MANUSIA LANJUTAN KONSEP DASAR BALANCED SCORECARD 1. KONSEP UTAMA Efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan suatu organisasi dapat diukur dari kinerja yang ditunjukan oleh organisasi tersebut. Dalam Manajemen SDM, penilaian kinerja merupakan alat untuk mengukur kualitas SDM yang dimiliki organisasi pada suatu periode tertentu, sekaligus untuk mengetahui tingkat kesesuaiannya dengan kebutuhan. Para profesional di bidang MSDM dalam kegiatannya sehari-hari selalu dihadapkan pada suatu tantangan intern maupun ekstern. Contohnya berupa pendekatan pengukuran kinerja SDM dan mengetahui bagaimana kontribusinya terhadap organisasi. Dalam menghadapi berbagai tantangan, para profesional MSDM perlu memikirkan perspektif yang strategis sesuai perannya dalam organisasi. HUMAN RESOURCES SCORECARD
HR scorecard merupakan pengukuran kinerja
SDM yang memperjelas perannya sebagai sesuatu yang selama ini dianggap tak terlihat dalam pencapaian misi, visi dan strategi perusahaan. HR scorecard merupakan pendekatan dalam pengukuran kinerja SDM dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi. Pengukuran ini sangat penting bagi para professional ataupun manajer SDM untuk menghadapi tantangan di masa depan mengingat lingkungan yang senantiasa berubah. HR scorecard hadir dari adanya perubahan paradigma. Pada mulanya, orang beranggapan bahwa manusia memiliki kekayaan pikiran (brain ware) yang kemudian diejawantahkan dalam bentuk penciptaan peralatan untuk menterjemahkan pikiran tersebut dan mempermudah pekerjaan (techno ware) dan organi-ware berupa sistem atau struktur. Belakangan, disadari bahwa kecerdasan manusia juga memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. 2. KEUNGGULAN BALANCED SCORECARD BSC memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki sistem strategi manajemen tradisional. Strategi manajemen tradisional hanya mengukur kinerja organisasi dari sisi keuangan saja dan lebih menitik beratkan pengukuran pada hal-hal yang bersifat tangible, namun perkembangan bisnis menuntut untuk mengubah pandangan bahwa hal-hal intangible juga berperan dalam kemajuan organisasi. BSC menjawab kebutuhan tersebut melalui sistem manajemen strategi kontemporer, yang terdiri dari empat perspektif (keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan). Keunggulan pendekatan BSC dalam sistem perencanaan strategis adalah mampu menghasilkan rencana strategis, yang memiliki karakteristik sebagai berikut: komprehensif, koheren, seimbang dan terukur. 3. PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Pendekatan BSC dalam pengukuran kinerja diperkenalkan sebagai sebuah cara untuk mengevaluasi kinerja organisasi lebih dari kinerja keuangan semata. Kinerja organisasi tidak hanya diukur dengan kinerja keuangan, tetapi harus diukur dari dimensi-dimensi lainnya. Robbins & Coulter menyebutkan balanced scorecard merupakan sebuah alat pengukuran kinerja yang melihat pada empat bidang (aset keuangan, pelanggan, proses internal dan orang/ inovasi/ pertumbuhan) yang memberikan kontribusi pada kinerja perusahaan. Pendekatan balance scorecard merupakan salah satu pendekatan untuk menilai keefektifan organisasi, menurut Robbins & Barnwell. Pendekatan lain adalah pendekatan pencapaian tujuan (good attainment approach), pendekatan sistem (system approach), pendekatan konstituensi strategik (strategic constituencies approach). Keefektifan organisasi sendiri, oleh Robbins & Barnwell dimaksudkan sebagai derajat sejauh mana organisasi mencapai tujuan, pemilihan konstituensi strategik mana yang mencerminkan tujuan tersebut, kepentingan dari pengevaluasi sendiri dan tahap- tahap kehidupan organisasi. Dalam pendekatan balanced scorecard sendiri, organisasi disebut efektif sampai sejauh mana identifikasi dan ukuran-ukuran keefektifan tersebut sangat mempengaruhi / kritis terhadap bisnis organisasi. Pendekatan ini digunakan bila organisasi memiliki kompleksitas yang tinggi dan beroperasi dalam keadaan permintaan lingkungan tertentu dengan mengemukakan suatu kerangka kerja dimana tujuan-tujuan kunci supaya organisasi bisa tetap hidup, diidentifikasi dan dikembangkan pengukurannya. Organisasi dalam kehidupannya berinteraksi dengan banyak aspek, informasi, orang-orang, teknologi dsb, menjadikan organisasi menjadi sesuatu yang tidak gampang dianalisis. Dalam kompleksitas seperti itu ditambah lagi dengan lingkungan organisasi yang senantiasa berubah, organisasi tetap diharuskan mencapai suatu kinerja tertentu. Pendekatan balance scorecard digunakan untuk mengukur keefektifan organisasi. Balance scorecard berusaha mencari keseimbangan diantara berbagai permintaan / dorongan dalam organisasi dengan kapabilitasnya. STUDI KASUS PT. KOJO adalah perusahaan yang bergerak dibidang property migas yang beroperasi di wilayah Kalimantan Timur dan Riau, Klien PT KOJO terdiri dari para kontraktor Migas seperti Schlumberger, Haliburton, BJ Service, EMI dll. PT. KOJO menerapkan Performance Management system dengan pola 2 kaki yaitu management by Objective dengan mengimplementasikan Balanced Scorecard dan Management by values melalui competency model. KOJO mencoba menyeimbangkan orientasi hasil dan orientasi proses, mencoba membangun system pengukuran kinerja serta membangun juga budaya perusahaan yang mantap dan dapat dianut oleh seluruh stakeholders. KOJO juga focus dalam menciptakan tenaga kerja yang professional dengan menggunakan system pengukuran balanced scorecard. Melalui balanced scorecard setiap departemen harus terlibat dalam menunjang rencana strategis perusahaan. Dalam tataran operasionalnya keseluruhan sasaran strategis akan diturunkan kedalam sasaran strategis departemen (cascading) dan masing-masing diberikan Key Performance Indicator untuk mengukurnya. Terdapat kondisi yang mendukung dilakukannya perancangan dan penerapan BSC sebagai suatu sistem manajemen strategis yang sekaligus digunakan sebagai instrumen pengukuran kinerja di PT. KOJO. Kondisi Pertama, yang mendukung penerapan BSC adalah PT. KOJO telah memiliki visi dan misi yang jelas dan mudah dipahami serta dituangkan dalam konsep- konsep strategis yang gamblang. Hal ini relatif memudahkan identifikasi sasaran strategis perusahaan dan perancangan model BSC yang sesuai dengan arah strategi perusahaan. Keberhasilan identifikasi strategi perusahaan beserta sasaran-sasarannya akan memudahkan pemilihan berbagai tolok ukur kinerja bisnis yang sesuai untuk PT. KOJO. Kondisi Kedua, struktur organisasi PT. KOJO yang didominasi oleh keleompok-kelompok fungsional ( Urusan-urusan dan grup-grup) relatif berhasil mengurangi herarkisme organisasi. Hal ini memungkinkan terjadinya komunikasi yang efektif diantara seluruh individu dalam organisasai. Kesatuan pemehaman seluruh individu atas visi, misi dan strategi perusahaan sangatlah penting untuk mendukung keberhasilan implementasi BSC untuk mengukur kinerja bisnis, dan juga proses evaluasi serta proses umpan baliknya. Dengan adanya kesatuan pemahaman tersebut, setiap individu akan berusaha menyelaraskan tujuan atau sasaran kerjanya ( personal goals ) dengan sasaran strategis perusahaan, sehingga pada akhirnya pencapaian sasaran strategis perusahaan akan berarti pencapaian tujuan setiap individu. Hal ini pada akhirnya akan memberikan kepuasan kerja pada seluruh karyawan, dan manajemen pun akan lebih mudah melakukan penilaian atas kinerja setiap individu guna menentukan kompensasi secara objektif. Kondisi Ketiga, kondisi persaingan yang semakin meningkat, mendorong PT KOJO untuk senantiasa merumuskan dan mengevaluasi secara terus menerus strategi usahanya untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan.
Kondisi Keempat, komposisi sumber daya manusia di PT.
KOJO yang sebagian besr berusia relatif muda (49% pegawai berusia dibawah 30 tahun, 45% berusia antara 31-40 tahun, dan sisanya diatas 40 tahun) yang sebagian besar berpendidikan sarjana memungkinkan adanya dinamika dan progresivitas proses manajerial. PENENTUAN STRATEGI PT. KOJO Model ini menunjukan dua variable untuk menentukan strategi perusahaan, yaitu daya tarik industri (industry attractiveness) dan kekuatan bisnis perusahaan (business strength) dalam penguasaan pangsa pasar yang ada. Dari hasil analisis ternyata daya tarik industri tinggi, hal ini terbukti dengan banyaknya peminat yang masuk wilayah oil support base, dan PT. KOJO, memiliki kekuatan usaha yang sangat kuat dalam penguasaan pangsa pasar. Maka strategi yang dipilih adalah strategi pertumbuhan. Pertimbangan lainnya dalam pemilihan strategi ini adalah kesesuaian visi dan misi perusahaan. Dimana untuk dapat mencapai visi dan misi perusahaan seperti tersebut diatas maka perusahaan harus terus berkembang PEMILIHAN PERSPEKTIF DAN PENENTUAN SASARAN STRATEGIS
Penentuan persfektif yang akan digunakan untuk
menjabarkan strategi ke dalam istilah operasional (translating strategi into operasional terms) dilakukan dengan memperhatikan keseimbangan antara aspek keuangan dan non keuangan, aspek masa lalu dan masa depan, serta aspek eksternal dan aspek internal. Untuk itu empat persfektif yang ditawarkan Kaplan dan Norton dalam konsep BSC diterapkan yaitu Perspektif Keuangan, Pelanggan, Internal Bisnis, Pertumbuhan dan Pembelajaran.