Anda di halaman 1dari 34

JAWABAN

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II


Take Home Examination*)

Mata Kuliah : Kajian Mandiri Manajemen Pendidikan


Semester : II
Program Studi : S3 - Manajemen Pendidikan
Program Pascasarjana (PPs) Universitas Islam Nusantara
Dosen : Prof. Dr. H. Sutaryat Trisnamansyah,M.A.
Dr. H. Waska Warta, M.M.

Oleh :

Raimondus Angwarmase
NIS. : 4103810418002

Program Studi: S3 - Manajemen Pendidikan


Program Pascasarjana (PPs) Universitas Islam Nusantara
2019
Paparan berikut merupakan Jawaban atas
Pertanyaan sehubungan Soal Ujuian Tengah Semester II Matakulaih :
Kajian Mandiri Manajemen Pendidikan Tahun 2019

I. Manajemen Mutu Terpadu (TQM) dalam Pendidikan :


1. Pemahaman tentang Mutu (quality) dalam konteks pendidikan,
Cakupan Mutu dan Karakteristik Mutu.
a. Pemahaman tentang Mutu
Mutu (quality) secara universal bararti absolut dan relatif. Absolut,
dimaknai sebagai sesuatu yang bermutu merupakan bagian dari standar
yang sangat tinggi, tidak dapat diungguli. Produk-produuk yang
bermutu adalah sesuatu yang dibuat dengan sempurna dan dengan biaya
yang mahal. Sifat baik, cantik dan benar, merupakan suatu idealisme
yang tidak dapat dikompromikan. Sedangkan dalam definisi relatif
berarti suatu produk atau jasa telah memenuhi persyaratan atau kriteria,
atau spesifikasi, yang ditetapkan sesuai dengan standar dan memiliki
nilai tambah.
Mutu (quality) dalam konteks pendidikan berarti sesuai dengan
standar yang telah disepakati yaitu kriteria kecukupan minimal (KKM)
secara nasional terdiri dari 8 standar : yaitu standar isi, standar proses,
standar kompetensi, standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiaya-
an dan Standar Penilaian.
Mutu juga berarti pemenuhan kebutuhan, kepuasan pelanggan,
harapan sesuai dengan standar, terpernuhinya performace–quality
infact, expectation : quality in perception. Dengan demikian mutu
berarti sesuai yang disyaratkan atau distandarkan (Conformance to
requirement), yaitu sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan,
baik inputnya, prosesnya, outputnya, maupun outcomenya diwujudkan
dalam tatap muka antara customer-supplier (pelanggan-pemasok),

1
secara eksternal dan internal, dengan sejumlah proses, dilandasi
komitmen, komunikasi dan kesepakatan akan kebutuhan (need) untuk
mengubah budaya institusi menciptakan mutu terpadu, didukung oleh
fungsi utama manajemen yaitu manusia (man/people), proses (Process)
dan Perencanaan (Planning).

b. Cakupan Mutu
Mutu di bidang pendidikan meliputi input, proses, output, dan
outcome. Input pendidikan dinyatakan bermutu jika siap berperoses.
Proses pendidikan bermutu apabila mampu menciptakan suasana yang
PAKEM (Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan).
Output dinyatakan bermutu apabila hasil belajar akademik dan
nonakademik siswa tinggi. Outcome dinyatakan bermutu apabila
lulusan cepat terserap di dunia kerja, gaji wajar, semua pihak mengakui
kehebatannya lulusannya dan merasa puas.
Mutu dalam konteks Manajemen Mutu Terpadu atau Total Quality
Management (TQM) bukan hanya merupakan suatu gagasan, melainkan
suatu filosofi dan metodologi dalam membantu lembaga untuk
mengelola perubahan secara totalitas dan sistematik, melalui perubahan
nilai, visi, misi, dan tujuan. Karena dalam dunia pendidikan mutu
lulusan suatu sekolah dinilai berdasarkan kesesuaian kemampuan yang
dimilikinya dengan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum.
Manajemen mutu terdiri dari empat komponen utama, meliputi:
Perencanaan Kualitas – Proses mengidentifikasi standar kualitas yang
relevan dengan proyek dan memutuskan bagaimana cara memenuhinya,
Peningkatan Kualitas – Perubahan yang disengaja dari suatu proses
untuk meningkatkan kepercayaan atau keandalan hasil, Kontrol
Kualitas –Upaya berkelanjutan untuk menegakkan integritas dan
keandalan proses dalam mencapai hasil, dan Jaminan Kualitas –
Tindakan sistematis atau terencana yang diperlukan untuk menawarkan

2
keandalan yang memadai sehingga layanan atau produk tertentu akan
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
c. Karakteristik Mutu
Karakteristik yang dimiliki mutu pendidikan diantaranya : fokus
pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal (siswa dan
orangtua siswa dan masyarakat), memiliki opsesi yang tinggi terhadap
kualitas, menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah, memiliki komitmen jangka
panjang, membutuhkan kerjasama tim, memperbaiki proses secara
kesinambungan, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan,
memberikan kebebasan yang terkendali, memiliki kesatuan yang
terkendali, dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

2. Jawaban atas pertanyaan nomor 2 ini klasifikasi dalam 2 bagian :


a. Pengertian TQM (Total Quality Management) atau manajemen
mutu terpadu menurut para pakar dan atau akademisi dan
rumusannya, dan
b. Hakekat, Tujuan dan Implementasi Total Quality Management
dalam pendidikan pendidikan.

a. Pengertian Manajemen Mutu Terpadu menurut para pakar


dan akademisi

No Pakar Tahun Deskripsi Pengertian


 TQM is defined as both a philosophy and a set
of guiding principles that represent the
foundation of a continuously improving
organization. It is the application of
quantitative methods and human resources to
improve all the processes within an
Besterfield 1994 organization and axceed customer needs now
1
and in the future. (TQM merupakan sebuah
filosofi dan seperangkat alat pemandu yang
menunjukkan sebuah perbaikan secara terus-
menerus dalam sebuah organisasi untu
memperbaiki proses dalam organisasi dan
menjawab kebutuhan pelanggan saat ini dan
masa yang akan datang).
 (TQM) adalah suatu sistem manajemen yang
Mulyadi 1998
2 berfokus kepada orang yang bertujuan untuk
meningkatkan secara berkelanjutan kepuasan

3
No Pakar Tahun Deskripsi Pengertian
customers pada biaya sesungguhnya yang
secara berkelanjutan terus menerus.
 “Total Quality Management is a business
strategy for integrating customer-driven quality
Zikmund 2003 throughout an organization”. atau Total
3
Quality Management merupakan sebuah usaha
untuk mengintegrasikan kebutuhan pelanggan
di dalam organisasi.
 Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality
Management) dalam konteks pendidikan
merupakan sebuah filosofi metodologi tentang
perbaikan secara terus menerus, yang dapat
2010
4 Saills memberikan seperangkat alat praktis kepada
setiap institusi pendidikan dalam memenuhi
kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan,
saat ini maupun masa yang akan datang.

 Total Quality Management diartikan sebagai


Perpaduan semua fungsi manajemen, semua
2005 bagian dari suatu perusahaan dan semua orang
5 Nasution
ke dalam falsafah holistik yang dibangun
berdasarkan konsep kualitas, teamwork,
produktivitas, dan kepuasan pelanggan”.
 Total Quality Management adalah suatu
pendekatan dalam menjalankan usaha yang
2001
Tjiptono mencoba untuk memaksimumkan daya saing
6
dan Diana organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas
produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungannya”.
 Dalam konteks falsafah, prinsip, konsep dasar
dan nilai-nilai inti TQM maka dapat dipahami
bahwa : TQM adalah suatu manejemen yang
membuat perencanaan dan mengambil keputus-
an, mengorgani-sir, memimpin, mengarahkan,
mengolah, meman-faatkan seluruh modal
Menurut peralatan dan material, teknologi, sitem
7 2000
Ibrahim informasi, energi dan sumber daya manusia
untuk membuat produk atau jasa berkualitas
yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan pasar
kosumen terus menerus untuk kelangsungan
hidup perusahaan secara efisien, efektif dan
bertanggungj-awab dengan partisipasi seluruh
sumber daya manusia.
 Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality
Management) merupakan suatu penerapan
metode kuantitatif dan sumber daya manusia
untuk memperbaiki dalam penyediaan bahan
8 Ariani 1999
baku maupun pelayanan bagi organisasi, semua
proses dalam organisasi pada tingkatan tertentu
di mana kebutuhan pelanggan terpenuhi
sekarang dan dimasa datang.
 TQM adalah salah satu pola manajemen
9 Pulungan 2001 organisasi yang berisi seperangkat prosedur
yang dapat digunakan oleh setiap orang dalam

4
No Pakar Tahun Deskripsi Pengertian
upaya memper-baiki kinerja secara terus
menerus.
 TQM merupakan sistem manajemen yang
meng-angkat kualitas sebagai strategi usaha dan
10 Santosa 1992
berorien-tasi pada kepuasan pelanggan dengan
meli-batkan seluruh anggota organisasi

Pengertian Manajemen Mutu Terpadu sebagaimana diuraikan


dalam tabel dimaksud, menunjukkan bahwa Manajemen Mutu Terpadu
(MMT/TQM) meruapakan sebuah filosofi metodologi tentang
perbaikan mutu secera terus terus menerus, penerapan metode kuantitaif
dan sumber daya manusia untuk memperbaiki, meningkatkan
keberlanjutan kepuasan pelanggan (customers of satisfications) dengan
melibatkan seluruh anggota organisasi menyediakan bahan baku
maupun melayani semua proes dalam organisasi pada tingkatan tertentu
dimana kebutuhan pelanggan terpenuhi sekarang dan dimasa
mendatang.
Manajemen mutu terpadu sebenarnya adalah “filosofi dan budaya
(kerja) organisasi (phylosopy of management) yang berorentasi pada
kualitas. Tujuan (goal) yang akan dicapai dalam organisasi dengan
budaya TQM adalah memenuhi atau bahkan melebihi apa yang
dibutuhkan (needs)dan yang diharapkan atau diinginkan (desire) oleh
pelanggan”.
Dengan demikian, TQM dapat diartikan sebagai pengelolaan
kualitas semua komponen (stakehorder) yang berkepentingan dengan
visi dan misi organisasi. Jadi, pada dasarnya TQM itu bukanlah
pembebanan ataupun pemeriksaan. Tetapi, TQM adalah lebih dari
usaha untuk melakukan sesuatu yang benar setiap waktu, daripada
melakukan pemeriksaan (cheking) pada waktu tertentu ketika terjadi
kesalahan. TQM bukan bekerja untuk agenda orang lain, walaupun
agenda itu dikhususkan untuk pelanggan (customer) dan klien.
Demikian juga, “TQM bukan sesuatu yang diperuntukkan bagi menajer
senior dan kemudian melewatkan tujuan yang telah dirumuskan.

5
b. Hakekat, Tujuan dan Implementasi TQM dalam Pendidikan
1. Hakekat
Istilah mutu terpadu dalam pendidikan dalam aplikasinya, disebut
pula Total Quality Education (TQE). Dalam konteks aplikasi, konsep
manajemen mutu terpadu terhadap pendidikan dapat saja disebutkan
“mengutamakan pelajar” atau “program perbaikan sekolah” yang
mungkin dilakukan secara lebih kreatif dan konstruktif. Penekanan
paling penting bahwa mutu terpadu dalam programnya dapat mengubah
kultur sekolah. Para pelajar dan orang tuanya menjadi tertarik terhadap
perubahan yang ditimbulkan manajemen mutu terpadu melalui berbagai
program perbaikan mutu.
Bersamaan dengan perkembangan masyarakat yang kian kompe-
titif, organisasi pendidikan dituntut harus mampu memberikan atau
menghasilkan produk yang berkualitas, utamanya berbentuk jasa.
Dalam konteks ini, jasa sebagai produk layanan dalam organisasi
pendidikan yang memenuhi kualitas atau mutu dapat dilihat dari
beberapa aspek diantaranya : 1) Komuniasi (communication), yaitu
komunikasi antara penerima jasa dengan pemberi jasa, 2) Kredibilitas
(credibility), yaitu kepercayaan pihak penerima jasa terhadap pemberi
jasa, 3) Keamanan (security), yaitu keamanan terhadap jasa yang
ditawarkan, 4) Pengetahuan kustomer (knowing the customer), yaitu
pengertian dari pihak pemberi jasa pada penerima jasa atau pemahaman
pemberi jasa terhadap kebutuhan dan harapan pemakai jasa,
5) Standar (tangibles), yaitu bahwa dalam memberikan pelayanan
kepada kustomer harus dapat diukur atau dibuat standarnya, 6)
Reliabilitas (realiability), yaitu konsistensi kerja pemberi jasa dan
kemampuan pemberi jasa dalam memenuhi janji para penerima jasa, 7)
Tanggapan (responsivenerss), yaitu tanggapan pemberi jasa terhadap

6
kebutuhan dan harapan penerima jasa, 8) Kompetensi (competence),
yaitu kemampuan atau keterampilan pemberi jasa yang dibutuhkan
setiap orang dalam organisasi untuk memberikan jasanya kepada
penerima jasa, 9) Akses (access), yaitu kemudahan pemberi jasa untuk
dihubungi oleh pihak penerima jasa, dan 10) Tatakrama
(courtesy), yaitu kesopanan, espek, perhatian, dan kesamaan dalam
hubungan personel.

2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan Manajemen Mutu
Terpadu dalam pendidikan di antaranya : 1) Memperkuat organisasi
sekolah dan memberikan peta jalan atau arah bagi perusahaan, 2)
Menolong kita untuk bekerja sebagai teman dalam kelompok kerja,
bukan sebagai musuh, 3) Mengupayakan suatu program yang akan
mengusaha-kan bukan hanya penanganan satu aspek saja dari
pendidikan, tetapi menjadi pendekatan yang holistik dan menyebabkan
semua unsur sekolah mengubah cara yang mengarahkan dirinya, 4)
Mengarahkan para orang tua dan pelajar untuk memberikan saran untuk
memajukan keadaan sekolah, dan 5) Mengarahkan dan mengendalikan
pengaruh segala sesuatu yang kita lakukan dan cara kita mengendali-
kan.

3. Implementasi
Institusi pendidikan yang efektif memerlukan strategi yang kuat
dan maksud tertentu untuk menghadapi suasana kompetitif dan orientasi
di masa depan. Untuk menjadi efektif di dalam masa sekarang, intitusi
memerlukan proses pengembangan strategi kualitas, antara lain : 1)
Misi yang jelas dan tertentu, 2) Menfokuskan kustomer secara jelas, 3)
Strategi untuk pencapaian misi, 4) Pelibatan semua kustomer, baik
internal maupun eksternal, di dalam pengembangan strategi, 5)
Penguatan staff dengan menggerakkan penghalang dan bantuan untuk

7
membuat konstribusi maksimal terhadap institusi melalui
pengembangan kelompok kerja yang efektif, dan 6) Penilaian dan
evaluasi ke-efektifan insitusi menghadapi tujuan yang diharapkan oleh
kustomer.
Mengimplementasikan Manajemen Mutu Terpadu adalah sebuah
tugas yang sulit. Terdapat sejumlah langkah yang simple dan penting
untuk mengimplementasikan TQM dalam pendidikan, sebagai berikut,
yaitu: 1) Kepemimpinan dan komitmen terhadap kualitas harus datang
dari atas, 2) Menyenangkan customer. Ini dicapai dengan kerja keras
secara kontinyu untuk memenuhi kebutuhan dan harapan customer, 3)
Menunjuk fasilitator berkualitas, 4) Membentuk kelompok pengarah
yang berkualitas. Kelompok ini harus mewakili kepentingan dan harus
memiliki perwakilan dari tim manajer senior, 5) Mengangkat
koordinator yang berkualitas, 6) Mengadakan seminar manajemen
senior, 7) Menganalisa dan mendiagnosis situasi terkini, 8)
Menggunakan model di tempat lain yang telah berkembang, 9)
Menempatkan konsultan eksternal, dan 10) Memulai training staf
tentang mutu (kualitas), 10) pembentukan teamwork, metode evaluasi,
problem solving dan eknik pemecahan masalah, 11) Mengkomuni-
kasikan pesan-pesan kualitas, Strategi, relevansi dan kegunaan dari
TQM perlu terkomunikasikan secara efektif, 12) Menerapkan peralatan
dan teknik berkualitas melalui pengembangan kelompok kerja secara
efektif, dan 13) Mengevaluasi program secara regular, program TQM
yang keluar rel.

3. Sistem penjaminan mutu suatu satuan pendidikan (misalnya


pendidikan tinggi) merupakan suatu keharusan untuk dilakukan
sesuai prinsip-prinsip TQM atau manajemen mutu terpadu. Mengapa
menjadi keharusan? Jelaskan pula model-model best practice
penjaminan mutu yang lazim digunakan sejauh ini dalam dunia
pendidikan.

8
a. Urgensi Sistem Penjaminan Mutu
1. Perubahan (change over) yang pesat khusunya perubahan
paradigma pendidikan nasional maupun kelembagaan menghendaki
institusi pendidikan untuk secara kritis melihat kembali peran dan
kinerjanya selama ini. Institusi pendidikan makin banyak mendapatkan
tekanan internal dan eksternal untuk meningkatkan daya saing,
efektivitas, serta mengoptimalkan peluang kerja sama, masalah
pelayanan, akuntabilitas, serta transparansi. Kualitas menjadi kepeduli-
an dan mendapat perhatian serius Pemerintah maupun stakeholders
yang terkait dengan pendidikan.
2. Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga penyedia jasa
layanan masyarakat di bidang pendidikan, dituntut menjamin mutu
pendidikan tinggi yang diselenggarakan. Untuk itu perguruan tinggi
sebagai penyelenggara pendidikan harus melaksanakan suatu
Manajemen Mutu Terpadu, termasuk di dalamnya Sistem Jaminan
Mutu Pendidikan agar mutu pendidikan perguruan tinggi dapat
dipertahankan dan ditingkatkan sesuai dengan yang direncanakan atau
yang dijanjikan.
3. Keberadaan lembaga penjaminan mutu perguruan tinggi adalah
sebuah keharusan sebagai upaya setiap perguruan tinggi memberikan
jaminan mutu proses dan hasil pendidikan kepada stakeholders baik
internal maupun eksternal perguruan tinggi. Tindaklanjut untuk
mencapai hal tersebut, dibeberapa perguruan tinggi sudah mengawali
dengan pembentukan lembaga/bandan/ kantor/unit/satuan penjaminan
mutu perguruan tinggi atau Quality Assurance (QA), dan bertindak
konkrit dalam upaya perbaikan kualitas melalui penerapan secara
konsisten total quality management (TQM) yang bersifat menyeluruh,
sistemik, dan berkelanjutan guna menjawab tantangan penyelenggaraan
pendidikan berkualitas.

9
4. Penerapan TQM mensyaratkan adanya budaya, komitmen, dan
komunikasi yang baik dalam suatu institusi. Lembaga yang efektif perlu
mengembangkan strategi kualitas, karena itu masyarakat pendidikan
khususnya tenaga pendidik/pengajar, jajaran pengelola dan pimpinan
lembaga pendidikan harus memiliki konsep dan strategi peningkatan
mutu pendidikan yang merupakan bagian dari budaya lembaga
pendidikan.
Dengan demikian budaya peningkatan mutu di setiap lembaga
pendidikan bukan sekedar verbalisme yang berbau sloganisme, atau
hanya sekedar “budaya musiman”, namun harus diwujudkan melalui
suatu proses yang direncanakan, diorganisir dan dikendalikan oleh
semua pihak yang terlibat dalam proses pelaksanaan pendidikan di
lembaga pendidikan melalui sebuah tim team work.

b. Model best practice penjaminan mutu


Di dalam Pasal 52 UU Dikti dinyatakan bahwa SPM Dikti
ditetapkan oleh Menteri dan merupakan kegiatan sistemik untuk
meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara berencana dan berkelan-
jutan. SPM Dikti dilakukan melalui tahap penetapan, pelaksanaan,
evaluasi (pelaksanaan), pengendalian (pelaksanaan), dan peningkatan
(PPEPP) Standar Pendidikan Tinggi (Standar Dikti).
Dalam sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi, keharusan
menerapkan manajemen kendali mutu adalah mutlak. Salah satu model
manajemen kendali mutu yang diterapkan sekarang adalah manajemen
kendali mutu berbasis PDCA (plan, do, check, dan action), sebagai-
mana dalam Gambar 1 berikut.

10
Continuous
Improvement/Kaizen SDCA

P
D
C
A
SDCA

P
D
C
A
SDCA
P
D
C
A
SDCA S = Standard

Gambar 1 : Manajemen Kendali Mutu berbasis PDCA


Sumber : Ditjen Dikti (SPM-PT, 2010 : 20)

Konsep penjaminan mutu merupakan kombinasi dari tiga


pandangan, yaitu: pertama, “pada dasarnya penjaminan mutu adalah
bentuk pelepasan (devolving) tanggung jawab, desentralisasi tanggung
jawab atas pengambilan keputusan di tingkat institusi pendidikan”
(Kis,2005:5). Kedua, “penjaminan mutu satuan pendidikan tinggi
merupakan proses mendefinisikan dan pemenuhan standar manajemen
mutu pendidikan tinggi secara konsisten dan berkesinambungan demi
memenuhi kebutuhan seluruh pihak yang berkepentingan seperti peserta
didik, orang tua, industri, pemerintah, dosen, staf pendukung, dan
pihak-pihak terkait lainnya” Kepemimpinan dalam Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi (Amaripuja,2007:7). Ketiga, “Secara umum
tujuan penjaminan mutu pendidikan adalah untuk merencanakan,
mencapai, memelihara, dan meningkatkan mutu pendidikan secara
berkelanjutan pada satuan pendidikan tertentu”(Rusman, 2009:560).

11
Kombinasi pandangan-pandangan tersebut, terungkap beberapa
makna sebagai berikut: (1) tanggung jawab tentang mutu pendidikan
tinggi sepenuhnya diserahkan kepada dan menjadi tanggung jawab
perguruan tinggi yang bsangkutan. Dari hakikat penjaminan mutu
inilah, maka direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sebagai Otoritas
Pusat mereduksi fungsinya menjadi facilitating, empowering, dan
enabling berdasarkan Hight Education Long Term Srategy/HELTS
2003-2010, (2) terdapat dua kegiatan kunci penjaminan mutu
pendidikan tinggi yaitu penetapan dan pemenuhan standar managemen
mutu pendidikan tinggi pada perguruan tinggi yang bersangkutan, (3)
mutu pendidikan tinggi harus direncanakan, dicapai, dipelihara, dan
ditingkatkan secara konsisten dan berkelanjutan, (4) mutu lulusan
perguruan tinggi harus memenuhi harapan seluruh stakeholder.
Dalam sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi, keharusan
menerapkan manajemen kendali mutu adalah mutlak. Salah satu model
manajemen kendali mutu yang diterapkan sekarang adalah managemen
kendali mutu berbasis PDCA (plan, do, check, dan action). Proses
pengendalian mutu berbasis PDCA ini, menurut Rusman (2009: 561)
“sesuai dengan model total quality manajemen sebagai model
pengendalian mutu yang sering digunakan di lembaga pendidikan atau
sekolah. Prinsip Total quality manajemen yang juga menjadi perhatian
manajemen kendali mutu berbasis PDCA, yaitu: pertama, perhatian
harus ditekankan kepada proses secara terus menerus mengumandang-
kan peningkatan mutu. Kedua, mutu harus ditentukan oleh pengguna
jasa lembaga pendidikan. Ketiga, prestasi harus diperoleh melalui
pemahaman visi dan bukan dengan pemakaian peraturan. Keempat,
lembaga pendidikan harus menghasilkan lulusan yang memiliki ilmu
pengetahuan, sikap, ketrampilan, karakter dan memiliki kematangan
emosional”.
Proses pengendalian mutu berbasisi PDCA ini, akan menghasilkan
perbaikan berkelanjutan atas mutu pendidikan. Pada tahap (check)

12
terdapat titik-titik kendali mutu, dimana setiap penyelenggaraan proses
pendidikan pada tiap unit kerja di lembaga pendidikan, harus meng-
evaluasi pelaksanaan tugasnya dengan standar atau sasaran mutu yang
telah ditetapkan. Penetapan titiktitik kendali mutu harus dilakukan pada
setiap satuan kegiatan untuk setiap butir mutu. Apabila dalam evaluasi
itu, hasilnya menunjukkan telah tercapai standar mutu yang ditetapkan
sebagaimana dirumuskan dalam perencanaan, maka proses perencanaan
(plan) berikutnya untuk standar mutu pada satuan kegiatan dalam butir
mutu yang bersangkutan, harus ditingkatkan. Akan tetapi, apabila hasil
evaluasi menunjukan belum tercapai, maka harus dilakukan tindakan
(action) perbaikan agar standar/sasaran mutu dapat tercapai”.

II. Manajemen Stratejik (Strategic Management) dalam Pendidikan


Pada bagian dua ini akan diuraikan tentang Formulasi Strategi,
Implementasi Strategi, dan Evaluasi Strategi merupakan tiga prinsip
dalam manajemen strategik dan aspek-aspeknya dalam pendidikan.

1. Formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi


merupakan tiga prinsip dalam manajemen strategik. Penjelasannya
sebaghai berikut :

Tiga model/prinsip manajemen strategi sebagaimana diuraikan


dalam gambar diatas, menjelaskan berbagai aspek yang tercakup
didalamnya. Menurut J David Hunger & Thomas L. Wheelen, (2012),
Formulasi atau perumusan strategi mencakup : Misi, Tujuan,
Strategi dan kebijakan, Komponen Implementasi Staretgi mencakup :
Program, Anggaran, Prosedur. Sedangkan Evaluasi dan pengendalian
Strategi mencakup kinerja yang kesemuanya dapat diamati melalui
pengamatan eskternal : lingkungan sosial, lingkungan tugas, dan
pangamatan eksternal terhadap struktrur, budaya dan sumber daya,
sebagaimana diuraikan dalam Gambar 2 berikut

13
Gambar 2 : Model Manajemen Strategi
Sumber : Thomas L. Wheelen J. David Hunger, Stategy Management and Business Policy (2012)

 Proses Manajemen Strategik


Organisasi hidup dalam suatu sistem yang selalu saling
berhubungan dan mempengaruhi.Sehingga untuk mempertahankan
eksistensinya tersebut, organisasi perlu mengenali dan menguasai
berbagai informasi lingkungan strategiknya. Tujuan pengamatan
lingkungan adalah untuk mengenali kekuatan dan kelemahan internal
organisasi dan memahami peluang dan tantangan eksternal organisasi
sehingga organisasi dapat mengantisipasi perubahan-perubahan di masa
akan dating.
Ada dua faktor yang membuat pengamatan lingkungan menjadi
suatu analisa penting dalam manajemen strategic dan harus selalu
dilakukan oleh manajer puncak, yaitu: a) Bahwa organisasi/ perusahaan
tidak berdiri sendiri (terisolasi) tetapi berinteraksi dengan bagian-bagian
dari lingkungannya dan lingkungan itu sendiri selalu berubah setiap

14
saat. Dalam banyak kasus, beberapa perusahaan akan hancur karena
ketidakmampuan menganalisa dan beradaptasi dengan kondisi
lingkungan yang selalu berfluktuasi. b) Pengaruh lingkungan yang
sangat rumit dan kompleks dapat mempengaruhi kinerja banyak bagian
yang berbeda dari sebuah perusahaan.
Salah satu proses manajemen strategik adalah penilaian lingkungan
organisasi melalui proses analisis lingkungan organisasi. Yang
dimaksudkan disini meliputi kondisi, situasi, keadaan, peristiwa dan
pengaruh-pengaruh di dalam dan di sekeliling organisasi yang
berdampak pada kehidupan organisasi berupa kekuatan internal,
kelemahan internal, peluang eksternal dan tantangan eksternal.
1. Formulasi atau Perumusan Strategi
Formulasi atau Perumusan strategi adalah pengembangan rencana
jangka panjang untuk pengelolaan peluang dan ancaman lingkungan
yang efektif, dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan
perusahaan (analisa SWOT), termasuk mendefinisikan misi perusahaan,
menentukan tujuan yang dapat dicapai, mengembangkan strategi, dan
menetapkan pedoman kebijakan. Formulasi atau perumusan stretegi
mencakup aspek : a). Misi, b). Tujuan, c) Strategi dan d). Kebijakan.
a. Misi
Misi organisasi adalah tujuan atau alasan mengapa organisasi
hidup. Misi dapat ditentukan secara sempit dan luas. Pernyataan misi
harus: a) Menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai
oleh organisasi dan bidang kegiatan utama dari organisasi yang
bersangkutan.b) Secara eksplisit mengandung apa yang harus dilakukan
untuk mencapainya. c) Mengundang partisipasi masyarakat luas
terhadap perkembangan bidang utama yang digeluti organisasi. Kriteria
pembuatan misi meliputi: a) Penjelasan tentang bisnis/produk atau
pelayanan yang ditawarkan yang sangat diperlukan oleh masyarakat. b)
Harus jelas memiliki sasaran publik yang akan dilayani. c) Kualitas
produk dan pelayanan yang ditawarkan memiliki daya saing yang

15
meyakinkan masyarakat. d) Penjelasan aspirasi bisnis yang diinginkan
pada masa dating juga manfaat dan keuntungannya bagi masyarakat
dengan produk dan pelayanan yang tersedia.
Dalam konsep MBS, manajemen strategic yang diterapkan pada
manajemen sekolah secara umum memiliki karakteristis: (1) keputusan
yang diambil bersifat strategic; (2) penggunaan sumber daya sekolah
seefektif mungkin; (3) berorientasi ke masa depan (jangka panjang)
yaitu orientasi mutu secara berkelanjutan; (4) sangat peduli, tanggap
dan respon dengan lingkungan eksternal; dan (5) cenderung bersifat
multidimensional.
 Visi sekolah
Visi adalah penjelasan mengenai rupa yang seharusnya dari suatu
organisasi sebagaimana dikemukakan Gaffar visi adalah daya
pandang yang jauh mendalam dan meluas yang merupakan daya
piker abstrak, memiliki kekuatan yang dahsyat dan dapat
menerobos segala batas-batas fisik, waktu dan tempat. Visi sekolah
adalah agenda tujuan yang terdiri dari dorongan, ruang lingkup,
persyaratan, prioritas, implikasi, tindakan, kekuatan, kecakapan
atau kemampuan melihat dan memahami untuk berimajinasi dalam
mempersiapkan masa dating
 Misi sekolah
Secara umum misi menurut Sharplin adalah “alasan keberadaan”,
misi sebagai deskripsi tentang apa yang hendak dicapai dan untuk
siapa. Misi sekolah adalah aspirasi kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru, tenaga kependidikan dan masyarakat sekolah lainnya
yang akan dijadikan elemen fundamental penyelenggaraan program
sekolah dalam pandangan sekolah dengan alasan yang jelas dan
konsisten dengan nilai-nilai sekolah. Visi dan misi sekolah harus
merupakan consensus pimpinan (eksekutif) maupun personal
sekolah lainnya dan msyarakat yang terkait dengan sekolah

16
sehingga semua elemen penyelenggara sekolah mudah memahami
ide-ide dasar visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai.

b. Tujuan
Tujuan adalah hasil akhir aktivitas perenncanaan. Tujuan merumus-
kan apa yang akan dijelaskan dan kapan akan diselesaikan, dan
sebaiknya diukur jika memungkinkan. Kriteria tujuan adalah sebagai
berikut: a) Tujuan harus serasi dan mengklarifikasi misi, visi dan nilai-
nilai organisasi. b) Pencapaian tujuan akan dapat memenuhi atau
berkontribusi memenuhi misi, program dan sub program organisasi. c)
Tujuan akan menjangkau hasil-hasil penilaian lingkungan internal/
eksternal dan yang diprioritaskan, serta mungkin dikembangkan dalam
merespon isu-isu strategic. d) Tujuan cenderung untuk secara esensial
tidak berubah, kecuali terjadi pergeseran lingkungan atau dalam hal isu
strategic hasil yang diinginkan telah dicapai. e) Tujuan biasanya secara
relatif berjangka panjang, yaitu sekurang-kurangnya tiga tahun atau
lebih. Namun demikian, pada umumnya jangka waktu tujuan
disesuaikan dengan tingkat organisasi, kondisi, posisi dan lokasi. f)
Tujuan harus dapat mengatasi kesenjangan antara tingkat pelayanan
saat ini dengan yang diinginkan. g) Tujuan menggambarkan hasil
program/ sub program yang diinginkan. h) Tujuan menggambarkan
arah yang jelas dari organisasi, program dan sub program, tetapi belum
menetapkan ukuran-ukuran spesifik atau strategi. i) Tujuan harus
menantang, namun realistic dan dapat dicapai.
 Tujuan dan target sekolah
Tujuan organisasi menurut Etzioni mencangkup beberapa fungsi
diantaranya memberikan pengarahan dengan cara menggambarkan
keadaan masa akan datang yang senantiasa berusaha dikejar dan
diwujudkan oleh organisasi. Tujuan sekolah dilihat dari sudut
manajemen strategik adalah memberikan pengarahan dengan cara
menggambarkan keadaan masa akan datang yang menghasilkan

17
kesepakatan umum merupakan sumber legitimasi yang
membenarkan setiap kegiatan sekolah mengenai misi dalam
menentukan bidang kerja, macam dan volume pekerjaan yang
harus dilakukan dan senantiasa berusaha dikejar dan diwujudkan
sekolah serta eksistensi sekolah itu sendiri. Efektifitas sekolah
diukur dari tingkat sejauh mana ia berhasil mencapai tujuannya.

c. Strategi
Strategi suatu perusahaan membentuk rencana induk secara
komprehensif yang menyatakan bagaimana perusahaan akan mencapai
misi dan tujuannya dengan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan
meminimalkan kerugian kompetitif. Dengan kata lain Strategi
organisasi adalah suatu pernyataan mengenai arah dan tindakan yang
diinginkan oleh organisasi di waktu yang akan datang. Strategi
organisasi merupakan suatu pernyataan mengenai arah dan tindakan
yang diinginkan waktu yang akan dating, strategi organisasi mencakup
kebijakan, program dan kegiatan-kegiatan manajemen untuk melaksa-
nakan misinya. Strategi organisasi berkaitan dengan: a) Bagaimana
target-target kinerja yang harus dipenuhi. b) Bagaimana organisasi akan
memberikan fokus (perhatian pada pelanggan). c) Bagaimana organisasi
akan memperbaiki kinerja pelayanan serta segi-segi lainnya. d)
Bagaimana organisasi akan melaksanakan misinya.
 Penentuan strategi organisasi sekolah
Strategi adalah sebuah rencana yang komprehensif mengintegrasi-
kan segala resource dan capabilities yang mempunyai tujuan
jangka panjang untuk memenangkan kompetisi. Dalam era
globalisasi strategi merupakan instrument manajemen yang ampuh
dan tidak dapat dihindari, tidak hanya untuk survival dan
memenangkan persaingan tetapi juga untuk tumbuh dan
berkembang.

18
Secara umum dalam manajemen bisnis ada empat tingkatan dalam
strategi organisasi yaitu: societal, corporate, perusahaan dan
fungsional. Strategi societal adalah peranan organisasi dalam
masyarakat yang merupakan sebuah bagian dengan proses yang
peranan-peranan itu akandidefinisikan dan dengan peningkatan
organisasi dalam proses itu. Strategi societal di titik beratkan pada
hubungan organisasi dengan lingkungan eksternal.
Strategi corporate adalah mengembangkan atas tiga pertanyaan
dasar (1) apakah perusahaan atau perusahaan-perusahaan kita di
dalamnya? Jawabanya serupa dengan misi organisasi; (2) apakah
perusahaan atau perusahaan-perusahaan kita menjadi di dalamnya?
Jawabannya adalah kunci kehidupan organisasi sebab tinggal
dalam sebuah perusahaan yang salah mungkin membuktikan
menjadi bunuh diri dalam perjalanan panjang; dan (3) bagaimana
seharusnya perusahaan atau perusahaan-perusahaan kita dimana
dengan tujuan sepenuhnya mempertinggi kemampuan organisasi
untuk mencapai tujuan strategiknya? Jawabanya ditujukan dengan
memutuskan berapa banyak sumber perusahaan yang harus
diinvestasikan dalam perusa-haannya.
Strategi fungsional sekolah memperhatikan formulasi strategis
dalam setiap area fungsional sekolah (manajemen sekolah,
manajemen kelas, layanan belajar, mutu lulusan, keuangan dan
sebagainya), yang diterapkan bersama secara pantas harus
mencapai tujuan menggunakan strategi sekolah.

d. Kebijakan
Kebijakan adalah pedoman luas untuk pengambilan keputusan
yang menghubungkan perumusan strategi dengan implementasinya.
Perusahaan menggunakan kebijakan untuk memastikan bahwa karya-
wan di seluruh perusahaan membuat keputusan dan mengambil tindak-
an yang mendukung misi, tujuan, dan strategi perusahaan.

19
Strategi menentukan garis besar atau dasar-dasar pokok pedoman
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Untuk mencapai tujuan dan
sasaran organisasi maka strategi memerlukan persepsi dan tekanan
khusus dalam bentuk kebijakan. Kebijakan adalah pedoman pelaksana-
an tindakan-tindakan tertentu. Kebijakan merupakan kumpulan
keputusan-keputusan: a) Menentukan secara teliti bagaimana strategi
akan dilaksanakan. b) Mengatur suatu mekanisme tindakan lanjutan
untuk pelaksanaan pencapaian tujuan dan sasaran.c) Menciptakan
kebijakan di mana setiap pejabat dan pelaksana di organisasi mengeta-
hui apakah memperoleh dukungan untuk bekerja dan mengimple-
mentasikan keputusan.

2. Implementasi Strategik
Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujud-
kan strategi dan kebijakan dalam tindakan melalui pengembangan
program, anggaran, dan prosedur. Proses tersebut mungkin meliputi
perubahan budaya secara menyeluruh, struktur dan atau system manaje-
men dari organisasi secara keseluruhan. Kecuali ketika diperlukan
perubahan secara drastis pada perusahaan, manajer level menengah dan
bawah akan mengimplementasi strateginya secara khusus dengan
pertimbangan dari menajamen puncak.
a. Program
Program adalah pernyataan kegiatan atau langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencapai suatu rencana sekali pakai, berorientasi
pada tindakan dengan melibatkan restrukturisasi korporasi, mengubah
budaya internal perusahaan, atau memulai upaya penelitian baru.
b. Anggaran
Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan
uang, setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang
dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan Mengen-
dalikan.

20
c. Prosedur
Prosedur adalah system langkah-langkah atau teknik-teknik yang
berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas
atau pekerjaan diselesaikan. Prosedur secara khusus merinci berbagai
aktivitas yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan program-program
perusahaan.
 Implementasi strategi organisasi sekolah
Implementasi strategi dalam manajemen sekolah melibatkan
upaya besar yang bertujuan mentransformasi tujuan strategic ke
dalam aksi yaitu penyelenggaraan program sekolah. Betapapun
hebatnya suatu strategi, apabila tidak diimplementasikan tentu
saja strategi itu tidak akan bermakna bagi pengembangan
sekolah. Dari dua elemen manajemen strategic, yaitu, formulasi
strategi dan implementasi strategi, paling sulit untuk dilakukan
adalah implementasi strategi. Menurut Schendel dan Hofer
implementasi dicapai melalui alat administrasi yang dicapai
melalui alat administrasi yang dapat dikelom-pokkan ke dalam
tiga kategori (1) struktur; (2) proses dan (3) tingkah laku.

3. Evaluasi dan Pengendalian Stategi


Evaluasi dan pengendalian adalah proses dimana kegiatan
perusahaan dan hasil kinerja dimonitor sehingga kinerja sesungguhnya
dapat dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan. Manajer di semua
tingkatan menggunakan informasi yang dihasilkan untuk mengambil
tindakan korektif dan menyelesaikan masalah. Meskipun evaluasi dan
kontrol adalah elemen utama terakhir dari manajemen strategis, juga
dapat menunjukkan kelemahan dalam rencana strategis yang
sebelumnya dilaksanakan dan dengan demikian merangsang seluruh
proses untuk memulai lagi.
Kinerja adalah hasil akhir dari kegiatan, mencakup hasil sesung-
guhnya dari proses manajemen strategis. Praktik manajemen strategis

21
dibenarkan dalam hal kemampuannya untuk meningkatkan kinerja
organisasi, biasanya diukur dalam hal laba dan laba atas investasi. Agar
evaluasi dan pengendalian menjadi efektif, manajer harus memperoleh
informasi yang jelas, cepat, dan tidak bias dari orang-orang di bawah
mereka dalam hierarki perusahaan. Dengan menggunakan informasi ini,
manajer membandingkan apa yang sebenarnya terjadi dengan apa yang
semula direncanakan pada tahap perumusan.
Evaluasi dan pengendalian kinerja melengkapi model manajemen
strategis. Berdasarkan hasil kinerja, manajemen mungkin perlu
melakukan penyesuaian dalam perumusan strateginya, dalam imple-
mentasi, atau keduanya. Evaluasi dan pengendalian stetegi terdiri dari
data kinerja dan laporan aktivitas (dikumpulkan pada Langkah 3)
Gambar 3 berikut
.

.
1 2 3 4 5
Tentukan tetapkan Apakah Tdk
apa yang standar yang Mengukur kinerja Ambil
diukur telah kinerja sesuai tindakan
ditentukan dengan korektif
standar?

Ya
Gambar 3 : Proses Evaluasi dan Pengendalian
Sumber : Thomas L. Wheelen J. David Hunger, Stategy
Management and Business Policy (2012 :330) Ber-
henti

Jika hasil kinerja yang tidak diinginkan karena proses manajemen


strategis tidak tepat digunakan, manajer operasional harus tahu tentang
hal itu sehingga dapat memperbaiki aktivitas karyawan. Manajemen
puncak tidak perlu dilibatkan. Namun, jika hasil kinerja yang tidak
diinginkan berasal dari proses itu sendiri, manajer puncak, serta
manajer operasional, harus mengetahuinya sehingga dapat mengem-
bangkan program atau prosedur implementasi baru. Evaluasi dan
Pengendalian Stratergi harus relevan dengan apa yang dipantau.
22
Proses evaluasi dan pengendalian memastikan bahwa perusahaan
mencapai apa yang ingin dicapai, membandingkan kinerja dengan hasil
yang diinginkan dan memberikan umpan balik yang diperlukan bagi
manajemen untuk mengevaluasi hasil dan mengambil tindakan korektif,
sesuai kebutuhan. Proses ini dapat dilihat sebagai model umpan balik
lima langkah, seperti yang digambarkan pada Gambar 3 tersebut
Diatas.
1. Tentukan apa yang akan diukur: Manajer puncak dan manajer
operasional perlu menentukan proses dan hasil implementasi apa
yang akan dipantau dan dievaluasi. Proses dan hasil harus mampu
diukur dengan cara yang cukup objektif dan konsisten. Fokusnya
harus pada elemen yang paling signifikan dalam suatu proses.
2. Menetapkan standar kinerja: Standar yang digunakan untuk
mengukur kinerja adalah ekspresi terperinci dari tujuan strategis,
yaitu ukuran hasil kinerja yang dapat diterima. Setiap standar
biasanya mencakup rentang toleransi, mendefinisikan
penyimpangan yang dapat diterima. Standar dapat ditetapkan tidak
hanya untuk hasil akhir tetapi juga untuk tahap menengah dari hasil
produksi.
3. Mengukur kinerja aktual: Pengukuran harus dilakukan pada waktu
yang telah ditentukan.
4. Bandingkan kinerja aktual dengan standa r: Jika hasil kinerja
aktual berada dalam kisaran toleransi yang diinginkan, proses
pengukuran berhenti di sini.
5. Ambil tindakan korektif : Jika hasil sesungguhyna berada di luar
rentang toleransi yang diinginkan, tindakan harus diambil untuk
memperbaiki penyimpangan. Pertanyaan-pertanyaan berikut harus
dijawab diantara-nya : a) Apakah penyimpangan itu hanya fluktuasi
peluang?, b) Apakah proses yang dilakukan salah?, c) Apakah
prosesnya sesuai dengan pencapaian standar yang diinginkan?
Tindakan harus diambil yang tidak hanya akan memperbaiki

23
penyimpangan tetapi juga mencegah hal itu terjadi lagi?, dan d)
Siapa orang terbaik untuk mengambil tindakan korektif?

2. Jika manajemen strategik diterapkan dalam Manajemen Peningkatan


Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS), berikan uraian singkat
bagaimana penerapannya.

Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) pada


umumnya dapat diartikan sebagai model manajemen yang memberikan
otonomi lebih besar kepada sekolah, memberikan fleksibelitas atau
keluwesan besar kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara
langsung warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu
sekolah berdasar kebijakan-kebijakan nasional serta peraturan
perundangan yang berlaku (Depiknas, 2002)
MPMBS merupakan bagian dari manajemen berbasis sekolah,
difokuskan pada peningkatan mutu, untuk meningkatkan kinerja
sekolah (efektivitas, kualitas, efisiensi, inovasi, relevansi dan
pemerataan serta akses pendidikan). Banyak manfaat yang telah dapat
dirasakan baik oleh pemerintah daerah maupun pihak sekolah yang
secara langsung menjadi sasaran pelaksanaan, dampak dari pelaksanaan
program-program sekolah yang menerapkan prinsip-prinsip manajemen
berbasis sekolah (MBS), mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan,
sampai dengan proses pelaporan dan umpan baliknya. Dengan kata lain
program-program yang dilaksanakan menganut prinsip-prinsip demo-
kratis, transparan, profesional dan akuntabel.
Proses penerapan MBS dapat ditempuh antara lain dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Memberdayakan komite sekolah/majelis madrasah dalam
peningkatan mutu pemelajaran di sekolah.
b. Memberdayakan tenaga kependidikan, baik tenaga pengajar (guru),
kepala sekolah, petugas bimbingan dan penyuluhan (BP) maupun
staf kantor, pejabat-pejabat di tingkat kecamatan, unsur komite
24
sekolah tentang Manajemen Berbasis Sekolah, pembelajaran yang
bermutu dan peran serta masyarakat.
c. Mengadakan pelatihan dan pendampingan sistematis bagi para
kepala sekolah, guru, unsur komite sekolah pada pelaksanaan
peningkatan mutu pembelajaran.
d. Melakukan supervisi dan monitoring yang sistematis dan konsisten
terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah agar
diketahui berbagai kendala dan masalah yang dihadapi, serta segera
dapat diberikan solusi/pemecahan masalah yang diperlukan.
e. Mengelola kegiatan yang bersifat bantuan langsung bagi setiap
sekolah untuk peningkatan mutu pembelajaran, Rehabilitasi/Pem-
bangunan sarana dan prasarana Pendidikan, dengan membentuk
Tim yang sifatnya khusus untuk menangani dan sekaligus
melakukan dukungan dan pengawasan terhadap Tim bentukan
sebagai pelaksana kegiatan tersebut.
f. Kekuasaan yang lebih besar yang dimiliki oleh kepala sekolah
dalam pengambilan keputusan perlu dilaksanakan dengan
demokratis antara lain dengan melibatkan semua pihak, khususnya
guru dan orangtua siswa, membentuk tim-tim kecil di level sekolah
yang diberi kewenangan untuk mengambil keputusan yang relevan
dengan tugasnya dan menjalin kerjasama dengan organisasi di luar
sekolah.
Penerapan manajemen strategik, saat ini telah berkembang dari
manajemen strategik tradisional ke arah suatu sistem manajemen
bersifat kontemporer. Sistem manajemen tradisional hanya berfokus
pada sasaran-sasaran yang bersifat efisiensi keuangan, sedangkan
sistem manajemen kontemporer mencakup 4 (empat) perspektif yaitu
mencakup perspektif efisiensi keuangan, proses layanan internal,
kepuasan pelanggan, dan pertumbuhan layanan jasa.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan
manajemen strategik adalah menggunakan empat komponen

25
manajemen strategik, yaitu: (1) Analisis potensi dan profil satuan
pendidikan (sekolah/madrasah) untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan; (2) Analisis lingkungan untuk mengidentifikasi peluang dan
ancaman dalam melaksanakan layanan jasa pendidikan; (3) Menetapkan
visi dan misi berdasarkan analisis potensi dan lingkungan sebagai acuan
dalam pengelolaan satuan pendidikan; (4) Menetapkan strategi yang
diperlukan untuk meningkatkan kinerja sekolah dalam mencapai visi
dan misi sekolah.
Dengan demikian Pengetahuan Kepala sekolah dan seluruh warga
sekolah harus menjadi seseorang yang berusaha secara terus menerus
menambah pengetahuan dan keterampilan dalam rangka meningkatkan
mutu sekolah. Untuk itu, sekolah harus memiliki sistem pengembangan
sumber daya manusia (SDM) lewat berbagai pelatihan atau workshop
guna membekali guru dengan berbagai kemampuan yang berkaitan
dengan proses belajar mengajar.

3. Untuk dapat menerapkan manajemen strategik di sebuah lembaga


pendidikan, apa saja kecakapan yang sebaiknya dimiliki para
pengeloalanya, khususnya di tingkat pimpinan atau para manajer.

Kepemimpinan strategis adalah suatu proses memberikan arah


dan inspirasi yang diperlukan untuk membuat dan melaksanakan visi
organisasi, misi, dan strategi untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemim-pinan strategis adalah kemampuan seseorang untuk
mengantisi-pasi, memimpikan, mempertahankan fleksibilitas, berpikir
secara stratrgis, dan bekerja dengan orang lain untuk memulai
perubahan yang akan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi
organisasi. Kepemimpinan strategis harus melibatkan manajer
puncak, tengah, dan tingkat yang lebih rendah dari organisasi.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, pemimpin harus memiliki
kredibilitas dan reputasi yang hebat, agar ia mampu memberikan
inspirasi dan motivasi kepada setiap orang. Pemimpin harus memotivasi
dan menginspirasi setiap orang dalam setiap detik kehidupan mereka,
26
untuk bersemangat dan bangkit bersama dengan perubahan baru.
Pemimpin harus membuat setiap orang menyadari bahwa perubahan itu
penting, untuk mengubah hal-hal yang telah ketinggalan zaman dengan
hal-hal baru yang sesuai peradaban.
Pemimpin harus memiliki keterampilan untuk dapat mengenali
perubahan-perubahan penting, serta mampu mengambil tempat di
dalam hati setiap orang, agar semua orang dalam organisasi bisa saling
menyatu dan saling berempati, untuk membawa perubahan itu ke arah
yang lebih memberi manfaat positif buat organisasi dan buat setiap
manusianya.
Dengan demikian seorang pemimpinan akan diketagorikan
sebagai pemimpin strategis yang efektif memiliki yang memiliki
keterampilan/ kecakapan untuk (1) mengantisipasi dan meramalkan
kejadian dalam lingkungan eksternal organisasi yang memiliki potensi
untuk mempengaruhi kinerja organisasi, (2) mencari dan
mempertahankan keunggulan kompetitif dengan membangun
kompetensi inti dan memilih pasar yang tepat untuk bersaing, (3)
mengevaluasi implementasi strategi dan hasil secara sistematis, dan
membuat penyesuaian strategis, (4) membangun tim karyawan yang
sangat efektif, efisien, dan termotivasi, (5) menentukan tujuan dan
prioritas yang tepat untuk mencapainya, serta (6) menjadi komunikator
yang efektif.

III. Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-


2019:

1. Uraian dan kajian Terhadap Indonesia Education Strategic Plan


2015-2019 dalam rencana strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, meliputi :

a. Prinsip-prinsip teorteris yang melandasi penyusunan Visi,


Misi, Tujuan Strategik, dan Sasaran Strategik. Sebagai berikut
Kondisi lingkungan strategis dapat diidentifikasi sebagai
potensi, yang selanjutnya dijadikan bahan pertimbangan penting
27
dalam penyusunan Renstra. Kondisi lingkungan strategis yang
menggambarkan kecenderungan masa depan mendapat perhatian
khusus diuraian dalam potensi dan permasalahan melandasi
penyusunan visi, misi, tujuan Stategik dan Sasaran Strategi.
1. Potensi
Berikut ini diuraikan beberapa aspek lingkungan strategis
diantaranya : pertumbuhan Ekonomi, perkembngan Demografi,
Tenaga Kerja, Kondisi sosial masyarakat, dan jati diri bangsa.
Berdasarkan analisis dan perkiraan atas pertumbuhan beberapa
indikator utama, seperti jumlah masyarakat kelas menengah ke
atas dari 45 juta orang menjadi 135 juta orang dan meningkatnya
kemampuan 74% usia produktif dalam menyumbang 86% dari
Pendapatan Domestik Bruto (PDB) mengindikasikan Indonesia
akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor 7 di dunia
pada tahun 2030, sehingga dapat diasumsikan bahwa pertumbuh-
an ekonomi Indonesia semakin hari mulai membaik, meskipun
belum signifikan.
Bangsa Indonesia juga mempunyai peluang untuk menikmati
“bonus demografi”, yaitu percepatan pertumbuhan ekonomi
akibat berubahnya struktur umur penduduk yang ditandai dengan
menurunnya rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk
nonusia kerja menjadi penduduk usia kerja. Perubahan struktur ini
memungkinkan bonus demografi tercipta karena meningkatnya
suplai angkatan kerja (labor supply), tabungan (saving), dan
kualitas manusia (human capital).
Kondisi demikain akan tercapai, jika tenaga kerja Indonesia
memiliki kulaitas dan keterampilan yang memadai. Isu tentang
tenaga kerja makin marak, apalagi dikaitkan dengan dibukanya
pasar bebas yang mengijinkan tenaga kerja asing masuk dan
berkeja di Indonesia tidak signifikan jika dibandingkan dengan
tenaga kerja Indonesia di luar negeri.

28
Persolanya bukan pada kuantitas malainkan kualitas dan
keterampilan. Data BPS tahun 2013, jumlah penduduk usia 15
tahun ke atas yang bekerja 65,70% hanya memiliki latar belakang
pendidikan dasar (SD/SMP), 24,51% lulusan pendidikan
menengah, dan 9,79% lulusan pendidikan tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa kulaitas dan keteremapilan yang dimiki
tenaga kerja Indonesia masih sangat minim, sehingga perlu
perhatian serius dari Pemerintah.
Kondisi Sosial Masyarakat dan Jati Diri Bangsa juga
menjadi bagian dari prinsip-prinsip melandasi penyusuan resntra
(visi, misi, tujuan, strategi, sasaran strategi). Sebagian kondisi
sosial masyarakat, yang tergambar dalam dinamika berbangsa
bernegara serta hubungan sosial, menunjukkan kondisi yang agak
mengkhawatirkan, diantaranya berkaitan dengan permasalahan
korupsi yang terjadi dan melibatkan banyak pejabat negara,
rendahnya toleransi antarumat beragama, penggunaan obat-obat
terlarang, pornografi yang sudah merambah pada anak-anak kecil,
rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan, kepatuhan
hukum dan peraturan perundang-undangan, sportivitas dalam
berkompetisi, berita palsu (HOAX) marak menyelimuti sikap dan
perilaku setiap orang akhir-akhir ini ,telah menggoyahkan kati
bangsa Indonesia yang dikenal sebagai bangsa yang memiliki
nilai-nilai menghargai keragaman, berakhlak mulia, bermoral,
beretika, dan bergotong-royong secara personal, kelompok
(universal), membentuk jati diri bangsa, namun, perkembangan
terkini dari kehidupan sosial masyarakat mengin-dikasikan
adanya pelemahan jati diri tersebut
2. Permasalahan
Pembangunan pendidikan dan kebudayaan hingga tahun 2014
menunjukkan keberhasilan yang nyata, namun masih terdapat
banyak permasalahan penting dan tantangan yang akan dihadapi

29
pada periode tahun 2015-2019, diantaranya : 1) Peran Pelaku
Pembangunan Pendidikan belum Optimal dan signifikan dalam
Melestarikan Kebudayaan, 2) Belum semua penduduk memper-
oleh layanan akses PAUD yang berkualitas, 3) Pemenuhan hak
terhadap pelayanan pendidikan dasar yang berkualitas belum
maksimal, 4) Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan 12 Tahun
yang Berkualitas dan Peningkatan Kualitas Pembelajaran belum
Maksimal, 5) Rendahnya Mutu Kemahiran Membaca (literasi)
dan semakin punahnya penggunaan Bahasa dan Sastra Daerah, 6)
Gejala memudarnya karakter siswa dan Jati Diri Bangsa, 7)
Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan belum Maksimal, 8)
Relevansi pendidikan menengah kejuruan dengan kebutuhan
dunia kerja belum maksimal, 9) Pemanfaatan Anggaran Pendidik-
an belum Efektif dan Efisien, 10) Belum seluruh penduduk
memperoleh layanan akses pendidikan menengah yang berkuali-
tas, 11) Rendahnya jaminan kualitas pelayanan pendidikan, dan
12) Lemahnya pelaksanaan kurikulum, lemahnya sistem penilaian
pendidikan dan masih banyak lagi permasalahan yang menjadi
tantantang kedepan.
Berbagai potensi dan permasalahan tersebut dalam pelaksa-
naannya membutuhkan kemauan baik (goodwlil) dari semua
pihak sehingga resntra sebagaimana telah disusun, setidaknya
memberi warna posisitf dan mencapai tujuan pendidikan nasional
sebagaimana telah disepakati dalam pengembangan pendidikan
menghadapi era globalisasi dan millenial ini

b. Keterkaitan Visi-Misi-Tujuan, Strategik- Sasaran Strategik


dengan Program-program yang disusun dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Penyusunan Rencana strategsk sudah dilakukan melalui
berbagai tahapan, termasuk interaksi dengan para pemangku

30
kepentingan pendidikan dan kebudayaan di pusat dan daerah,
partisipasi seluruh jajaran Kemendikbud, serta dengan memper-
timbangkan seluruh capaian kinerja pembangunan pendidikan dan
kebudayaan hingga saat ini. Rencana strategk menjabarkan visi
Kemendikbud beserta rencana sasaran nasional dalam rangka
mencapai sasaran.
Dengan demikian Rencana stratergik menggambarkan secara
jelas keterkaitan antara sasaran Kemendikbud, sasaran program,
dan sasaran kegiatan, rincian Indikator Kinerja Sasaran Strategis
(IKSS), Indikator Kinerja Program (IKP) dan Indikator Kinerja
Kegiatan (IKK), serta memantapkan penerapan Penganggaran
Berbasis Kinerja (PBK) untuk meningkatkan mutu keluaran
(output) dan hasil (outcome) guna mewujudkan akuntabilitas dan
transparansi dalam pemanfaatan APBN.

c. Menentukan keberhasilan dalam implementasi Rencana


Strategi .
Keberhasilan dalam implementasi Rencana strategik ber-
gantung pada langkah awal pembuatannya, yang melibatkan dan
memberdayakan seluruh jajaran eksekutif khususnya dan
memberikan pengertian kepada seluruh karyawan. Dalam konteks
implenetasi Renstra Kemendikbud periode 2015 -2019 akan
berhasil manakalah ada kemauan baik (goodwill), pelibatan
publik secara lebih aktif dan terintegrasi secara efektif dan
konstruktif dalam kegiatan pembangunan bidang pendidikan dan
kebudayaan, koordinasi pengendalian kegiatan pembangunan
lingkup pendidikan, termasuk memberi kritik, evaluasi, dan
rekomendasi.

2. Butir-butir penting yang menunjukkan concern terhadap mutu


atau kualitas dapat dijelaskan sebagai berikut.

31
Tiga hal utama menunjukkan concern terhadap mutu atau kualitas
pendidikan, yaitu Kondisi Sosial Masyarakat, Jati Diri Bangsa dan
Pemanfaatan Anggaran Pendidikan belum Efektif dan Efisien.
Penyimpangan dan penyalahgunaan anggaran pendidikan selama ini
lebih disebabkan persoalan moral, kulaitas pribadi yang
mengesampingkan nilai-nilai hidup berbangsa dan bernegara hanya
demi kepentingan pribadi atau kelompok. Singaktnya., kualitas
pendididikan dapat diukur dengan sikap dan perilaku dalam bertindak,
dimana setiap orang saling menghagai, toleransi dan mengedepankan
nilai-niliai hidup keseharian seperti gotong royang, ramah dalam
hidup bersama, mementingkan kepentingan bersama diatas
kepentingan pribadi, niscaya akan mampu membentengi diri dan
mempertahnakan jati diri sebagai satu bangsa kokoh, dan beradab
serta mampu bersaing dengan bangsa lain.

32
REFERENSI

Alkhafaji, F.A,. (2003). Strategic Management. New York-London : The Haworth


Prerss.
Akdon ( 2016). Strategic Management For Educational Management. Bandung:
Afabeta.
Handoko, H.T. (2015). Manajemen, Edisi ke 2. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
Hunger D.J, Wheelen, L.T. (1996). Strategic Management 5th Edition. the United
States of America : Addison-Wesley Publishing Company. Inc.
Mulyasa, E. (2013). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Sallis, E. (2002). Total Quality Management In Education 3th. USA: Stylus
Publishing Inc.
Sule, T.E. (2018). Pengantar Manajemen. Jakarta : Prenadamedia Group (Devisi
Kencana).
Wheelen, L.T, Hunger D.J,. (2012). Strategic management and business policy
13th : toward global Sustainability. the United States of America :
Pearson Education, Inc., publishing as Prentice Hall.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2010). Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT). Jakarta.
Rencana Strategis Kementerian Pendidikian dan Kebudayaan 2015-2019. Jakarta
: Kemendikbud, 2015
Materi kuliah pertemuan 1 – 6 mata kuliah Kajian Mandiri Manajemen
Pendidikan, Semerter II (2019) Uninus Bandung.

33

Anda mungkin juga menyukai