Anda di halaman 1dari 114

FORMULASI SEDIAAN KRIM LULUR DARI EKSTRAK

BERAS KETAN HITAM (Oryza sativa L. var glutinosa)


SEBAGAI PELEMBAB ALAMI KULIT

SKRIPSI

Oleh :

KHOIRUN NISA
1501196076

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
FORMULASI SEDIAAN KRIM LULUR DARI EKSTRAK
BERAS KETAN HITAM (Oryza sativa L. var glutinosa)
SEBAGAI PELEMBAB ALAMI KULIT

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm)

Oleh :

KHOIRUN NISA
1501196076

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Formulasi Sediaan Krim Lulur Dari Ekstrak


Beras Ketan Hitam (Oryza sativa L. var
glutinosa) Sebagai Pelembab Alami Kulit
Nama Mahasiswa : Khoirun Nisa
Nomor Induk Mahasiswa : 1501196076
Minat Studi : S1 Farmasi

Medan,………………...

Menyetujui

Komisi Pembimbing

Pembimbing-I Pembimbing-II

(Hafizhatul Abadi, S.Farm, M.Kes., Apt.) (Hanafis Sastra Winata, S.Farm., M.Si., Apt.)

Fakultas Farmasi dan Kesehatan


Institut Kesehatan Helvetia
Dekan,

(H. Darwin Syamsul, S.Si, M.Si, Apt)


NIDN:0125096601
elah diuji pada tanggal: 11 September 2019

PANITIA PENGUJI SKRIPSI


Ketua : Hafizhatul Abadi, S.Farm, M.Kes., Apt.
Anggota : 1. Hanafis Sastra Winata, S.Farm., M.Si., Apt.
2. Chemayanti Surbakti, S.Farm, M.Si, Apt
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :


1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik Sarjana Farmasi (S. Farm) di Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia.
2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukan tim penelaah
tim penguji.
3. Isi skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya
peroleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di perguruan tinggi ini.

Medan, Agustus 2019


Yang membuat pernyataan

Materai
6000

(Khoirun Nisa)
1501196076
ABSTRAK

FORMULASI SEDIAAN KRIM LULUR DARI EKSTRAK BERAS


KETAN HITAM (Oryza sativa L. var glutinosa) SEBAGAI
PELEMBAB ALAMI KULIT

KHOIRUN NISA
1501196076

Program Studi S1 Farmasi

Krim lulur merupakan sediaan kosmetik yang digunakan untuk perawatan


kulit. Salah satu bahan alami yang dapat dijadikan bahan baku krim lulur adalah
beras ketan hitam (Oryza sativa L. var glutinosa). Beras ketan hitammemiliki
kandungan antosianin sebagai antioksidan yang dapat memberi efek lembab dan
memicu regenerasi sel baru.Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan krim
lulur menggunakan bahan dasar ekstrak beras ketan hitam dengan variasi
konsentrasi 3%, 6% dan 9%.
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Pengujian sediaan meliputi
uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji iritasi, uji daya sebar, uji stabilitas,
uji tipe emulsi dan uji efektivitas kelembaban.
Hasil penelitian menunjukkan sediaan yang dibuat memenuhi evaluasi
fisik sediaan yaitu tekstrur semi padat, warna formula A putih susu, formula B
dan C coklat muda, formula D coklat tua, aroma oleum rosae, setiap sediaan
homogen, tipe emulsi m/a, pHberkisar 6,1-6,4, tidak mengiritasi kulit, memenuhi
persyaratn uji daya sebar, memiliki stabilitas yang baik, dan pada uji efektivias
kelembaban menunjukkan hasil yang signifikan (p ≤ 0,05) pada formula B,C,D
dan tidak menunjukkan hasil yang signifikan (p ≥ 0,05) pada formula A.
Kesimpulan dari penelitian ini ekstrak beras ketan hitam (Oryza sativa L.
var glutinosa) dapat diformulasikan sebagai krim lulur, tidak mengiritasi kulit,
dan dapat memberikan efek melembabkan pada kulit.

Kata Kunci : Krim Lulur, Ketan Hitam (Oryza sativa L. var glutinosa),
Kelembaban

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia
nikmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul “Formulasi Sediaan Krim Lulur Dari Ekstrak Beras Ketan Hitam
(Oryza sativa L. var glutinosa) Sebagai Pelembab Alami Kulit” yang disusun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Institut
Kesehatan Helvetia Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan serta fasilitas
sehingga Skripsi ini dapat disusun, antara lain penulis ingin sampaikan kepada:
1. Dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes. Selaku Penasehat Yayasan
Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom, M.M., M.Kes. Selaku Ketua Yayasan
Helvetia Medan.
3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si. Selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan.
4. Darwin Syamsul , S.Si., M.Si., Apt. Selaku Dekan Farmasi Institut Kesehatan
Helvetia Medan.
5. Adek Chan, S.Si, M.Si, Apt. Selaku Ketua Prodi S1 Farmasi Institut
Kesehatan Helvetia
6. Hafizhatul Abadi, S.Farm., M.Kes., Apt, Selaku Dosen PembimbingI yang
telah menyediakan waktu dan tenaga untuk membimbing dan memberikan
arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi.
7. Hanafis Sastra Winata, S.Farm., M.Si., Apt, Selaku Dosen Pembimbing
IIyang telah memberikan masukan yang bermanfaat dan bimbingan selama
menyusun Skripsi.
8. Chemayanti Surbakti, S.Farm, M.Si, Apt, Selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan masukan yang bermanfaat selama penyusunan Skripsi.
9. Seluruh Dosen dan Staff Institut Kesehatan Helvetia Medan yang telah
memberikan arahan fasilitas dan bimbingan selama menyusun Skripsi.
10. Teristimewa buat orang tua serta saudara-saudarakutercinta yang telah
memberikan nasihat, do’a, dan dukungan moril maupun materil untuk penulis
dalam menuntut ilmu, sehingga penyusunan Skripsi ini dapat terselesaikan.
11. Teman–teman yang telah banyak membantu dan memberikan support dalam
mengerjakan Skripsi ini.
Penulis menyadadari baik dari penggunaan bahasa, cara menyususn Skripsi
ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
untuk kesempurnaan skripsi ini.

iii
Akhir kata penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Medan , September2019
Penyusun

Khoirun Nisa

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI
Nama : Khoirun Nisa
Tempat/tanggal lahir : Bagansiapiapi, 03 Januari 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Anak Ke : 5 (Lima) dari 5 (lima) bersaudara
Alamat : Jl. Kecamatan Km 4 Rokan Hilir Riau

II. NAMA ORANG TUA


Nama Ayah : Sumardi
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Siti Hajar
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Kecamatan Km 4 Rokan Hilir Riau

III. RIWAYAT PENDIDIKAN


Tahun 2002-2008 : SD Negeri 018 Bagan Punak
Tahun 2008-2011 : SMP Negeri 1 Bangko
Tahun 2011-2014 : SMANegeri 2 Bangko
Tahun 2015-2019 : Menyelesaikan Program Studi S1 Farmasi
Fakultas Farmasi dan Kesehatan Institut
Kesehatan Helvetia Medan.

v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK .................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR TABEL........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1


1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 4
1.3 Hipotesis .............................................................................. 4
1.4 Tujuan Masalah.................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................... 5
1.6 Kerangka Pikir Penelitian .................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 7


2.1 Ketan Hitam ......................................................................... 7
2.1.1 Klasifikasi Tanaman ................................................ 8
2.1.2 Antosianin ................................................................ 9
2.2 Kulit ..................................................................................... 10
2.2.1 Struktur Kulit ........................................................... 11
2.2.2 Fungsi Kulit ............................................................. 13
2.2.3 Jenis Kulit ................................................................ 15
2.2.4 Kulit Kering ............................................................. 15
2.3 Kosmetika ............................................................................ 16
2.3.1 Penggolongan Kosmetika ........................................ 17
2.3.2 Pembagian Kosmetika ............................................. 17
2.4 Lulur..................................................................................... 18
2.4.1 Jenis-jenis Lulur ....................................................... 19
2.4.2 Macam-macam Lulur ............................................... 19
2.5 Krim ..................................................................................... 21
2.6 Emulsi .................................................................................. 21
2.7 Ekstrak ................................................................................. 22
2.7.1 Pengertian Ekstrak ................................................... 22
2.7.2 Estraksi..................................................................... 22
2.8 Skin Analyzer ....................................................................... 24
2.9 Komposisi Krim Lulur ......................................................... 25

vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 28
3.1 Desain Penelitian ................................................................. 28
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................. 28
3.2.1 Waktu ....................................................................... 28
3.2.2 Tempat ..................................................................... 28
3.3 Populasi Dan Sampel ........................................................... 28
3.3.1 Populasi.................................................................... 28
3.3.2 Sampel ..................................................................... 28
3.4 Alat dan Bahan..................................................................... 29
3.4.1 Alat........................................................................... 29
3.4.2 Bahan ....................................................................... 29
3.5 Sukarelawan ......................................................................... 29
3.6 Prosedur Kerja ..................................................................... 29
3.6.1 Pembuatan Simplisia................................................ 29
3.6.2 Pembuatan Ekstrak Beras Ketan Hitam ................... 30
3.6.3 Formula Dasar.......................................................... 30
3.6.4 Formula Modifikasi ................................................. 31
3.6.5 Pengelompokan Sukarelawan .................................. 32
3.6.6 Prosedur Pembuatan Sediaan Krim Lulur ............... 32
3.6.7 Evaluasi Sediaan Krim Lulur ................................... 33
3.7 Analisis Data ........................................................................ 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 36


4.1 Identifikasi Sampel .............................................................. 36
4.2 Hasil Pembuatan Sediaan Krim Lulur ................................. 36
4.2.1 Hasil Uji Evaluasi Sediaan Krim Lulur ................... 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 47


5.1 Kesimpulan .......................................................................... 47
5.2 Saran .................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 48


LAMPIRAN ............................................................................................. 50

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman


Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian.......................................................... 6
Gambar 2.1 Tumbuhan ketan hitam ............................................................. 9
Gambar 2.2. Struktur Kulit ............................................................................ 10
Gambar 2.3 Lulur bubuk ............................................................................... 20
Gambar 2.4 Lulur krim ................................................................................. 20
Gambar 2.5 Lulur kocok ............................................................................... 21

viii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman


Tabel 3.1 Komposisi bahan krim lulur ..................................................... 31
Tabel 4.1 Data pengamatan uji organoleptis pada sediaan krim lulur ...... 37
Tabel 4.2 Data pengamatan uji homogenitas sediaan krim lulur .............. 38
Tabel 4.3 Data pengamatan uji pH sedian krim lulur ............................... 39
Tabel 4.4 Data pengamatan uji iritasi terhadap sukarelawan ................... 40
Tabel 4.5 Data pengamatan hasil uji daya sebar pada sediaan krim lulur 40
Tabel 4.6 Data pengamatan terhadap kestabilan sediaan pada saat
sediaan selesai dibuat dan penyimpanan selama 4 minggu ...... 41
Tabel 4.7 Data pengamatan tipe emulsi sediaan krim lulur ..................... 42
Tabel 4.8 Hasil pengukuran kadar air (moisture) pada kulit sukarelawan 44
Tabel 4.9 Uji annova kadar air .................................................................. 45

ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1. Bagan Alir Proses Ekstraksi Beras Ketan Hitam ..................... 50
Lampiran 2. Bagan Alir Proses Pembuatan Sediaan Krim Lulur ................. 51
Lampiran 3. Gambar Beras Ketan Hitam (Oryza sativa L. var glutinosa)
Lampiran 4 Gambar Bahan Pembuatan Sediaan Krim Lulur ..................... 52
Lampiran 5. Gambar Formulasi Sediaan Krim Lulur Konsentrasi .............. 53
3%, 6%, 9%dan Blanko ............................................................ 54
Lampiran 6. Gambar Alat Skin Analyzer ...................................................... 55
Lampiran 7. Gambar Hasil Uji Organoleptis Sediaan Krim Lulur ............. 56
Lampiran 8. Gambar hasil Uji pH Sediaan Krim Lulur Formula A, B, C,
dan D ........................................................................................ 57
Lampiran 9. Gambar hasil Uji Daya Sebar Sediaan Krim Lulur .................. 59
Lampiran 10. Gambar Hasil Uji Stabilitas Sediaan Krim Lulur ..................... 63
Lampiran 11. Gambar Hasil Uji Tipe Emulsi Sediaan Krim Lulur ................ 65
Lampiran 12. Gambar Hasil Uji Iritasi Sediaan Krim Lulur .......................... 66
Lampiran 13. Gambar Hasil Uji Kadar Air (moisture) Sediaan Krim Lulur
Terhadap Sukarelawan ............................................................. 68
Lampiran 14. Hasil Pengolahan data SPSS .................................................... 80
Lampiran 15. Lembar Pengajuan Judul ......................................................... 89
Lampiran 16. Lembar Konsultasi Pembimbing I (Proposal) .......................... 90
Lampiran 17. Lembar Konsultasi Pembimbing II (Proposal) ......................... 91
Lampiran 18. Lembar Revisi Proposal ........................................................... 92
Lampiran 19. Surat Ijin Penelitian ................................................................. 93
Lampiran 20. Surat Balasan Ijin Penelitian .................................................... 94
Lampiran 21. Surat Determinasi .................................................................... 95
Lampiran 22. Persetujuan Komisi Etik .......................................................... 96
Lampiran 23. Lembar Konsultasi Pembimbing I (Skripsi) ............................. 97
Lampiran 24. Lembar Konsultasi Pembimbing II (Skripsi) ........................... 98
Lampiran 25. Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi) Skripsi ....................... 99

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kulit adalah organ tubuh yang merupakan permukaan luar organisme dan

membatasi lingkungan dalam tubuh dengan lingkungan luar. Kulit berfungsi

untuk melindungi jaringan terhadap kerusakan kimia dan fisika, terutama

kerusakan mekanik dan terhadap masuknya mikroorganisme (1).

Penuaan pada kulit terdiri ada dua proses, yaitu proses penuaan karena

faktor umur dan proses penuaan karena photoagingoleh radiasi sinar UV. Melihat

pentingnya kulit sebagai pelindung jaringan dan organ, maka diperlukan

perlindungan dan perawatan terhadap kulit (2).

Perawatan kulit dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi dan

menggunakan kosmetik, perawan yang dilakkukan dengan cara tradisional dapat

dibuat sendiri dari bahan-bahan yang segar atau bahan-bahan yang telah

dikeringkan, seperti buah-buahan atau tanam-tanaman yang ada disekitar kita.

Kosmetik ini diolah menurut resep dan cara pengolahannya yang turun-temurun

dari nenek moyang (3).

Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksud untuk digunakan pada

bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, dan organ genital bagian

luar) atau gigi dan bagian mukosa mulut terutama untuk membersihkan,

mewangikan, mengubah penampilan, memperbaiki bau badan atau melindungi

dan memelihara tubuh dalam kondisi baik. Salah satu jenis kosmetik produk

pembersih tubuh adalah lulur atau yang lebih dikenal body scrub(2).

1
2

Lulur adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk merawat dan

membersihkan kulit dari kotoran yang menyebabkan sel kulit mati. Cara lulur

menghilangkan kotoran dari sel kulit mati dapat dilakukan dengan pemijatan

keseluruh tubuh, hasilnya dapat langsung terlihat kulit menjadi lebih lembab,

halus, kencang, harum dan sehat bercahaya (4).

Lulur adalah jenis kosmetik yang dibuat dari bunga-bunga dan bahan-

bahan tanaman lainya yang sangat bermanfaat untuk menjaga kecantikan,

kesehatan, kehalusan dan kecerahan kulit tubuh. Lulur dapat membantu

membersihkan kotoran yang menempel dikulit akibat pengaruh faktor cuaca dan

polusi sehingga kulit menjadi sehat, bersih dan cantik (5).

Krim lulur adalah lulur yang biasanya berbentuk seperti pasta atau adonan

kental yang langsung dapat digunakan dikulit dalam kondisi lembab atau sudah

dibasahi terlebih dahulu (6)

Pada umumnya masyarakat hanya mengenal manfaat beras ketan hitam

untuk bahan makanan saja, tetapi penggunaan beras ketan hitam belum banyak

diketahui oleh masyarakat sebagai perawatan kulit. Pada penelitian yang

dilakukan oleh Virgita pada beras ketan hitam dalam bentuk masker tradisional

tanpa menggunkaan variasi konsentrasi dijelaskan bahwa beras ketan hitam selain

bermanfaat untuk kesehatan juga memiliki manfaat bagi kecantikan kulit seperti :

melembabkan kulit, mencerahkan kulit, mendinginkan kulit, membantu merawat

peremajaan kulit dan menghaluskan kulit (7).

Ketan hitam telah diketahui mengandung senyawa golongan antosianin

yang memiliki beberapa aktivitas farmakologi, salah satunya adalah aktivitas


3

antioksidan. Antosianin yang terkandung dalam beras ketan hitam merupakan

komponen flavonoid dari tumbuh-tumbuhan yang berfungsi sebagai antioksidan.

Antosianin adalah senyawa fenolik yang masuk kelompok flavonoid dan

berfungsi sebagai antioksidan, berperan penting, baik bagi tanaman itu sendiri

maupun bagi kesehatan manusia. Kadar antosianin tinggi umumnya diperoleh

pada padi yang warnanya mendekati hitam akibat reaksi pigmen antosianin

terhadap pH yang menghasilkan warna ungu. Semakin tinggi kadar antosianin

maka warna ungu pada bulir beras akan semakin pekat hingga menjadi warna

kehitaman (8).

Beras ketan hitam juga mengandung zat besi dan merupakan antioksidan

yang sangat bermanfaat utntuk kulit, karena membantu mengaktifkan vitamin

termasuk vitamin B1 yang dapat membantu menjaga kesehatan kulit, kekurangan

magnesium dapat menyebabkan kulit menjadi kusam. Selain itu beras ketan hitam

diyakini mampu meningkatkan kolagen yang berfungsi untuk membantu menjaga

kesehatan kulit, dan membuat kulit tampak lebih cerah (9).

Ketan hitam mengandung 336 kilokalori, protein, lemak, dan kalsium,

selain itu ketan hitam juga mengandung vitamin A, B1, dan E didalam nya. Ketan

hitam memiliki kandungan pelembab alami yang dapat mendinginkan kulit,

sebagai perawatan dari dalam maupun dari luar. Perawatan dari dalam dengan

langkah memberi asupan makan yang memiliki kandungan gizi tinggi, sedangkan

perawatan dari luar dapat melalui dengan langkah membersihkan kulit dengan

menggunakan pembersih dan penyegar serta dapat dibantu dengan menggunakan

lulur yang terbuat dari bahan alami (10).


4

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin membuat formulasi

sediaan krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam (Oryza sativa L. var glutinosa)

dengan variasi konsentrasi 3%, 6% dan 9% dimana manfaat beras ketan hitam

(Oryza sativa L. var glutinosa) untuk perawatan kulit belum banyak diketahui

oleh masyarakat dan penggunaan krim lulur lebih mudah digunakan dan langsung

dapat diaplikasikan pada kulit. Pembuatan formulasi krim lulur dari ekstrak beras

ketan hitam (Oryza sativa L. var glutinosa) dilakukan dengan uji organoleptik, uji

homogenitas, uji pH, uji iritasi, uji daya sebar dan uji stabilitas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui:

1. Apakah ekstrak beras ketan hitam (Oriza sativa L. var glutinosa) dapat

diformulasikan sebagai krim lulur untuk melembabkan kulit?

2. Apakah krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam (Oriza sativa L. var

glutinosa) tidak mengiritasi kulit?

3. Apakah krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam (Oryza sativa L. var

glutinosa) mampu memberikan efek melembabkan pada kulit?

1.3 Hipotesis

1. Ekstrak beras ketan hitam (Oryza satuva L. var glutinosa) dapat

diformulasikan sebagai krim lulur untuk melembabkan kulit.

2. Krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam (Oryza sativa L. var glutinosa)

tidak mengiritasi kulit.


5

3. Krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam (Oryza sativa L. var glutinosa)

mampu memberikan efek melembabkan pada fulit.

1.4 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui ekstrak beras ketan hitam (Oriza sativa L. var

glutinosa) dapat diformulasikan sebagai krim lulur untuk melembabkan

kulit.

2. Untuk mengetahui krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam (Oriza sativa

L. var glutinosa) tidak mengiritasi kulit.

3. Untuk mengetahui krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam (Oryza sativa

L. var glutinosa) mampu memberikan efek melembabkan pada kulit.

1.5 Manfaat Penelitian

Untuk memberikan informasi kepada masyarakat terhadap kegunaan beras

ketan hitam untuk perawatan kesehatan kulit sebagai pelembab dalam sediaan

krim lulur.
6

1.6 Kerangka Pikir Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter

1. Uji Organoleptik 1. Bentuk, Warna dan


Formulasi Sediaan Bau
Krim Lulur Dari 2. Uji Homogenitas
2. Tidak Terdapat
3. Uji pH
Ekstrak Beras Butiran Kasar
4. Uji Iritasi 3. pH 4,5-6,5
Ketan Hitam
5. Uji Daya Sebar 4. Tidak Menimbulkan
(Oryza sativa L. 6. Uji Stabilitas Kemerahan, Gatal-
var glutinosa) 7. Uji Kelembaban gatal dan Bengkak
Dengan 5. Diameter 5-7 cm
Konsentrasi 3%, 6. Stabil Pada Suhu
6% dan 9% Kamar
7. Tingkat Kelembaban
Kulit

Gambar 1.1 : Kerangka pikir penelitian.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ketan Hitam

Beras ketan hitam merupakan salah satu varietas dari padi yang

merupakan tumbuhan semusim. Helaian daun berbentuk garis dengan panjang 15

sampai 50 cm, kebanyakan dengan tepi kasar. Mempunyai malai dengan panjang

15 sampai 40 cm yang tumbuhan ke atas yang akhir ujungnya menggantung. Pada

waktu masak, buahnya yang berwarna ada yang rontok dan ada yang rontok dan

ada yang tidak. Buah yang dihasilkan dari tanaman ini berbeda ada yang kaya pati

dan ini disebut beras, sedangkan buah kaya perekat disebut ketan (11).

Ketan hitam merupakan salah satu varietas beras berpigmen yang telah

lama dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan makanan. Hal ini

dikarenakan beras ketan hitam sangat potensial sebagai sumber karbohidrat,

antioksidan, senyawa bioaktif dan serat yang tinggi bagi kesehatan. Ketan hitam

mempunyai warna ungu kehitaman, bila sudah dimasak warnanya benar-benar

hitam pekat (12).

Beras ketan hitam mengandung zat besi dan merupakan komponen

antioksidan yang sangat bermanfaat untuk kulit, karena membantu mengaktifkan

vitamin termasuk vitamin B1 yang dapat membantu menjaga kesehatan kulit,

kekurangan magnesium dapat menyebabkan kulit kusam. Zat besi dan protein

yang terkandung didalam beras ketan hitam juga dapat membuat kulit tampak

lebih cerah (13).

7
8

Selain itu beras ketan hitam diyakini mampu meningkatkan kolagen yang

berfungsi untuk membantu menjaga kesehatan kulit, dan membuat kulit tampak

lebih cerah (9).

Beras ketan hitam selain bermanfaat untuk kesehatan juga memiliki

manfaat bagi kecantikan kulit seperti melembabkan kulit, mencerahkan kulit,

mengangkat sel kulit mati dan menggantikannya dengan sel kulit baru yang lebih

sehat, mendinginkan kulit, membantu merawat peremajaan kulit, dan

menghaluskan kulit (9).

Dalam komposisi kimiawi nya diketahui pati adalah karbohidrat penyusun

utama pada ketan hitam. Pati adalah homopolimer glukosa dengan ikatan α-

glikosida. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas,

dimana fraksi terlarut adalah amilosa, sedangkan fraksi yang tidak larut adalah

amilopektin. Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan

warna dan tekstur nasi (14).

Kadar amilosa dalam beras ketan hitam hanya sekita 1-2%, sedangkan

beras biasa berkisar antara 7-38%. Pati ketan dikombinasi oleh amilopektin yang

memiliki struktur kimia bercabang sehingga jika ditanak ketan menjadi lengket

(14).

2.1.1 Klasifikasi Tanaman

Dalam sistematika tumbuhan, beras ketan hitam diklasifiksikan sebagai

berikut (11).
9

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Oryza

Spesies : Oryza sativa L. var gkutinosa

Nama Lokal : Beras Ketan Hitam

Gambar 2.1 Tumbuhan Ketan Hitam

2.1.2 Antosianin

Antosianin berperan dalam memberikan pigmen merah, biru, ungu hingga

kehitaman pada beberapa bunga, buah, sayuran dan serelia. Beberapa sumber

antosianin terdapat pada buah mulberry, blueberry, cherry, blackberry, rosella,

kulit dan sari anggur, strawberry dan lobak merah. Salah satu sumber antosianin

yang juga merupakan sumber kekayaan alam di Indonesia selain sayuran adalah

beras (Oriza sativa). Saat ini dikenal beberapa jenis beras yang kaya akan

antosianin, seperti beras ketan hitam (14).


10

Senyawa antosianin berfungsi sebagai antioksidan penangkap radikal

bebas, sehingga berperan untuk mencegah terjadi penuaan, kanker dan penyakit

degenerative. Selain itu, antosianin juga memiliki kemampuan sebagai

antimutagenik dan antikarsinogenik, mencegah gangguan fungsi hati,

antihipertensi, dan menurunkan kadar gula darah (15).

2.2 Kulit

Gambar 2.2 Struktur Kulit

Kulit adalah organ tubuh yang merupakan permukaan luar organisme dan

membatasi lingkungan dalam tubuh dengan lingkungan luar. Kulit berfungsi

untuk melindungi jaringan terhadap kerusakan kimia dan fisika, terutama

kerusakan mekanik dan terhadap masuknya mikroorganisme (1).

Kulit merupakan organ terbesar dari tubuh, rata-rata kulit manusia dewasa

mempunyai luas permukaan sebesar 1,5 – 2 m2, dengan berat 3 kg, dan berperan

sebagai lapisan pelindung tubuh terhadap pengaruh dari luar, baik pengaruh fisik

maupun kimia (16).

Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar yang

melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan hidup manusia dan merupakan alat
11

tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu kira-kira 15% dari berat tubuh

dan luas kulit orang dewasa 1,5 m2. Kulit sangat kompleks, elastis dan sensitif,

serta sangat bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung

pada lokasi tubuh serta memiliki variasi mengenai lembut, tipis, dan tebalnya.

Rata-rata tebal kulit 1-2m. Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak tangan dan kaki

dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis. Kulit merupakan organ yang vital dan

esensial serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (17).

2.2.1 Struktur Kulit

Kulit terdiri atas 2 lapisan utama yaitu epidermis dan dermis. Epidermis

merupakan jaringan epitel yang berasal dari eksoderm, sedangkan dermis berupa

jaringan ikat agak padat yang berasal dari mesoderm. Di bawah dermis terdapat

selapis jaringan ikat longgar yaitu hipodermis, yang pada beberapa tempat

terutama terdiri dari jaringan lemak (18).

1. Epidermis

Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan terdiri atas epitel

berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Epidermis hanya terdiri dari jaringan

epitel, tidak mempunyai pembuluh darah maupun limfe oleh karena itu semua

nutrien dan oksigen diperoleh dari kapiler pada lapisan dermis (18).

Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu, dari dalam ke luar, stratum basal, stratum

spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum korneum (18).

a. Stratum Basal

Stratum basal adalah lapisan terbawah epidermis, dilapisan ini juga terdapat

sel-sel melanosit yaitu sel yang membentuk pigmen melanin (19).


12

b. Stratum Spinosum

Merupakan anakan sel dari hasil pembelahan sel basal yang memiliki duri,

saling melekat antara sel dengan diperantarai desmosome. Terdapat bundle

serabut keratin yang menyebrangi setiap sel yang menguatkanperlekatan

demosom dan nucleus (16).

c. Stratum Granolusum

Lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel gepeng yang mengandung banyak granula

basofilik yang disebut granula keratohialin, yang dengan mikroskop elektron

ternyata merupakan partikel amorf tanpa membran tetapi dikelilingi ribosom.

Mikrofilamen melekat pada permukaan granula (18).

d. Stratum Lusidum

Stratum lusidum berada tepat dibawah stratum korneum, merupakan lapisan

yang tipis, jernih, mengandung eleidin, lapisan ini tampak jelas pada telapak

tangan dan telapak kaki (19).

e. Stratum Korneum

Stratum korneum terdiri atas beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak

memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat

sedikit mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin, yaitu

jenis protein yang tidak larut dalam air, dan sangat resisten terhadap bahan-

bahan kimia. Hal ini berkaitan dengan fungsi kulit untuk memproteksi tubuh

dari pengaruh luar (19).


13

2. Lapisan Dermis

Lapisan dermis adalah lapisan dibawah epidermis dan lebih tebal dari pada

epidermis. Komponen utama lapisan ini adalah kolagen dan serat elastin, yang

mengandung pembuluh darah, saraf, kelenjar keringat, kelenjar minyak, dan

folikel rambut (20).

3. Hypodermis

Lapisan epidermis atau jaringan subkutan terletak dibawah dermis dan

mengandung sel-sel lemak. Lemak lapisan ini melindungi bagian dalam organ

dari trauma mekanik dan juga sebagai pelindung tubuh dari udara dingin.

Besarnya bagian lemak sangat tergantung pada faktor keturunan, gaya hidup,

diet dan aktivitas sehari-hari (20).

2.2.2 Fungsi Kulit

Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan dengan

lingkungan, antara lain sebagai berikut : (17)

1. Fungsi proteksi

Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanik

(tarikan, gesekan, dan tekanan), gangguan kimia ( zat-zat kimia yang iritan),

dan gangguan bersifat panas (radiasi, sinar ultraviolet), dan gangguan infeksi

luar.

2. Fungsi absorpsi

Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat tetapi

cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut

lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit
14

ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuanabsorpsi kulit

dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan

jenis vehikulum.

3. Fungsi ekskresi

Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa

metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia.

4. Fungsi persepsi

Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis sehingga

kulit mampu mengenali rangsangan yang diberikan. Rangsangan panas

diperankan oleh badan ruffini di dermis dan subkutis, rangsangan dingin

diperankan oleh badan krause yang terletak di dermis, rangsangan rabaan

diperankan oleh badan meissner yang terletak di papila dermis, dan

rangsangan tekanan diperankan oleh badan paccini di epidermis.

5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)

Kulit melakukan fungsi ini dengan cara mengekskresikan keringat dan

mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Di waktu suhu dingin,

peredaran darah di kulit berkurang guna mempertahankan suhu badan. Pada

waktu suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan

keringat dari kelenjar keringat sehingga suhu tubuh dapat dijaga tidak terlalu

panas.
15

6. Fungsi pembentukan pigmen

Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini berasal

dari rigi saraf. Jumlah melanosit danjumlah serta besarnya butiran pigmen

(melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu.

7. Fungsi kreatinisasi

Fungsi ini memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis

fisiologik.

8. Fungsi pembentukan/sintesis vitamin D

2.2.3 Jenis Kulit

Ditinjau dari sudut pandang perawatan kulit terbagi atas lima bagian: (21)

1. Kulit normal : memiliki pH normal, kadar air dan kadar minyak seimbang

tekstur kulit kenyal, halus dan lembut, pori-pori kulit kecil.

2. Kulit berminyak : kadar minyak berlebihan, bahkan bisa mencapai

60%,tampak mengkilap, memiliki pori pori besar; cenderung mudah

berjerawat.

3. Kulit kering : Kulit kasar dan kusam, mudah bersisik.

4. Kulit kombinasi : merupakan kombinasi antara kulit wajah kering dan

berminyak, pada area T cenderung berminyak, sedangkan area pipi berkulit

kering.

5. Kulit sensitif: mudah iritasi, kulit wajah lebih tipis, sangat sensitif.

2.2.4 Kulit Kering

Kulit kering dalam istilah medis adalah xerosis cutis. Ada beberapa faktor

yang menyebabkan kulit kering yaitu :


16

1. Faktor resiko yang signifikan terkait kulit kering adalah usia tua dan jenis

kelamin wanita.

2. Prevalensi kulit kering di Indonesia adalah 50%-80% sedangkan pada

beberapa negara lain seperti Brazil, Australia, Turki, dan lain lain adalah

35%-70%. Pada divisi geriatri poliklinik Kulit dan Kelamin Rumah Sakit dr.

Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta tahun 2008-2013 kulit kering

termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak.

3. Kulit kering terjadi karena hilangnya atau berkurangnya kelembapan pada

stratum korneum dan menyebabkan peningkatan Trans Epidermal Water Loss

(TEWL). Gambaran klinisnya adalah kulit tampak kasar dengan tekstur kulit

lebih jelas sertatampak bersisik, disertai keluhan gatal. Jika memberat, dapat

pula tampakkemerahan dan terjadi fisura. Kulit kering dapat diatasi dengan

menggunakan pelembap (22).

2.3 Kosmetika

Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti “berhias”.

Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari

bahan alami yang terdapat di sekitarnya. Namun, sekarang kosmetika tidak hanya

dari bahan alami tetapi juga bahan sintetik untuk maksud meningkatkan

kecantikan. Produk kosmetik sangat diperlukan oleh manusia, baik laki-laki

maupun perempuan. Produk-produk itu dipakai secara berulang setiap hari dan

diseluruh tubuh, mulai dari rambut sampai ujung kaki(23).

Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksud untuk digunakan pada

bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, dan organ genital bagian
17

luar) atau gigi dan bagian mukosa mulut terutama untuk membersihkan,

mewangikan, mengubah penampilan, memperbaiki bau badan atau melindungi

dan memelihara tubuh dalam kondisi baik (2).

2.3.1 Penggolongan Kosmetika

Kosmetika dapat digolongkan sebgai berikut : (24).

1. Preparat untuk bayi

2. Preparat untuk mandi

3. Preparat untuk mata

4. Preparat wangi-wangian

5. Preparat untuk rambut

6. Preparat untuk rias (make up)

7. Preparat untuk perawatan rambut

8. Preparat untuk kebersihan mulut

9. Preparat untuk kebersihan badan

10. Preparat untuk kuku

11. Preparat untuk cukur

12. Preparat utnuk perawatan kulit

13. Preparat untukproteksi sinar matahari

2.3.2 Pembagian Kosmetika

Sedangkan menurut Sub Bagian Kosmetika Medik Bagian/SMF Ilmu

Penyakit Kulit dan Kelamin FKU/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta,

membagi kosmetika atas : (24).


18

1. Kosmetika pemeliharaan dan perawatan, terdiri atas :

a. Kosmetika pembersih (cleansing)

b. Kosmetika pelembab (moisturizing)

c. Kosmetika pelindung (protecting)

d. Kosmetika penipis (thining)

2. Kosmetika rias/dekoratif, terdiri atas :

a. Kosmetika rias kulit terutama wajah

b. Kosmetika rias rambut

c. Kosmetika rias kuku

d. Kosmetika rias bibir

e. Kosmetika rias mata

3. Kosmetika pewangi, terdiri atas :

a. Deodorant dan antiperspirant

b. After shave lotion

c. Parfum

2.4 Lulur

Lulur adalah jenis kosmetik yang dibuat dari bunga-bunga dan bahan-

bahan tanaman lainya yang sangat bermanfaat untuk menjaga kecantikan,

kesehatan, kehalusan dan kecerahan kulit tubuh. Lulur dapat membantu

membersihkan kotoran yang menempel dikulit akibat pengaruh faktor cuaca dan

polusi sehingga kulit menjadi sehat, bersih dan cantik(5).

Lulur memiliki fungsi dan manfaat bagi kulit dan tubuh seperti relaksasi,

scrubbing atau pengelupasan akan mengangkat sel-sel kulit yang mati sehingga
19

menstimulasi tumbuhnya sel-sel kulit baru. Fungsi lain dari lulur adalah sebagai

masker tubuh yang berfungsi untuk memberikan nutrsi pada kulit (24).

Nutrisi yang optimal pada lulur dapat membuat kulit lebih halus dan sehat

juga berfungsi untuk memperbaiki kekencangan kulit. Lulur yang dioleskan pada

kulit akan mengembalikan kekencangan kulit yang kendur(24).

2.4.1 Jenis-jenis Lulur

Lulur dibagi menjadi dua yaitu lulur tradisional dan lulur modern(25).

1. Lulur tradisional terbuat dari rempah dan tepung yang teksturnya kasar yang

digunakan dengan cara dioles dan dogosok perlahan-lahan keseluruh tubuh

untuk membersihkan badan dari kotoran serta mengangkat sel-sel kulit mati

pada tubuh sehingga kulit terlihat bersih dan halus.

2. Lulur modern terbuat dari scrub yang dilengkapi lotion yang rata-rata terbuat

dari susu, lulur modern menggunakan campuran bahan alami yang berupa

ekstrak agar lulur lebih tahan lama dan penggunaannya dirancang lebih praktis

sehingga mudah dalam penggunaannya.

2.4.2 Macam-macam Lulur

Lulur biasanya berbentuk bubuk, krimdan kocok (6).

1. Lulur bubuk biasanya bahan dari lulur ini mengandung butiran kasar yang

bersifat melembutkan kulit. Lulur ini berupa serbuk kering yang

penggunaannya dengan mengencerkan atau mengentalkan terlebih dahulu

dengan air biasa atau air mawar sebelum digunakan.


20

Gambar 2.3 Lulur bubuk

2. Krim lulur biasanya berbentuk seperti pasta atau adonan kental yang langsung

dapat digunakan dikulit dalam kondisi lembab atau sudah dibasahi terlebih

dahulu.

Gambar 2.4 Lulur krim

3. Lulur kocok biasanya bebentuk cair tetapi tidak larut (suspensi), penggunaan

lulur ini tidak jauh berbeda dengan lulur pada umumnya, hanya saja sebelum

penggunaan lulur dikocok terlebih dahulu.


21

Gambar 2.5 Lulur kocok

2.5 Krim

Menurut Farmakope Edisi IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat

mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar

yang sesuai (26).

Krim dapat diformulasikan dalam 2 tipe yaitu tipe m/a emulsi minyak

dalam air dan tipe a/m atau air dalam minyak. Kedua fase yang berbeda dalam

krim distabilkan dengan penambahan surfaktan(21).

Istilah krim secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah

padat yang konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak

atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk

produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-

asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air

dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika(26).

2.6 Emulsi

Emulsi adalah suatu dispersi dimana fase terdispersi terdiri dari bulatan-

bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak
22

bercampur. Dalam batasan emulsi, fase terdispers dianggap sebagai fase dalam

dan medium dispersi sebagai fase luar atau fase kontinu. Emulsi yang mempunyai

fase dalam minyak dan fase luar air disebut emulsi minyak-dalamair dan biasanya

diberi tanda sebagai emulsi “m/a”. Sebaliknya emulsi yang mempunyai fase

dalam air dan fase luar minyak disebut emulsi air-dalamminyak dan dikenal

sebagai emulsi “a/m”. Karena fase luar dari suatu emulsi bersifat kontinu, suatu

emulsi minyak dalam air bisa diencerkan atau ditambahkan dengan air atau suatu

preparat dalam air. Umumnya untuk membuat suatu emulsi yang stabil, perlu fase

ketiga atau bagian ketiga dari emulsi, yakni: zat pengemulsi (emulsifying agent)

(23).

2.7 Ekstrak

2.7.1 Pengertian Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari

simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya

matahari langsung(27).

2.7.2 Estraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair, dengan

diketahui senyawa aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan

pelarut dan cara ekstraksi yang tepat. Ekstraksi dapat dilakukan dengan baberapa

cara yaitu : (27).


23

1. Cara dingin

a. Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan

pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada

temperatur ruangan (kamar). Remaserasi berarti dilakukan pengulangan

penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan

seterusnya.

b. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi

penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar.

Proses perkolasi terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi

antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak)

terus-menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat).

2. Cara panas

a. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperature titik didihnya

selama waktu tertentu dan dalam jumlah pelarut terbatas yang relatif

konstan dengan adanya pendingin balik.

b. Digesti

Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang

lebih tinggi dari temperatur kamar yaitu pada 40-50oC


24

c. Infus

Infus adalah ekstraksi menggunakan pelarut air pada temperatur penangas

air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur

90oC) selama 15 menit.

d. Dekok

Dekok adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 90 oC selama 30

menit.

e. Sokletasi

Sokletasi adalah metode ekstraksi untuk bahan yang tahan pemanasan

dengan cara meletakkan bahan yang akan diekstraksi dalam sebuah

kantung ekstraksi (kertas saring) di dalam sebuah alat ekstraksi dari gelas

yang bekerja kontinu.

2.8 Skin Analyzer

Skin analyzer merupakan sebuah perangkat yang dirancang untuk

mendiagnosis keadaan pada kulit. Skin analyzer mempunyai sistem terintegrasi

untuk mendukung diagnosis dokter yang tidak hanya meliputi lapisan kulit teratas,

melainkan juga mampu memperlihatkan sisi lebih dalam dari lapisankulit.

Tambahan rangkaian sensor kamera yang terpasang pada Skin analyser

menampilkan hasil dengan cepat dan akurat. Pengukuran yang dapat dilihat dari

alat Skin analyzer adalah Moisture (kadar air), Evenness (kehalusan), Pore (pori),

Spot (noda), dan Wrinkle (keriput)(28).


25

2.9 Komposisi Krim Lulur

Dalam membuat formulasi suatu sediaan lulur krim yang baik perlu

diperhatikan adalah kesesuaian sifat bahan-bahan yang dipilih, yaitu kesesuaian

sifat antara bahan aktif dengan bahan pembawa (basis). Suatu krim terdiri atas

bahan aktif dan bahan dasar (basis) krim. Bahan dasar terdiri dari fase minyak dan

fase air yang dicampur dengan penambahan bahan penegmulsi (emulgator)

kemudian akan membentuk basis krim. Selainkarakteristik formula yang

diinginkan, maka sering ditambah bahan-bahan antara lain, pengawet, pengkelat,

pengental, pewarna, pelembab, pewangi dan sebagainya. Bahan-bahan yang

digunakan dalam formula lulur krim penelitian ini adalah sebagai berikut :(29).

1. Asam stearat

Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari

lemak. Merupakan zat padat, keras mengkilat, menunjukkan susunan hablur, putih

atau kuning pucat, mirip lemak lilin, praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20

bagian etanol (95%)P, dalam 2 bagian kloroform P, suhu lebur tidak kurang dari

45oC. Asam stearat dalam sediaan topikal digunakan sebagai bahan pengemulsi.

Dalam pembuatan basisi krim netral (nonionik) dinetralisasi dengan penambahan

alkali. Kombinasi agen pengemulsi digunakan untuk meningkatkan sifat fisik dan

stabilitas fisik atau krim. Asam stearat digunakan pada umumnya karena tidak

mengiritasi. Konsentrasi asam stearat pada formulasi topikal 1-20%.

2. Setil alkohol

Dalam sediaan topikal losio, krim, dan salep, setil alkohol digunakan

karena sifatnya emolien, daya absorpsinya terhadap air, dan sebagai bahan
26

pengemulsi. Dapat meningkatkan stabilitas, memperbaiki tekstur sediaan, dan

meningkatkan konsistensi. Praktis tidak larut dalam air, larut 1:10 alkohol, dapat

bercampur dengan minyak dan lemak tertentu seperti paraffin cair, paraffin padat,

ketika dalam bentuk lelehan.

3. Sorbitol

Sorbitol merupakan cairan kental seperti minyak berwarna kuning. Praktis

tidak larut tetapi terdispersi dalam air dan propilenglikol, tercampur dalam alkohol

dan methanol, satu bagian sorbitol larut dalam 100 bagian minyak biji kapas,

sedikit larut dalam etil asetat. Memiliki bobot jenis 1,01 g/ml dan HLB 4,3.

Dalam dunia farmasi digunakan sebagai emulgator surfaktan nonionik,

peningkatan kelarutan. Sorbitol stabil terhadap asam dan basa lemah. Disimpan

dalam wadah tertutup rapat, tempat sejuk, dan kering.

4. Propilen glikol

Propilen glikol banyak pelarut dan pembawa dala pembuatan sediaan

farmasi dan kosmetik, khususnya untuk zat-zat yang tidak stabil atau tidak dapat

larut dalam air. Propilen glikol adalah cairan bening, tidak berwarna, kental,

hampir tidak berbau. Dalam kondisi basa, propilen glikol stabil dalam wadah yang

tertutup baik dan juga merupakan suatu zat kimia yang stabil bila dicampur

dengan gliserin, air atau alkohol. Propilen glikol juga digunakan sebagai

penghambat pertumbuhan jamur.

5. Trietanolamin

Trietanolamin (TEA) dalam sediaan topikal dalam farmasetika digunakan

secara luas dalam pembentukan emulsi. Digunakan sebagai bahan pengemulsi


27

anionik untuk menghasilkan produk emulsi minyak dalam air yang homogen dan

stabil. Trietanolamin ketika dicampur dengan asam lemak seperti asam stearat,

asam oleat akan membentuk bahan pengemulsi anionik yang stabil. Konsentrasi

yang biasanya digunakan untuk emulsifikasi adalah 2-4%.

6. Metil paraben

Merupakan serbuk putih, berbau, serbuk higroskopik, mudah larut dalam

air. Digunakan sebagai pengawet pda kosmetik, makanan, dan sediaan farmasetik.

Dapat digunakan sendiri, kombinasi dengan pengawet paraben lain atau dengan

antimikroba lainnya. Lebih efektif terhadap gram negatif dari pada gram positif.

Aktif pada pH, mempunyai titk lebur 125-128oC. Aktivitas pengawet ini memiliki

rentang pH 4-8 dalam sediaan topikal konsentrasi yang umum digunakan 0,02-

0,3%.

7. Aquadest

Aquadest adalah air murni yang diperoleh dengan cara menyuling. Air

murni dapat diperoleh dengan cara penyulingan, pertukaran ion, osmosis, atau

dengan cara yang sesuai. Air murni lebih bebas kotoran maupun mikroba. Air

murni digunakan dalam sediaan-sediaan yang membutuhkan air terkecuali untuk

parenteral, aquades tidak dapat digunakan.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Penelitian ini meliputi

pengumpulan relawan, pengukuran kulit relawan, pembuatan ekstrak, pembuatan

sediaan lulur dari ekstrak beras ketan hitam dan uji evaluasi sediaan.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu

Waktu yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dari bulan Mei-Juli 2019.

3.2.2 Tempat

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Teknologi

Formulasi Sediaan Liquida dan Semi SolidaInstitut Kesehatan Helvetia Medan

dan dilaboratorium kosmetologi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah tanaman beras ketan hitam (Oryza

sativa L. var glutinosa) dilakukan dengan cara purposif yaitu tanpa

membandingkan dengan daerah lain.

3.3.2 Sampel

Sampel yang digunakan adalah beras ketan hitam (Oryza sativa L. var

glutinosa) yang diperoleh dari kota Bagansiapiapi Riau.

28
29

3.4 Alat dan Bahan

3.4.1 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah blender, ayakan,skin

analyzer, batang pengaduk, cawan porselin, lumping dan alu, gelas kimia, gelas

ukur, pipet tetes, kertas perkamen, kain flanel, pH meter, rotary evaporator, kertas

saring, sendok tanduk dan timbangan digital.

3.4.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah asam stearat, sorbitol,

setil alkohol, propilen glikol, trietanolamin, metil paraben, aquades, parfum dan

ektrak beras ketan hitam.

3.5 Sukarelawan

Dalam penelitian ini digunakan sukarelawan. Pemilihan sukarelawan

dilakukan di Fakultas Kesehatan Farmasi Institut Kesehatan Helvetia Medan

sebanyak 12 orang. Kriteria sukarelawan yang dipilih adalah yang memiliki kulit

kering dan sering terpapar sinar matahari. Sukarelawan bersedia dilakukan uji

iritasi dan uji kelembaban sediaan krim lulur selama penelitian berlangsung.

3.6 Prosedur Kerja

3.6.1 Pembuatan Simplisia

1. Ditimbang beras ketan hitam sebanyak 500 gram

2. Dicuci beras ketan hitam, kemudian ditiriskan

3. Keringkan beras ketan hitam pada suhu 40◦C-60◦C


30

4. Setelah kering, beras ketan hitam kemudian dihaluskan menggunakan

blender

3.6.2 Pembuatan Ekstrak Beras Ketan Hitam

1. Simplisia serbuk dimasukkan kedalam wadah kaca

2. Ditambah etanol 96% sampai sampel terendam

3. Dimaserasi selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil berulang-ulang

diaduk

4. Sampel disaring dan filtrat yang diperoleh ditampung

5. Filtrat yang diperoleh dievaporasi dengan menggunakan rotary evaporator

dengan suhu 50oC sampai diperoleh ekstrak kental(30).

3.6.3 Formula Dasar

Formula dasar menurut Young(31)

R/ Asam stearat 12 g

Setil alkohol 0,5 g

Sorbitol 5g

Propilen glikol 3g

Trietanolamin 1g

Gliserin 1-5 tetes

Metil paraben 1 sendok spatula

Parfum 1-3 tetes

Aqudest 78,2 ml
31

3.6.4 Formula Modifikasi

R/ Asam stearat 12 g

Setil alkohol 0,5 g

Sorbitol 5g

Propilen glikol 3g

Trietanolamin 1g

Metil paraben 0,2 g

Eksfolian 2g

Parfum qs

Aquadest ad 100 ml

Ekstrak beras ketan hitam yang digunakan dalam pembuatan sediaan krim

lulur dengan variasi konsentrasi 3%, 6% dan 9%. Formulasi dasar krim lulur tanpa

ekstrak dibuat sebagai blanko.

Tabel 3.1. Komposisi Bahan Krim Lulur

Konsentrasi (%)
Bahan
A B C D
Asam stearat 12 12 12 12
Setil alkohol 0,5 0,5 0,5 0,5
Sorbitol 5 5 5 5
Propilen glikol 3 3 3 3
Trietanolamin 1 1 1 1
Metil paraben 0,2 0,2 0,2 0,2
Eksfolian 2 2 2 2
Ekstrakberas ketan hitam - 3 6 9
Parfum 4 tetes 4 tetes 4 tetes 4 tetes
Aquades 76 73 70 67

Keterangan : Formula A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam)


Formula B : Konsentrasi ekstrak ketan hitam 3%
Formula C : Konsentrasi ekstrak ketan hitam 6%
Formula D : Konsentrasi ekstrak ketan hitam 9%
32

3.6.5 Pengelompokan Sukarelawan

Semua sukarelawan terlebih dahulu diukur kadar air (moisture), pada kulit

yang telah diberi tanda dengan alat skin analyzer. Setelah itu, para relawan

tersebut dibagi dalam 4 kelompok, yaitu :

1. Kelompok I : 3 orang relawan untuk formula blanko (krim lulur tanpa

ekstrak beras ketan hitam)

2. Kelompok II : 3 orang relawan untuk formula dengan konsentrasi 3%

3. Kelompok III : 3 orang relawan untuk formula dengan konsentrasi 6%

4. Kelompok IV : 3 orang relawan untuk formula dengan konsentrasi 9%

3.6.6 Prosedur Pembuatan Sediaan Krim Lulur

Cara pembuatan sediaan krim lulur :

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Ditimbang masing-masing bahan

3. Panaskan lumpang dan alu dengan air panas kemudian dilap kering

4. Campurkan bahan-bahan fase minyak (asam stearat, setil alkohol) dimasukkan

kedalam cawan penguap dan dilebur diatas penangas air (massa I)

5. Dilarutkan fase air (sorbitol, propilen glikol, trietanolamin, metil paraben)

dalam air panas (massa II)

6. Dimasukkan massa I kedalam lumpang panas yang telah dikeringkan

7. Ditambahkan secara perlahan-lahan massa II digerus secara konstan hingga

diperoleh massa krim yang homogen


33

8. Lalu ditambahkan eksfolian dan ekstrak beras ketan hitam kedalam dasar krim

lulur sesuai konsentrasi yang ditetapkan, gerus kembali dan ditambahkan 4

tetes parfum, dihomogenkan

9. Lakukan evaluasi sediaan krim lulur

3.6.7 Evaluasi Sediaan Krim Lulur

1. Uji Organoleptik

Pada uji organoleptik dilakukan untuk melihat tampilan fisik sediaan

dengan cara melakukan pengamatan terhadap bentuk, warna dan baudari

sediaan yang telah dibuat (30).

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah sediaan yang telah

dibuat homogen atau tidak. Dengan cara krim dioleskan pada kaca

transparan dimana sediaan diambil tiga bagian yaitu atas, tengah dan

bawah. Homogenitas ditunjukkan dengan tidak adanya butiran kasar (30).

3. Uji pH

Uji pH dilakukan menggunakan pH meter. Sebanyak 1 g sediaan

dimasukkan dalam gelas kimia dan diencerkan dalam 100 ml aquades. pH

sediaan diukur menggunakan pH meter, dibiarkan pH meter menunjukkan

angka pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan

pH sediaan. Sediaan kosmetik yang digunakan pada kulit harus memiliki

pH yang sesuai dengan pH kulit, berkisar antara 4,5-6,5 (30).


34

4. Uji Iritasi

Uji iritasi dilakukan dengan cara mengoleskan krim pada lengan bawah

atau dibelakang daun telinga selama 24 jam terhadap 12 orang

sukarelawan. Reaksi yang diamati adalah terjadinya iritasi pada kulit atau

tidak (2).

5. Uji Daya Sebar

Uji daya sebar dilakukan untuk menjamin pemerataan krim saat

diaplikasikan pada kulit. Persyaratan daya sebar untuk sediaan topikal

adalah 5-7 cm. Sebanyak 1 g sediaan diletakkan ditengah kaca bulat,

ditutup dengan kaca lain, dan dibiarkan selama satu menit, kemudian

diukur diameter sebarnya. Setelah itu ditambah beban 50 g, dan dibiarkan

selama 1 menit, lalu ukur diameter sebarnya. Penambahan berat 50 g

setelah satu menit dilakukan terus-menerus hingga diperoleh diameter

yang cukup untuk melihat pengaruh beban terhadap perubahan diameter

sebar sediaan (30).

6. Uji Stabilitas Sediaan

Uji ini bertujuan untuk melihat kestabilan sediaan. Masing-masing

formula krim dimasukkan kedalam pot plastik, ditutup bagian atasnya, dan

diukur parameter-parameter kestabilan meliputi pemisahan fase, warna,

dan bau dari sediaan secara visual pada suhu kamar 25◦C-30◦C selama 4

minggu(24).
35

7. Uji Tipe Emulsi

Uji tipe sediaan dilakukan dengan metode penambahan warna dilakukan

dengan penambahan sedikit metil biru kedalam sediaan diatas objek gelas.

Bila metil biru tersebar merata berarti sediaan tersebut tipe emulsi minyak

dalam air (m/a), tetapi bila hanya bintik-bintik biru berarti sediaan tersebut

tipe emulsi air dalam minyak (a/m)(26).

8. Pengujian Efektivitas Kelembaban Sediaan Terhadap Sukarelawan

Setiap sukarelawan yang telah dikelompokkan diukur kadar air (moisture)

menggunakan skin analyzer pada kulitnya terlebih dahulu, kemudian

diberikan krim lulur ekstrak beras ketan hitam pada daerah kulit pinggung

tangan sukarelawan yang telah ditandai. Uji kelembaban dilakukan selama

4 minggu. Dilakukan pengukuran kembali setiap minggu pada kulit

relawan menggunakan skin analyzer untuk melihat pertambahan tingkat

kelembaban pada kulit (32).

3.7 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode statistik

program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) 17. Pertama data

dianalisis menggunakan metode One Way ANNOVA untuk menentukan

perbedaan rata-rata diantara kelompok. Jika terdapat perbedaan, dilanjutkan

dengan menggunakan uji Post Hoc Tukey HSD untuk melihat perbedaan nyata

antar perlakuan (33)


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Sampel

Identifikasi sampel dilakukan di Herbarium Medanense (MEDA)

Universitas Sumatera Utara. Hasilnya menunjukkan adalah benar beras ketan

hitam (Oryza sativa L. var glutinosa).

4.2 Hasil Pembuatan Sediaan Krim Lulur

Pembuatan sediaan krim lulur menggunakan beberapa bahan yaitu asam

stearat, setil alkohol, sorbitol, propilen glikol, trietanolamin, metil paraben,

eksfolian dan parfum. Ekstrak beras ketan hitam digunakan sebagai zat berkhasiat

untuk melembabkan kulit. Variasi konsentrasi dari sediaan krim lulur memiliki

perbedaan bentuk, warna dan bau. Ekstrak beras ketan hitam konsentrasi 3%, 6%

dan 9% memiliki bentuk semi padat, warna coklat muda pada konsentrasi 3% dan

6%, warna coklat tua konsentrasi 9%. Aroma sediaan krim lulur oleum rosae.

4.2.1 Hasil Uji Evaluasi Sediaan Krim Lulur

1. Uji Organoleptis

Hasil uji organoleptis dari sediaan krim lulur dari ekstrak beras ketan

hitam dilakukan pada 3 sediaan dari berbagai konsentrasi dengan blanko untuk

melihat bentuk, warna dan bau dapat dilihat pada tabel 4.1

36
37

Tabel 4.1 Data pengamatan uji organoleptis pada sediaan krim lulur

No Formula Bentuk Warna Bau


1 A Semi solid Putih Susu Ol. Rosae
2 B Semi solid Coklat muda Ol. Rosae
3 C Semi solid Coklat muda Ol. Rosae
4 D Semi solid Coklat Tua Ol. Rosae

Keterangan : Formulasi A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam)


Formulasi B : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 3%
Formulasi C : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 6%
Formulasi D : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 9%

Uji organoleptis dilakukan untuk melihat tampilan fisik sediaan dengan

cara melakukan pengamatan terhadap bentuk, warna dan bau dari sediaan yang

telah dibuat (30).

Berdasarkan hasil uji organoleptis terhadap sediaan krim lulur ekstrak

beras ketan hitam dan salah satunya tanpa ekstrak (blanko) didapat bahwa sediaan

memiliki warna putih susu pada blanko, warna coklat muda pada konsentrasi 3%,

6%, dan warna coklat tua pada konsentrasi 9%. Sedangkan tekstur pada sediaan

memiliki tekstur semi solid dan memiliki aroma oleum rosae karna ada

penambahan pewangi pada sediaan krim lulur.

2. Uji Homogenitas

Hasil pengamatan uji homogenitas dari semua sediaan krim lulur dari

ekstrak beras ketan hitam dapat dilihat pada tabel 4.2 dan lampiran
38

Tabel 4.2 Data pengamatan uji homogenitas sediaan krim lulur


Formula Pengamatan homogenitas
A 
B 
C 
D 

Keterangan: Formulasi A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam)


Formulasi B : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 3%
Formulasi C : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 6%
Formulasi D : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 9%
 : homogen
- : tidak homogen

Pengamatan homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah semua zat

sudah tercampur merata atau terdistribusi secara merata, sehingga apabila

diaplikasikan kebagian kulit yang membutuhkan semua bagian kulit memiliki

kesempatan yang sama untuk mendapatkan khasiat dari zat yang terkandung

dalam suatu sediaan (34).

Dari hasil pengamatan homogenitas krim lulur ekstrak beras ketan hitam

menunjukkan bahwa semua sediaan tidak diperoleh butiran kasar dan gumpalan

pada objek gelas, maka semua sediaan krim lulur dinyatakan homogen.

3. Uji pH

Hasil uji pH sediaan krim lulur ekstrak beras ketan hitam dilakukan

dengan menggunakan pH meter. Dari pengukuran yang telah dilakukan, diperoleh

data pada tabel 4.3


39

Tabel 4.3 Data pengamatan uji pH sedian krim lulur


pH
No Formula Rata-rata
1 2 3
1 A 6.2 6.3 6.2 6.2
2 B 6.4 6.3 6.3 6.3
3 C 6.3 6.3 6.2 6.3
4 D 6.2 6.3 6.3 6.3

Keterangan: Formulasi A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam)


Formulasi B : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 3%
Formulasi C : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 6%
Formulasi D : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 9%

Pengukuran pH dilakukan untuk mengetahui apakah krim memiliki pH

yang sesuai dengan pH kulit, sehingga tidak melampau asam atau basa agar tidak

merusak kulit (34).

Penetuan pH dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. pH meter

dikalibrasi dengan larutan dapar standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH

asam (pH 4,01) sampai menunjukkan harga pH tersebut. sampel dibuat dalam

konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 g sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml air

suling. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat

menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter

merupakan pH sediaan (35).

Pada tabel 4.3 didapatkan hasil pH sediaan, formula A mempunyai pH 6,2;

formula B mempunyai pH 6,3; formula C mempunyai pH 6,3; formula D

mempunyai pH 6,3 sehingga semua sediaan krim lulur dapat dinyatakan

memenuhi persyaratan pH kulit yang bekisar 4,5-6,5.


40

4. Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan

Hasil uji iritasi terhadap kulit sukarelawan yang dioleskan pada kulit yang

tipis seperti pada belakang telinga dan di bagian lengan bawah selama 24 jam.

Hasil dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Data pengamatan uji iritasi terhadap sukarelawan


Sukarelawan
No Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kemerahan - - - - - - - - - - - -
2 Gatal-gatal - - - - - - - - - - -
3 Bengkak - - - - - - - - - - - -

Keterangan: + : Terjadi reaksi


- : Tidak terjadi reaksi

Berdasarkan hasil data pada tabel terhadap 12 sukarelawandapat

disimpulkan bahwa sediaan krim lulur yang diformulasi aman untuk digunakan

karena memberikan hasil yang negatif

5. Uji Daya Sebar

Hasil uji daya sebar sediaan krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam dapat

dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5 Data pengamatan hasil uji daya sebar pada sediaan krim lulur
Daya sebar Rata-rata
No Formula 1 2 3
B50 B100 B50 B100 B50 B100
1 A 3,4 3,6 3,5 3,7 3,3 3,5 7
2 B 3,4 3,7 3,3 3,6 3,4 3,7 6,9
3 C 3,1 3,4 3,0 3,2 3,0 3,2 6,8
4 D 2,9 3,0 2,8 3,1 3,0 3,1 5,9
Keterangan : Formula A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam)
Formula B : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 3%
Formula C : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 6%
Formula D : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 9%
B50 : Penambahan beban 50 gram
B100 : Penambahan beban 100 gram
41

Data hasil pengujian daya sebar sediaan krim lulur yang mengandung

ekstrak beras ketan hitam dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa daya sebar

dari sediaan krim lulur formula A lebih luas daya sebarnya dibandingkan dengan

formula B,C,dan D, karena semakin tinggi konsentrasi ekstrak semakin kecil luas

daya sebar. Uji daya sebar dilakukan untuk menjamin pemerataan krim saat

diaplikasikan pada kulit. Persyaratan daya sebar untuk sediaan topikal adalah 5-7

cm.(30).

6. Uji Stabilitas Sediaan

Suatu emulsi menjadi tidak stabil salah satunya diakibatkan oleh

pengumpalan dari globul-globul fase terdispersi. Rusak atau tidaknya suatu

sediaan emulsi dapat diamati dengan adanya perubahan warna dan perubahan bau.

Untuk mengatasi kerusakan bahan akibat adanya oksidasi dapat dilakukan dengan

penambahan pengawet (36).

Hasil pengamatan stabilitas terhadap sediaan dengan melihat pemisahan

fase, warna dan bau secara visual pada suhu kamar selama 4 minggu. Hasil dapat

dilihat pada tabel

Tabel 4.6 Data pengamatan terhadap kestabilan sediaan pada saat sediaan
selesai dibuat dan penyimpanan selama 4 minggu

Pengamatan selama 8 minggu


Formula 0 2 4 6 8
x y z x y z x y z x y z x y z
A - - - - - - - - - - - - - - -
B - - - - - - - - - - - - - - -
C - - - - - - - - - - - - - - -
D - - - - - - - - - - - - - - -
42

Keterangan: Formula A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam)


Formula B : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 3%
Formula C : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 6%
Formula D : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 9%
x : Perubahan warna
y : Perubahn bau
z : Pemisahan fase
- : Tidak kertjadi Perubahan
+ : Terjadi perubahan

Berdasarkan data hasil pada tabel dapat dilihat bahwa sediaan krim tidak

mengalami perubahan warna, bau dan pemisahan pada fase emulsinya. Hal ini

menunjukkan bahwa semua sediaan krim lulur stabil dalam penyimpanan suhu

kamar 25◦C-30◦C selama 8 minggu.

7. Uji tipe Emulsi Sediaan Krim Lulur

Hasil percobaan untuk pengujian tipe emulsi sediaan dengan

menggunakan metil biru dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Data pengamatan tipe emulsi sediaan krim lulur

Kelarutan metil biru pada sediaan


No Formula
Ya Tidak
1 A  -
2 B  -
3 C  -
4 D  -

Keterangan: Formula A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam)


Formula B : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 3%
Formula C : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 6%
Formula D : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 9%
 : metil biru larut
- : metil biru tidak larut

Pengujian tipe emulsi dengan metode penambahan warna menggunakan

emulsi yang telah dibuat dimasukkan dalam cawan porselin, kemudian ditetesi
43

beberapa tetes larutan metilen biru. Jika warna biru segera terdispersi keseluruhan

emulsi maka fase eksternalnya adalah air (29)

Dari hasil data pada tabel uji tipe emulsi sediaan krim, metil biru dapat

larut dalam semua formula krim, sehingga dapat dibuktikan bahwa sediaan krim

yang dibuat mempunyai tipe emulsi minyak dalam air (m/a). Tipe emulsi minyak

dalam air memiliki keuntungan yang lebih mudah menyebar dipermukaan kulit,

tidak lengket dan mudah dicuci menggunakan air.

8. Pengujian Efektivitas Kelembaban Sediaan Terhadap Sukarelawan

Hasil pengukuran kelembaban yang menunjukkan persentase peningkatan

kelembaban kulit pada sebelum pemakaian samapai minggu ke 4 setelah

pemakaian. Lokasi uji adalah kulit punggung tangan sukarelawan. Sukarelawan

diminta untuk tidak menerapkan produk topikal dilokasi uji selama 4 minggu

sebelum dan selama penelitian. Sebelum pengukuran, sukarelawan tinggal diruang

pengujian setidaknya 30 menit untuk memungkinkan adaptasi suhu dan

kelembaban (32)

Adapun sebelum sediaan krim lulur diaplikasikan ketangan sukarelawan,

terlebih dahulu kelembaban dari kulit punggung tangan sukarelawan diukur

menggunakan alat Skin Analyzer Aramo. Pengukuran evektifitas kelembaban

sediaan krim lulur dimulai dengan mengukur kondisi awal kulit sukarelawan

bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh krim lulur ekstrak beras ketan

hitam dalam memulihkan kulit yang mengalami kekeringan. Data yang diperoleh

dianalisis secara statistik dengan metode One Way ANOVA dan dilanjutkan

dengan uji Tukey. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 4.8.
44

Tabel 4.8 Hasil pengukuran kadar air (moisture) pada kulit sukarelawan

Kadar air
No Formula Sukrelawan Pemulihan (minggu)
Sebelum
I II III IV
1 A 1 15 15 16 16 17
2 18 18 18 19 20
3 16 16 17 17 18
Rata-rata 16,3 16,3 17 17,3 18,3
2 B 1 16 17 19 21 22
2 19 20 21 23 24
3 16 18 19 20 22
Rata-rata 17 18,3 19,7 21,3 22,7
3 C 1 17 19 22 25 27
2 19 21 23 24 26
3 15 17 20 22 25
Rata-rata 17 18 21,7 23,7 26
4 D 1 18 23 26 29 32
2 17 20 23 27 30
3 20 22 25 29 33
Rata-rata 18,3 21,7 24,7 28,3 31,7
Nilai pengukuran: 0-29 (dehidrasi), 30-50 (normal), 51-100 (hidrasi)
Keterangan: Formula A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam)
Formula B : Konsentrasi eksatrak beras ketan hitam 3%
Formula C : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 6%
Formula D : Konsentrasi ekstrak beras ketan hitam 9%

Secara ilmiah kulit memiliki lapisan lemak tipis dipermukaannya. Lapisan

lemak tersebut berfungsi untuk melindungi kulit dari kelebihan penguapan air

yang akan menyebabkan dehidrasi kulit. Kulit juga mengandung air sebagai

pelembab alami, meskipun sedikit (hanya 10%) tetapi sangat penting karena

kelembutan dan elastisitas kulit tergantung pada air yang dikandungnya dan bukan

pada kandungan lemaknya. Bila kadar air dalam kulit sedikit maka akan kering

dan pecah-pecah, membentuk retak-retak mendalam. Keadaan ini menyebabkan

mikroorganisme, kotoran, sisa sabun, dan lain-lain akan masuk pada kulit yang
45

pecah-pecah tersebut sehingga menimbulkan berbagai gangguan kebersihan dan

kesehatan serta menjadi sumber infeksi(37).

Ketan hitam memiliki kandungan mineral atau antosianin yang sangat baik

untuk kesehatan, warna ungu kehitamannya berasal dari sumber antosianin, suatu

zat turunan polifenol berkemampuan antioksidan yang dikandungnya. Ketan

hitam juga bermanfaat bagi kecantikan kulit yaitu dapat memperlambat penuaan

dini karna dalam ketan hitam terkandung antioksidan yang tinggi, ketan hitam

juga mengandung vitamin E yang dapat melembabkan kulit dan serat yang

tinggi(7).

Data selanjutnya dianalis dengan menggunakan one way annova dan tukey

hsd untuk melihat perbedaan nyata dari setiap perlakuan pada sukarelawan.

Tabel 4.9 Uji annova kadar air

Pemakaian (minggu) F Sig.


Minggu awal (0) 0,724 0,566
Minggu I 5,293 0,027
Minggu II 17,952 0,001
Minggu III 30,400 0,000
Minggu IV 54,222 0,000

Dari data yang diperoleh pada tabel 4.8, terlihat bahwa kondisi awal kulit

semua kelompok sukarelawan adalah dehidrasi (0-29). Hasil analisa statistik dari

data yang diperoleh pada tabel 4.9 sebelum perawatan tidak terdapat perbedaan

yang signifikan (p ≥ 0,05) pada minggu awal yaitu 0,566 maka Ho diterima dan

Ha ditolak, pada perawatan minggu I, II, III dan IV terdapat perbedaan yang

signifikan (p ≤ 0,05) yaitu 0,027, 0,001, 0,000 dan 0,000 maka Ha diterima dan

Ho ditolak. Sediaan krim lulur yang mendapatkan efek terbesar dalam


46

peningkatan kadar air terlihat pada krim ekstrak beras ketan hitam 9% (18,3

menjadi 31,7) krim yang menghasilkan efek terkecil terlihat pada krim blanko

(16,3 menjadi 18,3). Hal ini menunjukkan bahwa krim lulur ekstrak beras ketan

hitam 9% yang paling baik dalam meningkatkan kadar air kulit sukarelawan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa:

1. Ekstrak beras ketan hitam (Oryza sativa L. var glutinosa) dapat

diformulasikan sebagai krim lulur untuk melembabkan kulit.

2. Sediaan krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam (Oryza sativa L. var

glutinosa) tidak mengiritasi kulit.

3. Krim lulur dari ekstrak beras ketan hitam (Oryza sativa L. var glutinosa)

dengan konsentrasi 3%, 6%, dan 9% dapat memberikan efek melembabkan

pada kulit.

5.2 Saran

Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk membuat sediaan kosmetik

yang berbeda dengan menggunakan ekstrak beras ketan hitam.

47
DAFTAR PUSTAKA

1. Sutarna TH, Ngadeni A, Anggiani R. Formulasi Sediaan Masker Gel Dari


Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia sinensis L.) Dan Madu Hitam
(Apisdorsata) Sebagai Antioksidan. 2013;1(1):17–23.
2. Musdalipah dkk. Formulasi Body Scrub Sari Ubi Jalar Ungu (Ipomoea
batatas L.) Varietas Ayamurasaki.
3. Rostamailis. Perawatan Badan, Kulit dan rambut. Jakarta: Rineka Cipta;
2005.
4. Ningsi S, Nonci FY, Sam R. Formulasi Sediaan Lulur Krim Ampas Kedelai
Putih Dan Ampas Kopi Arabika. Jf Fik Uinam. 2015;3(1):1–4.
5. Prabandani R, Suherman H. Formulasi Dan Uji Stabilitas Sediaan Lulur
Dari Rimpang Kunyit (Curcuma Longa Linn). :52–8.
6. Isfianti DE. Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia) Dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk) Untuk Pembuatan
Lulur Tradisional Sebagai Alternatif “Green Cosmetics.” J Tata Rias
[Internet]. 2018; Available from:
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-tata-
rias/article/view/24717
7. Virgita V. Pemanfaatan Ketan Hitam Sebagai Masker Wajah. 2015;
8. Ridwan M, Kasman K, Darwis D. Pembuatan Lapisan Tipis Berbahan
Antosianin Beras Ketan Hitam (Oryza Sativa Glutinosa) Menggunakan
Metode Spin Coating. Nat Sci J Sci Technol. 2018;6(1):29–38.
9. Jamil C. Pemanfaatan Peeling Beras Ketan Hitam Sebagai Pencerahan
Kulit Wajah. 2017;(September). Available from: http://www.albayan.ae
10. MauliaVirgita V. Pemanfaatan Ketan hitam Sebagai Masker Wajah. 2015;
11. Hasanah H. Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Kadar Alkohol Tape
Ketan Hitam (Oryza sativa L var Forma Glutinosa) Dan Tape Singkong
(Manihot utilissima Pohl). 2008.
12. Winarno FG. Kimia Bahan Pangan dan Gizi. Edisi IV, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta: PT. Gramedia; 1986.
13. Achroni K. Semua Rahasia Kulit Cantik dan Sehat Ada di sini. Jakarta;
2012.
14. Darmawati D. Pengaruh Penambahan Ekstrak Etanol Beras Ketan Hitam
(Oriza sativa. var. Glutinosa (Lour) Korn) Terhadap Nilai SPF Krim Tabir
Surya Kombinasi Avobenzone Dan Oktil Metoksisinamat Secara In Vitro.
2012.
15. El Husna N, Novita M, Rohaya S. Kandungan Antosianin Dan Aktivitas
Antioksidan Ubi Jalar Ungu Segar Dan Produk Olahannya. Agritech.
2013;33(3):296–302.
16. Umar I. Formulasi dan Uji Efektivitas Antioksidan Krim Ekstrak Etanol
Daun Botto’-botto’(Chromolaena Odorata L.) dengan Metode DPPH
[DISS]. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar; 2016.
17. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta; 2007.
18. Kalangi SJR. Histofisiologi Kulit. J Biomedik. 2013;5(3).

48
49

19. Tranggono RI, Latifah F. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.


Vol. 6, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta; 2007.
20. Prianto J. Cantik: Panduan Lengkap Merawat Kulit Wajah. Gramedia
Pustaka Utama; 2014.
21. Yunita D. Formulasi Sediaan Krim Sari Tomat (Solanum lycopersicum L.)
Dan Uji Efek Anti-Aging. 2016.
22. Sinulingga,E H dkk. Efektivitas Madu Dalam Formulasi Pelembap Pada
Kulit Kering. 2018;7(1):146–57.
23. Putri KG. Formulasi Sediaan Losio Tangan Dan Badan Menggunakan Sari
Kentang (Solanun tuberosum L.) Sebagai Bahan Pelembab. 2013;
24. Wasitaatmadja SM. Penuntun lmu Kosmetik Medik. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta; 1997.
25. Yumas M, Ramlah S, Mamang. Formulasi Lulur Krim Dari Bubuk Kakao
Non Fermentasi Dan Efek Terhadap Kulit. Biopropal Ind. 2015;
26. Ditjen POM. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta; 1995.
27. Hasibuan, Dian N. Pengaruh Penggunaan Air Yang Mengandung Ion Dan
Yang Tidak Mengandung Ion Terhadap Stabilitas Sediaan Krim Ekstrak
Etilasetat Daun Senduduk (Melastoma malabathricum L.) Sebagai Obat
Luka Bakar Pada Kelinci Putih Jantan. 2009.
28. Susana D. Formulasi Dan Uji Anti-Aging Krim Ekstrak Kelopak Bunga
Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.). 2013.
29. Pramuditha N. Uji Stabilitas Fisik lulur Krim Dari Ampas Kelapa (Cocos
nucifera L.) Dengan Menggunakan Emulgator Anionik Dan Nonionik.
2016.
30. Suprio HW. Pemanfaatan Beras Ketan Hitam (Oryza sativa L. Indica) Dan
Madu Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Lotion Gel. 2017;
31. Young A. Practical Cosmetic Science. Mills And Boon Limited. London;
1972. 40 p.
32. Cristaefolium S, Agardh C, Konsentrasi V, Farmasi F, Hasanuddin U,
Selatan M. Uji Efektivitas Kelembaban Sabun Transparan Ekstrak Rumput
Laut Cokelat Uji Efektivitas Kelembaban Sabun Transparan Ekstrak
Rumput Laut Cokelat ( Sargassum Cristaefolium C . Agardh ) dengan
Variasi Konsentrasi Sukrosa. 2018;(July 2017).
33. Sayuti NA, AS I, Suhendriyo. Formulasi Hand & Body Lotion Antioksidan
Ekstrak Lulur Tradisional. J Terpadu Ilmu Kesehat. 2016;5(2):174–81.
34. Mektildis R. Formulasi Krim Ekstrak Etanol Kulit batang Floak (Sterculia
Quadruifida R.Br).
35. Ilmiah P, Kurniasih N, Farmasi F, Surakarta UM. Formulasi Sediaan Krim
Tipe M/A Ekstrak Biji Kedelai (Glycine max L.) : Uji Stabilitas Fisik Dan
Efek Pada Kulit. 2016;
36. Putri CP. Formulasi Dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Krim Minyak
Atsiri Kulit Buah Jeruk Manis (Citrus aurantium Dulcis) Dengan Variasi
Konsentrasi Setil Alkohol Sebagai Stiffening Agent. 2018;
37. Daun K, Chromolaena B, King L, Pada R, Kering K. Formulasi dan uji
efektifitas pelembaban sediaan krim daun botto’-botto’ (2016;
50

Lampiran 1. Bagan Alir Proses Ekstraksi Beras Ketan Hitam

500 gram simplisia


beras ketan hitam

Dimasukkan kedalam wadah kaca gelap

Ditambahkan pelarut etanol 96% sebanyak 3,750mL


Ditutup dengan aluminium foil kemudian di diamkan
selama 5 hari terlindung dari cahaya, diaduk sesekali
Disaring masterat setelah 5 hari

Filtrat I Residu

Ditambahkan etanol 96%


sebanyak 1250 mL

Didiamkan kembali selama 2


hari terlindung dari cahaya

Disaring

Filtrat II Residu

Dipekatkan dengan alat rotary evaporator pada suhu


40◦C

Ekstrak kental
beras ketan
hitam
51

Lampiran 2. Bagan Alir Proses Pembuatan Sediaan Krim Lulur

Fase minyak Fase air

Ditimbang asam Ditimbang sorbitol,


stearat dan setil alkohol propilen glikol, TEA, dan
Dimasukkan ke dalam cawan metil paraben

Dilebur diatas penangas air Dilarutkan dalam air


Pada suhu 700C panas dengan suhu 700C

Fase minyak + fase air

Digerus konstan di dalam lumpang panas


Sampai terbentuk massa krim

Ditambahkan Eksfolian, gerus perlahan

Ditambahkan ekstrak beras ketan hitam


dengan variasi konsentrasi pada masing
masing formula dan 3 tetes pengaroma

Krim Lulur Ekstak


Beras Ketan Hitam
52

Lampiran 3. Gambar Beras Ketan Hitam (Oryza sativa L. var glutinosa) Dan
Serbuk Simplisia
53

Lampiran 4. Gambar Bahan pembuatan Sediaan Krim Lulur


54

Lampiran 5. Gambar Formulasi Sediaan Krim Lulur Konsentrasi 3%, 6%, 9%


dan Blanko
55

Lampiran 6. Gambar Alat Skin Analyzer


56

Lampiran 7. Gambar Hasil Uji Organoleptis Sediaan Krim Lulur

Formula A Formula B

Formula C Formula D

Keterangan: Formula A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam), Formula B:


Konsentrasi eksatrak beras ketan hitam 3%, Formula C: Konsentrasi
ekstrak beras ketan hitam 6%, Formula D: Konsentrasi ekstrak beras
ketan hitam 9%
57

Lampiran 8. Gambar hasil Uji pH Sediaan Krim Lulur Formula A, B, C, dan D


1. Pengujian pH formula A

1 2 3

2. Pengujian pH formula B

1 2 3
58

Lampiran 8 (Lanjutan)
3. Pengujian pH formula C

1 2 3

4. Pengujian pH formula D

1 2 3

Keterangan: Formula A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam), Formula B:


Konsentrasi eksatrak beras ketan hitam 3%, Formula C: Konsentrasi
ekstrak beras ketan hitam 6%, Formula D: Konsentrasi ekstrak beras
ketan hitam 9%
59

Lampiran 9. Gambar hasil Uji Daya Sebar Sediaan Krim Lulur

1. Formula A beban 50 gram

1 2 3
Formula A beban 100 gram

1 2 3
60

Lampiran 9 ( Lanjutan)
2. Formula B beban 50 gram

1 2 3
Formula B beban 100 gram

1 2 3
61

Lampiran 9 ( Lanjutan)
3. Formula C beban 50 gram

1 2 3
Formula C beban 100 gram

1 2 3
62

Lampiran 9 ( Lanjutan)
4. Formula D beban 50 gram

1 2 3

Formula D beban 100 gram

1 2 3

Keterangan: Formula A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam), Formula B:


Konsentrasi eksatrak beras ketan hitam 3%, Formula C: Konsentrasi
ekstrak beras ketan hitam 6%, Formula D: Konsentrasi ekstrak beras
ketan hitam 9%
63

Lampiran10. Gambar HasilUji Stabilitas Sediaan Krim Lulur

1. Formula A,B,C dan D (minggu) 0

2. Formula A,B,C, dan D (minggu 2)

3. Formula A, B, C dan D (minggu 4)


64

Lampiran 10. (Lanjutan)


4. Formula A, B, C,dan D (minggu 6)

5. Formula A,B,C dan D (minggu 8)

Keterangan: Formula A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam), Formula B:


Konsentrasi eksatrak beras ketan hitam 3%, Formula C: Konsentrasi
ekstrak beras ketan hitam 6%, Formula D: Konsentrasi ekstrak beras
ketan hitam 9%
65

Lampiran 11. Gambar Hasil Uji Tipe Emulsi Sediaan Krim Lulur

Formula A Formula B

Formula C Formula D

Keterangan: Formula A : Blanko (tanpa ekstrak beras ketan hitam), Formula B:


Konsentrasi eksatrak beras ketan hitam 3%, Formula C: Konsentrasi
ekstrak beras ketan hitam 6%, Formula D: Konsentrasi ekstrak beras
ketan hitam 9%
66

Lampiran 12. Gambar Hasil Uji Iritasi Sediaan Krim Lulur

Formula A

Formula B
67

Lampiran 12. Lanjutan

Formula C

Formula D
68

Lampiran 13. Gambar Hasil Uji Kadar Air (moisture) Sediaan Krim Lulur
Terhadap Sukarelawan

- Formula A (minggu 0)

- Formula A (minggu 1)
69

Lampiran 13. (Lanjutan)


- Formula A (minggu 2)

- Formula A (minggu 3)
70

Lampiran 13. (Lanjutan)


- Formula A (minggu 4)
71

Lampiran 13. (Lanjutan)


- Formula B (minggu 0)

- Formula B (minggu 1)
72

Lampiran 13. (Lanjutan)


- Formula B (minggu 2)

- Formula B (minggu 3)
73

Lampiran 13. (Lanjutan)


- Formula B (minggu 4)
74

Lampiran 13. (Lanjutan)


- Formula C (minggu 0)

- Formula C (minggu 1)
75

Lampiran 13. (Lanjutan)


- Formula C (minggu 2)

- Formula C (minggu 3)
76

Lampiran 13. (Lanjutan)


- Formula C (minggu 4)
77

Lampiran 13. (Lanjutan)


- Formula D (minggu 0)

- Formula D (minggu 1)
78

Lampiran 13. (Lanjutan)


- Formula D (minggu 2)

- Formula D (minggu 3)
79

Lampiran 13. (Lanjutan)


- Formula D (minggu 4)
80

Lampiran 14. Hasil Pengolahan data SPSS

Oneway
Descriptives
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
Sebelum Formula A 3 16.3333 1.52753 .88192 12.5388 20.1279 15.00 18.00
Formula B 3 17.0000 1.73205 1.00000 12.6973 21.3027 16.00 19.00
Formula C 3 17.0000 2.00000 1.15470 12.0317 21.9683 15.00 19.00
Formula D 3 18.3333 1.52753 .88192 14.5388 22.1279 17.00 20.00
Total 12 17.1667 1.64225 .47408 16.1232 18.2101 15.00 20.00
Pemulihan_Minggu_I Formula A 3 16.3333 1.52753 .88192 12.5388 20.1279 15.00 18.00
Formula B 3 18.3333 1.52753 .88192 14.5388 22.1279 17.00 20.00
Formula C 3 19.0000 2.00000 1.15470 14.0317 23.9683 17.00 21.00
Formula D 3 21.6667 1.52753 .88192 17.8721 25.4612 20.00 23.00
Total 12 18.8333 2.44330 .70532 17.2809 20.3857 15.00 23.00
Pemulihan_Minggu_II Formula A 3 17.0000 1.00000 .57735 14.5159 19.4841 16.00 18.00
Formula B 3 19.6667 1.15470 .66667 16.7982 22.5351 19.00 21.00
Formula C 3 21.6667 1.52753 .88192 17.8721 25.4612 20.00 23.00
Formula D 3 24.6667 1.52753 .88192 20.8721 28.4612 23.00 26.00
Total 12 20.7500 3.13702 .90558 18.7568 22.7432 16.00 26.00
81

Lampiran 14 (Lanjutan)

Pemulihan_Minggu_III Formula A 3 17.3333 1.52753 .88192 13.5388 21.1279 16.00 19.00


Formula B 3 21.3333 1.52753 .88192 17.5388 25.1279 20.00 23.00
Formula C 3 23.6667 1.52753 .88192 19.8721 27.4612 22.00 25.00
Formula D 3 28.3333 1.15470 .66667 25.4649 31.2018 27.00 29.00
Total 12 22.6667 4.33450 1.25126 19.9127 25.4207 16.00 29.00
Pemulihan_Minggu_IV Formula A 3 18.3333 1.52753 .88192 14.5388 22.1279 17.00 20.00
Formula B 3 22.6667 1.15470 .66667 19.7982 25.5351 22.00 24.00
Formula C 3 26.0000 1.00000 .57735 23.5159 28.4841 25.00 27.00
Formula D 3 31.6667 1.52753 .88192 27.8721 35.4612 30.00 33.00
Total 12 24.6667 5.21071 1.50420 21.3559 27.9774 17.00 33.00

Test of Homogeneity of Variances


Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Sebelum .075 3 8 .972
Pemulihan_Minggu_I .053 3 8 .983
Pemulihan_Minggu_II .376 3 8 .773
Pemulihan_Minggu_III .093 3 8 .962
Pemulihan_Minggu_IV .376 3 8 .773
82

Lampiran 14 (Lanjutan)

ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Sebelum Between Groups 6.333 3 2.111 .724 .566
Within Groups 23.333 8 2.917
Total 29.667 11
Pemulihan_Minggu_I Between Groups 43.667 3 14.556 5.293 .027
Within Groups 22.000 8 2.750
Total 65.667 11
Pemulihan_Minggu_II Between Groups 94.250 3 31.417 17.952 .001
Within Groups 14.000 8 1.750
Total 108.250 11
Pemulihan_Minggu_III Between Groups 190.000 3 63.333 30.400 .000
Within Groups 16.667 8 2.083
Total 206.667 11
Pemulihan_Minggu_IV Between Groups 284.667 3 94.889 54.222 .000
Within Groups 14.000 8 1.750
Total 298.667 11
83

Lampiran 14 (Lanjutan)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons
Tukey HSD

Mean Difference 95% Confidence Interval


Dependent Variable (I) Kelompok (J) Kelompok (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
Sebelum Formula A Formula B -.66667 1.39443 .962 -5.1321 3.7988
Formula C -.66667 1.39443 .962 -5.1321 3.7988
Formula D -2.00000 1.39443 .515 -6.4655 2.4655
Formula B Formula A .66667 1.39443 .962 -3.7988 5.1321
Formula C .00000 1.39443 1.000 -4.4655 4.4655
Formula D -1.33333 1.39443 .777 -5.7988 3.1321
Formula C Formula A .66667 1.39443 .962 -3.7988 5.1321
Formula B .00000 1.39443 1.000 -4.4655 4.4655
Formula D -1.33333 1.39443 .777 -5.7988 3.1321
Formula D Formula A 2.00000 1.39443 .515 -2.4655 6.4655
Formula B 1.33333 1.39443 .777 -3.1321 5.7988
Formula C 1.33333 1.39443 .777 -3.1321 5.7988
Pemulihan_Minggu_I Formula A Formula B -2.00000 1.35401 .492 -6.3360 2.3360
Formula C -2.66667 1.35401 .275 -7.0027 1.6693
*
Formula D -5.33333 1.35401 .018 -9.6693 -.9973
84

Formula B Formula A 2.00000 1.35401 .492 -2.3360 6.3360


Formula C -.66667 1.35401 .959 -5.0027 3.6693
Formula D -3.33333 1.35401 .142 -7.6693 1.0027
Formula C Formula A 2.66667 1.35401 .275 -1.6693 7.0027
Formula B .66667 1.35401 .959 -3.6693 5.0027
Formula D -2.66667 1.35401 .275 -7.0027 1.6693
*
Formula D Formula A 5.33333 1.35401 .018 .9973 9.6693
Formula B 3.33333 1.35401 .142 -1.0027 7.6693
Formula C 2.66667 1.35401 .275 -1.6693 7.0027
Pemulihan_Minggu_II Formula A Formula B -2.66667 1.08012 .140 -6.1256 .7923
*
Formula C -4.66667 1.08012 .011 -8.1256 -1.2077
*
Formula D -7.66667 1.08012 .000 -11.1256 -4.2077
Formula B Formula A 2.66667 1.08012 .140 -.7923 6.1256
Formula C -2.00000 1.08012 .319 -5.4589 1.4589
*
Formula D -5.00000 1.08012 .007 -8.4589 -1.5411
*
Formula C Formula A 4.66667 1.08012 .011 1.2077 8.1256
Formula B 2.00000 1.08012 .319 -1.4589 5.4589
Formula D -3.00000 1.08012 .091 -6.4589 .4589
*
Formula D Formula A 7.66667 1.08012 .000 4.2077 11.1256
*
Formula B 5.00000 1.08012 .007 1.5411 8.4589
Formula C 3.00000 1.08012 .091 -.4589 6.4589
*
Pemulihan_Minggu_III Formula A Formula B -4.00000 1.17851 .038 -7.7740 -.2260
*
Formula C -6.33333 1.17851 .003 -10.1073 -2.5593
85

Formula D -11.00000* 1.17851 .000 -14.7740 -7.2260


*
Formula B Formula A 4.00000 1.17851 .038 .2260 7.7740
Formula C -2.33333 1.17851 .271 -6.1073 1.4407
*
Formula D -7.00000 1.17851 .002 -10.7740 -3.2260
*
Formula C Formula A 6.33333 1.17851 .003 2.5593 10.1073
Formula B 2.33333 1.17851 .271 -1.4407 6.1073
*
Formula D -4.66667 1.17851 .018 -8.4407 -.8927
*
Formula D Formula A 11.00000 1.17851 .000 7.2260 14.7740
*
Formula B 7.00000 1.17851 .002 3.2260 10.7740
*
Formula C 4.66667 1.17851 .018 .8927 8.4407
*
Pemulihan_Minggu_IV Formula A Formula B -4.33333 1.08012 .016 -7.7923 -.8744
*
Formula C -7.66667 1.08012 .000 -11.1256 -4.2077
*
Formula D -13.33333 1.08012 .000 -16.7923 -9.8744
*
Formula B Formula A 4.33333 1.08012 .016 .8744 7.7923
Formula C -3.33333 1.08012 .059 -6.7923 .1256
*
Formula D -9.00000 1.08012 .000 -12.4589 -5.5411
*
Formula C Formula A 7.66667 1.08012 .000 4.2077 11.1256
Formula B 3.33333 1.08012 .059 -.1256 6.7923
*
Formula D -5.66667 1.08012 .003 -9.1256 -2.2077
*
Formula D Formula A 13.33333 1.08012 .000 9.8744 16.7923
*
Formula B 9.00000 1.08012 .000 5.5411 12.4589
*
Formula C 5.66667 1.08012 .003 2.2077 9.1256
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
86

Lampiran 14 (Lanjutan)

Homogeneous Subsets

Sebelum
a
Tukey HSD
Subset for
alpha = 0.05
Kelompok N 1
Formula A 3 16.3333
Formula B 3 17.0000
Formula C 3 17.0000
Formula D 3 18.3333
Sig. .515
Means for groups in homogeneous
subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample
Size = 3,000.

Pemulihan_Minggu_I
Tukey HSDa
Subset for alpha =
0.05
Kelompok N 1 2
Formula A 3 16.3333
Formula B 3 18.3333 18.3333
Formula C 3 19.0000 19.0000
Formula D 3 21.6667
Sig. .275 .142
Means for groups in homogeneous subsets
are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size =
3,000.
87

Pemulihan_Minggu_II
a
Tukey HSD
Subset for alpha = 0.05
Kelompok N 1 2 3
Formula A 3 17.0000
Formula B 3 19.6667 19.6667
Formula C 3 21.6667 21.6667
Formula D 3 24.6667
Sig. .140 .319 .091
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
88

Lampiran 14 (Lanjutan)

Pemulihan_Minggu_III
Tukey HSDa
Subset for alpha = 0.05
Kelompok N 1 2 3
Formula A 3 17.3333
Formula B 3 21.3333
Formula C 3 23.6667
Formula D 3 28.3333
Sig. 1.000 .271 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

Pemulihan_Minggu_IV
Tukey HSDa
Subset for alpha = 0.05
Kelompok N 1 2 3
Formula A 3 18.3333
Formula B 3 22.6667
Formula C 3 26.0000
Formula D 3 31.6667
Sig. 1.000 .059 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
89

Lampiran 15. Lembar Pengajuan Judul Skripsi


90

Lampiran 16. Lembar Konsultasi Pembimbing I (Proposal)


91

Lampiran 17. Lembar Konsultasi Pembimbing II (Proposal)


92

Lampiran 18. Lembar Revisi Proposal


93

Lampiran 19. Surat Izin Penelitian


94

Lampiran 20. Surat Balasan Ijin Penelitian


95

Lampiran 21. Surat Determinasi


96

Lampiran 22. Persetujuan Komisi Etik


97

Lampiran 23. Lembar Konsultasi Pembimbing I (Skripsi)


98

Lampiran 24. Lembar Konsultasi Pembimbing II (Skripsi)


99

Lampiran 25. Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi) Skripsi

Anda mungkin juga menyukai