HAMKA
MANAJEMEN STRATEGI
LAPORAN MINI RISET
Disusun Oleh:
Suminah 1702025274
Saidul Bahri 1702025068
Anita Tri Wijayanti 1702025075
PEDAHULUAN
proses bisnis dan bertahan dalam setiap keadaan naik-turunnya bisnis yang
dijalankan. Hal ini sangat membuat para pengiat bisnis harus memasang strategi
yang mampu membawa mereka bersaing. Untuk dapat betahan di kondisi seperti
ini, perusahan bisnis harus menentukan strategi yang akan mereka jalankan guna
senjata untuk menentukan tahapan strategi bisnis dan pemasaran produknya guna
meningkatkan daya tarik pasar akan produk tersebut. PT. Pioneerindo Gourmet
International Tbk. dengan California Fried Chicken (CFC), Sapo, Cal Donut dan
Sugayaki. Sebagai salah satu yang berada dibawah naungannya California Fried
Chicken (CFC) ini menjadi restoran cepat saji pertama di Indonesia yang telah
menjalin kerjasama dengan perusahaan penyedia layanan e-money yaitu OVO dan
Gopay, penjualan e-voucher, seperti dengan Tokopedia, Grab Rewards, dan GO-
Quality, Service & Cleanlinnes atau DQSC (Annual Report PTSP 2018 : 15).
bertahan dan berkembang hingga saat ini dengan selalu aktif dalam mengikuti
tampilan oulet serta pelayanan yang baik. Tercatat di tahun 2018 terjadi
peningkatan penjualan total, penjualan stire existing (same sales growth), jumlah
transaksi (CU) dan rata-rata berbelanja (average cheque) CU sebesar 16.8% dari
Rp. 534,4 milyar di tahun 2017 menjadi Rp. 626,8 milyar di tahun 2018. Prioritas
(Sumber Daya Manusia), Place (Lokasi), Price (Harga) dan Promotion (Promosi)
2018 : 9)
yang bergerak dalam industri susu adalah Ultra Milk. Produk PT Ultrajaya Milk
Industry and Trading (PT Ultrajaya) yang bermerek Ultra Milk, merupakan
yang memepunyai gizi yang baik yang dapat membuat tubuh sehat. Susu
dibutuhkan oleh semua kalangan baik itu balita sampai orang tua dalam peluang
ini perusahaan PT. Ultrajaya memberikan kepraktisan pada minuman susu yang
Indonesia hal ini menjadi suatu tantangan bagi perusahaan Ultrajaya sendiri untuk
antrara lain dengan lebih intens dalam melakukan promosi dan pemasangan iklan
melalui media televisi dan media sosial lainnya. Perusahaan juga memperluas
jangkauan pemasaran dan jaringan distribusi yang tidak hanya dilakukan di Pulau
Jawa tapi juga di pulau-pulau besar dan wilayah lainnya di seluruh Indonesia. PT.
baik dengan petani dan peternak lokal, serta para pemasok untuk dapat
disukai oleh konsumen. Hal tersebut sesuai dengan yang tertera di laporan
penjualan bersih sebesar 12% dari Rp. 4,9 Triliun pada tahun 2017 menjadi Rp.
5,5 Triliun pada tahun 2018 (Annual Report ULTJ Revisi 2018 : 15).
Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang beda
dengan yang lain, produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan
dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak hanya lewat media elektronik tetapi
Shampo Pantene, dan lain sebagainya. Karena jika promosi yang dilakukan hanya
dan tingkatan sosial yang beragam. Strategi pemasaran merupakan strategi untuk
melayani pasar atau segmen pasar yang dijadikan oleh seorang pengusaha oleh
karena itu strategi pemasaran merupakan kombinasi dari bauran pemasaran yang
yang didukung oleh komunikasi pemasaran yang spesifik sesuai target. Selama 3
jumlah titik interaksi untuk mejangkau lebih banyak lagi konsumen dan
mengurangi duplikasi. Selain bertujuan untuk menghemat biaya, upaya ini juga
berhasil membuat konsumen semakin tahu dan mengenali brand-brand mereka.
konsisten, baik untuk mereka yang mencari produk ekonomis maupun premium.
Terjadi peningkatan laba usaha sebesar 1,5% dari Rp.9,496 miliar pada tahun
2017 menjadi Rp.12,279 miliar pada tahun 2018 dengan penjualan bersih sebesar
Rp. 41,205 miliar pada tahun 2017 menjadi Rp. 41,802 miliar pada tahun 2018
dengan adanya strategi pemasaran. Hal ini sangat penting agar adanya struktur
yang jelas mengenai target pasar serta bagaimana dapat memuaskan konsumen
dan pelanggan. Dengan strategi pemasaran yang baik dan benar, maka akan lebih
bagi perusahaan.
PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk., PT. Ultrajaya Milk Tbk., dan
PT. Unilever Tbk menentukan target pemasaran, penetapan posisi, budget untuk
perusahaan jika dilihat dari 5 tahun terakhir dari strategi pemasaran peningkatan
penjualan dan laba dari masing-masing perusahaan secara fluktuatif namun masih
dapat dikatakan dengan adanya strategi pemasran yang baik dan benar mampu
2020).
PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk., PT. Ultrajaya Milk Tbk., dan
PT. Unilever Tbk dalam menggunakan Strategi Cost Leadership sebagai upaya
mencapai efisiensi biaya dalam proses industri. Dengan menerapkan fokus pada
pengendalian biaya yang ketat, menahan diri dari segala aktivitas yang
menimbulkan biaya yang besar serta mengutamakan efisiensi pada setiap operasi.
Terlihat dari bagaimana rekam jejak perusahan dalam 5 tahun terakhir mereka
2020).
tertarik untuk mengidentifikasi serta menganalisa lebih dalam terkait strategi cost
leadership dan strategi pemasaran yang digunakan oleh ketiga perusahaan yang
kami telah terangkan diatas ke dalam sebuah mini riset yang berjudul
PROFITABILITAS PERUSAHAAN”.
dalam pengembangan ilmu, terutama dalam bidang ilmu manajemen strategi serta
TINJAUAN PUSTAKA
sebuah penelitian.
katsikeas, Saeed Samice and Bilge Aykol 2015 dengan judul “International
luas.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dr. Cross Ogohi Daniel yang
berdampak pada strategi kinerja pemasaran terhadap kinerja karyawan serta pada
pemasaran.
dalah prediktor bersama yang signifikan dari kinerja bisnis dalam profitabilitas,
pangsa pasar, laba atas investasi, dan ekspansi.rekomendasi utnuk operator UKM
kompetitif posisi yang tepat, menggunakan paket menarik untuk produk, terlibat
kepada konsumen.
riset yang akan dibuat kali ini adalah “Analisis Pengaruh Strategi Cost
Profitabilitas Perusahaan”
aktivitas yang menimbulkan biaya yang besar serta mengutamakan efisiensi pada
setiap operasi.
strategy. Strategi ini dilakukan dengan cara memproduksi barang dengan biaya
yang lebih rendah dengan kualitas yang relatif sama dibandingkan dengan para
produsen yang low-cost dalam industri untuk setiap level kualitas, maka
perusahaan tersebut telah menjalankan strategi ini (Porter, tahun). Strategi ini
mempunyai dua macam strategi turunannya, yaitu (1) produk dijual dalam rata-
rata harga industri untuk meraih keuntungan yang lebih besar dari pesaing dan (2)
produk dijual dibawah rata-rata harga industri untuk meraih market-share yang
lebih luas.
ini. Ketika pembeli tidak ada diferensiasi nilai terlalu banyak dengan produk lain,
pembeli cenderung sensitif terhadap harga, atau para pesaing tidak akan segera
menyesuaikan harga yang lebih rendah (melalui analisis teori permainan), maka
situasi ini akan mendukung berjalannya strategi ini. Sebaliknya ketika tidak ada
perubahan dalam selera konsumen, teknologi dan harga atau biaya; aktivitas yang
diambil untuk mencapai biaya rendah sangat langka dan mahal untuk ditiru, maka
dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti skala ekonomis, teknologi eksklusif
atau akses ke bahan baku. Produser yang low-cost sering menjual produk standar
biaya absolut.
dalam aspek pangsa pasar yang lebih luas ataupun akses ke sumber daya seperti
bahan baku, komponen, tenaga kerja yang lebih baik. Dengan keuntungan pada
dua hal itu, dan dikombinasikan dengan bisnis proses yang efisien maka
perusahaan dapat menjalankan strategi ini dengan baik. Beberapa ciri bisnis
proses yang efisien akan terlihat pada aspek seperti seperti memiliki capabilities
keuangan yang kuat untuk berinvestasi dalam spesific assets, mampu mendesain
proses produksi dengan efisien, memiliki keahlian yang tinggi dalam industri
karena learning/experience curve yang tinggi, dan memiliki jalur distribusi yang
efisien. Tanpa satu atau beberapa keuntungan ini, strategi ini dapat dengan mudah
Ada beberapa aspek yang lebih rinci untuk pelaksanaan yang sukses
strategi ini seperti keterampilan rekayasa proses, produk yang dirancang untuk
target kuantitatif, biaya yang disimpan berada pada tingkat seminimum mungkin.
Pada intinya perusahaan yang menjalankan strategi ini harus dapat membangun
rantai nilai produk yang ditawarkan dari sejak hulu hingga hilir dalam suatu
proses bisnis yang paling efisien. Beberapa perusahaan pengecer seperti Wal-
Mart, KwikSave TI, Dell dan Lenovo telah berhasil membuktikan bagaimana cost
ntuk membuat investasi yang signifikan dalam aset-aset produksi, investasi ini
menyebabkan barrier to entry yang tidak dapat diatasi oleh banyak perusahaan;
rekayasa; dan jalur distribusi yang efisien. Selain itu perusahaan dalam meraih
mendapatkan akses yang unik ke sumber material besar yang harganya rendah,
Dalam persaingan model Porter ada 5 pesaing yang selalu dihadapi oleh
Adalah jika perusahaan yang ada sebagai pemimpin biaya, pendatang baru
Pesaing baru perlu melakukan hal itu, karena pada umumnya pesaing baru
ancaman ini direduksi melalui dua pilihan strategi pemberian harga, yaitu
dengan menawarkan pada harga tinggi atau harga rendah. Pemimpin biaya
dapat menetapkan harga sama dengan atau lebih dari harga para pesaing.
harga tetap sama dengan harga pesaing akan mengorbankan pangsa pasar
dan volume penjualan. Pada harga yang kompetitif ini, pemimpin harga
lebih rendah. Strategi ini memberi sinyal kepada para pesaing untuk
harga yang lebih tinggi untuk barang dan jasa yang mereka pasok atau
dengan cara mengurangi kualitas dari barang atau jasa tersebut. Namun,
Pembeli yang sangat kuat adalah ancaman bagi perusahaan ketika mereka
bersikeras pada harga rendah atau kualitas tinggi dan pelayanan dari
atau diatas normal. Perusahaan ini juga dapat menyerap biaya yang lebih
besar dari peningkatan kualitas atau pelayanan dan bisa tetap memiliki
seperti personalia, selain itu juga tergantung pada kemampuan mereka untuk
oleh unit usaha yang berharap untuk mencapai tujuan pemasaran. Strategi
Menurut Tull dan Keble, strategi pemasaran adalah sebagai alat yang
sasaran tersebut.
pendistribusian.
kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha dan pemasaran perusahaan
dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta lokasinya,
Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya
3. Situasi ekonomi
inflasi tinggi.
yang tepat agar usaha yang dilakukan dapat maju dan berkembang. Dalam
yang diinginkan dari pasar sasaran mereka. Alat-alat itu membentuk suatu bauran
harus melakukan berbagai macam usaha dalam melayani konsumennya. Hal ini
diinginkan ke produk dari perusahaan sejenis yang lain. Untuk itulah perusahaan
mungkin.
perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif menurut (Kotler dan
1. Produk (Product)
konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang
tidak dapat diobservasi sampai pada produk tersebut dibeli dan digunakan, hal itu
berarti pengalaman dapat digunakan dengan baik untuk menilai kualitas suatu
Menurut Phillip Kotler (2002:50), adapun tujuan dari kualitas produk adalah
sebagai berikut:
telah ditetapkan.
mungkin.
2. Harga (Price)
yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa “. Lebih jauh lagi, harga adalah
jumlah dari seluruh nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat dengan
Menurut Stanton (2001:68), ada empat indikator yang mencirikan harga, yaitu :
a. Keterjangkauan harga
3. Tempat (Place)
Tempat atau Place dalam bauran pemasaran ini pada dasarnya adalah
saluran distribusi yang mengacu pada pada lokasi di mana produk tersedia dan
dapat dijual atau dibeli. Dengan kata lain, Saluran Distribusi adalah saluran
4. Promosi (Promotion)
Pilihan kedua dari perusahaan yaitu menerapkan mutu produk yang sesuai dengan
a. Advertising ( Iklan)
elektronik. Iklan selama ini dipandang sebagai bentuk promosi yang paling
diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang
sesungguhnya.
b) Iklan dapat mempengaruhi perceived best yaitu keyakinan bahwa merek suatu
Yaitu terjadi interaksi langsung, saling bertemu muka antara pembeli dan
penjual. Komunikasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak bersifat individual,
dalam hal ini penjual dituntut memiliki kecakapan dan keterampilan dalam
5. Distribusi
dalam upaya perusahaan melayani konsumen tepat waktu dan tepat sasaran.
(2000), distribusi adalah aktivitas perusahaan agar produk atau jasa mudah
diperoleh melalui hasil penjualan seluruh produk (produk lini) selama jangka
waktu tertentu dan hasil penjualan yang dicapai dari market share (pangsa pasar)
yang merupakan penjualan potensial yang dapat terdiri dari kelompok pembeli
Menurut Horngren, Foster dan Datar yang dikutip dari Basu Swasta
berhubungan dengan kapasitas dalam satuan uang atau unit produk dimana
Secara umum mata rantai saluran distribusi yang semakin luas akan
menimbulkan biaya yang lebih besar, tetapi semakin luasnya saluran distribusi
maka produk perusahaan akan semakin dikenal oleh masyarakat luas dan
volume penjualan.
penjualan, yakni :
2) Harga produk
3) Syarat penjualan
b. Kondisi pasar
Pasar sebagai satu kelompik pembeli atau pihak yang mejadi sasaran
4) Frekuensi Pembeliannya
c. Modal
e. Faktor lain
sebagainya.
adalah :
melihatnya.
b. Menempatkan dan pengaturan yang teratur sehingga produk tersebut akan
e. Mengadakan pameran.
bahwa ada beberapa indikator dari penjualan yaitu tercapainya target dan
laba melalui perusahaan usahanya dengan menggunakan dana aset yang dimiliki
modal sendiri.
operasional dan efisiensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta yang
dimilikinya.
Menurut Agus Sartono (2010:122), definisi rasio profitabilitas adalah
total aktiva, maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.
maupun investasi.
secara keseluruhan.
Pengertian Laba menurut Suwardjono (2008:464), adalah imbalan atas
upaya perusahaan mneghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan
kelebihan pendapatan di atas biaya (biaya total yang melekat kegiatan produkasi
Laba=Penjualan – Biaya.
kelebihan pendapatan diatas biaya sebagai imbalan mengahsilkan barang dan jasa
perolehan laba, karena laba pada dasarnya hanya sebagai ukran efisiensi suatu
yaitu:
1. Laba Kotor (Gross Profit), yaitu laba yang diperoleh sebelum dikurangi
2. Laba Bersih (Net Profit), yaitu laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang
menghasilkan produk yang berkualitas namun dengan harga mrah untuk dapat
menjangkau konsumen secara luas. Perlu adanya strategi yang dilakukan oleh
mampu bersaing dengan perusahaan sejenis melalui produk yang dihasilkan. Akan
banyak pasar yang tertarik dengan produk perusahaan karena jaminan kualitas
yang baik namun harga jauh lebih murah dibandingkan dengan produk sejenis.
pasar supaya konsumen lebih mengenal dan tertarik akan produk yang ditawarkan
mereka.
a. Periklanan
b. Promosi penjualan
c. Hubungan masyarakat
d. Pemasaran langsung
Dengan dilakukannya strategi cost leadership dan strategi pemasaran yang
profitabilitas perusahaan.
BAB III
METODOLOGI RISET
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian
selam kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk
International Tbk., PT. Ultrajaya Milk Tbk., dan PT. Unilever Tbk.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa
Pioneerindo Gourmet International Tbk., PT. Ultrajaya Milk Tbk., dan PT.
Unilever Tbk.
laporan keungan, kondisi ekonomi, sosial, website perusahaan dan juga berbagai
berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu
tersebut.
Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan didasakan pada
data yang telah diperoleh, dengan mengacu pada konsep Miles dan Huberman
dalam Sugiyono (2009:337) yang membagi proses analisis data menjadi tiga
bagian, yaitu :
data yang berisi informasi baik dan rapih, peneliti akan lebih mudah dalam
setelah ditelliti menjadi akan menjadi jelas dan dapat digunakan menjadi
kesimpulan akhir.
BAB IV
telah berdiri sejak tanggal 2 November 1974. PT. Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk. Merupakan salah satu perusahaan yang bisnis utamanya
perusahaan ini merupakan sebuah industri rumah tangga sederhana yang dimulai
pada tahun 1958 di Bandung, Jawa Barat. Selanjutnya industri sederhana yang
berkembang menjadi perseroan terbatas sejak tahun 1971. Reputasi perusahaan ini
populer seperti Teh Kotak, Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo. Pada tahun 2008,
merek Buavita dan Gogo diambil alih oleh PT. Unilever Indonesia Tbk. yang
menyebabkan perusahaan lebih terfokus dalam pengembangan produk susu. Saat
industri susu cair di Tanah Air. Hal ini dibuktikan dengan pencatatan kapasiitas
produksi yang mencapai 1 juta liter tiap harinya. Dengan hal ini, total produksi
perusahaan telah menyerap setidaknya lebih dari 90% di pasar domestik. Produk-
negara lain di Afrika seperti Nigeria. Rencana Ultrajaya Milk dalam jangka
panjang akan memperluas jaringan distribusi sebanyak 125.000 toko ritel melalui
Milk akan menargetkan laba bersih perusahaan yang mencapai Rp 261,1 miliar
atau naik sebesar 34% pada tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan kenaikan
Rp 3,24 triliun atau 19,8%. Hal ini juga didukung dengan beroperasinya pabrik
produksi sebesar 20%-30% atau mencapai lebih dari 360 juta liter-390 juta liter
a. Visi
b. Misi
yang bertempat di daerah Angke, Jakarta Utara berdasarkan akta No. 23 dari Mr.
A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Jenderal Geoual
terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada 22 Desember 1933
Pada 22 Juli 1980, perusahaan berganti nama menjadi “PT Unilever Indonesia”
dengan akta No. 171 dari notaris Ny. Kartini Muljadi SH. Perubahan nama pun
kembali terjadi pada 30 Juni 1997 menjadi “PT Unilever Indonesia Tbk” dengan
akta No. 92 notaris publik Bp. Mudofir Hadi SH. Akta ini disetujui oleh Menteri
Februari 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei
pemasaran dan penjualan dari kecap, saus cabai dan saus lainnya di bawah Bango
dan merek lain di bawah lisensi perusahaan untuk PT AL. Berselang dua tahun,
yaitu PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor
dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, di mana Texchem Resources Berhad setuju
Pte. Ltd.
Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini efektif berjalan
pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan
Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada 30 Juli
Perusahaan adalah perusahaan yang bertahan dan setelah merger PT KI tidak lagi
ada sebagai badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan
persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam surat No. 740 /
III / PMA / 2004 tanggal 9 Juli 2004. Pada 2007, perusahaan menandatangani
Vitality berbasis buah dari Ultra. Transaksi selesai pada Januari 2008.
a. Visi
b. Misi
harinya.
lebih menikmati hidup melalui brand dan layanan yang baik bagi
bagi dunia.
• Senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnus yang
menahan diri dari segala aktivitas yang menimbulkan biaya yang besar serta
Menurut Horngren, Foster dan Datar yang dikutip dari Basu Swasta
berhubungan dengan kapasitas dalam satuan uang atau unit produk dimana
Laba atau Profit merupakan elemen yang paling penting menjadi perhatian
adalah imbalan atas upaya perusahaan mneghasilkan barang dan jasa. Ini berarti
laba merupakan kelebihan pendapatan di atas biaya (biaya total yang melekat
meningkat 11,5 % dari tahun 2017 sebesar Rp 242,6 milyar. Peningkatan biaya
penjualan pada tahun 2018 lebih disebabkan kontribusi dari biaya-biaya di bawah
ini:
• Biaya gaji dan tunjangan meningkat 10,6% menjadi Rp. 104,3 milyar pada
• Biaya sewa dan service charge meningkat 16,2% menjadi Rp 73,3 milyar
pada tahun 2018 dikarenakan naiknya tarif sewa dari pemilik property dan
penambahan jumlah gerai baru.Biaya listrik, air dan telepon naik 2,9%
• Penyusutan aset tetap meningkat 15,4% menjadi Rp. 24,2 milyar pada
milyar di tahun 2017 menjadi Rp 626,8 milyar di tahun 2018, kontribusi dari
kenaikan ini dihasilkan dari total kenaikan jumlah transaksi sebesar 9,8% dan total
penjualan store existing (Same Store Sales Growth) bertumbuh sebesar 9,2% yang
cheque bertambah sebesar 7,9%. Penjualan dari store baru juga memberikan
CFC, sebagai penyumbang utama total pendapatan PGI, menyumbang 94,6% dari
total pendapatan di 2018 disamping SAPO Oriental, Cal Donut dan Sugakiya
diterapkannya :
Leadership dimana :
kelompok Minuman yang terdiri dari produk susu cair, produk jus, produk teh,
serta produk minuman kesehatan, sedangkan produk Susu Bubuk (milk powder),
Susu Kental Manis (sweetened condensed milk), dan lainnya ke dalam kelompok
Makanan. Pada tahun 2018 penjualan produk minuman UHT meningkat 13,0%
dibandingkan dengan penjualan di tahun sebelumnya, yaitu dari Rp. 4,70 triliun di
tahun 2017 menjadi Rp. 5,32 triliun di tahun 2018. Penjualan dan pendapatan dari
produk Makanan menurun sebesar 11,4% yaitu dari Rp.174,9 milyar di tahunbuku
• Pos Biaya Iklan dan Promosi meningkat 37,2%, atau sebesar Rp. 122,8
milyar, yaitu dari Rp. 330,0 milyar di tahun 2017 menjadi Rp. 452,8
• Biaya Angkutan, meningkat dari 13,5% atau sebesar Rp.24,3 milyar, yaitu
tahunbuku 2018.
Pada tahun 2018 Penjualan Lokal meningkat 12,0% dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, yaitu dari Rp. 4,86 triliun di tahun 2017 menjadi Rp. 5,45 triliun di
tahun 2018, sedangkan Penjualan Ekspor meningkat 39,9% yaitu dari Rp.19,8
kelompok Minuman yang terdiri dari produk susu cair, produk jus, produk teh,
serta produk minuman kesehatan, sedangkan produk Susu Bubuk (milk powder),
Susu Kental Manis (sweetened condensed milk), dan lainnya ke dalam kelompok
Makanan. Pada tahun 2018 penjualan produk minuman UHT meningkat 13,0%
dibandingkan dengan penjualan di tahun sebelumnya, yaitu dari Rp. 4,70 triliun di
tahun 2017 menjadi Rp. 5,32 triliun di tahun 2018. Penjualan dan pendapatan dari
produk Makanan menurun sebesar 11,4% yaitu dari Rp.174,9 milyar di tahunbuku
Menurut Kotler dan Armstrong (2008 : 12), logika pemasaran yang dibuat
oleh unit usaha yang berharap untuk mencapai tujuan pemasaran. Strategi
berhubungan dengan kapasitas dalam satuan uang atau unit produk dimana
Laba atau Profit merupakan elemen yang paling penting menjadi perhatian
adalah imbalan atas upaya perusahaan mneghasilkan barang dan jasa. Ini berarti
laba merupakan kelebihan pendapatan di atas biaya (biaya total yang melekat
Tbk. naik sebesar 16,8% dari Rp. 536,4 milyar di tahun 2017 menjadi Rp. 626,8
membukukan kinerja lebih baik di tahun 2018, pertumbuhan ini tidak lepas dari
dan varian menu, kwalitas layanan, tampilan gerai yang lebih menarik dan
existing (same store sales growth), jumlah transaksi (CU) dan rata-rata berbelanja
program dasar yang akan dijalankan yaitu program 5P “Product (produk), People
(Sumber daya manusia), Place (lokasi), Price (harga), dan Promotion (promosi).
sebesar 3,5% yaitu dari 19,8% senilai Rp. 968,3 milyar di tahunbuku 2017
menjadi 16,3% senilai Rp. 892,6 milyar di tahunbuku 2018. Secara horizontal,
Laba Usaha tahunbuku 2018 ini juga mengalami penurunan sebesar 7,8% senilai
Rp. 75,7 milyar yaitu dari Rp. 968,3 milyar di tahunbuku 2017 menjadin Rp.892,6
profitabilitas perusahaan tidak terlepas dari strategi pemasaran yang dilakukan PT.
sebesar Rp41,8 triliun atau meningkat 1,5% dibanding periode yang sama tahun
Perseroan tahun 2018 adalah sebesar 2,4%. Penjualan ini berasal dari dua segmen
usaha, yaitu segmen Home and Personal Care serta Foods and Refreshment yang
kategori Spreads).
Di tahun 2018, Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp9,1 triliun
atau meningkat 30,1% dibanding periode yang sama tahun lalu. Margin laba
Perseroan tercatat naik 480 basis poin dibandingkan dengan tahun 2017 menjadi
21,8% dari total penjualan. Hal tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan
http://albertodudung.blogspot.com/2012/10/strategi-cost-leadership-biaya-
rendah.html
https://www.cfcindonesia.com/tentang-profil-perusahaan
http://eprints.undip.ac.id/58243/4/BAB_III.pdf
https://emaalife.wordpress.com/2017/05/06/pos-blog-pertama/
https://www.emis.com/php/company-
profile/ID/Pt_Pioneerindo_Gourmet_International_Tbk_id_1611708.html
https://www.unilever.co.id/about/who-we-are/our-history/
https://pintarsaham.id/profil-perusahaan-unilever-indonesia-unvr/
https://pintarsaham.id/profil-perusahaan-ultra-jaya-tbk-ultj/
https://britama.com/index.php/2012/06/sejarah-dan-profil-singkat-ultj/