Anda di halaman 1dari 11

Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan

Opini

Peningkatan Kualifikasi Guru


dalam Perspektif Teknologi Pendidikan

Yusufhadi Miarso*)

Abstrak
engacu pada teori dan ketentuan peraturan perundang-undangan, tulisan ini membahas

M tentang mutu pendidikan pada umumnya dan mutu pendidikan di Indonesia pada
khususnya. Dari antara berbagai faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan, mutu guru
dan proses pembelajaran dianggap merupakan hal yang perlu diperhatikan. Secara khusus
tulisan ini menunjukkan betapa perlunya meningkatkan kemampuan pedagogik dan
kemampuan profesional guru dengan menerapkan teknologi pendidikan sebagai proses, produk,
dan sistem. Dengan menerapkan teknologi pendidikan, guru diyakini mampu menciptakan
pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, interaktif, efektif dan menyenangkan.

Kata kunci: Mutu pendidikan, mutu guru, standar proses pembelajaran, pembelajaran efektif,
teknologi pendidikan.

Based on the theoretical references and legal documents, this article discusses the educational quality in
general and in Indonesia in particular. Among a number of factors influencing the educational quality , the
teachers quality and instructional process standard are considered important to be examined. Both pedagogic
competence and professional competence determine the teachers performance quality in instructional process.
This article convinces that the application of educational technology as a process, product, and a system with
its approaches can improve the teachers competences and can assist them to plan, organize, and create active,
innovative, interactive, effective, and joyful instruction.

mutu pendidikan nasional. Untuk dapat


Pendahuluan melaksanakan fungsinya dengan baik, guru
wajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satu
Peranan guru sangat menentukan dalam usaha di antaranya adalah kompetensi. Syarat
peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu guru kompetensi tersebut ditinjau dari perspektif
sebagai agen pembelajaran dituntut untuk administratif, ditunjukkan dengan adanya
mampu menyelenggarakan proses pembelajaran sertifikat. Namun dalam perspektif teknologi
dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka pendidikan kompetensi tersebut ditunjukkan
pembangunan pendidikan. Guru mempunyai secara fungsional, yaitu kemampuannya
fungsi dan peran yang sangat strategis dalam mengelola kegiatan belajar dan pembelajaran.
pembangunan bidang pendidikan, dan oleh Bertolak dari ketentuan perundangan (PP
karena itu perlu dikembangkan sebagai profesi No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
yang bermartabat. Undang-Undang No. 14 tahun Pendidikan), dapat dikatakan bahwa mutu
2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 pendidikan nasional dapat terwujud bila ke
menyiratkan bahwa guru sebagai agen delapan standar minimal, yaitu standar isi,
pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan standar proses, standar kompetensi lulusan,

*) Guru Besar Emeritus Universitas Negeri Jakarta

66 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008


Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan

standar pendidikan dan tenaga kependidikan, menunjang belajar dan pembelajaran, serta (6)
standar sarana dan prasarana, standar kurikulum dan pembelajaran (http://
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar www.nea.org/schoolquality/index.html)
penilaian pendidikan dapat dipenuhi. Menurut Hoy, et al. (2000), yang dimaksud
Mengingat bahwa hakekat teknologi pendidikan dengan mutu pendidikan adalah suatu evaluasi
adalah proses untuk meningkatkan nilai tambah atas proses mendidik yang dapat meningkatkan
dalam pendidikan, maka makalah ini akan lebih kebutuhan untuk mengembangkan dan
banyak menyoroti standar proses. membina bakat dari peserta didik, proses
Peningkatan mutu pendidikan dalam era pendidikan itu sendiri, dan bersamaan dengan
pembangunan yang bersifat global, mau tidak itu memenuhi standar akuntabilitas yang
mau kita harus mempertimbangkan hasil kajian ditetapkan oleh mereka yang bertanggung jawab
empirik di negara maju sebagai masukan dalam membiayai dan menerima lulusan pendidikan.
menentukan mutu pendidikan, sebab kalau Pendapat tersebut memperkuat pendapat bahwa
tidak, maka masyarakat dan bangsa Indonesia ke tiga pihak yang berkepentingan perlu
akan terpuruk dalam percaturan global. merumuskan kesepakatan bersama.
Keberhasilan pembangunan suatu masyarakat, Secara umum mutu pendidikan dapat
dilihat dari indikator ekonomi, ditentukan oleh dikatakan gambaran mengenai baik-buruknya
mutu sumber daya manusianya, bukan hasil yang dicapai oleh siswa dalam proses
ditentukan oleh kekayaan sumber alam. Sumber pendidikan yang dilaksanakan. Lembaga
daya manusia yang bermutu tidak ada begitu pendidikan dianggap bermutu bila berhasil
saja, tetapi harus melalui suatu proses mengubah tingkah laku anak-didik dikaitkan
pendidikan, yang juga harus bermutu tinggi. dengan tujuannya pendidikannya. Mutu
Para pemimpin negara dan masyarakat pendidikan sebagai sistem selanjutnya
seringkali tidak menyadari bahwa pendidikan tergantung pada mutu komponen yang
yang bermutu menjadi fundamen dari membentuk sistem, serta proses yang
pembangunan ekonomi. Sumber daya manusia berlangsung hingga membuahkan hasil.
yang terdidik dengan baik akan mampu Konsep mutu pendidikan, menurut
berkarya; karya tersebut menghasilkan produk pendapat penulis, mengandung lima rujukan,
dan/atau jasa yang dapat dijual dan karena itu yaitu kesesuaian, daya tarik, efektivitas, efisiensi
dapat diperoleh penghasilan yang layak; dan produktivitas1. Yang merupakan ciri dari
penghasilan dapat dibelanjakan untuk membeli kesesuaian ini antara lain adalah sepadan
produk atau jasa lain; dengan pembelajaan dengan karakteristik peserta didik, serasi dengan
penghasilan dan meningkatnya produk dan/ aspirasi masyarakat maupun perorangan, cocok
atau jasa maka ekonomi akan berkembang. dengan kebutuhan masyarakat, sesuai dengan
kondisi lingkungan, selaras dengan tuntutan
zaman, dan sesuai dengan teori, prinsip, dan/
atau nilai baru dalam pendidikan. Kesesuaian
Kualitas Pendidikan mengandung ciri adanya: (1) kesepadanan
dengan karakteristik peserta didik perorangan
Secara konseptual mutu pendidikan diartikan maupun kelompok, yaitu aspek-aspek atau
secara beragam, tergantung pada situasi dan kualitas seperti bakat, motivasi, dan kemampuan
lingkungan. Asosiasi Pendidikan Nasional yang telah dimiliki oleh peserta didik; (2)
Amerika Serikat (National Education Association keserasian dengan aspirasi perorangan maupun
of the United State) merumuskan enam kunci masyarakat; (3) kecocokan dengan kebutuhan
untuk keunggulan (keys to exellence) yang masyarakat baik yang sifatnya normatif,
dijabarkan lebih lanjut menjadi 35 indikator proyektif, ekspresif, maupun komparatif; (4)
kualitas satuan pendidikan (indicators of a quality kesesuaian dengan kondisi lingkungan, yang
school). Keenam kunci keunggulan tersebut dapat meliputi budaya, sosial, politik, ekonomi,
adalah: (1) pemahaman bersama dan komitmen teknologi, dan wilayah; (5) keselarasan dengan
terhadap tujuan yang tinggi, (2) komunikasi tuntutan zaman yaitu misalnya untuk belajar
terbuka dan kolaborasi dalam memecahkan lebih banyak, lebih cepat, dan terus menerus
masalah, (3) penilaian belajar dan pembelajaran sepanjang hayat; (6) ketepatan dengan teori,
secara terus menerus, (4) belajar pribadi dan prinsip dan/atau nilai baru dalam bidang
profesional, (5) sumber-sumber untuk pendidikan, yaitu misalnya belajar menyelidik

Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008 67


Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan

(inquiry learning), belajar memecahkan masalah, kat tenaga pendidik yang digaji secara tetap; (4)
belajar mandiri, belajar penguasaan, belajar mempertimbangkan berbagai faktor internal
struktur bidang studi dan lain sebagainya. maupun eksternal (sistemik) untuk menyusun
Pendidikan yang bermutu juga harus alternatif tindakan dan kemudian memilih
mempunyai daya tarik yang kuat, meliputi di tindakan yang paling menguntungkan.
antaranya: (1) sarana pendidikan yang tersebar Produktivitas kegiatan pendidikan berarti
dan karena itu mudah dicapai dan diikuti; (2) bahwa proses dan hasilnya bertambah. Proses
isi pendidikan yang mudah dicerna karena telah yang bertambah karena secara konseptual siapa
diolah sedemikian rupa; (3) kesempatan yang saja, kapan saja dan dimana saja dapat
tersedia yang dapat diperoleh siapa saja pada mengakses pelajaran. Hasil yang bertambah,
setiap saat diperlukan; (4) pesan yang diberikan (lulusan, karya tulis, penelitian), dapat diperoleh
pada saat dan peristiwa yang tepat (just-in-time tanpa harus menambah jumlah masukan
= JIT, bukan just-in-case = JIC = sekiranya (misalnya tambahan biaya), atau tanpa
diperlukan); (5) keterandalan (accountability) pertambahan masukan namun dengan hasil
yang tinggi, terutama karena kinerja (performance) yang lebih banyak; atau dengan tambahan
lembaga dan lulusannya yang menonjol; (6) masukan sedikit tetapi pertambahan hasilnya
keanekaragaman sumber, baik yang dengan lebih besar; atau pertambahan masukan yang
sengaja dikembangkan maupun yang sudah banyak dengan hasil yang jauh lebih banyak
tersedia dan dapat dipilih serta dimanfaatkan lagi.
untuk kepentingan belajar; dan (7) suasana yang Dalam prinsip ekonomi diketahui bahwa
akrab, hangat, dan merangsang. hubungan antara mutu dan biaya tidak selalu
Efektivitas pendidikan seringkali diukur berjalan secara linear. Peningkatan biaya sedikit
dengan tercapainya tujuan, atau dapat pula dengan pendekatan baru dan/atau efisiensi
diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola dapat meningkatkan mutu atau produktivitas.
suatu situasi (doing the right things). Pengertian Demikian pula investasi awal yang memerlukan
ini mengandung ciri: (1) bersistem (sistematik), biaya tinggi dapat menyebabkan perbaikan mutu
yaitu dilakukan secara teratur atau berurutan yang relatif murah dalam jangka panjang.
melalui tahap perencanaan, pengembangan, Sebaliknya, biaya yang tinggi tidak menjamin
pelaksanaan, penilaian, dan penyempurnaan; mutu yang baik. Sedangkan mutu yang baik
(2) sensitif terhadap kebutuhan akan tugas selalu memerlukan biaya yang tidak murah.
belajar dan kebutuhan pemelajar; (3) kejelasan Sekarang ini sedang terjadi gejala komersialisasi
akan tujuan dan karena itu dapat dihimpun pendidikan, dengan orientasi yang berlawanan.
usaha untuk mencapainya; dan (4) bertolak dari Di satu pihak menawarkan pendidikan yang
kemampuan atau kekuatan mereka yang mudah dan murah dengan menjual ijazah.
bersangkutan (peserta didik, pendidik, Sedangkan di pihak lain menawarkan biaya
masyarakat dan pemerintah). yang tinggi dengan sarana yang mewah dan
Efisiensi pendidikan dapat diartikan berkiblat internasional.
sebagai kesepadanan antara waktu, biaya, dan Menurut pendapat Deming (Jenkins, 1996)
tenaga yang digunakan dengan hasil yang pendidikan merupakan suatu sistem dengan
diperoleh atau disebut pula sebagai doing the tujuh komponen yang harus ada dan saling
things right (mengerjakan sesuatu dengan benar). berkaitan. Ke tujuh komponen tersebut adalah:
Ciri yang terkandung meliputi: (1) merancang (1) tujuan (aims); (2) pelanggan (customers); (3)
kegiatan pembelajaran berdasarkan model yang persediaan (supplies); (4) masukan (input); (5)
mengacu pada kepentingan, kebutuhan dan proses; (6) keluaran (output); dan (7) ukuran
kondisi peserta didik; (2) pengorganisasian kualitas (quality measurement). Deming
kegiatan belajar dan pembelajaran yang rapi, menyatakan bahwa tujuan umum pendidikan
seperti misalnya lingkungan atau latar yang adalah meningkatkan hal-hal yang positif,
diperhatikan, pemanfaatan berbagai sumber mengurangi hal-hal yang negatif sehingga setiap
daya dengan pembagian tugas seimbang, dan peserta didik bergairah untuk belajar. Yang
pengembangan dan pemanfaatan aneka sumber dimaksudkan dengan pelanggan adalah para
belajar sesuai keperluan; (3) usaha inovatif yang peserta didik terutama yang menjadi subyek
merupakan penghematan, seperti misalnya pem- dalam program wajib belajar, meskipun
belajaran jarak-jauh, pembelajaran terbuka termasuk pula peserta didik lain seperti peserta
tanpa harus membangun gedung dan mengang- didik dan warga belajar dewasa.

68 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008


Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan

Yang dimaksudkan dengan persediaan adalah tatalaksana); kedua adalah peserta didik yang
anak usia prasatuan pendidikan yang sudah memperoleh manfaat dari pendidikan; dan ketiga
memperoleh pendidikan dari orangtua, media, adalah masyarakat, termasuk orangtua, yang
gereja (tempat ibadah), dan tempat bermain. memperoleh manfaat dari tersedianya lulusan
Masukan meliputi di antaranya peraturan, atau hasil dari proses pendidikan. Ketiga sudut
anggaran, kurikulum, dan kebutuhan akan pandang ini ada kemungkinan berbeda dalam
tenaga kerja. Proses merupakan kunci untuk mengartikan mutu proses pendidikan.
menghasilkan mutu; proses ini merupakan Ditinjau dari sudut pandang proses
usaha mengkoordinasikan desain dari tiap pendidikan, yang dimaksud dengan kualitas
komponen yang lain. Keluaran bukan hanya memiliki pengertian sesuai dengan makna yang
mereka yang lulus satuan pendidikan dan dapat terkandung dalam siklus proses pendidikan
meneruskan ke jenjang perguruan tinggi, tersebut. Secara ringkas dapat disebutkan
melainkan juga termasuk putus satuan beberapa kata kunci pengertian kualitas, yaitu:
pendidikan, ukuran kualitas tidak hanya sesuai standar (fitness to standard), sesuai
dilakukan oleh satuan pendidikan melainkan penggunaan pasar/pelanggan (fitness to use),
juga oleh pelanggan dan para pemangku sesuai perkembangan kebutuhan terakhir (fitness
kepentingan (stakeholders). to latest requirements), dan sesuai lingkungan
Konsep tentang mutu pendidikan dengan global (fitness to global environmental requirements).
demikian juga diartikan secara berbeda-beda, Adapun yang dimaksud kualitas sesuai dengan
tergantung pada situasi, kondisi dan sudut standar, yaitu jika salah satu aspek dalam
pandang. Pada awal kemerdekaan dahulu, pengelolaan pendidikan itu sesuai dengan
adanya kesempatan satuan pendidikan bagi standar yang telah ditetapkan. Pengertian
kebanyakan warga sudah dianggap sesuatu kualitas sesuai dengan penggunaan pasar/
yang bermutu, karena sebelumnya kesempatan pelanggan (stakeholders), jika apa yang
itu tidak ada atau sangat terbatas. Sekarang ini, dihasilkan sudah sesuai dengan pelanggan
sesuai dengan perkembangan budaya dan pada saat melakukan transaksi. Di dalam
teknologi, pendidikan atau pembelajaran yang pendidikan, pelanggan mencakup pihak-
tidak memberikan kesempatan mengenal dan pihak yang lebih luas termasuk siswa, orang tua,
memanfaatkan teknologi informasi, dianggap masyarakat, pemerintah, dan pemerintah
kurang bermutu. daerah. Kualitas sesuai dengan perkembangan
Perbedaan sudut pandang didasarkan pada kebutuhan berarti bahwa output pendidikan
pendapat bahwa dalam proses pendidikan ada yang dihasilkan benar-benar langsung diminati
tiga unsur yang berkepentingan. Yang pertama oleh konsumen (dalam hal ini stakeholders).
adalah pemerintah dan/atau yayasan bagi Kualitas sesuai lingkungan global mengandung
pendidikan swasta yang menentukan aturan arti bahwa konsep ini menghasilkan output
pengelolaan (termasuk anggaran dan pendidikan yang mampu melestarikan sumber

Lingkungan

Standa Standar Pendidik Standar


Isi dan Tenaga Sarana dan
Kependidikan prasarana

Peserta Standar Dampak


Didik Standar Proses Pembelajaran Kompetensi
Lulusan

Standar Standar Standar


Pembiayaan Pengelolaan Penilaian

Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008 69


Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan

daya alam sehingga lingkungan terjaga dari hal yang perlu dimiliki oleh setiap individu, dan
kerusakan. merupakan instrumen untuk menghadapi
Kualitas pendidikan sebagai sistem tuntutan dan tantangan lingkungan yang
selanjutnya tergantung pada kualitas komponen kompleks. Setiap individu harus berpartisipasi
yang membentuk sistem, serta proses yang di dalam beberapa rangkaian aktivitas dalam
berlangsung hingga membuahkan hasil. Secara lingkungannya yang berbeda. Jelas bahwa untuk
umum dapat dikatakan kualitas pendidikan bekerja dengan baik dan berhasil seseorang
adalah kesesuaian dengan standar yang membutuhkan kompetensi dari ranah yang
ditentukan. Keseluruhan komponen dan berbeda atau kompetensi dasar tertentu yang
standar tersebut dapat digambarkan seperti di berbeda pula. Namun demikian, fokus terletak
atas. Gambar ini sekaligus merupakan pada kompetensi yang dianggap sebagai
representasi dari Standar Nasional Pendidikan instrumen untuk mengatasi tuntutan sosial dan
seperti ditetapkan dalam PP No. 19 Tahun 2005. individual yang cukup penting di dalam konteks
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa spektrum yang lebih luas. Dengan demikian,
standar kualitas yang harus dipenuhi oleh guru kompetensi bertujuan untuk menghasilkan
sebagai pendidik adalah memenuhi ketentuan seseorang yang mampu melangkah dan
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, berpatisipasi secara efektif dalam bidang sosial,
Standar Isi dan Standar Proses Pembelajaran. seperti sektor ekonomi, kehidupan politik,
hubungan sosial dan keluarga, hubungan
interpersonal yang bersifat pribadi dan
Kualitas Guru hubungan masyarakat, dan bidang kesehatan.
Ini berarti bahwa kompetensi bukan hanya
Secara singkat dapat dikatakan bahwa guru spesifik untuk satu bidang, melainkan bersifat
yang berkualitas atau yang ber - kualifikasi, transversal dalam artian bahwa kompetensi
adalah yang memenuhi standar pendidik, dapat diterapkan pada setiap bidang
menguasai materi/isi pelajaran sesuai dengan kehidupan.
standar isi, dan menghayati dan melaksanakan Kompetensi adalah sesuatu yang mengalami
proses pembelajaran sesuai dengan standar perkembangan dari waktu ke waktu melalui
proses pembelajaran. Kriteria-kriteria tersebut usaha. Perkembangan dari kompetensi dari
telah dirumuskan dalam ketentuan waktu ke waktu tersebut adalah kesempatan
perundangan, yaitu UU Sisdiknas No. 20 Tahun untuk menumbuhkan keyakinan, kebanggaan,
2003, UU Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005, dan minat. 3 Mengembangkan kompetensi
PP No. 19 Tentang Standar Nasional Pendidikan digambarkan sebagai proses yang berkelanjutan
dan serangkaian Keputusan Menteri dari didapatnya dan konsolidasi suatu
Pendidikan Nasional (dalam makalah ini keterampilan-keterampilan yang diperlukan
Keputusan Mendiknas yang digunakan untuk kinerja. Selanjutnya menurut Usman
terutama adalah Kepmen No. 41 Tahun 2007 terkait dengan pengertian kompetensi dasar
Tentang Standar Proses Untuk Satuan menunjukkan tingkat kompetensi elementer,
Pendidikan Dasar dan Menengah). tingkat kinerja seseorang secara umum dan
Kompetensi didefinisikan oleh Lefrancois,1 mendasar sebagai syarat minimal atau
sebagai kapasitas untuk melakukan sesuatu, kualifikasi awal untuk dikuasai oleh seorang
yang dihasilkan dari proses belajar. Selama pemula.4
proses belajar stimulus akan bergabung dengan Hal yang berbeda dikemukan oleh Cowell,5
isi memori dan menyebabkan terjadinya yang mendefinisikan kompetensi secara lebih
perubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu. spesifik sebagai suatu keterampilan/kemahiran
Apabila individu sukses mempelajari cara yang bersifat aktif. Selanjutnya kompetensi oleh
melakukan satu pekerjaaan yang kompleks dari Cowell dikategorikan mulai dari tingkat
sebelumnya, maka pada diri individu tersebut sederhana atau dasar hingga lebih sulit atau
pasti sudah terjadi perubahan kompetensi. kompleks yang pada gilirannya akan
Perubahan kompetensi tidak akan tampak berhubungan dengan proses penyusunan
apabila selanjutnya tidak ada kepentingan atau bahan atau pengalaman belajar, yang lazimnya
kesempatan untuk melakukannya. terdiri dari: (1) penguasan minimal kompetensi
Keutamaan konsep kompetensi menurut dasar, (2) praktik kompetensi dasar, dan (3)
Rychen 2 adalah bahwa kompetensi merupakan penambahan penyempurnaan atau

70 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008


Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan

pengembangan terhadap kompetensi atau siswa untuk memenuhi standar kompetensi


keterampilan.6 Ketiga proses tersebut dapat terus yang ditetapkan dalam Standar Nasional
berlanjut selama masih ada kesempatan untuk Pendidikan, terinci ke dalam rumusan
melakukan penyempurnaan atau pengem- kompetensi sebagai berikut: (1) menguasai secara
bangan kompetensinya. Gagasan pembagian luas dan mendalam substansi dan metodologi
tersebut berdasarkan perbedaan-perbedaan dasar keilmuan, (2) menguasai materi ajar dalam
individu yang berkenaan dengan pengalaman, kurikulum, (3) mampu mengembangkan
kebutuhan, perhatian dan kompetensi setiap kurikulum dan pembelajaran, secara kreatif dan
individu untuk memutuskan penguasaan taraf inovatif, (4) menguasai dasar-dasar materi
atau tingkat kompetensi mana dia akan mencoba kegiatan ekstra kurikuler yang mendukung
menguasainya. tercapainya tujuan utuh pendidikan siswa, (5)
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran
disimpulkan bahwa kompetensi merupakan melalui penelitian tindakan kelas.
satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan
potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang dinilai, yang terkait dengan profesi tertentu Standar Proses Pembelajaran
berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat
diaktualisasikan dan diwujudkan dalam bentuk Berdasarkan ketentuan PP No. 19 Tahun 2005
tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi yang kemudian diikuti dengan Peraturan
tertentu. Sedangkan bertolak dari UU No.14 Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, setiap 2007, standar proses pembelajaran harus
guru harus menguasai serangkaian kompetensi. meliputi perencanaan proses pembelajaran,
Dalam makalah ini dibatasi hanya dua pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian
kompetensi saja, yaitu kompetensi pedagogi dan hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
profesional, yang dapat dijabarkan sebagai pembelajaran untuk terlaksananya proses
berikut. pembelajaran yang efektif dan efisien.
Kompetensi Pedagogik, adalah kemam- Perencanaan proses pembelajaran harus
puan mengelola pembelajaran siswa yang didasarkan pada prinsip sistematis dan
meliputi pemahaman terhadap siswa, sistemik. Sistematik berarti secara runtut dan
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, berkesinambungan, dan sistemik dengan
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa mempertimabngan segala komponen yang
untuk mengaktualisasikan potensi yang berkaitan. Perencanaan proses tersebut
dimilikinya, terinci ke dalam rumusan sekurang-kurangnya meliputi silabus dan
kompetensi sebagai berikut: (1) memahami rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
karakteristik siswa, (2) memahami karakteristik memuat identitas mata pelajaran, standar
siswa dengan kelainan fisik, sosial-emosional kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD),
dan intelektual yang membutuhkan indikator pencapaian kompetensi, tujuan
penanganan secara khusus, (3) memahami latar pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
belakang keluarga dan masyarakat untuk pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan
menetapkan kebutuhan belajar siswa dalam sumber belajar. Perencanaan itu perlu disusun
konteks kebhinekaan budaya, (4) memahami secara sistemik dan sistematis. Sistemik karena
cara dan kesulitan belajar siswa, (5) mampu perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang
mengembangkan potensi siswa, (6) menguasai berkaitan, yaitu tujuan yang perlu meliputi
prinsip-prinsip dasar pembelajaran yang semua aspek perkembangan peserta didik
mendidik, (7) mengembangkan kurikulum yang (kognitif, afektif dan psikomotor), karakteristik
mendorong keterlibatan siswa dalam peserta didik, karakteristik materi ajar yang
pembelajaran, (8) merancang pembelajaran yang meliputi fakta, konsep, prosedur dan prinsip,
mendidik, (9) melaksanakan pembelajaran yang kondisi lingkungan serta hal-hal lain yang
mendidik, dan (10) menilai proses dan hasil menghambat atau menunjang terlaksananya
pembelajaran yang mengacu pada tujuan utuh pembelajaran. Sistematis karena perlu disusun
pendidikan. secara runtut, terarah dan terukur, mulai jenjang
Kompetensi Profesional, adalah pengua- kemampuan rendah hingga tinggi.
saan materi pembelajaran secara luas dan Pelaksanaan proses pembelajaran harus
mendalam yang memungkinkan membimbing didasarkan pada prinsip terjadinya interaksi

Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008 71


Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan

secara optimal antara peserta didik dengan peserta didik sebelumnya (accreditation of prior
pendidik, antara peserta didik sendiri, serta learning = APL) perlu juga diberikan sebagai
peserta didik dengan aneka sumber belajar suatu bentuk pendidikan yang terbuka dan
termasuk lingkungan. Untuk itu perlu multimakna. Penilaian juga harus dilakukan
diperhatikan jumlah maksimal peserta didik atas segala aspek perkembangan peserta didik,
dalam setiap kelas agar dapat berlangsung termasuk kecerdasan dengan segala dimensinya,
interaksi yang efektif. Rombongan belajar di SD/ sikap dan kemampuan motorik. Penilaian hasil
MI 28 peserta didik per kelas; SMP/MTs 32; pembelajaran menggunakan Standar penilaian
SMA/MA 32; dan SMK/MAK 32. Kecuali itu Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok
harus pula diperhatikan beban pembelajaran Mata Pelajaran.
maksimal per pendidik dalam satu satuan Pengawasan proses pembelajaran merupa-
pendidikan, yaitu sekurang-kurangnya 24 jam kan bentuk jaminan mutu pembelajaran, dan
tatap muka dalam satu minggu. Ketersediaan ditujukan untuk menjamin terjadinya proses
buku teks pelajaran dengan rasio setiap peserta pembelajaran yang efektif dan efisien kearah
didik perlu memilikinya satu set. Selain buku tercapainya kompetensi yang ditetapkan.
teks, guru juga harus menggunakan buku Pengawasan perlu didasarkan pada prinsip-
panduan guru, buku pengayaan, buku referensi prinsip tanggung jawab bersama, periodik,
dan sumber belajar lainnya. Budaya membaca demokratis, terbuka, dan keberlanjutan.
dan menulis harus pula dikembangkan dalam Pengawasan meliputi pemantauan, supervisi,
proses pembelajaran, yang dapat menumbuhkan evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah
masyarakat yang gemar membaca, dan mampu tindak lanjut yang diperlukan. Tatacara dan
mengekpresikan pikiran dalam bentuk tertulis. prosedur pengawasan ini pada hakekatnya
Pelaksanaan proses pembelajaran perlu merupakan tanggung jawab bersama semua
mempertimbangkan karakteristik peserta didik pihak yang terkait, sesuai dengan ketentuan
dan kemampuan pengelolaan kegiatan belajar. tentang hak, kewajiban Warga Negara, orangtua,
Mengingat bahwa proses pembelajaran bukan masyarakat, dan pemerintah.
hanya sekedar menyampaikan ajaran,
melainkan juga pembentukan pribadi peserta
didik yang memerlukan perhatian penuh dari Penerapan Teknologi Pendidikan
pendidik, maka pendidik perlu mengenal
masing-masing pribadi peserta didik dan oleh Secara konseptual teknologi (semua teknologi
karena itu jumlahnya dibatasi. Pelaksanaan termasuk teknologi pembelajaran) secara umum.
proses pembelajaran merupakan implementasi adalah:
dari RPP, dan meliputi kegiatan pendahuluan, 1. proses yang meningkatkan nilai tambah;
kegiatan inti dan kegiatan penutup. 2. produk yang dihasilkan untuk mem-
Penilaian dilakukan oleh guru terhadap permudah pekerjaan;
hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat 2. struktur atau sistem dimana proses dan
pencapaian kompetensi peserta didik, serta produk itu dikembangkan dan digunakan.
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan Teknologi pendidikan telah berkembang
kemajuan belajar dan memperbaiki proses sebagai suatu disiplin keilmuan yang berdiri
pembelajaran. Penilaian dilaksanakan secara sendiri. Perkembangan tersebut dilandasi oleh
konsisten, sistematik, dan terprogram dengan serangkaian dalil atau dasar yang dijadikan
menggunakan tes dan nontes dalam bentuk
patokan pembenaran. Secara falsafaf, dasar
tertulis atau lisan, pengamatan kinerja,
keilmuan itu meliputi : ontologi atau rumusan
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa
tentang gejala pengamatan yang dibatasi pada
tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan
suatu pokok telaah khusus yaitu masalah
penilaian diri. perlu ditentukan dengan
belajar; epistemologi yaitu usaha atau prinsip
menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai
intelektual yang bersifat unik dalam
dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai
memecahkan masalah belajar, dengan berbagai
oleh peserta didik. Perlu pula dikembangkan
pendekatan yang belum dilakukan sebelumnya;
tatacara penilaian secara individual dengan
dan aksiologi atau nilai-nilai yang menentukan
melalui observasi, yang dilakukan sekurang-
kegunaan dari proses maupun produk dalam
kurangnya sekali dalam satu semester.
pemecahan masalah belajar, dengan
Pengakuan atas belajar yang telah dilakukan

72 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008


Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan

oleh guru di sekolah. Tigapuluh tahun berbuat sesuatu sambil sambil mempelajari
kemudian (sekitar th. 1930) penggunaan alat berbagai pengetahuan. Oleh karena itu, proses
peraga itu berkembang dengan diproduksinya belajar harus melibatkan semua aspek
secara massal media belajar-pengajaran untuk kepribadian manusia, yaitu mulai dari aspek
digunakan di sekolah secara meluas. yang berhubungan dengan pikiran, perasaan,
Penerapan teknologi pendidikan untruk bahasa tubuh, pengetahuan, sikap, dan
memecahkan masalah belajar dapat berlangsung keyakinan.
secara mikro maupun makro. Secara mikro Pada proses pembelajaran interaktif, perlu
apabila masalah belajar iitu ada dalam diusahakan adanya hubungan timbal balik
lingkungan terbatas misalnya dalam kelas atau antara guru dan siswa dan antar siswa sendiri.
sekolah. Proses pembelajaran yang dikem- Proses pembelajaran inspiratif yang diseleng-
bangkan oleh guru dalam kelas, merupakan garakan hendaknya dapat mendorong seman-
penerapan teknologi pendidikan secara mikro. gat untuk belajar dan timbulnya inspirasi pada
Sedangkan secara makro adalah pemecahan peserta didik untuk memunculkan ide baru,
masalah belajar secara menyeluruh, yaitu yang mengembangkan inisiatif dan kreativitas.
meliputi semua komponen dan karena itu Pendidik perlu berusaha menciptakan proses
merupakan sistem.:Berbagai bentuk satuan pembelajaran yang menyenangkan, menjadikan
pendidikan seperti SMP Terbuka, Program siswa merasa nyaman, betah, dan asyik untuk
KEJAR Paket A,B dan C, Universitas Terbuka dan mengikutinya. Proses pembelajaran juga
lain-lain. Merupakan penerapan teknologi diusahakan agar dapat mengarahkan siswa
pendidikan secara makro. untuk mencari pemecahan masalah, mengem-
Proses pembelajaran seperti yang ditetap- bangkan semangat tidak mudah menyerah,
kan dengan ketentuan kebijakan (PP No. 19 melakukan percobaan untuk menjawab
Tahun 2005 dan Permendiknas No. 41 Tahun keingintahuannya. Proses pembelajaran harus
2007), pada hakekatnya merupakan bentuk dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi
penerapan teknologi pendidikan. Istilah aktif, guru perlu mendorong siswa untuk terlibat
teknologi pendidikan memang tidak dalam setiap peristiwa belajar yang sedang
digunakan atau tidak tampak, karena memang dilakukan. Guru juga harus memberikan ruang
salah satu kriteria teknologi pendidikan adalah lingkup bagi prakarsa, kreativitas, dan
integratif. Ragi yang digunakan dalam kemandirian sesuai bakat, minat, dan
pembuatan roti misalnya, tidak akan tampak perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.
setelah roti itu masak karena sudah terintegrasi Selanjutnya, pembelajaran kreatif artinya
dalam adonan yang dipanggang. memiliki daya cipta, memiliki kemampuan
Pembelajaran aktif dimaksudkan bahwa untuk berkreasi. Peran aktif siswa dalam proses
dalam proses pembelajaran guru harus pembelajaran akan menghasilkan generasi yang
menciptakan suasana sedemikian rupa kreatif, artinya generasi yang mampu mengha-
sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, silkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan
dan mengemukakan gagasan. Belajar harus orang lain.2 Kreatif juga dimaksudkan agar guru
merupakan suatu proses aktif dari siswa dalam menciptakan kegiatan-kegiatan belajar yang
membangun pengetahuannya, bukan hanya beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
proses pasif yang hanya menerima penjelasan kemampuan siswa. Menurut Semiawan,
dari guru tentang pengetahuan. Pendapat ini kreativitas adalah suatu kondisi, sikap, atau
sejalan dengan pendapat Vygotsky bahwa ada keadaan yang sangat khusus sifatnya dan
keterkaitan antara bahasa dan pikiran.1 Dengan hampir tak mungkin dirumuskan secara tuntas.3
aktif berbicara (diskusi) siswa lebih mengerti Daya kreatif tumbuh dalam diri seseorang dan
konsep atau materi yang dipelajari. Siswa perlu merupakan pengalaman yang paling mendalam
keterlibatan fisik untuk mencegah mereka dari dan unik bagi seseorang. Untuk menimbulkan
kelelahan dan kebosanan. Siswa yang lebih daya kreatif tersebut diperlukan suasana yang
banyak duduk diam akan menghambat kondusif yang menggambarkan kemungkinan
perkembangan motorik, akademik, dan tumbuhnya daya tersebut. Suasana kondusif
kreativitasnya. Melalui belajar aktif segala yang dimaksud adalah suasana belajar yang
potensi siswa dapat berkembang secara optimal memberi kesempatan siswa untuk terlibat secara
dan memberikan peluang siswa untuk aktif aktif dan memberi kesempatan pada siswa untuk

74 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008


Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan

dapat mengemukakan gagasan dan ide tanpa teknologi pendidikan isomeristik, sitemik,
takut disalahkan oleh guru. sinergistik, sistematik, inovatif dan integratif
Adapun pembelajaran yang efektif terujud telah mulai terwujud dalam sistem pendidikan
karena pembelajaran yang dilaksanakan dapat nasional, dimana guru merupakan unsur
menumbuhkan daya kreatif bagi siswa sehingga strategik dalam usaha peningkatan mutu sistem
dapat membekali siswa dengan berbagai pendidikan tersebut.
kemampuan. Setelah proses pembelajaran Dalam dunia pendidikan teknologi sebagai
berlangsung, kemampuan yang diperoleh siswa proses, produk dan sistem yang dikembangkan
tidak hanya berupa pengetahuan yang bersifat untuk mengatasi masalah pendidikan, yaitu
verbalisme namun diharapkan berupa masalah mutu, pemerataan, relevansi, efisiensi
kemampuan yang lebih bermakna. Artinya dan produktivitas, telah dikembangkan sebagai
pembelajaran dapat mengembangkan berbagai suatu disiplin keilmuan khusus. Teknologi
potensi yang ada dalam diri siswa sehingga pendidikan dikembangkan dengan dua dasar
menghasilkan kemampuan yang beragam. pertimbangan. Pertama, karena masalah
Belajar yang efektif dapat dicapai dengan pendidikan yang ada (mutu, pemerataan,
tindakan nyata (learning by doing) dan untuk relevansi, efisiensi dan produktivitas) tidak
siswa kelas rendah SD dapat dikemas dengan dapat dipecahkan dengan pendekatan yang
bermain. Bermain dan bereksplorasi dapat sudah ada (seperti menambah guru, menambah
membantu perkembangan otak, berbahasa, buku, menambah sekolah dan lain-lain). Oleh
bernalar, dan bersosialisasi. Pembelajaran yang karena itu diperlukan pendekatan baru. Kedua,
menyenangkan memusatkan perhatiannya perkembangan lingkungan, termasuk perkem-
secara penuh pada belajar sehingga waktu curah bangan politik (demokrasi, desentralisasi, HAM
perhatiannya tinggi. Keadaan aktif dan dll), perkembangan lingkungan alam dan
menyenangkan tidaklah cukup jika proses ekonomi (pasar bebas, pelestarian alam dsb.),
pembelajaran tidak efektif yang tidak dan perkem-bangan teknologi (terutama TIK)
menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa akan sangat mempengaruhi dunia pendidikan.
selama proses pembelajaran berlangsung, sebab Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan baru yang mengambil manfaat dari perkem-
pembelajaran yang harus dicapai. Jika bangan yang ada.
pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan Teknologi pendidikan dapat pula dikata-
tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut kan sebagai perkembangan yang logis dan
tidak ubahnya seperti bermain biasa. Kelas yang rasional dari apa yang semula disebut dengan
sunyi, anak sebagai pendengar pasif, tidak ada didaktik & metodik pengajaran yang
aktivitas konkret, membosankan dan belajar dilaksanakan pada jalur pendidikan formal
tidak efektif menyebabkan tidak kritis, tidak jenjang dasar dan menengah. Didaktik &
kreatif, komunikasi buruk, dan apatis. metodik hanya merupakan sebagian dari proses
Berdasarkan uraian di atas dapat belajar pembelajaran. Proses pembelajaran
dideskripsikan bahwa penerapan teknologi yang dikembangkan dalam Teknologi Pendidi-
pendidikan dalam proses pembelajaran kan, tidak hanya PAKEM melainkan PAIKEM
berlangsung secara aktif, interaktif, kreatif, dan PAINO (Pembelajaran Aktif, Interaktif,
efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), siswa Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, dan
terlibat dalam berbagai bentuk kegiatan belajar Pembelajaran Atraktif, dan Inovatif).
dan pembelajaran yang dapat mengembangkan Produk untuk pembelajaran yang semula
pemahaman dan kemampuan mereka melalui hasil kreasi guru sendiri, perlu dikembangkan
berbuat atau melakukan dan mencipta. Dalam lebih lanjut sebagai bentuk dukungan untuk
pembelajaran tersebut, guru menggunakan belajar (bukan untuk mengajar). Progam televisi,
berbagai teknik dan sumber belajar. radio, PBK (pembelajaran berbantuan komputer)
dll. perlu disediakan dalam berbagai bentuk
untuk dapat diakses oleh peserta didik kapan
Purnakata saja, dimana saja di kelas maupu secara mandiri.
Sistem pembelajaranpun dikembangkan di luar
Perspektif teknologi pendidikan dalam rangka lingkungan sekolah konvensional, seperti
meningkatkan kualifikasi guru telah, sedang, misalnya pendidikan terbuka (SMP/MTs
dan akan terus dikembangkan. Ke enam kriteria Terbuka, SMU Terbuka, Universitas Terbuka,

Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008 75


Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan

Kejar Paket A, B dan C, Pendidikan di Rumah Miarso, Yusufhadi. (2005). Menyemai benih
(homeschooling), dan BEBAS (Belajar Berbasis teknologi pendidikan. Jakarta: Pustekkom
Aneka Sumber). & Kencana
Teknologi pendidikan mempunyai visi : Rychen, Dominique Simon. (2002). Key
Terwujudnya berbagai pola pendidikan dan competencies. New York: Mc Graw Hill
pembelajaran dengan dikembangkan dan Semiawan, Conny R. (1999). Dimensi kreatif
dimanfaatkannya aneka sumber, proses dan dalam filsafat ilmu. Bandung: PT
sistem belajar, sesuai dengan kebutuhan dan Remaja Rosdakarya
potensi setiap pemelajar, menuju terbentuknya Silberman, Mel. (1996). Active learning: strategies
masyarakat belajar dan berpengetahuan. to teach any subject. Boston: Allyn and
Apabila para guru bertekad untuk Bacon
meningkatkan kualitas pendidikan dengan Usman, Uzer. (1990). Menjadi guru profesional.
meningkatkan kompetensinya dalam Bandung: PT Remaja Rosdakarya
pembelajaran, maka sudah seyogyanya mereka Vygotsky, L.S. (1962). Thought and language.
memahami dan mewujudkan peran teknologi Cambridge, MA: Harvard University
pendidikan. Press

Daftar Pustaka Catatan:


1
Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih Teknologi
Pendidikan. Jakarta: Pustekkom Diknas & Kencana,
Cowell, Richard N. (1988). Buku pegangan para
hlm.
penulis paket belajar. Jakarta: Proyek 2
Guy R. Lefrancois, Theories of Human Learning (Kro:
Pengembangan Pendidikan Tenaga Kros Report, 1995), p. 5.
Kependidikan, Depdikbud 3
Dominique Simon Rychen, Key Competencies (New
_______. (2005). Peraturan pemerintah RI Nomor York: Mc Graw Hill, 2002), p. 121.
19 Tahun 2005 Tentang standar nasional 4
Andrew J. Elliot and Carol S. Dweck, Handbook of
pendidikan. Jakarta: Departemen Competence and Motivation (New York: The Gulford
Pendidikan Nasional. Press, 2005), pp. 128.
Elliot, Andrew J. and Carol S. Dweck. (2005).
5
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung:
Handbook of competence and motivation. PT Remaja Rosdakarya, 1990), p. 111.
6
Richard N. Cowell, Buku Pegangan Para Penulis Paket
New York: The Gulford Press
Belajar (Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan
Ibrahim, Buddy. (2000). TQM (Total Quality Tenaga Kependidikan, Depdikbud, 1988), pp. 95-99.
Management): Panduan untuk menghadapi 7
Ibid., p. 101.
persaingan global. Jakarta: Djambatan 8
Vygotsky, L.S., Thought and Languge (Cambridge,
Jenkins, L. (1996). Improving student learning: MA: Harvard University Press, 1962), p. 58.
Applying deming quality principles in 9
Mel Silberman, Active Learning: Strategies to Teach
education. Milwakee,WI: ASQO Press Any Subject (Boston: Allyn and Bacon, 1996), p. 1.
Lefrancois, Guy R. (1995). Theories of human
10
Conny R. Semiawan, Dimensi Kreatif dalam Filsafat
learning. Kro: Kros Report Ilmu (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), p.
60.

76 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Anda mungkin juga menyukai