Oleh:
Annisa Aulia
166399
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
ii
ABSTRAK
Dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang menggunakan handsoap sebagai bahan
untuk membersihkan tangan. Handsoap sangat diminati oleh masyarakat karena
penggunaannya yang praktis. Bahan surfaktan yang sering digunakan dalam skala
industri adalah SLS (Sodium Lauryl Sulfonate) yang tidak dapat diperbaharui dan sulit
didegradasi oleh bakteri dalam perairan. Pada produk handsoap ini menggunakan
surfaktan yang lebih ramah lingkungan Cocomide DEA yang biodegrable, dan lebih
ramah lingkungan, selain itu ditambahkan ekstrak daun pepaya sebagai antiseptik
sehingga kinerja produk dapat lebih maksimal dalam membersihkan tangan. Adapun
setelah dilakukan berbagai pengujian diperoleh hasil, yaitu mampu menghasilkan busa
yang stabil, bersifat asam pH 6,36 , bialngan penyabunan sebesar 155,05 mg/mL, bahan
yang tak larut dalam etanol 0,83%, angka lempeng total sebesar 1×10 2, dan positif
mengandung tanin. Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa
handsoap ini layak untuk digunakan oleh konsumen.
ABSTRACT
In everyday life, everyone uses handsoap as a matter to clean hand. is very interest
by public because its practical use and surfactant materials which are often used on an
industrial scale are SLS (Sodium Lauryl Sulfonate) that are not renewable and difficult to
degrade by bacteria in the waters. This product uses a surfactant have palm oil- based is
cocomide DEA which is renewable, biodegrable, are produced is good beside that used
papaya leaf extract as antiseptic and can upgrade handsoap quality. As for the various
tests, the results obtained, is able to produce a stable foam, acidine with pH 6,36.
Numeral of soap 155,05 mg/mL, material not dissolved in ethanol 0,83%, spread count
plate 1×102, adn positive tanin contain. Based on that result of research can get that this
liquid detergent proper to use by public.
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan AT II yang berjudul “Pembuatan dan Analisis Sabun
Cuci Tangan Cair (Hand Soap) dengan Penambahan Ekstrak Daun Pepaya”.
Penyusunan laporan AT II adalah salah satu syarat penyelesaian
pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan SMAK PADANG tahun ajaran
2019/2020 dan laporan ini juga sebagai bukti bahwa penulis telah mengajukan
laporan pembuatan produk AT II sebagaimana semestinya.
Laporan ini dapat diselesaikan dengan adanya bantuan dari pembimbing
baik dari pihak sekolah maupun pihak instansi dan teman-teman, oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua dan keluarga yang telah memberi motivasi kepada penulis
2. Bapak Nasir selaku kepala Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang
3. Ibu Ria Januarti selaku pembimbing proyek Analisis Terpadu II yang
telah memberikan arahan kepada penulis
4. Ibu Antun Kamilah selaku ketua pelaksana AT II 2019/2020
5. Ibu/bapak penanggung jawab laboratorium dan majelis guru serta seluruh
staff dan karyawan di SMK SMAK Padang
6. Teman-teman ALIANSI MERAK’52 dan Nurul Fadhillah, sebagai
teman satu kelompok
7. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
namanya yang ikut membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk penulisan selanjutnya yang lebih baik lagi. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii
2.7.3.Pengukuran pH................................................................................... 18
v
2.7.4.Uji Bahan Tak Larut dalam Etanol ..................................................... 19
4.3.3 BEP.................................................................................................... 36
vi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 38
LAMPIRAN .................................................................................................... 41
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
pembuatan handsoap ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas handsoap yang
dihasilkan agar lebih efektif dalam membunuh kuman.
Produk inovasi ini dapat ditujukan untuk memberikan variasi di dalam
pemilihan hand soap. Agar penulis dapat memproduksi produk ini dengan harga yang
terjangkau dan diharapkan dapat menciptakan peluang bisnis baru.
2
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari praktikum yang dilakukan adalah:
1. Menambah pengetahuan mengenai teknik pembuatan handsoap secara baik dan
benar
2. Menambah wawasan tentang manfaat minyak sawit pada pembuatan handsoap
3. Mengetahui manfaat ekstrak daun pepaya dalam pembuatan handsoap
4. Memperluas penggunaan daun pepaya menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan
bervariasi dari sebelumnya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom: Plantae.
Filum: Tracheophyta.
Kelas: Magnoliopsida.
Ordo: Brassicales.
Famili: Caricaceae.
Genus: Carica.
4
Gambar 1. Tanaman Pepaya
5
2.2 Ekstrak Daun Pepaya
Pada penelitian ini, bahan yang akan digunakan sebagai bahan tambahan
pembuatan handsoap adalah kandungan metabolit sekunder dari daun pepaya sebagai
antiseptik. Daun pepaya mengandung senyawa kimia yang bersifat antiseptik,
antifungi, dan antibakteri. Senyawa antiseptik yang terdapat dalam daun pepaya
adalah tanin,polifenol dan flavonoid.
Untuk menarik metabolit sekunder yang terkandung di dalam daun pepaya
tersebut dilakukan maserasi. Pelarut yang digunakan adalah etanol karena bersifat
polar, universal dan mudah didapat.
Macam-macam metode ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan adalah
ekstraksi cara dingin dan cara panas. Pada penelitian ini digunakan ekstraksi cara
dingin pada daun pepaya dengan metode maserasi. Metoda ini artinya tidak ada
proses pemanasan selama proses ekstraksi berlangsung, tujuannya adalah untuk
menghindari rusaknya senyawa metabolit sekunder karena pemanasan tinggi. Dan
untuk mengentalkan ekstrak yang di dapat digunakan rotary evaporator.
6
dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit akan
bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai bahan
baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harus dicampur dengan bahan lainnya.
Minyak kelapa sawit mempunyai 16 nama carbon yang penuh asam lemak palmitic
acid berdasarkan dalam minyak kelapa minyak kelapa sawit sebagian besar berisikan
lauric acid. Minyak kelapa sawit sebagian besarnya tumbuh berasal alamiah untuk
tocotrienol, bagian dari vitamin E. Minyak kelapa sawit didalamnya banyak
mengandung vitamin K dan magnesium.
2.4 Sabun
Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam asam
lemak. Sabun mengandung garam C16 dan C18, namun dapat juga mengandung
beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih rendah. Sekali penyabunan itu telah
lengkap, lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan, dan gliserol dipulihkan
dengan penyulingan. Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis
lemak menjadiasam lemak dan gliserol dalam kondisi basa Pembuat kondisi basa
yang biasanya digunakan adalah NaOH dan KOH. Hasil lain dari reaksi saponifikasi
ialah gliserol.
7
boros air apabila untuk penyembuhan luka, sabun padat lebih menghambat proses
tersebut, ada kemungkinan terkontaminasi bakteri sehingga kemungkinan timbul
penyakit lebih besar dan kurang praktis.
2. Sabun cair
Sabun jenis ini dibuat dari minyak kelapa jernih dan penggunaan alkali yang
berbeda yaitu kalium hidroksida. Bentuknya cair dan tidak mengental pada suhu
kamar.Keunggulan dari sabun cair sendiri yakni lebih praktis, mudah larut di air
sehingga hemat air, mudah berbusa dengan menggunakan spon kain, terhadap kuman
bisa dihindari (lebih higienis), mengandung lebih banyak pelembab untuk kulit,
memiliki kadar pH yang lebih rendah disbanding sabun padat, dan lebih mudah untuk
digunakan.
3. Shower gel
Merupakan salah satu variasi dari sabun dengan tekstur seperti gel, sabun ini
tidak ringan seperti sabun pada umumnya namun juga tidak terlalu kental dan terasa
lengket, tekstrur gel berfungsi sebagai pengangkat kotoran dan kulit mati.kandungan
emulsi berupa cocamide DEA, lauramide DEA, linoleamide DEA, dan oleamide
DEA ini berfungsi sebagai substansi pengental untuk mendapatkan tekstur gel.
8
No. Kriteria Satuan Persyaratan
1 pH - 4-10
2 Total Bahan Aktif % fraksi massa Min. 10
3 Bahan yang Tak Larut dalam % fraksi massa Maks. 0,5
etanol
4 Alkali Bebas (dihitung sebagai % fraksi massa Maks. 0,05
NaOH)
5 Asam Lemak Bebas (dihitung % fraksi massa Maks. 1
sebagai asam oleat)
6 Cemaran mikroba: Angka Koloni/g Maks. 1×103
lempeng total
CATATAN Alkali bebas atau asam lemak bebas merupakan pilihan tergantung
pada sifatnya asam atau basa
1. Saponifikasi
Saponifikasi melibatkan hidrolisis ikatan ester gliserida yang menghasilkan
pembebesan asam lemak dalam bentuk garam dan gliserol. Garam dari asam lemak
berantai panjang adalah sabun (Stephen, 2004). Reaksi kimia pada proses
9
Gambar 3. Reaksi Pada Proses Saponifikasi
2. Netralisasi
Netralisasi adalah proses untuk memisahkan asam lemak bebas dari minyak
atau lemak, dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi
lainnya sehingga membentuk sabun (Ketaren, 2008). Reaksi kimia pada proses
10
1. Tallow
Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh industry
pengolahan daging sebagai hasil samping. Kualitas dari tallow ditentukan dari warna,
titer (temperatur solidifikasi dari asam lemak), kandungan FFA, bilangan
saponifikasi, dan bilangan iodin. Tallow dengan kualitas baik biasanya digunakan
dalam pembuatan sabun mandi dan tallow dengan kualitas rendah digunakan dalam
pembuatan sabun cuci. Oleat dan stearate adalah asam lemak yang paling banyak
terdapat dalam tallow.
2. Lard.
Lard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandungasam lemak
tak jenuh seperti oleat (60 ~ 65%) dan asam lemak jenuh seperti stearat (35 ~
40%).Jika digunakan sebagai pengganti tallow, lard harus dihidrogenasi parsial
terlebih dahulu untuk mengurangi ketidakjenuhannya. Sabun yang dihasilkan dari
lard berwarna putih dan mudah berbusa.
11
melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra).Minyak kelapa memiliki
kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak
kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga
memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.
7. Marine Oil
Marine oil berasal dari mamalia laut (paus) dan ikan laut. Marine oil
memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi, sehingga 15 harus
dihidrogenasi parsial terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan baku.
12
menghasilkan busa yang lembut, melembutkan dan melembabkan kulit. Jika terlalu
banyak digunakan akan menghasilkan sabun yang lembek.
11. Alkali
Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH,
KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengan
soda kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan
dalam pembuatan sabun keras.KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair
karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2CO3 (abu soda/natrium karbonat)
merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak, tetapi tidak dapat
menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak). Bahan baku pendukung digunakan
untuk membantu proses penyempurnaan sabun hasil saponifikasi (pegendapan sabun
dan pengambilan gliserin) sampai sabun menjadi produk yang siap dipasarkan.
13
Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif.
1. NaCl
NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun.
Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang terlalu
tinggi di dalam sabun dapat memperkeras struktur sabun.NaCl yang digunakan
umumnya berbentuk air garam (brine) atau padatan (kristal). NaCl digunakan untuk
memisahkan produk sabun dan gliserin.Gliserin tidak mengalami pengendapan dalam
brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap. NaCl
harus bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh sabun yang
berkualitas.
2. Bahan aditif
Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sabun
yang bertujuan untuk mempertinggi kualitas produk sabun sehingga menarik
konsumen. Bahan-bahan aditif tersebut antara lain : Builders, Fillers inert,
Antioksidan, Pewarna, dan parfum.
a. Builder (Bahan Penguat)
Builders digunakan untuk melunakkan air sadah dengan cara mengikat
mineral yang terlarut pada air, sehingga bahan bahan lain yang berfungsi untuk
mengikat lemak dan membasahi permukaan dapat berkonsentrasi pada fungsi
utamanya. Builder juga membantu menciptakan kondisi keasaman yang tepat
agar proses pembersihan dapat berlangsung lebih baik serta membantu
mendispersikan dan mensuspensikan kotoran yang telah lepas. Umumnya yang
sering digunakan sebagai builder adalah senyawa senyawa kompleks fosfat,
natrium sitrat, natrium karbonat, natrium silikat atau zeolit.
b. Filler (Bahan Pengisi)
Selain itu, perlu ditambahkan zat pengisi (filler) untuk menekan biaya
supaya lebih murah. Adanya perbedaan komposisi pada lemak dan minyak
menyebabkan sifat fisik berbeda dan hasil lemak serta sabun berbeda pula.
14
c. Bahan Antioksidan
EDTA (ethylene diamine tetra acetate) ditambahkan dalam sabun untuk
membentuk kompleks (pengkelat) ion besi yang mengkatalis proses degradasi
oksidatif. Degradasi oksidatif akan memutuskan ikatan rangkap pada asam
lemak membentuk rantai lebih pendek, aldehid dan keton yang berbau tidak
enak. EDTA adalah reagen yang bagus, selain membentuk kelat dengan semua
kation, kelat ini juga cukup stabil untuk metode titriametil.Bahan antioksidan
pada sabun juga dapat menstabilkan sabun terutama pada bau tengik atau
rancid. Natrium Silikat, natrium hiposulfid, dan natrium tiosulfat diketahui
dapat digunakan sebagai antioksidan. Stanous klorida juga merupakan
antioksidan yang sangat kuat dan juga dapat memutihkan sabun atau sebagai
bleaching agent.
d. Bahan Pewarna
Bahan ini berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun.Ini ditujukan
agar memberikan efek yang menarik bagi konsumen untuk mencoba sabun
ataupun membeli sabun dengan warna yang menarik. Biasanya warna warna
sabun itu terdiri dari warna merah, putih, hijau ataupun warna lainnya
e. Bahan Pewangi
Parfum termasuk bahan pendukung. Keberadaaan parfummemegang
peranan besar dalam hal keterkaitan konsumen akan produk sabun. Artinya,
walaupun secara kualitas sabun yang ditawarkan bagus, tetapi bila salah
memberi parfum akan berakibat fatal dalam penjualannya. Parfum untuk sabun
berbentuk cairan berwarna kekuning kuningan dengan berat jenis 0,9 g/ml.
Dalam perhitungan, berat parfum dalam gram (g) dapat dikonversikan ke
mililiter. Sebagai patokan 1 g parfum = 1,1 ml.
15
2.7 Parameter Pengujian Hand Soap
16
2.7.2 Uji Angka Lempeng Total (ALT)
Angka lempeng total adalah angka yang menunjukkan jumlah bakteri mesofil
dalam tiap-tiap 1 ml atau 1 gram sampel makanan yang diperiksa. Prinsip dari ALT
adalah menghitung pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah sampel
makanan ditanam pada lempeng media yang sesuai dengan cara tuang kemudian
dieramkan selama 24-48 jam pada suhu 35-37°C. Uji angka lempeng total merupakan
metode yang umum digunakan untuk menghitung adanya bakteri yang terhadap
dalam sediaan yang diperiksa.
Metode penentuan angka lempeng total ini digunakan untuk menentukan
jumlah total mikroorganisma aerob dan anaerob (psikrofilik, mesofilik dan
termofilik)
a. Psikofilik adalah kelompok mikroorganisme yang hidup pada suhu
kurang dari 20°C
b. Mesofilik adalah kelompok mikroorganisme yang hidup pada suhu
20 °C-40°C
c. Termofilik adalah kelompok mikroorganisme yang hidup pada suhu
lebih besar dari 40°C
Angka lempeng total aerob adalah jumlah mikroorganisme hidup yang
membutuhkan oksigen yang terdapat dalam suatu produk yang diuji. Pertumbuhan
mikroorganisme aerob dan anaerob (psikrofilik, mesofilik dan termofilik) setelah
contoh diinkubasikan dalam media agar pada suhu 35°C ± 1°C selama 24 jam 48 jam
± 1 jam mikroorganisme ditumbuhkan pada suatu media agar, maka mikroorganisma
tersebut akan tumbuh dan berkembang biak dengan membentuk koloni yang dapat
langsung dihitung.
Populasi bakteri dihitung dengan cara mengencerkan sampel atau bahan uji,
dilanjutkan dengan melakukan inokulasi semua hasil pengenceran didalam media
pelat. Jumlah koloni yang dapat tumbuh pada pelat dihitung secara manual dengan
bantuan “Colony Counter”. Jumlah koloni yang memenuhi ketentuan perhitungan
17
adalah 25-30 sampai 250-300 koloni pada media pelat. Berdasarkan SNI sabun cuci
tangan (2588:2017), nilai maksimal ALT sebesar 1×103.
2.7.3 Pengukuran pH
pH adalah satuan ukuran yang menggambarkan tingkat keasaman atau kebasaan
suatu larutan.Hal ini diukur pada skala 0 sampai 14. Istilah pH berasal dari “p”,
simbol matematika logaritma negatif, dan “H”, simbol kimia Hidrogen. Definisi
formal dari pH adalah logaritma negatif dari aktivitas ion hidrogen.
pH = -log[H+]
18
potassium chloride (KCl) yang merupakan larutan di dalam gelas elektroda serta
potensial antara larutan dan elektroda perak. Tetapi potensial antara sampel yang
tidak diketahui dengan elektroda gelas dapat berubah tergantung sampelnya. Oleh
karena itu, perlu dilakukan kalibrasi dengan menggunakan larutan yang equivalen
yang lainnya untuk menetapkan nilai pH. Menurut SNI (2588:2017), nilai pH
handsoap antara 4-10.
19
untuk membentuk komplek yang kuat dengan protein dan molekul lain seperti
karbohidrat, membran sel bakteri, dan enzim pencernaan (Harborne, 1996).
Tanin merupakan suatu senyawa fenol yang memiliki berat molekul besar
yang terdiri dari gugus hidroksi dan beberapa gugus yang bersangkutan seperti
karboksil untuk membentuk kompleks kuat yang efektif dengan protein dan beberapa
makromolekul. Tanin terdiri dari dua jenis yaitu tanin terkondensasi dan tanin
terhidrolisis. Kedua jenis tanin ini terdapat dalam tumbuhan, tetapi yang paling
dominan terdapat dalam tanaman adalah tanin terkondensasi (Hayati, 2010).
Tanin merupakan senyawa polyphenol dengan bobot molekulnya yang tinggi
yang mengandung gugus hidroksil dan gugus lainnya misalnya karboksil untuk
membentuk komplek yang kuat dengan protein dan molekul lain seperti karbohidrat,
membrane sel bakteri, dan enzim pencernaan. Tanin terdiri dari dua jenis yaitu tanin
terkondensasi dan tanin terhidrolisis.
20
Dalam Uji organoleptik harus dilakukan dengan cermat karena memiliki
kelebihan dan kelemahan. Uji organoleptik memiliki relevansi yang tinggi dengan
mutu produk karena berhubungan langsung dengan selera konsumen. Selain itu,
metode ini cukup mudah dan cepat untuk dilakukan, hasil pengukuran dan
pengamatannya juga cepat diperoleh. Dengan demikian, uji organoleptik dapat
membantu analisis usaha untuk meningkatkan produksi atau pemasarannya.
21
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
22
8. Wadah plastik bersih
9. Oven
10. Ayakan mesh 200
11. Wadah Kemasan Produk
12. Blender
13. Pipet gondok 25 mL
14. Buret 50 mL
15. Neraca analitik
16. Erlenmeyer 250 mL
17. Erlenmeyer tutup asah 250 mL
18. Labu ukur 100 mL
19. Gelas ukur 50 mL
20. Gelas ukur 100 mL
21. Erlenmeyer 300 ml
22. Pendingin tegak
23. Penangas air
24. Cawan Gooch
25. Tabung Reaksi
26. Cawan Petri
27. Inkubator
28. Kompor + Gas
29. Statif + Klem
30. Corong
31. Gelas piala 200 ml
32. Labu ukur 250 ml
33. Oven
34. Pipet gondok 10 mL
35. Pompa vakum
23
36. Botol semprot
37. Batang pengaduk
38. Termometer
39. Hand pHmeter
24
Bahan :
1. Minyak sawit
2. KOH
3. Gliserin
4. Asam Stearat
5. CMC
6. Pengaroma
7. Ekstrak daun papaya
8. Cocomide DEA
9. Aquadest
10. Indikator pp
11. Kertas saring
12. KOH Alkohol
13. Etanol Netral
14. Larutan PW
15. Media PCA
16. Larutan Buffer pH 4,7 dan 10
17. Larutan standar HCL 0,5 N
18. Larutan FeCl3 1%
25
Prosedur Kerja
3.5.1 Pembuatan Produk
1. Proses Pembuatan Serbuk daun pepaya
1. Cuci bersih dan potong-potong daun pepaya dengan air bersih.
2. Kering anginkan daun di dalam ruangan (tidak boleh di bawah sinar
matahari)
3. Haluskan daun dengan blender.
3.Pembuatan HandSoap
1. Panaskan 30 mL minyak dan 10 mL larutan KOH dalam wadah yang
berbeda, lalu dinginkan
2. Campurkan kedua bahan tersebut dan aduk sampai berbentuk pasta kental.
3. Tambahkan 5 g Cocomide DEA dan 4 g gliserin lalu tambahkan sedikit
aquades
4. Aduk semua campuran hingga homogen.
5. Tambahkan 0,5 g asam stearat dan 2 g asam stearat, aduk kembali hingga
homogen sambil dipanaskan.
6. Masukkan 0,1 g ekstrak daun pepaya, lalu tambahkan pengaroma
sebanyak 1 mL.
7. Terakhir tambahkan lagi aquades hingga volume total campuran menjadi
100 mL, aduk hingga benar-benar homogen dan sabun siap dikemas.
26
3.5.2 Pengujian Produk
1. Penentuan Bilangan Penyabunan metode asidimetri
1. ditimbang minyak sawit sebanyak 2 g.
2. ditambahkan 25 mL KOH Alkohol.
3. direfluk selama 1 jam.
4. ditambahkan 2 tetes indikator pp dalam keadaan panas.
5. dititrasi dengan HCL 0,5 N sampai TAT hilang warna pink.
6. dilakukan duplo dan penetapan dalam blanko
27
9. Cuci bahan yang tak larut dalam Erlenmeyer pertama dengan etanol netral.
10. Tuang cairan tadi ke cawan gooch.
11. Cuci residu pada cawan gooch serta residu dengan etanol netral sampai
seluruhnya bebas sabun.
12. Simpan filtratnya untuk uji alkali bebas.
13. Keringkan cawan gooch serta residu dalam oven pada suhu (100-105) °C
selama 3 jam
14. Biarkan dingin.
15. Timbang cawan gooch tersebut.
16. Hitung kadar bahan yang tak larut dalam etanol menggunakan persamaan
𝑏2 − 𝑏0
𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 = × 100
𝑏1
Keterangan
Bahan tak larut dalam etanol dinyatakan dalam satuan % fraksi massa
𝑏0 = bobot kertas saring atau cawan gooch kosong (gram)
𝑏1 = bobot contoh uji (gram)
𝑏2 = bobot kertas saring atau cawan gooch kosong dan residu (gram)
28
7. Inkubasi dalam inkubator selama 24 jam pada suhu kamar.
8. Amati dan hitung jumlah koloni yang tumbuh.
6. Pengujian Organoleptik
Sampel diujikan kepada panelis tidak terlatih yang terdiri dari segala
kalangan usia sebanyak 30 orang mengenai bentuk fisik seperti warna dan bau
dari produk sampel yang dibuat sesuai dengan tabel.
29
Warna Bau
No. Nama Usia 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
6
7
8
9
10
Keterangan:
Warna :
1. Sedikit putih 3. Sedikit hijau
2. Putih 4. Hijau
Bau :
1. Sangat harum
2. Harum
3. Sedikit harum
4. Tidak harum
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
= 1,67%
31
2.2. Rendemen Pembuatan Produk
Berat jenis pada produk handsoap dari ekstrak daun pepaya adalah 1, 04
g/ml. Berdasarkan berat jenis tersebut didapatkan berat jumlah produksi adalah
2.080 gram.
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Berat Jenis (𝜌) =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
1, 04 g/mL =
2000 𝑚𝑙
Massa produk = 1, 04 g/mL × 2000 mL
Massa produk = 2.080 gram
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊
Rendemen Pembuatan Produk = × 𝟏𝟎𝟎 %
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑩𝒂𝒉𝒂𝒏 𝑩𝒂𝒌𝒖
𝟐.𝟎𝟖𝟎 𝒈𝒓𝒂𝒎
= × 𝟏𝟎𝟎 %
𝟐.𝟐𝟐𝟎 𝒈𝒓𝒂𝒎
= 93,69 %
32
Uji Bahan Tak Larut dalam Etanol
No Penimbangan
BCKS BCKS Sampel BCKS +
sebelum setelah (g) residu (g) Hasil SNI
pemanasan pemanasan (%) (%)
(g) (g)
1 56,2313 56,2311 5,0068 56,2736 0,84 Maks
2 52,0648 52,0646 5,0039 52,1060 0,82 0,5
0,83
Berdasarkan data yang telah didapatkan melalui praktikum ini, hasil yang
didapat tidak sesuai dengan standar, nilai btl dalam etanol yang didapat sebesar
0,83%, sedangkan untuk SNI maksimal 0,5%, hal ini berarti menandakan bahwa
di dalam produk masi ada terdapat bahan-bahan dalam sabun yang tidak larut
dalam etanol, sehingga saat proses pengujian bahan tersebut tidak dapat larut oleh
etanol. Atau karena hasil yang didapat tidak terlalu jauh keluar dari standar, hal
ini dapat disebabkan karena saat pencucian dengan etanol tidak sempurna, dalam
artian, tidak semua bahan tercuci dengan etanol sehingga hasil yang di dapat lebih
besar.
Pada pengujian ALT ini, jumlah koloni pada produk kurang dari 30 koloni,
sehingga hasil yang didapat diperoleh dari faktor pengenceran terkecil, nilai ALT
dari produk ini yaitu 1 × 102 , sedangkan SNI maks pada handsoap sebesar 1× 103,
berarti produk handsoap yang dihasilkan sesuai dengan SNI yang telah ditetapkan.
33
Uji pH
Objek yang Diuji pH (25℃) SNI
Sabun Cuci Tangan 6,36 4-10
Cair
Nilai pH pada handsoap sebesar 6,36 pada suhu 25C, dengan rentang SNI
4-10, berarti nilai pH yang di dapat sesuai dengan SNI yang telah ditetapkan.
Uji Tanin
Pengamata Standar
No. Objek yang Diuji Hasil
n
1. Terbent
uknya
warna
Ekstrak daun
1 hijau -
pepaya
kehitam
an
34
4 Gliserin 16 g Rp16.000,00
5 Asam Stearat 2g Rp250,00
6 Asam Sitrat 8g Rp1.000,00
7 Cocomide DEA 10 g Rp1.000,00
8 Parfume 4 ml Rp.6.000,00
9 Aquades 1L Rp20.000,00
Rp81.500,00
=
10
= Rp8.150,00
untung
Persentase keuntungan = × 100%
modal
Rp1.850,00
= Rp8.150,00 × 100% = 22,70%
35
1.3.2 Total Fix Cost (jika dikembangkan menjadi usaha)
Jangka Waktu
No Pembayaran
1 bulan 1 hari
1 Upah karyawan Rp500.000,00/30 Rp16.700,00
2 Investasi Rp3.000.000,00/365 Rp8.219,00
3 Transportasi Rp100.000,00/30 Rp3.333,00
4 Listrik Rp50.000,00/30 Rp1.670,00
5 Air Rp45.000,00/30 Rp1.500,00
6 Biaya lain-lain Rp100.000,00/30 Rp3.333,00
Total Rp34.755,00
TFC
BEP =
P − AVC
Rp34.755,00
=
Rp4.500,00 − Rp3.231,00
= 27,39
= 27 botol
Artinya, penjualan produk akan mendapatkan titik impas (balik modal) saat
produk telah terjual sebanyak 27 produk per hari.
investasi
PBP =
laba/bulan
36
Rp3.000.000,00
=
Rp1.665.000,00
= 1,80
laba/bulan
ROI = × 100%
investasi
Rp1.665.000,00
= × 100%
Rp3.000.000,00
= 55,5%
Karena ROI yang didapat ≥ 5%, maka usaha “Handsoap ekstrak daun
pepaya ” tersebut layak untuk dikembangkan menjadi usaha yang lebih besar,
minimal menjadi industri rumah tangga. Target pemasaran adalah ibu rumah
tangga, mahasiswa/ pelajar, dan masyarakat, dan beberapa rumah makan di sekitar
daerah tempat tinggal penulis. Jika dibandingkan dengan produk handsoap
komersial, produk ini memiliki keunggulan yaitu dengan menggunakan pembusa
cocomide DEA yang lebih ramah lingkungan karena sifat surfaktannya yang
dapat diperbaharui, biodegradable, mudah di degradasi dalam air sehingga tidak
merusak lingkungan dan ekosistem air.
37
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
38
DAFTAR PUSTAKA
Ani Nur Rosidah., Pujiana Endah Lestari., Pudji Astuti., Daya Antibakteri Ekstrak
Daun Kendali (Hippobroma longiflora) Terhadap Pertumbuhan
Streptococcus mutans Jurnal Pustaka Kesehatan
Budiana,S.M. 2015. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol dari bunga dan biji
tanaman Pacar air (Impatiens balsamina L.) terhadap penghambatan
pertumuhan Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa dan
Escherichia coli secara in-vitro. [Skripsi]. FMIPA UNSRAT.
Hernani., Bunasor, T.K., dan Fitriani, 2010, Formula Sabun Transparan Anti
Jamur Dengan Bahan Aktif Ekstrak Lengkuas (Alpina galanga L.Swart.),
Bul. Litro. 21(2): 192-205
39
Maria Tuntun. 2016. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus
aureus.Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 3, November 2016 hlm
497-502.
Sharma, A., Yadav, R., Gudha, V, Soni, U.N., Patel, J.R. (2016). Formulation and
evaluation of herbal hand wash. World Journal of Pharmcay and
Pharmaceutical Sciences, 5 (3), 675-683
SNI. 2017. Standar Sabun Cair Pembersih Tangan. SNI 2588:2017. Badan
Standarisasi Nasional. Jakarta.
Paulina V.Y.Yamlean, dan Widdi Bodhi. 2017. Formulasi Dan Uji Antibakteri
Sediaan Sabun Cair Ekstrak Daun Kemangi (Ocymun basilicum L.)
Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus. Pharmachon Jurnal Ilmiah
Farmasi UNSRAT Vol. 6 No.1 Februari 2017 ISSN 2302-2493.
Titaley, S., Fatimawali, Lolo, W. 2014. Formulasi dan Uji Efektivitas Sediaan Gel
Ekstrak Etanol Daun Mangrove Api-Api (Aviceniia marina) Sebagai
Antieptik Tangan. Skripsi. FMIPA UNSRAT, Manado.
40
LAMPIRAN I
PEMBUATAN REAGEN
Pembuatan
a) Timbang 80 gram kristal KOH dengan neraca kasar
b) Masukkan ke dalam gelas piala 250 mL dan larutkan dengan
menggunakan aquades
c) Tambahkan aquades hingga 200 mL lalu aduk sampai homogenkan
d) Pindahkan ke dalam botol reagent
Pembuatan
a) Timbang 8 gram kristal NaOH dengan neraca analitik
b) Masukkan ke dalam gelas piala 500 mL dan larutkan dengan
menggunakan aquades
c) Tambahkan aquades hingga 500 mL lalu aduk sampai homogenkan
41
d) Pindahkan ke dalam botol reagent
Perhitungan
( V x N)pekat = ( V x N)encer
V pekat x 9 N = 200 mL x 0,1 N
V pekat = 2,2 mL
Pembuatan
a) Masukkan aquadest dalam gelas piala 1/3 volume yang akan dibuat.
b) Ambil 2,2 mL HCL pekat dengan pipet takar 10 mL
c) Masukan ke gelas piala 250 mL melalui dinding gelas piala
d) Paskan dengan aquadest sampai volume 200 mL dan homogenkan
e) Masukkan dalam botol reagen dan beri label
4. Pembuatan indikator PP 1%
Perhitungan
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
%𝑏⁄𝑣 = 𝑚𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
× 100%
𝑥
1%= 100 𝑚𝐿 × 100%
100
X =100= 1 gram
Pembuatan
a) Timbang 1 gram amilum dengan neraca kasar
b) Larutkan dalam gelas piala 250 mL dengan alkohol 96% sebanyak
100 mL
c) Aduk sampai homogen
d) Simpan dalam botol dan tutup dengan plastik lalu beri label
42
5. Pembuatan Media PCA
Volume yang di perlukan 20 ml
Perhitungan
20 𝑚𝑙
Gram PCA = 250 𝑚𝑙 x 5,63 ml
= 0,4504
Pembuatan
a) Timbang 0,4504 gram media PCA dengan neraca analitik
b) Masukkan kedalam gelas piala 250 ml
c) Tambahkan aquades hingga volume 30 ml lalu aduk sampai larut
d) Lalu panaskan di atas penangas air hingga bening
e) Pindahkan ke dalam erlenmeyer 250 ml lalu sterilkan
menggunakan autoklaf
f) Media PCA siap digunakan
43
Pembuatan
1. Timbang FeCl3 sebanyak 1 gram secara teliti
2. Larutkan dengan aquades sampai volume 100 mL dalam gelas piala,
lalu homogenkan
44
LAMPIRAN 2
PERHITUNGAN HASIL PENGUJIAN
molek
(19,80 𝑚𝐿 − 7,80 𝑚𝐿) × 0,4651 × 56,1
L
Bil Penyabunan II =
2,0099 𝑔
= 155,78 mg/mL
= 155,05 mg/mL
B. Pengujian Bahan Tak Larut dalam Etanol
Berat sampel 1 = 5,0068 g
2 = 5,0039 g
45
Data mengkosntankan cawan
BCKS sebelum BCKS setelah pemanasan (g)
pemanasan
I II III
(g)
(Konstan)
II III (konstan)
I
56,2738 56,2736
56,2742
52,1062 52,1060
52,1066
𝑏2 −𝑏0
Bahan tak larut dalam etanol = × 100
𝑏1
56,2736 𝑔−56,2311 𝑔
I= × 100
5,0068 𝑔
= 0,84%
52,1060 𝑔−52,0646 𝑔
II = × 100
5,0039 𝑔
= 0,82%
𝐼 + 𝐼𝐼
Rata- rata =
2
0,84% +0,82%
=
2
= 0,83%
46
Keterangan
BCKS = berat cawan + kertas saring
B2 = BCKS + residu (g)
Bo = BCKS (g)
B1 = Berat Sampel (g)
C. ALT
= 10-2 × 1
= 1 × 10-2
= 10-3 × 3
= 3 × 10-3
3000
Perbandingan = = 30 (> 2)
100
1
Angka Lempeng Total (ALT) = jumlah koloni ×
fp
1
=1×
10−2
= 1 ×102
47
LAMPIRAN 3
48
2. Pembuatan handsoap daun pepaya
49
3. Analisis Parameter Uji Produk Deterjen
Uji bilangan penyabunan
Timbang 2 g
minyak Tambah 25 ml KOH
alkohol lalu refluk
selama 1 jam
Tambahkan 2 tetes
ind pp, lalu titar
dengan HCl sampai
TAT warna pink
50
Saring larutan tadi, bilas
Masukkan kertas saring ke
dg etanol netral,pastikan
cawan konstan,lalu
semua telah terbilas
panaskan selama 2 jam
51
Uji ALT
52
Uji tanin
Pengukuran pH
53
LAMPIRAN IV
NIS : 166399
Judul Analisis : Pembuatan dan Analisis Sabun Cuci Tangan Cair (Handsoap)
dengan penambahan ekstrak daun pepaya
Paraf Paraf
No Tanggal Kegiatan
Pembimbing PLP
Pembekalan pengantar AT II,
1 10 Juni 2019 prosedur pelaksanaan AT II dan
pembagian kelompok
Konsultasi mengenai pengajuan
2 11 Juni 2019
judul AT II dan parameter uji
Memasukkan Judul AT II ke
3 21 Juni 2019
panitia AT II
4 3 Januari 2020 Membahas proposal AT II
Membahas proposal AT II
5 4 Januari 2020
(Revisi I)
Membahas proposal AT II
6 7 Januari 2020
(Revisi II)
Membahas perbaikan proposal
7 13 Januari 2020
setelah seminar
8 15 Januari 2020 ACC Perbaikan proposal AT II
Pengumpulan proposal kepada
9 16 Januari 2020
panitia AT II dan pembimbing
10 30 Januari 2020 Uji Formula Produk
11 31 Januari 2020 Uji Bilangan Penyabunan
54
12 3 Februari 2020 Pemekatan Ekstrak Daun Pepaya
13 5 Februari 2020 Pembuatan Produk
14 17 Februari 2020 Uji Angka Lempeng Total
Uji Bahan Tak Larut dalam
15 20 Februari 2020
Etanol dan Uji Tanin
16 24 Februari 2020 Uji pH
55
RIWAYAT PENULIS
Penulis lahir pada tanggal 20 Februari 2001. Anak kedua dari tiga
bersaudara pasangan Bapak Abu Bakar dan Ibu Mimi Herawati. Beragama Islam.
Hobi Mendengarkan musik dan Travelling. Pada tahun 2005 memulai pendidikan
di TK Dharma Kartini dan tahun 2007 memulai pendidikan di SD Negeri 02
Cupak Tangah. Pada tahun 2013 pendidikan di SMP Negeri 11 Padang dan tahun
2016 melanjutkan pendidikan di SMK SMAK Padang. Penulis akan menamatkan
pendidikan di SMK SMAK Padang pada tahun 2020.
E- mail : annisaay2001@gmail.com
Instagram : @_annisaauliiaa
56