Anda di halaman 1dari 10

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Usaha Kecil Menengah dalam Menerapkan Standar secara Konsisten

(Danar A. Susanto, Febrian Isharyadi dan Novin Aliyah)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI USAHA KECIL MENENGAH DALAM


MENERAPKAN STANDAR SECARA KONSISTEN
The Factors are Affecting Small and Medium Enterprises on Applying Standards
Consistently

Danar A. Susanto, Febrian Isharyadi dan Novin Aliyah

Pusat Penelitian dan Pengembangan Standardisasi, Badan Standardisasi Nasional


Gedung BPPT I, Lantai 13, Jl. M. H. Thamrin No. 8, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, 10340, DKI Jakarta, Indonesia
E-mail: danar@bsn.go.id

Diterima: 3 Mei 2016, Direvisi: 1 Juli 2016, Disetujui: 18 Juli 2016

Abstrak

Usaha Kecil dan Menengah merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian negara. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik tahun 2000, sumbangan UKM dalam output nasional (Product Domestic Regional Bruto)
sebesar 56,7 % dan ekspor non migas 15 %. Disamping itu, UKM memberi kontribusi sekitar 99% pada jumlah
badan usaha dan menyerap 99,6% jumlah tenaga kerja di Indonesia. Peranan UKM dalam perekonomian bangsa
harus terus ditingkatkan melalui peningkatan daya saing produk dengan penerapan standar. Penerapan standar
memberikan manfaat positif bagi UKM. Hal ini dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 bahwa
pelaku usaha mikro dan kecil diberikan pembinaan paling sedikit berupa fasilitas pembiayaan dan pemeliharaan
sertifikasi. Namun, bantuan pemerintah yang kurang efektif dan efisien karena tidak tepat sasaran menyebabkan
ketergantungan masyarakat terhadap bantuan tersebut. Upaya menjaga efektivitas pembinaan dalam fasilitasi
pembiayaan dan pemeliharaan sertifikasi perlu dilakukan, diantaranya melalui penelitian untuk mengetahui
kriteria UKM yang mampu menerapkan standar secara konsisten. UKM yang digunakan dalam penelitian ini telah
menerapkan standar yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data diperoleh melalui metode wawancara
memakai kuesioner. Metode analisis yang digunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan 4 variabel dari
6 variabel independent berpengaruh signifikan terhadap konsistensi UKM dalam menerapkan standar yaitu nilai
penjualan, komitmen UKM, inovasi, dan permintaan konsumen. Variabel tipe UKM dan bantuan pemerintah tidak
signifikan berpengaruh terhadap penerapan standar secara konsisten.
Kata Kunci: UKM, sertifikasi, penerapan standar, konsisten.

Abstract

The Small and Medium Enterprises is one important part of the country economy. Based on data of BPS Statistic
Indonesia in 2000, the contribution of SMEs in national output (Product Domestic Regional Bruto) amounted 56.7
% and 15% in the non oil-gas exports. Beside that SMEs contribute around 99% on business entities and
absorption 99.6% on Indonesia labour amount. The role of SMEs in the national economy should be improved by
increasing the products competitiveness with standard implementation. The standard implementation provides
positive benefits for SMEs. It declared on Act Number 20 of 2014 that the micro and small businessesmen given
guidance at least for certification financing facility and maintenance. However, Government aids were less
effective and efficient because not on target cause people's reliance on the aids. The efforts kept to guidance
effectiveness on certification financing facilitation and maintenance is necessary to do, including through the
research to determine the criteria for SMEs whom able to apply the standards consistently. The SMEs were
taking in this study had implemented standard where chosen with purposive sampling method. The data taken
through interview method used questionnaires. The analytical method used chi-square test. The research result
showed 4 variables from 6 independent variables took effect significant with SMEs consistency on standard
implementation i.e. sales value, SMEs commitment, innovation, and consumer demand. the SMEs types and
government aids variables not significant took effect with standards implementation consistently.
Keywords: SMEs, certification, standard implementation, consistent.

1. PENDAHULUAN (Souza-Poza, Altinkilinc, & Searcy, 2009)


termasuk di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang sangat signifikan ternyata tidak
Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan lepas dari peran UKM yang menopang
salah satu usaha yang sudah teruji daya pertumbuhan ekspor dan impor.
tahannya pada krisis multi dimensional di dunia
129
Jurnal Standardisasi Volume 18 Nomor 2, Juli 2016: Hal 129 - 138

Peran UKM yang begitu besar dan Athanassiadis, Aggelopoulos, & Giompliakis,
signifikan harus terus dijaga dan dikembangkan 2009 dan Poksinska, Eklund & Dahlgaard,
untuk dapat bersaing pada era persaingan global 2006), rendahnya kesadaran pengusaha, beban
(Meliala, Matondang & Sari, 2014). Oleh karena biaya pengujian sertifikasi yang terlalu mahal,
itu, UKM perlu dikembangkan dengan tujuan serta minimnya kesadaran dan kepedulian
meningkatkan pendapatan pengusaha dan masyarakat terhadap aspek-aspek kesehatan,
mengatasi pengangguran. Ketatnya persaingan keselamatan dan lingkungan pada suatu produk
yang dihadapi produk ekspor Indonesia yang menjadi persoalan (Sulisto, 2016).
termasuk produk UKM diperlukan langkah- Melihat kendala yang dialami UKM
langkah strategis, baik jangka panjang maupun tersebut, maka sesuai dengan UU nomor 20
jangka pendek. Langkah-langkah strategis tahun 2014, terhadap pelaku usaha mikro dan
jangka panjang tersebut diarahkan untuk kecil diberikan pembinaan paling sedikit berupa
mengembangkan sumber daya manusia, fasilitas pembiayaan dan pemeliharaan
teknologi dan jaringan bisnis secara global, sertifikasi. Bantuan pemerintah yang diberikan
sedangkan langkah-langkah strategis jangka kepada UKM ini perlu direncanakan,
pendek diantaranya melakukan diversifikasi dimonitoring dan dievaluasi agar efektif dan
produk, menjalin kerjasama dengan pemerintah efisien serta tepat sasaran. Upaya menjaga
dan perusahaan besar, produksi, memperkuat efektifitas pembinaan yang berupa fasilitasi
akses ke sumber-sumber informasi, dan pembiayaan dan pemeliharaan sertifikasi perlu
perbaikan mutu (Hafsah, 2015). Menurut Meliala dilakukan untuk mengetahui UKM seperti apa
dkk., (2014) salah satu langkah yang harus yang layak diberikan bantuan oleh pemerintah
dilakukan UKM untuk meningkatkan daya saing sehingga mampu menerapkan standar secara
dan memenangkan persaingan dalam konsisten dari variabel-variabel yang
perdagangan adalah menjaga kualitas produk mempengaruhinya. Tujuan penelitian ini adalah
secara konsisten. untuk mengetahui faktor-faktor yang harus
Kualitas suatu produk atau jasa menjadi dimiliki UKM yang dapat menerapkan standar
salah satu aspek strategis yang perlu secara konsisten sehingga layak mendapatkan
diperhatikan dalam pengembangkan UKM di bantuan pemerintah berupa sertifikasi dan
Indonesia. Salah satu cara yang bisa dilakukan pemeliharaan sertifikasi.
untuk menjaga dan meningkatkan kualitas
produk adalah dengan penerapan standar.
Penerapan standar pada UKM mampu 2. TINJAUAN PUSTAKA
memberikan manfaat yang cukup besar baik
secara finansial ataupun non finansial (Bayati & 2.1 Usaha Kecil dan Menengah
Taghavi, 2007; Huarng, Horng & Chen, 1999; Menurut perspektif perkembangannya, UKM
Prajogo & Brown, 2006; Demirbag, Tatoglu, dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat)
Tekinkus & Zaim, 2006; Samat, Ramayah & kelompok yaitu:
Yusoff, 2009; Srivastav, 2010; Psomas,
Pantouvakis & Kafetzopoulos, 2013; Gotzamani, a. Livelihood activities, merupakan UKM yang
2004; Rinawati, Susanty & Sari, 2015). Manfaat digunakan sebagai kesempatan kerja untuk
yang diperoleh diantaranya peningkatan mencari nafkah, yang lebih umum dikenal
produktivitas, penurunan persentase cacat sebagai sektor informal. Contohnya
produksi, tingkat persediaan, penurunan biaya pedagang kaki lima.
perilaku dan moral pekerja, serta peningkatan b. Micro enterprise, merupakan UKM yang
kepercayaan konsumen. Penerapan standar memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki
yang mampu memberikan manfaat bagi sifat kewirausahaan.
konsumen yaitu memudahkan konsumen dalam c. Small dynamic enterprise, merupakan UKM
memilih produk. Menurut hasil penelitian yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan
International Organization for Standardization mampu menerima pekerjaan subkontrak dan
(ISO), salah satu manfaat penerapan standar ekspor
adalah membantu peningkatan kualitas barang d. Fast moving enterprise, merupakam UKM
dan jasa (ISO, 2014). yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan
Berdasarkan manfaat tersebut, UKM akan melakukan transformasi menjadi usaha
dianjurkan dapat menerapkan standar pada besar (Rahmana, 2008).
kegiatannya. Namun, berbagai macam kendala Berdasarkan Undang-Undang No. 20
dihadapi oleh UKM dalam menerapkan standar Tahun 2008, usaha mikro, kecil dan menengah
(Rodríguez-Escobar, Gonzalez-Benito & dibedakan sesuai kriteria berikut:
Martínez-Lorente, 2006) yaitu kurangnya
pengetahuan, kurangnya sumberdaya (Karipidis,
130
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Usaha Kecil Menengah dalam Menerapkan Standar secara Konsisten
(Danar A. Susanto, Febrian Isharyadi dan Novin Aliyah)

Tabel 1 Kriteria usaha mikro, kecil, dan penelitian ini lebih melihat faktor-faktor
menengah. tradisional berikut:
a. Tipe UKM
Ukuran Kriteria
Tipe UKM dibedakan berdasarkan kriteria
Usaha Asset Omset menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008,
yaitu usaha kecil dan usaha menengah. Tipe
Usaha Mikro Maksimal 50 Maksimal UKM digunakan untuk menguji apakah ada
juta 300 juta perbedaan antara tipe usaha kecil dan usaha
menengah terhadap penerapan standar secara
Usaha Kecil > 50 juta – Maksimal konsisten. Asal usul perusahaan, lamanya
500 juta 300 juta perusahaan tersebut telah beroperasi, ukuran
Usaha > 500 juta – > 2,5 – 50 perusahaan, dan sumber pendanaannya
Menengah 10 milyar milyar dikategorikan sebagai faktor karakteristik dari
UKM (Langenberg & Indarti, 2004 dan Storey,
Sumber: Sekretariat Negara Republik Indonesia (2008). 1994).
b. Komitmen UKM
2.2 Penerapan Standar Sikap atau perilaku anggota organisasi pada
Standardisasi adalah proses merencanakan, umumnya dipengaruhi sistem nilai yang dianut
merumuskan, menetapkan, menerapkan, dalam organisasi dan dipengaruhi oleh perilaku
memberlakukan, memelihara, dan mengawasi pimpinannya (Stephen P. Robbins & Judge,
standar yang dilaksanakan secara tertib dan 2009). Dimensi komitmen pimpinan yang
bekerja sama dengan semua pemangku dikemukakan Sangadji (2009) yaitu:
kepentingan (Sekretariat Negara Republik  Komitmen efektif, yaitu tingkat seberapa jauh
Indonesia, 2014). Penerapan standar dilakukan seorang pimpinan secara emosi terikat,
dengan cara menerapkan persyaratan terhadap mengenal dan terlibat dalam organisasi.
barang, jasa, sistem, proses, atau personal.
 Komitmen berkelanjutan, yaitu suatu
Penerapan standar dilaksanakan secara penilaian terhadap biaya yang terkait dengan
sukarela atau dapat diberlakukan secara wajib. meninggalkan organisasi.
Penerapan standar pada UKM memberikan
kontribusi yang positif yaitu:  Komitmen normatif merujuk kepada tingkat
seberapa jauh seseorang secara psychology
a. Membantu peningkatan kualitas barang dan terkait menjadi bagian dari organisasi yang
jasa. didasarkan pada perasaan seperti kesetiaan,
b. Membantu pertumbuhan, mengurangi biaya afeksi, kepemilikan, kebanggaan dan lain-
dan meningkatkan keuntungan bisnis. lain.
c. Membuat bisnis memiliki keunggulan c. Permintaan Konsumen
kompetitif. Produk dengan berbagai jenis membanjir di
d. Membuka pasar ekspor bagi produk dan jasa. pasar dalam perdagangan bebas. Konsumen
e. Membukakan pintu bagi pelanggan baru dan memiliki banyak alternatif untuk memenuhi
memperkuat bisnis yang sedang berjalan. kebutuhannya. Perusahaan dituntut untuk
f. Membantu berkompetisi dengan perusahaan- mampu merumuskan dan menciptakan suatu
strategi bersaing yang tepat untuk dapat
perusahaan besar.
mengalahkan rivalnya dalam berkompetisi.
g. Meningkatkan kredibilitas dan mejaga Hanya perusahaan yang memiliki daya saing
kepercayaan pelanggan. strategis berkelanjutan yang akan menang
h. Mempertajam proses bisnis dan dalam persaingan. Kualitas produk yang tinggi
meningkatkan efisiensi. merupakan salah satu dari lima keunggulan
i. Memperkuat daerah pemasaran. kompetitif yang dapat dipergunakan untuk
unggul dalam persaingan bisnis. Kualitas produk
j. Membantu mematuhi aturan (International
yang tinggi dapat dipergunakan sebagai senjata
Organization for Standardization, 2014).
ampuh untuk menang dalam persaingan. Produk
dikatakan berkualitas apabila dapat memenuhi
2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi kebutuhan dan melebihi harapan konsumen,
Penerapan Standar serta memenuhi dimensi kualitas dari segi
Menurut Langenberg dan Indarti (2004), UKM performa (performance), keistimewaan
Indonesia umumnya dikelola secara tradisional (features), keandalan (reliability), konformasi
dalam produksi dan pemasaran sehingga (conformance), daya tahan (durability),
kemampuan pelayanan (service ability), estetika
131
Jurnal Standardisasi Volume 18 Nomor 2, Juli 2016: Hal 129 - 138

(aesthetics), dan kualitas yang dipersepsikan dua atau lebih proporsi sampel. Uji Chi-Square
(perceived quality). Dimensi kualitas untuk jasa diterapkan pada kasus yang akan diuji memiliki
dapat diukur dari bukti langsung (tangibles), frekuensi yang akan diamati (data observasi)
empati (empaty), keandalan (reliability), daya untuk membuktikan atau menunjukkan adanya
tanggap (responsiveness), dan jaminan perbedaan secara nyata atau frekuensinya tidak
(assurance). Dampak yang ditimbulkan dengan diharapkan. Chi-Square adalah teknik analisis
kualitas produk yang tinggi adalah produk tetap yang digunakan untuk menentukan perbedaan
diminati konsumen sehingga tetap eksis di frekuensi observasi (Oi) dengan frekuensi
pasaran. Apabila kualitas produk yang ekspektasi atau frekuensi harapan (Ei) suatu
dihasilkannya jelek, maka akan timbul reaksi kategori tertentu yang dihasilkan. Uji ini dapat
terbuka maupun tertutup dari konsumen. dilakukan pada data diskrit atau frekuensi.
Konsumen akan secara langsung mengetahui
bahwa perusahaan yang menghasilkannya tidak
3. METODE PENELITIAN
baik pula.
d. Bantuan Pemerintah
Metode pengambilan data dalam penelitian ini
Menurut Manning & Effendi (1991) sektor UKM
melalui wawancara menggunakan kuesioner
adalah bagian dari sistem ekonomi kota dan
yang terstruktur pada UKM penerap SNI. Data
desa yang belum mendapatkan bantuan
populasi UKM penerap standar (SNI) yang
ekonomi dari pemerintah atau belum mampu
digunakan adalah data populasi UKM yang
menggunakan bantuan yang telah disediakan
mendapatkan fasilitasi penerapan standar oleh
atau telah menerima bantuan tetapi belum
Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2007-
sanggup dikembangkan. Bantuan pemerintah
2013 dan data peserta SNI Award dari Pusat
digunakan sebagi faktor untuk menduga apakah
Sistem Penerapan Standar (PSPS-BSN) tahun
mempunyai peranan dalam penerapan standar
2009-2014, sedangkan teknik pengambilan
oleh UKM secara konsisten.
sampel menggunakan purposive sampling.
e. Inovasi Sampel harus mengandung dua kriteria yaitu
Thompson (1965) mendefinisikan innovasi cermat (accuracy) dan tepat (precission).
sebagai pembangkit, penerimaan dan penerapan Menurut pendapat Hair, Black, Babin, Anderson,
ide baru, proses, produk atau jasa. Menurut & Tatham (2006), Ferdinand (2006) dan Ghozali
Samir & Larso (2011) aspek inovasi mencakup (2004) untuk menguji sampel terhadap
empat bagian yaitu produk, proses, organisasi, parameter pengujian diperlukan jumlah sampel
dan pemasaran. Aspek inovasi yang diukur oleh minimal 5 kali variabel bebas/indikator, sehingga
peneliti mencakup salah satu atau semua aspek minimal diperlukan jumlah sampel 30 responden.
dari produk, proses, organisasi, dan pemasaran. Variabel bebas/indikator yang digunakan dalam
f. Nilai Penjualan penelitian ini ada 6 sehingga minimal jumlah
sampel adalah 30 responden.
Tujuan perusahaan pada umumnya
memaksimumkan nilai perusahaan (firm value). Sampel yang dipilih untuk memperoleh
Nilai penjualan perusahaan yang tinggi menjadi data primer dalam penelitian ini adalah
cerminan positif atas kinerja perusahaan entrepreneur (pemilik atau manajer) UKM
sehingga dapat menarik investor untuk penerap standar, karena berdasarkan observasi,
menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. entrepreneur (pemilik atau manajer) UKM
Sugihen (2003) meneliti kaitan pertumbuhan penerap standar merupakan subjek penelitian
penjualan sebagai proksi produktivitas aktiva yang memahami bagaimana usaha dijalankan.
terhadap kinerja keuangan, ditemukan bahwa Variabel penelitian meliputi enam variabel bebas
pertumbunan penjualan berpengaruh positif yaitu jenis UKM (X1), komitmen UKM (X2),
terhadap kinerja keuangan yang diukur dari bantuan pemerintah (X3), keinginan konsumen
profitabilitas. (X4), inovasi produk (X5), jumlah produksi
(jumlah pelanggan/penjualan) (X6) dan
penerapan standar secara konsisten (Y).
2.4 Uji Chi Square Penelitian ini akan melihat hubungan antara
Uji Chi-Square disebut dengan Kai Kuadrat. Uji UKM penerap standar dengan faktor-faktor yang
chi-square adalah salah satu uji statistik mempengaruhinya.
nonparametik (distribusi yang besaran-besaran Metode analisis yang digunakan adalah metode
populasinya tidak diketahui) yang sering deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Metode
digunakan dalam penelitian dengan dua variabel. deskriptif kualitatif dipakai untuk memperoleh
Data kedua variabel dihitung menggunakan uji gambaran langsung dari UKM dalam
tersebut karena merupakan data yang memiliki menerapkan standar. Fokus penelitian kuantitatif
skala nominal atau untuk menguji perbedaan diidentifikasikan sebagai proses kerja yang
132
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Usaha Kecil Menengah dalam Menerapkan Standar secara Konsisten
(Danar A. Susanto, Febrian Isharyadi dan Novin Aliyah)

berlangsung secara ringkas, terbatas dan masing variabel penelitian berupa enam variabel
memilah-milah permasalahan menjadi bagian bebas yaitu jenis UKM (X1), komitmen UKM
yang dapat diukur atau dinyatakan dalam angka- (X2), bantuan pemerintah (X3), keinginan
angka. Penelitian ini dilaksanakan untuk konsumen (X4), inovasi produk (X5), jumlah
menjelaskan, menguji hubungan antar variabel, produksi (jumlah pelanggan/penjualan) (X6)
menentukan kausalitas dari variabel, menguji dengan penerapan standar secara konsisten (Y).
teori dan mencari generalisasi yang mempunyai Penelitian ini akan melihat hubungan antara
nilai prediktif (Samir & Larso, 2011). Metode UKM penerap standar dengan faktor-faktor yang
deskriptif kuantitatif didasarkan pada mempengaruhinya. Hasil uji Chi-Square
penggunaan uji Chi Square dalam menganalisa disajikan pada Tabel 3 sampai dengan Tabel 8.
faktor-faktor yang mempengaruhi UKM dalam
Tabel 2 Skala kuantifikasi data kuesioner.
menerapkan standar secara konsisten.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif
No Variabel Skala Kategori
yang bertujuan untuk menguji hipotesis
penelitian berupa model konseptual yang Penerapan 1 Bisa
menggambarkan hubungan antar konstruk 1. SNI secara
penerapan standar secara konsisten dan faktor- konsisten 0 Tidak
faktor yang mempengaruhi penerapan standar
secara konsisten. 1 Menengah
2. Jenis UKM
0 Kecil
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Komitmen 1 Ada
3.
UKM 0 Tidak
Berdasarkan hasil kuesioner yang dikirimkan
kepada UKM di Jakarta, Bogor, Depok, 1 Tidak
Tangerang, Bekasi, Semarang, Bali, Kudus dan Bantuan
4.
Padang, yang diisi lengkap dan dapat memenuhi Pemerintah 0 Ada
syarat untuk diolah adalah 39 kuesioner.
Kuesioner disebarkan kepada UKM yang 1 Ada
Keinginan
mendapatkan fasilitasi penerapan standar oleh 5.
konsumen 0 Tidak
Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun
2007-2013 dan data peserta SNI Award dari Inovasi 1 Ada
PSPS - BSN tahun 2009-2014. Berdasarkan 6.
produk 0 tidak
penjelasan yang dijabarkan dalam metodologi
penelitian, seluruh item pengukuran jumlah 1 Meningkat
menggunakan skala 0-1 sesuai dengan Tabel 2. produksi/
Data hasil wawancara dengan kuesioner 7. jumlah Stabil/
kemudian dikuantifikasikan dengan Tabel 2, pelanggan/ 0
Menurun
sehingga diperoleh data kuantifikasi. Data penjualan
tersebut dianalisis dengan uji Chi-Square
menggunakan program SPSS. Pengujian Chi-
Square dilakukan dengan menguji masing-
Tabel 3 Uji Chi-Square antara tipe UKM dengan penerapan standar secara konsisten.
Asymp. Sig. (2- Exact. Sig. (2- Exact. Sig.
Value df
sided) sided) (1- sided)
a
Pearson Chi- Square 2,394 1 ,122
Continuity Correctionb 1,286 1 ,257
Likelihood Ratio 2,727 1 ,099
Fisher’s Exact Test ,218 ,127
Linear-by-Linear Association 2,333 1 ,127
N of Valid Cases 39 1
a. 1 cells (25,0%) have expected count less then 5. The minimum expected count is 2,87.
b. Computed only for a 2x2 table

133
Jurnal Standardisasi Volume 18 Nomor 2, Juli 2016: Hal 129 - 138

Tabel 4 Uji Chi-Square antara komitmen UKM dengan penerapan standar secara konsisten.
Asymp. Sig. (2- Exact. Sig. (2- Exact. Sig.
Value df
sided) sided) (1- sided)
a
Pearson Chi- Square 14,278 1 ,000
Continuity Correctionb 11,441 1 ,001
Likelihood Ratio 14,617 1 ,000
Fisher’s Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 13,912 1 ,000
N of Valid Cases 39
a. 1 cells (25,0%) have expected count less then 5. The minimum expected count is 3,23.
b. Computed only for a 2x2 table
Tabel 5 Uji Chi-Square antara permintaan konsumen dengan penerapan standar secara konsisten.
Asymp. Sig. (2- Exact. Sig. (2- Exact. Sig.
Value df
sided) sided) (1- sided)
a
Pearson Chi- Square 6,884 1 ,009
Continuity Correctionb 5,231 1 ,022
Likelihood Ratio 7,023 1 ,008
Fisher’s Exact Test ,017 ,011
Linear-by-Linear Association 6,707 1 ,010
N of Valid Cases 39
a. 1 cells (25,0%) have expected count less then 5. The minimum expected count is 3,23.
b. Computed only for a 2x2 table
Tabel 6 Uji Chi-Square antara bantuan pemerintah dengan penerapan standar secara konsisten.
Asymp. Sig. (2- Exact. Sig. Exact. Sig.
Value df
sided) (2- sided) (1- sided)
a
Pearson Chi- Square 3,792 1 ,052
Continuity Correctionb 2,514 1 ,113
Likelihood Ratio 3,717 1 ,054
Fisher’s Exact Test ,075 ,058
Linear-by-Linear Association 3,694 1 ,055
N of Valid Cases 39
a. 1 cells (25,0%) have expected count less then 5. The minimum expected count is 4,31.
b. Computed only for a 2x2 table
Tabel 7 Uji chi-square antara inovasi dengan penerapan standar secara konsisten.
Asymp. Sig. (2- Exact. Sig. (2- Exact. Sig.
Value df
sided) sided) (1- sided)
a
Pearson Chi- Square 9,201 1 ,002
Continuity Correctionb 6,752 1 ,009
Likelihood Ratio 9,189 1 ,002
Fisher’s Exact Test ,005 ,005
Linear-by-Linear Association 8,965 1 ,003
N of Valid Cases 39
a. 1 cells (25,0%) have expected count less then 5. The minimum expected count is 3,23.
b. Computed only for a 2x2 table
Tabel 8 Uji Chi-Square antara nilai penjualan dengan penerapan standar secara konsisten.
Asymp. Sig. (2- Exact. Sig. (2- Exact. Sig.
Value df
sided) sided) (1- sided)
a
Pearson Chi- Square 30,952 1 ,000
Continuity Correctionb 27,059 1 ,000
Likelihood Ratio 36,662 1 ,000
Fisher’s Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 30,159 1 ,000
N of Valid Cases 39
a. 1 cells (25,0%) have expected count less then 5. The minimum expected count is 4,31.
b. Computed only for a 2x2 table
134
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Usaha Kecil Menengah dalam Menerapkan Standar secara Konsisten
(Danar A. Susanto, Febrian Isharyadi dan Novin Aliyah)

Hasil uji chi-square antar masing-masing (Y) direkap sehingga diperoleh data sesuai
variabel bebas (X) dengan variabel tergantung Tabel 9 berikut:

Tabel 9 Rekap data hasil analisis uji Chi-Square.

Asymp. Sig.
No Variabel Value Kesimpulan
(2-sided)

1. Skala usaha 2,394 0,218 Tidak berpengaruh

2. Komitmen UKM 14,278 0,000 Berpengaruh

3. Permintaan konsumen 6,884 0,009 Berpengaruh

4. Bantuan pemerintah 3,792 0,075 Tidak berpengaruh

5. Inovasi 9,201 0,005 Berpengaruh

6. Nilai penjualan 30,952 0,000 Berpengaruh

Faktor komitmen UKM, permintaan Alonso-Almeida, & Rodríguez-Antón, 2011;


konsumen, inovasi dan nilai penjualan Kumar, 2007; dan Valmohammadi, 2011).
berpengaruh signifikan terhadap penerapan Komitmen dan keterlibatan pengusaha UKM
standar secara konsisten karena mempunyai sebagai pimpinan akan mampu menentukan
Asymp. Sig. (2-sided) kurang dari 0,05. Skala kebijakan dan perencanaan, memaksimalkan
usaha dan bantuan pemerintah tidak semua sumber daya, dan menyediakan
berpengaruh signifikan terhadap penerapan kebutuhan sumber daya berupa tenaga kerja,
standar secara konsisten karena mempunyai sarana prasarana dan biaya dalam menerapkan
Asymp. Sig. (2-sided) lebih besar dari 0,05. standar, termasuk keterlibatan dan peningkatan
Masing-masing UKM cecara umum memiliki kompetensi karyawan untuk memperoleh hasil
motivasi berbeda dalam menerapkan standar yang lebih baik (Psomas, Fotopoulos, &
(Iñaki, Landín, & Fa, 2006). Hasil penelitian Kafetzopoulos, 2010; Brown, van der Wiele &
menunjukkan bahwa faktor yang paling Loughton, 1998; dan Tannock, Krasachol, &
berpengaruh berturut-turut adalah nilai penjualan Ruangpermpool, 2002).
(30,952), komitmen UKM (14,278), inovasi Komitmen UKM harus pula
(9,201) dan permintaan konsumen (6,884). mengakomodasi permintaan konsumen sebagai
Faktor nilai penjualan berpengaruh terbesar end user dari produk yang dihasilkan.
karena ketika penerapan standar memberi Permintaan konsumen akan jaminan kualitas
benefit positif berupa hasil nilai penjualan naik, menjadi faktor yang berpengaruh dan menjadi
maka perusahaan akan menerapkan secara tuntutan bagi UKM (Brown et.al., 1998; dan
konsisten dan terus menerus. Nilai penjualan Sachdeva, Bhardwaj, & Sharma, 2007). Pada
perusahaan yang tinggi dan cenderung menaik jaminan kualitas yang diinginkan konsumen,
(tren positif) menjadi cerminan positif atas UKM dituntut untuk mampu merumuskan dan
kinerja suatu perusahaan. Pertumbuhan menciptakan suatu strategi bersaing yang tepat
penjualan dapat dijadikan sebagai proksi untuk dapat berkompetisi. Hanya perusahaan
produktivitas aktiva terhadap kinerja keuangan. yang memiliki daya saing strategis berkelanjutan
Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif yang akan menang dalam persaingan. Kualitas
terhadap kinerja keuangan yang diukur dari produk yang tinggi merupakan salah satu dari
profitabilitas. lima keunggulan kompetitif yang dapat
Pada saat UKM memperoleh keuntungan dipergunakan dalam persaingan bisnis. Kualitas
yang lebih besar daripada sebelumnya produk yang tinggi dapat dipergunakan sebagai
diperlukan suatu komitmen dari pengusaha senjata ampuh untuk menang dalam persaingan.
sebagai pihak manajemen. Hal itu dikarenakan Apabila kualitas produk yang dihasilkannya
komitmen manajemen UKM sangat menentukan jelek, maka akan timbul reaksi terbuka dan
arah dan kelangsungan hidup dari UKM itu tertutup dari konsumen yang akan secara
sendiri. Menurut beberapa pendapat, komitmen langsung mengetahui bahwa perusahaan yang
manajemen merupakan faktor kritis bagi suatu menghasilkan tidak baik.
usaha termasuk UKM dalam menerapkan Memenuhi permintaan konsumen
standar (Poksinska et.al., 2006; Rubio-Andrada, memerlukan inovasi yang berkesinambungan

135
Jurnal Standardisasi Volume 18 Nomor 2, Juli 2016: Hal 129 - 138

dari suatu UKM. Inovasi dalam proses produksi UKM sehingga menyebabkan hanya produk
ataupun pada produk itu sendiri (Bewoor & yang memenuhi harapan konsumen yang dapat
Pawar, 2010). Inovasi berkaitan erat dengan diterima. Pada era perdagangan bebas, produk
hukum life cycle produk. Pada saat perusahaan dengan berbagai jenis membanjir di pasar.
tidak melakukan inovasi maka tidak dapat Konsumen memiliki banyak alternatif untuk
bertahan dan bersaing dengan kompetitor. memenuhi kebutuhannya. Hanya UKM yang
Inovasi menjadi faktor yang berpengaruh memiliki daya saing strategis berkelanjutan yang
terakhir pada rangkaian akhir dalam penerapan akan menang dalam persaingan.
standar secara konsisten oleh UKM. Ketika UKM
mendapatkan manfaat dari penerapan standar,
UCAPAN TERIMA KASIH
kemudian didukung oleh komitmen pemilik UKM
yang kuat dan adanya permintaan konsumen
akan jaminan kualitas, maka rangkaian akhir Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada
dalam puzzle ini adalah inovasi, agar UKM dapat Pusat Penelitian dan Pengembangan
bertahan dan bersaing dalam kancah Standardisasi – Badan Standardisasi Nasional
perekonomian nasional dan global. yang telah membiayai penelitian ini melalui
Faktor skala usaha tidak berpengaruh APBN Tahun 2015, anggota tim peneliti dan
signifikan terhadap penerapan standar secara pihak-pihak yang mendukung penelitian ini.
konsisten oleh UKM karena berdasarkan hasil
penelitian, tidak terjadi perbedaan yang berarti DAFTAR PUSTAKA
antara usaha kecil dan usaha menengah dalam
menerapkan standar secara konsisten. Hal ini
berarti lembaga yang memberikan insentif Bayati, A. & Taghavi, A. (2007). The impacts of
berupa fasilitasi pembiayaan sertifikasi dan acquiring ISO 9000 certification on the
pemeliharaan sertifikasi pada UKM tidak perlu performance of SMEs in Tehran. The
membedakan antara usaha kecil dan usaha TQM Magazine, 19, 2, 140-149.
menengah dalam memberikan fasilitasi tersebut. Bewoor, A. K. & Pawar, M. S. (2010). An
Bantuan pemerintah pun tidak empirical study of the motives and
berpengaruh signifikan terhadap penerapan benefits of QMS/ISO implementation
standar secara konsisten oleh UKM, karena among Indian SMEs. International Journal
berdasarkan hasil penelitian, tidak terjadi of Productivity and Quality Management,
perbedaan yang berarti antara ada dan tidak 6, 3, 379.
adanya bantuan dari pemerintah dalam Brown, A., van der Wiele, T. & Loughton, K.
menerapkan standar secara konsisten. Hal ini (1998). Smaller enterprises’ experiences
dapat dianalisa bahwa pemerintah meskipun with ISO 9000. International Journal of
memberikan bantuan terhadap UKM dalam Quality & Reliability Management, 15, 3,
penerapan standar, tidak menjamin menjadikan 273-285.
UKM tersebut akan menerapkan standar secara Demirbag, M., Tatoglu, E., Tekinkus, M. & Zaim,
konsisten (terus menerus) apabila tidak S. (2006). An analysis of the relationship
mempertimbangkan 4 variabel yang between TQM implementation and
berpengaruh sebelumnya, yaitu peningkatan organizational performance. Journal of
nilai penjualan, komitmen pemilik UKM, inovasi Manufacturing Technology Management,
dan permintaan konsumen. 17, 6, 829-847.
Ferdinand, A. (2006). Metode penelitian
5. KESIMPULAN manajamen. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Hasil penelitian menunjukkan dalam penerapan Ghozali, I. (2004). Model persamaan struktural:
standar oleh UKM terdapat 4 variabel signifikan konsep dan aplikasi dengan program
yang memengaruhi konsistensi dalam AMOS versi 5.0. Semarang: Badan
menerapkan standar, yaitu nilai penjualan, Penerbit Universitas Diponegoro.
komitmen UKM, inovasi dan permintaan Gotzamani, K. (2004). A thorough analysis of
konsumen. Nilai penjualan yang meningkat ISO 9000 contribution to small and
karena penerapan standar, akan memacu UKM medium size enterprises: a comparison
menerapkan standar secara konsisten. with large enterprises. International
Komitmen pemilik UKM dan inovasi diperlukan Journal of Management Practice, 1, 1, 41.
untuk menjaga kelangsungan penerapan Hafsah, M. J. (2004). Upaya pengembangan
standar dan roda ekonomi UKM itu sendiri. usaha kecil dan menengah (UKM).
Permintaan konsumen akan jaminan kualitas INFOKOP, 12, 25.
produk membuat batasan daya saing produk

136
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Usaha Kecil Menengah dalam Menerapkan Standar secara Konsisten
(Danar A. Susanto, Febrian Isharyadi dan Novin Aliyah)

Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., Anderson, performance of service companies.
R. E. & Tatham, R. L. (2006). Multivariate Managing Service Quality: An
data analysis. 6 ed. New Jersey: Pearson International Journal, 23, 2, 149-164.
Prentice Hall. Rahmana, A. (2008). Klasifikasi UKM. Diakses
Huarng, F., Horng, C., & Chen, C. (1999). A 11 April 2016 dari
study of ISO 9000 process, motivation and https://infoukm.wordpress.com/
performance. Total Quality Management, Rinawati, D. I., Susanty, A. & Sari, D. P. M.
10, 7, 1009-1025. (2015). Penilaian kesiapan penerapan
Iñaki, H. S., Landín, G. A. & Fa, M. C. (2006). A Standar Nasional Indonesia (SNI) pada
Delphi Study on motivation for ISO 9000 UKM batik di Solo, Yogyakarta dan
and EFQM. International Journal of Pekalongan. Jurnal Standardisasi, 17, 1,
Quality Reliability Management, 23, 7, 1-10.
807-827. Robbins, S. P. & Judge, T. A. (2009). Perilaku
ISO. (2014). 10 Good Things for SMEs. Geneva: Organisasi Buku 1. Jakarta: Salemba
ISO Central Secretariat. Empat.
Karipidis, P., Athanassiadis, K., Aggelopoulos, Rodríguez-Escobar, J. A., Gonzalez-Benito, J., &
S., & Giompliakis, E. (2009). Factors Martínez-Lorente, A. R. (2006). An
affecting the adoption of quality assurance analysis of the degree of small companies’
systems in small food enterprises. Food dissatisfaction with ISO 9000 certification.
Control, 20, 2, 93-98. Total Quality Management and Business
Kumar, M. (2007). Critical success factors and Excellence, 17, 4, 507-521.
hurdles to Six Sigma implementation: the Rubio-Andrada, L., Alonso-Almeida, M. D. M., &
case of a UK manufacturing SME. Rodríguez-Antón, J. M. (2011).
International Journal of Six Sigma and Motivations and impacts in the firm and
Competitive Advantage, 3, 4, 333. stakeholders of quality certification:
Langenberg, M. & Indarti, N. (2004). Proceeding Evidence from small- and medium-sized
of the second bi-annual Europe Summer service enterprises. Total Quality
University. Enschede: University of Management and Business Excellence,
Twente. 22, 8, 833-852.
Manning, C. & Effendi, T. N. (1991). Urbanisasi, Sachdeva, A., Bhardwaj, A., & Sharma, V. S.
Pengangguran dan Sektor Informal di (2007). Impact of ISO 9000 certification on
Kota. Jakarta: Gramedia. performance of SMEs: a study of Indian
industry. International Journal of
Meliala, A. S., Matondang, N. & Sari, R. M.
Management Practice, 2, 3, 226.
(2014). Strategi peningkatan daya saing
usaha kecil dan menengah (UKM) Samat, N., Ramayah, T. & Yusoff, Y. M. (2009).
berbasis Kaizen. Jurnal Optimasi Sistem Do ISO certified SME’s have higher
Industri, 13, 2, 641-664. quality practices? empirical insights from
the Northern Region of Malaysia.
Poksinska, B., Eklund, J. A. E., & Dahlgaard, J.
International Journal of Business and
J. (2006). ISO 9001:2000 in small
Management, 3, 3, 66.
organisations. International Journal of
Quality and Reliability Management, 23, 5, Samir, A. & Larso, D. (2011). Identifikasi faktor-
490-512. faktor yang mempengaruhi kinerja UKM
catering di kota Bandung. Jurnal
Prajogo, D. I., & Brown, A. (2006). Approaches
Manajemen Teknologi, 10, 2, 162-185.
to adopting quality in SMEs and the
impact on quality management practices Sangadji, E. M. (2009). Pengaruh budaya
and performance. Total Quality organisasi dan komitmen organisasional
Management and Business Excellence, pimpinan terhadap kepuasan kerja dan
17, 5, 555-566. dampaknya pada kinerja. PAEDAGOGIA,
12, 1, 52-65.
Psomas, E. L., Fotopoulos, C. V. &
Kafetzopoulos, D. P. (2010). Critical Sekretariat Negara Republik Indonesia. (2008).
factors for effective implementation of ISO Undang-Undang Republik Indonesia
9001 in SME service companies. Nomor 20 Tahun 2008 tentang usaha
Managing Service Quality: An mikro, kecil, dan menengah. Jakarta:
International Journal, 20, 5, 440-457. Sekretariat Negara Republik Indonesia.
Psomas, E. L., Pantouvakis, A., & Sekretariat Negara Republik Indonesia. (2014).
Kafetzopoulos, D. P. (2013). The impact Undang-Undang Republik Indonesia
of ISO 9001 effectiveness on the Nomor 20 Tahun 2014 tentang

137
Jurnal Standardisasi Volume 18 Nomor 2, Juli 2016: Hal 129 - 138

standardisasi dan penilaian kesesuaian. Sulisto, S. B. (2014). Penerapan SNI masih


Jakarta: Sekretariat Negara Republik banyak kendala. Diakses 11 April 2014
Indonesia. dari
Souza-Poza, A., Altinkilinc, M. & Searcy, C. http://www.kemenperin.go.id/artikel/8844/
(2009). Implementing a functional ISO Penerapan-SNI-Masih-Banyak-Kendala.
9001 quality management system in small Tannock, J., Krasachol, L. & Ruangpermpool, S.
and medium-sized enterprises. (2002). The development of total quality
International Journal of Engineering, 3, 3, management in Thai manufacturing
220. SMEs. International Journal of Quality
Srivastav, A. K. (2010). Impact of ISO 9000 Reliability Management, 19, 4, 380-395.
implementation on the organisation. Thompson, V. A. (1965). Bureaucracy and
International Journal of Quality and Innovation (Vol. 10). Administrative
Reliability Management, 27, 4, 438-450. Science Quarterly. Retrieved 11 April
Storey, D. J. (1994). Understanding the Small 2016 from
Business Sector. London: Routledge. http://www.jstor.org/stable/2391646.
Sugihen, G. S. (2003). Pengaruh struktur modal Valmohammadi, C. (2011). The impact of TQM
terhadap produktivitas aktiva dan kinerja implementation on the organizational
keuangan serta nilai perusahaan industri performance of Iranian manufacturing
manufaktur terbuka di Indonesia. Diakses SMEs. The TQM Journal, 23, 5, 496-509.
11 April 2016 dari
http://repository.usu.ac.id/xmlui/handle/12
3456789/7359.

138

Anda mungkin juga menyukai