Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan dalam dunia usaha dewasa ini tampak meningkat. Hal ini
menyebabkan manajemen setiap perusahaan mendapat tantangan untuk berusaha
secara kompetitif menghadapi pesaing. Perusahaan yang ingin berhasil
memperoleh laba serta dapat bertahan selama bertahun-tahun dengan tumbuh dan
berkembang, tidak boleh menggantungkan diri pada cara kerja masa lampau yang
kurang efisien, kurang ahli dan tidak profesional. Perusahaan harus mengelola
usahanya dengan menggunakan manajemen yang baik, sehingga perusahaan dapat
bertahan hidup dan terus berkembang dimasa yang akan datang.1
Keunggulan bersaing penting untuk diketahui dalam penyusunan
perencanaan bisnis karena tidak lepas dari prinsip-prinsip ekonomi yaitu
bagaimana operasaional perusahaan dapat berjalan lancar dengan meminimalkan
seluruh biaya yang ditimbulkan dan memaksimalkan keuntungan.2 Dalam sebuah
bisnis perusahaan harus memiliki strategi untuk terus mengembangkan produk
baik itu dalam menciptakan produk baru maupun meningkatkan kualitas
pelayanan untuk memuaskan pelanggan. Dengan cara ini diharapkan perusahaan
dapat meningkatkan penjualan dan meningkatkan keuntungan atau profit.3
Kemampuan suatu perusahaan untuk dapat bersaing sangat ditentukan oleh kinerja
perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang tidak mampu bersaing untuk
mempertahankan kinerjanya lambat laun akan tergusur dari lingkungan
industrinya dan akan mengalami kebangkrutan.
Dalam kehidupan masyarakat yang maju, hampir tidak akan kita temukan
adanya perindustrian yang hidup tanpa persaingan. Di Indonesia, keinginan dan
kesungguhan Negara untuk menciptakan iklim industri yang sehat telah dilakukan
dengan membuat suatu undang-undang tentang larangan praktek monopoli dan

1
Muhamad Teguh, Ekonomi Industri, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), 20.
2
M Fuad dan Christine H,Pengantar Bisnis,( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2003), 4.
3
Jeff Madura, Pengantar Bisnis, Buku 2,( Jakarta: Salemba Empat,200),84.
2

persaingan usaha tidak sehat yakni undang- undang no. 5 tahun 1999 dikeluarkan
tanggal 5 Maret tahun 1999 namun baru efektif satu tahun kemudian.4
Menurut undang –undang Republik Indonesia tentang larangan praktek
monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat dijelaskan bahwa:
Praktek monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih
pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau atas
barang dan jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak
sehat dan dapat merugikan kepentingan umum. Persaingan usaha yang tidak
sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan
produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan
cara yang tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan
usaha.5
Perubahan dunia yang begitu cepat, mau tidak mau memaksa produsen dan
para penjual untuk berpikir keras agar tetap eksis di dunianya. Perubahan ini
disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan dan perubahan teknologi. Dengan adanya
perubahan tersebut, perusahaan harus menjemput bola dengan mengejar
pelangganan, bukan menunggu. Dengan demikian, pengusaha harus pandai
membaca keinginan dan kebutuhan konsumennya melalui berbagai cara antara
lain mampu menciptakan produk sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen,
mampu mengkomunikasikan keberadaan dan kelebihan produk dibandingkan
produk lainnya dari pesaing, mampu menarik minat dan merayu konsumen untuk
teus membeli dan mengkonsumsi produk yang ditawarkan melalui berbagai
strategi. Dalam dunia usaha yang penuh persaingan, perusahaan yang tidak
mempersiapkan produk baru akan menghadapi resiko yang berat. Perusahaan
semacam ini akan mendapatkan produk-produknya menjadi korban kebutuhan dan
selera konsumen yang berubah, teknologi baru, daur hidup produk yang makin
pendek serta persaingan yang meningkat di dalam dan luar negeri.6

4
Gelhorn dan Gunawan, Seri hukum bisnis, merger dalam presfektif monopoli (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2000) ,7.
5
Undang-undang Republik Indonesia Tentang Larangan Praktek monopoli dan
Persaingan yang Tidak Sehat No 5 tahun 1999 pasal 1.
6
Philip Kolter, Manajemen Pemasaran :Analisis, Perencanaan dan
Pengendalian,(Jakarta : Erlangga, 1989), 78.
3

Dalam mencari berbagai alternatif strategi yang akan dipertimbangkan,


dengan melalukan analisis untuk mengenali kekuatan dan kelemahan setiap
alternatif dan bahkan menjatuhkan pilihan pada satu alternatif tertentu, para
perumus strategi perusahaan harus mampu memperhitungkan reaksi yang akan
timbul dari para pesaingnya. Para penentu strategi perusahaan harus mampu
memperkirakan bentuk, jenis dan intensitas reaksi tersebut. Dengan bertindak
demikian, akan diketahui dengan tingkat kepastian yang tinggi apakah strategi
terpilih akan berhasil dalam pelaksanaannya atau tidak.7
Strategi bersaing dalam menghadapi persaingan yang terlalu tinggi, yaitu
dengan mengambil tindakan ofensif (menyerang) atau defensive (bertahan) untuk
menciptakan posisi aman (defendable) industri, untuk mengatasi persaingan
tersebut dengan sukses kekuatan persaingan diperlukan yaitu dengan menganalisis
lingkungan internal sebagai kekuatan dan kelemahan perusahaan dan ekternal
sebagai peluang dan ancaman bagi perusahaan. Ada tiga pendekatan strategis
bersaing generik Michael Porter yang secara potensial akan berhasil untuk
mengungguli perusahaan lain yaitu strategi keunggulan biaya, diferensiasi, dan
strategi fokus.8
Semakin ketatnya persaingan dunia bisnis sebagai akibat dari adanya
pertambahan dan perkembangan jumlah perusahaan industri yang memasuki
pasar. Sebagai akibatnya perusahaan itu perlu membuat standar khusus terhadap
produk yang dihasilkannya, yaitu semakin menarik perhatian konsumen, dan tidak
mudah ditiru oleh lawan pesaing.9 Masalah persaingan dalam kondisi zaman saat
ini merupakan tantangan yang tidak ringan bagi usaha-usaha yang ada terutama
usaha kecil menengah, tanpa dibekali kemampuan dan keunggulan bersaing yang
baik maka produk-produk yang dihasilkan tidak akan mampu bertahan atau
bersaing dengan usaha-usaha lain.
Sektor industri di Kabupaten Kuningan pada tahun 2014 tercatat sebanyak
7.328 perusahaan. Sebagian besar industri yang ada merupakan industri makanan
dan minuman yang mencapai 3.718 perusahaan, dan selebihnya tersebar pada
7
Sondang P, Siagan, Manajemen stratejik,(Jakarta: Bumi Aksara,2007), 194
8
Michael Porter, Keunggulan Bersaing , terj. Agus Dharma,(Jakarta : Erlangga, 1999),4.
9
Muhamad Teguh, Ekonomi Industri, 205.
4

kelompok industri lain.10 Berdasarkan jumlah industri makanan dan minuman


yang begitu banyak, sudah dapat dipastikan bahwa masing-masing industri
tersebut mengalami persaingan yang cukup ketat dalam merebut pangsa pasarnya.
Salah satu industri minuman dan makanan dari 3.718 peusahaan di
Kabupaten Kuningan adalah industri sirup dari buah Jeruk Nipis. Industri ini
merupakan salah satu industri pangan yang dijadikan produk unggulan, dapat
dilihat dari tersedianya produk sirup Jeruk Nipis peras disetiap toko oleh-oleh
maupun di toko-toko yang menjual barang pangan, ditambah cukup terkenalnya
produk sirup Jeruk Nipis peras ini sebagai oleh-oleh khas Kabupaten Kuningan
oleh warga asli Kabupaten Kuningan ataupun wisatawan sebagai buah tangan
untuk di bawa ke daerah lain.
Di daerah Kuningan sendiri ada beberapa perusahaan yang memproduksi
minuman dari buah Jeruk Nipis dengan pemilik yang berbeda-beda yaitu Intan,
Kencana, Megasari, Anugerah Alam Lestari, Mustika Flamboyant, dan Jaspen,
serta sejumlah industri kecil makanan dan minuman tradisional lain di Kota
Kuningan yang belum memiliki merk dagang. Ditambah pesaing dari daerah-
daerah lain yang menghasilkan produk yang sama. Sehingga persaingan yang ada
cukup ketat. Dari beberapa perusahaan di atas hanya Mustika Flamboyant yang
sudah berbentuk CV, dan produk yang dihasilkannya adalah Jeniper. Jeniper
merupakan produk sirup yang sudah terkenal di Kuningan dan paling banyak
diminati oleh masyarakat. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian pada CV. Mustika Flamboyant.
Banyaknya produk yang menyerupai sirup Jeniper membuat perusahaan
CV. Mustika Flamboyant harus menerapkan strategi bersaing yang tepat sehingga
bisa lebih unggul dari para pesaingnya serta dapat terus beroperasi dan bersaing di
masa mendatang. Semua itu tidak terlepas dari konsep secara Islam agar
menghadapi persaingan tetap dalam koridor Islam.
Strategi bersaing dalam Islam, Rasulullah SAW memberikan contoh
bagaimana bersaing dengan baik. Ketika berdagang, Rasul tidak pernah

10
http://kuningankab.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Kabupaten-Kuningan-Dalam-
Angka-2015.pdf diunduh tanggal 25 Desember 2015 pukul 20. WIB
5

melakukan usaha untuk menghancurkan pesaing dagangnya. Itu bukan berarti


Rasulullah berdagang seadanya tanpa memperhatikan daya saingnya. Yang beliau
lakukan adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dan
menyebut spesifikasi barang yang dijual dengan jujur termasuk jika ada cacat
pada barang tersebut.11
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana
strategi bersaing yang diterapkan pada CV. Mustika Flamboyant dengan judul
“ANALISIS STRATEGI BERSAING DALAM PENGEMBANGAN
PRODUK PADA CV. MUSTIKA FLAMBOYANT” Perusahaan ini beralamat
di jalan raya Ciawigebang No. 116, Kecamatann Ciawigebang Kabupaten
Kuningan-Jawa Barat.
B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
a. Wilayah kajian
Kajian masalah ini adalah Pengembangan atau pemberdayaan
ekonomi lokal (Home industry Sirup Jeruk Nipis di Kuningan dan
sekitarnya)
b. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan
triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada
generalisasi.12
2. Pembatasan masalah
Untuk menghindari meluasnya masalah yang dibahas, maka pembatasan
masalah dalam penelitian ini hanya mencakup pada strategi bersaing

11
Muhammad Ismail Yusanto, Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas
BisnisIslami,( Jakarta: Gema Insani Press, 2002.), 101.
12
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta,2014), 15.
6

dalam pengembangan produk dan strategi bersaing ditinjau dari ekonomi


Islam
3. Pertanyaan peneliti
a. Bagaimana faktor lingkungan internal dan eksternal pada CV.
Mustika Flamboyant?
b. Bagaimana strategi bersaing dalam pengembangan produk pada
CV.Mustika Flamboyant?
c. Bagaimana strategi bersaing dalam pengembangan produk pada CV.
Mustika Flamboyant dalam pandangan Islam?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti memiliki tujuan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui faktor lingkungan internal dan eksternal pada CV.
Mustika Flamboyant
2. Untuk mengetahui penerapan strategi bersaing dalam pengembangan
produk pada CV. Mustika Flamboyant
3. Untuk mengetahui strategi bersaing dalam pengembangan produk yang
diterapkan pada CV. Mustika Flamboyant dalam pandangan Islam
D. Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam
penerapan teori-teori yang sudah diperoleh di bangku kuliah khususnya
dalam manajemen strategis dan Ilmu Ekonomi Islam
2. Bagi Praktisi
Sebagai bahan acuan agar CV. Mustika Flamboyant lebih berkembang
dan lebih baik lagi dalam menerapkan strategi bersaingnya serta
melakukan persaingan sesuai dengan syariat Islam.
7

3. Bagi Akademik
Hasil penelitian dapat dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan Ilmu
Ekonomi Islam, dan berguna juga untuk menjadi referensi bagi
mahasiswa yang melakukan kajian tentang masalah manajemen
khususnya dalam strategi bersaing dalam pengembangan produk dan
strategi bersaing secara Islami.
E. Peneliti Terdahulu
Untuk memperjelas gambaran tentang alur penelitian serta menghindari
duplikasi tentang skripsi ini, berikut merupakan literatur yang berkaitan dengan
pembahasan skripsi yang penulis susun.
1. Skripsi Rusmilawati (2006) dengan judul “Analisis Strategi Bersaing Teh
Sosro Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pad PT. Sinar Sosro
Kantor Penjualan Palmerah.” Dalam penelitian ini menunjukan bahwa
PT.Sinar Sosro sebagai market leader dalam industri teh kemasaan selalu
melakukan inovasi – inovasi baru dengan cara diversifikasi produk
khususnya produk teh kemasan untuk mempertahankan posisinya sebagai
market leader. Berdasarkan analisis regresi diketahui bahwa Frestea
produk dari PT. Coca Cola Amatil bersaing clengan produk ST, FTB,
TBK 200 ml dari PT. Sinar Sosro. Jika harga Frestea naik Rp 1,- maka
kuantitas penjualan ST, FTB. clan TBK 200 ml akan naik masing-masing
4,413 krat. 3,660 krat. 1.219 dus.13
2. Penelitian Nofrizal (2015) dengan judul “Analisis strategi bersaing
gudang digital Yogyakarta dalam memperluas pasar.” Hasil dari
penelitian ini menunjukan bahwa pemilihan srategi yang tepat bagi
Gudang Digital merupakan salah satu tujuan yang penilitian ini untuk
dapat bertahan dalam persaingan di industri retail alat-alat fotograpi.
Proses dilakukan dengan mengunakan PEST (Politik, Ekonomi, Sosial,
Teknologi) dan Lima Kekuatan Porter. Setelah itu peneliti menggunakan
value chain untuk melihat keunggulan bersaing dan untuk pemilihan
13
Rusmilawati, “Analisis Strategi Bersaing Teh Sosro Dalam Meningkatkan Volume
Penjualan Pad PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Palmerah”, (Skripsi Syariah dan ekonomi islam
UIN Syarif Hidayatullah,2006), 94.
8

strategi penelitian ini menggunakan SWOT dan Strategi Generik Porter.


Hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa Gudang Digital bisa
mengunakan keunggulan yang dimiliki dengan munggunakan strategi
Generik Porter yaitu Kunggulan biaya menyeluruh.14
3. Skripsi Fariz Irami (2013) dengan judul “Strategi bersaing penyedia jasa
rekening Bersama lazarusbank pada forum jual beli (fjb) Kaskus.co.id di
Malang” Dari hasil analisis menggunakan rantai nilai diperoleh bahwa
strategi bersaing yang digunakan oleh Lazarusbank merujuk pada strategi
diferensiasi, strategi diferensiasi diperoleh dari penggunaan piranti
canggih yang memungkinkan Lazarusbank untuk melayani transaksi 24
jam nonstop, hal ini merupakan sesuatu yang unik yang sukar ditiru oleh
para pesaingnya, karena sampai sekarang rekening bersama recomended
yang lain tidak ada yang melayani transaksi 24 jam nonstop.15
4. Skripsi Sunan Arinal Haq (2012) dengan judul “Implementasi Strategi
Bersaing Usaha Konveksi Pada UD. Laras Sati Tulungagung.” Hasil
penelitian ini strategi bersaing yaitu tiga strategi generik Porter telah
dilakukan oleh UD. Laras Sati Tulungagung untuk menghadapi
persaingan. Strategi generik yaitu strategi keunggulan biaya, strategi
diferensiasi, dan strategi fokus. Strategi keunggulan biaya dilakukan
dengan harga bahan baku yang murah, tenaga kerja borongan, alat
produksi milik sendiri, pemasaran direct selling dan sistem pengupahan
yang membuat harga jual produk menjadi relatif terjangkau. Strategi
diferensiasi dilakukan dengan memiliki keragaman produk dan disain
produk, ekslusifitas produk, serta pelayanan konsumen. Strategi fokus
dilakukan oleh UD.Laras Sati dengan fokus pada segmen pasar menengah
kebawah dan melayani kelompok konsumen pedagang grosir.16

14
Nofrizal “Analisis Strategi Bersaing Gudang digital Yogyakarta Dalam Memperluas
Pasar.”Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis,( Vol. 12, No. 2, September 2015: 247 - 261), 1.
15
Fariz Irami “Strategi bersaing penyedia jasa rekening Bersama lazarusbank pada forum
jual beli (fjb) Kaskus.co.id di malang(skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2013), 5.
16
Sunan Arifal Haq, “Implementasi Strategi Bersaing Usaha Konveksi Pada UD. Laras
Sati Tulungagung”(Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember,2012),8.
9

5. Penelitian Kasmiruddin (2012) dengan judul “Analisis Strategi Bersaing


Bisnis Eceran Besar/Modern (Kasus Persaingan Bisnis Ritel Di
Pekanbaru).” Hasil penelitiannya yaitu menggambarkan strategi bisnis
yang diterapkan peritel guna menciptakan keunggulan bersaing. Penelitian
ini bertujuan untuk menggambarkan dan menguraikan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan untuk mengefektifkan penerapan strategi keunggulan
bisnis. Peritel modern menerapkan strategi diferensiasi untuk memperoleh
keunggulan bersaing diantaranya menciptakan diferensiasi produk barang
dagangan, diferensiasi pelayanan, diferensiasi personil, diferensiasi citra
perusahaan. Metode penelitian yang digunkan yaitu kualitatif.17
Dari beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa peneliti pertama
membahas tentang pengaruh strategi bersaing PT. Sinar Sosro dalam hal ini
aspek harga produk PT. Sinar Sosro dengan PT.Coca Cola Amatil dengan produk
frestea terhadap tingkat penjualan PT. Sinar Sosro. Peneliti kedua membahas
tentang strategi bersaing yang tepat yang diterapkan pada Gudang digital
Yogyakarta dalam memperluas pasar dilakukan dengan mengunakan PEST
(Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi) dan Lima Kekuatan Porter. Setelah itu
peneliti menggunakan value chain untuk melihat keunggulan bersaing dan untuk
pemilihan strategi penelitian ini menggunakan SWOT dan Strategi Generik
Porter. Peneliti yang ketiga Strategi bersaing untuk penyedia jasa rekening
Bersama lazarusbank pada forum jual beli (fjb) Kaskus.co.id menggunakan rantai
nilai diperoleh bahwa staregi bersaing yang digunakan merujuk pada strategi
diferensiasi. Peneliti keempat, Implementasi Strategi Bersaing menggunakan
strategi generik yaitu strategi keunggulan biaya, strategi diferensiasi, dan strategi
fokus pada UD. Laras Sati Tulungagung dan skripsi kelima tentang Analisis
Strategi Bersaing Bisnis Eceran Besar/ Modern menggunakan strategi diferensiasi
untuk menciptakan keunggulan bersaing.
Dari kelima penelitian di atas, penelitian yang akan dilakukan oleh penelti
berbeda dengan peneliti sebelumnya dari segi tempat misalnya peneliti memilih
17
Kasmiruddin, “Analisis Strategi Bersaing Bisnis Eceran Besar/ Modern (Kasus
Persaingan Bisnis Ritel Di Pekanbaru)”, Jurnal Aplikasi Bisnis, (Vol. 3 No. 1, Oktober 2012), 1.
10

CV. Mustika Flamboyant yang beralamat di jalan raya Ciawigebang No. 116,
Kuningan-Jawa Barat. Salah satu perusahaan yang letaknya dekat dengan rumah
peneliti, hanya saja peneliti masih membahas dalam cakupan analisis strategi
bersaing dengan menggunakan strategi generik Michael Porter dan ada perbedaan
dengan menambahkan pengembangan produk ,menganalisis lingkungan internal
dan eksternal dengan anilisis SWOT perusahaan serta menerapkan staregi
bersaing dalam pandangan Islam.
F. Kerangka Pemikiran
Menurut Chandler strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu
perusahaan serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting
untuk mencapai sebuah tujuan.18 Strategi adalah kumpulan keputusan yang
menunjukkan tujuan, rencana untuk pencapaian tujuan, dan bisnis dimana
perusahaan akan bersaing.19Jadi inti strategi bersaing yaitu bagaimana cara
organisasi mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dan mampu
menempatkan produknya dihati konsumen.
Pokok perumusan strategi bersaing adalah menghubungkan perusahaan
dengan lingkungannya. Walaupun lingkungan yang relevan sangat luas, meliputi
kekuatan-kekuatan sosial sebagaimana juga kekuatan-kekuatan ekonomi, aspek
utama dari lingkungan perusahaan adalah industri atau industri-industri dalam
mana perusahaan tersebut bersaing. Struktur industri mempunyai pengaruh yang
kuat dalam menentukan aturan permainan persaingan selain juga strategi-strategi
yang secara potensial tersedia bagi perusahaan20
Banyaknya pesaing dalam dunia bisnis memerlukan suatu bentuk produk
yang berbeda satu sama lainnya. Produk suatu perusahaan haruslah memiliki suatu
keunggulan ataupun kelebihan dibandingkan produk yang dihasilkan perusahaan
lain, dalam hal ini perusahaan pesaing. Produk adalah sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, digunakan, atau

18
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep
perencanaan strategic untuk menghadapi abad 21, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, ,2006), 4.
19
Hastin Umi Anisah, Dkk, Jurnal Aplikasi Manajemen, (Banjarmasin: Universitas
Lambung,2011), 1.
20
David W. Cravens, Pemasaran Strategis, terj, Lina Salim (Jakarta: Erlangga, 1996), 3.
11

dikonsumsi sehingga dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan. Pengembangan


produk pada dasarnya adalah upaya perusahaan untuk senatiasa menciptakan
produk baru, memperbaiki produk lama atau memodifikasi produk lama, agar
selalu dapat memenuhi tuntutan pasar dan selera pelanggan.21
Aspek lingkungan industri yaitu lingkungan internal dan eksternal akan
lebih mengarah pada aspek persaingan bisnis perusahaan berada. Akibatnya,
faktor-faktor lingkungan perusahaan yang mempengaruhi kondisi persaingan,
seperti faktor internal dan eksternal perlu untuk dianalisis menggunakan analisis
SWOT. Dalam melakukan analisis lingkungan eksternal perusahan menggali dan
mengidentifikasi semua peluang yang berkembang menjadi trend pada saat itu
serta mengidentifikasi ancaman dari para pesaing dan calon pesaing serta faktor
eksternal lainnya. Sedangkan analisis lingkungan internal lebih memfokuskan
pada identifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Analisis SWOT
merupakan akronim dari Strength (kekuatan), Weakness (Kelemahan),
Opportunities (Peluang) dan Threat (ancaman)22.Michael E Porter mengemukan
konsep Competitive Strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan
lima aspek utama yang disebut Lima Kekuatan Bersaing.
Strategi bersaing Michael Porter yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan
fokus. Keunggulan biaya yaitu perusahaan yang unggul dalam produksi berbiaya
rendah mampu menggunakan keunggulan biayanya untuk menawarkan harga
yang lebih rendah atau untuk menikmati margin yang lebih tinggi.23 Diferensiasi
yaitu produk yang dihasilkan perusahaan dapat tampil pada berbagai bentuk mulai
dari keadaan tampilan produk secara fisik sampai pada kepada lokasi bisnis, dan
usaha penjualan yang diterapkan oleh para pesaing yang terdapat dipasar.
Perusahaan berusaha untuk menjadi unik dalam industrinya dalam sejumlah
dimensi tertentu secara umum untuk dihargai pembeli.24 Fokus yaitu strategi

21
Zuan Yamit, Manajemen Kualitas,(Yogyakarta: Ekonisia, 2013), 100.
22
Pearce II, John A, Richard B. Robinson Jr, Manajemen Strategik:Formulasi
,Implementasi, dan Pengendalian, terj. Nia Pramita Sari (Jakarta: Salemba Empat,edisi 12, 2014.),
156
23
Pearce II, John A, Richard B. Robinson Jr, Manajemen Strategik:Formulasi
,Implementasi, dan Pengendalian, terj. Nia Pramita Sari ,205.
24
Muhamad Teguh, Ekonomi Industri, 203.
12

untuk bersaing dalam cakupan persaingan yang sempit dalam suatu industry.25
Dalam ekonomi Islam terdapat 3 unsur strategi bersaing yang perlu dicermati
yaitu pihak yang bersaing, cara persaingan dan produk atau jasa yang
dipersaingkan.
Persaingan telah berkembang mengarah pada praktik-praktik persaingan
liar yang menghalalkan segala cara. Islam sebagai sebuah aturan hidup yang khas
telah memberikan aturan-aturannya yang rinci untuk menghindarkan munculnya
permasalahan akibat praktik persaingan yang tidak sehat.26
Mengenai konsep persaingan bisnis terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat
148:

             

        

Artinya: Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia


menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di
mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada
hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al-Quran
Surat Al-Baqarah ayat 148)27

Quraish Shihab dalam tafsirnya Al- Misbah menafsirkan ayat di atas


sebagai berikut :Maka berlomba-lombalah dalam mengejar berbagai kebaikan
atau bergegaslah hai kaum muslimin dalam melakukan kebajikan. Apapun dan
dimanapun posisi kalian. Allah akan mengumpulkan kalian semua di mana pun
berada dan tidak akan ada seorang pun yang luput dari perhitungan-Nya.28
Anjuran untuk bersegera dan bergegas dalam melakukan kebaikan
mendorong manusia untuk saling bersaing dan berlomba-lomba dalam melakukan

25
Michael Porter, Keunggulan Bersaing, 14.
26
Muhammad Ismail Yusanto, Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas
BisnisIslami, 92.
27
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Quran Terjemah Edisi Tahun 2002,(Jakarta :Al-
Huda Kelompok Gema Insani, 2005), 24.
28
M Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran,Vol
1(Jakarta: Lentera Hati, 2002), 356.
13

kebaikan. Sikap ini akan melahirkan persaingan dalam kebaikan. Persaingan ini
sering disebut persaingan positif (fastabiqul khairat). Sebagai pebisnis muslim
dianjurkan untuk memberikan konstribusi yang baik dalam persaingannya dan
berusaha menghadapi persaingan dengan tidak merugikan atau memudharatkan
orang lain. Selain itu juga harus berprinsip bahwa persaingan bukanlah usaha
untuk menjatuhkan pebisnis lainnya melainkan sebagai usaha untuk memberikan
yang terbaik dari bisnisnya.

Hadist Nabi Muhamad SAW tentang persaingan dalam bisnis yang tidak
sehat:

‫ْج ْع ِف ُّي َع ْن َزائِ َد َة َع ْن َع ْب ِد اللَّ ِو بْ ِن ذَ ْك َوا َن َع ْن َع ْب ِد‬ ِ


َ ‫َح َّدثَنَا ُح‬
ُ ‫س ْي ُن بْ ُن َعل ٍّي ال‬
َ َ‫صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ق‬
‫ال إِيَّا ُك ْم َوالظَّ َّن‬ َ ‫الر ْح َم ِن ْاْلَ ْع َر ِج َع ْن أَبِي ُى َريْ َرَة َع ْن النَّبِ ِّي‬
َّ
‫شوا َوََل‬ ُ ‫اج‬ ِ ‫فَِإ َّن الظَّ َّن أَ ْك َذب الْح ِد‬
َ َ‫سوا َوََل تَن‬ ُ َ‫سوا َوََل تَ نَاف‬ ُ‫س‬ َّ ‫سوا َوََل تَ َح‬ ُ‫س‬ َّ ‫يث ََل تَ َج‬ َ ُ
)‫اد اللَّ ِو إِ ْخ َوانًا (رواه احمد‬ ِ
َ َ‫ضوا َوُكونُوا عب‬ ُ َ‫تَ َدابَ ُروا َوََل تَبَاغ‬
Artinya:“Telah menceritakan kepada kami Husain bin Ali Al Ju'fi dari
Za`idah dari Abdullah bin Dzakwan dari Abdurrahman Al A'raj dari Abu
Hurairah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, beliau bersabda: "Jauhilah
berburuk sangka, karena berburuk sangka adalah sedusta-dusta pembicaraan,
jangan mencari-cari aib orang lain serta mencari-cari isu, jangan saling
bersaing serta jangan pula saling bersekongkol dalam melakukan penawaran
tinggi terhadap barang agar orang lain terpengaruh untuk membelinya,
janganlah saling bermusuhan dan jangan pula saling membenci, jadilah kalian
sebagai hamba Allah yang saling bersaudara."(HR.Ahmad)29

29
Lidwa Pusaka i-Software Kitab 9 Imam Hadist, Ahmad, Kitab Sisa Musnad sahabat
yang banyak meriwayatkan hadits Bab Musnad Abu Hurairah Radliyallahu, No Hadist 7520.
14

CV. Mustika
Flamboyant

Faktor Lingkungan Faktor Lingkungan


Internal Eksternal

Analisis SWOT (strengths,


weaknesses, opportunities, dan
threats)

Strategi bersaing dalam


pengembangan produk pada CV.
Mustika Flamboyant

Strategi bersaing dalam


pengembangan produk pada
CV.Mustika Flamboyant dalam
pandangan ekonomi islam

Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran

Dari gambar di atas menunjukan bahwa perusahaan di identifikasi faktor


lingkungan internal seperti aspek produksi, pemasaran, keuangan, manajemen,
dan sumber daya manusia dan lingkungan ekternal seperti masuknya pendatang
baru, ancaman produk penganti, kekuatan tawar-menawar supplier, serta
persaingan diantara para pesaing yang ada dan diharapkan akan mendapatkan
hasil laba atas investasi yang tinggi bagi perusahaan kemudian di analisis dengan
menggunakan analisis SWOT kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses),
peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dari hasil identifikasi faktor
internal dan eksternal perusahaan, setelah itu memilih konsep strategi bersaing
15

generik adalah bahwa keunggulan bersaing merupakan inti dari strategi apapun,
dan mencapai keunggulan bersaing mengharuskan perusahaan untuk menentukan
pilihan jika perusahaan ingin memiliki keunggulan bersaing tertentu.
Tiga strategi bersiang menurut Michael Porter adalah keunggulan biaya,
diferensiasi, dan fokus. Selain itu perusahaan melakukan inovasi baru terhadap
produk juga pengembangan produk untuk meningkatkan penjualan dan perluasan
pasar serta produknya dapat bertahan dan diterima oleh konsumen. Tidak hanya
itu meningat pemilik dan pekerja adalah orang muslim maka strategi bersaing dan
dalam Islam juga harus diterapkan dalam perusahaan tersebut.
G. Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara bertindak menurut sistem aturan atau
tatanan yang bertujuan agar kegiatan praktis terlaksana secara rasional dan terarah
sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.30 Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.31
Ciri dari metode penelitian kualitatif yaitu adanya pengamatan, wawancara
atau penelahaan dokumen. Selain itu data bersifat deskriptif karena data yang
dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Penelitian
kualitatif menggunakan analisis data secara indukif. Penelitian kualitatif juga
lebih banyak mementingkan segi proses daripada hasil, hal ini disebabkan oleh
hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati
dalam proses.32 Kualitatif dilakukan dengan cara peneliti benar-benar datang ke
lokasi menggunakan alat kualitatif, kerangka berfikir kualitatif dan data yang

30
Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta, Rake Sarasin, 1989) 11
31
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2012), 6.
32
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 11.
16

dikumpulkan juga data-data kualitatif, kecuali untuk beberapa gejala tertentu yang
bersifat penghitungan dikumpulkan juga data kuantitif.33
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di CV. Mustika Flamboyant di Jalan
Raya Ciawigebang No 116 Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan.
Sirup jeruk peras ini sudah menjadi minuman khas daerah Kuningan . Di
daerah ini juga ada beberapa yang memproduksi sirup jeruk peras sehingga
adanya persaingan dan menarik untuk diteliti.
Selain itu lokasi penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti
sehingga mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitian dan
pembuatan skripsi.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data-data yang dikumpulkan sendiri oleh
peneliti dan langsung dari sumbernya. Sumber primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.34 Data primer
itu segala informasi yang diperoleh dari lapangan dengan menggunakan
metode observasi dan wawancara dengan orang yang terlibat pada objek
penelitian agar tercapainya suatu tujuan.
Dalam penelitian ini sumber informasi lapangan diperoleh dengan
observasi dan wawancara dengan pemilik, dan pekerja serta pemilik toko
oleh-oleh disekitar kabupaten Kuningan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau dibuat oleh
organisasi yang bukan pengelolanya. Sumber sekunder merupakan
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data
misalnya lewat orang lain dan dokumen. Data sekunder yang digunakan
peneliti adalah buku-buku, peneliti terdahulu, jurnal ilmiah, dan artikel-

33
Toto Syatori Nasehuddien, Metodelogi Penelitian (Cirebon : Nurjati Press, 2011), 51.
34
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 62.
17

artikel dari internet yang dijadikan sumber informasi peneliti dalam


melakukan penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data penelitian dimaksudkan sebagai penciptaan
peristiwa atau karakteristik dari sebagian atau seluruh elemen populasi
penelitian. Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data dengan
cara;
a. Pengamatan (Observasi)
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap objek penelitian.
Observasi dapat dilakukan terhadap fenomena sosial atau gejala- gejala
peristiwa alam dalam kegiatan penelitian lapangan.35
Dalam pengumpulan data melalui pengamatan (observasi) ini
peneliti memilih jenis observasi partisipatif pasif dimana peneliti datang
di tempat orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan
tersebut.36 Pendapat lain mengatakan bahwa observasi partisipatif ini
merupakan model pengamatan terlibat, dimana peneliti berusaha
menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan lingkungan sosial masyarakat
yang sedang diteliti.37 Peneliti mengadakan pengamatan langsung
terhadap pemilik dan pekerja, serta pemilik toko oleh-oleh disekitar
Kuningan.
b. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan
makna dalam suatu topik tertentu.38 Selama melakukan observasi
peneliti juga melakukan wawancara kepada orang-orang yang ada di
dalamnya. Dalam wawancara ini peneliti melakukan wawancara kepada

35
Toto Syatori Nasehuddien, Metodologi Penelitian Kualitatif, 101.
36
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 64.
37
Toto Syatori Nasehuddien, Metodologi Penelitian Kualitatif, 101.
38
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 72.
18

pemilik perusahaan CV. Mustika Flamboyant, pekerja dan pemilik toko


oleh-oleh disekitar Kuningan.
c. Dokumentasi
Data dokumenter adalah data yang diperoleh dari dokumen-
dokumen yang biasanya berupa dokumen tertulis, terekam, dan
gambar.39 Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian yaitu catatan-
catatan kecil dan gambar- gambar yang ditemukan oleh peneliti di
lapangan.
4. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti harus divalidasi
meliputi; pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan
terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek
penelitian-baik secara akademik maupun logikanya. Peneliti kualitatif
sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
temuannya.40
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif
bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh
selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang
dirumuskan dari data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara
berulang–ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis
tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila
berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan
teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut
berkembang menjadi teori.41

39
Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian,(Jakarta: Rajawali, 1990) , 132.
40
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 222.
41
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 89.
19

Analisis kualitatif diartikan sebagai usaha analisis berdasarkan kata-


kata yang disusun dalam bentuk teks yang diperluas, untuk menjelaskan
beberapa pertanyaan yang telah dirumuskan. Proses analisis data
kualitatif sesuai dengan petunjuk Miles dilakukan melalui “tiga alur
kegiatan yang terjadi bersamaan, yakni reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.”42
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data adalah data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup
banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya. Data yang telah direduksi akan
memberi gambaran yang jelas tentang sesuatu yang diteliti. Data hasil
reduksi mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data
43
selanjutnya dan mempermudah pencarian kembali jika diperlukan.
b. Data Display (Penyajian Data)
Penyajian data dilakukan setelah tahap reduksi. Dalam penelitian
kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori dan sebagainya. Dalam hal ini Miles
and Huberman mengemukakan bahwa yang paling sering digunakan
untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan
untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami.
c. Conclusion Drawing atau Verification (Penarikan Kesimpulan)
Simpulan awal masih bersifat sementara. Simpulan ini akan berubah
bila ditemukan bukti-bukti pendukung yang kuat selama proses
pengumpulan data berikutnya. Jika simpulan awal didukung oleh bukti-
bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan maka
simpulan yang dikemukakan di awal merupakan simpulan yang

42
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 224.
43
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 91
20

kredibel. Simpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab


rumusan masalah yang disusun sejak awal, mungkin juga tidak.44
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi yang dilakukan peneliti ada 5 bab
diantaranya:
Bab I Pendahuluan, pada bab ini secara garis besar berisi permasalahan
peneliti yaitu meliputi Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, Penelitian Terdahulu, Kerangka Pemikiran,
Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
Bab II Kajian Teori, pada bab ini menjelaskan secara ringkas tentang isi
dari berbagai referensi yang berhubungan dengan pokok pembahasan guna
mendukung penyusunan teori dan konsep. Referensi yang digunakan adalah buku-
buku, artikel dan jurnal imliah yang terdapat dari internet.
Bab III Kondisi Objektif CV. Mustika Flamboyant,dimana
pembahasan yang dimaksud meliputi profil CV. Mustika Flamboyant, proses
produksi dan pemasaran, aspek hukum dan sumber daya manusia.
Bab IV Analisis Strategi Bersaing Dalam Pengembangan Produk
Pada CV. Mustika Flamboyant, menguraikan hasil penelitian dan analisis data.
Hasil penelitian lapangan yaitu faktor internal dan eksternal perushaan, analisis
strategi bersaing dalam pengembangan produk dan analisis strategi bersaing
dalam pengembangan produk dalam pandangan Islam.
Bab V Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran, kesimpulan
merupakan pernyataan singkat tentang hasil analisis deskripsi dan pembahasan
tentang hasil pengetesan hipotesis yang telah dilakukan di bab sebelumnya. Saran
adalah suatu yang diberikan kepada pembaca yang didasarkan atas hasil temuan
dalam studi yang telah dilakukan dan bukan berupa pendapat atau tinjauan idealis
pribadi peneliti.

44
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 99

Anda mungkin juga menyukai