ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum kompetensi, kesiapan UMKM dalam bersaing dalam
era MEA dengan kompetensi yang dimiliki, serta kompetensi apa saja yang harus dimiliki UMKM Kota Bandung.
Penelitian ini menggunakanteknik analisis korelasi Pearson Product Momentyaitu dengan meneliti kompetensi
dan daya saing UMKM. Penelitian ini menggunakan 80 orang responden UMKM Kota Bandung.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kompetensi hubungan antar manusia termasuk dalam kategori tinggi, kompetensi pemasaran
adalah yang paling rendah. Adapun korelasi antara kompetensi dan persaingan bisnis adalah sebesar 41,3%.
Serta kompetensi yang harus dimiliki adalah kompetensi hubungan antar manusia, kompetensi konseptual, dan
kompetensi pemasaran.
Kata kunci: kompetensi, persaingan, UMKM
ABSTRACT
This study aims to unveil the general description of competence and the readiness of UMKM (Micro, Small and
Medium-sized Enterprises)to compete in the era of MEA (ASEAN Economic Community), and what competencies
should be possessed by the UMKMin Bandung. This research uses Pearson Product Moment correlation analysis
technique which examines the competencies and competitiveness of UMKM. This study involves 80 respondents
of UMKM in Bandung. The results show that the human relations competency rankswithin high category, while
marketing competency is at the lowest rank. The correlation between competence and business competition is
41.3%. Meanwhile, the competencies that must be possessedarehuman relations competencies, conceptual
competencies, and marketing competencies.
Keywords: competence, competition, UMKM
memanfaatkan teknologi secara maksimal dasar yang akan menjadi modal untuk dapat
sehingga kegiatan produksi masih terbatas; bersaing dalam menghadapi MEA.
belum adanya kesadaran dari para pelaku
UMKM untuk mendaftarkan hak paten baik UMKM
itu dari segi merek, logo, maupun formula; Berdasarkan UU No.20 Tahun 2008 tentang
serta tidak mempunyai network yang luas. UMKM, Bab I (Ketentuan Umum) Pasal 1
Zimmerer & Scarborough (2002:41) dinyatakan bahwa Usaha Mikro Kecil &
menyatakan bahwa kompetensi inti (core Menengah (UMKM) adalah usaha produktif
competencies) adalah seperangkat unik milik perseorangan dan/ atau badan usaha
kemampuan yang dikembangkan dalam perseorangan yang memenuhi kriteria UMKM
daerah-daerah operasional kunci, seperti sebagaimana diatur dalam UU tersebut.
mutu, layanan, inovasi, pembangunan tim, UMKM adalah unit usaha yang memiliki
fleksibilitas, cepat tanggap, dan lainnya nilai aset paling banyak Rp.50.000.000,- atau
yang memungkinkan melebihi pesaing. dengan hasil penjualan tahunan paling besar
Kompetensi inti ini akan menjadi dasar Rp.300.000.000,- (Tambunan, 2009:16).
dari keunggulan kompetitif perusahaan dan UMKM tidak dapat berdiri dengan
biasanya bertahan cukup lama. Kompetensi sendirinya. Upaya untuk mengembangkan
yang dimiliki para pelaku UMKM tentunya dan memajukan para pelaku UMKM bisa
merupakan modal yang sangat berharga dilakukan oleh berbagai unsur yang ada
baik itu untuk menghasilkan produk yang di masyarakat baik secara sendiri-sendiri
berkualitas, memasarkan produk, penguasaan maupun dengan cara bekerjasama. Adapun
teknologi, maupun untuk berkomunikasi unsur-unsur yang dapat berkiprah dalam
dengan pelanggan, dll. memajukan para pelaku UMKM tersebut
Setiap pelaku usaha tentunya antara lain: pemerintah baik pusat maupun
menginginkan agar usahanya dapat daerah, institusi pendidikan (perguruan
sustainable, oleh karena itu mereka harus tinggi), lembaga bank yang mempunyai
dapat bersaing dengan pelaku usaha lainnya. tujuan untuk menyalurkan kreditnya sekaligus
Agar dapat bersaing dengan negara-negara sebagai lembaga intermediasi dalam bidang
ASEAN lainnya dalam Masyarakat Ekonomi keuangan, dan lembaga swadaya masyarakat
ASEAN (MEA) maka para pelaku UMKM (LSM) yang mengkhususkan bergerak dalam
harus memiliki berbagai macam kelebihan. pembinaan UKM (Moko, 2008:390-391).
UMKM harus menjaga dan meningkatkan Menurut Nitisusastro (2012:38-39)
daya saing sebagai industri kreatif dan dengan segala keterbatasannya, ternyata
inovatif. Selain itu UMKM juga harus UMKM memiliki sejumlah kekuatan, yaitu:
meningkatkan standar, desain dan kualitas (1) Mengembangkan kreativitas usaha baru,
produk agar sesuai dengan ketentuan (2) Melakukan inovasi, (3) Ketergantungan
ASEAN, misalnya para pelaku UMKM usaha besar terhadap usaha kecil, (4) Daya
bisa melihat pada ketentuan ISO 26000 tahan terhadap krisis.UMKM akan tetap
untuk green product. Berdasarkan berbagai mampu tumbuh dan berkembang namun
macam kompetensi yang ada tentunya para jika diperhatikan lebih seksama lagi, maka
pelaku UMKM harus memiliki kompetensi kelemahan UMKM adalah tidak akan
tujuh, antara lain: (1) Kompetensi hubungan Adapun yang menjadi tujuan dari
antar manusia, (2) Kompetensi teknik, (3) penelitian yang telah dilakukan ini adalah
Kompetensi marketing, (4) Kompetensi untuk mengetahui: (1) Bagaimana gambaran
keuangan, (5) Kompetensi konseptual, (6) umum kompetensi UMKM Kota Bandung?
Kompetensi dalam pengambilan keputusan, (2) Apakah dengan kompetensi yang
(7) Kompetensi dalam mengatur waktu. dimiliki, UMKM Kota Bandung sudah siap
menghadapi persaingan di era MEA? (3)
PERSAINGAN Kompetensi apa sajakah yang harus dimiliki
Pesaing adalah perusahaan yang UMKM dalam menghadapi MEA?
menghasilkan atau menjual barang atau jasa
yang sama atau mirip dengan produk yang kita METODE PENELITIAN
tawarkan (Kasmir, 2013: 279). Persaingan Metode penelitian yang digunakan dalam
berasal dari bahasa Inggris yaitu competition penelitian ini bersifat deskriptif dan
yang berarti persaingan itu sendiri atau verifikatif. Metode deskriptif bertujuan
kegiatan bersaing, pertandingan, kompetisi. untuk menggambarkan sifat sesuatu yang
Sedangkan dalam kamus manajemen, tengah berlangsung pada saat penelitian
persaingan adalah usaha-usaha dari dua belah dilakukan dan untuk memeriksa sebab-sebab
pihak atau lebih perusahaan yang masing- dari suatu gejala tertentu. Dalam penelitian
masing berkegiatan‚ memperoleh pesanan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
dengan menawarkan harga atau syarat yang tentang kompetensi UMKM Kota Bandung
paling menguntungkan (Maribun, 2003: dalam menghadapi persaingan Masyarakat
276). Ekonomi ASEAN.
Agar mampu menghadapi persaingan, Penelitian verifikatif bertujuan untuk
UMKM harus dapat mengidentifikasi seluruh menguji kebenaran suatu hipotesis yang
pesaing yang ada. Hal ini perlu dilakukan agar dilaksanakan melalui pengumpulan data
kita dapat mengetahui secara utuh kondisi di lapangan di mana dalam penelitian ini
pesaing. Identifikasi pesaing ini meliputi: (1) akan diuji apakah terdapat pengaruh antara
Jenis produk yang ditawarkan, (2) Melihat kompetensi UMKM terhadappersaingan
besarnya pasar yang dikuasai (market Masyarakat Ekonomi ASEAN.
share) pesaing, (3) Identifikasi peluang dan Menurut Nazir dalam Riduwan &
ancaman, (4) Identifikasi keunggulan dan Kuncoro (2008:37) populasi adalah wilayah
kelemahan.(Kasmir, 2013:282-283) gerneralisasi yang terdiri dari objek
Menurut Hendro (2011:388) secara garis atau subjek yang menjadi kuantitas dan
besar ada banyak cara pembeda yang sering karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
digunakan oleh perusahaan tetapi sebagian peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
besar perusahaan menggunakan empat cara kesimpulannya. Populasi dalam penelitian
sederhana dalam membedakan sebuah bisnis ini adalah UMKM yang terdapat di Kota
dengan bisnis pesaing, yaitu: (1) Lebih baik Bandung. Berdasarkan data yang diperoleh
(better than), (2) Lebih baru (newer than), (3) dari Kadin Kota Bandung diketahui bahwa
Lebih cepat (faster than), (4) Lebih murah jumlah UMKM Kota Bandung yang terdaftar
(lower price than.) adalah sebanyak 405 UMKM.
n=
n = 80,20 Hubungan antar variabel terdiri dari dua
n ≈ 80
macam yaitu menjadi hubungan/pengaruh
Teknik pengumpulan data, mengacu pada
yang positif dan hubungan dan pengaruh
cara apa yang digunakan untuk memperoleh
yang negatif. Hubungan/pengaruh X dan
data yang diperlukan dalam penelitian.
Y dikatakan positif apabila kenaikan
Kaitannya dalam hal tersebut, serta dengan
(penurunan) X pada umumnya diikuti oleh
melihat konsep analitis dari penelitian
kenaikan (penurunan) Y. Ukuran yang
ini, maka teknik pengumpulan data yang
dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya
digunakan dapat melalui kombinasi secara
hubungan antara X dan Y disebut koefisien
langsung atau tidak.
(r). Nilai koefisien paling sedikit -1 dan
Data yang diperoleh dalam penelitian
paling besar 1 (1< r < 1), artinya jika:
ini didapatkan dengan menggunakan teknik
r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan
sebagai berikut: (1) Angket (kuesioner),
positif (mendekati 1, hubungan sangat
yaitu teknik pengumpulan data melalui
kuat dan positif)
penyebaran seperangkat daftar pertanyaan
r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan
tertulis kepada responden yang menjadi
negatif (mendekati -1, hubungan sangat
anggota sampel penelitian; (2) Wawancara,
kuat dan negatif)
yaitu pengumpulan data atau informasi
r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali dan
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tidak ada hubungan.
kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan
Penentuan koefisien korelasi (r) dalam
mengetahui dengan jelas permasalahan yang
penelitian ini menggunakan koefisien
dikemukakan yaitu mengenai kompetensi
korelasi pearson(Pearson’s product moment),
UMKM dan persaingan usaha; (3) Observasi,
karena penelitian ini memiliki lebih dari satu
yaitu dilakukan dengan meninjau dan
prediktor. X dikatakan mempengaruhi Y,
Tabel 4
Tanggapan Responden Terhadap Kompetensi Teknik
Tabel 6
Tanggapan Responden Terhadap Kompetensi Keuangan
Tabel di atas menunjukkan bahwa pilihan kategori cukup tinggi (lihat tabel interpretasi
responden untuk setiap pernyataan angket hasil penelitian).
pada kompetensi mengambil keputusan Kompetensi mengambil keputusan adalah
tersebar pada lima alternatif jawaban, yaitu kompetensi yang dimiliki oleh wirausahawan
selalu (5) dengan persentase 15,0%, sering yang berkaitan dengan kemampuan
(4) sebesar 22,1%, kadang-kadang (3) untuk mengambil keputusan dengan tepat
sebesar 45,0%, jarang (2) sebesar 9,6%, (Heru, 2009:41). Kompetensi ini meliput
dan tidak pernah (1) sebesar 8,3%. Temuan imengambil resiko, keputusan yang ambil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa disukai karyawan, dapat memprediksi pasar
secara umum responden pengusaha UMKM (selera konsumen), keputusan yang diambil
di Kota Bandung memiliki kemampuan/ selalu tepat dan menguntungkan, keputusan
kompetensi mengambil keputusan yang selalu didukung oleh investor, dan membeli
cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh rata- bahan baku sebelum mengalami kenaikan
rataskor data sebesar 3,26 yang ada pada harga.
Tabel 9
Tanggapan Responden Terhadap Kompetensi Mengatur Waktu
Tabel 10
Rata-rata Penguasaan Kompetensi UMKM di Kota Bandung
No. Kompetensi UMKM Rata-rata Kategori
1 Hubungan antar manusia 4.11 Tinggi
2 Teknik 3.75 Cukup Tinggi
3 Pemasaran 3.02 Cukup Tinggi
4 Keuangan 3.35 Cukup Tinggi
5 Konseptual 3.16 Cukup Tinggi
6 Mengambil keputusan 3.26 Cukup Tinggi
7 Mengatur waktu 3.96 Cukup Tinggi
Rata-rata 3,52 Cukup Tinggi
Sumber: Jawaban responden
2. Persaingan Bisnis UMKM konsumen yang berada di luar kota, produk
Variabel persaingan bisnisUMKM dalam (barang/jasa) yang ditawarkan lebih murah
penelitian ini diukur berdasarkan produk dibandingkan kompetitor, dan mempunyai
barang/jasa dapat diterima oleh konsumen, anggaran khusus untuk melakukan kegiatan
kualitas produk (barang/jasa) lebih bagus/ promosi. Ukuran-ukuran yang membentuk
unggul dibandingkan kompetitor, produk persaingan bisnis UMKM tersebut, diperoleh
(barang/jasa) dikenal oleh banyak orang, deskripsi data sebagai berikut.
produk (barang/jasa) sudah terjual kepada
Tabel 11
Tanggapan Responden Terhadap Persaingan Bisnis UMKM
DAFTAR RUJUKAN
Alma, B. (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
Dewi, P. M. (2014). Pengaruh Modal, Tingkat Pendidikan dan Teknologi Terhadap Pendapatan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) di Kawasan Imam Bonjol Denpasar Barat. Ekonomi Pembangunan
Universitas Udayana Vol.3 No.12
Hendro. (2011). Dasar-Dasar Kewirausahaan: Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan
Memasuki Dunia Bisnis. Jakarta: Erlangga.
Heru, K. HC. R, (2009). Kewirausahaan Entrepreneurship Pendekatan Manajemen dan Praktik. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Jasfar, F. (2009). Manajemen Jasa: Pendekatan Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kasmir. (2013). Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.