Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), September 2009, Hal. 85 - 96 Vol. 16, No.

2 85
ISSN: 1412-3126

ANALISIS PERMINTAAN KREDIT MODAL KERJA USAHA KECIL DI KOTA


PONTIANAK
(Studi Kasus Permintaan Modal Kerja Usaha Kecil Sektor Perdagangan dari BMT)

Oleh : Jumhur
Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak

Abstract

One of the problems faced by small business is capitalization difficulty. This


difficulty emerges because of various requirements which cannot be fulfilled. Hence
alternatively to overcome this legal capital problem they borrow to Lembaga Keuangan
Mikro/LKM. One of LKM which is enough concern in development of this small business
is BMT. Research aim to identify factors influencing demand probability of small
business working capital credit from BMT and analyses does asset value factor, basic
yield, sharing holder ratio and single source rate in other finance companies can predict
in significan demand probability of commercial sector small business working capital
credit from BMT in Pontianak. Testing with logistics regression is obtained by asset total
variable and single source rate in other finance companies had an effect on significan to
demand probability of small business working capital credit from BMT, while advantage
factor per month and sharing holder ratio significan doesn't to small business probability
borrows circulating capital from BMT at level of significan 5%.

Key words: small business, credit, working capital, BMT, probability


.

Pendahuluan infrastruktur, kordinasi program UMKM di


daerah serta kerjasama nasional dan
Eksistensi Usaha mikro, kecil dan regional.
menengah (UMKM) selalu hadir dalam Secara umum keberadaan UMKM
perekonomian suatu negara, karena memang telah mendapat perhatian khusus bagi
diperlukan. UMKM ini selalu dapat pemerintah, seperti yang tertuang dalam
membuktikan ketahanannya, terutama ketika Rencana Pembangunan Jangka Menengah
perekonomian nasional dilanda krisis (RPJM) periode 2004-2009 sebagaimana
ekonomi (Juli 1997). UMKM ini merupakan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah
salah satu sektor usaha penyangga utama Nomor 07 tahun 2005, telah menetapkan
yang dapat menyerap banyak tenaga kerja. arah kebijakan dan program pemberdayaan
Namun, dukungan pembiayaan (modal kerja bagi Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan
dan investasi serta cakupan pendanaan yang Menengah (UMKM). Sejalan dengan itu,
diperlukan lainnya) terhadap pengembangan peran koperasi dan UMKM dalam
UMKM masih sangat kurang memadai, perekonomian Indonesia selama ini
disamping banyaknya kelemahan- menunjukkan posisi strategisnya dalam
kelemahan, seperti studi yang pernah mendukung pertumbuhan ekonomi nasional
dilakukan sebelumnya (Yunus,1997) yang ditandai dengan:
menunjukan bahwa UMKM memiliki (1) kedudukannya sebagai pemain
permasalahan yang sangat kompleks, yang utama dalam kegiatan ekonomi
mencakup antara lain: bidang kebijakan, di berbagai sektor,
pengembangan dan pelayanan bisnis (2) penyedia lapangan kerja
(business support), pembiayaan usaha, terbesar,
86 Jumhur Jurnal Bisnis dan Ekonomi

(3) pemain penting dalam Capital. Collateral dan Condition, yang


pengembangan kegiatan mana persyaratan ini sulit dipenuhi oleh
ekonomi local dan pengusaha-pengusaha kecil. Disamping itu
pemberdayaan masyarakat, ada dari kalangan pengusaha kecil yang
(4) pencipta pasar baru dan sumber berpendapat bahwa bunga bank adalah riba
inovasi, serta dan haram hukumnya.
(5) sumbangannya dalam menjaga Salah satu bentuk lembaga keuangan
neraca pembayaran melalui mikro yang berkembang di masyarakat
kegiatan ekspor. dewasa ini adalah Baitul Maal wat Tamwil.
Perkembangan UMKM secara Baitul Maal wat Tamwil (BMT) merupakan
kuatitas tidak dapat diragukan, dan banyak organisasi bisnis yang juga berperan sosial.
para ekonom berpendapat bahwa sektor- Sebagai lembaga bisnis, BMT lebih
sektor ekonomi yang banyak ditangani mengembangkan usahanya pada sektor
UMKM ini merupakan bidang usaha yang keuangan, yakni simpan-pinjam. Usaha ini
dapat memberi peluang upaya mereplikasi seperti usaha perbankan yakni menghimpun
unit usaha baru dan memunculkan wira dana anggota dan calon anggota (nasabah)
usaha sejati di dalamnya. serta menyalurkannya kepada sektor
Dibalik eksistensinya itu, usaha ekonomi yang halal dan menguntungkan.
kecil memiliki permasalahan yang cukup Sebagai lembaga sosial, baitul maal
mendasar. Berdasarkan penelitian Bambang memiliki kesamaan fungsi dan peran dengan
Ismawan (2002), ditemukan kelemahan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Sedangkan
utama usaha kecil adalah: (1) kemampuan lembaga keuangan mikro lainnya selain
usaha kecil dalam mempertahan BMT umumnya lebih berorentasi bisnis.
konsistensinya sebagai lembaga ekonomi Oleh karena itu, baitul maal ini harus
yang mandiri dan berdaya saing, terutama didorong agar mampu berperan secara
dalam menghadapi pasar bebas, (2) profesional menjadi LAZ yang mapan.
keterbatasan kapasitas, (3) keterbatasan Fungsi tersebut paling tidak meliputi upaya
akses, (5) keterbatasan lingkungan usaha pengumpulan dana zakat, infaq, sedekah,
Kemudian hasil survey BPS tahun 1998 wakaf dan sumber dana-dana sosial yang
menunjukkan bahwa ada 5 (lima) masalah lain, dan upaya penyaluran zakat kepada
utama yang dihadapi usaha kecil yaitu: (1) golongan yang paling berhak menerima (M.
kekurangan modal, (2) kesulitan pemasaran, Ridwan 2004).
(3) keterbatasan sumber daya manusia Dengan milihat kondisi di atas dan
(SDM), (4) kesulitan pengadaan bahan baku, dalam rangka mendukung pengembangan
dan (5) masih menggunakan teknologi ekonomi kerakyatan, maka menarik untuk
tradisional. dilakukan penelitian tentang faktor-faktor
Salah satu kesulitan yang dialami yang mempengaruhi usaha kecil meminjam
pengusaha kecil dalam upaya modal kerja dari BMT sekaligus
mengembangkan usahanya adalah kesulitan mengidentifikasi karakteristik pengguna jasa
permodalan. Hal ini terutama disebabkan BMT dalam hal ini usaha kecil sektor
karena kesulitan mendapatkan dana investasi perdagangan. Oleh karena itu yang menjadi
dan modal kerja dari lembaga keuangan permasalahan dalam penelitian ini adalah :
perbankan, karena hingga saat ini lembaga Kesulitan usaha kecil mengakses pinjaman
perbankan yang ada belum mampu modal kerja dari lembaga perbankan,
menjangkau pengusaha kecil (Widiyanto sehingga sebagai alternatif usaha kecil
2000). Penyebab kesulitan ini adalah upaya meminjam modal kerja ke lembaga
penyaluran kredit bank menggunakan keuangan mikro untuk mengatasi
penilaian 5C yaitu Caracter, Capasity,
Vol. 16 No. 2, September 2009 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 87

permasalahan permodalan yang Metode Penelitian


dihadapinya.
Populasi dan Sampel
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Jumlah populaasi dalam penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah : ini sebanyak 3.105 usaha kecil sektor
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang perdagangan di Kota Pontianak. Penarikan
mempengaruhi keputusan usaha sampel dari populasi menggunakan metode
kecil sektor perdagangan meminjam Random sampling. (Sugiyono 1999). Untuk
kredit modal kerja dari BMT di Kota menentukan ukuran sampel (sample size)
Pontianak. minimal digunakan rumus Yamane
2. Menganalisis keputusan usaha kecil (Jalaluddin Rakhmat, 1997) sehingga
sektor perdagangan meminjam kredit diperoleh sampel sebanyak 100 orang
modal kerja dari BMT di Kota sampel.
Pontianak.
3. Mengevaluasi keberadaan BMT Metode Analisis Data
dalam membantu usaha kecil dalam
bidang permodalan di Kota Untuk menganalisis pengaruh faktor-
Pontianak. faktor yang mempengaruhi probabilita
permintaan kredit modal kerja usaha kecil
Sedangkan Manfaat dari Penelitian ini sektor perdagangan dari BMT, digunakan
adalah model Regresi Linier Bergada dengan
1. Bagi pengelola BMT, hasil bantuan aplikasi SPSS versi 11.5.
penelitian ini diharapkan dapat Penggunaan model regresi linier berganda
memberikan informasi tentang digunakan karena andanya indikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi ketergantungan antara variabel terikat
usaha kecil meminjam kredit terhadap variabel bebasnya yang berjumlah
modal kerja dari BMT lebih dari satu, sehingga sangat efektif untuk
2. Bagi Pengembangan Ilmu; Hasil menentukan faktor-faktor yang paling
penelitian diharapkan dapat dominan (Alfian Lains, 2003), yang
mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kredit modal
mempengaruhi permintaan kredit kerja usaha kecil sektor perdagangan.
usaha kecil sektor perdagangan Adapun mengenai hubungan
terhadap jasa pembiayaan dari fungsional dinyatakan sebagai berikut :
BMT di kota Pontianak dan hasil Y = f (X1, ... , Xn)
penelitian ini dapat menjadi
referensi pada penelitian Menurut Alfian Lains (2003)
selanjutnya penjelasan hubungan fungsional tersebut
3. Hasil penelitian ini juga diharapkan mengandung pengertian bahwa variabel (Y)
dapat menjadi salah satu masukan merupakan fungsi dari variabel bebasnya
bagi lembaga keuangan mikro, (X1, ..., Xn).
usaha kecil dan pemerintah daerah Dalam penelitian ini, variabel terikat
dalam menentukan arah dan dihitung berdasarkan sistem skoring
kebijakan pengembangan lembaga (sekoring), yaitu kegiatan pemberian nilai
keuangan mikro dan usaha kecil di atau harga yang berupa angka dan jawaban
kota Pontianak. dari kuisioner untuk memperoleh data
kuantitatif yang diperlukan dalam pengujian
hipotesis (Sujana, 1996), sedangkan variabel
88 Jumhur Jurnal Bisnis dan Ekonomi

bebas ada yang berdasarkan sistem scoring juga berkisar antara 0 hingga 1, dengan
dan ada juga yang tidak. asumsi untuk jawaban ”ya” bernilai 1 dan
Sistem skoring untuk variabel terikat, untuk jawaban ”tidak” bernilai 0 (Gujarati,
yaitu pengukuran jawaban yang tegas 2003). Dalam penelitian ini jawaban
terhadap permasalahan yang ditanyakan, terhadap variabel terikat diberi score 1 untuk
seperti jawaban ”ya” atau ”tidak” (Ridwan, penilaian memiliki pinjaman di BMT, dan
2002). Score ini bersumber dari penilaian score 0 untuk penilaian yang tidak memiliki
dummy dependent variable, atau kategorik, pinjaman di BMT.
yang merupakan bentuk logit model. Model Dalam teknik analisis, penelitian ini
probabilita linier secara umum dapat tidak melakukan uji normalitas data, kerana
didefinisikan sebagai berikut: Regresi logit tidak memerlukan asumsi
Pi = E (Yi = 1 | Xi) = Zi = a + biXi normalitas pada variabel bebasnya. Artinya
variabel bebasnya tidak harus memiliki
1 distribusi normal, linier maupun memiliki
Pi = E (Yi = 1 | Xi) =
1 + e – (a + biXi ) varian yang sama dalam setiap grup (Imam
Gozali, 2005). Gujarati (1999) menyatakan
Pendefinisian Pi dalam bentuk (3) ini bahwa Regresi Logit juga mengabaikan
mengikuti fungsi distribusi logit. Oleh sebab masalah Heteroskedastisitas. Artinya
itu, permodelan yang berdasarkan pada variabel terikatnya tidak memerlukan
pendifinisian Pi yang demikian ini disebut homosdedasitas untuk masing-masing
logik model. Pi terletak antara 0 dan 1, variabel bebasnya.
karena Zi terletak antara - ∞ dan ∞. Bila Z Regresi logit dalam penelitian ini
 ∞, maka P1 = 1 dan Z  - ∞ , maka Pi dilakukan untuk menguji variabel yang akan
= 0 (Gujarati, 1999) diproksi yaitu : Total Asset (TA),
Diketahui bahwa Pi adalah Keuntungan Perbulan (KP), Rasio Bagi
probabilitas terjadinya suatu peristiwa, dan Hasil (RBH) mempegaruhi variabel
1- Pi adalah probabilita tidak terjadi suatu dependen yang diproksi dengan probabilita
peristiwa maka, bentuk logit model adalah : pinjaman yang dilakukan usaha kecil sektor
perdagangan dari BMT (Y). Dari fungsi
1 tersebut jika diformulasikan dalam model
Pi =
1 + e – (a + biXi ) umum Regresi Logit, maka persamaannya
menjadi sebagai berikut :
1 e – (a + biXi )  p 
1- Pi = 1 - – (a + biXi ) =
1+e 1 + e – (a + biXi ) Ln    a  b1TA  b2 KP  b3 RBH  b4 TBLKL  e
1  p 
Bila di Log naturalkan, maka
bentuknya menjadi :
 P 
In  i   In e ( a biXi)
1  Pi 
 Pi 
Perbandingan   disebut juga
1  P1 
odds ratio atau nilai hambatan Pi untuk

memperoleh nilai Pi = 1
Karena Pi (=Y) terletak antara 0 dan
1, maka nilai variabel terikat Y Logit model
Vol. 16 No. 2, September 2009 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 89

Dimana : Model Fit)


 p  = Probabilita usaha kecil yang Dengan memperhatikan angka -2
Ln   meminjam kredit modal Log likelihood pada awal (Block
1  p  kerja dari BMT dengan nilai Number = 0) dan angka -2 Log
”1”. Lainnya dengan nilai likelihood pada Block Number = 1.
”0”. Jika terjadi penurunan angka -2 Log
a = Konstanta likelihood, yaitu angka -2 Log
b1-b 4 = parameter estimasi likelihood (Block Number = 0) >
TA = Total Asset usaha kecil angka -2 Log likelihood (Block
= Keuntugan Perbulan usaha Number = 1), menunjukkan model
KP
kecil regresi yang baik.
RBH = Rasio Bagi Hasil di BMT
= Tingkat bunga di lembaga c. Menguji Koefisien Regresi
TBLKL
keuangan lainnya Tingkat signifikansi (α) yang
= gangguan digunakan sebesar 5% atau 0,05.
e
stokastik/disturbance error Dibandingkan dengan tingkat
signifikansi masing-masing variabel
Diasumsikan variabel disturbance bebas. Apabila tingkat signifikansi
error (e) mempunyai nilai nol (0) dan variabel bebas < 0,05, maka variabel
variasi konstanta untuk seluruh observasi. bebas tersebut berpengaruh terhadap
Variabel disturbance error tidak berkorelasi variabel terikat pada level 5%, dan
dalam pendekatan statistik. Untuk seluruh sebaliknya apabila tingkat
observasi, korelasi antar variabel signifikansi variabel bebas > 0,05
disturbance error mempunyai nilai nol (0). maka variabel bebas tersebut tidak
berpengaruh terhadap variabel terikat
a. Menilai Kelayakan Model Regresi. pada level 5%.
Perhatikan output pada Tabel
Hosmer and Lemeshow, dengan Tinjauan Pustaka
hipotesis:
Ho : Tidak ada perbedaan yang nyata Suatu faktor produksi diminta karena
antara klasifikasi yang dibutuhkan dalam proses produksi,
diprediksi dengan klasifikasi sementara itu proses produksi dilaksanakan
yang terjadi. karena ada permintaan akan output. Oleh
Hi : Ada perbedaan yang nyata karena itu permintaan input, dalam hal ini
antara klasifikasi yang modal disebut sebagai ”derived demand”
diprediksi dengan klasifikasi atau permintaan turunan. Permintaan output
yang terjadi. sendiri dianggap sebagai permintaan asli
Dasar pengambilan keputusan adalah kerena timbul sebagai akibat adanya
dengan menggunakan Goodness of kebutuhan manusia (Budiono, 2002).
fit test yang diukur dalam kolom Permintaan modal kerja adalah hubungan
signifikansi pada bagian bawah uji antara kuantitas modal yang diminta dengan
Homer and Lemeshow. tingkat bunga yang berlaku. Lincolin Arsyad
- Jika probabilitas > 0,05 : Ho (1997) mengatakan bahwa produsen
diterima dianggap akan mencari input jika input-
- Jika probabilitas < 0,05 : Ho input tersebut akan menghasilkan output dan
ditolak laba. Dalam jangka pendek model
permintaan modal mempunyai bentuk yang
b. Menilai keseluruhan Model (Overal sederhana. Jangka pendek adalah jangka
90 Jumhur Jurnal Bisnis dan Ekonomi

waktu dimana dalam proses produksi perusahaan untuk berbagai input untuk
terdapat faktor-faktor produksi yang sifatnya keperluan produknya.
tetap (fix input) dan faktor produksi yang Dalam teori ekonomi keuntungan
jumlahnya dapat diubah (variable input). mempunyai arti yang sedikit berbeda dengan
Dalam suatu perusahaan yang pengertian keuntungan dari segi pembukuan.
memaksimumkan laba akan menggunakan Ditinjau dari sudut pembukuan perusahaan
unit tambahan dari input sampai suatu titik keuntungan adalah perbedaan nilai uang dari
dimana tambahan penerimaan akibat hasil penjualan yang deperoleh dengan
penggunaan tambahan satu unit input seluruh biaya yang dikeluarkan. Dalam teori
tersebut sama dengan biaya yang ekonomi definisi itu dipandang terlalu luas
dikeluarkan untuk menggunakan unit input karena tidak mempertimbangkan ongkos
tersebut (Walter Nicholson, 2002). tersembunyi yang tidak dibayar dengan uang
Kemudian Rozef (1982) dalam Endang tetapi perlu dipandang sebagai bagian dari
Kurniati (2003) menyatakan bahwa tingkat ongkos produksi. Pengeluaran tersebut
pertumbuhan asset yang tinggi cenderung (ongkos tersembunyi) meliputi pendapatan
akan memudahkan perusahaan dalam yang seharusnya dibayar kepada para
mengembangkan usahanya menjadi lebih pengusaha yang menjalankan sendiri
besar. Adanya perubahan asset perusahaan perusahaannya, tanah dan modal sendiri
dapat diinterpretasikan sebagai kabar baik yang digunakan, dan bangunan dan
dan kabar buruk. Jika perubahan asset peralatan pabrik yang dimiliki sendiri.
perusahaan menurun maka dapat diartikan Keuntungan menurut pembukuan bila
sebagai kabar buruk, sementara jika asset dikurangi ongkos tersebunyi akan
perusahaan meningkat dapat diartikan menghasilkan keuntungan ekonomi atau
sebagai kabar baik. Asset yang meningkat keuntungan murni. Dalam teori ekonomi
merupakan sinyal mengenai peningkatan yang dimaksud keuntungan adalah
kinerja perusahaan secara umum, sementara keuntungan ekonomi (Sadono Sukirno,
asset yang menurun akan menunjukkan 2000).
sinyal penurunan kinerja perusahaan. Investasi merupakan pengeluaran
Beberapa penelitian telah membuktikan yang ditujukan untuk meningkatkan atau
bahwa adanya pertumbuhan jumlah asset mempertahankan stok barang modal. Stok
menjadi berita baik (good news) bagi barang modal tersebut terdiri atas barang
investor (Untung Afandi dan Sidarta Utama, modal (capital stok) dapat berupa pabrik,
1988). mesin, kantor dan produk tahan lama yang
Dalam kegiatan perusahaan digunakan untuk proses produksi
keuntungan ditentukan degan cara (R.Dornbush dan Stanley Fisher, 2004). Arti
mengurangi berbagai biaya yang lain dari Investasi yaitu sebagai pengeluaran
dikeluarkan dari hasil penjualan yang oleh sektor produsen (swasta) untuk
diperoleh. Biaya yang dikeluarkan meliputi membeli barang-barang/jasa-jasa untuk
pengeluaran untuk bahan mentah, menambah stok barang dan perluasan
pembiayaan upah, pembiayaan bunga, dan perusahaan (Budiono, 2002).
sewa tanah. Keuntungan merupakan Tingkat bunga adalah harga yang
pendapatan total dikurangi biaya total menghubungkan masa kini dan masa depan
(Mankiw, 2003). Pendapatan total (total (Mankiw, 2003). Menurut Boediono (2002)
revenue) adalah jumlah pendapatan yang bunga adalah harga dari dana yang dapat
diterima oleh suatu perusahaan dari penjulan disalurkan dalam bentuk pinjaman.
produknya, sedangkan biaya total (total Penawaran pinjaman berasal dari kelompok
cost) adalah jumlah dana yang dibelanjakan penyimpan yaitu mereka yang memiliki
pendapatan lebih besar dibandingkan
Vol. 16 No. 2, September 2009 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 91

kebutukan konsumsinya, sedangkan regresi layak digunakan untuk dianalisis


permintaan pinjaman berasal dari kelompok selanjutnya, karena tidak ada perbedaan
investor. yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi
Dalam hubungannya dengan dengan klasifikasi yang diamati.
permintaan suatu barang atau jasa sifat Untuk menilai keseluruhan model
hubungan antara suatu barang atau jasa (overall model fit) adalah dengan
dengan barang atau jasa lainnya dapat membandingkan angka -2Log Likelihood
bersifat sebagai pengganti, pelengkap serta pada awal dengan angka - 2Log Likelihood
bersifat netral dengan barang atau jasa pada model final. Apabila terjadi menurunan
lainnya. Komoditas pengganti adalah maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model
komoditas yang dapat menggantikan fungsi tersebut menunjukkan model regresi yang
dari komoditas lain sehingga harga baik (Meliza Silvy, 2003).
komoditas pengganti dapat mempengaruhi Berdasarakn hasil output SPSS 11.5
permintaan komoditas yang digantikannya. pada Lampiran 3 diperoleh hasil angka -
Pada umumnya bila harga komoditas 2Log Likelihood pada model awal
pengganti bertambah murah maka menunjukkan angka 137,628 sedangkan
komoditas yang digantikannya akan angka pada model final diperoleh angka –
mengalami pengurangan dalam 2Log Likelihood sebesar 40,533 yang
permintaannya (Sugiarto, 2002). menunjukkan adanya penurunan sehingga
Kaitannya dengan permintaan kredit dapat ditarik kesimpulan ini menunjukkan
modal kerja usaha kecil dari BMT bila rasio model regresi yang baik.
bagi hasil di BMT lebih rendah dari tingkat Ukuran R2 pada multiple regression
bunga yang berlaku dilembaga keuangan yang berdasarkan pada teknik estimasi
lainnya, maka permintaan modal kerja dari Likelihood dengan nilai maksimum kurang
BMT akan bertambah. dari 1 (satu) sulit di interpretasikan.
Nagelkerke’s R square merupakan
modifikasi dari koefesien Cox dan Snall
Hasil Penelitian untuk memastikan bahwa nilai bervariasi
dari 0 (nol) sampai 1 (satu), dapat dilakukan
Kelayakan Model dengan cara membagi nilai Cox & Snell R
Square dengan nilai Nagelkerke R Square,
Dengan memperhatikan output SPSS Sehingga nilai R2 dapat diiterpretasikan
11.5 pada Hosmer and Lemeshow, yaitu seperti nilai R2 pada multiple regressioan
Goodness of fit test yang diukur dalam (Imam Gozali, 2005).
kolom signifikansi pada bagian bawah uji Cox & Snell R Square
R2 =
Hosmer and Lemeshow, maka akan Nagelkerke R Square
diperoleh keputusan tentang penolakan atau
menerima Hipotesis (Ho). Jika probabilita > Berdasarkan hasil output SPSS 11.5
0,05 maka Ho diterima, sedangkan jika pada Lampiran 3 diperoleh nilai Cox & Snell
probabilita < 0,05 maka Ho ditolak. R Square sebesar 0,487 dan nilai
Berdasarakan hasil output SPSS 11.5 Nagelkerke R Square sebesar 0,651
pada Lampiran 3 diperoleh bahwa dalam sehingga :
tabel Hosmer and Lemeshow, nilai 0,621
R2 =
Goodness of fit test yang diukur pada kolom 0,831
signifikansi menunjukkan angka probabilita R2 = 0,747
sebesar 0.2230. Dengan demikian karena Dengan demikian variabel dependen
nilai probabilita (0,2230) > 0,05 maka Ho (probabilita usaha kecil meminjam dana
diterima. Hal ini berarti bahwa model modal kerja dari BMT) yang dapat
92 Jumhur Jurnal Bisnis dan Ekonomi

dijelaskan oleh variabel independen (total Tabel .1.


asset, keuntungan perbulan dan rasio bagi Hasil Uji Hipotesis
hasil) sebesar 75 persen, sedangkan sisanya Variabel yang Mempengaruhi Probabilita
sebesar 25 persen dipengaruhi oleh variabel Permintaan Kredit Modal Kerja
lain selain variabel independen yang Usaha Kecil dari BMT di Kota Pontianak
digunakan dalam penelitian ini.
No Variabel Koefisien Sig. Keterangan
Pengaruh Variabel Independen terhadap 1. Konstanta -14,566 0,006 Signifikan
Probabilita Permintaan Modal Kerja Total Asset Signifikan
2. 0,115 0,001
(TA)
Tingkat Signifikansi (α) yang Keuntungan Tidak
digunakan sebesar 5% atau 0,05, dan 3. Perbulan 0,011 0,658 Signifikan
dibandingkan dengan tingkat signifikansi (KP)
masing-masing variabel independen. Rasio Bagi Tidak
Apabila tingkat signifikansi variabel 4. Hasil -0,416 0.423 Signifikan
independen < 0,05, maka variabel (RBH)
independen tersebut berpengaruh signifikan Tingkat
terhadap variabel dependennya pada level Bunga di Signifikan
5%. Dan sebaliknya apabila tingkat Lembaga
5. 4,326 0,007
signifikansi veriabel independen > 0,05, Keuangan
maka variabel independen tersebut tidak Lainnya
berpengaruh signifikan terhadap bariabel (TBLKL)
dependennya pada level 5 %. Sumber: Lampiran 3.
Tingkat signifikansi variabel
independen terhadap variabel dependen Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa,
dapat dilihat pada tabel Variables in the variabel Total Asset (TA) yang nilai
Equation. Berdasarkan hasil pengolahan signifikansinya sebesar 0,001 (lebih kecil
data dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil nilai dari 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
dari tabel Variables in the Equation seperti variabel independen total asset signifikan
terlihat pada Tabel 1 terhadap variabel dependen Y (probabilita
meminjam modal kerja dari BMT) pada
level signifikansi 5%. Hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut: Perkembangan
jumlah asset disamping menunjukkan
peningkatan kemampuan usaha kecil
mengembangkan usahanya, juga
menunjukkan peningkatan kebutuhan akan
modal kerja. Penelitian di lapangan
menunjukkan faktor asset merupakan
pertimbangan utama bagi pihak BMT
sebelum memberikan pinjaman kepada
calon debitur. Jika jumlah asset yang
dimiliki usaha kecil dirasakan tidak
memadai (terlalu kecil), maka pihak BMT
tidak akan memberikan pinjaman.
Variabel independen Keuntungan
Perbulan (KP) nilai signifikansinya 0,658
(lebih besar dari 0,05). Hal ini menunjukkan
Vol. 16 No. 2, September 2009 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 93

bahwa variabel independen tingkat merupakan pertimbangan utama bagi


keuntungan perbulan usaha kecil tidak nasabah dalam meminjam dana ke BMT.
signifikan terhadap variabel dependen (Y)
pada level signifikansi 5%. Hal ini terjadi Interpretasi Persamaan Regresi Logistik
karena, berdasarkan hasil penelitian di
lapangan tidak semua usaha kecil setiap Estimasi maksimum Likelihood
hari menghitung keuntungan yang parameter dapat dilihat pada tampilan output
diperolehnya, yang penting hari itu ada Variables in the Equation. Berdasarakan
barang yang laku dan ada keuntungan untuk hasil pengolahan data dengan SPSS 11.5
biaya hidup hari itu sudah cukup. Tidak mengenai variabel variabel yang
semua usaha kecil mengajukan pinjaman mempengaruhi probabilita permintaan
berdasarkan pada besarnya keuntungan yang modal kerja usaha kecil sektor perdagangan
diperoleh. Tapi ada yang mengajukan dari BMT di kota Pontianak, diperoleh nilai
pinjaman pada saat keuntungannya koefisien masing-masing varabel
menurun, dengan harapan bila mendapatkan independen seperti pada tabel 1.
tambahan modal kerja akan bisa menaikkan Berdasarkan Tabel 1 diperoleh nilai
tingkat keuntungannya. konstanta - 14, 568, nilai koefisien Total
Variabel independen Rasio Bagi Asset (TA) 0,115, nilai koefisien
Hasil (RBH) nilai signifikansinya sebesar Keuntungan Perbulan (KP) 0,011 dan nilai
0,433 (lebih besar dari 0,05). Hal ini koefisien Rasio Bagi Hasil (RBH) - 0,416,
menunjukkan bahwa variabel rasio bagi dan nilai koefisien Tingkat Bunga di
hasil usaha kecil tidak signifikan terhadap Lembaga keuangan lainnya sebesar 4,326,
variabel dependen pada level signifikansi sehingga persamaan Model Regresi
5%. Hal ini diduga lebih dipengaruhi oleh Logistik dapat dinyatakan sebagai berikut:
karakteristik usaha kecil yang umumnya bila  p 
Ln     14,568  0,115TA  0,011KP  0,416RBH  4,326TBLKL
sudah memperoleh pinjaman dari suatu 1  p 
lembaga keuangan mikro seperti BMT, ada atau
kecendrungan akan tetap meminjam ke p e (-14,568 + 0,115TA + 0.011KP + -
= 0,416RBH + 4,326TBLKL)
lembaga tersebut. Apalagi pengusaha kecil 1–p
biasanya sudah familier dengan para
karyawan BMT yang umumnya berdekatan e –14,568 e 0.115 x TA e0,011 x KP
=
dengan tempat usahanya. e- 0,416 x RBH e 4,326 x TBLKL
Variabel independen tingkat bunga
yang berlaku dilembaga keuangan lainnya Dari persamaan logistic regression di
nilai signifikansinya 0,007 (lebih kecil dari atas dapat dilihat bahwa log of odds usaha
0,05). Hal ini menunjukkan tingkat bunga kecil akan meminjam dana modal kerja dari
dilembaga keuangan lainnya signifikan BMT berhubungan secara positif dengan
terhadap variabel dependen (Y) pada level nilai total asset (TA), keuntungan perbulan
signifikansi 5%. Pinjaman yang diberikan (KP) dan Tingkat bunga di lembaga
oleh lembaga keuangan lainnya bisa bersifat keuangan lainnya (TBLKL), dan
substitusi terhadap dana pinjaman yang berhubungan negatif dengan tingkat rasio
disalurkan oleh BMT sehingga bila nasabah bagi hasil (RBH).
peminjam menganggap tingkat bunga Usaha kecil baik yang memiliki
dilembaga keuangan lainnya lebih tinggi, pinjaman modal kerja maupun yang tidak
akan meningkatkan probabilita meminjam memiliki pinjaman modal kerja dari BMT,
modal kerja dari BMT. Hal ini juga setiap unit kenaikan jumlah asset yang
menggambarkan bahwa suku bunga dimiliki akan meningkatkan log of odds
dilembaga keuangan konvensional masih usaha kecil meminjam modal kerja dari
94 Jumhur Jurnal Bisnis dan Ekonomi

BMT sebesar 0,115 dengan asumsi variabel serta tingkat bunga dilembaga keuangan
keuntungan perbulan dan rasio bagi hasil lainnya dianggap konstan. Sedangkan
serta tingkat bunga dilembaga keuangan hubugan antara rasio bagi hasil dengan odds
lainnya dianggap konstan. Setiap unit usaha kecil akan meminjam modal kerja dari
kenaikan keuntungan perbulan akan BMT akan menurun sebesar -0,6597 kali
meningkatkan log of odds usaha kecil (pendekatan dari (2,7138)-0.416) lebih rendah
meminjam modal kerja dari BMT sebesar bagi pengusaha kecil yang memiliki pinjman
0,011 dengan asumsi variabel total asset dan modal kerja dari BMT dibandingkan dengan
rasio bagi hasil serta tingkat bunga usaha kecil yang tidak meminjam modal
dilembaga keuangan lainnya konstan. kerja dari BMT dengan asumsi total asset
Demikian pula usaha kecil baik yang dan keuntungan perbulan serta tingkat
memiliki pinjaman modal kerja maupun bunga diulembaga keuangan lainnya
yang tidak memiliki pinjaman modal kerja dianggap konstan. Sedangkan hubugan
dari BMT, setiap unit kenaikan rasio bagi antara tingkat bunga dilembaga keuangan
hasil yang dikenakan oleh BMT akan lainnya dengan odds usaha kecil akan
menurunkan log of odds usaha kecil meminjam modal kerja dari BMT akan
meminjam modal kerja dari BMT sebesar - meningkat sebesar 75,6433 kali (pendekatan
0,416 dengan asumsi variabel total asset dan dari (2,7138)4,326) lebih tinggi bagi
keuntungan perbulan serta tingkat bunga pengusaha kecil yang memiliki pinjaman
dilembaga keuangan lainnya dianggap modal kerja dari BMT dibandingkan dengan
konstan. Demikian pula usaha kecil baik usaha kecil yang tidak meminjam modal
yang memiliki pinjaman modal kerja kerja dari BMT dengan asumsi total asset,
maupun yang tidak memiliki pinjaman keuntungan perbulan serta rasio bagi hasil
modal kerja dari BMT, setiap kenaikan dianggap konstan
tingkat bunga dilembaga keuangan lainnya Keberadaan BMT dimasa depan
akan menaikkan log of odds usaha kecil masih diharapkan kehadirannya ditengah-
meminjam modal kerja dari BMT sebesar tengah masyarakat khususnya usaha kecil.
4,326 dengan asumsi variabel total asset dan Karena BMT masih memiliki kesempatan
keuntungan perbulan serta rasio bagi hasil untuk mempertahankan mitra yang ada
dianggap konstan sekarang ini serta menambah nasabahnya.
Hubungan antara variabel total asset Hal ini terlihat ketika responden ditanya
dengan odds usaha kecil meminjam modal apakah berencana akan mengajukan
kerja sebesar 1,1219 (pendekatan dari (e = pinjaman lagi ke BMT setelah pinjaman
2,7183)0,115) kali lebih tinggi untuk yang sekarang ini lunas.
pengusaha kecil yang mempunyai pinjaman Berdasarkan pendapat responden
modal kerja dari BMT dibandingkan dengan tentang keberadaan BMT di kota Pontianak,
pengusaha kecil yang tidak memiliki mayoritas responden 84 persen menyatakan
pinjaman modal kerja dari BMT dengan akan tetap bermitra dengan BMT dan
asumsi variabel keuntungan perbulan dan sebanyak 9 persen akan mencari alternatif
rasio bagi hasil dianggap kostan. Hubungan pinjaman ditempat lain dan sisanya
variabel keuntungan perbulan dengan odds sebanyak 7 persen menyatakan tidak akan
pengusaha kecil meminjam modal kerja dari mencari pinjaman.
BMT naik sebanyak 1,0111 kali (pendekatan Kemudian alasan mereka tetap
dari (2,7138)0,011) bagi pengusaha kecil yang bermitra dengan BMT antara lain karena
memiliki pinjaman dari BMT dibandingkan usaha kecil masih memerlukan modal 40
dengan pengusaha kecil yang tidak memiliki persen, sudah familier dengan petugas BMT
pinjaman modal kerja dari BMT dengan 27,27 persen, prosedur mudah dan
asumsi nilai total asset dan rasio bagi hasil persyaratan ringan 23,64 persen dan karena
Vol. 16 No. 2, September 2009 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 95

BMT menggunakan sistem Syariah 9,09 dana pinjaman yang diberikan bisa
persen. dimanfaatkan untuk keperluan
mengembangkan usaha.saja, bukan
Kesimpulan untuk keperluan konsumtif.
2. Perlu adanya penelitian terhadap
1. Secara keseluruhan model probabilita faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan kredit modal kerja usaha permintaan modal kerja kecil,
kecil yang diestimasi dengan model dengan menambah beberapa variabel
Regresi Logistik memberikan hasil baik lain dan jumlah responden yang
dan perilaku empirik variabel yang lebih banyak, agar diperoleh
diteliti sesuai dengan ekspektasi kesimpulan yang lebih akurat
perilaku teoritis bila dilihat dari mengenai faktor-faktor yang
kesesuaian tandanya. mempengaruhi permintaan modal
2. Makin tinggi jumlah asset yang dimiliki kerja usaha kecil secara keseluruhan.
usaha kecil sektor perdagangan di kota
Pontianak maka keperluan terhadap
modal kerja juga semakin meningkat Referensi
3. Tingkat keuntungan perbulan yang
diperoleh usaha kecil sektor Alfian Lains. 2003. Ekonometrika Teori
perdagangan berpengaruh positif dan Aplikasi, Jilid 1. Jakarta:
terhadap permintaan modal kerja usaha LP3ES.
kecil di kota Pontianak, tapi tidak
Bambang Isnawan. 2002. Peran Lembaga
signifikan terhadap probabilita
Keuangan Mikro Dalam Otonomi
permintaan modal kerja dari BMT.
Daerah. Ekonomi Rakyat Online:
4. Rasio bagi hasil yang diterapkan oleh www.ekonomirakyat. org.
BMT berpengaruh negatif terhadap
probabilita usaha kecil meminjam Budiono. 2002. Ekonomi Mikro Seri
modal kerja dari BMT. Karena rasio Sinopsis Pengatra Ilmu Ekonomi
bagi hasil merupakan biaya penggunaan No.1. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
dana oleh nasabah peminjam yang harus Dornbush.R, Fisher.S, Startz.R, 2004,
dikembalikan Makro Ekonomi Edisi Bahasa
5. Tingkat bunga di bank umum Indonesia, PT. Media Global
berpengaruh signifikan dan positif Idukasi. Alih Bahasa oleh Yusuf
terhadap probabilita usaha kecil Wibowo dan Roy Indra. Jakarta:
meminjam modal kerja dari BMT di PT. Media Ilmu Global Edukasi,.
Kota Pontianak.
Endang Kurniati. 2003. Analisis Pengaruh
Saran Devidend Payot Ratio, Current
Ratio, Pertumbuhan Asset dan
1. Pengusaha kecil diharapkan Laverage Return Saham (Studi
menggunakan pinjaman yang Kasus Pada Saham-Saham LQ45
diperoleh untuk mengembangkan di Bursa Efek Jakarta Periode
usahanya. Karena penggunaan tahun 2001. Tesis program MM
pinjaman tidak semuanya untuk Universitas Diponegoro (tidak
mengembangkan usaha, maka dipublikasikan).
penomenan ini merupakan masukan Gujarati, Damondar N. 1999.
bagi BMT untuk lebih meningkatkan Ekonometrika Dasar, Alih Bahasa
monitoring kepada nasabah agar
96 Jumhur Jurnal Bisnis dan Ekonomi

SumarnoZen. Jakarta: Penerbit Edisi kedelapan, alih bahasa IGD


Erlangga. bayu Mahendra dan abdul Aziz.
……………….. 2003. Basic Economitris, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Fourth Edition, Macc Graw Hill Sadono Sukirno. 2000. Pengantar Ekonomi
New York, USA. Mikro. Jakarta: PT RajaGrafindo
Imam Gozali. 2005. Aplikasi Analisis Persada.
Multivariat dengan Program Sugiyono, 1999. Metode Penelitian Bisnis.
SPSS, Edisi 3. Semarang: Badan Bandung: Alfabeta.
Penerbit Universitas Diponegoro,. Tulus T.H.Tambunan. 2002. Usaha Kecil
Jalaluddin Rakhmat. 1997. Metode dan Menengah di Indonesia,
Penelitian Komunikasi. Cetakan Beberapa Isu Penting. Jakarta:
Kelima. Bandung: PT Remaja Salemba Empat.
Rosdakarya.. Untung Afandi dan Sidarta Utama. 1988.
Lincolin Arsyad. 1997. Ekonomi Uji Efisiensi Bentuk Setengah
Pembangunan Edisi Ketiga. Kuat Pada Bursa Efek Jakarta :
Yogyakarta: Bagian Penerbit Usahawan No.03 Th. XXVII Maret
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 1998.
YKPN. .......................... Undang-Undang Republik
Mankiw N.Gregore. 2003. Teori Indonesia No. 10 Tahun 1998
Makroekonomi Edisi Kelima, Tentang Perubahan UU No. 7
Alih Bahasa: Imam Tahun 1992 tentang Perbankan.
Nurmawan.Harvart University. ........................... Undang-Undang No. 9
Mudrajat Kuncoro. 2003. Metode Riset Tahun 1995, Tentang Usaha
Untuk Bisis dan Ekonomi, Kecil, Balitbangkop, Jakarta.
Bagaimana Meneliti dan Menulis Widyanto. 2000. Kemampuan Baitul Maal
Tesis. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wat Tamwil Kota Semarang
M. Ridwan. 2004. Manajemen Baitul Maal Dalam Menjangkau Pengusaha
Wat Tamwil (BMT). Yogyakarta: Kecil, Mengelola Dana,
UII Press. Menghimpun serta Menyalurkan
Nicholson.W. 2002. Mikroekonomi ZIZ, EKOBIS Vol.1. No.2, Mei
2000 : 95-104.
Intermediate dan Aplikasinya,

Anda mungkin juga menyukai