Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan

Volume 14, Nomor 1, April 2013, hlm.35-43

BAGAIMANA PERAN LEMBAGA KEUANGAN BAITUL MAAL


WAT TAMWIL BAGI PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL,
DAN MENENGAH?

Herjuna Mai Hatmaka


Institute of Public Policy and Economic Stuides (INSPECT)
Jalan Kenari 13 Sidoarum III Yogyakarta, Indonesia
E-mail korespondensi: inspectjogya@yahoo.com

Naskah diterima: Juli 2012; disetujui: Februari 2013


Abstract: This study discusses the benefit of Baitul Maal wat Tamwil (BMT) as a Microfinance
Institution (MFI) on the growth of Small and Medium Scale Enterprises (SMEs) in the state
region of Jatinom, Klaten, Jawa Tengah. The study shows the detailed profile of SMEs, analyzing
the benefit rate of MFI’s product such as credit utilization and the rate of saving utilization by
SMEs in supporting the growth of SMEs. This study also aim at revealing the importance of
nonfinancial services other than financial services as an effort to find missing links and bridges
the real problems of SMEs and the real needs of SMEs. Credit and Saving have had a positive
impact on the growth of SMEs and nonfinancial services or enterprise development services also
had a positive effect on the growth of SMEs. Based on those three positive variables, we can say
that BMT has become a good facilitator toward the SMEs growth.
Keywords: microfinance institutions; small and medium enterprises; financial services;
nonfinancial services; Growth of SMEs
JEL Classification: G21

Abstrak: Studi ini membahas tentang peran Baitul Maal watTamwil (BMT) sebagai lembaga
keuangan yang menempati posisi sebagai penggerak serta pendukung pertumbuhan usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah Kecamatan Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.
Studi ini juga menyajikan gambaran profil responden UMKM, menganalisa tingkat
kemanfaatan produk BMT yang berupa pembiayaan dan tabungan sebagai bentuk dukungan
finansial BMT. Studi ini juga mengungkap peran penting dari variabel bantuan usaha yang
bersifat non finansial yang disediakan BMT sebagai wujud upaya untuk menemukan hubungan
antara lembaga keuangan dan nasabahnya yang selama ini jarang terungkap dan kemudian
memberi solusi yang menjembatani masalah riil yang sebenarnya dialami UMKM serta
kebutuhan riil yang dibutuhkan oleh UMKM. Pembiayaan dan Tabungan memberikan manfaat
positif bagi pertumbuhan UMKM serta terdapat juga variabel layanan nonfinansial yang dalam
studi ini disebut sebagai Enterprise Development Services yang juga memberikan manfaat
positif bagi pertumbuhan UMKM. Berdasar ketiga variabel yang diteliti dapat dinyatakan
bahwa BMT mampu menjadi fasilitator pertumbuhan UMKM.
Kata kunci: lembaga keuangan mikro; usaha mikro, kecil dan menengah, layanan finansial,
layanan non finansial, pertumbuhan usaha
Klasifikasi JEL: G21

PENDAHULUAN Industri Kecil, Industri Menengah dan Industri


Besar. Segmentasi usaha khususnya industri
Pemerintah Indonesia melalui UU No. 20 mikro, kecil dan menengah sering digolongkan
Tahun 2008 mengelompokkan dunia usaha secara khusus karena mewakili segmen rakyat
dalam beberapa kelas yaitu Industi Mikro, kecil dengan sebutan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) serta ditangani langsung Rangkaian pasar bebas bersama tesebut
oleh lembaga pemerintah dalam lembaga memungkinkan adanya serbuan produk asing
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan dengan harga yang relatif murah yang menjadi
Menengah. kompetitor serius bagi industri lokal di segala
UMKM menjadi perhatian khusus peme- level usaha termasuk di dalamnya UMKM.
rintah sebagai bentuk tanggungjawab memaju- Selain diserang dengan harga yang kompetitif,
kan tingkat kesejahteraan rakyat kecil, namun industri nasional juga harus melawan faktor
selain dari faktor tersebut ternyata UMKM lain yang sekaligus menjadi kelemahannya
memegang peran penting dalam perekonomian seperti modal, jaringan, inovasi, teknologi,
bangsa. Berdasarkan data Kementerian Kope- promosi, manajemen dan dukungan sumber-
rasi dan Usaha Kecil Menengah diatas yang daya profesional sehingga dapat dikatakan
dirilis juni 2013, terdapat 55,2 juta UMKM atau bahwa industri lokal terlebih industri kecil dan
99,99 persen dari total unit usaha di Indonesia UMKM saat ini benar-benar menghadapi tan-
yang mampu menyerap 101,72 juta tenaga kerja tangan yang serius.
atau 97,3 persen dari total tenaga kerja Indone- Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) per
sia. UMKM juga menyumbang 57,12 persen Kuartal pertama 2013, ekspansi kredit Usaha
dari produk Domestik Bruto Nasional. (Hasan, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di
2013). Data yang kurang lebih sama juga Indonesia telah mencapai 3,4 triliun Rupiah,
tampak pada tahun 2012 seperti tampak pada masih jauh dari realisasi total kredit perbankan
tabel 1. Data tersebut menunjukkan betapa yang mencapai 63,8 Trilyun Rupiah. Sedangkan
besarnya pengaruh UMKM bagi perekonomian perkembangan baki debet kredit pada kuartal
nasional sehingga perhatian ekstra bagi UMKM pertama 2013 mencapai 555,6 Trilyun Rupiah.
juga merupakan wujud perhatian pemerintah Jumlah ini naik sebesar 15,5 persen dari per-
bagi perekonomian nasional itu sendiri. tumbuhan baki debit kredit kuartal sebelumnya
ASEAN Free Trade Area, ASEAN-Japan yang hanya senilai 15,1 persen.
Comprehensive Economic Partnership (AJCEP), Menurut klasifikasi usaha, sebagian besar
ASEAN-Korea Free Trade Area, ASEAN-China kredit disalurkan pada usaha menengah yaitu
Free Trade Area (ACFTA) dan yang terbaru 49,2 persen dan sisanya pada kredit usaha kecil
adalah Pasar Bebas Asean (Asean Economic Com- 23,9 persen dan kredit usaha mikro senilai 20, 9
munity) merupakan contoh pasar global yang persen. Porsi kredit bagi usaha mikro dan
telah dihadapi oleh perekonomian nasional. usaha kecil masih relatif kecil bahkan ketika

Tabel 1. Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah tahun 2011-2012


2011 2012
Indikator
Jumlah % Jumlah %
Unit Usaha
Usaha Mikro 54.559.969 98,82 55.86.176 98,79
Usaha Kecil 602.195 1,09 626.418 1,11
Usaha Menengah 44.280 0,08 48.997 0,09
Total UMKM 55.206.444 99,99 56.534.592 99,99
Tenaga Kerja Terserap
Usaha Mikro 94.957.458 90,77 99.859.517 90,12
Usaha Kecil 3.919.992 3,75 4.535.970 4,09
Usaha Menengah 2.844.669 2,72 3.262.023 2,94
Total UMKM 101.722.458 97,24 107.657.509 97,16
Proporsi terhadap PDB Nasional harga berlaku (Milyar Rupiah)
Usaha Mikro 2.579.388,4 34,73 2.951.120,6 35,81
Usaha Kecil 722.012,8 9,72 798.122,2 9,68
Usaha Menengah 1.002.170,3 13,49 1.123.325,3 13,59
Total UMKM 4.303.571,5 57,94 4.869.568,1 59,08
Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM, 2013

36 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 14, Nomor 1, April 2013: 35-43
dibandingkan dengan usaha menengah. Menu- begitu tidak berarti potensi UMKM layak dike-
rut sektor ekonomi, penyaluran kredit kepada sampingkan karena jumlah UMKM tentu lebih
UMKM dan usaha menengah masih didominasi banyak daripada pengusaha tingkat menengah
sektor perdagangan, disusul industri pengolah- dan besar sehingga tetap ada potensi laba bagi
an, dan terakhir oleh sektor pertanian, perbu- lembaga keuangan yang bersedia menjalin
ruan dan kehutanan masing-masing sebesar kerjasama dengan UMKM. Celah inilah yang
49,0 persen, 10,5 persen, dan 8,5 persen. dimanfaatkan oleh Koperasi Simpan Pinjam,
Microcredit merupakan upaya pemberian Bank Perkreditan Rakyat dan Baitul Maal Wat
pinjaman modal usaha dengan menggunakan Tamwil (BMT).
sistem kredit konvensional biasa. Bank nasional BMT berasal dari kata “Baitul Maal” yaitu
atau lembaga tertentu yang mendapatkan man- Rumah Uang dan “Baitul Tamwil” yang berarti
dat pemerintah bahkan juga lembaga keuangan rumah Infaq atau Bank Islam. Secara lebih
swasta yang mengkhususkan diri pada layanan Umum, BMT dinyatakan sebagai lembaga
masyarakat kecil memberikan kredit dengan keuangan mikro yang beroperasi menggunakan
menerapkan sistem microcredit ini. Microcredit konsep gabungan antara Baitul Maal dan Baitul
menjadi cara pembiayaan yang disukai karena Tamwil yang berorientasi sosial dan komersial.
ada unsur kepraktisan sekaligus kepastian return. Dikatakan sosial karena memiliki kegiatan utama
Konsep microfinance dikembangkan lebih menghimpun dan mendistribusikan dana zakat,
akhir dibanding konsep microcredit, Microfinance infaq, dan shodaqoh. Dikatakan komersil karena
dirancang lebih terpadu dengan tidak sekedar salah satu kegiatan utamanya adalah menghim-
pemberian dana saja namun pemberian fasilitas pun uang dan mendistribusikannya kembali
keuangan bagi UMKM akan disertai dengan kepada anggota dengan imbalan bagi hasil
pinjaman modal, pelatihan kerja, akses pada tambahan margin (Zainal, 2010).
tabungan, dan micro-insurance. (Akram, 2011). Dalam operasionalnya, BMT menggunakan
Versi riil microcredit indonesia adalah Kredit sistem bagi hasil sebagai metode utama pem-
Usaha Rakyat (KUR) yang ditetapkan pemerin- biayaan. Sistem bagi hasil dianggap sebagai
tah lewat Peraturan Menteri Keuangan No.135/ sistem terbaik karena lebih adil dalam membagi
PMK.05/2008 tentang fasilitas penjaminan Kredit keuntungan dan kerugian usaha. Laba dan atau
Usaha Rakyat yang kemudian diubah dengan rugi usaha akan dibagi berdua antara pemilik
Peraturan Menteri Keuangan No. 10/PMK.05/ modal dan peminjam modal sesuai kesepakatan
2009. KUR memudahkan UMKM untuk mem- yang disepakati bersama di awal transaksi pem-
peroleh akses modal tanpa agunan dengan bunga biayaan sehingga diharapkan tidak ada pihak
minimal 16 persen untuk kredit di atas 5 juta yang menzolimi pihak yang lain.
Rupiah namun akan dikenakan bunga 24 persen Salah satu BMT yang cukup menonjol dalam
jika pinjaman di bawah 5 juta Rupiah. Program aktivias microfinance bagi UMKM adalah BMT
KUR didukung oleh 6 Bank besar yaitu BRI, Yaqawiyyu yang terletak di Kecamatan Jatinom,
Mandiri, Mandiri Syariah, Bukopin, BNI, dan Klaten, Jawa Tengah. BMT Yaqqawiyyu meru-
BTN. (Sofwan, 2012). pakan lembaga keuangan yang didirikan oleh
Pada kasus KUR dan PNPM, bank cukup Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kecamatan
beruntung karena dapat mengenakan bunga Jatinom, Klaten, Jawa Tengah. BMT yang didiri-
kredit hingga 22 persen serta adanya jaminan kan sejak Tahun 1996 ini mampu memberikan
kerugian dari pemerintah sebesar 70 persen jika nilai positif bagi perkembangan perekonomian
terdapat kegagalan pembiayaan pertahun (Per- di daerah Jatinom dan sekitarnya. BMT Yaqa-
aturan Menteri Keuangan Nomor 22/PMK.05/ wiyyu memiliki jumlah nasabah berjumlah di
2010). Jikalau tanpa jaminan pemerintah, atas 1000 orang menegaskan tingkat keperca-
kemungkinan KUR tidak akan diberikan secara yaan masyarakat terhadap BMT ini. Komitmen
independen oleh dunia perbankan. terhadap microfinance lewat bantuan konsultasi
Potensi UMKM memang tidak secerah usaha, pemberian pinjaman dengan metode
potensi usaha tingkat menengah apalagi peng- kredit yang variatif dan tidak hanya mengan-
usaha kelas besar sehingga kredit bagi UMKM dalkan sistem simpan pinjam konvensional
dianggap kurang profitable oleh bank, meskipun

Bagaimana Peran Lembaga Keuangan ... (Herjuna Mai Hatmaka) 37


seperti layaknya Bank Umum juga memberikan METODE PENELITIAN
nilai eksklusif sekaligus personal bagi hampir
setiap nasabahnya. Keistimewaan yang lain Jenis dan Sumber Data
dari BMT Yaqawiyyu terdapat pada kecepatan Data yang digunakan dalam studi ini
respon bagi keperluan nasabah serta layanan adalah data primer dan data sekunder. Studi ini
“jemput bola” yang memudahkan nasabah untuk dilakukan di kecamatan Jatinom Kabupaten
melakukan berbagai transaksi keuangan yang Klaten Provinsi Jawa Tengah. Karena keter-
dibutuhkan. batasan waktu dan biaya maka pengumpulan
Beberapa studi internasional yang telah data primer dilakukan dengan memberikan
dilakukan mampu menunjukkan adanya kaitan kuesioner dan atau sekaligus wawancara pada
erat antara keberadaan lembaga keuangan 113 nasabah BMT Yaqawiyyu Kecamatan Jatinom.
mikro atau disebut juga Micro Finance Institution Sementara untuk mendukung data primer
(MFI), yang dalam kasus ini diwakili BMT, ter- diperlukan data sekunder yang didapatkan dari
hadap kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan beberapa instansi seperti Badan Pusat Statistik
UMKM atau Small and Medium Enterprises (SME) (BPS) dan lain-lain.
dan kenaikan pendapatan masyarakat. Oni, Objek dalam studi ini adalah nasabah BMT
Paiko dan Ormin (2012) telah melakukan studi Yaqawiyyu yang terletak di Kecamatan Jatinom
di Nigeria yang menunjukkan bahwa lembaga Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah.
keuangan mikro mampu mendukung pening-
katan semangat enterpreneur dan mampu menja- Analisis Data
ga pertumbuhan UMKM secara berkelanjutan
Teknik pengumulan data yang digunakan dalam
yang selanjutnya mampu mendukung pertum-
studi ini adalah dengan kuisoner dan wawan-
buhan ekonomi dalam tingkatan nasional.
cara. Skor (nilai) dari jawaban responden
Meskipun begitu masih tetap ada kendala
diberikan dengan lima alternatif pilihan yaitu,
antara MFI dan SME yaitu tentang prosedur sangat setuju (SS) dengan skor 5, setuju (S)
yang rumit dalam pengajuan kredit terutama dengan skor 4, netral (N) dengan skor 3, tidak
keberadaan jaminan dan suku bunga yang setuju (TS) dengan skor 2, sangat tidak setuju
tinggi. Berbeda halnya dengan Naveen K Shetty (STS) dengan skor 1. Tingkat pengukuran adalah
(2008) dalam jurnalnya, Microfinance; for Micro ordinal, di mana angka-angka yang diberikan
Enterprise Development: An Inquiry for a New mengandung pengertian tingkatan. Sedangkan
Paradigm menunjukkan bahwa kegagalan metode teknik pengumpulan data dengan wawancara
microfinance yang hanya sekedar memberi kredit dilakukan dengan dua metode. Metode pertama
saja tanpa adanya follow up lanjutan. Shetty adalah wawancara yang dilakukan untuk
menyarankan adanya bantuan finansial sekaligus mengisi kuesioner. Nasabah BMT banyak yang
non finansial bagi masyarakat miskin yang berasal dari pedagang atau pengusaha kecil
disebut dengan pendekatan maksimalis. Kata sehingga kadang aktivitas pengisian kuesioner
maksimalis bermaksud menggunakan kedua mengalami kendala berupa ketidakmampuan
pendekatan finansial dan non finasial sekaligus dalam memahami butir-butir kuesioner. Ketika
sehingga diharapkan lebih maksimal membantu terjadi kesulitan ini, maka teknik wawancara
keberlanjutan usaha UMKM dan bagi masya- harus dilakukan.
rakat miskin. Metode wawancara yang kedua sengaja
Adapun tujuan dari dilakukannya studi ini dikhususkan untuk mendapatkan data secara
untuk menjelaskan kedudukan-kedudukan varia- mendalam sebagai data kualitatif pendukung
bel yang akan diteliti serta hubungan antara dari data kuantitatif kuesioner Pelaksanaan
satu variabel dengan variabel yang lain atau wawancara ini dilakukan secara terstruktur
dengan kata lain untuk melihat hubungan dengan jawaban yang bersifat terbuka kepada
variabel independen ketersediaan produk pem- responden. Wawancara dilakukan secara ran-
biayaan, produk tabungan dan EDS terhadap dom terhadap pengusaha tingkat mikro mau-
variabel dependen yaitu pertumbuhan UMKM. pun pengusaha tingkat kecil hingga pengusaha
tingkat menengah dengan harapan mampu

38 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 14, Nomor 1, April 2013: 35-43
memberikan gambaran riil kondisi ekonomi Analisis Regresi Linier
responden secara umum.
Dalam analisa regresi, pola hubungan
Variabel dependen dari studi ini adalah
antar variabel diekspresikan dalam sebuah
Pertumbuhan UMKM M (Y), yaitu nilai yang
persamaan regresi yang diduga berdasar data
digambarkan dari tingkat kenaikan kesejahte-
sampel. Untuk menduga pengaruh variabel
raan peminjam dana, baik itu diukur dari
kemudahan pembiayaan, adanya tempat mena-
pendapatan, jumlah tabungan dan kelancaran
bung, adanya Business Development Services yang
pengembalian pinjaman. Sementara Variabel
disediakan oleh BMT bagi pertumbuhan UMKM,
Independen yang digunakan ada tiga yaitu
dapat dinyatakan sebagai berikut:
diantaranya; 1) Ketersediaan produk pembia-
yaan (X1); 2) Ketersediaan tabungan (X2); 3)
Ketersediaan Enterprise Development Services (X3), Y = f (X1, X2, X3) 1)
pelatihan usaha dan bantuan usaha atau Enter-
prise Development Services (EDS) atau Business di mana: Y adalah variabel pertumbuhan UMKM;
Development Services) (X3). Metode yang X1 adalah variabel ketersediaan produk pem-
digunakan BMT cukup fleksibel disesuaikan biayaan; X2 adalah ketersediaan tabungan; X3
dengan budaya masyarakat sekaligus penye- adalah Business Development Services
suaian dengan segmen UMKM yang disasar
sehingga bentuk pelayanan ini cukup beragam. Untuk kemudian dilakukan regresi berganda
dengan Ordinary Least Square (OLS) menjadi:
Uji Kualitas data
Uji Validitas. Berdasarkan uji validitas Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e 2)
yang dilakukan, hasil studi dikatakan valid bila
terdapat kesamaan antara data yang terkumpul Dengan keterangan variabel: β0 adalah: kon-
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada stanta persamaan pertumbuhan UMKM; β1, β2,
objek yang diteliti (Ghozali, 2002:135). Uji β3 adalah koefisien masing-masing variabel
validitas dilakukan dengan pearson product independen; dan e adalah error term Uji
moment yang digunakan untuk menghitung
nilai korelasi antar masing-masing skor butir Asumsi Klasik
jawaban dengan skor total dan butir jawaban
dengan taraf signifikasi 5%. Jika r hitung > r Uji Multikolinearitas. Pengujian terhadap
tabel, maka H0 ditolak yang artinya variabel ada tidaknya Multikolinearitas dilakukan dengan
tersebut valid tetapi sebaliknya jika r hitung < r uji Variance Inflation Factor (Gujarati, 2003). Jika
tabel maka H0 diterima yang artinya variabel suatu variabel memiliki VIF < 10, maka variabel
tidak valid. Uji validitas menggunakan rumus bebas tersebut tidak memiliki Multikolinearitas
sebagai berikut: (Umar, 2003). denga variabel bebas yang lain.
Uji Reliabilitas. Hasil studi dikatakan Uji Heteroskedastisitas. Ada beberapa
reliabel bila terdapat kesamaan data dalam cara untuk melihat perilaku error term yaitu
waktu yang berbeda. Butir pertanyaan yang dengan melihat grafik scatterplot yaitu grafik
diuji reliabilitasnya adalah butir-butir yang nilai Y disekitar garis regresi linear. Jika ada
lolos dalam pengujian validitas. Uji reliabilitas pola tertentu dan teratur dari titik-titik yang
menggunakan metode pengujian alpha Cron- ada maka dikatakan model mengalami hetero-
bach. Semakin besar nilai alpha yang dihasilkan skedastisitas. Jika pola titik tidak berbentuk,
berarti butir-butir pertanyaan dalam quesioner maka model tidak mengalami heteroskedas-
semakin reliabel. Adapun reliabilitas dalam tisitas.
studi ini diuji dengan menggunakan uji
Cronbach alpha dengan ketentuan apabila nilai Uji Statistik
Cronbach Alpha > 0,6, instrumen pengukuran Uji F. Dilakukan untuk menguji pengaruh
dikatakan reliabel (Ghozali, 2002). seluruh variabel independen berpengarih terha-
dap variabel dependennya secara serentak.

Bagaimana Peran Lembaga Keuangan ... (Herjuna Mai Hatmaka) 39


Kriteria uji yang digunakan: pada kuisoner apakah dapat mengukur dengan
cermat atau tidak yang hendak diukur. Setelah
1) Menentukan formulasi hipotesis
dilakukan pengujian validitas pada variabel
H0 : β1 = β2 = β3 = 0 (Variabel independen tidak pertumbuhan UMKM dinyatakan variabel
mempengaruhi variabel dependen secara dependen (Y) valid dan dinyatakan mampu
serentak) dalam mengukur dengan pasti tingkat per-
Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠β4 ≠ 0 (Variabel independen tumbuhan UMKM. Sementara hasil uji validitas
mempengaruhi variabel dependen secara pada variabel independen yaitu ketersediaan
serentak) produk pembiayaan, ketersediaan tabungan
2) Menentukan Level of significance α dan Enterprise Development Services (EDS) ter-
hadap pertumbuhan UMKM dinyatakan valid
3) Kesimpulan, jika nilai F hitung > F tabel, karena skor item berkorelasi dengan skor total
maka H0 ditolak. Hal ini menyatakan bahwa baik dari nilai sig < 0,05 sekaligus dari rhitung >
semua variabel independen yang diteliti secara rtabel (0,361).
bersama-sama mempunyai pengaruh yang sig- Sementara untuk uji reliabilitas dilakukan
nifikan terhadap varabel Y sedangkan jika F dengan menggunakan nilai Cronbach Alpha. Kal-
hitung < F tabel maka H0 diterima sehingga kulasi nilai Cronbach Alpha dari tiap variabel
semua variabel independen yang diteliti secara menggunakan bantuan program SPSS 20 dan
bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang batas kritis nilai alpha untuk mengidentifi-
signifikan secara individula terhadap variabel kasikan kuesioner yang reliable adalah 0,60, Jadi
dependen. nilai Cronbach Alpha harus lebih besar dari 0,60.
Uji T. Untuk menguji variabel secara Nilai tersebut merupakan indikator bahwa
individual dilaukan uji T. Uji T ini juga mem- kuesioner adalah reliable/handal. Nilai Cronbach
berikan informasi tentang signifikasi koefisien Alpha atau Koefisien Alpha hasil dari perhitung-
regresi tiap variabel. Langkah uji hipotesisnya: an pretest menunjukkan bahwa semua variabel
mempunyai nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,6
1) Menentukan formulasi hipotesis sehingga kuesioner dinyatakan reliabel untuk
H0: βn = 0 (masing-masing variabel X tidak dipakai dalam studi.
memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Uji multikolinearitas bertujuan untuk meng-
Y) uji apakah model regresi ditemukan adanya
Ha : βn ≠ 0 (masing-masing variabel X secara korelasi antarvariabel bebas. Hasil pengujian
individu memberi pengaruh yang signifikan Multikolinearitas pada responden menunjukkan
terhadap variabel Y) bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam model
2) Menentukan Level of significance α regresi karena nilai VIF selalu lebih besar dari
10.
3) Kesimpulan, jika nilai t hitung > t tabel,
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
maka H0 ditolak. Hal ini menyatakan bahwa
menguji apakah dalam model regresi terjadi
variabel yang diteliti mempunyai pengaruh
ketidaksamaan variance dan residual dari satu
yang signifikan terhadap varabel Y sedangkan
pengamatan ke pengamatan yang lain. Adapun
jika t hitung < t tabel maka H0 diterima
hasil uji heteroskedastisitas dengan metode Park
sehingga variabel independen yang diteliti tidak
menunjukkan bahwa Ho diterima dan model
memiliki pengaruh yang signifikan secara indi-
studi dinyatakan bebas dari heteroskedastisitas.
vidu terhadap variabel dependen.
Analisa Regresi Linear
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji regresi linear berganda digunakan
untuk mengetahui hubungan antar variabel
Dalam studi tentang manfaat lembaga BMT
dependen dan independen. Bentuk persamaan
bagi pertumbuhan UMKM di Jatinom, Klaten,
regresi linier berganda dalam studi ini adalah:
Jawa Tengah digunakan uji validitas dan uji
reliabilitas. Uji validitas dalam studi ini diguna-
kan untuk menguji pertanyaan yang digunakan Y = c + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e 3)

40 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 14, Nomor 1, April 2013: 35-43
Dengan variabel Y adalah tingkat pertum- Hasil yang sedikit mengejutkan adalah
buhan Usaha Kecil dan Menengah, X1 adalah ternyata reponden beranggapan bahwa tabung-
ketersediaan produk pembiayaan, X2 adalah an memberikan nilai positif bagi pertumbuhan
variabel ketersediaan tabungan dan X3 adalah usaha UMKM. Nasabah BMT ternyata sangat
variabel enterprise development services (eds). peduli terhadap tabungan, sebagian besar dari
Adapun hasil uji regresi linier berganda pada mereka menjadikan tabungan sebagai kebiasaan
studi ini disajikan dalam tabel 3. untuk hidup lebih teratur dalam pengelolaan
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa semua uang, untuk menjaga kelangsungan usaha,
variabel bebas signifikan pada α =10% (0,1) dan serta menjaga aliran modal lebih teratur dan
dari hasil regresi diperoleh persamaan sebagai terjaga.
berikut: Pihak BMT memiliki andil besar dalam
membiasakan masyarakat untuk menabung.
Y = 0,180 + 0,305 X1 + 0,478 X2 + Marketing BMT mampu mendidik masyarakat
0,151 X3 + e 4) untuk menyisihkan penghasilan mereka dalam
wujud tabungan, masyarakat juga dimudahkan
Nilai koefisien variabel ketersediaan produk karena BMT mendatangi langsung tiap nasabah
pembiayaan (X1) adalah 0,305. Koefisien variabel di hampir setiap hari kerja untuk melayani
X1 bernilai positif maka ketersediaan pembia- setiap kebutuhan nasabah dan juga calon
yaan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan nasabah.
UMKM (Y) di Jatinom, Klaten. Koefisien variabel Hasil studi ini menunjukkan bahwa EDS
ketersediaan tabungan (X2) adalah 0,478 berarti mampu memberikan manfaat positif bagi
ketersediaan tabungan berpengaruh positif ter- nasabah. Pemberian bantuan usaha dengan ber-
hadap pertumbuhan UMKM (Y). Nilai koefisien bagai bentuk sesuai dengan kebutuhan nasabah
variabel enterprise development services (X3) adalah tentu lebih mengena pada permasalahan usaha
0,151 sehingga variabel enterprise development yang dihadapi setiap nasabah sehingga man-
services berpengaruh positif terhadap pertum- faatnya pun juga akan lebih mudah dirasakan
buhan UMK (Y). oleh nasabah. Meskipun begitu, keterbatasan
Adanya layanan pembiayaan atau lebih dari pihak BMT dalam memberikan segala ban-
populer dikenal dengan kredit terbukti membe- tuan bagi nasabah UMKM tetap akan menjadi
rikan manfaat bagi UMKM. Kebutuhan akan kendala penerapan EDS yang lebih merata
pembiayaan lebih cenderung dijadikan tambahan pada semua nasabah UMKM.
modal baik itu berupa kebutuhan cash flow, Pengujian terhadap uji statistik F diperoleh
menambah stok barang usaha, modal memper- nilai Fhitung sebesar 22,419 dan tingkat proba-
besar usaha, dan menambah alat atau fasilitas bilitas sebesar 0,000. Dengan taraf signifikansi
pendukung usaha. Seiring dengan kegunaan 95 % (α = 5 %) dan derajat kebebasan (df2 = n -
yang banyak tersebut maka tidak mengheran- k = 113 - 4 = 109), maka diperoleh nilai F tabel
kan ketika keberadaan pembiayaan sangat sebesar 2,6802. Artinya ada pengaruh yang
mendukung kemajuan UMKM. signifikan antara variabel independen terhadap
variabel dependen.

Tabel 3. Hasil uji regresi linier

Variabel B T hitung Sig Kesimpulan


Konstanta 0,180 0,390 0,697
Pembiayaan (X1) 0,305 3,312 0,001 Signifikan pada α 1%
Tabungan (X2) 0,478 4,599 0,000 Signifikan pada α 1%
Eds (X3) 0,151 1,777 0,078 Signifikan pada α 10%
F hitung 22,419
Sig F 0,000
R square 0,365
Pertumbuhan UMKM (Y) Varibel Dependen

Bagaimana Peran Lembaga Keuangan ... (Herjuna Mai Hatmaka) 41


Koefisien determinasi (R2) berguna untuk variabel tabungan. Responden lebih tidak
mengukur kemampuan model dalam mene- mengandalkan pembiayaan melebihi tabungan
rangkan variabel independent. Nilai Adjust R untuk mendukung usaha mereka; Kedua, Keber-
square adalah sebesar 0,382, hal ini menunjuk- adaan produk tabungan yang disediakan oleh
kan 38,2 persen variasi pertumbuhan UMKM di BMT Yaqawiyyu mampu memberikan manfaat
Jatinom, Klaten, Jawa Tengah dijelaskan oleh yang positif dan signifikan bagi pertumbuhan
variasi dari variabel bebas ketersediaan pem- UMKM nasabahnya. Di antara ketiga variabel
biayaan, ketersediaan tabungan dan EDS. independen yang diteliti, tabungan merupakan
Sedangkan sisanya 61,8 persen dijelaskan oleh variabel yang dianggap paling penting bagi
variabel lainnya di luar model penelitian ini. rata-rata responden; Ketiga, Keberadaan Enter-
Studi ini dilakukan untuk mengetahui prise Development Services yang disediakan oleh
seberapa besar manfaat keberadaan produk dan BMT Yaqawiyyu mampu memberikan manfaat
layanan BMT bagi kemajuan usaha nasabahnya. yang positif dan signifikan bagi pertumbuhan
Seperti kita sudah ketahui, produk dan layanan UMKM nasabahnya. Walaupun menempati
BMT cukup beragam seperti berbagai macam peringkat ketiga dibanding dengan variabel
tabungan, pembiayaan, layanan pembayaran, independen lain, EDS masih dianggap membe-
layanan pengurusan Zakat, Infaq, Shodaqah, rikan peran positif bagi UMKM. Keterbatasan
Layanan pendampingan dan konsultasi usaha, tenaga ahli dan beragamnya kebutuhan bentuk
dan pemberian bantuan hibah. Produk dan EDS oleh nasabah BMT menjadikan EDS belum
layanan BMT akan semakin fleksibel sesuai bisa maksimal memenuhi harapan responden.
dengan permintaan pasar yang dihadapi. EDS merupakan layanan nonfinansial yang
Dalam studi ini BMT Yaqawiyyu berposisi mempunyai unsur sosial sehingga hanya BMT
pada lembaga keuangan yang memberikan yang memiliki komitmen sosial yang bersedia
bantuan finansial yang bekerjasama dengan melakukannya; Keempat, Pembiayaan atau kre-
Majelis Ekonomi Muhammadiyah Cabang dit merupakan cara BMT atau Bank Umum
Jatinom untuk mendukung sisi bantuan non untuk memperoleh laba namun produk pem-
finansial (EDS) oleh BMT Yaqawiyyu dalam biayaan bagi nasabah bukanlah prioritas ter-
satu paket bantuan finansial Integrated Approach tinggi untuk menunjang usaha sehingga BMT
of Microfinance yang terdiri dari gabungan perlu juga mengembangkan variasi lain produk
bantuan finansial dan non finansial (EDS). atau layanan sebagai alternatif lain untuk
Kerjasama ini memberikan tambahan pengeta- memperoleh laba; Kelima, urutan strategi mar-
huan, skill dan bantuan usaha bagi UMKM keting BMT sesuai dengan prioritas yang dipilih
yang menjadi nasabah BMT Yaqawiyyu. Nilai oleh sampel nasabahnya. Menabung adalah
tambah juga didapatkan oleh BMT Yaqawiyyu produk BMT yang paling dianggap penting
berupa naiknya jumlah pembiayaan, faktor bagi responden sehingga dapat dikatakan bahwa
kenaikan loyalitas dan faktor promosi, serta masyarakat bergabung dengan BMT karena
faktor yang bersifat jangka panjang seperti motif menabung. Variasi tabungan yang lebih
kemungkinan naiknya jumlah bagi hasil seiring banyak dan disesuaikan dengan kebutuhan
dengan semakin besarnya cakupan usaha nasa- nasabah akan membuka peluang memperoleh
bah. dana pihak ketiga yang lebih besar; Keenam,
BMT perlu mempertimbangkan memberi layanan
yang bersifat non finansial atau disebut EDS.
SIMPULAN
Nasabah yang berprofesi sebagai pengusaha
Berdasarkan hasil studi di atas dapat disim- menyatakan bahwa EDS memberikan dampak
pulkan bahwa: Pertama, Keberadaan produk positif bagi usaha yang dijalankannya. Bagi
pembiayaan yang disediakan oleh BMT pihak BMT, EDS bisa dilakukan oleh BMT
Yaqawiyyu mampu memberikan manfaat yang sendiri atau dengan cara kerjasama dengan
positif dan signifikan bagi pertumbuhan UMKM lembaga sosial yang lebih kompeten; Ketujuh,
nasabahnya. Variabel ketersediaan produk BMT menyediakan juga layanan EDS yang
pembiayaan menempati rangking kedua setelah bertujuan memberikan kemudahan bagi nasa-
bah dari sisi non finansial. Ketika BMT membe-

42 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 14, Nomor 1, April 2013: 35-43
rikan trainng usaha atau pendampingan usaha Basargekar, P. (2009). Economic empowerment
atau konsultasi usaha dan sejenisnya, konsu- through microfinance, An Assessment of CSR
men hendaklah mampu memaksimalkan layanan Activity Run by Forbes Marshall Ltd: India.
tersebut untuk menambah pengetahuan, kete- Ghozali,Imam. (2002). Aplikasi analisis multi variat
rampilan dan jaringan usaha; Kedelapan, masya- dengan program SPSS. Semarang: Badan
rakat dapat memilih BMT dibanding bank umum Penerbit Universitas Diponegoro.
dengan pertimbangan bahwa BMT memilik
Gujarati, Damodar. (2003). Ekonometri dasar. Ter-
fleksibilitas dalam hampir segala produk dan
jemahan: Sumarno Zain. Jakarta: Erlangga.
layanan.
Hasan, S. (2013). Pidato menteri koperasi dan
usaha kecil menengah Syarif Hasan pada
DAFTAR PUSTAKA Pertemuan Micro-Multinational, SMEs Go
Global pada tanggal 5 september 2013 di
Akram, M. (2011). The role of microfinance in Nusa Dua Bali.
uplifting income level: A study of District
Oni, E.O. (2012). Assessment of the contribution
Okara – Pakistan. Interdiciplinary Journal of
of micro finance institutions (MFIs) to
Contemporary Research in Business vol 2
Sustainable Growth of Small and Medium
March 2011.
Enterprises (SMEs) in Nigeria”. Interdisci-
Badan Pusat Statistik. (2008). Hasil sensus ekonomi plinary Journal of Contemporary Research in
2006, perusahaan menengah dan besar. Business Voll 3 No 9.
Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 22/
Badan Statistik Indonesia. (2013). Jumlah dan PMK.05/2010, Fasilitas Penjaminan Kredit
persentase penduduk miskin, garis kemiskinan, Usaha Rakyat.
indeks kedalaman kemisinan (P1), dan Indeks
Shetty, N. K. (2008). Microfinance; for micro
Keparahan Kemiskinan (P2) menurut Provinsi,
enterprise development: An Inquiry for a
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php
new paradigm. CFAI Journal of Financial
? tabel=1&id_subyek=23&notab=1 diakses
Economics, Vol. VI, No. 1, 2008.
tanggal 29-1-2013 05:40 AM.
Sofwan, A. (2012). Peranan Kredit Usaha Rakyat
Badan Pusat Statistik Indonesia. (2013). Survei
terhadap Pengembangan UMK di Keca-
industri mikro dan kecil 2013; Profil Industri
matan Gebang Kabupaten Langkat (Studi
Mikro dan Kecil 2013. Jakarta: Badan Pusat
Kasus: Bank BRI Kecamatan Gebang).
Statistik.
Skripsi. Medan: Program Studi Ekonomi
Badan Pusat Statistik Kabupaten. (2012). Keca- Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
matan Jatinom dalam angka tahun 2012.
Zainal, M.Y. (2010). Peran Koperasi BMT Amanah
Klaten: Badan Pusat Statistik: Kabupaten
Madina dalam pengembangan usaha kecil
Klaten.
di Desa Ngeni Kecamatan Waru-Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten. (2012). Klaten Skripsi. Jawa Timur: Fakultas Ilmu Sosial
dalam angka tahun 2012. Klaten: Badan dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Pusat Statistik Kabupaten Klaten. Nasional “Veteran”.

Bagaimana Peran Lembaga Keuangan ... (Herjuna Mai Hatmaka) 43

Anda mungkin juga menyukai