TUGAS AKHIR
Oleh
VIVINA AZMAR YUNAL
1410024428024
ABSTRAK
ABSTRACT
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul
Penulisan tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Terselesaikannya tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,
2. Bapak Riko Ervil, M.T selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri
(STTIND) Padang;
3. Bapak Yaumal Arbi, M.T selaku Ketua Program Studi Teknik Lingkungan
4. Ibu Eka Rahmatul Aidha, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah
ii
5. Bapak Hendri Sawir, ST., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah
6. Suami tersayang Devid Ratmat Arafat, S.Si yang telah memberikan bantuan
yang tidak dapat diungkapkan dan penulis katakan, baik dari segi moril
7. Orang tua dan keluarga dari penulis yang telah memberikan banyak motivasi
Akhirnya, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari sempurna
sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Maka dari pada itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, atas kritik dan saran
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
kungan ....................................................... 10
iv
2.1.2.3 Pengembangan Produk dari Kelapa ........... 19
VCO ............................................................ 21
Saponifikasi ................................................ 36
Sabun ......................................................... 39
v
3.3.1 Populasi ..................................................................... 48
vi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
yang ada dalam Blondo, Santan Kental, Daging Kelapa per 100
gr.................................................................................................... 26
Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian Mutu Sabun Mandi Cair ............................. 59
Tabel 4.3 Data Hasil Pengujian Alkali Bebas Sabun Mandi Cair ................. 62
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
pH 61
Alkali Bebas 62
Bj 64
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah kelapa. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa
utama di dunia. Luas lahan tanaman kelapa Indonesia pada tahun 2016 mencapai
3.566.103 hektar yang terdiri dari sekitar dua juta hektar lahan menghasilkan.
Pada tahun 2016 Indonesia memilki produksi kelapa sebesar 2.890.735 ton dan
menjadi sumber penghasilan bagi 2,5 juta keluarga petani (BPS, 2016).
Dari data yang diperoleh Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2016
memiliki luas lahan tanaman kelapa mencapai 90.418 hektar dan mempunyai
produksi kelapa sebesar 83.808 ton (BPS, 2016). Kabupaten Padang Pariaman
sebagai salah satu sentra dari komoditas kelapa di Sumatera Barat memiliki
produktivitas kelapa sebesar 35.435 ton dengan luas area perkebunan sebesar
4.395 hektar Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), dan 11.427 hektar Tanaman
produk olahan yang bermanfaat. Salah satu produk olahan dari tanaman kelapa
adalah Virgin Coconut Oil(VCO). VCO merupakan bentuk olahan daging buah
kelapa menjadi minyak, bisa dimanfaatkan sebagai obat dan dipercaya dapat
1
2
tingginya asam lemak jenuhnya yaitu sekitar 90% yang menjadikan minyak ini
kelapa, mulai dari cara tradisional sampai dengan cara modern. Indonesia sebagai
mendapatkan cara pembuatan minyak kelapa yang efektif, efisien dan hasilnya
maka banyak industri yang melakukan pengolahan kelapa menjadi minyak kelapa.
yang ada di Jorong Pintu Gabang Nagari Koto Baru Kecamatan Padang Sago
rumahan yang melakukan pengolahan kelapa menjadi produk yang memiliki nilai
jual tinggi. Salah satu Kelompok Tani yang ada di Gapoktan Berkah Bersama
adalah Kelompok Tani Sepakat Maju. Kelompok Tani Sepakat Maju merupakan
kelompok tani yang melakukan pengolahan kelapa menjadi VCO. Kelompok Tani
Sepakat Maju mulai melakukan pengolahan kelapa menjadi VCO sejak tahun
2005 hingga sekarang. Produksi VCO oleh Kelompok Tani Sepakat Maju masih
Untuk pemasaran VCO terhambat karena izin BPOM yang masih dalam proses
pengurusan, namun saat ini VCO yang diproduksi oleh Kelompok Tani Sepakat
Maju telah memilki izin IRT. VCO ini dipasarkan melalui Persatuan Keluarga
3
Daerah Pariaman (PKDP) yang ada di berbagai daerah seperti: Jambi, Dumai,
Pekanbaru, Jakarta, Palembang, dan lain-lain. Kelompok Tani Sepakat Maju saat
ini memproduksi VCO sebanyak 100 liter/bulan, dan menghasilkan limbah blondo
menjadi VCO adalah blondo. Blondo merupakan sisa pengolahan santan kelapa
menjadi VCO dengan metode pancingan. Blondo yang dihasilkan oleh industri
tidak diolah limbah ini dapat mencemari lingkungan dan estetika lingkungan.
Limbah industri pengolahan kelapa ini masih dapat dimanfaatkan, salah satu
bentuk upaya dalam pemanfaatan limbah industri pengolahan kelapa agar dapat
bermanfaat dari berbagai macam aspek ialah dengan mengubahnya secara proses
kimia menjadi sabun. Hal ini dapat dilakukan karena limbah yang dihasilkan dari
industri pengolahan kelapa juga merupakan minyak nabati, turunan dari Virgin
Coconut Oil (VCO) dan mengandung trigliserida yang cukup untuk dikonversi
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan lemak atau
proses penyabunan yang mereaksikan suatu lemak atau gliserida dengan basa
(Fadillah, 2018). Oleh karena itu pada penelitian ini penulis akan mencoba
pada penelitian ini adalah limbah industri VCO belum termanfaatkan secara
yaitu pemanfaatan limbah industri vco untuk pembuatan sabun mandi dengan
limbah dan KOH 30% yaitu (1:5), (2:5), (3:5), (4:5), (5:5).
mandi?
2. Berapakah komposisi yang tepat sehingga limbah industri vco dapat dijadikan
skala tertentu ?
1. Diketahui bahwa limbah industri vco bisa dijadikan untuk pembuatan sabun
mandi.
a. Bagi Peneliti
limbah menjadi sesuatu yang berguna. Serta penyelesaian tugas akhir untuk
c. Bagi Masyarakat
ekonomi.
e. Bagi Industri
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pihak industri untuk
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Limbah
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari
suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri,
pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas, cair atau
padat. Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari proses kegiatan
manusia (Ign Suharto, 2011:226). Limbah lebih dikenal sebagai sampah, yang
Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik
jenis dan karakteristik limbah (The Friendkerz, 2018). Limbah dapat berupa
tumpukan barang bekas, sisa suatu kegiatan dan kotoran hewan. Keseimbangan
6
7
limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah bergantung pada
dll.
Penggolongan Limbah:
Nusa Idaman Said, 2011, limbah dibagi menjadi dua golongan besar:
bakteri dan jamur, seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain.
8
2. Limbah yang tidak atau sangat lambat mengalami perubahan secara alami
1. Limbah padat, adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat
padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas,
2. Limbah cair,adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam
air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air
sebagainya.
3. Limbah gas, adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah
gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga
dibedakan menjadi:
domestik.
9
2. Limbah industri, limbah industri adalah limbah yang berasal dari industry
pabrik.
keperluan industri dan rumah sakit. Bahan atau peralatan terkena atau
jenis, yaitu:
10
melalui proses kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu tekanan tinggi
2. Limbah mudah terbakar, bahan limbah yang mudah terbakar adalah limbah
3. Limbah reaktif, limbah reaktif adalah limbah yang memiliki sifat mudah
bereaksi dengan oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil
pertama, lingkungan tidak mendapat pengaruh yang berarti; kedua, ada pengaruh
menimbulkan pencemaran.
11
limbah kecil dan parameter pencemar yang terdapat di dalamnya sedikit dengan
konsentrasi kecil. Karena itu andai kata masuk pun dalam lingkungan ternyata
berbahaya. Akan tetapi, jika jumlahnya sedikit maka limbah tidak akan
membahayakan.
membahayakan.
menetralisasinya. Atas dasar ini perlu ditetapkan batas konsentrasi air limbah yang
Pada jangka waktu yang cukup jauh akan timbul kesulitan menetapkan
perubahan kualitas karena periode waktu yang demikian jauh. Dengan konsentrasi
kualitas lingkiungan tidak muncul dalam waktu relatif pendek bila hanya
berdasarkan baku mutu limbah. Perubahan hanya dapat dipantau pada masa-masa
13
20 atau 25 tahun yang akan datang. Dengan demikian maka standar kualitas
sebagai berikut :
1. Jumlah Limbah
baru.
Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran,
maka perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang
yang masih berguna untuk di daur ulang atau di manfaat lain. Sedangkan tujuan
14
kerusakan lingkungan
dari sudut areal penanaman kelapa, Indonesia merupakan negara yang menempati
kurang dari 3 juta hektar lebih di Indonesia atau 30% dari total kelapa dunia.
Pohon kelapa biasa disebut pohon nyiur. Tanaman kelapa biasanya tumbuh pada
daerah atau kawasan tepi pantai. Dalam klasifikasi tumbuhan, pohon kelapa
tanaman kelapa dapat tumbuh mulai di sepanjang pesisir pantai dan di dataran
tinggi dan di lereng-lereng gunung di daerah tropis. Ditinjau dari biologi pohon
kelapa termasuk jenis Palmae yang berumah satu (monokotil). Batang tanaman
tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang. Adakalanya pohon kelapa dapat
Ordo : Palmales
Familia : Palmae
Genus : Cocos
umur pohon mulai berbuah, bentuk dan ukuran buah, warna buah, serta sifat-sifat
khusus yang lain. Tanaman kelapa memiliki multifungsi yang dapat meningkatkan
kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Manfaat yang dapat kita peroleh dari pohon
kelapa sangat banyak, mulai dari batang, daun dan buahnya. Dengan demikian
rakyat (96,6%) sisanya milik negara (0,7%) dan swasta (2,7%). Di lihat dari data
kenyataannya dari potensi produksi sebesar 15 milyar butir kelapa per tahun,
kelapa yang dimanfaatkan baru sekitar 7,5 milyar butir pertahu atau sekitar 50%
dari potensi produksi. Masih banyak potensi kelapa yang belum dimanfaatkan
karena berbagai kendala terutama teknologi, permodalan, dan daya serap pasar
bagian tanaman tersebut bermanfaat bagi kehidupan manusia. Adapun bagian dari
1. Akar
Akar kelapa sangat berguna bagi lingkungan hidup kita. Pohon kelapa
mempunya akar yang menyurupai rambut dan memiliki sistem akar berserat. Akar
pohon kelapa mempunyai sifat piretik yang berfungsi menurunkan gejala panas
dan demam tubuh. Akar pohon kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai pewarna,
bahan dasar pembuatan sikat gigi, dan bahan dasar untuk alat pencuci mulut.
Rebusan akar kelapa juga dapat membantu mengobati berbagai macam gangguan
17
pencernaan seperti diare, disentri, dan juga dapat mengobati gatal -gatal. Akar
pohon kelapa juga bermanfaat untuk kerajinan tangan seperti pembuatan gelang
2. Batang
Kayu atau batang pohon kelapa sangatlah berguna, selain harga yang
relatif murah dengan kualitas menengah, kayu ini banyak dipakai sebagai
sebagai bahan dasar pembuatan kertas. Batang kelapa memiliki tiga macam
kepadatan yang terbagi dalam kepadatan keras yang cocok untuk struktural umum
seperti pilar, gulungan, arung jeram, kusen pintu dan jendela. Kemudian
dan kancing horizontal. Bagian ketiga dengan kepadatan rendah digunakan dalam
aplikasi bantalan non-beban seperti panel kayu, lis internal dan langit-langit, serta
Sama halnya seperti Akar dan Batang, daun juga memiliki kegunaan yang
sangat signifikan seperti masyarakat Bali pada umumnya daun kelapa digunakan
dalam berbagai upacara keagamaan dan juga sebagai hiasan pada acara-acara
pernikahan. Daun kelapa yang masih muda atau biasa disebut janur dapat
dimanfaatkan untuk berbagai macam hal seperti bahan anyaman, dekorasi sebuah
acara adat, pembungkus makanan dan lain sebagainya. Daun kelapa yang sudah
tua digunakan sebagai bahan anyaman atap maupun dinding bangunan. Batang
daun atau lidi dimanfaatkan sebagai bahan alat kebersihan seperti sapu lidi.
Buah kelapa yang paling banyak mempunyai manfaat selain isinya dapat
dimakan, dibuatkan santan, dijadiadikan sebagai minyak goreng dan ampas dari
19
isinya dapat dijadikan Patarana. Serabut kepala juga tidak kalah pentingnya
dengan bagian buah kelapa lainnya yang kebanyakan orang tidak tahu bahwa
serabut ini bisa diolah dan dijadikan barang komersil seperti keset kaki bahkan
jika diolah lebih lanjut bisa digunakan sebagai isi jok atau isi kasur. Untuk bagian
tempurung atau batok ini yang paling bernilai seni seperti wadah minuman
sebagai pengganti gayung, centong kuah dan juga berbagai macam aksesoris
menarik lainnya.
Untuk bunga kelapa mulai mekar ketika berumur sekitar 4 sampai 6 tahun,
bunga-bunga kelapa ini berwarna kuning dan beraroma manis. Bagian bunga ini
tersusun majemuk yang pada rangkaiannya dilindungi oleh Bractea. Bunga kelapa
dimanfaatkan sebagai hasil fermentasi dari getah bunga kelapa yang digunakan
tradisional dan juga sebagai bahan kerajinan seperti topi, tas dan sandal tali.
1. Daging Buah
Hasil dari pengolahan daging dari buah kelapa minyak kelapa, ampas dan
blondo yang didapatkan dari proses pembuatan minyak kelapa. Kualitas minyak
yang dihasilkan berupa minyak yang putih, jernih yang banyak dipaarkan sebagai
VCO. Produk samping yang dihasilkan dari pengolahan minyak kelapa yaitu
ampas dan blondo. Ampas biasanya digunakan sebagai pakan ternak sedangkan
2. Tempurung Kelapa
Tempurung kelapa merupakan bagian pelindung pada inti buah kelapa, yang
terletak didalam buah kelapa setelah sabut. Biasanya tempurung kelapa di lakukan
pengolahan dengan proses pirolisis dan destilasi, dimana nantinya dari proses
pirolisis dan destilasi tempurung kelapa menghasilkan asap cair. Adapun arang
yang tersisa masih bisa juga dimanfaatkan sebagai arang aktif dengan beberapa
perlakuan.
3. Sabut Kelapa
melakukan banyak cara sehingga bisa menghasilkan produk yang memiliki nilai
4. Air Kelapa
Air kelapa memiliki kandungan unsur yang tinggi selain unsur makro,
namun juga mengandung unsur mikro. Unsur makro yang terkandung dalam air
21
kelapa adalah karbon dan nitrogen. Air kelapa biasanya di olah menjadi produk
KELAPA
menjadi obat antivirus termasuk virus HIV. Minyak tersebut mengandung 48%
asam laurat, yaitu asam lemak jenuh dengan rantai karbon sedang (MCFA,
Medium Chain Fatty Acids) yang mudah diserap oleh tubuh, sehingga dapat
22
timbunan jaringan lemak. Selain itu di dalam tubuh asam laurat akan diubah
dengan cara merebus santan terus menerus hingga didapatkan minyak kelapa.
Minyak yang dihasilkan bermutu kurang baik, jika di uji mutunya akan
mempunyai angka peroksida dan asam lemak bebas yang tinggi, dan juga warna
minyak kuning kecoklatan sehingga minyak akan cepat menjadi tengik dalam dua
bulan. Dengan mengubah metode pembuatan minyak kelapa, minyak kelapa yang
biasa dibuat melalui proses pemanasan diubah menjadi pembuatan minyak kelapa
memanfaatkan reaksi kimia sederhana, dimana santan adalah campuran air dan
minyak. Kedua senyawa ini bisa bersatu karena adanya molekul protein yang
minyak dalam santan ditarik oleh minyak umpan sampai akhirnya bersatu.
Tarikan itu membuat minyak terlepas dari air dan protein. Minyak yang dihasilkan
adalah minyak kelapa dengan kualitas tinggu yang disebut Virgin Coconut Oil
(VCO).
VCO merupakan minyak kelapa murni yang terbuat dari daging kelapa
segar yang diolah dalam suhu rendah atau tanpa melalui pemanasan. Kandungan
23
yang penting dalam minyak tetap dapat dipertahankan, dan minyak mempunyai
warna lebih jernih dan dapat tahan selama dua tahun tanpa menjadi tengik
(Anonimous, 2005).
Salah satu cara untuk meningkatkan rendemen minyak yang terekstrak dari
krim santan dapat dilakukan dengan menambahkan suatu enzim yang dapat
emulsi santan dapat terjadi dengan adanya enzim proteolitik. Enzim papain
merupakan salah satu enzim proteolitik. Enzim ini dapat mengkatalisis reaksi
minyak kedelai, minyak jagung dan minyak bunga matahari, VCO memiliki
beberapa keunggulan yaitu kandungan asam laurat tinggi, komposisi asam lemak
rantai mediumnya tinggi dan berat molekulnya rendah. Asam laurat merupakan
asam lemak jenuh rantai sedang atau dalam istilah kesehatan lebih dikenal dengan
Beberapa asam lemak rantai sedang yang terkandung didalam VCO yaitu
asam kaprilat (C8) sebanyak 5.0-10.0%, asam caprat (C10) sebanyak 4.5-8.0%
dan asam laurat (C12) sebanyak 43-53%. Asam laurat misalnya, didalam tubuh
Selain asam laurat, VCO juga mengandung capric acid yang berantai
sedang. Asam inipun bermanfaat bagi kesehatan manusia yang didalam tubuh
berbagai penyakit.
Adapun komposisi dan kandungan dari minyak kelapa murni (VCO) adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1
Komposisi VCO
Sumber : www.google.com
VCO selain sabut, tempurung, kulit ari, ampas dan air. Blondo pada proses
yang sering disebut sambal kethak, dodol kethak atau campuran bumbu gudeg
25
jogja, (Marwah, 2005). Tetapi dalam keadaan mentah sampai saat ini belum ada
putih dengan protein yang berbentuk cream atau sering disebut inti santan yang
berbentuk cairan memiliki ciri dalam waktu empat hari akan mengeluarkan bau
yang tidak sedap dan sangat menyengat. Kandungan nutrisi blondo berdasarkan
Tabel 2.2
Kandungan Nutrisi Blondo per 100 gr
Tabel 2.3
Perbandingan Kandungan Karbohidrat, Lemak, Protein dan Air yang ada
dalam Blondo, Santan Kental, Daging Kelapa per 100 gr
Unsur Gizi Blondo Santan Murni Daging Kelapa Tua
Kalori 214.9629 316.40 359
Karbohidrat 13.9793 2.8 14
Lemak 17.17 35 34,7
Protein 8.308 70 3.4
Air 49,80 80 50
Sumber : Haerani, 2010
Dari tabel diatas diketahui kandungan nutrisi blondo masih cukup tinggi
dengan karakteristik yang dimiliki oleh blondo adalah berwarna putih yang
berbentuk cairan memiliki ciri dalam waktu empat hari akan mengeluarkan bau
yang tak sedap dan sangat menyengat. Hal inilah menyebabkan industri yang
memproduksi VCO harus membuat dan mencari tempat khusus yang jauh dari
lingkungan. Blondo yang selama ini dianggap limbah tanpa guna temyata masih
menjadi produk sabun mandi yang bisa menambah produk sampingan bagi
2.1.4 Sabun
Sabun mandi adalah senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak dari
minyak nabati dan atau lemak hewani berbentuk padat, lunak atau cair, berbusa
grade mutu A diproduksi oleh bahan baku minyak atau lemak yang terbaik dan
mengandung sedikit atau tidak mengandung alkali bebas. Sabun dengan grade B
diperoleh dari bahan baku minyak atau lemak dengan kualitas yang lebih rendah
alkali bebas yang relatif tinggi berasal dari bahan baku lemak atau minyak yang
berwarna gelap. (Kamikaze, 2002). Jenis sabun yang dikenal yaitu sabun padat
1. Sabun Cair
3. Sabun Keras
a. Dibuat dari lemak netral yang padat atau dari minyak yang dikeraskan
menggunakan air, melainkan perlu suatu bahan yang dapat mengangkat kotoran
yang menempel tersebut. Karena sabun merupakan surfaktan, maka sabun dapat
Mekanisme pembersihan oleh sabun yaitu: saat kontak dengan air, sabun
berpenetrasi diantara kulit dan kotoran untuk menurunkan gaya adhesi dan
dengan cara tersolubilisasi dalam misel yang terbentuk oleh sabun (Mitsui dalam
sabun akan menempel pada kotoran dan gugus hidrofilik menempel pada air.
Menurut Saepul Rohman (2009) terdapat beberpa jenis minyak atau lemak
1. Tallow. Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh
Oleat dan stearat adalah asam lemak yang paling banyak terdapat dalam
tallow. Jumlah FFA dari tallow berkisar antara 0,75-7,0 %, titer pada
2. Lard. Lard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung asam
lemak tak jenuh seperti oleat (60 ~ 65%) dan asam lemak jenuh seperti
stearat (35 ~ 40%). Jika digunakan sebagai pengganti tallow, lard harus
berbusa.
31
dari pemasakan buah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit berwarna jingga
terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit akan
bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai
bahan lainnya.
berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang
jenuh yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan
5. Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit). Minyak inti kelapa sawit
diperoleh dari biji kelapa sawit. Minyak inti sawit memiliki kandungan
asam lemak yang mirip dengan minyak kelapa sehingga dapat digunakan
asam lemak tak jenuh lebih tinggi dan asam lemak rantai pendek lebih
6. Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin). Minyak sawit stearin adalah
minyak yang dihasilkan dari ekstraksi asam-asam lemak dari minyak sawit
7. Marine Oil. Marine oil berasal dari mamalia laut (paus) dan ikan laut.
Marine oil memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi,
8. Castor Oil (minyak jarak). Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan
9. Olive oil (minyak zaitun). Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah
Sabun yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tapi
membuat sabun yang berasal dari campuran minyak dan lemak yang
kandungan asam laurat dan miristat yang tinggi dan dapat membuat sabun
mudah larut dan berbusa. Kandungan stearat dan dan palmitat yang tinggi
1. Sabun bersifat basa. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suhu
tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun
2. Sabun menghasilkan buih atau busa. Jika larutan sabun dalam air diaduk
maka akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak akan terjadi pada air
sadah (air yang mengandung garam). Dalam hal ini sabun dapat
koloid. Sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci
kotoran yang bersifat polar maupun non polar. Sabun mempunyai gugus
polar dan non polar. Saat dipakai mencuci sabun berperan sebagai
bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan larut
hidrofilik (suka air) dan larut dalam air. Struktur molekul sabun dapat
Manfaat sabun adalah sebagai pembersih saat mencuci atau saat mandi.
Kotoran yang menempel pada kulit umumnya adalah minyak, lemak dan keringat.
Zat-zat ini tidak dapat larut dalam air karena sifatnya yang non polar. Sabun
gugus non polar yaitu gugus (–R) yang akan mengikat kotoran, dan gugus (–
COONa) yang akan mengikat air karena sama-sama gugus polar. Kotoran dapat
lepas karena terikat pada sabun dan sabun terikat pada air (Cavith, 2001). Reaksi
dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua sifat sabun:
2. Ujung anion molekul sabun, yang tertarik dari air, ditolak oleh ujung
Karena tolak menolak antara tetes sabun-minyak, maka minyak itu tidak
2.1.5 Saponifikasi
Kata saponifikasi atau saponify berarti membuat sabun dalam bahasa latin
dengan basa. Sabun dibuat dari proses saponifikasi lemak hewan (tallow) dan dari
Reaksi saponifikasi induk lemak disebut fatty acids yang terdiri dari rantai
karboksil. Asam lemak rantai tidak lain adalah hidrolisis basa suatu ester dengan
samping juga memiliki nilai jual.Sabun merupakan garam yang terbentuk dari
asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah
larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan
yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil,
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun
padat.Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan
(KOH) sebagai alkali.Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi
wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang
lebih keras daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.
sebagai berikut:
reaksinya, dimana penambahan basa harus sedikit berlebih dari minyak agar
tersabunnya sempurna. Jika basa yang digunakan terlalu pekat akan menyebabkan
terpecahnya emulsi pada larutan sehingga fasenya tidak homogen, sedangkan jika
basanya terlalu encer, maka reaksi akan membutuhkan waktu yang lama.
2. Suhu
menaikkan hasil dalam waktu yang lebih cepat. Tetapi jika kenaikan suhu telah
arah pereaksi aau dengan kata lain hasilnya akan menurun. Turunnya harga
konstanta keseimbangan reaksi oleh naiknya suhu merupakan akibat dari reaksi
eksotermis.
37
3. Pengadukan
molekul reaktan yang bereaksi. Jika tumbukan antar molekul reaktan semakin
besar, maka kemungkinan terjadinya reaksi semakin besar pula. Hal ini sesuai
konstanta A.
4. Waktu
yang dapat tersabunkan, berarti hasil yang didapat juga semakin tinggi, tetapi jika
berikut:
Proses pendidihan penuh pada dasarnya sama dengan proses batch yaitu
minyak atau lemak dipanaskan di dalam ketel dengan menambahkan NaOH yang
pasta kira kira setelah 4 jam pemanasan. Setelah terbentuk pasta ditambahkan
menggunakan air panas dan terbentuklah produk utama sabun dan produk
samping gliserin.
Pada proses semi pendidihan, semua bahan yaitu minyak atau lemak dan
saponifikasi. Setelah reaksi sempurna ditambah sodium silikat dan sabun yang
3. Proses Dingin
Pada proses dingin semua bahan yaitu minyak, alkali, dan alkohol dibiarkan
didalam suatu tempat atau bejana tanpa dipanaskan (temperatur kamar 25OC ).
Reaksi antara NaOH pada uap air H2O merupakan reaksi eksoterm sehingga dapat
minyak atau lemak dan NaOH alkohol proses ini memerlukan waktu untuk reaksi
menghasilkan busa yang banyak. Oleh karena itu, perlu dilakukan penetralan
karena minyak dan larutan alkali merupakan larutan yang tidak saling larut
akhirnya kecepatan reaksi akan kembali menurun karena jumlah minyak yang
eksotermis sehingga harus diperhatikan pada saat penambahan minyak dan alkali
agar tidak terjadi panas yang berlebihan. Pada proses penyabunan, penambahan
larutan alkali (KOH atau NaOH) dilakukan sedikit demi sedikit sambil diaduk dan
dipanasi (apabila untuk menghasilkan sabun cair) (Perdana & Hakim, 2008).
1. Minyak Kelapa
Lemak yang dipakai dalam pembuatan sabun adalah lemak yang memiliki
rantai karbon berjumlah 12-20 (C12-C20). Lemak dengan rantai karon kurang dari
12 tidak memiliki efek sabun (soapy effect) dan dapat menimbulkan iritasi pada
kulit, dan lemak dengan rantai karon lebih dari 20 memiliki kelarutan yang sangat
rendah. Minyak kelapa adalah contoh lemak nabati yang banyak diketahui
kelapa adalah C12H24O2 (Corredoira dan Pandolfi, 1996). Minyak kelapa diperoleh
melalui ekstraksi kopra atau daging buah kelapa segar daging buah kelapa segar
40
cenderung menjadi tengik (rancid). Asam lemak yang paling dominan dalam
minyak kelapa adalah asam laurat. Asam-asam lemak yang lain adalah kaproat,
kaprilat, dan kaprat. Semua asam lemak tersebut dapat larut dalam air dan bersifat
mudah menguap jika didistilasi dengan menggunakan air atau uap panas. Didalam
pembuatan sabun sereh minyak kelapa berfungsi untuk bahan pembuatan stok
sabun, busa, kekerasan sabun, dan melembabkan saat dipakai (Shrivastava, 1982).
Minyak kelapa memiliki sekitar 90% asam lemak jenuh (Ketaren, 1986).
Senyawa alkali merupakan garam terlarut dari logam alkali seperti kalium
dan natrium. Alkali digunakan sebagai bahan kimia yang bersifat basa dan
akanbereaksi serta menetralisir asam. Alkali yang umum digunakan adalah NaOH
atau KOH. NaOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun padat karena
sifatnya yang tidak mudah larut dalam air (Rohman, 2009). NaOH berwarna
putih, massa lebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat
basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan diudara akan
cepat menyerap karbondioksida dan melembab. NaOH membentuk basa kuat bila
dilarutkan dalam air. Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion
natrium dan hidroksida. NaOH atau kaustik soda adalah senyawa alkali dengan
berat molekul 40 yang berbentuk padat dan berwarna putih, dapat mengakibatkan
41
iritasi pada kulit, senyawa NaOH larut dalam air dan bersifat basa kuat,
mempunyai :
basayang diperlukan (kirk et al, 1952 dalam Kamikaze, 2002). NaOH merupakan
salah satu jenis alkali, baik KOH ataupun NaOH harus dilakukan dengan takaran
yang tepat. Apabila terlalu pekat atau lebih, maka alkali bebas tidak berikatan
dengan trigliserida atau asam lemak akan terlalu tinggi sehingga dapat
menyebabkan iritasi pada kulit. Sebaiknya apabila terlalu encer atau jumlahnya
terlalu sedikit, maka sabun yang dihasilkan akan mengandung asam lemak bebas
yang tinggi, asam lemak bebas pada sabun dapat mengganggu proses emulsi
Kalium hidroksida (KOH) adalah basa kuat yang terbentuk dari oksida basa
kalium oksida yang dilarutkan dalam air. Kalium hidroksida membentuk larutan
alkalin yang kuat ketika dilarutkan dalam air. Kalium hidroksida sama seperti
Kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses industri bubur kayu, kertas,
tekstil, air minum, sabun, dan deterjen (Williams dan Schmitt, 2011).
42
sabun konsentrasi kalium hidroksida harus tepat, karena apabila terlalu banyak
akan memberikan pengaruh negatif, yaitu iritasi pada kulit sedangkan apabila
terlalu sedikit maka sabun yang dihasilkan akan mengandung asam lemak bebas
tinggi yang mengganggu proses emulsi sabun dan kotoran (Kirk dkk., 1952). Ion
K+ dari KOH bereaksi dengan asam lemak membentuk sabun, sehingga KOH
dalam sabun sereh berfungsi untuk pembuatan stok sabun (Cavith, 2001).
4. Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O. Satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom
oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi
standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15K (0 °C)). Zat
kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan
untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam- garam,gula, asam,
beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik. Dalam pembuatan sabun,
air yang baik digunakan sebagai pelarut yang baik adalah air sulingan atau air
minum kemasan. Air dari PAM kurang baik digunakan karena banyak
mengandung mineral.
5. Zat Adiktif
Zat aditif yang paling umum ditambahkan dalam pembuatan sabun adalah
parfum, pewarna, dan garam (NaCl). Parfum merupakan bahan yang ditambahkan
dalam suatu produk kosmetika khususnya untuk sabun wajah dan sabun badan
43
dengan tujuan menutupi bau yang tidak enak serta untuk memberikan wangi yang
digunakan untuk membuat produk lebih menarik (Utami dalam dalam Sella,
Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang
terlalu tinggi di dalam sabun dapat memperkeras struktur sabun. NaCl yang
sabun akan mengendap. NaCl harus bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar
6. Antioksidan
Kerusakan minyak atau lemak terutama bau tengik (rancid) dapat dihindari
7. Parfum
Isi sabun tidak lengkap bila tidak ditambah parfum sebagai pewangi.
Pewangi atau pengaroma adalah suatu zat tambahan yang ditujukan untuk
memberikan aroma wangi pada suatu sediaan agar konsumen lebih tertarik
44
permintaan pasar. Biasanya dibutuhkan wangi parfum yang tak sama untuk
1. pH
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai
kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion
terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia biologi,
2. Alkali Bebas
Alkali bebas merupakan alkali dalam sabun yang tidak diikat sebagai
senyawa. Kelebihan alkali bebas dalam sabun tidak boleh lebih dari 0,1% untuk
sabun Na dan 0,14 % untuk sabun KOH karena alkali mempunyai sifat yang keras
dan menyebabkan iritasi pada kulit. Kelebihan alkali bebas pada sabun dapat
disebabkan karena konsentrasi alkali yang pekat atau berlebih pada proses
3. Berat Jenis
Prinsip dari berat jenis ini adalah perbandingan bobot contoh dengan bobot
Pada Angka Lempeng Total yang dilihat yaitu perhitungan bakteri mesofil
aerob setelah contoh diinkubasikan dalam perbenihan yang cocok selama 24-48
5. Organoleptik
penglihatan, bau, rasa, sentuhan, dan pendengaran. Tujuan uji organoleptik adalah
uji organoleptik terbagi atas 2 kelompok yaitu uji hedonik dan mutu hedonik. Uji
hedonik (uji kesukaan) dilakukan apabila uji dari desain untuk memilih satu
produk diantara produk lain secara langsung. Sedangkan mutu hedonik tidak
menyatakan suka atau tidak suka melainkan menyatakan kesan tentang baik atau
buruk. Kesan baik atau buruk ini disebut mutu hedonik. Kesan mutu hedonik lebih
spesifik dari pada sekedar kesan suka atau tidak suka. Jadi uji yang digunakan
adalah uji hedonik karena uji hedonik ini dilakukan secara spontan. Hal ini penelis
diminta untuk menilai suatu produk secara langsung dan pada saat itu juga
2. 2 Kerangka Konseptual
sebagai berikut:
2. Direaksikan dengan
KOH 30%
3. Dilanjutkan dengan
proses dilusi
24 jam.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah jenis penelitian yang bersifat
penelitian paling produktif, karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik
akibat. Ada dua alasan mengapa penelitian eksperimen cocok dilakukan di bidang
pendidikan. Pertama, metode pengajaran yang lebih tepat di setting secara alami
dan dikomparasikan di dalam keadaan yang tidak biasa. Kedua, penelitian dasar
pendidikan.
Penelitian pembuatan sabun dari limbah industri vco ini dilakukan pada
bulan Juni sampai bulan Juli 2018 di Gapoktan Berkah Bersama Kecamatan
47
48
3.3.1 Populasi
Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
Jadi, populasi pada penelitian ini adalah limbah blondo industri pengolahan kelapa
Pariaman.
3.3.2 Sampel
populasi yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang
dikehendaki dari suatu populasi. Jadi, sampel pada penelitian ini adalah sebagian
limbah blondo dengan volume tertentu yang di ambil dari industri pengolahan
Pariaman.
Variabel Penelitian adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh seorang peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal
49
permasalahan yang diteliti maka variabel pada penelitian ini adalah mutu sabun
yang dihasilkan dari komposisi blondo yang digunakan dengan variasi berbeda.
Data primer yaitu, data yang dikumpulkan secara langsung dari sumber
asli atau pihak pertama. Data primer pada penelitian ini adalah:
blondo
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui
media perantara. Adapun data sekunder pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
lemak
mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Jenis
sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh
dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak
cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara
1. Tahapan Pertama
kita ketahui banyak blondo yang dihasilkan dari kegiatan industri pengolahan
2. Tahapan Kedua
kelapa dilakukan proses pembuatan sabun dengan penambahan basa kuat KOH.
51
3. Tahapan Ketiga
Untuk mengetahui apakah blondo dapat dijadikan sebagai sabun mandi yang
sesuai standar mutu SNI, dapat diperoleh melalui hasil pengujian dilaboratorium.
a. Alat
1. Timbangan
5. Termometer
b. Bahan
1. Blondo
2. KOH 30%
3. Gliserin
4. Aquades
6. Coco-DEA
7. Bahan pendukung
c. Cara Kerja
homogen.
7. Simpan sabun mandi cair selama 24 jam dan sabun siap digunakan.
3.8.1 Pengujian pH
a. Alat
1. pH meter
2. Gelas piala
3. Batang pengaduk
4. Elektroda
b. Bahan
1. Sabun
2. Larutan buffer
53
3. Aquades
c. Cara Kerja
melakukan pengukuran.
kedalam contoh yang akan diperiksa (direndam dalam air es) pada
suhu 25oC.
a. Alat
1. Neraca analitik
2. Labu ukur 1 L
5. Penangas air
6. Pendingin
7. Buret 50 ml
b. Bahan
1. Sabun
3. Indikator pp
5. Batu didih
c. Cara Kerja
250 ml.
menit mendidih.
4. Bila larutan bewarna merah, kemudian titar dengan larutan HCl 0,1
a. Alat
1. Neraca analitik
2. Piknometer
b. Bahan
1. Sabun
2. Aseton
c. Cara Kerja
a. Alat
1. Tabung reaksi
3. Cawan petri
4. Inkubator
6. Erlenmeyer
b. Bahan
1. Sabun
2. BPW
3. Media PCA
c. Cara Kerja
dengan aseptik.
petri.
hari.
57
START
IdentifikasiMasalah
BatasanMasalah
RumusanMasalah
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisis Data
Kesimpulandan Saran
FINISH
Pembuatan sabun mandi dari blondo membutuhkan waktu sekitar 3 hari dimulai
dari proses sampling, pemanasan, dilusi dan bisa di gunakan sebagai sabun mandi.
Sebelum digunakan sebagai sabun mandi, blondo yang telah di sampling disimpan
dalam wadah tertutup didalam lemari pendingin. Setelah itu blondo ditakar sesuai
komposisi ke dalam beaker glass 250 ml dipanaskan hingga suhu 70oC dengan hot
plate magnetic stirer, lalu ditambah KOH 30% sebanyak 50 ml dan diaduk hingga
homogen dan didiamkan selama lebih kurang 5 jam hingga menjadi pasta sabun
dan 5 ml PG (campuran B). Setelah itu campurkan campuran A dan campuran B aduk
hingga homogen. Selanjutnya suhu diturunkan dan 5 ml Coco DEA dimasukkan serta
diaduk hingga homogen dan simpan sabun mandi cair selama 24 jam.
kebutuhan manusia setiap harinya, sabun mandi bisa dibuat dengan mereaksikan
minyak dan basa kuat. Blondo yang dihasilkan oleh Gapoktan Berkah Bersama masih
mengandung VCO sehingga berpotensi untuk menjadi sabun mandi. Produk sabun
58
59
mandi dari pemanfaatan blondo ini merupakan produk baru yang bisa diterapkan oleh
Gapoktan Berkah Bersama. Bentuk dari produk pemanfaatan dapat dilihat pada
Pangan Provinsi Sumatera Barat dengan peralatan instrument dan gelas maka
Berdasarkan nilai standar baku mutu sabun mandi cair menurut SNI tahun
sabun cair yang dihasilkan bersifat asam atau basa. pH merupakan parameter penting
pada produk kosmetika, karena nilai pH dapat mempengaruhi daya absorpsi kulit.
Sabun yang memiliki nilai pH sangat tinggi atau sangat rendah dapat meningkatkan
daya absorbansi kulit, sehingga menyebabkan iritasi pada kulit dan menjadikan kulit
iritasi seperti luka, gatal atau mengelupas (Wasiaatmaja, 1997). Menurut SNI 06-
4085-1996 sabun mandi cair yang baik memiliki nilai pH yaitu sekitar 8–11. Adapun
Dari hasil pengukuran nilai pH sabun cair yang dilakukan pada penelitian ini
menunjukkan bahwa produk sabun cair memiliki pH basa, hal ini dikarenakan bahan
dasar penyusun sabun cair yang dihasilkan adalah KOH yang bersifat basa. Grafik
61
nilai pH sabun mandi cair yang diperoleh dari penambahan voume blondo yang
pH
11.10
11.00
10.90
10.80 Standar
10.70
pH
10.60
10.50
10.40
1:5 2:5 3:5 4:5 5:5
pH. Semakin banyak volume blondo yang ditambahkan maka nilai pH semakin
menurun.
Cair
Alkali bebas merupakan alkali dalam sabun yang tidak diikat sebagai senyawa.
Kelebihan alkali bebas dalam sabun tidak boleh lebih dari 0,1% untuk sabun Na dan
0,14 % untuk sabun KOH karena alkali mempunyai sifat yang keras dan
menyebabkan iritasi pada kulit. Kelebihan alkali bebas pada sabun dapat disebabkan
karena konsentrasi alkali yang pekat atau berlebih pada proses penyabunan (Qisti,
2009). Apabila semakin tinggi jumlah KOH yang digunakan tanpa diimbangi dengan
62
penambahan jumlah minyak yang cukup, maka akan semakin tinggi pula kandungan
alkali bebasnya. Hal ini disebabkan karena reaksi saponifikasi yang terjadi tidak
sempurna. Jumlah minyak yang tersedia tidak cukup untuk menyabunkan atau
mengikat KOH yang berlebih, sehingga jumlah alkali bebas makin besar (Mak dan
Firempong, 2011). Adapun nilai alkali bebas sabun mandi cair dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.3 Data Hasil Pengujian Alkali Bebas Sabun Mandi Cair
Hasil pengukuran kadar alkali bebas pada penelitian sabun mandi cair ini
berkisar antara 0,11 % sampai dengan 0,43 %. Adapun grafik nilai alkali bebas sabun
mandi cair yang diperoleh dari penambahan voume blondo yang berbeda dapat dilihat
Alkali Bebas
0.5
0.4
0.3 Standar
0.2 Alkali Bebas
0.1
0
1:5 2:5 3:5 4:5 5:5
Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Penambahan Volume Blondo dengan Alkali Bebas
63
Dari grafik diatas dapat dilihat dari setiap formulasi terjadi penurunan nilai
berpengaruh terhadap nilai alkali bebas. Semakin banyak volume blondo yang
Cair
Bobot jenis merupakan perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25˚C
terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama (Voight, 1994). Pada
penelitian ini, pengukuran bobot jenis sabun cair menggunakan piknometer. Adapun
data nilai bobot jenis sabun mandi cair dapat dilihat pada tabel berikut:
Hasil pengukuran berat jenis pada penelitian sabun mandi cair ini berkisar
antara 1,10 % sampai dengan 1,10 %. Adapun grafik nilai berat jenis sabun mandi
cair yang diperoleh dari penambahan voume blondo yang berbeda dapat dilihat pada
gambar 4.4
64
Berat Jenis
1.18
1.16
1.14
1.12 standar
1.10
1.08
1.06
1:5 2:5 3:5 4:5 5:5
Dari grafik diatas dapat dilihat dari setiap formulasi terjadi penurunan nilai
berat jenis. Penurunan nilai berat jenis dapat disebabkan oleh konsentrasi bahan baku
dalam larutan. Setiap bahan baku yang ditambahkan dalam formulasi sabun sangat
menentukan berat jenis produk sabun yang dihasilkan. Dapat diambil kesimpulan
bahwa penambahan volume blondo berpengaruh terhadap nilai alkali bebas. Semakin
banyak volume blondo yang ditambahkan maka nilai alkali bebas semakin menurun.
Angka lempeng total (ALT) atau cemaran mikroba merupakan salah satu
dengan ketahanan sabun akan mikroba pada kulit. Apabila setelah inkubasi terdapat
mikroba yang tumbuh pada cawan petri melebihi batas standar yang ditetapkan, maka
sabun tersebut tidak layak untuk digunakan. Pada penelitian ini, dari setiap formulasi
yang dibuat tidak ditemukan cemaran miroba pada produk sabun mandi cair yang
65
dibuat dari blondo. Karena blondo yang digunakan dalam pembuatan sabun mandi
cair ini masih mengandung VCO dan dalam pembuatan VCO di Gapoktan Berkah
mikroorganisme dengan cara merusak membran yang membungkus sel yang terdiri
atas asam lemak. Oleh sebab itu asam laurat berfungsi sebagai antibakteri, antijamur,
antiparasit, antiprotozoa, dan antivirus dan dapat mencegah infeksi bakteri patogen
e. Uji Organoleptik
1. Bau
Dari uji organoleptik untuk parameter bau yang dilakukan kepada 20 orang
panelis yang tidak terlatih diperoleh hasil yang terlihat pada tabel dibawah ini:
Bau
Formulasi
1 Persentase 2 Persentase 3 Persentase
1:5 5 25% 14 70% 1 5%
2:5 4 20% 14 70% 2 10%
3:5 4 20% 14 70% 2 10%
4:5 4 20% 14 70% 2 10%
5:5 4 20% 10 50% 6 30%
66
1 Sangat Wangi
2 Wangi
3 Kurang Wangi
Bisa kita ketahui dari data yang diperoleh bahwa sabun mandi yang dihasilkan
memiliki persentase aroma wangi. Namun dari data yang diperoleh ada juga
responden yang menyatakan tidak wangi hal ini bisa disebabkan karena responden
2. Bentuk
Dari uji organoleptik untuk parameter bentuk yang dilakukan kepada 20 orang
panelis yang tidak terlatih diperoleh hasil yang terlihat pada tabel dibawah ini:
Bentuk
Formulasi
1 Persentase 2 Persentase 3 Persentase
1:5 20 100% - - - -
2:5 19 95% 1 5% - -
3:5 19 95% 1 5% - -
4:5 4 20% 16 80% - -
5:5 1 5% 19 95% - -
1 Cair
2 Kurang cair
3 Sangat Cair
67
Bisa kita ketahui dari data yang diperoleh bahwa sabun mandi yang dihasilkan
memiliki persentase bentuk sabun cair. Namun dari data yang diperoleh ada juga
responden yang menyatakan kurang cair yang terdapat pada formula 5:5, hal ini bisa
3. Warna
panelis yang tidak terlatih diperoleh hasil yang terlihat pada tabel dibawah ini:
Warna
Formulasi
1 Persentase 2 Persentase 3 Persentase
1:5 1 5% 18 90% 1 5%
2:5 - - 19 95% 1 5%
3:5 1 5% 18 90% 1 5%
4:5 1 5% 17 85% 2 5%
5:5 - - 4 20% 16 80%
1 Sangat menarik
2 Kurang menarik
3 Tidak menarik
Bisa kita ketahui dari data yang diperoleh bahwa sabun mandi yang dihasilkan
memiliki persentase warnasabun menarik. Namun dari data yang diperoleh ada juga
responden yang menyatakan kurang menarik yang terdapat pada formula 5:5, hal ini
68
penambahan volume blondo berpengaruh pada warna sabun yang akan dihasilkan.
*produksi vco dalam setahun dilakukan sebanyak 120 hari jadi untuk biaya bahan
= Rp 243.000
Biaya Produksi (50 butir)= upah + biaya inventarsis/produksi + biaya bahan baku
= Rp 763.000
*produksi 50 butir kelapa/hari diperoleh 5 liter VCO jadi nilai ekonomi yang
Dari rincian biaya produksi diatas dapat dilihat bahwa apabila memproduksi
dan menjual VCO maka akan menguntungkan bagi produsen. Selain itu kita juga bisa
memanfaatkan limbah yang dihasilkan dari industri VCO untuk menjadi sabun mandi
70
cair. Untuk rincian biaya produksi limbah menjadi sabun mandi cair bisa dilihat pada
*produksi sabun mandi cair dalam setahun dilakukan sebanyak 120 hari jadi untuk
= Rp 121.300
= Rp 167.200
*produksi 50 butir kelapa/hari diperoleh 4 liter blondo jadi nilai ekonomi yang
Dari rincian biaya produksi diatas dapat dilihat bahwa apabila memproduksi
dan menjual sabun mandi cair dipasaran maka akan sangat menguntungkan bagi
produsen dan bahkan disaat harga jual yang kita berikan dibandingkan dengan harga
5.1 Kesimpulan
Pada penelitian yang dilakukan terhadap pemanfaatan limbah industri vco
1. Blondo yang dihasilkan dari limbah industri vco bisa diolah menjadi sabun
mandi cair.
pembuatan sabun mandi yaitu pada perbandingan 5:5 karena dari data
penelitian yang diperoleh memenuhi syarat mutu SNI sabun mandi cair dengan
nilai pH sebesar 10,64, nilai berat jenis sebesar 1,10, nilai alkali bebas sebesar
0,11%, dan angka lempeng total tidak ada. Sedangkan untuk uji
organoleptiknya sabun memiliki bentuk kurang cair, wangi dan bewarna sedikit
gelap.
sebesar Rp. 29.856.000 dalam skala produksi vco 120 kali pertahunnya.
5.2. Saran
untuk pembuatan sabun mandi cair ini maka beberapa saran untuk penelitian
73
74
3. Agar penelitian ini lebih baik maka penulis menyarankan untuk melakukan
mandi sehingga didapatkan hasil sabun mandi cair yang lebih menarik minat
pembeli.
DAFTAR PUSTAKA
Asri, W. Anisa, Y., dan Sudaryanto, Z. Pembuatan Sabun Cair Berbasis Virgin
11(2), 1-10.
http://fadillahahmaddedi.blogspot.co.id/2015/08/saponifikasi.html.
Hastuti, Sri, M.Si, dkk. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Dasar I. 2007.
Indonesia Dalam Angka. Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa. Badan Pusat
Khopkar, S.M.. Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia. Jakarta. 2003.
Mak-Mensah, E.E. and C.K. Firempong. Chemical Characteristics of Toilet Soap
Prepared From Neem (Azadiracta Indica A.juss) Seed Oil, Asian J PI Sci
Padang Pariaman Dalam Angka. Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa. Badan
2018
Riko Ervil, Dkk. Metode Penulisan Skripsi. Sekolah Tinggi Teknologi Industri
Padang. 2016.
Swadaya. 2006.
Setiawan, R. Direktori Pasar Agrobisnis Dalam dan Luar Negeri. Jakarta: Escaeva.
2002.
http://www.scribd.com/doc/42403029/SNI-06-3532-1994-Sabun-mandi
http://www.scribd.com/doc/42403029/SNI-06-4085-1996-Sabun-mandi-cair
limbah-industri.html.
NIM : 1410024428024
Pembimbing I
NIM : 1410024428024
Pembimbing II
No Volume Penitaran
1. 10
2. 9,8
( V x N ) HCl = ( V x N ) Na2CO3
9,9 x N HCl = 10 ml x 0,1 N
N HCl = 0,1010 N
2. Pembuatan Larutan KOH 30%
a. Perhitungan
30 % = 100 %
x = = 30 gram
b. Cara Kerja
1. Timbang 30 gram kristal KOH dengan neraca kasar.
2. Larutkan dengan sedikit aquades.
3. Paskan dengan aquades hingga volume 100 ml.
4. Lalu homogenkan dan masukan ke dalam botol reagen dan beri label.
3. Pembuatan Media PCA
1. Larutkan semua bahan untuk pembuatan Media PCA dalam 1 L air suling,
atur pH hingga 7,00
2. Masukan dalam botol dan sterilkan pada suhu 121oC selama 15 menit.
4. Pembuatan Indikator PP
1. Timbang 1 gram kristal PP dengan neraca kasar.
2. Larutkan dengan sedikit aquades.
3. Tambahkan alkohol 96% hingga semua larut.
4. Paskan dengan aquades hingga volume 100 ml.
5. Lalu homogenkan dan masukan ke dalam botol reagen dan beri label.
5. Pembuatan Larutan BPW
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Larutkan dalam 1 L air suling dan atur pH 7,0.
3. Masukan dalam labu dan sterilkan pada suhu 1210C selama 20 menit.
6. Data Analisa Mutu
a. Data Analisa pH
Formula pH
1:5 10,81
2:5 10,72
3:5 10,69
4:5 10,66
5:5 10,64
b. Data Analisa Bobot Jenis
! "#$ % & #
Rmus Bobot jenis = % #$ % & #
= 1,16
' ,-'. #$ ',+,-*#
2. Bobot Jenis (2:5) =
'',(*.'#$ ',+,-*#
= 1,14
' ,,--.#$ ',+,-*#
3. Bobot Jenis (3:5) = '',(*.'#$ ',+,-*#
= 1,11
' ,(*..#$ ',+,-*#
4. Bobot Jenis (4:5) =
'',(*.'#$ ',+,-*#
= 1,10
' ,(,-,#$ ',+,-*#
5. Bobot Jenis (5:5) =
'',(*.'#$ ',+,-*#
= 1,10
c. Data Analisa Alkali Bebas
Formulasi 1:5
(, 0 , 1 0 , ,*
= x 100%
,, -*(
= 0,46 %
Formulasi 2:5
',* 0 , 1 0 , ,*
= x 100%
,, -*(
= 0,29 %
Formulasi 3:5
,, 0 , 1 0 , ,*
= x 100%
,, ('
= 0,17 %
Formulasi 4:5
, 0 , 1 0 , ,*
= ,, *
x 100%
= 0,14 %
Formulasi 5:5
0 , 1 0 , ,*
= ,, .+
x 100%
= 0,11 %
d. Data Uji Organoleptik
1. Parameter Bau
Formulasi 1:5 (1)
,
= ' x 100% = 25%
Formulasi 1:5 (2)
(
= x 100% = 70%
'
2. Parameter Bentuk
Formulasi 1:5 (1)
'
= x 100% = 100%
'
3. Parameter Warna
Formulasi 1:5 (1)
= ' x 100% = 5%
3 4
1 2
3 4
2. Proses Dilusi
1 2
1. Pengujian pH
Pengujian pH
dengan pH meter
4:5 5:5
2. Pengujian Bobot Jenis
Penimbangan Sampel
5:5
3. Pengujian Alkali Bebas
1 2 3
2:5 3:5
4:5
1:5
5:5 B
Pengujian Angka Lempeng Pengujian Organoleptik Sabun
Total dengan metode tuang oleh panelis tak terlatih
StandarNasionalIndonesia
Sabunmandicair
I
Pendahuluan
Halaman
Pendahuluan i
Daftar isi .. ii
I Ruanglingkup.... I
3 Definisi I
4 Jenis I
5 Syarat mutu I
7 Cara uj i 2
8 Cara pengemasan t2
9 Syarat penandaan.... t2
sNI 06-4085-
t9e6
Sabunmandi cair
I Ruang lingkup
2 Acuan
3 Definisi
4 Jenis
5 Syarat mutu
I dari 12
sNr 06-4085-
1996
Tabel
Syarat mutu sabun mandi cair
Persvaratan
No. Kriteria uj i Satuan
JenisS JenisD
I Keadaan
- Bentuk Cairan Cairan
homogen homogen
- Bau Khas Khas
- Warna Khas Khas
2 pH. 25 oC 8- 11 6-8
a
J Alkali bebas(dihitung
sebagaiNaOH) % maks.0,1 tidak diper-
syaratkan
4 Bahanaktif % min. 15 min. 10
5 Bobotjenis,25 oC 1 , 0 1- 1 , 1 0 1,01-1,,10
6 Cemaranmikroba :
Angka lempengtotal koloni/g maks.I x 105 m a k s .l x l 0 5
6 Cara pengambilancontoh
"Petunjuk
Cara pengambilancontoh sesuaidengan SNI. 19-0429-1989,
pengambilancontohcairandan semipadat".
7 Cara uji
7.1 Keadaan
7.2 pH
7.2.1 Prinsip
2 dart 12
sNr 06-4085-t996
7.2.2 Peralatan
- pH meter
- Gelaspiala
- Pengadukmagnetik
- Elektroda
7.3.1 Prinsip
7.3.2 Peralatan
- Neracaanalitis
- Botol timbang
- Labu takar I liter
- Pipetvolume 100ml
- Erlenmeyertutup asah250 ml
- Penangasair
- Pendingintegak
- Buret
7.3.3 Bahan
3 dari 12
sNr 06-4085-t996
Perhitungan:
VxNx0.04
Kadar alkli bebas (dihitungsebagaiNaOH) - x l00o/o
w
Keterangan :
V : VolumeHCI yangdigunakanuntuk titrasi,
ml
N : NormalitasHCI
W : Bobot contoh,g
0 .04 : Bobot setaraNaOH
7.4.1.1 Prinsip
7.4.1.2 Peralatan
7.4.1.3 Bahan
4 dari 12
sNr06-408s-
1996
Perhitungan:
wr-w,
Bahanaktif untuk bahandasarsabun(asamlemakjumlah)_ - x 100%
w
Keterangan:
W : bobot contoh,g
7.4.2.1 Prinsip
7.4.2.2 Peralatan
Neracaanalitis
Lemari pengering
Gelaspiala
Labu takar
Pipet volume
Buret
Erlenmeyertutup asah
5 dari 12
sNI06-4085-
re96
7.4.2.3 Bahan
- Larutan penunjukcampuran:
0,049 g biro glansineA ( C' H,nN, OoSrNa ) dimasukkanlabu ukur I liter
dan encerkandenganair suling.
Tambahkan0,32 g dimidium bromida (2,7 datmino 9 fenol l0 metil
fenantridiumbromida)yangdilarutkandengan6,5 ml alkohol.
Masukkan kedalam labu takar I liter tersebutdiatas, tambahkan6 ml
asam sulfat pekat dan encerkandenganair suling sampai I liter serta
kocok sampai homogen.
l 0 x M
Molaritas larutan hiamin 1622 :
Keterangan :
M _ Molaritas larutannatrium lauril sulfat
V _ Volumelarutanhiamin 1622yangdigunakanuntuk titrasi.
6 dari 12
sNI 06-408s-1996
7.4.2.5 Penghitungan
VxMxfx348
Bahanaktif : x 100%
w
Keterangan:
V _ Volume larutanhiamin 1622yang digunakanuntuk titrasi
M : Molaritaslarutanhiamin 1622
W _ Mobot contoh,mg
f : Faktor pengenceran
348 : BM bahanaktif
7.5.1 Prinsip
A. Metode I
A.l Peralatan
- Piknometeryang tutupnya dilengkapi termometer
- Timbangananalistis
A.2 Bahan
- Aseton
- Dietil eter
- Air suling
7 dari 12
sNr06-4085-
1996
A.3 Carakerja
- Bersihkanpiknometerdengancaramembilasdenganaseton
kemudiandengan
dietil eter.
- Keringkan piknometerdan timbang.
- Dinginkan contohlebih ke dalampiknometeryangterendam
air es,biarkan
sampaisuhu25 0Cdan tepatkansampaigaristera.
- Angkat'pinometerdari dalam rendamanair es. diamkanpada
suhu kamar
dan timbang
- Ulangi pengerjaantersebutdenganmemakaiair suling
sebagaipengganti
contoh.
Perhitungan:
W
Bobotjenis,25 oC :
wl
Keterangan:
W : bobot contoh
Wr : bobotair
B. Metode2
A.l Peralatan
- Piknometerdengantutup tanpatermometer
- Timbangananalistis
A.2 Bahan
- Aseton
- Dietil eter
- Air suling
8 dari 12
sNI 06-4085-
1996
Penghitungan:
w
Bobotjenis, 25 oC :
wr
Keterangan:
W - Bobot contoh
Wr : Bobot air
7.6.1 Prinsip
Perhitunganbakterimesofilaerobsetelahcontohdiinkubasikandalamperbenihan
yangcocokselama24 - 48jam padasuhu35 + I 0C.
7.6.2 Peralatan
- Pipetukur I ml dan 10 ml
- Pipetvolume25 mI dan 100ml
- Pisau,gunting
- Timbangananalistis
- Tabungreaksi(22 x 220 mm)
- Erlenmeyer
- (90 - 100mm)
Cawanpetri dari gelas/plastik
- Penangasair 45 + I oC
- Lemari pengeram36 * 1 oC
- Alat penghitungkoloni (colonycounter)
- Bufferedpeptone water(BPW):
PeptoneI 0 g; Natrium Klorida 5 g; DisodiumHidrogenFosfat3,5 g; Kalium
Hidrogenfosfat 1.5 g; Larutandalam I liter air suling,atur pH 7,0,
masukandalam botol (labu) dan sterilkan pada suhu l2l 0C selama
20 menit.
- PlateCountAgar (PCA):
Yeastextract2,5 g;pancreaticdigestof casein.5 g; glulosaI g; agar15-20g;
larutandalamsatuliter air suling,atur pH 7,0 , masukankedalamlabu dan
sterilkanpadasuhu 1210Cselamal5 menit.
9 dari 12
sNr 06-4085-
1996
7.6.4 Carakerja
Larutan: I ; l 0
lml lml I rnl
9 ml. buffered
peptonewater
Gambar I
Pengencerancontoh
I 0 dari 12
sNr06-4085-
re96
- Catatpertunrbuhankoloni padasetiapcawanyangmengadungZl- 250koloni
setelah48 jam.
- Hitung angka lempeng total dalam 1 gram atau I ml contoh dengan
mengalihkanjumlah rata-ratakoloni padacawandebganfaktor pengenceran
yang digunakan(sesuai).
I 1 dari 12
sNI 06-4085-t996
Contoh :
520.000( 5,2x 105)
523 .000dilaporkansebagai
84.000( 8,4x 105)
83.600dilaporkansebagai
8 Cara pengemasan
9 Syarat penandaan
Padasetiapkemasanharusdicantumkannamaproduk,isi bersih,lambang,nama
dan alamatprodusensertakode produksi.
12 dan 12
SURAT PERNYATAAN
NIM : 14100224428024
Dengan ini menyatakan bahwa tugas akir yang saya susun dengan judul:
SABUN MANDI ”
Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat
skripsi orang lain. Apabila kemudian dari pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan
gelar kesarjanaannya).
Pembuat Pernyataan
No. Urut :
Nama : Vivina Azmar Yunal
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl : Padang / 08 Maret 1993
Lahir
Nomor Pokok : 1410024428024
Mahasiswa
Program Studi : Teknik Lingkungan
Tanggal Lulus : 24 November 2018
IPK : 3,54
Predikat Lulus : Dengan Pujian
Judul Skripsi : Pemanfaatan Limbah Industri VCO
Untuk Pembuatan Sabun Mandi
Dosen : 1. Eka Rahmatul Aidha, M.Pd
Pembimbing 2. Hendri Sawir, ST, M.Si
Asal SMTA : SMK – SMAK Padang
Nama Orang Tua : Zainal
Azizah (rahimahullah)
Alamat / Telp / : Kampung Tanjung RT 001 RW 003
HP Kel. Piai Tangah Kec. Pauh
Kota Padang, SUMBAR
/082285153811