HANAFIAH (200101220026)
hanafiahmali16@gmail.com
Abstract
Education quality assurance is more process-oriented than results-oriented.
Education quality assurance will be achieved if it includes three integrated
qualities, namely every process, every job, and every person. For example, quality,
the quality of the implementation of the learning process is seen from its elements
as quality indicators, among others, teaching staff, curriculum, infrastructure,
productivity and quality of graduates. Efforts to ensure the quality of education in
schools need to formulate quality assurance standards in the form of developing
indicators both related to the process and results of a series of activities in schools
that show the school is of high quality. systematic, the principle of respect, the
principle of facilitating learning, and the principle of SPMP.
A. Pendahuluan
pendidikan sampai saat ini masih dipandang sebagai sarana dan wahana utama
agenda yang sangat penting pada seluruh lembaga pendidikan di Indonesia. Hal
ini tidak hanya untuk memenuhi harapan undang-undang, namun juga terkait erat
masa depan. Salah satu yang menjadi penentunya adalah terjaminya pendidikan
pendidikan yang bermutu dapat diperoleh dengan satu komponen saja, namun
secara sadar bahwa mutu suatu produk atau jasa tidak hanya menjadi tanggung
perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
dilakukan sekolah dalam mengarahkan segala sumber daya yang ada. Untuk
ditetapkan untuk menghasilkan output yang sesuai dengan standar yang telah di
tetapkan.(Mas, 2017)
dengan hasil. Jaminan mutu pendidikan akan tercapai bila mencakup tiga mutu
terpadu yakni every process, every job, dan every person. Misalnya mutu, mutu
SPMP. Maka dari itu yang menjadi fokus pembahasan dalam artikel ini adalah
B. Pembahasan
diorientasikan pada barang dan jasa pendidikan itu bermakna dapat dilihat tidak
dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan. Maksudnya adalah ada ukuran tertentu
dimana mutu tersebut dapat dilihat maupun tidak dapat dilihat tetapi secara tidak
Islam tersebut. Secara lebih tegas Crosby & Sallis menyatakan bahwa dalam
konteks itu mutu sebagai sebuah kebutuhan dapat dimaknai sebagai kebutuhan
yang tidak hanya untuk masa kini tetapi juga untuk masa depan. Maksudnya
masyarakat di masa kini dan masa depan dan itulah yang disebut dengan
mutu.(Jummiana, 2017)
Lembaga pendidikan, termasuk dalam hal ini lembaga pendidikan Islam
para pelanggannya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan
Islam dalam rangka untuk menguatkan kualitas jasa pendidikan Islamnya perlu
Islam yang memiliki keunggulan sekaligus nilai kompetitif yang tinggi Dalam hal
pelanggannya.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa atribut mutu pendidikan itu
lembaga pendidikan Islam itu sendiri. Semakin baik mutu lembaga pendidikan
lembaga pendidikan Islam yang unggul akan selalu memiliki relevansi yang
yang baik, lembaga pendidikan Islam, baik MI, MTS, dan MA khususnya PTAI
pendidikan yang telah dicanangkan sesuai dengan standar mutu yang disepakati
sekaligus mengembangkan dan meningkatkan mutu produk pendidikan Islamnya
ke arah yang lebih berkualitas, dinamis dan kompetetif, sebagaimana sifat dasar
mutu yang selalu berkembang sesuai dengan tuntutan zaman dan kompetisi global.
dilakukan bila ingin menjadi lembaga pendidikan Islam yang kompetitif dan eksis
mutu dalam dunia pendidikan termasuk dalam hal ini lembaga pendidikan Islam
PTAIS). Terdapat tiga macam mutu yang menurut Sallis (2001: 53-54) adalah
sebagai berikut:
proses) yang terinci secara sistematis, tajam dan ketat yang harus diikuti
mutu sebelumnya. Artinya dengan Manajemen mutu terpadu secara tepat dan
optmal niscaya produk yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan Islam dalam hal
meningkat, karena didukung oleh adanya komitmen dan perhatian yang besar dari
internal (di dalam organisasi) dan pelanggan eksternal (diluar organisasi). Pada
pelanggan bisa dipenuhi dengan baik. Dalam arti bahwa pelanggan internal, misal
guru, selalu mendapat pelayanan yang memuaskan dari petugas TU (tata usaha),
kepala sekolah selalu puas terhadap hasil kerja guru dan guru selalu menanggapi
keinginan siswa.
Manajemen mutu adalah aspek dari seluruh fungsi manajemen yang
prinsip-prinsip dasar yang kuat prinsip dasar manajemen mutu terdiri dari delapan
(Rif’an, 2018)
berikut:
1) Keberlanjutan
capaian mutu yang jelas dan terukur dalam penjaminan mutu pendidikan
nonformal.
berkelanjutan.
pendidikan Islam yang ada dapat bersaing dengan maksimal dalam memberikan
berikut:(Septiadi, 2019)
adanya hubungan internal dan eksternal antara pelanggan dan penyedia layanan.
keadaan menjadi lebih kondusif. Hal ini dimaksudkan supaya terciptanya budaya
komunikasi yang baik dengan segala macam media yang ada. Hingga akhirnya
pelanggan dapat merasa terpuaskan dengan layanan yang diberikan. Karena pada
Peningkatan proses harus dilakukan dengan komitmen tinggi dan terus menerus
sehingga menciptakan aktivitas kerja yang berkualitas dan pada akhirnya akan
menghasilkan output.
3) Keterlibatan total
dengan para staff, bahkan sampai pada lingkungan terkecil yang tercakup
didalamnya pun harus terlibat dan berkontribusi aktif untuk mencapai tujuan yang
akan dicapai.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
dilakukan sekolah dalam mengarahkan segala sumber daya yang ada. Untuk
ditetapkan untuk menghasilkan output yang sesuai dengan standar yang telah di
tetapkan. Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa atribut mutu pendidikan
Manajemen mutu terpadu secara tepat dan optmal niscaya produk yang dihasilkan
oleh lembaga pendidikan Islam dalam hal ini lembaga pendidikan Islam
adanya komitmen dan perhatian yang besar dari pengelola lembaga pendidika
Islam tersebut terhadap mutu yang akan dihasilkannya, baik pada jajaran
berkelanjutan.
berbagai keterbatasan yang dimiliki penulis dalam tulisan ini, maka diperlukan
adanya saran yang membangun agar tulisan kedepannya menjadi tulisan yang baik