KELAS : MANAJEMEN A A. PERIHAL TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) 1. Sedikit tentang pendefinisian TQM total quality management (TQM) adalah pendekatan manajemen pada suatu organisasi, pada kualitas dan didasarkan atas partisipasi dari keseluruhan sumber daya manusia dan ditujukan pada kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan memberikan manfaat pada anggota, organisasi (sumber daya manusianya) dan masyarakat. Proses TQM
INPUT yang spesifik OUTPUT
(keinginan, PROSES (input dalam kebutuhan dan (MENTRANFORMASI) organisasi untuk harapan pelanggan). memproduksi barang atau jasa yang pada gilirannya memberikan kepuasan kepada pelanggang). Keterangan : konsep TQM bertolak pada pekerjaan yang diletakkan pada ‘profesionalisme’ dan ‘spesialisasi’. Oleh karena itu, segala hal yang berhubungan dengan pengendalian mutu hanya dikuasai oleh para spesialis kendali mutu. Total Quality Management (TQM) dapat dipilih sebagai salah satu metode pengendalian mutu untuk memenuhi kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) konsumen. TQM adalah suatu sistem manajemen yang berorientasi pada pelanggan yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan secara berkelanjutan melalui eliminasi pemborosan, meningkatkan kualitas, pengembangan keterampilan dan mengurangi biaya produksi. Dalam praktiknya salah satu tujuan TQM adalah memfokuskan terhadap pelanggan, sehingga menghitung besarnya TQM dapat diukur menggunakan rumus perspektif pelanggan yaitu dengan customer acquisition (akuisisi pelanggan) yaitu dimana pengukuran ini mengukur tingkat suatu bisnis dalam memperoleh pelanggan atau memenangkan bisnis baru. TQM Menurut para ahli VINCENT GASPER manajemen kualitas (quality management) atau manjemen kualitas terpadu (total quality management = TQM) didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan kinerja secara terus-menerus (continously performance improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia. ISHIKAWA TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan kepuasan pelanggan. SOEWARSO HARDJOSOEDARMO TQM adalah penerapan metode kuantitatif dan pengetahuan kemanusiaan untuk: memperbaiki material dan jasa yang menjadi masukan organisasi; memperbaiki semua proses penting dalam organisasi; memperbaiki upaya memenuhi kebutuhan para pemakai produk dan jasa pada masa kini dan diwaktu yang akan datang. FANDY TJIPTONO & ANASTASIA DIANA TQM adalah merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan. HADARI NAWARI manajemen terpadu / TQM adalah manajemen fungsional dengan pendekatan yang secara terus menerus difokuskan pada peningkatan kualitas, agar produknya sesuai dengan standar kualitas dari masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum (public service) dan pembangunan masyarakat (community development). CASIO ia memberikan pengertian bahwa TQM, a philosophy and set of guiding principles that represent the foundation of a continuosly improving organization, include seven broad component : A focus on the customer or user of a product or service, ensuring the customer’s need an experctations are satisfied consistenly. Active leadership from executives to establish quality as a fundamental value to be incorporated into a company’s managemen philosophy. quality concept (e.g. statistical process control pr computer assisted design, engineering, and manufacturing) that are thoroughly integrated throughout all activities of or a company. a corporate culture, established and reinforced by top executives that involves all employees in contributing to qualy improvement. recognition of suplier as full partners in quality management process. 2. Konseptualisasi TQM perkembangan mutu terpadu pada mulanya sebagai suatu sistem perkembangan di amerika serikat. Buah pikiran mereka pada mulanya kurang diperhatikan oleh masyarakat, khususnya masyarakat bisnis. Namun, beberapa dari mereka merupakan pemegang kunci dalam pengenalan dan pengembangan konsep mutu. Sejak 1980 keterlibatan mereka dalam manajemen terpadu telah dihargai di seluruh dunia. sejak tahun 1950-an pola pikir mengenai mutu terpadu atau TQM sudah muncul di daratan amerika serikat dan jepang dan akhirnya KOJI KOBAYASHI, salah satu CEO of NEC, dikalim sebagai orang pertama yang mempopulerkan TQM, yang dia lakukan pada saat memberikan pidato pada pemberian penghargaan Deming Prize di tahun 1980-an. Di Jepang, TQM dirangkum menjadi 4 langkah, yaitu sebagai berikut : o Kaizen : di fokuskan pada improvisasi proses berkelanjutan (continuous improvement) sehingga proses yang terjadi pada organisasi menjadi visible (dapat dilihat), repeatable (dapat dilakukan secara berulang-ulang) dan measurable (dapat diukur). o Atarimae hinshitsu : berfokus pada efek intangible pada proses dan optimisasi dari efek tersebut. o Kansei : meneliti cara penggunaan produk oleh konsumen untuk peningkatan kualitas produk itu sendiri. o Miryokuteki Hinshitsu : management taktis yang digunakan dalam produk yang siap untuk diperdagangkan. Penerapan total quality management dipermudah oleh beberapa piranti, yang sering disebut “alat TQM”. 8 alat TQM curah pendapat (sumbang saran) – Brainstorming Diagram Alur (bagan arus proses) Analisis Swot Ranking Preferensi Analisis Tulang Ikan Penilaian Kritis Benchmarking Diagram Analisa Medan Daya (Bidang Kekuatan) 3. Sejarah TQM Evolusi gerakan total quality dimulai pada saat studi waktu dan gerak oleh bapak manajemen ilmiah Frederick Taylor pada athun 1920-an. Aspek yang paling fundamental dari manajemen ilmiah adalah adanya pemisahan antara perencanaan dan pelaksanaan. Seiring dengan meningkatnya volume dan kompleksitas pemanufakturan, kualitas juga menjadi hal yang semakin sulit. penerapan TQM dalam perusahaan dapat meningkatkan labanya melalui 2 rute, perhatikan ragaan di bawah ini : 1. Rute pertama, yaitu rute pasar; perusahaan dapat memperbaiki posisi persaingannya sehingga pangsa pasarnya semakin besar dan harga jualnya dapat lebih tinggi. Kedua hal ini mengarah pada meningkatnya penghasilan sehingga laba yang diperoleh juga semakin besar. 2. Rute Kedua, perusahaan dapat meningkatkan output yang bebas dari kerusakan melalui upaya perbaikan kualitas. Hal ini menyebabkan biaya operasi perusahaan berkurang dengan demikian laba yang diperoleh akan meningkat. Harga yang lebih tinggi Memperbaiki P posisi persaingan er b Meningkatkan ai pangsa pasar k a n Meningkatkan K penghasilan u al it a Meningkatkan s Mengurangi output yang Meningkatkan biaya bebas dari laba operasional kerusakan Akar TQM berasal dari pengkajian dan praktek manajemen dimana yang sigmifikan adalah 10 bidang, sebagai berikut : 1. Scientific Management 2. Group Dinamics 3. Pelatihan 4. Achievement Motivation 5. Pelibatan Karyawan 6. Sociotechnical System 7. Organization Development (OD) 8. Budaya Perusahaan 9. Teori Kepemimpinan Baru 10. Perencanaan Stategis Berdasarkan pembahasan dimuka, dalam meninjau sejarah perkembangan TQM haruslah dilihat dari 2 dimensi, yaitu akarnya dan landasannya, agar kita dapat menghayati state-of-the-art atau tingkat perkembangan TQM pada suatu waktu. Era industri, era teknologi, era informasi atau era globalisasi menuntut kapasitas manajemen organisasi dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1. Organisasi bergerak secara lebih efektif atas dasar missinya 2. organisasi bergerak atas dasar kebutuhan kustomer 3. antisipasi atau proaktif 4. lebih berorientasi pada pasar 5. lebih berorientasi pada output 6. Mengejar daya saing 7. tekun bekerja (industrious) 8. giat berusaha (enterprising) 9. mau mengarahkan seluruh anggotanya dengan pemberdayaan (empowerment) 10. mendorong anggota untuk maju (catalytic) 11. melaksanakan perencanaan terpadu dan pelaksanaan serta pengendalian terdesentralisasi. Kapasitas manajemen tersebut menuntut transformasi kultural perubahan manajemen untuk mengimplementasikan sistem manajemen kontemporer yang disebut total quality management (TQM). Namun dalam prakteknya banyak organisasi yang tidak begitu berhasil melaksanakan upaya tersebut. Kegagalan tersebut kemungkinan disebabkan oleh oleh beberapa hal, sebagai berikut : 1. Tidak cukup adanya penghayatan akan urgensi perubahan 2. tidak adanya kelompok inti yang kuat; tidak adanya inti kelompok yang kuat berarti tidak terdapat critical mass. 3. tidak terdapat visi pimpinan yang jelas. 4. tidak tersedia cukup sumber daya dan insentif; transformasi yang berhasil perlu didukung oleh tenaga-tenaga yang mau dan mampu melakukan perubahan. 5. tidak terdapat rencana tindak yang sistematis untuk mencapai kemanfaatan jangka pendek; transformasi menuju TQM menemukan waktu lama, antara 5-10 tahun, yang mana bergantung pada besar kecilnya organisasi. 6. terlalu cepat puas dengan hasil yang dicapai; salah-salah di dalam mengendalikan sikap cepat puas, kemudian dapat menyebabkan gagalnya transformasi, dapat dimanfaatkan oleh pihak yang anti perubahan bahwa transformasi yang dikehendaki itu ternyata tidak betul. 7. transformasi tidak ditopang oleh budaya organisasi. Melaksanakan total quality management dalam organisasi berarti mengadakan perubahan mendasar dalam organisasi, yang meliputi perubahan kultural dan perubahan substansi dalam management. Agar perubahan untuk perbaikan tersebut terjadi maka perlu ada prasyarat yang meliputi faktor-faktor : 1. Pandangan jauh ke depan (vision) pimpinan 2. kecakapan intrinsik di kalangan anggota organisasi 3. Insentif fisik dan psikologis yang memadai 4. Rencana tindak yang feasible STUDI KASUS Manajemen mengalami transformasi yang cukup radikal, yaitu perubahan dari model tradisional bergeser kepada total quality manajemen (TQM) yang menuntut keunggulan organisasi seperti kecepatan, daya tanggap, kelincahan, pembelajaran, dan kompetensi karyawan. Penelitian ini merupakan suatu evaluasi penerapan program TQM yang dijalan oleh pabrik gula (PG) candi baru sidoarjo melalui gugus kendali mutu (GKM), yang merupakan suatu pendekatan dalam mewujudkan pemberdayaan karyawan, yang pada tingkat berbeda memiliki persepsi tentang mutu berbeda. Penelitian mengacu pada pengukuran kepuasan kerja karyawan yang difokuskan pada karakteristik kerja, meliputi variasi keterampilan, indentifikasi tugas, signifikantugas, otonomi dan umpan balik. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa berdasarkan ukuran kepuasan terhadap indikator: menyadari sumber daya yang dimiliki dan yang digunakan, perlengkapan dan peralatan serta materi yang tersedia, batas waktu yang diberikan, maka terdapat hubungan positif antara kepuasan kerja dengan variasi keterampilan. untuk indikator-indikator: kerjasama karyawan dalam maupun antar bagisan, antara karyawan bawahandan atasan, maka terdapat hubungan positif antara kepuasan kerja dengan signifikasi tugas. secara umum penerapan GKM dalam memberdayakan karyawan mempunyai dampak positif terhadap kepuasan karyawan PG candi baru.