Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA

INDUSTRI SABUN

OLEH:
1. M.Akbar Pahlevi (062230400873)
2. Anggun Nabila Rosa (062230400861)
3. Kurnia Mabiliyah (062230400867)

Kelas: 3KC
Kelompok : 4
Dosen Pengampuh : Idha Silviyati,S.T.,M.T.

DIII TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIAYA
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Industri Sabun” dengan baik serta tepat
waktu. Tidak lupa juga shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad beserta para keluarga, sahabat dan
pengikutnya hingga akhir zaman.

Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Mata Kuliah Proses
Industri Kimia, Ibu Idha Silviyati, S.T.,M.T. yang telah membimbing dan
memberikan kami tugas ini sehingga kami dapat mengerti dan memahami bagaimana
proses pembuatan gas asetilen di industri. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi sekaligus menambah wawasan dan pemahaman bagi pembaca.

Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan makalah ini.

Palembang,7 Oktober 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3
BAB Ⅰ PENDAHULUAN ................................................................................................ 4
1.1 Sejarah Sabun ......................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 5
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 5
BAB Ⅱ TEORI.................................................................................................................. 6
2.1 Pengenalan Sabun ................................................................................................... 6
2.2 Macam – Macam Sabun ......................................................................................... 7
2.3 Bahan Baku Utama Pembuatan Sabun ................................................................... 8
2.4 Jenis – jenis Minyak Atau Lemak .......................................................................... 9
2.5 Bahan Baku Utama : Alkali .................................................................................. 10
2.6 Bahan Pendukung Pembuatan Sabun ................................................................... 11
2.7 Karakteristik Bahan Pembuatan Sabun ................................................................ 13
2.8 Metode – Metode Pembuatan Sabun .................................................................... 17
BAB Ⅲ PENUTUP ........................................................................................................ 24
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 24
3.2 Saran ..................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 25
BAB Ⅰ
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Sabun

Industri kimia merupakan sebuah industri yang mengembangkan berbagai


proses,baik pada system dan produk yang dihasilkan agar memiliki mutu yang
berkualitas dengan tujuan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat dan
juga untuk mengharapkan keuntungan secara finansial.Pada industri kimia
sendiri juga menggunakan bahan-bahan kimia yang berguna untuk menunjang
dan menjaga kualitas produk industri tersebut.

Pada tahun 600 SM masyrakat funisia dimulut sungai Rhone sudah


membuat sabun dari lemak kambing dan abu kayu khusus.Mereka juga
membarterkannya dalam berdagang dengan bangsa Kelt, yang sudah bias
membuat sendiri sabun dari bahan serupa.Plinny (23-79) menyebut sabun
dalam Historia Naturalis,sebagai bahan cat rambut dan salep dari lemak dan
abu pohon beech yang dipakai masyarakat di Gaul,prancis.Tahun 100
masyarakat Gaul sudah memakai sabun keras.Ia juga menyebut pabrik sabun di
Pompie yang berusia 2000 tahun, yang belum tergali.Dimasa itu sabun lebih
sebagai obat.Baru belakangan ia dipakai sebagai pembersih,Seperti kata
galen,Ilmuwan Yunani,di abad II Tahun 700-an di italia membuat sabun mulai
dianggap sebagai seni.Seabad kemudian muncul bangsa Spanyol sebagai
pembuat sabun terkemuka di eropa.Sedangkan Inggris baru memproduksi
tahun 1200-an.Secara bersamaan Marseile,Genoa,Venice, dan Savora menjadi
pusat perdagangan karena berlimpahnya minyak zaitun setempat serta deposit
soda mentah.Akhir tahun dibuat dari garam meja biasa.Sabun pun makin
mudah dibuat alhasil ia menjadi terjangkau bagi semua orang.Di amerika Utara
Industri sabun lahir tahun 1800-an.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sabun?


2. Apa saja bahan baku utama, bahan pendukung,dan jenis-jenis
minyak pada proses pembuatan sabun serta sifat kimia dan sifat
fisika bahan tersebut?
3. Apa saja metode - metode dan diagram alir pada proses pembuatan
sabun?
4. Bagaimana neraca massa dan reaksi dari proses pembuatan sabun?

1.3 Tujuan

1. Dapat mengenal tentang sabun.


2. Mengetahui bahan baku utama, bahan pendukung dan jenis-jenis
minyak apa saja yang digunakan dalam proses pembuatan sabun
serta sifat kimia dan sifat fisikanya.
3. Mengetahui metode – metode dan bagaimana diagram alir proses
pembuatan sabun.
4. Dapat membuat neraca massa dan reaksi proses pembuatan sabun.
BAB Ⅱ
TEORI

2.1 Pengenalan Sabun

Sabun merupakan bahan logam alkali (basa) dengan rantai asam


monocarboxylic yang panjang. Larutan alkali yang digunakan dalam
pembuatan sabun bergantung pada jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang
biasa digunakan pada sabun keras adalah Natrium Hidroksida (NaOH) dan
alkali yang biasa digunakan pada sabun lunak adalah Kalium Hidroksida
(KOH).

Sabun Berfungsi untuk mengemulsi kotoran-kotoran berupa minyak


ataupun zat pengotor lainnya.Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak
minyak dapat berupa lemak hewani,minyak nabati,lilin,ataupun minyak ikan
laut.

Pada saat ini teknologi sabun terlah berkembang pesat. Sabun dengan
jenis dan bentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah dipasaran
seperti sabun mandi,sabun cuci baik untuk pakaian maupun untuk perkakas
rumah tangga,hingga sabun yang digunakan dala industri.

Kandungan zat –zat yang terdapat pada sabun juga bervariasi sesuai
dengan sifat dan jenis sabun.Zat-zat tersebut dapat menimbulkan efek baik
yang menguntungkan maupun yang merugikan,Oleh karena itu, konseumen
perlu memperhatikan kualitas sabun dengan teliti sebelum mmbeli dan
menggunakannya.

Pada pembuatan sabun, bahan dasar yang biasa digunakan adalah : C12 – C18
jika : <C12; Iritasi pada kulit

<C20; Kurang larut(digunakan sebagai campuran)


Sabun murni terdiri dari 95% sabun aktif dan sisanya adalah
air,dliserin,garam,dan impurity lainnya. Semua minyak atau lemak pada
dasarnya dapat digunakan untuk membuat sabun. Lemak dan minyak nabati
merupakan dua tipe ester. Lemak merupakan campuran ester yang dibuat dari
alcohol dan asam karboksilat seperti asam stearat,asam oleat dan asam
palmitat. Lemak padat mengandung ester dari gliserol dan asam
palmitat,sedangkan minyak, seperti minyak zaitun mengandung ester dari
gliserol asam oleat.

2.2 Macam – Macam Sabun

1. Shaving Cream

Shaving Cream disebut juga dengan sabun Kalium.Bahan dasarnya


adalah campuran minyak kelapa dengan asam stearate dengan
perbandingan 2:1.

2. Sabun Cair

Sabun Cair dibuat melalui proses saponifikasi dengan menggunakan


minyak jarak serta menggunakan alkali (KOH). Untuk meningkatkan
kejernihan sabun,dapat ditambahkan gliserin atau alcohol.

3. Sabun Kesehatan

Sabun Kesehatan pada dasarnya merupakan sabun mandi dengan kadar


parfum yang rendah,tetapi mengandung bahan – bahan antisecpik dan
bebas dari bakteri adiktif.Bahan-bahan yang digunakan dalam sabun ini
adalah tri-salisil anilida,tri-klor carbanilyda,irgassan Dp 300 dan sulfur.

4. Sabun Chip

Pembuatan sabun chip tergantung pada tujuan konsumen didalam


menggunakan sabun yaitu sebagai sabun cuci atau sabun mandi dengan
beberapa pilihan komposisi tertentu. Sabun chip dapat dibuat dengan
berbagai cara yaitu melalui pengeringan,atau menggiling atau
menghancurkan sabun yang terbentuk batangan.

5. Sabun bubuk untuk mencuci

Sabun bubuk dapat diproduksi melalui dry-mixing.Sabun bubuk


mengandung bermacam – macam komponen seperti sabun,sodasah,sodium
metaksilat,sodium kerbonat,sodium sulfat,dan lainnya.

2.3 Bahan Baku Utama Pembuatan Sabun

Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun


adalah trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan
diesterifikasi dengan alcohol. Masing – masing lemak mengandung sejumlah
molekul asam lemak dengan karbon panjang antara C12 (asam laurik) hingga
C18 (asam stearat) pada lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh.
Campuran trigliserida diolah menjadi sabun melalui proses saponifikasi dengan
larutan natrium hidroksida membebaskan gliserol. Sifat sifat sabun yang
dihasilkan ditentukan oleh jumlah dan komposisi dari komponen asam lemak
yang digunakan. Komposisi asam – asam lemak yang sesuai dalam pembuatan
sabun dibatasi panjang rantai dan tingkat kejenuhan. Pada umumnya,panjang
rantai yang kurang dari 12 atm karbon dihindari penggunaannya karena dapat
membuat iritasi pada kulit, sebaliknya panjang rantai yang lebih dari 18 atm
karbon membentuk sabun yang sulit larut dan sulit menimbulkan busa.Terlau
besar bagia asam lemak tak jenuh menghasilkan sabun yang teroksidasi bila
terkena udara.

Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya
lebih rendah daripada asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkap,
sehingga sabun yang dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah meleleh
pasa termperatur tinggi.
2.4 Jenis – jenis Minyak Atau Lemak

Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses pembuatn
sabun diantaranya :

a. Tallow

Tallow adalah lemak sapi/domba yang digunakan oleh industri


pengolahan daging sebagai hasil samping. Kualitas daro tallow ditentukan
dari warna, titer, kandungan FFA, bilangan saponifikasi, dan bilangan
iodin. Tallow dengan kualita baik biasanya digunakan dalam pembuatan
sabun mani dan tallow dengan kualitas rendah digunakan dalam pembuatan
sabun cuci.Oleat dan stearate adalah asam lemak yang paling banyak
terdapat dalam tallow. Jumlah FFA dari tallow berkisar antara 0,75-7,0%.
Titer pada tallow umumnya diatas 40˚C dikenal dengan nama grease.

b. Palm Oil (Minyak Kelapa Sawit)

Minyak kelapa sawit umumnya digunakan sebagai penggnti tallow.


Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buat kelapa sawit.
Minyak kelap sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya kandungan
zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku
pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu.sabun yang terbuat dari
100% minyak kelapa sawit akan besifat keras dan sulit berbusa. Maka dari
itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak
kelapa sawit harus dicampur dengan bahn lainnya.

c. Coconut Oil (Minyak Kelapa)

Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam


industry pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan
diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra). Minyak
kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi,terutam asam
laurat,sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidsi yang menimbulkan
bau tengik. Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak
kaproat,kaprilat, dan kaprat.

d. Castor Oil (Minyak Jarak)

Minyak ini berasal dari biji pohan jarak dan digunakan untuk membuat
sabun transparan.

e. Olive Oil (Minyak Zaitun)

Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buh zaitun. Minyak zaitun dengan
kualitas tinggi memiliki arna kekuningan.Sabun yang berasal dari minyak
zaitun memiliki sifat yang keras tapi lembut bagi kulit.

2.5 Bahan Baku Utama : Alkali

Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah


NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH,dan ethanolamines. NaOH atau yang biasa
dikenal dengan soda kaustik dalam insutri sabun,merupakan alkali yang paling
banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras. KOH banyak digunakan
dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air.
Na2CO3 (abu soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat
menyabunkan asam lemak,tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (
minyak atau lemak).

Ethanolamines mrupakan golongan senyawa amin alohol. Senyawa


tersebut dapat digunakan untuk membuat sabun dari asam lemak. Sabun yang
dihasilkan sangt mudah larut dalam air,mudah berbusa, dan mampu
menurunkan kesadahan air.

Sabun yang terbuat dari ethanolamines dan minyak kelapa menunjukkn


sifat mudah berbuda tetapi sabun tersebut lebih umum digunakan sebagai
sabun industry dan deterjen,bukan sebagai sabun rumah tangga. Pencampuran
alkali yang berbeda sering dilakukan oleh industry sabun dengan tujuan untuk
mendapatkan sabun dengan keunggulan tertentu.
2.6 Bahan Pendukung Pembuatan Sabun

Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses


peyempurnaan sabun hasil saponifikasi (pengendapan sabun dan pengambilan
gliserin) sampai sabun mejdi produk yang siap dipasarkan. Bahan – bahan
tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan – bahan aditif.

a. NaCl

NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sbun.


Kandungan NaCl pada produk akhir sangt kecil karena kandungan NaCl
yang terlalu tinggi didalam sabun dapat memperkeras struktur sabun.NaCl
yang digunakan umumnya berbentuk air garam ( brine) atau padatan
(Kristal). NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan
gliserin.Gliserin tidak mengalami pengendapan dalam brine karena
kelarutannya yang tinggi,sedangkan sabun akan mengendap.NaCl harus
bebasdari besi,kalium, dan magnesium agar diperoleh sabun yang
berkualitas.

b. Bahan Aditif

Bahan aditif merupakam bahan – bahan yang ditambahkan kedalam


sabun yang bertujuan untuk mempertinggi kualitas produk sabun sehingga
menarik komponen. Bahan –bahan aditif tersebut antara lain :

1. Builders (Bahan Penguat)

Builders digunakan untuk melunakkan air sadah dengan cara


mengikat mineral yang terlarut pada air, sehingga bahan lain yang
berfungsi untuk megikat lemak dan membasahi permukaan dapat
berkonsentrasi pada fungsi utamanya. Builders juga membantu
menciptakan kondisi keasaman yang tepat agar proses
mensuspensikan kotoran yang telah lepas. Yang sering digunakan
sebagai builders adalah senyawa senyawa kompleks fosfat, natrium
sitrat, natrium karbonat, natrium silikat atau zeolite.
2. Fillers Inert (Bahan Pengisi)

Bahan ini berfungsi sebagai pengisi dari seluruh campuran bahan


baku. Pemberian bahan ini berguna untuk memperbanyak atau
memperbesar volume. Keberadaan bahan ini dalam campuuran bahan
baku sabun semata-mat ditinjau dari aspek ekonomis. Pada
umumnya, sebagai bahan pengisi sbun digunakan sodium
sulfat.Bahan lain yang serimg digunakan sebgai bahan pengisi, yaitu
tetra sodium pyrophosphate dan sodium sitrat. Bahan pengisi ini
berwarna putih, berbentuk bubuk dan mudah larut dalam air.

3. Pewarna

Bahan ini berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun.Ini


ditujukan agar memberikan efek yang menarik bagi konsumen untuk
mencoba sabun ataupun membeli sabun dengan warna yang menarik.
Biasanya warna-warna sabun itu terdiri dari warna merah, putih,
hijau maupun orange.

4. Parfum
Parfum termasuk bahan pendukung keberadaan parfum
memegang peranan besar dalam hal keterkaitan konsumen akan
produk sabun. Artinya walaupun secara kualitas sabun yang
ditawarkan bagus,tetapi bila salah memberi parfum akan berakibat
fatal dalam penjualannya. Parfum untuk sabun berbentuk cairan
berwarna kekuning kuningan dengan berat jenis 0,9. Dalam
perhitungan, berat perfume dalam gram dapat dikonversikan ke
millimeter. Sebagai patokan 1 gr parfum = 1,1 ml. Pada dasarnya
jenis parfum untuk sabun dapat dibagi kedalam dua jenis yaitu
parfum umum dam parfum ekslusif. Parfum umum memiliki aroma
yang sudah dikenal umum dimasyarakat seperti aroma mawar dan
aroma kenanga.Pada umumnya,produsen sabun menggunakan jenis
parfum yang ekslusif.Beberapa nama parfum yang dipakai dalam
pembuatan sabun diantaranya bouquct deep water, alpine, dan spring
flower.

2.7 Karakteristik Bahan Pembuatan Sabun

1. Asam Lemak atau Minyak


Didalam lemak atau minyak terdapat kandungan trigliserida dan
asam lemak dimanfaatkan dalam proses membuat sabun. Asam
lemak memiliki terdisosiasi sebagian dalam air yang merupakan
asam lemah. Sedangkan trigliserida ialah komponen utama dalam
minyak dan lemak yang berkombinasi berbagai jenis asam lemak
dimana berikatan pada gugus gliserol dinamakan asam lemak bebas.
Asam lemak memiliki rantai hidrokarbon dan gugus hidroksil
yang berikatan dengan gugus karboksil. Secara umum,asam lemak
berfasa cair atau padat dengan suhu 27˚C. Panjangnya rantai karbon
akan mudah beku dan sulit larut. Asam lemak bias direaksikan pada
senyawa lain akan terbentuknya persenyawaan lipida.
Tabel.1 Persentase Komposisi Kimia dari Minyak dan Lemak
yang Umumnya Digunakan dalam sabun
Asam lemak Coconut Palm Palm Tallow
Oil Kernel Oil Staerin
Asam kaprilat 5-9 3-5 - -
Asam kaprat 6-10 3-7 - -
Asam Laurat 44-52 40-52 0,1-0,4 0,2
Asam Miristat 13-19 14-18 1,2-1,3 2-8
Asam Palmitat 8-11 7-9 52-58 24-37
Asam Stearat 1-3 1-3 4,8-5,3 14-19
Asam Oleat 5-8 11-19 27-32 40-45
Asam Linoleat 2 2 6,6-82 3-4
2. Natrium Hidroksida (NaOH)

Senyawa alkali adalah garam- garam alkali terlarut dari logam


alkali.Alkali dimanfaatkan untuk zat kimia yang tergolong basa dan
akan bereaksi serta menetralisir asam. Alkali yang sering
dimanfaatkan yaitu NaOH atau KOH. NaOH sering dimanfaatkan
pada proses membuat sabun padat menghasilkan sifat NaOH
memiliki sifat fisika dan kimia sebagai berikut :

Tabel.2 Sifat Fisika dan Kimia NaOH

Karakteristik Nilai
Warna Putih
Massa Molar 39,9971 gr/mol
Densitas dan Fase 2,1 gr/cm3,padat dan cair
Bentuk Butiran,Serpihan,Pelet,Butiran ataupun
larutan jenuh 50%
Titik Leleh 318˚C/591˚K
Titik Didih 1360˚K

3. Air

Air merupakan zat kimia yang memiliki rumus molekus


H2O.Suatu molekul air terdiri dari dua atom hydrogen dimana
berikatan secara kovalen dengan satu atom oksigen.Air memiliki
tidak berasa,berwarna ataupun berbau pada kondisi standar dimana
tekanan dan suhuny yaitu 100 kPa (1 bar) dan 273,15 K (0˚C).

4. Zat Aditif

Zat aditif yang paling umum ditambahkan dalam proses


pembuatan sabun adalah pewangi, pewarna, dan garam ( NaCl).
Pewangi ialah suatu zat bahan bila dicampurkan pada produk sabun
seperti sabun wajah dan sabun badan yang bertujuan untuk menutupi
bau yang tidak enak. Jumlah umum yang diperlukansekitar 0,05%
hingga 2% untuk campuran sabun.Pewarna digunakan untuk
membuat produk agar lebih menarik. NaCl merupakan sebagai kunci
dalam proses membuat sabun dimana bila digunakan dengan banyak
akan menghasilkan tekstur sabun yang keras dan NaCl berbentuk
padatan atau air garam (brine) digunakan sebagai memisahkan
gliserin dalam sabun. Gliserin tidak mengalami pengendapan dalam
brine karena kelarutannya yang tinggi,sedangkan sabun akan
mengendap.NaCl harus murni darikalsium,besi,dan magnesium
supaya mendapatkan sabun yang memiliki kualitas bagus.

Tabel.3 Sifat Fisik dan Kimia NaCl

Karakteristik Nilai
Berat Molekul 58,44 gr/mol
Bentuk Kristal kubik
Warna Tidak berwarna putih
Densitas 2,165 gr/mL
Titik Leleh 801˚C
Titik Didih 1413˚C
Kelarutan pada suhu 20˚C 35,9 gr/100 ml

5. Gliserin Monostearat

Gliserin adalah campuran dari asam stearate dengan gliserol


dimana menghasilkan zat digunakan sebagai bahan pengemulsi
alami. Selin digunakan sebagai bahan aditif dalam makanan,gliserin
juga dimanfaatkan pada produk produk kosmetik dan sabun.Gliserin
yang digunakan memperoleh emulsi yang stabil dengan tidak
meninggalkan bekas licin.
6. Surfaktan

Bahan ini mampu untuk mengangkat kotoran. Sabun


menghsilkan busa berasal dari bahan surfaktan.Bahan surfaktan yang
umum dipakai adalah Emal 20 C, emal TD, Texhapon, dan
sebagainya.

Tabel.4 Sifat Sabun yang Dibuat dari Minyak dan Lemak yang
berbeda
Lemak dan Warna Konsistensi Daya Sifat Pengaruh
minyak dan hasil sabun membusa membersih pada kulit
sabun
Palm Kernel Putih Sangat Cepat,tetapi Sangat Sedikit
Oil kekuning Keras busa tidak Bagus
tahan lama
Coconut Oil Putih Sangat Cepat,tetapi Sangat Sedikit
kekuning Keras busa tidak Bagus
tahan lama
Palm Kuning Cukup Lambat,tapi Cukup Tidak ada
Stearin pucat Keras tahan lama
Tallow Kekuning Cukup Lambat,tapi Cukup Tidak ada
ke Keras tahan lama
kuningan
Minyak Kekuning Agak Cepat,agak Cukup Tidak ada
Kacang ke Lembut berbusa
Tanah kuningan
2.8 Metode – Metode Pembuatan Sabun

Untuk mendapatkan sabun berkualitas dapat menggunakan dua metode yaitu:


a. Metode full boiled

Pada proses full boiled (pross pendidihan penuh),proses ini diawali


dengan memasukkan minyak dan larutan NaOH (alkali) kedalam bak
terbuka berpengaduk didalam bak ini terjadi reaksi saponifikasi atau reaksi
pembentukan sabun pada bak terbuka ini juga ditambahkan air sebagai
pelarut dan juga ditambahkan garam untuk mempercepat pemadatan
sabun.Pada bak terbuka ini menghasilkan bubur sabun atau neat soap yang
kemudian dialirkan ke CSTR (continuous stirres tank reactor) pada tangki
reactor ditambahkan zat aditif berupa pewarna,builder,dan parfum.Setelah
melewati CSTR bubur sabun dialirkan lagi menuju pendingin untuk
didinginkan agar tekstur menjadi padat,setelah sabun menjadi padat
dialirkan lagi menuju mesin pemotong untuk dipotong menjadi balok
panjang,setelah menjadi balok panjang sabun dikeringkan menggunakan
dryer kemudian menghasilkan sabun padat dengan kandungan air yang
rendah.

Fungsi NaOH pada pembuatan sabun yaitu untuk Membantu


menstabilkan produk sabun, Mempertahankan pH produk sabun,
Membantu lemak dan minyak menjadi sabun melalui
saponifikasi.Saponifikasi adalah reaksi kimia ketika lemak dan minyak
dicampur dengn alkali,seperti natrium hidroksida.

Fungsi reactor pada pembuatan sabun yaitu sebagai wadah pada saat
proses penyabunan dan pengenceran dalam pembuatan sabun.

Fungsi dryer pada pembuatan sabun yaitu sebagai alat pengering untuk
mengurangi kadar air dalam sabun dan dihasilkan sabun berupa serpihan
(flake).
Diagram alir pembuatan sabun proses full boiled

b. Metode Kontinu

Metode ini adalah metode yang banyak dilakukan pada zaman modern
ini,lemak atau minyak terhidrolisis oleh air pada suhu dan tekanan tinggi
dengan dibantu oleh katalis seperti sabun seng. Minyak atau lemak
dimasukkan dengan secara kontinu dari ujung reactor besar salah satunya.
Gliserol dan asam lemak yang telah terbentuk kemudian mengeluarkannya
dari ujung yang berlawanan dengan cara penyulingan. Asam-asam ini
kemudian dinetralkan dengan alkali untuk menjadi sabun.

Digram alir pembuatan sabun proses kontinu


Flowsheet Pembuatan sabun

Neraca Massa Pembuatan Sabun


1. Neraca Massa Pada Hidrolyzer

 ( COO = 1 Ton × = = 4,5871 mol

 O =0,8 Ton × = 44,44 mol


 Reaksi :
( COO +3 O → (

M : 4,5871 44,44 - -

B : 4,5871 13,7613 13,7613 4,5871

S: - 30,6787 13,7613 4,5871

Mr : - 18kg/kmol 60kg/kmol 92kg/kmol

Tabel Neraca Massa Pasa Hidrolyzer

Input Output
Komponen Kmol Kg Kmol Kg
( COO 4,5871 1000 kg - -
O 44,44 800 kg 30,6787 552,2166
- - 13,7613 825,678
( - - 4,5871 422,0132
Total 49,0271 49,0271
2. Neraca Massa Pada High Vacuum Still

Dalam high vakum still tidak terjadi reaksi , karena didalam high vakum
still ini hanya terjadi distilasi (pemisahan )

 Neraca = 63,25% . A = B + 95%


= =0+
= 852,5 = 0,95 C
C = 809,87
 Neraca massa total = 1.347,89kg = B+C

B = 1347,89 - C

 Neraca O = 36,75% A = 100%B + 5%


= 1.347,89 = B+

= 495,3495 = B + 0,05 C

B = 1.347,89 – C

B = 1,347,89 – 809,87

B = 538,02

 = 809,87 = 769,3765
 O = 538,02 = 26,901
Tabel Neraca Massa Pada High Vaccum Still

Komponen Input Output


Kg B C
825,678 - 769,3765
O 522,2166 538,02 26,901
Total 1.347,89 1.344.31

3. Neraca Massa Pada Mixer Dan Blender

Pada belender tidak terjadi reaksi , hasil yang keluar dari mixer
dimasukkan ke dalam blender dengan kecepatan rendah sehingga campuran
lebih homogen .

 50% NaOH = = 6,25


 COOH = 13,7613
 Reaksi :
COOH + NaOH → COONa + O
M: 13,7613 6,25 - -
B : 6,25 6,25 6,25
6,25
S : 7,5113 - 6,25 6,25
Mr : 60kg/kmol - 81kg/kmol 18kg/kmol

Input Output
Komponen Kmol Kg Kmol Kg
COOH 13,7613 769,3765 7,5113 450,678
NaOH 6,25 250 - -
COONa - - 6,25 506,25
O - - 6,25 112,5
Total 20,0113 20,0113
BAB Ⅲ
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Indutri sabun ialah industry yang menghasilkan produk sabun yan


menjadi kebutuhan pokok masyarakat.Sabun merupakan produk industry
sabun dimana memiliki fungsi sebagai pembersih dan pencuci kotoran
seperti tubuh manusia, pakaian,dan lainnya.Industri sabun dibagi menjadi
dua macam yaitu industry deterjen dan industry sabun. Bahan pembuatan
sabun yakni lemak, NaOH atau KOH, air, Zat aditif, gliserin monostearat,
dan surfaktan. Dua metode dalam pembuatan sabun yaitu metode full biled
(batch) dan metode kontinu. Empat cara pembuatan sabun industry yaitu
saponifikasi lemak netral, pengeringan sabun, metralisasi asam lemak, dn
penyempurnaan sabun. Limbah sabun sangat berdampak pada lingkungan.

3.2 Saran

Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui bagimana proses pembutan


sabun diindustri bahan apa saja yang digunakan dan produk apa saja yang
akan dihasilkan. Mahasiswa juga diharapkan mengetahui bagaiman reaksi
dan dapat membuat neraca massa dari reaksi pada proses pembuatan sabun.
DAFTAR PUSTAKA

Indah, I. (2019). Industri Sabun. Padang: INA-Rxiv.

Jumalia, Rima, and Rahadian Zinul. "Natrium Karbonat: Termodinamika dan


Transport Ion."(2019).

www.hielscher.com/id/ultrasonic-saponification.htm.

Anggraini, Deni, Wiwik Sri Rahmides, and Masril malik. "Formulasi sabun cair
dari ekstrak batang nanas ( Ananas comosus.1) untuk mengatasi jamur candida
albicans. "Penelitian Farmasi Indonesia 1.01 (2012): 30-33.

https://youtu.be/244lfcQ9vWo?si=nM9aYbTzKi_6EpsE

Jahaluddin, Jalaluddin, Amri Aji, and Sari Nuraini. "Pemanfaatan Minyak Sereh
(cymbopogon nardus L) sebagai Antioksidan pada Sabun Mandi Padat."Jurnal
Teknologi Kimia Unimal 7.1 (2019): 52--60.

jurnal.umj.ac.id/index.php/konversi/article/view/11062.

https://youtu.be/x7noUlVtlL4?si=5KqsO06ccMjjX9UU.

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/ksa.Murni, Hutdia Putri, Latisma Dj, and


Rahadian Zainul. "Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Berorientasi
Chemoentrepreneurship untuk SMA/MA Kelas XII Semeter Ganjil." (2018).

Rohmahwati, E. (2020). Proses Pembuatan Sabun. Makalah Proses Pembuatan


Sabun.

Anda mungkin juga menyukai