Anda di halaman 1dari 7

KAJIAN ANALISIS USAHA PEMBENIHAN IKAN NILA

DI KABUPATEN SLEMAN

Handayani Indah Susanti1, Dheny Arina H.2

1
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta
1
Jl.Sultan Alauddin No.63, Romagpolong, Kec.Somba Opu, Gowa Sulawesi Selatan
Email: handayani.indah@uin-alauddin.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sleman. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis faktor pendapatan serta tingkat pendapatan yang diperoleh pembenih
ikan nila di Kabupaten Sleman. Alat analisis yang digunakan yaitu pengujian pendapatan
dan keuntungan menggunakan pendekatan R/C ratio. Hasil penelitian menunjukkan
Pendapatan usaha pembenihan ikan nila di Kabupaten Sleman sangat baik untuk di
usahakan karena memiliki nilai R/C yang tinggi yaitu 1,92 per1000 m2 dengan pendapatan
rata-rata sebesar Rp14.538.543,00.

Kata kunci: benih ikan nila, faktor pendapatan, usahatani.

ABSTRACT

This research was conducted in Sleman Regency. The purpose of this study is to
analyze income factors and the level of income obtained by tilapia fish farmers in Sleman
Regency. The Analysis Tools used is test income and profits using the R / C ratio approach.
The results of the study show the income of tilapia hatchery business in Sleman Regency
very good to business because it has a high R/C value which is 1.92 per 1000 m2 with an
average income of Rp14,538,543.00.

Keyword: tilapia seeds, income factors, farming.

1. PENDAHULUAN dan dikembangkan oleh masyarakat serta


harganya relatif murah. Dalam
Kesejahteraan masyarakat sangat menyelenggarakan usahatani, setiap
mempengaruhi perkembangan pola hidup petani berusaha untuk dapat memperoleh
dan budaya masyarakat. Ikan merupakan panenan (produksi) yang tinggi, sekaligus
konsumsi makanan pokok yang menjadi mendapatkan keuntungan yang besar
perhatian penting bagi masyarakat karena untuk memenuhi kebutuhan keluarganya
memiliki protein tinggi, mudah didapat (Mubyarto, 1989). Usaha pembenihan

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 94


ikan merupakan salah satu bentuk serta kelayakan usaha yang diperoleh
usahatani, dan merupakan mata rantai petani pembenih dari usaha pembenihan
dalam usaha pembesaran ikan, dalam ikan nila di Kabupaten Sleman. Penelitian
fungsinya sebagai penyedia benih bagi ini diharapkan bermanfaat bagi khalayak
petani pembesar. Komoditas utama dan sebagai informasi bagi pembenih ikan
pembenihan ikan yang dilakukan oleh untuk melakukan perencanaan usahatani
petani pembenih di Kabupaten Sleman yang lebih baik.
salah satunya adalah ikan nila. Komoditas
ikan nila cukup potensial untuk METODE PENELITIAN
dikembangkan, karena merupakan ikan
ekonomis penting di dunia dimana cara Metode yang digunakan dalam
budidaya yang mudah, rasa yang penelitian ini adalah metode deskriptif
digemari, harga relatif terjangkau, dan analisis yaitu suatu metode yang meneliti
memiliki toleransi yang luas terhadap status kelompok manusia, suatu objek,
lingkungan. Selain itu permintaan pasar suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
ikan nila internasional maupun domestik ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
cukup tinggi. sekarang (Nasir, 1988). Penelitian
dilakukan dengan metode purposive
Produksi benih ikan di Kabupaten sampling. Pemilihan lokasi ditentukan
Sleman selama tahun 2011 s/d 2016 secara purposive sampling, yang
meningkat, dimana produksi benih ikan mendasarkan pada konsentrasi jumlah
pada tahun 2015 adalah 785.857.500 ekor petani pembenih ikan nila (sentra
dan meningkat menjadi 843.611.580 ekor pembenihan) yang berada di setiap
pada tahun 2016. Peningkatan produksi wilayah kecamatan di Kabupaten Sleman.
benih ikan ini didorong oleh peningkatan Berdasarkan kriteria tersebut, maka
produksi benih-benih dominan yaitu lele, terpilih 4 wilayah kecamatan yaitu;
nila, grasscarp dan gurami. Dari total Kecamatan Mlati, Kecamatan Kalasan,
produksi, benih yang dihasilkan oleh Kecamatan Ngemplak, dan Kecamatan
pemerintah pada tahun 2016 melalui Cangkringan.
Balai Benih Ikan (BBI) sebesar 3.428.780
ekor, sedang sisanya sebesar 840.182.800 Pengujian dilakukan dengan
ekor dihasilkan dari Usaha Pembenihan pengujian pendapatan dan keuntungan
Rakyat (UPR). Adanya peran UPR yang menggunakan pendekatan R/C ratio yaitu
sangat besar tersebut menuntut adanya perbandingan antara total penerimaan
pembinaan dan pengembangan usaha (total revenue) dengan total biaya (total
secara intensif dari pemerintah daerah cost), atau secara metematis dapat ditulis:
dalam upaya meningkatkan produksi TR
R/C ratio =
benih bagi petani pembenih, baik secara TC
teknis maupun aspek manajemennya.
Apabila nilai R/C ratio > 1 suatu usaha
Berdasarkan latar belakang dan dikatakan layak, hal ini menunjukkan
perumusan masalah di atas maka tujuan semakin tinggi nilai R/C maka tingkat
yang hendak dicapai dari penelitian ini keuntungan suatu usaha semakin tingggi.
adalah untuk mengukur dan menganalisis Jika R/C ratio < 1 maka usaha tersebut
faktor pendapatan dan tingkat pendapatan

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 95


dikatakan tidak layak dan jika R/C = 1 mungkin sehingga usaha tersebut
maka usaha tersebut tidak mendapatkan memberikan pendapatan semaksimal
keuntungan dan tidak juga rugi. mungkin (Suratiyah, 2006).

2. LANDASAN TEORI Teori Biaya dan Pendapatan


Pengertian Usahatani Biaya produksi dalam usaha tani
Mosher (1968) dalam Mubyarto
merupakan keseluruhan biaya yang
(1989) mendefinisikan usahatani sebagai
dikeluarkan seseorang selama proses
himpunan dari sumber-sumber alam yang
produksi. Faktor biaya sangat
terdapat ditempat itu yang diperlukan
menentukan kelangsungan proses
untuk produksi pertanian seperti tubuh
produksi. Menurut Boediono (1996),
tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang
biaya produksi digolongkan menjadi:
telah dilakukan atas tanah, sinar matahari,
bangunan-bangunan yang didirikan di 1. Biaya tetap total (Total Fixed Cost/
atas tanah dan sebagainya. Usahatani TFC) adalah biaya-biaya yang
dapat berupa usaha bercocok tanam atau jumlahnya tetap berapapun tingkat
memelihara ternak. output yang diproduksi, misalnya:
sewa tanah, sewa gudang pajak dan
Soekartawi (1995), menyatakan lainnya.
bahwa ilmu usahatani biasanya diartikan 2. Biaya variabel total (Total Variable
sebagai ilmu yang mempelajari Cost/ TVC) adalah biaya-biaya yang
bagaimana seseorang mengalokasikan berubah-ubah menurut tinggi
sumberdaya yang ada secara efektif dan rendahnya tingkat output yang
efisien untuk tujuan memperoleh diproduksi, misalnya: biaya sarana
keuntungan yang tinggi pada waktu produksi, upah tenaga kerja, biaya
tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau angkut, dsb.
produsen dapat mengalokasikan 3. Biaya total (Total Cost/ TC) adalah
sumberdaya yang mereka miliki (kuasai) jumlah dari biaya tetap dan biaya
sebaik-baiknya; dan dikatakan efisien bila variabel, TC = TFC + TVC.
pemanfaatan sumberdaya tersebut
menghasilkan keluaran (output) yang Klasifikasi biaya penting dalam
melebihi masukan (input). membandingkan pendapatan untuk
mengetahui jumlah biaya dan seberapa
Ilmu usahatani adalah ilmu yang besarnya pendapatan (income statement).
mempelajari bagaimana seseorang Menurut Algifari (2003), biaya yang
mengusahakan dan mengkoordinir faktor- harus dikeluarkan dalam suatu proses
faktor produksi berupa lahan dan alam produksi dapat dibedakan menjadi dua
sekitarnya sebagai modal sehingga macam, yaitu:
memberikan manfaat yang sebaik-
baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu 1. Biaya eksplisit adalah pengeluaran
usahatani merupakan ilmu yang aktual yang dilakukan oleh perusahaan
mempelajari cara-cara petani untuk membeli (purchase or hire)
menentukan, mengorganisasikan dan sumberdaya (faktor produksi) yang
mengkoordinasikan penggunaan faktor- digunakan dalam suatu proses
faktor produksi seefektif dan seefisien

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 96


produksi menurut Salvatore (1983) Keterangan:
dalam Algifari (2003) biaya eksplisit TR: Total Revenue/ Total Penerimaan
mengacu pada pembelanjaan yang (Rp)
nyata yang menyangkut pembelian P : Harga output yang dihasilkan
atau pengadaan kebutuhan input. (Rp)
Misalnya biaya bibit, pupuk, dan obat- Q : Jumlah output yang dihasilkan
obatan. (ekor)
2. Biaya implisit adalah biaya oportunitas
dari penggunaan faktor produksi yang Menurut Soekartawi et al (1986),
dimiliki oleh perusahaan dalam proses pendapatan usahatani adalah selisih
produksi. Biaya implisit sering tidak antara penerimaan dan semua biaya
dianggap sebagai biaya di dalam produksi. Pendapatan yang dimaksud
proses produksi. Menurut Salvatore adalah besarnya keuntungan bersih yang
(1983) dalam Algifari (2003) biaya diterima oleh petani. Apabila ditulis
implisit mengacu pada nilai input yang dalam bentuk persamaan adalah sebagai
dimiliki petani yang digunakan oleh berikut:
petani untuk proses produksi. NR = TR – TCeksplisit
Misalnya biaya sewa sendiri, biaya NR = TR – (TVC + TFC)eksplisit
angkut sendiri, dan lain-lain. NR = Py.Y – (Px.X + TFC)eksplisit
Soekartawi (1990), penerimaan
tunai adalah nilai uang yang diterima dari Di mana:
penjualan produk, sedangkan biaya tunai
adalah jumlah yang dibayarkan untuk NR: Net Revenue/ Pendapatan bersih (Rp)
pembelian barang dan jasa. Biaya tunai TR: Total Revenue/ Total Penerimaan
juga bisa diartikan sebagai biaya yang (Rp)
dikeluarkan untuk pembayaran kas yang TC eksplisit : Total Cost eksplisit/ Total Biaya
dikenal dengan biaya eksplisit yang eksplisit
meliputi upah yang harus dibayarkan, TVC : Total Variabel Cost/ Total biaya
pembayaran untuk berbagai bahan yang variabel (Rp)
digunakan, biaya sarana umum dan biaya TFC : Total Fixed Cost/ Total Biaya
lainnya, sedangkan biaya implisit Tetap (Rp)
merupakan biaya yang tidak melibatkan Py : Harga output
pengeluaran kas atau berkaitan dengan Y: Jumlah Output
setiap keputusan yang sulit dihitung. Px : Harga input
X : Jumlah Input
Total penerimaan benih ikan nila Keuntungan adalah selisih dari
adalah hasil dari perkalian antara jumlah total penerimaan (total revenue) dengan
produksi banih ikan nila ukuran 3 - 5 cm total biaya (total cost) dari hasil usaha
yang dihasilkan dari usaha pembenihan yang dikerjakan. Total revenue (TR)
ikan nila dengan harga jual benih ikan diartikan sebagai penerimaan total
nila yang berlaku saat ini. Secara produsen dari hasil penjualan outputnya.
matematis dapat ditulis: Total revenue didapatkan dengan
mengalikan antara jumlah output dengan
TR = P . Q harga jual output. Sedangkan total cost
(TC) atau total biaya adalah penjumlahan

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 97


total biaya tetap dan total biaya variabel.
Keuntungan secara matematis dapat 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
ditulis sebagai berikut:
Π = TR – TC eksplisit+implisit Analisis Pendapatan dan Keuntungan
Π = TR – (TVC + TFC) eksplisit+implisit Usaha Pembenihan Ikan Nila di
Π = Py.Y – (Px.X + TFC) eksplisit+implisit Kabupaten Sleman

Keuntungan dan pendapatan Pendapatan usahatani besar


bersih usahatani sangat tergantung dari merupakan harapan setiap petani kecil,
jumlah output, harga output dan biaya per dimana hasil produksi usahatani yang
satuan unit output. Semakin besar output, dilakukan akhirnya dinilai dengan uang.
semakin tinggi harga output, dan semakin Pada analisis usahatani, pendapatan
rendah biaya per satuan unit output akan merupakan faktor penting sebagai sumber
memperbesar keuntungan dan pendapatan utama dalam memenuhi kebutuhan petani
bersih yang diterima. Demikian pula dan keluarganya sehari-hari serta untuk
sebaliknya, semakin kecil output, menjaga kelangsungan hidup dari
semakin rendah harga output dan semakin usahatani yang dijalankan. Dalam usaha
tinggi biaya per satuan unit output, maka pembenihan ikan nila, besar kecilnya
keuntungan dan pendapatan bersih yang pendapatan rata-rata yang diperoleh
diterima petani menjadi semakin rendah. pembenih ditentukan oleh besar kecilnya
Terbatasnya kuantitas dan kualitas biaya yang benar-benar dikeluarkan
sumberdaya yang dimiliki petani (Tabel 2).
menuntut alokasi sumberdaya dan
pemilihan jenis usahatani dengan tepat.
Kesalahan dalam pengalokasian
sumberdaya dan pemilihan jenis
usahatani akan merugikan petani.

Tabel 2. Rata-rata Biaya, Penerimaan, Pendapatan, Keuntungan, dan R/C Ratio Usaha
Pembenihan Ikan Nila di Kabupaten Sleman
No Uraian Per usahatani = 4.794 m2 Per 1000 m2
I Rata-rata Biaya Tetap
- Biaya Penyusutan alat Rp 2.324.566,00 Rp 525.896,00
- Biaya Sewa Lahan Rp 4.580.000,00 Rp 926.689,00
Total Biaya Tetap (FC) Rp 6.904.566,00 Rp 1.452.585,00
II Rata-rata Biaya Variabel
- Biaya Induk Rp 3.617.460,00 Rp 1.117.027,00
- Biaya Pakan Rp 44.108.015,00 Rp 9.489.607,00
- Biaya Pupuk Rp 1.830.188,00 Rp 416.915,00
- Upah Tenaga kerja Rp 9.088.640,00 Rp 2.863.998,00
- Pemeliharaan kolam Rp 3.021.120,00 Rp 540.131,00
Total Biaya Variabel (VC) Rp 61.665.422,00 Rp 14.427.677,00
Total Biaya (FC + VC) Rp 68.569.988,00 Rp 15.880.262,00

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 98


III Penerimaan Benih Rp 137.188.800,00 Rp 29.445.921,00
Penjualan Induk Rp 3.206.160,00 Rp 972.884,00
Total Penerimaan Rp 140.394.960,00 Rp 30.418.805,00
IV Pendapatan Rp 78.729.538,00 Rp 15.991.128,00
V Keuntungan Rp 71.824.972,00 Rp 14.538.543,00
VI R/C 2,05 1,92

Sumber: Analisis Data Primer


ekor (benih ukuran 3 – 5 cm), rata-rata
Pendapatan yang besar tidak produksi benih nila adalah 3.919.680
selalu menunjukan efisiensi yang tinggi, ekor. Pendapatan yang diperoleh pertahun
karena ada kemungkinan pendapatan per 1000 m2 masih bisa ditingkatkan
yang besar itu diperoleh dari investasi dikarenakan jumlah induk yang
yang tinggi dan berlebihan. Oleh karena digunakan masih belum optimal dan
itu, perlu diukur tingkat efisiensi banyak yang sudah afkir.
usahanya dengan menggunakan efisiensi
usahatani yaitu R/C. R/C merupakan 4. KESIMPULAN DAN SARAN
perbandingan antara penerimaan dengan Kesimpulan
biaya. Nilai R/C per 1000 m2 adalah 1,92. Berdasarkan hasil penelitian yang
Nilai R/C 1,92 artinya untuk setiap rupiah telah dilakukan, maka dapat diambil
total biaya yang dikeluarkan untuk usaha kesimpulan pendapatan usaha
pembenihan ikan nila akan menghasilkan pembenihan ikan nila di Kabupaten
penerimaan sebesar Rp 1,92. Sehingga Sleman sangat baik untuk di usahakan
usaha pembenihan ikan nila di Kabupaten karena memiliki nilai R/C yang tinggi
Sleman sangat baik untuk di usahakan. yaitu 1,92 per1000 m2 dengan pendapatan
rata-rata sebesar Rp 14.538.543,00.
Berdasarkan hasil analisis rata- pendapatan tersebut masih bisa
rata biaya, penerimaan, dan pendapatan ditingkatkan dikarenakan jumlah induk
pada Tabel 2, diketahui bahwa rata-rata yang digunakan masih belum optimal.
biaya, penerimaan, dan pendapatan untuk
perluasan 1000m2 yaitu sebesar Saran
Rp15.880.262,00; Rp30.418.805,00; dan Untuk lebih meningkatkan
Rp14.538.543,00. pendapatan usaha pembenihan ikan nila
Keuntungan usaha pembenihan di Kabupaten Sleman, diperlukan
ikan nila di Kabupaten Sleman beberapa langkah yaitu;
merupakan selisih antara penerimaan 1. Mengganti Induk ikan nila yang
dengan keseluruhan biaya yang berumur diatas 2 tahun atau
dikeluarkan oleh pembenih. Rata-rata peremajaan induk ikan unggul untuk
keuntungan yang diperoleh pembenih meningkatkan mutu dan kualitas benih
ikan nila sebesar Rp 14.538.543,00 per yang dihasilkan dengan adanya peran
1000 m2. pemerintah dan kerjasama dengan
Penerimaan dalam penelitian ini lembaga penelitian.
adalah perkalian antara produksi yang 2. Meningkatkan kualitas pembenih
diperoleh dengan harga jual yaitu Rp 50,-/ melalui pelatihan, magang, dan

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 99


pendampingan agar pengetahuan, Kuncoro, M., 2004, Metode Kuantitatif:
pengalaman dan keterampilan Teori dan Aplikasi untuk Bisnis
pembenih bertambah serta dan Ekonomi, UPP AMP YKPN,
meningkatkan kemampuan manajemen Yogyakarta.
pembenih dalam berusahatani. Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi
3. Pihak pemerintah hendaknya dapat Pertanian. Cetakan ketiga. LP3ES:
berperan lebih untuk memfasilitasi Jakarta.
dalam pembentukan jaringan Nasir, Muhammad. 1988. Metode
pemasaran sehingga mampu Penelitian. Ghalia Indonesia.
meningkatkan kekuatan tawar Penerbit Balai Aksara-Penerbit
pembenih ikan nila. Yudishtira dan Pustaka Saadiyah:
4. Mengoptimalkan pemanfaatan Jakarta.
teknologi tepat guna untuk Soekartawi, Soeharjo A, Dillon JL,
memperoleh hasil yang optimal dan Hardaker JB. 1986. Ilmu
melakukan diversifikasi produk untuk Usahatani dan Penelitian Untuk
mencegah jika terjadi over produksi. Pengembangan Petani Kecil. UI
Press: Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi
Algifari. 2003. Ekonomi Mikro: Teori Produksi dengan Pokok Bahasan
dan Kasus. Sekolah Tinggi Ilmu Analisis Fungsi Cobb-Douglas,
Ekonomi. Yogyakarta. PT. Raja Grafindo Persada:
Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Jakarta.
DIY. 2009. Laporan Pelaksanaan Widarjono, A. 2010. Ekonometrika:
Sarasehan Depo Pembenihan Dan Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi
Pembudidayaan Ikan. Yogyakarta. dan Bisnis Ed.2., Cet.1.
Kotler P. 2004. Manajemen Pemasaran. Ekonisia.Yogyakarta.
Edisi Millenium. Penerjemah: H
teguh, RA Rusli dan B Molan.
Prenhalindo: Jakarta. Terjemahan
dari Marketing Management.

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 100

Anda mungkin juga menyukai