Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Membuat Artikel Ilmiah
Oleh
1. Kalimasada (196020200111013)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
A. PENDAHULUAN
Memproduksi barang dan jasa yang memiliki kualitas memang merupakan suatu
persaingan di pasar. Produk dan jasa yang berkualitas memang menjadi suatu keharusan
ditengah persaingan bisnis yang ketat saat ini, namun pertanyaanya adalah mampukah
perusahaan tersebut memproduksi barang dan jasa yang berkualitas tidak hanya dalam satu
periode namun juga pada periode berikutnya secara berkaitan dan berkelanjutan. Tantangan
untuk tetap mempertahankan kualitas dalam produksi ditengah lingkungan bisnis yang
yang terstruktur dan reliabel yang dapat digunakan untuk mengontrol sistem kualitas produksi
dari perusahaan. Salah satu sistem untuk mengontrol kualitas produksi secara
berkesinambungan adalah Total Quality Management (TQM). Menurut Nasuiton (2005: 22)
“Total Quality Management diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen, semua
bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun
Menurut definisi tersebut dapat diketahui bahwa TQM merupakan sistem yang utuh
serta terintegrasi dalam melibatkan seluruh fungsi dari manajemen untuk melakukan suatu
pengendalian mutu. Sehingga TQM bukan hanya pekerjaan dari manajemen operasional,
namun juga seluruh fungsi manajemen sehingga kontrol dapat menjadi lebih baik. Kontrol
daris setiap fungsi tersebut akan memastikan bahwa kualitas barang maupun jasa akan sesuai
dengan ekspetasi dari konsumen. Menurut Goetch dan Davis (1994) unsur paling utama dari
TQM adalah fokus pada pelanggan, yang memiliki pengertian bahwa kualitas yang harus
2
Apabila mengacu pada sejarah penerapan TQM itu sendiri, TQM pada awalnya
merupakan suatu sistem yang dikemukakan oleh AS W. Edward Deming yang menerapkan
teori statistik selama Perang Dunia ke 2. Setelah penerapan awal TQM pada era Perang Dunia
ke 2, TQM mencuri perhatian karena kesuksesan penerapanya sehingga banyak negara yang
ingin mengadopsi sistem ini bukan hanya untuk perang melainkan juga diterapkan dalam dunia
bisnis.
Penerapan TQM di Indonesia sendiri diawali dengan praktik penerapan TQM dalam
bidang kesehatan yang mana membutuhkan suatu pelayanan yang memiliki standar dan
kualitas tinggi karena berkaitan dengan keselamatan jiwa pasien. Selain dapat diterapkan di
usaha jasa yang membutuhkan kontrol kualitas tinggi, TQM juga dapat diterapkan di bidang
usaha manufaktur yang juga membutuhkan kontrol tinggi seperti produk makanan, kesehatan,
dan kecantikan. Salah satu penerapan TQM diperusahaan manufaktur yang memproduksi alat
sudah beroperasi sejak tahun 1975. PT Mustika Ratu TBK didirikan oleh Mooryati Soedibyo
di Jakarta dan telah memproduksi berbagai produk-produk legendaris yang dikenal luas oleh
masyarakat luas. Beberapa produk yang sudah membumi antara lain adalah Minyak Zaitun
Mustika Rau, Minyak Cendana Mustika Ratu, Lukur Kocok Ratu Mas, Slimming Gel,
Slimming Tea, Lokol Tea, Tox Tea, Susut Perut Mustika Ratu, dan lain sebagainya.
3
Analisis penerapan TQM yang akan dibahas dalam artikel ilimiah ini, adalah studi
kasus yang telah dilakukan oleh Liana Rahardja dari Universitas Multimedia Nusantara. Fokus
pembahasan dari studi kasus ini adalah kondisi perusahaan sebelum dan sesudah menerapkan
TQM yang ditunjang dengan data-data pendukung. Berdasarkan latar belakang tersebut maka
variabel yang akan dijadikan fokus dalam penelitian ini adalah dua yaitu TQM sebagai variabel
independen dan produktivitas sebagai variabel dependen. Studi kasus dalam penelitian ini
Ratu.
B. LITERATUR REVIEW
Menurut Tjiptono dan Diana (2002) definisi Total Quality Management (TQM)
bermacam-macam. Ada yang mengartikan TQM sebagai perpaduan semua fungsi dari
perusahaan kedalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork,
oleh Gaspersz (2001), Total Quality Management (TQM) merupakan suatu cara meningkatkan
operasi atau proses dalam setiap area fungsional dari suatu oerganisasi, dengan menggunakan
4
Menurut definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa TQM merupakan suatu kegiatan
yang melibatkan semua fungsi manajemen untuk melakukan peningkatan performansi terus-
menerus dengan tujuan untuk memuaskan pelanggan. Menurut Hendayana (2014) meskipun
TQM senantiasa meningkatkan kinerja secara terus-meneus namun bukan berarti TQM
merupakan beban. TQM juga bukanlah inspeksi. TQM adalah suatu keinginan untuk selalui
mencoba mengerjakan segala sesuatu dengan “selalu baik sejak awal”. TQM tidaklah
menyediakan kesempatan untuk memeriksa kalau-kalau ada yang salah. Pembicaraan TQM
juga bukan mengenai bagaimana cara mengerjakan agenda orang lain, melainkan agenda yang
telah ditetapkan oleh pelanggan dan klien. Dalam penerapanya TQM menuntut pemberlakuan
di seluruh organisasi, baik vertikal maupun horisontal. Menurut Nasution (2005: 43), manfaat
atau pengaruh TQM dikelompokkan menjadi dua yaitu dapat memperbaiki posisi persaingan
(manfaat rute pasar) dan meningkatkan keluaran bebas dari kerusakan (manfaat rute biaya).
5
2. Produktivitas
Produktivitas merupakan salah satu alat ukur bagi perusahaan dalam menilai prestasi
hubungan antara modal,tanah, energy yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut. (Basu
Swasta, 2002). Produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang
dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya manusia secara efisien. Oleh
karena itu produktivitas sering diartikan sebagai rasio antara keluaran dan masukan dalam
satuan tertentu (Sedarmayanti, 2001). Sehingga menurut kedua definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa produktivtias merupakan alat ukur perusahaan untuk menghitung keluaran
dan masukan dalam satuan tertentu. Menurut Sedarmayanti (2001), terdapat beberapa faktor
1. Sikap kerja Seperti: kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (Shiff work), dapat
3. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercerminkan dalam
usaha bersama antara pimpinan organisasi dan tenaga kerja untuk meningkatkan
produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (Quality control circles) dan panitia
5. Efesiensi tenaga kerja, seperti : perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas.
dan berada dalam jalur yang benar dalam berusaha (Sedarmayanti, 2001:71)
6
Produktivitas adalah sikap mental dan cara pandang manusia untuk membuat hari esok
lebih baik dari sekarang dan membuat hari ini lebih baik dari kemarin. Dalam arti yang
sederhana dan teknis, pengertian kedua tentang produktivitas adalah ratio antara keluaran dan
masukan yang terpakai (Gaspersz, Vincent, 1998,). bentuk persamaan adalah sebagai berikut:
pertama, yaitu rumusan tradisional dimana produktivitas adalah rasio dari apa yang dihasilkan
(output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang digunakan (input). Kedua, produktivitas
pada dasarnya merupakan suatu sikap mental yang selalu berusaha dan punya pandangan
bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik. Ketiga
produktivitas merupakan interaksi yang terjadi secara serasi dari tiga faktor esensial, yaikni
investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta R%D dan manajemen tenaga
kerja. sedangkankan Hani Handoko (1984) mengatakan bahwa produktivitas adalah hubungan
mengemukakan siklus produktivitas terdiri dari empat tahap, yaitu: pengukuran, evaluasi,
perencanaan, dan peningkatan produktivitas, yang dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Pengukuran
Produktivitas
Peningkatan Evaluasi
Produktivitas Produktivitas
Perencanaan
Produktivitas
7
Produktivitas menyangkut hubungan antara keluaran (output) dengan masukan (input
yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut). Produktivitas adalah rasio dari beberapa
output dengan beberapa input (Bain. Dafid, 1992). Produktivitas bukanlan merupakan ukuran
dari produksi atau output yang dihasilkan, melainkan ukuran tentang tingkat penggunaan
Roberta S. Russel dan Bernard W. Taylor III dalam buku “Production and Operations
untuk mengukur pengaruh mutu terhadap tingkat produktivitas yaitu dengan metode yang
dikembangkan oleh Adam Hershauer dan Rich. Mereka mengkombinasikan konsep dari hasil
Rasio produktivitas meningkat jika biaya proses atau biaya pengerjaan ulang atau
keduanya menurun. Selain itu juga dapat meningkat jika lebih banyak unit barang bermutu
8
C. PEMBAHASAN
Pembahasan yang dilakukan dalam artikel ilmiah ini mengambil hasil penelitian yang
dilakukan oleh Liana Rahardja dengan membandingkan bagaimana produktivitas Mustika Ratu
sebelum menerapkan TQM (yaitu pada tahun 1995) dan setelah perusahaan menerapkan TQM
(tahun 2007). Dalam penelitian ini akan dijabarkan bagaimana TQM dapat meningkatkan haisl
Konsumen merupakan pihak yang paling penting dalam perusahaan. Salah satu alasan
konsumen harus menjadi fokus utama dalam hal ini. Untuk meningkatkan pelayanan
kepada para konsumen, maka perusahaan melaksanakan pelatihan khusus bagi para
beauty advisor maupun beauty consultant yang diselengarakan setiap bulannya, yang
berupa:
Salah satu prinsip penting dalam TQM adalah perbaikan terus-menerus. Perusahaan tidak
boleh mudah puas dengan hasil yang sudah diperoleh sebelumnya sehingga perusahaan
harus terus berkembang dari segi peningkatan kualitas. Perushaan harus mendengar
masukan dari berbagai pihak untuk meningkatkan produksi mereka. Selain itu
perusahaan harus terus mencari celah produksi yang masih ada untuk diperbaiki. Dengan
9
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka PT Mustika Ratu selalu melakukan perubahan-
Menetapkan suatu ukuran kinerja bagi perusahaan yang berfungsi untuk memonitor
kinerja proses dan setiap karyawan harus mengerti hal ini dengan baik.
Untuk meningkatkan dan memperbaiki proses tesebut, ada enam langkah yang
i. Mendefinisikan masalah
sudah menurun atau belum. Kalau belum, maka proses awal diulang kembali.
10
v. Membuat ide-ide baru.
Akan lebih baik lagi, dengan berawal dari permasalahan tersebut, dapat
cacat.
perusahaan.
Dalam menerapkan prinsip ini, pihak manajemen perusaaan menerapkan suatu komitmen
bersama agar seluruh kayawan ikut merasa terlibat dalam kegiatann perusahaan. Para
karyawan PT Mustika Ratu diberika kebebasan untuk mnerima suatu tantangan untuk
usul serta memberikan saran-saran yang berguna bagi perusahaan. Dengan demikian,
para karyawan mempunyai rasa percaya diri dan saling memiliki. Hal ini dapat dilihat
karyawan maka proses pengontrolan mutu dapat dilakukan dari hulu ke hilir sehingga
apabila terjadi proses produksi yang salah maka akan dikoreksi pada saat itu juga.
11
2. Penerapan TQM di Terhadap Produksi Mustika Ratu
Dari segi produksi sendiri, penerapan TQM memberi dampak yang nyata terhadap
perusahaan. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat barang cacat yang semakin menuru
1995 2007
421,432,900 565,319,900
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa setelah perusahaan menerapkan TQM
perusahaan berhasil menekankan kecacatan produk sampai sangat kecil. Tidak hanya
perusahaan mampu menekan angka kecacatan tapi perusahaan juga bisa meningkatkan
produksi mereka. Produksi per unit meningkat dari sebelum menerapkan TQM yaitu
Penerapan TQM dapat meningkatkan produksi sampai ratusan juta unit dan menekan
12
3. Peningkatan Produksi Setelah Menerapkan TQM
Peningkatan produksi dari perusahaan dapat dilihat dari tabel berikut ini:
1995 2007
421,432,900 565,319,900
Berdasarkan data tersebut maka kita dapat mengetahui berapa peningkatan produksi per
lini produk yang ada dari peningkatan ratusan juta produksi yang ada. Dari lini produk
perawatan wajah, meningkat sebesar 19,08%; dari segi tata rias wajah meingkat 19.01%;
tata rias dekoratif meningkat 48.18%; perawatan tubuh meningkat 28.22%; perawatan rambut
meningkat 33.21%; Jamu meningkat sebesar 35.00%; dan minuman segar meningkat sebesar
42.65%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa lini produk meningkat dengan jumlah yang
sangat signifikan rata-rata produk meningkat diatas 10%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
penerapan TQM di Mustika Ratu terbukti berhasil karena nilai produksi berhasil meningkat
dengan cukup pesat. Penerapan TQM di PT Mustika Ratu merupakan salah stau penerapan TQM
yang berhasil di perusahaan sehingga aplikasi ini dapat diterpkan oleh perusahaan lain yang ingin
melaksanaakn TQM.
13
4. Penurunan Kecacatan Produksi Setelah Menerapkan TQM
Penurunan kecacatan dari setiap lini produk dapat dilihat dari tabel berikut ini:
1995 2007
20,634,905 4,285,880
Berdasarkan data tersebut dapast dilihat penurunan kecacatan yang tajam antara sebelum
penerapan TQM dengan sesudah penerapan TQM. Kenaikan yang berkisar antara
peningkatan sumber daya manusia khususnya pada tenaga ahli dalam bidang kosmetik
dan jamu tradisonal. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya jumlah produk yang
baik, sehingga volume penjualan akan meningkat dan laba perusahaan juga ikut
meningkat.
1. Melalui penerapan TQM, maka mutu prodk yang dihasilkan akan selalu
terjaga pada suatu standar tertentu. Hal ini dapat dilihat pada pengawasan
mutu yang baik dalam pengendalian mutu yang dilaksanakan secara berkala.
14
2. Pihak manajemen PT Mustika Ratu melihat bahwa dengan penerapan TQM
ini, biaya produksi dapat ditekan. Hal ini terbukti dengan berkurangnya
Penerapan TQM juga dapat menjadi salah satu alat efisiensi perusahaan. Hal tersebut
dapast dilihat dari pnurunan biaya bahan baku sebelum dan sesuah menerapkan TQM
Harga/kg Harga/kg
Bahan Baku Jumlah (kg) (Rp) Total (Rp) (Rp) Total (Rp)
15
Mesoyi 0.32 8,150 2,567.25 8,200 2,583.00
Tabel tersebut menunjukkan angka yang cukup signifikan. Terdapat rentang waktu yang
sangat panjang antara tahun 1995 dan 2007 namun peningkatan biaya produksi tidak
banyak bahkan tidak sampai 10%. Padahal apabila kita membandingkan dengan tingkat
inflasi yang terjadi hal tersebut berarti dengan penerapan TQM perusahaan hampir tidak
terdampak oleh inflasi meskipun kebanyakan bahan baku pembuatan juga berasal dari
dalam negeri.
Perubahan biaya pembungkusan per 1.000 pcs produk dapat dilihat sebagai berikut:
Jumlah Harga
Bahan Baku (unit) Harga (Rp) Total (Rp) (Rp) Total (Rp)
16
Plakban(meter) 0.03 2,000 60.00 2,025 60.75
tidak signifikan. Setelah 13 tahun hanya meningkat sebesar kurang dari 10%. Hal
seperti inflasi nilai nya berpengaruh sangat kecil bila perusahaan menerapakan TQM.
1. Sebelum TQM:
2. Sesudah TQM:
Selanjutnya data biaya pengerjaan ulang sebelum TQM adalah Rp 25,20/unit, sedangkan
datanya adalah:
17
(sebelum TQM) (sesudah TQM)
= 373.211.520
Rp 22.900.803.136 / unit
= 1.63%
= 521.679.529
Rp 31.861.918.374,70 / unit
= 1.64%
18
D. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang telah disajikan dapat diketahui bahwa secara kasat mata TQM
memberikan dampak yang luar biasa terhadap perusahaan Mustika Ratu. Hal tersebut dapat
Dari segi produksi, jumlah unit yang diproduksi perusahaan meningkat dari
Dari segi biaya produksi, pada data tahun 1995 sebelum perusahaan menerapkan TQM
menerapkan TQM di tahun 2007 biaya produksi menjadi 28.054.25. Hal tersebut berarti
bahwa setelah perusahaan menerapkan TQM biaya produksi dasri tahun 1995 ke 2007
Dari segi pengemasan produk, sebelum menerapkan TQM adalah sebesar Rp30.284
dan setelah perusahaan menerapkan TQM adalah sebesar Rp32.252. Artinya hanya
(1,64%-1,63%), meskipun biaya bahan baku dan pembungkus jamu mengalami kanaikan.
Akan tetapi kenaikan biaya tersebut dapat mengurangi produk cacat. Kenaikan produktivitas
PT Mustika Ratu merupakan hal yang sangat menggembirakan karena merupakan bukti nyata
19
DAFTAR PUSTAKA
Bain, David. 1982. The Productivity Prescription the Manager’s guide to Improving
Penerbit Liberty
Gaspersz, Vincent, 2001, ISO 9001:2000 and Continual Quality Improvement, PT Gramedia
Pustaka Utama.
Goetsch, D.L & Davis, S, 1994 Introduction to Total Quality, Quality, Productivity, Comp
Nasution, M. N. (2005). Manajemen Mutu Terpadu: Total Quality Management, Edisi Kedua,
Rahardja, Liana. 2010. Analisis Peranan Manajemen Mutu Terpadu (TQM) Dalam
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Jakarta: Mandar Maju
Sinungan, Muchdarsyah. (2003). Produktivitas Apa dan Bagaimana. Bandung: Bumi Aksara.
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2002. Total Quality Management. Edisi Revisi.
20