PROPOSAL
Oleh :
SILFI WULIDASANI
16080012
HALAMAN SAMPUL
2019
i
FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Ahli Madya
Oleh :
SILFI WULIDASANI
16080012
HALAMAN JUDUL
2019
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh :
SILFI WULIDASANI
16080012
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
iii
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 16080012
TIM PENGUJI
Tegal, ..............................
NIPY: 010007.038
iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Tanggal :
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Politeknik Harapan Bersama Tegal, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
NIM : 16080012
Dibuat di : Tegal
Yang Menyatakan
(Silfi Wulidasani)
vi
MOTTO
PERSEMBAHAN
1. Untuk orang tua yang selalu mendoakan dan mendukang
2. Keluarga yang selalu mendukung
3. Kakak dan adikku yang tersayang
4. Pembimbing yang selalu membimbing dan mendukung dengan
baik
5. dan untuk teman dan sahabat yang selalu mendukung
vii
PRAKATA
viii
Penulis menyadari dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan dan penyempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya.
Penulis
ix
INTISARI
x
xi
Abstract
Shampoo is a type of liquid, such as soap, which serves to increase the surface
tension of the scalp so that it can clean the dirt on the skin of the head. The
purpose of this study was to determine the comparison of the quality of the
physical stability test on preparation formulations of pare leaves extract
(Momordica charantia L.).
Based on the physical stability test, there is an effect on the temperature of the
formulation of the preparations for the pare leaves extract (Momordica charantia
L.) and at high temperatures ie 40 ° C and a cold temperature of 4 ° C based on
pH test, density test, foam high test and viscosity test.
xii
3.1 Obyek Penelitian ............................................................................................ 21
3.2 Sampel dan Teknik sampling ......................................................................... 21
3.3 Variabel Penelitian ......................................................................................... 21
3.3.1 Variabel Bebas ...................................................................................... 21
3.3.2 Variabel Terkendali .............................................................................. 21
3.3.3 Variabel terkait ..................................................................................... 22
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 22
3.4.1 Cara Pengumpulan Data ....................................................................... 22
3.4.2 Alat Dan Bahan .................................................................................... 22
3.5 Uji Stabilitas Fisik.......................................................................................... 38
3.6 Analisis Data .................................................................................................. 38
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 39
4.1 Persiapan ........................................................................................................ 39
4.2 Ek`straksi ....................................................................................................... 40
4.3 Uji Flavonoid Dan Uji Bebas Etanol ............................................................. 41
4.4 Pembuatan Sediaan ........................................................................................ 43
4.5 Evaluasi Sediaan ............................................................................................ 44
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 54
5.1 Simpulan ........................................................................................................ 54
5.2 Saran .............................................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 55
LAMPIRAN .......................................................................................................... 57
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ............................................................................................................ 58
Lampiran 2 ............................................................................................................ 60
Lampiran 3 ............................................................................................................ 80
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
yang cocok dan berguna untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang
melekat pada rambut dan kulit kepala agar tidak membahayakan rambut,
Saat ini zat aktif yang digunakan dalam sediaan shampo beberapa
sehingga beberapa zat aktif berasal dari bahan alam yang banyak
dikembangkan. salah satunya zat aktif yang dapat digunakan berasal dari
tradisional. yang didapatkan dari alam sekitar yang diyakini dapat mengatasi
kelenjar sebum (minyak) pada kulit kepala. Salah satu bahan alam yang
dapat di aplikasikan dalam sediaan shampo dari bahan alami yaitu daun pare
1
2
yang baik dalam waktu yang singkat, maka dapat dilakukan dengan metode
L.).
3
stabilitas sifat fisik ekstrak daun pare pada formulasi sediaan shampo ?
2. Pada suhu berapa penyimpanan sediaan shampo yang paling baik dan
organoleptis, uji pH,uji Suhu, uji tinggi busa dalam air suling, uji
kekentalan (viskositas).
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
shampo dengan zat aktif daun pare (Momordica charantia L.) Untuk
4
1.5 Kegunaan
a. Mengetahui uji stabilitas fisik shampo ekstrak daun pare terhadap suhu
penyimpanan.
khususnya.
BAB II
1. Klasifikasi tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Magnoliopsida
Class : Dycotiledonae
Ordo : Violales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Momordica
2. Nama Daerah
5
6
(Ternate).
bulat panjang, dengan panjang 3,5-8,5 cm, lebar 4 cm, menjari 5-7,
unutuk akar rambut. Daun pare ini juga bisa sebagai penghitam
2.1.2 Simplisia
sebagai berikut :
dilakukan adalah pada pagi hari (09:00 – 12:00) karena pada saat itu
b. Sortasi Basah
c. Perajangan
d. Pengeringan
benar kering. Cara ini dinilai cukup ekonomis, tetapi kurang efektif
dkk, 2012).
2.1.3 Ekstraksi
bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Metode penyarian
yang digunakan tergantung pada wujud dan kandungan zat dari bahan
9
yang akan disari. Metode yang menggunakan pelarut ada dua macam
2.1.4 Maserasi
dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan
masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan
larutan didalam sel dengan larutan diluar sel (Depkes RI, 2013).
mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak
dari cara maserasi adalah proses kerja yang lama dan penyarian yang
2.1.5 Ekstrak
menyari simplisia nabati dan hewani menurut cara yang cocok, di luar
air, eter, atau campuran etanol dan air (Depkes RI, 1979).
1. Macam-macam ekstrak
sifatnya menjadi :
dituang. Akan tetapi pada saat ini sudah tidak terpakai lagi.
sebagiannya).
1994).
2.1.6 Shampo
kepala dari segala macam kotoran, baik yang berupa minyak, debu, sel-
sel yang sudah mati dan sebagainya secara baik dan aman. Dan
biasanya pada kulit kepala juga sering terjadi pengelupasan kulit mati
sendiri, serta rasa gatal dengan atau tanpa peradangan. Salah faktor
aktif untuk mengatasi penyakit pada rambut dan kulit kepala (meticadet
shampo), aman untuk dipakai, tidak mengiritasi mata dan tidak toksik,
aminopropioanate.
dkk, 2009).
d. Bahan Pengental
e. Bahan Pengawet
f. Aquadest
dan natrium sulfat tidak lebih dari 8,0%. Pemerian hablur kecil,
detergen.
2. Triehtanolamin (Trietanolamine)
granul sampai halus, putih, tidak berbau atau praktis berbau, rasa
sangat asam. Kelarutan sangat mudah larut dalam air, mudah larut
dalam larutan etanol, agak sukar larut dalam eter (Depkes RI, 1995).
16
sequestering agent.
4. Gliserin (Glyserolum).
5. Methylselulosa (Methylselulosum)
kurang dari 27,5% dan tidak lebih dari 31,5% gugus metoksi
6. Methyl Paraben
Kelarutan larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih,
mudah larut dalam eter p, dan dalam alkali hidroksida, larut dalam
7. Propilen glikol
dalam 6 bagian eter p, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah
8. HPMC
praktis tidak larut dalam kloroform, etanol (95%) dan eter, namun
9. Aquadest
1. Uji Organoleptis
bentuk, warna, dan bau pada sediaan. Bentuk spesifik : bau harum,
2. Uji pH
terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama (Depkes
RI, 1995).
1995).
6. Uji Suhu
2.2 Hipotesis
2. Ada suhu penyimpanan sediaan yang paling baik dan sesuai dengan uji
METODOLOGI PENELITIAN
Obyek penelitian ini adalah formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan
2013).
dalam penelitian ini adalah penyimpanan pada suhu 25°C, 4°C, 40°C.
dalam penelitian ini berupa asal daun pare dengan metode ekstraksi
21
22
sediaan shampo ekstrak daun pare dan yang meliputi uji organoleptis,
uji berat jenis, uji viskositas, uji pH, uji suhu, dan uji tinggi busa.
1. Alat
2. Bahan
pagi hari ( 09:00 – 12:00 ) karena pada saat itu daun dan
b. Sortasi Basah
mengalir.
c. Perajangan
d. Pengeringan
dalam simplisia.
25
Mengumpulkan bahan baku yaitu daun pare dan buah jeruk nipis
2. Uji Mikroskopik
a. Proses maserasi
a. Pare
6. Rancangan Formulasi
7. Pembuatan Shampo
1. Uji Homogenitas
visual.
Homogenitas dilakukan secara visual. Dengan cara
pengambilan sampel dapat dilakukan pada bagian atas,
tengah atau bawah.
2. Uji organoleptis
Mengambil sediaan
Keterangan :
2− 0
=
ℎ
2011).
36
( )
Π= Dimana v=
Keterangan :
v : kecepatan (cm/s)
( )
Π= Dimana v=
Keterangan :
tempat dengan suhu rendah 4°C, suhu dingin 25°C, dan suhu tinggi 40°C .
Dilakukan dengan cara menyimpan sediaan shampo pada tempat suhu yang
berbeda yaitu suhu rendah, suhu dingin, dan suhu tinggi. Penyimpanan
dan 4 kali dan dilakukan evaluasi sediaan shampo setiap 7 hari.(Jusnita dan
Syah, 2017).
SPSS yaitu menggunakan one way annova yang terdiri dari descriptive dan
Penelitian tentang pembuatan dan uji stabilitas fisik shampo ekstrak daun
mengetahui perbedaan uji stabilitas fisik formula sediaan shampo dengan zat aktif
4.1 Persiapan
Daun pare diperoleh dari daerah kabupaten tegal dan buah jeruk nipis
pare diambil secara acak dengan kondisi masih bagus. Daun pare dan
masih menempel pada daun. Setelah di cuci daun pare dan ditiriskan untuk
menghilangkan sisa air saat pembersihan daun pare dirajang agar daun cepat
mengurangi kadar air simplisia sehingga simplisia tidak mudah rusak dan
dapat disimpan dalam waktu yang lama. pengeringan dilakukan dengan cara
perubahan warna pada daun. Daun kering kemudian ditimbang dan dicatat,
Setelah itu dilakukan analisis daun pare untuk mengetahui dan mengamati
39
40
Hijau
Warna
kecoklatan
4.2 Ekstraksi
ini adalah penarikan zat yang dapat larut dari bahan yang tidak dapat larut
41
kandungan zat dari bahan yang akan disari. Metode yang menggunakan
pelarut ada dua macam pendingin dan cara panas.metode maserasi ini
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cara penyarian, cairan akan
menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat
aktif akan larut. Tujuan pembuatan ekstrak dimaksudkan agar zat berkhasiat
kertas saring lalu diuapkan sampai terbentuk ekstrak kental dan bebas
berbau eter. Uji bebas etanol ini bertujuan agar ekstrak yang akan digunakan
dalam formulasi shampo murni dan sudah tidak terdapat sisa etanol dan
formulasi shampo.
42
Perlaku
Hasil
an Uji keterang
identifika Pustaka Gambar
bebas a
si
etanol
Uji bebas
etanol
Ekstrak
+
CH3CO Tidak (Samsumah
OH + berbau arto dkk, +
H2SO4 eter 2012)
Pekat
kemudia
n
panaskan
Uji
Perlaku Hasil
Keteran
an identifika Pustaka Gambar
gan
Flavonoi si
d
Hijau
Ekstrak (Depkes RI,
Kecoklata +
+ H2SO4 2010 : 354
n
digunakan adalah ekstrak daun pare. Hal ini menunjukkan yang bebas dari
shampo dikarenakan dalam formula terdapat bahan obat cair atau larutan
bahan dalam formula, namun untuk asam sitrat caranya dilarutkan dengan
aquadest terlebih dahulu karena asam sitrat berbentuk Kristal dan kelarutan
asam sitrat sangat mudah larut dalam aquadest. Pada saat pengadukan harus
busa bisa diakibatkan oleh detergen dan surfaktan dalam formulasi ini yaitu
dibandingkan dengan standard uji shampo. Uji sediaan shampo meliputi uji
organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji berat jenis, uji viskositas, dan uji
1. Uji Organoleptis
dari sediaan shampo ekstrak daun pare. Berikut ini adalah hasil uji
shampo.
45
2. Uji pH
Minggu Hasil pH
1 6 5 5
2 5 6 6
3 6 5 6
4 6 6 6
maksimal. Tetapi untuk hasil pH ini sudah sesuai dengan pH kulit kepala
46
yang baik sehingga sediaan shampo ini tidak mengiritasi pada kulit
kepala.
ANOVA
Minggu_ke 1 dan 4
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between
4.500 2 2.250 4.500 .316
Groups
Within Groups .500 1 .500
Total 5.000 3
memperkuat data penelitian didapatkan nilai F tabel (4,500 < 5,14) yang
tingkat kesalahan dan taraf kepercayaan 95% nilai signifikan < 0,05 oleh
pare yang digunakan maka akan semakin kecil nilai pH sediaan shampo.
3. Uji Homogenitas
mengoleskan sediaan ke objek glass lalu diamati. Sediaan yang baik yaitu
kriteria sediaan shampo menurut Maysari dkk (2011) yaitu memiliki berat
volumenya.
48
evaluasi berat jenis dari masing-masing didapatkan hasil lebih besar dari
standart yaitu 1,020 g/ml (mayasari dkk, 2011 : 9), hal ini karena pada
maka semakin kental berat jenisnya. dengan berat jenis yang paling baik
yaitu ada pada penyimpanan sediaan 40oC dan dilihat dengan rata-rata
one way annova untuk memperkuat data penelitian sehingga menjadi lebih
akurat.
49
ANOVA
Berat_Jenis Pada Minggu Ke-1-4
Between
.017 2 .008 5.723 .041
Groups
Within Groups .009 6 .001
Total .026 8
tabel (5,723 < 5,14) hitung dimana nilai signifikan 0,041 dengan tingkat
kesalahan dan taraf kepercayaan 95% nilai signifikan < 0,05 oleh karena
menghasilkan busa.
50
3 4,8 cm 5 cm 5 cm
4 4,8 cm 5 cm 5 cm
tinggi busa sediaan shampo terhadap air suling. Menunjukkan bahwa nilai
1,3 cm – 22 cm (mayasari dkk, 2011 : 9). Sedangkan dari hasil tinggi busa
suhu 4oC 6,2 cm, dan penyimpanan suhu 40oC yang paling bagus adalah
memiliki tinggi busa yang baik. Dari ketiga suhu penyimpanan hasilnya
ANOVA
Uji_Tinggi_Busa
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between
.420 2 .210 9.000 .016
Groups
Within
.140 6 .023
Groups
Total .560 8
0,05 oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, artinya bahwa
penggojokkan dan alat yang digunakan berupa gelas ukur sehingga dalam
6. Uji Viskositas
jatuh.
52
Jadi yang paling baik pada uji viskositas yaitu pada terhadap penyimpanan
suhu ruang, suhu dingin dan suhu tinggi menunjukkan hasil yang paling
baik karena hasil viskositas rata-rata yaitu dengan hasil 827,417 cps. dari
Pada penyimpanan suhu yang berbeda hal ini sesuai dengan berat jenisnya.
Berat jenis yang besar tingkat kekentalannya juga lebih besar, semakin
ANOVA
Viskositas Pada Minggu Ke- 1-4
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between
31471.418 2 15735.709 12.471 .007
Groups
Within
7570.696 6 1261.783
Groups
Total 39042.114 8
(12,471 > 5,14) hitung dimana nilai signifikan 0,007 < 0,05 oleh karena
lebih tinggi yang berarti viskositas berbanding terbalik dengan suhu. hal
ini dikarenakan pada suhu rendah partikel dalam sediaan shampo akan
5.1 Simpulan
2. Hasil uji organoleptis, pH, berat jenis, viskositas, dan tinggi busa
5.2 Saran
54
DAFTAR PUSTAKA
Apgar, & Satrias. (2010). Formulasi sabun cair yang mengandung gel daun lidah
buaya (Aloe vera L.) dengan basis Virgin coconut. Bandung: Universitas
Islam.
Budiman, A., Faulina, M., Yuliana, anna, & khaoirunisa, anis. (2015). Uji
aktivitas sediaan gel shampo minyak atsiri buah lemon (Citrus Limon
Burm), Sumedang.
Emilan, tomi, Asfar, kurnia, Utami, B., Diyanti, L. nurlinda, & Maulana, A.
(2011). Pemastian mutu produk herbal. Depok: Universitas Indonesia.
Jusnita, N., & Syah, R. (2017). Formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan shampo
dari ekstrak etanol daun pare (Momordica charantia Linn), Jakarta.
Latifah, F., & Tranggono, R. (2011). Buku pegangan ilmu pengetahuan kosmetik.
Jakarta: Gramedia.
Matahari, Nimas, Ika, yuni A., & Binar, A. (2012). Formulasi shampo
antiketombe ekstrak etanol (Vol. Vol.09 No. 02 Agustus 2012). Jurnal
pharmacy.
Mayasari, Frisca, Kori, Y., & Rahmah, E. (2011). Optimasi konsentrasi Hidroksil
Etil Selulosa sebagai pengental dalam sediaan shampo cair. Jakarta,
Universitas Muhammadiyah Prof Dr.Hamka, 2–9.
Mita, Sorya, R., Dewi, R., & Agung, F. K. (2009). Pengembangan ekstrak etanol.
Mursito, & Bambang. (2006). Ramuan tradisional untuk pelangsing tubuh dan
kegunaan jeruk nipis. Jakarta: Penebar Swadya.
55
56
LAMPIRAN
58
Lampiran 1
Perhitungan Maserasi
= 147,27 gram
cawan kosong
= 150,18 ml
c) Presentase % Rendemen = !
× 100%
150,18
= × 100%
147,27
= 100 %
59
Formula
%
1) Ekstrak Daun Pare × 100% = 1%
** !
+%
2) Buah Jeruk Nipis × 100% = 5%
**,-
*%
3) Natrium Lauryl Sulfat × 100% = 10%
** !
*,* %
4) Methyl Parabe n ` × 100% = 0,01%
**,-
.%
5) Tea × 100% = 4%
** !
,*%
6) Asam Sitrat × 100% = 2%
** !
+%
7) Gliserin × 100% = 15%
** !
+%
8) Propilenglikol × 100% = 15%
** !
.%
9) Methylselulosa × 100% = 4%
** !
/%
10)HPMC × 100% = 6%
** !
11) Aquadest ad 100 – (1 +5 +10 + 0,01 + 4 + 2 + 15 + 15+ 4+ 6)
= 100 – 62,01
=37,99 gram
60
Lampiran 2
1. Perhitungan Berat Jenis
Formula
Minggu ke- 1
Replikasi 1
Volume piknometer = 25 ml
11−10
Ditanya : =
2
∙∙∙?
Jawab :
11 − 10
=
2
46,84 − 21,63
=
25
= 1,0084 g/ml
Volume piknometer = 25 ml
12−10
Ditanya : =
2
∙∙∙?
Jawab :
12 − 10
=
2
48,74 − 21,63
=
25
61
= 1,0844 g/ml
Replikasi 2
Volume piknometer = 25 ml
11−10
Ditanya : =
2
∙∙∙?
Jawab :
11 − 10
=
2
48,37 − 20,27
=
25
= 1,124 g/ml
Volume piknometer = 25 ml
12−10
Ditanya : =
2
∙∙∙ ?
Jawab :
12 − 10
=
2
48,74 − 20,27
=
25
= 1,1388 g/ml
62
Replikasi 3
Volume piknometer = 25 ml
11−10
Ditanya : =
2
∙∙∙?
Jawab :
11 − 10
=
2
46,32 − 19,19
=
25
= 1,0852 g/ml
Volume piknometer = 25 ml
12−10
Ditanya : = 2
∙∙∙ ?
Jawab :
12 − 10
=
2
48,44 − 19,19
=
25
= 1,170 g/ml
63
Formula
Minggu ke- 2
Replikasi 1
Volume piknometer = 25 ml
11−10
Ditanya : =
2
∙∙∙?
Jawab :
11 − 10
=
2
47,40 − 21,60
=
25
= 1,032 g/ml
Volume piknometer = 25 ml
12−10
Ditanya : =
2
∙∙∙?
Jawab :
12 − 10
=
2
49,27 − 21,60
=
25
= 1,1068 g/ml
64
Replikasi 2
Volume piknometer = 25 ml
11−10
Ditanya : =
2
∙∙∙?
Jawab :
11 − 10
=
2
47,40 − 21,60
=
25
= 1,032 g/ml
Volume piknometer = 25 ml
12−10
Ditanya : = 2
∙∙∙?
Jawab :
12 − 10
=
2
49,28 − 21,60
=
25
= 1,0772 g/ml
65
Replikasi 3
Volume piknometer = 25 ml
11−10
Ditanya : =
2
∙∙∙?
Jawab :
11 − 10
=
2
46,30 − 19,10
=
25
= 1,088 g/ml
Volume piknometer = 25 ml
12−10
Ditanya : = 2
∙∙∙?
Jawab :
12 − 10
=
2
48,50 − 19,10
=
25
= 1,1760 g/ml
66
Formula
Replikasi 1
Volume piknometer = 25 ml
11−10
Ditanya : =
2
∙∙∙?
Jawab :
11 − 10
=
2
46,28 − 19,08
=
25
= 1,088 g/ml
Volume piknometer = 25 ml
12−10
Ditanya : =
2
∙∙∙?
Jawab :
12 − 10
=
2
49,82 − 19,08
=
25
= 1,2296 g/ml
67
Replikasi 2
Volume piknometer = 25 ml
11−10
Ditanya : =
2
∙∙∙?
Jawab :
11 − 10
=
2
48,15 − 22,52
=
25
= 1,0252 g/ml
Volume piknometer = 25 ml
12−10
Ditanya : =
2
∙∙∙?
Jawab :
12 − 10
=
2
48,50 − 22,52
=
25
= 1,0392 g/ml
68
Replikasi 3
Volume piknometer = 25 ml
11−10
Ditanya : =
2
∙∙∙?
Jawab :
11 − 10
=
2
47,30 − 22,53
=
25
= 0,9908 g/ml
Volume piknometer = 25 ml
12−10
Ditanya : =
2
∙∙∙?
Jawab :
12 − 10
=
2
48,51 − 22,53
=
25
= 1,0329 g/ml
69
Formula
Replikasi 1
Volume piknometer = 25 ml
11−10
Ditanya : =
2
∙∙∙?
Jawab :
11 − 10
=
2
47,52 − 21,60
=
25
= 1,0368 g/ml
Volume piknometer = 25 ml
12−10
Ditanya : =
2
∙∙∙?
Jawab :
12 − 10
=
2
50,51 − 21,60
=
25
= 1,1564 g/ml
70
Replikasi 2
Volume piknometer = 25 ml
11−10
Ditanya : =
2
∙∙∙?
Jawab :
11 − 10
=
2
48,54 − 22,60
=
25
= 1,0376 g/ml
Volume piknometer = 25 ml
12−10
Ditanya : =
2
∙∙∙?
Jawab :
12 − 10
=
2
49,71 − 22,60
=
25
= 1,0840 g/ml
71
Replikasi 3
Volume piknometer = 25 ml
11−10
Ditanya : =
2
∙∙∙?
Jawab :
11 − 10
=
2
48,37 − 20,27
=
25
= 1,1384 g/ml
Volume piknometer = 25 ml
12−10
Ditanya : = 2
∙∙∙?
Jawab :
12 − 10
=
2
50,61 − 20,27
=
25
= 1,2136 g/ml
72
PERHITUNGAN VISKOSITAS
FORMULA I
Diketahui :
R kelereng = 0,75 cm
Jarak (s) = 12 cm
4 4
volume kelereng = × AB2 = × 3,14 × 0,750 2 = 1,766 C
3 3
5,6 DB
2= = = 3,171 D/ C
1,766 C
Waktu (t) F = 12s, 12s, 12s
Replikasi 1
12
2= = = 1 G /
F 12
2 × g × r2 × ρ2 − ρ1
H=
9×v
2 × 980cm/s2 × 1,250 2 × 3,171g/ml – 1,0844g/ml
=
9×1
3062,50 × 2,0866
=
9
6390,21
=
9
= 710,023 G
73
Replikasi 2
12
2= = = 1 G /
F 12
2 × g × r2 × ρ2 − ρ1
H=
9×v
2 × 980cm/s2 × 1,250 2 × 3,171g/ml – 1,0844g/ml
=
9×1
3062,50 × 2,0866
=
9
6390,21
=
9
= 710,023 G
Replikasi 3
12
2= = = 1 G /
F 12
2 × g × r2 × ρ2 − ρ1
H=
9×v
2 × 980cm/s2 × 1,250 2 × 3,171g/ml – 1,0848g/ml
=
9×1
3062,50 × 2,0862
=
9
6388,9
=
9
= 709,877 G
74
FORMULA
Diketahui :
R kelereng = 0,75 cm
Jarak (s) = 12 cm
4 4
volume kelereng = × AB2 = × 3,14 × 0,750 2 = 1,766 C
3 3
4,9 DB
2= = = 2,774 D/ C
1,766 C
Waktu (t) F = 11s, 12s, 13s
Replikasi 1
12
2= = = 1,09 G /
F 11
2 × g × r2 × ρ2 − ρ1
H=
9×v
2 × 980cm/s2 × 1,250 2 × 2,774g/ml – 1,1068g/ml
=
9 × 1,09
3062,50 × 1,6672
=
9,81
5105,833
=
9,81
= 520,472 G
75
Replikasi 2
12
2= = = 1 G /
F 12
2 × g × r2 × ρ2 − ρ1
H=
9×v
2 × 980cm/s2 × 1,250 2 × 2,774g/ml – 1,1072g/ml
=
9×1
3062,50 × 1,6668
=
9
5104,575
=
9
= 567,175 G
Replikasi 3
12
2= = = 1 G /
F 12
2 × g × r2 × ρ2 − ρ1
H=
9×v
2 × 980cm/s2 × 1,250 2 × 2,774g/ml – 1,1072g/ml
=
9×1
3062,50 × 1,6668
=
9
5104,575
=
9
= 567,175 G
76
FORMULA
Diketahui :
R kelereng = 0,75 cm
Jarak (s) = 13 cm
4 4
volume kelereng = × AB2 = × 3,14 × 0,750 2 = 1,766 C
3 3
5,24 DB
2= = = 3,069 D/ C
1,766 C
Waktu (t) F = 11s, 12s, 10s
Replikasi 1
12
2= = = 1,09 G /
F 11
2 × g × r2 × ρ2 − ρ1
H=
9×v
2 × 980cm/s2 × 1,250 2 × 3,069g/ml – 1,2296g/ml
=
9 × 1,09
3062,50 × 1,8394
=
9,81
5633,162
=
9,81
= 574,226 G
77
Replikasi 2
12
2= = = 1 G /
F 12
2 × g × r2 × ρ2 − ρ1
H=
9×v
2 × 980cm/s2 × 1,250 2 × 3,069g/ml – 1,2304g/ml
=
9 × 1
3062,50 × 1,8386
=
9
5630,712
=
9
= 625,634 G
Replikasi 3
12
2= = = 1,2 G /
F 10
2 × g × r2 × ρ2 − ρ1
H=
9×v
2 × 980cm/s2 × 1,250 2 × 3,069g/ml – 1,2312g/ml
=
9 × 1,2
3062,50 × 1,8378
=
10,8
5628,262
=
10,8
= 521,135 G
78
FORMULA I
Diketahui :
M kelereng = 5 gram
R kelereng = 0,75 cm
Jarak (s) = 12 cm
4 4
volume kelereng = × AB2 = × 3,14 × 0,750 2 = 1,766 C
3 3
5 DB
2= = = 2,831 D/ C
1,766 C
Waktu (t) F 1 = 10s, 10s, 13s
FORMULA I
Replikasi 1
12
2= = = 1,2 G /
F 10
2 × g × r2 × ρ2 − ρ1
H=
9×v
2 × 980cm/s2 × 1,250 2 × 2,831g/ml – 1,1564g/ml
=
9 × 1,2
3062,50 × 1,6746
=
10,8
5128,462
=
10,8
= 474,857 G
79
Replikasi 2
12
2= = = 1,2 G /
F 10
2 × g × r2 × ρ2 − ρ1
H=
9×v
2 × 980cm/s2 × 1,250 2 × 2,831g/ml – 1,1576g/ml
=
9 × 1,2
3062,50 × 1,6734
=
10,8
5124,787
=
10,8
= 579,420G
Replikasi 3
12
2= = = 0,92 G /
F 13
2 × g × r2 × ρ2 − ρ1
H=
9×v
2 × 980cm/s2 × 1,250 2 × 2,831g/ml – 1,1584g/ml
=
9 × 0,92
3062,50 × 1,6726
=
8,28
5122,337
=
8,28
= 474,290 G
80
Lampiran 3
GAMBAR DAN PEMB UATAN HASIL UJI SHAMPO
No Gambar Keterangan
1
Pembuatan
shampo
Sediaan
shampo
Uji pH
Uji Tinggi
Busa
81
Uji Viskositas
Ekstrak kental
daun pare
82
No Gambar Keterangan
Proses pengeringan
1
dibawah sinar matahari
2 Simplisia kering
3 serbuk
4 Sampel pengentalan
83
Proses penimbangan
5
sampel
Sampel pengentalan
Maserasi
84
CURICULUM VITAE
PENDIDIKAN
SD : SD Negeri 04 adiwerna
SMP : SMP Negeri 03 adiwerna
SMK : SMK SAKA MEDIKA DUKUHWARU
D3 : Politeknik Harapan Bersama Tegal
Judul KTI : FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN
SHAMPO EKSTRAK DAUN PARE (Momordica charantia L.)