Anda di halaman 1dari 7

ANALISA KELAYAKAN UKM TOKO KELONTONG RUMAHAN

DISUSUN OLEH :

Jihad Al Sapto

173112700150024

UNIVERSITAS NASIONAL

FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS

TEKNIK MESIN

2019/2020
I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ilmu ekonomi teknik adalah merupakan cabang dari ilmu ekonomi dasar yang membahas tentang
permasalahan didalam sektor perekonomian yang sangat komplek dan sering menjadi permasalahan
dalam dunia perekonomian. Bahkan sering kali permasalahan perekonomian tersebut membutuhkan
pemikiran yang terintegrasi dari berbagai macam cabang ilmu lain untuk menyelesaikannya.

Ekonomi teknik memiliki pengertian suatu disiplin ilmu yang berkaitan dengan aspek – aspek ekonomi
dalam segi teknik, yang terdiri atas evaluasi sistematis dari biaya-biaya dan manfaat-manfaat usulan
proyek teknik. Ekonomi teknik merupakan suatu alat analisis pengambilan keputusan kuantitatif yang
menitik beratkan pada aspek ekonomi dalam bidang teknik.

Merencanakan sebuah usaha perlu perhitungan yang tepat. Hal tersebut dilakukan agar usaha yang
dijalankan memiliki arah dan tujuan yang jelas serta pengelolaan suatu usaha diharapkan akan
mendatangkan penghasilan dan kepuasan bagi pemiliknya. Pencapaian tujuan usaha harus memenuhi
beberapa kriteria kelayakan usaha. Jika diihat dari segi bisnis, suatu usaha sebelum dijalankan harus
dinilai layak atau tidak layak untuk dijalankan. Agar tujuan pendirian usaha dapat tercapai sesuai
keinginan, sebaiknya terlebih dahulu dilakukan sebuah studi tentang analisis kelayakan usaha.

Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan suatu unit usaha kecil yang mampu berperan dan berfungsi
sebagai katup pengaman baik dalam menyediakan alternatif kegiatan usaha produktif, alternatif
penyaluran kredit, maupun dalam hal penyerapan tenaga kerja.

Usaha kecil dan menengah (UKM) memegang peranan penting dalam ekonomi Indonesia, baik ditinjau
dari segi jumlah usaha (establishment) maupun dari segi penciptaan lapangan kerja. Berdasarkan survei
yang dilakukan oleh BPS dan Kantor Menteri Negara untuk Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
(Menegkop & UKM), usaha-usaha kecil termasuk usaha-usaha rumah tangga atau mikro (yaitu usaha
dengan jumlah total penjualan (turn over) setahun yang kurang dari Rp. 1 milyar), pada tahun 2000
meliputi 99,9 persen dari total usaha-usaha yang bergerak di Indonesia. Sedangkan usaha-usaha
menengah (yaitu usaha-usaha dengan total penjualan tahunan yang berkisar antara Rp. 1 Milyar dan Rp.
50 Milyar) meliputi hanya 0,14 persen dari jumlah total usaha. Dengan demikian, potensi UKM sebagai
keseluruhan meliputi 99,9 per sen dari jumlah total usaha yang bergerak di Indonesia.

Data-data tersebut menunjukkan bahwa UKM berada di sebagian besar sektor usaha yang ada di
Indonesia. Apabila mau dicermati lebih jauh, pengembangan sektor swasta, khususnya UKM, perlu
untuk dilakukan mengingat sektor ini memiliki potensi untuk menjaga kestabilan perekonomian,
peningkatan tenaga kerja, meningkatkan PDB, mengembangkan dunia usaha, dan penambahan APBN
dan APBD melalui perpajakan.
Eksistensi UKM dalam menyokong perekonomian Indonesia tak dapat diragukan lagi. UKM telah terbukti
mampu bertahan dan menjadi roda penggerak utama perekonomian Indonesia selama terjadi krisis.
Dalam perkembangan persebaran UKM dari tahun 1998 hingga tahun 2005 masih didominasi oleh UKM
yang bergerak di bidang pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan. Kemudian disusul oleh sector
perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan paling sedikit adalah UKM yang bergerak di sektor listrik,
gas dan air bersih

Interview kepada pemilik UKM adalah salah satu tujuam untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan
usaha yang telah dibangun, bagaimana cara pengelolaan keuangannya, sehingga layak atau tidaknya
sebuah usaha kecil menengah yang didirikan dapat diketahui. Oleh karena itu, paper ini saya buat untuk
mengetahui perkembangan dalam UKM toko kelontang.

Rumusan Masalah

1. Toko kelontong manakah yang lebih unggul

2. Layak atau tidakkah kedua toko kelontong ini

3. Berapakah perhitungan pendapatan dan pengeluaran kedua toko kelontong ini dengan
menggunakan ilmu ekonomi teknik

Tujuan

Tujuan melakukan “Analisa Kelayakan Usaha Kecil Menengah Toko Kelontong Rumahan” yaitu untuk
mengetahui, menganalisa investasi, Menganalisa apakah layak atau tidaknya suatu UKM toko kelontong
dalam bidang ilmu ekonomi teknik serta menghitung pendapatan dan pengeluaraan suatu Usaha Kecil
Menengah (UKM) menggunakan formula excel melalui metode IRR (Internal Rate of Return) dan BC
Ratio.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Definisi dan konsep UKM berbeda menurut setiap negara. Oleh karena itu, memang sulit
membandingkan pentingnya atau peran UKM antar negara. Tidak ada kesepakatan umum dalam
membedakan sebuah usaha mikro dan usaha kecil atau sebuah usaha kecil dari sebuah usaha
menengah, dan yang terakhir ini dari sebuah usaha besar. Bahkan dibanyak negara, definisi UKM
berbeda antar sektor, misalnya di Thailand, India dan Cina, atau bahkan berbeda antar lembaga atau
departemen pemerintah, misalnya; Indonesia dan Pakistan. (Tambunan, 2009 : 10).

UKM adalah singkatan dari usaha kecil dan menengah. UKM adalah salah satu bagian penting dari
perekonomian suatu negara maupun daerah, begitu juga dengan negara indonesia UKM ini sangat
memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. UKM ini juga sangat membantu
negara/pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan lewat UKM juga banyak tercipta unit-
unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah
tangga. (M.Tohar,1999:2)

UKM perlu mendapatkan perhatian yang khusus dan di dukung oleh informasi yang akurat, agar terjadi
lahan bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dalam daya saing usaha, Kinerja
nyata yang dihadapi oleh sebagian besar usaha terutama mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di
Indonesia yang paling menonjol adalah rendahnya tingkat produktivitas, rendahnya nilai tambah, dan
rendahnya kualitas produk. Walau diakui bahwa UMKM menjadi lapangan kerja bagi sebagian besar
pekerja di Indonesia, tetapi kontribusi dalam pengeluaran nasional di katagorikan rendah. Hal ini
dikarenakan oleh UMKM. Kondisi ini merefleksikan produktivitas sektor mikro dan kecil yang rendah bila
di bandingkan dengan usaha yang lebih besar. (M.Tohar,1999:2)

B. Pembahasan

Ekonomi Teknik adalah suatu ilmu pengetahuan yang berorientasi pada pengungkapan dan perhitungan
nilai-nilai ekonomis yang terkandung dalam suatu rencana kegiatan teknik. Untuk mewujudkan suatu
kebutuhan, manusia akan dihadapkan pada sebuah alternative. Alternatif tersebut bisa dalam bentuk
rencana, prosedur, metode dll. Sehingga persoalan ini akan berkaitan dengan penerapan kegiatan
keteknikan. Dimana pada umumnya kegiatan teknik akan melibatkan biaya awal ( investasi). Suatu
investasi merupakan kegiatan menanamkan modal jangka panjang, dimana selain investasi tersebut
perlu pula disadari dari awal bahwa investasi akan diikuti oleh sejumlah pengeluaran lain yang secara
periodik perlu dipersiapkan. Pengeluaran tersebut terdiri dari biaya operasional (operation cost), biaya
perawatan (maintenance cost), dan biaya- biaya lainnya yang tidak dapat dihindarkan, Terdapat
berbagai metode dalam mengevaluasi kelayakan investasi dan yang umum dipakai, yaitu: metode Net
Present Value (NPV), metode Annual Equivalent (AE), metode Internal Rate of Return (IRR), metode
Benefit Cost Ratio (BCR), metode Payback Period (PBP).

Metode yang digunakan dalam mengevaluasi kelayakan investasi pada tugas akhir ini adalah:
a. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah salah satu metode untuk mengukur tingkat investasi. Tingkat investasi adalah suatu tingkat
bunga di mana seluruh net cash flow setelah dikalikan discount factor atau telah di-present value-kan,
nilainya sama dengan initial investment (biaya invetasi). Apabila kita membandingkan rumus IRR.dengan
rumus NPV, kita akan melihat sedikit perbedaan, yaitu pada metode NPV rate of return ( k ) diasumsikan
diketahui. Sedangkan pada metode IRR, nilai r harus diketahui dengan asumsi nilai NPV sama dengan
nol. Pada umumnya, masalah yang sering kita hadapi dalam perhitungan IRR adalah menentukan berapa
besar nilai r pada kondisi NPV sama dengan nol. Nilai r ini dapat diketahui dengan cara trial & error.
Caranya adalah dengan menentukan sembarang nilai runtuk dasar perhitungan discount rate sehingga
kita dapat menghitung nilai present value dari cash inflow. Apabila hasil perhitungan present value dari
cashinflow tersebut lebih rendah daripada present value cash outflow, maka tingkat bunga sebagai
dasar perhitungan discount factor harus diturunkan.

b. Metode Benefit Cost Ratio (BCR)

Metode BCR adalah salah satu metode yang sering digunakan dalam tahap-tahap evaluasi awal
perencanaan investasi atau sebagai analisa tambahan dalamrangka mengvalidasi hasil evaluasi yang
telah dilakukan dengan metode lainnya.Metode BCR ini memberikan penekanan terhadap nilai
perbandingan antara aspek manfaat (benefit) yang akan ditanggung (cost) dengan adanya investasi
tersebut.

Pembahasan hasil analisis

Dari analisis yang dilakukan terhadap kedua UKM toko Kelontong di atas, di dapat bahwa pada toko
kelontong “Yudi” dengan jumlah investasi Rp 4.000.000, pendapatan Rp 22.500.000 per tahun,
pengeluaran atau biaya Rp 3.400.000 per tahun maka dapat diperoleh nilai F (yang akan datang) sebesar
Rp 400.000. Sedangkan pada toko kelontong “Rafiko” dengan jumlah investasi Rp 3.500.000,
pendapatan Rp. 20.700.000 per tahun, pengeluaran atau biaya Rp. 1.750.000 per tahun maka dapat
diperoleh nilai F (yang akan datang) sebesar Rp. 350.000.

Analisis kelayakan yang diperoleh pada UKM toko kelontong Yudi dan toko kelontong rafiko dengan
menggunakan metode B/C Ratio secara berturut-turut adalah 40,22% dan 43,37%. Berdasarkan hasil
tersebut dapat diketahui bahwa UKM toko kelontong tersebut layak untuk tetap didirikan. Hal ini
disebabkan nilai B/C Ratio yang diperoleh ≥1. Sedangkan dengan menggunakan metode IRR dalam
analisa kelayakan yang diperoleh pada toko kelontong Yudi dan toko kelontong Rafiko secara berturut-
turut adalah 2,61% dan 2,82%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa kedua UKM tersebut,
sama- sama tidak layak untuk didirikan. Hal ini disebabkan nilai IRR yang diperoleh lebih kecil daripada
MARR (IRR≤MARR) sehingga kedua toko kelontong tersebut tidak layak untuk tetap didirikan.

IV. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil observasi yang telah

dilakukan sebagai berikut lain :

1. Dengan menggunakan metode B/C Ratio dan metode IRR dapat menunjukkan bahwa toko
kelontong Yudi dan Toko kelontong Rafiko layak untuk tetap didirikan. Hal ini disebabkan nilai B/C Ratio
yang diperoleh ≥1.

2. UKM tersebut sama - sama tidak layak untuk didirikan. Hal ini disebabkan

nilai IRR yang diperoleh lebih kecil daripada MARR (IRR≤MARR)

sehingga kedua UKM tersebut tidak layak untuk tetap didirikan.

3. Toko kelontong Rafiko lebih unggul daripada toko kelontong Yudi karena niali IRR nya jauh lebih
tinggi.

4. Terdapat berbagai metode dalam mengevaluasi kelayakan investasi dan yang umum dipakai, yaitu:
metode NPV, AE, IRR, BCR, PBP.

5. Pendapatan yang diperoleh oleh UKM ini tidak akan sama setiap tahunnya karena hal tersebut
dipengaruhi oleh minat konsumen, tetapi dalam analisis ini diambil rata-rata pengeluaran dan
pendapatan tiap tahunnya.
DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, Sri. 2008. 1 dekade pasca-krisis Indonesia. Yogyakarta : Penerbit

Kanisius.

Anonim. 2010. Petunjuk Praktikum Ekonomi Teknik. Jember : Laboratorium

Manajemen Agroindustri Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember.

Anonim. 2010. Usaha Kecil dan Menengah. http://id.wikipedia.org/wiki.

diakses tanggal 5 Juli 2014.

Firdausy, Carunia Mulya. 2010. Prospek Bisnis UKM dalam Era Perdagangan

Bebas dan Otonomi Daerah. Jakarta : Rajawali Press.

Giatman, M. 2007. Ekonomi Teknik. Jakarta : Rajawali Press.

Anda mungkin juga menyukai