BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Konsep Biaya Relevan............................................................................3
2.2 Biaya Eksplisit dan Biaya Implisit..........................................................4
1. Biaya Eksplisit..................................................................................4
2. Biaya Implisit...................................................................................4
2.3 Biaya Incremental dan Sunk Cost...........................................................5
2.4 Biaya Jangka Pendek dan Biaya Jangka Panjang....................................5
1. Biaya Produksi Jangka Pendek dan Kurva........................................5
2. Biaya Produksi Jangka Panjang dan Kurva......................................11
2.5 Analisis Pulang -Pokok.........................................................................16
1. Analisis Pulang –Pokok Linear.................................................................17
-i-
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah biaya bisa diartikan dengan sebagai cara dan pengertian yang
tepat akan berubah-ubah, tergantung pada bagaimana penggunaan biaya
tersebut. Biasanya, biaya berkaitan dengan tingkat harga suatu barang yang
harus dibayar. Jika kita membeli sebuah produk secara tunai dan kemudian
segera menggunakan produk tersebut, maka tidak akan ada masalah yang
timbul dalam pendefinisian dan pengukuran biaya produk tersebut. Namun
demikian, jika barang tersebut dibeli lalu disimpan untuk sementara waktu dan
kemudian baru rumit lagi, jika barang tersebut merupakan aset yang
bermacam-macam pada beberapa periode waktu yang tak terbatas. K
-1-
tersebut kepada para pemakai alternatif.
1. Biaya Eksplisit
Biaya eksplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan perusahaan, atau
biaya yang dikeluarkan dimana terdapat pembayaran kas. Misalnya pengeluaran
untuk membeli bahan baku untuk produksi, untuk membayar tenaga kerja langsung
yang berkaitan dengan produksi dan sebagainya.
2. Biaya Implisit
Biaya implisit adalah nilai dari input yang dimiliki perusahaan yang
digunakan dalam proses produksi, tetapi tidak sebagai pengeluaran nyata yang
dikeluarkan perusahaan. Biaya implisit juga dapat diartikan sebagai biaya non kas
yang diukur dalam konsep biaya kesemptan. Biaya implisit yang berkaitan dengan
setiap keputusan jauh lebih sulit untuk dihitung. Biaya-biaya ini tidak melibatkan
pengeluaran kas dan karena itu sering diabaikan dalam analisis keputusan. Karena
pembayaran kas tidak dilakukan untuk biaya implisit, konsep biaya kesempatan
harus digunakan untuk mengukurnya.
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah berapapun jumlah barang
yang diproduksi. Biaya untuk sewa tanah, sewa gedung, penyusutan mesin, gaji
pegawai tetap, gaji manajer, bunga pinjaman bank adalah contoh-contoh biaya
tetap. Misalnya, biaya gaji yang dikeluarkan perusahaan setiap bulan
Rp10.000.000. Selama satu bulan itu meskipun jumlah produksi bertambah biaya
gaji bulan itu tidak bertambah kecuali jika ada penambahan tenaga kerja.
Biaya tetap rata-rata adalah biaya tetap yang dibebankan pada setiap
satuan output yang dihasilkan. Biaya ini dihitung debgan membagi biaya tetap
total dengan jumlah output yang diproduksi. Pada produksi biaya tetap rata-
ratanya , selanjutnya pada produksi . Sehingga dapat disimpulkan bahwa
seberapa banyak output yang dihasilkan jumlah biaya tetap total akan sama.
Tetapi semakin banyak output yang dihasilkan, biaya tetap rata-rata atau AFC
akan semakin kecil dan semakin sedikit output yang dihasilkan, AFC semakin
besar. Ini dapat diketahui dari bentuk kurva AFC yang melengkung ke kanan
dari atas ke bawah.
Biaya Variabel adalah biaya yang jumlahnya tidak tetap atau berubah-
ubah sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan. Semakin banyak output yang
dihasilkan maka biaya variabel yang dikeluarkan juga semakin banyak.
Sebaliknya, semakin sedikit output yang dihasilkan, semakin sedikit pula biaya
variabel yang dikeluarkan. Biaya bahan baku, bahan pembantu, bahan bakar, dan
upah tenaga kerja langsung merupakan contoh biaya variabel.
Biaya variabel rata-rata adalah b iaya variabel yang dibebankan pada tiap
unit produk yang dihasilkan.
AFC=TFC/Q
Dalam tabel 1.1 biaya tetap rata-rata ditunjukan dalam kolom (7), dan
angka-angka tersebut didapat dengan membagi nilai biaya tetap total (yang
terdapat dalam kolom 3) dengan jumlah produsi ( yang ditujukan dalam kolom 2)
pada setiap jumlah tenaga kerja yang digunakan.
(2) Biaya Berubah Rata-rata (AVC)
AVC=TVC/Q
Dalam tabel 1.1, biaya berubah rata-rata ditunjukan kolom (8) dan angka-
angka tersebut diperoleh dengan mebagi nilai biaya berubah total (dalam kolom 4)
dengan jumlah produksi (data dalam kolom 2).
Apabila biaya total (TC) untuk memprodksi sejumlah barang tertentu (Q)
dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya total
rata-rata. Nilainya dihitung menggunakan rumus dibawah ini:
Dalam tabel 1.1 biaya total rata-rata ditunjukan dalam kolom (9), untuk
mendapat angak-angka tersebut, sesuai dengan yang bru ddinyatakan diatas, dua
cara dapat digunakan. Yang pertama adalah dengan mebagi nilai-nilai dalam
kolom (5) dengan jumlah produksi yang dinyatakan dalam kolom (2). Cara yang
kedua adalah dengan menambahkan biaya tetap rata-rata dan biaya berubah rata-
rata yang terdapat dalam kolom (7) dan (8).
Kurva LRAC (Long Run Average Cost) atau biaya total rata-rata jangka
panjang adalah kurva yang menunjukkan biaya rata-rata yang paling minimum
untuk berbagai tingkat produksi apabila perusahaan dapat selalu mengubah
kapasitas produksinya. Kurva LRAC adalah suatu kurva yang berbentuk U yang
jauh lebih datar daripada kurva biaya total rata-rata jangka pendek. Selain itu,
semua kurva jangka pendek berada di atas kurva jangka panjang. Hal ini timbul
karena perusahaan memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi pada jangka panjang.
Pada intinya, dalam jangka panjang perusahaan dapat memilih kurva jangka
pendek yang ingin digunakan. Tetapi dalam jangka pendek, perusahaan harus
menggunakan salah satu kurva jangka pendek yang telah dipilih sebelumnya.
Kurva LRAC merupakan kurva yang menyinggung berbagai kurva AC jangka
pendek. Titik-titik persinggungan tersebut merupakan biaya produksi yang paling
optimum atau minimum untuk berbagai tingkat produksi yang akan dicapai
pengusaha dalam jangka panjang. Satu hal perlu diingat dalam menggambarkan
kurva LRAC adalah bahwa kurva itu tidak menyinggung kurva-kurva AC pada
bagian (di titik) yang terendah dari kurva AC.
Dapat disimpulkan bahwa kurva LRAC, walaupun tidak menghubungkan
setiap titik terendah dari AC, menggambarkan biaya minimum perusahaan dalam
jangka panjang.
TVC
Average Variabel Cost (AVC) = Q
TC dTC
Marginal Cost = Q dQ
total (Rp)
z
Decreasing
Increasing productivity of variable
productivity of factors
variable factors TC FC
VC
TVC
Output
0 Q Q Q
1 2 3
AC
AVC
Output
0
Q Q Q
1 2 3
Rp
TC
Output
Gambar 5.2. Fungsi Biaya Total (TC) yang menunjukkan sistem produksi yang
Constant Returns to Scale
Semua hubungan langsung antara fungsi produksi dan fungsi biaya yang
dijelaskan di atas didasarkan pada asumsi bahwa harga-harga input adalah
konstan. Jika harga-harga input merupakan fungsi dari output, maka fungsi biaya
tersebut akan menunjukkan kenyataan itu. Misalnya, fungsi biaya suatu
prusahaan pada keadaan constant returns input yang dibeli, akan berbentuk
seperti ditunjukkan oleh gambar 5.3. proporsi kenaikan biaya akan lebih besar
dari proporsi kenaikan output.
Rp
TC
Output
Gambar 5.3. Fungsi Biaya Total (TC) Yang Menunjukkan Sistem Produksi Yang
Increasing Returns to Scale
Rp (juta) TC
rugi
TR
laba
rugi FC
0 Titik peluang-pokok dijualdijual
Laba maksimum
Rp (juta)
Titik
Peluan TR Laba bersih
g- laba
Pokok
150 TC
VC
60 rugi FC
FC
Kuantitas
yang
0 50 80
diproduksi dan
yang dijual
Gambar 5.5. Grafik Pulang-pokok Yang Linear