Anda di halaman 1dari 19

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA GURU

TERHADAP PENCIPTAAN SEKOLAH BERMUTU


DI MTs GLOBAL AL-RAHMAH GEBANG

A. Latar Belakang Masalah


Sekolah memiliki dua pengertian. Pertama, lingkungan fisik dengan

berbagai perlengkapanan yang merupakan tempat penyelenggaraan proses

pendidikan untuk usia dan kriteria tertentu. Kedua, proses kegiatan belajar

mengajar.1

Sekolah adalah sebuah lingkungan yang memiliki unsur yang saling terkait

dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya yaitu input (siswa),

process( proses),output (lulusan), outcome ( dampak).2Input (siswa) merupakan

awal di mulainya suatu proses pembelajaran dimana siswa dikatakan bahan

dalam suatu proses menciptakan suatu produk unggulan yang melaui proses.

Siswa dapat diidentifikasi mulai dari manusia, nilai, materi, metode dan

fasilitas adalah kesatuan siswa yang utuh yang akan menjadi modal dasar

pendidikan karena dari modal input yang baik maka akan menghasilkan siswa

yang baik. Sistem Pendidikan memiliki unsur yang mendukung terciptanya

pembangunan manusia seutuhnya, unsur –unsur tersebut diantaranya:

Input merupakan bahan utama dalam pendidikan yang akan di proses

menjadi siswa yang diharapkan tercipta sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan. Input ini terdiri dari :


1
Mahmud, Sosiologi Pendidikan (CV. Pustaka setia ,Bandung 2012 hal 167)
2
Didin Nurdin, Manajemen Sumber Daya Pendidikan (PT.Sarana Panca Karya Nusa, Bandung
2011 hal.1)

1
a). Manusia adalah faktor pendidikan yang terdiri dari siswa dan guru, unsur ini

sagatlah dibutuhkan dalam proses pendidikan, karena manusia yang

dinamakan siswa memiliki kebutuhan untuk didik sedangkan guru adalah

manusia yang bertugas untuk mendidik, membimbing, mengembangkan

potensi yang dimiliki siswa.

b). Nilai adalah patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam melakukan

tindakan seperti nilai agama, sosial dan masyarakat .

c). Lingkungan adalah situasi dimana kehidupan disekitar siswa memberi

pengaruh dalam membentuk kepribadian manusia.

d). Materi adalah barang atau benda sebagai penunjang alat dalam proses belajar.

e). Fasilitas adalah perangkat yang mendukung dalam proses pendidikan untuk

hasil yang lebih baik.

f). Metode adalah teknik atau cara dan strategi bagaimana proses pendidikan

dapat dijalankan dengan baik guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dari penjelasan diatas ketika sekolah melakukan penerimaan siswa baru

maka sangatlah penting melakukan beberapa langkah diantaranya melakukan

penyarringan atau seleksi siswa baru, agar sekolah mengetahui kemampuan

siswa dan dapat dijadikan modal awal sekolah melakukan proses pendidikan

selanjutnya.

Unsur yang kedua adaalah Proses, berjalannya pendidikan merupakan hal

yang sangat penting dan mempunyai pengaruh besar dalam mencetak siswa

yang berasal dari berbagai latar belakang yang beragam, diantaranya berbagai

2
kecerdasan siswa yang bervariatif, latar belakang keluarga yang tidak sama,

tingkat ekonomi dan kebudayaan siswa yang beragam, namun bagaimana

proses pendidikan yang dilakukan oleh seorang guru dan sekolah

mengkolaborasi keberagaman tersebut dan menjadikan potensi kecerdasan

yang beragam menjadi sesuatu yang bisa bermutu tinggi.

Guru memiliki tangguang jawab bagaimana hal tersebut bisa diciptakan

dengan proses pendidikan yang dilakuakannya. Menurut Abdul Majid 3 “untuk

menghasilakan siswa dan sekolah yang bermutu maka sekolah memiliki

standar pendidikan yang telah ditetapkan dalam UU Sisdiknas No.20 tahun

2003 pasal 35 ayat 1 yang diantaranya adalah:

a. Standar isi

b.Standar proses

c.Standar sarana dan prasarana

d.Standar pembiayaan

e.Standar tenaga pendidik

f.Standar kelulusan

g.Standar penilaian

Keberagamana siswa ini dapat dikolaborasi dengan dukungan berbagai

komponen yang ada didalam lingkungan sekolah diantaranya:

a. Kepemimpinan / kepala sekolah, dalam hal ini bertindak sebagai orang yang

mengambil keputusan kelemabagaan yang menghasilkan keputusan


3
Abdul Majid, Perencanaan Pendidikan (PT.Remaja Rosdakarya,Bandung 2009,hal 5)

3
sehingga mampu menunjang kearah terciptanya peraturan proses

pendidikan yang baik dan mampu menciptkan sekolah yang bermutu

b. Manajemen, dalam hal ini proses manajemen bertindak sebagai batasan dan

sirklus terjadinya proses pendidikan yang baik, contohnya manajemen

keuangan,manajemen pegawai,manajemen fasilitas,manajemen lembaga.

Unsur sekolah selanjutnya adalah output(lulusan), telah dipaparkan diatas

bahwa sekolah yang merupakan sebuah sistem yang tediri dari input, proses,

output, outcome yang keseluruhan unsur tersebut semua harus berjalan

melalaui tahapan yang diharapakan sesuai rencana yang ditetapkan. Output

atau lulusan dinyatakan lulusan baik dengan memiliki kompetensi yang sesuai

dengan standar kelulusan sekolah yang telah diatur dalam undang – Undang

Pendidikan dengan menunjukkan prestasi di masyarakat.

Output (lulusan) tidak hanya diukur dari tingkat keberhasilan siswa yang

memiliki kemampuan kognitif dan ketrampilan . Keberhasilan output sekolah

adalah lulusan yang mampu memberi manfaat bagi lingkungan . ini merupakan

kinerja sekolah yang bukan semata – mata kinerja siswa yang belajar tetapi

kinerja seluruh komponen yang ada di dalam sekolah, artinya adalah kinerja

sekolah telah mencapai prestasi sekolah yang dihasilkan melalui proses

pendidikan.

Unsur sekolah yang terakhir adalah Outcome, sekolah dikatakan bermutu

apabila output yang dihasilkan menjadi outcome dimasyarakat yang memiliki

peran dan manfaat dari proses pendidikan di sekolah. Outcome juga sebagai

4
cerminan dari sekolah yang menjadikan standar mutu sebagai tujuan akhir dari

proses pendidikan.

Tujuan pendidikan memiliki standar mutu yang harus dicapai menurut

peraturan pemerintah tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam UU No.20

tahun 2003 , untuk mencapai standar mutu yang sesuai maka unsur – unsur

pendidikan haruslah dijalankan sesuai peraturan. Semua unsur tersebut

memiliki keterkaitan yang saling mendukung tetapi unsur yang dominan yang

mempengaruhi baik tidaknya output (lulusan) adalah process( proses).

Setelah kita mengetahui unsur sekolah bagiamana sekolah bermutu dapat

diciptakan maka dari standar pendidikan yang tercantum dalam UU Sisdiknas

No.20 Thun 2003 pasal 35 ayat 1, diantaranya : standar isi, standar

proses,standar sarana dan prasarana,standar pembiayaan, standar tenaga

pendideik, standar kelulusan dan standar penilaian. Dari standar yang

tercantum dalam Undang –undang tersebut penulis hanya akan membahas

standar tenaga pendidik yang dalam hal ini penulis beranggapan bahwa standar

pendidikan tersebut semuanya benda mati namun ada satu yang temasuk benda

hidup yaitu standar tenaga pendidik.

Made Pidarta4 memberikan tinjauan terhadap 2 arti pendidik,yaitu pendidik

dalam arti luas adalah semua yang berkewajiban membina anak –anak dan

pendidik dalam arti sempit ialah orang –orang yang disiapkan dengan sengaja

untuk menjadi guru dan Dosen. Ada 3 alasan profesionalisme dibidang

pendidikan mendapat pengakuan, yaitu:

4
Mintarsih Danumiharja, profesi tenaga Kependidikan(K-Media Yogyakarta cet.2 2017 hal 241)

5
a) Lapangan kerja keguruan dan kependideikan bukan merupakan suatu lapangan kerja rutin
yang dapat dilakukan karena pengulangan dan pembiasaan.
b) Lapangan kerja ini memerlukan dukungan ilmu atau teori yang memberi konsepsi teoritis
ilmu kependidikan
c) Lapangan kerja ini memerlukan waktu pendidikan dan latihan yang lama

Kompetensi guru menurut Diding Nurdin dan Abu Bakar 5 mendefinisikan

kriteria kompetensi profesional guru, sebagai berikut:

a). Menguasai materi,struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung

pembelajaran

b). Menguasai staandar kompetensi dan kompetensi dasar di bidang yang diampu

c). Mengembangkan materi pembelajaran secara kretif

d).Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan tindakan

reflektif.

e). Memnafaatkan teknologi informatika untuk pengembangan diri.

Dari paparan diatas maka guru diharapkan memiliki konpetensi dalam

menyampikan pembelajaran, dapat melaksanakan proses pembelajaran dan

dapat melakukan evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan. Peran guru

berkaitan dengan kompetensi guru meliputi:

a).guru melakuakan diagnosa terhadap perilaku siswa.

b).guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

c).guru melaksanakan proses pembelajaran.

5
Diding Nurdin Manajemen sumber Daya Pendidikan( PT.Sarana Panca Karya Nusa April 2011
hal 107 )

6
d).guru sebagai pelaksana administrasi sekolah.

e). guru sebagai komunikator.

f). guru mampu mengembangkan ketrampilan diri.

g).guru dapat mengembangkan potensi anak.

h).guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah.

Guru merupakan faktor yang menentukan proses belajar yang sangat

dominan, sebaik apapun konsep pembelajaran disiapkan jika tidak disampaikan

oleh guru dengan baik maka dipastikan pembelajaran tidak berjalan efektif.

Dalam UU no.14 tahun 2005 pasala 1 menyatakan guru adalah pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing,mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.

Mintarsih Danumiharja mengatakan bahwa guru merupakan ujung tombak

dan penggerak kemajuan pendidikan,tidak sebatas rutinitas melaksanakan

kewajiban dengan imbalan yang ditetapkan pemerintah.

Dari penjelasan diatas bahwa pendidikan adalah sebuah lingkungan dimana

didalamnya terdiri dari input, proses dan output. Input (siswa) adalah bahan

untuk didik, sedangkan proses merupakan komponen yang dilaksanakan oleh

seorang pendidik atau guru, dimana seorang guru dengan berbagai fungsi dan

peran dalam menjalankan tugasnya dengan kriteria dan kecakapan. Guru

sebagai profesi maka ditandai keahlian, tanggung jawab dan rasa sosial serta

disiplin ilmu yang menjadi dasar dimana dia harus mampu memikul tugas

7
untuk mendidik. Jika ini sudah dimiliki oleh pribadi guru yang dipandang

memiliki peran yang dominan dalam menciptakan siswa dan sekolah yang

bermutu akan terlaksana.

Dalam menciptakan keberhasilan pendidikan komponen – komponen

pendidikan saling menunjang satu dengan yang lainnya,dan untuk menciptakan

sekolah bermutu standar pendidikan yang telah diatur dalam Undang –Undang

pendidikan harus lah terlaksana dengan baik, namun dari standar pendidikan yang

ditetapkan penulis ingin mengungkapkan bahwa standar pendidk memiliki peran

yang lebih dominan dalam penciptaan sekolah bermutu, karena pendidik

merupakan komponen pendidikan yang menjadi penggerak dan komponen dalam

standar pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian ini merumuskan

masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep manajemen kinerja guru terhadap penciptaan sekolah

bermutu di MTs Global Al- Rahmah Gebang ?

2. Bagaimana konsep sekolah bermutu dilaksanakan di MTs Global Al-

Rahmah Gebang?

3. Bagaimana penerapan manajemen kinerja guru terhadap penciptaan

sekolah bermutu MTs Global Al- Rahmah Gebang?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

8
1. Tujuan penelitian

Dalam pasal 3 ayat(3) PP No.30 tahun 1990 dikemukan bahwa “penelitian

merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan pengetahuan empirik, teori,

konsep, metodologi, model, model atau informasi baru yang memperkaya

ilmu pengetahuan dan teknologi”6

Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep manajemen

kinerja guru turut memberi kontribusi terhadap keberhasilan dalam

penciptaan sekolah bermutu. Proses kegiatan pembelajaran dapat dijalankan

oleh para guru dengan berpedoman pada konsep bagaimana memanejem

kinerja yang telah disusun agar berjalan efektif dan efesien dengan

pemanfaatan sumber daya manusia yang berkualitas

Sekolah dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan penggunaan

sarana dan prasarana di sekolah diperlukan perencanaan dan sumber daya

manusia yang mempuni agar sumber daya sekolah yang tersedia dapat

dimanfaatkan secara efektif dan efesien. Diharapkan dengan penelitian ini

dapat berguna dan menambah ilmu bagi kita.

2. Kegunaan Penelitian

Melihat dari makna penelitian bahwa penelitian adalah mencari

pembenaran pengetahuan baik yang sudah dilakukan penelitian atau yang akan

menghasilkan teori baru. Irawan Soehartono mengatakan bahwa penelitian

memiliki beberapa manfaat diantaranya ; suatu usaha ilmiah,dilakaukan untuk

6
Khaerul Wahidin,taqiyuddin Masyhuri, Metode Penelitian (Cirebon,2003 CV. Alawiyah :17)

9
menemukan suatu hal baru, menguji kebenaran dan mencari penerapan

praktis7. Namun bagi penulis penelitian ini memiliki manfaat:

a). Secara umum, penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan

bahwa memanajemen kinerja guru adalah langkah awal terciptanya sekolah

bermutu yang sesuai dengan harapan dan target yang ditetapkan

b). Bagi peneliti, diharapakan penelitian yang dilakukannya ini bisa memberi

kontribusi khususnya kepada dirinya sendiri dan sekolah secara umum.

c). Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu membuka jendela dan

pemahaman guru – guru bahwa mereka adalah komponen yang memiliki tugas

dan tanggung jawab besar dalam membangun masa depan bangsa ini.

D. Kerangka Pemikiran

1. Konsep Manajemen Kinerjan Guru

Dalam setiap kegiatan kelembagaan apapun bentuk lembaganya baik

sosial,masyarakat maka manajemen adalah titik awal dimana kegiatan tersebut

dirancang, disusun dan kemudian dijalankan dengan baik sehingga bisa

mencapai tujuan yang ditetapkan. Manajemen adalah jiwa dalam setiap

kegiatan karena dengan manajemen yang baik maka akan tercipta lembaga

yang bermutu.

Hasil kerja seseorang atau sering disebut kinerja dapat dilihat dari

bagaimana dia melakukan pekerjaannya. Begitu pun kinerja seorang guru dapat

dinilai dari etos kerjanya, semangat kerjanya dan produktivitas tinggi yang

7
Irawan Seohartono,Metode Penelitian (Bandung ,1995 Remaja Karya :1)

10
dilakukan dalam pekerjaannya. Smith mengatakan “bahwa kinerja adalah

“..output drive from processes, human orotherwise” jadi kinerja merupakan

hasil keluaran dari suatu proses8. Untuk memahami pengertian tentang kinerja

tenaga kependidikan menurut pengertian operasional :

a.Model Vroomian

Vroom mengemukakan bahwa kinerja /performance= Ability x

Motivation, menurutnya model ini kinrja seseorang merupakan fungsi

perkalian antara kemampuan (Ability)dan motivasi. Artinya jika seseorang

rendah pada salah satu faktor maka prestasi kerjanya akan rendah pula. Kinerja

seseorang rendah merupakan hasil dari motivasiyang rendah dan kemampuan

yang rendah.

b. Model Lawler dan Porter

Model Lawler dan Porter(1976) mengemukakan bahwa performance =

Effort x Ability x Role perfections.” Effort adalah banyaknya energi seseorang

yang dikeluarkan dalam situasi tertentu, abilities adalah karakteristik individu

seperti intelegensi, ketrampilan, sifat sebagaikekeuatan potensialuntuk berbuat

sesuatu, sedangkan role perfections adalah kesesuaian antara usaha yang

dilakauakan seseorang dengan pandangan atasan langsung tentang tugas yang

dilakukan. Perilaku ini yang akan mengantar kesuksesan seseorang.

Dari penjelasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa kinerja

seseorang diawali dengan motivasi dan ability, namun hal yang paling utama

8
E.Mulyasa,Menjadi Kepala Sekolah profesional (PT.Remaja Rosdakarya,Bandung 2009:136)

11
adalah motivasi, karena kemampuan bisa di dapat dengan belajar , namun

motivasi adalah awal dimana kinerja dimulai. Mitchell menyatakan bahwa

kinerja meliputi beberapa aspek yaitu “quality of work, promptness, initiative,

capability and comunication” kelima aspek ini dapat dijadikan ukuran untuk

mengkaji kinerja tenaga kependidikan.

Dalam buku menjadi Kepala Sekolah Profesional memaparkan bahwa

Balai Pengembangan Produktivitas Daerah, enam faktor utama menentukan

produktifitas kinerja yaitu :sikap kerja, tingkat ketrampilan, hubungan antara

tenaga kerja dan pimpinan, manajemen produktifitas, efesiensi,kewiraswastaan.

Disamping hal diatas terdapat pula beberapa faktor yang mempengaruhi

produktifitas kinerja: (1)sikapmental,(2)pendidikan,(3)ketrampilan,(4)

manajemen, (5) kesempatan berprestasi.

Untuk menghasilkan kinerja guru tidak terlepas dari keikutsertaan kepala

sekolah dalam menciptakan kinerja guru yang baik, kepala sekolah memiliki

peranan menumbuhkan disiplin diri( self-discipline) seperti yang diungkapkan

Callahan dan Clark (1998: 161) bahwa kepala sekolah harus mampu melakukan:

a) membantu tenaga kependidikan mengembangkan pola prilakunya.

b) membantu tenaga kependidikan meningkatkan standar prilakunya.

c) menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat.

Selanjutnya McClleland mengatakan bahwa motivasi unsur penentu yang

mempengaruhi perilaku yang terdapat dalam setiap individu, kemudian Maslow

seorang tokoh yang mencetuskan teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow

12
hierarki kebutuhan sesungguhnya dapat digunakan untuk mendeteksi motivasi

manusia. Maslow membagi kebutuhan manusia kedalam lima kategori kebutuhan

yaitu : physiological (kebutuha paling rendah seperti makan dan minum),,

safety(ketentraman dalam bekerja), social esteem (penghormatan dan

penghargaan) self acctualization needs(kepuasan dalam menciptakan karya).

Dalam hubungannya dengan manajemen ,teori Maslow dapat digunakan

sebagai pegangan untuk melihat:

a. tenaga kependidikan yang sakit tidak memiliki motivasi untuk bekerja

b. tenaga kependidikan yang senang bekerja dalam suasana yang

menyenangkan.

c. tenaga kependidikan yang merasa disenangi oleh teman dan pemimpinnya

memiliki minat untuk meningkatkan kinerjanya.

d. keinginan tenaga kependidikan untuk mengetahui sesuatu tidak selalu

sama.

Fredick Herzberg mengembangkan teori dua faktor yang mempengaruhi

produktifitas kerja seseorang yaitu, lingkungan dan faktor motivator. Faktor

lingkungan ialah suatu tempat kerja dalam melakukan pekerjaan, sedangkan

motivasi yang dilaksanakan pada lingkungan dimana dia bekerja.

Teori McClelland teori mengungkapkan bahwa manusia pada hakikatnya

memiliki kemampuan untuk berprestasi diatas kemampuan orang lain, apabila

dia mempunyai keinginan untuk melakaukan karya yang lebih baik.

McClelland mengatkan ada tiga kebutuhan manusia yakni: 1) kebutuhan untuk

13
berprestasi, 2)kebutuhan untuk berfiliasi, 3) kebutuhan kekuasaan.ketiga

kebutuhan ini merupakan unsur penting menentukan produktifitas kerja.9

Dari pemaparan diatas kinerja sesorang dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya, motivasi, lingkungan, kebutuhan kepuasaan hati. Dalam dunia

pendidikan faktor –faktor tersebut juga akan mempengaruhi kinerja seorang

guru dalam menciptakan sekolah bermutu, karena dari standar pendidikan yang

ditetapkan dalam UU sisdiknas No.20 tahun 2003,bahwa sekolah memiliki

standar yang harus ditempuh dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Dalam standar pndidikan tersebut, komponen standar pendidikan adalah

benda mati namun ada salah satu komponen standar pendidikan yang mampu

menggerakkan benda mati tersebut yaitu standar pendidik. Standar pendidik

adalah komponen hidup yang mampu mengggerakkan komponen standar

pendidikan yang lain. Oleh sebab itu maka kepala sekolah memegang peran

penting dalam melakukan manajemen sekolah agar bagimana manajemen

kinerja guru yang baik mampu menciptakan sekolah bermutu.

2. Konsep sekolah bermutu

a. pengertian mutu

Mutu adalah sesuatu yang bersifat abstrak yang hanya bisa dinikmati oleh

penggunanya serta dinilai dari kegunaan dan manfaat yang bisa di lihat dan

biasanya sesuatu dikatakan bermutu oleh para penggunanya . Ada beberapa

pendapat para ahli dalam mendefinisikan mutu diantaranya 10:

9
Ibid -148
10
Abdul Hadis,Nurhayati,Manajemen Mutu Pendidikan (Alfabeta Bandung 2014:85)

14
1. Crosby (1979:176) mutu ialah conformance of reuiqement yaitu sesuai yag

diisyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki muttu apabila sesuai

enga standar dan kriteria mutu yang telah ditentukan, standar mutu tersebut

meliputi bahan baku,proses produksi,dan produk jadi (Crosby,1979:58)

2. Deming (1982:176) mutu ialah kesesuaian dengan kebutuhan pasar dan

konsumen. Perusahaan yang bermutu ialah perusahaan yang menguasai

pangsa pasar karena hasil produksinya sesuai dengan kebutuhan konsumen

sehingga menimbulkan kepuasaan bagi konsumen.

3. Feigenbaum (1987: 7) mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (fuul

customer satisfaction). Suatu produk dianggap bermutu apabila dapat

memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen.

4. Gardi dan David (1994) mengatakan bahwa mutu ialah suatu kondidim

dinamika yang berhubungan dengan produk tenaga kerja,proses dan tugas

serta lingkungan yang mwmwnuhi harapan pelanggan.

Mutu atau kualitas adalah gambaran dan karakteristik jasa yang menunjukkan

kemampuan dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan, dalam konteks

pendidikan pengertian mutu mencakup input, proses dan atau input pendidikan 11:

input, proses, output.

a) Input adalah segala yang ada disekolah yang akan menunjang terjadinya

proses. Input merupakan awal sekolah bermutu dimulai, karena berawal dari

input proses yang bermutu. contonya kepala sekolah, guru dan siswa

11
Rohiat, manajemen Sekolah ( Bandung,2010 Refika aditama hal.52)

15
b) Proses adalahg adanya adanya perubahan dari yang ada menjadi sesuatu

ysang baru dan

c) Output adalah hasil yang diperoleh dari proses yang dilakukan oleh para input

yang ada disekolah.

E. Kajian Pustaka

Kajian pustaka dalam penelitian memiliki kedudukan yang sangat penting,

karena berguna sebagai bahan perbandingan untuk mendeskripsikan

penguasaan teori- teori atau konsep yang relevan dlam melakukan penelitian.

Hal tersebut yang membuat penulis harus mencari referensi akan

penelitian sebelumnya apakah telah dilakukan oleh peneliti/penulis yang

memiliki ruang lingkup kajian yang memiliki konsep tentang :Pengaruh

Penerapan Manajemen Kinerja Guru Terhadap Penciptaan Sekolah Bermutu

di MTs Global Al-Rahmah Gebang.

Uud Nasrudin, persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dan

Sarana Pembelajaran serta Kontibusinya terhadap etos Kerja Guru di MTsN

Sangkanurip Kabupaten Kuningan. Tesis program Pascasarjana IAIN Syekh

Nurjati Cirebon 2007.tesis ini menjelaskan bagaimana tentang bagimana

persepsi guru tentang kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sarana Pembelajaran

serta Kontribusinya terhadap Etos Kerja Guru.

Nurfatimah Kurnia Kusuma, pengaruh Kualitas layanan dan Kinerja

Guru terhadap Kepuasan Siswa SMK Negeri Cilimus. Tesis program

16
Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon 2016, tesis ini menjelaskan

bagaimana pentingnya layanan sekolah terhadap kepuasan siswa yang di

dukung dengan kinerja guru yang baik dalam meningkatkan kualitas sekolah.

Sari Rahayu, Manajemen pemberdayaan Sumber Daya Manusia di MAN

Model Ciwaringin Kabupaten Cirebon, program Pascasarjana IAIN Syekh

Nurjati Cirebon 2015. Tesis ini membahas tentang sumber daya manusia yang

ada disekolah yaitu guru dan staf sekolah yang profesional dalam menciptakan

efektifitas.

Berdasarkan survei kajian pustaka yang dilakaukan penulis, ternyata

belum menemukan penelitian yang membahas tentang Pengaruh Penerapan

Manajemen Kinerja Guru terhadap Penciptaan Sekolah Bermutu di MTs

Global Al-Rahmah Gebang. Oleh karena itu penulis menganggap perlu untuk

melakukan penelitian dengan judul tersebut.

F. Metodologi Penelitian

Metododologi penelitian secsara garis besar menggambarkan dan

mengungkapkan paradigma ,konsep, pendekatan, teknik penelitian yang

digunakan, menggambarkan bagaimana penelitian ini dilakukan dengan

berbagai macam tahapan.

1). Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif, yaitu penelitian yang teknik pengumpulan datanya bersifat kualitatif

17
yang mendeskripsikan setting penelitian baik situasi maupun informan

/responden yang umumnya berbentuk narasi baik lisan seperti ucapan /

penjelasan , responden, dokumen pribadi dan catatan lapangan.

2). Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian pelaksanaan kegiatan pengumpulan data bisa dilakaukan

dengan teknik observasi dan wawancara untuk jenis penelitian kualitatif setelah

data terkumpul maka langkah selanjutnya mengolah dan menganalisis data.

Teknik analisis data pada pene3litian kualitatif maka menggunakan analisis

logik, sedangkan pada penelitian kuantitatif pengolahan datanya menggunakan

analisis statistik.

3). Menentukan Sumber Data

Untuk melakukan penelitian sumber data yang akurat sangat penting

karena akan menentukan keakuratan data yang diperoleh. Pihak- pihak yang

dapat dijadikan sumber data adalah pemberi informasi sebagai informan dalam

wawancara, atau responden dalam teknik penyebaran angket. Sumber data

terdiri dari sumber data primer yaitu pihak yang berhubungan langsung dengan

masalah penelitian,dsan data sekunder yaitu berupa buku, literatur dan

dokumen pendukung.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada hakikatnya adalah kegiatan yang

dilakukan dalam kegiatan penelitian. Teknik pengumpulan data berbeda

18
tergantung pada jenis penelitian yang digunakan menggunakan jenis penelitian

kuantitatif atau kualitatif. Pada penelitian kualitatif sumber data yang

digunakan lingkungan ilmiah. Penelitian dilakukakan ketika berinteraksi

langsung baik tempat maupun responden. Hasil penelitian dari lapangan dalam

bentuk konsep, prinsip.

Penelitian kualitatif mempunyai sifat deskriptif analitik, yaitu data yang

didapat dari hasil wawancara, dokumentasi, analisis, catatan lapangan, disusun

bukan dalam bentuk angka. Hasil analisis data tersebut berupa pemaparan yang

berkenaan dengan situasi yang sedang diteliti.

19

Anda mungkin juga menyukai