MIP-UMY.
TOTAL QUALITY
MANAGEMENT (TQM)
TATA KELOLA (Case Study: : Analisis Akar Masalah
SEKTOR PUBLIK Penerapan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) di Kabupaten
Purbalingga)
Isnaini Muallidin, MPA
Dosen Magister Ilmu Pemerintahan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Bismar Harris Satriawan
Email : isnaini_m@yahoo.com (20171040036)
Mahasiswa Magister Ilmu Pemerintahan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Email : eqssatriawan@gmail.com
1
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
1. PENDAHULUAN
Suatu organisasi pelayanan publik dapat dikatakan berhasil menjalankan
fungsinya ketika publik dapat merasakan kepuasan atas pelayanan yang diberikan.
Agar semua itu dapat di capai maka organisasi publik tersebut harus melakukan
pekerjaan secara lebih baik dalam rangka menghasilkan barang atau jasa berkualitas.
Dengan kata lain, kunci untuk meningkatkan daya saing adalah kualitas. Masyarakat
saat ini semakin kritis dalam menilai suatu kualitas pelayanan publik yang diberikan
oleh suatu organisasi publik. Hal seperti ini harus menjadi suatu perhatian yang lebih
oleh organisasi publik, disuatu sisi menjadi acuan suatu organisasi untuk lebih
meningkatkan produktivitas dan mutu agar tujuan organisasi yang telah dicanangkan
dapat tercapai.
salah satu prioritas dan tantangan yang harus dihadapi suatu organisasi publik saat
ini. Salah satu usaha organisasi publik yang diterapkan dalam pengembangan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah penerapan peran Total
Menurut (Bounds, et. al, 1994), bahwa Total Quality Management (TQM)
sendiri memiliki dua sisi kualitas yaitu Hard Side Of Quality dan Soft Side Of
Quality. Sisi Hard Side Of Quality meliputi semua upaya perbaikan proses pelayanan
2
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
mulai dari desain produk sampai dengan penggunaan alat-alat pengendalian seperti
Quality Function Development, Just In Time dan Statistical Prosses Control, dan
pengupahan yang mendukung, struktur kerja. Semua upaya ini termasuk dalam
kegiatan manajemen sumber daya manusia dan dengan menerapkan Total Quality
manajer, karyawan, tujuan organisasi dan sebagainya, yang pada akhirnya akan
yang berfokus pada orang/tenaga kerja, bertujuan untuk terus meningkatkan nilai
(value) yang dapat diberikan bagi pelanggan, dengan biaya penciptaan nilai yang
lebih rendah dari nilai tersebut (Bounds, et. al, 1994). Total Quality Management
(TQM) adalah filosofi manajemen yang mempunyai tujuan utama bagi kepuasan
pelanggan terhadap barang dan jasa. Tujuan ini hanya dapat dicapai melalui
3
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
(continuous improvement) dari produk jasa dan proses, pendidikan dan latihan bagi
kuantitatif dan sumber daya manusia untuk memperbaiki produk, baik dalam
penyediaan bahan baku maupun pelayanan bagi perusahaan, yang meliputi semua
terpenuhi sekarang dan dimasa yang akan datang. Total Quality Management (TQM)
lebih merupakan sikap dan perilaku berdasarkan kepuasan atas pekerjaannya dan
komitmen total dari manajemen sebagai pemimpin perusahaan di mana komitmen ini
harus disebarluaskan pada seluruh karyawan dan pada semua level atau departemen
dalam organisasi. Total Quality Management (TQM) bukan merupakan program atau
sistem, tapi merupakan budaya yag harus dibangun, dipertahankan dan ditingkatkan
oleh seluruh anggota perusahaan bila perusahaan tersebut berorientasi pada kualitas
dimana kualitas produk ditentukan oleh karyawan yang bekerja dipabrik. Tresna
(1995), juga menjelaskan bahwa Total Quality Management (TQM) merupakan suatu
4
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
dasar bagi suatu organisasi yang secara terus menerus melakukan perbaikan dan
penyempurnaan.
Tujuan Total Quality Management (TQM) ialah untuk memberikan produk dan
publik.
2. PEMBAHASAN
mencapai suatu tujuan. Perhatian ilmu manajemen terhadap peningkatan mutru suatu
produk dalam dua dasa warsa ini meningkat pesat. Perkembangannya dimulai dari
dunia industri dan dianggap berhasil meningkatkan efisiensi dan penjualan produk
managemen untuk meningkatkan kinerja organisasi usaha atau perusahaan. Salah satu
5
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
atau mutu industri tersebut adalah total quality management (TQM) yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen kendali mutu ada pula
mulai dari dunia industri yang selanjutnya di jabarkan dan di aplikasikan menjadi
dunia pendidikan ini merupakan suatu model yang di aplikasikan berdasarkan prinsip
sistem Thingking yang menekankan bahwa segala sesuatu harus di lihat dalam
kembangkan di Australia.
Menurut Ross (1995), mendefinisikan TQM sebagai integrasi dari semua fungsi
dan proses dalam organisasi untuk memperoleh dan mencapai perbaikan serta
Karena acuannya adalah bidang ekonomi, perdagangan dan perusahaan, maka kendali
mutu merupakan hal yang sangat mendasar dalam menjamin persaingan pasar global.
Selanjutnya konsep TQM atau MPM didasarkan atas sejumlah gagasan itu berarti
bahwa memikirkan kualitas atau mutu harus dilihat dari berbagai fungsi perusahaan
yang di mulai dari proses awal sampai akhir proses yang mengintegrasikan berbagai
6
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan
menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia (Gaspersz,
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk,
manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada
untuk menjamin bahwa pelanggan puas terhadap barang dan jasa yang diberikan,
serta menjamin bahwa tidak ada pihak yang dirugikan (Sallis, 2011).
modern yang berusaha untuk memberikan respon secara tepat terhadap setiap
perubahan yang ada, baik yang didorong oleh kekuatan eksternal maupun internal
organisasi. Dasar pemikiran perlunya TQM sangatlah sederhana, yakni bahwa cara
terbaik agar dapat bersaing unggul dalam persaingan global adalah dengan
menghasilkan kualitas yang terbaik. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Total
7
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
artikan sebagai: “Perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu
perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan
usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan
akhir-akhir ini banyak diterapkan pada industri jasa, walaupun dimulai dari industri
manufaktur. Kerangka kerja TQM tersebut ditopang oleh tujuh hal yaitu:
manusia, manajemen kualitas proses, kualitas dan hasil operasi, serta fokus pada
Tujuan TQM ialah untuk memberikan produk dan jasa berkualitas yang
mengakibatkan penurunan biaya produksi. Implikasi dari hal tersebut adalah bahwa
penerapan TQM harus mempunyai visi, misi dan kemampuan untuk mengembangkan
pasar yang sudah ada, maupun dapat mengantisipasi kebutuhan produk atau jasa yang
8
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
akan datang. Kreativitas dan kemampuan manajemen menciptakan pasar yang akan
Suprantiningrum, 2003) beberapa perusahaan yang telah menerapkan TQM ada yang
telah berhasil meningkatkan kinerjanya, tetapi ada juga yang belum mampu
parsial, hal ini dapat dibuktikannya dengan tidak seluruhnya dimensi infrastruktur
merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan
pasar melalui kombinasi antara pencarian fakta praktis dan penyelesaian masalah
9
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
sebagai bapak manajemen, pada tahun 1920-an, mencetuskan gerakan Total Quality
setelah W. Edwards Deming mengajarkan salah satu penekanan dalam TQM, yaitu
kualitas kepada para ilmuwan, insinyur dan eksekutif perusahaan Jepang. Sejak tahun
1980-an TQM mulai sangat populer di dunia bisnis. Boleh dikatakan bahwa, TQM
aspek manusia, proses dan fasilitas. Selain itu, Jepang juga mengirimkan para ahlinya
melampaui kualitas yang diproduksi oleh negara barat, sehingga volume ekspor
kualitas/mutu, tidak hanya diterapkan dalam dunia bisnis atau industri, tetapi terakhir
melalui optimalisasi dan aspek-aspek manajemen inilah yang menjadi obsesi dalam
10
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
penerapan TQM, sehingga pelanggan (costumer) akan merasa puas dengan kualitas
TQM di Jepang
buatan yang buruk. Saat ini justru berarti sebaliknya. Kualitas teknologi Jepang dan
kecerdikannya sekarang yang banyak dicari oleh konsumen di seluruh dunia. Sumber
utama dari kesuksesan mereka adalah pelaksanaan total kualitas manajemen dalam
setiap jalan kehidupannya. Upaya untuk belajar kontrol kualitas di Jepang mulai
tahun 1949, ketika kelompok khusus diselenggarakan oleh Persatuan Ilmuwan dan
dari Amerika Serikat diundang pada tahun 1950 untuk memberikan ceramah tentang
Prof. Juran mengunjungi Jepang pada tahun 1945. Di Jepang Juran membantu
produk ke pasar dunia. Ia membantu Jepang untuk mempraktikkan konsep mutu dan
alat-alat yang dirancang untuk pabrik ke dalam suatu seri konsep yang menjadi dasar
proses manajerial untuk mengelola keuangan suatu organisasi yang dikenal dengan
11
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
proses yang menyampaikan produk dan jasa dengan karakteristik yang tepat
b) Quality control, yaitu suatu proses dimana produk benar-benar diperiksa dan
proyek mutu, dan pada umumnya menetapkan suatu struktur permanen untuk
12
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
Negara Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia dengan tidak
meninggal kan ciri khas dan nasionalisme negara Jepang itu sendiri, meskipun orang
lain, tetapi nilai-nilai nasionalisme Jepang tetap dipegang teguh dan tetap
dilaksanakan dalam segala bidang yang mereka lakukan. Dalam hal pelaksanaan
ekonomi dan bisnis, orang Jepang lebih mengedepankan pada sumber daya manusia
dalam perusahaan maupun organisasi yang mereka bentuk dan mereka jalankan. Total
Quality Management yang mengikat pada perusahaan Jepang tidak terlepas dari
Juran (dalam (Lakhe dan Mohanty, 2000) mengidentifikasi pergeseran dalam awal
1960-an, dan juga potensi ancaman dari manufaktur Jepang. Ini meyakinkannya
bahwa perhatian Jepang untuk kualitas akan memimpin mereka ke garis depan di
Amerika menyadari ancaman tersebut dari perusahaan Jepang hanya di akhir 1970.
13
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
sekitar tahun 1980, terutama dalam menanggapi tantangan kompetitif dari perusahaan
pencapaian standar kualitas dan menjaga konsistensi kualitas produk dan layanan
stabilitas profit dan percepatan pertumbuhan bisnis. Dalam upaya untuk tumbuh dan
menjaga citra perusahaan, perhatian penuh pada kualitas akan memberikan dampak
Sebuah survei yang dilakukan oleh Modarress dan Ansari dari 285 produsen AS
mengungkapkan bahwa sebagian besar dari mereka berada dalam tahap awal
implementasi kontrol kualitas. Teknik kontrol kualitas telah digunakan secara luas
kualitas teknik kontrol dalam desain dan rekayasa, penelitian dan pengembangan dan
daerah lainnya. Survei lain yang dilakukan oleh Embrahimpour dan Withers,
memiliki tingkat signifikan lebih tinggi dari keterlibatan pekerja dan menggunakan
alat-alat SQC sederhana ke tingkat yang lebih tinggi secara signifikan daripada
14
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
Sumber Daya Alam yang memang sangat melimpah bila dibandingkan Jepang
sehingga istilah perbaikan mutu secara terus menerus (Just in time) tidak berlaku bagi
TQM di Eropa
Jerman, Inggris, Perancis dan Italia adalah beberapa negara Eropa yang telah
perusahaan dengan dunia luar dalam mengejar kualitas. Meskipun industri memiliki
pendekatan tradisional terhadap hal-hal kualitas, adopsi BS 5750 dan ISO 9000 telah
tercermin dari komitmen top manajemen melalui investasi yang lebih baik,
15
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
Beberapa negara, yang berabad-abad yang lalu diakui sebagai produsen terbaik dari
terjadi karena kendala parah pada ekonomi mereka, kurangnya kemauan politik,
kurangnya pendidikan dan pelatihan dan kurangnya komitmen. Studi yang dilakukan
negara berkembang memiliki fungsi produksi mereka terisolasi dari fungsi kualitas.
berikut:
kualitas.
untuk pembangunan.
16
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
memadai.
juga, pada dasarnya, kelangsungan hidup mereka tergantung pada hal-hal kualitas.
Oleh karena itu, beberapa perusahaan reorientasi diri mereka sendiri dan, dengan
ke drive kualitas.
paradigma dapat diartikan cara pandang atau cara berpikir. Secara umum menurut
3. Pendekatan ilmiah
17
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
9. Kesatuan tujuan
(manfaat rute pasar) dan meningkatkan keluaran bebas dari kerusakan (manfaat rute
18
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
Berdasarkan gambar diatas, pada rute pertama (rute pasar), perusahaan dapat
memperbaiki posisi persaingannya sehingga pangsa pasarnya semakin bear dan harga
jualnya dapat lebih tinggi. Kedua hal ini mengarah pada meningkatnya penghasilan
sehingga laba yang diperoleh juga semakin besar. Pada rute kedua (rute biaya),
perusahaan dapat meningatkan output yang bebas dari kerusakan melalui upaya
perbaikan kualitas. Hal ini menyebabkan biaya operasi perusahaan berkurang dengan
tentang kualitas dan mampu menyediakan produk dan jasa sesuai dengan kebutuhan
Total Quality Management dapat menerapkan suatu sistem yang fleksibel yang cocok
bagi mereka sendiri dan menyadari manfaat serta keefektifan yang dihasilkan Total
Quality Management.
19
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
menggabungkan kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut dalam produk dan jasa
kebutuhan dan keinginan konsumen ke dalam suatu rancangan produk yang memiliki
persyaratan teknik dan karakteristik kualitas tertentu. Adapun menurut Oakland J.S
(1995), QFD adalah suatu sistem untuk mendesain sebuah produk atau jasa yang
yang dibutuhkan pelanggan menjadi apa yang dihasilkan oleh organisasi. QFD
sebagai berikut :
20
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
pada pelanggan. QFD memerlukan pengumpulan masukkan dan umpan balik dari
pelanggan.
kerjasama tim. Semua keputusan dalam proses didasarkan konsensus dan dicapai
4) Orientasi pada dokumentasi,Salah satu produk yang dihasilkan dari proses QFD
Menurut (Bounds, et. al, 1994), tahap-tahap dalam menyusun rumah kualitas
diagram afinitas.
21
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
3) Tahap III Respon Teknis, pada tahap ini dilakukan transformasi dari kebutuhan-
kebutuhan konsumen yang bersifat non teknis menjadi data yang besifat teknis
Tahap ini menentukan seberapa kuat hubungan antara respon teknis (tahap 3)
5) Tahap V Korelasi Teknis, tahap ini memetakan hubungan dan kepentingan antara
karakterisitik kualitas pengganti atau respon teknis. Sehingga dapat dilihat apabila
suatu respon teknis yang satu dipengaruhi atau mempengaruhi respon teknis
lainnya dalam proses produksi, dan dapat diusahakan agar tidak terjadi
bottleneck.
6) Tahap VI Benchmarking dan Penetapan Target, pada tahap ini perusahaan perlu
menentukan respon teknis mana yang ingin dikonsentrasikan dan bagaimana jika
3. Teknik Taguchi
Metode Taguchi dicetuskan oleh Dr. Genichi Taguchi pada tahun 1949 saat
merupakan metodologi baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk memperbaiki
kualitas produk dan proses serta dalam dapat menekan biaya dan resources seminimal
22
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
3) Produk harus didesain sehingga robust terhadap faktor lingkungan yang tidak
dapat dikontrol.
4) Biaya kualitas harus diukur sebagai fungsi deviasi dari standar tertentu dan
kualitas yang preventif, sebagai desain produk atau proses sebelum sampai pada
produksi di tingkat shop floor. Off-line quality control dilakukan dilakukan pada saat
awal dalam life cycle product yaitu perbaikan pada awal untuk menghasilkan produk
(to get right first time). Kontribusi Taguchi pada kualitas adalah (Ross, 1995):
(produsen dan konsumen) akibat kualitas yang dihasilkan. Bagi produsen yaitu
ketidakpuasan atau kecewa atas produk yang dibeli atau dikonsumsi karena
yang efisisen dan digunakan untuk menganalisis data percobaan. Ortogonal array
23
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
Bagian terpenting dari orthogonal array terletak pada pemilihan kombinasi level
Dalam metode Taguchi tiga tahap untuk mengoptimasi desain produk atau proses
1) System Design. Yaitu upaya dimana konsep-konsep, ide-ide, metode baru dan
pertama dalam desain dan merupakan tahap konseptual pada pembuatan produk
baru atau inovasi proses. Konsep mungkin berasal dari dari percobaan
2) Parameter Design. Tahap ini merupakan pembuatan secara fisik atau prototipe
kerugian pada masyarakat akibat penyimpangan produk dari target. Pada tahap
24
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
dengan kualitas rendah dan menunjukan bagaimana biaya ini meningkat jika kualitas
produk semakin jauh dengan keinginan pelanggan. Biaya ini tidak hanya meliputi
ketidakpuasan pelanggan, tetapi juga biaya garansi dan jasa, biaya pemeriksaan
internal, perbaikan, scrap, dan biaya-biaya yang dianggap sebagai biaya bagi
5. Bagan Pareto
permasalahan yang harus dicarikan solusinya. Atau bisa juga menghadapi keadaan
kinerjanya semakin baik, produktif, efektif serta efisien. Misalnya pengurangan biaya
SDM, peningkatan mutu kerja proses dll. Jika menghadapi keadaan atau
permasalahan demikian, ada tool baik yang dapat digunakan, yakni menggunakan
diagram Pareto.
frekuensi atau pengaruh dari proses/keadaan/masalah. Diagram diatur mulai dari yang
paling tinggi sampai paling rendah dari kiri ke kanan. Diagram batang bagian kiri
relatif lebih penting daripada sebelah kanannya. Nama diagram Pareto diambil dari
prinsip Pareto, yang mengatakan bahwa 80% gangguan berasal dari 20% masalah
25
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
sebagai alat untuk menginvestigasi data-data masalah yang ada kemudian dipecahkan
bentuk yang lebih baik dan terbaca lebih mudah, sehingga dapat diambil kesimpulan
Bagan arus proses adalah satu alat perencanaan dan analisis yang digunakan,
antara lain untuk menyusun gambar proses tahap demi tahap untuk tujuan analisis,
(Ross, 1995).
dasar dari diagram fishbone adalah permasalahan mendasar diletakkan pada bagian
kanan dari diagram atau pada bagian kepala dari kerangka tulang ikannya. Penyebab
yang sering digunakan sebagai start awal meliputi materials (bahan baku), machines
and equipment (mesin dan peralatan), manpower (sumber Daya manusia), methods
26
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
Keenam penyebab munculnya masalah ini sering disingkat dengan 6M. Penyebab
lain dari masalah selain 6M tersebut dapat dipilih jika diperlukan. Untuk mencari
penyebab dari permasalahan, baik yang berasal dari 6M seperti dijelaskan di atas
permasalahan mendasar diletakkan pada bagian kanan dari diagram atau pada bagian
kepala dari kerangka tulang ikannya. Penyebab permasalahan digambarkan pada sirip
dan durinya. Kategori penyebab permasalahan yang sering digunakan sebagai start
awal meliputi materials (bahan baku), machines and equipment (mesin dan
Diagram fishbone ini dapat diperluas menjadi diagram sebab dan akibat (cause and
dengan teknik menanyakan “Mengapa sampai lima kali (five whys)” (Pande & Holpp
27
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
sebab (cause) dari suatu akibat (effect). Kelima faktor tersebut adalah man (manusia,
tenaga kerja), method (metode), material (bahan), machine (mesin), dan environment
dari sumbang saran. Menurut Ariani (2002), diagram sebab akibat dipergunakan
1) Tentukan masalah atau sesuatu yang akan diamati atau diperbaiki. Gambarkan
panah dengan kotak di ujung kanannya dan tulis masalah yang akan diamati atau
diperbaiki.
2) Cari faktor utama yang berpengaruh atau mempunyai akibat pada masalah atau
sesuatu tersebut. Tuliskan dalam kotak yang telah dibuat di atas dan di bawah
3) Cari lebih lanjut faktor-faktor yang lebih rinci (faktor-faktor sekunder) yang
berpengaruh atau mempunyai akibat pada faktor utama tersebut. Tulislah faktor-
penyebab utama.
4) Dari diagram yang sudah lengkap, carilah penyebab utama dengan menganalisa
28
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
di Kabupaten Purbalingga
berikut.
terhadap sejumlah responden, yaitu pegawai SKPD di Purbalingga, baik dari unsur
29
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
sehingga pegawai yang menangani masalah TIK memiliki pengetahuan yang terbatas,
atau dikarenakan penempatan staff TI tidak tepat, misalkan pegawai dengan latar
brainware adalah pengetahuan bahasa asing yang kurang memadai, hal ini
gejala kualitas software kurang memadai, hal ini kemungkinan disebabkan karena
masih menggunakan software ilegal. Gejala yang lain adalah software belum cukup
mendukung pekerjaan, hal ini dikarenakan belum terintegrasi dengan unit kerja lain.
disebabkan karena kualitas hardware yang kurang memadai, sebab yang lain karena
spesifikasi hardware yang dinilai sudah tidak mencukupi kebutuhan pengguna. Aspek
yang lain adalah belum adanya komputer server, hal ini dikarenakan jumlah komputer
yang kurang, tidak ada dana yang memadai untuk mengadakan server.
30
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
Penggunaan TIK dalam bekerja oleh pimpinan akan memacu staff untuk
membiasakan diri dalam menggunakan fasilitas TIK. Sebagai contoh jika pimpinan
otomatis staff belajar bagaimana cara mengirim e-mail, lalu lama-lama akan terbiasa
menggunakan fasilitas tersebut, setelah terbiasa, kemudian muncul rasa butuh (need).
Akar masalah yang kedua adalah kebutuhan (need), perbedaan tingkat apresiasi
penggunaan TIK oleh pimpinan memberikan dampak pada tingkat rasa membutuhkan
TIK. Ketika tingkat apresiasi TIK seorang pimpinan kurang, maka tingkat rasa
membutuhkan (need), juga rendah. Hal ini terlihat pada kendala keuangan SKPD,
anggaran untuk TIK tidak diprioritaskan, atau dianggarkan namun tidak rutin, bahkan
SKPD menerima SIM dari Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Pusat tidak
digunakan lagi, hal ini dikarenakan beberapa sebab yaitu tidak ada anggaran dalam
pemeliharaannya, tidak ada SDM yang memelihara, dan tidak sesuai dengan keadaan
di daerah. Akar masalah keempat adalah koordinasi, hal ini disebabkan karena belum
adanya kesatuan pandang antar instansi dalam implementasi TIK, belum/tidak adanya
31
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
membangun habit
32
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
3. PENUTUP
Kesimpulan
integrasi dari semua fungsi dan proses dalam organisasi untuk memperoleh dan
mencapai perbaikan serta perbaikan peningkatan kualitas barang sebagai produk dan
(TQM) menggunakan langkah dan alat (Tools) seperti Quality Function Deployment,
Rumah Kualitas (House Of Quality), Teknik Taguchi, Quality Lost Function, Bagan
Pareto, Bagan Proses/Diagram Alur (Bagan Arus Proses), Bagan Sebab Akibat
(Fishbone).
pada suatu organisasi, berfokus pada kualitas dan didasarkan atas partisipasi dari
keseluruhan sumber daya manusia dan ditujukan pada kesuksesan jangka panjang
dari suatu masalah, dan membantu mencari solusi suatu masalah. Secara
komprehensif dalam implementasi TQM terdapat hubungan yang erat antara kualitas,
33
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
DAFTAR PUSTAKA
Ling Sim, Khim and larry N. Killough. (1998). “The Performance Effects of
Complementarities between Manufacturing practice and management
Accounting system”. Journal of Management Accounting Research 10:325-
346.
Lakhe, R.R, and Mohanty, R.P, (2000). “Handbook Of Total Quality Management”.
Mumbai: Jaico Publishing House.
MN. Nasution, (2005). “Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management)”.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Oakland, J.S & Beardmore, D. (1995). “Best Practice Customer Service”. Total
Quality Management, 6, 135 – 148.
Ross, J.E. (1995). “Total Quality Management: Text, Cases and Reading”. (2nd ed.).
Singapore: S.S. Mubaruk & Brothers Fte Ltd.
Soemardi, Tresna P,. (1995). “Total Quality Management Sebagai Kunci Keunggulan
Bersaing”. Manajemen Usahawan Indonesia 11, Th XXIV, Nopember.
34
Tata Kelola Sektor Publik.
MIP-UMY.
Tjiptono & Diana. (1995). “Total Quality Management”. Edisi Pertama. Yogyakarta
: Andi Offset Yogyakarta.
35