Anda di halaman 1dari 11

Strategi Bersaing dengan Kompetitor

oleh : RIANTO NURCAHYO, SE. MM


Setelah mempelajari dari pemaparan ini diharapakan peserta dapat

 Memahami tentang strategi yang harus diketahui oleh UMKM dalam bersaing dengan
Kompetitor
 Menerapkan strategi bersaing UMKM dengan kondisi nyata di lapangan
Kompetitor sebagai sarana belajar
“Kami menjadikan kompetitor itu sarana belajar. Dimana tentu ada uji pasar, jadi apa kelebihan dan
kekurangan kami dibandingkan dengan kompetitor. Dengan banyaknya bermunculan kompetitor justru
menjadi bahan referensi untuk terus berinovasi,” kata Angel kepada indotrading.com, Jumat (2/9/2016)
Product Executive PT Sari Ayu Indonesia, Angel Antameng

PENGANTAR
Dalam menjalankan bisnis, adanya persaingan pasar memang bukan hal yang baru. Baik usaha yang
memang memiliki peluang pasar cukup bagus, atau pun peluang usaha yang pasarnya tidak terlalu bagus..
Banyak cara yang mereka lakukan agar usahanya tidak kalah bersaing dengan peluang usaha lainnya,
sehingga masih bisa bertahan bahkan berkembang ditengah persaingan pasar yang semakin ramai

Tips memenangkan pasar untuk UMKM


 AMATI PASAR DAN KENALI PESAING ANDA
Dalam menghadapi KOMPETITOR, terlebih dulu lihatlah potensi pasar yang ada. Cari tau siapa pesaing
yang kompeten saat ini, sehingga Anda tidak salah langkah dalam menentukan strategi. Dengan
mengetahui siapa pesaing Anda, secara tidak langsung menentukan bagaimana cara menghadapinya.
Perubahan minat dan kebutuhan para konsumen, tentunya menjadi salah satu faktor penting yang perlu
Anda perhatikan.

 CIPTAKAN PRODUK YANG BERBEDA


Inovasi sangat penting. Dengan menciptakan produk yang unik dan belum ada dipasaran, maka produk
Anda memiliki nilai lebih dimata konsumen. Produk yang unik dan berbeda, memiliki ciri khas tertentu
dan daya tarik tersendiri bagi para konsumen. Sehingga mereka lebih mengenali produk Anda, dan
memilih produk tersebut dibandingkan produk lainnya yang ada dipasaran.

 TONJOLKAN KEUNGGULAN PRODUK ANDA


Dengan cara mempertahankan kualitas produk atau pelayanan prima selama ini maka Anda dapat
menawarkan produk kepada konsumen, sehingga loyalitas konsumen terhadap produk Anda, akan semakin
meningkat.

 PELAJARI KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PESAING


Dengan mengetahui ilustrasi menghadapi persaingan pasar kelebihan apa yang dimiliki pesaing Anda, dan
memanfaatkan kelemahan pesaing sebagai peluang untuk memenangkan persaingan pasar. Ciptakan
produk yang tidak diciptakan pesaing Anda, atau berikan pelayanan yang tidak disediakan oleh pesaing
Anda. Sebab dengan menawarkan apa yang tidak dimiliki pesaing, maka peluang Anda untuk
memenangkan pasar semakin terbuka.

 MEMPERTAHANKAN KEKUATAN PRODUK


Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan kompetitor Anda, ada baiknya bila Anda mempertahankan
kekuatan produk yang Anda miliki untuk menjaga loyalitas para konsumen. Kunci inilah yang
mengantarkan produk Pepsodent sampai hari ini berhasil menguasai pasar dan menjadi salah satu merek
pasta gigi yang banyak dipilih para konsumen.

 TAWARKAN HARGA BERSAING


Memberikan harga yang bersaing, bukan berarti Anda harus menurunkan harga dan memperbesar kerugian
usaha Anda. Strategi ini bisa Anda lakukan dengan cara, memberikan bonus untuk pembelian tertentu.
Misalnya bila pesaing Anda menjual produk dengan harga yang lebih murah, maka untuk menghadapinya
Anda bisa menawarkan bonus “beli 2 gratis 1”.

 PROMOSIKAN PRODUK ANDA


Cara ini masih sering digunakan para pelaku usaha, karena minat konsumen untuk berburu barang-barang
diskon masih sangat tinggi. Lihat saja event diskon besar-besaran sepatu dan sandal merk crocs, yang
tahun 2010 ini berhasil membuat salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta penuh antrian konsumen.

 BERANI AMBIL RESIKO


Untuk menarik minat konsumen, banyak pelaku usaha yang mengambil tantangan besar untuk
meningkatkan daya saing bisnisnya. Strategi ini bisa dijalankan para konsumen dengan menawarkan
inovasi-inovasi baru yang belum pernah ditemui para konsumen. Misalnya saja seperti memproduksi
barang atau jasa unik yang belum ada di pasaran, atau bisa juga mengadakan event promosi besar-besaran
yang melibatkan para konsumen

Indonesia telah memasuki era revolusi industri 4.0. Di era ini kecepatan dan ketepatan
menjadi kunci utama untuk bisa memenangkan persaingan. Hal ini berlaku di segala sektor
terutama sektor bisnis yang digeluti oleh pelaku UKM (Usaha Kecil Menengah) di tanah air.

Era revolusi industri 4.0 ini juga mendatangkan ancaman dengan mudahnya produk global
masuk ke Indonesia melalui e-commerce asing. Apalagi, mayoritas produk-produk tersebut
memiliki kemasan dan harga yang lebih menarik dari produk lokal. Seperti dari China yang
menawarkan berbagai produk menarik dengan harga menggoda.

Di satu sisi, ini bisa menjadi tantangan bagi pelapak lokal untuk bisa mengembangkan
produknya agar bisa bersaing dengan mereka.Beberapa hal tentunya harus disiapkan oleh
pelaku UKM agar bisa unggul berkompetisi di era industri 4.0. Apa saja yang harus
dilakukan UKM untuk bisa menjadi pemenang dalam persaingan era baru ini?

Melek Teknologi
Indonesia tengah menuju perkembangan revolusi industri 4.0, sehingga hal ini harus
ditangkap para pelaku UMKM sebagai peluang pasar. Pelaku atau pengusaha UKM harus
segera menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi sekarang. Jangan ketergantungan dengan
sistem berjualan secara langsung. Namun, harus merambah bisnis jualan online yang mulai
marak di Indonesia.

Dengan melek teknologi informasi, para pelaku UKM tidak hanya bisa memasarkan
produknya dengan cara konvensional, seperti memasarkan langsung. Bisa juga dengan
memanfaatkan jaringan internet atau aplikasi yang ada. Saat ini, sistem penjualan online
sangat menjamur di Indonesia. Jadi, pelaku UKM tentu harus mengikuti perkembangan
zaman supaya tidak ketinggalan.
Pola Kemitraan
Pola kemitraan menjadi salah satu hal yang bisa digunakan untuk UKM guna memperluas
pasar mereka. Kemitraan dilakukan UKM dengan menjadi pemasok bagi perusahaan-
perusahaan yang sudah stabil seperti UKM komponen yang bisa menjadi pemasok bagi Astra
Internasional. Pola ini juga bisa membuat UKM mendapatkan pasar yang stabil.

Dalam konteks kegiatan kali ini, kemitraan penting karena dua alasan. Pertama, di era yang
semakin mengglobal dewasa ini tidak ada entitas yang bisa sendirian dalam upaya survive
dan berkembang. Alasan kedua, berkaitan dengan revolusi industri 4.0 dengan perkembangan
teknologi informasi yang luar biasa yang mempengaruhi berbagai segi kehidupan masyarakat
termasuk selera konsumen kita.

Di era ini siapa yang lincah dalam mengantisipasi perkembangan teknologi lah yang akan
bertahan dan berkembang. Untuk itu, kolaborasi dan kerjasama justru sangat diperlukan bagi
para pelaku usaha dalam mengantisipasi dan mengatasi perkembangan teknologi informasi
ini. Sebab, dibandingkan saling sikut lebih baik bersinergi dan bermitra untuk mendapat hasil
yang lebih baik.

Kembangkan Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM)


Industri 4.0 dinilai mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas, sehingga akan terjadi
penurunan biaya produksi. Hal ini dapat menyebabkan harga produk tersebut turun, yang
pada akhirnya akan meningkatkan daya beli dan mudah dijangkau bagi kalangan
berpendapatan rendah.

Kuncinya industri 4.0 itu antara lain SDM dan infrastruktur digital. Di
dalam roadmap Making Indonesia 4.0, salah satu program prioritasnya adalah peningkatan
kualitas SDM. Sebab, talent menjadi kunci atau faktor penting untuk kesuksesan
implementasi industri 4.0. Kemampuan SDM yang mumpuni juga menjadi kunci agar bisa
memenangkan persaingan global.

Tingkatkan Kualitas Produk


Banyak bisnis yang bangkrut karena produknya tidak laku. Biasanya produk tersebut tidak
menarik orang untuk menggunakannya karena produknya sendiri kurang berkualitas, tidak
dapat memberikan nilai manfaat apapun terhadap penggunanya. Jadi, apapun bisnisnya yang
terpenting produk yang dihasilkan harus berkualitas karena itu adalah salah satu syarat
terpenting supaya bisnis dapat berjalan sukses.

Ada sejumlah cara untuk meningkatkan kualitas produk yang bisa diaplikasikan. Seperti,
cobalah untuk menyelesaikan 2 KPI (Key Performance Indicator) dalam waktu sehari. Hal
ini akan memacu kita untuk bekerja lebih keras lagi sehingga kemampuan optimal kita dapat
keluar. Biasanya salah satu hasil pekerjaan akan terlihat kesalahannya oleh tim kita,
sedangkan satunya lagi akan terlihat kesalahannya oleh orang-orang yang sudah
menggunakan produk tersebut.
Selain itu, kita juga bisa meminta para pelanggan untuk menceritakan pengalaman mereka
setelah menggunakan produk kita. Tanyakan masalah apa yang mereka alami dan apa yang
bisa kita lakukan untuk membantu mereka. Catatlah setiap masukan ataupun masalah dari
pengguna dan segera masukan dalam daftar hal-hal yang harus segera diselesaikan.

Sadar Hak Kekayaan Intelektual


UKM juga harus melek HKI (Hak Kekayaan Intelektual) dengan mendaftarkan merek
dagang. Di era globalisasi ini memang penting untuk mendaftarkan merek dagang karena
maraknya merek global yang bisa masuk ke Indonesia tanpa bisa dibendung. Merek bisa jadi
merupakan bentuk perlindungan HKI yang paling dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.

Merek atau juga biasa dikenal dengan istilah brand - adalah penanda identitas dari sebuah
produk barang atau jasa yang ada dalam perdagangan. Namun tidak hanya sebagai identitas
semata, merek juga berperan penting mewakili reputasi tidak hanya produknya, namun juga
penghasil dari produk barang/jasa yang dimaksud.

Barang atau jasa apapun yang kita butuhkan, lebih sering kita sebut dengan nama dagangnya
ketimbang nama generiknya. Contohnya, sebelum memulai aktivitas pagi hari, kita sarapan
Indomie ditemani secangkir teh Sari. Tak heran jika branding menjadi bagian yang sangat
penting dalam pemasaran suatu produk atau jasa.

Nah, sedangkan Hak Merek adalah bentuk perlindungan HKI yang memberikan hak eksklusif
bagi pemilik merek terdaftar untuk menggunakan merek tersebut dalam perdagangan barang
dan atau jasa, sesuai dengan kelas dan jenis barang atau jasa untuk mana merek tersebut
terdaftar.

Satu hal yang perlu dipahami adalah, pendaftaran Merek untuk memperoleh Hak Merek
bukan berarti izin untuk menggunakan merek itu sendiri. Siapapun berhak memakai merek
apapun didaftar ataupun tidak sepanjang tidak sama dengan merek terdaftar milik orang lain
di kelas dan jenis barang atau jasa yang sama.

Hanya saja, dengan merek terdaftar, si Pemilik merek punya hak melarang siapapun untuk
menggunakan merek yang sama dengan merek terdaftar miliknya tadi. Tentunya, untuk kelas
dan jenis barang atau jasa yang sama. Nah, sekarang sudah siapkah kalian pelaku usaha
untuk berkompetisi di era revolusi industri 4.0?
10 Permasalahan UKM dan
Cara Mudah untuk
Mengatasinya
by InterActive crew ~ 08 Februari 2019

Sebelum membahas 10 permasalahan UKM dan cara mengatasinya, coba kita


perhatikan data UKM terlebih dahulu.
Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia terus bertambah
setiap tahun. Di tahun 2018 ini saja, jumlah pengusaha UMKM diprediksi mencapai
58,97 juta orang. Bahkan, angka ini diprediksi terus meningkat di tahun 2019 nanti.
Peningkatan jumlah UMKM ini membawa pengaruh yang cukup baik bagi
perekonomian di Indonesia. Mulai dari penyerapan tenaga kerja hingga
peningkatan produk domestik bruto yang cukup besar, yaitu mencapai 60,34
persen di tahun 2018.
Tak heran, pemerintah menurunkan pajak UMKM menjadi 0,5 persen, agar geliat
bisnis UMKM semakin berkembang pesat.
Namun, apakah penurunan pajak telah membebaskan pengusaha dari segala
permasalahan UKM yang membelitnya?
Ternyata tidak.
Masih banyak para pengusaha UMKM terkendala modal usaha, strategi pemasaran,
hingga akses teknologi digital. Akibatnya, usaha mereka berjalan stagnan dan tidak
mengalami kemajuan yang signifikan.
Kali ini Intermezzo akan membahas 10 permasalahan krusial yang paling sering
dialami pengusaha UKM beserta cara mudah untuk mengatasinya.

1. Minimnya Modal Usaha Jadi Permasalahan UKM Paling Mendasar


Permasalahan UKM paling utama adalah minimnya modal usaha. Akibatnya, para
pengusaha tidak bisa menaikkan jumlah produksinya untuk mencapai omzet lebih
banyak.
Ide bisnis baru untuk perluasan usaha pun kerap kali harus disingkirkan jauh-jauh
karena permasalahan yang satu ini.
Akar masalah ini sebenarnya sangatlah klasik.
Para pengusaha UKM seringkali kesulitan dalam mencari modal pembiayaan dari
bank, karena banyaknya persyaratan yang belum terpenuhi.
Cara Mengatasi: Jika Anda mengalami masaah ini, kami memiliki solusi yang bisa
Anda terapkan untuk mengumpulkan modal usaha.
Anda bisa memanfaatkan berbagai lembaga pendanaan yang menawarkan modal
pembiayaan berbasis sistem equity crowd funding. Melalui fasilitas ini, Anda bisa
mendapatkan modal usaha dari orang-orang yang berminat untuk membiayai suatu
usaha, termasuk usaha skala kecil menengah (UKM).
Beberapa contoh pendanaan dengan sistem crowd funding antara lain:
Gandengtangan.com, Indiegogo.com, kolase.com, Akseleran.com, Koinworks.com,
dll.
Tentunya, ada beberapa syarat yang harus Anda lengkapi untuk mendapatkan
pendanaan dari berbagai perusahaan tersebut. Namun, syarat tersebut tidak
serumit jika Anda meminjam dana dari bank.
Cobalah berkunjung ke website penggalangan modal usaha bersangkutan jika Anda
ingin tahu syarat lengkap pengajuan modal usaha yang Anda inginkan.

2. Kurang Tahu Bagaimana Cara Membesarkan Bisnis


Permasalahan UKM selanjutnya adalah minimnya pengetahuan pengusaha UKM
tentang manajemen bisnis yang baik. Banyak pelaku UKM hanya fokus
memproduksi barang, tanpa memikirkan bagaimana strategi ekspansi bisnisnya
lebih besar lagi.
Akibatnya, pengusaha UKM kesulitan dalam meningkatkan level bisnisnya. Usaha
yang mereka jalankan tidak berkembang dan omzet yang didapat tidak mengalami
kenaikan.
Cara Mengatasi: Agar Anda selalu up to date dengan perkembangan strategi bisnis
terbaru, satu-satunya cara yang harus Anda lakukan adalah banyak membaca dan
belajar.
Anda bisa belajar dari pengalaman yang dibagikan oleh banyak pebisnis dunia
maupun lokal dari berbagai buku, situs berita, jejaring sosial, atau melalui seminar,
workshop, dll.
Selain itu, Anda juga sangat disarankan untuk bergabung ke suatu komunitas bisnis
yang dapat mempertemukan Anda dengan banyak praktisi bisnis lainnya.
Dengan begitu, Anda bisa saling berbagi pengetahuan, wawasan, dan pengalaman
bisnis Anda lebih luas lagi.
Baca Juga: Ingin Omzet UKM Anda Melejit? Lakukan 3 Langkah Jitu di Bawah ini!

3. Kurangnya Inovasi Produk


Dalam meningkatkan daya saing bisnisnya, seorang pengusaha UKM juga sering
mengalami kendala dalam melakukan inovasi produk.
Saat ini jumlah produk UKM yang mampu menembus pasar internasional masih
sangat sedikit sekali. Mengapa?
Salah satu penyebab sulitnya produk UKM bersaing di pasar mancanegara adalah
rendahnya daya saing produk.
Apalagi, jika dihubungkan dengan harga yang ditawarkan, produk UKM Indonesia
masih jauh dari kualitas yang ditawarkan produk luar negeri.
Cara Mengatasi: Untuk meningkatkan daya saing produk, para pelaku UKM harus
lebih kreatif dan inovatif dalam memproduksi barang. Agar produk Anda dilirik,
Anda harus menawarkan produk inovatif yang berbeda dengan produk sejenis
lainnya.
Jika Anda kesulitan dalam melakukan inovasi produk, maka kuncinya adalah jangan
pernah berhenti mencoba. Cobalah melakukan inovasi produk dengan menerapkan
formula atau cara produksi yang baru.

Anda juga harus membuka diri dan bergabung dengan pelatihan-pelatihan yang
diadakan oleh Kementrian Koperasi dan UKM serta perusahaan-perusahaan yang
memberi perhatian khusus kepada UKM.
Selain aktif mengikuti pelatihan, pelaku UKM juga harus aktif dalam menganalisa
produk kompetitor. Hal ini penting dilakukan untuk menganalisa harga, tren bisnis,
serta mencari ide inovatif yang bisa Anda terapkan untuk produk Anda.

4. Kesulitan Mendistribusikan Barang


Permasalahan UKM selanjutnya terletak pada masalah pendistribusian barang.
Selama ini banyak pelaku UKM kekurangan channel dalam mendistribusikan
produknya.
Kebanyakan hanya fokus mendistribusikan barang kepada beberapa kolega dan
pengepul yang dikenalnya saja. Tentu cara pemasaran seperti ini masih sangat
sederhana dan jangkauannya belum terlalu luas.
Cara Mengatasi: Aktiflah mengikuti pameran produk yang diadakan berbagai
lembaga pemerintah, swasta, maupun komunitas. Cara ini tidak ada salahnya Anda
coba untuk memperluas jangkauan pasar Anda.
Selain itu, cobalah melakukan kerjasama dengan berbagai merchant/ outlet yang
bisa membantu memasarkan produk Anda di toko mereka. Dengan begitu,
pendistribusian produk Anda bisa lebih luas dan menjangkau pasar yang lebih luas
juga.

5. Belum Memaksimalkan Pemasaran Online


Permasalahan UKM yang kelima ini masih berhubungan erat dengan poin keempat,
yaitu sulitnya mendistribusikan barang.
Salah satu faktor yang menyebabkan pendistribusian barang UKM kurang meluas
karena pengusaha belum melakukan pemasaran online.
Mungkin, beberapa pelaku UKM sudah memasarkan produknya secara online
melalui media sosial, situs marketplace, dll, akan tetapi dalam prakteknya masih
kurang maksimal. Sehingga, hasil yang didapat pun kurang maksimal.
Cara Mengatasi: Untuk memaksimalkan pemasaran online, hal utama yang harus
dilakukan pengusaha UKM adalah memilih saluran pemasaran online yang tepat,
lalu fokus memasarkan di saluran tersebut, dan terus mengoptimasinya.
Misalnya: seorang pengusaha kerajinan tangan sebaiknya memasarkan produknya
melalui Instagram. Memang tidak ada salahnya memasarkan produk tersebut ke
saluran lain, misalnya Facebook atau situs marketplace.
Namun, sebagai permulaan, sebaiknya fokus memasarkan di satu saluran saja. Lalu,
lakukan optimasi secara berkala agar pemasaran di saluran tersebut menghasilkan
peningkatan konversi.
Setelah fokus di satu saluran, Anda bisa lanjut mengoptimasi saluran yang lain,
sehingga penjualan produk Anda semakin meningkat.
Membuka peluang reseller/ dropshipper juga tidak ada salahnya untuk Anda coba.
Dengan semakin banyaknya orang yang mempromosikan produk Anda, maka
peluang terjadinya penjualan pun semakin besar.

6. Tidak Adanya Branding Adalah Permasalahan UKM yang Cukup Serius


Salah satu permasalahan UKM yang sering luput dari perhatian pengusaha UKM
adalah branding. Belum banyak pelaku UKM yang sadar akan pentingnya branding
bagi produk dan juga usahanya.
Sehingga, kebanyakan pelaku UKM hanya fokus menjual, menjual, dan menjual,
tanpa memikirkan bagaimana kualitas merk dari produknya.
Padahal, menjaga kualitas branding sangatlah penting dalam upaya membesarkan
bisnis UKM. Dengan kualitas branding yang baik, suatu produk akan lebih mudah
diingat khalayak. Sehingga peluang terjadinya penjualan pun semakin besar.
Cara Mengatasi: Untuk meningkatkan kualitas branding produk UKM Anda, langkah
pertama yang harus Anda lakukan adalah melakukan analisa SWOT (Strengths,
Weaknesses Opportunities, Threats) terhadap produk Anda.
Artinya, coba analisa apa saja kekuatan, kelemahan, serta peluang dan ancaman
terhadap produk Anda.
Dari hasil analisa tersebut, coba temukan hal yang paling menonjol dan yang paling
membedakan produk Anda dengan produk lain.
Setelah Anda temukan, cobalah untuk konsisten menonjolkan ciri khas produk Anda
sebagai materi promosi. Bagaimana konsistensi Anda dalam mempertahankan ciri
khas produk Anda inilah yang akan menentukan bagaimana kualitas brand / merk
Anda.

7. Tidak Melakukan Program Loyalitas Pelanggan


Tidak adanya program loyalitas pelanggan juga menjadi pemasalahn UKM yang
cukup krusial.
Kebanyakan pelaku UKM belum memiliki perhatian yang besar dalam membuat
program loyalitas pelanggan. Mulai dari promo reguler, pendaftaran member,
hingga komunitas pelanggan.
Padahal, menjaga loyalitas pelanggan sangatlah penting. Semakin sering pelaku
UKM melakukan program loyalitas pelanggan, maka loyalitas pelanggan pun akan
semakin menguat.
Dengan begitu, pelanggan akan lebih sering melakukan repeat order, dan bahkan
dengan sukarela mempromosikan produk Anda dari mulut ke mulut.
Cara Mengatasi: Untuk Anda yang belum tahu bagaimana cara melakukan program
loyalitas pelanggan yang baik, coba luangkan waktu sejenak untuk memikirkan ide
besarnya. Anda bisa mulai dengan mengadakan program promo. Misalnya: diskon,
cashback, giveaway, dll.
Selanjutnya, Anda juga coba rencanakan pendaftaran member untuk pelanggan
setia Anda. Misalnya: memberlakukan diskon khusus bagi member yang aktif, dsb.

8. Masih Mengandalkan Pembukuan Secara Manual


Banyak yang tidak sadar jika pembukuan secara manual menjadi permasalahan
UKM yang cukuo serius. Pembukuan secara manual ini rawan terjadinya kehilangan,
kerusakan, dan bahkan kesalahan rekap.
Sehingga, pengusaha tidak bisa menganalisa hasil penjualannya secara tepat.
Misalnya: jika laporan penjualan pada hari tertentu tiba-tiba hilang, maka laporan
penjualan keseluruhan pun akan amburadul.
Padahal, pembukuan yang baik adalah kunci evaluasi bisnis yang memadai.
Dengan pembukuan yang baik, Anda bisa menganalisa penjualan usaha Anda
secara lebih tepat sebagai pertmbangan untuk mengambil keputusan selanjutnya.
Selain itu, pembukuan yang baik juga menjadi syarat wajib untuk semua pengusaha
yang ingin meminjam modal usaha kepada bank.
Sehingga, kembali pada permasalahan nomor 1, jika pembukuan usaha Anda buruk,
maka dipastikan Anda kesulitan mendapatkan pinjaman modal usaha dari bank.
Cara Mengatasi: Sekarang mulai atur kembali cara Anda melakukan pembukuan
usaha setiap harinya. Tinggalkan cara manual dan mulailah melakukan pembukuan
secara otomatis dengan bantuan software.
Disini, kami ingin merekomendasikan Anda untuk menggunakan InterActive
MyProfit, sebuah aplikasi kasir online berbasis Android yang bisa merekap laporan
penjualan harian secara otomatis.
Dengan menggunakan InterActive MyProfit, Anda tidak perlu bingung bagaimana
melakukan rekap penjualan atau menghitung omzet harian. Karena laporan
penjualan Anda bisa otomatis tercetak melalui aplikasi.
Anda juga tidak perlu takut kehilangan laporan penjualan Anda, karena semua data
di aplikasi InterActive MyProfit dijamin lebih aman dengan fasilitas penyimpanan di
cloud server.
Tidak hanya itu saja, untuk Anda yang ingin mendapatkan laporan pembukuan
secara lebih detail (laba, rugi, pajak, dll), ada kabar baik kalau InterActive MyProfit
juga terintegrasi software akuntansi.
Sehingga, Anda tidak perlu bersusah payah menghitung laporan penjualan secara
manual. Dengan menggunakan InterActive MyProfit, Anda bisa dapatkan laporan
akuntansi secara otomatis.

9. Tidak Memiliki Mentor


Tanpa memiliki mentor bisnis, seorang pengusaha UKM akan kesulitan dalam
mengembangkan bisnisnya lebih besar lagi. Pengetahuannya seputar bisnis
menjadi terbatas dan dia akan kesulitan dalam melakukan inovasi produk.
Cara Mengatasi: Untuk mengatasi permasalahan UKM yang satu ini, maka Anda
harus memiliki mentor bisnis yang bisa membimbing Anda lebih baik lagi dalam
menjalankan usaha.
Memiliki mentor bisnis tidak berarti mengharuskan Anda untuk bersekolah bisnis
atau bergabung dengan pelatihan eksklusif khusus pebisnis.
Yang terpenting, Anda harus tetap aktif untuk belajar keilmuan bisnis dari ahlinya.
Bagaimana caranya? Kami telah jelaskan di poin kedua, bahwa Anda bisa belajar
dari buku, situs berita, atau media sosial para ahli bisnis.
Anggaplah mereka sebagai mentor pribadi Anda, dan aktiflah belajar dari mereka.

10. Tidak Memiliki Izin Usaha Resmi


Permaslahan UKM yang kesepuluh yaitu tidak adanya izin usaha resmi, sehingga
menghambat laju usaha Anda. Jika Anda ingin mengembangkan usaha Anda
menjadi lebih besar lagi, maka sudah waktunya Anda mengurus izin resmi untuk
usaha Anda.
Cara Mengatasi: Carilah informasi mengenai prosedur mengurus perizinan usaha,
lalu terapkan caranya satu per satu. Jika Anda masih bingung, Anda bisa
berkonsultasi terlebih dahulu pada ahlinya. Sehingga, Anda tidak perlu takut salah
dalam melangkah.
Demikian pembahasan tentang 10 permaslaahan krusial pengusaha UKM beserta
cara mengatasinya. Sekarang, coba analisa usaha Anda. Dari 10 permasalahan di
atas, manakah yang mengganggu pengembangan usaha Anda? Setelah Anda
temukan permasalahan tersebut, coba atasi dengan alternatif pennyelesaian
masalah yang kami tawarkan. Semoga bermanfaat.
Home Industry Home Indrustry menurut Khumalasari (2011) adalah Home berarti rumah, tempat
tinggal, ataupun kampung halaman. Sedang Industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha
produk barang dan ataupun perusahaan. Singkatnya, Home Industry (atau biasanya ditulis/dieja
dengan “Home Industri”) adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan
sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah. Menurut Yudha
(2012) yang terdapat di blognya pengertian Industry adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan
bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
Dimaksud home Industry disini yaitu home industry yaitu usaha yang dilakukan di rumah dari bahan
mentah mnjadi barang yang siap untuk di psarkan ketangan konsumen seperti yang dilakukan oleh
pengusaha batik

Anda mungkin juga menyukai