Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN ALAM


VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

Dibuat Oleh :
KELAS C 18
KELOMPOK 2A

SRI GIRA RAHAYU 18.109.AF


SRI HALIWANDARI 18.110.AF
SRI WAHYUNI 18.111.AF
SRYFAJRYANI 18.112.AF
SUNARTI 18.113.AF
SUMARNI 18.114.AF
SURIANTI 18.115.AF
SYAFIRA ALFA RISKI 18.116.AF
SYAMSIAH SUANG 18.117.AF
TITI PUSPA DEWI 18.119.AF

INSTRUKTUR : Apt Muhammad Tahir, S Farm,M,Tr, Adm Kes


AKADEMI FARMASI YAMASI
MAKASSAR
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang


Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil/ VCO) merupakan salah satu hasil
olahan buah kelapa (Cocos nucifera L). Tanaman kelapa banyak tumbuh di daerah
tropis sehingga minyaknya juga disebut minyak tropis (tropical oil). Sejak zaman
dahulu, minyak kelapa sudah sering digunakan. Namun, dalam dekade 90-an,minyak
kelapa mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan adan-ya perang
dagang antara produsen minyak jagung, minyak kedelai dan minyakkanola dari negara
barat dengan produsen minyak kelapa dari negara tropik.
Dengan menyebarnya isu negatif bahwa minyak kelapa sebagai sumber
penyakit yaitu dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, kolesterol, kegemukan
dan jerawat, dan pakar ilmu gizi tidak dapat membantah isu itu, minyak kelapa
ditakuti dan di jauhi banyak orang (Hartin dan Surtami, 2005). Namun sekarang
ditemukan ternyata sebaliknya, minyak kelapa bukan hanya tidak bermasalah tetapi
justru berperan juga mengurangi penyakit kanker, HIV, infeksi, dll. (Silalahi dan
Nurbaya, 2011).
Minyak kelapa adalah salah satu lemak nabati yang diperoleh dari buah kelapa.
Ada dua jenis minyak kelapa, minyak kelapa biasa atau yang digunakan untuk
menggoreng dan minyak kelapa murni yang dikenal dengan Virgin Coconut Oil
(VCO). Minyak kelapa biasa diperoleh dari kopra dengan cara pemanasan dan
pemurnian dengan bahan kimia, sedangkan minyak kelapa murni diperoleh dari kelapa
segar tanpa proses pemanasan. Maka minyak kelapa murni biasanya tidak digunakan
untuk menggoreng tetapi langsung diminum sebagai makanan kesehatan (Silalahi dan
Nurbaya, 2011).
Komponen utama minyak kelapa murni adalah asam lemak jenuh sekitar90%

1
dan asam lemak tak jenuh sekitar 10 %. Asam lemak minyak kelapa murni didominasi
oleh asam laurat yang memiliki rantai C12. Minyak kelapa murni mengandung ± 53%
asam laurat dan sekitar 7% asam kapriat memiliki rantai C10. Keduanya merupakan
asam lemak jenuh rantai sedang yang biasa disebut Medium Chain Fatty Acid
(MCFA). Asam lemak rantai sedang ini apabila dikonsumsi manusia tidak bersifat
merugikan, bila terserap oleh tubuh asam laurat akan diubah menjadi monolaurin dan
asam kapriat akan diubah menjadi monokaprin.Monolaurin merupakan senyawa
monogliserida yang bersifat antivirus, antibakteri dan antiprotozoa serta dapat
menanggulangi serangan virus seperti influenza dan HIV. Monokaprin dalam tubuh
manusia bermanfaat bagi kesehatan untuk mengatasi penyakit seksual (Hartin dan
Sutarmi, 2005). Pembuatan minyak kelapa murni dapat dilakukan dengan
berbagai cara,antara lain dengan pemanasan suhu rendah (slow cooking), cara
pancingan, cara pengadukan, sentrifugasi, dan lain-lain. Cara pemanasan
menyebabkan bau tengik karena terjadi proses oksidasi dan menguapkan asam kaprat
dan asam kaproat,sedangkan cara pancingan sering tidak memuaskan karena hasilnya
sedikit. Cara yang lebih baik untuk membuat minyak kelapa murni adalah dengan cara
sentrifugasi, karena prosesnya cepat, murah, sederhana, dan minyak yang dihasilkan
tidak berbau tengik akibat proses oksidasi (Haryani, 2006). Minyak kelapa murni
memiliki beberapa keuntungan yaitu mudah dicerna secara langsung oleh hati menjadi
energi, dan tidak dapat disintesis menjadi kolesterol, dan tidak tersimpan dalam tubuh
menjadi lemak (Hartin dan Sutarmi, 2005).
Sifat-sifat kimia dan fisika dari minyak kelapa murni yaitu tidak
berwarna,aroma berbau asam dan harum karamel, tidak larut dalam air, memiliki pH
di bawah 7, bilangan asam maksimal 0,2%, kadar air maksimal 0,2%, dan bilangan
peroksida 0,2 mg ek/kg (SNI, 2008).

2
1.2 Maksud praktikum
Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan VCO dari
buah kelapa
1.3 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu memilih bahan baku segar yang baik untuk penyiapan
bahan baku
2. Mahsiswa mampu mengolah bahan baku yang memenuhi syarat mutu yang
ditetapkan berdasarkan literature atau buku resmi yang ditetapkan
3. Mahasiswa mampu menghasilkan bahan baku produk jadi yang bermutu
baik

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Landasan Teori


A. Kelapa
Kelapa termasuk jenis Palmae yang bersel satu (monokotil). Batang
tanaman tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang. Adakalanya pohon kelapa
dapat bercabang, namun hal ini merupakan keadaan yang abnormal, misalnya
akibat serangan hama tanaman. Dalam tata nama atau sistematika (taksonomi)
tumbuh-tumbuhan, tanaman kelapa (Cocos nucifera) dimasukkan ke dalam
klasifikasi sebagai berikut :
• Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)
• Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
• Sub-Divisio : Angiospermae (Berbiji tertutup)
• Kelas : Monocotyledonae (biji berkeping satu)
• Ordo : Palmales
• Familia : Palmae
• Genus : Cocos
• Spesies : Cocos nucifera L.
Penggolongan varietas kelapa pada umunya didasarkan pada perbedaan
umur pohon mulai berbuah, bentuk dan ukuran buah, warna buah, serta sifatsifat
khusus yang lain. Buah kelapa umumnya hanya dimanfaatkan untuk kelapa sayur
dan minyak goreng. Di beberapa tempat telah berkembang pula berbagai produk
olahan dari kelapa dan hasil sampingnya, seperti dessicated coconut, nata de
coco, serat sabut, dan arang aktif. Namun, minyak kelapa murni yang memiliki

4
nilai tambah tinggi justru belum banyak dikembangkan di Indonesia. Minyak
kelapa murni terutama digunakan dalam bidang kesehatan dan kosmetik.
(Warisno, 2003)

B. Buah Kelapa
Satu pohon kelapa dapat berbuah mulai dari 10 hingga 13 kali dalam
setahun. Buah kelapa tumbuh dalam rumpun, bisa mencapai 12 buah per rumpun.
Daging buah kelapa merupakan bagian yang paling penting dari komoditi asal
pohon kelapa.
Daging buah merupakan lapisan tebal berwarna putih. Bagian ini
mengandung berbagai zat gizi. Kandungan zat gizi tersebut beragam sesuai
dengan tingkat kematangan buah. Selama perkembangannya, buah kelapa secara
kontinyu mengalami kenaikan berat. Ukuran berat maksimum tercapai pada bulan
ketujuh. Pada saat itulah jumlah air kelapa mencapai maksimal.
Setelah periode tersebut, air kelapa berkurang jumlahnya dan daging
kelapa mengalami penebalan. Penebalan daging mencapai puncaknya pada bulan
ke9. Di atas bulan ke10, kelapa dapat dikatakan tua. Pada periode tersebut, kadar
air semakin berkurang. Itulah yang menyebabkan kelapa tua akan berbunyi jika
dikocok kocok.
Buah kelapa tua terdiri dari empat komponen utama, yaitu: 35 persen
sabut, 12 persen tempurung, 28 persen daging buah, dan 25 persen air kelapa.
Daging buah tua merupakan bahan sumber minyak nabati (kandungan minyak 30
persen). Perbedaan mendasar antara daging buah kelapa muda dan tua adalah
kandungan minyaknya.
Kelapa muda memiliki rasio kadar air dan minyak yang besar. Kelapa
disebut tua jika rasio kadar air dan minyaknya optimum untuk menghasilkan
santan dalam jumlah terbanyak. Sebaliknya, bila buah kelapa terlalu tua, kadar
airnya akan semakin berkurang. Pada kondisi tersebut, hasil santan yang

5
diperoleh menjadi sedikit. Sumber : www.situshijau.co.id
Berdasarkan umur dari buah kelapa, kandungan buah kelapa dapat dilihat pada
tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Buah Kelapa

C. Santan Kelapa
Santan kelapa merupakan suatu cairan berwarna putih seperti susu
yang diperoleh dari hasil pengepresan atau pemerasan dari buah kelapa yang
telah diparut dengan penambahan atau tanpa air. Dengan adanya penambahan air
tersebut maka akan mempengaruhi komposisi dari santan kelapa itu sendiri.
Komposisi santan kelapa dapat dilihat pada tabel
Tabel 2. Komposisi Santan Kelapa

6
D. Minyak Kelapa (VCO)
Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak yang dihasilkan dari buah
kelapa segar. Yang mana dalam prosesnya memanfaatkan santan kelapa yang
telah diparut kemudian diproses lebih lanjut, Virgin Coconut Oil (VCO) dapat
dihasilkan tidak hanya menggunakan proses panas yang tinggi, Banyak alternatif
lain yang dapat digunakan dalam pembuatan minyak kelapa ini. Virgin Coconut
Oil (VCO) bermanfaat bagi kesehatan tubuh, hal ini disebabkan Virgin Coconut
Oil (VCO) mengandung banyak asam lemak rantai menengah (Medium Chain
Fatty Acid / MCFA).
Karakteristik Virgin Coconut Oil(VCO) yaitu tidak berwarna dan
memiliki aroma khas kelapa dan juga memiliki sejumlah sifat fisik yang
menguntungkan. Di antaranya, memiliki kestabilan secara kimia, bisa disimpan
dalam jangka panjang dan tidak cepat tengik, serta tahan terhadap panas.
Komponen utama dari Virgin Coconut Oil (VCO) adalah asam lemak jenuh dan
memiliki ikatan ganda dalam jumlah kecil, Virgin Coconut Oil (VCO) relatif
tahan terhadap panas, cahaya dan oksigen. Kandungan paling besar dalam minyak
kelapa adalah asam laurat.(Hapsari, 2007)

E. Kandungan Asam lemak Minyak Kelapa

7
Minyak kelapa terkandung beberapa asam lemak yang mana komponen
utama didalamnya yaitu Asam Laurat yang merupakan asam lemak jenuh. Asam
laurat dalam minyak kelapa mempunyai jumlah yang paling banyak, sehingga
tahan terhadap ketengikan akibat oksidasi. Selain itu terdapat juga kandungan
asam lemak tak jenuh dalam minyak kelapa. Berikut dapat dilihat komposisi
asam lemak minyak kelapa pada tabel 3.

Tabel 3. Komposisi asam lemak minyak kelapa

F. Karakteristik Minyak Kelapa


Dalam pembuatan minyak kelapa yang berkualitas harus memenuhi
syarat-syarat antara lain:
 kandungan air maksimal 0,5%
 bilangan Iod 8–10 g/100g
 bilangan penyabunan 255–265 mg KOH/g
 bilangan Peroksida maksimal 5,0 mg Oksigen/g

8
 asam lemak bebas maksimal 5%
 Densitas 0,91 – 0,93 gr/ml

G. Ragi
Ragi atau fermen merupakan zat yang dapat menyebabkan fermentasi .
ragi biasanya mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan
media biakan bagi mikroorganisme tersebut. Media biakan ini dapat berbentuk
butiran-butiran kecilatau cairan nutrient. Ragi umumnya digunakan di kalangan
industry makanan untuk membuat makanan dan minuman hasil fermentasi
seperti acar, tempe, tape, roti dan bir. Adapun manfaat ragi diantaranya :

1. Ragi padat, selain dimanfaatkan untuk fermentasi pembuatan tapai terkadang


juga untuk mengempukkan ikan atau membuat pindang bandeng. Dalam
penggunaannya, ragi padat harus dihaluskan sebelum ditaburkan dalam bahan
lainnya.
2. Ragi kering yang terbentuk butiran dan bubuk ini bisa membuat adonan roti
menjadi mengembang, empuk dan lentur. Untuk pemakaiannya, ragi kering
yang bentuknya butiran harus dicampur dengan air hangat dan gula agar
terbentuk ‘adonan biang’ sebelum dicampur dengan adonan tepung. Sedangkan
ragi kering yang bentuknya butiran halus atau ragi instan, cara pemakaiannya
bisa langsung dicampur dalam adonan tepung, gula, air dan bahan lainnya.

Pembuatan minyak secara fermentasi pada prinsipnya adalah


pengrusakan protein yang menyelubungi globula lemak menggunakan
menggunakan enzim enzim proteolitik. Enzim yang dimaksud adalah enzim
yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau tanaman sebagai inokulum. Pada
pembuatan minyak kelapa dengan fermentasi, krim yang didapatkan
dicampurkan dengan laru atau ragi tempe yang mengandung Rhizopus
Oligosporus. Mikroba ini mempunyai kemampuan menghasilkan enzim protease

9
dan lipase yang dapat menghidrolisis minyak dengan didukung oleh kadar air
yang tinggi .
Pembuatan VCO dengan fermentasi memiliki kelebihan dan kekurangan :
1.Kelebihan
a. Berwarna jernih dan beraroma harum khas minyak kelapa.
b. Penggunaan energi yang minimal karena tidak menggunakan bahan
bakar.
c. Pengolahan sederhana dan tidak terlalu rumit.
d. Tingkat ketengikan rendah dan daya simpan lebih lama.
2. Kekurangan
a. Proses fermentasi lama karena membutuhkan waktu 24 jam.

II.2 Metode pembuatan VCO


1. Metode Pemanasan
Metode ini menggunakan pemanasan terkendali. Caranya yakni krim yang
diperoleh dari santan kemudian dimasak dengan wajan pada suhu sedang 60°C-
75°C. Jaga suhu jangan sampai panas berlebihan. Aduk perlahan hingga keluar
minyak. Jika sudah diperoleh minyak, matikan apinya. Pisahkan minyak dari
blondo dengan cara menggunakan serok. Keunggulan menggunakan metode ini
adalah VC0 yang dihasilkan diperoleh dalam waktu yang singkat dibandingkan
metode yang lain.
2. Metode Fermentasi
Cara membuat VCO dengan fermentasi dimulai dari menyiapkan krim santan di
dalam toples dan kemudian tambahkan ragi roti sebanyak l/4 sendok teh (boleh
tanpa menggunakan ragi). Aduk campuran tersebut dan kemudian tutuplah toples.
BiarkanBiarkan (inkubasi) selama 24 jam. Hasilnya adalah terbentuk 3 lapisan
yakni: lapisan atas (minyak), lapisan tengah (blondo), lapisan bawah (air).
3. Metode Pemancingan
Metode pancingan adalah membuat VCO dengan menggunakan VCO yang sudah

10
jadi sebagai pemancing untuk terbentuknya VCO baru. Langkahnya sangat mudah
sekali yakni siapkan krim dan masukkan ke dalam toples kemudian tambahkan 1-
2 sendok makan VCO dan aduk hingga merata. Tutuplah toples kemudian tunggu
selama 24 jam. Hasilnya yakni akan terbentuk 3 lapisan yaitu: lapisan
atas(minyak), lapisan tengah (blondo), lapisan bawah (air).
4. Metode Enzim Daun Pepaya
Daun pepaya mengandung enzim papain yang bisa digunakan untuk membuat
VCO. Siapkan daun pepaya dan iris kecil-kecil. Campurkan irisan daun pepaya
secukupnya dengan krim santan dan msukkan ke dalam toples tertutup. Tunggu
hingga 24 jam sampai terbentuk 3 lapisan. Lapisan atas berupa minyak, lapisan
tengah berupa blondo, dan lapisan bawah berupa air.
5. Metode Enzim Nanas
Nanas mengandung enzim bromelain yang dapat digunakan untuk membuat VCO.
Siapkan buah nanas secukupnya (termasuk bonggol tengahnya) dan kemudian
diparut. Parutan nanas tersebut dicampur dengan krim santan dan taruh di toples
tertutup. Biarkan selama 24 jam hingga terbentuk 3 lapisan.
6. Metode Asam Cuka
Cara membuat VCO dengan pengasaman cukup sederhana. Hanya menambahkan
asam cuka makanan kedalam krim santan. Perbandingannya yakni 200 ml krim
santan dicampur dengan 2 sendok asam cuka. Setelah dicampur dengan cuka,
aduk
hingga merata dan biarkan hingga 24 jam hingga terbentuk 3 lapisan.

11
BAB III
PROSEDUR KERJA
III.1 Alat
1. Parut kelapa
2. Baskom
3. Kain tipis yang bersih
4. Saringan
5. Corong pisah (botol aqua)
6. Wadah botol 100 ml

III.2 Bahan
1. Kelapa tua
2. Air bersih
3. Ragi

III.3 Cara kerja

12
1. Disiapkan kelapa sebanyak 5 biji, pilih kelapa yang memenuhi kriteria
yaitu kelapa tua tidak, tidak memiliki tunas, bersih dan segar. Hindari
menggunakan kelapa yang busuk.
2. Di pisahkan kulit kelapa dari tempurungnya dan pisahnkan bagian isi
kelapa yang berwarna putih, kemudian cuci hingga bersih
3. Diparut isi kelapa ynag telah bersih, boleh diparut secara manual atau
menggunakan mesin
4. Ditambahkan air hangat kemudian remas – remas hingga menghasilkan
santan, saring santan hingga tidak ada lagi santan yang tersisa pada
ampas
5. Di masukan santan kedalam wadah transparan dan tutup bagian atas
dan diamkan 3 jam sampai terbentuk 2 lapisan krim dan air
6. Pisahkan crim vco dan air (buang airnya)

Pembuatan vco dengan metode fermentasi


1. Siapkan crim santan kemudian di tambahkan ragi sebanyak 250 mg
2. Diaduk campuran tersebut ad homogen
3. Di pindahkan kedalam wadah
4. Inkubasi selama 24 jam hingga terbentuk 3 lapisan yaitu lapisan atas
blondo , lapisan tengah minyak dan lapisan bawah berupa air
5. Dipisahkan minyak dari blando dan air menggunakan selang infus
7. Lapisan minyak diambil dan disaring di tampung dalam wadah yang
bersih dan tertutup rapat

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan


Kelapa 5 biji
Air 3 liter
VCO 300 ml
Uji Organoleptik
Panel
is
Pengujian Kesimpulan
1 2 3
Warna Jernih Jernih Jernih Normal
Bau Khas minyak Khas minyak Khas Normal
minyak
Kelapa kelapa
kelapa
Rasa Tidak berasa Tidak berasa Tidak Normal

14
berasa

IV.2 Pembahasan
VCO (Virgin Coconut Oil) merupakan minyak kelapa murni yang dibuat
dengan bahan baku santan. VCO dibuat dengan hasil yang baik, antara lain yaitu
factor kelapa, kelapa yang digunakan akan mempengaruhi hasil dan kejernihan VCO.
Kelapa terlalu muda akan menghasilkan minyak dengan warna yang kurang jernih.
Faktor pengendapan dan pengambilan krim santan, pengambilan krim santan yang
masih tercampur dengan air akan menghasilkan minyak yang juga masih mengandung
air.
Selama proses fermentasi terjadi pemecahan senyawa-senyawa penyusun
emulsi krimsantan. Senyawa karbohidrat dalam krim santan merupakan sumber
karbon bagi bakteri asam laktat yang digunakan sebagai sumber energi dalam
metabolism sel. Pembentukan asam laktat dari karbohidrat menyebabkan penurunan
pH substrat, sehingga dapat menyebabkan protein yang juga sebagai emulsifier pada
krim santan mengalami denaturasi dan penggumpalan.
Pemisahan krim santan yang telah dilakukan pada proses pembuatan VCO
secara fermentasi memperlihatkan hasil yang sesuai harapan, dimana terbukti 3 lapisan
atau berupa blondo (warna putih) , lapisan tengah berupa minyak (VCO) , lapisan
bawah berupa air.
Dari hasil praktikum uji organoleptik VCO telah memenuhi syarat berdasarkan
SNI(Standar Nasional Indonesia) 7381:2008. Warnanya jernih, berbau khas kelapa,
dan tidak berasa.

15
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. VCO dibuat dengan fermentasi di mulai dari menyiapkan santan dalam
wadah dan kemudian tambahkan ragi, lalu diaduk campuran tersebut
kemuadian ditutup wadah. Biarkan (inkubasi) selama 24 jam .hasilnya
adalah terbentuk 3 lapisan yaknik:lapisan atas (minyak), lapisan tengah
(blondo),lapisan bawah(air).
2. Pada uji organoleptik VCO menggunakan panelis, dan telah memenuhi
standar berdasarkan SNI(Standar Nasional Indonesia) 7381:2008.
Warnanya jernih, berbau khas kelapa, dan tidak berasa.
V.2 Saran
Sebaiknya alat-alat dilaboratorium lebih dilengkapi lagi agar praktikum

16
dapat berjalan dengan lancar dan semua jenis pengujian bisa dilaksanakan demi
terciptanya suatu produk yang siap untuk dipasarkan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI 3746-2008 : Syarat Mutu Selai Buah. Badan
Standarisasi Nasional. Jakarta.
Hapsari, N. 2007, "Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Dengan Metode Sentrifugasi”,
Jurnal, Teknik Kimia UPN Veteran, Surabaya.
https://id.scribd.com/doc/189216092/SNI-7381-2008-Minyak-Kelapa-Virgin-VCO
https://www.dosenpendidikan.co.id/ragi-adalah/
Silalahi, J., dan Nurbaya, S. 2011. Aterogenisitas dari Minyak dan Lemak didalam Makanan.
Prosiding Seminar Nasional Biologi. FMIPA Universitas Sumatera Utara. Medan :
USU Press. Hal. 290-302.
Sutarmi, Hartin. 2005. Taklukkan Penyakit dengan VCO (Virgin Coconut Oil). Jakarta :

17
Penebar Swadaya
Tim dosen. 2020. Modul praktikum teknologi bahan alam. Akademi farmasi yamasi makassar
Widayat, Suherman & Haryani, K. 2006. Optimasi Proses Adsorbsi Minyak Goreng Bekas
Dengan Adsorbent Zeolit alam: Studi Pengurangan Bilangan Asam. Jurnal Teknik
Gelagar, 17, 77 – 82.
Warisno, 2003, “Budi Daya Kelapa Genjah”, Kanisius, Yogyakarta, hal 15-16.
www.healtycareinformation.com , 2007, Sekilas Virgin Coconut Oil.
www.situshijau.co.id , 2008, Kelapa Muda Pulihkan Stamina.

LAMPIRAN
1. SKEMA KERJA

Siapkan alat dan bahan (kelapa yang sudah di parut )

Kelapa yang sudah di parut di tambahkan 3 liter air


hangat

Peras dan saring kelapa sampai menghasilkan santan

Masukan santan kedalam wadah transparan dan tutup


bagian atas dan diamkan 3 jam sampai terbentuk 2
lapisan

18
Pisahkan crim vco dan air (buang airnya)

Tambahkan ragi pada crim vco lalu aduk sampai


merata lalu pindahkan ke dalam wadah

Inkubasi selama 24 jam hingga terbentuk 3


lapisan yaitu lapisan atas blando , lapisan tengah
minyak dan lapisan bawah berupa air

pisahkan minyak dari blando dan air


menggunakan selang infus Lapisan minyak
diambil dan disaring lalu di tampung dalam
wadah yang bersih dan tertutup rapat .

2. PERHITUNGAN
Kelapa : 5 buah

Air : 3 liter

Perbandingan kelapa dan air = 2,5 : 1,5

Jadi kelapa 2,5 buah + 2,5 buah = 5 buah

Air hangat 1,5 liter + 1,5 liter = 3 liter

3. PENYIAPAN ALAT

19
4. PROSES PEMBUATAN
a) Pembuatan santan

20
b) Proses pengendapan

c) Proses pemisahan blondo dengan minyak

21
5. UJI ORGANOLEPTIK

6. SEDIAAN JADI

22
7. KEMASAN

23

Anda mungkin juga menyukai