BEP Rata-rata
-Penjualan Rp7.735.401,-
-Produksi/kg 1.547 Kg
-Penilaian Layak dilaksanakan
PENDAHULUAN
BAB I - Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN
Kirana yang dapat dikembangkan sendiri oleh petani. Faktor lain yang mengakibatkan rendahnya
tingkat produktivitas tanaman pisang Mas Kirana adalah teknologi, petani selama ini masih
menggunakan cara-cara konvensional dalam mengembangkan potensi. Petani beranggapan
bahwa cara tersebut paling baik digunakan untuk mengembangkan budidaya pisang Mas Kirana.
Pola pikir demikian mengakibatkan produktivitas pisang Mas Kirana tidak akan mencapai hasil
maksimal seperti halnya menggunakan teknologi dalam pengelolaan tanaman pisang.
Peningkatan produktivitas pisang M as Kirana melalui pengembangan teknologi dan pola tanam
pisang Mas Kirana secara baik memerlukan dukungan modal dari perbankan atau lembaga
keuangan lainnya. Dukungan modal bagi petani merupakan hal penting dan utama dalam
budidaya pisang Mas Kirana. Modal untuk pengembangan budidaya pisang Mas Kirana di
Kabupaten Lumajang sebatas pada swadaya masyarakat atau gotong-royong masyarakat,
sehingga dengan penanaman dan pengelolaan sederhanan secara tidak langsung berdampak
kurang baiknya aspek pemeliharaan dan kualitas tanaman pisang.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas perlu dilakukan penelitian mengenai pola
pembiayaan usaha budidaya pisang Mas Kirana untuk mendorong pihak perbankan dan pelaku
usaha dalam peningkatan produksi dan pemasaran pisang Mas Kirana. Peluang potensi pisang
Mas Kirana di Kabupaten Lumajang dapat dijadikan sebagai salah-satu komoditas ekspor
potensial bagi Jawa timur dan Indonesia khususnya serta mampu memberikan lapangan
pekerjaan yang layak bagi masyarakat yang bergerak dalam bidang pertanian.
Skim kredit yang tersedia untuk pembiayaan usaha budidaya pisang Mas Kirana adalah
KUR (Kredit Usaha Rakyat) maupun Kredit Investasi (KI) dan Kredit Modal Kerja (KMK). Jangka
waktu pinjaman kredit berkisar antara 3-5 tahun dan untuk KI dan 1-3 tahun untuk KMK. Pola
analisis kredit yang diperhitungkan pihak bank adalah break event point (BEP), Benefit Cost Ratio
(B/C Ratio) serta Working C apital/Turn Over (WCTO). Kriteria yang juga menjadi pertimbangan
bank berpedoman pada 5C yaitu character (watak), capacity (kemampuan), capital (permodalan),
collateral (jaminan) dan condition (kondisi) dalam melakukan analisis kredit kepada calon debitur.
Kebutuhan modal usaha budidaya pisang Mas Kirana membutuhkan modal
Rp25.000.000,- sampai dengan Rp30.000.000,- maka skim kredit yang sesuai adalah KUR dan
KUK dengan suku bunga antara 12% - 13 % per tahun. Sistem pembayaran angsuran pokok dan
angsuran bunga disesuaikan dengan kemampuan petani untuk memenuhi kewajiban angsuran
rutin per bulan atau angsuran rutin per enam bulan.
3.4 Teknologi
Sebagai pote nsi daera h, pisang Mas Kirana selama ini hanya dibudidayakan se car a
konvensional dan k urang adanya te knologi dalam pengelolaan, sehingga mengakibatk an
rendahnya tingka t produktivitas yang dihasilkan setiap musim panen. Pene rapan teknologi dala m
setiap kegiatan pengemba ngan potensi pisang Mas Kirana diharapkan akan me ningkatk an
tingkat produktivitas dari tanam an tersebut se rta meningkatkan pe ngeluaran masyarakat dalam
berbagai aspek dalam pengelolaan tanam an pisang kirana.
3. Pemupukan
a. Pupuk di kelola oleh kelompok tani, agar lebih efisien.
b. Pemupukan di lakukan 3 kali dalam satu kali proses produksi
4. Pemangkasan
a. Pemangkasan dilakukan terhadap daun-daun tua .
b. Pemangkasan anakan di lakukan setiap saat dengan mempertahankan tiap rumpun pisang
terdiri dari 1-2 anakan setiap periode.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
a. Hama Penggerek batang
Hama menyerang batang, mengakibatkan batang berlubang dan membusuk, serta
mudah patah.
Daun-daun layu dan menggantung.
b. Hama Gulung Daun (Kluntung)
Daun pisang menggulung disebabkan oleh serangga erionata thraxl.
Ciri-ciri mendapat serangan yaitu daun sobek dan menggulung, akibatnya asimilasi
terganggu sehingga buah pisang yang dihasilkan kurus/kecil.
Pengendalian dengan cara penyemprotan instektisida sistemik, seperti insektisida dengan
bahan aktif fipronil atau deltametrin .
c. Penyakit Sigatoga
Penyebab penyakit adalah cendawan Cerco spora Musae Zimmin.
Pengendalian penyakit dengan cara sanitasi lingkungan antara lain dengan memusnahkan
daun-daun kering akibat serangan penyakit dan mengurangi jumlah anakan yang
berlebihan. Bercak daun Sigatoka Disease adalah penyakit pisang yang banyak ditemukan
di lahan petani. Pisang Mas Kirana sangat tahan terhadap hama ulat buah, serangan
hama ulat buah pisang kemungkinan kecil pengaruhnya terhadap hasil karena buah yang
terserang hanya menunjukkan gejala kudis. Dari segi estetika buah untuk ekspor, pisang
yang terserang hama ulat buah sangat berpengaruh pada tingkat harga.
6. Panen
a. Pembrongsongan dilakukan pada saat pisang pertama belum membuka dan jantung
pisang mulai merunduk dengan menggunakan plastik berwarna biru (Heigrow Cover Fruit).
b. Mutu pisang yang baik sangat di tentukan oleh tingkat kematangan dan bentuk fisik buah
dengan ciri-ciri sebag ai berikut :
Rusuk buah tidak jelas
Uleran tampak gilig (berisi)
Tangkai putik buah telah gugur
Gambar 3.1
Diagram Alur Pasca Panen
Penyisiran
Triming
Pencucian
Penirisan
Grading
Pelabelan
Penimbangan
Pengemasan
Penyimpanan
PEMASARAN
bagi para pengelola catering maupun restoran, selain itu mempunyai karakter warna
buah yang menarik, rasa daging buah manis dan segar serta tekstur buah yang renyah. Pisang
Mas Kirana dari Kabupaten Lumajang telah banyak dijual di pasar swalayan di Jawa Timur, Jawa
Tengah, dan Bali. Pihak swasta juga sedang mengupayakan untuk ekspor pisang M as Kirana ke
Singapura dan Hongkong.
Tabel 3.1
Karateristik Pisang Mas Kirana
Gambar 3.2
Pisang Mas Kirana
Gambar 4.1
Rantai Pemasaran Pisang Mas Kirana
PT.SSN
Swalayan
PT.Mulya Raya
Petani &
Kelompok Gapoktan Konsumen
Tani
Pasar Lokal
Oleh karena itu untuk memenuhi standar ekspor, petani harus melakukan registrasi kebun dan
sudah mendapatkan Sertifikat Prima Tiga, yang menjadi salah satu syarat komoditas yang akan
di ekspor ke luar negeri.
Produksi buah lokal sebenarnya mampu bersaing dengan buah dari beberapa negara lain,
namun perlu mendapatkan penanganan khusus teknologi yang cukup baik dari sisi teknik
budidaya dan pemasaran yang harus didukung oleh pemerintah, agar buah lokal di Indonesia
bisa tembus ke pasar dunia.
ASPEK KEUANGAN
BAB VI - Aspek Keuangan
Analisa k euangan dapat digunakan untuk m embuat suatu ke putusan invest asi,
pendanaan m aupun pe rhitungan prof it. Keputusan investa si ditujukan untuk menghasilk an
kebijakan yang berhubungan dengan kebija kan pengalokasian sumber dana secara optima l,
kebijakan modal kerja, ke bijak an investasi yang be rdampak pada strate gi perusahaan. A nalisis
aspek keua ngan dipe rlukan untuk mem bantu pihak P erbankan at au Lem baga Keuangan
menge tahui da ri sisi keuangan, terutam a kem ampuan pengusaha untuk m engemba likan k redit
atau pe mbiayaa n yang telah diperole h. Analisis keuangan dapat juga berm anfaat bagi pela ku
usaha dalam per encana an dan pengelolaan usaha budidaya pisang Mas Kirana .
Pisang Mas Kirana beradaptasi dengan baik di dataran sedang yang memiliki ketinggian
sekitar 600 mdpl dengan tekstur tanah lempung berpasir dan regim kelembaban lembab. Pisang
Mas Kirana dari wilayah Kecamatan Senduro, telah cukup dikenal oleh masyarakat luar daerah
hingga manca Negara. Ratusan ton pisang Mas Kiran a, baik kualitas A, B, maupun C setiap bulan
dikirim ke luar daerah, untuk memenuhi permintaan pasar yang demikian besar. Harga pisang
Mas Kirana d engan grade A sebesar Rp5.000,- /kg yang dipasarkan ke sejumlah pasar swalayan
melalui distributor di Jakarta dan Tangerang, sedangkan pisang Mas Kirana grade B seharga
Rp2.000,-/kg yang dipasarkan di Kabupaten Lumajang dan sekitarnya. Bahkan, hingga saat ini,
permintaan pasar terhadap pisang Mas Kirana, belum semuanya terpenuhi, dikarenakan
permintaan pisang tersebut memang benar-benar yang berkualitas tinggi, untuk mengisi
sejumlah super market dan swalayan di Jabodetabek dan sekitarnya. Petani pisang Mas Kirana di
wilayah Kecamatan Senduro jumlahnya sangat banyak. Sebagian besar petani telah bergabung di
dalam Kelompok Tani (Poktan) yang kemudian juga bergabung di dalam Gabungan
Kelompok Tani (Gapoktan). Keberad aan jenis pisang Mas Kirana pada saat ini
pengembangannya diperluas hingga Kecamatan Gucialit.
Tabel 6.1.
Asumsi Proyeksi Keuangan Budidaya Pisang Mas Kirana
Tabel 6.2
Biaya Investasi Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana
Harga
Nilai Nilai Nilai
Uraian Unit per Unit Total Biaya (Rp)
Ekonomis Penyusutan Sisa
(Rp)/Tahun
K omponen t erbesar untuk biaya investa si usa ha budidaya pisa ng M as K irana adalah sew a lahan
menc apai 0,93% dari total biay a investa si lainnya. Sisany a adalah pembe lia an cangk ul, sa bit dan
spray er.
Tabel 6.3
Biaya Operasional Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana
BIAYA TETAP
TOTAL BIAYA TOTAL BIAYA TOTAL BIAYA
NO KEGIATAN Tahun I Tahun II Tahun III
(Rp) (Rp) (Rp)
A Biaya Alat/Bahan/Perlengkapan
- Plastik Brongsong Buah 3.300.000 0 0
- Bambu Ajir 165.000 0 0
SUB TOTAL 3.465.000 0 0
BIAYA TETAP
TOTAL BIAYA TOTAL BIAYA TOTAL BIAYA
NO KEGIATAN Tahun I Tahun II Tahun III
(Rp) (Rp) (Rp)
BIAYA VARIABEL
A Biaya Bibit
- Bibit Pisang Mas Kirana 3.300.000 0 0
B Pupuk Dasar
- Pupuk Kandang/Organik 5.500.000 5.500.000 5.500.000
Pestisida 270.000 270.000 270.000
TOTAL BIBIT, PUPUK DAN OBAT -OBATAN 9.070.000 5.770.000 5.770.000
C Tenaga Kerja
I. Pengolahan Lahan Siap Tanam
- Tenaga Pembersihan Lahan 800.000 0 0
II.Penanaman
- Tenaga Pembuatan Lubang Tanam 1.100.000 0 0
- Tenaga Penanaman Bibit 400.000 0 0
- Tenaga Pengajiran 120.000 0 0
III.Perawatan
- Tenaga Pemupukan 240.000 240.000 240.000
- Tenaga Penyiangan 560.000 560.000 560.000
- Tenaga u/ Pembuangan Daun Tua 320.000 320.000 320.000
- Tenaga u/ Penjarangan Anakan Pisang 320.000 320.000 320.000
- Tenaga u/ Pemotongan Jantung Pisang 160.000 160.000 160.000
- Tenaga Pembrongsongan 220.000 220.000 220.000
IV. Tenaga Pengendalian Hama&Penyakit 120.000 120.000 120.000
V.Tenaga Panen 300.000 300.000 300.000
JUMLAH TENAGA HARIAN ORANG KERJA 4.660.000 2.240.000 2.240.000
(HOK)
TOTAL BIAYA VARIABEL 13.730.000 8.010.000 8.010.000
TOTAL BIAYA 17.195.000 8.010.000 8.010.000
Tabel 6.4
Komponen Biaya Operasional Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana (3 tahun)
Rata-Rata Perbulan Rata-Rata Pertahun
No Komponen Biaya
(Rp) (Rp)
1 Biaya Tetap 96.250 1.155.000
2 Biaya Variabel 826.389 9.906.667
3 Jumlah Biaya Operasional 922.639 11.071.667
Tab el 6.7
Pro d uks i d an Pen dap atan K oto r
Grade A
Grade B
TOTAL 32.661.475
Tingkat keuntungan (profitability) dari usaha budidaya pisang Mas Kirana merupakan
bagian sangat penting dalam analisis keuangan dari rencana kegiatan investasi. Keuntungan
dihitung berdasarkan selisih antara penerimaan dan pengeluaran tiap tahunnya. Tabel 6.8.
menunjukkan keuntungan Proyeksi Laba Rugi dan BEP dari usaha budidaya pisang Mas Kirana.
Hasil perhitungan Proyeksi Laba Rugi menunjukkan bahwa laba setelah pajak pada tahun
biaya tetap, biaya variabel dan hasil penjualan pisang Mas Kirana, menghasilkan BEP Penjualan, BEP
Produksi pada tahun pertama adalah Rp13.972.358,- per tahun untuk 2.794 kg dan pada tahun
kedua Rp5.124.416,- per tahun untuk 1.025 kg, sedangkan untuk tahun ketiga adalah
Tabel 6.8
Proyeksi Laba Rugi Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana
Tahun Ke
NO Uraian
1 2 3
1 Penerimaan
Total Penerimaan 32.661.475 32.661.475 32.661.475
2 Pengeluaran
a. Biaya Variabel 13.730.000 8.010.000 8.010.000
b. Biaya tetap 3.465.000 0 0
c. Depresiasi 2.686.667 2.686.667 2.686.667
d. Angsuran Bunga 1.947.090 1.181.022 414.954
TOTAL PENGELUARAN 21.828.757 11.877.689 11.111.620
3 R/L Sebelum Pajak 10.832.718 20.783.786 21.549.855
4 Pajak (15%) 1.624.908 3.117.568 3.232.478
5 Laba Setelah Pajak 9.207.810 17.666.218 18.317.376
6 Profit on Sales 28,19% 54,09% 56,08%
Untuk menilai kelayakan investasi usaha budidaya pisang Mas Kirana dapat dilakukan
berdasarkan Net Present Value (NPV), Net Benefit/Cost Ratio (Net B/C) dan IRR . Perhitungan kriteria
NPV dan Net B/C Ratio menggunakan Discount Factor (DF) 13%. Hal ini berdasarkan pada tingkat
suku bunga pinjaman per tahun yang dikenakan bank yang memberikan kredit, nilai kriteria-kriteria
Tabel 6.9
Proyeksi Arus Kas Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana
Tahun Ke
No Uraian
0 1 2 3
A Arus Kas Masuk
1. Total Penjualan Pisang 0 32.661.475 32.661.475 32.661.475
2. Kredit:
a. Investasi 5.642.000
b. Modal Kerja 12.036.500
3. Modal Sendiri
a. Investasi 2.418.000 - - -
b. Modal Kerja 5.158.500
4. Sisa Nilai Proyek - - - -
5.Penerimaan Lainnya
Dari hasil perhitungan diatas, metode analisis yang digunakan adalah NPV untuk
memperkirakan aliran kas usah a budidaya pisang M as Kirana atau kemampuan keuangan usaha
budidaya pisang M as Kiran a dari waktu ke waktu. Hasil NPV usaha budidaya pisang Mas Kirana
adalah Rp18.702.822,- menunjukkan NPV positif, atau NPV>0 yang berarti usaha layak dijalankan
(feasible).
Selain NPV, alat analisis lain adalah Benefit Cost Ratio yang digunakan untuk mengetahui
besaran keuntungan atau kerugian serta kelayakan suatu usaha. Dalam analisisnya metode
tersebut memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan suatu
usaha. Perhitungan manfaat dan biaya merupakan satu kesatuan yang tidak bias dipisahkan satu
dengan yang lainnya. Dari analisis data diperoleh perhitungan Net Benefit Cost Ratio usaha
budidaya pisang M as Kirana sebesar 1,74 maka BC>1 artinya kelayakan usaha bisa diterima dan
dilaksanakan.
Kelayakan suatu usaha dapat didekati dengan mempertimbangkan Internal Rate of Return
(IRR) yaitu apabila nilai IRR sama atau lebih besar dari nilai tingkat suku bunga maka proyek
tersebut layak untuk dikerjakan dan apanila sebaliknya maka proyek tersebut tidak layak untuk
dikerjakan. Dari perhitungan IRR diperoleh hasil 49,65% lebih besar dari suku bunga kredit 13%,
maka usaha budidaya pisang Mas Kirana mampu mendapatkan kredit sampai dengan bunga
lebih dari 13% per tahun, maka usaha budidaya pisang Mas Kirana tersebut bisa diterima.
Perhitungan pay back period atau lama pengembalian modal diperoleh hasil 1,7 tahun kurang
dari 3 tahun rencana proyek yang akan dilaksanakan. Analisis usaha budidaya pisang Mas Kirana
tersebut dapat dilihat p ada tabel 6.10. sebagai berikut :
Tabel 6.10
Kelayakan Usaha Budidaya Pisang Mas Kirana
7.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan dari penelitian usaha budidaya pisang Mas Kirana sebagai
berikut:
1. Usaha budidaya pisang Mas Kirana mempunyai potensi tinggi untuk dikembangka n di
banyak daerah, di wilayah Indonesia yang masih terdapat lahan yang sangat luas.
2. Proses penanaman pisang Mas Kirana relatif mudah dengan peralatan yang sederhana,
serta jarang terkena serangan ham a dan penyakit.
3. Jenis pisang Mas Kirana mem punyai potensi untuk dikembangkan, dikarenak an
mem punyai nilai ekonomis yang tinggi, dan secara umum masyarakat masih memerlukan
buah pisang sebagai buah meja penutup hidangan.
4. Secara ekonomis budidaya pisang Mas Kirana sangat menguntungkan, analisis usaha
mem perlihatkan budidaya pisang Mas Kirana masih dinilai layak untuk dikembangkan
dengan NP V Rp18.702.822,- dan IRR 49,65% dengan suku bunga pinjam an 13%
p.a/efektif. Dengan asumsi yang dibuat, maka usaha ini ak an mampu mengembalikan
seluruh modal usaha pada 1,7 bulan dengan B/C Ratio sebesar 1,74 kali.
5. Usaha budidaya pisang Mas Kirana merupakan bidang usaha yang berpotensi untuk
dibiayai. Biaya investasi dan operasional budidaya pisang Mas Kirana relatif kecil dengan
potensi pendapatan jangka panjang yang sangat tinggi.
7.2 Saran
1. Untuk meningkatkan penghasilan dan nilai ekonomis buah pisang Mas Kirana saa t panen
raya serta harga menurun, petani dapat mengolah pisang Mas Kirana menjadi makanan
olahan berupa tepung , dodol, dan sale.
2. Dukungan permodalan menjadi sangat penting untuk membuka usaha apapun term asuk
usaha budidaya pisang Mas Kirana, agar p etani dapat mengembangkan usahanya secara
mandiri dengan cara mem anfaatkan fasilitas kredit dari perbankan secara efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul.2009. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis Kajiandari Aspek Keuangan. Graha Ilmu.
Yogyakarta
DAFTAR WEBSITE
http://agribisnis.deptan.go.id/disp_informasi/1/5/54/1294/mengangkat_citra_pasar_ekspor_pIsang
_mas_kirana_lumajang.html
http://jatim.antaranews.com/lihat/berita/67521/pisang-mas-kirana-khas-lumajang-go-internasional
http://koran-sindo.com/node/334720
http://pokok-pokok-pisang.blogspot.com/2009/11/pisang_9557.html
BIAYA TETAP
A. Biaya alat/Bahan/Perlengkapan
- Plastik Brongsong Buah Meter 1,100 Rp 3,000 Rp 3,300,000
- Bambu Ajir Batang 1,100 Rp 150 Rp 165,000
SUB TOTAL Rp 3,465,000
BIAYA VARIABEL
NO KEGIATAN SAT QTY HARGA TOTAL BIAYA
A Biaya Bibit Bibit Pisang Mas Kirana Batang 1100 Rp 3,000 Rp 3,300,000
A. Biaya alat/Bahan/Perlengkapan
- Plastik Brongsong Buah Meter - Rp 3,000 Rp -
- Bambu Ajir Batang - Rp 150 Rp -
SUB TOTAL Rp -
BIAYA VARIABEL
NO KEGIATAN SAT QTY HARGA TOTAL BIAYA
NO KEGIATAN SAT QTY HARGA TOTAL BIAYA
A. Biaya alat/Bahan/Perlengkapan
- Plastik Brongsong Buah Meter - Rp 3,000 Rp -
- Bambu Ajir Batang - Rp 150 Rp -
SUB TOTAL Rp -
BIAYA VARIABEL
NO KEGIATAN SAT QTY HARGA TOTAL BIAYA
NO KEGIATAN SAT QTY HARGA TOTAL BIAYA
Tahun
No Uraian
1 2 3
A Penerimaan
Total Penerimaan 32,661,475 32,661,475 32,661,475
B Pengeluaran
i. Biaya Variabel 13,730,000 8,010,000 8,010,000
ii. Biaya Tetap 3,465,000 - -
iii. Depresiasi 2,686,667 2,686,667 2,686,667
iv. Angsuran Bunga 1,947,090 1,181,022 414,954
B Arus Keluar
1. Biaya Investasi 25,255,000 - -
2. Biaya Variabel 13,730,000 8,010,000 8,010,000
3. Biaya Tetap 3,465,000 - -
4. Angsuran Pokok 5,892,833 5,892,833 5,892,833
5. Angsuran Bunga 1,947,090 1,181,022 414,954
6. Pajak 1,624,908 3,117,568 3,232,478
- - -
Total Arus Keluar 25,255,000 26,659,831 18,201,423 17,550,265
Arus Keluar unt Menghitung IRR 25,255,000 18,819,908 11,127,568 11,242,478
Lampiran 12.12.
Lampiran Rumus dan Cara
Rumus danPerhitungan untuk Analisis
Cara Perhitungan untuk Aspek Keuangan.
Analisis Aspek Keuangan.
1. Menghitung Jumlah Anggaran
Angsuran kredit terdiri dari angsuran pokok ditambah dengan pembayaran bunga pada
periode angsuran. Jumlah angsuran pokok tetap setiap bulannya. Periode angsuran (n)
adalah selama 36 bulan untuk kredit investasi dan 12 bulan untuk kredit modal kerja.
Cicilan pokok = Jumlah Pinjaman dibagi periode angsuran (n).
Bunga = i % x jumlah (sisa) pinjaman.
Jumlah angsuran = Cicilan Pokok + Bunga.
n B1 Ct
NPV =
t
t = 1 (1+ i)
Keterangan:
Bt = Benefit atau manfaat (keuntungan) proyek yang diperoleh pada tahun ke-t.
Ct = Biaya atau ongkos yang dikeluarkan dari adanya proyek pada tahun ke-t, tidak
dilihat apakah biaya tersebut dianggap merupakan modal atau dana
rutin/operasional.
i = Tingkat suku bunga atau merupakan social opportunity cost of capital.
n = Umur Proyek.
Untuk menginterpretasikan kelayakan suatu proyek, dapat dilihat dari hasil perhitungan
NPV sebagai berikut:
a. Apabila NPV > 0, berarti proyek layak untuk dilaksanakan secara financial.
b. Apabila NPV = 0, berarti proyek mengembalikan dananya persis sama besar dengan
tingkat suku bunganya (Social Opportunity of C apital nya).
c. Apabila NPV < 0, berarti proyek tidak layak untuk dilanjutkan karena proyek tidak dapat
menutupi social opportunity cost of capital yang digunakan.
Keterangan:
IRR = Nilai Internal Rate of Return, dinyatakan dalam %.
NPV1 = Net Present Value pertama pada DF terkecil.
NPV2 = Net Present Value kedua pada DF terbesar.
I1 = Tingkat suku bunga/discount rate pertama.
I2 = Tingkat suku bunga/discount rate kedua.
Kelayakan suatu proyek dapat didekati dengan mempertimbangkan nilai IRR sebagai
berikut:
a. Apabila nilai IRR sama atau lebih besar dari nilai tingkat suatu bunganya maka proyek
tersebut layak untuk dikerjakan.
b. Apabila nilai IRR lebih kecil atau kurang dari tingkat suku bunganya maka proyek
tersebut dinyatakan tidak layak untuk diekrjakan.
Keterangan:
Net BC = Nilai Benefit Cost Ratio.
NPV B-C Positif. = Net Present Value Positif.
NPV B-C Negatif. = Net Present Value Negatif
Biaya Tetap
a. Titik Impas (Rp.) =
Total Biaya Variabel
1-
Hasil Penjualan
c. Jika biaya variabel dan biaya tetap tidak dipisahkan maka pencarian titik impas dapat
menggunakan prinsip total pendapatan = total pengeluaran.
Total Pendapatan = Harga x Jumlah produk yang dihasilkan.
Total Pengeluaran = Jumlah semua biaya yang diperlukan proyek.
Jadi harga produk x jumlah produk yang dihasilkan = Total Pengeluaran
(present worth factors) DF diperhitungkan apabila suatu proyek bersifat multi-period atau
periode lebih dari satu kali. Dalam hal ini periode lazim diperhitungkan dengan semester
atau tahun. Nilai dari DF berkisar dari 0 sampai dengan 1.