Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Oleh :
Hasna Karimah
1321118030
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
(Asysyifa Riana, S.Gz., M.T., AIFO) (Dr. Hari Hariadi, STP., MT)
Mengetahui,
Kepala Unit Program Studi S1 Ilmu Gizi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung
Lembar Pengesahan
Skripsi ini telah disetujui dan diketahui oleh Tim Penguji Sidang Skripsi
Penguji I
Penguji II
Materai 6000
Hasna Karimah
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI
Pengaruh Penambahan Ekstrak Jahe Merah terhadap Sifat Organoleptik dan Daya
Terima pada Minuman Fungsional Non Dairy Cream
ABSTRAK
Minuman instan non dairy cream adalah produk pengganti susu dibuat dari
minyak nabati dengan penambahan bahan tambahan pangan yang dizinkan,
berbentuk bubuk dan dipergunakan sebagai padanan rasa untuk makanan atau
minuman, salah satunya dengan penambahan ekstrak jahe merah sehingga
menjadi minuman fungsional yang bermanfaat bagi kesehatan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak jahe merah terhadap
sifat organoleptik, daya terima, dan menganalisis kandungan antioksidan pada
minuman fungsional non dairy cream. Desain penelitian menggunakan metode
Experimental (Posttest Only Design) dengan tiga formulasi yaitu terdiri dari
penambahan ektrak jahe merah 0,3 gram, 0,4 gram, dan 0,5 gram. Ketiga
formulasi tersebut dilakukan uji organoleptik menggunakan uji hedonik yang
meliputi warna, rasa, dan aroma. Selanjutnya dilakukan uji daya terima untuk
mengetahui seberapa besar formula tersebut diterima, kemudian dilakukan uji
aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH. Rancangan percobaan
yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Data yang di peroleh
dianalisis secara statistik menggunakan aplikasi excel dengan analisis variansi dan
dilanjutkan dengan uji duncan. Hasil berdasarkan uji organoleptik yang paling di
sukai panelis adalah formulasi dengan penambahan 0,5 gram eksrak jahe merah.
Hasil uji daya terima dengan penambahan 0,5 gram ekstrak jahe merah adalah
93,3% habis. Hasil uji antioksidan dengan formulasi terbaik yaitu pada formula
dengan penambahan 0,5 gram ekstrak jahe merah dengan nilai IC50 3855,45 ppm.
Kesimpulan pada tiga formulasi yang terpilih yaitu formulasi dengan penambahan
0,5 gram dari hasil analisis uji organoleptic, uji daya terima, aktivitas antioksidan
Kata Kunci: Non Dairy Cream, Jahe Merah, Organoleptik, Daya Terima,
Antioksidan
SCHOOL OF HEALTH SCIENCE IMMANUEL BANDUNG
NUTRITIONAL SCIENCE S1 PROGRAM
ABSTRACT
Instant non-dairy cream drink is a milk substitute product made from vegetable oil
with the addition of allowable food additives, in the form of powder and used as
an equivalent flavor for food or drinks, one of which is by adding red ginger
extract so that it becomes a functional beverage that is beneficial to health. This
studi aims to determine the effect of the addition of red ginger extract on
organoleptic properties, acceptability, and analyze the antioxidant content in non-
dairy cream functional drinks. The study design was Experimental (Posttest Only
Design) with three formulations consisting of the addition of 0.3 gram red ginger
extract, 0.4 gram, and 0.5 gram. The three formulations were organoleptic tested
using a hedonic test which included color, taste, and aroma. Then the acceptance
test is performed to find out how much the formula is received, then the
antioxidant activity test is done using the DPPH method. The experimental design
used was a Randomized Group Design (RBD). The data obtained were
statistically analyzed using the excel application with analysis of variance and
continued with duncan test. Research Based on the organoleptic test the panelists
most preferred was a formulation with the addition of 0.5 gram of red ginger
extract. The results of the acceptability test with the addition of 0.5 grams of red
ginger extract were 93.3% depleted. The results of the antioxidant test with the
best formulation is the formula with the addition of 0.5 grams of red ginger
extract with an IC50 value of 3855.45 ppm. The conclusion on the three
formulations selected formulation with the addition of 0.5 gram of red ginger
extract is the best formulation.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah- Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penambahan Ekstrak
Jahe Merah terhadap Sifat Organoleptik dan Daya Terima pada Produk Minuman
Fungsional Non Dairy Cream” berjalan dengan lancar. Skripsi ini merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Program Studi S1
Gizi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung. Terimakasih penulis
ucapkan kepada:
1. Anni Sinaga S.Kp., M.Kep, selaku Ketua STIK Immanuel bandung beserta
jajarannya.
2. Yuliati Widiastuti, S.Gz., RD., M.Gz., AIFO, selaku Ketua Program Studi S1
Ilmu Gizi.
3. Asysyifa Riana, S.Gz., M.T., AIFO, selaku Dosen Pembimbing pertama yang
telah meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan kepada
penulis.
4. Dr. Hari Hariadi, STP., M.T., selaku Dosen Pembimbing kedua yang telah
meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan kepada penulis.
5. Yuliati Widiastuti, S.Gz., RD., M.Gz., AIFO dan Mayesti Akhriani, S.Gz.,
M.Sc selaku Penguji Seminar Proposal yang telah meluangkan waktu dan
pikiran dalam memberikan masukan kepada penulis.
6. Orang tua tercinta yang selalu memberikan doa, motivasi dan dukungan
kepada penulis.
7. Keluarga, sahabat serta semua pihak yang telah membantu dan ikut berperan
dalam penulisan skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.
Bandung, Maret 2020
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR BAGAN..................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................3
D. Manfaat Penelitian...................................................................................4
ii
C. Keterbatasan Penelitian.........................................................................48
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................51
LAMPIRAN..........................................................................................................57
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
7
37
38
39
v
DAFTAR BAGAN
14
21
23
28
29
29
DAFTAR LAMPIRAN
vi
Lampiran 1 Naskah penjelasan penelitian.............................................................56
Lampiran 2 Format uji hedonik minuman ekstrak jahe merah..............................58
Lampiran 3 Lembar persetujuan penelitian...........................................................60
Lampiran 4 Lembar persetujuan responden...........................................................61
Lampiran 5 Formulir daya terima..........................................................................62
YLampiran 6 Hasil statistik data organoleptik........................................................63
Lampiran 7 Hasil daya terima................................................................................69
Lampiran 8 Hasil uji antioksidan...........................................................................70
Lampiran 9 Surat izin penelitian............................................................................71
Lampiran 10 Surat izin etik penelitian...................................................................72
Lampiran 11 Jadwal penelitian..............................................................................73
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah
penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh penambahan ekstrak jahe merah
terhadap sifat organoleptik dan daya terima pada minuman fungsional non diary
cream?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui pengaruh penambahan ekstrak jahe merah terhadap
sifat organoleptik, daya terima dan kandungan antioksidan pada minuman
fungsional non dairy cream.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui imbangan ekstrak jahe merah pada minuman fungsional
non dairy cream berdasarkan uji organoleptik dan daya terima.
b. Mengetahui uji organoleptik pada minuman fungsional non dairy
cream ekstrak jahe merah yang disukai panelis mahasiswa Bandung.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Institusi Program Gizi STIK Immanuel Bandung
Menambah informasi mengenai produk diversifikasi pangan lokal dan
hasil penelitian mengenai teknologi pangan serta pengembangan cara
pengolahan dan pemanfaatan ekstrak jahe merah.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Menambah literatur dan referensi terkait dengan penelitian di waktu yang
akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Bidang Gizi dan Kesehatan
Memberikan informasi mengenai pangan fungsional ekstrak jahe merah
sebagai alternative minuman fungsional sumber antioksidan yang aman
dan sehat untuk dikonsumsi.
b. Bagi Masyarakat dan Industri
Memberikan informasi dan masukan bagi masyarakat khususnya bagi
pelaku industri mengenai budidaya dan cara ekstraksi jahe merah yang
dapat digunakan sebagai alternatif minuman fungsional sumber
antioksidan yang dapat meningkatkan nilai ekonomi jahe merah.
c. Bagi Peneliti
Mengetahui pembuatan inovasi minuman fungsional yang berbahan dasar
lokal serta sebagai salah satu upaya untuk melatih diri menerapkan
diversifikasi pangan dari bahan jahe merah yang memiliki kandungan
antioksidan berupa fenolik sebagai pemanfaatan produk pangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Jahe Merah
Jahe merupakan rempah – rempah Indonesia yang sangat penting
dalam kehidupan sehari – hari, terutama pada bidang kesehatan. Jahe salah
satu jenis tanaman obat yang biasanya digunakan sebagai bumbu dapur
karena dapat menambah cita rasa yang khas pada makanan. Jahe di kenal
masyarakat luas sebagai tanaman obat yang sering dijadikan sebagai bahan
tambahan dalam membuat makanan, minuman, kosmetika dan pewangi.
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa jahe dapat di manfaatkan
sebagai obat diare, antioksidan, dan penurun panas (Wresdiyati, 2003)
Jahe yang dalam nama latinnya Zingiber officinale, merupakan
tanaman rimpang yang sangat terkenal sebagai rempah-rempah dan juga
sebagai bahan obat. Jahe mempunyai rimpang dalam bentuk jemari yang
menggembung di ruas-ruas tengah. Memiliki rasa pedas yang dominan
dikarenakan senyawa keton bernama zingeron. Jahe termasuk dalam suku
Zingiberaceae (temu-temuan). Jahe diperkirakan berasal dari India, tapi
ada juga yang mengatakan jahe berasal dari Republik Rakyat Cina Selatan.
Jahe dibawa sebagai rempah perdagangan sampai ke Asia Tenggara.
Tiongkok, Jepang hingga Timur Tengah. Jahe hanya bisa hidup di daerah
tropis, maka budidaya dan penanamannya hanya bisa dikerjakan di daerah
tropis, seperti Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika. Untuk saat ini, pemasok
jahe terbesar di dunia adalah Equador dan Brasil.
Jahe (Zingiber officinale rosc) merupakan salah satu jenis tanaman
yang termasuk kedalam suku Zingiberaceae. Nama “Zingiber” berasal
dari bahas Sansekerta “Singabera” dan Yunani “Zingiberi” yang berarti
tanduk, karena bentuk rimpang jahe mirip dengan tanduk rusa. Officinale
merupakan bahasa latin dari “Officinale” yang berarti digunakan dalam
farmasi atau pengobatan (Bermawie dan Purwiyanti dalam Sya’ban 2013).
5
6
Berdasarkan hasil penelitian para ahli, baik dari dalam maupun uar
negeri, jahe berkhasiat sebagai obat dan mampu memperkuat khasiat obat
lain yang di campurkannya. Ada tiga jenis jahe di Indonesia, yaitu jahe
gajah (Zingiber officinale var officinarum), jahe emprit (Zingiber
officinale var amarum), dan jahe merah (Zingiber officinale var rubrum).
Salah satu Jenis jahe yang di manfaatkan sebagai obat – obatan yaitu jahe
merah. Hal ini dikarenakan rimpang jahe merah berserat lembut, beraroma
tajam, dan berasa pedas meskipun ukuran rimpangnya kecil tetapi
memiliki kandungan gizi cukup tinggi (Rukmana, 2000). Adapun
perbandingan karakteriktik utama dari jahe gajah, jahe emprit, dan jahe
merah dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Karakteriktik umum ketiga jenis jahe
(a) (b)
Gambar 2.1 Jahe Merah (a) Tanaman Jahe Merah (b)
Sumber : Setiawan, 2015
Jahe memiliki beberapa kandungan kimia yang berbeda. Senyawa
kimia rimpang jahe menentukan aroma dan tingkat kepedasan jahe.
Menurut Rismunandar, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
komposisi kimia rimpang jahe adalah antara lain: jenis jahe, tanah sewaktu
jahe ditanam, umur rimpang saat dipanen, pengolahan rimpang jahe (Putri,
2014). Komponen yang terkandung dalam rimpang jahe antara lain adalah
air 80,9%, protein 2,3%, lemak 0,9%, mineral 1-2%, serat 2-4%, dan
karbohidrat 12,3% (Rahingtyas, 2008). Berikut komposisi kimia jahe
dalam 100gram.
Tabel 2.2. Komposisi Kimia Jahe dalam 100 gram
senyawa kimia yang terkandung dalam jahe terdiri dari minyak menguap
(volatile oil), minyak tidak menguap (non volatile oil) dan pati. Minyak
atsiri termasuk jenis minyak menguap, sedangkan oleoresin adalah
campuran resin dan minyak atsiri yang diperoleh dari ekstraksi
menggunakan pelarut organik (Putri, 2014; Fathona, 2011).
Komponen dari minyak atsiri adalah geranial, a-zingiberen, (E,E)-
afarnesen, neral, ar-curcumene. Sementara komponen dari oleoresin
adalah zingeron, trans-6- shogaol, diacetoxy-[6]-gingerdiol, geraniol,
decanal, a-zingiberen, eugenol dan asam palmitat (Singh et al., 2008).
Adapun aktivitas biologik dan khasiat dari beberapa senyawa dalam jahe
dapat dilihat pada Tabel 2.3
Tabel 2.3 Aktivitas biologi senyawa dalam jahe
Senyawa aktif jahe merah Aktifitas Biologik
B. Fenolik
Senyawa fenol merupakan suatu senyawa yang memiliki cincin
aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksil yang berfungsi sebagai
antioksidan, kemampuannya dalam menstabilkan radikal bebas, yaitu
dengan memberikan atom hidrogen secara cepat kepada radikal bebas,
sedangkan radikal yang berasal dari antioksidan senyawa fenol ini akan
lebih stabil daripada radikal bebasnya (Hernani dan Haryani E 2001).
Senyawa fenol jahe merupakan bagian dari komponen oleoresin, yakni
yang berpengaruh dalam sifat pedas jahe. Kandungan total fenol jahe
merah, jahe putih dan jahe emprit berurutan yaitu sebesar 95,34 mg/100
gr, 47,7 mg/100 gr, dan 61,89 mg/100 gr (Oboh dkk, 2012).
Antioksidan merupakan senyawa yang melindungi senyawa atau
jaringan dari efek destruktif jaringan oksigen atau efek oksidasi (Marsono
2008). Penggunaan senyawa antioksidan semakin meningkat seiring
dengan besarnya pemahaman masyarakat tentang manfaatnya (Sopiyudin,
2010). Antioksidan merupakan senyawa penting dalam menjaga kesehatan
tubuh karena berfungsi sebagai penangkap radikal bebas yang banyak
terbentuk dalam tubuh. Fungsi antioksidan digunakan sebagai upaya untuk
memperkecil terjadinya proses oksidasi dari lemak dan minyak,
memperkecil terjadinya proses kerusakan dalam makanan, serta
memperpanjang masa pemakaian bahan dalam industri makanan (Raharjo
2005). Beberapa komponen bioaktif dalam ekstrak jahe antara lain (6)-
11
Sortasi
Pengercilan ukuran
Ekstraksi Ultrasound
Ekstrak bubuk
15
E. Sifat Organoleptik
Pengujian organoleptik merupakan ilmu pengetahuan dalam
mengukur dan menganalisa karakteriktik suatu bahan pangan yang di
terima dengan penggunaan indera manusia berupa penglihatan, perabaan,
pencicipan, penciuman, dan menginterpretasikan reaksi dari akibat proses
penginderaan yang dilakukan disebut panelis sebagai alat ukur untuk
mengukur terhadap sifat-sifat suatu benda seperti mengukur kenampakan
warna, aroma, rasa, dan tekstur, pada produk pangan. Hal tersebut dapat
terjadi karena karena adanya rangsangan yang diterima alat indera yang
berasal dari suatu benda (Waysima dan Adawiyah, 2010).
F. Panelis
Panelis merupakan anggota panel atau orang yang terlibat dalam
penilaian organoleptik dari berbagai kesan subjektif produk yang disajikan.
Panelis merupakan instrumen atau alat untuk menilai mutu dan analisa sifat-
sifat sensorik suatu produk. Pengujian organoleptik dikenal beberapa
macam panel. Penggunaan panel-panel ini berbeda bergantung dari tujuan
pengujian tersebut (Soekarto, 2002) macam-macam jenis panelis:
1. Panelis pencicip perorangan
Panel perorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan
spesifik yang sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau latihan-
latihan yang sangat intensif dan cenderung dalam waktu yang lama.
Panel perseorangan sangat mengenal sifat, peranan dan cara pengolahan
bahan yang akan dinilai dan menguasai metode-metode analisis
organoleptik dengan sangat baik. Pemilihan panelis perorangan memiliki
keuntungan yang baik seperti kepekaan terhadap suatu benda tinggi
sehingga bias dapat dihindari, penilaian efisien dan tidak cepat fatik.
Panel perseorangan memiliki keputusan sepenuhnya ada pada orang
tersebut atau seorang.
2. Panelis pencicip terbatas
18
Panelis terbatas yaitu panel yang terdiri dari 3-5 orang dengan
kemampuan kepekaan tinggi sehingga bias lebih di hindari. Panelis ini
mengenal baik faktor-faktor dalam penilaian organoleptik dan
mengetahui cara pengolahan dan pengaruh bahan baku terhadap hasil
akhir. Panel pencicip terbatas bertanggung jawab sebagai penguji,
mengetahui prosedur kerja, dan membuat kesimpulan dari hal yang
dinilai. Keputusan diambil untuk suatu produk adalah hasil diskusi antara
anggota-anggotanya.
3. Panelis terlatih
Panelis terlatih merupakan panelis yang dipilih melalui hasil seleksi atau
latihan, umunya terdiri dari 15-25 orang dengan kemampuan kepekaan
cukup baik. Penilaian dapat terdiri dari beberapa rangsangan sehingga
tidak terlampau spesifik. Keputusan terhadap suatu produk diambil
setelah data dianalisis secara bersamaan.
G. Uji Hedonik
Uji Hedonik merupakan pengujian untuk mengukur ringkat atau
penilaian terhadap kesukaan produk. Tingkat kesukaan biasnya disebut
dengan skala hedonik. Skala Hedonik dapat direntangkan menurut
rentangan skala yang dihendaki. Panelis diminta tanggapan pribadinya
misalnya sangat amat suka, sangat suka, suka, agak suka, agak tidak suka,
tidak suka, dan sangat tidak suka.
Skala hedonik dapat diubah menjadi skala numerik dengan angka
mutu menurut tingkat kesukaan. Setelah itu, data numerik ini dapat
dilakukan analisis data secara parametrik (Setyaningsih dkk 2010). Skala
hedonik dengan skala numerik dibagi ke dalam tujuh macam skala, yaitu
sangat amat suka dengan numerik 7, sangat suka dengan skala numerik 6,
suka dengan skala numeri 5, agak suka dengan skala numerik 4, agak tidak
suka dengan skala numerik 3, tidak suka dengan skala numerik 2, dan
sangat tidak suka dengan skala numerik 1 ( Soekarto, 1993). Macam –
macam skala hedonic pada dilihat pada tabel 2.5
Tabel 2.5. Macam-macam skala hedonik dengan skala numerik
Skala Hedonik
Skala Hedonik Skala Numerik
Sangat amat suka 7
Sangat suka 6
Suka 5
Agak suka 4
Agak tidak suka 3
20
Tidak suka 2
Sangat tidak suka 1
Sumber: Soekarto (1993)
I. Kerangka Teori
Minuman instan dalam penelitian ini adalah minuman instan dengan
penambahan ekstrak jahe merah yang formulanya dirancang untuk
mendapatkan produk minuman instan non dairy cream bubuk yang
memiliki kandungan fenolik. Bahan dasarnya terbuat dari non dairy cream
bubuk, gula aren, dan ekstrak jahe merah. Pembuatan minuman fungsional
non dairy cream bubuk ekstrak jahe merah bertujuan untuk pemanfaatan
bahan lokal sebagai minuman fungsional yang memiliki kandungan zat
aktif yaitu flavonoid, gingerol, shagaol, dan oleoresin. Gingerol dan
shagaol yang terdapat pada ekstrak jahe merah memiliki sifat antioksidan
yang dapat meningkatkan penyerapan glukosa darah ke dalam sel otot
tanpa memerlukan insulin, sehingga jahe merah dapat mengendalikan
gula darah pada pasien diabetes mellitus. Rimpang jahe merah berinteraksi
dengan reseptor serotonin yang berefek meningkatkan sensitifitas insulin
yang berpengaruh terhadap penurunan kadar gula darah dengan cara
masuk ke dalam sel tubuh. Berdasarkan uji hedonik untuk menambah
Membuat minuman instan
kesukaan rasa, uji daya terima, dan uji laboratorium. Formula yang dibuat
dengan penambahan
ekstrak jahe merah
meliputi warna, rasa, aroma, dan uji hedonik dengan penilaian yang di
Pemanfaatan bahan lokal untuk pengembangan
kategorikan sangat amat suka, sangat suka, suka, agak suka, agak tidak
produk minuman instan non dairy cream
suka, tidak suka, dan sangat tidak suka. Setelah mendapatkan hasil terbaik
Menambah asupan antioksidan
uji organoleptik pilihan panelis dilakukan uji daya terima dengan melihat
sisa minuman yang diberikan kepada responden dengan penilaian daya
terima diantaranya habis, hampir habis, setengah habis, hampir utuh, dan
Uji laboratorium
Shagaol
Gingerol
Formula 2 : 0,4
Formula 3 : 0,5
Formula 1 : 0,3
Fenolik
Menggunakan
plement
organoleptik
Uji daya
terima
Uji
22
J. Hipotesis
A. Kerangka Konsep
Formula 1 : 0,3
Bagan 3.1. Kerangka Konsep
Minuman instan ekstrak
jahe merah Formula 2 : 0,4
Pemanfaatan fenolik dalam serbuk ekstraksi jahe merah dapat digunakan
Formula 3 : 0,5
sebagai bahan tambahan pangan pada minuman fungsional non dairy cream.
Sifat organoleptik
Minuman instan yang akan diberikan kepada sampel penelitian sebanyak tiga
Daya terima
jenis formulasi minuman instan
Kadar non dairy cream ekstrak jahe merah. Pengujian
antioksidan
hedonik bertujuan untuk mengetahui formula terbaik dari tiga formula yang
dibuat, untuk mengetahui penambahan ekstrak jahe merah meliputi warna,
rasa, dan aroma dari minuman ekstrak jahe merah berdasarkan tanggapan
pribadi panelis (mahasiswa dan mahasiswi di Kota Bandung). Setelah semua
data dari panelis terkumpul, selanjutnya data di olah dengan menggunakan
excel sehingga didapatkan formula terbaik yang menjadi pilihan panelis,
selanjutnya dilakukan uji daya terima kepada masyarakat umum kota Bandung.
Ketiga formula ekstrak jahe merah dimasukan ke Laboratorium Centre
Universitas Padjajaran untuk dilakukan analisis aktifitas antioksidan formulasi
terbaik untuk mengetahui kadar antioksidan yang terkandung dalam pembuatan
minuman fungsional non dairy cream ekstrak jahe merah.
B. Desain Penelitian
23
24
terhadap perubahan warna, rasa, aroma pada subyek penelitian dan daya terima
pada produk minuman fungsional non dairy cream ekstrak jahe merah.
Pemilihan metode ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan
yang diberikan tanpa ada pengaruh dari perlakuan lain.
C. Variabel
Variabel memiliki nilai yang bervariasi antara variabel satu dan lainnya,
yang diukur baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Variabel dalam
penelitian ini yaitu:
1. Variabel independen (variabel bebas)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengaruh penambahan
jahe merah terhadap minuman fungsional instan non dairy cream dengan
melakukan uji kesukaan hedonik. Uji hedonik dilakukan terhadap
mahasiswa dan mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel
Bandung.
2. Variabel dependen (variabel terikat)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah uji organoleptik, uji daya
terima, dan aktifitas antioksidan. Uji organoleptik yang dinilai meliputi:
rasa, aroma, warna
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi minuman instan non dairy cream, ekstrak jahe merah, sifat organoleptik,
antioksidan dan daya terima.
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Definisi Operasional
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Non dairy cream ekstrak
Serbuk non dairy cream dengan penambahan
Menimbang bahan Timbangan digital dengan
Nominal Penambahan ekstrak jahe merah
jahe merah ekstrak jahe merah. ketelitian 0,01 g dengan tiga formula, meliputi:
Formula I sebanyak 0,3:100 gram
Formula II sebanyak 0,4:100 gram
Formula III sebanyak 0,5:100
gram
25
26
Aktivitas antioksidan Jumlah kadar antioksidan yang terkandung Menggunakan metode DPPHDPPH Ppm
dalam minuman ekstrak jahe (AOAC, 1990)
27
F. Instrumen
Tabel 3.3. Alat dan Bahan Pembuatan Minuman Fungsional Non Dairy Cream
Alat
1. Sendok 3. Waskom 5. Gelas plastik
2. Gelas 4. Spatula
ukur
Bahan
1. Air
2. Non dairy cream
bubuk
3. Gula aren
Formulasi
1. Formula 1
Penambahan ekstrak jahe merah 0,30 gram dari total campuran bahan minuman
fungsional non dairy cream
2. Formula II
Penambahan ekstrak jahe merah 0,40 gram dari total campuran bahan minuman
fungsional non dairy cream
3. Formula III
Penambahan ekstrak jahe merah 0,50 gram dari total campuran bahan minuman
fungsional non dairy cream
Alat dan bahan yang dibutuh dalam melakukan uji organoleptic diantranya
yaitu sample minuman ekstrak jahe merah tiga formulasi, paper glass
ukuran 200 ml/ satu formulasi, hair hangat untuk melarutkan sample
minuman enstrak jahe merah, dan form uji hedonik yang harus diisi oleh
panelis untuk mententukan formulasi terbaik pilihan panelis.
3. Alat dan Bahan Uji Daya Terima
Alat dan bahan yang di gunakan dalam melakukan uji daya terima diantaranya
sampel minuman ekstrak jahe merah hasil uji organoleptic fornulasi terbaik
pilihan panelis yaitu formula dengan penambahn ektrak jahe merah 0,5
gram, paper glass ukuran 200 ml/ satu formualsi, air hangat untuk
melarutkan sampel minuman ekstrak jahe merah, dan gelas ukur untuk
melihat sisa minuman yang diberikan kepada responden. Alat dan bahan uji
daya terima dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Alat dan Bahan Uji Daya Terima
Alat
1. Paper glass uk 200 ml
2. Gelas ukur ketelitian 0,01 ml
Bahan
1. Formula 3 (penambahan ekstrak jahe mereh 0,5 gram)
2. Air hangat
c. Pengujian antioksidan
G. Pengumpulan Data
31
2 yaitu tidak suka, dan 1 untuk sangat tidak suka. Sisa makanan
dikategorikan 0% (habis), 25% (hamper habis), 50% (setengah habis),
75% (hamper utuh), dan 100 % (utuh) untuk mengetahui daya terima
produk dengan dilihat dari sisa minuman instan ekstrak jahe merah yang
di berikan kepada responden.
c. Data Entry
Data yang telah diberi kode selanjutnya adalah input dengan menggunakan
aplikasi excel untuk diolah. Input data bertujuan untuk menyusun dan
menghitung hasil dari pengkodean. Uji statistik yang digunakan yaitu uji
statistik anova. Data yang dihasilakan akan disajikan dalam bentuk tabel.
d. Cleaning
Semua data dari setiap sumber data responden yang telah selesai dimasukan
perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan -kemungkinan adanya
kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya. Apabila terjadi
kesalahan akan dilakukan pembetulan atau koreksi. Tahap ini data yang
telah diperoleh akan di cek kembali apakah data sudah benar atau belum
agar hasil yang diinginkan tidak bias.
2. Analisis Data
Berikut rancangan percobaan pada penelitian minuman fungsional non dairy
cream ekstrak jahe merah dapat dilihat oada tabel 3.6
Tabel 3.6. Rancangan Percobaan
Urutan Perlakuan
A B C
Pengulangan
0,30 : 100 0,40 :100 0,50 : 100
1 1A 1B 1C
2 2A 2B 2C
3 3A 3B 3C
4 4A 4B 4C
g. Adapun rumus analis sidik ragam menurut Gomez 1995 dapat dilihat
pada tabel 3.7
KTgalat
S x = √ r
c. Menghitung LSR masing-masing SSR dengan menggunakan rumus:
LSR = SSR 5% x S x
I. Etika Penelitian
K. Rencana Pelaksanaan
Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti telah mengikuti prosedur
pengumpulan data sebagai berikut :
1. Tahap pra lapangan (persiapan)
a. Menyusun proposal penelitian dan berkonsultasi dengan dosen
pembimbing.
35
2. Tahap observasi
Melakukan observasi untuk dapat memperoleh gambaran pengolahan
minuman ekstrak jahe merah, berupa pembuatan ekstrak jahe merah dan
pencampuran dengan bahan lain seperti bubuk non diary cream dan gula
aren.
3. Tahap pekerjaan lapangan
a. Menentukan jadwal pelaksanaan uji organoleptik
b. Menentukan jadwal pelaksanaan uji daya terima
c. Menentukan populasi yaitu mahasiswa dan mahasiswi gizi angkatan
2017 - 2018 Sekolah Tinggi Kesehatan Immanuel Bandung.
d. Menentukan populasi yaitu masyarakat umum kota Bandung wilayah
Jatinangor.
e. Melakukan uji organoleptik dengan cara menjelaskan mengenai tujuan
penelitian, prosedur yang akan dilakukan panelis. Uji organoleptic
untuk menilai warna, rasa, dan aroma berdasarkan skor penilaian uji
hedonik yang di kategorikan 7 : sangat amat suka, 6 : sangat suka, 5 :
suka, 4 : agak suka, 3 : agak tidak suka, 2 : tidak suka, dan 1 : sangat
tidak suka.
f. Panelis diminta menandatangani lembar informed consent panelis yang
tepilih menjadi responden.
g. Uji organoleptik di lakukan dengan memberikan 3 formulasi seduhan
minuman instan ekstrak jahe merah.
h. Mengolah data hasil uji organoleptik menggunakan excel untuk
mendapatkan hasil terbaik dari uji hedonik.
36
A. Hasil
Penetapan formulasi ekstrak jahe merah pada minuman fungsional non dairy
cream berdasarkan desain expert untuk mengetahui optimasi penambahan ekstrak
jahe merah pada formulasi. Formulasi ekstrak jahe yang di gunakan yaitu tiga
formulasi dengan penambahan 0, 3 gram ( F1), 0,4 gram (F2), dan 0,5 gram (F3).
Setelah memperoleh tiga jenis formulasi pembuatan ekstrak jahe merah dilakukan
proses uji organoleptik , kemudian formulasi hasil uji organoleptik diuji kembali
untuk mmperoleh tingkat daya terima. Selanjutnya uji kadar antioksidan
dilakukan dengan metode DPPH dan uji anova dilakukan untuk menentukan
signifikasi analisis respon antar variabel dan dapat mengetahui model yang
disarankan. Rancangan percobaan dengan ketentuan jika Fh ≤ F 0,5 maka tidak
ada keragaman diantara perlakuan, dan jika Fh > 0,5 maka ada keragaman diatara
perlakuan. Apabila menujukan ada perbedaan yang signifikan maka melanjutkan
dengan uji duncan pada taraf nyata 5%. Hasil disajikan dalam bentuk tabel dimana
untuk formulasi dengan nilai di rangking sesuai dengan perangkingan abjad yaitu
a, ab, b, bc, dan c. Perbedaan rangking antar formulasi menunjukan adanya
perbedaan nyata dari perlakuan. Perangkingan berfungsi juga dalam penilaian
formula mana yang paling baik untuk dikembangkan.
1. Sifat Organoleptik
a. Kesukaan Terhadap Warna
Berdasarkan gambar 4.1 tingkat kesukaan terhadap warna minuman non
dairy cream ekstrak jahe merah dari 30 panelis didapatkan hasil paling
banyak disukai adalah minuman non dairy cream dengan penambahan 0,5
gram ekstrak jahe merah dengan jumlah 2 orang amat sangat suka, 5 orang
sangat suka, 12 orang suka, 7 orang agak suka, 3 orang agak tidak suka,
dan 1 orang tidak suka. Hasil presentase tingkat kesukaan panelis terhadap
warna dapat dilihat pada gambar 4.1
38
39
8 7 7
6 Suka
6 5
4 Agak suka
4 3 3
2 2 Agak tidak suka
2 1 1 Tidak suka
0 0 0 0 0
0 Sangat tidak suka
FI = 0,3 gram F2 = 0,4 gram F3 = 0,5 gram
Gambar 4.1 Hasil kesukaan warna minuman fungsional non dairy cream
ekstrak jahe merah
Hasil uji statistik kesukaan warna minuman fungsional non dairy cream
ekstrak jahe merah dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Pengaruh penambahan ekstrak jahe merah pada minuman
fungsional non dairy cream terhadap warna
Perlakuan Hasil Rata-rata Hasil Uji
F1 (0,3 gram ekstrak jahe merah) 3,96 b
F2 (0,4 gram ekstrak jahe merah) 3,90 b
F3 (0,5 gram ekstrak jahe merah) 4,76 a
Keterangan: Nilai rata-rata perlakuan yang ditandai dengan huruf yang sama
menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% menurut uji Duncan
10
10 Suka
8 8
8 7 7 Agak suka
6
6 5 Agak tidak suka
4
4 3 Tidak suka
2
2 1 1 1 Sangat tidak suka
0 0 0 000
0
F1 = 0,3 gram F2 = 0,4 gram F3 = 0,5 gram
Formula minuman fungsional non dairy cream ekstrak jahe merah
Gambar 4.2 Hasil kesukaan rasa pada minuman fungsional non dairy cream
ekstrak jahe merah
cream Fh > 0,5 maka ada perbedaan nyata terhadap kesukaan rasa.
Apabila dilihat dari masing – masing perlakukan F1 dan F2 ada
perbedaan yang nyata dalam perlakuan, hal ini dapat dilihat adanya nilai
b pada masing – masing uji. Formulasi yang paling disukai dari hasil
analisis statistik penilaian terhadap warna yaitu formulasi F3 dengan
penambahan 0,5 gram ekstrak jahe merah.
8
6 Suka
6 5
Agak suka
4 3 Agak tidak suka
2 2 2
2 1 1 1 1 Tidak suka
0 0 0 00
0 Sangat tidak suka
F1 = 0,3 gram F2 = 0,4 gram F3 = 0,5 gram
Gambar 4.3 Hasil kesukaan aroma pada minuman fungsional non dairy cream
ekstrak jahe merah.
2. Aktivitas Antioksidan
Berikut adalah pengaruh penambahan ekstrak jahe merah pada minuman
fungsional non dairy cream terhadap aktivitas antioksidan dapat dilihat pada
tabel 4.4
antioksidan yang dihasilkan dan semakin kecil niai antioksidan maka semakin
besar kemampuan antioksidannya. Formulasi dengan aktivitas antioksidan
paling tinggi adalah formulasi dengan penambahan 0,5 gram ekstrak jahe
merah.
3. Rangking Produk
Berikut adalah rangking pada minuman fungsional non dairy cream
ekstrak jahe merah dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Rangking minuman fungsional non dairy cream ekstrak jahe merah
Sampel Warna Rasa Aroma Antioksidan
F1 (0,3 gram ekstrak jahe merah) b c b c
F2 (0,4 gram ekstrak jahe merah) b b b b
F3 (0,5 gram ekstrak jahe merah) a a a a
5. Analisis Ekonomi
Hasil uji organoleptik menunjukan formula minuman non dairy cream
dengan penambahan 0,5 gram ekstrak jahe merah merupakan formula yang
paling banyak disukai baik dari segi rasa, warna, dan aroma. Analisis
ekonomi minuman instan ekstrak jahe merah per kemasan 30 gram dapat
dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Analisi ekonomi minuman instan ekstrak jahe merah per 33 gram
Bahan Harga (Rp)/ Kg Berat (g) Jumlah (Rp)
Non dairy 24.000 2 48
cream
Jahe merah 62.000 0,5 31
Gula aren 160.000 11 1.760
Jumlah 1.839
Margin 10% 2.022
karena itu minuman non dairy cream ekstrak jahe merah dapat menjadi
pilihan sebagai minuman fungsioanl yang bermanfaat bagi kesehatan.
B. Pembahasan
1. Sifat Organoleptik
a. Warna
Penilaian warna dapat menjadi suatu parameter yang diuji secara visual
diama parameter ini mampu memikat katertarikan konsumen terhadap
suatu produk pangan. Berdasarkan hasil analisis tabel 4.1 warna
minuman non dairy cream dengan penambahan eksrak jahe merah 0,3
gram (F1), 0,4 gram (F2), dan 0,5 gram (F3) memberikan perbedaan
warna dari tiap formulasi yang di berikan dan terdapat perbedaan yang
nyata pada F3 dengan penambahan 0,5 gram ekstrak jahe merah, dapat
dilihat dari skor yang diberikan panelis adalah 3,96 – 4,76. Oleh karena
itu warna pada minuman eksrak jahe merah ini dipengaruhi oleh
pemberian eksrak jahe merah yang diberikan, Penambahan eksrak jahe
merah 0,5 gram lebih disukai oleh panelis karena memiliki warna yang
lebih pekat. Hal ini disebabkan karena warna dari ekstrak jahe cenderung
lebih pekat dibandingkan dengan warna non dairy cream. Namun pada
F1 dengan penambanhan 0,3 gram ekastrak jahe merah dan F2 dengan
penambahan 0,4 gram jahe merah tidak memberikan perbedaan yang
nyata, dilihat dari skor yang di berikan panelis adalah 3,96 – 3.90 ini
karena panelis tidak dapat membandingkan antara formulasi 1 dengan
formulasi 2, sejalan dengan penelitian Anggita Tahun 2017 dalam
penelittian penambahan ekstrak jahe merha dalam pembutan minuman
bubuk instan buah belimbing yang mengatakan hasil analisa data sensori
warna secara hedonik memberikan perbedaan tidak nyata karena panelis
memberikan skor 4,06 – 4,18. Hal ini dikarenakan warna dari formulsi
yang di ujikan hamper menyerupai.
b. Rasa
47
Aroma dalam minuman ekstrak jahe merah akan semakin kuat tercium
pada saat minuman akan di minum dan terhirup. Berdasarkan pada
Tabel 4.3 menunjukan bahwa penambahan ekstrak jahe memberikan
perbedaan nyata terhadap aroma seduh bubuk instan non daory cream
yang dihasilkan. Tiga formulasi tingkat kesukaan terhadap aroma
minuman ekasrak jahe dari 30 panelis didapatkan hasil paling banyak
disukai adalah (F3) dengan penambahan 0,5 gram eksrak jahe merah,
sedangkan minuman eksrak jahe merah yang paling tidak disukai
adalah FI 0,3 gram penambahan eksrak jahe merah. Hal ini disebabkan
karena adanmya senyawa zingiber dan zingiberol pada jahe sehingga
aroma non dairy cream pada bubuk instan tertutupi dan aroma tidak
tercium. Sejalan dengan penelitian Pramitasari (2010) yang mengatakan
bahwa penambahan ekstrak jahe dalam pembutan bubuk instan kedelai
berbeda nyata dengan skor 3,02 – 4,14 yang menyatakan penambahan
ekstrak jahe merah berpengaruh nyata terhadap aroma bubuk instan
kedelai.
2. Daya Terima
Minuman non dairy cream ekstrak jahe merah pada umumnya dikonsumsi
oleh anak remaja dan dewasa. Bahan yang digunakan dalam pembuatan
minuman instan ekstrak jahe merah adalah non dairy cream, ekstrak jahe
merah, dan gula aren. Ekstrak jahe merah pada minuman non dairy cream
dapat dijadikan sebagai minuman fungsional yang mengandung fenolik
yang merupakan antioksidan sehingga bermanfaat untuk kesehatan salah
satunya untuk menurunkan kadar gula darah. Minuman funkgsional non
dairy cream ekstrak jahe merah yang diberikan kepada masyarakat umum
adalah formula terpilih yang telah dilakukan uji organoleptik sebelumnya
pada panelis tidak terlatih mahasiswa dan mahasiswa di Kota Bandung. Uji
daya terima yang di lakukan kepada 30 responden menunjukan bahwa
minuman F3 dengan formula 0,5 gram ekstrak jahe dapat diterima karena
dari 30 panelis terdapat 28 orang menunjukan daya terima yang baik yaitu
49
dengan katergori habis pada range presentase 75% – 100% , dan 2 orang
dengan kategori hampir habis terdapat pada range range presentase 51% –
75%. Respon atau komentar dari orang dewasa yang dilakukan uji daya
terima pada minuman fungsional ekstrak jahe merah mengatakan rasa nya
enak, warna nya meranik, dan aroma nya jahe yang khas terasa.
3. Analisis Kandungan Gizi dan Akivitas Antioksidan
Berdasarkan AKG 2019, kebutuhanan gizi pada laki – laki dewasa
adalah 26,50 kkal, 65 gram protein, 75 gram lemak, dan 430 gram
karbohidrat. Jika orang dewasa tersebut mengkonsumsi 1 porsi (30 gram)
minuman non dairy cream ektrak jahe merah dapat memenuhi 3% kkal, 0,2
% protein, 3,4% lemak, dan 33% karbohidrat dari AKG. Berbeda pada
kebutuhan gizi perempuan dewasa adalah 2250 kkal, 60 gram protein, 65
gram lemak, dan 360 gram karbohidrat maka jika mengkonsumsi 1 porsi
minuman non dairy cream ekstrak jahe merah dapat memenuhi 3,5% kkal,
0,2% protein, 3,9% lemak, dan 3,9% karbohidrat.
Uji antioksidan dalam penelitian ini menggunakan parameter IC50
(Inhibition concentration) untuk menginterpretasikan hasil pengujian
menggunkan DPPH. Aktifitas antioksidan dari suatu senyawa dapat
digolongkan berdasarkan nilai IC50 yang di peroleh. Semakin kecil nilai
IC50 menunjukan semakin tinggi aktivitas antioksidannya. Menurut
Molyneux (2014), menyatakan bahwa nilai IC50 suatu ekstrak <50 ppm
maka antioksidannya sangat kuat, sedangkan jika nilai IC50 diatas 200
maka antioksidannya lemah. Hasil analisis berdasarkan tabel 4.5 pada
kandungan antioksidan formula yang terpilih yaitu dengan kadar IC50
3855,45 ppm pada formula F3 dengan penambahan 0,5 gram ekstrak jahe
merah, menujukan bahwa aktivitas antioksidannya lemah. Agar kandungan
antioksidan pada minuman fungsional non dairy cream meningkat maka
dapat ditambakan takaran ekstrak jahe merah nya, namun hal tersebut dapat
mempengaruhi sifat organoleptiknya, hal tersebut dapat di tambahkan bahan
– bahan berupa rempah yang mengandung tinggi antioksidan seperti kayu
manis, cengkeh, dan kapulaga. Tetapi walaupaun kandungan antioksidan
50
pada minuman fungsional non dairy cream ekstrak jahe merah lemah, tetapi
kandungan fenolik pada ekstrak jahe merah cukup tinggi. Sejalan dengan
Kinsella dkk (1993), yang menyebutkan bahwa senyawa fenol dapat
berfungsi sebagai antioksidan karena kemampuannya meniadakan radikal –
radikal bebas dan radikal peroksida sehingga efektif dalam menghambat
oksidasi lipid. Jahe merah banyak mengandumg fenolik aktif seperti
gingerol dan shogaol yang lebih banyak dari pada jahe yang lainya yaitu
sebesar 95,34 mg/100 gr.
C. Keterbatasan Penelitian
A. Kesimpulan
1. Penambahan 3 imbangan ekstrak jahe merah pada pembuatan minuman
non dairy cream terbaik berdasarkan uji organoleptik, daya terima, yaitu
formulasi 3 dengan penambahan ekstrak jahe merah sebanyak 0,5 gram.
2. Uji organoleptik pada mahasiswa dan mahasiswi kota Bandung yang
bersedia menjadi responden sebanyak 30 orang, dari hasil uji statistika
terhadap organoleptik minuman instan ekstrak jahe merah yang paling
disukai oleh panelis dari segi rasa, warna, dan aroma adalah penambahn
0,5 gram ekstrak jahe merah.
3. Uji daya terima pada masyarakat umum orang dewasa yang bersedia
menjadi responden sebanyak 30 orang. Terdiri dari 4 orang berusia 22
tahun, 112 orang berusia 25 tahun, 4 orang berusia 33 tahun, 3 orang
berusia 28 tahun, dan 8 orang berusia 30 tahun. Uji daya terima dilihat dari
presentase sisa minuman yang diberikan, hasil uji daya terima yang
dilakukan terdiri dari 28 orang dalam kategori habis dengan range
presentase 75 – 100%, dan 2 orang dalam kategori hampir habis karena
dapat menghabiskan 75% minuman ekstrak jahe merah.
4. Kandungan antioksidan minuman non dairy cream dengan penambahan
0,3 gram ekstrak jahe merah adalah 4160,68 ppm, 0,4 gram ekstrak jahe
merah mengadung 2931,35ppm antioksidan, dan 0,5 gram ekstrak jahe
merah mengandung 3855,45 ppm.
B. Saran
1. Perlu dilakukan intervensi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
penambahan ekstrak jahe pada minuman non dairy cream untuk kesehatan.
2. Sifat antioksidan formula terbaik dalam penelitian ini terdapat pada
formulasi 3 dengan penambahan 0,5 gram ekstrak jahe merah yaitu dengan
51
52
AKG. (2019). Angka kecukupan gizi energi, protein yang dianjurkan bagi bangsa
Indonesia. Lampiran peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor
75 Tahun 2019.
Bellik, Y., 2014. Total antioxidant activity and antimicrobial potency of the
essential oil andoleoresin of Zingiber officinale Roscoe. Asian Pacific J
Trop Dis, 4(1): 40–4.
53
54
Fathona, D., 2011. Kandungan gingerol dan shogaol, intensitas kepedasan dan
penerimaan panelis terhadap oleoresin jahe gajah (Zingiber officinale var.
Roscoe), jahe emprit (Zingiber officinale var. Amarum), dan jahe merah
(Zingiber officinale var. rubrum). [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian
Bogor
Garg, N., Abdel-Aziz, S.M., & Aeron, A., 2016, Microbes in Food and Health,
Springer, Switzerland 42-45.
Ghayur, M.N. and A.H. Gilani., 2005. Ginger lowers blood pressure through
blockade of voltage-dependent calcium channels. J Cardiovasc Pharmacol.
45: 74-80.
Gomez, K.A. dan A.A. Gomez, 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian
Pertanian. Diterjemahkan oleh: E. Sjamsuddin dan J.S. Baharsjah. UIPress,
Jakarta.
Hariadi, H., Sunyoto, m., Nurhadi, b., & Karuniawan, a. (2017). Penambahan
beberapa konsentrasi enkapsulan pada chips ubi jalar ungu clon biang
sebagai bubuk pewarna alami. J Pharma & Phytochem. 7(4), 3420-3429.
Ikalinus, R., Widyastuti, S. K., Luh, N., & Setiasih, E. 2015. Skrining Fitokimia
Ekstrak Etanol Kulit Batang Kelor (Moringa oleifera).
55
Khandouzi N., Farzad S., Asadollah R., Tayebeh R., Payam H., Mohsen MT.,
2015. The effects of ginger on fasting blood sugar, hemoglobin A1c,
apolipoprotein B, apolipoprotein A-I and malondialdehyde in type 2
diabetic patients. Iran J Pharm Res, 14 (1): 131-40.
Lakshmi, CHN., Raju BDP., Madhavi, T., and Sushma, NJ. (2014). Identification
Of Bioactive Compounds By Ftir Analysis And In Vitro Antioxidant
Activity Of Clitoria Ternatea Leaf And Flower Extracts. Indo Am. J.
Pharm. Res. 4(9): 2231-6876
Molyneux, P., 2004, The Use of The Stable Free Radical Diphenylpicryl-hydrazyl
(DPPH) for Estimating Antioxidant Activity, Songklanakarin J. Sci.
Technol., 26(2), 211-21
Ozougwu, J.C., Elom M.O., Obimba K.C., Obiukwu C.E., Usanga V.U., 2016.
Ameliorative effects of Zingiber officinale extracts against
experimentallyinduced hepatotoxicity in rats. Am.-Eurasian J. Toxicol. Sci.,
8(2): 69–76.
Prasad, S. and Tyagi, A.K., 2015. Ginger and its constituents: role in prevention
and treatment of gastrointestinal cancer. Gastroenterol Res Pract. vol. 2015,
Article ID 142979, 11 halaman.
Prasetyo Y.T. (2003). Teknologi Tepat Guna INSTAN Jahe, Kunyit, Kencur,
Temulawak. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Purnomo, H., Jaya, F. dan Widjanarko, S.B. (2010). The Effects of Type and Time
of Thermal Processing on Ginger (Zingiber offinacinale Roscoe) Rhizome
Antioxidant Coumpounds and Its Quality. International Food Research
Journal. Brawijaya University, Malang.
Putri, D.A., 2014. Pengaruh metode ekstraksi dan konsentrasi terhadap aktivitas
jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) sebagai antibakteri Escherichia
coli. [Skripsi]. Bengkulu: Universitas Bengkulu
Rahingtyas, D.K. 2008. Pemanfaatan jahe (Zingiber officinale) sebagai tablet isap
untuk ibu hamil dengan gejala mual dan muntah Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Rahmani, A.H., F.M. Al Shabrmi, & S.M. Aly. (2014). Active Ingredients of
Ginger as Potential Candidates in the Prevention of Diseases via Modulation
of Biological Processes. Int. J Physiol Pathophysiol Pharmacol. 6(2): 125 –
136.
57
Setiawan, Budi. 2015. Peluang Usaha Budidaya Jahe. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.
Setyaningsih & Apriyantono. (2010). Analisis Sensori Untuk Industri Pangan dan
Agro. Bogor: IPB Press.
Singh, G. Kapoor I.P.S, Singh P., Heluani C.S. De, Lampasona M.P De, Catalan
C.A.N., 2008. Chemistry, antioxidant and antimicrobial investigations on
essential oil and oleoresins of Zingiber officinale. Food Chem Toxicol,
46(10): 3295–302.
Sudewo.(2004).KhasiatJaheMerah.http://www.jamu.biologi.ub.ac.id/?
page_id=89(diperoleh 2020)
Tjendraputra, E., Tran V.H., Liu-brennan D., Roufogalis B.D., Duke C.C., 2001.
Effect of ginger constituents and synthetic analogues on cyclooxygenase-2
enzyme in intact cells. Bioorg Chem, 163(2001): 156–63.
Ukoha, P.O., Cemaluk, E.A.C., Nnamdi, O.L & Madus, E.P., 2011, Tannins and
other phytochemical of the Samanaea saman pods and their antimicrobial
activities. African Journal of Pure and Applied Chemistry 5(8), 237-244.
74
58
Partisipasi sdr/sdri bersifat sukarela tanpa paksaan dan bila tidak berkenan
dapat menolak atau sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri tanpa sanki apapun.
Sebagai tanda terimakasih kami atas partisipasinya akan memberikan souvenir
pada akhir penelitian.
Semua informasi dan hasil yang telah dilakukan sdr/sdri akan dijaga
kerahasiannya. Semua data tidak akan dihubungkan dengan identitas sdr/sdri.
Apabila sdr/sdri memerlukan penjelasan lebih lanjut mengenai riset ini, dapat
menghubungi Hasna Karimah; Dusun Bojong Karya 1, Kecamatan
Rengasdengklok, Kabupaten Karawang HP: 081280297892; Email:
hasnakarimah05@gmail.com
59
Produk yang Diuji : Minuman non dairy cream dengan penambahan ekstrak
jahe merah
Nama Panelis :
Tanggal Uji :
Cara pengujian, perhatikan contoh yang terdapat didepan saudara, amati dan beri
penilaian terhadap:
1. Warna : Penilaian ini dilakukakan panelis dengan cara melihat kondisi warna
minuman eksrak jahe merah.
2. Aroma : Penilaian dilakukan dengan cara mencium langsung minuman eksrak
jahe merah yang bagus tercium bau khas eksrak jahe merah tanpa bau
tambahan.
3. Rasa : Penilaian berdasarkan enak tidaknya rasa minuman eksrak jahe merah.
Berdasarkan kesukaan saudara akan minuman instan eksrak jahe merah tersebut
berikanlah salah satu angka dalam skala numerik yang sesuai dengan skala
hedonik:
Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak Suka 2
Kode
Warna Rasa Tekstur Aroma
Sampel
61
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk ikut
berpartisipasi dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh mahasiswa S1 Ilmu
Gizi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung yang bernama Hasna
Karimah (NIM : 1321118030) dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Penambahan Ekstrak Jahe Merah terhadap sifat organoleptik dan Daya Terima
pada Minuman Fungsional Non Dairy Cream ”. Saya mengetahui bahwa
informasi yang saya berikan ini sangat bermanfaat bagi peningkatam Ilmu Gizi di
Indonesia.
( )
Nama Responden
63
Nama :
Tanggal Uji :
Alamat :
Minuman fungsional non dairy cream ekstrak jahe merah yang mengandung
senyawa Fenolik merupakan minuman yang aman untuk dikonsumsi. Fenolik
adalah Senyawa antioksidan alami yang diambil dari jahe merah melalui Ekstrasi
terstandar.
Kandungan fenolik pada ekstrak jahe merah berfungsi sebagai antioksidan dan
antiimflamasi.
Bahan-bahan yang dipergunakan dalam pembuatan minuman instan ekstrak jahe
merah : non dairy cream, gula aren dan ekstrak jahe merah.
Cara penyajian : Seduh bubuk instan minuman non dairy cream ekstrak jahe
merah per kemasan 30 gram dengan 200ml air hangat pada paper glass yang telah
di sediakan, aduk perlahan. Minuman ekstrak non dairy cream siap untuk di
konsumsi.
Kode
Panelis jumlah
A B C
1 2,12132 2,12132 2,12132 6,36
2 1,870829 2,12132 2,345208 6,34
3 1,581139 1,870829 2,345208 5,80
4 2,345208 2,345208 2,345208 7,04
5 2,345208 1,581139 2,12132 6,05
6 2,345208 1,870829 2,54951 6,77
7 2,345208 1,581139 2,345208 6,27
8 2,345208 2,12132 2,12132 6,59
9 1,870829 1,870829 2,345208 6,09
10 1,870829 2,345208 1,581139 5,80
11 2,54951 2,345208 2,738613 7,63
12 1,870829 1,581139 2,12132 5,57
13 2,12132 2,12132 2,345208 6,59
14 2,12132 2,12132 2,345208 6,59
15 2,12132 2,12132 2,345208 6,59
16 2,345208 2,345208 1,870829 6,56
17 1,870829 2,12132 2,12132 6,11
18 2,54951 1,870829 1,870829 6,29
19 2,12132 2,345208 2,54951 7,02
20 2,12132 1,870829 2,345208 6,34
21 1,870829 2,12132 2,12132 6,11
22 2,12132 2,12132 2,54951 6,79
23 1,870829 1,870829 1,870829 5,61
24 1,870829 2,345208 2,345208 6,56
25 1,581139 1,581139 2,12132 5,28
26 2,54951 2,738613 2,738613 8,03
27 1,870829 2,345208 2,345208 6,56
28 1,870829 2,12132 2,345208 6,34
29 2,345208 2,12132 2,54951 7,02
30 2,12132 2,345208 2,54951 7,02
Jumlah 62,91 62,38 68,41
Rata – Rata 2,10 2,08 2,28
2. Tabel sidik ragam
mber Ragam DB JK KT Fh F 0,5
Panelis (Ulangan) 29 3,27488 0,112927 2,12 2
Sampel 2 0,74308 0,37154 6,96 2,83
Galat 58 3,09412 0,053347
Total 89 7,11208 0,079911
64
KTgalat
S x = √ r = 0,0422
LSR = Sx X SSR
Kode
A B C
Rata-rata Perlakuan 2,07 2,09 2,28
SSR 2,83 2,98
LSR 0,1193 0,1257
Hasil Uji b b a
66
Kode jumlah
Panelis
A B C
1 2,345208 2,345208 2,345208 7,04
2 1,870829 2,345208 2,12132 6,34
3 1,581139 2,12132 2,345208 6,05
4 2,12132 2,345208 2,345208 6,81
5 2,12132 2,12132 2,345208 6,59
6 2,12132 2,12132 2,54951 6,79
7 1,581139 1,870829 2,12132 5,57
8 2,345208 2,12132 2,12132 6,59
9 2,12132 1,870829 2,345208 6,34
10 1,870829 1,870829 2,345208 6,09
11 2,12132 2,345208 2,54951 7,02
12 2,345208 2,54951 2,345208 7,24
13 2,345208 2,345208 2,345208 7,04
14 2,54951 2,345208 2,345208 7,24
15 2,12132 2,12132 2,12132 6,36
16 1,581139 1,870829 2,345208 5,80
17 1,870829 1,581139 2,345208 5,80
18 1,870829 1,870829 2,54951 6,29
19 2,345208 2,54951 2,54951 7,44
20 2,345208 2,12132 2,345208 6,81
21 2,345208 2,12132 2,345208 6,81
22 2,12132 1,870829 2,12132 6,11
23 2,12132 2,12132 2,345208 6,59
24 1,581139 2,54951 2,54951 6,68
25 2,12132 1,870829 2,12132 6,11
26 2,54951 2,738613 2,738613 8,03
27 2,12132 2,12132 2,345208 6,59
28 1,870829 2,12132 2,345208 6,34
29 2,12132 2,345208 2,54951 7,02
30 2,345208 2,345208 2,54951 7,24
Jumlah 62,87 65,04 70,84 198,75
Rata - rata 2,10 2,17 2,36
67
Kode
A B C
Rata-rata Perlakuan 2,09 2,16 2,36
SSR 2,83 2,98
LSR 0,0983 0,1035
Hasil Uji b b a
68
2
1,5811
24
39 2,345208 2,54951 6,48
1,8708
25
29 1,581139 2,12132 5,57
2,5495
26
1 2,738613 2,738613 8,03
2,1213
27
2 2,345208 2,345208 6,81
1,8708
28
29 1,870829 2,12132 5,86
2,3452
29
08 2,345208 2,345208 7,04
2,3452
30
08 1,870829 2,54951 6,77
193,3
Jumlah
63,28 64,39 67,73 9
Rata – rata 2,11 2,15 2,26
69
KTgalat
S x = √ r = 0,0322
LSR = Sx X SSR
Kode
F1 F2 F3
Rata-rata Perlakuan 2,10 2,14 2,25
SSR 2,83 2,98
LSR 0,0910 0,0959
Hasil Uji c b a
70
Konsentrasi (ppm) %
inhibisi Absorbansi
0 0 0,861599982
1000 13,16156 0,748199999
2000 25,11606 0,645200014
3000 36,5831 0,546400011
4000 50,29016 0,428299993
5000 62,04735 0,326999992
IC 50 (ppm) 3855,45
Konsentrasi (ppm) %
inhibisi Absorbansi
0 0 0,861599982
1000 13,89275 0,741900027
2000 23,65366 0,657800019
3000 37,99907 0,534200013
4000 52,50696 0,409200013
5000 62,84819 0,320100009
IC 50 (ppm) 3931,354
RATA-RATA
(ppm) 3893,402
72
73