Anda di halaman 1dari 67

FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL PEEL OFF DARI

SARI BUAH PEPAYA CALIFORNIA (Carica papaya L.)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

YOSEPHIN ISABELLA GULTOM


1601021042

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSITTUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL PEEL OFF DARI
SARI BUAH PEPAYA CALIFORNIA (Caricapapaya L.)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Studi


D3 Farmasi dan Memperoleh Gelar Ahli Madya Farmasi
(Amd.Farm)

Oleh:

YOSEPHIN ISABELLA GULTOM


1601021042

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSITTUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. KTI ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik Ahli Madya Farmasi (Amd.Farm.), di Fakultas Farmasi dan
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia.
2. KTI ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukan tim
penelaah/tim penguji.
3. Isi KTI ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di pengurangan tinggi.

Medan, 10 Agusus 2019


Yang membuat pernyataan,

(Yosephin Isabella Gultom)


NIM: 1601021042
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BIODATA
Nama : Yosephin Isabella Gultom
Tempat/Tanggal Lahir : Mariah Jambu, 9 Juni 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Anak ke : 2 dari 9 bersaudara
Alamat : Jl. Kapten Sumarsono Karya I Gg. Cemara No. 6

Nama Orang Tua


Nama Ayah : Esron Liher Gultom
Pekerjaan : Petani
Nama Ibu : Siti Norma Butar-butar
Pekerjaan : Petani
Alamat : Mariah jambu, Tanah Jawa Pematang Siantar

Riwayat Pendidikan
Tahun 2004 – 2010 : SD Negeri 097332 Pokan Baru
Tahun 2010 – 2013 : SMP Negeri 3 Huta Bayu Raja
Tahun 2013 – 2016 : SMK Swasta Yapim Taruna Balige
Tahun 2016 – 2019 : D3 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia Medan
ABSTRAK

FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL PEEL OFF DARI


SARI BUAH PEPAYA CALIFORNIA (Carica papaya L.)

YOSEPHIN ISABELLA GULTOM


1601021042

Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat melawan bahaya toksik


serta mengurangi terjadinya kerusakan sel pada tubuh yang diakibatkan oleh
proses oksidasi radikal bebas. Salah satu tanaman yang mengandung vitamin C
adalah buah Pepaya California (Carica papaya L.). Pepaya matang mengandung
antioksidan yang lebih tinggi dibanding dengan pepaya mentah. Salah satu
sediaan kosmetik yang dapat digunakan untuk perawatan wajah adalah masker gel
peel off. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan masker gel peel off dari
sari buah Pepaya California ( Carica papaya L).
Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimental.
Pembuatan sari buah Pepaya California diperoleh dengan pengupasan, pencucian,
pemotongan, dan penyaringan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi
Formulasi Semi Solid Fakultas dan Kesehatan Farmasi Institut Kesehatan
Helvetia Medan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2019.
Hasil dari penelitian formulasi sediaan masker gel peel off menggunakan
sari buah Pepaya California sebagai bahan aktif, setelah di uji hasil sediaan
masker gel peel off sari buah Pepaya California adalah hasil uji organoleptis tidak
mengalami perubahan warna, hasil uji pH berkisaran 6,7-7,0 sehingga aman untuk
di gunakan, hasil uji homogenitas masker mempunyai susunan yang homogen,
hasil uji iritasi terhadap 4 sukarelawan tidak menimbulkan iritasi pada kulit, hasil
uji waktu kering berkisar 15-20 menit mempunyai waktu mongering yang baik
dan hasil uji kesukaan konsentrasi 15% lebih di sukai para sukarelawan.
Kesimpulan dari penelitian adalah sari buah Pepaya dapat diformulasikan
dalam sediaan masker gel dengan variasi konsentrasi 5%, 10% dan 15%. Dan
konsentrasi 15 % adalah sediaan masker gel peel off yang lebih bagus dan di
sukai karena memiliki tekstur masker yang lebih kental, wangi lebih khas dan
memiliki warna yang hampir sama dengan warna kulit.

Kata Kunci : Masker, Sari Buah Pepaya

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Formulasi
Sediaan Masker Gel Peel Off Dari Sari BuahPepaya California (Carica
papaya L.)” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan program studi D3 Farmasi di Institut Kesehatan Helvetia Medan.
Dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes. selaku Pembina Yayasan
Helvetia Medan
2. Iman Muhammad, SE., S.Kom., MM., M.Kes. selaku Ketua Yayasan
Helvetia Medan
3. Dr. Ismail Effendy, M.Si. selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia
Medan
4. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Apt. Selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia Medan.
5. Fina Kesuma Wardani, SST,M.Kes., selaku Wakil Dekan I Institut
Kesehatan Helvetia.
6. Muflih, SKM, MKM selaku Wakil Dekan II Kemahasiswaan Institut
Kesehatan Helvetia.
7. Hafizhatul Abadi, S.Farm., M.Si., Apt. Selaku Ketua Program Studi D3
Farmasi Institut Kesehatan Helvetia
8. Pricella Ginting, S. Farm., M.Si., Apt., selaku Sekretaris Program Studi D3
Farmasi.
9. Afriadi, S.Si., M.Si., Apt. Selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa
memberikan waktu dan mengarahkan penulis dalam menyusun Karya
Tulis Ilmiah ini.
10. Evi Ekayanti Ginting, S.Farm., M.Si., Apt. selaku dosen Penguji I yang
memberikan saran yang bermanfaat untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah
ini.
11. Ruth Mayana Rumanti, S.Farm., M.Si., Apt, selaku dosen Penguji II yang
memberikan saran yang bermanfaat untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah
ini.
12. Seluruh Dosen dan Staf Institut Kesehatan Helvetia Medan yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama pendidikan
13. Orangtua dan keluarga besar yang tidak pernah berhenti memberikan
dukungan serta doa dan materi kepada penulis,
14. Rekan –rekan mahasiswa D3 Farmasi semester VI dan rekan-rekan
lainnya, yang telah membantu dan mendukung penulis sampai proposal ini
selesai.
Penulis menyadari baik dari segi penggunaan bahasa, cara menyusun
KaryaTulisIlmiah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

iii
membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir
kata penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 10 Agustus 2019


Penyusun

Yosephin Isabella Gultom

iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
HALAMAN PERNYATAAN
ABSTRAK ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1


1.1. Latar Belakang .................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................. 3
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................. 3
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................ 4
1.4.1. Manfaat Teoritis .................................................... 4
1.4.2. Manfaa Praktis ...................................................... 4
1.5. Hipotesa ............................................................................ 4
1.6. Kerangka Konsep .............................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 5


2.1. Pepaya ............................................................................... 5
2.1.1. Klasifikasi Pepaya ................................................ 6
2.1.2. Morfologi Tanaman Pepaya (Carica papaya L.) ... 7
2.1.3. Kandungan Gizi Buah Pepaya (Carica papaya L.) 11
2.1.4. Manfaat Buah Pepaya (Carica papaya L.) ........... 11
2.2. Kulit .................................................................................. 13
2.2.1. Pengertian Kulit .................................................... 13
2.2.2. Fungsi Kulit .......................................................... 14
2.2.3. Struktur Kulit ........................................................ 17
2.2.4. Jenis-jenis Kulit .................................................... 19
2.3. Masker .............................................................................. 20
2.3.1. Jenis-jenis Masker ................................................ 20
2.4. Masker Gel Peel off ........................................................... 22
2.4.1. Formulasi masker Gel Peel off .............................. 23

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 25


3.1. Jenis Penelitian ................................................................. 25
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 25
3.2.1. Tempat Penelitian ................................................. 25
3.2.2. Waktu Penelitian ................................................... 25
3.3. Objek Penelitian ................................................................ 25
3.4. Alat dan Bahan ................................................................. 25
3.4.1. Alat yang Digunakan ............................................ 25

v
3.4.2. Bahan yang Digunakan ......................................... 26

3.5. Penyiapan Sampel ............................................................. 26


3.5.1. Pengumpulan Sampel ........................................... 26
3.5.2. Pengolahan Sampel ............................................... 26
3.5.3. Formulasi Standart Masker Gel ............................ 27
3.6. Rancangan Formulasi Basis Masker Gel .......................... 28
3.7. Pembuatan Sediaan Masker Gel ....................................... 29
3.8. Evaluasi Sediaan Masker Gel ........................................... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 32


4.1. Hasil Formula Makser Gel ................................................ 32
4.2. Hasil Pemeriksaan Karakteristik Sediaan ......................... 32
4.2.1. Uji Organoleptis .................................................... 32
4.2.2. Penentuan pH Sediaan .......................................... 33
4.2.3. Uji Homogenitas ................................................... 34
4.2.4. Uji Iritasi terhadap Sukarelawan .......................... 34
4.2.5. Uji Waktu Kering ................................................. 35
4.2.6. Uji Kesukaan ........................................................ 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 37


5.1. Kesimpulan ....................................................................... 37
5.2. Saran ................................................................................. 37

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 38

LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel2.1. Komposisi gizi buah pepaya masak, pepayamuda, dan


daun pepaya per 100 gram ................................................. 10
Tabel 3.1. Perhitungan Bahan Masker Gel Peel off Sari Buah
Pepaya................................................................................ 28
Tabel 3.2. Formulasi sediaan masker gel sari buah pepaya................ 29
Tabel 4.1. Uji OrganoleptisPengamatan organoleptis dilakukan
untuk mengetahui ada tidaknya perubahanwarna, bau dan
bentuk yang terjadi dari minggu 0 s/d ke 2. Berdasarkan
pengamatan organoleptis sediaan masker yang dihasilkan
tidak mengalami perubahan warna dan bau ...................... 32
Tabel 4.2. Uji pH ................................................................................ 33
Tabel 4.3. Uji Iritasi terhadap Kulit Sukarelawan ............................. 34
Tabel 4.4. Data Uji Waktu Kering ..................................................... 35
Tabel 4.5. Data Hasil Uji Kesukaan .................................................. 36

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 1.1. Kerangka Konsep .............................................................. 4


Gambar 2.1. Tumbuhan Pepaya ............................................................. 5
Gambar 2.2. Daun Pepaya ...................................................................... 7
Gambar 2.3. Batang Pepaya ................................................................... 7
Gambar 2.4. Akar Pepaya....................................................................... 8
Gambar 2.5. Biji Pepaya......................................................................... 9
Gambar 2.6. Buah Pepaya ...................................................................... 10
Gambar 2.7. Struktur Kulit ..................................................................... 12

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran1. Proses Pembuatan Simplisia Sari Buah Pepaya California


(Caricapapaya L.) ............................................................... 40
Lampiran 2. Gambar Alat dan Bahan ...................................................... 41
Lampiran 3. Hasil Uji Homogenitas ........................................................ 42
Lampiran 4. Hasil Uji pH ......................................................................... 43
Lampiran 5. Hasil Uji Iritasi .................................................................... 44

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Wajah merupakan bagian tubuh yang menggambarkan keseluruhan

kondisi seseorang. Kulit wajah yang cantik, segar dan mulus berseri merupakan

dambaan setiap orang terutama kaum wanita, oleh karena itu berbagai upaya

dilakukan untuk dapat memperoleh kulit wajah yang cantik dan bersih. Kulit

wajah merupakan organ yang sensitif terhadap perlakuan dan rangsangan. Setiap

individu memiliki jenis kulit wajah berbeda, karena dipengaruhi oleh kadar air

dan produksi minyak dalam kulit, kecepatan pergantian sel-sel lapisan tanduk dan

faktor lingkungan (1).

Kesehatan dan kecantikan kulit wajah merupakan asset penting terutama

bagi kaum perempuan karena kulit memegang peran dan fungsi yang penting

yaitu sebagai proteksi dari lingkungan luar, pengatur suhu tubuh, persepsisensori,

absorbsi, pembentukan pigmen melanin dan sintesis vitamin D (2). Paparan sinar

matahari yang berlebih dapat menyebabkan kulit mengalami dehidrasi karena

terjadi penguapan air di permukaan kulit terlihat kering ,kusam dan berbisik (3).

Oleh karena itu dibutuhkan suatu perawatan yang dapat menjaga kesehatan

kulit wajah dan mengangkat sel-sel kulit mati. Salah satu produk perawatan yang

dapat digunakan. Salah sediaan kosmetik yang dapat digunakan untuk perawatan

wajah salah satunya adalah masker. Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang

dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis,

rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut

1
2

terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau

memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik

(4).

Kosmetik wajah dapat diperoleh dalam berbagai bentuk sediaan, salah

satunya dalam bentuk masker wajah gel peeloff. Masker wajah peeloff merupakan

salah satu jenis masker wajah yang mempunyai keunggulan dalam penggunaanya

yaitu dapat denganmudahdilepas atau diangkat seperti membran elastis (5).

Perkembangan teknologi sediaan obat yang berasal dari bahan alam semakin

pesat. Sering dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, para ilmuan telah

melakukan penelitian tentang khasiat tumbuhan obat, salah satunya tanaman yang

bermanfaat sebagai antioksidan (6).

Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat melawan bahaya toksik

serta mengurangi terjadinya kerusakan sel pada tubuh yang diakibatkan oleh

proses oksidasi radikal bebas. Secara kimiawi, antioksidan adalah senyawa yang

mampu memberikan elektron sehingga mencegah terjadinya proses oksidasi.

Antioksidan alami mampu melindungi tubuh terhadap kerusakan yang disebabkan

oksigen reaktif, mampu menghambat terjadinya penyakit degeneratif serta

menghambat peroksidase lipid pada makanan. Antioksidan alami umumnya

memiliki gugus hidroksi dalam struktur molekulnya (6).

Salah satu tanaman yang mengandung vitamin C adalah buah pepaya

(Caricapapaya L.). Pepaya matang mengandung antioksidan yang lebih tinggi

dibanding dengan pepaya mentah, dimana antioksidan yang terkandung antara

lain senyawa fenol dan vitamin C (6).


3

Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Addai, Abdullah dan Mutallib

(2013) mengenai aktivitas antioksidan dan sifat fisikokimia dari papaya matang.

Pada penelitian tersebut menggunakan buah pepaya yang diekstraksi

menggunakan beberapa pelarut termasuk pelarut air diuji menggunakan metode

Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP), 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl

(DPPH) dan 2,2-azinobis-3 ethylbenzothiazoline-6-sulfonic Acid (ABTS).

Penelitian tersebut membuktikan bahwa buah papaya memiliki daya antioksidan

pada semua pelarut yang digunakan. Penelitian terdahulu dilakukan oleh

Lokapure et al. 2013) menyatakan bahwa ekstrak kering buah papaya dengan

konsentrasi 7% dapat dimanfaatkan dalam bentuk sediaan gel yang stabil.

Penelitian lain mengenai buah papaya dilakukan oleh Ferida (2011) dengan

memformulasikan ekstrak kental buah pepaya dalam bentuk sediaan krim dengan

konsentrasi 2,5%, 5%, 7,5% dan 10%. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa

hanya krim dengan konsentrasi ekstrak 2,5% dan 5% yang stabil atau tidak

mengalami perubahan organoleptis selama penyimpanan, sedangkan pada

konsentrasi 7,5% dan 10% mengalami perubahan warna pada minggu ke-12 (7).

1.2. Rumusan masalah

Apakah sari buah Pepaya California (Carica papaya L) dapat

diformulasikan menjadi sediaan masker gel peel off?

1.3. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui cara pembuatan formulasi sari buah Pepaya California

(Carica papaya L).


4

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan

sebagai sumber informasi atau sebagai referensi untuk formulasi masker gel peel

off sari buah pepaya (Carica papaya L).

1.4.2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan untuk menambah wawasan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberikan pengalaman dan pengetahuan

yang lebih mendalam terutama pada pembuatan sediaan maskergelpeel off sari

buah Pepaya California(Carica papaya L).

1.5. Hipotesa

Sari buah pepaya dapat diformulasikan sebagai masker gel peel off.

1.6. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel Terikat Parameter

Sari buah Pepaya Formulasi sediaan • Uji homogenitas


California dengan masker gel peeloff • Uji pH
konsentrasi 5%, sari buah Pepaya • Uji organoleptis
10%, 15% California • Ujiiritasi
• Uji waktu kering
• Uji kesukaan

Gambar 1.1. Kerangka Konsep


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pepaya

Pepaya ( Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari amerika

tropis. Pusat penyebaran tanaman diduga berada di daerah Meksiko bagian selatan

dan Nikagura. Bersama pelayar-pelayar bangsa Portugis di abadke 16, tanaman ini

turut menyebar ke berbagai benua dan Negara, termasuk ke benua Afrika dan Asia

serta Negara India. Dari India, tanaman ini menyebar ke berbagai Negara tropis

lainnya, termasuk Indonesia dan pulau pulau di Lautan Pasifik di abad ke 17 (8).

Pepaya kaya akan vitamin C dan merupakan sumber antioksidan yang

baik. Kandungan seratnya halus sehingga baik di konsumsi oleh balita dan mereka

yang usia lanjut. Buah Pepaya memiliki manfaat dan nilai gizi yang amat besar

bagi kesehatan. Selain tinggi serat, Pepaya juga mengandung berbagi jenis enzim,

vitamin, dan mineral. kandungan vitamin A-nya pun lebih banyak dari pada

wortel. Begitu pula vitamin C-nya, lebih tinggi dari kandungan vitamin C pada

jeruk. Jenis buah Pepaya yang digunakan pada penelitian ini adalah Pepaya

California, Tanaman Pepaya California memiliki benih dengan butiran berbentuk

lonjong dan kecil, jika disemai daun berwarna hijau muda dan umur di bawah 7

bulan terdapat kuncir atau antena yang menjulang pendek di bagian ujung daun.

Tinggi Pohon papayarelative kerdil 1,5 – 2 m dengan batang yang beruas pendek

dan berpelepah. Bunga terdiri dari dua jenis yaitu bunga tidak bisa berbuah

(kembang paes) dan bunga bisa berbuah yang banyak bermunculan di tangkai

setelah tanaman berumur sekitar 3 bulan. Kemampuan berbuah lebat bisa

5
6

mencapai 25 – 30 buah dengan warna kulit luar hijau cerah jika menjelang masak

akan muncul warna kekuningan di sekitar tangkai. Warna daging buah merah

cerah berlubang seperti bintang. Rasa buah manis dan mempunyai daya simpan

hingga 5 hari tanpa dibantu bahan pengawet.(9).

Gambar 2.1 TumbuhanPepaya


Sumber :KoleksiPribadi

2.1.1. KlasifikasiPepaya

Tanaman pepaya berdasarkan struktur klasifikasi adalah sebagai berikut

(10):

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Brassicales

Suku : Caricaceae

Marga : Carica

Jenis : Carica papaya L.


7

2.1.2. Morfologi Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)

a. Daun (folium) merupakan tumbuhan yang penting dan umumnya tiap

tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Tyas (2008) mengatakan

bahwa daun Pepaya merupakan daun tunggal, berukuran besar, menjari,

bergerigi dan juga mempunyai bagian-bagian tangkai daun dan helaian

daun (lamina). Daun Pepaya mempunyai bangun bulat atau bundar, ujung

daun yang lancip, tangkai daun panjang dan berongga. Permukaan daun

licin sedikit mengkilat. Dilihat dari susunan tulang daunnya, daun Pepaya

termasuk daun-daun yang bertulang menjari (11).

Daunnya berkumpul di pucuk batang seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.2. DaunPepaya


Sumber:KoleksiPribadi

b. Batang (caulis) merupakan bagian yang penting untuk tempat tumbuh

tangkai daun dan tangkai buah. Bentuk batang pada tanaman pepaya yaitu

berbentuk bulat, dengan permukaan batang yang memperlihatkan berkas-

berkas tangkai daun, dapat dilihat pada gambar 2. Arah tumbuh batang

yaitu tegak lurus yaitu arahnya lurus ke atas. Permukaan batang tanaman
8

pepaya yaitu licin. Batangnya berongga, umumnya tidak bercabang atau

bercabang sedikit, dan tingginya dapat mencapai 5-10 m (11).

Gambar 2.3BatangPepaya
Sumber:KoleksiPribadi

c. Akar (radix)Akar pepaya merupakan akar dengan sistem akar tunggang

(radixprimaria), karena akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok

yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Bentuk akar

bulat dan berwarna putih kekuningan (Tyas, 2008).Seperti pada gambar di

bawah ini (11):

Gambar 2.4.AkarPepaya
Sumber:Koleksi Pribadi
9

d. Biji (semen)

Biji yaitu penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan, bakal buah

tumbuh menjadi buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Melihat asal

jaringan yang menjadi tempat penimbunan zat makanan cadangan biji

papaya termasuk putih lembaga dalam (endospermium). Maksud dari putih

lembaga dalam yaitu jika jaringan penimbun makanan itu terdiri atas sel-

sel yang berasal dari onti kandung lembaga sekunder yang kemudian

setelah dibuahi oleh salah satu inti sperma lalu membelah-belah menjadi

jaringan penimbun makanan ini. Melihat asalnya putih lembaga dalam ini,

maka biji ini adalah biji tertutup (angiospermae), dan termasuk ke dalam

biji dikotil. Biji berwarna hitam atau kehitaman (11).

Gambar 2.5 BijiPepaya


Sumber: KoleksiPribadi
10

e. Buah (fructus)

Pepaya termasuk dalam golongan buah sungguh (buah sejati) tunggal.

Buah sejati tunggal yaitu buah sejati yang terdiri dari bunga dengan satu

bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula

tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak

naungan. Dalam buah papaya terjadi dari beberapa daun buah dengan satu

ruang dan banyak biji. Buah mentah berwarna hijau gelap dan bila matang

berubah warna menjadi kuning kemerahan. Bentuk buah bulat hingga

lonjong, dengan bagian ujung umumnya runcing. Rongga dalam pada buah

papaya berbentuk bintang bila dipotong secara melintang. Pepaya juga

termasuk buah buni (bacca).Yang disebut dengan buah buni adalah buah

yang dagingnya mempunyai dua lapisan, ialah lapisan luar yang tipis agak

menjanga atau kaku seperti kulit (belulang) dan lapisan dalam yang tebal,

lunak dan berair, sering kali dapat dimakan. Biji-biji terdapat bebas dalam

bagian yang lunak itu. Buah buni dapat terjadi dari satu atau beberapa

ruang. Pepaya termasuk buah buni yang berdiding tebal dan dapat

dimakan. Buah pepaya juga bentuknya bulat sampai lonjong. Bentuk buah

bulat hingga memanjang, ujung biasanya meruncing. Warna kulit buah

ketika muda hijau gelap, dan setelah masak hijau muda hingga kuning

(11).
11

Gambar 2.6 BuahPepaya


Sumber:KoleksiPribadi

2.1.3. Kandungan Gizi Buah Pepaya (Carica papaya L.)

Tabel 2.1 Komposisi gizi buah pepaya masak, pepaya muda, dan daun pepaya per
100 gram
ZatGizi Buah pepaya Buah papaya Daun pepaya
masak muda
Energi (kkal) 46 26 79
Protein (g) 0,5 2,1 8,0
Lemak (g) 0 0,1 2,0
Karbohidrat (g) 12,2 4,9 11,9
Kalsium (mg) 23 50 353
Fosfor (mg) 12 16 63
Besi (mg) 1,7 0,4 0,8
Vitamin A (SI) 365 50 18.250
Vitamin B1 (mg) 0,04 0,02 0,15
Vitamin C (mg) 78 19 140
Air (g) 86,7 92,3 75,4
Sumber: DirektoratGizi, Depkes RI (1992)

2.1.4. Manfaat Buah Pepaya (Carica papaya L.)

Pepaya atau dengan nama lain Carica papaya L. Untuk Anda yang gemar

buah yang satu ini perlu mengetahui beberapa manfaat dari Pepaya yang akan

mendorong Anda tetap menjadikan Pepaya buah favorit (12).


12

1. Buah papaya mengandung enzim, vitamin dan mineral. Mengandung

vitamin A, vitamin B kompleks,dan vitamin E.

2. Buah papaya mengandung enzim Papain yang berfungsi mempercepat

proses pencernaan protein.

3. Dayacerna yang diberikan enzim Papain bias mencerna 35 kali lipat

sehingga membuat makanan yang mengandung protein bias diambil

manfaatnya dengan baik.

4. Enzim mencerna baik protein menjadi arginin. Senyawa arginine adalah

asam amino esensial yang didapat dari telur dan ragi yang tidak biasa

diproduksi oleh tubuh dalam keadaan normal. Dengan enzim Papain maka

senyawa arginin yang membantu produksi hormone pertumbuhan dapat

diproduksi dengan baik.

5. Papain dalam papaya sangat baik guna mencerna protein yang bersifat

membuang subtansi-subtansi yang tidak dibutuhkan oleh tubuh akibat

pencernaan yang tidak sempurna.

6. Buah Pepaya berfungsi membantu mengeluarkan racun, membantu

mengatur pendapatan asam amino dalam tubuh, sehingga menambah

kekebalan tumbuh.

7. Selain baik memecah asam amino, pepaya juga mampu mengurai

karbohidrat dan lemak. Itu sebabnya papaya dipakai dalam pemasakan

daging, karena papaya mampu mencerna serat-serat daging.


13

8. Dengan kandungan antiseptik pada pepaya, mampu menjaga alat

pencernaan kita terutama usus dari bakteri. Kadar pH mampu

diseimbangkan sehingga flora usus normal.

9. Seluruh bagian dari buah papaya benar-benar memiliki fungsi baik. Biji

yang sering dilupakan justru mampu membantu orang-orang yang sedang

terganggu pencernaannya.

10. Pepaya sebagai alat kontrasepsi. Karena Pepaya yang masih setengah

matang, mentah dan mengkal bias menggugurkan kandungan pada ibu

hamil. Dari efek inilah Pepaya mentah diolah menjadi alat kontrasepsi.

Untuk ibu hamil sebaiknya menghindari sementara mengkonsumsi Pepaya.

2.2. Kulit

2.2.1. Pengertian kulit

Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian

tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit

pada manusia rata-rata + 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang

dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 15% dari berat

badan seseorang. Daerah yang paling tebal (66 mm) pada telapak tangan dan

telapak kaki dan paling tipis (0,5) mm pada daerah penis (13).

Warna kulit bermacam-macam, misalnya warna terang (fairskin), pirang,

kuning, sawo matang dan hitam, merah muda, pada telapak kaki dan tangan, serta

kecokelatan pada genitalia eksterna organ dewasa (14).

Demikian pula dalam kelembutannya kulit bervariasi, tebal, tipis, dan

elastisnya. Kulit yang elastis dan longgar terdapat pada kelopak mata, bibir, dan
14

prepusium. Kulit yang tebal terdapat pada dan tegang terdapat pada telapak kaki.

Kulit yang kasar terdapat pada skrotum (kantong buah zakar) dan labia mayor

(bibir kemaluan besar), sedangkan kulit yang halus terdapat disekitar mata dan

leher (15).

Gambar 2.2.1. Struktur Kulit

2.2.2. Fungsi kulit

Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan dengan

lingkungan. Adapun fungsi utama kulit adalah (16) :

1. Sebagai Pelindung (proteksi)

Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan-

jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari gangguan

pengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari

kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit

tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil,
15

mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau

rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari.

2. Sebagai Peraba atau Alat Komunikasi

Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsangan sensorik yang

berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan

getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf

sensasi. Kulit merasakan sentuhan, rasa nyeri, perubahan suhu, dan

tekanan kulit dari jaringan subkutan, dan ditransmisikan melalui saraf

sensoris ke medula spinalis dan Otak, juga rasa sentuhan yang disebabkan

oleh rangsangan pada ujung saraf didalam kulit berbeda-beda menurut

ujung saraf yang dirangsang.

3. Sebagai Alat Pengatur Panas (termoregulasi)

Suhu tubuh seseorang adalah tetap, meskipun terjadi perubahan suhu

lingkungan. Suhu normal (sebelah dalam) tubuh, yaitu suhu visera dan

otak ialah 36°C, suhu kulit sedikit lebih rendah. Ketika terjadi perubahan

pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian

seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah

satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan

hilang dengan penguapan keringat.

4. Sebagai Tempat Penyimpanan

Kulit bereaksi sebagai alat penampung air dan lemak, yang dapat

melepaskannya bilamana diperlukan. Kulit dan jaringan dibawahnya


16

bekerja sebagai tempat penyimpanan air, jaringan adiposa dibawah kulit

merupakan tempat penyimpanan lemak yang utama pada tubuh.

5. Sebagai Alat Absorbsi

Kulit dapat menyerab zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam

lemak dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim

muka dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada

tingkat yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui muara kandung

rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit (sebecea), merembes

melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke

berbagai organ tubuh lainnya. Kulit juga dapat mengabsorbsi sinar

Ultraviolet yang bereaksi atas prekusor vitamin D yang penting bagi

pertumbuhan dan perkembangan tulang.

6. Sebagai Ekskresi

Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar

keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa

garam, yodium dan zat kimia lainnya. Air juga dikeluarkan melalui kulit

tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air

transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari. Zat

berlemak, air dan ion-ion, seperti Na+, diekskresi melalui kulit. Produksi

kelenjar lemak dan keringat di kulit menyebabkan keasaman kulit pada pH

5-6,5.
17

7. Penunjang Penampilan

Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak

halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan. Fungsi lain dari

kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit

memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.

2.2.3. Struktur Kulit

Kulit manusia terdapat 3 lapisan yaitu (17) :

1. Epidermis (kulit ari)

Lapisan epidermis ini terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum,

stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basalis. Stratum

korneum (lapisan tanduk) adalah lapisan kulit yang paling luar dan

terdiriatas beberapa lapisan sel gepeng yang mati, tidak berinti dan

protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk). Stratum

lusidum terdapat langsung dibawah stratum korneum, merupakan lapisan

sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein

eleidin lapisan ini terdapat jelas di telapak tangan dan kaki. Stratum

granulosum (lapisan keratohialin) merupakan 2 atau 3 lapis sel gepeng

dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti sel diataranya. Butir-

butir kasar ini terdiri atas keratohialin. Mukosa biasanya tidak mempunyai

lapisanini. Stratum granulosum juga tampak jelas di telapak tangan dan

kaki. Stratum spinosum (sin. Stratum malpighi, lapisan sel prickle, lapis

akanta) terdiri atas beberapa lapis sel berbentuk poligonal dengan ukuran

bermacam-macam akibat proses mitosis.


18

Kita dapat mengenal dua jenis sel, yaitu:

a. Sel berbentuk kolumnar, protoplasma basifilik, inti lonjong besar,

dihubungkan satu dengan yang lain oleh jembatan antar sel;

b. Sel berbentuk melanin (melanosit, clearcell) merupakan sel pucat

dengan sitoplasma basofilik, inti gelap dan mengandung badan

pembentuk pigmen (melanosom).

2. Dermis (kulit jangat)

Lapisan ini jauh lebih tebal dari pada epidermis, terbentuk oleh jaringan

elastic dan fibrosa padat dengan elemen seluler, kelenjar dan rambut

sebagai adneksa kulit. Lapisan ini terdiri atas:

a. Parspapilaris yaitu bagian yang menonjol kedalam epidermis, berisi

ujung serabut saraf dan pembuluh darah.

b. Parsretikularis yaitu bagian bawah dermis yang berhubungan dengan

subkutis, terdiri atas serabut penunjang kolagen, elastin dan retikulin.

Dasar (matriks) lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hiauluronat

dan kondroitin sulfat dan sel-sel fibroblast. Kolagen muda bersifat

lentur namun dengan bertambahnya umur menjadi stabil dan keras.

Retikulin mirip dengan kolagen muda, sedangkan elastis biasanya

bergelombang, berbentuk amorf, mudah mengenmbang dan elastis.

3. Hipodermis

Lapisan ini merupakan kelanjutan dari dermis yang mengandung jaringan

lemak, pembuluh darah dan limfa, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan

permukan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf


19

menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungasi sebagai

bantalan atau penyangga bagi organ-organ tubuh bagian dalam, dan

sebagai cadangan makanan.

2.2.4. Jenis-jenis Kulit

Jenis-jenis Kulit adalah sebagai berikut (17) :

1. Kulit berminyak

Kulit berminyak memiliki ciri dimana permukaan kulit terlihat berminyak.

2. Kulit kering dan dehidrasi

Ciri-ciri kulit kering seperti kulit terasa kasar dan kaku sekalipun sudah

dibersihkan, terasa tidak nyaman dan terlihat seperti retak, serta terasa

gatal.

3. Kulit kombinasi

Kulit kombinasi ini memiliki 2 jenis kulit yaitu kulit berminyak dan kulit

kering. Pada kondisi tertentu kadang dijumpai kulit sensitif berminyak.

Kulit kombinasi terjadi jika kadar minyak diwajah tidak merata.

4. Kulit sensitif

Untuk jenis kulit harus benar-banar hati-hati dalam pemakaian parfum,

pewarna bibir dan beberapa produk kosmetik lainnya. Ciri dan kulit

sensitif memiliki struktur kulit yang sangat tipis, gatal, kulit kemerahan,

terbakar, kering, dan mudah teriritasi.

5. Kulit normal

Kelenjar minyak pada kulit normal biasanya tidak bandel karena minyak

yang dikeluarkan seimbang, tidak berlebihan atau kekurangan.


20

2.3. Masker

Masker adalah produk kosmetik yang menerapkan prinsip

OcclusiveDressingTreatment (ODT) pada ilmu dermatologi yaitu teknologi

absorpsi perkutan dengan menempelkan suatu selaput atau membran pada kulit

sehinnga membentuk ruang semi-tertutup antara masker dan kulit untuk

membantu penyerapan obat (18).

Masker yang diaplikasikan pada wajah akan menyebabkan suhu kulit

wajah meningkat (±1oC) sehingga peredaran darah kulit meningkat, mempercepat

pembuangan sisa metabolisme kulit, meningkatkan kadar oksigen pada kulit maka

pori-pori secara perlahan membuka dan membantu penetrasi zat aktif dalam

essenceke dalam kulit (19).

2.3.1. Jenis-jenis Masker

Jenis-jenis masker adalah sebagai berikut (20):

1. Tipe peel-off

Prinsip masker peel-off yaitu dengan memanfaatkan filmingagent yang

melekat pada kulit sehingga saat masker kering akan terbentuk lapisan film

tipis. Ketika dilepaskan, sel-sel kulit mati dan kotoran pada pori akan ikut

terlepas bersama dengan lapisan film tersebut.

Bahan-bahan yang digunakan sebagai filmingagent: polyvinylpyrolidine

(PVP), polyvinylacetate (PVA), carboxymethylcellulose (CMC), dan

sebagainya.

Keuntungan: dapat dengan cepat membersihkan pori, memutihkan, dan

membersihkan komedo.
21

Kerugian: apabila daya lekat masker terlalu kuat, folikel rambut akan ikut

lepas bersama masker sehingga membuat pori kulit besar dan menimbulkan

iritasi kulit. Kandungan alkohol yang tinggi pada tipe masker ini dapat

menghilangkan kadar air dan sebum kulit serta kurang mampu

melembapkan dan menutrisi kulit sehingga tidak cocok untuk tipe kulit

kering dan sensitif.

2. Tipe wash-off

Tipe masker ini tidak akan membentuk film pada kulit, terbagi menjadi 4

jenis yaitu:

a. Tipe mud pack

Kegunaan utama tipe ini adalah membersihkan dan

melembapkan.Bahan yang digunakan adalah kaolin, bentonit, lumpur

alami, serbuk kacang-kacangan, dan sebagainya.

Keuntungan: mengandung surfaktan dan air sehingga mampu

melunakkan dan

membersihkan sebum kulit yang telah mengeras.

Kerugian: mampu terkontaminasi bakteri sehingga perlu penambahan

pengawet yang banyak dan sulit untuk dibersihkan.

b. Tipe krim

Merupakan tipe krim emulsi minyak dalam air.Kegunaan utamanya

adalah untuk melembapkan kulit karena kandungan minyak tumbuhan

serta mampu melunakkan sel kulit mati dan komedo.


22

Keuntungan: dapat digunakan pada semua bagian kulit dan cocok

digunakan untuk kulit yang berkeriput.

Kerugian: penggunaan kurang praktis, perlu dicuci dan penggunaan

yang kurang tepat dapat menimbulkan masalah jerawat.

3. Tipe gel

Merupakan gel transparan atau semi transparan yang dibuat menggunakan

polimer larut air, sering ditambahkan humektan seperti Gliserin.

Keuntungan: cocok untuk kulit sensitif

Kerugian: penggunaan kurang praktis, perlu dicuci dengan air.

4. Tipe sheet

Umumnya menggunakan bahan non woven (terbuat dari viscose rayon atau

polimer polipropilen) yang diresapi dengan losion atau essence.

Keuntungannya yaitu memberikan efek dingin, nyaman digunakan serta

pemakaiannya praktis.

2.4. Masker Gel Peel off

Kosmetika wajah yang umumnya digunakan tersedia dalam berbagai

bentuk sediaan, salah satunya dalam bentuk masker wajah peel-off. Masker peel-

off biasanya dalam bentuk gel atau pasta yang dioleskan ke kulit muka. Setelah

alkohol yang terkandung dalam masker menguap, terbentuklah lapisan film yang

tipis dan transparan pada kulit muka. Setelah berkontak selama 15- 30 menit,

lapisan tersebut diangkat dari permukaan kulit dengan cara dikelupas (21). Masker

peel-off memiliki beberapa manfaat diantaranya mampu merilekskan otot-otot

wajah, membersihkan, menyegarkan, melembabkan, dan melembutkan kulit


23

wajah (22). Masker berbentuk gel mempunyai beberapa keuntungan diantaranya

penggunaan yang mudah, serta mudah untuk dibilas dan dibersihkan. Selain itu,

dapat juga diangkat atau dilepaskan seperti membran elastik (23).

2.4.1. Formulasi Masker Gel Peel off

a. Polivinil Alkohol (PVA)

Polivinil Alkohol adalah bahan yang tidak beracun. Bahan ini bersifat non

iritan pada kulit dan mata pada konsentrasi hingga 10% serta digunakan

pada kosmetik pada konsentrasi 7%. Polivinil Alkohol berupa bubuk

granular berwarna putih hingga krem dan tidak berbau (24).

b. Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC)

Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC) secara luas digunakan dalam

formulasi sediaan oral, opthalmik, nasal, dan topikal. HPMC digunakan

sebagai emulsifier, suspending agent, bahan penstabil pada sediaan gel

topikal dan salep. HPMC tidak berbau dan tidak berasa, berwarna putih

atau serat putih-krem dan berbentuk granul (24).

c. Propilen Glikol

Propilen Glikol telah banyak digunakan sebagai pelarut, ekstraktan, dan

pengawet dalam berbagai formulasi parenteral dan non parenteral.

Propilen Glikol biasa digunakan sebagai pengawet antimikroba,

desinfektan, humektan, pelarut dan zat penstabil. Sebagai humektan,

konsentrasi Propilen Glikol yang digunakan adalah 15%. Propilen Glikol

merupakan cairan bening, tidak berwarna, kental, tidak berbau, manis, dan

memiliki rasa yang sedikit tajam menyerupai Gliserin (24).


24

d. Gliserin

Gliserin merupakan cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, kental,

cairan higroskopis, memiliki rasa manis, kurang lebih 0,6 kali lebih manis

dari sukrosa. Gliserin berfungsi sebagai emolien, humektan dan agen

tonisitas. Gliserin terutama digunakan sebagai humektan dan emolien pada

konsentrasi ≤ 30% dalm formulasi sediaan topikal dalam kosmetika (24).

e. Metil paraben

Metil paraben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam

kosmetik, produk makanan, dan formulasi sediaan farmasi. Metil paraben

dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan paraben lain atau

dengan zat antimikroba lainnya. Dalam kosmetik, Metil paraben

merupakan pengawet yang paling sering digunakan (24).

f. Aquadest

Air murni yang diperoleh dengan cara penyulingan disebut aquadest. Air

murni ini dapat diperoleh dengan cara penyulingan, pertukaran ion,

osmosis terbalik, atau dengan cara yang sesuai. Air murni lebih bebas dari

kotoran maupun mikroba (24).

g. Trietanolamin (TEA)

Trietanolamin merupakan senyawa yang tidak berwarna sampai berwarna

kuning pucat, cair kental yang memiliki sedikit rasa ammonia. TEA

mempunyai rumus molekul C6H15NO3 dengan berat molekul yaitu 149,19.

Trietanolamin digunakan secara luas pada formulasi sediantopikal.

Trietanolamin larut dalam air, etanol, dan kloroform (24).


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Metode eksperimental (Experiment Research).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Semisolid Farmasi Institut

Kesehatan Helvetia Medan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai bulan Mei- Agustus 2019.

3.3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah sari buah Pepaya California (Carica Papaya

L.) di peroleh dari Kebun Rumah Lubuk Pakam.

3.4. Alat dan Bahan

3.4.1. Alat yang Digunakan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan porselin,

erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes, spatula, beakerglass, pH meter, alu dan

lumpang, blender, objek glass, vacumrotary evaporator, kain flanel, dan wadah.

25
26

3.4.2. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sari buah Pepaya,

HPMC, aquadest, Polivinil Alkohol, Gliserin, TEA, Propilparaben dan Metil

paraben.

3.5. Penyiapan Sampel

Penyiapan sampel meliputi pengumpulan sampel, dan pengelolaan bahan

tambahan

3.5.1. Pengumpulan Sampel

Pengumpulan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa

membandingkan dengan tumbuhan dari daerah lain.

3.5.2. Pengolahan Sampel

Pembuatan sari buah Pepaya California adalah buah Pepaya California

sebanyak 5kg yang matang penuh (25).

Cara pembuatan adalah :

1. Di pilih buah Pepaya yang matang penuh, segar dan tidak rusak

2. Kemudian dikupas buah Pepaya sisihkan bijinya dan cuci menggunakan

air bersih dan potong-potong menjadi beberapa bagian.

3. Hancurkan buah Pepaya dengan cara di parut.

4. Setelah itu di saring menggunakan kain flannel.

5. Di perolehlah sari buah Pepaya.


27

3.5.3. Formulasi Standart Masker Gel

Formulasi dasar yang dipilih pada pembuatan sediaan masker gel dalam

penelitian ini dengan menggunakan formula standar sebagai berikut (26).

R/ Polivinil Alkohol 10 g

HPMC 1g

Gliserin 12 g

TEA 2g

Propilparaben 0,05 g

Metil paraben 0,2 g

Aquadestad 100 ml

Cara Pembuatan :

1. Dalam cawan masukkan Polivinil Alkohol, lalu tambahkan aquadest

secukupnya, kemudian dipanaskan diatas penangas air pada suhu 80°C

hingga mengembang sempurna, kemudian diaduk. (massa 1).

2. Di cawan lainnya dikembangkan pula HPMC dalam aquadest

dinginkan hingga mengembang sempurna.

3. Di cawan lainnya Gliserin, metylparaben dan Propilparaben

dilarutkan dalam aquadest panas (massa 2).

4. Di dalam lumpang yang bersih masukkan massa 1 dan massa 2,

HPMC, serta TEA secara berturut-turut dan diaduk hingga homogen.

5. Setelah itu ditambahkan sari buah Pepaya sambil di aduk ditambahkan

sisa aqudest sedikit demi sedikit secara perlahan.


28

3.6. Rancangan Formulasi Basis Masker Gel

Tabel 3.1 Perhitungan Bahan Masker Gel Peeloff Sari Buah Pepaya

F0 F1 F2 F3
Komposisi
(g) (g) (g) (g)
Sari buah Pepaya - 2,5 5 7,5
Polivinil Alkohol 5 5 5 5

HPMC 0,5 0,5 0,5 0,5

Gliserin 6 6 6 6

TEA 1 1 1 1

Propilparaben 0,025 0,025 0,025 0,025

Metil paraben 0,1 0,1 0,1 0,1

Aquadest Ad 50 Ad 50 Ad 50 Ad 50

Keterangan :
F0: Formula gel peel off sari buah Pepaya dengan konsentrasi 0%
F1: Formula gel peel off sari buah Pepaya dengan konsentrasi 5%
F2: Formula gel peel off sari buah Pepaya dengan konsentrasi 10%
F3: Formula gel peel off sari buah Pepaya dengan konsentrasi 15%

Masker gel dibuat dengan masing-masing formula yang dibedakan dengan

konsentrasi sari buah Pepaya 0%,5%, 10%, 15%. Masing-masing sebanyak 50 g

dalam komposisi yang sama,contoh perhitungankonsentrasi 0% sebagai berikut:


10
1. Polivinil Alkohol : 100 × 50 = 5 𝑔

1
2. HPMC :100 × 50 = 0,5 g

12
3. Gliserin : 100 × 50 = 6 g

2
4. TEA : 100 × 50 = 1 g

0,05
5. Propilparaben : × 50 = 0,025 g
100
29

0,2
6. Metil paraben : 100 × 50 = 0,1

7. Aquadestad : = 50 𝑚𝑙

= 50 – (5+0,5+6+1+0,025+0,1)

=50 − 12,625

= 37,375 ml

3.7. Pembuatan Sediaan Masker Gel

Sediaan dibuat dalam 4 konsentrasi yaitu 0%, 5%, 10%, 15% dimana

masing-masing sediaan memiliki bobot 50 g

Tabel 3.2. Formulasi sediaan masker gel sari buah pepaya

Formula Dasar gel Total dasar gel


Sari buah pepaya(g)
% (g) (g)
0 0 50 50
5 2,5 47,5 50
10 5 45 50
15 7,5 42,5 50

Cara pembuatan:

1. Dalam lumpang yang bersih dan kering masukkan sedikit basis masker gel

dan digerus merata.

2. Kemudian masukkan sari buah Pepayakedalam lumpang, lalu digerus,

kemudian tambahkan sedikit demi sedikit sisa basis masker gel, gerus

homogen.

3. Kemudian masukkan kedalam wadah yang sesuai lalu diberikan etiket

sesuai konsentrasi masker gel.


30

3.8. Evaluasi sediaan masker gel

1. Uji Homogenitas

Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan menggunakan kaca objek.

Pengujian ini dilakukan dengan cara menggunkan 2 kaca objek. Sediaan

diperiksa homogenitasnya dengan cara dioleskan pada kaca objek dan

kemudian diratakan dengan kaca objek lainnya lalu diamati. Pengamatan

dikakukan dengan melihat ada tidaknya partikel yang belum tercampur

secara homogen (27).

2. Uji pH

Pengujian pH dilakukan dengan cara mencelupkan pH meter kedalam

sediaan masker gel peeloff sari buah Pepaya, sebanyak 1 gram sediaan

dilarutkan dalam air dengan volume 10 ml, kemudian diukur pH

menggunakan pH meter (27).

3. Uji Organileptis

Pengujian yang didasarkan pada proses penginderaan. dilakukan dengan

mengamati perubahan bentuk, warna, dan bau dari sediaan masker gel

(27).

4. Uji iritasi

Uji irtasi dilakukan dengan pengujian dengan uji tempel tertutup pada kulit

manusia. Sediaan masker gel diambil secukupnya kemudian dioleskan

pada lengan atas bagian dalam dengan diameter 2 cm, ditutup dengan

perban dan diplasterdiviarkan selama 24 jam, diamati gejala yang timbul


31

seperti kemerahan dan gatal-gatal dan kasar pada kulit. Uji iritasi ini

dilakukan terhadap 4 sukarelawan (27).

5. Uji Waktu Kering

Sebanyak 1 gram masker gel dioleskan pada kulit lengan dengan panjang 7

cm dengan lebar 7 cm. Kemudian dihitung kecepatan mengering gel

hingga membentuk lapisan film dari masker gel dengan menggunakan stop

watch (27).

6. Uji Hedonik

Uji kesukaan juga disebut uji hedonik. Dimana para sukarelawan

memberikan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya

(ketidaksukaan) (27).
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Formula Masker Gel

Sediaan masker gel memiliki bobot rata-rata 50 g dengan variasi

konsentrasi sari buah Pepaya yaitu F1= 0%, F2= 5%, F3= 10%, F4= 15% yang

menghasilkan perbedaan konsistensi, warna dan aroma pada tiap konsentrasi.

4.2. Hasil Pemeriksaan Karakteristik Sediaan

4.2.1. Uji Organoleptis

Tabel 4.1 Uji OrganoleptisPengamatan organoleptis dilakukan untuk


mengetahui ada tidaknya perubahanwarna, bau dan bentuk yang
terjadi dari minggu 0 s/d ke 2. Berdasarkan pengamatan organoleptis
sediaan masker yang dihasilkan tidak mengalami perubahan warna
dan bau.

Parameter
Minggu Formula Warna Bau Kekerasan

Ke- 0 F0 Bening Khas Semi padat

Ke- 1 Bening Khas Semi padat

Ke- 2 Bening Khas Semi padat

Ke- 0 F1 Bening keruh Khas Semi padat

Ke- 1 Bening keruh Khas Semi padat

Ke- 2 Bening keruh Khas Semi padat

Ke- 0 F2 Peach Khas Semi padat

Ke- 1 Peach Khas Semi padat

Ke- 2 Peach Khas Semi padat

Ke- 0 F3 Peach keruh Khas Semi padat

Ke- 1 Peach keruh Khas Semi padat

Ke- 2 Peach keruh Khas Semi padat

32
33

Keterangan :

F0 : Blangko

F1 : Makser Gel PeelOff dengan sari buah Pepaya konsentrasi 5%

F2 : Makser Gel PeelOff dengan sari buah Pepaya konsentrasi 10%

F3 : Makser Gel PeelOff dengan sari buah Pepaya konsentrasi 15%

4.2.2. Penentuan pH Sediaan

Uji ini dilakukan bertujuan untuk menentukan pH sediaan yang sesuai

dengan pH kulit agar tidak mengiritasi kulit pada saat pemakaian. Jika sediaan

memiliki pH yang rendah atau asam dapat mengiritasi kulit sebaliknya jika pH

sediaan terlalu tinggi akan mengakibatkan kulit menjadi kering saat penggunaan.

Sediaan topikal biasanya memiliki pH yang sama dengan pH kulit yaitu antara

4,5-7,0.

Tabel 4.2 Uji pH

Sediaan pH

F0 6,9

F1 6,8

F2 6,8

F3 6,7

Dalam pemeriksaan pHpada semua formula memiliki pH 6,7-7,0. Maka

dari itu semua formula sesuai dengan persyaratan pH kulit dengan demikian

sediaan masker gel peel off sari buah Pepaya dapat digunakan pada kulit wajah.
34

4.2.3. Uji Homogenitas

Pemeriksaan homogenitas terhadap sediaan menunjukkan bahwa semua

sediaan tidak memperlihatkan adanya butiran kasar pada saat sediaan dioleskan

pada kaca transparan. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan masker gel yang dibuat

mempunyai susunan yang homogen.

4.2.4. Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan

Percobaan dapat dilakukan pada 4 orang sukarelawan wanita usia 18-25

tahun. Dengan cara sediaan masker dioleskan pada telinga bagian belakang

sukarelawan, kemudian dibiarkan selama 24 jam dan dilihat perubahan yang

terjadi, berupa iritasi pada kulit, gatal, dan perkasaran.

Tabel 4.3 Uji Iritasi Terhadap Kulit Sukarelawan

Uji Iritasi (+/-)


Formula Masker
Sukarelawan

1 2 3 4

F0 - - - -

F1 - - - -

F2 - - - -

F3 - - - -

Keterangan :
1. + Terjadi Iritasi
2. - Tidak Terjadi Iritasi
35

4.2.5. Uji Waktu Kering

Uji waktu kering masker dilakukan dengan mengamati waktu diperlukan

sediaan untuk mengering, yaitu waktu dari saat mulai dioleskannya masker pada

kulit bagian bawah telinga hingga benar-benar terbentuk lapisan yang kering.

Tabel 4.4 Data Uji Waktu Kering

Formula Waktu Mengering (menit)

0% 15

5% 17

10% 17

15% 18

Berdasarkan hasil pengujian waktu sediaan mengering, masker gel peeloff

sari buahPepayamemiliki waktu mengering 15-20 menit, menunjukkan sediaan

masker gel peeloff sari buahPepayamempunyai waktu mengering yang baik.

Adanyaperbedaan waktu mengering dapat disebabkan oleh pengaruh penambahan

ekstrak.

4.2.6. Uji Kesukaan

Uji kesukaan terhadap hasil akhir sediaan masker yang siap dipakai

meliputi tekstur masker, warna masker, dan aroma masker. Skala penetapan ada

43yaitu suka, kurang suka, dan tidak suka.


36

Tabel 4.5Data Hasil Uji Kesukaan

Skala Kesukaan (Orang)


Formula Masker
Suka Kurang Suka Tidak Suka

F0 3 1 0

F1 1 3 0

F2 2 1 1

F3 4 0 0

Keterangan :

F1 : Blangko

F2 : Makser Gel Peel Off dengan sari buah Pepaya konsentrasi 5%

F3 : Makser Gel Peel Off dengan sari buah Pepaya konsentrasi 10%

F4 : Makser Gel Peel Off dengan sari buah Pepaya konsentrasi 15%
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

bahwa Sari buah Pepaya dapat diformulasikan dalam sediaan masker gel peel off

dengan variasi konsentrasi 5%, 10% dan 15%, Dan konsentrasi 15 % adalah

sediaan masker gel peel off yang paling baik dan di sukai karena memiliki

tekstur masker yang lebih kental, wangi lebih khas dan memiliki warna yang

hampir sama dengan warna kulit.

5.2. Saran

1. Disarankan pada peniliti selanjutnya untuk melakukan uji

Antioksidan terhadap masker gel peel off sari buah Pepaya

California.

2. Disarankan pada peniliti selanjutnya agar dapat memformulasikan

sari Buah Pepaya California sebagai Skincare

3. Disarankan pada peniliti selanjutnya untuk Memformulasikan sari

buah Pepaya California sebagai sediaan kosmetika baik dalam

bentuk krim wash, masker sheet dan sediaan kosmetik lain.

37
38

DAFTAR PUSTAKA

1. Wasitaatmadja, S.M., 1997, Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, 3, 4, 11-15, 23,


117-120, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
2. Mitsui, T., 1997, New Cosmetic Science, 32-38, 142, Elsevier Science B.V.,
Netherlands.
3. Anief, Moh. (1997). Formulasi Obat Topika Dengan Dasar Penyakit Kulit.
Cetakan Pertama.Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada University Press. Hal.
1-15.
4. Balsam, M.S. (1972). Cosmetics Science and Technology. Second edition.
London. Jhon Willy and Son, Inc. Hal.211
5. Basuki. S. Kinkin., 2003. Tampil Cantik dengan Perawatan Sendiri. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.Paramawati R, Dumilah HDR. Khasiat Ajaib Daun
Avokad. Penebar Swadaya Grup; 2016.
6. Anonimous. Van demekum pepaya (Carica papaya l). 2005. Direktorat
Budidaya Tanaman Buah. Direktorat Jendral Hortikultura, Jakarta.
7. Alimia, A M., dan Joni, K. 2012. Ekstraksi Antioksidan dari Buah Pepaya
(Carica papaya L) dengan Menggunakan Metode Ultrasonic Bath (Kajian
Tingkat Kematangan Pepaya dan Proporsi Volume Pelarut: Bahan). Malang:
Universitas Brawijaya. 1-2..
8. Anonim, (2010). Buah Pepaya (Carica papaya). Online. http://forum.um.ac.id
.
9. Kalie, M.B. 2004. Bertanam Pepaya. Penebar Swadaya. Jakarta..
10. Dalimartha, S. (2009). Pepaya (Carica papaya L.). Dalam: Atlas Tumbuhan
Obat Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Pustaka Bunda. Halaman 121-127.
11. Prihatman, K. (2000). Budidaya Tanaman Pepaya. Jakarta: Deputi
Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi. Halaman 110
12. Warisno. (2003). Budidaya Pepaya. Yogyakarta: Kanisius. Halaman 16.
13. Maharani A. Penyakit Kulit, Perawatan, Pencegahan dan Pengobatan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2015.
14. Setiadi. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2007.
15. Budiyono S. Anatomi Tubuh Manusia. Bekasi: Laskar Aksara; 2012.
16. Haviva AB. Dahsyatnya mukjizat madu: untuk kesehatan, kecantikan, dan
kecerdasan. Yogyakarta: DIVA Press; 2011.
17. Wasitaatmadja, S. M. (2007). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta.
Penerbit Universitas Indonesia. Hal. 3. teasd
18. Tranggono, R. I. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Hal. 46.
19. Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. Hal. 22, 83, 97, 356.
20. Mitsui, T., 1997, Lu 2010, Lee 2013 New Cosmetic Science, 32-38, 142,
Elsevier Science B.V., Netherlands.
21. Ansel, H.C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaam Farmasi. Edisi Keempat.
Penerbit Jakarta: Universitas Indonesia. Hal. 387-389.
22. Draelos, Z.D., and L.A. Thaman. 2006. Cosmetic Formulation of Skin Care
39

Product. New York: Taylor & Francis Groupvfdbzdb


23. Chandira, R.M., et al. 2010. Design, Development and Formulation of
Antiacne Dermatological Gel. Journal of Chemical and Pharmaceutical
Research. 401414.
24. Rowe, G.R., P.J. Sheskey, and S.C. Owen. 2006. Handbook of
PHarmaceutical Excipients. 5. London: Pharmaceutical Press.
25. Taqwa, F.H., E. Lidiasari. I. Mulyawan. 2014. 0Aplikasi Sari Buah
TimunSuri selama Masa Penurunan Salinitas Media Aklimatisasi Pascalarva
Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) . Prosiding Seminar Tahunan ke-3
“Hasil-hasil Perikanan dan Kelautan” Vol. 4 pada tanggal 2 November 2013
di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Semarang.
ISSN 2339-0883
26. (SNI) Standar Nasional Indonesia 164399 (1996). Sediaan Tabir Surya.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional
27. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia,
Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
40

Lampiran 1. Proses Pembuatan simplisia Sari Buah Pepaya California


(Caricapapaya L.)

Gambar : Buah Pepaya California

Gambar : proses penyaringan sari buah pepaya California

Gambar : sari buah Pepaya California


41

Lampiran 2. Gambar Alat dan Bahan

Gambar : Alat

Gambar : Bahan
42

Lampiran 3. Hasil Uji Homogenitas

Gambar : Uji Homogenitas


43

Lampiran 4. Hasil Uji pH

F1

Blangko

F3
F2

Gambar : Uji pH sediaan Masker Gel Peel Off sari buah Pepaya California
44

Lampiran 5. Hasil Uji Iritasi

Blangko F1

F2 F3

Gambar : Uji Iritasi sediaan Masker Gel Peel Off sari buah Pepaya California
45
46
47
48
49
50
51
52
53

Anda mungkin juga menyukai