Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN PEMASARAN

“Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan”

OLEH :

KELOMPOK 5
1) Fikri Khaikal ( 7201143003 )
2) Luthfiah Putri ( 7201143005 )
3) Tiara Khairina ( 7201143010 )

PROGAM STUDI S1 PENDIDIKAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN KELOMPOK 5 3


KATA PENGANTAR

Perkembangan bisnis yang semakin dinamis saat sekarang, membuat semakin banyak
perusahaan manufaktur ataupun jasa yang didirikan, yang mendorong tingkat persaingan
yang semakin ketat dan sangat kompleks.

Keadaan pasar yang berlaku saat ini bukan lagi pasar penjual tetapi menjadi pasar
pembeli, dimana penjual yang mencari pembeli, bukan pembeli yang mencari penjual,
konsumen dalam hal ini adalah raja yang harus dilayani secara baik. Secara umum
perusahaan menerapkan strategi bisnis kombinasi antara strategi offensive dan defensive.
Dimana strategi offensive perlu ditujukan untuk meraih atau memperoleh pelanggan baru
untuk meningkatkan pangsa pasar. Sedangkan strategi defensive berusaha untuk mengurangi
kemungkinan konsumen yang lari dan beralihnya konsumen atau pelanggan perusahaan ke
pesaing.

Strategi untuk mencapai dan menciptakan kepuasan pelanggan dan loyalitas


pelanggan menyebabkan perusahaan harus berusaha keras dan mengeluarkan biaya yang
cukup tinggi dalam usaha merebut pelanggan atau konsumen yang setia atau loyal kepada
perusahaan. Dampak kepuasan pelanggan terhadap loyalitas konsumen dan pembelian ulang
berbedabeda setiap perusahaan. Pelanggan yang puas cenderung menjadi pelanggan yang
loyal.

Medan, September 2021

Kelompok 5

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN KELOMPOK 5 3


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 4

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................4

B. Rumusan Masalah................................................................................................... 4

C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 5-13

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 14

A. Kesimpulan........................................................................................................... 14

B. Saran......................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 15

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN KELOMPOK 5 3


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini, perusahaan menghadapi era persaingan yang paling hebat. Meskipun
demikian, dengan beralih dari filosofi produk dan penjualan ke filosofi pemasaran
holistik, perusahaan akan mendapatkan peluang yang lebih baik untuk memenangkan
persaingan. Dasar dari orientasi pemasaran yang dibentuk dengan baik adalah
pelanggan yang kuat. Pemasar harus berhubungan dengan pelanggan –
menginformasikan, melibatkan diri, dan mungkin bahkan mendorong mereka
melakukan proses tersebut. John Chambers, CEO Cisco Systems, mengungkapkannya
dengan baik ketika ia menyarankan untuk “Membuat pelanggan Anda menjadi pusat
budaya Anda.” Perusahaan yang berpusat pada pelanggan mempunyai keahlian dalam
membangun hubungan pelanggan, bukan hanya produk; mereka ahli dalam rekayasa
pasar; bukan hanya dalam rekayasa produk. Selanjutnya, bagaimana penjelasan dan
penjabaran lebih lanjut, maka dibuatlah makalah oleh penulis dengan judul
“Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan.”

B. Rumusan Masalah

1) Bagaimana arti dari nilai, kepuasan, dan loyalitas pelanggan, dan


bagaimana cara perusahaan menghantarkan ketiga hal tersebut?

2) Apakah arti nilai seumur hidup pelanggan dan bagaimana cara


pemasar memaksimalkannya?

3) Bagaimana perusahaan dapat mengembangkan hubungan pelanggan yang


kuat?

4) Bagaimana perusahaan dapat menarik sekaligus mempertahankan pelanggan?

C. Tujuan Masalah

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui apa yang
telah dirumuskan di atas.

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN KELOMPOK 5 3


BAB II

PEMBAHASAN

1. Membangun Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan

Menciptakan pelanggan yang loyal adalah inti dari setiap bisnis. Berikut ini
pernyataan ahli pemasaran, Don Peppers dan Martha Rogers: Satu-satunya nilai yang
dapat diciptakan perusahaan adalah nilai yang berasal dari pelanggan. Itu adalah semua
nilai yang Anda miliki sekarang dan nilai yang akan Anda miliki di masa depan. Suatu
bisnis disebut sukses jika berhasil mendapatkan, mempertahankan, dan menumbuhkan
pelanggan. Beberapa perusahan didirikan dengan model bisnis dimana pelanggan
ditempatkan diatas, dan advokasi pelanggan memjadi strategi mereka dan juga
keunggulan kompetitif mereka. Pelanggan merupakan satu-satunya alasan perusahaan
membangun pabrik, mempekerjakan karyawan, menjadwalkan rapat, membuat jalur serat
optik, atau melibatkan diri dalam aktifitas bisnis apapun. Tanpa pelanggan, Anda tidak
mempunyai bisnis.

Dengan kemunculan teknologi digital seperti internet, konsumen yang semakin pandai
mengharapkan perusahaan melakukan lebih banyak hal dari pada sekedar berhubungan
dengan mereka, lebih ari sekedar memuaskan mereka, dan bahkan lebih dari sekedar
menyenangkan para pelanggan.. Pengorbanan waktu adalah pengorbanan yang harus
bergantung pada berapa lama seorang pelanggan perlu mengkonsumsi produk atau
layanan tertentu. Sementara pengorbanan energi tergantung pada tingkat kenyamanan
pelanggan dalam mengonsumsi produk atau layanan tertentu, pengorbanan psikologis
kekecewaan konsumen ketika mengonsumsi produk atau layanan tertentu. Tingkat
frustrasi yang harus dihadapi.

A. Nilai yang Dipersepsikan Pelanggan

Nilai yang dipersepsikan pelanggan (CPV – Customer Perceived Value) adalah selisih
antara penilaian pelanggan prospektif atas semua manfaat dan biaya dari suatu penawaran
terhadap alternatifnya. Total manfaat pelanggan (total customer benefit) adalah nilai moneter
kumpulan manfaat ekonomi, fungsional, dan psikologis yang diharapkan dari suatu
penawaran pasar yang disebabkan oleh produk, jasa, personel, dan citra yang terlibat. Total
biaya pelanggan (total customer cost) adalah kumpulan biaya yang dipersepsikan yang
diharapkan pelanggan untuk dikeluarkan dalam mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan,
dan menyingkirkan suatu penawaran pasar, termasuk biaya moneter, waktu, energi, dan
psikologis.

B. Menerapkan Konsep Nilai

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN KELOMPOK 5 3


Sering kali, manajer mengadakan analisis nilai pelanggan untuk mengungkapkan
kekuatan dan kelemahan perusahaan relatif terhadap kekuatan dan kelemahan berbagai
pesaingnya. Langkah-langkah dalam analisis ini adalah :

1. Mengidentifikasi atribut dan manfaat utama yang dinilai pelanggan. Pelanggan


ditanyai apa tingkat atribut, manfaat, dan kinerja yang mereka cari dalam memilih
produk dan penyedia layanan.

2. Menilai arti penting kuantitatif dari atribut dan manfaat yang berbeda.
Pelanggan diminta memeringkat arti penting berbagai atribut dan manfaat. Jika
peringkat mereka jauh berbeda, pemasar harus mengelompokkan mereka ke dalam
berbagai segmen.

3. Menilai kinerja perusahaan dan pesaing berdasarkan nilai pelanggan yang


berbeda dan membandingkannya dengan peringkat arti pentingnya. Pelanggan
menggambarkan di tingkat mana mereka melihat kinerja perusahaan dan pesaing pada
setiap atribut dan manfaat.

4. Mempelajari bagaimana pelanggan dalam segmen tertentu menentukan


peringkat kinerja perusahaan terhadap pesaing utama tertentu berdasarkan
suatu atribut atau manfaat. Jika tawaran perusahaan melebihi tawaran pesaing atas
semua atribut dan manfaat penting, perusahaan dapat mengenalkan harga yang lebih
tinggi (sehingga menghasilkan laba yang lebih tinggi), atau perusahaan dapat
mengenakan harga yang sama dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih banyak.

5. Mengamati nilai pelanggan sepanjang waktu. Secara berkala, perusahaan harus


mengulangi studi nilai pelanggan dan posisi pesaing ketika terjadi perubahan dalam
hal ekonomi, teknologi, dan fitur.

Pembeli beroperasi dalam berbagai batasan dan kadang membuat pilihan yang lebih
condong pada manfaat pribadi mereka daripada pada manfaat perusahaan. Nilai yang
dipersepsikan pelanggan merupakan kerangka kerja berguna yang diterapkan dalam banyak
situasi dan menghasilkan pandangan yang kaya. Berikut ini implikasinya:

Pertama, penjual harus menilai total manfaat pelanggan dan total biaya pelanggan yang
berhubungan dengan tawaran tiap pesaing untuk mengetahui bagaimana peringkat tawaran
penjual dalam pikiran pembeli.

Kedua, penjual yang berada pada keadaan nilai yang dipersepsikan pelanggan yang tidak
menguntungkan mempunyai dua alternatif: meningkatkan total manfaat pelanggan atau
mengurangi total biaya pelanggan. Alternatif pertamanya, memperkuat atau menambah
manfaat ekonomi, fungsional, dan psikologis dari produk, jasa, personel, dan citra yang
ditawarkan. Alternatif keduanya, mengurangi biaya pembeli melalui pengurangan harga atau
biaya kepemilikan dan pemeliharaan, menyederhanakan proses pemesanan dan pengiriman,
atau menyerap sejumlah risiko pembeli dengan menawarkan jaminan.

C. Menghantarkan Nilai Pelanggan yang Tinggi

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN KELOMPOK 5 3


Konsumen mempunyai beragam tingkat loyalitas terhadap merek, toko, dan
perusahaan tertentu. Oliver mendefinisikan loyalitas (loyality) sebagai “Komitmen yang
dipegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk atau jasa yang
disukai di masa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan
pelanggan beralih.

Proposisi (penawaran) nilai (value prposition) terdiri dari seluruh kelompok manfaat
yang dijanjikan perusahaan untuk dihantarkan; proposisi nilai melebihi sekedar positioning
inti penawaran. Proposisi nilai adalah pernyataan tentang pengalaman yang akan didapatkan
pelanggan dari penawaran pasar perusahaan dan dari hubungan mereka dengan pemasok.
Merek harus mempresentasikan janji tentang pengalaman total yang dapat diharapkan
pelanggan. Ditepati atau tidak janji itu tergantung pada kemampuan perusahaan untuk
mengelola sistem penghantaran nilainya. Sistem penghantaran nilai (value delivery system)
meliputi semua pengalaman yang akan didapatkan pelanggan dalam proses memperoleh dan
menggunakan penawaran. Inti dari sistem penghantaran nilai yang baik adalah sekumpulan
proses bisnis inti yang membantu perusahaan menghantarkan nilai konsumen yang berbeda.

D. Total Kepuasan Pelanggan

Secara umum, kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (hasil) terhadap
ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Jika
kinerja sesuai ekspektasi, pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi ekspektasi, pelanggan
akan sangat puas. Penilaian pelanggan atas kinerja produk tergantung pada banyak faktor,
terutama jenis hubungan loyalitas yang dimiliki pelanggan dengan sebuah merek. Konsumen
sering membentuk persepsi yang lebih menyenangkan tentang sebuah produk dengan merek
yang sudah mereka anggap positif.

Perusahaan yang berpusat pada pelanggan, berusaha menciptakan kepuasan


pelanggan yang tinggi, tetapi itu bukan tujuan akhirnya. Jika perusahaan meningkatkan
kepuasan pelanggan dengan menurunkan harganya atau meningkatkan pelayanannya,
mungkin laba akan menurun. Perusahaan mungkin dapat meningkatkan profitabilitasnya
dengan cara lain selain peningkatan kepuasan (misalnya dengan meningkatkan proses
manufaktur atau berinvestasi lebih banyak dalam R & D). Perusahaan juga mempunyai
banyak stakeholder (pemangku kepentingan), termasuk karyawan, penyalur, pemasok, dan
pemegang saham. Menghabiskan lebih banyak usaha untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan bisa mengalihkan dana dari peningkatan kepuasan “mitra” lainnya. Terakhir,
perusahaan harus beroperasi pada filosofi bahwa perusahaan berusaha menghantarkan tingkat
kepuasan pelanggan yang lebih tinggi sekaligus menghantarkan tingkat kepuasan yang bisa
diterima oleh pemangku/ pemegang kepentingan lainnya, berdasarkan total sumber dayanya.

Bagaimana pembeli membentuk ekspektasi mereka? Ekspektasi berasal dari


pengalaman pembelian masa lalu; nasihat teman dan rekan; serta informasi dan janji pemasar
dan pesaing. Jika pemasar meningkatkan ekspektasi terlalu tinggi, pembeli akan kecewa.
Meskipun demikian, jika perusahaan menetapkan ekspektasi terlalu rendah, perusahaan tidak
akan menarik cukup pembeli (meskipun perusahaan akan dapat memuaskan mereka yang

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN KELOMPOK 5 3


membeli). Beberapa perusahaan paling sukses saat ini meningkatkan ekspektasi dan
menghantarkan kinerja yang sesuai harapan.

Keputusan pelanggan untuk bersikap loyal atau bersikap tidak loyal merupakan
akumulasi dari banyak masalah kecil perusahaan. Sekarang banyak perusahaan berusaha
menciptakan “pengalaman pelanggan bermerek.”

E. Mengamati Kepuasan

Banyak perusahaan secara sistematis mengukur seberapa baik mereka


memperlakukan pelanggan mereka, mengenali faktor-faktor yang membentuk kepuasan, dan
melakukan perubahan dalam operasi dan pemasaran mereka sebagai akibatnya.

Perusahaan akan bertindak bijaksana dengan mengukur kepuasan pelanggan secara


teratur, karena salah satu kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah kepuasan
pelanggan. Pelanggan yang sangat puas biasanya tetap setia untuk waktu yang lebih lama,
membeli lagi ketika perusahaan memperkenalkan produk baru dan memperbaharui produk
lama, membicarakan hal-hal baik tentang perusahaan dan produknya kepada orang lain, tidak
terlalu memperhatikan merek pesaing dan tidak terlalu sensitif terhadap harga, menawarkan
ide produk atau jasa kepada perusahaan, dan biaya pelayanannya lebih murah dibandingkan
pelanggan baru karena transaksi dapat menjadi hal rutin. Kepuasan pelanggan lebih besar
juga berhubungan dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dan risiko yang lebih
rendah di pasar saham.

Ketika pelanggan menilai kepuasan mereka berdasarkan elemen kinerja perusahaan –


misalnya pengiriman, perusahaan harus menyadari bahwa pelanggan mempunyai cara yang
bervariasi dalam mendefinisikan kinerja yang baik. Pengiriman yang baik bisa berarti
pengiriman dini, pengiriman tepat waktu, kelengkapan pesanan, dan seterusnya. Perusahaan
juga harus menyadari bahwa dua pelanggan dapat melaporkan bahwa mereka “sangat puas”
tetapi dengan alasan yang berbeda. Seseorang mungkin mudah terpuaskan hampir sepanjang
waktu dan orang lain mungkin sulit dipuaskan tetapi senang dalam kejadian ini.

F. Teknik Pengukuran

Ada sejumlah metode untuk mengukur kepuasan pelanggan. Survei berkala dapat
melacak kepuasan pelanggan secara langsung dan juga mengajukan pertanyaan tambahan
untuk mengukur niat pembelian kembali dan kemungkinan atau kesediaan responden untuk
merekomendasikan suatu perusahaan dan merek kepada orang lain.

Selain mengadakan survei berkala, perusahaan dapat mengamati tingkat kehilangan


pelanggan dan menghubungi pelanggan yang berhenti membeli atau beralih ke pemasok lain
untuk mengetahui alasannya. Terakhir, perusahaan dapat mempekerjakan pembelanja
misterius untuk berperan sebagai pembeli potensial dan melaporkan titik kuat dan lemah yang
dialaminya dalam membeli produk perusahaan maupun produk pesaing. Manajer sendiri
dapat memasuki situasi penjualan perusahaan dan pesaing di mana mereka tidak dikenal dan
mengalami langsung perlakuan yang mereka terima, atau mereka dapat menelepon
perusahaan mereka sendiri dan mengajukan pertanyaan dan keluhan untuk melihat bagaimana

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN KELOMPOK 5 3


karyawan menangani panggilan tersebut. Selain melacak ekspektasi nilai dan kepuasan
pelanggan untuk perusahaan mereka sendiri, perusahaan harus mengamati kinerja pesaing
mereka dalam bidang ini.

Penilaian kepuasan pelanggan dapat diukur dengan menggunakan tiga kualitas dalam
beberapa atribut kepuasan pelanggan. Kualitas dalam atribut tersebut :

1) Attributes related to product

Produk adalah penyediaan, kepemilikan, penggunaan atau konsumsi


bahan berwujud atau tidak berwujud, termasuk warna, paket, ketenaran pabrik
atau pengecer, dan setiap dan semua layanan yang tersedia untuk pasar. Untuk
bisa bertemu. Produk yang dijual termasuk produk fisik, layanan, organisasi,
lokasi, dan ide.

2) Attributes related to service

Atribut layanan adalah fitur kepuasan pelanggan yang terkait dengan


penyediaan layanan purna jual. Ini karena konsumen menjalani evaluasi pasca
pembelian. Fase pasca pembelian dimulai ketika pelanggan mulai memilih dan
mulai mengonsumsi produk yang dipilih. Proses pasca akuisisi mencakup lima
tema antara lain konsumsi produk, ketidakpuasan atau kepuasan pelanggan,
keluhan pelanggan, pembuangan produk dan loyalitas. Selama fase konsumen,
pelanggan menggunakan produk dan mendapatkan pengalaman. Setelah fase
ini muncul fase kepuasan atau ketidakpuasan.

3) Attributes related to purchase

Ketika membuat keputusan pembelian, konsumen menghadapi insentif


pemasaran dan kondisi lain yang tidak dapat dikendalikan perusahaan. Selain
itu, pengambilan keputusan konsumen dipengaruhi oleh sejumlah komponen
yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen, seperti produk,
toko, merek, waktu dan kuantitas. akan berakhir dengan keputusan. Atribut
pelanggan Fitur kepuasan pelanggan yang terkait dengan penyediaan layanan
pada saat pembelian dan sebelum pembelian.

G. Pengaruh Kepuasan Pelanggan

Bagi perusahaan yang berpusat pada pelanggan, kepuasan pelanggan merupakan


tujuan dan sarana pemasaran. Dewasa ini, perusahaan harus lebih baik lagi memperhatikan
tingkat kepuasan pelanggannya karena internet menyediakan sarana bagi konsumen untuk
menyebarkan berita buruk dengan cepat dan juga berita baik ke seluruh dunia.

2. Memaksimalkan Nilai Seumur Hidup

Pada akhirnya, pemasaran adalah seni menarik dan mempertahankan pelanggan yang
menguntungkan. Tetapi semua perusahaan kehilangan uang untuk beberapa pelanggannya.
Aturan Pareto yang terkenal 20-8 mengatakan bahwa 20% pelanggan teratas sering

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN KELOMPOK 5 3


menghasilkan 80% atau lebih laba perusahaan. Dalam beberapa kasus, distribusi laba bisa
sangat ekstrem – 20% pelanggan yang paling menguntungkan (berdasarkan per kapita) dapat
menyumbang sebanyak 150-300% dari profitabilitas. Di sisi lain, 10-20% pelanggan yang
paling tidak menguntungkan, dapat mengurangi laba antara 50-200% per pelanggan, dan 60-
70% sisanya hanya mencapai titik impas.

Pelanggan terbesar perusahaan tidak selalu menghasilkan laba tertinggi. Pelanggan


terbesar bisa menuntut layanan yang baik dan mendapatkan diskon terbesar. Pelanggan
terkecil membayar harga penuh dan mendapatkan layanan minimal, tetapi biaya bertransaksi
dengan mereka dapat mengurangi profitabilitas mereka. Pelanggan menengah yang menerima
layanan bagus dan membayar harga hampir penuh seringkali paling menguntungkan.

1. Profitabilitas Pelanggan

Apa yang membuat seorang pelanggan disebut pelanggan yang menguntungkan?


Pelanggan yang menguntungkan (profitabilitas customer) adalah orang, rumah tangga, atau
perusahaan yang sepanjang waktu menghasilkan aliran pendapatan yang melebihi jumlah
aliran biaya perusahaan yang dapat ditoleransi untuk menarik, menjual, dan melayani
pelanggan tersebut. Ingat bahwa penekanannya adalah pada aliran pendapatan dan biaya
seumur hidup, bukan pada laba transaksi tertentu. Pemasar dapat menilai profitabilitas
pelanggan secara individual, segmen pasar, atau saluran.

Meskipun banyak perusahaan sudah mengukur kepuasan pelanggan, sebagian besar


perusahaan gagal mengukur profitabilitas pelanggan individual. Bank menyatakan bahwa ini
adalah tugas sulit, karena setiap nasabah menggunakan layanan dan transaksi perbankan yang
berbeda dan dicatat di departemen yang berbeda. Namun, jumlah nasabah bank yang tidak
menguntungkan dalam basis pelanggan mengejutkan bank yang telah berhasil
menghubungkan transaksi pelanggan. Beberapa bank melaporkan kerugian pada lebih dari
45% nasabah ritel mereka.

2. Analisis Profitabilitas Pelanggan

1) Analisis Profitabilitas Pelanggan-Produk

Pelanggan ditampilkan di sepanjang kolom dan produk di sepanjang baris.


Setiap sel berisi simbol yang merepresentasikan profitabilitas penjualan produk
tersebut kepada pelanggan itu. Pelanggan 1 sangat menguntungkan; ia membeli dua
produk penghasil laba (P1 dan P2). Pelanggan 2 mencapai gambaran profitabilitas
terbaur; ia membeli satu produk yang menguntungkan (P1) dan satu produk yang
tidak menguntungkan (P3). Pelanggan 3 adalah pelanggan yang merugikan karena ia
membeli satu produk menguntungkan (P1) dan dua produk yang tidak
menguntungkan (P3 dan P4).

Apa yang dapat dilakukan perusahaan tentang pelanggan 2 dan 3? (1)


Perusahaan dapat menaikkan harga produknya yang kurang menguntungkan atau
menghilangkannya, atau (2) perusahaan dapat berusaha menjual produk yang
menghasilkan laba kepada pelanggan 2 dan 3. Pelanggan tidak menguntungkan yang

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN KELOMPOK 5 3


merusak tidak perlu diperhatikan perusahaan. Bahkan, perusahaan harus mendorong
pelanggan-pelanggan ini agar beralih ke pesaing.

Analisis profitabilitas pelanggan (CPA – Customer Profitability Analysis)


paling baik dilakukan dengan perangkat akuntansi yang disebut penentuan biaya
berdasarkan aktivitas (ABC). Perusahaan memperkirakan semua pendapatan yang
didapatkan dari pelanggan, dikurangi semua biaya. Biaya tidak hanya mencakup biaya
pembuatan dan pendistribusian produk dan jasa, namun mencakup penerimaan
panggilan telepon dari pelanggan, bepergian mengunjungi pelanggan, pembayaran
hiburan dan hadiah – semua sumber daya perusahaan untuk melayani pelanggan itu.

2) Portofolio Pelanggan

Pemasar mengakui adanya kebutuhan untuk mengelola portofolio pelanggan


yang terdiri dari berbagai kelompok pelanggan yang didefinisikan berdasarkan
loyalitas, profitabilitas, dan faktor lain. Salah satu perspektifnya adalah bahwa
portofolio perusahaan terdiri dari kombinasi “rekan”, “teman”, dan “mitra” yang terus
berubah. Tiga jenis pelanggan ini mempunyai kebutuhan produk, kegiatan pembelian,
penjualan, dan aktivitas pelayanan, serta biaya akuisisi dan keuntungan kompetitif
yang berbeda-beda.

3) Mengukur Nilai Seumur Hidup Pelanggan

Kasus memaksimalkan profitabilitas pelanggan jangka panjang ditangkap


dalam konsep nilai seumur hidup pelanggan. Nilai seumur hidup pelanggan (CLV –
Customer Lifetime Value) menggambarkan nilai sekarang bersih (net present value)
dari aliran laba masa depan yang diharapkan sepanjang pembelian seumur hidup
pelanggan. Perusahaan harus mengurangkan dari biaya yang diharapkan untuk
menarik, menjual, dan melayani akun pelanggan tersebut dari pendapatan yang
diharapkan dengan menerapkan tingkat diskon yang tepat (misalnya, antara 10% dan
20%, tergantung pada biaya modal dan hakikat risiko). Perhitungan nilai seumur
hidup untuk sebuah produk atau jasa dapat mencapai puluhan ribu dolar atau bahkan
sampai enam digit.

Ada banyak metode untuk mengukur nilai seumur hidup pelanggan. Catatan
Pemasaran: Menghitung Nilai Seumur Hidup Pelanggan” mengilustrasikan salah
satunya. Perhitungan CLV memberikan kerangka kerja kuantitatif resmi untuk
merencanakan investasi pelanggan dan membantu pemasar mengadopsi perspektif
jangka pnjang. Meskipun demikian, salah satu tantangan dalam penerapan konsep
CLV adalah mendapatkan perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan yang handal.
Pemasar yang menggunakan konsep CLV juga harus memperhitungkan kegiatan
pemasaran jangka pendek untuk membangun merk yang membantu meningkatkan
loyalitas pelanggan.

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN KELOMPOK 5 3


3. Mengembangkan Hubungan Pelanggan

Memaksimalkan nilai pelanggan berarti mengembangkan hubungan pelanggan untuk


jangka panjang. Perusahaan telah meninggalkan pemasaran massal yang tidak efisien dan
beralih ke pemasaran presisi yang dirancang untuk membangun hubungan pelanggan yang
kuat. Ekonomi saat ini didukung oleh bisnis informasi. Informasi itu sendiri mempunyai
kelebihan dalam hal mudah didiferensiasikan, disesuaikan, dipersonalisasikan, dan
dikirimkan sepanjang jaringan dengan kecepatan yang mengagumkan. Pemberdayaan
pelanggan menjadi cara hidup bagi banyak perusahaan yang harus menyesuaikan diri dengan
peralihan kekuasaan dalam hubungan pelanggan mereka.

A. Membangun Loyalitas Pelanggan

Loyalitas pelanggan adalah dorongan perilaku untuk pembelian secara


berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk/
jasa yang dihasilkan oleh badan usaha tersebut membutuhkan waktu yang lama
melalui proses pembelian berulang-ulang tersebut (Gibson, 2005:75).

Pelanggan yang dikatakan setia atau loyal terhadap perusahaan bisnis yang
kita jalin adalah apabila pelanggan tersebut menunjukkan perilaku pembelian secara
teratur atau terdapat kondisi dimana mewajibkan pelanggan membeli palling sedikit
dua kali dalam selang waktu tertentu. Upaya memberikan kepuasan dilakukan untuk
mempengaruhi sikap pelanggan.

Dalam hal perilaku, loyalitas pelanggan didefinisikan sebagai persentase orang


yang memilih sponsorship, produk atau layanan tertentu. Kategori, berkenaan dengan
jumlah total pembelian yang dilakukan oleh kategori pembeli, menyebabkan masalah
bahwa niat tidak menyebabkan perilaku dan bahwa perilaku pembelian berulang tidak
mencerminkan niat.

Menciptakan hubungan yang kuat dan erat dengan pelanggan adalah mimpi
semua pemasar dan hal ini sering menjadi kunci keberhasilan pemasaran dalam
jangka panjang. Perusahaan yang ingin membentuk ikatan pelanggan yang kuat harus
memperhatikan sejumlah pertimbangan yang beragam:

1) Menciptakan produk, jasa, dan pengalaman yang unggul bagi sasaran.

2) Mengikutsertakan partisipasi lintas-departemen dalam merencanakan


dan mengelola kepuasan dan proses retensi pelanggan.

3) Menilai potensi progam frekuensi dan progam pemasar klub.

4) Menjalankan program yang mengakui karyawan yang bagus.

5) Mengintegrasikan “Suara Pelanggan” untuk menangkap kebutuhan


atau persyaratan pelanggan yang dinyatakan maupun yang tidak dalam
sebuah keputusan bisnis.

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN KELOMPOK 5 3


B. Karakteristik Loyalitas

Loyalitas pelanggan merupakan ukuran yang dapat diandalkan untuk


memprediksi pertumbuhan penjualan dan perilaku pembelian yang konsisten. Berikut
ini adalah karakteristik dari loyalitas konsumen :

a) Melakukan pembelian secara teratur atau pembelian ulang. Pelanggan


yang telah melakukan pembelian suatu produk atau jasa sebanyak dua
kali atau lebih.

b) Merekomendasikan produk atau jasa kepada orang lain. Membeli


barang atau jasa yang ditawarkan dan yang merek butuhkan, serta
melakukan pembelian secara teratur.

c) Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk atau jasa sejenis, atau
dengan kata lain tidak mudah terpengaruh oleh tarikan pesaing.

C. Pembentukan Loyalitas

Setiap pembelian produk, konsumen bergerak melalui siklus pembelian yang


dimana siklus tersebut dapat membentuk loyalitas pelanggan. Berikut ini tahapan
siklus pembelian yang membentuk loyalitas pelanggan :

a) Menyadari produk. Pembentukan angka pikiran untuk memposisikan


keunggulan produk di benak calon pelanggan yang dilakukan melalui
advertising dan promosi lainnya.

b) Melakukan pembelian awal. Hal ini penting dalam memelihara


loyalitas pelanggan karena dari pembelian awal timbul kesan positif
atau negatif terhadap produk yang dibeli.

c) Valuasi pasca pembelian.adanya kepuasan atau ketidakpuasan


pelanggan yang dijadikan dasar pertimbangan untuk beralih produklain
atau tidak. Keputusan membeli lagi merupakan sikap yang paling
penting bagi loyalitas.

D. Berinteraksi dengan Pelanggan

Mendengarkan pelanggan merupakan hal penting dalam manajemen hubungan


pelanggan. Beberapa perusahaan menciptakan mekanisme berkelanjutan yang
membuat manajer senior dapat terus terhubung dengan umpan balik pelanggan dari
lini depan.

E. Mengembangkan Progam Loyalitas

Dua progam loyalitas pelanggan yang dapat ditawarkan perusahaan adalah


progam frekuensi dan progam pemasaran klub. Progam frekuensi (frequency progam)

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN KELOMPOK 5 3


dirancang untuk memberikan penghargaan kepada pelanggan yang sering membeli
dan dalam jumlah besar.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1) Pelanggan adalah pemaksimal nilai. Mereka membentuk ekspektasi nilai dan


bertindak berdasarkan nilai tersebut. Pembeli akan membeli dari perusahaan yang
mereka anggap menawarkan nilai tertinggi yang dapat dihantarkan kepada pelanggan,
yang didefinisikan sebagai selisih antara total manfaat pelanggan dan total
biaya pelanggan.

2) Kepuasan pembeli merupakan fungsi kinerja yang dipersepsikan produk dan


ekspektasi pembeli. Dengan mengenali bahwa kepuasan yang tinggi menimbulkan
loyalitas pelanggan yang tinggi, kini banyak perusahaan membidik TCS (Total
Customer Satisfaction) – kepuasan total pelanggan. Untuk perusahaan-perusahaan
semacam itu, kepuasan pelanggan menjadi tujuan sekaligus sarana pemasaran.

3) Kehilangan pelanggan yang menguntungkan dapat sangat mempengaruhi laba


perusahaan. Biaya manarik pelanggan baru diperkirakan lima kali lipat biaya
mempertahankan pelanggan lama agar tetap gembira. Kunci untuk mempertahankan
pelanggan adalah pemasaran hubungan.

4) Kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa berdasarkan
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Pemasar
memainkan peran kunci dalam mencapai tingkat total kualitas yang tiggi sehingga
perusahaan tetap berjalan dan menguntungkan.

5) Manajer perusahaan harus menghitung nilai seumur hidup pelanggan dari basis
pelanggan mereka untuk memahami implikasi laba mereka. Mereka juga harus
menentukan cara untuk meningkatkan nilai basis pelanggan.

6) Perusahaan juga menjadi ahli dalam manajemen hubungan pelanggan (CRM), yang
berfokus pada pengembangan program untuk menarik dan mempertahankan
pelanggan yang tepat dan memenuhi kebutuhan individual pelanggan benilai tersebut.

7) Manajemen hubungan pelanggan sering memerlukan pembentukan database


pelanggan dan penggalian data untuk mendeteksi tren, segmen, dan
kebutuhan individual.

B. Saran

Ketika kita melakukan yang namanya sebuah usaha, diharapkan untuk


menciptakan pengalaman yang baik kepada pelanggan agar, pelanggan puas dengan

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN KELOMPOK 5 3


apa yang kita berikan. Lakukan yang terbaik usaha kita dengan pelanggan, maka akan
tercipta usaha yang lancar dan baik pula.

DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
Farida Yulianti, L. P. (2019). MANAJEMEN PEMASARAN. SLEMAN: Deepublish
Publisher.

Miguna Astuti, A. R. (2020). PENGANTAR MANAJEMEN PEMASARAN. SLEMAN:


Deepublish Publisher.

Philip Kotler, K. L. (2016). MARKETING MANAGEMENT GLOBAL EDITION. LONDON:


Pearson Education Limited .

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN KELOMPOK 5 3

Anda mungkin juga menyukai