Anda di halaman 1dari 16

BUSINESS STRATEGY ANALYSIS ON SMEs BAMBOO CRAFTS

IN BANDUNG CITY

Muhammad Bahtiar Abdillah1, Raden Marsha Aulia Hakim2,


Devi Melisa Damiri3, dan Fithriya Zahra4
Post Graduate Student of Administration Science
Faculty of Politics and Social Science, Universitas Padjadjaran
Email : 1 abdy.bonyok@gmail.com, 2marshaulia@gmail.com, 3devimelisadamiri@gmail.com,
4
fithriyazahra@gmail.com

ABSTRACT
SMEs in Indonesia continue to grow and become one of the economic sectors that can
guarantee the lives of a more prosperous society. The increase of SMEs also opening up new jobs
for the community so as to reduce unemployment in Indonesia. However this is in line with the
increasing levels of competition both on National and International scale. This research will
analyze business strategy on SMEs bamboo based craft. This study aims to study and know the
Business Strategy on SMEs bamboo crafts in Bandung.
The type of research used in this research is descriptive analysis with qualitative approach, and
data analysis method used are SWOT Analysis and Porter’s Generic Strategy. The results of this
study found that SMEs in this research has implemented Porter's Generic Strategy well. However
on a cost leadership strategy only applied by Haur Bamboo, and differentiation and focus
strategies are applied by Sari Kurnia and Awi Virage.

Keywords : Bamboo craft, business strategy, SWOT, SMEs.

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA UMKM KERAJINAN BAMBU


DI KOTA BANDUNG

ABSTRAK
Pertumbuhan UMKM di Indonesia setiap tahunnya terus bertambah dan menjadi salah satu
sektor ekonomi yang dapat menjamin kehidupan masyarakat lebih sejahtera. Dengan adanya
peningkatan UMKM ini juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sehingga mampu
mengurangi pengangguran di Indonesia. Namun demikian hal ini seiring dengan semakin tingginya
tingkat persaingan baik pada skala Nasional maupun Internasional. Penelitian ini akan dianalisis
strategi bisnis pada UKM kerajinan berbasis bambu. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
dan mengetahui Strategi Bisnis pada UKM kerajinan bambu di Kota Bandung. Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif.
Metode analisis data yang digunakan adalah Analisis SWOT dan Porter’s Generic Strategy. Hasil
penelitian didapatkan bahwa secara keseluruhan ketiga UMKM dalam penelitian ini telah
menerapkan Porter’s Generic Strategy dengan baik. Namun pada strategi keunggulan biaya hanya
diterapkan oleh Haur Bamboo, serta strategi diferensiasi dan fokus diterapkan oleh Sari Kurnia dan
Virage Awi.

Kata kunci : Kerajinan bambu, strategi bisnis, SWOT, UMKM.

Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 3, Desember 2017 Hal. 227-242 227


PENDAHULUAN menyadari pentingnya UMKM sebagai salah
satu pengokoh perkonomian dalam negeri. Erna
Kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh suatu
dan Meci (2017) mengemukakan bahwa pelaku
negara saat ini, salah satunya adalah adanya
bisnis UMKM Indonesia harus terus
UMKM atau Usaha Mikro Kecil Menengah
memperbaiki diri dengan menciptakan daya
yang berkembang secara terus menerus di
saing yang global maupun international agar
dalam negara tersebut. UMKM saat ini dapat
tetap mempertahankan exsistensinya didunia
dikatakan sebagai basis bagi kekokohon
bisnis. Adanya perhatian khusus untuk
struktur industri. Suryana (2011)
mengembangkan UMKM juga memiliki
mengemukakan bahwa hal ini dikarenakan
dampak dari jumlah UMKM dari setiap
item-item produk yang diproduksi oleh usaha
tahunnya. Berikut data dari Biro Pusat Statistik
besar di sub kerjakan oleh UMKM, selain itu
mengenai perkembangan jumlah UMKM yang
harga jual produk UMKM relatif murah. Hal
ada di Indonesia:
tersebutlah yang membuat berbagai pihak

Perkembangan Jumlah UMKM

57895721
56534592
55206444
53823732
52764603
51409612

JUMLAH UMKM

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 1 Perkembangan Jumlah UMKM


Sumber: Data Badan Pusat Statistik (2015)
Berdasarkan gambar grafik diatas dapat perkenomian. Berikut sumbangan PDB UMKM
diketahui bahwa jumlah UMKM setiap menurut Badan Pusat Statistik:
tahunnya semakin bertambah. Adanya
Tabel 1 Sumbangan PDB UMKM
pertumbuhan setiap tahunnya dapat dikatakan
bahwa UMKM saat ini sudah menjadi salah No. Tahun Sumbangan PDB (dalam Rp Miliar)
1. 2008 1,165,753.20
satu sektor ekonomi yang bisa menjamin
2. 2009 1,212,599.30
kehidupan masyarakat lebih sejahtera. Dengan 3. 2010 1,282,571.80
adanya peningkatan jumlah UMKM ini juga 4. 2011 1,369,326.00
membuka lapangan pekerjaan baru bagi 5. 2012 1,451,460.20
masyarakat sehingga bisa mengurangi 6. 2013 1,536,918.80
pengangguran di Indonesia sendiri. Menurut Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)
Dewan Pertimbangan Kadin DKI, Dhaniswara Berdasarkan data diatas dapat diketahui
dalam merdeka.com mengatakan bahwa bahwa UMKM telah memberikan sumbangan
“Jumlah UKM di Indonesia dalah jumlah UKM PDB yang terus meningkat. Selain itu,
yang paling besar dibanding negara-negara Indonesia, menurut BPS (2015) menjelaskan
lain.” Jumlah UMKM yang semakin bertambah bahwa perkeonomian nasional terdapat
ini juga tentu berdampak pada PDB atau peningkatan ±10,4%/tahun mulai tahun 2010-
Produk Domestik Bruto, dimana UMKM 2015.
memberikan sumbangan PDB yang cukup
Ruang lingkup dari penelitian ini sendiri
untuk menjadikan Indonesia memiliki kekuatan
yaitu subsektor kerajinan tangan yang berbahan

228 Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 3, Desember 2017 Hal. 227-242


dasar bambu. Sopandi (2017) mengemukakan Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah
bahwa pada perkembangan terkini, telah diatur dalam paying hukum. Berdasarkan
menunjukkan fenomena positif dari komoditas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
dan produk-produk kerajinan bambu yang laku Usaha Mikro, Kecil dan Menengan (UMKM)
keras di pasaran domestik dan ekspor. Usaha ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk
kerajinan bambu kembali bangkit dengan mendefinisikan pengertian dna kriteria Usaha
pemasaran dan produk yang terus berkembang. Mikro, Kecil dan Menengah.
Dalam penelitian ini terdapat tiga UMKM Menurut Rahmana (2008) beberapa
yang bergerak di industri kreatif ini melakukan lembaga atau instansi bahkan memberikan
usahanya dengan membuat produk yang definisi tersenidiri pada Usaha Kecil Menengah
berbahan dasar bambu, yaitu Haur Bamboo, (UKM), diantaranya adalah Kementrian Negara
Sari Kurnia dan Virage Awi. Ketiga UMKM ini Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
memiliki keunikannya masing-masing pada (Menegkop dan UKM), Badan Pusat Statistik,
produknya, hal ini membuat peneliti tertarik Keputusan Menteri Keuangan No.
untuk membahas ketiga UMKM ini secara 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994.
mendalam mengenai strategi bisnis yang Definisi UKM yang disampaikan berbeda-beda
dilakukannya. Biasanya sebuah strategi akan antara satu dengan yang lainnya.
dilakukan oleh perusahaan besar, namun
Menurut Kementrian Menteri Negara dan
menurut Kraus et.al. (2007) mengatakan bahwa
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
peran dari instrument strategi pada perusahaan
(Menegkop dan UKM), bahwa yang dimaksud
besar dan anggapan bahwa pengambilan
dengan Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha
keputusan rasional harus berlaku terlepas dari
Mikro (UMI), adalah entitas usaha yang
ukuran, praktisi dan akademisi baru-baru ini
mempunyai memiliki kekayaan bersih paling
digunakan juga dalam perancanaan strategi di
banyak Rp 200.0000.000, tidak termasuk tanah
UKM. Tidak hanya itu, strategi bisnis ini telah
dan bangunan tempat usaha, dan memiliki
dijabarkan dalam berbagai teori dari beberapa
penjualan tahunan paling banyak Rp.
ahli, salah satunya adalah Michael porter.
1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah
Tanwar (2013) menjelaskan bahwa Michael
(UM) merupakan entitas usaha milik warga
Porter telah menjelaskan suatu skema kategori
negara Indonesia yang memiliki kekayaan
mengenai tiga tipe umum dalam starategi, yaitu
bersih lebih besar dari Rp 200.000.000 s.d. Rp
strategi kepemimpinan biaya, strategi
10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan
diferensiasi dan strategi fokus. Oleh karena itu,
bangunan.
dalam penelitian ini peneliti akan fokus pada
UMKM yang bergerak di bidang kerajinan Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan
bambu di kota Bandung dengan tujuan untuk definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga
melihat bagaimana strategi bisnisnya dan kerja. Usaha Kecil merupakan entitas usaha yag
melihat sisi internal dan eksternal usaha memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d. 19orang,
tersebut. sedangkan usaha menengah merupakan entitas
usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99
TINJAUAN PUSTAKA orang. Bersasarkan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal
UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) 27 Juni 1994, usaha kecil didefinisikan sebagai
UMKM dalam perekonomian Indonesia perorangan atau badan usaha yang telah
merupakan satu kelompok usaha yang memiliki melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai
jumlah paling besar dan terbukti tahan terhdap penjualan/omset per tahun setinggi-tingginya
berbagai macam goncangan krisis ekonomi. Rp 600.000.000 atau asset.aktiva setinggi-

Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 3, Desember 2017 Hal. 227-242 229


tingginya Rp 600.000.000 ( di luar tanah dan menjelaskan bahwa Porter melihat dua dimensi
bangunan yang ditempati) terdiri dari: (1) badan tersebut ini diidentifikasikan dalam dua
usaha (Fa, CV, PT dan Koperasi) dan (2) kompetensi yang menurut Porter adalah yang
perorangan (pengrajin/industry rumah tangga, paling penting, yaitu diferensiasi produk dan
petani, peternak, nelayan, perambah hutan, biaya produk (efisiensi).
penambang, pedagang barang dan jasa).
Porter (1985) menjelaskan bahwa
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan menengah perusahaan yang memiliki pasar yang luas lebih
(UMKM) menurut UU Nomor 20 Tahun 2008 sukses karena mereka melakukan strategi
digolongkan berdasarkan jumlah asset dan kepemimpinan biaya dan perusahaan yang
omset yang dimiliki oleh sebuah usaha. Berikut memiliki pasar yang sedikit lebh sukses karena
penjelasannya: mereka menggunakan segmentasi pasar yang
lebih fokus terhadap ceruk pasar yang ada.
Tabel 2 Kriteria UMKM
Sedangkan perusahaan yang berada di tengah
Kriteria tidak akan lebih menguntungkan karena mereka
No. Usaha
Asset Omzet
tidak memiliki strategi yang digunakan.
1. Usaha Mikro Maks. 50 juta Maks. 300
Juta Porter (1985) menjelaskan bahwa
2. Usaha Kecil >50 juta – >300 juta – penggabungan beberapa strategi akan sukses
500 juta 2,5 Miliar
hanya dalam satu kasus. Penggabungan startegi
3. Usaha >500 juta – >2,5 Miliar –
Menengah 10 Miliar 50 Miliar segementasi pasar dengan strategi diferensiasi
Sumber: Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan produk adalah cara yang paling efektif untuk
Menengah (2012) menccokkan dengan startegi produk perusahaan
Porter’s Generic Strategy (bagian pasokan) terhadap karakteristik dari
target pasar (bagian permintaan). Hanya saja,
Tanwar (2013) menjelaskan bahwa terdapat
penggabungan kepemimpinan biaya denga
tiga strategi umum yang dijelaskan oleh
diferensiasi biaya ini dilihat sulit (tapi bukan
Michael Porter. Strategi ini mencakup dua
tidak mungkin) untuk diimplementasikan
dimensi, yaitu kekuatan strategis dan lingkup
karena adanya pontensi konflik antara
strategis. Porter (1985) mengatakan bahwa
minimalisasi biaya dan biaya tambahan dari
strategi ini biasanya digunakan untuk mencapai
diferensiasi nilai tambah. Berikut akan
dan menjaga keunggulan kompetitif. Porter
diilustrasikan mengenai tiga strategi dari Porter
(1985) menjelaskan bahwa lingkup strategis
(1985):
merupakan bagian dimensipermintaan dan
dilihat dari ukuran dan komposisi pasar yang
dijadikan sebagai target. Kemudian kekuatan
strategis ini merupakan bagian dimensi
pasokandan dilihat dari kekuatan atau
kompetensi inti dari perusahaan. Tanwar (2013)

230 Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 3, Desember 2017 Hal. 227-242


Strategic Advantage

Uniqueness Perceived Low Cost Position

Industry wide by the Customer Overall Cost


Differentiation
Leadership
Strategic Target

Particular Focus
Segment Only

Gambar 2. Three Generic Strategies


Sumber : Porter (1985)
Pada gambar ini menjelaskan mengenai pesaing. Implementasi yang sukses akan
‘strategi umum’ yang bisa digunakan oleh memberikan manfaat terhadap:
perusahaan. Posisi perusahaan dalam suatu
 Kemampuan engineer
industry ini diberikan beberapa pilihan untuk
 Desain produk
mencapai keunggulan bersaing yaitu  Pengendalian biaya yang ketat
kepemimpinan biaya dan diferensiasi dan  Selalu memastikan bahwa biaya tetap
pilihan dalam lingkup kompetitif. Lingkup berada dalam tingkatan minimum
kompetitif ini menjelaskan mengenai segmen  Insentif berdasarkan terhadap taget
target industry yang luas dan fokus perusahaan kuantitas
terhadap ceruk pasar. Tanwar (2013)  Supervise tenaga kerja
menejelaskan bahwa strategi umum ini berguna  Akses yang berkelanjutan terhadap
modal
karena mengkarakteristikkan posisi strategi
dengan sederhana dan tingkatan yang luas. Strategi Diferensiasi
Porter (1985) menjelaskan bahwa pencapaian
keunggulan kompetitif membutuhkan Porter (1985) menjelaskan bahwa
perusahaan untuk membuat pilihan mengenai diferensiasi memiliki tujuan pasar yang luas
tipe dan lingkup dari keunggulan kompetitif. dimana melibatkan kreasi dari produk atau
pelayaanan sebagai keunikan dari industry itu
Strategi Kepemimpinan Biaya sendiri. Perusahaan atau unit bisnis nantinya
Startegi ini menekankan efisiensi. Porter akan mebebankan biaya premium terhadap
(1985) menjelaskan bahwa strategi ini dapat produk tersebut. Diferensiasi ini bisa dilakukan
membuat perusahaan lebih efisien dengan cara mulai dari desain, brand image, teknologi, fitur,
memproduksi dengan volume banyak dari dealers, jaringan atau pelayanan konsumen.
standar produk agar perusahan bisa mengambil Diferensiasi ini merupakan strategi yang
keuntungan dari skala dan kurva pengalaman. dilakuka agar perusahaan bisa lebih dari rata-
Produk dalam stargegi ini biasanya adalah rata yang ada dalam bisnis tertentu agar
produk yang umum yang diproduksi dengan mendapatkan konsumen yang loyal terhdap
biaya rendah dan diterma oleh masyarakat luas. merek karena sensitivitas terhadap harga.
Starategi ini memerlukan pertimbangan dari Peningkatan biaya yang muncul bisa saja
keunggulan pasar atau akses yang mudah pada diberikan kepada pembeli. Loyalitas pembeli
bahan baku, komponen, tenaga kerja atau inout dapat memeberikan suatu masukan baru pada
penting lainnya agar bisa sukses. Tidak adanya perusahaan untuk mengembangkan kompetnesi
keunggulan ini, strategi yang dilakukan untuk mendifierensiasikan produknya dalam
perusahaan akan lebih mudah ditiru oelh berbagai cara agar sukses. Tanwar (2013)

Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 3, Desember 2017 Hal. 227-242 231


mengatakan bahwa strategi diferensiasi ini bisa METODE PENELITIAN
meningkatkan keuntungan daripada startegi
Jenis penelitian yang digunakan oleh
biaya rendah karena diferensiasi membentuk
penulis dalam penelitian ini adalah deskriptif
rintangan baru yang lebh baik. Sendangkan
analisis dengan pendekatan kualitatif. Metode
strategi biaya rensah lebih kepada
penelitian deskriptif adalah penelitian yang
meningkatkan pasar.
dilakukan untuk mengetahui keberadaan
Strategi Fokus variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel
Porter (1985) menjelaskan bahwa strategi atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa
ini mengkonsentrasikan perusahaan terhdap membuat perbandingan dan mencari hubungan
beberapa target pasar saja, biasanya disebut variable itu dengan variabel yang lain. Metode
dengan strategi fokus atau strategi ceruk. penelitian deskriptif analisis menurut Sugiyono
Strategi ini bertujuan untuk fokus terdasap (2010) yang digunakan untuk menganalisa data
usaha pemasaran pada satu atau dua segmen dengan cara mendeskripsikan atau
pasar dan membuat bauran pemasaran yang menggambarkan data yang telah terkumpul
dikhususkan untuk pasar tersebut sehingga sebagaimana adanya.
perusahaan bisa menemukan kebutuhan mtarget Data yang digunakan dalam penelitian ini
pasar lebih baik. Perusahaanbiasanya untuk adalah data primer dan data sekunder. Data
mendapatkan keunggulan kompetitif akan lebih primer dan data sekunder menurut Sugiyono
memilikh efisiensi dibandingkan dengan (2010) dalam bukunya yang berjudul Metode
efektifitas. Hal ini lebih cocok terhadap Penelitian Administrasi, sumber data primer
perusahaan kecil dibandingkan dengan adalah sumber data yang langsung memberikan
perusahaan besar. Strategi fokus ini digunakan data kepada pengumpul data, sedangkan
untuk memilih target tertentu yang sumber data sekunder merupakan sumber yang
membuatuhkan satu substitusi dimana tidak langsung memberikan data kepada
persaingan di dalamnyha lemah untuk pengumpul data misalnya melalui orang lain
mendapatkan pengambalian investasi yang atau melalui dokumen-dokumen.
diatas rata-rata. Strategi fokus ini sendiri
Penelitian ini dlakukan di UKM Kerajinan
memiliki dua varian yaitu:
yang ada di Bandung. Metode analisis data
 Fokus terhadap biaya, perusahaan akan yang digunakan adalah Analisis SWOT sebagai
mencari keunggulan biaya dari target salah satu langkah yang paling penting dalam
segmen memformulasikan strategi. Erwin Suryatama
 Fokus diferensiasi, perusahaan akan (2014) mengemukakan bahwa analisa SWOT
mencari diferensiasi dari target segemn
merupakan sebuah metode yang digunakan
Kedua varian pada strategi fous ini untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan,
bertumpu terhdap perbedaan antara target peluang dan ancaman dalam suatu proyek atau
segmen dan segmen lainnya dalam industry. suatu spekulasi bisnis atau proyek yang
Target segemn ini setidaknya harus memiliki mengindentifikasi faktor internal dan eksternal
pembeli dengan kebutuhan yang tidak biasa yang mendukung dan yang tidak dalam
atau sistem produksi dan pengiriman yang mencapai tujuan tersebut. Dalam Erna dan Meci
paling baikdimana target segemn ini berbeda (2017) menyatakan bahwa dengan
dengan segmen industry lainnya. Fokus biaya mengidentifikasi lingkungan internal pada
ini akan melihat dari perilaku biaya dari bisnis UMKM maka kita akan mengetahui
beberapa segmen, sementara foskus diferensiasi profil dan keunggulan strategi bisnis yang di
akan melihat dari kebutuhan khusus pembeli miliki, serta kelemahan dan batasan-batasan
dalam segmen tertentu. yang ada dalam UMKM. Setelah dilakukan

232 Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 3, Desember 2017 Hal. 227-242


analisis SWOT maka akan dilakukan analisis Proses produksi yang dilakukan oleh Kang
Porter’s Generic Strategy. Gian sendiri ini untuk produk souvenir
angklung dan aksesoris dibuat tanpa adanya
HASIL DAN PEMBAHASAN pesanan terlebih dahulu atau make to stock.
Sedangkan untuk produk souvenir wisuda ini
UMKM Haur Bamboo
dibuat berdsarkan pesanan atau make to order.
UKM Haur Bambu merupakan salah satu Setiap produk yang dihasilkan beda juga proses
usaha yang berada di kawasan saung angklung dari produksinya, hal ini bisa terjadi karena
Udjo, kec. Cibeunying. Tidak banyak UKM keseluruhan dari proses produksinya ini
yang bergerak di bidang souvenir pada kawasan dilakukan dengan tangan tanpa adanya mesin
ini. UKM Haur Bambu menjadikan hal ini yang membantu. Sehingga setiap ada ukiran
sebagai peluangya dengan tidak banyaknya yang berada di produknya ini dilakukan dengan
pesaing di kawasan tersebut yang memproduksi tangan, sehingga setiap produknya ini menjadi
dan menjualkan produk souvenir yang berbahan special. UKM Haur bambu ini sendiri sudah
dasar bambu. Visi dari UKM Haur Bambu ini memiliki dua pegawai yang melakukan
adalah produknya bisa lebih dikenal dan anak produksinya. Pegawainya ini bertugas dalam
muda lebih melihat daya seni dari produk hasil melakukan ukiran dan bentuk dari desain yang
olahan bambu ini sendiri dalam setahun ini. telah dibuat oleh pemilik. Kemudian pemilik
Misinya bisa dilihat dari pemasaran yang akan melakukan pengecekan terlebih dahulu
digunakan oleh UKM Haur Bambu yang pada produk jadi yang telah dibuat.
menggunakan teknologi saat ini. Hal ini
Pemasaran yang dilakukan pada UKM Haur
membuat UKM Haur bambu mencapai
bambu ini menggunakan media social yang
tujuannya, yaitu untuk meningkatkan penjualan
tersedia pada playstore, seperti Instagram, line.
produknya.
Kemudian juga menggunakan e-commerce
Produk yang dibuat oleh Kang Gian ini seperti tokopedia. Sehingga pasar dari UKM ini
sendiri ada berbagai macam, mulai dari lebih luas lagi, tidak hanya di sekitar Bandung
angklung yang bisa dijadikan pin atau hiasan saja. UKM Haur bambu juga sudah memiliki
kulkas, kemudian souvenir kelulusan dan tempat penjualan yang tetap yaitu di saung
kalung. Salah satu produk yang menjadi fokus angklung udjo dan Bali. Sistem penjualan yang
utama UKM Haur bambu saat ini adalah dilakukan di saung angklung udjo, yaitu
aksesoris, karena penjualannya yang bisa konsinyasi dimana saung angklung udjo bisa
terbilang cukup stabil dibandingkan dengan menaikkan harga dari harga jual yang diberikan
produk lainnya. Aksesoris kalung ini, didesain oleh UKM Haur bambu. Selain itu, UKM Haur
sendiri oleh pemilik usaha, yaitu Kang Gian. bambu juga memiliki dropshipper untuk
Inspirasi dari desain produknya ini dilakukan mempermudah produknya ini bisa sampai
sendiri oleh Kang Gian sebagai pemilik UKM kepada konsumen akhir. Berikut ini rincian dari
Haur bambu dengan melakukan riset terhadap setiap produk yang dihasilkan oleh UKM Haur
pasar. Riset ini dilakukan dengan melihat bambu:
desain seperti apa yang paling disukai anak
muda saat ini. Riset ini sendiri dilakukan di
lingkungan komunitas usaha yang diikuti oleh
pemilik yaitu komunitas Aksara. Hasil dari
diskusi riset dengan sesama anggota ini lah
yang memunculkan ide-ide desain dari produk
yang dihasilkan.

Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 3, Desember 2017 Hal. 227-242 233


Tabel 3. Produk UKM Haur bambu
Gantungan Hiasan Dinding Souvenir Kalung Aksara Sunda
Kunci Wisuda

Bahan 1. Bambu 1. Bambu Hitam 1. Bambu 1. Bambu Putih 1. Bambu Putih


Baku Hitam 2. Bambu Putih Hitam
2. Bambu Putih
Proses Make to Stock Make to Stock Make to Make to Stock Make to Stock
Produk Order
si
Target Saung Angklung Saung Angklung Mahasiswa Anak Muda Saung Angklung Udjo
Pasaran Udjo dan Bali Udjo dan Bali
Kisaran Rp 3.500 s.d Rp Rp 60.000 Rp40.000 Rp 15.000 s.d Rp 199.000
Harga 7.000 s.d Rp 25.000
Rp50.000
Sumber: Data diolah Penulis (2017)
Pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa Berikut ini hasil analisis SWOT yang dilakukan
UKM Haur bambu sudah memiliki 5 varian pada UKM Haur bambu
produk yang dipasarkan pada berbagai target
Faktor Internal
pasar. Tidak hanya itu, harga yang ditawarkan 1. Kekuatan (Strenght)
juga bervarian sehingga dapat dijangkau oleh a) Produk yang berbeda dengan
berbagai kalangan masyarakat. Omzet yang Pesaingnya
dihasilkan oleh UKM Haur Bambu ini dalam b) Mengikuti teknologi saat ini
c) Adanya riset pasar
satu bulan bisa mencapai Rp 5.000.000.
d) Adanya dropshipper
Kebanyakan hasil penjualannya ini didapat dari 2. Kelemahan (Weakness)
hasil pemesanan yang banyak dari miniature a) Riset pasar yang dilakukan dalam
angklung dan souvenir wisuda. cakupan kecil
b) Desain produk
Implementasi strategi bisnis yang dilakukan c) Variasi produk yang dihasilkan masih
oleh UKM Haur bambu ini perlu terlebih sedikit
dilakukan analisis SWOT untuk megetahui dari Faktor Eksternal
sisi internal maupun eksternal pada UKM Haur 3. Peluang (Opportunity)
bambu. Hal ini akan membantu UKM Haur a) Masih banyak target pasar yang jadi
peluang
bambu secara lebih rinci mengenai setiap b) Belum banyak souvenir khas
kekuatan peluang, ancaman, maupun 4. Ancaman (Threats)
kelemahan yang dimiliki usaha ini. Peran kunci a) Belum banyak orang yang tertarik
dari SWOT untuk membantu mengembangkan pada produk seperti ini
kesadaran penuh dari semua faktor yang dapat b) Banyak merchandise lain yang lebih
menarik
mempengaruhi perencanaan strategi dan
Sumber: Diolah peneliti
pengambilan keputusan, tujuan yang dapat
diterapkan pada hampir semua aspek industri.

234 Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 3, Desember 2017 Hal. 227-242


Setelah dilakukan analisis SWOT pada wisuda, aksara sunda. Hal ini membuat
UKM Haur bambu akan dilakukan analisis Haur Bambu bisa menjadi salah satu usaha
berdasarkan tiga bentuk strategi dasar atau yang melakukan penjualan merchandise
strategi generic yang digunakan dalam yang unik.
bersaing. Ketiga strategi generic tersebut antara
3. Strategi Fokus
lain: strategi keunggulan biaya, diferensiasi Strategi ini bertujuan untuk fokus terhadap
dengan menghasilkan produk yang berbeda usaha pemasaran pada satu atau dua
dengan pesaing, serta strategi fokus dalam segmen pasar dan membuat bauran
melayani pasar yang potensial untuk pemasaran yang dikhususkan untuk pasar
dikembangkan. Berikut analisisnya: tersebut sehingga perusahaan bisa
1. Strategi Keunggulan Biaya menemukan kebutuhan target pasar lebih
Pada penerapan strategi keunggulan biaya baik. Pada strategi ini, dapat dibilang
maka suatu bisnis dituntut untuk menguasai bahwa UKM Haur Bambu belum
pangsa pasar yang relatif besar dan melakukan strategi ini.
memiliki keunggulan bersaing pada
Setealah dilakukan pengamatan dan analisis
efisiensi biaya. Pada UKM Haur bambu ini
pada UKM Haur bambu dapat diketahui
dapat dilihat sudah menerapkan strategi ini.
bahwa masih terdapat beberapa kelemahan
Karena dapat dilihat dari harga-harga yang
yang dimiliki UKM Haur bambu ini.
ditawarkan oleh UKM Haur bambu cukup
Walaupun terdapat beberapa kuat namun
bersaing dan dapat terjangkau oleh berbagai
apabila masuk dalam persaingan bisnis saat
kalangan masyarakat.
ini, UKM Haur bambu terbilang masih
2. Strategi Diferensiasi belum cukup bersaing. Hal ini dikarenakan,
Diferensiasi ini merupakan strategi yang UKM Haur bambu masih belum memiliki
dilakukan agar perusahaan bisa lebih dari variasi produk yang bisa membuat orang
rata-rata yang ada dalam bisnis tertentu melihat produknya menjadi suatu produk
agar mendapatkan konsumen yang loyal yang terbilang unik. Sehingga UKM Haur
terhdap merek karena sensitivitas terhadap Bambu perlu melakukan riset pasar lebih
harga. Diferensiasi akan membuat suatu luas lagi untuk mengetahui variasi produk
produk lebih melekat di benak konsumen, seperti apa yang diminati saat ini.
bahkan cara melakukan diferensiasi pun
UMKM Sari Kurnia
berbeda untuk setiap Industri. Perusahaan
yang menerapkan strategi diferensiasi tidak Bapak Kurnia sempat bekerja sebagai
berusaha untuk tampil sebagai produsen Mandor bagian Produksi Angklung dari tahun
dengan biaya paling rendah, melainkan 1964-1997 di Saung Angklung Udjo. Sosok
menghasilkan suatu produk yang memiliki (Alm.) Bapak Udjo Ngalagena adalah guru atau
keunikan sehingga mudah dibedakan dari dalam bahasa Sunda disebut sebagai
produk sejenis di pasar. ‘dunungan’ bagi pak Kurnia. Saung Angklung
Udjo (SAU) sebagai salah satu objek pariwisata
Pada UKM Haur Bambu ini, sudah
kebudayaan yang terletak di Bandung. Saung
melakukan strategy diferensiasi dimana
Angklung Udjo bukan hanya sebagai tempat
usaha ini melakukan jenis produk yang
untuk menyaksikan pertunjukan musik bambu
berbeda dari pesaing di sekitar
saja, akan tetapi juga sebagai tempat untuk
lingkungannya. Tidak hanya itu, Haur
melayani permintaan produk-produk alat musik
Bambu juga memiliki berbagai variasi
bambu, pendidikan serta pelatihan alat musik
produk yang terbilang unik dan berbeda
bambu. Pada tahun 1997 Saung Angklung Udjo
dari produk lainnya seperti souvenir
(SAU) mulai tidak memproduksi alat musik

Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 3, Desember 2017 Hal. 227-242 235


bambu sendiri, namun SAU mulai dikeringkan terlebih dahulu dengan cara
mengembangkan perekonomian masyarakat disimpan dan diangin-angin sehingga kadar
sekitarnya. SAU membuat suatu pola airnya benar-benar hilang, dengan proses
kebijaksanaan bahwa produksi dan pembuatan tersebut mampu menghasilkan alat musik
angklung tidak hanya dapat dilakukan di SAU, bambu yang berkualitas dan tahan lama.
akan tetapi dapat dilakukan oleh penduduk di
Bahan baku yang digunakan dalam
sekitar SAU dengan menerapkan pola
pembuatan alat kesenian UKM Sari Kurnia
kemitraan. Hingga akhirnya Bapak Kurnia
merupakan bambu hitam berfungsi sebagai
meminta persetujuan Pak Udjo untuk memulai
suara dan bambu putih berfungsi sebagai dasar
bisnisnya sendiri menjadi pengrajin alat musik
alat kesenian. Bambu Hitam yang biasa
bambu dan sekaligus sebagai salah satu mitra
digunakan oleh UKM Sari Kurnia didapatkan
bisnis atau pemasok Angklung ke Saung
dari daerah Surade, Kabupaten Sukabumi.
Angklung Udjo.
Alasan pemilihan penggunaan bambu asal
Memulai usaha kerajinan alat musik bambu Surade adalah jenis bambu yang dihasilkan
sejak tahun 1997, Bapak Kurnia mendirikan memiliki kualitas yang lebih bagus
UKM Sari Kurnia. Pekerja yang dimiliki dibandingkan dengan bambu yang berasal dari
berjumlah 5 orang pekerja borongan yang digaji Garut. Jika dilihat dari segi harga, harga 1
setiap 1 (satu) minggu. Proses produksi yang (satu) batang bambu Surade sebesar Rp 6.000,
diterapkan UKM Sari Kurnia dengan sedangkan harga 1 (satu) batang bambu Garut
menggunakan metode make to order. sebesar Rp 5.000. Harga tersebut sudah
Konsumen terlebih dahulu memesan alat musik termasuk ongkos pengiriman ke Bandung.
yang dibutuhkan untuk kemudian di produksi Sedangkan pada bambu putih didapatkan dari
oleh UKM Sari Kurnia. Proses produksi yang daerah Tanjung Sari. Produk yang dihasilkan
dibutuhkan pada alat musik unit sedang dan UKM Sari Kurnia yaitu angklung, arumba dan
besar, maka akan membutuhkan waktu sekitar calung.
2-3 minggu lamanya. Bahan baku perlu

Tabel 4. Produk UKM Sari Kurnia


Angklung Arumba Calung

Bahan Baku 1. Bambu Hitam 1. Kayu Bambu Hitam


berfungsi sebagai 2. Bambu putih
suara sebagai dasar
2. Bambu putih sebagai pembuatan
dasar pembuatan alat 3. Bambu Hitam
kesenian angklung
Proses Produksi Make to order Make to order Make to order

Target Pasar Saung Angklung Udjo, pelatih-pelatih kesenian, pelatih-pelatih yang bekerja di
Gereja, IKIP/UPI, konsumen yang berada di Jawa Barat, Jakarta, Yogyakarta,
Solo, Kalimantan, Sumatera, Aceh, serta Maluku.
Jumlah pesanan rutin 200 buah angklung 1 unit yang terdiri dari : 4 set calung. Dalam 1
SAU (sekali pemesanan)  4 Gambang set yang terdiri dari 4
 1 set melodi pegangan
 1 set bass
pukul.
Periode pemesanan Seminggu 1 kali Dua minggu sekali Seminggu 1 kali

Sumber: Data diolah penulis (2017)

236 Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 3, Desember 2017 Hal. 227-242


Sebagian besar produk alat musik berbahan Faktor Internal
baku bambu tersebut dipasarkan kepada Saung 1. Kekuatan (Strengths)
Angklung Udjo. Sampai pada saat ini jumlah a) Memiliki kualitas produk
pengrajin yang menjadi pemasok angklung ke b) Penggunaan bahan baku yang baik
2. Kelemahan (Weaknesses)
Saung Angklung Udjo berjumlah 20 pengrajin
Cakupan wilayah pasar belum luas
bambu. Saung Angklung Udjo merupakan Faktor Eksternal
konsumen tetap dari UKM Sari Kurnia, dengan 3. Peluang (Opportunities)
memasok alat musik kesenian Angklung, a) Penggunaan angklung dalam lingkup
Arumba maupun Calung. Ketiga alat musik pendidikan masih sangat terlihat
tersebut secara mingguan rutin atau setiap hari kurang
Sabtu dan Minggu disetorkan kepada Saung b) Memperluas wilayah atau jangkauan
pasar
Angklung Udjo. Di samping itu, UKM sari
4. Ancaman (Threats)
Kurnia menjual hasil keseniannya kepada Maraknya pengrajin alat musik bambu
pelatih-pelatih kesenian, pelatih-pelatih yang
Setelah dilakukan analisis SWOT pada
bekerja di Gereja, IKIP, konsumen yang berada
UKM Sari Kurnia maka penulis akan berusaha
di Jawa Barat, Jakarta, Yogyakarta, Solo,
membahas tiga bentuk strategi dasar atau
Kalimantan, Sumatera, Aceh, dan Maluku.
strategi generic yang digunakan dalam
Omzet yang dapat dihasilkan dari Saung
bersaing. Ketiga strategi generic tersebut antara
Angklung Udjo perbulan sekitar Rp 8.000.000,
lain: strategi keunggulan biaya, diferensiasi
sedangkan omzet dari konsumen lain sekitar Rp
dengan menghasilkan produk yang berbeda
12.000.000. Strategi pemasaran yang dilakukan
dengan pesaing, serta strategi fokus dalam
UKM Sari Kurnia hingga kini adalah strategi
melayani pasar yang potensial untuk
word of mouth. Banyak pelatih-pelatih kesenian
dikembangkan.
yang telah menjadi pelanggan tetapnya yang
merekomendasikan dan melakukan repeat 1. Strategi Keunggulan Biaya
order. Dengan mempertahankan kualitas alat Dalam menerapkan strategi keunggulan
musik yang dihasilkan maka UKM Sari Kurnia biaya, maka suatu bisnis dituntut untuk
tetap dapat bertahan meskipun tidak melakukan menguasai pangsa pasar yang relatif besar
strategi pemasaran yang lebih agresif. dan memiliki keunggulan bersaing pada
efisiensi biaya. Pada UKM Sari Kurnia
Dalam implementasi strategi bisnis yang
tidak menerapkan strategi keunggulan
digunakan oleh UKM Sari Kurnia, penulis
biaya, alat musik bambu yang dijual ke
terlebih dahulu melakukan analisis SWOT
pasaran tidak jauh berbeda dengan harga
(Strengths, Weaknesses, Opportunities dan
dari pesaing. UKM Sari Kurnia berfokus
Threats) perusahaan. Dengan analisis SWOT
pada kualitas produk yang dihasilkan,
memungkinkan untuk mengidentifikasi faktor-
sehingga memerlukan biaya yang
faktor yang mempengaruhi baik positif maupun
cenderung lebih tinggi. Namun demikian
negatif dari faktor internal dan faktor eksternal
jika dibandingkan dengan Saung Angklung
perusahaan. Peran kunci dari SWOT untuk
Udjo, maka alat musik bambu yang
membantu mengembangkan kesadaran penuh
dipasarkan oleh UKM Sari Kurnia memiliki
dari semua faktor yang dapat mempengaruhi
harga/biaya yang lebih rendah akan tetapi
perencanaan strategi dan pengambilan
dengan kualitas yang sama.
keputusan, tujuan yang dapat diterapkan pada
hampir semua aspek industri. Berikut ini hasil 2. Strategi Diferensiasi
analisis SWOT yang dilakukan pada UKM Sari Diferensiasi ini merupakan strategi yang
Kurnia: dilakukan agar perusahaan bisa lebih dari
rata-rata yang ada dalam bisnis tertentu

Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 3, Desember 2017 Hal. 227-242 237


agar mendapatkan konsumen yang loyal 3. Strategi Fokus
terhdap merek karena sensitivitas terhadap Strategi ini bertujuan untuk fokus terhadap
harga. Diferensiasi akan membuat suatu usaha pemasaran pada satu atau dua
produk lebih melekat di benak konsumen, segmen pasar dan membuat bauran
bahkan cara melakukan diferensiasi pun pemasaran yang dikhususkan untuk pasar
berbeda untuk setiap Industri. Perusahaan tersebut sehingga perusahaan bisa
yang menerapkan strategi diferensiasi tidak menemukan kebutuhan target pasar lebih
berusaha untuk tampil sebagai produsen baik. Strategi yang dilakukan oleh UKM
dengan biaya paling rendah, melainkan Sari Kurnia adalah fokus pada pelatih-
menghasilkan suatu produk yang memiliki pelatih kesenian alat musik bambu. Dengan
keunikan sehingga mudah dibedakan dari pasar utamanya adalah menjadi pemasok
produk sejenis di pasar. alat musik bambu berupa Angklung,
Dalam strategi ini, UKM Sari Kurnia Arumba dan Calung ke Saung Angkung
melakukan diferensiasi dari sisi kualitas alat Udjo. Dengan mengoptimalkan strategi
musik bambu yang dihasilkan. Menciptakan untuk segmen pasar tersebut, maka UKM
diferensiasi produk erat dengan berapa Sari Kurnia berusaha untuk mencapai
tambahan yang harus dilakukan agar orang keunggulan bersaing di dalam segmen
dapat mengetahui bahwa produk itu sasaran walaupun tidak memiliki
berbeda dengan produk lainnya. jadi untuk keunggulan bersaing secara keseluruhan.
menciptakan diferensiasi produk dapat UKM Virage Awi
dikatakan perlu biaya yang besar. Dengan
demikian Sari Kurnia tidak menekankan Alat musik tradisional berbahan bambu,
pada kuantitas atau jumlah produksi yang Angklung telah diakui UNESCO sebagai
mampu dihasilkan dalam waktu yang warisan budaya dunia asli milik Indonesia. Tak
singkat, akan tetapi berorientasi pada hasil hanya itu, berkat inovasi dari Indonesian
yang berkualitas sehingga alat musik Bamboo Community (IBC) kini alat musik dari
bambu mampu mengeluarkan suara yang bambu lebih mendunia. Di Jawa Barat terdapat
indah dan pemakaian yang tahan lama. komunitas yang menyebut dirinya IBC
Selain mampu mengutamakan kualitas alat (Indonesian Bamboo Community) yang berdiri
musik yang dihasilkan, bahan baku yang pada 30 April 2011 dan bermarkas di Kota
dipilih oleh UKM Sari Kurnia pun Cimahi, Jawa Barat itu membuat seperangkat
merupakan bambu Surade yang memiliki alat musik modern berbahan bambu. Bambu
kualitas lebih bagus dibandingkan dengan yang telah disulap menjadi alat musik ini diberi
bambu yang digunakan oleh pesaingnya, merek ‘Virage Awi’ berasal dari bahasa Sunda
yaitu bambu yang berasal dari Garut. "pirage awi" yang berarti cuma bambu. Alat
Meskipun memiliki harga sedikit mahal musik yang mereka produksi berupa alat musik
dibandingkan bambu Garut, akan tetapi Pak petik, tiup, gesek, dan pukul. Sampai saat ini
Kurnia tetap memilih bahan baku bambu IBC membuat sebuah divisi produksi yang
tersebut untuk menghasilkan produk alat berbadan hukum yaitu UKM Virage Awi dan
musiknya. Berdasarkan strategi tersebut, berhasil membuat alat musik modern
UKM Sari Kurnia tetap dapat bertahan diantaranya adalah gitar, bas, biola, kecapi,
ditengah maraknya pengrajin-pengrajin alat saksofon, drum, serta masih ada 13 jenis alat
musik bambu. Dengan kualitas yang baik musik lainnya yang terbuat dari bambu.
maka konsumen menjadi loyal atas produk Ada tiga produk yang ditampilkan disini
yang dihasilkan oleh UKM Sari Kurnia. karena tiga produk ini merupakan produk
andalan dari Virage Awi yang merupakan

238 Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 3, Desember 2017 Hal. 227-242


signature yang mencirikan Indonesia dan dari Virage Awi ini diminati oleh pecinta
mempunyai pasar yang besar, apalagi produk koleksi Gitar di berbagai belahan dunia.
Tabel 5. Produk UKM Virage Awi

Gitar Biola Drum


Bahan Baku Bambu Bambu Bambu
Proses Produksi 3 item per bulan 3 item per bulan 3 item per bulan
Target Pasar Malaysia, Rumania, Taiwan, Philipina, Inggris, Amerika, Prancis, Jepang
Proses Make to orde & waiting list Make to orde & waiting list Make to orde & waiting
pemesanan list
Kisaran Harga 10-20 juta 1,5-2 juta 30 juta
Sumber: Data diolah penulis (2017)

Ketiga alat musik ini dipasarkan di berbagai produknya setiap bulan, maka dari itu produkya
belahan dunia, karena tingkat permintaan yang tidak massive di pasaran dan menjadi produk
begitu tinggi, maka Virage Awi membatasi unggul yang terbatas. Berikut Analisis SWOT
proses produksinya hanya tiga item untuk setiap UKM Virage Awi:
Faktor Internal
1. Kekuatan (Strengths)
a) Produk yang berkualitas dengan menggunakan bahan yang sederhana yaitu bambu, tapi
menghasilkan suara alat musik modern dengan kualitas suara yang sama dengan alat music
modern pada umumnya. Proses yang dilakukan di UKM Virage Awi mempunyai standar yang bagus
dan bahan material yang berkualitas, kualitas suara yang dihasilkan juga bagus
b) Harga yang diberikan kepada konsumen relative cukup bersaing, karena UKM Virage Awi ini
mempunyai kualitas dan spesifikasi tertentu dari material yang digunakan
c) UKM Virage Awi ini mempunyai model alat music modern yang mempunyai banyak pilihan untuk
bisa dikembangkan
d) Sudah mempunyai merk yang cukup terkenal sampai luar negeri
2. Kelemahan (Weaknesses)
a) Kerjasama yang dilakukan oleh Tim Produksi harus ditingkatkan, bukan hanya untuk wilayah di luar
jawa ataupun di luar negeri tapi juga menyeluruh di tingkat propinsi jawa barat juga sebagai
pendamping para UMKM yang lebih kecil untuk lebih produktif
Faktor Eksternal
3. Peluang (Opportunities)
a) Target pasar dari industri crafting di Indonesia belum mencapai sepenuhnya jadi banyak sekali
pasar yang belum terjamah
b) Mitra bisnis yang dimiliki UKM Virage Awi dalam hal cukup banyak, dan juga menjadi mitra
pemerintah dalam pelatihan UMKM yang lebih kecil.
4. Ancaman (Threats)
a) UKM Virage Awi mempunyai satu orang yang menjadi head nya yaitu Adang Muhidin, dimana
beliau yang mempunyai andil yang sangat besar dalam perjalanan UKM Virage Awi menjadi besar
seperti ini, kesosokan terhadap owner ini harus mempunyai penerus bagi organisasi ini

Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 3, Desember 2017 Hal. 227-242 239


Strategi sebagai suatu sarana bagi pelaku cara seperti harga yang terlalu rendah
usaha dalam mencapai tujuan usahanya, oleh karena dapat menghancurkan keunggulan
karena itu strategi diharapkan dapat menjawab kompetitif perusahaan.
tantangan dan merebut peluang yang ada
2. Strategi Diferensiasi
melalui persaingan yang semakin kompetitif di Diferensiasi terutama pada produk sangat
masa yang akan datang dengan berbagai penting karena persaingan yang ketat pada
keunggulan yang dimiliki masing-masing. dunia usaha sekarang menuntut untuk
Setelah dilakukan analisis SWOT pada UKM melakukan berbagai strategi guna
Virage Awi maka penulis akan berusaha menciptakan produk yang dapat diterima
membahas tiga bentuk strategi dasar atau baik oleh konsumen dan tidak kalah
strategi generic yang digunakan dalam bersaing dengan produk lainnya.
bersaing. Ketiga strategi generic tersebut antara Menciptakan diferensiasi produk erat
lain: strategi keunggulan biaya, diferensiasi dengan berapa tambahan yang harus
dengan menghasilkan produk yang berbeda dilakukan agar orang dapat mengetahui
dengan pesaing, serta strategi fokus dalam bahwa produk itu berbeda dengan produk
melayani pasar yang potensial untuk lainnya. jadi untuk menciptakan diferensiasi
dikembangkan. produk dapat dikatakan perlu biaya yang
1. Strategi Keunggulan Biaya besar.
Usaha bisnis yang menggunakan strategi
Diferensiasi akan membuat suatu produk
keunggulan biaya harus meraih keunggulan
lebih melekat di benak konsumen, bahkan
kompetitif dengan cara-cara yang sulit
cara melakukan diferensiasi pun berbeda
ditiru atau disamai oleh kompetitor. Jika
untuk setiap Industri.. Dalam strategi ini,
kompetitor dapat dengan relatif mudah atau
UKM Virage Awi melakukan diferensiasi
tidak mahal meniru metode kepemimpinan
terhadap material yaitu dengan cirri khas
biaya sang pemimpin, keunggulan
bambu maka bisa diketahui apabila ada
pemimpin tersebut tidak akan bertahan
yang menjiplak model akan terasa berbeda
cukup lama untuk memberikan hasil yang
dengan produk dari Virage Awi, karena
besar di pasar. Untuk menerapkan strategi
sang pemilik tahu bahwa produk dari
keunggulan biaya, maka suatu bisnis
Virage Awi mempunyai cirri khas
dituntut untuk menguasai pangsa pasar
tersendiri.
yang relatif besar dan memiliki keunggulan
bersaing pada efisiensi biaya. Terjalinnya 3. Strategi Fokus
hubungan baik yang dibina oleh UKM Pelaku usaha fokus terhadap segmen
Virage Awi terhadap mitra yaitu tertentu namun secara efektif dan efisien
pemerintah. Virage Awi harus memperluas memenuhi kebutuhan dan keinginan
wilayah pemasaran dengan luasnya strategi segmen dan berhasil meningkatkan
pemasaran sampai ke luar negeri dengan kepuasan secara optimal. Strategi fokus
metode berbasis e-commerce. akan sangat efektif ketika konsumen
mempunyai pilihan atau persyaratan
Strategi keunggulan biaya dengan kualitas tertentu yang dapat dipenuhi oleh pelaku
yang tinggi secara efektif dapat menarik usaha dan ketika pesaing tidak berusaha
minat konsumen lebih banyak. Dengan untuk melakukan spesialisasi dalam segmen
menetapkan harga bersaing dapat konsumen yang sama. Syarat bagi
memperoleh pangsa pasar yang lebih luas. penerapan strategi ini adalah adanya
Akan tetapi ketika menjalankan strategi besaran pasar yang cukup (market size),
kepemimpinan biaya, sebuah usaha harus terdapat potensi pertumbuhan yang baik,
berhati-hati untuk tidak menggunakan cara-

240 Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 3, Desember 2017 Hal. 227-242


dan tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing DAFTAR PUSTAKA
dalam rangka mencapai keberhasilannya
Ayobandung.com. 2016. Bccf pertumbuhan
(pesaing tidak tertarik untuk bergerak pada
industry kreatif kota bandung
ceruk tersebut). http://ayobandung.com/read/20161127/60/1
Strategi fokus yang diterapkan Virage Awi 3418/bccf-pertumbuhan-industri-kreatif-
kota-bandung-capai-12 (diakses 30 mei
berada pada pasar tertentu, yaitu konsumen
2017)
di seluruh dunia dengan tetap memberikan
kepuasan berupa koleksi yang terbatas atau Badan Pusat Statistik. 2015. Gross Regional
Domestic Product at 2000 Constant Market
limited edition membuat produk Virage
Prices by Provinces, 2000 - 2013 (Billion
Awi menjadi produk yang dicari. Rupiahs), Jakarta, Indonesia,
http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/i
SIMPULAN d/1623 (diakses 30 mei 2017)

Berdasarkan hasil penelitian yang Kraus, S., B. Sebastian R. and Carl H.R.
dilakukan bahwa dari ketiga UMKM telah 2007. Implications of Strategic
melakukan strategi porter’s generic strategy Planning in SMES for Internationa
dengan baik. Pada UMKM Haur Bambbo hanya Entrepreneurship Research and
menerapkan strategi keunggulan biaya dan
Practice. M. Terziovski (Ed),
Energizing Management Through
strategi ini pun hanya diterapkan UMKM ini.
Innovation and Entrepreneurship:
Strategi diferensiasi diterapkan dengan baik
European Research and Practice, pp
oleh ketiga UMKM tersebut. UMKM Sari
110-127.
Kurnia dan Virage Awi sama-sama memiliki
keunggulan pada penggunaan material/bahan lifestyle.okezone.com. 2016. Triawan munaf
berkualitas tinggi. Setiap UMKM memiliki kembangkan 16 industri kreatif
http://lifestyle.okezone.com/read/2016/03/1
strategi fokus yang berbeda, Sari Kurnia fokus
5/406/1336561/triawan-munaf-
pada pelatih-pelatih kesenian alat musik bambu. kembangkan-16-industri-kreatif (diakses 30
Dengan pasar utamanya adalah menjadi mei 2017)
pemasok alat musik bambu berupa Angklung,
Maulina, Erna dan Meci Nilam Sari. 2017.
Arumba dan Calung ke Saung Angkung Udjo.
Kebijakan Dan Strategi Bisnis Wanita
Strategi fokus yang diterapkan Virage Awi
Pengusaha: Studi Pada Usaha
berada pada pasar tertentu, yaitu konsumen di Kecantikan Salon Nadisse. Jurnal
seluruh dunia dengan tetap memberikan AdBispreneur Vol. 2, No.1: 69-78.
kepuasan berupa koleksi yang terbatas atau
limited edition membuat produk Virage Awi Porter, Michael. 1985. Competitive
Advantage.NY: The Free Press.
menjadi produk yang dicari.
R. M. Soedarsono. 1999. Seni Pertunjukan
Indonesia dan Pariwisata.Bandung :
Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Rahmana, Arief. 2008. Usaha Kecil dan
Menengah (UKM), Informasi Terdepan
tentang Usaha Kecil Menengah,
(online),
(http://infoukm.wordpress.com, diakses
3 Mei 2017)
Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang
No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 3, Desember 2017 Hal. 227-242 241


Mikro, Kecil, dan Menengah. Jakarta : Sunarya YY, Anas B & Syarief A. 2011.
Sekretariat Negara. Pemetaan Desain Batik Priangan (Jawa
Barat) Modern dalam Konteks Industri
Sopandi, Encep. 2017. Strategi Kreatif di Bandung. Konferensi
Pengembangan Usaha Kerajinan Internasional Budaya Sunda II, Yayasan
Bambu (Studi di Desa Pasirjambu Kebudayaan Rancagé, Bandung.
Kecamatan Pasirjambu Kabupaten
Suryatama, Erwin, 2014. Analisizs SWOT.
Bandung). Jurnal AdBispreneur Vol. 2, Cetakan pertama. Surabaya : Kata Pena.
No. 1: 1-17.
Tanwar, Ritika. 2013. Porter’s Generic
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Competitive Strategies. IOSR Journal of
Administrasi. Bandung : Alfabeta.
Business and Management (IOSR-
JBM), Vol 15(1), pp 11-17.

242 Jurnal AdBispreneur Vol. 2, No. 3, Desember 2017 Hal. 227-242

Anda mungkin juga menyukai