Email: nailafauziah459@gmail.com
muhamadyasin@iainkediri.ac.id
Abstrak
TQM merupakan suatu filsafat manajemen atau komitmen budaya organisasi untuk
memuaskan pelanggan secara konstan lewat perbaikan terus menerus atas semua
proses organisasional, sehingga bisa menghasilkan produk dan jasa yang bermutu
tinggi serta menjadikan kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi kepada
kepuasaan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Tujuan
penulisan artikel ini adalah untuk meganalisa dan mendeskripsikan tentang konsep
Total Quality Manajemen (TQM) dan implementasi konteks pendidikan. Penulisan
artikel ini menggunakan metode library research dengan melakukan pengumpulan
data pustaka, yang memanfaatkan materi-materi tertulis seperti buku, artikel dan
jurnal untuk menganalisis konsep TQM dan implementasi konteks pendidikan,
sehingga dapat direduksi dan dipaparkan secara sistematis. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa perlunya penerapan konsep TQM dalam Implementasi konteks
pendidikan, sebagai bentuk dari upaya atas peningkatan kualitas pendidikan agar
mencapai kesuksesan dalam mengelola pendidikan.
PENDAHULUAN
Bagi setiap instusi atau lembaga, mutu adalah agenda utama dan meningkatkan
mutu merupakan tugas yang paling penting. Organisasi-organisasi yang menganggap
serius pencapaian mutu, memahami bahwa sebagian besar rahasia mutu berakar dari
mendengar dan merespon secara simpatik terhadap kebutuhan dan keinginan para
pelanggan dan klien. Dalam konteks TQM, mutu merupakan sebuah filosofi dan
metodologi yang membantu sebuah institusi untuk merencanakan perubahan dan
mengatur agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal maupun internal.
Mutu merupakan sesuatu yang dianggap salah satu bagian penting dalam
sebuah lembaga pendidikan. Peningkatan mutu merupakan usaha untuk
1
Ade Suhartini, Total Quality Manajemen (Jawa Barat: Widina Bhakti Persada Bandung,2021), 18.
2
Zainul Muhibbin, dkk “Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah”, Jurnal Sosial
Humaniora, Vol 5 No.2 (November, 2012), 206-207.
2
meningkatkan kualitas dari sebuah institusi agar dapat menjadi lebih unggul dan
lebih baik dari lembaga yang lainnya. Pendidikan yang berkualitas merupakan
harapan dan tuntutan seluruh stakeholder pendidikan. Semua orang tentunya akan
lebih suka menuntut ilmu pada lembaga yang memiliki mutu yang baik. Atas dasar
ini maka sekolah atau lembaga pendidikan harus dapat memberikan pelayanan dan
mutu yang baik agar mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya.
3
Hanun Asrohah, Manajemen Mutu Pendidikan (Surabaya: UIN Sunan Ampel, TT), 10.
3
METODE
Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik atau tidak, tergantung pada metode
penelitian yang digunakan. Kualitas suatu penelitian tergantung dari metode yang
digunakan.4 Penelitian ini menggunakan metode penelitian riset kepustakaan (Library
Research), metode penelitian ini berkenaan dengan metode pengumpulan data
pustaka, yang memanfaatkan materi-materi tertulis seperti buku, artikel dan jurnal
untuk menganalisis konsep TQM dan implementasi konteks pendidikan, sehingga
dapat direduksi dan dipaparkan secara sistematis.
PEMBAHASAN
4
Singgih Aji Purnomo, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: Pustakapedia, 2019), 26
4
TQM means everyone in the institution whatever their status, position or role is
the manager of their own responsibility”, atau M dalam TQM bermakna setiap
orang dalam organisasi apapun status mereka, posisi atau peran mereka adalah
manejer di bidangnya masing-masing.5
Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep dasar dari TQM adalah konsep tim,
yang artinya para anggota organisasi pendidikan dan satuan pendidikan
bekerjasama untuk satu tujuan yang ditetapkan dengan fokus kualitas pelanggan
belajar, yang berimplikasi pada kualitas lulusan sebagai produk dari pendidikan.
Dengan demikian, akan tampak kualitas manajemen bagi suatu institusi
pendidikan pada produktifitas manajemen kelembagaan di bidangnya masing-
masing. Produktifitas adalah ukuran seberapa baik suatu lembaga dalam
mengubah input atau sumber daya menjadi output, produk atau hasil yang
berguna sebagai hasil dari sumber daya.
5
Sutarto, Manajemen Mutu Terpadu (MMT-TQM) Teori dan Penerapan di Lembaga Pendidikan,
(Yogyakarta: UNY, 2015), 2.
5
3. Kualitas proses, desain, dan operasi proses pelayanan menggunakan
sumber daya dengan cara yang paling efisien untuk memenuhi kebutuhan
pelangggan.6
6
Rusdiana, Konsep Total Quality Manajemen dan Service Quality dalam Pengembangan Pendidikan
Tinggi Islam, Vol No.1 (Juli,2013), 152-153.
7
Hasnadi, “Total Quality Management: Konsep Peningkatan Mutu Pendidikan”, SAP (Satuan Artikel
Pendidikan), Vol.6 No.2 (Desember:2021), 143.
8
Ibid., 143.
6
B. TQM dalam Implementasi Konteks Pendidikan
Dari beberapa hal diatas, bisa kita ambil pemahaman bahwa implementasi
TQM adalah penerapan atau pengejawantahan konsep manajemen yang
melibatkan seluruh komponen dalam organisas untuk bersama-sama
berkontribusi dalam kebijakan organisasi yang berorientasi pada perbaikan mutu
produk untuk kepuasan pelanggan (customer).10
Ada beberapa hal pokok yeng perlu diperhatikan dalam implementasi TQM
di dunia pendidikan, yaitu:
9
Nurul Indana, “Implementasi Total Quality Management (TQM) dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan”, Al-Idaroh, Vol. 1 No.1 (Maret, 2017), 68.
10
Haudi, Total Quality Manajemen dalam Pendidiikan, (Jawa Timur: Qiara Media, 2020), 82.
7
komponen penyelenggaraan pendidikan telah mencapai standar mutu yang
ditetapkan. Konsep ini juga berarti bahwa institusi pendidikan senantiasa
memperbaharui proses berdasarkan kebutuhan dan tuntutan.
2. Menentukan Standar Mutu (Quality assurance). Paham ini digunakan
untuk menentukan standar-standar mutu dari semua komponen yang
bekerja dalam proses produksi atau tranformasi lulusan institusi
pendidikan. Standar ini meliputi kepemilikan kemampuan dasar
pembelajaran sesuai dengan jenjang pendidikan, kurikulum, dan evaluasi.
3. Perubahan Kultur (change of culture). Pimpinan institusi pendidikan harus
mampu membangun kesadaran para anggotanya akan pentingnya
mempertahankan dan meningkatkan mutu pembelajaran.
4. Perubahan Organisasi (upside-down-organization). Penerapannya dalam
lingkungan sekolah bisa terlaksana dalam bentuk perubahan struktur
organisasi sekolah dalam manajemen berbasis sekolah. Awalnya dalam
struktur konvensional dari atas ke bawah, maka dalam struktur baru bisa
berubahan dari bawah ke atas.
5. Mempertahankan hubungan dengan pelanggan (keeping close to the
customer). Hubungan yang baik antara institusi pendidikan dengan
masyarakat, orang tua siswa dan pihak lain, maka institusi atau lembaga
pendidikan harus mampu menjalin hubungan yang baik dengan
pelanggannya.11
8
menurutnya TQM juga dapat diimplementasikan sebagai media untuk
membangun aliansi antara pendidikan, bisnis, dan pemerintahan. Aliansi
pendidikan memastikan bahwa para profesional sekolah atau wilayah
memberikan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan program-
program pendidikan. TQM dapat memberikan fokus pada pendidikan dan
masyarakat. TQM membentuk infrastruktur yang fleksibel yang mampu
memberikan respon yang cepat terhadap perubahan tuntutan masyarakat12
Dalam hal mutu dan kualitas pendidikan terdapat suatu standar yang telah
ditentukan dalam standar nasional pendidikan, yang dikaji dan dapat dicapai oleh
setiap lembaga pendidikan di Indonesia. Konsep tentang standarisasi pendidikan
nasional berimplikasi pada peningkatan mutu pendidikan, sehingga dengan
adanya standar nasional diharapkan dapat memotivasi lembaga pendidikan untuk
memberikan layanan yang terbaik bagi peserta didik di lingkungan
pendidikannya.
1. Pelanggan internal yang terdiri dari guru, pustakawan, laboran, teknisi, dan
tenaga administrasi.
2. Pelanggan external yang terdiri atas pelanggan primer (siswa), pelanggan
sekunder (orang tua, pemerintah dan masyarakat) dan pelanggan tersier
(pemakai/penerima lulusan).13
12
Singgih Aji Purnomo dan Maksum, “Total Quality Management (TQM): Konsep dan Prinsip dalam
Pendidikan Islam”, Jurnal Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah, Vol. 2 No 2 (2020), 213.
13
Hasnadi, “Total Quality Management: Konsep Peningkatan Mutu Pendidikan”, 145.
9
Dalam rangka mengimplementasikan TQM pada lembaga pendidikan,
dapat menggerakkan hal-hal berikut:
1. Mengoptimalkan peran kepemimpinan. Dalam mengoptimalkan peran
kepemimpinan dapat dilakukan dengan cara:
a). Kepala sekolah harus mampu merumuskan dan mensosialisasikan
visi dan misi sekolah kepada seluruh staf dan guru, serta
mengembangkan filsafat mutu.
b). Kepala sekolah hendaknya mampu menggerakkan dan mengarahkan
segala komponen dalam mencapai tujuan sekolah.
c). Mengembangkan pola kepemimpinan demokratis dan partisipatif
dengan memberikan peran serta anggota secara aktif dalam
perencanaan dan keputusan organisasi.
2. Perubahan budaya
Terkait dengan perubahan budaya dalam TQM ada tiga langkah yang
harus diperhatikan, yaitu: freezing, moving, dan refreezing. Artinya jika
kepala sekolah hendak mengadakan perubahan budaya (kualitas) dalam
organisasi sekolah yang harus dilakukan adalah "melelehkan" status quo,
yang kemudian digerakkan kearah budaya yang baru.
3. Memfokuskan kebutuhan masyarakat tentang mutu pendidikan
Yang dimaksud dengan fokus kepada kebutuhan masyarakat tentang
mutu pendidikan adalah fokus kepada:
a). Posisi strategis kebutuhan masyarakat dalam menentukan orientasi
dan tujuan pendidikan
b). Masyarakat terdiri dari customer dan suplier pendidikan yang
merupakan pengguna jasa pendidikan secara tidak langsung akan
menentukan kemajuan lembaga.
4. Memfokuskan pada proses dan mewujudkan tujuan organisasi pendidikan
Dengan memfokuskan pada proses dan mewujudkan tujuan
organisasi pendidikan maksudnya adalah:
10
a) Setiap anggota harus memiliki sense of belonging, sense of
responbility dan mengetahui fungsi masing-masing.
b) Memusatkan perhatian pada proses pbm; sarana prasarana
diupayakan maksimal.
c) Kunci budaya TQM; suatu hubungan yang efektif secara internal,
external, antara customer dan supplier.
d) Iklim yang kondusif dan tercipta jaringan komunikasi yang baik.
5. Inovasi terus menerus terhadap mutu
Inovasi secara terus menerus terhadap mutu dapat dilakukan dengan
cara:
a) Meningkatkan fungsi sumber-sumber pendidikan.
b) Melakukan perbaikan terus menerus.
c) Proaktif terhadap perubahan (responbility parties) yaitu guru, orang
tua, administrator, semua bertanggung jawab.
d) Pimpinan mampu menciptakan peningkatkan budaya peningkatan,
mau mendelegasikan keputusan pada tingkat yang sesuai.
6. Profesionalisme dan fokus kepada pelanggan
Fokus keprofesionalan itu adalah untuk memenuhi keinginan dan
kepuasan pelanggan (siswa, orang tua siswa dan masyarakat) dalam jangka
panjang, dengan implikasi opini pelanggan terhadap sistem layanan jasa
pendidikan di madrasah atau sekolah menjadi terbentuk dengan baik.
7. Kolega sebagai pelanggan
Fokus TQM dalam lembaga pendidikan bukan sekedar memenuhi
pelanggan dari luar akan tetapi kolega-kolega yang ada didalam lembaga
pendidikan juga sebagai pelanggan. Keseimbangan dalam memenuhi
semua pelanggan baik internal maupun external harus dilakukan secara
professional.
11
8. Kualitas belajar
Implementasi TQM pada lembaga pendidikan diperlukan sebagai
arah kualitas sistem layanan pengalaman belajar. Peserta didik memiliki
karakteristik yang berbeda - beda, dan belajar yang baik adalah belajar
yang sesuai dengan kebutuhan dan kecenderungan mereka. Oleh karena itu
sekolah yang menerapkan TQM sebaiknya mengantisipasi sistem belajar
secara serius, sehingga mendapatkan strategi yang baik untuk melayani
masing-masing individu yang memiliki perbedaan belajar.
9. Pemasaran internal
Pemasaran internal adalah alat untuk mengkomunikasikan berbagai
informasi kepada staf guna meyakinkan tentang apa yang terjadi disekolah,
sehingga staf memiliki kesempatan untuk memberi umpan balik.14
KESIMPULAN
TQM merupakan suatu usaha yang dilakukan melalui pendekatan secara
maksimal melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara berkelanjutan terhadap
manusia, jasa, produk yang dihasilkan dan lingkungan yang diciptakan berdasarkan
mutu, bekerja secara tim, produktivitas, prestasi dan kepuasan pelanggan. Lembaga
pendidikan perlu menerapkan pendekatan yang integratif dan objektif dalam
manajemen mutu. Salah satu strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia yaitu dengan menerapkan konsep TQM (Total Quality Management).
14
Ma'arif, Samsul, Upaya Peningkatan Kualitas Manajerial Lembaga Pendidikan Islam Melalui TQM,
Nizamia, VII, (2004), 89-94
12
Konsep TQM yang berfokus pada pelanggan atau pengguna lulusan diyakini sebagai
salah satu kunci keberhasilan untuk mencapai kesuksesan dalam mengelola
pendidikan. Konsep dasar dari TQM adalah konsep tim, yang artinya para anggota
organisasi pendidikan dan satuan pendidikan bekerjasama untuk satu tujuan yang
ditetapkan dengan fokus kualitas pelanggan belajar, yang berimplikasi pada kualitas
lulusan sebagai produk dari pendidikan.
Hal-hal pokok yang perlu dilakukan dalam implementasi Total Quality
Management (TQM) di lembaga pendidikan, yaitu: perbaikan secara terus menerus
(continous improvement); menentukan Standar Mutu, (Quality assurance); perubahan
kultur (change of culture); perubahan organisasi (upside-down_organization); dan
mempertahankan hubungan dengan pelanggan (keeping close to the customer).
DAFTAR PUSTAKA
Haudi.2020. Total Quality Manajemen dalam Pendidiikan. Jawa Timur: Qiara Media.
Purnomo, Singgih Aji dan Maksum. 2020. “Total Quality Management (TQM):
Konsep dan Prinsip dalam Pendidikan Islam”, Jurnal Media Informasi dan
Komunikasi Ilmiah, Vol. 2 No 2.
13
Sallis, Edward. 2016. Total Quality Manajemen in Education, Manajemen Mutu
Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD.
Suhartini, Ade. 2021. Total Quality Manajemen. Jawa Barat: Widina Bhakti Persada
Bandung.
14