BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Tjiptono (2011) Kepuasan Pelanggan terdiri dari 7 Elemen, yaitu Barang dan
Jasa Berkualitas, Relationship Marketing, Program Promosi Loyalitas, Fokus Pada
Pelanggan Terbaik, Sistem Penanganan Konplain Secara Efektif, Unconditional
Guarantees, dan Program PayFor-Performance. Terdapat hubungan antara Total
Quality Management (TQM) terhadap kepuasan konsumen yaitu dengan
meningkatkan penerapan TQM sebagai cara untuk meningkatkan kualitas, hal ini
dilakukan untuk memperoleh kepuasan pelanggan atau pengguna produk dan jasa
(Proyek) (Nasution, 2001).
Dari uraian di atas, maka motivasi dari penelitian ini didasari oleh
ketidakkonsistenan pada hasil penelitian-penelitian terdahulu. Pada penelitian oleh
Kober dan Watson (2012) beberapa praktek TQM membutuhkan modifikasi sesuai
dengan karakteristik unik UMKM, sementara yang lain mungkin tidak cocok sama
sekali, sedangkan menurut Yun Yun dan Asep Kurniawan (2014) TQM dapat
diterapkan pada UMKM. Namun, perlu adanya dukungan dari berbagai pihak baik itu
pemasok, konsumen, maupun pemerintah dan instansi lainnya untuk senantiasa
membangun Total Quality Management. Oleh karena itu, kami mengangkat penelitian
dengan judul “Pengaruh perbaikan berkelanjutan, keterlibatan dan
pemberdayaan karyawan, dan kepuasan konsumen terhadap kinerja pada
UMKM”
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi dan pengaruh perbaikan
berkelanjutan, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan, dan kepuasan konsumen
terhadap kinerja pada organisasi UMKM di Indonesia.
1. Kontribusi Teori
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tambahan
bagi pembaca yang terkait dengan pengaruh perbaikan berkelanjutan,
keterlibatan dan pemberdayaan karyawan, dan kepuasan konsumen terhadap
kinerja pada organisasi UMKM di Indonesia.
2. Kontribusi Praktek
Hasil penelitian ini diharapkan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh
perbaikan berkelanjutan, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan, dan
kepuasan konsumen terhadap kinerja pada organisasi UMKM di Indonesia
dan untuk memberikan pengetahuan praktis bagi praktisi dan akademisi
Indonesia untuk memahami keunggulan dari beberapa faktor penerapan TQM
pada lingkungan UMKM.
3. Kontribusi Kebijakan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi kebijakan untuk para
pelaku usaha khususnya UMKM. Dengan penelitian ini diharapkan pelaku
usaha dapat mempertahankan dan terus meningkatkan mutu, guna
menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat dan kompetitif dengan
menerapkan perbaikan berkelanjutan, keterlibatan dan pemberdayaan
karyawan, dan kepuasan konsumen terhadap kinerja pada organisasi UMKM
di Indonesia.
BAB 2
Karyawan sejatinya tidak hanya ingin bekerja sesuai arahan layaknya robot.
Mereka juga ingin berkembang dengan kebebasan berpikir dan berpendapat. Hal
inilah yang harusnya dipahami pimpinan perusahaan dalam mengambil kebijakan.
Memberikan ruang untuk berkreasi menjadi bagian penting dalam strategi
pemberdayaan karyawan.
3. Bangun Kepercayaan
Strategi ini bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti memberi kesempatan
karyawan ikut berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan perusahaan, menyediakan
akses informasi yang cukup, dan melaksanakan pelatihan.
Sikap saling percaya terhadap kemampuan rekan kerja kita menjadi salah satu
cara untuk membangun rasa percaya diri. Delegasikan tugas yang penting untuk
dikerjakan oleh karyawan anda. Agar mereka merasa tertantang dan berkembang.
Kualitas atau “Quality” berasal dari istilah Latin yakni “qualitas” yang berarti
karakteristik, sifat, fitur. Kualitas dapat di temukan dengan membandingkan jumlah
karakteristik yang melekat dengan kebutuhan persyaratan tertentu (Luburic, 2014)
Total quality management mencakup mempertimbangkan pengaruh eksternal seperti
yang juga mencakup mempertimbangkan pengaruh eksternal seperti pelanggan dan
pemasok; konsep ini juga mencakup layanan purna-penjualan bagi pelanggan dan
mendorong perbaikan proses eksternal untuk memenuhi komentar umpan balik
pelanggan (Burtonshaw-Gunn 2011).
Untuk secara detailnya telah dikemukakan oleh Handoko (1998) sebagai berikut :
1. Total: Total Quality Management merupakan strategi organisasional
menyeluruh yang melibatkan semua jenjang dan jajaran manajemen dan
karyawan, bukan hanya pengguna akhir dan pembeli eksternal saja, tetapi juga
pelanggan internal, pemasok, bahkan personalia pendukung.
2. Kualitas: Total Quality Management lebih menekankan pelayanan kualitas,
bukan sekedar produk bekas cacat. Kualitas didefinisikan oleh pelanggan,
ekspektasi pelanggan bersifat individual, tergantung pada latar belakang sosial
ekonomis dan karakteristik demografis.
3. Manajemen: Total Quality Management merupakan pendekatan manajemen,
bukan pendekatan teknis pengendalian kualitas yang sempit.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas, Total Quality Management (TQM)
secara garis besar dapat diartikan sesuai dengan Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana
(2003) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi
melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungannya.
2.4.1 Unsur-unsur Total Quality Management
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah
atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, ataupun
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil
atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.
Salah satu prinsip Total Quality Management (TQM) adalah keterlibatan dan
pemberdayaan karyawan. TQM adalah suatu pelibatan dan pemberdayaan karyawan.
Pelibatan karyawan (employee involvement) adalah suatu proses untuk
mengikutsertakan para karyawan pada semua tingkatan organisasi dalam pembuatan
keputusan dan pemecahn masalah (Bounds dalam Nasution,2010:183). Sedangkan
pemberdayaan atau pemberian wewenang (empowerment) dapat diartikan sebagai
pelibatan karyawan yang benar-benar berarti. Dengan demikian, pemberdayaan tidak
sekedar hanya memiliki masukaan, tetapi juga memperhatikan, mempertimbangkan,
dan menindaklanjuti masukan tersebut apakah akan diterima atau tidak. Tanpa adanya
pemberdayaan, pelibatan karyawan hanyalah alat manajemen yang tidak ada gunanya.
Oleh karena itu, pelibatan harus disertai dengan pemberdayaan karyawan.
Tujuan pelibatan dan pemberdayaan karyawan adalah untuk meningkatkan
kemampuan organisasi dan untuk memberikan nilai kepada pelanggan. Oleh karena
itu, karyawan harus memahami apa makna nilai pelanggan, komponen sistem, dan
bagaimana untuk menentukan dan mengukurnya. Pemberdayaan merupakan kunci
utama dalam memotivasi dan produktivitas. Seorang karyawan yang merasa dirinya
dihargai dan memiliki kontribusi bagi organisasi akan berkembang secara pribadi dan
professional sehingga kontribusinya bagi organisasi dapat dimaksimalkan (Nasution,
2010:183)
Pemberdayaan karyawan adalah filosofi dan strategi yang digunakan
perusahaan untuk memberi ruang bagi karyawannya membuat keputusan dan
berperilaku sesuai tujuan perusahaan. Perusahaan tentu ingin karyawan yang
dimilikinya memiliki soft skill dan potensi yang mumpuni. Untuk itulah, perusahaan
melalukan upaya pemberdayaan karyawan sebagai strategi untuk memberi ruang
karyawan membuat keputusan atau inisiatif dan berperilaku sesuai dengan tujuan
perusahaan (Mustofa, 2017).
Menurut International Organizationfor Standardization (ISO), TQM adalah
pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berfokus pada kualitas dan didasarkan
atas partisipasi dari keseluruhan sumber daya manusia dan ditujukan pada kesuksesan
jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan memberikan manfaat pada anggota
organisasi (sumber daya manusianya) dan masyarakat.
Manfaat menerapkan pelibatan dan pemberdayaan karyawan dalam
perusahaan (Browen dan Lawler dalam Nasution, 2010:185) yaitu:
1. Dapat memberikan respon langsung pada kebutuhan pelanggan secara lebih
cepat dalam penyampaian jasa.
2. Dapat memberikan respon langsung pada pelanggan yang tidak puas selama
service recovery.
3. Karyawan akan mempunyai rasa memiliki yang tinggi pada pekerjaannya
dan merasa dirinya berarti bagi perusahaan.
4. Perusahaan bisa mendapatkan iklan adari mulut ke mulut (word of mouth)
yang positif dan pelanggan yang membeli akan kembali meningkat.
METODOLOGI PENELITIAN
Objek merupakan suatu entitas yang akan diteliti. Objek dapat berupa
perusahaan, manusia, karyawan, dan lainnya (Hartono, 2016). Objek dari penelitian
ini adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jogja. Peneliti memilih
UMKM di Jogja sebagai objek penelitian karena UMKM di Jogja memiliki lingkup
yang kecil sehingga memudahkan peneliti untuk meneliti mengenai penerapan total
quality management di Jogja. Peneliti juga memiliki prrtimbangan UMKM di Jogja
menjadi objek penelitian karena banyaknya UMKM di Jogja yang perkembangannya
cukup pesat.
3.3. Populasi
Menurut Hartono (2016), variabel adalah suatu simbol yang berisi suatu nilai.
Di dalam bukunya, Hartono menjelaskan pula bahwa selain variabel yang
dikelompokkan menjadi variabel dependen (VD) dan variabel independen (VI),
variabel dikelompokkan juga menjadi variabel moderasi (VMO), variabel mediasi
(VME), dan variabel ekstrani (VE).
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen (X) dan variabel
dependen (Y). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Perbaikan
Berkelanjutan (X1), Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan (X2) serta 1 variabel
dependen yaitu Kinerja Pada UMKM (Y).
3.6. Operasionalisasi Variabel
Menurut Hartono (2016), operasional variabel adalah cara mengukur variabel supaya
dapat dioperasikan. Berikut adalah operasionalisasi variabel yang diterjemahkan ke
dalam tabel:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
X₁ = Perbaikan Berkelanjutan
Perbaikan Berkelanjutan + Y = Kinerja Terhadap
UMKM
X₂ = Keterlibatan dan +
Pemberdayaan Karyawan
Gambar 3.1.
Model Penelitian
Terdapat dua jenis data yaitu, data primer dan data arsip (Hartono, 2017). Data
primer merupakan data yang diperoleh langsung oleh peneliti, sedangkan data arsip
merupakan data yang dimiliki oleh pihak lain. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah primer.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei
dengan menggunakan alat berupa kuesioner. Survei adalah metode pengumpulan data
primer degan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu
(Hartono,2017). Survei ini dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada karyawan
UMKM yang memenuhi batasan-batasan berikut :
1. UMKM yang mempunyai atau memiliki omzet penjualan tahunan dibawah
Rp. 300.000.000,- per tahun.
2. UMKM yang mempunyai karyawan kurang dari 50 orang.
3. UMKM yang mempunyai kekayaan bersih minimal Rp. 50.000.000,- sampai
Rp. 500.000.000,-
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan akurasi dan ketepatan dari pengukurnya
(Hartono, 2016). Alat ukur dikatakan reliabel jika dapat dipercaya, dan agar
dapat dipercaya maka hasil dari pengukuran harus akurat dan konsisten.
Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subyek yang sama
diperoleh hasil yang tidak berbeda (Jogianto, 2010). Uji reliabilitas dalam
pengujian ini menggunakan metode Cronbach Alpha. Kriteria pengambilan
keputusan dari uji reliabilitas ini adalah sebagai berikut :
a. Jika nilai Cronbach Alpha ≥ 0,70, maka indikator tersebut dinyatakan
reliabel
b. Jika nilai Cronbach Alpha ≤ 0,70, maka indikator tersebut dinyatakan
tidak reliabel.
1. Jika nilai signifikansi < α = 0.05 maka data tidak terdistribusi secara normal
2. Jika nilai signifikansi > α = 0.05 maka data terdistribusi secara normal
1. Uji Multikolinearitas
sebagai berikut:
multikolinearitas.
b. Jika nilai tolerance > 0,10 atau nilai VIF < 10 maka tidak terdapat
multikolinearitas.
2. Uji Heteroskedastisitas
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
variabel terikat (dependen), uji park, uji glejser, dan uji white. Penelitian ini
heteroskedastisitas.
Ho1 = X1 ≤ 0
Ha1 = X1 > 0
Ho2 = X2 ≤ 0
Ha2 = X2 > 0
berdasarkan uji satu arah. Hal ini disebabkan karena uji satu arah digunakan
apabila Ha lebih besar (>) 0 dan Ho lebih kecil atau sama dengan (≤)0.
berganda. Model persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan :
a = Konstanta
X1 = Perbaikan berkelanjutan
e = Standard error
a. Jika nilai t hitung > nilai t tabel maka Ha diterima yang berarti X 1
berpengaruh terhadap Y.
b. Jika nilai t hitung ≤ nilai t tabel maka Ha ditolak yang berarti X 1 tidak
berpengaruh terhadap Y.
penelitian ini, uji F digunakan untuk menguji Goodness of Fit dari model
regresi karena ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual
dapat diukur dari Goodness of Fit. Kriteria pengujian dalam uji F adalah
sebagai berikut :
tingkat
DAFTAR PUSTAKA
Creech, Saputra, B., Sindoro, L., & Alexander. (1995). Lima Pilar : Manajemen Mutu
Terpadu TQM. Jakarta: Binarupa Aksara.
Sari, D. E., Surachman, & Ratnawati, K. (2018). Pengaruh Total Quality Management
(TQM) Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Mediasi Kepuasan Kerja. 11-25.
Tjiptono, F., & Diana, A. (2003). Total Quality Management. Yogyakarta: Andi
Offset.