PENDAHULUAN
Pada era globalisasi saat ini topik utama yang sering dibicarakan adalah tentang
perkembangan industri dan bagaimana industri tersebut dapat bertahan pada era ini. Globalisasi
memungkinkan adanya kompetisi dan persaingan terutama pada bisnis karena globalisai
memberikan akses yang luas untuk masuk ke pasar. Akses ini secara bersamaan dapat menjadi
peluang sekaligus ancaman bagi pelaku bisnis yang ada. Para pelaku usaha dituntut untuk terus
berinovasi sekaligus mencegah dan menanggulangi ancaman pada waktu yang bersamaan.
Berdasarkan data statistical year book of Indonesia 2018 yang dipublikasikan oleh BPS
Indonesia tentang banyaknya usaha mikro dan kecil yang ada di Indonesia, diketahui bahwa
setiap tahun terjadi peningkatan jumlah usaha. Tahun 2015 tercatat setidaknya ada 3.385.851
usaha tingkat mikro yang ada di Indonesia, tahun 2014 jumlah usaha makro yang ada adalah
sebanyak 3.220.563 usaha dan tahun 2013 tercatat ada sebanyak 2.887.015 usaha. Untuk jumlah
usaha kecil tercatat tahun 2015 adalah sebanyak 283.022 usaha, 284.501 untuk tahun 2014. Jika
dihitung perubahannya rata-rata dalam satu tahun lebih dari 100.000 usaha mikro baru yang
berdiri dan 10 ribu usaha kecil yang berdiri di seluruh wilayah di Indonesia.
Tidak hanya di Indonesia, pertumbuhan usaha yang pesat juga dirasakan di seluruh penjuru
Indonesia salah satunya adalah di Yogyakarta. Berdasarkan data yang di publikasikan oleh BPS
Yogyakarta tahun 2018 tentang kondisi ekonomi DIY yang membahas Produk Domestik
Regional Bruto DIY diketahui bahwa pertumbuhan usaha di DIY sangat pesat salah satunya
adalah pada kategori penyedia akomodasi dan makan minum. Penyerapan tenaga kerja yang
1
2
dihasilkan lapangan usaha ini memberikan pengaruh yang besar pada pertumbuhan ekonomi atau
PDRB DIY yaitu sebesar 10.32%. Besarnya pengaruh kategori akomodasi, makanan dan
minuman di Yogyakarta untuk PDRB DIY dirasa wajar mengingat tingginya jumlah pendatang
di Yogyakarta baik pelajar, mahasiswa maupun wisatawan. Jumlah universitas yang tercatat di
DIY per 2017 adalah sebanyak 4 universitas negeri dan 108 universitas swasta dengan jumlah
Tingginya jumlah mahasiswa dalam hal ini adalah anak muda yang ada di Yogyakarta
mendorong terciptanya ide-ide kreatif dan peluang bisnis yang baru. Salah satu peluang bisnis
yang cukup menjanjikan adalah dengan mendirikan coffee shop sebagai tempat mahasiswa dan
mahasiswi untuk belajar ataupun sekedar tempat untuk beristirahat dari rutinitas kampus.
Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Pramita (2016) yang menemukan bahwa
Nongkrong (duduk-duduk) di warung kopi merupakan salah satu gaya hidup mahasiswa di
Yogyakarta. Peluang tingginya minat mahasiswa terhadap coffee shop ini ternyata ditangkap oleh
banyak pelaku usaha, bahkan pada tahun 2016 dilansir dari koran Tempo setidaknya ada sekitar
Banyaknya usaha baru yang bermunculan tersebut kemudian menimbulkan ancaman bagi
pelaku usaha yang telah berdiri. Maka untuk menanggulangi ancaman-ancaman tersebut perlu
adanya upaya khusus yang harus disiapkan oleh perusahaan. Salah satu upaya menanggulangi
dampak tersebut adalah dengan mempertahankan kualitas “mutu” sejalan dengan meningkatnya
tuntutan konsumen tentang kualitas produk ditengah persaingan harga yang ketat. Berdasarkan
hal tersebut maka penting untuk perusahaan dapat memiliki suatu sistem manajemen mutu yang
baik dan dapat disesuaikan dengan tuntutan zaman. Salah satu sistem manajemen mutu yang
dapat digunakan perusahaan adalah Total Quality Management (TQM). TQM menurut Greg
3
Bounds (1994) merupakan sistem yang berfokus untuk dapat memperbaiki kualitas secara terus
menerus dengan melibatkan semua karyawan pada setiap jenjang organisasi agar dapat mencapai
kualitas yang prima pada semua aspek organisasi melalui proses manajemen.
Salah satu coffee shop tertua di Yogyakarta yang berdiri dari tahun 2008 dan menjadi salah
satu coffee shop yang banyak dijadikan acuan adalah Lagani Coffee. Lagani Coffee saat ini telah
memiliki lima outlet di Yogyakarta. Diantara banyaknya coffee shop yang bermunculan di
Yogyakarta, Lagani Coffee masih bisa berdiri dan memiliki pengunjungnya sendiri. Dengan
sudah dibukanya lima outlet bisa dikatakan Lagani Coffee merupakan salah satu coffe shop yang
memilliki keunggulan bersaing. Adanya banyak pesaing yang bermunculan tidak membuat
Lagani Coffee menjadi menghilang bahkan gulung tikar. Lagani Coffee melakukan banyak
Lagani melakukan pelatihan terhadap karyawannya agar memiliki standar mutu yang terbaik.
Manajemen selalu memberikan hal-hal terbaik yang bisa dilakukan oleh mereka.
Menurut Dessler (2010) dan Thompson (1999) keunggulan bersaing merupakan suatu
formulasi strategi organisasi atau perusahaan yang dirancang sedemikian rupa untuk menangkap
Kondisi keunggulan bersaing yang terjadi pada Coffee shop di Yogyakarta ini secara
umum sudah sangat tinggi. Jika sebuah Coffee shop tidak dapat bersaing dengan yang lainnya
maka mereka akan rugi dan akhirnya gulung tikar. Mereka akan melakukan banyak hal untuk
menjadi coffee shop terbaik di Yogyakarta. Dalam persaingannya dengan coffee shop yang lain,
Lagani Coffee melakukan penerapan Total Quality Management (TQM) pada sistem usahanya
untuk mencapai tujuannya. Dengan melakukan pendekatan pada faktor fokus pada pelanggan,
4
obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerjasama tim, perbaikan
sistem secara bersinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan terkendali, kesatuan tujuan
dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan maka dengan di terapkannya Total Quality
Management (TQM), Lagani Coffe dapat meningkatkan mutu dan memiliki keunggulan
bersaing.
Berdasarkan penjelasan dan latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Total Quality Management (TQM) terhadap
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yang ada
Konsumen?
Dalam penelitian ini, peneliti memberi batasan pada ruang lingkup penelitian, agar lebih
fokus dan terarah pada inti permasalahan. Maka peneliti membatasi penelitian ini hanya pada
hal-hal yang terkait dengan Total Quality Management (TQM) yang berpengaruh terhadap
Konsumen.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak baik secara
teoritis maupun secara praktis baik bagi perusahaan maupun bagi peneliti sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis:
terkait ilmu-ilmu yang telah didapatkan pada saat proses perkuliahan dan
b. Manfaat Praktis:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi perusahaan