Anda di halaman 1dari 14

Konsep TQM dan Implementasi Konteks Pendidikan

Naila Nuril Fauziah

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri

Email: nailafauziah459@gmail.com

muhamadyasin@iainkediri.ac.id

Abstrak

TQM merupakan suatu filsafat manajemen atau komitmen budaya organisasi untuk
memuaskan pelanggan secara konstan lewat perbaikan terus menerus atas semua
proses organisasional, sehingga bisa menghasilkan produk dan jasa yang bermutu
tinggi serta menjadikan kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi kepada
kepuasaan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Tujuan
penulisan artikel ini adalah untuk meganalisa dan mendeskripsikan tentang konsep
Total Quality Manajemen (TQM) dan implementasi konteks pendidikan. Penulisan
artikel ini menggunakan metode library research dengan melakukan pengumpulan
data pustaka, yang memanfaatkan materi-materi tertulis seperti buku, artikel dan
jurnal untuk menganalisis konsep TQM dan implementasi konteks pendidikan,
sehingga dapat direduksi dan dipaparkan secara sistematis. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa perlunya penerapan konsep TQM dalam Implementasi konteks
pendidikan, sebagai bentuk dari upaya atas peningkatan kualitas pendidikan agar
mencapai kesuksesan dalam mengelola pendidikan.

Kata kunci: Konsep TQM, Implementasi Konteks Pendidikan

PENDAHULUAN

Total Quality Manajemen (TQM) dalam konteks pendidikan merupakan sebuah


filosofi metodologi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan
seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi
kebutuhan dan harapan pelanggan, saat ini maupun di masa yang akan datang.
Manajemen mutu terpadu pendidikan merupakan suatu sistem manajemen yang
mengangkat kualitas sebagai strategi usaha yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi, dengan cara melakukan
1
suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimalkan
daya saing organisasi melalui perbaikan secara terus menerus atas produk, jasa,
manusia, tenaga kerja, proses dan lingkungan.1

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pada tahun 2005 pemerintah


mengeluarkan peraturan RI nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Peraturan ini merupakan usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Peraturan pemerintah tersebut berisi: 1. Proses pembelajaran
pada suatu satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berprestasi aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai
bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, 2. Dlam proses
pembelajaran pendidik dituntut dapat memberikan keteladanan (sebagai panutan,
contoh yang baik bagi siswa, 3. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan
proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajan, penilaian hasil pembelajaran,
dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang
aktif dan dinamis.2

Bagi setiap instusi atau lembaga, mutu adalah agenda utama dan meningkatkan
mutu merupakan tugas yang paling penting. Organisasi-organisasi yang menganggap
serius pencapaian mutu, memahami bahwa sebagian besar rahasia mutu berakar dari
mendengar dan merespon secara simpatik terhadap kebutuhan dan keinginan para
pelanggan dan klien. Dalam konteks TQM, mutu merupakan sebuah filosofi dan
metodologi yang membantu sebuah institusi untuk merencanakan perubahan dan
mengatur agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal maupun internal.

Mutu merupakan sesuatu yang dianggap salah satu bagian penting dalam
sebuah lembaga pendidikan. Peningkatan mutu merupakan usaha untuk

1
Ade Suhartini, Total Quality Manajemen (Jawa Barat: Widina Bhakti Persada Bandung,2021), 18.
2
Zainul Muhibbin, dkk “Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah”, Jurnal Sosial
Humaniora, Vol 5 No.2 (November, 2012), 206-207.

2
meningkatkan kualitas dari sebuah institusi agar dapat menjadi lebih unggul dan
lebih baik dari lembaga yang lainnya. Pendidikan yang berkualitas merupakan
harapan dan tuntutan seluruh stakeholder pendidikan. Semua orang tentunya akan
lebih suka menuntut ilmu pada lembaga yang memiliki mutu yang baik. Atas dasar
ini maka sekolah atau lembaga pendidikan harus dapat memberikan pelayanan dan
mutu yang baik agar mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya.

Dengan demikian, manajemen mutu tidak hanya menghendaki agar produk


yang dihasilkan memenuhi standar mutu, tetapi lebih menekankan pada proses
produksi dengan prosedur yang baik sehingga menghasilkan produk yang baik pula.
Praktik penyelenggaraan pendidikan dapat dikiyaskan dengan proses produksi dalam
sebuah perusahaan (industri). Hanya saja, produk yang dihasilkan lembaga
pendidikan dalam bentuk jasa. Karena produk yang dihasilkan dalam dunia
pendidikan dalam bentuk layanan atau jasa, ukuran mutu lembaga pendidikan adalah
sejauh mana kepuasan pelanggan terhadap mutu layanan yang diberikan lembaga
pendidikan terhadap pelanggan. Sebagai industri jasa, mutu lembaga pendidikan tidak
hanya dilihat dari mutu lulusannya, tetapi juga pelayanan yang diberikan oleh
pengelola, pendidik, serta seluruh karyawan kepada pelanggan sesuai dengan standar
mutu tertentu.

Lembaga pendidikan dikatakan bermutu apabila mampu memberi layanan


sesuai atau bahkan melebihi harapan guru, karyawan, peserta didik, dan pihak-pihak
lain yang terkait, seperti orang tua, penyandang dana, pemerintah atau dunia kerja
sebagai pengguna lulusan. Untuk memberikan jaminan terahadap mutu, lembaga
pendidikan harus mengetahui dengan pasti apa yang dibutuhkan oleh pelanggannya.
Lembaga pendidikan hendaknya selalu berupaya mensinergikan berbagai komponen
untuk melaksanakan manajemen mutu pendidikan yang dikelolanya agar dapat
menjalankan tugas dan fungsi kependidikan.3

3
Hanun Asrohah, Manajemen Mutu Pendidikan (Surabaya: UIN Sunan Ampel, TT), 10.

3
METODE

Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik atau tidak, tergantung pada metode
penelitian yang digunakan. Kualitas suatu penelitian tergantung dari metode yang
digunakan.4 Penelitian ini menggunakan metode penelitian riset kepustakaan (Library
Research), metode penelitian ini berkenaan dengan metode pengumpulan data
pustaka, yang memanfaatkan materi-materi tertulis seperti buku, artikel dan jurnal
untuk menganalisis konsep TQM dan implementasi konteks pendidikan, sehingga
dapat direduksi dan dipaparkan secara sistematis.

PEMBAHASAN

A. Konsep Total Quality Manajemen (TQM)

Total Quality Manajemen (TQM) merupakan sebuah konsep yang


mengaplikasikan berbagai prinsip mutu untuk menjamin suatu produk barang
atau jasa memiliki spesifikasi mutu sebagaimana diterapkan secara menyeluruh,
dengan melakukan pendekatan secara menyeluruh yaitu mulai dari input,proses,
output dan outcome.

Berangkat dari huruf dalam TQM, Sallis mendeskripsikan konsep MMT


atau TQM secara harfiah terdiri dari huruf besar T, Q, dan M dengan masing-
masing huruf bermakna sebagai berikut. T in TQM dictates that everything and
everybody in the organization is involved in the enterprise of continuous
improvement, atau T dalam TQM menegaskan segala benda atau fasilitas dan
setiap orang yang ada di organisasi dilibatkan dalam peningkatan yang
berkelanjutan. Q in TQM is total customer satisfaction which becomes the center
of the all organization managers and their staff”, atau Q dalam TQM adalah
total kepuasan pelanggan adalah fokus utama dari semua manajer dan staf. M in

4
Singgih Aji Purnomo, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: Pustakapedia, 2019), 26

4
TQM means everyone in the institution whatever their status, position or role is
the manager of their own responsibility”, atau M dalam TQM bermakna setiap
orang dalam organisasi apapun status mereka, posisi atau peran mereka adalah
manejer di bidangnya masing-masing.5

Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep dasar dari TQM adalah konsep tim,
yang artinya para anggota organisasi pendidikan dan satuan pendidikan
bekerjasama untuk satu tujuan yang ditetapkan dengan fokus kualitas pelanggan
belajar, yang berimplikasi pada kualitas lulusan sebagai produk dari pendidikan.
Dengan demikian, akan tampak kualitas manajemen bagi suatu institusi
pendidikan pada produktifitas manajemen kelembagaan di bidangnya masing-
masing. Produktifitas adalah ukuran seberapa baik suatu lembaga dalam
mengubah input atau sumber daya menjadi output, produk atau hasil yang
berguna sebagai hasil dari sumber daya.

Kualitas (quality) adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk dan


jasa yang berkaitan dengan penekanannya untuk memnuhi kebutuhan tertentu.
Menurut Patel, komponen sistem kualitas meliputi:

1. Kualitas pelanggan, yaitu apakah kualitas pelayanan mampu memberikan


pada pelanggan apa yang mereka inginkan, yang diukur dari penggunaan
jasa, misalnya kepuasan pelanggan atau keluhan pelanggan.
2. Kualitas profesional, yaitu apakah pelayanan mampu memenuhi kebutuhan
pelanggan yang didefinisikan secara profesional, dan apakah prosedur dan
standar profesional tersebut dapat dipercaya untuk menghasilkan produk
atau jasa yang diinginkan.

5
Sutarto, Manajemen Mutu Terpadu (MMT-TQM) Teori dan Penerapan di Lembaga Pendidikan,
(Yogyakarta: UNY, 2015), 2.

5
3. Kualitas proses, desain, dan operasi proses pelayanan menggunakan
sumber daya dengan cara yang paling efisien untuk memenuhi kebutuhan
pelangggan.6

Kualitas yang dicita-citakan ini membutuhkan keterlibatan dari seluruh


pihak dalam organisasi bahkan menuntut perubahan budaya, karena dapat
mendatangkan manfaat dan inovasi yang ditemukan melalui praktek-praktek
TQM.

Dalam menerapkan konsep TQM pada pendidikan, maka perlu


memperhatikan beberapa aspek, yaitu:

1. Fokus pada pengguna lulusan


2. Obsesi terhadap mutu
3. Pendekatan ilmiah
4. Kerjasama tim
5. Memiliki komitmen jangka panjang dan berkelanjutan
6. Upaya perbaikan secara terus menerus
7. Melakukan pendidikan dan pelatihan
8. Persamaan persepsi dan tujuan
9. Memiliki budaya organisasi yang bebas dan terkendali, dan
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan sumber daya manusia.7

Semua aspek TQM ini harus berorientasi pada sistem manajemen


pendidikan, perilaku warga sekolah, fokus pada pelayanan secara optimal dalam
rangka memenuhi kebutuhan, keinginan dan keperluan pengguna lulusan
(stakeholders).8

6
Rusdiana, Konsep Total Quality Manajemen dan Service Quality dalam Pengembangan Pendidikan
Tinggi Islam, Vol No.1 (Juli,2013), 152-153.
7
Hasnadi, “Total Quality Management: Konsep Peningkatan Mutu Pendidikan”, SAP (Satuan Artikel
Pendidikan), Vol.6 No.2 (Desember:2021), 143.
8
Ibid., 143.

6
B. TQM dalam Implementasi Konteks Pendidikan

Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management) dalam konteks


pendidikan merupakan sebuah filosofi metodologi tentang perbaikan secara terus
menerus yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi
pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan saat
ini maupun masa yang akan datang.9

Dalam dunia pendidikan, peningkatan kualitas dan mutu pendidikan akan


sangat ditentukan oleh banyak aspek, seperti guru, staf, siswa, kurikulum, proses
belajar mengajar, dukungan pembiayaan, pengelolaan, dan masih banyak lagi.
Pengelolaan sekolah yang baik dan bermutu akan ditentukan dengan seberapa
besar dukungan yang diberikan dari lingkungan, pihak sekolah, masyarakat, dan
pemerintah dalam menunjang kegiatan pendidikan. Sehingga suatu institusi atau
lembaga pendidian dikatakan bermutu apabila mampu memberikan kepuasan
terhadap pelanggan luar dan pelanggan dalam atas jasa yang diberikan.

Dari beberapa hal diatas, bisa kita ambil pemahaman bahwa implementasi
TQM adalah penerapan atau pengejawantahan konsep manajemen yang
melibatkan seluruh komponen dalam organisas untuk bersama-sama
berkontribusi dalam kebijakan organisasi yang berorientasi pada perbaikan mutu
produk untuk kepuasan pelanggan (customer).10

Ada beberapa hal pokok yeng perlu diperhatikan dalam implementasi TQM
di dunia pendidikan, yaitu:

1. Perbaikan secara terus menerus (continous improvement). Konsep ini


mengandung pengertian bahwa pihak pengelola senantias melakukan
berbagai perbaikan dan peningkatan terus menerus untuk menjamin semua

9
Nurul Indana, “Implementasi Total Quality Management (TQM) dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan”, Al-Idaroh, Vol. 1 No.1 (Maret, 2017), 68.
10
Haudi, Total Quality Manajemen dalam Pendidiikan, (Jawa Timur: Qiara Media, 2020), 82.

7
komponen penyelenggaraan pendidikan telah mencapai standar mutu yang
ditetapkan. Konsep ini juga berarti bahwa institusi pendidikan senantiasa
memperbaharui proses berdasarkan kebutuhan dan tuntutan.
2. Menentukan Standar Mutu (Quality assurance). Paham ini digunakan
untuk menentukan standar-standar mutu dari semua komponen yang
bekerja dalam proses produksi atau tranformasi lulusan institusi
pendidikan. Standar ini meliputi kepemilikan kemampuan dasar
pembelajaran sesuai dengan jenjang pendidikan, kurikulum, dan evaluasi.
3. Perubahan Kultur (change of culture). Pimpinan institusi pendidikan harus
mampu membangun kesadaran para anggotanya akan pentingnya
mempertahankan dan meningkatkan mutu pembelajaran.
4. Perubahan Organisasi (upside-down-organization). Penerapannya dalam
lingkungan sekolah bisa terlaksana dalam bentuk perubahan struktur
organisasi sekolah dalam manajemen berbasis sekolah. Awalnya dalam
struktur konvensional dari atas ke bawah, maka dalam struktur baru bisa
berubahan dari bawah ke atas.
5. Mempertahankan hubungan dengan pelanggan (keeping close to the
customer). Hubungan yang baik antara institusi pendidikan dengan
masyarakat, orang tua siswa dan pihak lain, maka institusi atau lembaga
pendidikan harus mampu menjalin hubungan yang baik dengan
pelanggannya.11

Lebih lanjut, Jerome S. Arcaro mengungkapkan bahwa jika TQM


diimplementasikan secara tepat, ia dapat menjadi metode yang dapat membantu
para profesional pendidikan menjawab tantangan lingkungan masa kini. TQM
dapat diimplementasikan untuk meningkatkan kepercayaan terhadap
penyelenggaraan pendidikan di lingkungan sekolah. Selain sebagai metode,
11
Edward Sallis, Total Quality Manajemen in Education, Manajemen Mutu Pendidikan, (Yogyakarta:
IRCiSoD, 2006), 23.

8
menurutnya TQM juga dapat diimplementasikan sebagai media untuk
membangun aliansi antara pendidikan, bisnis, dan pemerintahan. Aliansi
pendidikan memastikan bahwa para profesional sekolah atau wilayah
memberikan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan program-
program pendidikan. TQM dapat memberikan fokus pada pendidikan dan
masyarakat. TQM membentuk infrastruktur yang fleksibel yang mampu
memberikan respon yang cepat terhadap perubahan tuntutan masyarakat12

Dalam hal mutu dan kualitas pendidikan terdapat suatu standar yang telah
ditentukan dalam standar nasional pendidikan, yang dikaji dan dapat dicapai oleh
setiap lembaga pendidikan di Indonesia. Konsep tentang standarisasi pendidikan
nasional berimplikasi pada peningkatan mutu pendidikan, sehingga dengan
adanya standar nasional diharapkan dapat memotivasi lembaga pendidikan untuk
memberikan layanan yang terbaik bagi peserta didik di lingkungan
pendidikannya.

Penerapan TQM pada lembaga pendidikan didasarkan pada peningkatan


mutu yang harus dilakukan oleh semua personel sekolah secara terpadu dan
berkesinambungan untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan atau pengguna
lulusan pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Lembaga pendidikan
sebagai unit pelayanan jasa akan melayani pada aspek sebagai berikut:

1. Pelanggan internal yang terdiri dari guru, pustakawan, laboran, teknisi, dan
tenaga administrasi.
2. Pelanggan external yang terdiri atas pelanggan primer (siswa), pelanggan
sekunder (orang tua, pemerintah dan masyarakat) dan pelanggan tersier
(pemakai/penerima lulusan).13

12
Singgih Aji Purnomo dan Maksum, “Total Quality Management (TQM): Konsep dan Prinsip dalam
Pendidikan Islam”, Jurnal Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah, Vol. 2 No 2 (2020), 213.
13
Hasnadi, “Total Quality Management: Konsep Peningkatan Mutu Pendidikan”, 145.

9
Dalam rangka mengimplementasikan TQM pada lembaga pendidikan,
dapat menggerakkan hal-hal berikut:
1. Mengoptimalkan peran kepemimpinan. Dalam mengoptimalkan peran
kepemimpinan dapat dilakukan dengan cara:
a). Kepala sekolah harus mampu merumuskan dan mensosialisasikan
visi dan misi sekolah kepada seluruh staf dan guru, serta
mengembangkan filsafat mutu.
b). Kepala sekolah hendaknya mampu menggerakkan dan mengarahkan
segala komponen dalam mencapai tujuan sekolah.
c). Mengembangkan pola kepemimpinan demokratis dan partisipatif
dengan memberikan peran serta anggota secara aktif dalam
perencanaan dan keputusan organisasi.
2. Perubahan budaya
Terkait dengan perubahan budaya dalam TQM ada tiga langkah yang
harus diperhatikan, yaitu: freezing, moving, dan refreezing. Artinya jika
kepala sekolah hendak mengadakan perubahan budaya (kualitas) dalam
organisasi sekolah yang harus dilakukan adalah "melelehkan" status quo,
yang kemudian digerakkan kearah budaya yang baru.
3. Memfokuskan kebutuhan masyarakat tentang mutu pendidikan
Yang dimaksud dengan fokus kepada kebutuhan masyarakat tentang
mutu pendidikan adalah fokus kepada:
a). Posisi strategis kebutuhan masyarakat dalam menentukan orientasi
dan tujuan pendidikan
b). Masyarakat terdiri dari customer dan suplier pendidikan yang
merupakan pengguna jasa pendidikan secara tidak langsung akan
menentukan kemajuan lembaga.
4. Memfokuskan pada proses dan mewujudkan tujuan organisasi pendidikan
Dengan memfokuskan pada proses dan mewujudkan tujuan
organisasi pendidikan maksudnya adalah:

10
a) Setiap anggota harus memiliki sense of belonging, sense of
responbility dan mengetahui fungsi masing-masing.
b) Memusatkan perhatian pada proses pbm; sarana prasarana
diupayakan maksimal.
c) Kunci budaya TQM; suatu hubungan yang efektif secara internal,
external, antara customer dan supplier.
d) Iklim yang kondusif dan tercipta jaringan komunikasi yang baik.
5. Inovasi terus menerus terhadap mutu
Inovasi secara terus menerus terhadap mutu dapat dilakukan dengan
cara:
a) Meningkatkan fungsi sumber-sumber pendidikan.
b) Melakukan perbaikan terus menerus.
c) Proaktif terhadap perubahan (responbility parties) yaitu guru, orang
tua, administrator, semua bertanggung jawab.
d) Pimpinan mampu menciptakan peningkatkan budaya peningkatan,
mau mendelegasikan keputusan pada tingkat yang sesuai.
6. Profesionalisme dan fokus kepada pelanggan
Fokus keprofesionalan itu adalah untuk memenuhi keinginan dan
kepuasan pelanggan (siswa, orang tua siswa dan masyarakat) dalam jangka
panjang, dengan implikasi opini pelanggan terhadap sistem layanan jasa
pendidikan di madrasah atau sekolah menjadi terbentuk dengan baik.
7. Kolega sebagai pelanggan
Fokus TQM dalam lembaga pendidikan bukan sekedar memenuhi
pelanggan dari luar akan tetapi kolega-kolega yang ada didalam lembaga
pendidikan juga sebagai pelanggan. Keseimbangan dalam memenuhi
semua pelanggan baik internal maupun external harus dilakukan secara
professional.

11
8. Kualitas belajar
Implementasi TQM pada lembaga pendidikan diperlukan sebagai
arah kualitas sistem layanan pengalaman belajar. Peserta didik memiliki
karakteristik yang berbeda - beda, dan belajar yang baik adalah belajar
yang sesuai dengan kebutuhan dan kecenderungan mereka. Oleh karena itu
sekolah yang menerapkan TQM sebaiknya mengantisipasi sistem belajar
secara serius, sehingga mendapatkan strategi yang baik untuk melayani
masing-masing individu yang memiliki perbedaan belajar.
9. Pemasaran internal
Pemasaran internal adalah alat untuk mengkomunikasikan berbagai
informasi kepada staf guna meyakinkan tentang apa yang terjadi disekolah,
sehingga staf memiliki kesempatan untuk memberi umpan balik.14

Untuk mengsntisipasi terjadinya kegagalan dalam implementasi Total


Quality Management (TQM), maka sudah seharusnya terjalin kerjasama yang
produktif, efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sehingga peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai sesuai dengan target yang
telah direncanakan.

KESIMPULAN
TQM merupakan suatu usaha yang dilakukan melalui pendekatan secara
maksimal melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara berkelanjutan terhadap
manusia, jasa, produk yang dihasilkan dan lingkungan yang diciptakan berdasarkan
mutu, bekerja secara tim, produktivitas, prestasi dan kepuasan pelanggan. Lembaga
pendidikan perlu menerapkan pendekatan yang integratif dan objektif dalam
manajemen mutu. Salah satu strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia yaitu dengan menerapkan konsep TQM (Total Quality Management).

14
Ma'arif, Samsul, Upaya Peningkatan Kualitas Manajerial Lembaga Pendidikan Islam Melalui TQM,
Nizamia, VII, (2004), 89-94

12
Konsep TQM yang berfokus pada pelanggan atau pengguna lulusan diyakini sebagai
salah satu kunci keberhasilan untuk mencapai kesuksesan dalam mengelola
pendidikan. Konsep dasar dari TQM adalah konsep tim, yang artinya para anggota
organisasi pendidikan dan satuan pendidikan bekerjasama untuk satu tujuan yang
ditetapkan dengan fokus kualitas pelanggan belajar, yang berimplikasi pada kualitas
lulusan sebagai produk dari pendidikan.
Hal-hal pokok yang perlu dilakukan dalam implementasi Total Quality
Management (TQM) di lembaga pendidikan, yaitu: perbaikan secara terus menerus
(continous improvement); menentukan Standar Mutu, (Quality assurance); perubahan
kultur (change of culture); perubahan organisasi (upside-down_organization); dan
mempertahankan hubungan dengan pelanggan (keeping close to the customer).

DAFTAR PUSTAKA

Asrohah, Hanun. Manajemen Mutu Pendidikan. Surabaya: UIN Sunan Ampel.

Hasnadi. 2021. “Total Quality Management: Konsep Peningkatan Mutu Pendidikan”,


SAP (Satuan Artikel Pendidikan). Vol.6 No.2, Desember.

Haudi.2020. Total Quality Manajemen dalam Pendidiikan. Jawa Timur: Qiara Media.

Indana, Nurul. 2017. “Implementasi Total Quality Management (TQM) dalam


Meningkatkan Mutu Pendidikan”, Al-Idaroh, Vol. 1 No.1, Maret.

Purnomo, Singgih Aji dan Maksum. 2020. “Total Quality Management (TQM):
Konsep dan Prinsip dalam Pendidikan Islam”, Jurnal Media Informasi dan
Komunikasi Ilmiah, Vol. 2 No 2.

Muhibbin, Zainul, dkk. 2012. “Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah”,


Jurnal Sosial Humaniora, Vol 5 No.2, November.

Purnomo, Singgih Aji. 2019. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta:


Pustakapedia.
Rusdiana. 2013. Konsep Total Quality Manajemen dan Service Quality dalam
Pengembangan Pendidikan Tinggi Islam. Vol No.1, Juli.

13
Sallis, Edward. 2016. Total Quality Manajemen in Education, Manajemen Mutu
Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD.

Samsul, Ma'arif. 2004. Upaya Peningkatan Kualitas Manajerial Lembaga Pendidikan


Islam Melalui TQM, Nizamia, Vol. VII.

Suhartini, Ade. 2021. Total Quality Manajemen. Jawa Barat: Widina Bhakti Persada
Bandung.

Sutarto. 2015. Manajemen Mutu Terpadu (MMT-TQM) Teori dan Penerapan di


Lembaga Pendidikan, Yogyakarta: UNY.

14

Anda mungkin juga menyukai