Anda di halaman 1dari 17

TOTAL QUALITY MANAGEMENT

NAMA : NURSYIFA FITRIANY (434334022015124)


KELAS : MANAJEMEN A
A. PERIHAL TOTAL QUALITY
MANAGEMENT (TQM)
1. Sedikit tentang pendefinisian TQM
total quality management (TQM) adalah pendekatan
manajemen pada suatu organisasi, pada kualitas dan didasarkan
atas partisipasi dari keseluruhan sumber daya manusia dan
ditujukan pada kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan
pelanggan dan memberikan manfaat pada anggota, organisasi
(sumber daya manusianya) dan masyarakat.
Proses TQM

INPUT yang spesifik OUTPUT


(keinginan, PROSES (input dalam
kebutuhan dan (MENTRANFORMASI) organisasi untuk
harapan pelanggan). memproduksi
barang atau jasa
yang pada
gilirannya
memberikan
kepuasan kepada
pelanggang).
Keterangan : konsep TQM bertolak pada pekerjaan yang diletakkan
pada ‘profesionalisme’ dan ‘spesialisasi’. Oleh karena itu,
segala hal yang berhubungan dengan pengendalian mutu
hanya dikuasai oleh para spesialis kendali mutu.
Total Quality Management (TQM) dapat dipilih sebagai
salah satu metode pengendalian mutu untuk memenuhi
kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) konsumen. TQM
adalah suatu sistem manajemen yang berorientasi pada
pelanggan yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan secara berkelanjutan melalui eliminasi pemborosan,
meningkatkan kualitas, pengembangan keterampilan dan
mengurangi biaya produksi. Dalam praktiknya salah satu tujuan
TQM adalah memfokuskan terhadap pelanggan, sehingga
menghitung besarnya TQM dapat diukur menggunakan rumus
perspektif pelanggan yaitu dengan customer acquisition
(akuisisi pelanggan) yaitu dimana pengukuran ini mengukur
tingkat suatu bisnis dalam memperoleh pelanggan atau
memenangkan bisnis baru.
TQM Menurut para ahli
 VINCENT GASPER manajemen kualitas (quality management)
atau manjemen kualitas terpadu (total quality management =
TQM) didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan kinerja
secara terus-menerus (continously performance improvement)
pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area
fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua
sumber daya manusia dan modal yang tersedia.
 ISHIKAWA TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi
manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan semua
orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan
konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan kepuasan
pelanggan.
 SOEWARSO HARDJOSOEDARMO TQM adalah penerapan
metode kuantitatif dan pengetahuan kemanusiaan untuk:
memperbaiki material dan jasa yang menjadi masukan organisasi;
memperbaiki semua proses penting dalam organisasi; memperbaiki
upaya memenuhi kebutuhan para pemakai produk dan jasa pada
masa kini dan diwaktu yang akan datang.
 FANDY TJIPTONO & ANASTASIA DIANA TQM adalah
merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang
mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui
perbaikan terus menerus dengan produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungan.
 HADARI NAWARI manajemen terpadu / TQM adalah manajemen
fungsional dengan pendekatan yang secara terus menerus difokuskan
pada peningkatan kualitas, agar produknya sesuai dengan standar
kualitas dari masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas
pelayanan umum (public service) dan pembangunan masyarakat
(community development).
 CASIO ia memberikan pengertian bahwa TQM, a philosophy
and set of guiding principles that represent the foundation of a
continuosly improving organization, include seven broad
component :
 A focus on the customer or user of a product or service, ensuring the
customer’s need an experctations are satisfied consistenly.
 Active leadership from executives to establish quality as a
fundamental value to be incorporated into a company’s managemen
philosophy.
 quality concept (e.g. statistical process control pr computer assisted
design, engineering, and manufacturing) that are thoroughly
integrated throughout all activities of or a company.
 a corporate culture, established and reinforced by top executives that
involves all employees in contributing to qualy improvement.
 recognition of suplier as full partners in quality management process.
2. Konseptualisasi TQM
perkembangan mutu terpadu pada mulanya sebagai suatu
sistem perkembangan di amerika serikat. Buah pikiran mereka
pada mulanya kurang diperhatikan oleh masyarakat, khususnya
masyarakat bisnis. Namun, beberapa dari mereka merupakan
pemegang kunci dalam pengenalan dan pengembangan konsep
mutu. Sejak 1980 keterlibatan mereka dalam manajemen
terpadu telah dihargai di seluruh dunia.
sejak tahun 1950-an pola pikir mengenai mutu terpadu atau
TQM sudah muncul di daratan amerika serikat dan jepang dan
akhirnya KOJI KOBAYASHI, salah satu CEO of NEC,
dikalim sebagai orang pertama yang mempopulerkan TQM,
yang dia lakukan pada saat memberikan pidato pada pemberian
penghargaan Deming Prize di tahun 1980-an.
Di Jepang, TQM dirangkum menjadi 4 langkah, yaitu sebagai
berikut :
o Kaizen : di fokuskan pada improvisasi proses berkelanjutan
(continuous improvement) sehingga proses yang terjadi pada
organisasi menjadi visible (dapat dilihat), repeatable (dapat
dilakukan secara berulang-ulang) dan measurable (dapat
diukur).
o Atarimae hinshitsu : berfokus pada efek intangible pada
proses dan optimisasi dari efek tersebut.
o Kansei : meneliti cara penggunaan produk oleh konsumen
untuk peningkatan kualitas produk itu sendiri.
o Miryokuteki Hinshitsu : management taktis yang digunakan
dalam produk yang siap untuk diperdagangkan. Penerapan total
quality management dipermudah oleh beberapa piranti, yang
sering disebut “alat TQM”.
8 alat TQM
 curah pendapat (sumbang saran) – Brainstorming
 Diagram Alur (bagan arus proses)
 Analisis Swot
 Ranking Preferensi
 Analisis Tulang Ikan
 Penilaian Kritis
 Benchmarking
 Diagram Analisa Medan Daya (Bidang Kekuatan)
3. Sejarah TQM
Evolusi gerakan total quality dimulai pada saat studi waktu dan gerak
oleh bapak manajemen ilmiah Frederick Taylor pada athun 1920-an. Aspek
yang paling fundamental dari manajemen ilmiah adalah adanya pemisahan
antara perencanaan dan pelaksanaan. Seiring dengan meningkatnya volume
dan kompleksitas pemanufakturan, kualitas juga menjadi hal yang semakin
sulit.
penerapan TQM dalam perusahaan dapat meningkatkan labanya melalui 2
rute, perhatikan ragaan di bawah ini :
1. Rute pertama, yaitu rute pasar; perusahaan dapat memperbaiki posisi
persaingannya sehingga pangsa pasarnya semakin besar dan harga jualnya
dapat lebih tinggi. Kedua hal ini mengarah pada meningkatnya
penghasilan sehingga laba yang diperoleh juga semakin besar.
2. Rute Kedua, perusahaan dapat meningkatkan output yang bebas dari
kerusakan melalui upaya perbaikan kualitas. Hal ini menyebabkan biaya
operasi perusahaan berkurang dengan demikian laba yang diperoleh akan
meningkat.
Harga yang lebih
tinggi
Memperbaiki
P posisi persaingan
er
b Meningkatkan
ai pangsa pasar
k
a
n Meningkatkan
K penghasilan
u
al
it
a
Meningkatkan
s Mengurangi
output yang Meningkatkan
biaya
bebas dari laba
operasional
kerusakan
Akar TQM berasal dari pengkajian dan praktek manajemen
dimana yang sigmifikan adalah 10 bidang, sebagai berikut :
1. Scientific Management
2. Group Dinamics
3. Pelatihan
4. Achievement Motivation
5. Pelibatan Karyawan
6. Sociotechnical System
7. Organization Development (OD)
8. Budaya Perusahaan
9. Teori Kepemimpinan Baru
10. Perencanaan Stategis
Berdasarkan pembahasan dimuka, dalam meninjau sejarah perkembangan
TQM haruslah dilihat dari 2 dimensi, yaitu akarnya dan landasannya, agar kita
dapat menghayati state-of-the-art atau tingkat perkembangan TQM pada suatu
waktu.
Era industri, era teknologi, era informasi atau era globalisasi menuntut kapasitas
manajemen organisasi dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Organisasi bergerak secara lebih efektif atas dasar missinya
2. organisasi bergerak atas dasar kebutuhan kustomer
3. antisipasi atau proaktif
4. lebih berorientasi pada pasar
5. lebih berorientasi pada output
6. Mengejar daya saing
7. tekun bekerja (industrious)
8. giat berusaha (enterprising)
9. mau mengarahkan seluruh anggotanya dengan pemberdayaan (empowerment)
10. mendorong anggota untuk maju (catalytic)
11. melaksanakan perencanaan terpadu dan pelaksanaan serta pengendalian
terdesentralisasi.
Kapasitas manajemen tersebut menuntut transformasi kultural perubahan
manajemen untuk mengimplementasikan sistem manajemen kontemporer yang
disebut total quality management (TQM). Namun dalam prakteknya banyak
organisasi yang tidak begitu berhasil melaksanakan upaya tersebut. Kegagalan
tersebut kemungkinan disebabkan oleh oleh beberapa hal, sebagai berikut :
1. Tidak cukup adanya penghayatan akan urgensi perubahan
2. tidak adanya kelompok inti yang kuat; tidak adanya inti kelompok yang kuat
berarti tidak terdapat critical mass.
3. tidak terdapat visi pimpinan yang jelas.
4. tidak tersedia cukup sumber daya dan insentif; transformasi yang berhasil perlu
didukung oleh tenaga-tenaga yang mau dan mampu melakukan perubahan.
5. tidak terdapat rencana tindak yang sistematis untuk mencapai kemanfaatan
jangka pendek; transformasi menuju TQM menemukan waktu lama, antara 5-10
tahun, yang mana bergantung pada besar kecilnya organisasi.
6. terlalu cepat puas dengan hasil yang dicapai; salah-salah di dalam
mengendalikan sikap cepat puas, kemudian dapat menyebabkan gagalnya
transformasi, dapat dimanfaatkan oleh pihak yang anti perubahan bahwa
transformasi yang dikehendaki itu ternyata tidak betul.
7. transformasi tidak ditopang oleh budaya organisasi.
Melaksanakan total quality management dalam organisasi
berarti mengadakan perubahan mendasar dalam organisasi, yang
meliputi perubahan kultural dan perubahan substansi dalam
management. Agar perubahan untuk perbaikan tersebut terjadi
maka perlu ada prasyarat yang meliputi faktor-faktor :
1. Pandangan jauh ke depan (vision) pimpinan
2. kecakapan intrinsik di kalangan anggota organisasi
3. Insentif fisik dan psikologis yang memadai
4. Rencana tindak yang feasible
STUDI KASUS
Manajemen mengalami transformasi yang cukup radikal, yaitu perubahan dari
model tradisional bergeser kepada total quality manajemen (TQM) yang menuntut
keunggulan organisasi seperti kecepatan, daya tanggap, kelincahan, pembelajaran,
dan kompetensi karyawan. Penelitian ini merupakan suatu evaluasi penerapan
program TQM yang dijalan oleh pabrik gula (PG) candi baru sidoarjo melalui gugus
kendali mutu (GKM), yang merupakan suatu pendekatan dalam mewujudkan
pemberdayaan karyawan, yang pada tingkat berbeda memiliki persepsi tentang
mutu berbeda. Penelitian mengacu pada pengukuran kepuasan kerja karyawan yang
difokuskan pada karakteristik kerja, meliputi variasi keterampilan, indentifikasi tugas,
signifikantugas, otonomi dan umpan balik. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
berdasarkan ukuran kepuasan terhadap indikator: menyadari sumber daya yang
dimiliki dan yang digunakan, perlengkapan dan peralatan serta materi yang tersedia,
batas waktu yang diberikan, maka terdapat hubungan positif antara kepuasan kerja
dengan variasi keterampilan. untuk indikator-indikator: kerjasama karyawan dalam
maupun antar bagisan, antara karyawan bawahandan atasan, maka terdapat
hubungan positif antara kepuasan kerja dengan signifikasi tugas. secara umum
penerapan GKM dalam memberdayakan karyawan mempunyai dampak positif
terhadap kepuasan karyawan PG candi baru.

Anda mungkin juga menyukai