Oleh :
Lili Mursida (2014090064)
Nita Dwi Andini (2014090050)
Oleh :
Lili Mursida (2014090064)
Nita Dwi Andini (2014090050)
Oleh :
Lili Mursida (2014090064)
Nita Dwi Andini (2014090050)
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Kimia
ii
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
menganugerahkan kemudahan serta kelancaran dalam pelaksanaan penelitian
“Briket Bahan Bakar dari Ampas Teh dengan Perekat Lem Kanji”, serta
terselesaikannya penyusunan laporan ini. Penulis menyadari dalam penyelesaian
laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak, maka penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Wiwik Indrawati, M.Pd , selaku Ketua Program Studi Teknik Kimia
Universitas Pamulang Tangerang Selatan.
2. Bapak Budhi Indrawijaya, S.Si, M.T, selaku dosen pembimbing penelitian
yang telah memberikan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan
membantu Penulis hingga laporan penelitian terselesaikan.
3. Bapak Jufrinaldi ST, selaku dosen penanggung jawab praktikum penelitian
yang telah membantu kami untuk pengujian sampel.
4. Ibu Dr. Pancanita Novi Hartami M.T, selaku Kaprodi Teknik Pertambangan
Universitas Trisakti yang telah mengijinkan kami untuk dapat menggunakan
laboratorium pengujian kadar abu dan bom kalori.
5. Ibu Lailatul Wastiyah, selaku staff penguji di laboratorium Teknik
Pertambangan di Universitas Trisakti.
6. Bapak Heru Sukardi selaku Direktur Utama di PT. Surya Lestari Abadi
yang telah menerima dan mengijinkan Penulis untuk melakukan penelitian.
7. Bapak Wahyu Sintara, S.Si, selaku Kepala Produksi di PT. Surya Lestari
Abadi sekaligus pembimbing lapangan.
8. Ahmad Nur Putra selaku Supervisor Produksi di PT. Surya Lestari Abadi
yang telah membantu Penulis selama melakukan pengambilan data untuk
penelitian.
9. Debora Sibatuara dan Chindy Ariesta selaku QC yang telah membantu
penulis selama melakukan pengumpulan data dan membantu dalam
penyusunan laporan.
10. Orang tua dan kakak yang telah memberikan dukungan, perhatian, dan
bantuan kepada Penulis.
iv
11. Febri Listari selaku suami dari Nita Dwi Andini yang selalu mendampingi
serta memberikan dukungan baik materi maupun moril dalam membuat
briket dan penyusunan laporan ini.
12. Seluruh karyawan PT. Surya Lestari Abadi atas bantuan, bimbingan, dan
keramahannya selama pengumpulan dan pengambilan data.
13. Seluruh dosen dan staff Universitas Pamulang yang telah membantu penulis
selama pelaksanaan dan penulisan laporan penelitian.
14. Teman-teman Teknik Kimia Reguler C 2014 Ganjil, atas semangat
kebersamaan dalam mengerjakan laporan penelitian ini.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dan memerlukan perbaikan dalam
penyusunan laporan penelitian ini. Untuk itu Penulis memohon maaf atas
kekurangan yang ada dan segala kritik serta saran yang membangun akan
Penulis hargai. Terima Kasih.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
ABSTRAK............................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
2.1 Briket.................................................................................................3
vi
3.3 Alat dan Bahan..................................................................................11
4.4 Pembahasan.......................................................................................24
5.1 Kesimpulan........................................................................................28
5.2 Saran..................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
LAMPIRAN .........................................................................................................32
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3 Nilai Kalor Optimal dari Bahan Baku Briket ....................................... 8
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan energi di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Untuk
menyeimbangkan permintaan dan suplai maka dicari energi alternatif untuk
mengimbangi semakin berkurangnya cadangan sampel minyak bumi dan gas
LPG. Bahan bakar alternatif bisa dibuat dari berbagai bahan-bahan yang berasal
dari sampah organik rumah tangga, kayu dan lainnya yang bersifat kontinyu dan
dapat diperbaharui. Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman
hayatinya. Salah satu keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan dalam
bidang perindustrian dan rumah tangga yakni ampas teh dan tepung kanji.
Bagi masyarakat Indonesia, teh adalah minuman yang sangat digemari. Teh
memiliki rasa yang enak dan bau yang harum, selain itu teh dapat menghangatkan
tubuh atau bisa juga disajikan dalam keadaan dingin. Setelah disajikan, ampas teh
biasanya langsung dibuang. Tapi sebetulnya ampas teh dapat di manfaatkan untuk
tumbuhan yaitu dapat dijadikan sebagai pupuk, namun ampas teh jika diarangkan
juga dapat dibuat menjadi bahan bakar alternatif. Limbah rumah tangga ini bisa
digunakan langsung tanpa diolah lagi.
Tepung kanji bahan dasarnya adalah dari singkong. Tidak hanya digunakan
dalam bidang kuliner tetapi juga bisa digunakan sebagai bahan alternatif lain,
yakni sebagai bahan perekat (lem kanji). Lem kanji sebagai bahan perekat yang
dapat digabungkan dengan ampas teh memiliki sifat tidak berbau, tidak beracun,
dan tidak berbahaya serta mudah didapatkan. Tepung kanji mengandung amilosa
28% dan amilopektin 72%.
Briket adalah bahan bakar alternatif yang menyerupai arang tetapi terbuat dari
bahan non kayu. Banyak bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai sampel
pembuatan briket diantaranya adalah ampas kopi, ampas teh, sekam padi, jerami,
batok kelapa, serbuk gergaji, dedaunan dan lain-lain.
1.2 Batasan Masalah
1. Penggunaan ampas teh dari pabrik teh “ready to drink”.
2. Pengujian nilai dari kadar air, kadar abu dan nilai kalor dari briket ampas
teh.
1
2
3
4
hanya sampah yang bersifat degradable yang hanya dapat dijadikan sebagai briket,
artinya hanya sampah yang mudah hancur yang dapat dijadikan briket.
Briket sudah sering ditemui di lingkungan dan dikenal sebagai arang, namun
kebanyakan briket yang ada di masyarakat adalah briket yang berasal dari kayu
dan batu bara, sebab disamping masyarakat belum memahami bahwa briket ini
sebenarnya dapat dibuat dari berbagai macam bahan baku, misalnya; tempurung
kelapa, kotoran sapi, eceng gondok, kulit kacang, dan sampah organik
(contohnya; dedaunan, ampas teh ataupun tahu, ranting, serasah, dan jerami).
Jenis briket bahan bakar tergolong ke dalam dua kelompok besar yaitu
Briket Batubara dan Briket Biomassa. Berdasarkan bahan bakunya, briket
biomassa terbagi lagi ke dalam beberapa jenis, diantaranya briket tempurung
kelapa, briket ampas tebu, briket sekam padi, briket kulit kopi, briket cangkang
sawit, briket serbuk kayu / gergaji, briket ranting dan daun kering serta tidak
menutup kemungkinan akan ada jenis – jenis briket biomasa lainnya.
Briket biomassa adalah energi alternatif yang ramah lingkungan. Bahan
baku dari briket ini menggunakan limbah – limbah sisa produksi, baik itu rumah
tangga, perkebunan maupun sampah dari proses alam, seperti daun-daun yang
gugur. Maka ampas teh merupakan golongan dari briket biomassa karena
dihasilkan dari limbah yang alami. Manfaat dari briket biomassa antara lain
adalah :
1. Bisa menjadi pengganti bahan bakar minyak untuk pembakaran.
2. Bisa menjadi pengganti arang aktif / arang kayu sehingga mengurangi proses
pembabatan hutan.
3. Bisa digunakan untuk membuat pembangkit listrik tenaga uap.
Kandungan dalam briket adalah karbon, abu dan komponen volatile. Dalam
proses pembakaran briket yang baik adalah briket yang dapat menghasilkan kalor
yang besar. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar dan kecilnya kalor adalah
kandungan karbonnya. Kualitas briket yang baik adalah yang memiliki kandungan
abu yang sedikit. Semakin sedikit kandungan abunya maka akan semakin baik,
dan standar minimal komposisi abu dalam briket adalah 8%.
Total kontribusi sumber energi biomassa diperkirakan sebesar 36% dari
total kebutuhan energi di indonesia. Transaksi energi biomassa di Indonesia
5
(kayu bakar, arang dan briket biomassa) mencapai 2,317 juta dolar AS
pertahun. Berdasarkan Blueprint Pengelolaan Energi Nasional (PEN) 2006-
2025, dituliskan bahwa potensi biomassa mencapai 49.81 GW, sedangkan
pemanfaatan nya baru 0,3 GW seperti dapat dilihat di tabel berikut:
Tabel 2.1. Kontribusi Energi
ENERGI KAPASITAS
SUMBER DAYA SETARA
NON FOSIL TERPASANG
Tenaga Air 845.00 Juta BOE 75.67 GW 4.2 GW
Panas Bumi 219 Juta BOE 27.00 GW 0.8 GW
Mini/Micro 0.45 GW 0.45 GW 0.206 GW
Hydro
Biomass 49.81 GW 49.81 GW 0.3 GW
4.80
Tenaga Surya - kWh/m²/hari 0.01 GW
Tenaga Angin 9.29 GW 9.29 GW 0.0006 GW
Uranium 24.112 ton* e.q 3 GW
(Nuklir) untuk 11 tahun
Sumber: Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2006-2025
Berikut adalah beberapa contoh karakteristik kadar kalori dari bahan baku
untuk briket biomassa :
Dapat dilihat bahwa nilai kalor untuk beberapa bahan diatas memiliki nilai
kalor yang tidak sesuai standar SNI No. 1-6235-2000, namun masih memiliki
daya bakar yang optimal.
2.2 Ampas Teh
Lem kanji yang berasal dari pati digunakan sebagai bahan yang digunakan
untuk memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati
dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada industri
kosmetika. Biasanya kanji dijual dalam bentuk tepung serbuk berwarna putih
yang dibuat dari ubi kayu sebelum dicampurkan dengan air hangat untuk
digunakan. Kanji juga digunakan sebagai pengeras pakaian dengan
menyemburkan larutan kanji cair ke atas pakaian sebelum disetrika. Kanji juga
digunakan sebagai bahan perekat atau lem.
Dalam hal ini digunakannya lem kanji sebagai bahan perekat untuk
pembuatan briet dikarenakan kanji merupakan bahan alami yang berasal dari
tanaman singkong, dengan daya rekat yang cukup kuat untuk dijadikan lem serta
penggunaan lem kanji dianggap aman dan tidak berbahaya karena bahan dasar
yang alami, sehingga dapat diharapkan untuk meminimalisasi polusi udara saat
proses pembakaran.
BAB 3
METODE PENELITIAN
11
12
3. Pengaduk
4. Wadah pengaduk
5. Wadah untuk mencetak dan press briket
6. Kompor
7. Gelas ukur
8. Blender
9. Cawan porselen
10. Penjepit
11. Desikator
12. Timbangan digital
13. Oven
14. Tanur
15. Bom Kalorimeter
3.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk pembuatan briket ampas teh adalah sebaagai
berikut :
1. Ampas teh
2. Tepung kanji
3. Air
3.4 Cara Kerja
Pembuatan briket ampas teh dengan perekat lem kanji ini menggunakan
bahan dan peralatan yang sangat sederhana yang ada di sekitar lingkungan rumah
dan hampir tidak menggunakan permesinan yang bertujuan agar seluruh
masyarakat dapat mencoba tanpa harus menggunakan alat dan bahan yang sulit.
Berikut adalah diagram alir pembuatan briket ampas teh :
PEMBUATAN CAMPURKAN
AMPAS TEH DIGILING LEM KANJI AMPAS DAN
(PEREKAT) LEM KANJI
PRESS DAN
KERINGKAN
CETAK
Dimana :
a = Massa awal briket (gram)
b = Massa briket setelah pemanasan 110℃ (gram)
3.5.2 Pengujian Kadar Abu
Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral
yang terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan
anorganik dan air, sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral. Unsur
juga dikenal sebagai zat organik atau kadar abu. Kadar abu tersebut dapat
menunjukan total mineral dalam suatu bahan pangan. Bahan-bahan organik
dalam proses pembakaran akan terbakar tetapi komponen anorganiknya tidak,
karena itulah disebut sebagai kadar abu.
Abu merupakan residu anorganik yang didapat dengan cara mengabukan
komponen-komponen organik dalam bahan pangan. Jumlah dan komposisi abu
dalam mineral tergantung pada jenis bahan pangan serta metode analisis yang
digunakan. Abu dan mineral dalam bahan pangan umumnya berasal dari bahan
pangan itu sendiri (indigenous). Tetapi ada beberapa mineral yang
ditambahkan ke dalam bahan pangan, secara disengaja maupun tidak disengaja.
Abu dalam bahan pangan dibedakan menjadi abu total, abu terlarut dan abu tak
larut.
Berikut tahap pengujian kadar abu pada briket ampas teh :
1. Disiapkan peralatan dan bahan
2. Dimasukkan ke dalam oven terlebih dahulu cawan porselen kosong ±10
menit dengan suhu ±110ᵒC untuk menghilangkan kadar air pada cawan
3. Disimpan cawan porselen di dalam desikator agar cawan tidak panas lagi
16
Pada pengujian nilai kalor digunakan alat bomb kalorimeter digital, yang
telah disetujui oleh ASTM/DIN yang dapat dengan cepat dan tepat menentukan
nilai kalor dari bahan bakar baik yang berbentuk padat maupun cair.
Berikut tahap pengujian bom kalori briket ampas teh :
1. Timbang sampel seberat 1 gram, kemudian letakan pada cawan khusus bom
kalorimeter
2. Masukan cawan ke dalam vessel, kemudian tutup vessel dan masukan gas
oksigen sampai pada tekanan 28-30 bar
3. Temperatur sebelum dan sesudah pembakaran akan langsung terhitung dan
hasil nilai kalor akan muncul di komputer.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengujian
Sampel ampas teh yang digunakan untuk penelitian ini didapatkan dari PT
Surya Lestari Abadi yang berlokasi di Pamulang 2 Tangerang Selatan. Sampel
yang diambil dari PT Surya Lestari Abadi sebanyak ±20 kg. Karena pembuatan
sampel yang berulang-ulang maka dibutuhkan cukup banyak ampas teh untuk
menemukan komposisi yang sempurna untuk menjadikan briket dengan kualitas
yang baik.
Ampas teh pertama-tama harus dijemur kurang lebih selama 1 bulan, karena
ampas teh yang diambil masih dalam keadaan basah dan masih mengandung
banyak air. Tujuan dari dijemurnya ampas teh selama 1 bulan adalah agar kadar
air dari ampas teh menurun drastis. Ampas teh juga harus dibakar di suatu wadah
sehingga menjadi lebih kering sehingga ketika sudah jadi briket menjadi mudah
dibakar. Dikarenakan penjemuran sudah dilakukan selama 1 bulan, maka waktu
untuk pembakaran akan dikurangi, yang pada umumnya proses tersebut dilakukan
dalam waktu ±10 jam, hal ini hanya membutuhan waktu ± 1 jam.
4.2 Data Hasil Pengujian
4.2.1 Data Penimbangan Pengujian Kadar Air
1. Sampel ke 1 (15 gram ampas teh dan 10 gram lem kanji)
a. Berat Cawan Kosong = 74,4556 gram
b. Berat Cawan + Sampel sebelum pemanasan = 93,6306 gram
c. Berat Cawan + Sampel sesudah pemanasan = 92,3786 gram
d. Berat Sampel Sebelum Pemanasan = 19,1750 gram
e. Berat Sampel Sesudah Pemanasan = 17,9230 gram
2. Sampel ke 2 (15 gram ampas teh dan 15 gram lem kanji)
a. Berat Cawan Kosong = 77,8113 gram
b. Berat Cawan + Sampel sebelum pemanasan = 101,2800 gram
c. Berat Cawan + Sampel sesudah pemanasan = 99,8735 gram
d. Berat Sampel Sebelum Pemanasan = 23,4687 gram
e. Berat Sampel Sesudah Pemanasan = 22,0622 gram
18
19
0,056 gram
Kadar Abu %= ×100 %=2,8 %
2,001 gram
3. Sampel ke 3 (20 gram ampas teh dan 10 gram lem kanji)
b
Kadar Abu %= ×100 %
a
0,042 gram
Kadar Abu %= ×100 %=2,1 %
2,001 gram
4. Sampel ke 4 (20 gram ampas teh dan 15 gram lem kanji)
b
Kadar Abu %= ×100 %
a
0,049 gram
Kadar Abu %= ×100 %=2,5 %
2,001 gram
Dari data perhitungan pengujian kadar abu diatas, dapat ditarik rata-ratanya
sebagai berikut :
Table 4.2 Rata-Rata Kadar Abu Briket Ampas Teh
Pengujian%
Sampel Simplo Duplo Rata-rata %
Sampel 1 2,6 2,7 2,6
Sampel 2 2,7 2,8 2,7
Sampel 3 2,1 2,1 2,1
Sampel 4 2,5 2,5 2,5
4.4 Pembahasan
4.4.1 Kadar Air
3960.69 3884.43
4000 3545.54
3270.68
3500
3000
Kadar Air (%)
2500
2000
1500
1000
500
0
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4
Sampel Briket
bakarnya akan tinggi. Dalam hal ini semua sampel memenuhi persyaratan
sesuai baku mutu SNI 01-6235-2000 yakni dengan kandungan kadar air
≤8%. Walaupun sampel pertama memiliki nilai kadar air yang paling tinggi
dengan nilai 6,53% namun tetap masuk sesuai dengan standar dan sampel
ke-4 dengan campuran 20 gram ampas teh dengan 15 gram lem kanji
memiliki kadar air yang paling rendah diantara lainnya, sehingga
memungkinkan memiliki daya bakar yang baik diantara ketiga sampel yang
lainnya.
4.4.2 Kadar Abu
3960.69 3884.43
4000 3545.54
3270.68
3500
3000
Kadar Abu (%)
2500
2000
1500
1000
500
0
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4
Sampel Briket
ampas teh dengan 10 gram lem kanji. Saat pengujian sampel yang diambil
adalah
26
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4
Sampel Briket
kanji. Sama halnya dengan kadar abu, saat pengujian kadar kalor sampel
yang
27
3. Dari Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa yang memiliki kadar air yang
paling rendah adalah sampel ke-4 sebesar 4,69%, untuk kadar abu yang
terendah adalah sampel ke-3 sebesar 2,1% dan semua memenuhi standar
baku mutu SNI 01-6235-2000. Untuk hasil uji bom kalori memang tidak ada
yang sesuai dengan SNI 01-6235-2000 namun hasil yang hampir mendekati
adalah sampel ke-1 sebesar 3960,69 cal/g namun jika dibandingkan dengan
sekam padi dan beberapa komponen lain, ampas teh masih memiliki nilai
kalor yang lebih tinggi.
4. Briket ampas teh memiliki daya bakar yang cukup lama dan minim asap.
5. Briket ampas teh dapat dijadikan alternatif bahan bakar dan proses
pembuatan yang mudah dengan alat yang sederhana.
5.2 Saran
Berdasarkan dari proses penelitian yang telah berlangsung selama ini,
terdapat beberapa saran sebagai berikut :
28
29
Ahmad, R.F, Lukman, A.H, Sulastri, P, “Pemanfaatan Sekam Padi dan Limbah
Teh Sebagai Bahan Briket Arang dengan Perekat Tetes Tebu”, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, 2015.
Andasuryani, Renny, E.P, “Studi Mutu Briket Arang dengan Bahan Baku Limbah
Biomassa”, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas, Padang, 2017.
Arief Chaeriawan, “Pembuatan Briket Karbon dari Campuran Ampas Tebu dan
Jerami Padi”, Fakultas MIPA, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2016.
Dimas, P.B, “Laporan Praktikum Biokimia Analisis Kadar Air dan Kadar Abu”,
Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang, 2014.
Puji, F dan Alim, “Optimasi Operasi Pirolisis Sekam Padi untuk Menghasilkan
Bahan Bakar Bioarang Sebagai Bahan Bakar Alternatif.” Semarang : Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro, 2014.
Yahya Agung, “Pemanfaatan Ampas Teh dari Industri Teh Botol Sebagai Bahan
Baku Pembuatan Papan Partikel”, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor, Bogor, 1992.
https://www.google.com/search?
q=alat+bom+kalorimeter&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ah
UKEwidl76Kx6_fAhXKuI8KHVB1BFUQ_AUIDigB&biw=1366&bih=657#img
dii=G93H1Hj8hS8g2M:&imgrc=uVDQ1_LeJda_jM:
https://www.google.com/search?
q=briket+kompak&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&sqi=2&ved=0ah
UKEwjNyr3Z27DfAhVjLH0KHdtACDoQ_AUIDigB&biw=1366&bih=657#img
rc=knbxUBWRokrV_M:
https://www.google.com/search?
q=lem+kanji&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&sqi=2&ved=0ahUKE
wjhvJWr27DfAhWo6YMKHU0mDk4Q_AUIDigB&biw=1366&bih=657#imgrc
=AVca291itnNxnM:
https://www.google.com/search?
q=pengujian+kadar+abu+dengan+tanur&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa
=X&ved=0ahUKEwiKxemX3LDfAhUG3o8KHdJeBlkQ_AUIDigB&biw=1366
&bih=657#imgrc=1AtX1rvp1x3uKM:
LAMPIRAN