Anda di halaman 1dari 16

Modul Proses Industri Kimia Teknik Kimia - UNPAM

PERTEMUAN 6:
UTILITAS INDUSTRI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai utilitas dalam industri kimia
yang meliputi: listrik, air, uap, udara tekan, bahan bakar, lab penunjang, anda
harus mampu:
1.1 Memahami berbagai utilitas dalam industri kimia yang meliputi: listrik,
air, uap, udara tekan, bahan bakar, lab penunjang

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Utilitas Industri Kimia: listrik, air, uap, udara tekan, bahan bakar, lab
penunjang

I. UNIT PENYEDIA LISTRIK


Dalam masyarakat modern yang industri dan perekonomiannya maju,
tenaga listrik memegang peranan yang sangat menentukan. Sulit dibayangkan,
sebuah pabrik tanpa pemakaian tenaga listrik. Penggunaan listrik untuk
menggerakkan beberapa alat misalnya, dibutuhkan motor listrik. Dan motor-motor
listrik yang dipakai pada berbagai alat semuanya membutuhkan listrik sebagai
tenaga penggerak. Selain untuk menggerakkan motor, listrik di industri juga
dubutuhkan untuk pemanasan tanur dan proses elektrokimia. Sedangkan di luar
kebutuhan untuk industri, tenaga listrik dipakai untuk kebutuhan kantor,
pemanasan atau pendinginan udara, lampu penerangan, lemari es, dapur dan
keperluan kerumahtanggaan lainnya.
Contoh motor listrik

S1 Teknik Kimia UNPAM 62


Modul Proses Industri Kimia Teknik Kimia - UNPAM

pada instalasi industri yang agak tua dan sederhana sering menggunakan motor
secara bersamaan, yaitu satu motor untuk menggerakkan beberapa alat produksi
sekaligus dengan menggunakan gigi ransmisi atau sabuk transmisi.
Pada instalasi pabrik yang lebih modern umumnya dipakai motor tersendiri untuk
setiap alat produksi, meskipun menggunakan motor kecil saja.

II. UNIT PENYEDIA AIR


Kebutuhan air pada umumnya dan air pengisi ketel pada khususnya pada industri-
industri yang menggunakan tenaga uap adalah suatu hal yang amat perlu
mendapat perhatian.
Pada pabrik-pabrik dimana uap (steam) merupakan sumber tenaga (sebagai tenaga
penggerak) dan sekaligus juga merupakan sumber panas (dipakai dalam
pemanasan, penguapan dan pengkristalan).
Inputan Air untuk Ketel.

S1 Teknik Kimia UNPAM 63


Modul Proses Industri Kimia Teknik Kimia - UNPAM

Pengolahan air
Ada dua kategori:
1. Pelunakan air (softening)
Digunakan untuk menghilangkan kesadahan air.
2. Pemurnian air (Purification)
Digunakan untuk menghilangkan bahan organik, anorganik dan
mikroorganisme.
Metode yang biasanya digunakan dalam proses pelunakan air adalah penukar
kation (cation exchanger) yang berupa resin Na (R-Na). Proses-pertukaran-ion
natrium merupakan proses yang paling banyak digunakan untuk melunakkan air.
Dalam proses pelunakan ini, ion-ion kalsium dan magnesium disingkirkan dari air
berkesadahan tinggi dengan jalan pertukaran kation dengan natrium.

S1 Teknik Kimia UNPAM 64


Modul Proses Industri Kimia Teknik Kimia - UNPAM

S1 Teknik Kimia UNPAM 65


Modul Proses Industri Kimia Teknik Kimia - UNPAM

III. UNIT PENGADAAN UAP


Uap (Steam) sangat berperan penting dalam proses untuk menggerakkan mesin-
mesin bertenaga uap dan pemanas awal.
Sebuah ketel uap (boiler) digunakan untuk mengubah air menjadi uap
dengan pertolongan panas.
Uap yang dihasilkan mempunyai tenaga termis, tenaga potensial dan tenaga
kinetis yang dimanfaatkan sebagai berikut:
a. Tenaga termis yang dikandung uap dapat langsung digunakan sebagai bahan
pemanas pada proses industri.
b. Tenaga potensial dari uap diubah menjadi tenaga mekanik dengan mesin uap
untuk selanjutnya diperoleh tenaga mekanik
c. Tenaga kinetis dari uap diubah menjadi tenaga putar dengan suatu turbin uap.
Selanjutnya dapat digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik.
Bahan untuk ketel uap harus baik karena disamping harus menahan tekanan yang
tinggi juga harus tahan pada suhu yang tinggi. Biasanya digunakan baja Siemens-
Martin yang liat dan mudah dikerjakan.
Skema Proses Penyedia Uap

S1 Teknik Kimia UNPAM 66


Modul Proses Industri Kimia Teknik Kimia - UNPAM

Skema Proses Penyedia Uap

IV. UNIT PENYEDIA UDARA TEKAN


Plant industri menggunakan udara tekan untuk seluruh operasi produksinya, yang
dihasilkan oleh unit udara tekan yang berkisar dari 5 horsepower (hp) sampai
lebih 50.000 hp.

Sistim udara tekan terdiri dari bagian pemasokan, yang terdiri dari kompesor dan
perlakuan udara, dan bagian permintaan, yang terdiri dari sistim distribusi &
penyimpanan dan peralatan pemakai akhir.

S1 Teknik Kimia UNPAM 67


Modul Proses Industri Kimia Teknik Kimia - UNPAM

Jenis Kompresor

Sistim udara tekan terdiri dari komponen utama berikut:


1. Filter Udara Masuk:
Mencegah debu masuk kompresor. Debu menyebabkan lengketnya katup/ kran,
merusak silinder dan pemakaian yang berlebihan.
2. Pendingin antar tahap:
Menurunan suhu udara sebelum masuk ke tahap berikutnya untuk mengurangi
kerja kompresi dan meningkatkan efisiensi. Biasanya digunakan pendingin air.
3. After-Coolers:
Tujuannya adalah membuang kadar air dalam udara dengan penurunan suhu
dalam penukar panas berpendingin air.
4. Pengering Udara:
Sisa-sisa kadar air setelah after-cooler dihilangkan dengan menggunakan
pengering udara, karena udara tekan untuk keperluan instrumen dan peralatan
pneumatik harus bebas dari kadar air. Kadar air dihilangkan dengan menggunakan
adsorben seperti gel silika/karbon aktif, atau pengering refrigeran, atau panas dari
pengering kompresor itu sendiri.
5. Traps Pengeluaran Kadar Air:
Trap pengeluaran kadar air digunakan untuk membuang kadar air dalam udara
tekan. Trap tersebut menyerupai steam traps. Berbagai jenis trap yang digunakan

S1 Teknik Kimia UNPAM 68


Modul Proses Industri Kimia Teknik Kimia - UNPAM

adalah kran pengeluaran manual, klep pengeluaran otomatis atau yang


berdasarkan waktu dan lainnya.
6. Penerima:
Penerima udara disediakan sebagai penyimpan dan penghalus denyut peluaran
udara – mengurangi variasi tekanan dari kompresor

Jenis Kompresor (US DOE, 2003)

A. Kompresor Positive Displacement


Kompresor ini tersedia dalam dua jenis: reciprocating dan putar/ rotary.
1. Kompresor reciprocating
Di dalam industri, kompresor reciprocating paling banyak digunakan untuk
mengkompresi baik udara maupun refrigerant. Prinsip kerjanya seperti pompa
sepeda dengan karakteristik dimana aliran keluar tetap hampir konstan pada
kisaran tekanan pengeluaran tertentu. Juga, kapasitas kompresor proporsional
langsung terhadap kecepatan. Keluarannya, seperti denyutan.

S1 Teknik Kimia UNPAM 69


Modul Proses Industri Kimia Teknik Kimia - UNPAM

2. Kompresor Putar/ Rotary


Kompresor rotary mempunyai rotor dalam satu tempat dengan piston dan
memberikan pengeluaran kontinyu bebas denyutan. Kompresor beroperasi pada
kecepatan tinggi dan umumnya menghasilkan hasil keluaran yang lebih tinggi
dibandingkankompresor reciprocating. Biaya investasinya rendah, bentuknya
kompak, ringan dan mudah perawatannya, sehingga kompresor ini sangatpopular
di industri. Biasanya digunakan dengan ukuran 30 sampai 200 hp atau 22 sampai
150 kW.
Jenis dari kompresor putar adalah:
1. Kompresor lobe (roots blower)
2. Kompresor ulir (ulir putar helical-lobe, dimana rotor putar bergerak
berlawanan arah dan menangkap udara sambil mengkompresi dan bergerak
kedepan
3. Jenis baling -baling putar/ baling -baling luncur, ring cairan dan jenis gulungan.

S1 Teknik Kimia UNPAM 70


Modul Proses Industri Kimia Teknik Kimia - UNPAM

Kompresor udara sentrifugal merupakan kompresor dinamis, yang tergantung


pada transfer energi dari impeller berputar ke udara. Rotor melakukan pekerjaan
ini dengan mengubah momen dan tekanan udara. Momen ini dirubah menjadi
tekanan tertentu dengan penurunan udara secara
perlahan dalam difuser statis.

V. PENYEDIA BAHAN BAKAR


Macam-macam Bahan Bakar
Jenis bahan bakar yang dikenal adalah:
a. Bahan bakar fosil, seperti: batubara, minyak bumi, dan gas bumi.
b. Bahan bakar nuklir, seperti: uranium dan plutonium. Pada bahan bakar nuklir,
kalor diperoleh dari hasil reaksi rantai penguraian atom-atom melalui peristiwa
radioaktif.
c. Bahan bakar lain, seperti: sisa tumbuh-tumbuhan, minyak nabati, minyak
hewani
Ditinjau dari keadaannmya dan
wujudnya adalah :
a. Padat
b. Cair
c. Gas

S1 Teknik Kimia UNPAM 71


Modul Proses Industri Kimia Teknik Kimia - UNPAM

Dari cara terjadinya dapat alamiah dan non-alamiah atau buatan :


a. Termasuk bahan bakar padat alamiah ialah: antrasit, batubara bitumen,
lignit, kayu api, sisa tumbuhan.
b. Termasuk bahan bakar padat nonalamiah antara lain: kokas, semi-kokas, arang,
briket, bris, serta bahan bakar nuklir.
c. Bahan bakar cair non-alamiah antara lain: bensin atau gasolin, kerosin atau
minyak tanah, minyak solar, minyak residu, dan juga bahan bakar padat yang
diproses menjadi bahan bakar cair seperti minyak resin dan bahan bakar sintetis.
d. Bahan bakar gas alamiah misalnya: gas alam dan gas petroleum.
e. Bahan bakar gas non-alamiah misalnya gas rengkah (atau cracking gas) dan
“producer gas”.
Spesifikasi Bahan Bakar
1. Nilai Kalor atau “Heating Value”
Nilai kalor adalah kalor yang dihasilkan oleh pembakaran sempurna 1 kilogram
atau satu satuan berat bahan bakar padat atau cair atau 1 meter kubik atu 1 satuan
volume bahan bakar gas, pada keadaan baku.
2. Kandungan Air di dalam Bahan Bakar
Air yang terkandung dalam bahan bakar padat terdiri dari:
- kandungan air internal atau air kristal, yaitu air yang terikat secara kimiawi.
- kandungan air eksternal atau air mekanikal, yaitu air yang menempel pada
permukaan bahan dan terikat secara fisis atau mekanis.
3. Kandungan Abu
Abu yang terkandung dalam bahan bakar padat adalah mineral yang tak dapat
terbakar (non-BDT) yang tertinggal setelah proses pembakaran dan perubahan
perubahan atau reaksi-reaksi yang menyertainya selesai.
4. Kandungan Belerang
Apabila bahan bakar yang mengandung belerang dibakar, belerang akan terbakar
membentuk gas belerang dioksida (SO2) dan belerang trioksida (SO3). Gas-gas
ini bersifat sangat korosif terhadap logam dan meracuni udara sekeliling.
5. Berat Jenis
Banyak hubungan antara berat jenis/spesific gravity dengan sifat-sifat penting
bahan bakar minyak.

S1 Teknik Kimia UNPAM 72


Modul Proses Industri Kimia Teknik Kimia - UNPAM

6. Viskositas atau Kekentalan


Pengaruh viskositas pada pengabutan sangat menentukan dalam mencapai
pembakaran sempurna dan bersih.
7. Flash Point
Flash point adalah suhu dimana bahan bakar terbakar dengan sendirinya oleh
udara sekelilingnya disertai kilatan cahaya.
8. Titik Bakar atau “Ignition Point”
Titik bakar adalah suhu dimana bahan bakar cair yang dipanaskan pada keadaan
baku dapat terbakar selama waktu sekurang-kurangnya 5 detik.
9. Bau
Bau tak enak yang khas biasanya ditimbulkan oleh senyawa belerang dalam bahan
bakar cair. Senyawa itu adalah belerang hidrokarbon atau merkaptan yang bersifat
korosif.
10.Faktor Karakterisasi dan Titik Didih
Faktor karakterisasi ini memberi petunjuk tentang watak dan sifat-sifat termal
fraksi minyak bumi.

VI. LABORATORIUM PENUNJANG

S1 Teknik Kimia UNPAM 73


Modul Proses Industri Kimia Teknik Kimia - UNPAM

Peralatan Laboratorium Kimia


1. Meja Kerja

2. Lemari alat bahan

3. Lemari asam

S1 Teknik Kimia UNPAM 74


Modul Proses Industri Kimia Teknik Kimia - UNPAM

Sarana Pendukung Laboratorium Kimia


1. Pancuran Hujan (Shower)

2. Ventilasi
3. Wadah Limbah
4. Penerangan
5. Administrasi alat dan bahan
6. Kalibrasi Peralatan

S1 Teknik Kimia UNPAM 75


Modul Proses Industri Kimia Teknik Kimia - UNPAM

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan tentang cakupan utilitas apa saja dalam industri kimia.
2. Seberapa penting penyedia listrik berperan dalam industri kimia? Jelaskan.
3. Berilah contoh industri kimia yang memerlukan unit penyedia udara tekan.
4. Jelaskan tentang unit penyedia bahan bakar.
5. Apakah setiap industri kimia memerlukan lab penunjang? Jelaskan.

D. DAFTAR PUSTAKA
Perry, R.H., Perry’s Chemical Engineering’s Hand Book, 6th edition, McGraw
Hill Book Company.

Lienda Handojo,M. Eng, 1995, Teknologi Kimia, Bagian I, PT.Pradnya Paramita

Austin, GT., 1996, Industri Proses Kimia, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta

Chakrabarty, B.N., 1981, Industrial Chemistry, New delhi, Oxfod & IBH
Publishing. Co.

Badger, W.L & Banchero, J.T.,1985, Introduction to Chemical Engineering,


Sydney

GLOSARIUM

Utilitas, adalah sekumpulan unit proses dalam suatu industri kimia yang berfungsi
untuk menunjang proses utama pabrik.

S1 Teknik Kimia UNPAM 76


Modul Proses Industri Kimia Teknik Kimia - UNPAM

DAFTAR PUSTAKA

Perry, R.H., Perry’s Chemical Engineering’s Hand Book, 6th edition, McGraw
Hill Book Company.

A.K. Chakrabarti, “Steel Making”, 2nd edition, PHI Learning Private Limited
New Delhi, May 2010

Amin, M. dan AdilJ amali. 2003. Pengolahan Pellet Bijih Besi Halus menjadi Hot
Metal di dalam Kupola. Jurnal Kimia Indonesia Vol. 1 (2), 2006, h. 87-92

Biswas, A.K. 1981. Principles of Blast Furnace Iron Making, Cootha Publishing
House, Brisbane Australia

Lienda Handojo,M. Eng, 1995, Teknologi Kimia, Bagian I, PT.Pradnya Paramita

Austin, GT., 1996, Industri Proses Kimia, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta

Chakrabarty, B.N., 1981, Industrial Chemistry, New delhi, Oxfod & IBH
Publishing. Co.

Badger, W.L & Banchero, J.T.,1985, Introduction to Chemical Engineering,


Sydney

S1 Teknik Kimia UNPAM 77

Anda mungkin juga menyukai