Memahami tentang strategi yang harus diketahui oleh UMKM dalam bersaing dengan
Kompetitor
Menerapkan strategi bersaing UMKM dengan kondisi nyata di lapangan
Kompetitor sebagai sarana belajar
“Kami menjadikan kompetitor itu sarana belajar. Dimana tentu ada uji pasar, jadi apa kelebihan dan
kekurangan kami dibandingkan dengan kompetitor. Dengan banyaknya bermunculan kompetitor justru
menjadi bahan referensi untuk terus berinovasi,” kata Angel kepada indotrading.com, Jumat (2/9/2016)
Product Executive PT Sari Ayu Indonesia, Angel Antameng
PENGANTAR
Dalam menjalankan bisnis, adanya persaingan pasar memang bukan hal yang baru. Baik usaha yang
memang memiliki peluang pasar cukup bagus, atau pun peluang usaha yang pasarnya tidak terlalu bagus..
Banyak cara yang mereka lakukan agar usahanya tidak kalah bersaing dengan peluang usaha lainnya,
sehingga masih bisa bertahan bahkan berkembang ditengah persaingan pasar yang semakin ramai
Indonesia telah memasuki era revolusi industri 4.0. Di era ini kecepatan dan ketepatan
menjadi kunci utama untuk bisa memenangkan persaingan. Hal ini berlaku di segala sektor
terutama sektor bisnis yang digeluti oleh pelaku UKM (Usaha Kecil Menengah) di tanah air.
Era revolusi industri 4.0 ini juga mendatangkan ancaman dengan mudahnya produk global
masuk ke Indonesia melalui e-commerce asing. Apalagi, mayoritas produk-produk tersebut
memiliki kemasan dan harga yang lebih menarik dari produk lokal. Seperti dari China yang
menawarkan berbagai produk menarik dengan harga menggoda.
Di satu sisi, ini bisa menjadi tantangan bagi pelapak lokal untuk bisa mengembangkan
produknya agar bisa bersaing dengan mereka.Beberapa hal tentunya harus disiapkan oleh
pelaku UKM agar bisa unggul berkompetisi di era industri 4.0. Apa saja yang harus
dilakukan UKM untuk bisa menjadi pemenang dalam persaingan era baru ini?
Melek Teknologi
Indonesia tengah menuju perkembangan revolusi industri 4.0, sehingga hal ini harus
ditangkap para pelaku UMKM sebagai peluang pasar. Pelaku atau pengusaha UKM harus
segera menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi sekarang. Jangan ketergantungan dengan
sistem berjualan secara langsung. Namun, harus merambah bisnis jualan online yang mulai
marak di Indonesia.
Dengan melek teknologi informasi, para pelaku UKM tidak hanya bisa memasarkan
produknya dengan cara konvensional, seperti memasarkan langsung. Bisa juga dengan
memanfaatkan jaringan internet atau aplikasi yang ada. Saat ini, sistem penjualan online
sangat menjamur di Indonesia. Jadi, pelaku UKM tentu harus mengikuti perkembangan
zaman supaya tidak ketinggalan.
Pola Kemitraan
Pola kemitraan menjadi salah satu hal yang bisa digunakan untuk UKM guna memperluas
pasar mereka. Kemitraan dilakukan UKM dengan menjadi pemasok bagi perusahaan-
perusahaan yang sudah stabil seperti UKM komponen yang bisa menjadi pemasok bagi Astra
Internasional. Pola ini juga bisa membuat UKM mendapatkan pasar yang stabil.
Dalam konteks kegiatan kali ini, kemitraan penting karena dua alasan. Pertama, di era yang
semakin mengglobal dewasa ini tidak ada entitas yang bisa sendirian dalam upaya survive
dan berkembang. Alasan kedua, berkaitan dengan revolusi industri 4.0 dengan perkembangan
teknologi informasi yang luar biasa yang mempengaruhi berbagai segi kehidupan masyarakat
termasuk selera konsumen kita.
Di era ini siapa yang lincah dalam mengantisipasi perkembangan teknologi lah yang akan
bertahan dan berkembang. Untuk itu, kolaborasi dan kerjasama justru sangat diperlukan bagi
para pelaku usaha dalam mengantisipasi dan mengatasi perkembangan teknologi informasi
ini. Sebab, dibandingkan saling sikut lebih baik bersinergi dan bermitra untuk mendapat hasil
yang lebih baik.
Kuncinya industri 4.0 itu antara lain SDM dan infrastruktur digital. Di
dalam roadmap Making Indonesia 4.0, salah satu program prioritasnya adalah peningkatan
kualitas SDM. Sebab, talent menjadi kunci atau faktor penting untuk kesuksesan
implementasi industri 4.0. Kemampuan SDM yang mumpuni juga menjadi kunci agar bisa
memenangkan persaingan global.
Ada sejumlah cara untuk meningkatkan kualitas produk yang bisa diaplikasikan. Seperti,
cobalah untuk menyelesaikan 2 KPI (Key Performance Indicator) dalam waktu sehari. Hal
ini akan memacu kita untuk bekerja lebih keras lagi sehingga kemampuan optimal kita dapat
keluar. Biasanya salah satu hasil pekerjaan akan terlihat kesalahannya oleh tim kita,
sedangkan satunya lagi akan terlihat kesalahannya oleh orang-orang yang sudah
menggunakan produk tersebut.
Selain itu, kita juga bisa meminta para pelanggan untuk menceritakan pengalaman mereka
setelah menggunakan produk kita. Tanyakan masalah apa yang mereka alami dan apa yang
bisa kita lakukan untuk membantu mereka. Catatlah setiap masukan ataupun masalah dari
pengguna dan segera masukan dalam daftar hal-hal yang harus segera diselesaikan.
Merek atau juga biasa dikenal dengan istilah brand - adalah penanda identitas dari sebuah
produk barang atau jasa yang ada dalam perdagangan. Namun tidak hanya sebagai identitas
semata, merek juga berperan penting mewakili reputasi tidak hanya produknya, namun juga
penghasil dari produk barang/jasa yang dimaksud.
Barang atau jasa apapun yang kita butuhkan, lebih sering kita sebut dengan nama dagangnya
ketimbang nama generiknya. Contohnya, sebelum memulai aktivitas pagi hari, kita sarapan
Indomie ditemani secangkir teh Sari. Tak heran jika branding menjadi bagian yang sangat
penting dalam pemasaran suatu produk atau jasa.
Nah, sedangkan Hak Merek adalah bentuk perlindungan HKI yang memberikan hak eksklusif
bagi pemilik merek terdaftar untuk menggunakan merek tersebut dalam perdagangan barang
dan atau jasa, sesuai dengan kelas dan jenis barang atau jasa untuk mana merek tersebut
terdaftar.
Satu hal yang perlu dipahami adalah, pendaftaran Merek untuk memperoleh Hak Merek
bukan berarti izin untuk menggunakan merek itu sendiri. Siapapun berhak memakai merek
apapun didaftar ataupun tidak sepanjang tidak sama dengan merek terdaftar milik orang lain
di kelas dan jenis barang atau jasa yang sama.
Hanya saja, dengan merek terdaftar, si Pemilik merek punya hak melarang siapapun untuk
menggunakan merek yang sama dengan merek terdaftar miliknya tadi. Tentunya, untuk kelas
dan jenis barang atau jasa yang sama. Nah, sekarang sudah siapkah kalian pelaku usaha
untuk berkompetisi di era revolusi industri 4.0?
10 Permasalahan UKM dan
Cara Mudah untuk
Mengatasinya
by InterActive crew ~ 08 Februari 2019
Anda juga harus membuka diri dan bergabung dengan pelatihan-pelatihan yang
diadakan oleh Kementrian Koperasi dan UKM serta perusahaan-perusahaan yang
memberi perhatian khusus kepada UKM.
Selain aktif mengikuti pelatihan, pelaku UKM juga harus aktif dalam menganalisa
produk kompetitor. Hal ini penting dilakukan untuk menganalisa harga, tren bisnis,
serta mencari ide inovatif yang bisa Anda terapkan untuk produk Anda.