Anda di halaman 1dari 16

Kompetensi Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) Kota ISSN 1412-565 X

Bandung dalam Mengahadapi Persaingan.... (Tini Martini) e-ISSN 2541-4135

KOMPETENSI USAHA MIKRO KECIL & MENENGAH (UMKM)


KOTA BANDUNG DALAM MENGAHADAPI PERSAINGAN
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

THE COMPETENCE OF MICRO SMALL & MEDIUM BUSINESSES (UMKM)


IN BANDUNG CITY TO FACE THE COMPETITION IN ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (MEA)

Tini Martini, Janadi Rammelsbergi Thamrin


Politeknik Komputer Niaga LPKIA
niemartini@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum kompetensi, kesiapan UMKM dalam bersaing dalam
era MEA dengan kompetensi yang dimiliki, serta kompetensi apa saja yang harus dimiliki UMKM Kota Bandung.
Penelitian ini menggunakanteknik analisis korelasi Pearson Product Momentyaitu dengan meneliti kompetensi
dan daya saing UMKM. Penelitian ini menggunakan 80 orang responden UMKM Kota Bandung.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kompetensi hubungan antar manusia termasuk dalam kategori tinggi, kompetensi pemasaran
adalah yang paling rendah. Adapun korelasi antara kompetensi dan persaingan bisnis adalah sebesar 41,3%.
Serta kompetensi yang harus dimiliki adalah kompetensi hubungan antar manusia, kompetensi konseptual, dan
kompetensi pemasaran.
Kata kunci: kompetensi, persaingan, UMKM

ABSTRACT
This study aims to unveil the general description of competence and the readiness of UMKM (Micro, Small and
Medium-sized Enterprises)to compete in the era of MEA (ASEAN Economic Community), and what competencies
should be possessed by the UMKMin Bandung. This research uses Pearson Product Moment correlation analysis
technique which examines the competencies and competitiveness of UMKM. This study involves 80 respondents
of UMKM in Bandung. The results show that the human relations competency rankswithin high category, while
marketing competency is at the lowest rank. The correlation between competence and business competition is
41.3%. Meanwhile, the competencies that must be possessedarehuman relations competencies, conceptual
competencies, and marketing competencies.
Keywords: competence, competition, UMKM

PENDAHULUAN menurunnya tingkat konsumsi masyarakat


Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) secara umum. Kenaikan harga bbm dan
merupakan salah satu pelaku ekonomi listrik ditengarai sebagai salah satu faktor
yang terbukti tangguh menghadapi kondisi yang dapat menghambat perkembangan
perekonomian yang kurang baik, hal ini dapat UMKM, karena para pelaku UMKM sangat
terlihat pada saat terjadinya krisis ekonomi menggantungkan keberlangsungan usahanya
1998 dimana perusahaan-perusahaan besar pada dua komponen energi tersebut.
banyak yang kolaps. Akan tetapi UMKM Suatu negara sangat membutuhkan
dengan keterbatasan modalnya mampu keberadaan UMKM dalam kegiatan
bertahan menghadapi krisis ekonomi. Pada perekonomiannya. Berdasarkan data Badan
saat ini kondisi perekonomian Indonesia Pusat Statistik, seluruh usaha kecil menengah
secara nasional tengah mengalami memberikan kontribusi dalam PDB sebesar
perlambatan yang ditandai dengan 57,9 persen dan kontribusi penyerapan tenaga
220 Jurnal Penelitian Pendidikan
Kompetensi Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) Kota ISSN 1412-565 X
Bandung dalam Mengahadapi Persaingan.... (Tini Martini) e-ISSN 2541-4135

kerja 97,2 persen. “Sedangkan di kawasan kemiskinan di Provinsi Jawa Barat.


ASEAN, lebih dari 96 persen perusahaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
di ASEAN adalah UMKM dan kontribusi merupakan sistem perdagangan bebas
terhadap PDB sebesar 30-50 persen. atau free trade antara negara-negara
Apabila kita bandingkan, UMKM ternyata anggota ASEAN yang baru saja dimulai
mampu membuka lapangan kerjabaru tepatnya pada tanggal 1 Januari 2016.
bagi 9,6 juta orang, sedangkanusaha besar Sesungguhnya MEA bertujuan untuk
hanya mampu membukalapangan kerja melakukan pengubahan ASEAN menjadi
baru bagi 55.760 orang. Selain itu UMKM suatu kawasan makmur, stabil dan sangat
memberikan kontribusi terhadap ekspor non bersaing dalam perkembangan ekonomi
migas nasional sebesar 19,9%. Hal tersebut yang berlaku adil dan dapat mengurangi
menunjukkan bahwa UMKM memegang kesenjangan dan kemiskinan sosial ekonomi.
peranan penting dalam perekonomian suatu Berlakunya MEA telah menimbulkan banyak
negara karena memberikan kontribusi kekhawatiran pada para pelaku UMKM. Para
pemasukan yang besar untuk negara. Selain pelaku UMKM sangat khawatir jika mereka
itu pula UMKM dapat menjadi pemecah tidak dapat bersaing dengan pengusaha dari
permasalah pengangguran yang terjadi di negara ASEAN lainnya dan ditambah dengan
Indonesia. keadaan perekonomian yang tidak stabil pada
Minat masyarakat untuk menjadi pelaku saat ini ditakutkan dapat memicu terjadinya
UMKM tiap tahunnya selalu mengalami suatu krisis perekonomian. Dalam bahasa
peningkatan. Berdasarkan data yang Mandarin kata krisis sendiri adalah  wei
didapat dari Badan Pusat Statistik diketahui ji,dimana setiap kata itu mempunyai makna
bahwa pada tahun 2012 jumlah pelaku khusus. Wei berasal dari kata wei xian yang
UMKM di Indonesia adalah sebanyak artinya bahaya. Di dalam krisis itu ada
56.534.592sedangkan pada tahun 2013 bahaya. Sebaliknya,  ji 
berasal dari kataji
jumlah UMKM di Indonesia mengalami hui  yang artinya kesempatan. Sehingga,
peningkatan sebesar 2,41% yaitu menjadi dalam krisis ada bahaya sekaligus ada
sebanyak 57.895.721. Pemerintah provinsi kesempatan.  Sesungguhnya apabila para
Jawa Barat pada saat ini sedang berusaha pelaku UMKM dapat berfikir secara positif,
untuk meningkatkan jumlah UMKM yaitu maka akan terdapat banyak kesempatan yang
dengan diluncurkannya Program Penciptaan bisa diraih dengan diberlakukannya MEA.
100.000 Wirausaha Baru Provinsi Jawa Pada saat ini terdapat beberapa persoalan
Barat pada bulan Juli 2014. Program ini yang dihadapi oleh para pelaku UMKM di
merupakan program jangka panjang, dimana Indonesia, yaitu: kurangnya pengetahuan
100.000 wirausaha baru ini ditargetkan dapat sehingga produk yang dihasilkan tidak
tercapai dalam jangka waktu empat tahun mampu bersaing secara luas; para
yaitu dari tahun 2014-2018. Pada akhirnya, pelaku UMKM belum bisa memasarkan
program ini diharapkan dapat meningkatkan produknya secara luas padahal penduduk
kesejahteraan masyarakat Jawa Barat, Indonesia sendiri adalah pasar yang sangat
mengurangi jumlah pengangguran, membuka potensial; kurangnya modal sehingga usaha
lapangan kerja baru, dan menekan tingkat mereka tidak dapat berkembang; kurang

Jurnal Penelitian Pendidikan 221


Kompetensi Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) Kota ISSN 1412-565 X
Bandung dalam Mengahadapi Persaingan.... (Tini Martini) e-ISSN 2541-4135

memanfaatkan teknologi secara maksimal dasar yang akan menjadi modal untuk dapat
sehingga kegiatan produksi masih terbatas; bersaing dalam menghadapi MEA.
belum adanya kesadaran dari para pelaku
UMKM untuk mendaftarkan hak paten baik UMKM
itu dari segi merek, logo, maupun formula; Berdasarkan UU No.20 Tahun 2008 tentang
serta tidak mempunyai network yang luas. UMKM, Bab I (Ketentuan Umum) Pasal 1
Zimmerer & Scarborough (2002:41) dinyatakan bahwa Usaha Mikro Kecil &
menyatakan bahwa kompetensi inti (core Menengah (UMKM) adalah usaha produktif
competencies) adalah seperangkat unik milik perseorangan dan/ atau badan usaha
kemampuan yang dikembangkan dalam perseorangan yang memenuhi kriteria UMKM
daerah-daerah operasional kunci, seperti sebagaimana diatur dalam UU tersebut.
mutu, layanan, inovasi, pembangunan tim, UMKM adalah unit usaha yang memiliki
fleksibilitas, cepat tanggap, dan lainnya nilai aset paling banyak Rp.50.000.000,- atau
yang memungkinkan melebihi pesaing. dengan hasil penjualan tahunan paling besar
Kompetensi inti ini akan menjadi dasar Rp.300.000.000,- (Tambunan, 2009:16).
dari keunggulan kompetitif perusahaan dan UMKM tidak dapat berdiri dengan
biasanya bertahan cukup lama. Kompetensi sendirinya. Upaya untuk mengembangkan
yang dimiliki para pelaku UMKM tentunya dan memajukan para pelaku UMKM bisa
merupakan modal yang sangat berharga dilakukan oleh berbagai unsur yang ada
baik itu untuk menghasilkan produk yang di masyarakat baik secara sendiri-sendiri
berkualitas, memasarkan produk, penguasaan maupun dengan cara bekerjasama. Adapun
teknologi, maupun untuk berkomunikasi unsur-unsur yang dapat berkiprah dalam
dengan pelanggan, dll. memajukan para pelaku UMKM tersebut
Setiap pelaku usaha tentunya antara lain: pemerintah baik pusat maupun
menginginkan agar usahanya dapat daerah, institusi pendidikan (perguruan
sustainable, oleh karena itu mereka harus tinggi), lembaga bank yang mempunyai
dapat bersaing dengan pelaku usaha lainnya. tujuan untuk menyalurkan kreditnya sekaligus
Agar dapat bersaing dengan negara-negara sebagai lembaga intermediasi dalam bidang
ASEAN lainnya dalam Masyarakat Ekonomi keuangan, dan lembaga swadaya masyarakat
ASEAN (MEA) maka para pelaku UMKM (LSM) yang mengkhususkan bergerak dalam
harus memiliki berbagai macam kelebihan. pembinaan UKM (Moko, 2008:390-391).
UMKM harus menjaga dan meningkatkan Menurut Nitisusastro (2012:38-39)
daya saing sebagai industri kreatif dan dengan segala keterbatasannya, ternyata
inovatif. Selain itu UMKM juga harus UMKM memiliki sejumlah kekuatan, yaitu:
meningkatkan standar, desain dan kualitas (1) Mengembangkan kreativitas usaha baru,
produk agar sesuai dengan ketentuan (2) Melakukan inovasi, (3) Ketergantungan
ASEAN, misalnya para pelaku UMKM usaha besar terhadap usaha kecil, (4) Daya
bisa melihat pada ketentuan ISO 26000 tahan terhadap krisis.UMKM akan tetap
untuk green product. Berdasarkan berbagai mampu tumbuh dan berkembang namun
macam kompetensi yang ada tentunya para jika diperhatikan lebih seksama lagi, maka
pelaku UMKM harus memiliki kompetensi kelemahan UMKM adalah tidak akan

222 Jurnal Penelitian Pendidikan


Kompetensi Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) Kota ISSN 1412-565 X
Bandung dalam Mengahadapi Persaingan.... (Tini Martini) e-ISSN 2541-4135

mampu mengembangkan usahanya jika menghasilkan keunggulan bersaing bagi


tidak mendapatkan bantuan kucuran dana usahanya (Suryana, 2013: 90).
sebagai modal dalam berkompetisi, oleh Menurut Scarborough, dalam Heru (2009:
karena itu kelemahan-kelemahan yang 38) terdapat sembilan kompetensi yang harus
berupa kurangnya permodalan, kemampuan dimiliki wirausaha yaitu: (1) Kenali bisnis
manajerial, persaingan yang kurang sehat anda, seorang wirausaha dalam melakukan
akan mengakibatkan ruang lingkup usaha kegiatan usaha harus mengetahui dengan
menjadi terbatas.(Suci, 2017:56) jelas bisnis apa yang dilakukan sekarang
Terdapat sejumlah persoalan/ rintangan dan prospek di masa depan; (2) Mengetahui
yang umum dihadapi oleh UMKM di dasar manajemen bisnis, pengetahuan dasar
berbagai daerah, yaitu modal kerja/ investasi, manajemen bisnis merupakan pengetahuan
kesulitan-kesulitan dalam pemasaran, yang harus dan benar-benar dimiliki oleh
distribusi dan pengadaan bahan baku dan wirausaha agar unggul; (3) Memiliki modal
input lainnya, keterbatasan akses ke informasi yang cukup, wirausaha adalah manajer
mengenai peluang pasar, keterbatasan dalam arti memilki kemampuan dalam
pekerja dengan keahlian tinggi (kualitas mengelola usaha; (4) Mengatur keuangan
SDM rendah) dan kemampuan teknologi, secara efisien, wirausaha yang unggul
biaya transportasi dan energi yang tinggi, ketika mampu mengelola keuangan dengan
keterbatasan komunikasi, biaya tinggi akibat efektif; (5) Mengatur waktu secara efisien,
prosedur administrasi dan birokrasi yang wirausahawan harus mampu mengelola
kompleks, khususnya dalam pengurusan izin waktu dengan baik. Adakalanya produk,
usaha dan ketidakpastian akibat peraturan- pemesanan, job dan kegiatan di luar bisnis
peraturan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan cukup tinggi sejalan dengan banyaknya
ekonomi yang tidak jelas atau tidak menentu kolega; (6) Mengelola orang lain, sejalan
arahnya (Tambunan, 2009:75). dengan meningkatnya bisnis, hubungan
antara karyawan, dengan orang lain,
KOMPETENSI pihak luar, masyarakat semakin tinggi; (7)
Kompetensi merupakan karakteristik yang Memuaskan pelanggan dengan menyediakan
menonjol bagi seseorang dan menjadi cara- produk berkualitas tinggi, wirausaha yang
cara berperilaku dan berfikir dalam segala unggul mengajarkan bahwa barang dan jasa
situasi, dan berlangsung dalam periode waktu yang berkualitas tinggi sangat penting dalam
yang lama (Spencer dan Spencer dalam Uno, mempertahankan persaingan; (8) Mengetahui
2007: 63). Kompetensi terbentuk dari sebuah bagaimana cara bersaing, persaingan yang
proses belajar maupun pengalaman yang sehat, mampu menjaga kemitraan sangat
relatif lama. Hal ini merupakan sebuah nilai dibutuhkan bagi kelangsungan bisnis di masa
tambah dari seseorang yang mendukungnya depan; (9) Membuat aturan/ pedoman yang
sebagai modal utama agar dapat bersaing jelas tersurat, aturan yang jelas dan formal
terhadap kompetitor. Seorang wirausahawan sangat dibutuhkan bagi pertanggung jawaban
harus memiliki keunggulan yang merupakan kegiatan dan kelangsungan hidup bisnis.
kekuatan bagi dirinya dan usahanya serta Menurut Heru (2009:41), disebutkan juga
harus memperbaiki kelemahannya agar bahwa kompetensi wirausaha terbagi menjadi

Jurnal Penelitian Pendidikan 223


Kompetensi Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) Kota ISSN 1412-565 X
Bandung dalam Mengahadapi Persaingan.... (Tini Martini) e-ISSN 2541-4135

tujuh, antara lain: (1) Kompetensi hubungan Adapun yang menjadi tujuan dari
antar manusia, (2) Kompetensi teknik, (3) penelitian yang telah dilakukan ini adalah
Kompetensi marketing, (4) Kompetensi untuk mengetahui: (1) Bagaimana gambaran
keuangan, (5) Kompetensi konseptual, (6) umum kompetensi UMKM Kota Bandung?
Kompetensi dalam pengambilan keputusan, (2) Apakah dengan kompetensi yang
(7) Kompetensi dalam mengatur waktu. dimiliki, UMKM Kota Bandung sudah siap
menghadapi persaingan di era MEA? (3)
PERSAINGAN Kompetensi apa sajakah yang harus dimiliki
Pesaing adalah perusahaan yang UMKM dalam menghadapi MEA?
menghasilkan atau menjual barang atau jasa
yang sama atau mirip dengan produk yang kita METODE PENELITIAN
tawarkan (Kasmir, 2013: 279). Persaingan Metode penelitian yang digunakan dalam
berasal dari bahasa Inggris yaitu competition penelitian ini bersifat deskriptif dan
yang berarti persaingan itu sendiri atau verifikatif. Metode deskriptif bertujuan
kegiatan bersaing, pertandingan, kompetisi. untuk menggambarkan sifat sesuatu yang
Sedangkan dalam kamus manajemen, tengah berlangsung pada saat penelitian
persaingan adalah usaha-usaha dari dua belah dilakukan dan untuk memeriksa sebab-sebab
pihak atau lebih perusahaan yang masing- dari suatu gejala tertentu. Dalam penelitian
masing berkegiatan‚ memperoleh pesanan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
dengan menawarkan harga atau syarat yang tentang kompetensi UMKM Kota Bandung
paling menguntungkan (Maribun, 2003: dalam menghadapi persaingan Masyarakat
276). Ekonomi ASEAN.
Agar mampu menghadapi persaingan, Penelitian verifikatif bertujuan untuk
UMKM harus dapat mengidentifikasi seluruh menguji kebenaran suatu hipotesis yang
pesaing yang ada. Hal ini perlu dilakukan agar dilaksanakan melalui pengumpulan data
kita dapat mengetahui secara utuh kondisi di lapangan di mana dalam penelitian ini
pesaing. Identifikasi pesaing ini meliputi: (1) akan diuji apakah terdapat pengaruh antara
Jenis produk yang ditawarkan, (2) Melihat kompetensi UMKM terhadappersaingan
besarnya pasar yang dikuasai (market Masyarakat Ekonomi ASEAN.
share) pesaing, (3) Identifikasi peluang dan Menurut Nazir dalam Riduwan &
ancaman, (4) Identifikasi keunggulan dan Kuncoro (2008:37) populasi adalah wilayah
kelemahan.(Kasmir, 2013:282-283) gerneralisasi yang terdiri dari objek
Menurut Hendro (2011:388) secara garis atau subjek yang menjadi kuantitas dan
besar ada banyak cara pembeda yang sering karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
digunakan oleh perusahaan tetapi sebagian peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
besar perusahaan menggunakan empat cara kesimpulannya. Populasi dalam penelitian
sederhana dalam membedakan sebuah bisnis ini adalah UMKM yang terdapat di Kota
dengan bisnis pesaing, yaitu: (1) Lebih baik Bandung. Berdasarkan data yang diperoleh
(better than), (2) Lebih baru (newer than), (3) dari Kadin Kota Bandung diketahui bahwa
Lebih cepat (faster than), (4) Lebih murah jumlah UMKM Kota Bandung yang terdaftar
(lower price than.) adalah sebanyak 405 UMKM.

224 Jurnal Penelitian Pendidikan


Kompetensi Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) Kota ISSN 1412-565 X
Bandung dalam Mengahadapi Persaingan.... (Tini Martini) e-ISSN 2541-4135

Teknik pengambilan sampel melakukan pengamatan langsung terhadap


menggunakan simple random sampling objek yang diteliti; (4) Studi pustaka, yaitu
yaitu cara pengambilan sampel dari anggota pengumpulan informasi yang berhubungan
populasi dengan menggunakan acak tanpa dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan
memperhatikan strata (tingkatan) dalam permasalahan yang diteliti.
anggota populasi tersebut. Karena penelitian Data yang diperoleh melalui pengisian
ini bersifat sosial, maka taraf kesalahan kuesioner kemudian diolah menggunakan
ditetapkan sebesar 10%. teknik analisis Korelasi Pearson Product
Berdasarkan perhitungan menggunakan Moment (PPM), yang berguna untuk
simple random sampling, maka jumlah mengetahui derajat hubungan antara variabel
sampel dari penelitian ini adalah: bebas (independent) dengan variabel terkait
(dependent). Menurut Riduwan & Kuncoro
N (2008:62) rumus yang digunakan untuk
n=
N d2 +1 mengetahui korelasi PPM adalah sebagai
n= berikut:

n=
n = 80,20 Hubungan antar variabel terdiri dari dua
n ≈ 80
macam yaitu menjadi hubungan/pengaruh
Teknik pengumpulan data, mengacu pada
yang positif dan hubungan dan pengaruh
cara apa yang digunakan untuk memperoleh
yang negatif. Hubungan/pengaruh X dan
data yang diperlukan dalam penelitian.
Y dikatakan positif apabila kenaikan
Kaitannya dalam hal tersebut, serta dengan
(penurunan) X pada umumnya diikuti oleh
melihat konsep analitis dari penelitian
kenaikan (penurunan) Y. Ukuran yang
ini, maka teknik pengumpulan data yang
dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya
digunakan dapat melalui kombinasi secara
hubungan antara X dan Y disebut koefisien
langsung atau tidak.
(r). Nilai koefisien paling sedikit -1 dan
Data yang diperoleh dalam penelitian
paling besar 1 (1< r < 1), artinya jika:
ini didapatkan dengan menggunakan teknik
r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan
sebagai berikut: (1) Angket (kuesioner),
positif (mendekati 1, hubungan sangat
yaitu teknik pengumpulan data melalui
kuat dan positif)
penyebaran seperangkat daftar pertanyaan
r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan
tertulis kepada responden yang menjadi
negatif (mendekati -1, hubungan sangat
anggota sampel penelitian; (2) Wawancara,
kuat dan negatif)
yaitu pengumpulan data atau informasi
r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali dan
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tidak ada hubungan.
kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan
Penentuan koefisien korelasi (r) dalam
mengetahui dengan jelas permasalahan yang
penelitian ini menggunakan koefisien
dikemukakan yaitu mengenai kompetensi
korelasi pearson(Pearson’s product moment),
UMKM dan persaingan usaha; (3) Observasi,
karena penelitian ini memiliki lebih dari satu
yaitu dilakukan dengan meninjau dan
prediktor. X dikatakan mempengaruhi Y,

Jurnal Penelitian Pendidikan 225


Kompetensi Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) Kota ISSN 1412-565 X
Bandung dalam Mengahadapi Persaingan.... (Tini Martini) e-ISSN 2541-4135

jika berubahnya nilai X akan menyebabkan Pengujian signifikansi yang berfungsi


adanya perubahan nilai Y, artinya naik apabila peneliti ingin mencari makna
turunnya X akan membuat nilai Y juga naik generalisasi dari hubungan variabel X
turun, dengan demikian nilai Y ini akan terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut
bervariasi. Namun nilai Y bervariasi tersebut diuji dengan uji signifikansi sebagai berikut:
tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena Hipotesis:
Ha : variabel X berhubungan secara
masih ada faktor lain yang menyebabkannya.
signifikan dengan variabel Y
Besar kecilnya sumbangan variabel X
Ho : variabel X tidak berhubungan secara
terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus
signifikan dengan variabel Y
koefisien determinan sebagai berikut.
KP = r2 x 100% HASIL DAN PEMBAHASAN
Dimana: 1. Kompetensi Usaha Mikro Kecil &
KP = Nilai koefisien determinan Menengah (UMKM)
R = Nilai koefisien korelasi Variabel kompetensi UMKM dalam
(Riduwan & Kuncoro, 2008:62) penelitian ini diukur berdasarkan kompetensi
Tabel 1 hubungan antar manusia (X1), teknik (X2),
Interpretasi Hasil Penelitian
pemasaran (X3), keuangan (X4), konseptual
Kategori Rentang Rata-rata (X5), mengambil keputusan (X6), dan
Tinggi 4,0–5,0 mengatur waktu (X7). Ke tujuhkompetensi
Cukup tinggi 3,0–3,9 untuk mengukur kompetensi UMKM
Kurang 2,0–2,9 tersebut, kemudian dijabarkan ke dalam
Rendah 1,0–1,9 48butir angket, dan diperoleh deskripsi data
Sumber: Sambas Ali Muhidin (2007) sebagai berikut.
Tabel 2
Tanggapan Responden Terhadap Kompetensi UMKM

Alternatif Jawaban Kategori Persentase


1 Tidak pernah 9.5%
2 Jarang 10.4%
3 Kadang-kadang 28.0%
4 Sering 21.7%
5 Selalu 30.5%
  Jumlah 100%
Rata-rata 3,52
Sumber: Jawaban responden
Tabel di atas menunjukkan bahwa pilihan menunjukkan bahwa secara umum responden
responden untuk setiap pernyataan angket pengusaha UMKM di Kota Bandung
pada variabel kompetensi UMKM tersebar memiliki kemampuan/kompetensi UMKM
pada lima alternatif jawaban, yaitu selalu (5) yang cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh
dengan persentase 30,5%, sering (4) sebesar rata-rataskor data sebesar 3,52 yang ada pada
21,7%,kadang-kadang (3) sebesar 28,0%, kategori cukup tinggi (lihat tabel interpretasi
jarang (2) sebesar 10,4%, dan tidak pernah hasil penelitian).
(1) sebesar 9,5%, Temuan penelitian ini juga Selanjutnya terkait dengan gambaran

226 Jurnal Penelitian Pendidikan


Kompetensi Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) Kota ISSN 1412-565 X
Bandung dalam Mengahadapi Persaingan.... (Tini Martini) e-ISSN 2541-4135

dimensi-dimensi yang membentuk sebagai berikut.


kompetensi UMKM dapat terlihat pada data
Tabel 3
Tanggapan Responden Terhadap Kompetensi Hubungan Antar Manusia

Alternatif Jawaban Kategori Persentase


1 Tidak pernah 5.0%
2 Jarang 7.1%
3 Kadang-kadang 14.2%
4 Sering 19.6%
5 Selalu 54.2%
  Jumlah 100%
Rata-rata 4,11
Sumber: Jawaban responden
Tabel di atas menunjukkan bahwa pilihan adalah kompetensi wirausaha yang
responden untuk setiap pernyataan angket berhubungan dengan kemampuan menjaga,
pada kompetensi hubungan antar manusia membangun, mengembangkan, hubungan
tersebar pada lima alternatif jawaban, yaitu baik dengan orang, serta pihak yang
selalu (5) dengan persentase 54,2%, sering berkepentingan dengan aktivitas perusahaan,
(4) sebesar 19,6%,kadang-kadang (3) sebesar seperti dengan: rekan kerja, karyawan,
14,2%, jarang (2) sebesar 7,1%, dan tidak penyalur barang, pemasok bahan, investor,
pernah (1) sebesar 5%, Temuan penelitian kreditur, masyarakat (Heru, 2009:41).
ini juga menunjukkan bahwa secara umum Kompetensi hubungan antar manusia ini
responden pengusaha UMKM di Kota meliputi berkomunikasi dengan baik kepada
Bandung memiliki kemampuan/kompetensi konsumen, tidak pernah membuat konsumen
hubungan antar manusia yang tinggi. Hal ini kecewa, cepat tanggap (fast response) dalam
ditunjukkan oleh rata-rataskor data sebesar melayani konsumen, tetangga tidak terganggu
4,11 yang ada pada kategori tinggi (lihat dengan aktivitas usaha, membayar tagihan
tabel interpretasi hasil penelitian). supplier dengan tepat waktu, dan usaha yang
Kompetensi hubungan antar manusia dijalani menarik perhatian investor.

Tabel 4
Tanggapan Responden Terhadap Kompetensi Teknik

Alternatif Jawaban Kategori Persentase


1 Tidak pernah 4.6%
2 Jarang 7.5%
3 Kadang-kadang 26.7%
4 Sering 30.8%
5 Selalu 30.4%
  Jumlah 100%
Rata-rata 3,75
Sumber: Jawaban responden

Jurnal Penelitian Pendidikan 227


Kompetensi Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) Kota ISSN 1412-565 X
Bandung dalam Mengahadapi Persaingan.... (Tini Martini) e-ISSN 2541-4135

Tabel di atas menunjukkan bahwa pilihan hasil penelitian).


responden untuk setiap pernyataan angket Kompetensi teknik adalah kompetensi
pada kompetensi teknik tersebar pada lima wirausaha yang berhubungan dengan
alternatif jawaban, yaitu selalu (5) dengan teknik, cara, bahan serta tenaga kerja
persentase 30,8%, sering (4) sebesar yang menghasilkan berang dan jasa yang
30,46%,kadang-kadang (3) sebesar 26,7%, dihasilkan perusahaan (Heru, 2009:41).
jarang (2) sebesar 7,5%, dan tidak pernah Kompetensi teknik ini meliputiproduk/ jasa
(1) sebesar 4,6%, temuan penelitian ini juga yang dihasilkan tidak mengalami kegagalan,
menunjukkan bahwa secara umum responden konsumen puas terhadap produk/ jasa,
pengusaha UMKM di Kota Bandung kegiatan usaha dilakukan dengan efektif
memiliki kemampuan/kompetensi teknik dan efisien, menyelesaikan orderan dari
yang cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh konsumen dengan tepat waktu, merasa puas
rata-rataskor data sebesar 3,75 yang ada pada dengan peralatan yang dimiliki, dankaryawan
kategori cukup tinggi (lihat tabel interpretasi mengikuti prosedur kerja dengan benar.
Tabel 5
Tanggapan Responden Terhadap Kompetensi Pemasaran
Alternatif Jawaban Kategori Persentase
1 Tidak pernah 22.9%
2 Jarang 13.8%
3 Kadang-kadang 23.8%
4 Sering 17.9%
5 Selalu 21.7%
  Jumlah 100%
Rata-rata 3,02
Sumber: Jawaban responden

Tabel di atas menunjukkan bahwa pilihan hasil penelitian).


responden untuk setiap pernyataan angket Kompetensi pemasaran adalah kompetensi
pada kompetensi pemasaran tersebar pada wirausaha yang berkaitan dengan kemampuan
lima alternatif jawaban, yaitu selalu (5) wirausaha di bidang pemasaran produk
dengan persentase 30,8%, sering (4) sebesar (Heru, 2009:41). Kompetensi pemasaran ini
30,46%,kadang-kadang (3) sebesar 26,7%, meliputiproduk/jasa dikenal oleh konsumen,
jarang (2) sebesar 7,5%, dan tidak pernah menggunakan sosial media dalam kegiatan
(1) sebesar 4,6%, Temuan penelitian ini juga pemasaran, memiliki follower/ friends yang
menunjukkan bahwa secara umum responden banyak dalam sosial media, melakukan
pengusaha UMKM di Kota Bandung interaksi dengan konsumen dalam sosial
memiliki kemampuan/kompetensi pemasaran media, menggunakan market place dalam
yang cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh memasarkan produk/jasa, dan jumlah
rata-rataskor data sebesar 3,02 yang ada pada penjualan sesuai dengan target yang sudah
kategori cukup tinggi (lihat tabel interpretasi ditetapkan.

228 Jurnal Penelitian Pendidikan


Kompetensi Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) Kota ISSN 1412-565 X
Bandung dalam Mengahadapi Persaingan.... (Tini Martini) e-ISSN 2541-4135

Tabel 6
Tanggapan Responden Terhadap Kompetensi Keuangan

Alternatif Jawaban Kategori Persentase


1 Tidak pernah 9.2%
2 Jarang 19.6%
3 Kadang-kadang 30.0%
4 Sering 9.2%
5 Selalu 32.1%
  Jumlah 100%
Rata-rata 3,35
Sumber: Jawaban responden
Tabel di atas menunjukkan bahwa pilihan menguntungkan, membuat anggaran yang
responden untuk setiap pernyataan angket tepat dan membagi laba atas keuntungan
pada kompetensi keuangan tersebar pada usaha dengan memuaskan semua pihak
lima alternatif jawaban, yaitu selalu (5) yang berkepentingan (Heru, 2009:41).
dengan persentase 32,1%, sering (4) sebesar Kompetensi keuangan ini meliputimembuat
9,2%,kadang-kadang (3) sebesar 30,0%, laporan keuangan, perhitungan keuangan,
jarang (2) sebesar 19,6%, dan tidak pernah modal usaha, modal usaha digunakan
(1) sebesar 9,2%, Temuan penelitian ini juga untuk keperluan pribadi,dana tambahan dari
menunjukkan bahwa secara umum responden investor/ bank, dan memberikan keuntungan
pengusaha UMKM di Kota Bandung (bagi hasil) berdasarkan kesepakatan awal
memiliki kemampuan/kompetensi keuangan kepada investor. Modal adalah faktor
yang cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh yang mempunyai peran cukup penting
rata-rataskor data sebesar 3,35 yang ada pada dalam proses produksi, karena modal
kategori cukup tinggi (lihat tabel interpretasi diperlukan ketika pengusaha hendak
hasil penelitian). mendirikan perusahaan baru atau untuk
Kompetensi keuangan adalah kompetensi memperluas usaha yang sudah ada, tanpa
wirausaha dalam mengelola keuangan, modal yang cukup maka akan berpengaruh
terutama mencari sumber pendanaan terhadap kelancaran usaha, sehingga akan
yang paling murah, menggunakan mempengaruhi pendapatan yang diperoleh
dan menginvestasikan dana yang (Dewi, 2014:579).
Tabel 7
Tanggapan Responden Terhadap Kompetensi Konseptual
Alternatif Jawaban Kategori Persentase
1 Tidak pernah 16.7%
2 Jarang 11.7%
3 Kadang-kadang 33.3%
4 Sering 15.4%
5 Selalu 22.9%
  Jumlah 100%
Rata-rata 3,16
Sumber: Jawaban responden

Jurnal Penelitian Pendidikan 229


Kompetensi Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) Kota ISSN 1412-565 X
Bandung dalam Mengahadapi Persaingan.... (Tini Martini) e-ISSN 2541-4135

Tabel di atas menunjukkan bahwa pilihan Kompetensi konseptual adalah kompetensi


responden untuk setiap pernyataan angket yang dimiliki oleh wirausahawan yang
pada kompetensi konseptual tersebar pada berhubungan dengan kemampuan untuk
lima alternatif jawaban, yaitu selalu (5) membuat konsep kegiatan, event, produk
dengan persentase 22,9%, sering (4) sebesar yang baik. Konsep tersebut apabila dijalankan
15,4%,kadang-kadang (3) sebesar 33,3%, dapat berhasil (Heru, 2009:41). Kompetensi
jarang (2) sebesar 11,7%, dan tidak pernah konseptual ini meliputi mengeluarkan
(1) sebesar 16,7%. Temuan penelitian ini produk baru minimal satu tahun sekali,
juga menunjukkan bahwa secara umum produk mengikuti trend/perkembangan
responden pengusaha UMKM di Kota zaman, kemasan produk/tempat usaha
Bandung memiliki kemampuan/kompetensi menarik perhatian konsumen,tidak meniru
konseptual yang cukup tinggi. Hal ini produk lain,mengikuti kegiatan pelatihan,
ditunjukkan oleh rata-rataskor data sebesar danmelakukan riset untuk mengetahui
3,16 yang ada pada kategori cukup tinggi keinginan konsumen.
(lihat tabel interpretasi hasil penelitian).
Tabel 8
Tanggapan Responden Terhadap Kompetensi Mengambil Keputusan
Alternatif Jawaban Kategori Persentase
1 Tidak pernah 8.3%
2 Jarang 9.6%
3 Kadang-kadang 45.0%
4 Sering 22.1%
5 Selalu 15.0%
  Jumlah 100%
Rata-rata 3,26
Sumber: Jawaban responden

Tabel di atas menunjukkan bahwa pilihan kategori cukup tinggi (lihat tabel interpretasi
responden untuk setiap pernyataan angket hasil penelitian).
pada kompetensi mengambil keputusan Kompetensi mengambil keputusan adalah
tersebar pada lima alternatif jawaban, yaitu kompetensi yang dimiliki oleh wirausahawan
selalu (5) dengan persentase 15,0%, sering yang berkaitan dengan kemampuan
(4) sebesar 22,1%, kadang-kadang (3) untuk mengambil keputusan dengan tepat
sebesar 45,0%, jarang (2) sebesar 9,6%, (Heru, 2009:41). Kompetensi ini meliput
dan tidak pernah (1) sebesar 8,3%. Temuan imengambil resiko, keputusan yang ambil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa disukai karyawan, dapat memprediksi pasar
secara umum responden pengusaha UMKM (selera konsumen), keputusan yang diambil
di Kota Bandung memiliki kemampuan/ selalu tepat dan menguntungkan, keputusan
kompetensi mengambil keputusan yang selalu didukung oleh investor, dan membeli
cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh rata- bahan baku sebelum mengalami kenaikan
rataskor data sebesar 3,26 yang ada pada harga.

230 Jurnal Penelitian Pendidikan


Kompetensi Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) Kota ISSN 1412-565 X
Bandung dalam Mengahadapi Persaingan.... (Tini Martini) e-ISSN 2541-4135

Tabel 9
Tanggapan Responden Terhadap Kompetensi Mengatur Waktu

Alternatif Jawaban Kategori Persentase


1 Tidak pernah 2.9%
2 Jarang 5.4%
3 Kadang-kadang 22.5%
4 Sering 30.8%
5 Selalu 38.3%
  Jumlah 100%
Rata-rata 3,96
Sumber: Jawaban responden
Tabel di atas menunjukkan bahwa pilihan Sekaitan dengan kompetensi UMKM
responden untuk setiap pernyataan angket di atas, secara empirik diperoleh informasi
pada kompetensi mengatur waktu tersebar bahwa kompetensi hubungan antar manusia
pada lima alternatif jawaban, yaitu selalu merupakan kompetensi yang dominan
(5) dengan persentase 15,0%, sering (4) dimiliki dalam membentuk kompetensi
sebesar 22,1%, kadang-kadang (3) sebesar UMKM di Kota Bandung. Rata-rata
45,0%, jarang (2) sebesar 9,6%, dan tidak skornya adalah 4,11. Temuan ini sekaligus
pernah (1) sebesar 8,3%. Temuan penelitian juga mengindikasikan bahwa kompetensi
ini juga menunjukkan bahwa secara umum UMKM di Kota Bandung yang paling tinggi
responden pengusaha UMKM di Kota adalah kompetensi hubungan antar manusia,
Bandung memiliki kemampuan/kompetensi dibandingkan dengan kompetensi UMKM
mengatur waktu yang cukup tinggi. Hal ini lainnya.
ditunjukkan oleh rata-rataskor data sebesar Sementara kompetensi terendah adalah
3,96 yang ada pada kategori cukup tinggi kompetensi pemasaran. Rata-rata skornya
(lihat tabel interpretasi hasil penelitian). sebesar 3,02, lebih kecil dibandingkan
Kompetensi mengatur waktu adalah dengan rata-rata skor kompetensi UMKM
kompetesi yang dimiliki oleh wirausahawan lainnya. Temuan penelitian ini sekaligus
yang berhubungan dengan kemampuan juga mengindikasikan bahwa kompetensi
mengatur waktu dengan efisien (Heru, pemasaran lebih rendah jika dibandingkan
2009:41). Kompetensi ini meliputi kompetensihubungan antar manusia, teknik,
mempunyai jadwal kerja, barang diproduksi keuangan, konseptual, mengambil keputusan,
dengan tepat waktu, mampu membuat skala mengatur waktu, dan persaingan bisnis.
prioritas, tidak pernah membuang-buang Secara keseluruhan, temuan empirik
waktu, mengerjakan pekerjaan sesuai dengan tentang gambaran tingkat penguasaan
jadwal yang telah dibuat, dan konsumen kompetensi UMKM di Kota Bandung tampak
tidak perlu menunggu lama untuk melakukan pada tabel berikut.
pembelian produk/jasa.

Jurnal Penelitian Pendidikan 231


Kompetensi Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) Kota ISSN 1412-565 X
Bandung dalam Mengahadapi Persaingan.... (Tini Martini) e-ISSN 2541-4135

Tabel 10
Rata-rata Penguasaan Kompetensi UMKM di Kota Bandung
No. Kompetensi UMKM Rata-rata Kategori
1 Hubungan antar manusia 4.11 Tinggi
2 Teknik 3.75 Cukup Tinggi
3 Pemasaran 3.02 Cukup Tinggi
4 Keuangan 3.35 Cukup Tinggi
5 Konseptual 3.16 Cukup Tinggi
6 Mengambil keputusan 3.26 Cukup Tinggi
7 Mengatur waktu 3.96 Cukup Tinggi
Rata-rata 3,52 Cukup Tinggi
Sumber: Jawaban responden
2. Persaingan Bisnis UMKM konsumen yang berada di luar kota, produk
Variabel persaingan bisnisUMKM dalam (barang/jasa) yang ditawarkan lebih murah
penelitian ini diukur berdasarkan produk dibandingkan kompetitor, dan mempunyai
barang/jasa dapat diterima oleh konsumen, anggaran khusus untuk melakukan kegiatan
kualitas produk (barang/jasa) lebih bagus/ promosi. Ukuran-ukuran yang membentuk
unggul dibandingkan kompetitor, produk persaingan bisnis UMKM tersebut, diperoleh
(barang/jasa) dikenal oleh banyak orang, deskripsi data sebagai berikut.
produk (barang/jasa) sudah terjual kepada
Tabel 11
Tanggapan Responden Terhadap Persaingan Bisnis UMKM

Alternatif Jawaban Kategori Persentase


1 Tidak pernah 6.7%
2 Jarang 8.3%
3 Kadang-kadang 28.3%
4 Sering 27.5%
5 Selalu 29.2%
  Jumlah 100%
Rata-rata 3,64
Sumber: Jawaban responden
Tabel di atas menunjukkan bahwa rataskor data sebesar 3,64 yang ada pada
pilihan responden untuk setiap pernyataan kategori cukup tinggi (lihat tabel interpretasi
angket pada persaingan bisnis tersebar hasil penelitian).
pada lima alternatif jawaban, yaitu selalu
(5) dengan persentase 29,2%, sering (4) 3. Kompetensi yang harus dimiliki
sebesar 27,5%, kadang-kadang (3) sebesar UMKM
28,3%, jarang (2) sebesar 8,3%, dan tidak Kompetensi yang harus dimiliki UMKM
pernah (1) sebesar 6,7%. Temuan penelitian didapatkan dari pemeringkatan kompetensi
ini juga menunjukkan bahwa secara umum UMKM yang terdiri dari kompetensi
persaingan bisnis UMKM di Kota Bandung hubungan antar manusia, teknik, pemasaran,
cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh rata- keuangan, konsepsitual, mengambil

232 Jurnal Penelitian Pendidikan


Kompetensi Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) Kota ISSN 1412-565 X
Bandung dalam Mengahadapi Persaingan.... (Tini Martini) e-ISSN 2541-4135

keputusan, dan mengatur waktu. yang kurang penting berdasarkan persepsi


Penyusunan peringkat ini dilakukan dengan para pelaku UMKM, sehingga kita dapat
cara mengurutkan kompetensi UMKM dari mengetahui kompetensi apa saja yang paling
yang paling penting hingga kompetensi dibutuhkan UMKM.
Tabel 12
Kompetensi yang harus dimiliki UMKM
No. Kompetensi UMKM Score Persentase
1 Hubungan antar manusia 384 19,03 %
2 Teknik 252 12,49 %
3 Pemasaran 316 15,66 %
4 Keuangan 268 13,28 %
5 Konseptual 328 16,25 %
6 Mengambil keputusan 222 11 %
7 Mengatur waktu 248 12,29 %
Jumlah 2018 100 %
Sumber: Jawaban responden
Tebel di atas menunjukkan bahwa persaingan bisnis sebesar 41,3% Namun
kompetensi yang yang paling dibutuhkan demikian persaingan bisnis ini tidak hanya
UMKM adalah kompetensi hubungan antar dipengaruhi oleh kompetensi UMKM, ada
manusia yaitu sebesar 19,03%, kemudian faktor lain (epsilon) yang juga berpengaruh.
diikuti kompetisi konseptual yaitu sebesar Dengan demikian, hasil penelitian ini
16,25%, kompetensi pemasaran yaitu sebesar mengindikasikan bahwa semakin tinggi
15,66%, kompetensi keuangan yaitu sebesar kompetensi UMKM yang dimiliki
13,28%, kompetensi teknik yaitu sebesar pengusaha, maka akan diikuti oleh semakin
12,49%, kompetensi mengatur waktu yaitu tingginya persaingan UMKM di Kota
sebesar 12,29%, dan yang terakhir adalah Bandung. Sehingga dapat diketahui bahwa
mengambil keputusan yaitu sebesar 11%. UMKM Kota Bandung masih memerlukan
Temuan ini menunjukkan bahwa kompetensi peningkatan kompetensi agar dapat bersaing
utama yang harus dimiliki para pelaku di era MEA.
UMKM agar dapat bersaing di era MEA Sedangkan untuk kompetensi yang harus
adalah kompetensi hubungan antar manusia. dimiliki oleh UMKM, berdasarkan data yang
Selanjutnya sekaitan pengaruh penguasaan diperoleh ternyata kompetensi hubungan
kompetensi UMKM terhadap persaingan antar manusia mendapatkan nilai yang
bisnis UMKM, dapat dijelaskan sebagai paling besar yaitu 19,03%, kemudian diikuti
berikut. Secara empiris, hasil penelitian kompetisi konseptual yaitu sebesar 16,25%,
ini menginformasikan bahwa kompetensi dan kompetensi pemasaran yaitu sebesar
UMKM memberikan pengaruh terhadap 15,66%. Ketiga jenis kompetensi tersebut
persaingan bisnis UMKM di Kota Bandung mempunyai pengaruh yang sangat penting
hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian bagi keberlangsungan usaha.
bahwa besarnya koefisien determinasi yang Pengusaha harus dapat menjalin hubungan
diberikan oleh kompetensi UMKM terhadap yang baik dengan karyawan dan mitra kerja,

Jurnal Penelitian Pendidikan 233


Kompetensi Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) Kota ISSN 1412-565 X
Bandung dalam Mengahadapi Persaingan.... (Tini Martini) e-ISSN 2541-4135

seperti supplier maupun agen-agen yang SIMPULAN


membantu memasarkan produk, karena 1. UMKM di Kota Bandung memiliki
dapat dapat memberikan dampak hubungan kemampuan/kompetensi hubungan antar
yang baik dengan konsumen. Semakin kuat manusia sebesar 4,11 yang ada pada
hubungan, semakin kecil atau semakin kategori tinggi; kemampuan/kompetensi
hubungan tersebut akan berakhir. Kualitas teknik sebesar 3,75 yang ada pada
dari suatu hubungan yang terbina dengan kategori cukup tinggi; kemampuan/
baik, sangat membantu perusahaan untuk kompetensi pemasaran sebesar 3,02
mengontrol masa depan dan kelangsungan yang ada pada kategori cukup tinggi;
hidup usahanya (Jasfar, 2009:163). kemampuan/kompetensi keuangan
Organisasi bisnis akan berhasil mencapai sebesar 3,35 yang ada pada kategori
tujuannya apabila mampu memenuhi cukup tinggi; kemampuan/kompetensi
keinginan konsumennya, sehingga mereka konseptual sebesar 3,16 yang ada pada
harus mampu menciptakan produk yang sesuai kategori cukup tinggi; kemampuan/
dengan keinginan konsumen. Pengembangan kompetensi mengambil keputusan
produk merupakan upaya perusahaan sebesar 3,26 yang ada pada kategori
untuk memperbaiki, memodifikasi produk cukup tinggi; kemampuan/kompetensi
lama, maupun menciptakan produk baru mengatur waktu sebesar 3,96 yang ada
yang bertujuan untuk mengikuti keinginan pada kategori cukup tinggi.
konsumen serta agar dapat memenuhi 2. Kompetensi UMKM memberikan
tuntutan pasar. (Yamit, 2011:34). pengaruh terhadap persaingan bisnis
Pemasaran adalah suatu proses dimana UMKM di Kota Bandung sebesar 41,3%.
seseorang atau kelompok dapat memenuhi Sehingga dapat diketahui bahwa UMKM
kebutuhan dan keinginan konsumen melalui Kota Bandung masih belum siap dalam
penciptaan, penawaran dan pertukaran menghadapi persaingan dalam era MEA.
barang dan jasa. Kepuasan yang dirasakan 3. Kompetensi yang harus dimiliki UMKM
oleh konsumen, akan menimbulkan respon Kota Bandung adalah kompetensi
positif berupa terjadinya pembelian ulang hubungan antar manusia (19,03%),
dan menganjurkan konsumen lain agar kompetisi konseptual (16,25%), serta
membeli produk yang sama (Alma, 2007:5). kompetensi pemasaran (15,66%).

DAFTAR RUJUKAN
Alma, B. (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
Dewi, P. M. (2014). Pengaruh Modal, Tingkat Pendidikan dan Teknologi Terhadap Pendapatan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) di Kawasan Imam Bonjol Denpasar Barat. Ekonomi Pembangunan
Universitas Udayana Vol.3 No.12
Hendro. (2011). Dasar-Dasar Kewirausahaan: Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan
Memasuki Dunia Bisnis. Jakarta: Erlangga.
Heru, K. HC. R, (2009). Kewirausahaan Entrepreneurship Pendekatan Manajemen dan Praktik. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Jasfar, F. (2009). Manajemen Jasa: Pendekatan Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kasmir. (2013). Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

234 Jurnal Penelitian Pendidikan


Kompetensi Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) Kota ISSN 1412-565 X
Bandung dalam Mengahadapi Persaingan.... (Tini Martini) e-ISSN 2541-4135

Maribun, B. N. (2003). Kamus Manajemen. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.


Moko, A. P. (2008). Entrepreneurship: dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia.Bandung: Alfabeta.
Muhidin, S. A. (2007). Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.
Nitisusastro, M. (2012). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Bandung: Alfabeta.
Riduwan., & Kuncoro, E. A. (2008). Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung:
Alfabeta.
Suryana. (2013). Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat
Tambunan, T. T. H. (2009). UMKM di Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Uno, H. B. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Yamit, Z. (2011). Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: Ekonisia.
Suci, Y. R. (2017). Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Indonesia. Jurnal Ilmiah Cano
Ekonomos Vol 6 No 1 Januari 2017.51-58.
Zimmerer, T W., & Scarborough, N. M. (2002). Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil. Jakarta:
Prenhallindo.

Jurnal Penelitian Pendidikan 235

Anda mungkin juga menyukai