Anda di halaman 1dari 9

Menejemen Pendidikan Abad 21

Menurut Edward Sallis dalam bukunya “Total Quality Management in


Education” mendefinisikan mutu adalah hal-hal yang berhubungan
dengan gairah dan harga diri. Bagi setiap institusi, mutu adalah
agenda utama dan meningkatkan mutu adalah tugas
yang paling penting. Mutu dalam pandangan orang terkadang
bertentangan dengan mutu dalam pandangan orang lain, jadi tidak
heran jika ada dua pakar yang tidak memiliki kesimpulan yang sama
tentang bagaimana menciptakan institusi yang baik.
Dalam konteks pendidikan, menurut Kementerian Pendidikan
Nasional yang dikutip oleh Mulyasa, pengertian mutu mencakup
input, proses, dan output pendidikan. Input pendidikan merupakan
sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan demi berlangsungnya
suatu proses. Sementara proses pendidikan merupakan perubahan
sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Selanjutnya, output pendidikan
merupakan kinerja sekolah, yaitu prestasi sekolah yang dihasilkan
dari proses dan perilaku sekolah. Oleh sebab itu, mutu dalam dunia
pendidikan dapat dinyatakan lebih mengutamakan pada
keberhasilan siswa.

1. Pengertian Mutu Pendidikan Menurut Para Ahli


A. Menurut Juran (1993), mutu produk ialah kecocokan
penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan
dan kepuasan pelanggan. Kecocokan pengguna produk tersebut
didasarkan atas lima ciri utama yaitu (1) teknologi; yaitu
kekuatan; (2) psikologis, yaitu rasa atau status; (3) waktu, yaitu
kehandalan; (4) kontraktual, yaitu ada jaminan; (5) etika, yaitu
sopan santun
B. Menurut Crosby (1979:58) mutu ialah conformance to
requirement, yaitu sesuai dengan yang dipersyaratkan atau
distandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai
dengan standar atau kriteria mutu yang telah ditentukan, standar
mutu tersebut meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk
jadi
C. Menurut Deming (1982:176) mutu ialah kesesuaian dengan
kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan yang bermutu ialah
perusahaan yang menguasai pangsa pasar karena hasil
produksinya sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga
menimbulkan kepuasan bagi konsumen. Jika konsumen merasa
puas, maka mereka akan setia dalam membeli produk
perusahaan baik berupa barang maupun jasa
Berdasarkan uraian pendapat para ahli di atas jelas bahwa mutu
pendidikan adalah suatu pilar untuk mengembangkan sumber daya
manusia (SDM). Suatu pendidikan yang berkualitas akan muncul
apabila terdapat manajemen sekolah yang bagus. Mutu juga
merupakan suatu ajang berkompetisi yang sangat penting, karena itu
merupakan suatu wahana untuk meningkatkan mutu produk layanan
jasa. Dengan demikian, mewujudkan suatu pendidikan yang bermutu
adalah penting, sebagai upaya peningkatan masa depan bangsa
sekaligus sebagian dari produk layanan jasa.

2. Karakteristik Mutu Pendidikan


Husaini Usman (2006:254) memberikan karakteristik mengenai mutu
pendidikan yaitu sebagai berikut:
a) Kinerja (performa), kinerja berkaitan dengan kinerja guru dalam
mengajar baik, memberikan penjelasan yang meyakinkan, sehat
dan rajin mengajar, menyiapkan bahan pelajaran lengkap,
pelayanan edukatif yang baik ini ditandai dengan hasil belajar
yang tinggi.
b) Waktu wajar (timelines), yaitu selesai dengan waktu wajar yaitu
memulai dan mengakhiri pelajaran dengan tepat waktu, waktu
ulangan tepat, batas waktu pemberian pekerjaan rumah wajar.
c) Handal (reliability), yaitu pelayanan prima dan tahan lama guru
jarang sakit, kerja keras guru bertahan dari tahun ke tahun,
sekolah menjadi juara bertahan.
d) Daya tahan (durability), tahan banting yaitu meskipun
krisis moneter sekolah tetap bertahan, siswa dan guru
tidak putus asa dan sehat.
e) Indah (aesthetics), misalnya sekolah ditata dengan
menarik, taman yang dipelihara dengan baik, guruguru membuat
media pendidikan yang menarik, warga
sekolah berpenampilan rapi.

3. Manajemen Mutu Terpadu


Dalam “proses pendidikan” yang bermutu terlibat berbagai input,
seperti; bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi
(bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan
administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta
penciptaan suasana yang kondusif.Manajemen sekolah, dukungan
kelas berfungsi menyinkronkan berbagai input tersebut atau
menyinergikan semua komponen dalam interaksi (proses) belajar
mengajar baik antara guru, siswa dan sarana pendukung di kelas
maupun di luar kelas; baik konteks kurikuler maupun ekstra kurikuler,
dalam lingkup subtansi yang akademis maupun yang non-akademis
dalam suasana yang mendukung proses pembelajaran. Bagaimanapun
juga, mutu terpadu adalah sesuatu yang diraih dengan berkelanjutan.
Total atau terpadu berarti setiap orang dalam organisasi dilibatkan
dalam mencapai produk yang diharapkan dengan pelayanan terhadap
pelanggan serta proses kerja atau kontribusi kegiatan atau tugas
terhadap keberhasilan yang menyeluruh/terpadu. Jika kualitas (mutu)
dapat dikelola, maka mutu juga harus dapat diukur. Mutu merupakan
keunggulan atau hasil yang terbaik. Untuk mengejar mutu, maka
kemungkinan kesalahan harus kecil dan diantisipasi agar dapat
menghasilkan lulusan yang unggul dan kompetitif sesuai dinamika
pasar tenaga kerja.
Ada empat dimensi kualitas pemangku kepentingan yakni:
a. Penyedia (badan pendanaan dan masyarakat pada
umumnya). Kualitas diartikan sebagai nilai untuk uang.
b. Pengguna produk (siswa saat ini dan prospektif).
Kualitas diartikan dalam hal keunggulan.
c. Pengguna hasil (pengusaha). Kualitas diartikan sebagai
kesesuaian untuk tujuan.
d. Karyawan (akademisi dan administrator).
Mutu dalam konteks manajemen mutu terpadu atau Total Quality
Management (TQM) bukan hanya suatu gagasan, tetapi suatu filosofi
dan metodologi untuk membantu lembaga dalam mengelola
perubahan secara sistematik dan totalitas, melalui suatu perubahan
visi, misi, nilai, serta tujuan.

4. Prinsip Manajemen Peningkatan Mutu PendidikanBeragam faktor


dan indikator yang berpengaruh terhadap peningkatan mutu
pendidikan di sekolah, namun manajemen peningkatan mutu memiliki
prinsip sebagai berikut:
a. Peningkatan mutu harus dilaksanakan di sekolah.
b. Peningkatan mutu hanya dapat dilaksanakan dengan adanya
kepemimpinan yang baik.
c. Peningkatan mutu harus didasarkan pada data dan fakta baik
bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
d. Peningkatan mutu harus memberdayakan dan melibatkan semua
unsur yang ada di sekolah.
e. Peningkatan mutu memiliki tujuan bahwa sekolah dapat
memberikan kepuasan kepada siswa, orang tua dan masyarakat).
Maka untuk mengarahkan organisasi mengejar mutu yang harus
dilakukan oleh manajemen yaitu:
a. Mengikuti pelatihan tentang pentingnya mutu, bagaimana
merencanakan mutu, dan bagaimana mengukur perbaikan.
b. Manajemen harus menciptakan program perbaikan mutu, termasuk
menyusun kebijakan mutu, tujuan, rencana, pengawasan dan insentif.
c. Membuat perubahan organisasi diperlukan untuk mencapai tujuan
mutu baru dan melaksanakan kebijakan baru tentang mutu, pemusatan
terhadap koordinasi, tim kerja dan mengeliminasi lingkungan
departemental.
d. Meninjau secara pribadi dan penghargaan kinerja melalui suatu
sistem kompensasi, termasuk mengukur kinerja atas peningkatan
kualitas dan pengawasan.
e. Memperkukuh keterlibatan secara pribadi sebagai tujuan mutu yang
dikomunikasikan kepada level terendah dalam organisasi.

C. Komponen Utama Manajemen Pendidikan


Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki peran
dalam berlangsungnya suatu proses pembelajaran. Hal yang sangat
penting dalam manajemen pendidikan adalah komponen-komponen
manajemen. Menurut E. Mulyasa, (2005:53) terdapat 7 (tujuh)
komponen manajemen yang harus dikelola dengan baik dan benar,
diantaranya yaitu manajemen kurikulum dan program pengajaran,
manajemen tenaga kependidikan (personal sekolah/pegawai),
manajemen kesiswaan manajemen keuangan dan pembiayaan, sarana
dan prasarana pendidikan, manajemen kerjasama sekolah dan
manajemen masyarakat, serta pelayanan khusus lembaga pendidikan.

a. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran


Manajemen kurikulum dan program pengajaran merupakan bagian
dari Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Manajemen kurikulum dan
program pengajaran mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan
dan penilaian kurikulum. Sekolah merupakan ujung tombak
pelaksanaan kurikulum, baik kurikulum nasional maupun muatan
lokal, yang diwujudkan melalui proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional, institusional, kurikuler dan
instruksional.
b. Manajemen Tenaga KependidikanManajemen tenaga kependidikan
merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik
secara kuantitatif untuk sekarang dan masa yang akan datang.
Pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
pegawai pada suatu lembaga, baik jumlah maupun kualitasnya.
c. Manajemen KesiswaanManajemen kesiswaan adalah penataan dan
pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik,
mulai dari masuk sampai keluarnya peserta didik tersebut dari
sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan
data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang
secara operasional dapat membantu Upaya pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik mulai proses pendidikan di sekolah.

d. Manajemen Keuangan dan PembiayaanKepala sekolah berfungsi


sebagai manajer, berfungsi sebagai otorisator dan dilimpahi fungsi
ordonator untuk memerintahkan pembayaran. Namun tidak
dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan karena kewajiban
melaksanakan pengawasan ke dalam. Bendaharawan, di samping
mempunyai fungsifungsi bendaharawan juga dilimpahi fungsi
ordonator untuk menguji hak atas pembayaran.
e. Manajemen Sarana dan Prasarana PendidikanSarana pendidikan
adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses
belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-
alat dan media pengajaran. Manajemen sarana dan prasarana
pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana
pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan
berarti pada jalannya proses pendidikan.
f. Manajemen Hubungan Sekolah dengan MasyarakatHubungan
sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana
yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan
pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Sekolah dan
masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai
tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien
g. Manajemen Layanan KhususManajemen layanan khusus meliputi
manajemen perpustakaan, kesehatan dan keamanan sekolah.
Perpustakaan yang lengkap dan dikelola dengan baik memungkinkan
peseta didik untuk lebih mengembangkan dan mendalami
pengetahuanyang diperolehnya di kelas melalui belajar mandiri, baik
pada waktu-waktu kosong di sekolah maupun di rumah.

Menurut Suharsimi , menyatakan manajemen pendidikan adalah suatu


kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan
usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam
organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya, agar efektif dan efisien”.
Lebih lanjut, yang dikelola dalam manajemen adalah semua bentuk
kegiatan yang dikelompokkan dalam komponenkomponen yang
meliputi:

A.Manajemen kesiswaan
Manajemen kesiswaan atau peserta didik adalah penataan dan
pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik,
mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari
suatu sekolah. Manajemen peserta didik bukan hanya berbentuk
pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih
luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.

B. Manajemen personil
Secara operasional, manajemen personil seko1ah dimaknai sebagai
proses penataan yang bersangkut paut dengan masalah memperoleh
dan menggunakan tenaga kerja di sekolah secara efisien, demi
tercapainya tujuan sekolah yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan
demikian fungsi personalia yang harus dilaksanakan pimpinan adalah
menarik, mengembangkan. Pendidik merupakan tenaga profesional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai basil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
C. Manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk
memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada
usaha, meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Kurikulum
dalam arti sempit adalah semua pelajaran baik teori maupun praktik
yang diberikan kepada siswa-siswa selama mengikuti suatu proses
pendidikan tertentu.
D. Manajemen sarana
Manajemen fasilitas pendidikan merupakan segenap proses penataan
yang bersangkut paut dengan pengadaan, pendayagunaan, dan
pengolahan fasilitas pendidikan agar tercapai tujuan yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien. Secara garis besar fasilitas
pendidikan terdiri atas dua klasifikasi, yaitu sarana dan prasarana
pendidikan.
E. Manajemen pembiayaan
Manajemen pembiayaan pendidikan adalah segenap kegiatan yang
berkenaan dengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggung-
jawaban dana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan.
Kegiatan yang ada dalam manajemen pembiayaan meliputi tiga hal,
yaitu penyusunan anggaran, pembukuan, dan pemeriksaan

F. Manajemen lembaga-lembaga pendidikan


Lembaga pendidikan menjadi ujung tombak bagaimana proses
pendidikan itu bisa berjalan dengan baik, dan output yang dihasilkan
sesuai dengan tujuan. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu
upaya mewarisi nilai-nilai dan pengetahuan menjadi modal seseorang
dalam menjalani kehidupan mendatang
G. Manajemen hubungan masyarakat
Tujuan manajemen hubungan masyarakat adalah untuk memastikan
bahwa niat baik dan kiprah organisasi bisa selalu dimengerti oleh
pihak lain yang berkepentingan (atau lazim disebut sebagai seluruh
“khalayak” atau publik). Kegiatan hubungan masyarakat adalah
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tujuan serta sasaran
yang ingin direalisasikan sekolah, meningkatkan pemahaman sekolah
tentang keadaan serta aspirasi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai