Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN ALAM


PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN

Dibuat Oleh :
KELAS C18
KELOMPOK 2A
SRI GIRA RAHAYU 18.109.AF
SRI HALIWANDARI 18.110.AF
SRI WAHYUNI 18.111.AF
SRYFAJRYANI 18.112.AF
SUNARTI 18.113.AF
SUMARNI 18.114.AF
SURIANTI 18.115.AF
SYAFIRA ALFA RISKI 18.116.AF
SYAMSIAH SUANG 18.117.AF
TITI PUSPA DEWI 18.119.AF
INSTRUKTUR : Apt Muhammad Tahir, S Farm,M,Tr, Adm Kes
AKADEMI FARMASI YAMASI MAKASSAR
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada tuhan yang maha Esa atasa limpahan rahmat-Nya
sehingga laporan praktikum teknologi sediaan bahan alam ini dapat kami
selesaikan. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu selama proses penyusuna laporan serta berbagai sumber yang
kami gunakan sebagai pedoman dalam penyusunan laporan.

Laporan ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pelaksanaan


pembuataan sabun transparan sehingga dapat memberikan manfaat bagi
mahasiswa farmasi.

Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena ini kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi penyempurnaan laporan Praktikum teknologi sediaan bahan alam ini dan
kami juga mengucapkan terimakasih kepada :

a. Apt Muhammad Tahir, S Farm,M,Tr, Adm Kes dan Apt Zulfahmi


Hamka S.Farm selaku dosen pembimbing kami di laboratorium.

b. Staf laboratorium yang telah membantu mempersiapkan laboratorium


dalam praktikum ini.
c. Serta seluruh mahasiswa Akademi Farmasi Yamasi Makassar yang ikut
serta dalam praktikum teknologi sediaan bahan alam ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat kelak untuk semua pihak
baik mahasiswa, dosen, maupun Tim penyunsun sendiri.

Makassar, Februari 2021

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Sampul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Bab I Pendahuluan ....................................................................................................1
I.1 Latar Belakang...........................................................................................1
I.2 Maksud Praktikum.....................................................................................2
I.3 Tujuan Praktikum.......................................................................................2
Bab II Tinjauan Pustaka ............................................................................................3
II.1 Landasan Teori ........................................................................................3
II.2 Macam macam sabun .............................................................................4
II.2.3 Metode Pembuatan Sabun.....................................................................7
II.2.4 Formula Dasar Sabun Transparan.........................................................7
II.2.5 Standard Kualitas Sabun Transparan.....................................................8

Bab III Prosedur kerja ...............................................................................................10


III.1 Alat dan bahan.........................................................................................10
III.2 Cara kerja ...............................................................................................10
Bab IV Hasil dan Pembahasan ..................................................................................12
Bab V Penutup ..........................................................................................................14
V.1 Kesimpulan ..............................................................................................14
V.2 Saran ........................................................................................................14
Daftar Pustaka............................................................................................................15
Lampiran....................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO) adalah minyak yang
dihasilkan dari buah kelapa segar. Berbeda dengan minyak kelapa biasa, dalam
pembuatan VCO tidak ada penambahan bahan kimia dan tidak menggunakan panas yang
tinggi. Selain warna dan rasa yang berbeda, VCO memiliki asam lemak yang tidak
terhidrogenasi seperti minyak kelapa biasa. Saat ini, VCO sudah banyak dikenal oleh
masyarakat karena manfaatnya untuk kesehatan tubuh. Oleh karena itu, VCO sangat baik
dijadikan sebagai bahan baku dalam industri pembuatan sabun transparan.
Jika dibandingkan dengan minyak nabati lainnya, seperti minyak sawit, minyak
kedelai, minyak jagung dan minyak bunga matahari, VCO memiliki beberapa
keunggulan, yaitu kandungan asam lemak jenuhnya tinggi, komposisi lemak rantai
mediumnya tinggi dan berat molekulnya yang rendah .
Sabun transparan dibuat dengan menambahkan alkohol, larutan gula, dan gliserin
untuk menghasilkan kondisi transparan dari sabun. Gliserin baik untuk kulit karena
berfungsi sebagai pelembab pada kulit.
Sabun transparan atau disebut juga sabun gliserin adalah jenis sabun mandi yang
dapat menghasilkan busa lebih lembut di kulit dan penampakannya berkilau jika
dibandingkan dengan jenis sabun yang lain seperti sabun mandi biasa (opaque). Sabun
transparan adalah sabun yang memiliki tingkat transparansi paling tinggi dan
memancarkan cahaya yang menyebar dalam partikel-partikel kecil, sehingga obyek yang
berada di luar sabun akan terlihat jelas. Obyek dapat terlihat jelas hingga berjarak sampai
panjang 6 cm.

1
Sabun transparan merupakan salah satu produk kosmetik yang sedang trend.
Pilihan VCO sebagai bahan baku sabun transparan didasarkan pada beberapa
keunggulannya termasuk kemampuan antimikroba sehingga baik untuk pemeliharaan
kulit atau perawatan tubuh. Belakangan ini penggunaan VCO lebih diarahkan pada
perawatan kesehatan dan kosmetika sedangkan minyak kelapa biasa untuk produk
pangan.

B. Maksud percobaan
Mengetaui cara pembuatan sabun transparan dengan berbahan dasar VCO

C. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu membuat sediaan sabun transparan dengan memanfaatkan
bahan baku dari alam sesuai dengan prosedur yang memenuhi standar .
2. Mahasiswa mampu melakukan uji mutu produk jadi yang diproduksi yang
ditetapkan dalam standar mutu produk jadi.
3. Mahasiswa memiliki keterampilan membuat kemasan yang menarik dan
bernilai ekonomi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.2.1 Landasan Teori


Lemak atau minyak dapat dihidrolisa oleh larutan alkali menjadi garam dari
asam lemak yang sehari-hari kita kenal sebagai sabun. Reaksi hidrolisa ini disebut
penyabunan (safonifikasi). Ester dapat dibuat dengan cara mereaksikan asam
karboksilat dengan alcohol yang dapat dikatalisir oleh asam-asam mineral, misalnya
asam sulfat atau asam klorida. Reaksi yang terjadi merupakan suatu keseimbangan.
Apabila digunakan asam dan alkohol dalam jumlah yang sama, pada keadaan yang
seimbang akan diperoleh 67% ester. Hasil ini ditingkatkan dengan menggunakan
pereaksi berlebihan atau dengan mengeluarkan air dari campuran. Lemak atau
minyak nabati adalah contoh gliserol dan lemak, yang sehari-hari disebut sebagai
sabun. Reaksi yang berlangsung disebut sebagai reaksi penyabunan .

Lemak netral tergolong senyawa-senyawa majemuk dan ikatannya


menyerupai ester. Asamnya terdiri atas asam-asam monokarboksilat yang tidak
bercabang, yaitu asam lemak sedangkan komponen alkoholnya gliserin merupakan
suatu alkohol. Banyaknya asam karboksilat yang diikatkan pada gliserin
menghasilkan mono dan trigiserida. Asam-asam itu dapat sama maupun berlainan.
Lemak yang terdapat di alam umumnya tergolong trigliserida yang asamnya
campuran,karena itu mengisolasi triglesirida murni merupakan pekerjaan yang sangat
pelik. Melalui hidrolisis senyawa ester dapat diuraikan lagi menjadi komponen-
komponen semula, yang paling mudah jika di campur dengan basa (NaOH atau
KOH), maka terjadilah garam-garam alkali yang disebut sabun.

Pembuatan sabun merupakan salah satu proses kimia yang paling tua. Apabila
gliserida akan dihasilkan garam dari asam karboksilat dan gliserol. Sabun digunakan
dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan campuran dari asam-asam lemak yang
rantainya panjang. Sabun dapat dibuat dengan beberapa cara, sebagai contoh dalam

3
pembuatan sabun ditambahkan zat pewarna dan juga pewangi. Sabun sering juga
ditambahkan dengan alkohol agar sabun yang dibuat dapat tampak transparan. Jika
busa yang digunakan adalah kalium hidroksida, maka sabun yang digunakan disebut
sebagai sabun lunak. Bila sabun natrium direaksikan dengan asam mineral akan
diperoleh campuran dari asam-asam karbiksilat bebas. Dengan cara destilasi refraksi
asam-asam karboksilat, maka campuran tersebut dapat dipisahkan yang
kemurniannya berkisar 90% .      

II.2.2 Macam macam sabun


1. Sabun cair
Sabun mandi cair adalah sediaan berbentuk cair yang digunakan untuk
membersihkan kulit, dibuat dari bahan dasar sabun dengan penambahan
surfaktan, penstabil busa, pengawet, pewarna dan pewangi yang diijinkan dan
digunakan untuk mandi tanpa menimbulkan iritasi pada kulit (SNI, 1996).
Sabun cair dibuat melalui reaksi saponifikasi dari minyak dan lemak dengan
KOH (Mitsui,1997).
Sabun yang berkualitas baik harus memiliki daya detergensi yang
cukup tinggi, dapat diaplikasikan pada berbagai jenis bahan dan tetap efektif
walaupun digunakan pada suhu dan tingkat kesadahan air yang berbeda-beda.
Bahan yang digunakan dalam formula sabun mandi cair adalah minyak nabati,
pengatur pH, dan pewangi. Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak
yang paling kompleks dengan asam lemak yang paling dominan adalah asam
laurat yang akan menghasilkan sabun dengan kelarutan yang tinggi dan
karakteristik busa yang baik.
2. Sabun transparan
Sabun transparan yang merupakan hasil dari reaksi saponifikasi yang
terjadi akibat pencampuran minyak VCO dengan larutan basa. Sabun disini
merupakan komoditi hasil olahan minyak VCO yang populer yang berfungsi
sebagai zat yang mampu membersihkan dan mengangkat benda asing. Reaksi

4
yang terjadi pada saat pembuatan sabun dari minyak VCO ini disebut
saponifikasi. Saponifikasi dilakukan dengan mereaksikan minyak VCO
dengan alkali (biasanya menggunakan NaOH atau KOH) sehingga
menghasilkan gliserol dan garam alkali Na (sabun) juga air. Saponifikasi juga
dapat dilakukan dengan mereaksikan asam lemak dengan alkali sehingga
menghasilkan sabun dan air.
Reaksi saponifikasi tidak lain adalah hidrolisis basa suatu ester
dengan alkali (NaOH, KOH), Saponifikasi pada dasarnya adalah proses
pembuatan sabun yang berlangsung dengan mereaksikan asam lemak
khususnya trigliserida dengan alkali yang menghasilkan gliserol dan garam
karboksilat (sejenis sabun). Sabun merupakan garam (natrium) yang
mempunyai rangkaian karbon yang panjang.

Dalam pembuatan sabun dengan cara pemanasan sedang terdapat


beberapa bahan dan beserta fungsinya, antara lain :

1. Asam Stearat / Stearic Acid


Dipakai untuk membuat sabun natural (optional) dan sabun
transparan, fungsinya adalah untuk mengeraskan sabun dan menstabilkan
busa.
2. NaOH (Natrium Hydroxide)
Disebut juga kaustik soda atau soda api, merupakan bahan kimia
yang harus ada dalam pembuatan sabun. Merupakan senyawa alkali yang
bersifat basa dan mampu menetralisir asam.
3. Gliserin
Gliserin adalah produk samping dari reaksi hidrolisis (reaksi kimia
antara air dan suatu zat lain yang menghasilkan suatu zat baru)  antara
minyak nabati dengan air untuk menghasilkan asam lemak. Gliserin
merupakan humektan (senyawa penyerap kelembapan, berguna
memelihara kandungan air dalam bahan)  sehingga dapat berfungsi

5
sebagai pelembap pada kulit. Gliserin berbentuk cairan jernih, tidak
berbau dan memiliki rasa manis. Jadi sebetulnya yang namanya sabun
adalah hasil reaksi safonifikasi dari basa dengan lemak membentuk
emulsi lemak yang licin, membentuk busa dan mampu membersihkan
kotoran.
4. Alcohol
Alkohol 96% atau bisa disebut juga Ethanol (ethyl alcohol),
berfungsi sebagai pelarut pada proses pembuatan sabun transparan
karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak. Fungsi alkohol
96% adalah untuk membuat sabun transparan menjadi bening / clear.
Sebenarnya Alkohol 70% (isopropyl alcohol) juga bisa dipakai, namun
hasil akhir dari pemakaian ini menghasilkan sabun yang keruh / cloudy.
5. Gula Pasir
Gula pasir berbentuk kristal putih. Pada proses pembuatan sabun
transparan, gula pasir berfungsi untuk membantu terbentuknya
transparansi pada sabun. Penambahan gula pasir dapat membantu
perkembangan kristal pada sabun.
6. Pewarna
Pewarna ditambahkan pada proses pembuatan sabun untuk
menghasilkan produk sabun yang beraneka warna. Bahan pewarna
yang digunakan adalah bahan pewarna untuk kosmetik grade.
7. Pewangi
Pewangi ditambahkan pada proses pembuatan sabun untuk
memberikan efek wangi pada produk sabun. Pewangi yang sering
digunakan dalam pembuatan sabun adalah dalam bentuk parfum
dengan berbagai aroma (buah-buahan, bunga, tanaman herbal dan lain-
lain).

6
II.2.3 Metode Pembuatan Sabun
a) Metode Panas (full boiled)
Secara umum proses ini melibatkan reaksi saponifikasi dengan
menggunakan panas yang menghasilkan sabun dan membebaskan gliserol.
Tahap selanjutnya dilakukan pemisahan dengan penambahan garam,
kemudian akan terbentuk 2 lapisan yaitu bagian atas merupakan lapisan
sabun yang tidak larut didalam air garam dan lapisan bawah mengandung
gliserol, sedikit alkali dan pengotor-pengotor dalam fase air (Anonim, 2009).
b) Metode dingin
Cara ini merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan dan
tanpa disertai pemanasan. Namun cara ini hanya dapat dilakukan terhadap
minyak yang pada suhu kamar yang sudah berbentuk cair. Minyak
dicampurkan dengan larutan alkali disertai pengadukan terus menerus hingga
reaksi saponifikasi selesai. Larutan akan menjadi sangat menebal dan kental.
Selanjutnya dapat ditambahkan pewarna, pewangi dan zat tambahan lain
(Srivasta, 1974).
c) Metode Semi-Panas (semi boiled)
Teknik ini merupakan modifikasi dari cara dingin.Perbedaannya hanya
terletak pada pengggunaan panas pada temperatur 70 – 80oC.Cara ini
memungkinkan pembuatan sabun dengan menggunakan lemak bertitik leleh
lebih tinggi (Anonim, 2009).
II.2.4 Formula Dasar Sabun Transparan
Sabun transparan mempunyai nilai tambah yang jadi pemikat karena memiliki
permukaan yang halus, penampilan yang bewarna dan ketransparanannya dapat
membuat kulit menjadi lembut karena didalamnya mengandung gliserin dan sukrosa
yang berfungsi sebagai humektan dan emollient serta sebagai komponen pembentuk
transparan (Wasiaatmadja, 1997).

7
Sabun batangan dikategorikan sebagai transparan apabila memungkinkan
seseorang untuk membaca tulisan dengan font tipe 14 melalui sabun dengan
ketebalan ¼ inchi.Sabun transparan dibuat dengan menggunakan lkohol dan juga
ditambah gliserin (5 – 25 %) serta sirup (10 – 25 %). Sirop gula yang digunakan
merupakan bahan yang bertanggung jawab terhadap warna transparan yang akan
terbentuk (Anonim, 2009).
Salah satu formula dasar untuk tipe sabun transparan ditunjukkan Tabel 1
Tabel 1 Formula Dasar Sabun Transparan

Bahan Komposisi (%b/b)


Asam stearat 34,12
Minyak kelapa 100,6
Natrium hidroksida 20,8
Air 46
Gliserin 23,84
Etanol 70 % 51,2
Gula pasir 56,8
Air 28,4
Propilen glikol 34
Asam sitrat 0,68
Pewangi 3,4
(Hambali dkk, 2005).

II.2.5 Standard Kualitas Sabun Transparan

Informasi BB Pasca panen menyatakan bahwa parameter mutu yang dianalisa


adalah kemasaman (pH), karakter kekerasan, kadar asam lemak bebas (free fatty
acid/FFA), nilai ketengikan, kadar air, dan bilangan penyabunan. Mengenai pH,
diketahui sabun transparan komersial memiliki pH 9,34. Dalam formulasi sabun
transaparan, pH terkait jumlah penggunan basa yang menentukan jumlah

8
penambahan etanol. Semakin banyak basa yang digunakan, akan semakin sedikit
etanol yang dapat ditambahkan sehingga pH tetap tinggi.

Karakter kekerasan sabun transparan harus cukup baik sebagai indikasi masa
pemakaian yang lebih lama. Nilai kekerasan sabun komersial berada dalam rangkaian
0,967 hingga 6,867 kg/cm2. Sedangkan mengenai transparansi, sabun akan semakin
jernih bila etanol yang digunakan semakin murni.

II.2.6 Manfaat Sabun Transparan

Sabun adalah surfaktan yang digunakan untuk mencuci dan membersihkan,


bekerja dengan bantuan air. Sedangkan surfaktan merupakan singkatan dari surface
active agents, bahan yang menurunkan tegangan permukaan suatu cairan dan di
antaramuka fasa (baik cair-gas maupun cair-cair) sehingga mempermudah
penyebaran dan pemerataan.

Sabun merupakan bahan logam alkali dengan rantai asam monocarboxylic


yang panjang. Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun bergantung
pada jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang biasa yang digunakan pada sabun keras
adalah Natrium Hidroksida (NaOH) dan alkali yang biasa digunakan pada sabun
lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH). Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran-
kotoran berupa minyak ataupun zat pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses
saponifikasi lemak minyak dengan larutan alkali dengan membebaskan gliserol.
Lemak minyak yang digunakan dapat berupa lemak hewani, minyak nabati, lilin,
ataupun minyak ikan laut. Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat.
Sabun dengan jenis dan bentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah di
pasaran seperti sabun mandi dan sabun cuci, baik untuk pakaian maupun untuk
perkakas rumah tangga, hingga sabun yang digunakan dalam industri.

9
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan bahan
Alat yang digunakan :
 Gelas ukur
 Gelas kimia
 Mixer stik
 Batang pengaduk
 Kertas saring
 Cetakan sabun
 Kompos/penangas air
Bahan yang digunakan :
 Minyak Kelapa Organik
 Asam Stearat
 alkali
 Air Penyuling
 Sayuran Gliserin
 Propylene Glycol
 Alkohol Tidak Jenuh
 Larutan Sorbitol
III.2 Cara kerja
Cara pembuatan sabun transparan dengan metode panas
1. Dipanaskan VCO dan asam stearat pada suhu 100 sampai 120 oc (campuran 1)
diatas penangas air.
2. Dibuat larutan NaOH yang telah dilarutkan dengan air (campuran 2)

10
3. Ditambahkan campuran 2 kedalam campuran 1 secara perlahan-lahan di atas
penangas, diaduk merata kemudian ditutup dan dibiarkan selama 15 menit
4. Ditambahkan alkohol diaduk, tutup dan dilanjutkan pemanasan hingga 5
menit
5. Diaduk menggunakan mixer dilanjutkan pemanasan 5-10 menit hingga
terbentuk Massa yang lunak, di aduk rata,diamkan 2 menit
6. Ditambahkan larutan sorbitol diaduk rata, dibiarkan 10-15 menit dan diaduk
hingga terbentuk campuran yang transparan
7. Disiapkan wadah cetakan Semprot dengan alkohol dan tuangkan sabun ke
dalam cetakan,biarkan selama 24 jam kemudian sabun dilepaskan dari cetakan
dan siap untuk dikemas

11
BAB IV
PEMBAHASAN

Sebelum VCO digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun transparan, maka
perlu dilakukan beberapa analisa agar VCO yang dihasilkan tersebut sesuai dengan standar
mutu minyak yang telah ditetapkan oleh Dewan Standarisasi Nasional (DSN) dalam SNI 06 -
3532 1994. standar mutu minyak menurut SNI VCO dapat dilihat pada tabel Standar Mutu
VCO

No. Uraian Standar SNI


1. Asam lemak bebas (%) < 2,5
2. Bilangan penyabunan 196 206

Alkali bebas merupakan alkali yang tidak terikat sebagai senyawa pada saat
pembuatan sabun. Hal ini disebabkan karenaadanya penambahan alkali yang
berlebihan pada saat proses penyabunan. Menurut SNI (1994), kelebihan alkali dalam
sabun natrium tidak boleh melebihi 0,1 % karena alkali bersifat keras dan dapat
menyebabkan iritasi pada kulit. Derajat keasaman (pH) kosmetik sebaiknya
disesuaikan dengan pH kulit, yaitu sebesar 4,5 - 7. Nilai pH kosmetik yang terlalu
tinggi atau rendah dapat menyebabkan iritasi pada kulit (Wasitaatmadja, 1997).
Uji organoleptik yang dilakukan merupakan uji kesukaan atau uji hedonik. Uji
hedonik atau uji kesukaan merupakan salah satu uji peneriman yang menyangkut
penilaian seseorang terhadap kesukaan atau ketidaksukaan terhadap suatu produk. Uji
organoleptik ini meliputi uji kesukaan panelis terhadap transparan, kekesatan, warna,
tekstur, bau, dan pembusaan, pada kulit setelah pemakain sabun transparan.

12
Dalam pembuatan sabun transparan, asam stearat berfungsi untuk
mengeraskan dan menstabilkan busa. Tetapi jika asam stearat berlebih akan
menghasilkan busa yang tidak bagus dan begitu pun sebaliknya jika asam stearat
yang terlalu cair akan menghasilkan sabun transparan tidak mengeras. Adapun
penambahan gula bertujuan untuk membantu memperbanyak busa. Tetapi jika
penambahan gula berlebih terdapat banyak gelembung yang dapat menggaggu
pembentukan sabun transparan.
Dari pengamatan video pembuatan sabun transparan dapat diketahui bahwa pH
dari sabun yang dihasilkan adalah 7 (netral). Proses pembuatan yang tepat akan
menghasilkan minyak VCO yang berkualitas, sedangkan standar mutu VCO yang
baik adalah transparan bening, memiliki pH <7.
Sabun transparan dari VCO ini memiliki beberapa keunggulan jika
dibandingkan dengan sabun yang terbuat dari minyak kelapa biasa, antara lain dapat
melembabkan dan menghaluskan kulit. Hal ini dikarenakan kandungan asam laurat
yang sangat tinggi di dalam VCO yang berfungsi melembabkan dan menghaluskan
kulit.

13
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pada pembuatan sabun transparan digunakan VCO dengan
memanfaatkan sebagai bahan baku dengan standar mutu minyak yang
telah ditetapkan ole SNI yaitu asam lemak (%) <2,5 dan bilangan
penyabunan 196-206.
2. Dalam pembuatan sabun transparan penambahan asam stearat berlebih
akan menghasilkan busa yang tidak bagus,begitupun sebaliknya jika asam
stearat terlalu cair maka akan menghasilkan sabun transparan yang tidak
mengeras. Untuk itu dalam penambahan bahan harus sesuai prosedur.
3. Pembuatan sabun transparan dalam pengamatan praktikum ini memiliki
pH 7 ( netral) sedangkan standar mutu yang baik adalah transparan
bening, memiliki pH <7.
B. SARAN
Sebaiknya alat-alat dilaboratorium lebih dilengkapi lagi agar praktikum
dapat berjalan dengan lancar dan semua jenis pengujian bisa dilaksanakan demi
terciptanya suatu produk yang siap untuk dipasarkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2009) Soap Making Methods.


Badan Standardisasi Nasional, 1994, SNI 06-3532-1994, StandarMutu Sabun Mandi,
Dewan Standardisasi Nasional,Jakarta.
Ditjen POM. (1995) Farmakope Indonesia Edisi IV.Jakarta : Departemen
Kesehatan RI.
Hambali, E., Ani, S&Mira, R. (2005) Membuat Sabun Transparan untuk Gift dan
Kecantikan. Jakarta : Penebar Plus +.
http://repository.its.ac.id/47272/7/2314030097_2314030098-Non_Degree.pdf
http://cdn.stikesmucis.ac.id/13DF277018.pdf
http://www.teachsoap.com/soapmakingmethods.html.
http://www.teachsoap.com/soapmakingmethods.html.
https://www.academia.edu/21672434/Laporan_Pembuatan_VCO_dan_Sabun_Transp
aran
https://id.scribd.com/doc/238487408/Pembuatan-Sabun-Transparan
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23532/NTA0NDE=/Pembuatan-Sabun-
Transparan-Dari-Minyak-Kelapa-Murni-Virgin-Coconut-Oil-abstrak.pdf
https://youtu.be/fi-AKjUtVKU
Mitsui, T. (1997)New Cosmetic Science.Netherlands: Elsevier Science B.V.

15
Srivasta, S.B. (1974)Soap, Detergent and Perfume and Industry (Soap and Detergent
Manufacturing Guide) 43rd Publication on Small Scale Industries. New Delhi
: Small Industry Research Institute.
Wasiaatmadja, S. M. (1997) Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta : Universitas
Indonesia.

LAMPIRAN
1. SKEMA KERJA

VCO dan asam stearate dipanaskan diatas penangas air


pada suhu 100-200(campuran 1)

Naoh +air dilarutkan bersamaan (campuran 2)

Campuran 2 dimasukkan kedalam campuran 1 aduk


diatas penangas air selama 15 menit

+alkohol, panaskan 5 menit, kemudian aduk

Lanjutkan pemanasan 5-10 menit hingga terbentuk


massa lunak diamkan 2 menit

+kan sorbitol , aduk rata sampai 5-10 menit. Aduk


hingga terbentuk campuran yang transparan
16
Siapkan wadah cetakan

2. PERHITUNGAN BAHAN
 Minyak Kelapa Organik 280g
 Asam Stearat 120 g
 alkali 68,4 g
 Air Penyuling 68,4 g
 Sayuran Gliserin USP 68,4 g
 Propylene Glycol 360 g
 Alkohol Tidak Jenuh 95% 280 g
 Larutan Sorbitol 400g 70%

3. PENYIAPAN ALAT

17
4.

5. PROSES PEMBUATAN

18
6. SEDIAAN JADI

7. PENGUJIAN PH

19
Sumber : https://youtu.be/fi-AKjUtVKU

8. KEMASAN

20

Anda mungkin juga menyukai