A. Pengertian Lipid
Lipid Lipid adalah kelompok molekul alami
yang meliputi lemak, lilin, sterol, vitamin yang
larut dalam lemak (seperti vitamin A, D, E, dan
K), monogliserida, digliserida, trigliserida,
fosfolipid, dan lain-lain.
Fungsi biologis utama lipid termasuk
menyimpan energi, pensinyalan, dan
bertindak sebagai komponen pembangun
membran sel
Istilah lipid kadang-kadang digunakan
sebagai sinonim dari lemak.
Lipid juga meliputi molekul-molekul
seperti asam lemak dan turunan-
turunannya termasuk tri-, di-, dan
monogliserida dan fosfolipid, juga
metabolit yang mengandung sterol, seperti
kolestrol.
Tak-jenuh
Palmitoleat C15H29COOH Lemak hewani dan nabati
Oleat C17H33COOH Lemak hewani dan nabati
Penggunaan fosfogliserida
adalah:
1. Sebagai komponen penyusun
membran sel.
2. Sebagi agen emulsi.
Stuktur
Fosfolipid
-
3. Lipid kompleks
Lipid kompleks adalah kombinasi antara
lipid dengan molekul lain.
Contoh penting dari lipid kompleks adalah
lipoprotein dan glikolipid.
Lipoprotein merupakan gabungan antara
lipid dengan protein.
Ada 4 klas mayor dari lipoprotein plasma
yang masing-masing tersusun atas
beberapa jenis lipid, yaitu:
1. Kilomikron.
Kilomikron berfungsi sebagai alat transportasi
trigliserid dari usus ke jaringan lain, kecuali ginjal.
0
b) Steroid
hormon reproduktif merupakan
Beberapa
steroid, misalnya testosteron dan
progesteron.
Steroid lainnya adalah
kortison.
Hormon ini berhubungan dengan proses
metabolisme karbohidrat, penanganan
penyakit arthritis rematoid, asthma,
gangguan pencernaan dan sebagainya.
Struktur Steroid
c) Kolesterol
Selain fosfolipid, kolesterol merupakan
jenis lipid yang menyusun membran
plasma.
Kolesterol berhubungan dengan
pengerasan arteri.
Dalam hal ini timbul plaque pada dinding
arteri, yang mengakibatkan peningkatan
tekanan darah karena arteri menyempit,
penurunan kemampuan untuk meregang.
Pembentukan gumpalan dapat
menyebabkan infark miokard dan stroke.
StrukturKolestrol
1"
,
,
d) Malam/lilin (waxes).
Malam tidak larut di dalam air dan sulit
dihidrolisis.
C>
C>
-2
=
=-2
I
--
••
C. Penggolongan Lipid
Lipid adalah senyawa organik yang tak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
non polar (eter, kloroform,benzen,dsb.).
Lipid digolongkan menjadi 3 yaitu :
1. Lipid Sederhana
Lipid sederhana adalah senyawa-
senyawa yang tidak mempunyai gugs
ester dan tidak dapat dihidrolisis,
misalnya golongan steroid.
2. Lipid Campuran
Lipid campuran adalah senyawa-senyawa
yang mempunyai gugus ester dan dapat
dihidrolisis, misalnya lemak, minyak dan
lilin.
3. Derivat Lipid
Derivat lipid yaitu yang diturunkan dari
zat
lipid dengan hidrolisis.
didalamnya adalah asam lemak
Termasuk
(jenuh dan tidak jenuh), gliserol, sterol dan
benda-benda keton.
D. Fungsi Lipid
Sebagai makanan
Isolator lemak adalah penghantar panas yang
buruk, menghalangi keluarnya panas dari
tubuh
Sebagai zat pelindung
Digunakan pada pembuatan sabun
Digunakan pada pembuatan gliserol
Sebagai cat pakaian minyak, digunakan
minyak pengering yang mengandung sisa
asam lemak dengan banyak ikatan C-C dan
dapat dioksidasi pada suhu kamar,
membentuk zat yang keras dan tahan air
(water proof)
E. Pemeriksaan Lipid
Ada 2 cara untuk memeriksa atau menguji
lipid, yaitu :
1. Tetapan fisika/ tes fisika, diantaranya
menguji :
a) Warna
b) Bau Kadar
c) air Berat
d) jenis
e) Titik cair
2. Tes kimia, diantaranya menentukan :
a) Bilangan asam (ketengikan)
b) Bilangan penyabunan (BM minyak)
c) Bilangan iodium (ketidak jenuhan
minyak)
d) Bilangan setil (jumlah gugus OH-
alkohol)
e) Bilangan reichert Meissel (ukuran jumlah
asam lemak dengan atom C 2-6)
f) Bilangan Polenske (ukuran jumlah asam
lemak dengan atom C 6-12).
F. Reaksi Reaksi Lipid
1. Hidrolisis, lemak dan minyak dapat
mengalami hidrolisis karena pengaruh
asam kuat atau enzim lipase
membentuk
gliserol dan asam lemak.
Misalnya, hidrolisis gliseil tristearat akan
menghasilakn gliserol dan asamstearat.
Hasil hidrolisis akan memisah karena
gliserol larut dalam air, sedangkan asam
lemak tidak larut.
2. Penyabunan, reaksi lemak atau
minyak dengan suatu basa kuat
seperti NaOH atau KOH
mengahasilakan sabun.
Oleh karena itu, reaksinya disebut
reaksi penyabunan (saponifikasi).
Reaksi penyabunan
menghasilkan
gliserol sebagai hasil sampingan.
3. Hidrogenasi minyak, minyak dapat
dipadatkan melalui hidrogenasi (adisi
hidrogen).
Reaksi ini dapat dikatalisis oleh serbuk
nikel.
Sebagaimana telah disebutkan, minyak
mempunyai titik lelh relatif rendah karena
mengandungasam-asam lemak tak jenuh.
Dengan menjenuhkan ikatan rangkapnya,
yaitu dengan hidrogenasi, maka titik leleh
minyak akan meningkat dan menjadi
padat.