KARAGENAN
SKRIPSI
OLEH
MUSDALIFAH
1422060136
i
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Oleh:
MUSDALIFAH
1422060136
Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi pada
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI
NIM : 1422060136
Menyetujui,
Tim Penguji :
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
Musdalifah
iv
RINGKASAN
v
SUMMARY
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kahadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
Dalam menyelesaikan skripsi ini, ada banyak hambatan yang menjadi rel
kehidupan bagi keberhasilan penulis. Pencapaian titik takdir terbaik manusia yang
telah digariskan dari ALLAH SWT. Untuk itu, dukungan dari segala kalangan
Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua saya Ayahanda Andi
Mappatunru dan Ibunda Hafsah serta kepada Ibu A. Ita Juwita, S.Si., M.Si
sebagai pembimbing I dan Ibu Rahmawati Saleh S,Si, M.Si selaku pembimbing II
dan segenap keluarga tercinta yang telah memberikan bantuan moril maupun
material sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini, hanya doa dan bakti
penulis yang dapat persembahkan kepada Ibunda dan Ayahanda serta segenap
kepada:
Pangkep.
2. Ir. Nurlaeli Fattah, M.Si selaku ketua jurusan teknologi pengolahan hasil
perikanan.
vii
3. Zulfitriany Dwiyanti Mustaka, SP.,MP. selaku ketua Progran Studi
Agroindustri.
Perikanan.
sehingga saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Hal.
PERNYATAAN ............................................................................................ iv
RINGKASAN ................................................................................................ v
SUMMARY ................................................................................................... vi
I PENDAHULUAN
ix
2.6. Daya Bersih........................................................................................ 14
III. METODOLOGI PENELITIAN
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
Hal.
xi
DAFTAR GAMBAR
Hal.
xii
1
I. PENDAHULUAN
manusia yang dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan alam. Salah satu
ekosistem menjadi terganggu, salah satu produk yang sering digunakan adalah
Lelona,2013)
Detergen memiliki zat aktif yang terdapat pada permukaan dalam yang
surfaktan hanya 10% -30% yang lainnya adalah zat aditif yang menambah kinerja
deterjen. Zat aditif tersebut contohnya adalah builder (polifosfat), penukar ion,
natrium karbonat, natrium silikat, amida penstabil busa dan CMC. Namun yang
sering digunakan dalam proses pembuatan deterjen cair sebagai pengental dan
saat ini, bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan deterjen cair pun semakin
membahayakan kesehatan, mudah diolah, mudah didapat dan memiliki nilai jual
2
yang terjangkau. Penambahan bahan alami yang aman bagi kesehatan pada
pengaruh positif atau fungsi tertentu terhadap deterjen cair yang dihasilkan.
pengental yang berasal dari bahan alami, seperti karagenan terbuat dari rumput
laut yang dapat dijadikan pengental pada deterjen. Pada penelitian Hangga Damai
thickener (bahan pengental), pembentukan gel, pengemulsi dan lain-lain. Sifat ini
dan menganalisa mutu deterjen cair yang telah ditambahkan dengan berbagai
konsentrasi.
ini adalah:
pengental?
berbagai konsentrasi?
3
adalah
sebagai pengental.
berbagai konsentrasi.
Secara umum istilah dari deterjen digunakan untuk bahan dan produk yang
permukaan benda misalnya kotoran dari pakaian, sisa makanan dari piring atau
buih sabun dari permukaan benda serta mendispersi dan menstabilisasi dalam
matriks seperti suspensi butiran minyak dalam fase seperti air. Pengertian deterjen
tidak membentuk endapan dengan ion-ion logam divalen dalam air sadah.
nonionik), namun yang dibicarakan disini hanya anionik. Pada dasarnya deterjen
sangat polar, bermuatan negatif (dalam hal ini –SO3-) dan rantai hidrokarbon yang
panjang yang dapat melarutkan oli dan vaselin. Bahan dasar pembuatan deterjen
adalah rantai panjang alkohol jenuh C12 hingga C18, Sekarang deterjen yang
beredar di pasar merupakan deterjen yang memiliki rantai karbon yang lurus.
Deterjen ini bersifat dapat dirusak oleh mikroorganisme atau lazim dikenal
persyaratan pengunaan sifat alami dari permukaan yang dibersihkan, sifat dari
bahan yang dipisahkan. Oleh karena itu, penetuan formula deterjen merupakan
proses yang rumit karena harus memperhitungkan beberapa hal seperti kebutuhan
5
pembersih berbentuk cair yang dibuat dari bahan dasar deterjen cair dengan
penambahan bahan lain yang di izinkan dan digunakan untuk mencuci pakaian
mengunakan formula yang kompleks yaitu lebih dari 25 bahan. Namun secara
antarmuka menunjukkan batas antara dua fase yang saling tidak bercampur
6
Sodium sulfat.
4. Aditif adalah bahan tambahan untuk membuat produk lebih menarik, seperti
langsung dengan daya cuci deterjen. Aditif ini ditambahkan lebih untuk
Bahan untuk pembuatan deterjen cair terdiri dari beberapa jenis, yaitu
bahan aktif, bahan pengisi, bahan tambahan, bahan pewangi, dan aquadest . Pada
pembuatan deterjen skala kecil dan menengah digunakan bahan baku yang sama.
a. Bahan aktif merupakan bahan inti dari detergen sehingga bahan ini harus ada
dalam proses pembuatan deterjen. Secara kimia bahan ini dapat berupa Sodium
Sodium lauryl ether sulfate adalah jenis surfaktan yang sangat kuat dan
Sebagai contoh SLES ini banyak ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada produk
industri seperti pembersih mesin ,pembersih lantai dan shampo mobil . Zat kimia
7
ini merupakan bahan utama di dalam formulasi kimia untuk menjadi busa karena
efek pengentalnya dan kemampuan untuk menghasilkan busa. Zat ini sering
salah satu contoh surfaktan amoniak yang telah digunakan secara luas
sebagai surfaktan primer pada produk kosmetik. Sodium laureth sulfate juga
merupakan detergen atau agen pembersih yang baik, agen pengemulsi, agen
Sodium tripoly phosphate merupakan salah satu contoh dari fosfat yang
paling penting dalam pembuatan deterjen cair. Hal ini disebabkan oleh
deterjen cair tidak ada. Secara umum fungsi Sodium tripoly phosphate adalah
Salah satu bahan kimia yang biasa digunakan dalam bidang industri
juga mempunyai nama lain pentasodium salt / Triphosphoric Acid. STTP ini juga
terdapat dalam beberapa produk cat dan keramik ada juga yang mengatakan
Parfum atau pewangi berfungsi sebagai penambah daya tarik produk agar
beraroma bunga dan buah pewangi dipilih berdasarkan selera pembeli asalkan
tidak berbau ekstrim, pewangi juga bisa berasal dari bahan alkohol kresol
peranan besar dalam hal keterkaitan konsumen akan produk detergen. Artinya,
walaupun secara kualitas detergen yang ditawarkan bagus, tetapi bila salah
memberi parfum akan berakibat fatal dalam penjualannya. Parfum untuk detergen
perhitungan, berat parfum dalam gram (g) dapat dikonversikan ke mililiter (ml).
Pada dasarnya, jenis parfum untuk detergen dapat dibagi ke dalam dua jenis,
yaitu parfum umum dan parfum eksklusif. Parfum umum mempunyai aroma yang
sudah dikenal umum di masyarakat, seperti aroma mawar dan aroma kenanga.
eksklusif. Artinya, aroma dari parfum tersebut sangat khas dan tidak ada produsen
Bahan ini berfungsi sebagai pengisi dari seluruh campuran bahan baku.
Keberadaan bahan ini dalam campuran bahan baku detergen semata-mata ditinjau
dari aspek ekonomis. Pada umumnya, sebagai bahan pengisi detergen digunakan
sodium sulfat. Bahan lain yang sering digunakan sebagai bahan pengisi, yaitu
9
tetra sodium pyrophospate dan sodium sitrat. Bahan pengisi ini berwarna putih,
Bahan aditif sebenarnya tidak harus ada dalam proses pembuatan detergen
bubuk. Namun demikian, beberapa produsen justru selalu mencari hal-hal baru
akan bahan ini karena justru bahan ini dapat memberi nilai lebih pada produk
2.1.2.5. Aquadest
Aquadest adalah air murni yang diperoleh dengan cara penyulingan. Air
murni dapat diperoleh dengan cara penyulingan , pertukaran ion, osmosis terbalik
2.2. Karagenan
terdiri dari tiga tipe yaitu kappa, iota dan lambda karagenan. Tipe karagenan yang
paling banyak diaplikasikan dalam industri pangan adalah kappa karagenan yan
merupakan hasil ekstraksi rumput laut jenis Eucheuma cottoni. Salah satu usaha
pembentukan gel terjadi pada saat larutan panas saat larutan panas yang dibiarkan
menjadi dingin karena memiliki gugus sulfat yang paling sedikit dan mudah untuk
membentuk gel( Kalaka, 2011). Menurut Imeson (2000), larutan karagenan akan
mengalami penurunan viskositas dan kekuatan gel pada pH 4,3. Hal ini
Imeson (2000), semua jenis karagenan dapat larut pada air panas tetapi hanya
lambda serta bentuk garam sodium dari kappa dan iota karagenan dapat larut
dalam air dingin. Proses pembentukan gel karagenan terjadi ketika larutan panas
beberapa jenis kation, akan tetapi diantara jenis kation yang memberikan efek
Standar mutu karagenan dalam bentuk tepung adalah 99% lolos pada
saringan 60 mesh dan memiliki densitas 0,7 (yang diendapkan oleh alkohol)
dengan kadar air 15% pada Rh 50 dan 25% pada Rh 70. Penggunaan ini biasanya
dilakukan pada konsentrasi kation yang terdapat dalam sistem ( Velde dan
Gerhard 2004). Pembuatan tepung karagenan dari alga laut secara umum terdiri
larut dalam air pada suhu sekitar 800 C dan membentuk larutan. Spesifikasi mutu
karagenan menurut Food Chemicals Codex dapat dilihat pada Tabel 2.2.
bidang industri seperti dalam industri makanan (es krim dan sherbers, flavor, meat
kosmetik, tekstil, industry sutera dan lain-lain. Selain itu juga diupayakan untuk
2.4. Viskositas
semakin besar viskositas maka akan semakin besar pula tahanannya (Sinko,
stabilitas produk maupun untuk penanganan suatu produk kosmetik dan toiletries
Suryani, A.,E Hambali & Rivai, M. (2000), adanya viskositas sediaan yang tinggi
viskositas, yang mana semakin tinggi temperatur, maka viskositas akan menurun
(Sinko, 2011). Satuan internasional untuk viskositas adalah pascal –second (Pa.s)
Istilah reologi berasal dari bahasa Yunani rheo (mengalir) dan logos (ilmu)
atau sifat alir terlibat dalam pencampuran dan aliran bahan-bahan, pengemasan
dicapai dengan penuangan dari botol, pengeluaran dari tube, atau pelewatan
melalui jarum suntik. Reologi suatu produk tertentu yang konsistensinya dapat
yang digunakan dalam pembuatan produk tersebut. Peralatan yang tidak sesuai,
bila dipandang dari sifat reologi ini akan menyebabkan terbentuknya hasil yang
1. Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair, akan terbentuk permukaan
Kekentalan adalah sifat dari zat cair untuk melawan tegangan geser pada
zat cair.zat cair ideal tidak mempunyai kekentalan. Zat cair kental seperti sirup
atau oli, mempunyai kekentalan besar, sedangkan zat cair encer seperti air
mempunyai kekentaln kecil. Kekentalan zat cair dapat dibedakan menjadi dua
yaitu kekentaln dinamik (µ) atau kekentalan absolute dan kekentalan kinematis
(V).
a. Tekanan
b. Temperatur
air. Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan
14
viskositas akan turun klarena gliserin ataupun minyak akan semakinm encer,
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol
cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi. Larutan
minyak misalnya CPO memiliki kekentalan tinggi serta laju aliran lambat
Bobot jenis adalah konstanta/ tetapan bahan yang tergantung pada suhu untuk
padat, cair dan gas yang homogen merupakan hubungan dari massa (m) suatu
kerapatan dari suatu zat terhadap kerapatan air, harga kedua zat itu ditentukan
pada temperatur yang sama, jika tidak dengan cara lain yang khusus. Istilah bobot
jenis dilhat dari definisinya sangat lemah akan lebih cocok apabila dikatakan
Neraca Mohr Westhphal, Hidrometer, dan alat-alat lain. Prinsip kerja piknometer
didasarkan pada penentuan ruang yang ditempati cairan ini. Untuk itu dibutuhkan
bertambahnya volume piknometer yang terletak pada sekitar isi ruang 30 Ml.
Menurut Fauziah (2010) daya bersih atau daya deterjensi adalah proses
pembersihan permukaan padat dari benda asing yang tidak diinginkan dengan
15
oleh surfaktan yang mampu membentuk globula zat pengotor. Proses pelepasan
globula zat pengotor terjadi melalui penurunan tegangan antar muka dan dibantu
3.2.1. Alat
gelas ukur, spatula, sendok, timbangan, gelas ukur, spektrofotometer UV-Vis SP-
3.2.2. Bahan
SLES (Sodium Lauryl Eter Sulfate ), STTP (Sodium Tripoly Phosphate), Parfum,
SLES 10 g
STTP 8 g
Pencampuran I
Pencampuran II
Karagenan (2 g) + Aquadest 81,6 mL
Pemasukan Bahan
(Parfum 0,3 mL dan anti bakteri 0,1 mL
g)
Deterjen Cair
Jenis Formulasi
Bahan
A B C D
Karagenan - 2% 5% 10 %
SLES 10 % 10 % 10 % 10 %
STTP 8% 8% 8% 8%
Parfum 0,3 % 0,3 % 0,3 % 0,3 %
Anti Bakteri 0,1% 0,1 % 0,1 % 0,1 %
Aquadest 81,6% 79,6 % 76,6 % 71,6 %
Total 100 % 100 % 100 % 100%
3.5. Parameter Pengamatan
kertas pH pada sampel deterjen cair kemudian amati untuk mengetahui nilai pH
yang dihasilkan.
3.5.2. Viskositas
melalui pipa A lalu cairan dihisap melalui pipa B sampai naik melewati garis M
Cairan dibiarkan turun sampai garis N, catat waktu yang dibutuhkan cairan
aquadest dimasukkan kedalam piknometer dan diamkan pada suhu 250 C selama
dengan memakai sampel deterjen cair sebagai pengganti air. Bobot jenis di hitung
berdasarkan persamaan :
Bj deterjen cair =
pada suatu objek. sampel sebanyak 1% dilarutkan dalam air 100 ml dan
Kain putih bersih berbentuk bujur sangkar dengan 10 cm2 direndam dalam
( Original Dirt )
merata pada seluruh permukaan kain yang akan digunakan dalam pengujian daya
bersih. Setelah itu dilakukan pembersihan kain dengan direndam di dalam larutan
perendam berupa Aquadest saja (kontrol negatif) , formula deterjen cair ( A1, A2,
A3, dan A4) serta rinso cair (kontrol positif ) selama 10 menit. Nilai Absorbansi
setelah perendaman kain kotor dinyatakan sebagai A2. Semakin besar nilai
20
absorbansi suatu sampel maka daya bersih semakin baik. Data bersih atau
3.5.5. Organoleptik
Uji organoleptik dengan penilaian pada produk deterjen cair antara lain
respon suka atau tidak suka terhadap sifat produk hasil penelitian yang diuji