Anda di halaman 1dari 61

i

LAPORAN KERJA PRAKTIK


DI PDAM TIRTA MUSI
(JUNI - JULI 2020)

Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kurikulum Semester VI


Pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Tridinanti Palembang

Disusun Oleh :
SYAWAL INDRA
1602240006

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG
PALEMBANG
2022

i
ii

HALAMAN PERSETUJUAN

UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG FAKULTAS TEKNIK


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

LAPORAN KERJA PRAKTIK


DI PDAM TIRTA MUSI
(JUNI – JULI 2020)

Disusun Oleh:
SYAWAL INDRA
1602240006

Palembang, Mei 2022


Mengetahui Diperiksa dan disetujui oleh
Ketua Program Studi Pembimbing

(Faizah Suryani, S.T., M.T) (Devie Oktarini, S.T., M.Eng))

ii
iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat dan rahmatNya yang telah diberikan sehingga penulis dapat melaksanakan

kegiatan kerja praktik. Dengan lancar dan juga menyelesaikan penulisan laporan

kerja praktik dengan baik. Kegiatan kerja praktik yang dilaksanakan di PDAM

Tirta Musi Palembang Unit Rambutan.

Dalam pelaksanaan kerja praktik dan penulisan laporan kerja praktik ini,

penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, dengan semangat, dan sumbangan

pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Ir. Zulkarnain Fatoni, M.T,M.M selaku dekan fakultas teknik.

2. Ibu Faizah Suryani, S.T., M.T selaku ketua Program Studi Teknik Industri

Universitas Tridinanti Palembang.

3. Ibu Selvia Aprilyanti, S.T.,M.T Selaku Sekretaris Program Studi Teknik

Industri Universitas Tridinanti Palembang serta Pembimbing Akademi.

4. Devie Oktarini, S.T., M.Eng selaku dosen pembimbing kerja praktik.

5. Keluarga yang telah mendoakan dan memberi dukungan

6. Pihak yang telah membantu pelaksanaan kerja praktik dan penyelesaian

laporan kerja praktik ini.

Akhir kata Penulis berharap laporan ini dapat memberi manfaat bagi

pembaca dan kita sekalian

iii
iv

Palembang, Mei 2022


Penulis

Syawal Indra

iv
5

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iv

DAFTAR ISI..........................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Sejarah & Perkembangan Perusahaan.......................................................1

1.2 Struktur Organisasi....................................................................................2

1.3 Visi, Misi Perusahaan................................................................................2

1.4 Tujuan Kerja Praktik.................................................................................4

1.5 Manfaat Kerja Praktik...............................................................................4

BAB II DESKRIPSI PRODUK............................................................................5

BAB III ORIENTASI LOKASI KERJA PRAKTIK..........................................9

3.1 Tugas dan Wewenang Karyawan...................................................................9

3.2 Pelaksanan Kerja Praktik...............................................................................9

BAB IV TUGAS KHUSUS RANCANGAN TATA LETAK GUDANG

MENGGUNAKAN METODE SHARE STORAGE DI PDAM TIRTA MUSI

4.1 Latar Belakang.............................................................................................14

4.2 Identifikasi Masalah.....................................................................................15

4.3 Analisis Data................................................................................................21


6

4.4 Pembahasan..................................................................................................26

BAB V PENUTUPAN...........................................................................................32

5.1 Kesimpulan...................................................................................................32
7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Perusahaan Air Bersih Kota Palembang didirikan pada tahun 1929 oleh

pemerintah Kolonial Belanda yang berlokasi di 3 ilir Palembang dengan nama

Palembang Water Leading. Pendirian instalasi I selesai pada tahun 1933, setelah

Indonesia merdeka perusahaan diambil alih oleh kota madya Palembang Seksi

Teknik Air Bersih Dinas Pekerjaan Umum kota madya Palembang. Berdasarkan

surat keputusan Walikota Madya Palembang pada tanggal 21 Agustus 1963

perusahaan Air Bersih tersebut menjadi perusahaan Air Bersih yang

melaksanakan produksi dan administrasi. Pada tahun 1976 statusnya berubah

menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi berdasarkan Perda

Kotamadya Daerah Tingkat II Palembang Nomor: 1/Perda/Huk/1976 tanggal 3

April 1976 dan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera

Selatan Nomor: 20/KPTS/IV/1976 tanggal 11 Juni 1976.

Pelayanan air bersih yang disediakan oleh pemerintah daerah salah satunya

dapat dilihat di Kota Palembang yang dikelola oleh PDAM Tirta Musi Kota

Palembang berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Selatan

Nomor: 20/KPTS/IV/1976, Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II

Palembang Nomor: 1/Perda/Huk/1976, dan Perda Kotamadya Tingkat II.


8

Palembang Nomor 9 Tahun 1999, sebagaimana yang diatur dalam pasal 1 huruf d

“Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang yang selanjutnya

disingkat PDAM Tirta Musi Palembang adalah Perusahaan Daerah Air Minum

milik Pemerintah Daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan air minum.”

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi Palembang merupakan

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dikelola oleh Pemerintah Kota

Palembang yang beralamat di Jalan Rambutan Ujung No.01, Kecamatan Ilir Barat

II, Palembang, Sumatera Selatan. PDAM Tirta Musi Palembang mempunyai tiga

(3) sumber air baku (INTAKE) yang terletak di Karang Anyar, Ogan dan Ilir.

Dari semua Instalasi Pengolahan Air tersebut bisa memproduksi air bersih sekitar

26.000 m3 per hari dan 780.000 m3 air bersih per bulannya. Air yang telah diolah

menjadi air bersih itu nantinya akan didistribusikan langsung ke pelanggan.

Sebagai perusahaan yang memberikan jasa dan menyelenggarakan manfaat

umum yang sifatnya nirlaba, PDAM tidak seharusnya berorientasi pada

keuntungan, melainkan lebih berorientasi terhadap mutu pelayanan yang

berkualitas, maupun menyediakan air dengan mutu tinggi yang memenuhi syarat-

syarat kesehatan (tidak berbau dan tidak berwarna), kontinuitas, inovatif,

sehingga PDAM Tirta Musi Kota Palembang dapat mempertahankan diri, dan di

masa depan diharapkan dapat menjadi sebuah perusahaan pemberi jasa yang

mandiri, memiliki performance yang dapat dipercaya dan dapat dibanggakan oleh

masyarakat Kota Palembang.


9

1.2 Visi dan Misi Perusahaan

1.2.1 Visi

Menjadi perusahaan smart happy yang unggul dalam penyediaan air minum

dan pengelola air limbah di Indonesia pada tahun 2028

1.2.2 Misi

1. Menjadi penyedia air minum yang handal berprinsip pada pelayanan 4K

(kualitas, kuantitas, kontinuitas dan keterjangkauan) serta GCG (Good

Corporate Governance)

2. Mengintegrasikan semua informasi produksi, distribusi, pelayanan dan

sumber daya dalam pengembangan transformasi teknologi digital sebagai

sumber kekuatan perusahaan

3. Mengutamakan kepuasan/kebahagiaan pelanggan dengan pelayanan yang

lancar, aman, cukup, teratur dan bertanggung jawab sehingga menjadi

kebanggaan masyarakat dan pemerintah

4. Mampu memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan terbaik secara

berkelanjutan bagi karyawan dan menjadi tempat memperluas wawasan

pengetahuan dan keterampilan tentang penyediaan air minum dalam upaya

pengembangan diri yang lebih kreatif dan inovatif dengan teknologi tepat

guna, efisien dan terintegrasi, berbasis sumber daya dan kearifan lokal
10

1.3 Struktur Organisasi

Berikut ini adalah struktur organisasi PDAM Tirta Musi Palembang.

Sumber: PDAM Tirta Musi Palembang (2021)

Gambar 1.1 Struktur Organisasi PDAM Tirta Musi Palembang

1.4 Lokasi Perusahaan

PDAM TIRTA MUSI UNIT PELAYANAN RAMBUTAN beralamat di Jl.

Rambutan Ujung No.01 Palembang 30144, Kota Palembang, Sumatera

Selatan Deskripsi Galeri Kontak Kantor PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)

cabang Kota Palembang, Sumatera Selatan berada di bawah naungan badan

perusahaan PDAM Tirta Musi. Kantor PDAM Kota Palembang ini melayani

berbagai keperluan masyarakat terkait layanan air PAM / PDAM seperti cek
11

tagihan PDAM / PAM, info tagihan pdam, cek rekening air, hingga pembayaran

PDAM secara online maupun langsung.

Gambar 1.2 Peta Lokasi PDAM TIRTA MUSI UNIT RAMBUTAN

1.5 Tujuan Kerja Praktik

Tujuan kegiatan kerja praktik adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa

untuk mengenal dan mengetahui secara langsung tugas dan kegiatan bagian

penagihan dan tunggakan serta menganalisis kendalakendala yang dihadapi

selama berlangsungnya kegiatan kerja praktik di PDAM Tirta Musi Palembang.


12

1.6 Manfaat Kerja Praktik

1.6.1 Manfaat Bagi Mahasiswa

Adapun manfaat kegiatan kerja praktik bagi mahasiswa adalah sebagai

berikut:

1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melatih mental

sebelum memasuki dunia kerja sesungguhnya

2. Mengetahui proses penagihan dan tunggakan pada PDAM Tirta Musi

Palembang

3. Dapat menerapkan ilmu yang telah di dapatkan selama belajar di

Program Studi Teknik Industri UTP

4. Melatih mahasiswa untuk berpikir kritis, sistematis dan analisis dalam

menghadapi permasalahan

1.6.2 Manfaat Bagi PDAM Tirta Musi Palembang

Adapun manfaat bagi PDAM Tirta Musi Palembang adalah sebagai berikut:

1. Membantu pengerjaan tugas-tugas kantor yang berkaitan dengan

penagihan dan tunggakan.

2. Menjalin hubungan baik antara PDAM Tirta Musi dan perguruan tinggi

serta dapat menumbuhkan kerjasama yang saling menguntungkan dan

bermanfaat bagi pihak yang terlibat.


13

1.6.3 Manfaat Bagi Program Studi

Dapat dijadikan sebagai arsip atau dokumen yang diharapkan akan

bermanfaat untuk proses kegiatan perkuliahan mahasiswa nantinya atau

sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.


14

BAB II

DESKRIPSI PRODUK

Proses pengolahan air bersih pada PDAM Tirta Musi terdiri dari beberapa

tahap yaitu dimulai dari pengambilan air baku dari sungai musi yang dipompakan

dari Intake Karang Anyar ke Case Cade (Rangkaian air terjun kecil) yang terdapat

pada Instalasi Pengolahan Air KarangAnyar, kemudian dilanjutkan proses

pembubuhan suatu zat kimia melalui pipa koagulant yang berlubang kecil.

Proses ini untuk membantu proses flokulasi, dimana akan terjadi gumpalan

flok yang akan membesar untuk mempermudah proses pengendapan yang terjadi di

bak sedimentasi, air jernih yang dihasilkan kemungkinan masih terdapat sisa flok dan

kotoran untuk menjernihkan dianjurkan dilanjutkan proses filtrasi dalam bak filter,

dimana kualitas air masih sekitar 80% kemudian untuk lebih meningkatkan

kualitasnya pada bak pengawasan kualitas air dibubuhkan gas chlor dan kapur. Air

yang telah diberi bahan kimia terlebih dahulu dilakukan proses jar test di

laboratorium guna menjaga kualitasnya sebelum siap distribusikan ke pelanggan.

Proses Pengolahan Air bersih di PDAM Tirta Musi. Proses pengolahan air

baku menjadi air bersih yang bebas dari bakteri penyakit melalui beberapa tahapan

proses, yaitu:
15

1. Pengolahan secara fisik,

yaitu proses pengolahan yang bertujuan mengurangi kotoran yang relatif besar

yang terdapat didalam air baku dengan menggunakan filter.

2. Proses pengolahan secara kimia,

yaitu proses pengolahan air baku dengan menggunakan zat kimia

Alumunium Sulfat AL2(SO4 )3 sesuai dosis, biasanya berkisar antara 17

sampai 21 ppm, dengan tujuan untuk mengikat kotoran kecil yang

terkandung didalamair sehingga terbentuk gumpalan-gumpalan kecil yang

mana sering disebut dengan proses koagulasi. Gumpalan-gumpalan itu

akan bersatu dan membentuk flok-flok dan mudah terpisah dengan air,

yang mana proses ini disebut flokulasi.

3. Proses pengolahan baktereologi,

yaitu proses pengolahan yang bertujuan membunuh bakteri yang ada didalam

air bersih dengan jalan membubuhkan kaporit atau gas chlor (Cl 2 ). Proses

pengolahan air baku menjadi air bersih diatas terbagi lagi dalam

tahapantahapan pengolahan sebagai berikut:


16

Proses pengolahan air baku menjadi air bersih diatas terbagi lagi dalam tahapan-

tahapan pengolahan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Pengolahan Air Baku menjadi Air bersih

A. Raw water Intake Station

PDAM Tirta Musi Palembang mengambil air bakunya dari sungai

Musi. Station ini mengalirkan air baku ke WTP (Water Treatment Procces).

Air baku yang dialirkan dari Intake disalurkan ke bak pelimpahan air baku

B. Proses Pembubuhan AL2(SO4 )3 dan Koagulasi

Langkah awal dari proses penjernihan adalah dengan memberikan

Alumunium Sulfat kedalam air baku yang tertampung dalam suatu unit

penjernihan. PemberianAlumunium Sulfat ini berfungsi untuk membentuk

flok-flok dari kotoran yang ada didalam air baku untuk mempermudah proses
17

pengendapan. Proses pencampuran ini memerlukan waktu yang cepat ± 5

detik dengan memakai bak yang disebut Case Cade.

C. Proses Flokulasi

Dari bak koagulasi air dialirkan kedalam bak flokulasi dimana pada

bak ini terjadi penggumpalan partikel yang semakin besar. Makin lama flok-

flok semakin besar seiring dengan bertambah luas permukaan aliran sehingga

waktu pengaliran akan semakin lama dan reaksi yang terjadi semakin

sempurna dan flok yang terbentuk semakin besar dan berat.

D. Proses Sedimentasi

Pada proses ini, diusakan agar flok yang mempunyai berat jenis besar

yang mengendap agar tepisah dengan air. Hal ini dikarenakan pengaruh

gravitasi dengan tekanan aliran dan perbedaan berat jenis flok tersebut

E. Proses Filtrasi

Proses ini adalah proses penyaringan, dimana air bersih yang

dihasilkan dengan jalan sedimentasi masih terdapat sisa flok dan yang

mengembang, sisa flok ini disaring dengan bantuan kotoran bak filter. Filter

ini terbentuk dari bahan-bahan seperti pasir dan koral. Untuk menjaga kualitas

penyaringan yang baik dan cepat, pada jadwal tertentu bak ini dicuci dengan
18

cara menyemprotkan air bersih kedalam bak tersebut. Prinsip kerja daribak

filter iniakan diuraikan sebagai berikut: Gravitasi bumi menyebabkan air

mengalir kebawah melalui lapisan pasir setebal 0,8 m dan batu koral setebal

1,2 m. Kotoran yang tersisa akan tertahan oleh lapisan pasir tersebut. Butiran

pasir yang bermuatan negatif akan menerik kotoran kecil yang bermuatan

positif: Besi, Mangan, dan Alumunium. Akibatnya butiran pasir akan

tertimbun muatan positif dan mampu menarik kotoran yang bermuatan negatif

seperti bakteri. Demikian proses ini berlangsung terus menerus. Air bersih

yang dihasilkan akan disalurkan melalui saluran dibawah bak filtrasi.

F. Bak penampungan air bersih (Reservoir)

Setelah mengalami beberapa proses maka diperoleh air bersih yang

terjamin kesehatannya. Selanjutnya air tersebut ditampung pada bak.


19

BAB III

ORIENTASI LOKASI KERJA PRAKTIK

Berikut ini dijelaskan secara singkat mengenai tugas umum dan kegiatan kerja yang

dilaksanakan di PDAM TIRTA MUSI UNIT RAMBUTAN

3.1 Tugas dan Wewenang Karyawan

A. Manajer Unit Pelayanan Manajer

Unit Pelayanan bertanggung jawab dalam mengkoordinasi dan

mengendalikan kegiatan wilayah pelayanan cabang baik secara umum dan

teknik dalam pelaksanaan kegiatan operasional sesuai ketentuan yang berlaku.

pelayanan pelanggan, pembacaan meter dan pengelolaan rekening,

pengendalian pendapatan, pengendalian losses pemutusan/ penyambungan

dan penertiban, pemeliharaan operasi distribusi dan pengendalian konstruksi

distribusi, melaksanakan administrasi dan keuangan, serta membina hubungan

kerja, kemitraan dan komunikasi yang efektif guna menjaga citra perusahaan

serta mewujudkan Good Corporate Governance.

Tugas jabatan Manajer Unit Pelayanan adalah sebagai berikut:

1. Mengkoordinir kegiatan Produksi dan Perawatan, Distribusi, Perencanaan

dan Pengawasan, pemasaran, administrasi Umum, keuangan, Hubungan


20

Langganan, dan lainnya penyampaian informasi atas kebijakan PDAM

untuk eksternal dan internal.

2. Memonitor dan mengendalikan kegiatan operasional administrasi umum

dan teknik semua unit di cabang.

3. Mengkoordinir penyelesaian pengaduan dari masyarakat/ pelanggan sesuai

peraturan yang berlaku

4. Mengkoordinir kegiatan survey, baik jaringan lama/baru, sambungan

langganan, pemutusan, pembukaan, dan kepuasan pelanggan.

5. Mengkoordinir kegiatan penurunan tingkat kehilangan air, pemerataan

tekanan dan pengaliran kepada pelanggan.

6. Mengevaluasi semua kegiatan dan menjalankan SOP serta melakukan

penghitungan efisiensi serta mempertanggung jawabkan seluruh biaya

operasional Cabang.

7. Mengelola SDM, keuangan serta aset/ inventaris perusahaan di lingkungan

kerjanya.

8. Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan tugas-tugas supervisor dan

asisten manager.

9. Mengatur, mengendalikan dan melaksanakan administrasi umum dan

mengatur fungsi pelayanan.


21

Wewenang sebagai seorang Manajer Unit Pelayanan, yaitu sebagai

berikut:

1. Memberikan persetujuan atas pelaksanaan pekerjaan masing-masing sub

Bagian Unit Layanan.

2. Memberikan persetujuan/menolak pengajuan usulan atas biaya-biaya

dalam pelaksanaan kegiatan operasional. Bagian Unit Layanan.

3. Memberikan rekomendasi/ penilaian atas kinerja pegawai di Bagian Unit

Layanan.

5. Memberikan keterangan/ informasi tentang produk dan kegiatan

pelayanan PDAM kepada Media Massa melalui Humas PDAM.

B. Asisten Manajer Distribusi

Asisten Manajer Distribusi mengkoordinir, mengelola, memelihara,

monitoring dan evaluasi, seluruh sistem transmisi distribusi (kondisi jaringan

meter air, kondisi sambungan langganan, pengaduan dan SDM transmisi

distribusi. Jabatan sebagai seorang Asisten Manajer Distribusi mempunyai

beberapa tugas, yaitu sebagai berikut:

1. Memimpin Bagian Transmisi Distribusi.

2. Menyusun rencana kerja Bagian Transmisi dan Distribusi Pusat.

3. Mengkoordinir dan mengendalikan, pemantauan tugas-tugas seluruh

kegiatan dalam pengelolaan sistem transmisi distribusi.


22

4. Mengkoordinir dan mengendalikan kegiatan monitoring, pemeliharaan,

perbaikan dan penggantian pipa transmisi, distribusi, retikulasi, meter air,

jembatan pipa termasuk perlengkapan mekanikal dan elektrikal.

5. Mengkoordinir penyelenggaraan pemasangan jaringan perpipaan yang

dilaksanakan oleh PDAM maupun pihak ketiga.

6. Mengkoordinir dan mengendalikan pelaksanaan pemutusan saluran air

minum pelanggan dan non pelanggan yang bermasalah.

7. Evaluasi penggunaan biaya operasional di Bagian Transmisi & Distribusi

agar menjadi efisien dan efektif.

8. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Direktur Teknik

Wewenang sebagai seorang Asisten Manajer Distribusi mempunyai, yaitu

sebagai berikut:

1. Memberikan persetujuan atas tindakan-tindakan preventif maupun kuratif

yang akan diambil dalam rangka pelaksanaan tugas di Bagian Transmisi &

Distribusi atas dasar persetujuan Direksi.

2. Mengusulkan jenis spesifikasi teknis meter air dan peralatan lainnya yang

akan dipergunakan oleh pelanggan sesuai peruntukannnya.

3. Menandatangani Surat Perintah Kerja (SPK) untuk pelaksanaan pekerjaan

dibagian Transmisi distribusi.

4. Memberikan persetujuan atas pelaksanaan rencana pekerjaan pada masing-

masing unit kerja di Bagian Transmisi & Distribusi.


23

6. Memberikan persetujuan atas biaya-biaya dalam pelaksanaan kegiatan

operasional Bagian Transmisi & Distribusi.

7. Memberikan rekomendasi/ penilaian atas kinerja pegawai dibagian

Transmisi & Distribusi.

C. Asisten Manajer Penagihan Dan Tunggakan

Asisten Manajer Penagihan dan Tunggakan membantu kepala bagian Bagian

Pelayanan dan Penagihan dalam pengendalian kegiatan penagihan rekening air dan

non air serta mengendalikan tunggakan. Menjalankan tanggung jawab sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Memimpin Seksi Penagihan sejalan dengan peraturan

perusahaan untuk mencapai tujuan/sasaran yang telah ditentukan. Bertanggungjawab

atas penyelenggaraan pengelolaan penerimaan rekening air dan non air.

Mengurus perencanaan, merumuskan dan kebijakan strategis yang menyangkut

penagihan. Mengurus penagihan piutang pelanggan dan bertanggung jawab atas

penyelenggaraan pengelolaan pengendalian piutang usaha. Bertanggungjawab atas

penyelenggaraan pencairan/ penagihan piutang usaha dengan pendekatan persuasif

dan upaya lainnya.

Jabatan sebagai seorang Asisten Manajer Penagihan dan Tunggakan mempunyai

beberapa tugas, yaitu sebagai berikut:

1. Menyusun rencana kerja dan anggaran di Seksi Penagihan.

2. Mengirim surat pemberitahuan kepada pelanggan yang menunggak.


24

3. Menyelenggarakan kegiatan administrasi penagihan rekening air dan

non air.

4. Monitoring surat tagihan yang sudah dikirim.

5. Memonitor hasil penagihan setiap hari dan membuat daftar rekapitulasi

hasil tagihan setiap hari (hasil tagihan loket maupun dari vendor).

6. Melakukan sinkronisasi data hasil tagihan (loket maupun vendor setiap

hari).

8. Membuat strategi-strategi penagihan dalam upaya pencapaian target

penagihan.

9. Menerima setoran rekening non air yang meliputi biaya-biaya

pemasangan sambungan baru, biaya administrasi dan lain-lain, untuk

disetorkan kembali ke Seksi Keuangan dan Aset (Bendahara Rutin

PDAM)

10. Membuat daftar laporan yang berhubungan dengan penagihan rekening

air dan non air (LPP, rekap LPP, rekap setoran lainnya).

11. Menerima dan membuka email hasil laporan penerimaan penagihan

(LPP) vendor untuk sinkronisasi data hasil penjualan dari pihak vendor.

12. Menyiapkan data monitoring pelanggan data yang mencicil di loket

PDAM.
25

Wewenang sebagai seorang Asisten Manajer Penagihan dan Tunggakan, yaitu

sebagai berikut:

1. Memberikan persetujuan atas pelaksanaan rencana pekerjaan masing-masing unit

kerja di Penagihan dan Tunggakan.

2. Memberikan keringanan pembayaran rekening air pelanggan dalam bentuk angsuran

atas persetujuan yang diatur oleh Direksi.

3. Memberikan persetujuan atas biaya dalam pelaksanaan kegiatan operasional di

Penagihan dan Tunggakan.

D. Asisten Manajer Pelayanan Pelanggan Dan Pembaca Meter

Asisten Manajer Pelayanan Pelanggan dan Pembaca Meter Membantu

Manager Unit Wilayah dalam memimpin, mengelola dan mengendalikan kegiatan

dibidang pelayanan dan pembaca meter mencakup kegiatan merencanakan

pelayanan, dan pembacaan meteran pelayanan wilayah. Mengurus perencanaan,

merumuskan dan kebijakan strategis yang menyangkut pelayanan pelanggan dan

pembacaan meteran

Jabatan sebagai seorang Asisten Manajer Pelayanan Pelanggan Dan Pembaca

Meter mempunyai beberapa tugas, yaitu sebagai berikut:

1. Menyusun rencana kerja dan anggaran fungsi baca meter dan pemeliharaan

perangkat keras dan perangkat lunak sebagai pedoman kerja.


26

2. Mengkoordinir pembacaan dan pencatatan meter air sesuai hari pembacaan,

menyusun jadwal pembacaan dan rute jalan, komplek, lokasi dan lainnya.

3. Melaksanakan manajemen baca meter.

4. Memantau pembuatan dan pemeliharaan Rute Baca Meter (RBM) yang

dilakukan oleh outsourcing baca meter.

5. Menggerakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembacaan meter yang

dilakukan oleh PDAM.

6. Menganalisis pelaksanaan pembacaan dan pencatatan angka kedudukan meter

yang dilakukan oleh outsourcing baca meter.

7. Memantau dan menganalisis pelayanan, penyambungan sementara, perubahan

tarif, ganti nama pelanggan, balik nama pelanggan dan perubahan lainnya

serta pengaduan pelanggan yang berhubungan dengan sambungan PDAM.

8. Memantau penerimaan pembayaran pelanggan, penyambungan sementara,

biaya perubahan, tagihan susulan dan biaya lainnya.

Wewenang sebagai seorang Asisten Manajer Pelayanan Pelanggan Dan Pembaca

Meter, yaitu sebagai berikut:

1. Melaksanakan proses pelaksanaan penerbitan dan pengendalian Perintah Kerja

(PK) dan Surat Perintah Kerja (SPK)

2. Memimpin bagian Pelayanan Pelanggan dan Pembaca Meter.


27

3. Memberikan persetujuan atas pelaksanaan pekerjaan masing-masing sub bagian

hubungan langganan dan pembaca meter.

4. Memonitor dan mengendalikan kegiatan operasional pembacaan water meter

sambungan langganan dan menyampaikan sesuai kondisinya.

E. Booster

Seorang Booster adalah orang yang bertugas secara langsung dalam teknisi dan

mengelola sistem pengaliran air (melalui pipa transmisi, reservoir, pipa distribusi,

pipa retikulasi lainnya). Memastikan mengalirkan air secara berkesinambungan

secara terus menerus selama 24 jam/hari baik melalui sistem perpipaan.

Menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul di Bagian Transmisi &

Distribusi baik internal dan eksternal. Melakukan pembinaan sumber daya manusia di

Bagian Transmisi dan Distribusi. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas kepada

atasan .

Jabatan sebagai seorang Booster mempunyai beberapa tugas, yaitu sebagai

berikut:

1. Mendata kondisi jaringan pipa transmisi, reservoir, pipa distribusi dan pipa

retikulasi per zona pelayanan.

2. Melakukan perbaikan sistem pengaliran air dan pemeliharaan pipa transmisi,

reservoir, pipa distribusi dan pipa retikulasi termasuk perlengkapannya secara

terus menerus untuk seluruh zona pelayanan.


28

3. Mengatur dan mencatat pengaliran, tekanan air pada sistem distribusi serta

memeriksa secara rutin valve, air valve, hidran kebakaran, dan perlengkapan

pendukung lainnya.

4. Mengawasi pelaksanaan pemasangan pipa transmisi, pipa distribusi, pipa

retikulasi dan peralatan pendukung lainnya.

5. Mendata/ meng-update panjang pipa terpasang berikut peralatan penunjang

lainnya.

Wewenang sebagai seorang Booster, yaitu sebagai berikut:

1. Menghentikan pengaliran air pelanggan sementara waktu untuk melakukan

perbaikan, pengoneksian, pemeliharaan jaringan dengan berkoordinasi dengan

bagian terkait.

2. Mengatur pengaliran air untuk pemerataan pengaliran kepada pelanggan.

3. Melakukan tindakan yang dianggap perlu dalam pelaksanaan kegiatan

operasional dan memberikan rekomendasi dalam hal terjadinya kondisi-

kondisi yang memerlukan penanganan segera.

F. Penagih

Seorang Penagih adalah orang yang bertugas secara langsung dalam

melaksanakan pengelolaan penagihan rekening air minum dan non air lainnya

terhadap pelanggan sehingga dapat meningkatkan penerimaan kas. Menyelesaikan


29

permasalahan – permasalahan yang timbul di Sub Bagian Penagihan. Jabatan sebagai

seorang Penagih mempunyai beberapa tugas, yaitu sebagai berikut:

1. Melaksanaan kegiatan penagihan rekening air dan non air.

2. Menyusun laporan hasil penagihan rekening dan non air

3. Menyampaikan daftar pelanggan yang harus dilakukan penutupan dan

pembukaan kebagian sambungan dan penyegelan.

4. Menjalin kerjasama dengan pihak eksternal dalam rangka penagihan rekening

air dan non air.

Wewenang sebagai seorang Penagih, yaitu sebagai berikut:

1.Mengirimkan rekening tagihan rekening air ke pelanggan potensial.

2. Menerbitkan surat penagihan tunggakan rekening pelanggan.

3. Mengusulkan untuk menerima atau menolak kerjasama dengan pihak

penagihan eksternal.

G. Pembaca Meter

Seorang Pembaca Meter adalah orang yang bertugas melakukan kegiatan

pembacaan dan pencatatan meter air serta pengelolaan rekening pelanggan. Jabatan

sebagai seorang Pembaca Meter mempunyai beberapa tugas, yaitu sebagai berikut:

1. Melakukan pengawasan atas pembacaan dan pencatatan meter air


30

2. Melaksanakan koreksi dan menetapkan pemakaian air pelanggan

berdasarkan hasil cek pembacaan akhir akibat ganti meter, kondisi

meter air, tutupan dan bukaan.

3. Menetapkan data riil pemakaian air pelanggan sesuai angka meter

yang sesungguhnya.

4. Menjamin ketepatan pembacaan meter air pelanggan.

Wewenang sebagai seorang Penagih, yaitu sebagai berikut:

1. Menetapkan status dan hasil akhir pembacaan meter.

2. Memberikan rekomendasi/ penilaian atas kinerja staf pegawai di Sub

Bagian Pembaca Meter.

H. Pelayanan Langganan

Seorang Pelayanan Langganan adalah orang yang bertugas kegiatan

hubungan langganan, pemasaran dan pembacaan water meter pelanggan

serta menyampaikan informasi hubungan langganan baik eksternal dan

internal. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi kegiatan pelayanan

kepada pelanggan. Jabatan sebagai seorang Pelayanan Langganan

mempunyai beberapa tugas, yaitu sebagai berikut:

1. Melakukan pengawasan administrasi dan pengendalian dalam hal

penerimaan sambungan baru, memberikan informasi atas perubahan status


31

pelanggan serta menampung dan menyelesaikan permasalahan

Langganan.

2. Memasukan/mengupdate data-data pelanggan pada sistem informasi

pelanggan dan billing/ program yang tersedia.

3. Mengontrol/mengevaluasi penggunaan biaya operasional di Sub Bagian

Hubungan Langganan agar menjadi efisien dan efektif.

4. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Bagian

Hubungan Langganan.

Wewenang sebagai seorang Pelayanan Langganan, yaitu sebagai berikut:

1. Menerima atau menolak permohonan pemasangan sambungan baru

pelanggan dengan memperhatikan persyaratan teknis dan administrasi.

2. Memberikan rekomendasi keringanan pembayaran rekening dalam

bentuk angsuran atas persetujuan atasan langsung dan direksi sesuai

aturan yang berlaku.

3. Memberikan keterangan/ informasi tentang kegiatan pelayanan PDAM

kepada pelanggan.

3.2 Pelaksanaan Kerja Praktik


32

Selama pelaksanaan kerja praktik tepatnya pada 1 Juni – 1 Juli 2020 penulis

ditempatkan dibagian penagihan PDAM Tirta Musi Unit Rambutan dan dibimbing

langsung oleh karyawan dan pegawai. Penulis melakukan kegiatan Kerja Praktik ini

guna untuk membantu dan meringankan tugas dari staff bagian Penagihan dan

Tunggakan pada kantor di PDAM Tirta Musi Palembang Unit Pelayanan Rambutan.

Dibawah ini adalah daftar kegiatan penulis selama kegiatan kerja praktik

diperusahaan.

Tabel 3.1 Kegiatan Kerja Praktik

No. Waktu Kegiatan Keterangan Kegiatan

1 Minggu ke – 1 1. Orientasi Perusahaan

1 Juni – 4 Juni 2020 2. Pengenalan karyawan

2 Minggu ke-2 1. Pengenalan produk dan layanan

7 Juni - 11 Juni 2020 2. Sosialisasi dan pengenalan sistem

di bagian penagihan dan tunggakan

3 Minggu ke -3 1. Merapikan dokumen-dokumen

14 Juni – 18 Juni 2020 seperti surat pemberitauan tagihan

rekening air, surat perintah tugas dan

surat penertiban pipa dinas .

4 Minggu ke-4 1. Membuat Surat status himbauan

21 Juni – 25 Juni 2020 pelanggan

2. Merapikan dokumen dan berkas


33

5 Minggu ke-5 1. Penyusunan laporan tugas

29 Juni – 1 Juli 2020 khusus

2. Pengajuan surat selesai kerja

praktik
34

BAB IV

TUGAS KHUSUS

“RANCANGAN TATA LETAK GUDANG MENGGUNAKAN METODE

SHARE STORAGE DI PDAM TIRTA MUSI”

4.1 Latar belakang

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) atau Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) Tirta Musi merupakan perusahaan yang bergerak di Bidang Jasa penyalur

air bersih untuk dipergunakan masyarakat kota Palembang dan sekitarnya.

Perusahaan ini terus berkembang untuk dapat bersaing dengan Perusahaan Swasta

dalam perbaikan pipa maupun pemasangan meteran air baru. Dalam hal ini

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi Kota Palembang memiliki

gudang tempat penyimpanan inventory guna memenuhi kebutuhan dalam perbaikan

kebocoran pipa atau pemasangan meteran baru.

Gudang merupakan suatu bangunan yang berfungsi menyimpan berbagai macam

jenis produk guna memenuhi kebutuhan Perusahaan, kondisi ideal Gudang yang baik

yaitu tempat penyimpanan produk sesuai dengan klasifikasinya, bentuk, dan berat

dan kebersihan, kerapihan, dan keamanan gudang terjaga dengan baik sehingga

dapat mengurangi kerugian perusahaan.


35

Kondisi Gudang yang saat ini dihadapi oleh PDAM Tirta Musi Unit

Rambutan yaitu tata penyimpanan sebagian inventory di gudang ini tersimpan

tidak sesuai dengan kondisi idealnya, seperti penyimpanan inventory slow respon

atau inventory yang jarang digunakan yang seharusnya disimpan di area ruang

belakang dan disini penyimpanan inventory yang bersifat slow respon

digabungkan di area inventory fast respon. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Inventory yang tidak tertata rapi

Sumber : PDAM Tirta Musi Unit Rambutan

Hal ini dapat menyebabkan kekacauan, keterlambatan dalam

pemilihan inventory, area gudang menjadi sempit bahkan dapat menyebabkan

kecelakaan bagi karyawan atau karyawan gudang dan juga dapat membuat

inventory baik itu fast respon maupun slow respon tersebut cacat atau tidak

dapat digunakan yang dapat juga membuat kerugian bagi Perusahaan itu

sendiri. Penempatan inventory ketika datang dari pengiriman dimana ada

ruang kosong disitu inventory di tempatkan di area jalan pintu masuk menuju
36

ruang-ruang yang ada dalam gudang yang seharusnnya dikosongkan untuk

memudahkan dan memperlancar pengambilan inventory tersebut.

Penelitian ini dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan-

permasalahan tersebut. Share Storage merupakan metode pengaturan tata letak

gudang dan penempatan beberapa jenis bahan atau material dalam satu area

yang dikhususkan untuk jenis bahan atau material tersebut (fast respon dan

slow respon). Hidayat. N. P, 2012. Layout yang dihasilkan dari metode Shared

Storage yaitu layout yang lebih efektif dalam pengambilan inventory karena

dapat meminimalisasi waktu pelayanan pengajuan inventory serta memperluas

space gudang.

Dari permasalahan yang telah disampaikan, peneliti mencoba untuk

memecahkan permasalahan tersebut. Peneliti akan menggunakan beberapa

referensi sebagai berikut :

Yohanes. A, (2012), dari penelitiannya yang menggunakan metode

share storage membuktikan jarak pengambilan bahan baku dan barang jadi

menjadi lebih pendek dibandingkan dengan metode yang ada di Perusahaan

sehingga bahan baku I dan II = 5m dan 5,25m dan pengambilan barang jadi =

5,75m.

Santoso. P. S. A, (2017), Kusuma. Y, (2017) dari penelitiannya yang

menggunakan metode share storage membuktikan dengan perancangan ulang

tata letak gudang produk jadi membuat space gudang menjadi lebih luas serta
37

waktu pengambilan produk jadi menjadi lebih sedikit

Berdasarkan referensi yang disampaikan, bahwa beberapa metode

mampu menghasilkan area gudang penyimpanan menjadi lebih luas,

mengurangi penggunaan waktu dalam pengambilan barang dan meningkatkan

kinerja gudang dalam menyimpan dan memilih barang. Dalam penelitian ini

peneliti mencoba menggunakan metode share storage untuk penataan

inventory gudang berdasarkan jenisnya serta dapat menghemat waktu dalam

pengambilan inventory. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul penelitian

“Usulan Perbaikan Sistem Inventori Dengan Metode Share Storage Untuk

Peningkatan Tata Kelola Inventory Gudang di PDAM Tirta Musi Unit

Rambutan.

4.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang yang disampaikan, maka identifikasi masalah

dalam penelitian yaitu sebagai berikut : Banyaknya inventory yang tidak

tertata sesuai dengan kondisi idealnya yang mengakibatkan dalam

keterlambatan dalam pengambilan inventory, kesulitan dalam mengklasifikasi

inventory fast respon dan slow respon. Share storage dijadikan solusi untuk

mengatasi masalah yang ada dalam gudang. Share storage diharapkan mampu

memperluas area gudang dengan melakukan penataan inventory dengan


38

mengklasifikasikan berdasarkan jenis inventory fast dan slow respon serta

dapat mengatasi keterlambatan dalam pengambilan inventory.

4.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memperluas space gudang dengan melakukan usulan layout baru.

2. Menempatkan inventory slow respon dengan menambahkan usulan rak

inventory.

3. Mempermudah karyawan dalam merestcok inventory dengan usulan label

inventory yang baru.

4. Mempermudah karyawan dalam mendata inventory yang masuk dan keluar

dengan mengusulkan tata kelola administrasi inventory yang baru.

5. Mempermudah karyawan memindahkan inventory dengan mengusulkan

material handling.

4.4 Data Penelitian

Dalam Penelitian ini yaitu tentang penyimpanan ada 4 macam metode

penyelesaian yaitu dedicated storage, randomized storage, class based storage,

dan share storage, disini peneliti menggunakan salah satu metode yaitu metode

share storage yang dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan tata kelola

inventory berdasarkan jenisnya serta menentukan tempat inventory sesuai dengan


39

kondisi ideal suatu gudang yang baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar 4.2

Gambar 4.2 Kerangka Berpikir Penelitian

Pada metode share storage disini peneliti akan merancang usulan layout

baru dan merancang usulan tata kelola administrasi inventory.

4.5 Analisis Data

Layout

Peneliti akan menjelaskan bagaimana kondisi Layout awal dan Layout akhir

serta akan dijelaskan perbandingan jarak dan waktu pada masing – masing Layout.

Layout awal
40

Gambar 4.3 Layout awal

Sumber : PDAM Tirta Musi Unit Rambutan

Pada Gambar 4.3 Layout Awal gudang terlihat bahwa penataan tiap ruang dan

penataan item tidak tertata sesuai dengan kondisi ideal gudang, jarak ke setiap ruang

terlalu jauh dan memakan waktu yang lumayan lama sehingga pelayanan menjadi

terhambat dan ditambah lagi dengan penataan inventory yang tidak rapi yang dapat

menyebabkan karyawan gudang mengalami kecelakaan dalam bekerja seperti

tersandung inventory yang penataannya tidak sesuai dengan tempat, serta dapat

membuat inventory menjadi mudah cacat sehingga menyebabkan kerugian bagi

Perusahaan.
41

A. Tahapan awal

Teknisi dalam mengajukan item kepada karyawan gudang yaitu : masuk

dari pintu (1) menuju Meja pelayanan (2) dengan jarak 2,90 meter setelah

Teknisi sampai di Meja pelayanan (2) lalu teknisi memberikan kertas berisi list

inventory yang akan diajukan kepada karyawan Gudang, setelah itu karyawan

gudang yang berada di meja pelayanan (2) memberikan kertas berisi list

inventory kepada karyawan gudang yang berada di Meja komputer dengan

jarak 0,5 meter, lalu karyawan gudang yang berada di Meja komputer (3)

selanjutnya mengetik list inventory yang diajukan oleh teknisi lalu mencetak

nya, lalu karyawan gudang yang berada di Meja komputer (3) selanjutnya

menuju ke Rak inventory fast respon (4) dengan jarak 1,7 meter dan

mengambil inventory yang diajukan dan selanjutnya karyawan gudang yang

berada di Rak inventory fast respon (4) menuju Rak pipa PVC (5) mengambil

pipa yang diajukan dengan jarak 3,8 meter selanjutnya karyawan gudang yang

berada di Rak pipa PVC (5) selanjutnya menuju Rak meteran air (6) untuk

mengambil meteran air dengan jarak 1,0 meter, selanjutnya karyawan gudang

dari Rak pipa PVC (5) kembali menuju meja komputer (3) memberikan

beberapa inventory kepada teknisi dengan jarak 4,1 meter, selanjutnya

karyawan gudang menandatangani kertas yang dicetak tadi lalu teknisi keluar

gudang dari Meja komputer (3) menuju pintu (1) dengan jarak 3,1 meter.

Perhitungan jarak lainnya yaitu apabila karyawan gudang dari Pintu (1)
42

hendak menuju R.sholat (7) yaitu dengan jarak 4,8 meter, karyawan gudang

dari Pintu (1) hendak menuju Toilet (8) dengan jarak 7,9 meter, karyawan

gudang dari Pintu (1) menuju Ruang inventory slow respon dengan jarak 8,2

meter. Pada kondisi tersebut Teknisi otomatis menunggu inventory yang

diambilkan di meja komputer (3) sehingga terjadi penumpukan antrian teknisi

lainnya yang hendak mengajukan beberapa inventory juga.

Kondisi tersebut sangat tidak sesuai dengan kondisi ideal gudang yang

mencegah adanya penumpukan antrian. Terlihat juga bahwa jarak yang lumayan

jauh akan memakan waktu yang banyak juga untuk pelayanan.

B. Pada perhitungan Waktu

Waktu (detik) yaitu : masuk dari pintu (1) menuju Meja pelayanan (2)

dengan waktu 5,28 detik lalu dari Meja pelayanan (2) menuju Meja komputer (3)

dengan waktu 0,4 detik, dari Meja komputer (3) menuju Rak inventory fast

respon (4) dengan waktu 2,0 detik, dari Rak inventory fast respon (4) menuju

Rak pipa PVC (5) dengan waktu 7,46 detik, dari Rak pipa PVC (5) menuju Rak

meteran air (6) dengan waktu 0,5 detik, dari Rak meteran air (6) kembali menuju

Meja komputer (3) dengan waktu 5,46 detik, dari Meja komputer (3) menuju

Pintu (1) dengan waktu 3,1 detik, dari Pintu (1) menuju R.Sholat (7) dengan

waktu 4,8 detik, dari Pintu (1) menuju Toilet (8) dengan waktu 7,9 detik, dari

Pintu (1) menuju Ruang Inventory slow respon (9) dengan waktu 8,2 detik.
43

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Jarak dan Waktu tiap ruang Layout awal

Gambar 4.4 Operation Process Chart pada layout awal Keterangan :

1. Pintu

2. Meja Pelayanan

3. Meja Komputer
44

4. Rak Inventory fast respon

5. Rak Pipa PVC

6. Rak Meteran Air

7. Ruang Sholat

8. Toilet

9. Ruang Inventory slow respon

4.6 Pembahasan

Layout usulan akhir

Gambar 4.5 Layout usulan akhir

Pada Gambar 4.5 Layout Usulan Akhir Gudang terlihat penataan tiap ruang dan

penataan inventory baik itu inventory Fast respon maupun Slow respon tertata
45

rapi dan ditempatkan pada Rak yang telah ditetapkan dan sesuai dengan kondisi

ideal gudang yaitu rapi, ringkas, resik, pelayanan tidak memakan waktu banyak

dan mengurangi angka kecelakaan kerja pada Karyawan gudang.

A. Tahapan awal

Teknisi dalam mengajukan inventory kepada karyawan gudang yaitu :

masuk dari pintu (1) menuju meja pelayanan (2) dengan jarak 0,6 meter setelah

teknisi sampai di Meja pelayanan (2) lalu Teknisi memberikan kertas berisi list

inventory yang akan diajukan kepada karyawan Gudang, setelah disetujui

karyawan Gudang yang berada di meja pelayanan (2) memberikan kertas berisi

list inventory kepada karyawan Gudang yang berada di meja komputer (3)

dengan jarak 0,5 meter dan selanjutnya karyawan gudang tersebut mengetik list

inventory yang diajukan lalu mencetaknya, selanjutnya teknisi yang menunggu

di Meja komputer (3) selanjutnya bergerak menuju ke ruang tunggu (4a) dengan

jarak 1,7 meter, lalu Karyawan gudang yang berada di Meja komputer (3)

menuju Rak inventory fast respon (4b) dengan jarak 1 meter dan mengambil

beberapa inventory yang diajukan dan selanjutnya karyawan gudang menuju Rak

pipa PVC (5) mengambil pipa yang diajukan dengan jarak 1,5 meter, selanjutnya

karyawan gudang yang berada di Rak pipa PVC bergerak ke Rak meteran air (6)

dengan jarak 0,5 meter untuk mengambil pipa yang diajukan oleh teknisi,

selanjutnya karyawan gudang yang berada di Rak meteran air (6) kembali

menuju Meja komputer (3) dengan jarak 2 meter, selanjutnya karyawan Gudang
46

memanggil teknisi yang mengajukan beberapa inventory dari Ruang tunggu (4a)

menuju Meja komputer (3) dengan jarak 1,7 meter dan memberikan bebearapa

inventory tersebut kepada teknisi, selanjutnya karyawan gudang menandatangani

kertas yang dicetak tadi lalu teknisi keluar gudang dari Meja komputer (3)

menuju Pintu (1) dengan jarak 1,13 meter. Perhitungan lainnya yaitu apabila

karyawan gudang dari Pintu (1) hendak menuju R.sholat (7) dengan jarak 4,8

meter, lalu dari Pintu (1) hendak menuju Toilet (8) dengan jarak 7,9 meter, lalu

dari pintu (1) hendak menuju R. Inventory slow respon (9) dengan jarak 8,2

meter, lalu dari pintu (1) hendak menuju R. Ka gudang (10) dengan jarak 8,7

meter, lalu dari R. Ka gudang (10) hendak menuju R. Inventory slow respon (9)

dengan jarak 0,5 meter.

Kondisi ini berbeda dengan kondisi sebelumnya yaitu perubahan tata letak

Meja pelayanan (2), Meja komputer (3), dan Rak inventory fast respon (4b) yang

membuat jarak awal dan sesudah perubahan usulan layout menjadi semakin dekat

serta waktu yang digunakan semakin sedikit, penambahan tanaman atau pohon di

sudut – sudut ruang yang dapat tumbuh didalam ruangan dengan fungsi menambah

kesan segar dan dapat menambah kadar oksigen di dalam area Gudang, perubahan

Layout gudang ini pada Ruang inventory fast respon dapat dilihat perbedaan antara

Layout awal dan akhir yaitu ruang tersebut dapat digunakan untuk fungsi lainnya,

disini peneliti membagi 2 bagian ruang belakang tersebut dengan usulan

menggunakan sekat kaca yang nantinya ruang tersebut dapat digunakan untuk
47

Ruang Kepala Gudang (10). Serta penambahan ruang tunggu (4a) guna para

teknisi menunggu Inventory yang diajukan diberikan oleh karyawan gudang dan

tidak menunggu lagi di meja pelayanan (2) atau meja komputer (3) yang dapat

menyebabkan antrian teknisi lainnya yang hendak mengajukan beberapa inventory.

B.Pada perhitungan Waktu (detik)

Perhitungan waktu yaitu dari pintu (1) menuju Meja pelayanan (2) dengan

waktu 1,78 detik lalu dari Meja pelayanan (2) menuju Meja computer (3) dengan

waktu 0,4 detik, dari Meja komputer (3) menuju Ruang tunggu (4A) dengan waktu

1,60 detik, dari Meja Komputer (3) menuju Rak Inventory fast respon (4B)

dengan waktu 1,97 detik, dari Rak Inventory fast respon (4B) menuju Rak Pipa

PVC (5) dengan waktu 2 detik, dari Rak Pipa PVC (5) menuju Rak Meteran Air

(6) dengan waktu 0,4 detik, dari Rak Meteran Air (6) kembali menuju Meja

komputer (3) dengan waktu 2,1 detik, selanjutnya Karyawan gudang yang berada

di Meja komputer (3) memanggil teknisi yang menunggu di Ruang tunggu (4A)

untuk menuju ke Meja komputer (3) dengan waktu 1,60 detik, selanjutnya Teknisi

yang berada di Meja komputer (3) menuju Pintu (1) untuk keluar gudang dengan

waktu 2,18 detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2
48

Gambar 4.6 Operation Process Chart (OPC) pada layout akhir

Keterangan :

1. Pintu

2. Meja Pelayanan

3. Meja Komputer

4. (4A) R. Tunggu

5. (4B) Rak Inventory fast respon

6. (5) Rak Pipa PVC

7. (6) Rak Meteran Air

8. (7) R. Sholat

9. (8) Toilet

10. (9) Rak Slow respon

11. 11. (10) Ruang Kepala Gudang

Tabel 4.2 jarak dan waktu layout usulan akhir


49

Perbandingan jarak dan waktu Layout Awal dan

Layout Usulan Akhir

Tabel 4.3 Perbandingan jarak dan waktu Layout Awal dan Layout Akhir

Pada Tabel 4.3 Perbandingan jarak dan waktu Layout Awal dan Layout

Akhir terlihat bahwa jarak setiap ruang antara Layout Awal dan Layout Akhir

berbeda cukup signifikan dengan arti Layout akhir untuk menuju ke setiap ruang

menjadi lebih dekat, begitu juga perhitungan total waktu kesetiap ruang antara
50

Layout awal dan Layout akhir memakan waktu lebih sedikit dibandingkan

dengan Layout awal dengan kondisi seperti ini lebih memudahkan karyawan

Gudang dalam melakukan pelayanan dalam mengajukan inventory karna jarak

setiap ruang menjadi lebih dekat serta waktu yang digunakan lebih sedikit.

4.6 Tata Kelola Inventory

Pada tata kelola inventory peneliti akan melakukan pemilahan inventory


mana saja yang termasuk ke dalam Inventory fast respon atau Inventory Slow
respon yang berguna memudahkan karyawan gudang dalam menginput
inventory yang baru datang dari pengiriman maupun inventory yang keluar
sehingga karyawan gudang mengetahui jenis Inventory tersebut dan mengetahui
dimana harus diletakan.

Tata Kelola Inventory Fast Respon

Tabel 4.4 Macam - macam inventory fast respon

No Macam macam Ukuran Stok Awal Stok


inventory Ø Akhir (Buah)
1 Afleuter/Gate Valve 1½ 4 4
2 Afleuter/Gate Valve 2" 9 9
3 Afleuter/Gate Valve 3" 5 5
4 Afleuter/Gate Valve 4" 3 3
5 Balvalf ½" - -
6 Balvalf 2 - -
51

7 Begel/Klem Sock 5x3/4 - -


8 Ben Las 4” - -
9 Ben Alfland 2 - -
10 Dop Drat Dalam GI ½" 29 28

No Macam Ukuran Stok Awal Stok


macam Ø Akhir
inventory (Buah)
11 Dop Drat Dalam GI ¾" 65 63
12 Dop Drat Dalam GI 1" 22 22
13 Dop Drat Dalam GI 1 ½" 15 15
14 Dop Drat Dalam GI 2" 4 4
15 Dop Drat Dalam GI 3" 4 4
16 Dop Drat Dalam GI 4" 1 1
17 Dop Drat Dalam GI 5" - -
18 Dop Drat Luar GI ½" 22 22
20 Dop Drat Luar GI 1" 23 23
21 Dop Drat Luar GI 1 ½" 2 2
22 Dop Drat Luar GI 2" 1 1
23 Dop Drat Luar GI 3" 6 6
24 Dop Drat Luar GI 4" 2 2
25 Dop Drat Luar GI 5" - -
26 Dop Drat Luar PVC 1½" - -
27 Dop PVC ½" 47 46
28 Dop PVC ¾" 41 41
29 Dop PVC 1" 36 36
30 Dop PVC 1½" 11 11
31 Dop PVC 1¼" - -
32 Double Nepel GI ½" 16 2
33 Double Nepel GI ¾" 73 69
34 Double Nepel GI 1" 76 75
35 Double Nepel GI 1½" (1) (1)
36 Double Nepel GI 1¼" - -
37 Double Nepel GI 2" 2 1
38 Double Air Valve 2" - -
52

39 Fland las 2" 1 1


40 Fland Sock PVC 1½" 18 18
41 Fland Sock PVC 2" 18 18
42 Fland Sock PVC 3" 13 13
43 Gibol Joint 1½" 27 25
44 Gibol Joint 2" 12 10
45 Gibol Joint 2½" 13 13
46 Gibol Joint 3" 7 7
47 Gibol Joint 4" 3 4
48 Gibol Joint 5" 3 3
49 Gibol Joint 6" 9 9
50 Gibol Joint 8" 11 11
51 Gibol Joint 10" 1 1
52 Kaporit - -
53 Karet Fland ½" - -
54 Karet Fland 6" - -
55 Karet Giboult 3" 4 4
56 Karet Giboult 4" - -
57 Karet Giboult 6" - -
58 Karet Packing 1½" 6 6
59 Karet Packing 2" 17 17
60 Karet Packing 8 Kg 8
61 Kawat segel - -
62 Keni Drat PVC ½" 203 203
63 Keni Drat PVC ¾" 22 22
64 Keni Drat PVC 1" 13 13
65 Keni GI ½" 9 13
66 Keni GI ¾" 34 34
67 Keni GI 1" 29 29
68 Keni GI 1 ½" 2 2
69 Keni GI 2" 2 1
70 Keni GI 4" - -
71 Keni PVC ½" 118 117
72 Keni PVC ¾" 112 112
73 Keni PVC 1" 59 59
74 Keni PVC 1½" 19 19
75 Keni PVC 1¼" 4 4
76 Keni PVC 2" 3 3
77 Keni PVC 3" 6 6
78 Keni PVC 4" 1 1
79 Klem Sadel 1½ x ½ 23 23
80 Klem Sadel 1½ x ¾" 1 1
81 Klem Sadel 2 x ½" 2 4
82 Klem Sadel 2 x ¾" 7 7
83 Klem Sadel 2 x 1" 12 12
84 Klem Sadel 3 x ½" 4 4
85 Klem Sadel 3 x ¾" 15 15
86 Klem Sadel 3 x 1" 33 33
53

87 L Bown 4" - -
88 Lem Super Glu @ ½ 33 klg 32
kg
89 Lem PVC 15 tb 15
90 Meter Air ½" - -
91 Meter Air ¾" 11 11
92 Meter Air 1" 9 9
93 Meter Air 1½" 5 5
94 Meter Air 2" 3 3
95 Plat Gergaji 49 48
96 Pak Karet 2" 1 1
97 Pak Karet 3" 10 10
98 Pak Karet 4" 8 8
99 Pak Karet 6" 2 2
100 Pak Karet 8" - -
101 Pipa GI Spindo ½" 81 mt 79
102 Pipa GI Spindo ¾" - -
103 Pipa GI Spindo 1" 1 mtr 1
104 Pipa GI Spindo 1¼" - -
105 Pipa GI Spindo 1½" - -
106 Pipa GI Spindo 2" 10 mt 10
107 Pipa GI Spindo 3" - -
108 Pipa PVC Msp AW ½" 13 mt 12
109 Pipa PVC Msp AW ¾" 39 mt 37
110 Pipa PVC Msp AW 1" 55 mt 55
111 Pipa PVC Msp AW 1¼" 30 mt 30
112 Pipa PVC Msp AW 1½" 35 mt 33
113 Pipa PVC Msp AW 1¾" - -
114 Pipa PVC Msp AW 2" 64 mt 60
115 Pipa PVC Msp AW 3" 4 mtr 0
116 Pipa PE 1/2" 273m 200
117 Pipa PE 3/4" 1106 1031
118 Pipa PE 1" 2480 2480
119 Pipa PE 2” - -
120 Plug Kran ½" 50 50
121 Plug Kran ¾" 30 30
122 Plug PVC ½" - -
123 Plug PVC ¾" - -
124 Resibon Potong - -
125 Resibon Gosok - -
126 Sock Drat Dalam ½" 48 -
PVC
127 Sock Drat Dalam ¾" 23 25
PVC
128 Sock Drat Dalam 1" 28 23
PVC
129 Sock Drat Dalam 1¼" 4 26
PVC
130 Sock Drat Dalam 1½" 5 4
54

PVC
131 Sock Drat Dalam 2" 1 5
PVC
132 Sock Drat Dalam 3" - -
PVC
133 Sock Drat Luar PVC ½" 157 142
134 Sock Drat Luar PVC ¾" 40 38
135 Sock Drat Luar PVC 1" 45 45
136 Sock Drat Luar PVC 1¼" - -
137 Sock Drat Luar PVC 1½" 18 18
138 Sock Drat Luar PVC 2" 19 17
139 Sock Drat Luar PVC 4'' 1 1
140 Sock GI ½" 2 1
141 Sock GI ¾" 81 80
142 Sock GI 1" 61 60
143 Sock GI 1¼" - -
144 Sock GI 1½" - -
145 Sock GI 2" - -
146 Sock GI 3" - -
147 Sock PVC ½" 17 10
148 Sock PVC ¾" 43 40
149 Sock PVC 1" 102 102
150 Sock PVC 1¼" 7 7

Tata Kelola Inventory Slow Respon

Tabel 4.5 Macam - macam inventory Slow Respon

No Macam - Ukuran Stok Awal Stok Akhir


macam Ø (Buah) (Buah)
Inventory
151 Afleuter/Gate Valve 6” 3 3
152 Afleuter/Gate Valve 8” 2 2
153 Afleuter/Gate Valve 10” 1 1
154 Begel/Klem Sock 5”x3/4 - -
155 Dop PVC 2” 3 3
156 Dop PVC 3” 3 3
157 Dop PVC 4” 6 6
158 Fland Las 4” 4 4
159 Fland Las 6” - -
160 Fland Las 8” 2 2
161 Kenie Flends 8” - -
162 Keni PVC 4” 1 1
163 Keni PVC 6” 5 5
164 Keni PVC 8” 2 2
55

165 Klem Sadel 4x1/2” 12 12


166 Klem Sadel 4x3/4” 7 7
167 Klem Sadel 4x1” 1 1
168 Klem Sadel 5x1” 7 7
169 Klem Sadel 5”x3/4” 45 45
170 Klem Sadel 6x1/2” 6 6
171 Klem Sadel 6x3/4” 8 8
172 Klem Sadel 6x1” 6 6
173 Klem Sadel 6”x2” 1 1

No Macam macam Ukuran Stok Awal Stok


inventory Ø Akhir (Buah)
174 Klem Sadel 8x1” 4 3
175 Klem Sadel 8x2” 1 1
176 Klem Sadel 10”x2” - -
177 L Bown 6” - -
178 L Bown 8” 4 4
179 Pipa Spindo GI 4” - -

Pada Tabel 4.4 Dan 4.5 terlihat tabel macam - macam inventory jenis

fast respon dan slow respon yang telah dibedakan dengan 2 warna berbeda di

setiap kotak awal tabel, untuk kotak tabel berwarna hijau menandakan jenis

inventory fast respon sedangkan kotak tabel berwarna merah menandakan

jenis inventory slow respon, dimana pada tabel inventory sebelumnya

inventory fast respon dan slow respon penempatannya tergabung menjadi 1,

hal itu dapat membuat karyawan gudang kesulitan dalam menginput

inventory yang masuk maupun keluar serta akan mengalami kesalahan dalam

menginput inventory sehingga pelayanan menjadi terlambat.

Pada tabel inventory fast respon dan slow respon yang telah

dibedakan penempatannya Karyawan gudang akan mudah dalam menginput

inventory yang keluar dan masuk, serta akan lebih cepat dalam pelayanan
56

pengajuan inventory oleh Teknisi. Serta penulisan abjad inventory tersusun

sesuai abjadnya sehingga mudah dalam pencarian jenis inventory, mudah

dalam pencarian ukuran inventory, mudah dalam menginput stok awal dan

stok akhir inventory sesuai dengan jenisnya.

Pada analisis hasil peneliti menjelaskan hasil usulan yang dikerjakan

pada penelitian yang dilakukan.

Layout usulan akhir

Pada usulan Layout akhir terdapat perubahan baik dari jarak maupun

waktu, perubahan yang dilakukan yaitu pemindahan meja pelayanan dan

meja komputer, penambahan ruang tunggu untuk Teknisi agar tidak

terjadi penumpukan antrian di meja komputer, penambahan ruang kepala

gudang dan ruang inventory slow respon di ruang belakang, waktu total

karyawan gudang dalam mengambil inventory semakin cepat, serta

inventory slow respon kini mendapatkan tempat yang sesuai.

Tata Kelola Inventory

Pada tata kelola inventory jenis inventory fast respon dan slow

respon dibedakan warna tabel untuk inventory fast respon berwarna hijau

dan inventory slow respon berwarna merah, memilah mana inventory fast

respon maupun inventory slow respon serta mengurutkan macam -


57

macam inventory sesuai abjad agar memudahkan karyawan gudang

dalam memasukan data inventory yang masuk dan keluar.

BAB V

KESIMPULAN

5.1 KESIMPULAN

Setelah dilakukan pengolahan data dan analisis hasil maka dapat diambil

beberapa kesimpulan yaitu :

1. Pada layout awal jarak total sebesar 14,5 meter dengan total waktu sebesar 28,1

detik, sedangkan pada layout akhir jarak total sebesar 10,6 meter dengan total

waktu sebesar 14,12 detik, sehingga terdapat penghematan jarak sebesar 3,9

meter dengan waktu sebesar 13,98 detik.

2. Tata kelola administrasi inventory semakin mudah dengan membagi 2

administrasi inventory fast respon dan slow respon tersebut menjadi 2 warna

yaitu warna hijau untuk inventory fast respon dan merah untuk inventory slow

respon.

5.2 SARAN

Bagi penelitian selanjutnya yang membahas mengenai perancangan usulan tata

letak, juga perlu untuk melakukan perhitungan terhadap biaya lainnya yang
58

mungkin timbul jika dialkukan perubahan tata letak dari departemen/fasilitas

yang sudah ada. Hal tersebut perlu dilakukan agar implikasi dari penelitian

sejenis dapat lebih terlihat.

DAFTAR PUSTAKA

Azlia. W, dan Carlinawati. N, 2017. Usulan perbaikan layout gudang soft part

pada perusahaan perakitan speaker. Journal of Industrial Engineering

Management. Universitas Brawijaya. Malang. Vol. 2. No. 2. h. 1-11.

Cardona. L, et. al, 2016. Analytical optimization for the warehouse sizing

problem under class. International Journal of Engineering and

Technology. University of Louisville. Vol. 12. No. 24. pp. 221-248.

Cendikiawan. M. W, 2014. Pengukuran aspek teknologi dari lima gudang Raw

Material di Kota Pontianak dengan menggunakan model Teknometrik.

Jurnal Teknik Industri. Universitas Tanjungpura. Pontianak. Vol. 1. No.


59

3. h. 1-6

Ekren. B. Y, et. al, 2015. Warehouse design under class- based storage and

retieval system. Journal of Industrial Engineering. University of

Economics Balcova Izmir. Turkey. Vol. 48. No. 3. pp. 1152-1154

Fumi. A, et. al, 2013. Minimizing warehouse space with dedicated

storage. International Journal Of Engineering

Business Management. University of Rome. Italy. Vol. 5. No. 21.

pp. 1- 8

Hidayat. N. P, 2012. Perancangan tata letak gudang dengan metode Class-Based

storage study kasus CV.SG Bandung. Jurnal Sains dan Teknologi Institut

Teknologi Komunikasi. Bandung. Vol. 1. No. 3. h. 1-11

Juliana. H, dan Utami. N, 2016. Peningkatan kapasitas gudang dengan

perancangan Layout menggunakan metode Class-Based Storage. Jurnal

Teknik Industri. Universitas Diponegoro. Semarang. Vol. 11. No. 2. h. 1-

10.

Karonsih. S. N, dkk, 2013. Perbaikan tata letak penempatan barang di gudang

penyimpanan material berdasarkan class-based storage policy di PT.

Filtrona Surabaya. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri.

Universitas Brawijaya. Malang. Vol 4. No. 2. h. 1-13.


60

Kusuma. Y, dkk, 2017. Analisis sistem manajemen pergudangan pada CV.

Sulawesi Pratama Manado. Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan

Akuntasi. Universitas Sam Ratulangi. Manado. Vol. 5. No. 2. h. 602-611.

Lee. M. K, and Elsayed. E. A, 2005. Optimization of warehouse storage capacity

under a dedicated storage policy. International Journal of Production

Research. Keimyung University Daegu. Republic Of Korea. Vol. 43. No.

9. pp. 1785-1805

Noerfajr. L, dan Suliantoro. H, 2010. Usulan Perancangan Tata Letak Gudang

dengan menerapkan Sistem Management Warehouse di PT. Sandang

Asia Maju Abadi. Jurnal Teknik Industri. Universitas Diponegoro.

Semarang. Vol 5. No. 4. h. 1-8.

Patrisina. R, dan Indawati, 2010. Perancangan tata letak gudang dengan metode

dedicated storage location policy. Jurnal Sistem Optimasi Industri.

Universitas Andalas. Vol. 9. No. 1. h. 1-8.


61

Anda mungkin juga menyukai