Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN AKHIR

PRODUK LIP BALM EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia


sappan L.)
“CAESA LIP BALM”

Dosen Pengampu

Apt. DYAH AYU KUSUMARATNI, M. Farm

Oleh

Kelompok 2

1. INAYAH DIAN WULANDARI 10119082


2. INDAH PERMATASARI 10119083
3. INDRIA PERMATASARI 10119085
4. INDRIAN KHUROTUN A'YUNI 10119086
5. INTAN RAHMADHANI 10119087
6. ISAURA CANDA MUKTI 10119088
7. ITAUL MASARROH 10119089
8. JELITA NINGLULUS PRABANDARI 10119090
9. JINANI FIRDAUSI PUTRI 10119091
10. KHARISMA WIDYA NINGSIH 10119092

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat-
Nya yang selama ini kita dapatkan, yang memberi hikmah dan yang paling
bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga kami dapat menyelesaikan
proposal dengan judul “Lip Balm Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan
L.)” ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan
proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh
Bapak/Ibu dosen pada mata kuliah praktikum kewirausahaan.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang


sebesar-besarnya kepada ibu Apt. Dyah Ayu Kusumaratni, M. Farm selaku dosen
pengampu mata kuliah praktikum kewirausahaan yang telah memberikan arahan
dan bimbingan kepada kami selama proses penyelesaian proposal ini. Dan kami
juga berterimaksih berkat kerjasama dari semua pihak, akhirnya kami dapat
menyelesaikan proposal ini.

Dalam penyusunan proposal ini, kami mengalami kesulitan dan kami


menyadari dalam penulisan proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak demi perbaikan pada proposal selanjutnya. Harapan kami semoga
proposal ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain pada
umumnya.

Kediri, 8 Januari 2022

Penyusun

(Kelompok 2)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2

1.3 Tujuan............................................................................................................3

BAB II TELAAH PUSTAKA...............................................................................4

2.1 Pengertian dan Manfaat Lip Balm.................................................................4

2.2 Alasan Pemilihan Bahan Aktif......................................................................4

2.3 Ekstraksi........................................................................................................5

2.4 Metode Ekstraksi Padat Cair.........................................................................7

2.4.1 Ekstraksi cara dingin..............................................................................7

2.4.2 Ekstraksi cara panas................................................................................8

BAB III METODE...............................................................................................10

3.1 Tempat dan Waktu......................................................................................10

3.2 Bahan...........................................................................................................10

3.3 Metode Peninjauan......................................................................................10

3.3.1 Metode ekstraksi kayu secang..............................................................10

3.3.2 Metode pembuatan Sediaan Lip Balm Ekstrak Kayu Secang..............11

3.3.3 Uji stabilitas fisik..................................................................................12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................14

4.1 Presentase dan Diskusi................................................................................14

4.2 Tinjauan Praktikum.....................................................................................19

4.2.1 Gambaran Umum Rencana Usaha........................................................19

4.2.2 Analisis Keuangan...............................................................................25

ii
BAB V PENUTUP................................................................................................30

5.1 Kesimpulan..................................................................................................30

5.2 Saran............................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31

LAMPIRAN..........................................................................................................33

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kosmetik tidak lepas dari kehidupan manusia, terutama


kosmetik dekoratif yang banyak diminati kaum wanita. Lip balm merupakan
salah satu kosmetik dekoratif yang digunakan untuk memperindah bibir.
Manfaat menggunakan lip balm untuk bibir adalah mengatur
kelembaban bibir. Masalah pada bibir yang biasanya muncul adalah
bibir pecah-pecah atau bibir kering hingga keluar darah, bisa jadi ini karena
kekurangan air dari dalam tubuh yang menyebabkan bibir kering. Atau
malah dari lip balm yang digunakan mengandung bahan kimia yang
malah akan merusak permukaan bibir.

Kualitas fisik lip balm merupakan faktor yang harus dipenuhi


sebelum sediaan lip balm dipasarkan ke konsumen. Dalam formulasi lip
balm terdapat basis utama, antara lain lilin yang memberikan kekakuan.
Lilin yang banyak digunakan pada sediaan kosmetik yaitu beeswax.
Beeswax adalah jenis lilin yang sering digunakan pada sediaan kosmetik,
beeswax mempunyai sifat sebagai pengikat yang baik, dimana membantu
untuk menghasilkan massa yang homogen. Beeswax mempunyai sifat
retensi minyak yang baik dimana berperan sebagai pengikat untuk
bergabung bersama komponen yang berbeda dalam formulasi dan dapat
memperbaiki struktur lip balm. Beeswax pada lip balm dapat membentuk lip
balm menjadi lebih keras, konsistensinya tidak meningkat karena
pengadukan dan dapat menghambat edukasi minyak. Beeswax memiliki
titik lebur 61-66oC, selain mudah dibentuk juga dapat stabil
mempertahankan bentuknya. Beeswax juga dapat dijadikan sebagai
pengawet alami. Selain itu beeswax lebih aman digunakan sebagai pengeras
dalam lip balm karena tidak menyebabkan iritasi. Namun penggunaan
beeswax yang terlalu besar dapat menghasilkan lip balm yang agak tumpul,
tidak rata permukaannya dan kasar.

1
Kami mengambil judul lip balm dengan ekstrak kayu secang
(Caesalpinia sappan L.) dikarenakan pada saat ini masyarakat sedang
gemar dengan kosmetik berbahan alami terutama pada pelembab bibir.
Masyarakat mulai sadar akan bahaya akibat penggunaan bahan kimia.
Sehingga banyak dari mereka yang mulai beralih mengkonsumsi bahan
organik khususnya untuk kosmetik yang digunakan untuk pelembab bibir.
Kayu secang (Caesalpinia sappan L.) memiliki kandungan kimia
diantaranya yaitu asam galat, tanin, resin, resorsin, brazilin, brazilein, d-α-
phellandrene, oscimene, dan minyak atsiri. Brazilein termasuk ke dalam
golongan flavonoid sebagai homoisoflavonoid. Pigmen brazilein dapat
berfungsi sebagai analgesic, antiinflamasi antioksidan, antidiabetes,
antimikroba. Kayu secang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan yaitu
sebagai antivirus, antikanker, antiinflamasi, antitumor, antidiabetik,
antiinflamasi. Dari uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
studi formulasi sediaan lip balm menggunakan ekstrak kayu secang dengan
menggunakan konsentrasi beeswax yaitu 5%, 10%, dan 15%. Tujuan dari
penelitian ini yaitu mengetahui formulasi sediaan lip balm dengan bahan
aktif ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dan stabilitas fisik
sediaan lip balm dengan bahan aktif ekstrak kayu secang (Caesalpinia
sappan L.).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan manfaat sediaan lip balm ?

2. Apa alasan pemilihan kayu secang sebagai bahan aktif dalam pembuatan
sediaan lip balm ?

3. Apa saja bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan sediaan lip balm ?

4. Metode apa yang digunakan dalam proses pembuatan sediaan lip balm ?

5. Bagaimana proses pembuatan sediaan lip balm ?

6. Uji apa saja yang perlu dilakukan untuk mengetahui stabilitas lip balm ?

2
7. Apakah lip balm kayu secang sudah bisa dipasarkan secara luas?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan manfaat sediaan lip balm.

2. Untuk mengetahui alasan pemilihan kayu secang sebagai bahan aktif


dalam pembuatan sediaan lip balm.

3. Untuk mengetahui bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan sediaan lip


balm.

4. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam proses pembuatan


sediaan lip balm.

5. Untuk mengetahui proses pembuatan sediaan lip balm.

6. Untuk mengetahui uji dilakukan untuk mengetahui stabilitas lip balm.

7. Untuk mengetahui lip balm kayu secang sudah bisa dipasarkan secara
luas atau belum.

3
BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Manfaat Lip Balm

Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk


digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir
dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut
terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan
memperbaiki bau badan atau melindungi dan memelihara tubuh pada
kondisi baik (BPOM RI, 2011).

Lip balm adalah formulasi yang diterapkan ke bibir untuk


mencegah pengeringan dan melindungi terhadap faktor lingkungan yang
merugikan. Lipstik dan lip balm memiliki kemiripan, bahan utama lipstick
adalah asam lemak seperti lilin, minyak, dan mentega yang memberikan
konsistensi dan bekerja sebagai emolien dalam formulasi. Namun ada
perbedaan yang signifikan diantara lipstick dan lip balm, terutama mengenai
fungsi dimana lipstick digunakan untuk memberikan warna pada bibir
sedangkan lip balm memberikan perlindungan (Fernandes, dkk., 2013).

Pada umumnya lip balm tidak berwarna atau berwarna bening.


Namun seiring perkembangan jaman sekarang lip balm banyak dibuat
dengan bermacam-macam varian warna dan bentuk untuk menarik minat
masyarakat. Lip balm dapat dibuat dengan pewarna alami maupun sintetik.
Namun mengingat banyaknya pewarna sintetik yang tidak aman dan
membawa dampak lebih buruk pada bibir, maka pemilihan pewarna alami
lebih diutamakan karena dianggap lebih aman dibanding pewarna sintetik.

2.2 Alasan Pemilihan Bahan Aktif

Ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) hasil penapisan


mengandung lima senyawa aktif yang terkait dengan flavonoid baik sebagai
antioksidan primer maupun antioksidan sekunder (Safitri, 2002). Telah

4
diketahui ternyata flavonoid yang terdapat dalam ekstrak kayu secang
memiliki sejumlah kemampuan yaitu dapat meredam atau menghambat
pembentukan radikal bebas hidroksil, anion superoksida, radikal peroksil,
radikal alkoksil, singlet oksigen, hidrogen peroksida (Miller, 2002).

Pemilihan kayu secang sebagai bahan aktif dari lip balm sendiri
karena kayu secang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan yaitu sebagai
antivirus, antikanker, antiinflamasi, antitumor, antidiabetik, antiinflamasi.
Menurut Hariana (2006) kandungan kimia kayu secang adalah brazilin.
Brazilin adalah golongan senyawa yang memberi warna merah pada secang
dengan struktur C6H14O5 dalam bentuk kristal. Brazilin diduga mempunyai
efek anti-inflamasi dan anti bakteri (Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli). Menurut Moon dkk (1992), berdasarkan aktivitas antioksidannya,
brazilin mempunyai efek melindungi tubuh dari keracunan akibat radikal
kimia. Selanjutnya Lim dkk (1997), membuktikan bahwa indeks
antioksidatif dari ekstrak kayu secang lebih tinggi daripada antioksidan
komersial (BHT atau BHA). Peneliti lain mengungkapkan bahwa brazilin
diduga mempunyai efek anti-inflamasi (Winarti dan Nurdjanah, 2005).

2.3 Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya


dengan menggunakan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat
mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.
Secara garis besar, proses pemisahan secara ekstraksi terdiri dari tiga
langkah dasar yaitu :

1. Penambahan sejumlah massa pelarut untuk dikontakkan dengan


sampel, biasanya melalui proses difusi.

2. Zat terlarut akan terpisah dari sampel dan larut oleh pelarut
membentuk fase ekstrak.

5
3. Pemisahan fase ekstrak dengan sampel (Wilson, et al., 2000).

Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan kandungan senyawa


kimia dari jaringan tumbuhan ataupun hewan dengan menggunakan penyari
tertentu. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan cara
mengekstraksi zat aktif dengan menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian, hingga memenuhi baku yang ditetapkan
(Depkes RI 1995).

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan


sifat tertentu, terutama kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut
yang berbeda. Pada umumnya ekstraksi dilakukan dengan menggunakan
pelarut yang didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain
dalam campuran, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Bahan yang
akan diekstrak biasanya berupa bahan kering yang telah dihancurkan,
biasanya berbentuk bubuk atau simplisia (Sembiring, 2007).

Tujuan ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik komponen


kimia yang terdapat pada bahan alam. Bahan-bahan aktif seperti senyawa
antimikroba dan antioksidan yang terdapat pada tumbuhan pada umumnya
diekstrak dengan pelarut. Pada proses ekstraksi dengan pelarut, jumlah dan
jenis senyawa yang masuk kedalam cairan pelarut sangat ditentukan oleh
jenis pelarut yang digunakan dan meliputi dua fase yaitu fase pembilasan
dan fase ekstraksi. Pada fase pembilasan, pelarut membilas komponen-
komponen isi sel yang telah pecah pada proses penghancuran sebelumnya.
Pada fase ekstraksi, mula-mula terjadi pembengkakan dinding sel dan
pelonggaran kerangka selulosa dinding sel sehingga pori-pori dinding sel
menjadi melebar yang menyebabkan pelarut dapat dengan mudah masuk
kedalam sel. Bahan isi sel kemudian terlarut ke dalam pelarut sesuai dengan
tingkat kelarutannya lalu berdifusi keluar akibat adanya gaya yang
ditimbulkan karena perbedaan konsentrasi bahan terlarut yang terdapat di
dalam dan di luar sel (Voigt, 1995).

6
Ekstraksi secara umum dapat digolongkan menjadi dua yaitu
ekstraksi padat cair dan ekstraksi cair-cair. Pada ekstraksi cair-cair, senyawa
yang dipisahkan terdapat dalam campuran yang berupa cairan, sedangkan
ekstraksi padat-cair adalah suatu metode pemisahan senyawa dari campuran
yang berupa padatan (Anonim, 2012).

2.4 Metode Ekstraksi Padat Cair

Metode ekstraksi berdasarkan ada tidaknya proses pemanasan


dapat dibagi menjadi dua macam yaitu ekstraksi cara dingin dan ekstraksi
cara panas (Hamdani, 2009):

2.4.1 Ekstraksi cara dingin

a. Maserasi

Pada pembuatan lip balm ini menggunakan metode


Ekstraksi Maserasi. Maserasi merupakan metode ekstraksi
dengan menggunakan pelarut diam atau dengan adanya
pengadukan beberapa kali pada suhu ruangan. Metode ini
dapat dilakukan dengan cara merendam bahan dengan sekali-
sekali dilakukan pengadukan. Pada umumnya perendaman
dilakukan selama 24 jam, kemudian pelarut diganti dengan
pelarut baru. Maserasi juga dapat dilakukan dengan
pengadukan secara sinambung (maserasi kinetik). Kelebihan
dari metode ini yaitu efektif untuk senyawa yang tidak tahan
panas (terdegradasi karena panas), peralatan yang digunakan
relatif sederhana, murah, dan mudah didapat. Namun metode
ini juga memiliki beberapa kelemahan yaitu waktu ekstraksi
yang lama, membutuhkan pelarut dalam jumlah yang banyak,
dan adanya kemungkinan bahwa senyawa tertentu tidak dapat
diekstrak karena kelarutannya yang rendah pada suhu ruang
(Sarker, S.D., et al, 2006).

7
b. Perkolasi

Perkolasi merupakan metode ekstraksi dengan bahan


yang disusun secara unggun dengan menggunakan pelarut
yang selalu baru sampai prosesnya sempurna dan umumnya
dilakukan pada suhu ruangan. Prosedur metode ini yaitu bahan
direndam dengan pelarut, kemudian pelarut baru dialirkan
secara terus menerus sampai warna pelarut tidak lagi berwarna
atau tetap bening yang artinya sudah tidak ada lagi senyawa
yang terlarut. Kelebihan dari metode ini yaitu tidak diperlukan
proses tambahan untuk memisahkan padatan dengan ekstrak,
sedangkan kelemahan metode ini adalah jumlah pelarut yang
dibutuhkan cukup banyak dan proses juga memerlukan waktu
yang cukup lama, serta tidak meratanya kontak antara padatan
dengan pelarut (Sarker, S.D., et al, 2006).

2.4.2 Ekstraksi cara panas

Pada metode ini melibatkan pemanasan selama proses


ekstraksi berlangsung. Adanya panas secara otomatis akan
mempercepat proses ekstraksi dibandingkan dengan cara dingin.
Beberapa jenis metode ekstraksi cara panas, yaitu:

a. Ekstraksi refluks

Ekstraksi refluks merupakan metode ekstraksi yang


dilakukan pada titik didih pelarut tersebut, selama waktu dan
sejumlah pelarut tertentu dengan adanya pendingin balik
(kondensor). Pada umumnya dilakukan tiga sampai lima kali
pengulangan proses pada rafinat pertama. Kelebihan metode
refluks adalah padatan yang memiliki tekstur kasar dan tahan
terhadap pemanasan langsung dapat diekstrak dengan metode
ini. Kelemahan metode ini adalah membutuhkan jumlah
pelarut yang banyak ( Irawan, B., 2010).

8
b. Ekstraksi dengan alat Soxhlet

Ekstraksi dengan alat soxhlet merupakan ekstraksi


dengan pelarut yang selalu baru, umumnya dilakukan
menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi konstan
dengan adanya pendingin balik (kondensor). Pada metode ini,
padatan disimpan dalam alat soxhlet dan dipanaskan,
sedangkan yang dipanaskan hanyalah pelarutnya. Pelarut
terdinginkan dalam kondensor, kemudian mengekstraksi
padatan. Kelebihan metode soxhlet adalah proses ekstraksi
berlangsung secara kontinu, memerlukan waktu ekstraksi
yang lebih sebentar dan jumlah pelarut yang lebih sedikit bila
dibandingkan dengan metode maserasi atau perkolasi.
Kelemahan dari metode ini adalah dapat menyebabkan
rusaknya solute atau komponen lainnya yang tidak tahan
panas karena pemanasan ekstrak yang dilakukan secara terus
menerus (Sarker, S. D., et al., 2006; Prashant Tiwari, et al.,
2011).

9
BAB III

METODE

3.1 Tempat dan Waktu

Tempat : Rumah Anggota Kelompok

Waktu : 5 Desember 2021

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah serbuk Kayu secang (Caesalpinia


sappan L.) yang didapat dari Materia Medika Batu Malang, beeswax,
kaolin, olive oil, metil paraben, setil alkohol, dan essence strawberry, HCl 2
M, NaOH 2M, larutan mayer dragendrof, anhidrat asetat pekat, n-heksana,
asam asetat anhidrat, H2SO4 pekat.

Alat yang digunakan adalah timbangan analitik digital, sendok


tanduk, cawan porselin, mortir dan stamper, beaker glass, sudip, batang
pengaduk, pot lipbalm, penangas air, penjepit kayu, pipet tetes, kertas
saring, tabung reaksi dan raknya.

3.3 Metode Peninjauan

3.3.1 Metode ekstraksi kayu secang

Pertama ditimbang serbuk secang sebanyak 1000 gram


kemudian dimasukkan ke dalam wadah berwarna gelap dan
ditambahkan etanol 96% sebanyak 7,5 liter hingga simplisia
terendam sempurna. Simplisia diaduk rata kemudian bejana ditutup
rapat. Proses maserasi dilakukan selama 5x24 jam dengan beberapa
kali pengadukan dan diletakkan ditempat yang terhindar dari sinar
matahari. Maserat yang dihasilkan kemudian disaring
menggunakan kertas saring dengan bantuan pompa vacum untuk

10
memisahkan dari filtratnya. Filtrat yang dihasilkan diuapkan
menggunakan waterbath.

3.3.2 Metode pembuatan Sediaan Lip Balm Ekstrak Kayu Secang

Formulasi pembuatan sediaan lip balm ekstrak kayu secang:

No Nama Fungsi Formula Jumlah


Bahan Tiap
Produk
1. Ekstrak Bahan aktif 5% 5%
×
30,03 %
kayu secang
10 gram =
1,67 gram
2. Beeswax Basis 4% 5%
×
30,03 %
10 gram =
1,67 gram
3. Setil alkohol Pengental 10% 10 %
×
30,03 %
10 gram =
3,33 gram
4. Kaolin Pemberi 3% 3%
×
30,03 %
tekstur
10 gram =
0,99 gram
5. Metil Pengawet 0,03% 0,03 %
×
30,03 %
paraben
10 gram =
0,01gram
6. Olive oil Emolien 7% 7%
×
30,03 %
10 gram = 2
gram
7. Essence Pengaroma 1% 1%
×
30,03 %
strawberry
10 gram =

11
0,33 gram
Total 30,03% 10,01 gram
~ 10 gram

Cara pembuatan sediaan lip balm ekstrak kayu secang:

1) Disiapkan mortir panas terlebih dahulu

2) Selanjutnya beeswax dan setil alkohol dimasukkan cawan


penguap dan dilebur di penangas air dengan suhu 70ºC.

3) Bahan yang sudah dilebur dipindahkan ke mortir panas dan


diaduk hingga homogen.

4) Metil paraben dimasukkan sedikit demi sedikit dan diaduk


hingga homogen.

5) Kaolin dimasukkan sedikit demi sedikit dan diaduk hingga


homogen.

6) Selanjutnya olive oil dan ekstrak kental kayu secang


dimasukkan ke dalam basis dan diaduk hingga homogen.

7) Selanjutnya dimasukkan essence strawberry dan diaduk hingga


homogen.

3.3.3 Uji stabilitas fisik

a. Uji Organoleptis

Uji organoleptis adalah suatu pengujian dengan menggunakan


indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya
penerimaan terhadap suatu sediaan. Macam-macam uji yang
dilakukan yaitu dengan melihat warna, rasa, bau, dan bentuk.

12
b. Uji Homogenitas

Prosedur dalam uji homogenitasnya yaitu : mengoleskan 1


gram sediaan lip balm ekstrak kayu secang pada kaca objek,
lalu diamati partikel yang kasar dengan cara diraba dan sediaan
harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat
adanya butir-butir kasar.

c. Uji Iritasi

Teknik yang dilakukan dalam uji iritasi yaitu uji temple


terbuka. Prosedur dalam uji tempel terbuka yaitu dilakukan
dengan mengoleskan sediaan pada lokasi lekatan dengan luas
tertentu (2.5 x 2.5 cm), dibiarkan terbuka dan diamati apa yang
terjadi. Uji ini dilakukan sebanyak 3 kali sehari selama dua
hari berturut-turut.

d. Uji Kelembaban Sediaan

Pengujian dilakukan pada daerah bibir dengan


membandingkan keadaan bibir sebelum dan sesudah
pemakaian sediaan dengan nilai parameter kelembaban.
Pengukuran kondisi bibir dilakukan setiap hari selama 7 hari
dengan pemberian sediaan lip balm setiap hari secara rutin
pagi dan malam hari.

13
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Presentase dan Diskusi

Lip balm adalah salah satu bagian dari kosmetik. Kosmetik adalah
sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia
atau gigi dan membrane mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
mewangikan, mengubah penampilan dan memperbaiki bau badan atau
melindungi dan memelihara tubuh pada kondisi baik. Lip balm adalah
formulasi yang diterapkan ke bibir untuk mencegah pengeringan dan
melindungi terhadap faktor lingkungan yang merugikan. Umumnya lip balm
tidak berwarna atau berwarna bening.

Pemilihan kayu secang sebagai bahan aktif dari lip balm karena
kayu secang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan yaitu sebagai
antivirus, anti-kanker, anti-inflamasi, anti-tumor, dan anti-diabetic. Kayu
secang memiliki kandungan kimia brazilin. Brazilin adalah golongan
senyawa yang memberi warna merah pada secang dengan struktur
C6H14O5 dalam bentuk kristal. Brazilin diduga memiliki efek antiinflamasi
dan antibakteri. Brazilin juga memiliki efek antioksidan, yaitu melindungi
tubuh dari keracunan akibat radikal kimia. Menurut Lim dkk (1997) juga
membuktikan bahwa indeks antioksidatif dari ekstrak kayu secang lebih
tinggi daripada antioksidan komersial (BHT atau BHA).

Proses produksi lip balm ekstrak kayu secang dimulai pada minggu
pertama tanggal 5 Desember 2021. Pada minggu pertama ini, kami
melakukan pembentukan dan koordinasi tim, pengumpulan dana, alat, dan
bahan, serta preparasi bahan aktif yaitu pembuatan ekstrak kayu secang.
Pada tahap pembentukan dan koordinasi tim, kami membentuk 3 tim yaitu
tim pengumpulan dana yang terdiri dari 2 anggota, tim pengumpulan alat
yang terdiri dari 4 anggota, dan tim pengumpulan bahan yang terdiri dari 4
anggota.

14
Proses ekstraksi kayu secang menggunakan metode maserasi yang
merupakan proses penyarian dengan cara merendam sampel menggunakan
pelarut sampai dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada
suhu ruang. Berdasarkan dari hasil penelitian diperoleh nilai rendemen
ekstrak kayu secang sebesar 8,2% dengan berat 82 gram. Ekstrak kayu
secang (Caesalpinia sappan L.) dapat berfungsi sebagai pewarna alami
dan sebagai antioksidan. Tanaman kayu secang mengandung senyawa
brazilein, terpenoid, triterpenoid, saponin, alkaloid dan flavonoid.

Pada minggu kedua tanggal 12 Desember 2021, dilanjutkan dengan


pembuatan sampel dan uji mutu fisik produk dilanjutkan dengan evaluasi.
Berikut merupakan bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan sampel
produk lip balm ekstrak kayu secang:

Bahan Fungsi Formula

Ekstrak kayu secang Bahan aktif 5%

Beeswax Basis 5%

Setil alkohol Pengental 10%

Kaolin Pemberi tekstur 4%

Metil paraben Pengawet 0.03%

Olive oil Emolien 6%

Essence strawberry Pengaroma 1%

Konsentrasi ekstrak kayu secang yang digunakan adalah 5% karena


memiliki kadar antioksidan tertinggi. Basis yang digunakan dalam
pembuatan lip balm ini adalah beeswax. Basis lilin berperan penting
terhadap kekerasan lip balm dengan batas maksimum penggunaan dalam
suatu formula adalah 5-20%.
Pada pengujian organoleptis sediaan lip balm, formula lip balm
memiliki tekstur padat dan halus serta memiliki warna ungu kemerahan dan
aroma khas strawberry. Warna ungu kemerahan yang dihasilkan ini berasal

15
dari kayu secang yang teroksidasi dan menghasilkan senyawa brazilein
berwarna merah keunguan. Berdasarkan hasil uji stabilitas sediaan, sediaan
lip balm yang dibuat telah memenuhi syarat karena tidak terdapat adanya
perubahan pada tekstur, warna, dan aroma pada sediaan lip balm.
Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah
pencampuran masing-masing komponen bahan dalam pembuatan lip balm
telah merata atau tidak dan melihat sediaan lip balm tersebut homogen atau
terdapat butiran kasar. Hasil uji homogenitas sebelum dan sesudah stabilitas
dipercepat tidak menunjukkan adanya partikel kasar pada sediaan lip balm
sehingga dapat diartikan bahwa sediaan tersebut homogen.
Hasil uji iritasi dari pemakaian sediaan lip balm, panelis tidak
menunjukkan adanya tanda iritasi seperti kemerahan, gatal-gatal, ataupun
bengkak, karena sediaan lip balm memiliki nilai pH 5 yang sesuai dengan
pH kulit 4,5-6,5 sehingga aman untuk digunakan dan tidak menimbulkan
iritasi sehingga sediaan lip balm aman untuk digunakan.

Tabel. Uji Iritasi Sediaan Lip balm Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia
sappan L)

Panelis
Reaksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Eritema - - - - - - - - - -

Eritema dan papula - - - - - - - - - -

Eritema, papula dan vesikula - - - - - - - - - -

Eritema dan vesikula - - - - - - - - - -

Keterangan :

- = Tidak ada reaksi

+ = Eritema

++ = Eritema dan papula

16
+++ = Eritema dan vesikula

+++ = Eritema, papula dan vesikula

Uji kelembaban dilakukan dengan membandingkan keadaan bibir


sebelum dan sesudah pemakaian sediaan. Kemungkinan, kelembaban
berasal dari pengaruh ekstrak kayu secang dan olive oil. Dengan adanya
antioksidan yang terdapat pada kayu secang dapat berfungsi sebagai
penangkap efek buruk dari radikal bebas yang menyebabkan kerusakan
kulit seperti kering, kusam, pecah-pecah, dan tidak lembab. Namun, pada
percobaan pembuatan sampel produk lip balm ekstrak kayu secang ini
masih belum didapatkan hasil yang sesuai karena kelembaban masih
kurang dan tekstur masih terlalu padat.
Pada minggu ketiga tanggal 19 Desember 2021, dilakukan
pembuatan sampel produk lagi untuk menemukan formula yang sesuai
yang dilanjutkan dengan evaluasi produk. Pada minggu ini kami
melakukan modifikasi bahan sebanyak 5 kali guna mendapatkan formula
yang sesuai yaitu semi padat dan lembab. Akhirnya, setelah dilakukan 5
kali percobaan, pada percobaan ke 5 didapatkan formulasi yang mendekati
dengan hasil yang diharapkan dengan tekstur masih sedikit padat namun
sudah lebih mudah untuk diaplikasikan dan kelembaban serta warna yang
sudah sesuai yaitu ungu kemerahan. Pada saat produk diaplikasikan di
bibir juga memberikan warna pink yang natural dan terasa lembab.
Pada minggu keempat tanggal 25 Desember 2021, kami melakukan
kegiatan pembuatan produk massal untuk dijual, evaluasi produk, dan juga
promosi produk. Pada minggu ini, kami melakukan modifikasi formulasi
kembali dikarenakan percobaan pembuatan produk pada minggu ketiga
teksturnya masih sedikit padat. Berikut formulasi yang pada akhirnya kami
dapatkan sesuai dengan hasil yang diinginkan.

Bahan Fungsi Formula

17
Ekstrak kayu secang Bahan aktif 5%

Beeswax Basis 5%

Setil alkohol Pengental 10%

Kaolin Pemberi tekstur 3%

Metil paraben Pengawet 0.03%

Olive oil Emolien 7%

Essence strawberry Pengaroma 1%

Namun, pada pembuatan produk lip balm pada minggu ini, warna
yang dihasilkan sedikit berbeda dari sebelumnya, yang produk sebelumnya
berwarna ungu kemerahan, namun pada produk kali ini berwarna orange
kecoklatan dikarenakan proses maserasi ekstrak kayu secang yang kurang
lama. Selanjutnya, setelah produk berhasil dibuat, kami melakukan
promosi baik offline maupun online. Secara offline, kami mempromosikan
produk kepada teman, tetangga, dan keluarga terdekat. Dan secara online
kami mempromosikan melalui akun Instagram official @Caesabalm dan
juga akun Instagram pribadi masing-masing anggota kelompok.
Pada minggu kelima tanggal 2 Januari 2022, kami melakukan
promosi dan distribusi produk kepada konsumen yang telah melakukan
pembelian pada produk kami. Kegiatan promosi masih tetap sama yaitu
dilakukan secara offline kepada teman, tetangga, dan keluarga terdekat.
Dan secara online melalui Instagram official @Caesabalm dan Instagram
pribadi masing-masing anggota kelompok. Proses distribusi dilakukan
dengan menyerahkan secara langsung kepada pembeli.
Pada minggu keenam tanggal 9 Januari 2022, kami melakukan
evaluasi usaha terhadap produk caesa lipbalm. Produk lipbalm kami
memiliki kelebihan yaitu aroma strawberry yang menyegarkan dan apabila
diaplikasikan dapat melembabkan bibir. Namun, setelah masa
penyimpanan yang tidak lama produk lipbalm kami mengalami perubahan
tekstur menjadi sedikit padat. Hal ini menunjukkan bahwa produk lipbalm

18
tidak stabil selama masa penyimpanan Dengan demikian, produk caesa
lipbalm ini masih belum layak apabila dipasarkan secara luas.

4.2 Tinjauan Praktikum

4.2.1 Gambaran Umum Rencana Usaha


Lip balm ekstrak kayu secang yang telah diproduksi akan
dipasarkan dan dikemas dengan tube. Pengemasan disini dilakukan
karena memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia usaha,
karena pengemasan tidak sekedar memberi wadah dari produk yang
dihasilkan, namun lebih pada pengembanan muatan misi dalam
rangka persaingan pasar dan juga peningkatan penjualan. Fungsi
kemasan tidak sebatas digunakan sebagai pelindung produk
melainkan juga sangat mendukung terjaganya kualitas produk serta
adanya peningkatan kelas penampilan yang baik. Jenis bahan
kemasan yang digunakan adalah lip balm container ukuran 10 gr.
Selain itu, pada kemasan juga akan diberi label, sehingga mudah
dicari ketika dibutuhkan. Label juga berfungsi sebagai jaminan atas
kualitas produk, sarana untuk merk dagang, logo perusahaan, nama
dan alamat perusahaan, dan berat atau volume produk. Hal ini
dilirik sebagai peluang pasar pengembangan usahanya yang dalam
tataran teknis pemenuhan kebutuhan hidup.

- Nama usaha

Nama usaha adalah hal yang sangat penting dan diperlukan


supaya produk kita mudah diingat dan dikenal oleh semua orang
khususnya target konsumen kita. Untuk usaha ini, penulis
memberikan nama “Caesa Lip balm”.
- Target pasar

Peluang pasar untuk produk lip balm ini sangatlah besar.


Melihat budaya masyarakat yang konsumtif dan peluang pasar
yang menjanjikan. Selain itu daya beli konsumen terhadap
produk ini cukup bervariasi dari konsumen elite hingga

19
konsumen menengah bawah. Produk ini dapat digunakan oleh
semua golongan karena harganya yang relatif terjangkau serta
memiliki nilai kepuasan yang tinggi. Metode pemasaran “Caesa
lip balm” ini adalah dengan membuat para konsumen merasa
puas. Sasaran pasar produk lip balm ini utamanya adalah
mahasiswa kampus Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata dan
semua remaja perempuan ataupun laki-laki. Tempat
penjualannya pertama akan dilakukan di kampus dan secara
online melalui media sosial (Instagram, whatsapp, facebook,
twitter, dan lain-lain), selebihnya jika berkembang akan
dipasarkan di toko kosmetik, perusahaan kosmetik, bahkan
supermarket terdekat.
- Strategi pemasaran

Strategi pemasaran lip balm ekstrak kayu secang dilakukan


dengan metode pemasaran yang baik dan tepat sasaran. Ada 4
(empat) metode pembauran pemasaran (marketing mix) untuk
lebih mensukseskan penjualan, diantaranya adalah:
a. Promotion

Untuk meningkatkan nilai penjualan lip balm ini maka


diperlukan adanya promosi. Bentuk promosi yang dilakukan
adalah dengan menggunakan sarana online dengan
mengshare brosur lewat media sosial ataupun dengan cara
offline menggunakan pamflet dan penyebaran brosur cetak.
Berikut cara membuat pamphlet:

1. Mengunduh aplikasi Canva

Membuka Canva, lalu masuk atau daftar untuk akun baru


menggunakan email, profil Google, maupun Facebook.
mencari
“Selebaran” untuk mulai membuat desain.

20
2. Ditemukan template terbaik

Memilih dari berbagai layout selebaran dalam berbagai


warna, gaya, dan tema. menemukan template selebaran
yang sempurna untuk diedit dan disesuaikan dengan
kebutuhan pemasaran.
3. Menyesuaikan desain yang sesuai

Menyesuaikan selebaran agar memiliki tampilan serta


cocok dengan kebutuhan dan selera pemasaran.
Menggunakan alat bantu desain tarik dan lepas kami yang
sangat praktis. mengubah teks, font, dan warna sesuai
dengan yag diharapkan
4. Mengkreasikan dengan lebih banyak elemen desain

Menjelajahi perpustakaan gambar dan grafis yang berisi


jutaan foto, ikon, ilustrasi, dan vektor untuk ditambahkan
ke layout yang dibuat ditambahkan atau hapus kotak teks
dan coba berbagai filter foto.
5. Hasil dicetak
Setelah pengeditan dilakukan pencetakan selebaran dalam
kualitas tinggi. Atau simpan desain dalam format PDF,
JPG, maupun PNG dan disebar melalui media sosial yang
digunakan untuk menyebar selebaran.
Setelah pamflet dicetak, proses selanjutnya yaitu penyebaran
brosur/pamflet cetak, berikut cara-caranya:
1. Menentukan targetnya

Sasaran pasar produk lip balm ini utamanya adalah


mahasiswa kampus Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata dan semua remaja perempuan ataupun laki-laki.
2. Memberi Sapa/salam kepada orang yang ditarget,
tujuannya agar orang tersebut ada perhatian kepada kita.
Minimal kaget kalau kita menyapanya dengan keras ha..
ha..

21
Contoh: :

”Selamat siang mas.”menyapa sambil senyum

3. Setelah itu menyampaikan sesuatu yang menjadi selling


poin produk kita atau sesuatu yang membuat konsumen
menggugah minat target kita dan tidak berbohong.
Membuat mereka tercengang dalam 10 detik pertama.
Dan tidak terlalu lama ngomongnya, kurang lebih 10
detik saja.
Contoh:

“Produk lip balm dari kayu secang merupakan produk


baru yang membuat bibir kita lebih cantik dan sehat”,
4. Apabila orang itu ternyata tidak jadi berhenti, kemudian
malah mempercepat jalannya, ucapkan terimakasih. Pada
tahap ini brosur tidak dibagikan karena mereka belum ada
kesadaran terhadap apa yang kita tawarkan.
5. Jika jalan orang tersebut tiba-tiba melambat, berarti kita
telah berhasil mencuri perhatiannya. Ada buying signal
pertama, dan waktu tepat untuk membagi brosur. Pada
tahap ini kemungkinan brosur dibuang sudah mengecil,
kemudian dilanjutkan dengan serangan 6 detik
berikutnya.
Contoh:

“jika ingin melihat product kami, silahkan ke stand kami”


6. Apabila serangan kedua berhasil, orang yang mula-mula
berjalan lambat akan berhenti. Saat berhenti inilah kita
punya waktu sedikit lebih longgar yaitu sekitar 3-5 menit
untuk mempresentasikan produk/jasa kita. Menggunakan
brosur sebagai tools untuk presentasi/edukasi produk..
dan setelah selesai presentasi, memberikan kembali
brosur kepada konsumen, maka kemungkinan besar
konsumen akan membeli product kita.

22
Selain secara offline, pemasaran juga dilakukan secara
online melalui sosial media, berikut tahap-tahap
pemasaran melalui sosial media :
1. Menyiapkan platform sebagai sarana pemasaran

2. Menyiapkan produk yang akan dipasarkan

3. Menghias produk se menarik mungkin

4. Membuat konten se menarik mungkin

5. Menggunakan jasa influencer untuk membantu


menaikkan jumlah viewer
6. Aktif berinteraksi dengan berbagai tanggapan di sosial
media

A. Instagram :

1. Membuat akun resmi khusus sebagai tempat


pemasaran produk dan sebagai sumber informasi
mengenai produk Cara membuat akun Instagram:
a. Mendownload aplikasi Instagram

b. Membuka aplikasi

c. Memilih 'Buat Akun', kemudian memasukan


nama pengguna/ username
d. Klik “Selanjutnya” lalu pilih “Buat Akun
dengan Email atau

Nomor Telepon”

e. Mengklik menu “Telepon”

f. Memasukkan nomor telepon, lalu mengklik


“Selengkapnya”.

g. mengisi “Nama Lengkap”(nama bisnis : caesa


lip balm)

23
h. Mengisi “Kata Sandi” yang unik namun tetap
mudah diingat.

i. Memilih opsi antara “Lanjutkan dan Sinkronasi


Kontak”

j. Jika sudah, selanjutnya mengikuti langkah-


langkah berikutnya dan sudah selesai membuat
akun Instagram.
2. Mengisi bio mengenai informasi produk

3. Membuat konten semenarik mungkin bisa foto atau


video

4. Mengupload foto dan video produk di feed IG

5. Mengupload produk di story Ig

6. Mengupload produk di bagian sorotan agar


pengguna sosial media bisa melihat produk setiap
saat
7. Apabila berkenan bisa langsung melakukan
pemesanan melalui DM di Instagram atau nomor
yang sudah tertera di bio.
8. Untuk pembayarannya bisa melalui aplikasi
mbanking, ovo, dana atau untuk daerah terdekat
bisa menggunakan metode COD atau bayar
ditempat.
b. Product

Produk lip balm ekstrak kayu secang memiliki kandungan


manfaat yang tinggi.
c. Price

Lip balm ekstrak kayu secang dijual dengan harga


terjangkau namun memiliki kandungan gizi yang sangat
tinggi sehingga produk ini mampu bersaing dengan produk
lain.

24
d. Place

Tempat penjualan yang strategis dapat mendapat


keuntungan yang besar dari penjualan produk ini.

4.2.2 Analisis Keuangan

A. Bahan baku

Dalam usaha produk lip balm, satu kali produksi diperlukan


bahan-bahan sebagai berikut:
No. Nama Bahan Jumlah Harga

1. Kayu secang 1,67 gr × 20 Rp 4.000,-

2. Beeswax 1,67 gr × 20 Rp 13.500,-

3. Kaolin 1,33 gr × 20 Rp 400,-

4. Olive oil 1,67 gr × 20 Rp 4.500,-

5. Metil paraben 0,01 gr × 20 Rp 200,-

6. Setil alkohol 3,33 gr × 20 Rp 10.700,-

7. Essence strawberry 0,33 gr × 20 Rp 15.500,-

TOTAL Rp 48.800,-

B. Peralatan dan Perlengkapan

Dalam satu kali produksi, digunakan peralatan dan


perlengkapan sebagai berikut:
a. Peralatan
No Nama Barang Jumlah Harga
.
1. Mortir & stamper 1 unit Milik sendiri

2. Timbangan analitik 1 unit Milik sendiri


digital
3. Sendok tanduk 1 unit Milik sendiri

25
4. Sudip 1 unit Milik sendiri

5. Penangas air 1 unit Milik sendiri

6. Cawan porselin 1 unit Milik sendiri

b. Perlengkapan
No Nama Barang Jumlah Harga
.
1. Pot lip balm 20 unit Rp 26.000,-

2. Stiker 20 unit Rp 4.000,-

Rp 30.000,-

c. Biaya lain-lain
No
Keterangan Biaya
.
1. Gaji karyawan 4 orang Rp 80.000
2. Listrik Rp 10.000,-
3. Transportasi+lain-lain Rp 15.000,-
TOTAL Rp 105.000,-

C. Rencana Anggaran

Modal/Pemasukan

Modal yang dikeluarkan dalam sekali produksi sebesar

Total Biaya = Bahan baku + Perlengkapan + Biaya lain-lain

= Rp 48.800,- + Rp 30.000,- + Rp 105.000,-

= Rp 183.800,-

Total pengeluaran yang digunakan dalam satu kali produksi


menghasilkan 20 produk dengan modal pengeluaran Rp
183.800,-
D. Penentuan Harga Jual

Total biaya produksi


a. Harga pokok produksi =
Hasil produksi

26
¿
= Rp 183.800,− 20 pot ¿

= Rp 9.190,-

b. Harga jual = Harga pokok + laba yang diinginkan

= Rp 9.190,- + 50%

= Rp 13.785,-

Jadi, harga jual tiap 1 pot lip balm yaitu Rp 13.785,-

Biaya Produksi dalam Satu Bulan

- Biaya Tetap (FC) dalam satu bulan

Biaya Tetap Biaya (Rp)

Peralatan Rp 0,-

Perlengkapan Rp 900.000,-

Lain-lain Rp 3.150.000,-

Total biaya Rp 4.050.000

- Biaya Bahan Baku

Total biaya bahan baku dalam satu bulan adalah Rp


1.464.000,-

- Volume produksi dalam satu bulan = 600 pot

- Harga jual = Rp 13.785,-

- Total penjualan = 600 × Rp 13.785,-

= Rp 8.271.000,-

- Keuntungan

= Total biaya penerimaan – total biaya yang


dikeluarkan

= Rp 8.271.000,- - Rp 5.514.000,- = Rp 2.757.000

- Analisis Revenue Cost Ratio

27
Tingkat keuntungan ekonomi dapat diketahui dengan
menggunakan Analisis Revenue Cost Ratio (R/C ratio)
adalah perbandingan antara penerimaan dan biaya, ratio
yang menjadi parameternya adalah nilai R/C = 1 berarti
usaha tidak untung dan tidak rugi, nilai R/C 1 berarti
usaha untung.
Total biaya penerimaan (Rp 8.271.000,-) : Total biaya
produksi (Rp 5.514.000,-) = R/C ratio (1,5)
Usaha ini memiliki Ratio/Cost ratio adalah 1,5 yang
dimana menunjukkan bahwa usaha ini tidak rugi.
E. Analisis Titik Impas (Break Even Point)

- VC = Bahan baku

VC = Rp 1.464.000,-

- FC = Perlengkapan + Peralatan + Biaya Lain

FC = Rp Rp 4.050.000,-
- Volume produksi = 600 pot

- Harga Jual = Rp 13.785,-

Total penjualan = 600 × Rp 13.785,-

= Rp 8.271.000,-

VC 1.464 .000
- = = Rp 2.440,- / unit
unit 600
FC 4.050.000
- = = Rp 6.750 ,-/ unit
unit 600
- BEP (q) =

FC 4.050 .000
= =356,985 produk=357 produk
P−V 13.785−2.440
FC 4.050 .000
= =Rp 4.921 .044 ,−¿
- BEP (Rp) = v 2.440
1− 1−
p 13.785

28
Jadi, kondisi BEP (q) ketika berhasil menjual 374 produk dan
BEP (Rp) ketika mampu memperoleh penjualan Rp
4.921.044,-.

29
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Caesa lipbalm merupakan sediaan yang diaplikasikan pada bibir


untuk mencegah bibir kering dan melindungi dari efek lingkungan yang
buruk dengan bahan aktif berupa ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan
L.). Ekstrak kayu secang mengandung senyawa brazilein yang bisa sebagai
pewarna alami dan antioksidan. Caesa lipbalm yang diproduksi memiliki
aroma strawberry yang menyegarkan dan dapat melembabkan bibir yang
kering apabila diaplikasikan. Namun masih terdapat kekurangan yaitu
produk lipbalm tidak stabil selama masa penyimpanan yang yang ditandai
dengan adanya perubahan tekstur menjadi sedikit padat. Dengan demikian,
produk caesa lipbalm ini masih belum layak apabila dipasarkan secara luas.

5.2 Saran

1. Bagi kita semua, lebih berhati-hati dan selektif dalam memilih pewarna
bibir bermerek yang tepat dan aman dengan cara mencari informasi
yang tepat mengenai jenis perawatan bibir bermerek yang di beli secara
online.
2. Jangan mudah menyerah dalam mendirikan sebuah usaha.

30
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2012). Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Laboratorium Biologi UMS :


Surakarta.

Ambari, Yani, dkk. (2020). Studi Formulasi Sediaan Lip Balm Ekstrak Kayu
Secang (Caesalpinia sappan L.) dengan Variasi Beeswax. Jurnal Islamic
Pharmacy Vol. 5 (2): 36-45.

Arief Hariana. (2006). Tumbuhan obat dan khasiatnya. Penebar Swadaya :


Jakarta.

Badan Pom RI. (2011). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011
Tentang Metode Analisis Kosmetika. Jakarta : BPOM.

Departemen Kesehatan RI. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV, 551, 713.
Jakarta.

Fernandes,A.R., Michelli, F.D., Claudinela, A.S.O.P., Telma, M.K., Andre, R.B.,


Maria, V.R.V. (2013). Stability Evaluation Of Organic Lip Balm.
Brazilian Journal Of Pharmaceutical Sciences. 49(2). Hal 294,296.

Hamdani, S. (2009). Metoda Ekstraksi, terdapat di dalam http://catatankimia.com,


diakses 15 Oktober 2021.

Irawan, B. (2010). Peningkatan Mutu Minyak Nilam dengan Ekstraksi dan


Destilasi pada Berbagai Komposisi Pelarut, Tesis, Universitas
Diponegoro, Semarang, Indonesia.

Lim MY, Jeon JH, Jeong EY, Lee CH, and Lee HS. (1997). Antimicrobial
Activity Of 5Hydroxy-1,4-Naphtoquinone Isolated From Caesalpinia
Sappan Toward Intestinal Bacteria. Food Chem 100:1254 1258.

Miller, A. L. (2002). Antioxidant Flavonoid: Structure Function and Clinical


Usage. Alternative Medicinal Review. 103-111.

31
Moon, C.K., Park, K.S., Kim, S.G., Won, H.S. and Chung, J.H. (1992). Brazilin
protects cultured rat hepatocytes from BrCCI3-induced toxicity. Drug
and chemical toxicology, 15(1), pp.81-91.

Safitri, R. (2002). Karakterisasi Sifat Antioksidan In Vitro Beberapa senyawa


Yang Terkandung Dalam Tumbuhan Secang (Caesalpinia sappan L.).
Thesis. Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran, Bandung.

Sarker, S. D., Zahid, L., dan Alexander, I. G. (2006). Natural Products Isolation,
Humana Press, New Jersey.

Sembiring B. (2007). Teknologi Penyiapan Simplisia Terstandar Tanaman Obat.


Warta Puslitbangbun Vol 13 No 12 Agutus 2007.
Balitro.litbang.depta.go.id (dikses 15 Oktober 2021).

Tiwari Prashant, Bimlesh kumar, Mandeep Kaur, Gurpreet Kaur , Harlen Kaur.
(2011) Phytochemical Screening and Extraction : A Review.
Internationale Pharmaceutical Sciencia, Jan- March Vol.1 Issue.

Voight, R. (1995). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh


Soendari Noerono, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 566-
567.Wagner, H. Bladt, S.

Wilson, I. D. et al. (2000). Encyclopedia of Separation Science, Academic-Press,


New York.

Winarti, C. dan Nurdjanah, N. (2005). Peluang Tanaman Rempah dan Obat


Sebagai Sumber Pangan Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian, 24(2), 47-
55.

32
LAMPIRAN

ALAT-ALAT

BAHAN:

33
KEMASAN
1. Kemasan Primer

2. Kemasan Sekunder

34
JADWAL KEGIATAN

Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Pembentukan dan koordinasi Tim


Desember

Pengumpulan dana
Minggu ke-1
Pengumpulan alat dan bahan

Preparasi ekstrak kayu secang

Pembuatan sampel produk


Minggu ke-2
Pengujian dan evaluasi sampel produk

Pembuatan dan evaluasi produk


Minggu ke-3 (Menentukan formula yang pas untuk
produk)

Minggu ke-4 Pembuatan, evaluasi, dan promosi produk

Minggu ke-1 Promosi dan distribusi


Januari

Minggu ke-2 Evaluasi usaha

Minggu ke-3 Pembuatan laporan akhir

PROGRESS KEGIATAN
Minggu ke-1 : 5 Desember 2021
a. Pembentukan dan koordinasi tim

Tim Pengumpulan Tim Pengumpulan Tim Pengumpulan


Dana Alat Bahan

35
- Indria - Jelita - Inayah
- Isaura - Itaul - Indrian
- Jinani - Intan
- Kharisma - Indah

b. Pengumpulan alat

c. Pengumpulan bahan

d. Proses produksi pembuatan ekstrak kayu secang

36
Minggu ke-2 : 12 Desember 2021
a. Pembuatan sampel produk (trial and error)

37
38
b. Pengujian sampel produk
Uji organoleptis

Uji homogenitas

Minggu ke-3 : 19 Desember 2021


a. Pembuatan sampel produk kembali (trial and error)

39
40
Minggu ke-4 : 25 Desember 2021
a. Pembuatan produk untuk dijual

b. Promosi secara offline ke teman-teman kuliah

41
c. Promosi secara online melalui Instagram

Minggu ke-5 : 2 Januari 2022


a. Promosi secara online melalui Instagram

b. Promosi secara offline kepada tema kuliah, tetangga dan keluarga

42
c. Proses distribusi produk kepada pembeli

43

Anda mungkin juga menyukai