PERTEMUAN 4:
PROSES INDUSTRI KIMIA I
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses industri kimia I, anda
harus mampu:
1.1 Memahami proses industri kimia I: Distilasi adsorbsi, absorbsi, ekstraksi,
filtrasi .
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Proses Industri Kimia I: Distilasi adsorbsi, absorbsi, ekstraksi, filtrasi .
1. Distillasi
Yaitu suatu proses pemisahan campuran cair-cair, berdasarkan perbedaan titik
didihnya.
Tipe Distilasi
Karena karakter campuran yang berbeda maka distilasi dilakukan dengan cara
berbeda pula.
A. Berdasarkan prosesnya, distilasi dapat dibedakan menjadi :
1. Distilasi batch (batch distillation)
E.
Berdasarkan jenisnya, distilasi dapat dibedakan menjadi :
1. DISTILASI SEDERHANA
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih
yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
2. DISTILASI UAP
Tipe khusus atau spesial dari sebuah distilasi untuk suatu bahan yang sensitif
terhadap suhu seperti senyawa aromatik yang biasanya terdapat didalam
minyak atsiri. Destilasi uap ini dibuat karena terdapatnya masalah dari
beberapa senyawa yang terkadang rusak atau molekul molekulnya pecah saat
pemanasan dengan suhu tinggi.
Penyulingan minyak atsiri untuk pembuatan parfum. Distilasi uap juga banyak
digunakan di kilang-kilang minyak bumi dan petrokimia tanaman di mana
distilasi uap ini sering disebut sebagai "penguapan stripping".
3. DISTILASI FRAKSIONAL
Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair,
dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik
didihnya.Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan
titik didih kurang dari 20 °C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan
tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri
minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak
mentah.
Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom
fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang
berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan
untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke
atas, semakin tidak volatil cairannya.
4.
DISTILASI KERING
Distilasi kering biasanya membutuhkan suhu yang lebih tinggi dibanding
distilasi biasa. Metode ini dapat digunakan untuk memperoleh bahan bakar
cair dari batubara dan kayu. Selain itu, distilasi kering juga digunakan untuk
memecah garam-garam mineral.
Bahan padat dipanaskan sehingga menghasilkan produk-produk berupa cairan
atau gas (yang dapat berkondensasi menjadi padatan atau cairan). Produk-
produk tersebut disaring, dan pada saat yang bersamaan mereka berkondensasi
dan dikumpulkan.
Limbah ban / plastic / karet dibuang ke dalam tungku penyulingan tanpa
dipotong-potong atau penghapusan kabel.
Gas yang dihasilkan keluar dan didinginkan oleh pendingin gas. Bagian dari
gas cair akan kembali dalam bentuk minyak. Sisanya, gas yang tidak dapat
mengembun dalam pendingin gas akan benar-benar dihilangkan dalam
insinerator atau boiler. Sementara, kawat dan karbon, yang awalnya
terkandung dalam ban, tetap sebagai residu dalam tungku.
Rangkaian alat distilasi yang banyak digunakan di industri adalah jenis tray
tower dan packed tower.
II. ADSORPSI
Adsorpsi atau penyerapan adalah proses pemisahan bahan dari campuran gas
atau cair dimana bahan yang akan dipisahkan ditarik oleh
permukaan zat padat yang menyerap (adsorben).
Adsorpsi terjadi karena perbedaan polaritas menyebabkan sebagian molekul
melekat pada permukaan itu lebih erat daripada molekul-molekul lainnya.
Partikel-partikel kecil zat penyerap ditempatkan ke suatu hamparan tetap dan
fluida n dialirkan melalui hamparan tetap tersebut sampai zat padat mendekati
jenuh dan pemisahan yang dikehendaki tidak dapat berlangsung lagi.
Contoh:
1. Pemutihan gula pasir
2. Pewarnaan serat wol, kapas, sutera
3. Penjernihan air dengan tawas (Al(OH)3)
IV. ABSORPSI
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas
dengan cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair
yang diikuti dengan pelarutan.
Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik
(pada absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia (pada
absorpsi kimia).
Contoh :
- Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas
dapat dihasilkan melalui proses absorbsi.
- Pembuatan asam nitrat (absorpsi NO dan NO2).
- Penyerapan CO2 pada bahan bakar minyak atau gas alam dengan larutan
K2CO3
Teknologi proses pembuatan formalin
Formaldehid sebagai gas input dimasukkan ke dalam reaktor. Output dari reaktor
yang berupa gas yang mempunyai suhu 1820C didinginkan pada kondensor
hingga suhu 55 0C,dimasukkan ke dalam absorber.
Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung larutan formalin dengan kadar
formaldehid sekitar 37 – 40%. Bagian terbesar dari metanol, air,dan formaldehid
dikondensasi di bawah air pendingin bagian dari menara.
Proses pembuatan asam nitrat
Tahap akhir dari proses pembuatan asam nitrat berlangsung dalam
kolom absorpsi. Pada setiap tingkat kolom terjadi reaksi oksidasi NO
menjadi NO2 dan reaksi absorpsi NO2 oleh air menjadi asam nitrat.
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan
diabsorpsi pada permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi
kimia. Absorben sering juga disebut sebagai cairan pencuci.
Persyaratan absorben :
- Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar
mungkin (kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).
- Selektif.
- Memiliki tekanan uap yang rendah.
- Tidak korosif.
- Mempunyai viskositas yang rendah.
- Stabil secara termis.
- Murah
Contoh Absorben: air (untuk gas-gas yang dapat larut, atau untuk pemisahan
partikel debu dan tetesan cairan), natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat
bereaksi seperti asam) dan asam sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti
basa).
terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam
konsentrasi yangterlalu rendah.
Contoh:
- pembuatan ester (essence) untuk bau-bauan dalam pembuatan sirup atau
minyak wangi,
pengambilan kafein dari daun teh, biji kopi atau biji coklat
VI. FILTRASI
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, dimana zat padat itu
tertahan.
Pada industri, filtrasi ini meliputi ragam operasi mulai dari penyaringan sederhana
hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau
gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya.
Seringkali umpan dimodifikasi melalui beberapa pengolahan awal untuk
meningkatkan laju filtrasi, misal dengan pemanasan.
JENIS PERALATAN
FILTRASI
A. Filter ampas (cake filter)
Penyaring ampas memisahkan padatan dengan jumlah relatif besar
sebagai suatu kue kristal atau lumpur. Seringkali penyaring ini dilengkapi
peralatan untuk membersihkan cairan dari padatan sebelum dibuang
B. Mesin Pres Bersaringan (Filter Press)
Suatu mesin pres bersaringan berisi satu set plat yang didesain untuk
menyediakan serangkaian ruang atau kompartemen yang didalamnya
padatan dikumpulkan. Plat-plat tersebut dilingkupi medium penyaring
seperti kanvas. Lumpur dapat mencapai tiap-tiap kompartemen dengan
tekanan tertentu; cairan melalui kanvas dan keluar ke pipa pembuangan,
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Apa yang anda ketahui tentang ekstraksi? Jelaskan
2. Apa perbedaan antara adsorbsi dan absorbsi? Jelaskan
3. Apa fungsi filtrasi? Jelaskan
4. Jelaskan criteria dalam ektraksi? Jelaskan
5. PAda industry minyak bumi, jenis proses pemisahan apa yang digunakan?
Jelaskan.
D. DAFTAR PUSTAKA
Lienda Handojo,M. Eng, 1995, Teknologi Kimia, Bagian I, PT.Pradnya Paramita
Austin, GT., 1996, Industri Proses Kimia, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta
GLOSARIUM
Bahan Baku Industri Kimia adalah bahan dasar yang digunakan sebagai
inputan proses industry kimia.
Produk Industry Kimia adalah hasil proses industry kimia
DAFTAR PUSTAKA
Austin, GT., 1996, Industri Proses Kimia, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta
Chakrabarty, B.N., 1981, Industrial Chemistry, New delhi, Oxfod & IBH
Publishing. Co.