Oleh:
ENDAH ACININGRUM
1608E056
2019
GAMBARAN PENYIMPANAN SEDIAAN OBAT DI APOTEK
KALIRANDU KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN
PEMALANG
Oleh:
ENDAH ACININGRUM
1608E056
2019
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh:
ENDAH ACININGRUM
1608E056
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
, . . . . , . ,. .
. . !
iii
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 1608E056
TIM PENGUJI
iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
NIM : 1608E056
Tanda Tangan :
Tanggal :
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Politeknik Harapan Bersama Tegal, saya yang bertanda
tangan dibawah ini :
NIM : 1608E056
Mengalih media / formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan dan (data base),
merawat dan mempublikasikan karya tulis ilmiah saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta dan pemilik Hak Cipta.
Yang menyatakan
(Endah Aciningrum)
vi
MOTTO
terjatuh nanti.
berdiri teguh.
skill.
vii
PERSEMBAHAN
hingga sekarang.
viii
PRAKATA
ix
8. Sahabat-sahabat dan teman-teman Mahasiwa/Mahasiwi angkatan 2019
Politeknik Harapan Bersama Tegal yang telah memberikan dukungan dan
semangat.
9. Semua pihak yang belum dapat penulis sebutkan yang pada hakekatnya
memberikan bantuan guna mendukung keberhasilan penulis dalam menyusun
Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Allah SWT, memberikan balasan yang lebih baik atas segala
jasanya, bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis
menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak mempunyai kekurangan
dan jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk karya tulis yang lebih baik.
Endah Aciningrum
x
INTISARI
Aciningrum, Endah.,Amananti, Wilda.,Sari, Meliyana Perwita., 2018.
Gambaran Penyimpanan Sediaan Obat di Apotek Kalirandu Kecamatan
Petarukan Kabupaten Pemalang. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi DIII
Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal.
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan dengan cara
menempatkan obat obatan yang diterima pada tempat yang di nilai aman, dimana
kegiatan penyimpanan ini mencakup tiga faktor yaitu pengturan tata ruang dan
stok obat, pengamatan mutu obat, serta pencatatan stok obat, fungsi dari
penyimpanan obat di apotek adalah menjamin mutu obat, menjamin ketersediaan
obat, serta memudahkan pencarian dan pengawasan. Tujuan penulisan ini adalah
mengetahui tentang bagaimana gambaran pengaturan penyimpanan sediaan
obat di Apotek Kalirandu yang meliputi aspek yang diteliti adalah proses
penerimaan obat serta proses penyusunan obat.
Metode Penelitian ini menggunakan metode observasional deskriftif yang
di sertai dengan wawancara mendalam kepada Apoteker Pengelola Apotek.
Hasil penelitian yang di dapat berdasarkan data ceklist tentang penerimaan
obat menujukan bahwa apotek Kalirandu sudah memenuhi kreteria penerimaan
yang baik dan benar berdasarkan peraturan perundang undangan No 73 Tahun
2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, yaitu dengan melihat
point point yang di teliti diantaranya adalah kesesuaian jumlah barang dengan
faktur, nama barang dengan faktur serta kondisi kemasan obat. Hasil penelitian
dari aspek yang kedua yaitu aspek penyimpanan atau penyusunan stok obat
menunjukan bahwa hasil penelitian yang saya lakukan di Apotek Kalirandu sudah
sesuai dengan persyaratan peraturan perundang undangan nomor 73 tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, yaitu di Apotek Kalirandu
telah menerapkan metode kombinasi antara FIFO/FEFO,Alfabetis serta
penggolongan Obat berdasarkan farmakologi atau penyakitnya.
Kata Kunci: Apotek, Penyimpanan sediaan Obat, Penerimaan Obat, Metode
kombinasi
xi
Abstrack
Aciningrum, Endah.,Amananti, Wilda.,Sari, Meliyana Perwita., 2018. The
Overview of Medicine Preparation Storage at Kalirandu Pharmacy,
Petarukan Diatrict of Pemalang Regency.
Storage is a security activity by placing medicine that received at a
place that is safe, where storage activities include three factors, namely spatial
planning setting and medicine stock, observation of medicine quality, as well as
recording medicine stocks, the function of medicine storage at the pharmacy is
guarantee the quality of medicine, guarantee the availability of medicine, and
facilitate search and supervision. The purpose of this paper is to find out about
how the description of the regulation of the storage of medicine preparations at
Kalirandu Pharmacy which includes the aspects studied is the process of
receiving the medicine and the preparation process of the medicine.
This research method uses descriptive observational method which was
accompanied by in-depth interviews with pharmacists pharmacy managers.
The results of the research can be based on checklist data on the acceptance of
medicine indicating that the Kalirandu pharmacy has fulfilled the criteria for
good and correct acceptance based on legislation No. 73 of 2016 concerning
Pharmaceutical Service Standards at the Pharmacy, namely by looking at the
points examined goods with invoices, names of items with invoices and condition
of medicine packaging. The results of the second aspect, namely the aspect of
storage or preparation of medicine stock shows that the results of the research
that I did at Kalirandu Pharmacy are in accordance with the requirements of
legislation number 73 of 2016 concerning Pharmacy Service Standards at the
Pharmacy, namely at Kalirandu Pharmacy. FIFO / FEFO, alphabetical and
classification of medicine based on pharmacology or disease.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
Persembahan .......................................................................................................
.............................................................................................................................viii
PRAKATA .........................................................................................................
.............................................................................................................................x
INTISARI............................................................................................................xi
ABSTRACK .........................................................................................................xii
xiii
1.6 Keaslian Penelitian ........................................................................ 5
xiv
2.4 Kerangka Teori...................................................................................................... 26
............................................................................................................................... 4.
1.1 Aspek Penerimaan Obat ................................................................................. 33
............................................................................................................................... 4.
1.2 Aspek Penyimpanan Obat ............................................................................... 35
xv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 42
................................................................................................................... 5.
2 Saran ...................................................................................................... 43
LAMPIRAN ......................................................................................................... 45
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xix
BAB I
PENDAHULUAN
obat yang tidak akurat dan tidak rasional sehingga perlu dilakukan
ketersediaan obat yang bermutu baik, secara tepat jenis, tepat jumlah, dan
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Obat adalah bahan atau paduan
1
2
beberapa bentuk antara lain bentuk padat, bentuk setengah padat, bentuk
cair atau larutan, dan bentuk gas( Syamsuni, 2006). Mengingat banyaknya
secara baik dan benar agar kualitas tetap terjamin sampai ketangan
yang kadaluarsa. Hal ini dapat menyebabkan kerugian untuk Apotek yang
distribusi harus dipilih dan disesuaikan dengan kondisi yang ada sehingga
pelayanan obat dapat dilaksanankan secara tepat guna dan hasil guna
(Ibrahim dkk, 2016). Penyimpanan obat itu sendiri adalah suatu kegiatan
tiga faktor yaitu pengturan tata ruang dan stok obat, pengamatan mutu
obat, serta pencatatan stok obat, fungsi dari penyimpanan obat di apotek
(Muharomah, 2008).
Oleh karena itu, penyedia jasa layanan kesehatan seperti Apotek di tuntut
dan tanggal Expired date sehingga dapat menggurangi kualitas serta mutu
jumlah pengunjung yang banyak sehingga banyak stok obat yang tersedia
dengan penerapan first in first out (FIFO) dan penerapan first in first
expaired (FEFO) serta penyusunan obat sesuai Abjad. Dengan adanya hal
Kefarmasian di Apotek.
4
berikut:
Pemalang.
Pemalang.
kefarmasian di apotek.
sebagai berikut:
Apotek Kalirandu.
baru.
6
Sakit Umum
daerah dr.
SOEDJONO
SELONG
LOMBOK
TIMUR
R.SOEDJONO
SELONG
LOMBOK
TIMUR
7
Sakit Umum
Daerah dr. R.
Soedjono Selong.
standar parameter
penyimpanan
prosfektif dan
retrospektif.
Penelitian obsevasional
deskriftif
8
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 OBAT
1. Obat Bebas
9
10
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa
resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah
(Rahayuda, 2016).
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi
masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan
tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas
adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : CTM
(Rahayuda, 2016).
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep
dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran
merah dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Asam Mefenamat Obat
psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh
4. Obat Narkotika
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
menggunakan obat, termasuk obat bebas dan bebas terbatas harus diketahui
sifat dan cara pemakaiannya agar penggunaannya tepat dan aman. Informasi
tersebut dapat diperbolehkan dari etiket atau brosur pada kemasan obat bebas
dan bebas terbatas (Pedoman penggunaan obat bebas dan Obat Bebas
Terbatas, 2006)
12
Obat merk dagang adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar
atas nama si pembuat atau yang di kuasakan atau dijjual dalam bungkus asli
dan memasarkan obat yang serupa kecuali jika memiliki perjanjian khusus
dengan perusahaan pemilik paten. Dalam kurun waktu tersebut, tidak ada
perusahaan lain yang memproduksi obat dari bahan generic yang sama, karena
obat tersebut relative baru dan masih dalam masa paten, sehingga belum ada
dalam bentuk genericnya, yang beredar adalah merk dagang dari pemegang
paten. Setelah habis masa patennya, obat yang dulunya paten dengan merk
dagang kemudian masuk ke dalam kelompok obat generic bermerek atau obat
bermerk. Obat generic bermerk adalah obat yang dibuat sesuai dengan
Obat generic (Unbranded Drug) adalah obat dengan nama generic, nama
resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan INN (Internationl
berkhasiat yang dikandungnya. Nama generic ini ditempakan sebagai judul dari
monografi sediaan obat yang mengandung nama generic tersebut sebagai zat
tunggal. Obat generic berlogo yaitu obat yang deprogram oleh pemerintah
dengan nama generic yang dibuat secara CPOB (Cara Pembuatan Obat yang
13
persyartan mutu yang ditetapkan oleh mentri kesehatan (MenKes) RI. Obat
generic esensial adalah obat generic terpilih yang paling dibutuhkan untuk
pelaynan kesehatan dan untuk menjamin ketersediaan obat yang lebih merata
obat-obat generic, sehingga ketersediaan obat generic dim pasar dalam jumlah
Nasional tahun 2008, Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) merupakan daftar
berisikan obat terpilih yang paling dibutuhkan dan diupayakan tersedia di unit
pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. Obat esensial adalah
pada unit pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. DOEN
penggunaan dan pengelolaan obat yang sekaligus meningkatkan daya guna dan
hasil guna biaya yang tersedia sebagai salah satu langka yang memperluas,
Penerapan DOEN harur dilakukan secara konsisten dan terus menerus disemua
unit pelayanan kesehatan. Bentuk sediaan, kekuatan sediaan dan besar kemasan
14
yang tercantum dalam DOEN adalah meningkat. Besar kemasan untuk maisng
a. Sediaan serbuk
Serbuk merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
(Syamsuni, 2006)
b. Tablet
dan tablet kempa. Tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa serbuk
Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kompa cetak
dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, mengandung satu jenis obat atau
lebih dengan atau tanpa zat tambahan yang berfungsi sebagai zat pengisi,
zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, dan zat pembasah (Ditjen POM,
1979). Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang
15
(Ansel, 1989).
c. Pil (Pilulae)
Pillulae berasal dari kata “pila” menurut FI III pilulae adalah suatu
sediaan yang berupa massa bulat mengandung satu atau lebih bahan obat
yang digunakan untuk obat dalam dan bobotnya 50-300 mg per pil (ada
juga yang menyebutkan bobot pil adalah 1-5 g). Boli adalah pil yang
d. Kapsul
Sediaan Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang kapsul umumnya
terbuat dari gelatin; tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang
e. Suppositoria
suhu tubuh (Anonim, 1995). Bentuk dan ukurannya harus sedemikian rupa
penggelembungan begitu masuk dan harus bertahan untuk suatu waktu dan
a. Salep/unguenta
digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi
homogen dalam dasar salep yang cocok (Farmakope Indonesia III); salep
b. Cream (krim).
atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang
sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah
emulsi air dalam minyak (A/M) atau minyak dalam air (M/A)( Farmakope
Indonesia IV).
salep tebal, karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang
diolesi.
e. Gelones/spumae/jelly .
partikel anorganik kecil atau molekul organik besar, terpenetrasi oleh suatu
cairan. Jika masa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah,
17
sistem dua fase, jika ukuran partikel dari terdispersi relatif besar disebut
magma (misalnya magma bentonit). Baik gel maupun magma dapat berupa
tiksotropik, membentuk semi padat jika dibiarkan dan menjadi cair pada
pengocokan.
atau tanpa mukosa, sebagian pelicin atau basis, biasanya terdiri atas
campuran sederhana dari minyak dan lemak dengan titik lebur rendah.
a. Potiones
potio juga dapat berbentuk suspensi atau emulsi. Misalnya Potio alba
contra Tussim (Obat batuk putih/OBP) dan Potio nigra contra Tussim
b. Sirup
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain
yang berkadar tinggi (sirup simpleks adalah sirup yang hampir jenuh
18
dinyatakan lain.
c. Eliksir
larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, mengandung selain obat,
juga zat tambahan seperti gula dan atau zat pemanis lainnya, zat warna, zat
wangi dan zat pengawet; digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut
Oleh karena itu dalam subbab ini penulis menguraikan informasi menegenai
penyimpanan obat secara khusus agar seluk beluk penyimpanan obat dapat
lebih di pahami.
cara menempatkan obat obatan yang diterima pada tempat yang di nilai
pengturan tata ruang dan stok obat, pengamatan mutu obat, serta pencatatan
stok obat, fungsi dari penyimpanan obat di apotek adalah menjamin mutu
19
a. Aman, yaitu setiap barang / obat yang disimpan tetap aman dari
orang lain, dicuri karyawan sendiri, dimakan hama (tikus), dan hilang
barang itu sediri rusak dan barang itu rusak lingkungan (polusi).
memenuhi lima tepat, yaitu tepat barang, kondisi, jumlah, waktu dan
harganya.
20
pengawasan barang .
(Muharomah, 2008).
Bila obat rusak, mutu obat menurun dan memberi pengaruh buruk bagi
penderita.
a. Gudang/tempat Penyimpanan:
terpisah/ berbeda.
f. Gudanng rapi, rak dan lantai tidak berdebu dan dinding bersih.
mempunyai trails.
baik.
b. Dokumen Pencatatan
b) Kartu stok
g. Obat rusak atau kadaluarsa dipisahkan dari obat lain yang masih baik
tersebut dikeluarkan tidak mengganggu barang yang lain dan untuk barang
yang kecil sebainya dimasukkan dalam kontak yang ukurannya agak besar
apanila diperlukan.
23
obat yang datang lebih awal harus dikeluarkan lebih dahulu dan metode
FEFO ( First Expired First Out) Yang berarti obat yang lebih awal
sebagai berikut:
berbeda;
24
Farmasi Pemerintah;
d. Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk
2.3 Apotek
barang medis. Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan
farmasi yang dikelola oleh apoteker sesuai standar dan etika kefarmasian
dari obat, bahan obat, obat tradisional, alat kesehatan dan kosmetik. Tidak
sumpah jabatan
Kefarmasian 2009).
a. Lokasi.
b. Bangunan.
yang sejenis.
d. Ketenagaan.
tenaga administrasi.
Apotek 2016).
sendiri di ambil dari nama tempat atau nama desanya sendiri yaitu yang
Penerimaan obat
1. Pengeluaran Obat
Penyimpanan 2. Penyususnan
Obat penyimpanan obat
3. Pengaturan
penyimpanan obat
Bentuk sediaan
Obat 1. Bentuk sediaan serbuk
2. Bentuk sediaan padat
3. Bentuk sediaan semi
padat
4. Bentuk sediaan cair
5. Bentuk sediaan gas
System adalah sesuatu yang di amati yang menjadi objek dan subjek
logis dalam membahas dan mencari pemecahan dari suatu masalah atau
METODE PENELITIAN
31
32
3.3.1 Populasi
(Sudibyo 2014). Populasi penelitian ini adalah semua jenis obat yang ada di
2018.
3.3.2. Sampel.
mengacu pada tujuan, dan kerangka konsep. Variabel adalah suatu ukuran atau
ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang
33
dimiliki oleh anggota kelompok tersebut. Variabel adalah konsep yang memiliki
Apotek.
Apoteker.
2. Obsevasi
1. Data Primer
observasi/pengamatan.
2. Data Sekunder
Bersama Tegal Prodi Farmasi dan permintaan izin kepada pihak yang
kepada informan atau salah satu petugas kefarmasian yang saat itu sedang
bertugas, penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan dari hasil penelitian
Variabel yang pertama akan diteliti adalah aspek penerimaan obat yang
dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima
hal ini mengacu pada peraturan pemerintah nomor 73 tahun 2016 Tentang
4.1.
36
37
nama obat dan jumlahnya, serta mengecek kondisi kemasan obat. Untuk
ini bertujuan untuk mengetahui apakah barang yang dipesan itu benar
38
recalling obat, atau ada masalah dengan obat tersebut maka kita dapat
3. Mengecek kualitas barang apakah kemasan rusak atau tidak pada saat
penyimpanan obat.
tempat yang dinilai aman, dimana kegiatan penyimpanan ini mencakup tiga
faktor yaitu pengaturan tata ruang dan stok obat, pengamatan mutu obat, serta
pencatatan stok obat, fungsi dari penyimpanan obat di apotek adalah menjamin
ceklist dan wawancara langsung kepada salah satu farmasis yang ada di Apotek
berikut:
metode FIFO (First In First Out) yaitu barang yang pertama kali keluar maka
obat itupun harus keluar terlebih dahulu, kemudian ada metode FEFO (First In
barang yang pertama kali datang otomatis ekspairednya lebih dulu dari pada
barang yang baru saja datang. Selain itu di Apotek Kalirandu juga menerapkan
a. Sediaan padat
menjadi satu dan disusun menggunakan metode FIFO dan FEFO serta
obat digolongkan lagi berdasarkan golongan obat keras obat bebas obat
bebas terbatas serta obat paten dan obat generik hal ini bertujuan untuk
bahwa “untuk jenis obat golongan keras baik paten maupun generic harus
dalam hasil pegamatan saya, saya melihat ada beberapa jenis obat yang
golongan obat resep dan obat golongan bebas maupun obat bebas
terbatas ini persyaratnya masih boleh terlihat konsumen jadi bebas dapat
saya sediaan ini dipisahkan dengan sediaan lain seperti sirup tablet serta
c. Sediaan cair
dengan sediaan cair yang digunakan sebagai obat luar atau topical. Metode
ada sediaan cair topical diletakan di etalase paling depan dengan berbagai
sediaan luar lainya seperti minyak kayu putih, gpu, geliga cair dan lain lain
dikelompokan sesuai brand atau merk seperti minyak kayu putih, minyak
sebagai berikut:
berbeda;
Farmasi Pemerintah;
i. Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk
Farmasi).
kepada dinas kesehatan setiap tanggal 10.” Jadi adanya almari khusus
apotek, dari hasil pengamatan saya hal ini sudah sesuai dengan standar.
pengamatan saya, di Apotek Kalirandu untuk kartu stok sudah cukup bagus
setiap kartu stok untuk satu obat dan di cek secara berkala namun sayangnya
pengecekan stok dilakukan setiap dua hari sekali hal ini sebenarnya masih
kurang efektif karena pengeluaran dan pemasukan obat setiap hari harusnya
obat yang keluar dan obat yang masuk serta untuk mengetahui atau
apotek di letakan di satu etalase yang berbeda, karena alat kesehatan yang
plester, rivanol, alkohol, dan alat alat kontrasepsi semua di jadikan satu
kerusakan obat, karena obat tidak tahan atau meleleh pada suhu panas jadi
harus disimpan di lemari pendingin atau di tempat yang lembab dan sejuk
5.1 Kesimpulan
hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menerima obat adalah kecocokan antara
faktur dengan barang, jumlah barang, nomor batch, tangal expired dan kondisi
fisik sediaan. Dari hasil penelitian gambaran penyimpanan sediaan obat di Apotek
penerimaan sediaan obat di Apotek sudahlah baik dan benar sesuai dengan standar
Apotek.
1. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
jelas pada wadah baru. Wadah sekurang- kurangnya memuat nama Obat,
45
46
dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi Obat serta disusun
secara alfabetis.
4. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan
sudah menerapkan poin poin di atas, jadi dapat disimpulkan di Apotek Kalirandu
sediaan padat,bentuk sediaan semi padat, bentuk sediaan cair dan sebagainya dari
5.2 Saran
obat diapotek dan memilih sebuah apotek yang memiliki obat obatan yang
Gatri, Amila, dan Sani Ega Priani. 2016. “Stabilitas Kadar dan Laju Disolusi
Ketoprofen Dalam Sediaan Kapsul Gelatin dan HPMC-Karagenan.”Vol. 3.
Bandung: Universitas Islam.
Gunawan, Elsye. 2016. “Formulasi Sirup Antimalaria Ekstrak Kulit Batang Kayu
Susu.” Jurnal Pharmachy. Vol.13. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah.
Ibrahim, Astusi, Widya Astuti Lolo, dan Gayatri Citraningtyas. 2016. “Evaluasi
Penyimpanan dan Pendistribusian Obat di Gudang Farmasi RSUD PROF. DR.
R.D. Kandou Manado.” Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 5. Manado: Universitas Sam
Ratulangi.
46
47
Pedoman penggunaan obat bebas dan Obat Bebas Terbatas. 2006. Direktorat
Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Departemen Kesehatan.
Supardi, Sudibyo, Rini Susanti Handayani, M.J. Herman, Raharani, dan Andy
Leny Susyanty. 2012. “Kajian Peraturan Perundang Undangan Tentang
Pemberian Informsi Obat dan Obat Tradisional Indonesia.”Jurnal Kefarmasian
Informasi. Vol. 2.
Yusuf, Faisal. 2016. “Studi Perbandingan Obat Generik dan Obat Dengan Nama
Dagang.” Jurnal Farmanesia. Vol. 1. Sumatra Utara : Akademis Famasi.
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR WAWANCARA
49
50
LAMPIRAN 2
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR WAWANCARA
LAMPIRAN 3
INSTRUMEN PENELITIAN
LAMPIRAN 4
INSTRUMEN PENELITIAN
LAMPIRAN 5
LEMBAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 4
IDENTITAS MAHASISWA