PERSAINGAN USAHA
Disusun Oleh:
Para pelaku usaha tidak dapat menghindari persaingan. Untuk mendapatkan simpati dari
pelanggan dan membuat produknya menjadi incaran pelanggan, bisnis harus bersaing.
Produk yang bagus, murah, dan penuh inovasi telah dihasilkan oleh persaingan bisnis ini,
yang telah diincar oleh konsumen untuk dibeli karena dapat diandalkan dan berkualitas tinggi
dibandingkan dengan produk lain dalam kategori ini.
Jika persaingan usaha ini tidak diawasi, tindakan yang tidak sehat dari pelaku usaha dapat
menyebabkan kerusakan masyarakat.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dibentuk oleh UU untuk mengawasi bagaimana
para pelaku usaha bersaing dalam menghasilkan produk dan memastikan kompetisi yang
sehat, yang diharapkan akan menghasilkan efisiensi perekonomian. Kami juga ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua orang yang telah memberikan kritik dan
saran untuk pembuatan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL...................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
1.1 Latar belakang ...........................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah...................................................................................................... 4
1.3 Tujuan pembahasan................................................................................................... 4
BAB II PERSAINGAN USAHA............................................................................................. 5
2.1 Pengertian persaingan usaha.................................................................................... 5
2.2 Tujuan pengaturan persaingan usaha...................................................................... 5
BAB III MENGUKUR DAN MENEGAKAN PERSAINGAN USAHA............................. 6
3.1 Komisi pengawas persaingan usaha......................................................................... 6
3.2 Tindakan yang dilarang ;pasar, alat ukur persaingan usaha .................................... 6
3.3 Penerapan pendekatan “ PER SE ILLEGAL” dan “RULE OF REASON”
dalam hukum persaingan . 6
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................. 7
4.1 Simpulan................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
Sifat dasar manusia adalah persaingan untuk mendapatkan perhatian dari pihak
yang dituju. Frase "homo homini lupus" dapat digunakan untuk menggambarkan
persaingan antara manusia.
Sifat dasar manusia tanpa dibatasi oleh etika dan norma akan menyebabkan
malapetaka bagi manusia sendiri, menyebabkan ketidakharmonisan dalam masyarakat,
yang pada gilirannya akan menyebabkan musnahnya umat manusia.
Dalam dunia bisnis, persaingan antara pelaku usaha selalu ada. Tujuan
persaingan adalah untuk menarik perhatian pelanggan, sehingga pelanggan ingin membeli
barang atau jasa yang diproduksi oleh pesaing.
Ini masih merupakan persaingan antar pelaku usaha yang wajar. Namun, jika
persaingan tersebut dilakukan dengan cara yang tidak adil, maka akan menyebabkan
kompetitor mengalami kerugian, bahkan mungkin hancur atau bangkrut. Jika kompetitor
hancur atau bangkrut, tidak akan ada lagi pesaing di pasar yang bersangkutkan, yang akan
memungkinkan bisnis monopoli di pasar tersebut.
BAB II
PERSAINGAN USAHA
1. Menciptakan Nilai Tambah untuk Konsumen: Salah satu tujuan utama persaingan usaha
adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menyediakan produk
atau layanan yang berkualitas, inovatif, dan sesuai dengan preferensi mereka. Untuk
memperoleh keunggulan kompetitif di pasar, perusahaan berusaha untuk menciptakan
nilai tambah bagi konsumen.
3. Menghasilkan Keuntungan yang Maksimal: Salah satu tujuan utama setiap perusahaan
adalah untuk memperoleh keuntungan. Persaingan usaha mendorong bisnis untuk
mengurangi biaya dan meningkatkan pendapatan untuk mencapai tingkat keuntungan yang
paling tinggi. Ini termasuk menggunakan strategi harga yang tepat, mengelola biaya
operasional, dan meningkatkan efisiensi rantai pasokan.
Pemboikotan
Pemboikotan yang secara tegas dilarang oleh Pasal 10 Undang-undang Nomor 5
tahun 1999 adalah pemboikotan yang dilakukan dengan perjanjian. Padahal sebetulnya
boikot dapat dilakukan oleh pelaku tunggal, tanpa adanya perjanjian. Berdasarkan
ketentuan Pasal 10 , pemboikotan dapat berwujud dalam dua bentuk :
1. Perjanjian horisontal (antar pelaku usaha ) yang potensial menghalangi pelaku
usaha lain memproduksi barang yang sama untuk tujuan pasar dalam maupun luar
negeri (pasal 10 ayat (1)
2. perjanjian horisontal guna menolak menjual setiap barang atau jasa dari pelaku
usaha lain ( Pasal 10 ayat (2).
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat menggunakan kedua pendekatan yang memiliki perbedaan ekstrim
tersebut. Sebagai contoh, pasal-pasalnya mengandung kata-kata "yang dapat mengakibatkan"
dan "patut diduga", yang menunjukkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
menentukan apakah suatu tindakan dapat mengakibatkan praktik monopoli yang menghambat
persaingan.
Dalam kasus di mana istilah "dilarang" tidak disertai dengan anak kalimat "yang dapat
mengakibatkan...", metode per se illegal biasanya digunakan. Akibatnya, pemeriksaan
terhadap berbagai undang-undang bisnis, seperti kartel (Pasal 11) dan praktek monopoli
(Pasal 17), dianggap menggunakan pendekatan rule of reason, sementara pemeriksaan
terhadap perjanjian penetapan harga (Pasal 5) dianggap menggunakan pendekatan per se
ilegal.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pelaku usaha adalah setiap individu atau badan usaha, baik badan hukum maupun bukan
badan hukum, yang didirikan atau berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah
hukum Republik Indonesia, baik secara individu maupun bersama-sama melalui perjanjian
untuk menjalankan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.
Produsen barang atau jasa berusaha untuk menarik perhatian konsumen sehingga mereka
ingin membeli barang atau jasa tersebut. Dari sudut pandang ekonomi, persaingan usaha
dibagi menjadi persaingan murni dan persaingan sempurna. Salah satunya bisa murni dan
sempurna, dan yang lainnya bisa murni tetapi tidak sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Amran, Nen, 1998, Pendekatan Analisis Ekonomi Terhadap Pengembangan Sistim
Hukum Nasional Dalam Rangka Globalisasi, Bapenas – FH Unpad, Bandung.
Anonim, 2003, Cetak Biru Pembaharuan Mahkamah Agung RI, Mahkamah Agung, RI,
Jakarta.
Anderson Jr, Thomas J, 1958, Our Competitive System and Public Poliicy, Cincinnati,
South Western Publishing Company. Azhari, M. Tahir, 1992, Negara Hukum, Bulan
Bintang, Jakarta.
Arinanto, Satya dan Ninuk Triyanti (ed), 2009, Memahami Hukum, Rajawali Press,
Jakarta. Badrulzaman, Mariam Darus, 1994, Aneka Hukum Bisnis, Alumni, Bandung.