Disusun Oleh :
SYAWAL INDRA
1602240006
i
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun Oleh:
SYAWAL INDRA
1602240006
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmatNya yang telah diberikan sehingga penulis dapat melaksanakan
kegiatan kerja praktik. Dengan lancar dan juga menyelesaikan penulisan laporan
kerja praktik dengan baik. Kegiatan kerja praktik yang dilaksanakan di PDAM
Dalam pelaksanaan kerja praktik dan penulisan laporan kerja praktik ini,
pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
2. Ibu Faizah Suryani, S.T., M.T selaku ketua Program Studi Teknik Industri
Akhir kata Penulis berharap laporan ini dapat memberi manfaat bagi
iii
iv
Syawal Indra
iv
5
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
4.4 Pembahasan..................................................................................................26
BAB V PENUTUPAN...........................................................................................32
5.1 Kesimpulan...................................................................................................32
7
BAB I
PENDAHULUAN
Perusahaan Air Bersih Kota Palembang didirikan pada tahun 1929 oleh
Palembang Water Leading. Pendirian instalasi I selesai pada tahun 1933, setelah
Indonesia merdeka perusahaan diambil alih oleh kota madya Palembang Seksi
Teknik Air Bersih Dinas Pekerjaan Umum kota madya Palembang. Berdasarkan
menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi berdasarkan Perda
April 1976 dan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera
Pelayanan air bersih yang disediakan oleh pemerintah daerah salah satunya
dapat dilihat di Kota Palembang yang dikelola oleh PDAM Tirta Musi Kota
Palembang Nomor 9 Tahun 1999, sebagaimana yang diatur dalam pasal 1 huruf d
disingkat PDAM Tirta Musi Palembang adalah Perusahaan Daerah Air Minum
milik Pemerintah Daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan air minum.”
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dikelola oleh Pemerintah Kota
Palembang yang beralamat di Jalan Rambutan Ujung No.01, Kecamatan Ilir Barat
II, Palembang, Sumatera Selatan. PDAM Tirta Musi Palembang mempunyai tiga
(3) sumber air baku (INTAKE) yang terletak di Karang Anyar, Ogan dan Ilir.
Dari semua Instalasi Pengolahan Air tersebut bisa memproduksi air bersih sekitar
26.000 m3 per hari dan 780.000 m3 air bersih per bulannya. Air yang telah diolah
berkualitas, maupun menyediakan air dengan mutu tinggi yang memenuhi syarat-
sehingga PDAM Tirta Musi Kota Palembang dapat mempertahankan diri, dan di
masa depan diharapkan dapat menjadi sebuah perusahaan pemberi jasa yang
mandiri, memiliki performance yang dapat dipercaya dan dapat dibanggakan oleh
1.2.1 Visi
Menjadi perusahaan smart happy yang unggul dalam penyediaan air minum
1.2.2 Misi
Corporate Governance)
pengembangan diri yang lebih kreatif dan inovatif dengan teknologi tepat
guna, efisien dan terintegrasi, berbasis sumber daya dan kearifan lokal
10
perusahaan PDAM Tirta Musi. Kantor PDAM Kota Palembang ini melayani
berbagai keperluan masyarakat terkait layanan air PAM / PDAM seperti cek
11
tagihan PDAM / PAM, info tagihan pdam, cek rekening air, hingga pembayaran
untuk mengenal dan mengetahui secara langsung tugas dan kegiatan bagian
berikut:
Palembang
menghadapi permasalahan
Adapun manfaat bagi PDAM Tirta Musi Palembang adalah sebagai berikut:
2. Menjalin hubungan baik antara PDAM Tirta Musi dan perguruan tinggi
BAB II
DESKRIPSI PRODUK
Proses pengolahan air bersih pada PDAM Tirta Musi terdiri dari beberapa
tahap yaitu dimulai dari pengambilan air baku dari sungai musi yang dipompakan
dari Intake Karang Anyar ke Case Cade (Rangkaian air terjun kecil) yang terdapat
pembubuhan suatu zat kimia melalui pipa koagulant yang berlubang kecil.
Proses ini untuk membantu proses flokulasi, dimana akan terjadi gumpalan
flok yang akan membesar untuk mempermudah proses pengendapan yang terjadi di
bak sedimentasi, air jernih yang dihasilkan kemungkinan masih terdapat sisa flok dan
kotoran untuk menjernihkan dianjurkan dilanjutkan proses filtrasi dalam bak filter,
dimana kualitas air masih sekitar 80% kemudian untuk lebih meningkatkan
kualitasnya pada bak pengawasan kualitas air dibubuhkan gas chlor dan kapur. Air
yang telah diberi bahan kimia terlebih dahulu dilakukan proses jar test di
Proses Pengolahan Air bersih di PDAM Tirta Musi. Proses pengolahan air
baku menjadi air bersih yang bebas dari bakteri penyakit melalui beberapa tahapan
proses, yaitu:
15
yaitu proses pengolahan yang bertujuan mengurangi kotoran yang relatif besar
akan bersatu dan membentuk flok-flok dan mudah terpisah dengan air,
yaitu proses pengolahan yang bertujuan membunuh bakteri yang ada didalam
air bersih dengan jalan membubuhkan kaporit atau gas chlor (Cl 2 ). Proses
pengolahan air baku menjadi air bersih diatas terbagi lagi dalam
Proses pengolahan air baku menjadi air bersih diatas terbagi lagi dalam tahapan-
Musi. Station ini mengalirkan air baku ke WTP (Water Treatment Procces).
Air baku yang dialirkan dari Intake disalurkan ke bak pelimpahan air baku
Alumunium Sulfat kedalam air baku yang tertampung dalam suatu unit
flok-flok dari kotoran yang ada didalam air baku untuk mempermudah proses
17
C. Proses Flokulasi
Dari bak koagulasi air dialirkan kedalam bak flokulasi dimana pada
bak ini terjadi penggumpalan partikel yang semakin besar. Makin lama flok-
flok semakin besar seiring dengan bertambah luas permukaan aliran sehingga
waktu pengaliran akan semakin lama dan reaksi yang terjadi semakin
D. Proses Sedimentasi
Pada proses ini, diusakan agar flok yang mempunyai berat jenis besar
yang mengendap agar tepisah dengan air. Hal ini dikarenakan pengaruh
gravitasi dengan tekanan aliran dan perbedaan berat jenis flok tersebut
E. Proses Filtrasi
dihasilkan dengan jalan sedimentasi masih terdapat sisa flok dan yang
mengembang, sisa flok ini disaring dengan bantuan kotoran bak filter. Filter
ini terbentuk dari bahan-bahan seperti pasir dan koral. Untuk menjaga kualitas
penyaringan yang baik dan cepat, pada jadwal tertentu bak ini dicuci dengan
18
cara menyemprotkan air bersih kedalam bak tersebut. Prinsip kerja daribak
mengalir kebawah melalui lapisan pasir setebal 0,8 m dan batu koral setebal
1,2 m. Kotoran yang tersisa akan tertahan oleh lapisan pasir tersebut. Butiran
pasir yang bermuatan negatif akan menerik kotoran kecil yang bermuatan
tertimbun muatan positif dan mampu menarik kotoran yang bermuatan negatif
seperti bakteri. Demikian proses ini berlangsung terus menerus. Air bersih
BAB III
Berikut ini dijelaskan secara singkat mengenai tugas umum dan kegiatan kerja yang
kerja, kemitraan dan komunikasi yang efektif guna menjaga citra perusahaan
operasional Cabang.
kerjanya.
asisten manager.
berikut:
Layanan.
sebagai berikut:
yang akan diambil dalam rangka pelaksanaan tugas di Bagian Transmisi &
2. Mengusulkan jenis spesifikasi teknis meter air dan peralatan lainnya yang
Pelayanan dan Penagihan dalam pengendalian kegiatan penagihan rekening air dan
non air serta mengendalikan tunggakan. Menjalankan tanggung jawab sesuai dengan
non air.
hasil tagihan setiap hari (hasil tagihan loket maupun dari vendor).
hari).
penagihan.
PDAM)
air dan non air (LPP, rekap LPP, rekap setoran lainnya).
(LPP) vendor untuk sinkronisasi data hasil penjualan dari pihak vendor.
PDAM.
25
sebagai berikut:
pembacaan meteran
1. Menyusun rencana kerja dan anggaran fungsi baca meter dan pemeliharaan
menyusun jadwal pembacaan dan rute jalan, komplek, lokasi dan lainnya.
tarif, ganti nama pelanggan, balik nama pelanggan dan perubahan lainnya
E. Booster
Seorang Booster adalah orang yang bertugas secara langsung dalam teknisi dan
mengelola sistem pengaliran air (melalui pipa transmisi, reservoir, pipa distribusi,
Distribusi baik internal dan eksternal. Melakukan pembinaan sumber daya manusia di
Bagian Transmisi dan Distribusi. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas kepada
atasan .
berikut:
1. Mendata kondisi jaringan pipa transmisi, reservoir, pipa distribusi dan pipa
3. Mengatur dan mencatat pengaliran, tekanan air pada sistem distribusi serta
memeriksa secara rutin valve, air valve, hidran kebakaran, dan perlengkapan
pendukung lainnya.
lainnya.
bagian terkait.
F. Penagih
melaksanakan pengelolaan penagihan rekening air minum dan non air lainnya
penagihan eksternal.
G. Pembaca Meter
pembacaan dan pencatatan meter air serta pengelolaan rekening pelanggan. Jabatan
sebagai seorang Pembaca Meter mempunyai beberapa tugas, yaitu sebagai berikut:
yang sesungguhnya.
H. Pelayanan Langganan
Langganan.
Hubungan Langganan.
kepada pelanggan.
Selama pelaksanaan kerja praktik tepatnya pada 1 Juni – 1 Juli 2020 penulis
ditempatkan dibagian penagihan PDAM Tirta Musi Unit Rambutan dan dibimbing
langsung oleh karyawan dan pegawai. Penulis melakukan kegiatan Kerja Praktik ini
guna untuk membantu dan meringankan tugas dari staff bagian Penagihan dan
Tunggakan pada kantor di PDAM Tirta Musi Palembang Unit Pelayanan Rambutan.
Dibawah ini adalah daftar kegiatan penulis selama kegiatan kerja praktik
diperusahaan.
praktik
34
BAB IV
TUGAS KHUSUS
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) atau Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) Tirta Musi merupakan perusahaan yang bergerak di Bidang Jasa penyalur
Perusahaan ini terus berkembang untuk dapat bersaing dengan Perusahaan Swasta
dalam perbaikan pipa maupun pemasangan meteran air baru. Dalam hal ini
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi Kota Palembang memiliki
jenis produk guna memenuhi kebutuhan Perusahaan, kondisi ideal Gudang yang baik
yaitu tempat penyimpanan produk sesuai dengan klasifikasinya, bentuk, dan berat
dan kebersihan, kerapihan, dan keamanan gudang terjaga dengan baik sehingga
Kondisi Gudang yang saat ini dihadapi oleh PDAM Tirta Musi Unit
tidak sesuai dengan kondisi idealnya, seperti penyimpanan inventory slow respon
atau inventory yang jarang digunakan yang seharusnya disimpan di area ruang
digabungkan di area inventory fast respon. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
kecelakaan bagi karyawan atau karyawan gudang dan juga dapat membuat
inventory baik itu fast respon maupun slow respon tersebut cacat atau tidak
dapat digunakan yang dapat juga membuat kerugian bagi Perusahaan itu
ruang kosong disitu inventory di tempatkan di area jalan pintu masuk menuju
36
gudang dan penempatan beberapa jenis bahan atau material dalam satu area
yang dikhususkan untuk jenis bahan atau material tersebut (fast respon dan
slow respon). Hidayat. N. P, 2012. Layout yang dihasilkan dari metode Shared
Storage yaitu layout yang lebih efektif dalam pengambilan inventory karena
space gudang.
share storage membuktikan jarak pengambilan bahan baku dan barang jadi
sehingga bahan baku I dan II = 5m dan 5,25m dan pengambilan barang jadi =
5,75m.
tata letak gudang produk jadi membuat space gudang menjadi lebih luas serta
37
kinerja gudang dalam menyimpan dan memilih barang. Dalam penelitian ini
Rambutan.
inventory fast respon dan slow respon. Share storage dijadikan solusi untuk
mengatasi masalah yang ada dalam gudang. Share storage diharapkan mampu
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
inventory.
material handling.
dan share storage, disini peneliti menggunakan salah satu metode yaitu metode
share storage yang dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan tata kelola
kondisi ideal suatu gudang yang baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 4.2
Pada metode share storage disini peneliti akan merancang usulan layout
Layout
Peneliti akan menjelaskan bagaimana kondisi Layout awal dan Layout akhir
serta akan dijelaskan perbandingan jarak dan waktu pada masing – masing Layout.
Layout awal
40
Pada Gambar 4.3 Layout Awal gudang terlihat bahwa penataan tiap ruang dan
penataan item tidak tertata sesuai dengan kondisi ideal gudang, jarak ke setiap ruang
terlalu jauh dan memakan waktu yang lumayan lama sehingga pelayanan menjadi
terhambat dan ditambah lagi dengan penataan inventory yang tidak rapi yang dapat
tersandung inventory yang penataannya tidak sesuai dengan tempat, serta dapat
Perusahaan.
41
A. Tahapan awal
dari pintu (1) menuju Meja pelayanan (2) dengan jarak 2,90 meter setelah
Teknisi sampai di Meja pelayanan (2) lalu teknisi memberikan kertas berisi list
inventory yang akan diajukan kepada karyawan Gudang, setelah itu karyawan
gudang yang berada di meja pelayanan (2) memberikan kertas berisi list
jarak 0,5 meter, lalu karyawan gudang yang berada di Meja komputer (3)
selanjutnya mengetik list inventory yang diajukan oleh teknisi lalu mencetak
nya, lalu karyawan gudang yang berada di Meja komputer (3) selanjutnya
menuju ke Rak inventory fast respon (4) dengan jarak 1,7 meter dan
berada di Rak inventory fast respon (4) menuju Rak pipa PVC (5) mengambil
pipa yang diajukan dengan jarak 3,8 meter selanjutnya karyawan gudang yang
berada di Rak pipa PVC (5) selanjutnya menuju Rak meteran air (6) untuk
mengambil meteran air dengan jarak 1,0 meter, selanjutnya karyawan gudang
dari Rak pipa PVC (5) kembali menuju meja komputer (3) memberikan
karyawan gudang menandatangani kertas yang dicetak tadi lalu teknisi keluar
gudang dari Meja komputer (3) menuju pintu (1) dengan jarak 3,1 meter.
Perhitungan jarak lainnya yaitu apabila karyawan gudang dari Pintu (1)
42
hendak menuju R.sholat (7) yaitu dengan jarak 4,8 meter, karyawan gudang
dari Pintu (1) hendak menuju Toilet (8) dengan jarak 7,9 meter, karyawan
gudang dari Pintu (1) menuju Ruang inventory slow respon dengan jarak 8,2
Kondisi tersebut sangat tidak sesuai dengan kondisi ideal gudang yang
mencegah adanya penumpukan antrian. Terlihat juga bahwa jarak yang lumayan
Waktu (detik) yaitu : masuk dari pintu (1) menuju Meja pelayanan (2)
dengan waktu 5,28 detik lalu dari Meja pelayanan (2) menuju Meja komputer (3)
dengan waktu 0,4 detik, dari Meja komputer (3) menuju Rak inventory fast
respon (4) dengan waktu 2,0 detik, dari Rak inventory fast respon (4) menuju
Rak pipa PVC (5) dengan waktu 7,46 detik, dari Rak pipa PVC (5) menuju Rak
meteran air (6) dengan waktu 0,5 detik, dari Rak meteran air (6) kembali menuju
Meja komputer (3) dengan waktu 5,46 detik, dari Meja komputer (3) menuju
Pintu (1) dengan waktu 3,1 detik, dari Pintu (1) menuju R.Sholat (7) dengan
waktu 4,8 detik, dari Pintu (1) menuju Toilet (8) dengan waktu 7,9 detik, dari
Pintu (1) menuju Ruang Inventory slow respon (9) dengan waktu 8,2 detik.
43
1. Pintu
2. Meja Pelayanan
3. Meja Komputer
44
7. Ruang Sholat
8. Toilet
4.6 Pembahasan
Pada Gambar 4.5 Layout Usulan Akhir Gudang terlihat penataan tiap ruang dan
penataan inventory baik itu inventory Fast respon maupun Slow respon tertata
45
rapi dan ditempatkan pada Rak yang telah ditetapkan dan sesuai dengan kondisi
ideal gudang yaitu rapi, ringkas, resik, pelayanan tidak memakan waktu banyak
A. Tahapan awal
masuk dari pintu (1) menuju meja pelayanan (2) dengan jarak 0,6 meter setelah
teknisi sampai di Meja pelayanan (2) lalu Teknisi memberikan kertas berisi list
karyawan Gudang yang berada di meja pelayanan (2) memberikan kertas berisi
list inventory kepada karyawan Gudang yang berada di meja komputer (3)
dengan jarak 0,5 meter dan selanjutnya karyawan gudang tersebut mengetik list
di Meja komputer (3) selanjutnya bergerak menuju ke ruang tunggu (4a) dengan
jarak 1,7 meter, lalu Karyawan gudang yang berada di Meja komputer (3)
menuju Rak inventory fast respon (4b) dengan jarak 1 meter dan mengambil
beberapa inventory yang diajukan dan selanjutnya karyawan gudang menuju Rak
pipa PVC (5) mengambil pipa yang diajukan dengan jarak 1,5 meter, selanjutnya
karyawan gudang yang berada di Rak pipa PVC bergerak ke Rak meteran air (6)
dengan jarak 0,5 meter untuk mengambil pipa yang diajukan oleh teknisi,
selanjutnya karyawan gudang yang berada di Rak meteran air (6) kembali
menuju Meja komputer (3) dengan jarak 2 meter, selanjutnya karyawan Gudang
46
memanggil teknisi yang mengajukan beberapa inventory dari Ruang tunggu (4a)
menuju Meja komputer (3) dengan jarak 1,7 meter dan memberikan bebearapa
kertas yang dicetak tadi lalu teknisi keluar gudang dari Meja komputer (3)
menuju Pintu (1) dengan jarak 1,13 meter. Perhitungan lainnya yaitu apabila
karyawan gudang dari Pintu (1) hendak menuju R.sholat (7) dengan jarak 4,8
meter, lalu dari Pintu (1) hendak menuju Toilet (8) dengan jarak 7,9 meter, lalu
dari pintu (1) hendak menuju R. Inventory slow respon (9) dengan jarak 8,2
meter, lalu dari pintu (1) hendak menuju R. Ka gudang (10) dengan jarak 8,7
meter, lalu dari R. Ka gudang (10) hendak menuju R. Inventory slow respon (9)
Kondisi ini berbeda dengan kondisi sebelumnya yaitu perubahan tata letak
Meja pelayanan (2), Meja komputer (3), dan Rak inventory fast respon (4b) yang
membuat jarak awal dan sesudah perubahan usulan layout menjadi semakin dekat
serta waktu yang digunakan semakin sedikit, penambahan tanaman atau pohon di
sudut – sudut ruang yang dapat tumbuh didalam ruangan dengan fungsi menambah
kesan segar dan dapat menambah kadar oksigen di dalam area Gudang, perubahan
Layout gudang ini pada Ruang inventory fast respon dapat dilihat perbedaan antara
Layout awal dan akhir yaitu ruang tersebut dapat digunakan untuk fungsi lainnya,
menggunakan sekat kaca yang nantinya ruang tersebut dapat digunakan untuk
47
Ruang Kepala Gudang (10). Serta penambahan ruang tunggu (4a) guna para
teknisi menunggu Inventory yang diajukan diberikan oleh karyawan gudang dan
tidak menunggu lagi di meja pelayanan (2) atau meja komputer (3) yang dapat
Perhitungan waktu yaitu dari pintu (1) menuju Meja pelayanan (2) dengan
waktu 1,78 detik lalu dari Meja pelayanan (2) menuju Meja computer (3) dengan
waktu 0,4 detik, dari Meja komputer (3) menuju Ruang tunggu (4A) dengan waktu
1,60 detik, dari Meja Komputer (3) menuju Rak Inventory fast respon (4B)
dengan waktu 1,97 detik, dari Rak Inventory fast respon (4B) menuju Rak Pipa
PVC (5) dengan waktu 2 detik, dari Rak Pipa PVC (5) menuju Rak Meteran Air
(6) dengan waktu 0,4 detik, dari Rak Meteran Air (6) kembali menuju Meja
komputer (3) dengan waktu 2,1 detik, selanjutnya Karyawan gudang yang berada
di Meja komputer (3) memanggil teknisi yang menunggu di Ruang tunggu (4A)
untuk menuju ke Meja komputer (3) dengan waktu 1,60 detik, selanjutnya Teknisi
yang berada di Meja komputer (3) menuju Pintu (1) untuk keluar gudang dengan
waktu 2,18 detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2
48
Keterangan :
1. Pintu
2. Meja Pelayanan
3. Meja Komputer
4. (4A) R. Tunggu
8. (7) R. Sholat
9. (8) Toilet
Tabel 4.3 Perbandingan jarak dan waktu Layout Awal dan Layout Akhir
Pada Tabel 4.3 Perbandingan jarak dan waktu Layout Awal dan Layout
Akhir terlihat bahwa jarak setiap ruang antara Layout Awal dan Layout Akhir
berbeda cukup signifikan dengan arti Layout akhir untuk menuju ke setiap ruang
menjadi lebih dekat, begitu juga perhitungan total waktu kesetiap ruang antara
50
Layout awal dan Layout akhir memakan waktu lebih sedikit dibandingkan
dengan Layout awal dengan kondisi seperti ini lebih memudahkan karyawan
setiap ruang menjadi lebih dekat serta waktu yang digunakan lebih sedikit.
87 L Bown 4" - -
88 Lem Super Glu @ ½ 33 klg 32
kg
89 Lem PVC 15 tb 15
90 Meter Air ½" - -
91 Meter Air ¾" 11 11
92 Meter Air 1" 9 9
93 Meter Air 1½" 5 5
94 Meter Air 2" 3 3
95 Plat Gergaji 49 48
96 Pak Karet 2" 1 1
97 Pak Karet 3" 10 10
98 Pak Karet 4" 8 8
99 Pak Karet 6" 2 2
100 Pak Karet 8" - -
101 Pipa GI Spindo ½" 81 mt 79
102 Pipa GI Spindo ¾" - -
103 Pipa GI Spindo 1" 1 mtr 1
104 Pipa GI Spindo 1¼" - -
105 Pipa GI Spindo 1½" - -
106 Pipa GI Spindo 2" 10 mt 10
107 Pipa GI Spindo 3" - -
108 Pipa PVC Msp AW ½" 13 mt 12
109 Pipa PVC Msp AW ¾" 39 mt 37
110 Pipa PVC Msp AW 1" 55 mt 55
111 Pipa PVC Msp AW 1¼" 30 mt 30
112 Pipa PVC Msp AW 1½" 35 mt 33
113 Pipa PVC Msp AW 1¾" - -
114 Pipa PVC Msp AW 2" 64 mt 60
115 Pipa PVC Msp AW 3" 4 mtr 0
116 Pipa PE 1/2" 273m 200
117 Pipa PE 3/4" 1106 1031
118 Pipa PE 1" 2480 2480
119 Pipa PE 2” - -
120 Plug Kran ½" 50 50
121 Plug Kran ¾" 30 30
122 Plug PVC ½" - -
123 Plug PVC ¾" - -
124 Resibon Potong - -
125 Resibon Gosok - -
126 Sock Drat Dalam ½" 48 -
PVC
127 Sock Drat Dalam ¾" 23 25
PVC
128 Sock Drat Dalam 1" 28 23
PVC
129 Sock Drat Dalam 1¼" 4 26
PVC
130 Sock Drat Dalam 1½" 5 4
54
PVC
131 Sock Drat Dalam 2" 1 5
PVC
132 Sock Drat Dalam 3" - -
PVC
133 Sock Drat Luar PVC ½" 157 142
134 Sock Drat Luar PVC ¾" 40 38
135 Sock Drat Luar PVC 1" 45 45
136 Sock Drat Luar PVC 1¼" - -
137 Sock Drat Luar PVC 1½" 18 18
138 Sock Drat Luar PVC 2" 19 17
139 Sock Drat Luar PVC 4'' 1 1
140 Sock GI ½" 2 1
141 Sock GI ¾" 81 80
142 Sock GI 1" 61 60
143 Sock GI 1¼" - -
144 Sock GI 1½" - -
145 Sock GI 2" - -
146 Sock GI 3" - -
147 Sock PVC ½" 17 10
148 Sock PVC ¾" 43 40
149 Sock PVC 1" 102 102
150 Sock PVC 1¼" 7 7
Pada Tabel 4.4 Dan 4.5 terlihat tabel macam - macam inventory jenis
fast respon dan slow respon yang telah dibedakan dengan 2 warna berbeda di
setiap kotak awal tabel, untuk kotak tabel berwarna hijau menandakan jenis
inventory yang masuk maupun keluar serta akan mengalami kesalahan dalam
Pada tabel inventory fast respon dan slow respon yang telah
inventory yang keluar dan masuk, serta akan lebih cepat dalam pelayanan
56
dalam pencarian ukuran inventory, mudah dalam menginput stok awal dan
Pada usulan Layout akhir terdapat perubahan baik dari jarak maupun
gudang dan ruang inventory slow respon di ruang belakang, waktu total
Pada tata kelola inventory jenis inventory fast respon dan slow
respon dibedakan warna tabel untuk inventory fast respon berwarna hijau
dan inventory slow respon berwarna merah, memilah mana inventory fast
BAB V
KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengolahan data dan analisis hasil maka dapat diambil
1. Pada layout awal jarak total sebesar 14,5 meter dengan total waktu sebesar 28,1
detik, sedangkan pada layout akhir jarak total sebesar 10,6 meter dengan total
waktu sebesar 14,12 detik, sehingga terdapat penghematan jarak sebesar 3,9
administrasi inventory fast respon dan slow respon tersebut menjadi 2 warna
yaitu warna hijau untuk inventory fast respon dan merah untuk inventory slow
respon.
5.2 SARAN
letak, juga perlu untuk melakukan perhitungan terhadap biaya lainnya yang
58
yang sudah ada. Hal tersebut perlu dilakukan agar implikasi dari penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Azlia. W, dan Carlinawati. N, 2017. Usulan perbaikan layout gudang soft part
Cardona. L, et. al, 2016. Analytical optimization for the warehouse sizing
3. h. 1-6
Ekren. B. Y, et. al, 2015. Warehouse design under class- based storage and
pp. 1- 8
storage study kasus CV.SG Bandung. Jurnal Sains dan Teknologi Institut
10.
9. pp. 1785-1805
Patrisina. R, dan Indawati, 2010. Perancangan tata letak gudang dengan metode