kinerja Peningkatan Kualitas Penelitian dan Pengabdian Pada
Masyarakat pada tahun 2018 (program peningkatan jumlah publikasi dengan target
sebesar 0,8% perdosen/tahun dan program peningkatan publikasi internasional
dengan terget sebesar 0,8% perdosen/tahun).
- Menemukan marker gen penentu fertilitas yang diharapkan dapat menjadi draft
paten pada tahun kedua sehingga dapat mendukung pencapaian target indikator
capaian kinerja Peningkatan Kualitas Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat
pada tahun 2019 (program peningkatan nilai guna penelitian dengan target 35
jumlah HKI).
11. Jurnal Ilmiah yang menjadi sasaran (tuliskan nama jurnal ilmiah internasional
bereputasi atau nasional terakreditasi dan tahun rencana publikasi)
- Tahun pertama: submit jurnal internasional terindex scopus Media Peternakan
Fapet IPB
- Tahun kedua: publish jurnal internasional terindex scopus Media Peternakan
Fapet IPB
- Tahun ketiga: publish jurnal internasional Research Journal of Life Science
(RJLS)
12. Rencana luaran HKI, buku, purwarupa, rekayasa sosial atau luaran lainnya yang
ditargetkan, tahun rencana atau penyelesaiannya
- Draft HKI pada tahun ketiga penelitian
4
DAFTAR ISI
5
RINGKASAN
Teknologi di bidang inseminasi butan yang sampai saat ini masih mencadi program
unggulan Kementrian Pertanian dalam meningkatkan program swasembada daging. Selama ini
kendala yang timbul pada program swasembada daging adalah angka fertilitas ternak yang
rendah, terjadinya gangguan reproduksi, dan mutu genetik ternak yang buruk. Maka dari itu,
perlu dilakukannya trobosan untuk mengatasi hal tersebut dengan memberikan temuan baru di
bidang teknologi reproduksi dengan meningkatkan jumlah ternak lokal.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan marker gen fertilitas pada sapi lokal (PO).
Beberapa gen reproduksi seperti FSHR, androgenR, LHR, ABPR merupakan kandidat gen
dalam strategi seleksi menggunakan DNA (marker assisted selection) untuk menentukan
fertilitas pada sapi lokal. Strategi kandidat gen merupakan teknik biologi melokuler untuk
mengidentifikasi lokus sifat kuantitatif dan kualitatif secara langsung dengan asosiasi bahwa
variasi genetik kandidat gen ini berasosiasi dengan sifat kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini
membandingkan antara kualitas semen dengan pemeriksaan DNA untuk menentukan gen
tertentu yang mempengaruhi kualitas spermatozoa yang jelek. Kualtas spermatozoa selain
dipengaruhi oleh gen tertentu juga dipengaruhi oleh kondisi fisik dari hewan tersebut.
Pencarian gen yang ditentukan sebagai marker menggunakan metode “direct sequencing”,
kondisi fisik yang diamati yaitu ukuran tubuh dan scrotal circumference sedangkan kualitas
spermatozoa diamati melalui volume ejakulasi, konsentrasi, motilitas, integritas membran dan
viabilitas spermazoa.
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah marker gen penentu fertilitas pada sapi
lokal yang memiliki potensi paten. Hasil penelitian ini juga dapat menghasilkan artikel yang
dapat dipublikasikan pada seminar internasional, jurnal nasional dan jurnal internasional guna
mendukung Renstra Universitas Brawijaya pada peningkatan kualitas penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat dalam upaya peningkatan jumlah publikasi di jurnal nasional
terakreditasi dan international yang bereputasi.
6
BAB 1. PENDAHULUAN
7
masih banyak membutuhkan kajian yang lebih luas dan mendalam sehingga nantinya
dihasilkan suatu informasi yang akurat mengenai beberapa gen yang mengendalikan fertilitas
pejantan. Hasil kajian tersebut ke depan diharapkan dapat menghasilkan metode yang benar-
benar mampu memenuhi kebutuhan dibidang peternakan dalam rangka untuk menseleksi
pejantan unggul yang saat ini masih merupakan kendala besar karena memerlukan waktu yang
lama, sedangkan jumlah ternak yang diseleksi harus banyak sehingga memerlukan banyak
tenaga dan biaya yang tinggi. Program breeding moderenmenggunakan jumlah pejantan yang
sangat sedikit dalam rangka untuk meningkatkan mutu genetik untuk sifat-sifat yang memiliki
nilai ekonomi yang tinggi. Namun demikian sering juga ditemukan pejantan yang mahal namun
menunjukkan fertilitas yang rendah meskipun kualitas spermatozoanya (viabilitas, motilitas
dan abnormalitas) pada tahap yang normal (Mishra dkk., 2013). Oleh karena itu dirasa perlu
pengembangan metode molekuler untuk memperkirakan secara akurat sifat-sifat fertilitas pada
sapi pejantan. Marka genetik dapat digunakan untuk program seleksi guna mendapatkan sapi
pejantan yang diinginkan, yang nantinya dapat meningkatkan populasi ternak yang lebih
unggul.
Gen kandidat untuk sifat fertilitas diantaranya adalah Folicle Stymulating Hormone
Receptor (FSHR), Androgen Receptor (AR), Luteinizing Hormone Receptor (LHR) dan
Androgen Binding Protein Receptor (ABPR). Pemilihan gen kandidat sifat fertilitas tersebut
berdasarkan peran masing-masing gen pada spermatogenesis (proses produksi spermatozoa).
Polimorfisme pada gen FSHR disebutkan menyebakan penurunan volume semen dan
konsentrasi spermatozoa (Lie Sang et al., 2011). Mutasi pada gen AR diketahui dapat
mempengaruhi kualitas spermatozoa pada jumlah spermatozoa yang dihasilkan pada proses
spermatogenesis (Qin li-hong et al., 2010) serta androgen insensitivity syndrome (AIS) (De
Bellis et al., 1994). Mutasi pada LHR dilaporkan menyebabkan gangguan pubertas yang
diturunkan pada keturunannya (Lactronico et al., 1995). Mutasi pada ABPR akan dapat
menyebabkan gangguan endokrinologi dan penyakit andrologi (Yi ma et al., 2015).
8
3. Menentukan kondisi fisik berupa ukuran tubuh dan scrotal circumference yang
berpengaruh pada fertilitas sapi PO melalui perbandingan dengan kualitas spermatozoa.
4. Marker gen fertilitas yang dapat digunakan untuk seleksi pada pejantan unggul sapi PO
yang akan diambil semennya untuk semen beku pada program inseminasi buatan.
5. Data ilmiah mengenai marker gen fertilitas pada sapi PO sebagai trobosan teknologi
peningkatan kualitas semen untuk inseminasi buatan dilihat baik dari sisi fenotip
maupun genotipnya.
9
Tabel 1. Rencana Target Capaian Tahunan
No. Jenis Luaran Indikator Capaian
Kategori Sub Kategori Wajib Tambahan TS1) TS+1 TS+2
1 Artikel Internasional √ accepted accepted accepted
ilmiah bereputasi
dimuat di Nasional
jurnal terakreditasi
2 Artikel Internasional √ Sudah Sudah Sudah
ilmiah terindex dilaksanakan dilaksanakan dilaksanakan
dimuat di Nasional √ Sudah Sudah Sudah
Proseding dilaksanakan dilaksanakan dilaksanakan
3 Invited Internasional
speaker Nasional
dalam temu
ilmiah
4 Visiting Internasional
Lecture
5 Hak Paten √ draft terdaftar terdaftar
Kekayaan Paten
Intelektual sederhana
Hak Cipta
Merek dagang
Rahasia dagang
Desain produk
industri
Indikasi
geografis
Perlindungan
varietas
tanaman
Perlindungan
topografi
sirkuit terpadu
6 Tekonologi tepat guna √ draft draft penerapan
7 Model/purwarupa/desain/karya
seni/rekayasa sosial
8 Buku ajar (ISBN) √ draft draft draft
9 Tingkat kesiapan teknologi Skala 4 Skala 4 Skala 5
(TKT)
10
BAB 2. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DAN PETA JALAN PENELITIAN
(RENCANA INDUK PENELITIAN/RIP) UNIVERSITAS BRAWIJAYA
11
2.2 Keterkaitan Penelitian Dengan RIP UB
Rencana Induk Penelitian Universitas Brawijaya (RIP UB) disusun dengan maksud
menentukan dan merencanakan terlebih dahulu kegiatan penelitian yang akan dilakukan
Universitas Brawijaya dalam jangka waktu lima tahun mendatang dengan memperhatikan
perkembangan UB dan Arah kebijakan riset Nasional. RIP-UB sebagai acuan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh peneliti/dosen UB, tidak lepas dari
Rencana Strategis UB 2016 – 2020, dan Academic Plan UB 2016 – 2020 yang telah disahkan
oleh senat UB.
Riset Unggulan Universitas Brawijaya adalah bidang-bidang penelitian yang menjadi
fokus/perhatian utama Universitas Brawijaya. Riset unggulan Universitas Brawijaya
dipilih berdasarkan SWOT (strength, weakness, opportunity and treath) analysis, yang meliputi
antara lain evaluasi diri/internal dan pemindaian lingkungan (environtmental scanning).
Riset Unggulan Universitas Brawijaya meliputi bidang-bidang sebagai berikut, Ketahanan
Pangan; Ketahanan Energi; Good Governance; Agroforestry; serta Kesehatan, Gizi dan Obat-
obatan. Penelitian ini merupakan bagian dari bidang ketahanan pangan dengan fokus bibit
unggul di bidang peternakan.
12
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Sapi Ongole
Sapi ongole merupakan keturunan sapi liar Bos indicus yang berhasil dijinakkan di
India. Sapi jenis ini di Indonsia dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Sumba Ongole
(SO) dan Peranakan Ongole (PO). Persilangan antara SO dengan sapi setempat di Jawa
menghasilkan anakan yang mirip sapi ongole sehingga disebut dengan istilah PO. Pada usia
dewasa, bobot rata-rata sapi jantan 400-599 kilogram dan sapi betina 300-400 kilogram.
Presentase karkas 45-58 persen dan perbandingan daging serta tulang 4,23:1 (Prabowo, 2008).
3.2 FSHR
FSH diperlukan untuk pemeliharaan spermatogenesis sepenuhnya, namun pengaruhnya
dapat ditiru oleh androgen dan diblokir oleh anti-androgen, cyproterone, yang menunjukkan
bahwa aksinya terkait secara seri dengan androgen atau bahwa androgen adalah mediator aksi
FSH (Frenz et al., 1974). Reseptor FSH (FSHR) adalah reseptor transmembran yang
berinteraksi dengan hormon perangsang folikel. Aktivasi reseptor FSH diperlukan untuk fungsi
hormon FSH. Reseptor ditemukan di ovarium dan testis, dan jalur efektor utamanya adalah
melalui aktivasi adenilat siklase melalui protein G. Gen FSHR diperlukan untuk memproduksi
FSH reseptor yang membawa FSH ke target jaringan sehingga dapat berfungsi untuk
spermatogenesis pada jantan dan oogenesis pada betina. FSHR terekspreksi pada sel-sel
granulose di ovarium dan sel-sel sertoli di testis. Gen FSHR terdapat pada kromosom 11 dan
terdiri dari 10 ekson dan 9 intron dengan panjang keseluruhan ekson 2375 bp (Houde et al.,
1994)
13
3.4 LHR
Reseptor hormon luteinizing (LHR) adalah anggota subfamili reseptor hormon
glikoprotein di dalam superfamili reseptor reseptor protein berganda G protein (seven-
transmembran). Selama delapan tahun terakhir, kemajuan besar telah dicapai dalam
menentukan struktur dan fungsi LHR dan gennya. Domain pengikatan hormon telah
dilokalisasi sampai ekson 1-7 di domain / wilayah ekstraselular (EC) reseptor, yang
mengandung beberapa pengulangan kaya leusin. Pengikatan sifat tinggi LH dan human
chorionic gonadotropin (hCG) menyebabkan kontak hormon dan reseptor sekunder dibentuk
dengan daerah modul loop / transmembran EC yang memulai transduksi sinyal (Dufau, 1998).
3.8 Spermatozoa
Spermatozoa terdiri dari tiga segmen khusus. Segmen-segmen ini meliputi: kepala, leher
dan ekor. Kepala terdiri dari tudung akrosom dan daerah post-akrosomal. Ekor terdiri dari
bagian principal dan bagian ujung atau terminal. Kepala spermatozoa mengandung DNA yang
padat dan kompak. Bentuk kepala dari spermatozoa mamalia berupa datar dan berbentuk oval.
Namun, pada tikus, hamster, tikus gunung, dan sekitar 11 sub family lain dari rodensia
memiliki bentuk kepala yang melipat ke belakang sehingga bentuknya seperti kait, dan disebut
sebagai kait apikal. Spermatozoa ayam juga berbeda dengan spermatozoa hewan ternak lain,
14
spermatozoa ayam memiliki bentuk kepala yang memanjang sehingga bentuk spermatozoa
menyerupai tombak (Saenz, 2003).
Spermatozoa memiliki bentuk khas memanjang (Gambar 2.1), dilengkapi dengan
ekor/flagellum yang kuat untuk mendorong spermatozoa melalui media cair namun tidak
memiliki organel sitoplasma seperti ribosom, reticulum endoplasmik, apparatus golgi, yang
tidak dibutuhkan dalam tugas mengirim DNA ke sel telur. Spermatozoa mengandung
mitokondria yang ditempatkan secara strategis sehingga mitokondria dapat secara efisien
memberikan tenaga pada ekor. Ekor spermatozoa berfungsi mendorong spermatozoa ke arah
sel telur dan membantu spermatozoa dalam menembus mantel sel telur, sedang kepala
spermatozoa mengandung nukleus haploid yang sangat terkondensasi.
DNA nukleus terbungkus dengan sangat rapat, untuk meminimalisir volumenya saat
dalam perjalanan menuju oosit, selain itu proses transkripsi juga dihentikan. Kromosom
spermatozoa sangat kurang kandungan histon dibandingkan sel-sel somatik, dan dibungkus
oleh protein yang sangat sederhana dan bermuatan positif yang disebut protamin (Albert et al.,
2008).
15
berdekatan, yang dikendalikan protein motor dynein, yang menggunakan energi dari hidrolisis
ATP untuk mendorong mikrotubulus. ATP dihasilkan dari sejumlah besar mitokondria khusus
yang terkonsentrasi pada bagian anterior ekor spermatozoa, tempat ATP dibutuhkan. Tujuan
dan fungsi spermatozoa sama pada berbagai mamalia. Tujuan sparmatozoa adalah membawa
DNA kepada oosit sehingga sel yang sebelumnya haploid (spermatozoa dan ovum) dapat
bergabung untuk membentuk individu baru untuk melanjutkan perkembangbiakan (Saenz,
2003).
16
BAB 4. METODE PENELITIAN
17
10 detik, annealing pada suhu 60 oC selama 20 detik, dan ekstensi pada suhu 72
oC selama 30 detik, kemudian dilanjutkan dengan tahap ekstensi akhir pada suhu
72 oC selama lima menit dalam satu siklus. Produk PCR dielektroforesis
menggunakan gel agarosa 1.5%
4. Analisis Penciri PCR-RFLP Produk amplifikasi dari gen-gen yang dianalisis
dipotong dengan menggunakan enzim restriksi. Produk PCR diambil sebanyak 5
μl dan dipindahkan ke tabung 0.5 ml. Campuran pereaksi enzim restriksi yang
terdiri dari 1 μl DW, 0.3 μl enzim restriksi, dan 0.7 μl buffer tango dihomogenkan
dan diambil masing-masing sebanyak 2 μl untuk setiap sampel. Campuran
sampel tersebut diinkubasi di dalam inkubator pada suhu 37 oC selama lebih
kurang 16 jam (overnight) dan selanjutnya dielektroforesis.
5. Elektroforesis produk PCR-RFLP gen STAT5A ekson 7 dan PRL ekson 4
menggunakan gel agarosa 2% yang dibuat dengan cara sebanyak 0.6 g serbuk
agarosa dilarutkan dalam larutan 0.5 x TBE sebanyak 30 ml kemudian dipanaskan
dalam microwave selama lima menit, dikocok dengan magnetic stirrer,
ditambahkan 2.5 μl EtBr, dan dicetak sehingga terbentuk sumur-sumur di dalam
gel. Konsentrasi gel agarosa yang digunakan untuk elektroforesis gen PRL ekson
3 adalah 3.5% dengan komposisi bahan yang sama kecuali serbuk agarosa yang
digunakan adalah 1.05 g. Produk PCR-RFLP sebanyak 5 μl dicampurkan dengan
1 μl loading dye kemudian dimasukkan ke dalam sumur-sumur gel. Marker DNA
100 bp (gen STAT5A ekson 7 dan PRL ekson 4) dan marker 20 bp sebanyak 2 μl
ditaruh ke dalam sumur paling kiri sebagai penanda. Gel dialiri listrik 100 volt
selama 30-45 menit. Setelah elektroforesis selesai, gel agarosa divisualisasikan
dengan menggunakan sinar ultraviolet di dalam mesin UV Transiluminator
6. Sekuensing produk PCR sampel sapi Bali akan dilakukan menggunakan jasa dari
1st Base di Selangor, Malaysia. Hasil sekuensing dianalisis menggunakan
program Bio Edit dan metode Basic Local Alignment Search Tool (BLAST)
berdasarkan ensembl dengan nomer akses ENSBTAG00000000874 untuk
mendapatkan posisi SNP pada gen CAST, sedangkan posisi SNP pada gen
CAPN1 ditentukan berdasarkan GenBank dengan nomer akses AF252504S.
Tahap selanjutnya melihat ada tidaknya mutasi dianalisis dengan program
(Molecular Evolutionary Genetic Analysis) MEGA6.
Tahap kedua:
18
1. Kualitas Spermatozoa, Pemeriksaan dilakukan dengan mengambil cairan semen
(yang di dalamnya terdapat spermatozoa) menggunakan vagina buatan pada sapi
PO di BBIB Singosari, Loli Grati dan peternakan rakyat. Dilakukan pengamatan
pada cairan semen yaitu volume ejakulasi, motilitas, konsentrasi, dan hidup mati
(viabilitas) spermatozoa.
2. Pengamatan volume ejakulasi dilakukan dengan mengukur semen hasil ejakulasi
yang ditampung dengan vagina buatan menggunakan tabung ukur.
3. Pengamatan motilitas spermatozoa dilakukan dengan cara semen diteteskan pada
gelas obyek yang diatasnya sudah dibubuhi larutan PBS sebanyak 500 µl lalu
diaduk-aduk hingga merata. Kemudian ditutup dengan cover glass dan diamati
motilitas massa spermatozoa dengan mikroskop cahaya pembesaran 400x.
Pemerikasaan motilitas spermatozoa dilakukan menurut Toelihere (1985),
dengan penilaian sebagai berikut: nilai 0: spermatozoa immotile atau tidak
bergerak; nilai 1: gerakan berputar ditempat; nilai 2: gerakan berayun atau
melingkar, kurang dari 50% bergerak progresif dan tidak ada gelombang; nilai 3:
antara 50% sampai 80% spermatozoa bergerak progresif dan menghasilkan
gerakan massa; nilai 4: pergerakan progresif yang gesit dan segera membentuk
gelombang dengan 90% spermatozoa motil; nilai 5: gerakan yang sangat
progresif, gelombang yang sangat cepat menunjukkan 100% motil aktif. Motilitas
individu dilihat dengan menghitung jumlah spermatozoa yang motil tiap 100
spermatozoa total dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali setiap preparat
(Partodihardjo, 1992).
4. Pemeriksaan konsentrasi spermatozoa dilakukan dengan menggunakan
haemocytometer. Rerata jumlah spermatozoa dihitung per 25 segi empat besar.
Jumlah ini kemudian dikalikan dengan 106 (juta/ml).
5. Evaluasi presentase spermatozoa yang hidup dilakukan dengan meneteskan 10 µl
suspensi semen di atas ujung gelas obyek, kemudian teteskan zat warna eosin
negrosin, dicampur sampai homogen. Campuran yang sudah homogen dibuat
hapusan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya
pembesaran 400 kali. Spermatozoa dengan bagian kepala tidak berwarna adalah
spermatozoa yang hidup, sedangkan kepala yang berwarna merah muda adalah
spermatozoa yang mati (Partodiharjo, 1992).
Tahap ketiga:
1. Pengukuran fisik tubuh sapi PO dengan body scoring.
19
2. Pengukuran scrotal circumference dengan penghitungan diameter scrotum.
20
72 oC selama lima menit dalam satu siklus. Produk PCR dielektroforesis
menggunakan gel agarosa 1.5%
4. Analisis Penciri PCR-RFLP Produk amplifikasi dari gen-gen yang dianalisis
dipotong dengan menggunakan enzim restriksi. Produk PCR diambil sebanyak 5
μl dan dipindahkan ke tabung 0.5 ml. Campuran pereaksi enzim restriksi yang
terdiri dari 1 μl DW, 0.3 μl enzim restriksi, dan 0.7 μl buffer tango dihomogenkan
dan diambil masing-masing sebanyak 2 μl untuk setiap sampel. Campuran
sampel tersebut diinkubasi di dalam inkubator pada suhu 37 oC selama lebih
kurang 16 jam (overnight) dan selanjutnya dielektroforesis.
5. Elektroforesis produk PCR-RFLP gen STAT5A ekson 7 dan PRL ekson 4
menggunakan gel agarosa 2% yang dibuat dengan cara sebanyak 0.6 g serbuk
agarosa dilarutkan dalam larutan 0.5 x TBE sebanyak 30 ml kemudian dipanaskan
dalam microwave selama lima menit, dikocok dengan magnetic stirrer,
ditambahkan 2.5 μl EtBr, dan dicetak sehingga terbentuk sumur-sumur di dalam
gel. Konsentrasi gel agarosa yang digunakan untuk elektroforesis gen PRL ekson
3 adalah 3.5% dengan komposisi bahan yang sama kecuali serbuk agarosa yang
digunakan adalah 1.05 g. Produk PCR-RFLP sebanyak 5 μl dicampurkan dengan
1 μl loading dye kemudian dimasukkan ke dalam sumur-sumur gel. Marker DNA
100 bp (gen STAT5A ekson 7 dan PRL ekson 4) dan marker 20 bp sebanyak 2 μl
ditaruh ke dalam sumur paling kiri sebagai penanda. Gel dialiri listrik 100 volt
selama 30-45 menit. Setelah elektroforesis selesai, gel agarosa divisualisasikan
dengan menggunakan sinar ultraviolet di dalam mesin UV Transiluminator
6. Sekuensing produk PCR sampel sapi Bali akan dilakukan menggunakan jasa dari
1st Base di Selangor, Malaysia. Hasil sekuensing dianalisis menggunakan
program Bio Edit dan metode Basic Local Alignment Search Tool (BLAST)
berdasarkan ensembl dengan nomer akses ENSBTAG00000000874 untuk
mendapatkan posisi SNP pada gen CAST, sedangkan posisi SNP pada gen
CAPN1 ditentukan berdasarkan GenBank dengan nomer akses AF252504S.
Tahap selanjutnya melihat ada tidaknya mutasi dianalisis dengan program
(Molecular Evolutionary Genetic Analysis) MEGA6.
Tahap kedua:
1. Kualitas Spermatozoa, Pemeriksaan dilakukan dengan mengambil cairan semen
(yang di dalamnya terdapat spermatozoa) menggunakan vagina buatan pada sapi
PO di BBIB Singosari, Loli Grati dan peternakan rakyat. Dilakukan pengamatan
21
pada cairan semen yaitu volume ejakulasi, motilitas, konsentrasi, dan hidup mati
(viabilitas) spermatozoa.
2. Pengamatan volume ejakulasi dilakukan dengan mengukur semen hasil ejakulasi
yang ditampung dengan vagina buatan menggunakan tabung ukur.
3. Pengamatan motilitas spermatozoa dilakukan dengan cara semen diteteskan pada
gelas obyek yang diatasnya sudah dibubuhi larutan PBS sebanyak 500 µl lalu
diaduk-aduk hingga merata. Kemudian ditutup dengan cover glass dan diamati
motilitas massa spermatozoa dengan mikroskop cahaya pembesaran 400x.
Pemerikasaan motilitas spermatozoa dilakukan menurut Toelihere (1985),
dengan penilaian sebagai berikut: nilai 0: spermatozoa immotile atau tidak
bergerak; nilai 1: gerakan berputar ditempat; nilai 2: gerakan berayun atau
melingkar, kurang dari 50% bergerak progresif dan tidak ada gelombang; nilai 3:
antara 50% sampai 80% spermatozoa bergerak progresif dan menghasilkan
gerakan massa; nilai 4: pergerakan progresif yang gesit dan segera membentuk
gelombang dengan 90% spermatozoa motil; nilai 5: gerakan yang sangat
progresif, gelombang yang sangat cepat menunjukkan 100% motil aktif. Motilitas
individu dilihat dengan menghitung jumlah spermatozoa yang motil tiap 100
spermatozoa total dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali setiap preparat
(Partodihardjo, 1992).
4. Pemeriksaan konsentrasi spermatozoa dilakukan dengan menggunakan
haemocytometer. Rerata jumlah spermatozoa dihitung per 25 segi empat besar.
Jumlah ini kemudian dikalikan dengan 106 (juta/ml).
5. Evaluasi presentase spermatozoa yang hidup dilakukan dengan meneteskan 10 µl
suspensi semen di atas ujung gelas obyek, kemudian teteskan zat warna eosin
negrosin, dicampur sampai homogen. Campuran yang sudah homogen dibuat
hapusan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya
pembesaran 400 kali. Spermatozoa dengan bagian kepala tidak berwarna adalah
spermatozoa yang hidup, sedangkan kepala yang berwarna merah muda adalah
spermatozoa yang mati (Partodiharjo, 1992).
Tahap ketiga:
1. Pengukuran fisik tubuh sapi PO dengan body scoring.
2. Pengukuran scrotal circumference dengan penghitungan diameter scrotum.
Tahap penelitian Tahun 3 akan dilakukan tahap meliputi:
22
1. Koleksi darah dan semen pejantan Sapi PO di Ambil dari Peternakan Rakyat 120
ekor.
2. Ekstraksi DNA. Prosedur isolasi DNA menggunakan kit-ekstraksi DNA, pertama
distribusai 400 µl sampel darah ke dalam tabung 1,5 ml. tambahkan sampel darah
dengan 40 µl buffer AL dan 40 µl Proteinase K (Prot-K), vortex sampel. Inkubasi
selama 15 menit dengan suhu 65°C di water bath kemudian tambahkan 400 µl
ethanol absolute. Pindahkan 700 µl sampel pada mini spin hingga tidak tersisa
kemudian sentrifuse dengan kecepatan 12.000 rpm selama 1 menit, dan buang
supernatan. Tambahkan 500 µl Buffer AW1 dan sentrifuse dengan kecepatan
12.000rpm dan buang supernatan. Tambahkan 500 µl Buffer AW2 kemudian
sentrifuse 12.000 rpm selama 5 menit dan buang supernatan. Pindah filter ke
tabung baru 1,5 ml ditambah 150 µl AE dan diamkan selama 1 menit. Sentrifuse
dengan kecepatan 12.000 rpm selama 1 menit. Buang filter dan DNA siap untuk
digunakan. Kualitas DNA yang diperoleh dievaluasi melalui elektroforesis 1,5%
gel agarose selama kurang lebih 45 menit dengan voltase 100 V. Selanjutnya
divisualisasikan dengan Ultraviolet (UV) Transiluminator. Konsentrasi DNA
dihitung menggunakan Nanodrop Spectrophotometer.
3. Kondisi amplifikasi DNA terdiri atas tiga tahap, yaitu denaturasi, annealing, dan
ekstensi sesuai dengan kondisi PCR (Polymerase Chain Reaction) yang sesuai
bagi masing-masing fragmen gen target. Sampel DNA hasil ekstraksi diambil
sebanyak 1 µl kemudian dipindahkan ke tabung 0.2 ml. Pereaksi amplifikasi
DNA yang terdiri dari 10.75 µl DW, 0.2 µl primer forward, 0.2 µl primer reverse,
0.05 µl Taq polymerase, 1.5 µl buffer, 0.3 µl dNTPs dan 1 µl MgCl2 dimasukkan
ke dalam tabung 1.5 µl kemudian dihomogenkan. Campuran pereaksi PCR
tersebut didistribusikan ke masing-masing tabung yang berisi sampel DNA
kemudian dimasukkan ke dalam mesin PCR. Amplifikasi DNA berlangsung di
dalam mesin PCR Applied Biosystems dengan kondisi suhu predenaturasi 95 oC
selama lima menit, 35 siklus untuk tahapan denaturasi pada suhu 95 oC selama
10 detik, annealing pada suhu 60 oC selama 20 detik, dan ekstensi pada suhu 72
oC selama 30 detik, kemudian dilanjutkan dengan tahap ekstensi akhir pada suhu
72 oC selama lima menit dalam satu siklus. Produk PCR dielektroforesis
menggunakan gel agarosa 1.5%
4. Analisis Penciri PCR-RFLP Produk amplifikasi dari gen-gen yang dianalisis
dipotong dengan menggunakan enzim restriksi. Produk PCR diambil sebanyak 5
23
μl dan dipindahkan ke tabung 0.5 ml. Campuran pereaksi enzim restriksi yang
terdiri dari 1 μl DW, 0.3 μl enzim restriksi, dan 0.7 μl buffer tango dihomogenkan
dan diambil masing-masing sebanyak 2 μl untuk setiap sampel. Campuran
sampel tersebut diinkubasi di dalam inkubator pada suhu 37 oC selama lebih
kurang 16 jam (overnight) dan selanjutnya dielektroforesis.
5. Elektroforesis produk PCR-RFLP gen STAT5A ekson 7 dan PRL ekson 4
menggunakan gel agarosa 2% yang dibuat dengan cara sebanyak 0.6 g serbuk
agarosa dilarutkan dalam larutan 0.5 x TBE sebanyak 30 ml kemudian dipanaskan
dalam microwave selama lima menit, dikocok dengan magnetic stirrer,
ditambahkan 2.5 μl EtBr, dan dicetak sehingga terbentuk sumur-sumur di dalam
gel. Konsentrasi gel agarosa yang digunakan untuk elektroforesis gen PRL ekson
3 adalah 3.5% dengan komposisi bahan yang sama kecuali serbuk agarosa yang
digunakan adalah 1.05 g. Produk PCR-RFLP sebanyak 5 μl dicampurkan dengan
1 μl loading dye kemudian dimasukkan ke dalam sumur-sumur gel. Marker DNA
100 bp (gen STAT5A ekson 7 dan PRL ekson 4) dan marker 20 bp sebanyak 2 μl
ditaruh ke dalam sumur paling kiri sebagai penanda. Gel dialiri listrik 100 volt
selama 30-45 menit. Setelah elektroforesis selesai, gel agarosa divisualisasikan
dengan menggunakan sinar ultraviolet di dalam mesin UV Transiluminator
6. Sekuensing produk PCR sampel sapi Bali akan dilakukan menggunakan jasa dari
1st Base di Selangor, Malaysia. Hasil sekuensing dianalisis menggunakan
program Bio Edit dan metode Basic Local Alignment Search Tool (BLAST)
berdasarkan ensembl dengan nomer akses ENSBTAG00000000874 untuk
mendapatkan posisi SNP pada gen CAST, sedangkan posisi SNP pada gen
CAPN1 ditentukan berdasarkan GenBank dengan nomer akses AF252504S.
Tahap selanjutnya melihat ada tidaknya mutasi dianalisis dengan program
(Molecular Evolutionary Genetic Analysis) MEGA6.
24
4.2 Diagram Alir Penelitian
25
BAB 5 BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
5 Penentuan marker
6 Uji lapang
26
DAFTAR PUSTAKA
Dufau, M.L. 1998. The Luteinizing Hormone Receptor. Annual Review of Physiology. Vol.
60:461-496.
Hansson, V., SC. Weddinton, O. Naess, A. Attramadal, FS. French, N. Kotite, SN. Nayfeh,
EM. Ritzen, and L Hagenas. 1975. Testicular androgen binding protein (ABP) - a
parameter of Sertoli cell secretory function.[ http://www.popline.org/node/506556].
Heinlein, C. A. and Chang, C. 2002. The Roles of Androgen Receptors and Androgen-Binding
Proteins in Nongenomic Androgen Actions. Mol. Endocrinol. 16, 2181–2187.
Houde, A., Lambert A, Saumade J, and Silversides D.W. 1994. Structure of the bovine follicle
stimulating hormone receptor complementary dna and expression in bovine tissues. Mol.
Rep. Dev. 39: 127-135.
Lactronico A.C., J. Anasti, I.J. Arnhold, B.B. Mendonça, S. Domenice, M.C. Albano, K.
Zachman, B.L. Wajchenberg and C. Tsigos. 1995. A novel mutation of the luteinizing
hormone receptor gene causing male gonadotropin-independent precocious puberty. J
Clin Endocrinol Metab (1995) 80 (8): 2490-2494.
Prabowo, A., E. Basri, R.D Tambunan dan Soerachman. 2008. Teknologi Budidaya Sapi
Potong. Dalam Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Yi Ma, Hao-Zheng Yang, Long-Mei Xu, Yi-Ran Huang, Hui-Li Dai and Xiao-Nan Kang. 2015.
Testosterone regulates the autophagic clearance of androgen binding protein in rat Sertoli
cells. Scientific Reports 5, Article number: 8894.
27
LAMPIRAN
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian
1. Honorarium
28
Tip 100 ul, 1000 proses ekraksi
tip sampai 5
amplifikasi 250.000 1.250.000 1.250.000 500.000
Primer forward
2
+ Label amplifikasi 3.000.000 6.000.000 6.000.000 12.000.000
Primer reverse
2
amplifikasi 3.000.000 6.000.000 6.000.000 12.000.000
Enzim Retriksi
4
Pemotongan 2.500.000 10.000.000 10.000.000 20.000.000
Squensing
30
Analisis SNP 500.000 15.000.000 15.000.000 30.000.000
Bahan
2
Elektroforesis elektroforesis 1.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000
Agarose
2
elektroforesis 1.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000
96 well plate fragment
8
analisis 250.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000
Mastermix PCR
amplifikasi 2
kit, 200 reaksi 1.750.000 3.500.000 3.500.000 7.000.000
kit Ekstraksi
3
ektraksi DNA 1.500.000 4.500.000 4.500.000 4.500.000
pengambilan
sampel,
3
ektraksi, sampai
Tissu aplifikasi 10.000 30.000 30.000 30.000
proses ekraksi
sampai 3
Alkohol 70% amplifikasi 50.000 150.000 150.000 150.000
pengambilan
sampel,
3
ektraksi, sampai
Gloves aplifikasi 50.000 150.000 150.000 150.000
pengambilan
sampel,
3
ektraksi, sampai
Masker aplifikasi 90.000 270.000 270.000 270.000
Pemeriksaan
Haemocytometer Semen 4 1.000.000 4.000.000
Pemeriksaan
Eosin Negrosin Semen 2 500.000 1.000.000 1000000 1.000.000
Pemeriksaan
Object Glass Semen 3 150.000 450.000 450000 450.000
Pemeriksaan
Tabung Ukur Semen 3 300.000 900.000 900000 900.000
Pemeriksaan
Cover Glass Semen 3 50.000 150.000 150000 150.000
Pemeriksaan
NaCl Fisiologis Semen 2 50.000 100.000 100000 100.000
29
untuk kirim
5
Plastik Wrab produk PCR 20.000 100.000 100.000 100.000
Vitamin B
4
complex supplement sapi 250.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
Alat Tulis
administrasi dan
Kantor dan 1
kesekretariatan
Bahan computer 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
pengadaan dan administrasi dan
1
penjilidan kesekretariatan 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
jurnal
Jurnal 1
internasional 7.500.000 7.500.000
seminar
seminar 1
internasional 3.500.000 3.500.000
seminar 1
seminar nasional 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000
proseeding 1
proseeding 500.000 500.000 500.000 500.000
Subtotal (Rp)
77.435.000 77.435.000 103.910.000
3. Perjalanan
4. Sewa
30
Justifikasi Kuanti- Harga Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Sewa tas Satuan
(Rp)
Mistar Ukur mengukur 10 175.000 1.750.000 1.750.000 1.750.000
morfologi
Pita Ukur mengukur 10 175.000 1.750.000 1.750.000 1.750.000
morfologi
Bench fee lab analisa 3 2.000.00 6.000.000 6.000.000 6.000.000
laboratorium 0
Sapi 20 ekor, Hewan coba 60 300.000 18.000.000 18.000.000
3 bulan
Kandang Tempat 60 200.000 12.000.000 12.000.000
untuk 20 pemeliharaan
ekor, 3 bulan
Subtotal (Rp) 39.500.000 39.500.000 9.500.000
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SETIAP 220.825.000 221.325.000 212.800.000
TAHUN (Rp)
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN 654.950.000
SELURUHNYA (Rp)
2. Luaran Tambahan
No. Uraian Besaran (Rp)
Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3
1 Jurnal nasional tidak terakreditasi 3.000.000 3.000.000 3.000.000
2 Jurnal internasional bereputasi 50.000.000 50.000.000 50.000.000
Total 53.000.000 53.000.000 53.000.000
31
Lampiran 2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penelitian
32
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No. Nama NIDN Instansi Bidang Ilmu Alokasi Uraian Tugas
Asal Waktu
(jam/
mgg)
1 Prof. 0003046 UB Biologi 10 Menentukan tugas
Dr.sc.agr. Ir. 208 Molekuler masing-masing
Suyadi, MS. peneliti
Menentukan metode
penelitian
Melaksanakan tahap-
tahap penelitian
bersama anggota
peneliti yang lain
Memantau penelitian,
menganalisis data dan
mengevaluasi hasil
penelitian bersama
anggota peneliti
2 Dr. Ir. Ita 0008056 UB Fisologi dan 9 Mengelola keuangan
Wahju Nursita, 308 produksi hewan dan melaksanakan
MSc. pemeriksaan hasil
penelitian dan
pengolahan data serta
penentuan marker
3. Drh. Herlina 001705 UB Biologi 9 Melakukan
Pratiwi, M.Si 8701 reproduksi pemeriksaan kualitas
spermatozoa
33
Lampiran 4. Biodata Ketua dan Tim Pengusul
Biodata Ketua Peneliti
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Prof. Dr.sc.agr. Ir. Suyadi, MS.
2. Jenis Kelamin L
3. Jabatan Fungsional Pembina Utama Madya/IV-D
4. NIP/NIK/No. Identitas lainnya 19620403 1987011 001
5. NIDN 0003046208
6. Tempat dan Tanggal Lahir Banyuwangi, 3 April 1962
7. Email suyadi@ub.ac.id; suyadi2008@yahoo.com
8. Nomor Telepon/HP 082257837067
9. Alamat Kantor Jl. Veteran Malang
10. Nomor Telepon/Faks 0341-553513/0341-584727
11. Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 150 orang; S-2 = 5 orang; S3= 32 orang
12. Mata Kuliah yg diampu 1. Ilmu Reproduksi Ternak
2. Manajemen Reproduksi dan Inseminasi Buatan
3. Teknologi Reproduksi
4. Biokimia
5. Biologi
A. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Universitas Universitas University of
Perguruan Brawijaya, Malang Airlangga, Surabaya Goettingen, Jerman
Tinggi
Bidang Ilmu Produksi Ternak Ilmunologi Reprod & Animal
Breeding
Tahun 1982–1986 1990-1992 1996-1999
Masuk-Lulus
Judul Skripsi/ Pengaruh Protein Sel Pengaruh Imbangan Superovulation and
Tesis/ Tunggal terhadap Energi Protein Transcervical Embryo
Disertasi Pertumbuhan Ayam terhadap Daya Imun Collection in Boer
Pedaging Ayam Pedaging Goat
terhadap ND
Nama Prof.Dr.Drh. Prof.Dr.Amitaba dan Prof.Dr. W. Holtz dan
Pembimbing/ Koesntjoko dan Ir. Dr.dr. Noor Rahman Prof.Dr. S. Molnar
Promotor Andayani
34
Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1. Pengembangan Teknk 56
Pembekuan Semen Kambing
2012 PHB UB
Boer dengan Pembekuan Cepat
(Rapid Freezing), PHB UB
2. Pembangunan Industri Peternakan 205
Berbasis Kamping Perah: Seleksi
Bibit Kambing Berdasarkan Penelitian
2013 Marka Gen Pertumbuhan (GH Unggulan
gene) dengan teknik SSCP. Hibah BOPTN, UB
Penelitian Unggulan BOPTN-
Dikti. Ketua Peneliti
3. Penggunaan ekstrak bawan merah 130
untuk suplementasi pengencer
Penelitian
semen kambing PE selama
2014 Unggulan
penyimpanan dingin dan beku.
BOPTN, UB
Hibah Penelitian Unggulan
BOPTN-Dikti. Ketua Peneliti
4. Peningkatan Performans Produksi 172,5
Penelitian
dan Reproduksi Melalui Induksi
2015 Unggulan
Laserpunktur pada kambing Boer.
BOPTN
Ketua Peneliti
5. Profil hormon reproduksi setelah 24
Penelitian
2016 induksi berahi dengan
DPP-BOPTN
laserpunktur. Ketua Peneliti
35
6 2015 Memberikan pelatihan KSP Nongkojajar 1.500.000
mengenai Breeding Sapi Perah
7 2015 Penyuluhan ttg pelaksanaan IB BBPP SPP Fapet 6.000.000
pada kambing di Jatikerto, UB
Kec. Ngajum, Malang.
Anggota
8 2016 Memberikan pelatihan BBIB Singosari 3.000.000
“Pregnancy physiology and
diagnosis in cattle”
International Training on
Reproductive Disorder for
Kirgiztan participants (16
Januari – 17 Februari 2016).
9 2016 Memberikan pelatihan Dinas Peternakan
“Budidaya dan Bisnis Ayam Jawa Timur
Kampung”
36
A Case Study at Landfill,
Mojokerto, Indonesia
7 2013 Effect of vegetation Volume 4, Intern J. of
composition on noise and Issue 4, Conserv. Sci.
temperature in waru - Sidoarjo October-
Highway, East Java, Indonesia December
2013: 459-
466
8 2013 Estimation of Noise Reduction Vol.2, International Journal of
by Different Vegetation Type Issue11 Engineering And
as a Noise Barrier : A Survey (April Science
in Highway along Waru – 2013), Pp
Sidoarjo in East Java, 20-25.
Indonesia Issn(e):
2278-4721,
Issn(p):231
9-6483
9 2014 Influencing Factors on Society Vol. 4(4): American Journal of
Behavior towards Household 113 -122 Sociological Research
Waste Management in (2014)
Tulungagung
10 2014 Society Behavior towards Vol. 4(3): American Journal of
Household Waste Management 67-73 Sociological Research
in Tulungagung DOI:
10.5923/j.ij
a
s.2014040
3.0 1
11 2014 Pengaruh kadar ekstrak
bawang merah (Allium cepa VOL 24,
liliaceae) yang berbeda dengan NO 2
pengencer Ringer’s dextrose (2014): 67- J. Ilmu-ilmu Peternakan
terhadap kualitas semen 71
kambing Peranakan Etawah
(PE)
12 2014 Kualitas semen sapi Madura VOL 24, J. Ilmu-ilmu Peternakan
setelah pengenceran dengan NO 1
tris aminomethane kuning telur (2014): 39-
yang disuplementasi α- 44
tocopherol pada penyimpanan
suhu ruang
13 2014 Implementation of Livestock Journal of Energy
Vol.4,
Slaughter Standard in Malang Technologies and
No.1, 2014
Slaughtering House Policy
14 2014 Reproductive Performance of
Vol. 9(11)
Peranakan Ongole (PO)- and
Special
Limousin x PO crossbred
2014, J. Appl. Sci and Agr.
(Limpo) cattle at different
Pages: 81-
altitude areas in East Java,
85
Indonesia.
37
15 2014 Effect of Insulin Transferin
Vol.4,
Selenium (ITS) on oocyte J. Biol, Agric,
No.3, 2014,
maturation in vitro in Healthcare.
1511-157.
Indonesian goats
16 2014 Importance of Body Condition
Vol.4, No.3,
Score for Milk Production J. Biol, Agric,
2014, 1511-
Traits in Peranakan Etawah Healthcare.
157.
Goats.
17 2014 Sperm Motility and Viability
Vol.6,
after α-Tocopherol Dilution in
No.14, International Journal of
Tris Aminomethane-Base
2014. pp ChemTech Research
Extender During Cold Storage
5726-5732
in Bali Bull
18 2014 Prepubertal growth rate of Bali Volume 7,
IOSR Journal of
cattle and its crosses with Issue 12
Agriculture and
Simmental breed at lowland Ver. II
Veterinary Science
and highland environment (Dec.
(IOSR-JAVS).
2014), PP
www.iosrjournals.org
52-59
19 2015 Reproductive efficiency of
Bali cattle and it’s crosses with
Simmental breed in the Vol. 27 (2) Livestock Research for
lowland and highland areas of 2015 Rural Development
West Nusa Tenggara Province,
Indonesia
20 2015 Reproductive performances of
local Etawah goat under rural Vol. 8 (3, Journal of Agriculture
condition in different atlitudes III), 27-31, and Veterinary Scince.
of East Java Province, 2015 www.iosrjournal.org.
Indonesia.
21 2015 Potency of Sapu-sapu – Fish
(Hypostomus plecostomus) as Vo. 14(4), Int. J. of Poultry
Feed Supplement for local 240-244. Science
ducks.
22 2015 The habitat and estimation
population of Mamoa bird Vol. 7 (2), J. Bio. 7 Env Sci,
(Eulipoa wallacei) in Galela- 1-9 http://ww.innspub.net
Halmahera.
23 2015 The Effect of Feeding Volume 8,
Improvement of Local PO Issue 11
IOSR Journal of
Cattle and It’s Crossbred To Ver. II
Agriculture and
Physiological Parameters (Nov.
Veterinary Science
andThe Expression of 2015), PP
(IOSR-
Extracellular Hsp70. 83-88, , p-
JAVS).iosrjournals.org
ISSN:
2319-2372.
24 2016 Effect of Papaya leaves in feed
Vol. 15 (7), Internat J. Poultry
on the immunity of Silver and
254-258. Science,
Gold Arab laying hens.
38
25 2016 Productivity Index of Etawah Volume 9,
Crossbred Goats at Different Issue 4 IOSR J. Agr and
Altitude in Lumajang District, Ver. I (Apr. Vet.Sci (IOSR-JAVS)
East Java Province, Indonesia 2016), PP www.iosrjournals.org
24-30
26 2016 Relationships of Food
Consumption and Infectious
Diseases with Vol. J. Appl. Environ. Biol.
Nutritional Status of Under- 6(1)52-56, Sci.,
Five Children at Ngletih 2016 www.textroad.com
Community,
Health Center of Kediri City
27 2017 Sustainability Status of Biology Journal of Economics
Dimension of Local Beef Cattle Vol.8, and Sustainable
No.6, pp
Development in the Dryland Development.
102-108,
Region, Indonesia www.iiste.org
2017
39
oocytes of in Vitro in Indonesian
goats
6 2nd Animal Production L. Wira Pribadi; Sucik Maylinda; Malang 29-30 August
International Seminar Moc. Nasich ; S. Suyadi*. 2013. 2013;
(APIS-2) Evaluation of Growth Efficiency
of Bali Cattle and Its Crosses
with Simmental Bull in
Lowland- and Upland Area of
NTB
7 2nd Animal Production Lukman HY, W. Busono, S. Malang 29-30 August
International Seminar Wahyuningsih, S. Suyadi*. 2013. 2013;
(APIS-2) Effect of α-tocopherol on
Viability of Sperm During
Refrigerated Storage in Bali
Cattle
8 11th World Congress of Suyadi*, and Nuryadi. 2013. 15-20 October 2013,
Animal Production Accuracy of Pregnancy Beijing, China.
(WCAP) Diagnosis by Ultrasohographic
Technique in Peranakan Ettawa
Does following Natural Mating
or Artificial Insemination
9. International Conference Reproductive Performance of Ho Chi Minh City,
on Agri, Sci, Peranakan Ongole (PO)- and Vietnam. 28-29
Biotechnolgy Limousin x PO crossbred August 2014.
(Limpo) cattle at different
altitude areas in East Java,
Indonesia.
40
Cattle Sperm H. Ratnani, MN.
Ihsan, G. Ciptadi and S. Suyadi
13 16th-AAAP Yogyakarta, Asnawi, Osfar Sjofjan, Eddy 10-14 November
Indonesia Sudjarwo and Suyadi . 2014. 2014,B 356 ID, p 561
Evaluation of Metabolizable – 565
Energy and Protein Value of
Sapu-Sapu Fish (Hypostomus
plecostomus) in Mojosari Laying
Duck
14 16th-AAAP Yogyakarta, Nur Sjafani, L. Hakim, V.M.A. 10-14 November
Indonesia Nurgiartiningsih and S. Suyadi , 2014, C 359 ID, p
2014. Nest Characteristics and 732-376
Artificial Hatchery for Eggs of
Endemic Mamoa Bird (Eulipoa
wallacei) at Galela, District of
North Halmahera Island,
Indonesia
15 16th-AAAP Yogyakarta, Lukman HY, W. Busono, S. 10-14 November
Indonesia Wahyuningsih dan S. Suyadi . 2014, A 477 ID, p
2014. The Effect of α-Tocopherol 1440-1443.
in Tris-Aminomethane Base
Extender and Storage Period in
Cold Temperature on Sperm
Motility in Bali Bull
16 MSAP, Kuala Lumpur S Suyadi. REPRODUCTION 36th MSAP, 2nd
BIOTECHNOLOGY RELATED ARCAP, Negeri
TO GREEN TECHNOLOGY: Sembilan, Malaysia,
An Illustration in developing 1-3 June 2015
country
41
21 Seminar Nasional Hasil- Suyadi. Hypo-Osmotic Swelling 28 – 29 November
hasil Penelitian dan Test (HOST) Pada Semen 2016
Pengabdian Kepada Pejantan Kambing Boer Setelah
Masyarakat. Fapet UB. Penyimpanan Dingin: Pengaruh
Penambahan Ekstrak Bawang
Merah (Allium cepa) ke Dalam
Pengencer
1 Buku Ajar: Fisiologi Ternak Dasar. ISBN: 2001 Penerbit FAJAR, Malang
979 8332 99-7. Penulis Mandiri
4 Buku Ajar: Genetika dasar untuk peternakan. 2012 Penerbit Diaspora, Malang
ISBN: 979 8332 93-8. Penulis Mandiri
42
- - - - -
J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
- - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Penugasan Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi Tahun 2017.
Malang, 20-06-2017
Ketua Pengusul,
43
Biodata Anggota Peneliti 1
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Ir. Ita Wahju Nursita, MSc.
2. Jenis Kelamin P
3. Jabatan Fungsional Penata Muda Tk.II/III-b
4. NIP/NIK/No. Identitas lainnya 19630508 198802 2 002
5. NIDN 0008056308
6. Tempat dan Tanggal Lahir Samarinda, 8 Mei 1963
7. Email iwnursita@ub.ac.id dan iwnursita@gmail.com
8. Nomor Telepon/HP 0341-495407/08123305992
9. Alamat Kantor Jl. Veteran Malang
10. Nomor Telepon/Faks 0341-495407/08123305992
11. Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 70 orang; S-2= - Orang; S-3= - Orang
12. Mata Kuliah yg diampu 1. Fisiologi Ternak
2. Manajemen Produksi Ternak Non Ruminansia
3. Biologi
4. Biokimia
5.Pengelolaan Limbah Ternak
A. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Institut pertanian Wageningen Universitas
Perguruan Bogor Agricultural Brawijaya
Tinggi University
Bidang Ilmu Produksi Ternak Animal Science Ilmu Ternak
Tahun Masuk- 1982-1987 1990-1992 2009-2014
Lulus
JudulSkripsi/ Kecernaan The Effect of Feeding Kajian Ekspresi
Thesis/Disertasi Ransum Pedet Level on The Age Hsp70 Ekstraseluler
Jantan Fries and Weight at The dan Parameter
Hollad Pada Onset of Puberty in Fisiologis Serta
Beberapa Tingkat Female West Upaya Perbaikan
Pemberian Dedak African Dwarf Pakan Pada Sapi
Padi Goats Peranakan Ongole
dan Silangannya
44
Nama Ir. K. Budi Satoto, Prof. Dr. D. Zwart Prof. Dr. Woro
Pembimbing/ MS. Dr.H.M. J. Udo Busono, Ms.
Promotor Ir. Lilik Prof. Dr. Sc. Agr.
Aboenawan Suyadi, MS
Dr. Ir. Nuryadi,
MS.
45
- - - - -
J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
- - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Penugasan Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi Tahun 2017.
Malang, 20-06-2017
Anggota Pengusul,
46
Biodata Anggota Peneliti 2
A. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Universitas Airlangga, Surabaya Universitas Airlangga, -
Tinggi Surabaya
Bidang Ilmu Kedokteran Hewan Biologi Reproduksi -
Tahun Masuk-Lulus 2005 – 2009 2010-2014 -
Judul Skripsi/ Pengaruh Pemberian Lidah Viabilitas spermatozoa, -
Tesis/Disertasi Buaya dalam Pakan terhadap konsetrasi semen dan kadar
Jumlah Makrofag dan Limfosit luteinizing hormone (lh)
dalam Lamina Propria ileum dalam serum rattus
Ayam Pedaging norvegicus dengan pemberian
inhibin B
Nama Pembimbing/ 1. Herman Setyono, MS., drh. 1. Prof. Mas’ud Hariyadi, -
Promotor 9. Dr. A. T. Soelih drh., M.Phil., Ph.D.
Estoepangestie, drh 2. Dr. Abdul Samik, drh.,
M.Kes.
47
B. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1. 2013 Pengaruh Pemberian Ekstrak Kunyit BOPTN 52
(Curcuma longa L ) pada Hewan
Model Tikus Diabetes Melitus (Hasil
Induksi STZ) Tahap 1
2. 2014 Pengaruh Pemberian Ekstrak Kunyit BOPTN 50
(Curcuma longa L ) pada Hewan
Model Tikus Diabetes Melitus (Hasil
Induksi STZ) Tahap 2
3. 2015 Karakterisasi Histologi dan DPP/SPP 10
Biomekanika Decellularized Bone
Xenograft Asal Domba sebagai
Kandidat Pin Tulang Biodegradable
untuk Anjing”
4. 2016 Suplementasi Oviduct Specifict BOPTN 120
Glycoprotein Pada Semen Beku
Kambing Dan Domba Untuk
Meningkatkan Angka Fertilitas Dan
Keberhasilan Inseminasi Buatan Pada
Kambing Dan Domba
48
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/ Nama Jurnal
Nomor/tah
un
1 2016 Kadar Low Density Hal 1-7 Jurnal Ilmu dan
Lipoprotein dan Gambaran Vol. 11, Teknologi Hasil Ternak
Histopatologi Hepar pada No.1 /April
Tikus Model Diabetes 2016
Mellitus Tipe 1 Hasil
Induksi Streptozotocin
dengan Pemberian Ekstrak
Ethanol Kunyit (Curcuma
Longa L)
49
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5
Tahun Terakhir
No Judul/Tema/Jenis Rekayasa Tahun Tempat Respons
Sosial Lainnya yang Telah Penerapan Masyarakat
Diterapkan
- - - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Penugasan Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi Tahun 2017.
Malang, 20-06-2017
50
Lampiran 5. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
seluruh biaya penugasan yang sudah diterima ke Kas Negara.
Malang, 20-06-2017
Mengetahui, Yang menyatakan,
Ketua LPPM UB
51