Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA PT.

RADDINA
BERKAH MULIA DI DESA KLOMPANGAN KECAMATAN
AJUNG KABUPATEN JEMBER

PROPOSAL PENELITIAN

diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas pada mata
praktikum Teknik Penulisan dan Publikasi Ilmiah Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember

Asisten Pembimbing :
Dimas Nur Fahmi 191510601013
Enrico Aditya Nugraha 191510601116

Disusun oleh :
M. Fahmi Hayrozy 201510601091

LABORATORIUM KOMPUTASI DAN SISTEM INFORMASI


PROGRAM STUDI AGRIBINIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2023
BAB 1. PENDAHLUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Indonesia adalah negara agararis yang mana mayoritas mata
pencaharian penduduknya adalah di sektor pertanian. Pertanian dalam arti luas
sendiri meliputi sub-sektor tanaman perkebunan, tanaman pangan, kehutanan,
perikanan serta peternakan. Komoditas hasil pertanian yang beragam dan
melimpah menjadi salah satu faktor pendorong berkembangnya sektor
agroindustri di Indonesia. Adapun pengertian Agroindustri menurut Supriyati &
Suryani (2016) adalah proses pengolahan dari hasil pertanian dengan
mendayagunakan lahan pertanian secara optimal sebagai sumber agribisnis.
Kakao merupakan salah satu komoditas hasil perkebunan yang memiliki
peranan cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia yang mana
Indonesia sendiri berada di peringkat ke-6 negara produsen kakao terbesar di
dunia. Menurut data Badan Pusat Statistik (2021), provinsi Jawa Timur termasuk
kedalam 10 besar provinsi penghasil komoditas kakao terbanyak di Indonesia dan
kabupaten Jember menjadi salah satu daerah dengan jumlah produksi kakao yang
relatif tinggi di provinsi Jawa Timur.
Dari beberapa fakta yang telah dipaparkan tidak heran jika banyak
ditemukan agroindustri atau perusahaan yang memproduksi produk olahan kakao
ataupun coklat di Indonesia. PT Raddina Berkah Mulia merupakan salah satu
perusahaan yang memproduksi produk olahan coklat khas Jember. Perusahaan
yang berdiri sejak tahun 2012 tersebut juga memproduksi berbagai produk pangan
lain yang mana produk tersebut didistribusikan ke beberapa toko oleh-oleh yang
ada di Jember.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank Indonesia, rata rata tingkat
inflasi Indonesia dalam kurun waktu 5 bulan terakhir (September 2022 – Februari
2023) yakni sekitar 5,61% yang mana tingkat inflasi tersebut dapat dikatakan
meningkat dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat inflasi 5 tahun
terakhir yang tidak sampai menyentuh angka 5%. Adanya inflasi tersebut
berdampak pada naiknya harga berbagai barang di pasaran.
PT Raddina Berkah Mulia memperoleh pendapatan dari penjualan
berbagai produk yang mereka produksi. Pada saat menjalankan kegiatan produksi
PT Raddina Berkah Mulia dibebankan beberapa biaya usaha yang dipergunakan
untuk memperoleh bahan baku produk, pengadaan berbagai fasilitas produksi dan
perawatan mesin, pengemasan dan pemasaran produk serta berbagai keperluan
lainnya. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk berbagai keperluan tersebut harus
dapat ditutupi dengan pendapatan dari penjualan produk yang sebelumnya telah
diproduksi guna menghindari kerugian dan memperoleh profit dari usaha yang
dijalankan. Adapun permasalahan yang dihadapi perusahaan yakni terkait
kenaikan harga bahan baku yang berdampak pada berkurangnya perolehan
pendapatan. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka perlu dilakukan
sebuah analisa terkait biaya beserta perolehan pendapatan guna mengetahui
kelayakan finansial pada PT Raddina Berkah Mulia.
Pasribu (2012) menyebutkan bahwasannya analisis kelayakan finansial
merupakan suatu proses untuk menganalisis dan mengevaluasi kemampuan suatu
proyek atau usaha guna mencapai tujuan ekonomi dan keuangan yang diinginkan
yakni pada umumnya adalah untuk memperoleh keuntungan maksimum. Analisis
ini dilakukan dengan mengidentifikasi, menghitung, dan menganalisa faktor-
faktor keuangan dan ekonomi serta untuk memberikan gambaran terkait besarnya
keuntungan atau kerugian pada kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT Raddina
Berkah Mulia. Hasil dari analisa tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai
pertimbangan evaluasi terhadap kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT Raddina
Berkah Mulia. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah guna mengetahui apakah
dari sisi aspek finansial, PT Raddina Berkah Mulia masih dapat dikatakan layak
atau tidak untuk dijalankan mengingat besaran biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan produksi harus mampu tertutupi oleh penerimaan dari hasil penjualan
produk.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasar pada latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah pada
penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimana kelayakan finansial pada kegiatan usaha PT Raddina Berkah
Mulia di Desa Klompangan Kecamatan Ajung Kabupaten Jember?
2. Bagaimana sensitivitas kelayakan usaha pada PT Raddina Berkah Mulia
terhadap adanya kenaikan biaya variabel?
3. Berapakah tingkat perubahan maksimal kenaikan biaya variabel yang masih
dapat ditoleransi oleh PT Raddina Berkah Mulia?

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk memperjelas rumusan masalah yang dikemukakan, tujuan penelian
ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui nilai kelayakan finansial pada usaha PT. Raddina
Berkah Mulia di Desa Klompangan Kecamatan Ajung Kabupaten Jember.
2. Untuk mengetahui sensitivitas kelayakan usaha PT. Raddina Berkah Mulia
apabila terjadi kenaikan biaya variabel.
3. Untuk mengetahui tingkat perubahan maksimal yang masih dapat
ditoleransi oleh usaha PT. Raddina Berkah Mulia terhadap kenaikan biaya
variabel.

1.4 Manfaat Penelitian


Berikut manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini.
1. Bagi akademisi dan mahasiswa yakni dapat dijadikan sebagai bahan
pustaka dalam melakukan sebuah riset terkait bidang ilmu analisis
kelayakan pada kegiatan agribisnis.
2. Bagi PT. Raddina Berkah Mulia yakni dapat menjadi bahan pertimbangan
evaluasi serta menambah pengetahuan terkait bidang ilmu kelayakan usaha
pada kegiatan agribisnis.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Rama Krishna, Wrasiati, & Ganda Putra (2018) melakukan sebuah riset
dengan judul “Kelayakan Finansial dan Analisis Nilai Tambah Pada Pengolahan
Biji Kakao Kupas Tanpa Sangrai di UD. Harta Sari Salemadeg Tabanan Bali”.
UD. Harta Sari memperoleh penerimaan dari penjualan Biji Kakao Kupas Tanpa
Sangrai. Berdasarkan hasil riset terkait analisa kelayakan keuangan diperoleh
NPV (Net Present Value) sebesar Rp. 56,933 juta, IRR (Internal Rate of Return)
dengan persentase 5,49%, Payback Period diperoleh dalam jangka waktu 3,83
tahun dan Net B/C Ratio yakni sebesar 1,32. Dari analisis sensitivitas yakni
berupa penurunan pendapatan 1,5% dan kenaikan biaya operasional tidak
menimbulkan pengaruh terhadap kelayakan kegiatan usaha.
Afiyah, Saifi, & Dwiatmanto (2015) melakukan penelitian berjudul
“Analisis Studi Kelayakan Usaha Pendirian Home Industry Coklat Cozy”.
Adapun riset terkait analisa finansial dengan keseluruhan modal sendiri diperoleh
hasil Net Present Value (NPV) sebesar Rp. 116,261 juta, persentase Internal Rate
of Return (IRR) yakni 116,33%, Profitability Index (PI) sebesar 12,63 dan
perusahaan memperoleh modalnya kembali yang ditunjukkan oleh Payback
Period (PP) yaitu selama 1,58 tahun. Disimpulkan bahwasannya usaha
agroindustri tersebut dikatakan layak untuk dijalankan.
Penelitian lainnya terkait usaha agroindustri coklat yakni dilakukan oleh
Pakanyamong, Effendy, & Rauf (2021) yang berjudul “Analisis Kelayakan
Finansial Agroindustri Coklat Kota Palu (UKM Benua Coklat)”. Tujuan dari riset
tersebut yakni guna mengevaluasi kelayakan keuangan dari agroindustri Banua
Cokelat. Hasil analisis menunjukkan bahwa Net Present Value (NPV) dari
kegiatan usaha UKM Banua Coklat adalah sebesar Rp. 653,767 juta, nilai rasio
Net B/C > 1 yakni memiliki nilai 1,26. Persentase Internal Rate of Return (IRR) >
tingkat diskon yakni memiliki nilai 19,7%, dan Payback Period dimana
menunjukkan bahwa dibutuhkan 2,66 tahun agar keseluruhan modal yang
dinvestasikan dapat kembali. Oleh karena itu, berdasarkan keseluruhan hasil riset
yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kegiatan agroindustri Banua Coklat
layak dijalankan.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Agroindustri
Secara umum, agroindustri merupakan sebuah kegiatan industri atau usaha
yang mendayagunakan hasil pertanian untuk dijadikan sebagai komponen bahan
baku dan juga memberikan perangkat beserta perlakuan yang diperlukan untuk
kegiatan tersebut. Adapun definisi agroindustri menurut Solihin (2017) yakni
kegiatan pengolahan bahan baku pertanian menjadi produk yang bernilai tambah,
termasuk di dalamnya kegiatan produksi, pemasaran, dan distribusi produk.
Agroindustri adalah sektor industri yang memanfaatkan bahan baku hasil
pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan sebagai input utama dalam
proses produksinya. Pengertian agroindustri menurut Tukiran (2016) adalah
industri yang menggeluti aspek pengolahan hasil pertanian dalam arti luas
sesingga menjadi produk bernilai tambah yang siap dikonsumsi atau dijual. Dari
uraian mengenai berbagai pengertian agroindustri yang telah dipaparkan dapat
disimpulkan bahwa agroindustri merupakan kegiatan pengolahan bahan baku
pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan menjadi produk yang memiliki
nilai tambah dan siap dikonsumsi atau dijual.
2.2.2 Kelayakan Finansial
Studi kelayakan dapat didefinisikan sebagai kegiatan untuk mengevaluasi
sebuah investasi atau bisnis dapat dikatakan layak atau tidak untuk dijalankan.
Studi kelayakan melibatkan analisis terhadap manfaat atau hasil yang diperoleh
dari pelaksanaan kegiatan investasi serta digunakan sebagai tolak ukur terhadap
kelayakan investasi atau bisnis tersebut. Penilaian dalam studi kelayakan dapat
dilakukan dengan melihat dari berbagai macam sudut pandang yang salah satunya
yakni dari segi finansial.
Finansial atau keuangan dari kelayakan usaha dinilai dengan menghitung
keseluruhan modal yang dialokasikan dan dipergunakan dalam menjalankan suatu
usaha atau bisnis. Aspek finansial memperhatikan masalah keuangan yang
bererkaitan dengan bisnis yang umumnya berfokus membandingkan antara biaya
yang dikeluarkan dengan pendapatan yang diperoleh dari suatu bisnis tersebut.
Dalam hal ini, kelayakan bisnis diukur dari kesanggupan suatu bisnis untuk
memperoleh kembali modal yang dipergunakan untuk investasi. Sebuah bisnis
dianggap layak dalam aspek finansial ketika mempunyai nilai NPV > 0, Net B/C
Ratio > 1, dan IRR > suku bunga bank (Nurmalina et al. 2014). Keputusan untuk
melaksanakan sebuah bisnis atau proyek ditentukan oleh seberapa
menguntungkannya proyek tersebut secara finansial. Proyek akan dianggap layak
jika menghasilkan keuntungan yang memadai. Sebaliknya, sebuah proyek
dikatakan tidak layak apabila keuntungannya terbilang rendah bahkan merugi.
2.2.3 Parameter Kelayakan
Kriteria atau parameter kelayakan adalah sebuah alat analisis yang dipakai
guna mengevaluasi suatu kegiatan usaha dengan tujuan mendapatkan tolok ukur
dasar dalam menentukan apakah suatu kegiatan usaha layak untuk dijalankan
ataupun sebaliknya. Beberapa parameter kelayakan yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi kelayakan investasi antara lain NPV (Net Present Value), Net B/C
Ratio (Net Benefit Cost Ratio), IRR (Internal Rate of Return), dan PP(Payback
Period).
1. NPV (Net Present Value)
NPV merupakan parameter investasi yang umum dipakai dan digunakan
sebagai tolak ukur apakah suatu kegiatan usaha dikatakan layak untuk
dijalankan atau tidak. NPV sendiri diperoleh dari keseluruhan present value
(keuntungan bersih tambahan) selama kegiatan usaha berlangsung.
Keuntungan atau laba diperoleh dari selisih antara penerimaan dan biaya yang
dikeluarkan. Sedangkan nilai NPV diperoleh dari jumlah keseluruhan nilai
sekarang dari arus kas masuk (present benefit value) dikurangi dengan
keseluruhan nilai sekarang dari arus kas keluar (present cost value).
2. Net B/C Ratio (Net Benefit Cost Ratio)
Net B/C Ratio merupakan sebuah nilai yang didapat dengan membandingkan
antara perolehan manfaat bersih yang telah didiskon positive (+) dengan
perolehan manfaat bersih yang telah didiskon negative (-). Nilai Net B/C Ratio
menunjukkan berapa banyak manfaat atau keuntungan bersih yang dihasilkan
oleh suatu kegiatan usaha terhadap satu unit kerugian dalam kegiatan usaha
tersebut. Net B/C Ratio dihitung dengan tujuan untuk mengevaluasi manfaat
relatif yang dihasilkan terhadap penggunaan biaya dan investasi guna
memperoleh manfaat tersebut.
3. IRR (Internal Rate of Return)
IRR atau Tingkat Pengembalian Internal merupakan salah satu metode yang
digunakan dalam analisis kelayakan finansial untuk mengukur tingkat
pengembalian investasi dari suatu proyek atau usaha. IRR dinyatakan dalam
bentuk persentase dan menunjukkan tingkat diskon yang membuat nilai
sekarang bersih (NPV) dari arus kas masa depan sama dengan nol. Semakin
tinggi IRR, semakin besar kemungkinan sukses dan semakin menguntungkan
investasi tersebut.
4. Payback Period (PP).
Payback period atau periode pengembalian modal adalah salah satu metode
dalam analisis kelayakan finansial yang digunakan untuk menghitung berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali modal awal yang
diinvestasikan dalam suatu proyek atau usaha. Dalam payback period,
dihitung jumlah tahun atau bulan yang dibutuhkan untuk menghasilkan arus
kas yang cukup untuk menutupi investasi awal. Semakin cepat periode
pengembalian modal, semakin baik investasi tersebut, karena semakin cepat
modal awal dapat kembali, semakin besar keuntungan yang dapat diperoleh
dalam jangka panjang.
2.2.4 Analisis Kepekaan
Ketika menjalankan kegiatan usaha, perubahan berbagai situasi maupun
kondisi kian terjadi seiring dengan berjalannya waktu. Perubahan tersebut dapat
terjadi karena beberapa faktor diantaranya yakni perubahan nilai (harga), banyak
sedikitnya biaya yang dikeluarkan, kurang tepatnya pelaksanaan, dan berubahnya
produktivitas usaha. Adapun faktor tersebut dapat berpengaruh terhadap
kelayakan suatu kegiatan usaha. Maka dari itu, analisis kepekaan diperlukan untuk
mengetahui akibat dari perubahan kondisi dalam pelaksanaan kegiatan usaha
terhadap hasil analisis kelayakan. (Nurmalina et al., 2014)
Analisa kepekaan bertujuan memeriksa bagaimana perubahan dalam situasi
tertentu dapat memengaruhi hasil analisis kelayakan suatu investasi. Tujuan
utamanya adalah untuk menentukan seberapa sensitif kelayakan investasi
terhdalam menghadapi timbulnya suatu perubahan. Untuk melakukan analisa,
beberapa variabel penting yang telah diketahui atau diperkirakan diubah dalam
besaran tertentu, dan kemudian diperiksa seberapa besar pengaruh perubahan
tersebut terhadap hasil analisis kelayakan investasi.
Switching value adalah suatu metode analisa guna menentukan titik
tertinggi perubahan yang masih dapat ditolelir sehingga kegiatan usaha masih
dapat terus berlanjut. Perubahan yang dimaksud yakni dapat berupa perubahan
harga input dan output (produk), perubahan biaya produksi serta produktivitas
usaha. Perubahan yang terjadi tidak boleh melebihi ambang batas yang telah
ditentukan, karena jika melebihi nilai tersebut maka usaha dianggap tidak layak.
Untuk melakukan perhitungan switching value, dicarilah besaran nilai ambang
batas perubahan sehingga Net Present Value bernilai nol (NPV = 0).

2.3 Kerangka Pemikiran


Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank Indonesia, rata rata tingkat
inflasi Indonesia dalam kurun waktu 5 bulan terakhir (September 2022 – Februari
2023) yakni sekitar 5,61% yang mana tingkat inflasi tersebut dapat dikatakan
meningkat dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat inflasi 5 tahun
terakhir yang tidak sampai menyentuh angka 5%. Adapun permasalahan yang
dihadapi perusahaan yakni terkait kenaikan harga bahan baku yang berdampak
pada berkurangnya perolehan pendapatan.
Dari fenomena dan permasalaan tersebut maka dirasa perlu dilakukannya
sebuah analisa terkait kelayakan finansial yang mana digunakan untuk
memproyeksikan besarnya keuntungan atau kerugian pada kegiatan usaha yang
dilakukan oleh PT Raddina Berkah Mulia. Selain itu dalam hal ini juga dilakukan
analisis sensitivitas dan switching value guna mengetahui ambang batas
perubahan dari kenaikan biaya yang masih dapat ditolelir oleh perusahaan. Hasil
dari analisis kelayakan finansial ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
evaluasi terhadap kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT Raddina Berkah Mulia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dari segi finansial, PT
Raddina Berkah Mulia masih layak untuk beroprasi mengingat besarnya biaya
yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi harus mampu tertutupi oleh penerimaan
dari hasil penjualan output.

Gambar 2.1 Skema kerangka pemikiran

2.4 Hipotesis
1. Usaha produksi olahan coklat PT. Raddina Berkah Mulia secara finansial
layak untuk dilaksanakan.
2. Usaha produksi olahan coklat PT. Raddina Berkah Mulia sensitive
terhadap kenaikan biaya variabel sebesar 25%
BAB 3. METODOLOGI

3.1 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian


Metode purposive method digunakan dalam menentukan lokasi penelitian.
Purposive method adalah pendekatan dalam menentukan lokasi penelitian dengan
sengaja berdasarkan beberapa faktor yang memengaruhi materi penelitian yang
terdapat di lapangan (Lenaini 2021). Adapun tempat penelitian yakni PT. Raddina
Berkah Mulia berlokasi di Desa Klompangan, Kecamatan Ajung, Kabupaten
Jember. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, mulai bulan Juli 2023 hingga
Januari 2024.

3.2. Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik.
Metode deskriptif adalah suatu pendekatan penelitian yang digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang karakteristik suatu fenomena yang diteliti, serta
mengetahui hubungan sebab-akibat antara dua variabel dari fenomena lapangan
yang diteliti. Selain itu, deskriptif analitik dilakukan dengan menggambarkan
fakta yang ada agar dapat dianalisis secara lebih lanjut. Metode deskriptif pada
penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan keadaan atau kondisi pada PT.
Raddina Berkah Mulia dan menganalisis variabel terkait yang memberikan
pengaruh serta berbagai data lainnya yang berhubungan dengan tujuan penelitian
sehingga diketahui apakah kegiatan usaha tersebut dapat dinyatakan layak untuk
dilanjutkan atau tidak.

3.3. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yakni
metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Berikut rincian metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Metode observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dalam penelitian,
yang dilakukan dengan cara mengamati secara langsung objek atau subjek
yang diteliti. Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang
perilaku, aktivitas, dan fenomena yang terjadi di lapangan, sehingga dapat
memberikan gambaran yang lebih jelas tentang masalah atau fenomena
yang sedang diteliti. Dalam kegiatan penelitian ini, metode observasi
digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait kegiatan produksi pada
PT. Raddina Berkah Mulia.
2. Metode wawancara adalah teknik pengumpulan data dalam penelitian, yang
dilakukan dengan cara melakukan percakapan langsung antara peneliti
dengan responden atau subjek penelitian yang dituju. Metode wawancara
yang dilakukan pada kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan
informasi meliputi pengelolaan biaya, data produksi, aliran kas, jumlah
penerimaan, dan keseluruhan data terkait kegiatan usaha pada PT. Raddina
Berkah Mulia untuk mendukung penelitian.
3. Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dalam penelitian,
yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menganalisis dokumen
atau bahan tertulis, seperti arsip, catatan, dokumen resmi, surat kabar, buku,
dan sebagainya.

3.4. Metode Pengambilan Contoh/Penentuan Informan


Metode pengambilan contoh/penentuan informan dalam penelitian ini
menggunakan purposive sampling (pengambilan sampel secara sengaja dengan
berdasar pada pertimbangan tertentu). Sampel yang digunakan, yaitu data data
terkait pengelolaan biaya, data produksi, aliran kas, jumlah penerimaan, dan
keseluruhan data terkait kegiatan usaha pada PT. Raddina Berkah Mulia untuk
mendukung penelitian. Adapun informan dalam penelitian ini yakni pemilik usaha
serta karyawan yang terlibat dalam proses produksi.

3.5. Analisis Data


Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif dalam mencapai
tujuannya. Metode analisis kuantitatif adalah teknik analisis data dalam penelitian,
yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif dan
kemudian menganalisisnya dengan menggunakan teknik statistik atau matematika.
Pengolahan data dibantu dengan penggunaan software Microsoft Excel. Hasil dari
pengolahan data tersebut selanjutnya disajikan dalam bentuk tabulasi guna
mempermudah memahami dan mengklasifikasikan data. Demi memenuhi tujuan
pertama penelitian terkait kelayakan usaha penggilingan padi organik
menggunakan penilaian kriteria kelayakan finansial. Kelayakan usaha pada lokasi
penelitian dinilai menggunakan kriteria NPV, IRR, dan Net B/C Ratio kemudian
akan dicari payback periode-nya.
Proses menganalisis sensitivitas usaha pada PT. Raddina Berkah Mulia
adalah dengan memasukkan perubahan kondisi yang dialami oleh PT. Raddina
Berkah Mulia. Adapun perubahan tersebut adalah kenaikan biaya variabel 25%
yang mana perubahan kondisi tersebut selanjutnya dilakukan analisis kelayakan
finansial menggunakan kriteria kelayakan finansial yang meliputi NPV, IRR, Net
B/C, dan Payback Periode. Pada analisis switching value, dicari nilai perubahan
maksimal yang masih mampu ditolerir oleh usaha PT. Raddina Berkah Mulia.
Nilai perubahan tersebut dicari pada komponen kenaikan biaya variabel serta
metode yang digunakan untuk mencari nilai tersebut adalah trial and error atau
menghitung dengan cara coba-coba.

3.6. Definisi Operasional/Terminologi


a. Analisis kelayakan finansial adalah suatu metode untuk menilai apakah
suatu proyek atau investasi memiliki potensi keuntungan yang cukup untuk
membenarkan biaya dan resiko yang terkait dengan proyek atau investasi
tersebut.
b. Analisis sensitivitas adalah metode untuk mengukur seberapa sensitif suatu
proyek atau investasi terhadap perubahan variabel tertentu yang
mempengaruhi keuntungan atau kerugian.
c. Switching value adalah suatu metode analisis sensitivitas yang digunakan
dalam investasi atau proyek untuk mengetahui akibat dari perubahan nilai
suatu variabel tertentu.
d. Cashflow adalah arus kas yang masuk dan keluar dari suatu perusahaan atau
entitas bisnis selama periode tertentu.
e. Biaya adalah pengeluaran atau pengorbanan sumber daya yang dikeluarkan
untuk memproduksi atau memperoleh suatu barang atau jasa.
f. Produksi adalah proses pembuatan barang atau jasa yang melibatkan
penggunaan sumber daya seperti tenaga kerja, mesin, peralatan, dan bahan
mentah untuk menghasilkan produk akhir yang dapat dipasarkan.
g. Responden adalah pihak yang mengetahui dan mampu menjelaskan tentang
pelaksanaan usaha PT. Raddina Berkah Mulia.
DAFTAR PUSTAKA

Afiyah, A., Saifi, M., & Dwiatmanto. (2015). Studi Kasus pada Home Industry
Cokelat “ Cozy ” Kademangan Blitar. Jurnal Administrasi Bisnis, 23(1), 1–
11.

Nurmalina, R., Sarianti, T., & Karyadi, A. (2014). Studi Kelayakan Bisnis. Bogor.
IPB Press.

Pakanyamong, A. A. K., Effendy, E., & Rauf, R. A. (2021). Analisis Kelayakan


Finansial Agroindustri Cokelat Kota Palu (UKM Banua Cokelat). Agroland:
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 28(2), 186–196.
https://doi.org/10.22487/agrolandnasional.v28i2.901

Pasribu, A. M. (2012). Perencanaan dan Evaluasi Proyek Bisnis. Yoyakarta.

Rama Krishna, P. A. S., Wrasiati, L. P., & Ganda Putra, G. . (2018). Kelayakan
Finansial Dan Analisis Nilai Tambah Pada Pengolahan Biji Kakao Kupas
Tanpa Sangrai Di Ud. Harta Sari Selemadeg Tabanan Bali. Jurnal Rekayasa
Dan Manajemen Agroindustri, 6(4), 374.
https://doi.org/10.24843/jrma.2018.v06.i04.p12

Statistik, B. P. (2021). Statistik Kakao Indonesia. Retrieved from


https://www.bps.go.id/publication/2022/11/30/be404f7a76a56887462b5187/
statistik-kakao-indonesia-2021.html

Supriyati, N., & Suryani, E. (2016). Peranan, Peluang dan Kendala


Pengembangan Agroindustri di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi,
24(2), 92. https://doi.org/10.21082/fae.v24n2.2006.92-106

Anda mungkin juga menyukai